Anda di halaman 1dari 9

S ISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN 119

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

Febri Endra Budi Setyawan

Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Bendungan Sutami 188 A Sumbersari
malang, Lowokwaru, Kota Malang, 65145, Indonesia, (0341) 582060

ABSTRAK

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional, dalam pembangunan kesehatan tujuan
yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kenyataan yang terjadi sampai
saat ini derajat kesehatan masyarakat masih rendah khususnya pada masyarakat miskin. Hal ini dapat digambarkan
bahwa derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan AKI
sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebabnya adalah karena mahalnya biaya kesehatan sehingga
akses ke pelayanan kesehatan pada umumnya masih rendah. Asuransi kesehatan adalah salah satu upaya untuk
mengatasi masalah ketidakmampuan terhadap pembiayaan
pelayanan kesehatan. (sembilan) syarat penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang baik, yakni tersedia (available), menyeluruh
(comprehensive), berkesinambungan (countinues),
PENDAHULUAN
terpadu (integrated), wajar (appropiate), dapat diterima
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya
(acceptable), bermutu (quality), tercapai (accessible)
mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan
serta terjangkau (affordable). (Azwar Azrul ,1999).
preventif. Pelayanan promotif adalah upaya
Dampak krisis ekonomi di Indonesia sampai saat
meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih
ini meluas ke seluruh bidang kehidupan, termasuk
baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat
tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu bidang pelayanan kesehatan. Dilema yang dihadapi
pelayanan kesehatan, disatu pihak pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju
pada pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi harus menjalankan misi sosial, yakni merawat dan
menolong yang sedang menderita tanpa memandang
yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). sosial, ekonomi, agama dan sebagainya. Namun dipihak
lain pelayanan kesehatan harus bertahan secara ekonomi
Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya
puskesmas atau balkesmas saja, tetapi juga dalam menghadapi badai krisis tersebut. Oleh sebab itu
pelayanan kesehatan harus melakukan reformasi,
bentukbentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, reorientasi dan revitalisasi. (Juanita, 2002).
maupun yang secara tidak langsung berpengaruh kepada Reformasi kebijakan pembangunan kesehatan telah
peningkatan kesehatan. (Juanita, 2002). selesai dilakukan sebagaimana telah tertuang dalam
Visi, Misi, Strategi dan Paradigma baru pembangunan
Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua
kesehatan yang populer dengan sebutan Indonesia
golongan, yaitu :
Sehat. Reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
1. Pelayanan kesehatan primer (primary health care), telah memberi arah baru pembangunan kesehatan di
atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah Indonesia. Jika diperhatikan kebijakan dan sistem baru
pelayanan kesehatan yang paling depan, yang hasil reformasi tersebut tampak banyak perubahan yang
pertama kali diperlukan masyarakat pada saat akan dilakukan, dua diantaranya yang terpenting adalah
mereka mengalami ganggunan kesehatan atau perubahan pada subsistem upaya kesehatan dan
kecelakaan. perubahan pada subsistem pembiayaan kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (Gotama I, Pardede D, 2010).
(secondary and tertiary health care), adalah rumah Penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan
sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan sumber daya keuangan dalam subsistem pembiayaan
lebih lanjut atau rujukan. Di Indonesia terdapat kesehatan dilakukan untuk membiayai UKM dan UKP
berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah penduduk miskin dengan mobilisasi dan dari
sakit tipe D sampai dengan Rumah sakit kelas A. masyarakat, pemerintah dan public-private mix.
(Juanita, 2002). Sedangkan untuk penduduk mampu, pembiayaan
Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan masyarakat terutama dari masyarakat itu
masyarakat terhadap kesehatan banyak hal yang harus sendiri dengan mekanisme jaminan kesehatan baik
dilakukan, salah satunya adalah penyelenggaraan wajib maupun sukarela. (Gotama I, Pardede D, 2010).
pelayanan kesehatan. Secara umum dapat dibedakan 9
120 VOLUME 11 NO 2 DESEMBER 2015

