Anda di halaman 1dari 19

BPJS Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan
PT. Askes telah bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan dan PT. Jamsostek telah
bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak tanggal 1 Januari 2014, dan akan
beroperasi penuh pada Juli 2015.
Berbagai pertanyaan mengenai jaminan sosial sering diajukan oleh pekerja di Indonesia,
karena kurangnya sosialisasi dari badan penyelenggara jaminan sosial di Indonesia.
Bahkan banyak dari pekerja yang tidak terekspos mengenai sistem jaminan sosial yang
diselenggarakan di Indonesia. Untuk bisa mengetahui lebih jauh mengenai hak
kesejahteraan sosial anda sebagai pekerja, ada baiknya anda mempelajari lebih dahulu
dasar mengenai jaminan sosial.

Apakah yang dimaksud dengan Jaminan Sosial menurut Undang-Undang?


Apa yang dimaksud dengan BPJS ?
BPJS KESEHATAN
1. Apa itu BPJS Kesehatan?
2. Apa yang dimaksud dengan BPJS Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Apa beda kedua program ini?
3. Siapa saja yang menjadi peserta BPJS Kesehatan?
4. Ada berapa macam keanggotaan peserta BPJS Kesehatan ?
5. Jika iuran untuk kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) dibayar seluruhnya oleh
pemerintah, bagaimana dengan cara pembayaran iuran bagi Bukan PBI?
6. Bagaimana jika terjadi kelebihan atau kekurangan iuran?
7. Berapa jumlah peserta dan anggota keluarganya yang ditanggung ?
8. Kapan seluruh penduduk Indonesia sudah harus menjadi peserta BPJS
Kesehatan?
9. Bagaimana cara mendaftar menjadi anggota BPJS Kesehatan?
10. Apa buktinya seseorang sudah terdaftar sebagai peserta di BPJS Kesehatan?

11. Manfaat dan layanan apa saja yang didapat peserta program JKN?
12. Meliputi apa saja pelayanan kesehatan yang dijamin ?
13. Bagaimana alur pelayanan kesehatan, katanya tidak boleh langsung ke rumah
sakit?
14. Kemana peserta dapat melakukan pengaduan atas pelayanan yang diberikan?
15. Apakah peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat tinggal tetap
dijamin oleh BPJS Kesehatan?

BPJS KETENAGAKERJAAN
1. Apa itu BPJS Ketenagakerjaan?
2. Bagaimana dengan status kepesertaan dari program Jamsostek setelah PT.
Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan?
3. Apa program yang ada di BPJS Ketenagakerjaan? Apakah program PT.
Jamsostek juga berlaku di BPJS Ketenagakerjaan?
4. Apa saja manfaat yang bisa didapat dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)?
5. Berapa Iuran untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)? Dan siapa yang
membayarkan?
6. Bagaimana dengan tata cara pengajuan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)?
7. Apa saja manfaat yang bisa didapat dari Jaminan Kematian (JK)?
8. Siapa yang menanggung iuran untuk program Jaminan Kematian (JK)?
9. Bagaimana dengan tata cara pengajuan Jaminan Kematian (JK)?
10. Apa saja manfaat yang bisa didapat dari Jaminan Hari Tua (JHT)?
11. Siapa yang menanggung iuran untuk program Jaminan Hari Tua (JHT)?
12. Bagaimana dengan tata cara pengajuan Jaminan Hari Tua (JHT)?
13. Dengan berubahnya PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, bagaimana
dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang dulunya adalah
program dari PT. Jamsostek?

14. Program dan manfaat apa saja yang dapat dinikmati oleh peserta ketika BPJS
Ketenagakerjaan mulai beroperasi penuh?
15. Apakah Kartu Peserta Jamsostek yang dimiliki peserta masih dapat digunakan
di BPJS Ketenagakerjaan?
16. Apa yang harus dilakukan tenaga kerja bila tidak didaftarkan oleh perusahaannya
sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan?

Apakah yang dimaksud dengan Jaminan


Sosial menurut Undang-Undang?
Menurut Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup dan pekerjaan yang layak. Jaminan
sosial dalam hal ini berhubungan dengan kompensasi dan program kesejahteraan yang
diselenggarakan pemerintah untuk rakyatnya.

Apa yang dimaksud dengan BPJS ?


