Ketenagakerjaan
PT. Askes telah bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan dan PT. Jamsostek telah
bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak tanggal 1 Januari 2014, dan akan
beroperasi penuh pada Juli 2015.
Berbagai pertanyaan mengenai jaminan sosial sering diajukan oleh pekerja di Indonesia,
karena kurangnya sosialisasi dari badan penyelenggara jaminan sosial di Indonesia.
Bahkan banyak dari pekerja yang tidak terekspos mengenai sistem jaminan sosial yang
diselenggarakan di Indonesia. Untuk bisa mengetahui lebih jauh mengenai hak
kesejahteraan sosial anda sebagai pekerja, ada baiknya anda mempelajari lebih dahulu
dasar mengenai jaminan sosial.
11. Manfaat dan layanan apa saja yang didapat peserta program JKN?
12. Meliputi apa saja pelayanan kesehatan yang dijamin ?
13. Bagaimana alur pelayanan kesehatan, katanya tidak boleh langsung ke rumah
sakit?
14. Kemana peserta dapat melakukan pengaduan atas pelayanan yang diberikan?
15. Apakah peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat tinggal tetap
dijamin oleh BPJS Kesehatan?
BPJS KETENAGAKERJAAN
1. Apa itu BPJS Ketenagakerjaan?
2. Bagaimana dengan status kepesertaan dari program Jamsostek setelah PT.
Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan?
3. Apa program yang ada di BPJS Ketenagakerjaan? Apakah program PT.
Jamsostek juga berlaku di BPJS Ketenagakerjaan?
4. Apa saja manfaat yang bisa didapat dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)?
5. Berapa Iuran untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)? Dan siapa yang
membayarkan?
6. Bagaimana dengan tata cara pengajuan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)?
7. Apa saja manfaat yang bisa didapat dari Jaminan Kematian (JK)?
8. Siapa yang menanggung iuran untuk program Jaminan Kematian (JK)?
9. Bagaimana dengan tata cara pengajuan Jaminan Kematian (JK)?
10. Apa saja manfaat yang bisa didapat dari Jaminan Hari Tua (JHT)?
11. Siapa yang menanggung iuran untuk program Jaminan Hari Tua (JHT)?
12. Bagaimana dengan tata cara pengajuan Jaminan Hari Tua (JHT)?
13. Dengan berubahnya PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, bagaimana
dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang dulunya adalah
program dari PT. Jamsostek?
14. Program dan manfaat apa saja yang dapat dinikmati oleh peserta ketika BPJS
Ketenagakerjaan mulai beroperasi penuh?
15. Apakah Kartu Peserta Jamsostek yang dimiliki peserta masih dapat digunakan
di BPJS Ketenagakerjaan?
16. Apa yang harus dilakukan tenaga kerja bila tidak didaftarkan oleh perusahaannya
sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan?
fakir miskin, yang berhak menjadi peserta PBI Jaminan Kesehatan lainnya adalah yang
mengalami cacat total tetap dan tidak mampu
2. Bukan PBI jaminan kesehatan
Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri atas:
Pekerja penerima upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan
menerima gaji atau upah, seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota TNI, anggota
POLRI, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai negeri (pegawai honorer, staf
khusus, staf ahli), pegawai swasta dan pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja
penerima upah.
Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas
risiko sendiri, seperti pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri atau pekerja
lain yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah
Sedangkan yang termasuk kategori bukan pekerja adalah investor, pemberi kerja,
penerima pensiun, dan bukan pekerja lain yang memenuhi kriteria bukan pekerja
penerima upah.
Iuran bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat
Negara, Pegawai pemerintah non pegawai negeri dan pegawai swasta) dibayar
oleh Pemberi Kerja yang dipotong langsung dari gaji bulanan yang diterima oleh
pekerja penerima upah.
Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja
mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan, penerima pensiun,
veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau
perintis kemerdekaan) dibayar sendiri oleh Peserta yang bersangkutan.
Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, akan
dipotong sebesar 5% dari gaji per bulan, dengan ketentuan 3% dibayar oleh pemberi
kerja, dan 2% dibayar oleh peserta. Pemotongan iuran akan dilakukan secara bertahap
dari 1 Januari 2014 30 Juni 2015 dan pemotongan yang dilakukan tidak sebesar yang
disebutkan di atas melainkan pemotongan 4% dari gaji per bulan, dengan ketentuan 4%
dibayar oleh pemberi kerja dan 0,5% dibayar oleh peserta. namun mulai 1 juli 2015,
pembayaran iuran 5% dari gaji per bulan itu menjadi 4% dibayar oleh pemberi kerja dan
1% oleh peserta.
Pemberi kerja wajib membayar lunas iuran jaminan kesehatan seluruh peserta yang
menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulanyang dibayarkan paling lambat tanggal 10
(sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh
pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya.
Sementara bagi peserta yang termasuk kategori Pekerja Bukan Penerima maupun
Peserta bukan Pekerja akan membayar iuran sebesar kemampuan dan kebutuhannya.
Untuk saat ini sudah ditetapkan adalah:
Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang per bulan
Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per orang per bulan
Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per bulan
Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib
membayar Iuran Jaminan Kesehatan pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan.
Cara mendaftar anggota BPJS untuk TNI, Polri, PNS serta Pengguna Askes
1. Secara umum cara pendaftaran untuk TNI, Polri dan Pengguna Askes adalah
sama. Namun pendafatarnnya akan lebih mudah karena data anda sudah ada di
kantor BPJS.
2. Pendaftaran bisa dilakukan sendiri maupun secara kolektif di kantor BPJS
kesehatan dengan menyertakan bukti kartu askes anda.
3. Premi anda akan dipotongkan dari gaji bulanan anda sebagaimana pengguna
Askes sebelumnya.
4. Setelah pendaftaran selesai, anda akan mendapatkan kartu BPJS kesehatan.
Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri pertusis tetanus
dan Hepatitis B (DPT-HB), Polio dan Campak.
Administrasi pelayanan
B.
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan
mencakup:
1. Rawat jalan yang meliputi:
Administrasi pelayanan
Rehabilitasi medis
Pelayanan darah
Untuk pertama kali setiap peserta terdaftar pada satu fasilitas kesehatan tingkat
pertama (Puskesmas) yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat
rekomendasi dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta berhak
memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diinginkan.
Apabila sudah aktif menjadi peserta, alur pelayanan menggunakan pola rujukan
berjenjang yang dimulai dari sistem layanan primer hingga tersier. Layanan primer terdiri
atas Puskemas, klinik dokter pribadi serta klinik pratama (klinik swasta). Jadi nanti setiap
orang mulai berobat dari sistem layanan primer dulu sehingga menghindari
penumpukkan di satu rumah sakit. Khusus untuk keadaan darurat seperti kecelakaan
atau penyakit yang tidak bisa ditangani di layanan primer, bisa langsung ke rumah sakit.
BPJS KETENAGAKERJAAN
Darat/sungai/danau Rp 750.000,-
Laut Rp 1.000.000,-
Udara Rp 2.000.000,-
3. Biaya Pengobatan/Perawatan
4. Santunan Cacat
a. Sebagian-tetap : % tabel x 80 bulan upah
b. Total-tetap:
7. Biaya Rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang
ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah dan ditambah 40% dari harga
tersebut, serta biaya rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp 2.000.000,
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V
Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap
Berhenti bekerja yang telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun dan masa
tunggu 1 bulan
a. Premi jaminan hari tua (JHT) yang dibayar pemberi kerja tidak dimasukkan sebagai
penghasilan karyawan (tidak menambah penghasilan bruto karyawan). Pengenaan
pajaknya akan dilakukan pada saat karyawan yang bersangkutan menerima Jaminan
Hari Tua dari PT. Jamsostek.
b. Premi jaminan hari tua yang dibayar sendiri oleh karyawan merupakan pengurang
penghasilan bruto bagi karyawan dalam perhitungan PPh karyawan tersebut.
Photocopy Paspor
Photocopy VISA
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai Negeri
Sipil/POLRI/ABRI
2. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total
dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter
3. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah
Republik Indonesia dilampiri dengan:
4. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum
usia 55 thn dilampiri:
5. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari
perusahaan sebelum usia 55 thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun
telah melewati masa tunggu 1 (satu) bulan terhitung sejak tenaga kerja yang
bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan:
6. Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut BPJS Ketenagakerjaan
melakukan pembayaran JHT