PEMBIAYAAN KESEHATAN pro poor health policy) akan mendorong tercapainya


Proses pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan akses yang universal. Pada aspek yang lebih luas
dengan pembiayaan kesehatan. Biaya kesehatan ialah diyakini bahwa pembiayaan kesehatan mempunyai
besarnya dana yang harus disediakan untuk kontribusi pada perkembangan sosial dan ekonomi.
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai Pelayanan kesehatan itu sendiri pada akhir-akhir ini
upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, menjadi amat mahal baik pada negara maju maupun
keluarga, kelompok dan masyarakat. pada negara berkembang. Penggunaan yang berlebihan
Berdasarkan pengertian ini, maka biaya kesehatan dapat dari pelayanan kesehatan dengan teknologi tinggi adalah
ditinjau dari dua sudut yaitu berdasarkan: salah satu penyebab utamanya. Penyebab yang lain
adalah dominasi pembiayaan pelayanan kesehatan
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan (Health Provider),
dengan mekanisme pembayaran tunai (fee for service)
adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
dan lemahnya kemampuan dalam penatalaksanaan
dapat menyelenggarakan upaya kesehatan, maka
sumber-sumber dan pelayanan itu sendiri (poor
dilihat pengertian ini bahwa biaya kesehatan dari
management of resources and services). (Departemen
sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama
Kesehatan RI, 2004).
pemerintah dan ataupun pihak swasta, yakni pihak-
pihak yang akan menyelenggarakan upaya Pelayanan kesehatan memiliki beberapa ciri yang
kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan tidak memungkinkan setiap individu untuk menanggung
kesehatan lebih menunjuk kepada seluruh biaya pembiayaan pelayanan kesehatan pada saat diperlukan:
investasi (investment cost) serta seluruh biaya 1) Kebutuhan pelayanan kesehatan muncul secara
operasional (operational cost). sporadik dan tidak dapat diprediksikan, sehingga
2. Pemakai Jasa Pelayanan (Health consumer), adalah tidak mudah untuk memastikan bahwa setiap
besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat individu mempunyai cukup uang ketika
memanfaatkan jasa pelayanan. Dalam hal ini biaya memerlukan pelayanan kesehatan.
kesehatan menjadi persoalan utama para pemakai 2) Biaya pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu
jasa pelayanan, namun dalam batas-batas tertentu juga sangat mahal, misalnya pelayanan di rumah
pemerintah juga turut serta, yakni dalam rangka sakit maupun pelayanan kesehatan canggih
terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan (operasi dan tindakan khusus lain), kondisi
kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya. emergensi dan keadaan sakit jangka panjang yang
Besarnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih tidak akan mampu ditanggung pembiayaannya oleh
menunjuk pada jumlah uang yang harus masyarakat umum.
dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat 3) Orang miskin tidak saja lebih sulit menjangkau
memanfaatkan suatu upaya kesehatan. (Azwar, A. pelayanan kesehatan, tetapi juga lebih
1999). membutuhkan pelayanan kesehatan karena rentan
terjangkit berbagai permasalahan kesehatan karena
Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan
buruknya kondisi gizi, perumahan.
berkesinambungan memegang peranan yang amat vital
4) Apabila individu menderita sakit dapat
untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam
mempengaruhi kemampuan untuk berfungsi
rangka mencapai berbagai tujuan penting dari
termasuk bekerja, sehingga mengurangi
pembangunan kesehatan di suatu negara diantaranya
kemampuan membiayai. (Departemen Kesehatan
adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses
RI, 2004).
(equitable access to health care) dan pelayanan yang
berkualitas (assured quality). Oleh karena itu reformasi
kebijakan kesehatan di suatu negara seyogyanya Berdasarkan karakteristik tersebut, sebuah sistem
memberikan fokus penting kepada kebijakan pembiayaan pelayanan kesehatan haruslah bertujuan
pembiayaan kesehatan untuk menjamin untuk:
terselenggaranya kecukupan (adequacy), pemerataan 1) Risk spreading, pembiayaan kesehatan harus
(equity), efisiensi (efficiency) dan efektifitas mampu meratakan besaran resiko biaya sepanjang
(effectiveness) dari pembiayaan kesehatan itu sendiri. waktu sehingga besaran tersebut dapat terjangkau
(Departemen Kesehatan RI, 2004). oleh setiap rumah tangga. Artinya sebuah sistem
Perencanaan dan pengaturan pembiayaan kesehatan pembiayaan harus mampu memprediksikan resiko
yang memadai (health care financing) akan menolong kesakitan individu dan besarnya pembiayaan dalam
pemerintah di suatu negara untuk dapat memobilisasi jangka waktu tertentu (misalnya satu tahun).
sumber-sumber pembiayaan kesehatan, Kemudian besaran tersebut diratakan atau
mengalokasikannya secara rasional serta disebarkan dalam tiap bulan sehingga menjadi
menggunakannya secara efisien dan efektif. Kebijakan premi (iuran, tabungan) bulanan yang terjangkau.
pembiayaan kesehatan yang mengutamakan pemerataan 2) Risk pooling, beberapa jenis pelayanan kesehatan
serta berpihak kepada masyarakat miskin (equitable and (meskipun resiko rendah dan tidak merata) dapat
S ISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN 121

sangat mahal misalnya hemodialisis, operasi 6) Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan