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang
berfungsi untuk menyelenggarakan program jaminan sosial bagi seluruh penduduk
Indonesia . Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2011, kini Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial terbagi menjadi dua lembaga besar, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan berkedudukan dan
berkantor di ibu kota Negara RI. BPJS dapat mempunyai kantor perwakilan di provinsi
dan kantor cabang di kabupaten/kota.
Undang-Undang BPJS mewajibkan pembentukan BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan dengan mentransformasikan penyelenggara saat ini, PT Askes dan PT
Jamsostek, dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi badan hukum
yang bersifat publik dan nirlaba. Transformasi Jamsostek menjadi BPJS
Ketenagakerjaan harus diselesaikan paling lambat 1 Januari 2014 dan program
ketenagakerjaan harus mulai berjalan paling lambat 1 Juli 2015.
BPJS KESEHATAN

Apa itu BPJS Kesehatan?

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)Kesehatan adalah badan hukum yang


dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan mulai
opersional pada tanggal 1 Januari 2014.

Apa yang dimaksud dengan BPJS


Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Apa beda kedua program
ini?
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)Kesehatan adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan
Sementara Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pelayanan
kesehatan terbaru yang sistemnya menggunakan sistem asuransi. Artinya, seluruh
warga Indonesia nantinya wajib menyisihkan sebagian kecil uangnya untuk jaminan
kesehatan di masa depan.
Antara JKN dan BPJS tentu berbeda. JKN merupakan nama programnya, sedangkan
BPJS merupakan badan penyelenggaranya yang kinerjanya nanti diawasi oleh DJSN
(Dewan Jaminan Sosial Nasional). Singkatnya, Jaminan Kesehatan Nasional
diselenggarakan oleh BPJS menggantikan program jaminan kesehatan yang dulunya
diselenggarakan oleh PT Askes dan juga PT Jamsostek.

Siapa saja yang menjadi peserta BPJS


Kesehatan?
Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola
oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di
Indonesia dan telah membayar iuran. Kepesertaan BPJS Kesehatan bersifat wajib.
Meskipun yang bersangkutan sudah memiliki Jaminan Kesehatan lain.

Ada berapa macam keanggotaan peserta


BPJS Kesehatan ?
Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu :
1. PBI jaminan kesehatan
Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan
orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari
pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir
miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui peraturan pemerintah. Selain

fakir miskin, yang berhak menjadi peserta PBI Jaminan Kesehatan lainnya adalah yang
mengalami cacat total tetap dan tidak mampu
2. Bukan PBI jaminan kesehatan
Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri atas:

Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya

Pekerja penerima upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan
menerima gaji atau upah, seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota TNI, anggota
POLRI, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai negeri (pegawai honorer, staf
khusus, staf ahli), pegawai swasta dan pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja
penerima upah.

Pekerja bukanpenerima upah dan anggota keluarganya

Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas
risiko sendiri, seperti pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri atau pekerja
lain yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah

Bukan pekerja dan anggota keluarganya

Sedangkan yang termasuk kategori bukan pekerja adalah investor, pemberi kerja,
penerima pensiun, dan bukan pekerja lain yang memenuhi kriteria bukan pekerja
penerima upah.

Jika iuran untuk kategori Penerima


Bantuan Iuran (PBI) dibayar seluruhnya
oleh pemerintah, bagaimana dengan cara
pembayaran iuran bagi Bukan PBI?
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis Iuran dibagi menjadi:

Iuran bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat
Negara, Pegawai pemerintah non pegawai negeri dan pegawai swasta) dibayar
oleh Pemberi Kerja yang dipotong langsung dari gaji bulanan yang diterima oleh
pekerja penerima upah.

Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja
mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan, penerima pensiun,
veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau
perintis kemerdekaan) dibayar sendiri oleh Peserta yang bersangkutan.

Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, akan
dipotong sebesar 5% dari gaji per bulan, dengan ketentuan 3% dibayar oleh pemberi
kerja, dan 2% dibayar oleh peserta. Pemotongan iuran akan dilakukan secara bertahap
dari 1 Januari 2014 30 Juni 2015 dan pemotongan yang dilakukan tidak sebesar yang
disebutkan di atas melainkan pemotongan 4% dari gaji per bulan, dengan ketentuan 4%
dibayar oleh pemberi kerja dan 0,5% dibayar oleh peserta. namun mulai 1 juli 2015,
pembayaran iuran 5% dari gaji per bulan itu menjadi 4% dibayar oleh pemberi kerja dan
1% oleh peserta.
Pemberi kerja wajib membayar lunas iuran jaminan kesehatan seluruh peserta yang
menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulanyang dibayarkan paling lambat tanggal 10
(sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh
pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya.
Sementara bagi peserta yang termasuk kategori Pekerja Bukan Penerima maupun
Peserta bukan Pekerja akan membayar iuran sebesar kemampuan dan kebutuhannya.
Untuk saat ini sudah ditetapkan adalah:

Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang per bulan

Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per orang per bulan

Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per bulan

Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib
membayar Iuran Jaminan Kesehatan pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan.

Bagaimana jika terjadi kelebihan atau


kekurangan iuran?

BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran jaminan


kesehatan sesuai dengan gaji atau upah peserta.

Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran sebagaimana


dimaksud, BPJS Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada pemberi
kerja dan atau peserta selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
diterimanya iuran.

Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan dengan


pembayaran iuran bulan berikutnya.

Berapa jumlah peserta dan anggota


keluarganya yang ditanggung ?
Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan paling
banyak 5 (lima) orang. Apabila peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari
5 (lima) orang termasuk peserta, dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain
dengan membayar iuran tambahan.

Kapan seluruh penduduk Indonesia sudah


harus menjadi peserta BPJS Kesehatan?
Paling lambat tahun 2019 seluruh penduduk Indonesia sudah menjadi peserta BPJS
Kesehatan yang dilakukan secara bertahap.

Bagaimana cara mendaftar menjadi


anggota BPJS Kesehatan?
Cara mendaftar anggota BPJS untuk umum
1. Masyarakat datang ke kantor BPJS Kesehatan yang ada di tingkat kabupaten
maupun propinsi
2. Masyararakat mengisi formulir dengan membawa salah satu kartu identitas KTP,
SIM, Kartu Keluarga, atau Paspor.
3. Setelah mengisi formulir, maka Anda akan mendapatkan Virtual Accountyang
digunakan sebagai nomor transaksi untuk pembayaran premi.
4. Bagi Anggota Non BPI, anda harus membayar iuran terlebih dahulu dan setelah
membayar iuran anda resmi menjadi anggota BPJS kesehatan.
5. Bagi anggota BPI, setelah mendapat virtual account anda resmi menjadi anggota
BPJS kesehatan, anda tidak perlu membayar iuran karena iuran anda dibayarkan
oleh pemerintah.
6. Anda akan mendapatkan kartu anggota BPJS Kesehatan.

Cara mendaftar anggota BPJS untuk karyawan

1. Untuk karyawan di perusahaan yang sebelumnya menggunakan Jamsostek, cara


mendaftarkan keanggotaan BPJS bisa langsung melalui perusahaan.
2. Perwakilan perusahaan bisa datang langsung ke kantor BPJS di wilayah
kabupaten atau kota kemudian mengisi formulir dan setelah itu mendapat
satu Cara Mendaftar Anggota BPJS Untuk Karyawan dan Umumirtual
Account untuk seluruh karyawan di satu perusahaan.
3. Setelah itu perwakilan perusahaan membayarkan premi sejumlah iuran premi per
karyawan dikalikan jumlah karyawan.
4. Karyawan perusahaan telah resmi menjadi anggota BPJS kesehatan non PBI
setelah membayar premi dan mendapatkan kartu anggota BPJS kesehatan
sejumlah karyawan tersebut.

Cara mendaftar anggota BPJS untuk TNI, Polri, PNS serta Pengguna Askes
1. Secara umum cara pendaftaran untuk TNI, Polri dan Pengguna Askes adalah
sama. Namun pendafatarnnya akan lebih mudah karena data anda sudah ada di
kantor BPJS.
2. Pendaftaran bisa dilakukan sendiri maupun secara kolektif di kantor BPJS
kesehatan dengan menyertakan bukti kartu askes anda.
3. Premi anda akan dipotongkan dari gaji bulanan anda sebagaimana pengguna
Askes sebelumnya.
4. Setelah pendaftaran selesai, anda akan mendapatkan kartu BPJS kesehatan.

Apa buktinya seseorang sudah terdaftar


sebagai peserta di BPJS Kesehatan?
Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan
identitas peserta. Identitas peserta paling sedikit memuat nama dan nomor identitas
tunggal.