spesialis (jantung koroner) yang tidak dapat yang didasarkan pada data dan fakta ilmiah 7)
ditanggung oleh tabungan individu (risk Pemantauan dan evaluasi.
spreading). Sistem pembiayaan harus mampu
menghitung dengan mengakumulasikan resiko Implementasi strategi pembiayaan kesehatan di
suatu kesakitan dengan biaya yang mahal antar suatu negara diarahkan kepada beberapa hal pokok
individu dalam suatu komunitas sehingga yakni; kesinambungan pembiayaan program kesehatan
kelompok masyarakat dengan tingkat kebutuhan prioritas, reduksi pembiayaan kesehatan secara tunai
rendah (tidak terjangkit sakit, tidak membutuhkan perorangan (out of pocket funding), menghilangkan
pelayanan kesehatan) dapat mensubsidi kelompok hambatan biaya untuk mendapatkan pelayanan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan,
kesehatan. Secara sederhana, suatu sistem peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber
pembiayaan akan menghitung resiko terjadinya daya (resources) serta kualitas pelayanan yang memadai
masalah kesehatan dengan biaya mahal dalam satu dan dapat diterima pengguna jasa. Sumber dana biaya
komunitas, dan menghitung besaran biaya tersebut kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara
kemudian membaginya kepada setiap individu garis besar berasal dari:
anggota komunitas. Sehingga sesuai dengan 1. Anggaran pemerintah.
prinsip solidaritas, besaran biaya pelayanan 2. Anggaran masyarakat.
kesehatan yang mahal tidak ditanggung dari
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri.
tabungan individu tapi ditanggung bersama oleh
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat.
masyarakat.
3) Connection between ill-health and poverty, karena
adanya keterkaitan antara kemiskinan dan Tingginya biaya kesehatan disebabkan oleh
kesehatan, suatu sistem pembiayaan juga harus beberapa hal, beberapa yang terpenting diantaranya
mampu memastikan bahwa orang miskin juga sebagai berikut:
mampu pelayanan kesehatan yang layak sesuai 1. Tingkat inflasi
standar dan kebutuhan sehingga tidak harus Apabila terjadi kenaikan harga di masyarakat,
mengeluarkan pembiayaan yang besarnya tidak maka secara otomatis biaya investasi dan juga
proporsional dengan pendapatan. Pada umumnya biaya operasional pelayanan kesehatan akan
di negara miskin dan berkembang hal ini sering meningkat pula, yang tentu saja akan dibebankan
terjadi. Orang miskin harus membayar biaya kepada pengguna jasa.
pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau oleh 2. Tingkat permintaan
penghasilan mereka dan juga memperoleh Pada bidang kesehatan, tingkat permintaan
pelayanan kesehatan di bawah standar. dipengaruhi sedikitnya oleh dua faktor, yaitu
4) Fundamental importance of health, kesehatan meningkatnya kuantitas penduduk yang
merupakan kebutuhan dasar dimana individu tidak memerlukan pelayanan kesehatan, yang karena
dapat menikmati kehidupan tanpa status kesehatan jumlahnya lebih atau bertambah banyak, maka
yang baik biaya yang harus disediakan meningkat pula.
Faktor kedua adalah meningkatnya kualitas
Organisasi kesehatan se-dunia (WHO) sendiri penduduk. Dengan tingkat pendidikan dan
memberi fokus strategi pembiayaan kesehatan yang penghasilan yang lebih baik, mereka akan
memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama menuntut penyediaan layanan kesehatan yang baik
kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah pula dan hal ini membutuhkan biaya pelayanan
dalam area sebagai berikut: kesehatan yang lebih baik dan lebih besar.
1) Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik 3. Kemajuan ilmu dan teknologi
dalam bidang kesehatan Sejalan dengan adanya kemajuan ilmu dan
teknologi dalam penyelenggaraan pelayanan
2) Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta
kesehatan (penggunaan peralatan kedokteran yang
dan penguatan permeliharaan kesehatan
modern dan canggih) memberikan konsekuensi
masyarakat miskin
tersendiri, yaitu tingginya biaya yang harus
3) Pengembangan skema pembiayaan praupaya
dikeluarkan dalam berinvestasi. Hal ini membawa
termasuk didalamnya asuransi kesehatan sosial
akibat dibebankannya biaya investasi dan
4) Penggalian dukungan nasional dan internasional operasional tersebut pada pemakai jasa pelayanan
5) Penguatan kerangka regulasi dan intervensi kesehatan.
fungsional 4. Perubahan Pola Penyakit
122 VOLUME 11 NO 2 DESEMBER 2015

Meningkatnya biaya kesehatan juga dipengaruhi 8. Penyalahgunaan asuransi kesehatan Asuransi


adanya perubahan pola penyakit, yang bergeser dari kesehatan (health insurance) sebenamya
penyakit yang sifatnya akut menjadi penyakit yang merupakan salah satu mekanisme pengendalian
bersifat kronis. Dibandingkan dengan berbagai penyakit biaya kesehatan, sesuai dengan anjuran yang
akut, perawatan berbagai penyakit kronis ternyata lebih diterapkan oleh pemerintah. Tetapi jika diterapkan
lama. Akibatnya biaya yang dikeluarkan untuk secara tidak tepat sebagaimana yang lazim
perawatan dan penyembuhan penyakit ini akan lebih ditemukan pada bentuk yang konvensional (third
besar. Hal ini akan sangat mempengaruhi tingginya party sistem) dengan sistem mengganti biaya
biaya kesehatan. 5. Perubahan pola pelayanan kesehatan (reimbursement) justru akan mendorong naiknya
Perubahan pola pelayanan kesehatan ini terjadi biaya kesehatan. (Medis Online, 2009).
akibat perkembangan keilmuan dalam bidang
kedokteran sehingga terbentuk spesialisasi dan Biaya kesehatan banyak macamnya, karena
subspesialisasi yang menyebabkan pelayanan kesemuanya tergantung dari jenis dan kompleksitas
kesehatan menjadi terkotakkotak (fragmented pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau
health service) dan satu sama lain seolah tidak yang dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan
berhubungan. Akibatnya sering terjadi tumpang pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya kesehatan
tindih atau pengulangan metoda pemeriksaan yang tersebut dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
sama dan pemberian obat-obatan yang dilakukan
1) Biaya pelayanan kedokteran
pada seorang pasien, yang tentu berdampak pada
Biaya yang dimaksudkan adalah yang dibutuhkan
semakin meningkatnya beban biaya yang harus
untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
ditanggung oleh pasien selaku pengguna jasa
pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan utamanya
layanan kesehatan ini. Selain itu, dengan adanya
untuk mengobati penyakit serta memulihkan
pembagian spesialisasi dan subspesialisasi tenaga
kesehatan penderita.
pelayanan kesehatan, menyebabkan hari perawatan
juga akan meningkat. 2) Biaya pelayanan kesehatan masyarakat Biaya yang
dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk
6. Perubahan Pola Hubungan Dokter-Pasien Sistem
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
kekeluargaan yang dulu mendasari hubungan
pelayanan kesehatan masyarakat yaitu yang tujuan
dokter-pasien seakan sirna. Dengan adanya
utamanya untuk memelihara dan meningkatkan
perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi serta
kesehatan serta untuk mencegah penyakit.
penggunaan berbagai peralatan yang ditunjang
dengan kemajuan ilmu dan teknologi,
mengakibatkan meningkatnya biaya yang harus Sama halnya dengan biaya kesehatan secara
dikeluarkan oleh pasien, hal ini tentu saja membuat keseluruhan, maka masing-masing biaya kesehatan ini
pasien menuntut adanya kepastian pengobatan dan dapat pula ditinjau dari dua sudut yaitu dari sudut
penyembuhan dari penyakitnya. Hal ini diperberat penyelenggara kesehatan (health provider) dan dari
dengan semakin tingginya tingkat pendidikan sudut pemakai jasa pelayanan (health consumer).
pasien selaku pengguna jasa layanan kesehatan,
yang mendorong semakin kritisnya pemikiran dan MODEL SISTEM PEMBIAYAAN
pengetahuan mereka tentang masalah kesehatan. Pertanyaan yang mengemuka ialah model
Hal tersebut diatas mendorong para dokter sering kebijakan kesehatan seperti apa yang layak diterapkan
melakukan pemeriksaan yang berlebihan (over di Indonesia, sistem pembiayaan yang bagaimana yang
utilization), demi kepastian akan tindakan mereka cocok dengan kehidupan masyarakat kita. Terdapat
dalam melakukan pengobatan dan perawatan, dan beberapa model sistem pembiayaan pelayanan
juga dengan tujuan mengurangi kemungkinan kesehatan yang dijalankan oleh beberapa negara,
kesalahan yang dilakukan dalam mendiagnosa berdasarkan sumber pembiayaannya:
penyakit yang diderita pasiennya. Konsekuensi
1. Direct Payments by Patients
yang terjadi adalah semakin tingginya biaya yang
Ciri utama model direct payment adalah setiap
dibutuhkan oleh pasien untuk mendapatkan
individu menanggung secara langsung besaran
pelayanan kesehatan.
biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
7. Lemahnya mekanisme pengendalian biaya
penggunaannya. Pada umumnya sistem ini akan
Kurangnya peraturan perundang-undangan yang
mendorong penggunaan pelayanan kesehatan
ditetapkan untuk mengatur dan membatasi
secara lebih hati-hati, serta adanya kompetisi antara
pemakaian biaya pelayanan kesehatan
para provider pelayanan kesehatan untuk menarik
menyebabkan pemakaiannya sering tidak
konsumen atau free market. Meskipun tampaknya
terkendali, yang akhirnya akan membebani
sehat, namun transaksi kesehatan pada umumnya
penanggung (perusahaan) dan masyarakat secara
bersifat tidak seimbang dimana pasien sebagai
keseluruhan.
S ISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN 123