Manfaat dan layanan apa saja yang


didapat peserta program JKN?
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasiona (JKN) mencakup pelayanan pencegahan dan
pengobatan termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan

kebutuhan medis. Seperti misalnya untuk pelayanan pencegahan (promotif dan


preventif), peserta JKN akan mendapatkan pelayanan:

Penyuluhan kesehatan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan


faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri pertusis tetanus
dan Hepatitis B (DPT-HB), Polio dan Campak.

Keluarga Berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan


tubektomi

Skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi


risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.

Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).

Meliputi apa saja pelayanan kesehatan


yang dijamin ?
Pelayanan kesehatan yang dijamin meliputi:
A.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non
spesialistik mencakup:

Administrasi pelayanan

Pelayanan promotif dan preventif

Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis

Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif

Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis

Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratam dan

Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.

1. Rawat inap yang meliputi:

Perawatan inap non intensif

Perawatan inap di ruang intensif.

B.
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan
mencakup:
1. Rawat jalan yang meliputi:

Administrasi pelayanan

Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan


subspesialis

Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis

Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

Pelayanan alat kesehatan implant

Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis

Rehabilitasi medis

Pelayanan darah

Pelayanan kedokteran forensic

Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan.

2. Rawat inap yang meliputi:

Perawatan inap non intensif

Perawatan inap di ruang intensif.

C. Pelayanan lain yang ditetapkan oleh Menteri

Bagaimana alur pelayanan kesehatan,


katanya tidak boleh langsung ke rumah
sakit?

Untuk pertama kali setiap peserta terdaftar pada satu fasilitas kesehatan tingkat
pertama (Puskesmas) yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat
rekomendasi dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta berhak
memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diinginkan.

Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat


pertama tempat peserta terdaftar, kecuali berada di luar wilayah fasilitas
kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar atau dalam keadaan
kegawatdaruratan medis.

Apabila sudah aktif menjadi peserta, alur pelayanan menggunakan pola rujukan
berjenjang yang dimulai dari sistem layanan primer hingga tersier. Layanan primer terdiri
atas Puskemas, klinik dokter pribadi serta klinik pratama (klinik swasta). Jadi nanti setiap
orang mulai berobat dari sistem layanan primer dulu sehingga menghindari
penumpukkan di satu rumah sakit. Khusus untuk keadaan darurat seperti kecelakaan
atau penyakit yang tidak bisa ditangani di layanan primer, bisa langsung ke rumah sakit.

Kemana peserta dapat melakukan


pengaduan atas pelayanan yang
diberikan?
Bila peserta tidak puas terhadap pelayanan jaminan kesehatan yang diberikan oleh
fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, maka peserta dapat
menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan dan atau BPJS
Kesehatan.
Atau dapat langsung datang ke posko BPJS di kota dan desa. Ada juga hotline servis
BPJS di nomor kontak 500-400.

Apakah peserta yang pindah tempat kerja


atau pindah tempat tinggal tetap dijamin
oleh BPJS Kesehatan?
Peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat tinggal masih menjadi peserta
program jaminan kesehatan selama memenuhi kewajiban membayar iuran.Peserta yang
pindah kerja wajib melaporkan perubahan status kepesertaannya dan identitas pemberi
kerjayang baru kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan identitas peserta.

BPJS KETENAGAKERJAAN

Apa itu BPJS Ketenagakerjaan?


BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik yang bertanggungjawab
kepada Presiden dimana BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan kepada
seluruh pekerja Indonesia baik sektor formal maupun informal dan orang asing yang
bekerja di Indonesia sekurang-kurangnya 6 bulan. Perlindungan yang diberikan berupa :
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT)
dan Jaminan Pensiun (JP).

Bagaimana dengan status kepesertaan


dari program Jamsostek setelah PT.
Jamsostek berubah menjadi BPJS
Ketenagakerjaan?
Bagi perusahaan dan pekerja mandiri yang sudah menjadi peserta program Jamsostek
untuk program JHT, JKK dan JK, kepesertaannya tidak mengalami perubahan dan tidak
perlu melakukan registrasi ulang. Bagi perusahaan dan pekerja mandiri yang menjadi
peserta program JPK perlu melakukan pendaftaran ulang ke BPJS Kesehatan (dulunya
PT Askes).