konsumen tidak mampu mengenali permasalahan 5. Insurance Based


dan kebutuhannya, sehingga tingkat kebutuhan dan Sistem pembiayaan dengan pendekatan asuransi
penggunaan jasa lebih banyak diarahkan oleh mempunyai perbedaan utama dimana individu
provider. Sehingga free market dalam pelayanan tidak menanggung biaya langsung pelayanan
kesehatan tidak selalu berakhir dengan peningkatan kesehatan. Konsep asuransi memiliki dua
mutu dan efisiensi namun dapat mengarah pada karakteristik khusus yaitu pengalihan resiko
penggunaan terapi yang berlebihan. kesakitan pada satu individu pada satu kelompok
2. User payments serta adanya sharing looses secara adil. Secara
Dalam model ini, pasien membayar secara sederhana dapat digambarkan bahwa satu
langsung biaya pelayanan kesehatan baik kelompok individu mempunyai resiko kesakitan
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. yang telah diperhitungkan jenis, frekuensi dan
Perbedaannya dengan model informal adalah besaran biayanya. Keseluruhan besaran resiko
besaran dan mekanisme pembayaran, juga tersebut diperhitungkan dan dibagi antar anggota
kelompok yang menjadi pengecualian telah diatur kelompok sebagai premi yang harus dibayarkan.
secara formal oleh pemerintah dan provider. Apabila anggota kelompok, maka keseluruhan
Bentuk yang paling kompleks adalah besaran biaya biaya pelayanan kesehatan sesuai yang
yang bebeda setiap kunjungan sesuai dengan jasa diperhitungkan akan ditanggung dari dana yang
pelayanan kesehatan yang diberikan (biasanya telah dikumpulkan bersama. Besaran premi dan
terjadi untuk fasilitas pelayanan kesehatan swasta). jenis pelayanan yang ditanggung serta mekanime
Namun model yang umum digunakan adalah ’flat pembayaran ditentukan oleh organisasi pengelola
rate’, dimana besaran biaya per-episode sakit dana asuransi.
bersifat tetap.
3. Saving based ASURANSI KESEHATAN
Model ini mempunyai karakteristik ‘risk spreding’ Dalam kamus atau perbendaharaan kata bangsa
pada individu namun tidak terjadi risk pooling Indonesia, tidak dikenal kata asuransi, yang dikenal
antar individu. Artinya biaya kesehatan langsung, adalah istilah “jaminan” atau “tanggungan”. Dalam
akan ditanggung oleh individu sesuai dengan konteks asuransi kesehatan, pengertian asuransi adalah
tingkat penggunaannya, namun individu tersebut memastikan seseorang yang menderita sakit akan
mendapatkan bantuan dalam mengelola mendapatkan pelayanan yang dibutuhkannya tanpa
pengumpulan dana (saving) dan penggunaannya harus mempertimbangkan keadaan ekonominya. Ada
bilamana membutuhkan pelayanan kesehatan. pihak yang menjamin atau menanggung biaya
Biasanya model ini hanya mampu mencakup pengobatan atau perawatannya. Pihak yang menjamin
pelayanan kesehatan primer dan akut, bukan ini dalam bahasa Inggris disebut insurer atau dalam UU
pelayanan kesehatan yang bersifat kronis dan Asuransi disebut asuradur. Asuransi merupakan
kompleks yang biasanya tidak bisa ditanggung oleh jawaban atas sifat ketidak-pastian (uncertain) dari
setiap individu meskipun dengan mekanisme kejadian sakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan.
saving. Sehingga model ini tidak dapat dijadikan Untuk memastikan bahwa kebutuhan pelayanan
model tunggal pada suatu negara, harus didukung kesehatan dapat dibiayai secara memadai, maka
model lain yang menanggung biaya kesehatan lain seseorang atau kelompok kecil orang melakukan
dan pada kelompok yang lebih luas. transfer risiko kepada pihak lain yang disebut
4. Informal insurer/asuradur, ataupun badan penyelenggara
Ciri utama model ini adalah bahwa pembayaran jaminan. (Thabrany H, 2001).
yang dilakukan oleh individu pada provider Menurut pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum
kesehatan formal misalnya dokter, bidan tetapi juga Dagang (KUHD), asuransi mempunyai pengertian
pada provider kesehatan lain misalnya: mantri, dan sebagai berikut: Asuransi atau pertanggungan adalah
pengobatan tradisional; tidak dilakukan secara suatu persetujuan dimana penanggung kerugian diri
formal atau tidak diatur besaran, jenis dan kepada tertanggung, dengan mendapat premi untuk
mekanisme pembayarannya. Besaran biaya mengganti kerugian karena kehilangan kerugian atau
biasanya timbul dari kesepakatan atau banyak tidak diperolehnya suatu keuntungan yang diharapkan,
diatur oleh provider dan juga dapat berupa yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak
pembayaran dengan barang. Model ini biasanya diketahui lebih dahulu. (Andreas, 2009). Definisi
muncul pada negara berkembang dimana belum asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia
mempunyai sistem pelayanan kesehatan dan Nomor 2 Tahun 1992 adalah Asuransi atau
pembiayaan yang mampu mencakup semua Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
golongan masyarakat dan jenis pelayanan. lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi,
124 VOLUME 11 NO 2 DESEMBER 2015

untuk memberikan penggantian kepada tertanggung b. Pada sisi provider: mempunyai kecenderungan
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan untuk memberikan terapi secara berlebihan untuk
yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada memaksimalkan pendapatan.
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau Sehingga beberapa skema asuransi diatur
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan sedemikian rupa untuk mengurangi terjadinya moral
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang hazard, misalnya dengan mengatur batasan paket
dipertanggungkan. (Andreas, 2009). pelayanan, mengatur besaran kontribusi sesuai dengan
Dalam dunia asuransi ada 6 (enam) macam prinsip tingkat resiko tertanggung. Sistem ini dapat dibedakan
dasar yang harus dipenuhi, yaitu: menjadi asuransi yang bersifat umum yaitu mencakup
1) Insurable interest semua golongan dan asuransi yang bersifat khusus
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari untuk kelompok masyarakat tertentu. Sifat asuransi
suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dapat dijelaskan sebagai berikut:
dengan yang diasuransikan dan diakui secara Asuransi bersifat umum
hukum. General taxation
2) Utmost good faith General taxation merupakan model dimana
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara sumber pembiayaan diambil dari pajak pendapatan
akurat dan lengkap, semua fakta yang material secara proporsional dari seluruh populasi yang
(material fact) mengenai sesuatu yang akan kemudian dialokasikan untuk berbagai sektor (tidak
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya terbatas pelayanan kesehatan). Alokasi pada sektor
adalah: penanggung harus dengan jujur kesehatan biasanya berupa budget pada fasilitas
menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang kesehatan dan gaji staf kesehatan. Meskipun
luasnya syarat atau kondisi dari asuransi dan mempunyai cakupan yang luas, keberhasilan sistem ini
tertanggung juga harus memberikan keterangan tergantung pada tingkat pendapatan masyarakat dan
yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan angkatan kerja, besaran alokasi pada pelayanan
yang dipertanggungkan. kesehatan dan sistem penarikan pajak. Rendahnya
3) Proximate cause pendapatan masyarakat (ekonomi negara) akan
Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan menurunkan nilai pajak, alokasi biaya pada pelayanan
rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat kesehatan sehingga mendorong rendahnya cakupan dan
tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan mutu pelayanan sehingga pada akhirnya biaya
secara aktif dari sumber yang baru dan independen. pelayanan kesehatan akan kembali ditanggung langsung
4) Indemnity oleh individu.
Suatu mekanisme dimana penanggung Earmarked payroll tax
menyediakan kompensasi finansial dalam Sistem ini memiliki karakteristik yang hampir
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi serupa dengan general taxation hanya saja penarikan
keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya pajak dialokasikan langsung bagi pelayanan kesehatan
kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas sehingga lebih bersifat transparan dan dapat mendorong
dalam pasal 278). kesadaran pembayaran pajak karena kejelasan
5) Subrogation penggunaan.
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada
Asuransi bersifat khusus
penanggung setelah klaim dibayar.
Dibandingkan dengan sistem umum, asuransi
6) Contribution
selektif mempunyai perbedaan dalam hal kontribusi dan
Adalah hak penanggung untuk mengajak
tanggungan hanya ditujukan pada suatu kelompok
penanggung lainnya yang sama-sama menanggung,
tertentu dengan paket pelayanan yang telah ditetapkan.
tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan indemnity. 1. Social insurance
Social insurance mempunyai karakteristik khusus
Pada umumnya model asuransi mendorong yang membedakan dengan private insurance, yaitu: a.
munculnya apa yang disebut sebagai moral hazard: Keanggotaan bersifat wajib
b. Kontribusi (premi) sesuai dengan besaran gaji
a. Pada sisi tertanggung (pasien): adanya
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang diasuransikan
kecenderungan untuk memaksimalkan pelayanan
sesuai dengan besaran kontribusi
kesehatan karena semua biaya akan ditanggung
asuransi, dan kecenderungan untuk tidak d. Pelayanan dirupakan dalam bentuk paket
melakukan tindakan preventif e. Dikelola oleh organisasi yang bersifat otonom
S ISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN 125

f. Biasanya merupakan bagian dari sistem jaminan Asuransi kesehatan yang paling mutakhir adalah
sosial yang berskala luas managed care, dimana sistem pembiayaan dikelola
g. Umumnya terjadi cross subsidi secara terintegrasi dengan sistem pelayanan. Asuransi
2. Voluntary community kesehatan dengan model managed care ini mulai
Perbedaan utama sistem ini dengan asuransi sosial dikembangkan di Amerika. Hal ini timbul oleh karena
adalah keanggotaan yang bersifat sukarela serta skala sistem pembiayaan kesehatan yang lama, inflasi biaya
cakupan tertanggung yang lebih sempit. Biasanya kesehatan terus meningkat jauh diatas inflasi rata-rata,
asuransi ini berkembang pada kelompok masyarakat sehingga digali model lain untuk mengatasi peningkatan
yang tidak tertanggung oleh asuransi sosial yaitu biaya kesehatan. Managed care pada dasarnya sudah
kelompok yang tidak memiliki pekerjaan formal, yang mulai diterapkan pada tahun 1983 yaitu oleh kaisar
tidak memungkinkan untuk dilakukan penarikan Permanente Medical Care Program, tetapi secara
kontribusi rutin dari penghasilan. Contoh penerapan dari meluas mulai diterapkan pada tahun 1973, yaitu dengan
sistem ini adalah kartu sehat/kartu gakin yang diberlakukannya HMO Act, pada periode pemerintahan
dikembangkan pemerintah daerah dan ditujukan pada Noxon. (Juanita, 2002).
kelompok tertentu (masyarakat miskin). Pada hakekatnya, managed care adalah suatu
konsep yang masih terus berkembang, sehingga belum
3. Private Insurance
ada suatu definisi yang satu dan universal tentang
Perbedaan utama private insurance dan social
managed care. Namun demikian secara umum dapat
insurance adalah tidak adanya risk pooling dan bersifat
didefinisikan bahwa managed care adalah suatu sistem
voluntary. Disamping itu private insurance juga
dimana pelayanan kesehatan terlaksana secara
memperhitungkan resiko kesakitan individu dengan
terintegrasi dengan sistem pembiayaan kesehatan, yang
besaran premium dan cakupan pelayanan asuransi yang
mempunyai 5 (lima) elemen sebagai berikut:
diberikan. Artinya individu yang lebih beresiko sakit
misalnya kelompok rentan (bayi, ibu hami, lansia), 1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh
orang dengan perilaku tertentu misalnya perokok, dan provider tertentu (selecte provider).
orang dengan pekerjaan yang beresiko akan dikenakan 2. Adanya kriteria khusus untuk penetapan provider.
premi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok yang 3. Mempunyai program pengawasan mutu dan
dengan resiko rendah. Model ini tentunya mempunyai managemen utilisasi.
mekanisme lebih rumit mengingat harus 4. Penekanan pada upaya promotive dan preventive.
memperhitungkan tingkat resiko tertanggung. 5. Ada financial insentive bagi peserta yang
Model private insurance mungkin bersifat profit melaksanakan pelayanan sesuai prosedur. (Juanita,
yaitu mencari keuntungan untuk pengelolaan dan 2002).
pemilik, atau menggunakan keuntungan untuk
mengurangi besaran premi tertanggung. Bentuk private Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
insurance dapat berupa lembaga asuransi swasta atau alokasi anggaran untuk kesehatan yang ideal adalah
NGO bagi umum maupun asuransi kelompok khusus sekurangkurangnya 6% dari anggaran belanja negara
seperti asuransi pekerja (APBN). Sementara itu di negara-negara maju, alokasi
4. Funding/Donation anggaran untuk kesehatan mencapai 6%-15%. Di
Seluruh sistem pembiayaan yang telah diuraikan Indonesia anggaran untuk Departemen Kesehatan
diatas menganut keterkaitan antara pengguna jasa kurang 5% dari APBN.
pelayanan kesehatan atau tertanggung dan penggunaan Melihat karakteristik tersebut diatas, maka biaya
jasa pelayanan kesehatan. Model funding tidak yang timbul akibat gangguan kesehatan (penyakit)
ditujukan langsung pada kelompok individu tetapi lebih merupakan obyek yang layak diasuransikan untuk
pada program kesehatan misalnya bantuan alat meringankan beban yang ditanggung oleh penderita
kesehatan, pelatihan atau perbaikan fasilitas pelayanan serta meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang
kesehatan. Permasalahan yang sering muncul adalah merupakan kebutuhan hidup masyarakat. WHO didalam
ketidaksesuaian program funding dengan kebutuhan The World Health Report 2000Health System:
atau kesalahan pengelolaan oleh negara. Disamping itu Inproving Pervormance juga merekomendasikan untuk
sumber dana dari funding tentu saja tidak dapat mengembangkan sistem pembayaran secara ”pre
diandalkan keberlangsungannya. Berdasarkan payment”, baik dalam bentuk asuransi, tax, maupun
pengelolaan manajemennya, sistem pembiayaan social security. Sistem kesehatan haruslah dirancang
menggambarkan hubungan antara pasien sebagai sedemikian rupa, sehingga bersifat terintegrasi antara
konsumen dan atau sumber biaya, sistem pelayanan dan sistem pembiayaan, mutu terjamin
provider/penyelenggara atau pemberi pelayanan (quality assurance) dengan biaya terkendali (cost
kesehatan (dokter, perawat atau institusi seperti rumah containment).
sakit), pemerintah sebagai pengatur, pengelola
pelayanan kesehatan dan sumber biaya.
126 VOLUME 11 NO 2 DESEMBER 2015