Apa program yang ada di BPJS


Ketenagakerjaan? Apakah program PT.
Jamsostek juga berlaku di BPJS
Ketenagakerjaan?
Menurut UU No.24 tahun 2011, BPJS Ketenagakerjaan akan tetap melaksanakan
program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua
(JHT). Selama belum ada peraturan baru yang mengatur tentang prosedur dan
persyaratan menjadi peserta program BPJS Ketenagakerjaan dan sebelum BPJS
beroperasi secara penuh pada 1 Juli 2015, maka prosedur dan manfaat tersebut masih
sama dengan yang berlaku di PT. Jamsostek.
Berikut adalah program yang dapat dinikmati di BPJS Ketenagakerjaan :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
b. Jaminan Kematian (JK)
c. Jaminan Hari Tua (JHT)

d. Jaminan Pensiun (JP) berlaku mulai Juli 2015

Apa saja manfaat yang bisa didapat dari


Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)?
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga
kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba
kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program
JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya iuran berdasarkan
kelompok jenis usaha sebagaimana tercantum pada iuran.
1. Biaya Transport (Maksimum)

Darat/sungai/danau Rp 750.000,-

Laut Rp 1.000.000,-

Udara Rp 2.000.000,-

2. Sementara tidak mampu bekerja

Empat (4) bulan pertama, 100% x upah sebulan

Empat (4) bulan kedua, 75% x upah sebulan

Seterusnya 50% x upah sebulan

3. Biaya Pengobatan/Perawatan

Rp 20.000.000,- (maksimum) dan Pergantian Gigi tiruan Rp. 2.000.000,(Maksimum)

4. Santunan Cacat
a. Sebagian-tetap : % tabel x 80 bulan upah
b. Total-tetap:

Sekaligus: 70% x 80 bulan upah

Berkala (24 bulan) Rp 200.000,- per bulan*

5. Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80 bulan upah


6. Santunan Kematian

Sekaligus 60% x 80 bulan upah

Berkala (24 bulan) Rp. 200.000,- per bulan*

Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-*

7. Biaya Rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang
ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah dan ditambah 40% dari harga
tersebut, serta biaya rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp 2.000.000,

Prothese/alat penganti anggota badan

Alat bantu/orthose (kursi roda)

8. Penyakit akibat kerja, besarnya santunan dan biaya pengobatan/biaya perawatan


sama dengan poin ke-2 dan ke-3.

Berapa Iuran untuk program Jaminan


Kecelakaan Kerja (JKK)? Dan siapa yang
membayarkan?
Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian
besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana tercantum pada iuran.
Kelompok I

= Premi sebesar 0,24% x upah kerja sebulan

Kelompok II

= Premi sebesar 0,54% x upah kerja sebulan

Kelompok III

= Premi sebesar 0,89% x upah kerja sebulan

Kelompok IV

= Premi sebesar 1,27% x upah kerja sebulan

Kelompok V

= Premi sebesar 1,74% x upah kerja sebulan.

Bagaimana dengan tata cara


pengajuan Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK)?
Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form BPJS Ketenagakerjaan
3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada BPJS Keteneagakerjaan tidak
lebih dari 2 x 24 Jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan
1. Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal dunia oleh dokter yang
merawat, pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan kecelakaan tahap II) dan
dikirim kepada BPJS Ketenagakerjaan tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak tenaga

kerja dinyatakan sembuh/meninggal. Selanjutnya BPJS Ketenagakerjaan akan


menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang
menjadi hak tenaga kerja/ahli waris.
2. Form BPJS Ketenagakerjaan 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan
pembayaran jaminan disertai bukti-bukti:

Fotokopi kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan

Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form BPJS


Ketenagakerjaan 3b atau 3c

Kuitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan

Apa saja manfaat yang bisa didapat dari


Jaminan Kematian (JK)?
Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program BPJS
Ketenagakerjaan yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Program ini
memberikan manfaat kepada keluarga tenaga kerja seperti:

Santunan Kematian : Rp 14.200.000,-

Biaya Pemakaman : Rp 2.000.000,-

Santunan Berkala : Rp 200.000,-/ bulan (selama 24 bulan)

Siapa yang menanggung iuran untuk


program Jaminan Kematian (JK)?
Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan
jaminan kematian yang diberikan adalah Rp. 12.000.000 terdiri dari Rp. 10.000.000
santunan kematian dan Rp. 2.000.000 biaya pemakaman dan santunan berkala.

Bagaimana dengan tata cara


pengajuan Jaminan Kematian (JK)?
Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengisi dan mengirim
form 4 kepada BPJS Ketenagakerjaan disertai bukti-bukti:
1. Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan Asli tenaga Kerja yang Bersangkutan
2. Surat keterangan kematian dari Rumah sakit/Kepolisian/Kelurahan

3. Salinan/Copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan yang


masih berlaku
4. Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga)
5. Surat Keterangan Ahli Waris dari Lurah/Kepala Desa setempat
6. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang diberi kuasa (apabila pengambilan
JKM ini dikuasakan)

Apa saja manfaat yang bisa didapat dari


Jaminan Hari Tua (JHT)?
Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga
kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem
tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan
penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah
memenuhi persyaratan tertentu.
Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul
ditambah dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja:

Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap

Berhenti bekerja yang telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun dan masa
tunggu 1 bulan

Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/POLRI/ABRI

Siapa yang menanggung iuran untuk


program Jaminan Hari Tua (JHT)?
Iuran Program Jaminan Hari Tua:

Ditanggung Perusahaan = 3,7%

Ditanggung Tenaga Kerja = 2%

a. Premi jaminan hari tua (JHT) yang dibayar pemberi kerja tidak dimasukkan sebagai
penghasilan karyawan (tidak menambah penghasilan bruto karyawan). Pengenaan
pajaknya akan dilakukan pada saat karyawan yang bersangkutan menerima Jaminan
Hari Tua dari PT. Jamsostek.

b. Premi jaminan hari tua yang dibayar sendiri oleh karyawan merupakan pengurang
penghasilan bruto bagi karyawan dalam perhitungan PPh karyawan tersebut.

Bagaimana dengan tata cara


pengajuan Jaminan Hari Tua (JHT)?
1. Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir
5 BPJS Ketenagakerjaan kepada kantor BPJS Ketenagakerjaan setempat
dengan melampirkan:

Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan asli

Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi)

Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan


Pengadilan Hubungan Industrial

Kartu Keluarga (KK)

Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia

Photocopy Paspor

Photocopy VISA

Surat keterangan kematian dari Rumah Sakit/Kepolisian/Kelurahan

Photocopy Kartu keluarga

Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan

Surat pernyataan belum bekerja lagi

Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai Negeri
Sipil/POLRI/ABRI

2. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total
dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter
3. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah
Republik Indonesia dilampiri dengan:
4. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum
usia 55 thn dilampiri:

5. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari
perusahaan sebelum usia 55 thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun
telah melewati masa tunggu 1 (satu) bulan terhitung sejak tenaga kerja yang
bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan:
6. Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut BPJS Ketenagakerjaan
melakukan pembayaran JHT

Dengan berubahnya PT. Jamsostek menjadi


BPJS Ketenagakerjaan, bagaimana dengan
program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(JPK) yang dulunya adalah program dari
PT. Jamsostek?
Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggaran Jaminan Sosial, pengelolaan JPK yang diselenggarakan oleh PT
Jamsostek (Persero) baik program, kepesertaan maupun aset dan liabilitasnya
diserahkan kepada BPJS Kesehatan selambat-lambatnya pada tanggal 1 Januari 2014.

Program dan manfaat apa saja yang dapat


dinikmati oleh peserta ketika BPJS
Ketenagakerjaan mulai beroperasi penuh?
Selain tiga program yang selama ini telah dinikmati yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), BPJS Ketenagakerjaan juga
akan memberikan perlindungan hari tua berupa Jaminan Pensiun ketika tenaga kerja
tersebut memasuki usia pensiun atau meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap
atau pindah secara permanen ke luar negeri.

Apakah Kartu Peserta Jamsostek yang


dimiliki peserta masih dapat digunakan di
BPJS Ketenagakerjaan?
Kartu Peserta Jamsostek masih dapat digunakan di BPJS Ketenagakerjaan tanpa
mengurangi fungsinya sehingga tidak perlu dilakukan penggantian/pencetakan ulang.
Pada saatnya nanti, BPJS Ketenagakerjaan secara bertahap akan mengganti Kartu
Peserta Jamsostek tersebut dengan Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Apa yang harus dilakukan tenaga kerja


bila tidak didaftarkan oleh perusahaannya
sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan?
Tenaga kerja dapat melaporkan hal tersebut ke Disnaker setempat atau Kantor BPJS
Ketenagakerjaan terdekat.

Anda mungkin juga menyukai