Indonesia dengan kondisi yang sangat turbulensi dalam DAFTAR PUSTAKA


berbagai hal pada saat ini, serta dengan keterbatasan ………….., 2004, Undang-Undang No. 40 tahun 2004
resources yang ada, maka sistem managed care tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Sekertaris
merupakan pilihan yang tepat dalam mengatasi masalah Negara Republik Indonesia, Jakarta.
pembiayaan kesehatan. Managed care dianggap tepat Askes PT, 2009, Asuransi Kesehatan Indonesia, Jakarta,
untuk kondisi di Indonesia, kemungkinan karena sistem Indonesia, Diakses tanggal 10 Desember 2011, (http:/
pembiayaan managed care dikelola secara terintegrasi /Id.Wikipedia.Org/Wiki/
dengan sistem pembiayaan, dengan managed care Asuransi_Kesehatan_Indonesia)
berarti badan pengelola dana (perusahaan asuransi) tidak Andreas, 2009, Defisi Asuransi, Jakarta, Diakses
hanya berperan sebagai juru bayar, sebagaimana berlaku tanggal 10 Desember 2011, (http://jurnal-sdm.
pada asuransi tradisional, tapi ikut berperan dalam dua blogspot.com/ 2009/08/ asuransi-insurance-
hal penting, yaitu pengawasan mutu pelayanan (quality assurance-definisi.html)
control) dan pengendalian biaya (cost containment). Ahuja R, 2004, Health Insurance for the Poor in India,
Salah satu elemen managed care adalah bahwa Working Paper No. 123, Indian council for
pelayanan diberikan oleh provider tertentu, yaitu yang research on International Economic Relations, New
memenuhi kriteria yang ditetapkan meliputi aspek Delhi, India, D,iakses tanggal 22 Februari 2012,
administrasi, fasilitas sarana, prasarana, prosedur dan (http://www.icrier.org/ pdf/wp123.pdf).
proses kerja atau dengan istilah lain meliputi proses Azwar, A, 1999, Pengantar Administrasi Kesehatan,
bisnis, proses produksi, sarana, produk dan pelayanan. Edisi Ketiga, Binarupa Aksara. Jakarta.
Dengan cara ini, maka pengelola dana (asuransi) ikut
Bank Dunia, 2007, Peningkatan Keadaan Kesehatan
mengendalikan mutu pelayanan yang diberikan kepada
Indonesia, Diakses tanggal 15 Desember 2011,
pesertanya.
(http:/ /peningkatan_keadaan_kesehatan_indonesia/
health2.pdf)
PENUTUP Biro Hukum & Organisasi Departemen Kesehatan R.I,
Peningkatan biaya pelayanan kesehatan yang 2010, Jaminan Kesehatan Masyarakat Salah Satu
makin tidak terkendali serta mengantisipasi Cara Mensejahterakan Rakyat, Jakarta Selatan,
ketidakmampuan masyarakat dalam mengakses Diakses tanggal 15 Februari 2012
pelayanan kesehatan sehingga perkembangan penyakit (http://www.jamkesmas_biro
semakin tidak terkendali, maka pilihan yang tepat untuk hukum.index.php.htm).
pembiayaan kesehatan adalah asuransi kesehatan. Departemen Kesehatan RI, 2009, Sistem Kesehatan
Mengingat kondisi ekonomi negara dan masyarakat Nasional, Jakarta.
serta keterbatasan sumber daya yang ada, maka perlu Departemen Kesehatan RI, 2009, Rancangan Final:
dikembangkan pilihan asuransi kesehatan dengan suatu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
pendekatan yang efisien, efektif dan berkualitas agar Kesehatan 20052025, Jakarta, Diakses tanggal 10
dapat menjangkau masyarakat luas. Desember 2011,
Untuk itu, sudah saatnya dikembangkan asuransi (http://www.depkes.g o.id/downloads/
kesehatan nasional dengan managed care sebagai newdownloads/ rancangan_RPJPK_2005-
bentuk operasionalnya. Dengan cakupan asuransi yang 2025.pdf).
semakin luas, maka diperlukan jaringan pelayanan Dural, 2008, Health Insurance Changes Highly
(Rumah Sakit) yang semakin luas pula. Tuntutan Irresponsible, Herald letter with Media Watch,
terhadap pelayanan yang berkualitas baik terhadap Diakses tanggal 11
penyelenggaraan asuransi kesehatan maupun Februari 2012, (http://www.heraldletters.com.au/?
penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan semakin =97)
meningkat, upaya peningkatan yang berkesinambungan Efendy F, 2010, Definisi Unsur dan Jenis Asuransi
tidak hanya menjadi tanggungjawab pemberi pelayanan Kesehatan, Kumpulan Artikel Kesehatan
kesehatan saja tetapi juga bagi penyelenggaraan Kedokteran, Keperawatan dan Kebidanan. FK
asuransi. Sebaiknya mengikuti program asuransi Unhas, Makasar,
kesehatan sejak umur yang masih dini. Hal ini untuk (http://asuransi_kesehatan_definisi _unsur
mengantisipasi terhadap penolakan keikutsertaan _dan_jenis_20101011839.htm)
asuransi kesehatan. Oleh karena risiko yang harus Fernandez, B, 2005, Health Insurance: A Primer, CRS
ditanggung pada usia tua besar sekali, berbeda dengan Report for Congress, The Library of Congress,
kalau masih berusia muda. Diakses tanggal 5 Maret2012, (http://www.law-
umaryland-edu/
marshall/crsreports/crsdocuments/RL32237
02032005.pdf).
Gotama I, Pardede D. 2010. Reformasi Jaminan Sosial
Kesehatan: Pembiayaan Kesehatan, Agenda dan
S ISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN 127

IsuIsu Jaminan Kesehatan, Pusat Pembiayaan dan


Jaminan Kesehatan Depkes R.I. Diakses tanggal
18 Januari 2012, (http://www.litbang.depkes.go.id/
download/ seminar/ desentralisasi6-80606/
makalah
indra.pdf)
Henry, 2009, Reformasi Kesehatan, Washington, USA.
Insurance Provider, 2011, How do Poor People get
Health Insurance, Diakses tanggal 10 Desember
2011, (http:/ /www.insuranceproviders.com/how-
do-poor-peopleget-health-insurance).
International Labour Organization, 2008, Indonesia:
Providing Health Insurance for The Poor,
Subregional Office for South East Asia, Social
Security Extension Initatives In South East Asia,
Diakses tanggal 25 Januari 2012,
(http://www.ilo.org/public/english/region/asro/
bangkok/ events/sis/ download/ paper25.pdf).
Jimmy, 2010, Asuransi Kesehatan. PT Askes,
Wikipedia, Ensiklopedia bebas
http://id.wikipedia.org/wiki/ Asuransi_kesehatan
Juanita, 2002, Peran Asuransi Kesehatan dalam
Benchmarking Rumah Sakit dalam Menghadapi
Krisis Ekonomi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Jurusan Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Universitas Sumatera Utara,
Diakses tanggal 12 Februari 2012, (www.
repository.usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/3747/1/
fkm-juanita5.pdf).
Martin S.F, 2007, The Welfare Loss of Excess Health
Insurance. The Journal of Political Economy, Vol.
81, No. 2, Part 1. (Mar. - Apr., 1973), pp. 251-280.
Harvard University. Diakses tanggal 20 Februari
2012, (http://
econ.duke.edu/~hf14/teaching/socialinsurance/ r
eadings/ Feldstein73(3.11). pdf).
Medis Online, 2009, Medical Information and Services:
Sistem Pembiayaan Kesehatan, Diakses tanggal 10
Januari 2012 (www. medisonline .net / article-
journal / 41article/70-pembiayaan-kesehatan),
Mukti AG, A.G, 2010, Health Insurance. Wikipedia,
Jakarta, Ensiklopedia bebas, Diakses tanggal 10
desember 2011,
(http://www.asuransikesehatan.org).
Oecd, 2009, Health Insurance for The Rural Poor,
Diakses tanggal 10 Desember 2011,
(http://www.oecd.org/
dataoecd/31/38/2510517.pdf).
Richardson, C, 2009, Mandatory Health Insurance:
Lesson from Massachusetts, USA, Diakses tanggal
23 Desember 2011,
(http://www.cato.org/pubs/journal/cj29n2/cj29n27.
pdf)
Thabrany, H, 2001, Asuransi Kesehatan di Indonesia.
Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, Depok,
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai