i
DAFTAR ISI
ii
C. Pelayanan Rawat Inap ICU ....................................................... 16
a. Kebijakan ............................................................................ 17
b. Prosedur .............................................................................. 18
D. Monitoring Pasien ..................................................................... 20
E. Standar prosedur operasional ................................................... 20
F. Konsultasi ................................................................................. 22
G. Pelaporan pasien ....................................................................... 22
H. Indikasi dan prosedur pemeriksaan laboratorium dan radiologi. 22
I. Pengiriman pasien ..................................................................... 22
J. Rekam medis ............................................................................ 22
K. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan .......................... 24
L. Evaluasi hasil perawatan pasien ............................................... 24
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas secara
manual mirip yang dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan
para mahasiswa kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka
mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan bahkan
menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, dibanding dengan
cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang mortalitasnya
sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi
mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif memberi
pernafasan jangka panjang. Sejak saat itulah Icu dengan
perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas.
2
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Pelayanan yang bermutu dan
mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan ICU di
RSUD H. Abdul Aziz Marabahan.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan
pasien ICU di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan.
c. Menjadi acuan pengembangan pelayanan ICU RSUD H.
Abdul Aziz Marabahan.
D. Batasan Operasional
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan Rumah Sakit dan Standar Prosedur
Operasional.
Pelayanan ICU meliputi dukungan fungsi organ-organ
vital seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat,
ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien dewasa ataupun pasien
anak.
E. Landasan Hukum
3
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah
Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
6. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
8. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2001.
9. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2005.
10. Standar Umum Pelayanan Anestesiologi Dan Reanimasi di
RS, Departemen Kesehatan 1999.
11. Standar Pelayanan ICU, Departemen Kesehatan 2003.
12. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi di ICU,
Departemen Kesehatan 2004.
13. Standar Pelayanan Keperawatan di ICU, Departemen
Kesehatan 2006.
4
BAB 2
STANDAR KETENAGAAN
B. Tenaga Medis
Seorang dokter kepala Intensive Care Unit adalah seorang
dokter spesialis yang memenuhi standar kompetensi berikut :
1. Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis
anastesiologi melalui program pelatihan dan pendidikan
yang diakui oleh perhimpunan profesi yang terkait.
2. Menunjang kualitas pelayanan ICU dan menggunakan
sumber daya ICU secara efesien.
3. Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam
pelayanan ICU.
4. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan
pelayanan 24 jam/hari, 7 hari/minggu
5. Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain :
a. Sampel darah arteri.
b. Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk
intubasi trakeal dan ventilasi mekanis.
c. Melakukan kateterisasi intravaskuler untuk monitoring
invasif maupun terapi invasif misalnya : Cateter Vena
Central (CVP)
d. Resusitasi jantung paru
5
6. Melaksanakan dua peran utama
a. Pengelolaan pasien
Mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam
memberikan pelayanan di ICU, menggabungkan dan
melakukan titrasi pelayanan pada pasien penyakit
kompleks atau cedera termasuk gagal organ multi-
sistem. Dalam mengelola pasien, dokter intensivis dapat
mengelola sendiri atau berkolaborasi dengan dokter lain.
Seorang dokter intensivis mampu mengelola pasien sakit
kritis dalam kondisi seperti :
1) Hemodinamik tidak stabil
2) Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa
memerlukan tunjangan ventilasi mekanis
3) Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi
hipertensi intrakranial
4) Gangguan atau gagal ginjal akut
5) Gangguan endokrin dan/ atau metabolik akut yang
mengancam nyawa
6) Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan
nutrisi
b. Manajemen Unit
Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam
aktivitas-aktivitas manajemen unit yang diperlukan
untuk memberi pelayanan-pelayanan ICU yang efisien,
tepat waktu dan konsisten. Aktivitas-aktivitas tersebut
meliputi antara lain :
1) Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran
pasien
2) Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan
unit
6
3) Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas
yang berkelanjutan termasuk supervisi koleksi data
4) Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain
untuk menjamin kelancaran pelayanan di ICU.
5) Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang
critical care medicine :
a) Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan
membaca literature kedokteran
b) Berpartisipasi dalam program-program pendidikan
dokter berkelanjutan
c) Menguasai standar-standar untuk unit critical
care.
6) Ada dan bersedia untuk berpartisipasi pada perbaikan
kualitas interdisipliner.
C. Tenaga Keperawatan
ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan
sebagaian besar terlatih. (diganti) menjadi: jumlah perawat pada
ICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur dan
ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat: pasien 1:1,
sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak
menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.
D. Distribusi Ketenagaan
KUALIFIKASI
NAMA JML
FORMAL & FUNGSI
JABATAN SDM
INFORMAL
Ka. Instalasi Sp. Managerial 1
ICU Anastesiologi
Pelatihan
ACLS dan BLS
7
Ka. Ruang ICU S1 Managerial 1
Keperawatan
Pelatihan ICU
Pelatihan
manajemen
bangsal
Ketua Tim D3 Melakukan 7
keperawatan Administrasi
( masa kerja 5-
keperawatan
10 tahun ) &bertanggung
Bantuan hidup jawab
dasar dan terhadap
bantuan hidup kelancaran
lanjut tugas dalam
shift
Perawat D3 Melakukan 6
Pelaksana keperawatan tindakan-
Bantuan hidup tindakan
dasar dan keperawatan
bantuan hidup sesuai SPO
lanjut
8
BAB 3
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
1. Standar Fasilitas Peralatan ICU
9
11 Bronchoscopy Tidak ada -
Peralatan portable untuk
12 Ada 1
transportasi
10
17 Termometer digital 1/Ruangan 1/ruangan
18 Standar infuse 1:1 1:1
19 Masker O2 2 / Ruangan 1/pasien
20 Nasal kateter 2 / Ruangan 1/pasien
21 Reflek hamer 1 / Ruangan 1/ruangan
22 Ambubag 1 / Ruangan 2
11
5. Tempat tidur 1:1 1:1
12
22. Pensil 5 / ruangan 2/ruangan
23. Spidol White Board 6 / ruangan 2/ruangan
BAB 4
TATA LAKSANA PELAYANAN
13
dapat diberikan. Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian
indikasi perawatan pasien di ICU. Bila kebutuhan pasien masuk
ICU melebihi tempat tidur yang tersedia, kepala ICU menetukan
kondisi berdasarkan prioritas kondisi medik, pasien mana yang
akan dirawat di ICU.
1. Kriteria masuk
Kriteria masuk untuk pasien yang membutuhkan
pelayanan di ICU dibagi dalam skala prioritas, antara lain:
a. Pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak
stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi,
seperti: dukungan / bantuan ventilasi dan alat bantu
suportif organ / system yang lain infuse obat-obat
vasoaktif kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan
lain-lainya.
Pasien kelompok ini antara lain:
1) Gagal napas atau potensial gagal napas
2) Pasien sepsis berat
3) Pasca cardiac-arrest
14
Pasien pasca operasi besar atau operasi dengan
komplikasi yang memerlukan pemantauan dan
perawatan secara khusus. Misal:
1) Perdarahan masif
2) Reseksi usus
3) Usia tua dengan berbagai komplikasi
d. Pengecualian
1) Pasien dengan kemungkinan sembuh dan/atau
menafaat terapi golongan ini sangat kecil.
2) Pasien yang beresiko besar untuk menularkan
penyakit kepada pasien lain dan/atau petugas.
Misalnya : pasien dengan HIV/AIDS atau TBC
aktif.
2. Kriteria keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan
pertimbangan medis oleh Kepala Instalasi ICU dan tim
dokter yang merawat pasien.
15
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas , maka
ditentukan kriteria masuk dan kriteria keluar ICU menggunakan
indikator
KRITERIA FISIOLOGIS
A. TANDA VITAL
16
B. LABORATORIUM
1. Kadar Natrium serum > 110 mEq/L atau < 150 mEq/L
2. Kadar Kalium serum > 3.0 mEq/L atau < 5.0 mEq/L
3. Serum glukosa < 200 mg/dl
4. Serum kalsium < 15 mg/dl
5. Kadar obat atau substansi kimia dalam darah tidak
melebihi dosis toksis yang mengganggu hemodinamik
dan status neurologis
C. ECG
D. PEMERIKSAAN FISIK
17
Pasien pasien rawat inap adalah pasien yang mengalami
gangguan fungsi tubuh baik fisiologis maupun psikologi yang
memerlukan perawatan dan pengobatan secara paripurna.
Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali
berobat ke rumah sakit.Pasien lama adalah pasien yang sudah
pernah berobat ke rumah sakit dan sudah dicatat pada register
rumah sakit.Pasien rujukan adalah pasien yang masuk ke
rumah sakit dengan membawa surat pengantar/rujukan dari
dokter/paramedis luar.
1. Kebijakan pelayanan di ICU
a. Visite atau kunjungan dokter untuk memeriksa pasien
dilakukan setiap hari, termasuk pada hari libur. Visite
pasien dilakukan oleh dokter Spesialis, dokter umum dan
dokter jaga dihubungi dalam hal yang mendesak atau
emergency. Perawat akan melaporkan kondisi pasien
kepada dokter agar dilakukan visite atau tindakan.
b. Sebelum dilakukannya tindakan medik keperawatan
kepada pasien, perawat/bidan menjelaskan tentang
tindakan dan efek samping dari tindakan yang akan
dilakukan. Bila pihak keluarga pasien setuju, maka
keluarga diminta menandatangani “Surat Persetujuan
Tindakan Medik”, dan apabila pihak keluarga tidak setuju,
maka keluarga diminta menandatangani “Surat Penolakan
Tindakan Medik”.
c. Keadaan pasien pulang dari ruang ICU bisa berupa :
pulang sembuh, pulang atas permintaan sendiri,/pulang
paksa, dirujuk, dan meninggal.
d. Perawat memandikan pasien pasien 2 kali dalam sehari,
yaitu pada pagi hari (jam 05.00) dan sore hari (jam 16.00).
18
1) Pasien dari rumah dan pasien pasien rujukan, baik
pasien baru atau pasien lama (Her opname) yang
mendaftar melalui loket umum atau loket IGD RSUD H.
Abdul Aziz Marabahan dan dinyatakan dalam kondisi
darurat atau membutuhkan observasi dan tindakan
lebih lanjut oleh dokter spesialis dan dokter jaga IGD.
2) Pasien yang datang ke poliklinik yang dinilai
membutuhkan pelayanan ICU oleh dokter dan langsung
masuk ke ICU dengan dianter oleh petugas poliklinik,
sementara itu perawat meminta keluarga untuk
mendaftarkan pasien ke loket untuk memperoleh status
MRS.
19
Catatan: Apabila dokter spesialis telah melimpahkan
tugasnya kepada dokter umum, maka perawat yang
menghubungi dokter umum.
20
Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindak lanjuti
untuk menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh
agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif. Indikator
pelayanan ICU yang digunakan adalah system skor prognosis
dan keluaran dari ICU. Sistem skor prognosis dibuat dalam 24
jam pasien masuk ke ICU. Pencapaian yang diharapkan adalah
angka mortalitas yang sama atau lebih rendah dari angka
mortalitas terhadap rerata nilai scoring prognosis.
21
F. Konsultasi
1. Setiap pasien dan keluarga pasien yang dirawat di ICU diberi
kesempatan untuk berkonsultasi dengan DPJP sesudah dokter
visite pasien.
2. Untuk konsultasi antar dokter di ICU menggunakan lembar
pencatatan rekam medis (konsultasi dokter).
G. Pelaporan Pasien
1. Kondisi pasien yang dirawat dilaporkan kepada DPJP dan Ka.
ICU oleh perawat jaga shift malam kecuali bila pada kondisi
khusus yang memerlukan penatalaksanaan terapi atau
memerlukan tindakan khusus. Pada kondisi tersebut dapat
dilakukan pelaporan oleh perawat jaga / dokter jada IGD.
2. Setiap pasien baru dilaporkan kepada DPJP dan Ka. ICU.
3. Tiap pergantian jaga shift perawat dilakukan operan antar
perawat jaga.
I. Pengiriman Pasien
1. Pengiriman ke Ruang Rawat Inap
Pengiriman pasien dari ICU ke ruang rawat inap dengan
prosedur :
a. Sudah ada indikasi untuk keluar dari ICU (ditentukan
oleh DPJP bersama tim dokter yang merawat)
b. Memesan tempat ke ruang rawat inap sesuai permintaan
pasien/ keluarga atau sesuai jatah kelas perawatan
pasien.
c. ICU menyiapkan dan melihat kelengkapan berkas pasien
termasuk sistem dokumentasi askep dan format serah
terima pasien.
d. Sesudah tempat di ruamg rawat inap siap, petugas rawat
inap akan menjemput pasien di ICU.
20
e. Pasien dibawa ke ruang rawat inap setelah dilakukan
serah terima pasien antara perawat ICU dengan perawat
ruang rawat inap.
3. Pengiriman Rujukan.
Pengiriman rujukan pasien di ICU dengan cara :
a. Ada indikasi medis, atau permintaan rujukan untuk
rujukan pasien.
b. Perawat akan menghubungi tempat rujukan yang dituju
untuk memastikan ada tempat perawatan, tim medis,
atau segala keperluan yang menjadi kebutuhan pasien
yang akan dirujuk.
c. Perawat akan menyiapkan pasien, berkas pengantar yang
diperlukan, termasuk transportasi yang akan digunakan
d. Sesudah dipastikan semua siap dan kondisi pasien aman
untuk dirujuk, pasien segera diberangkatkan dengan
didampingi keluarga dan tim medis
e. Selama dalam perjalanan pasien tetap dilakukan
pemantauan dan dari hasil pemantauan akan
didokumentasikan dalam berkas medis pasien untuk
diserah terimakan pada rumah sakit yang dituju.
21
d. Jenazah di bawa ke kamar jenazah beserta berkas
setelah serah terima jenazah pasien.
J. Rekam Medis.
Dokumen rekam medis di ICU menggunakan format
observasi ICU, untuk pencatatan yang lain sesuai standar
dokumentasi rekam medis.
22
BAB 5
LOGISTIK
A. Pengadaan Operasional
ALAT TULIS
JUMLAH
NO NAMA BARANG
BARANG
1 MAP JEPIT PLASTIK 10
2 BOLPOINT STANDART/BIASA 12
3 BUKU EKSPEDISI 4
4 BUKU FOLIO 100 5
5 BUKU TULIS 5
6 KERTAS HVS (F4) 3
7 KLIP PAPER 4
8 PENGGARIS PANJANG 1
9 PENGGARIS PENDEK 3
10 ISI CUTTER 2
11 ISI STAPLES (B) 2
12 ISI STAPLES (K) 2
13 PENSIL 2 WARNA 2
14 TIP X 4
15 BANTALAN STEMPEL 2
16 TINTA STEMPEL 1
17 TINTA PRINTER CANON WARNA 1
18 TINTA PRINTER CANON HITAM 1
19 SPIDOL PERMANEN 3
20 SPIDOL NON PERMANEN 3
21 LAKBAND HITAM BESAR 2
22 LAKBAND TRANSPARAN BESAR 2
23 SENTER KECIL 1
24 STABILLO 4
25
PERCETAKAN
JUMLAH
NO NAMA BARANG
BARANG
1 LEMBAR OBSERVASI 20 rims
2 FORM TRANSFER PASIEN 4 rims
3 FORM MERUJUK PASIEN 4 rims
4 FORM PULANG PAKSA (APS) 4 rims
FORM KETERANGAN PULANG/
5 PENGOBATAN LANJUTAN 4 rims
23
RUMAH TANGGA
JUMLAH
NO NAMA BARANG
BARANG
1 ALKALINE A 3 12
2 BATERAI ABC (B) 2
3 BATERAI ABC (K) 4
4 BAYFRESH 3
5 BAYGON SPRAY 2
6 GAYUNG 3
7 VIXAL 2
8 GUNTING 2
9 KRESEK HITAM (B) 1 PAK
10 KRESEK KUNING (B) 1 PAK
11 MOLTO 6
12 STELLA GANTUNG 4
13 SANDAL JEPIT 10 5
14 FRESHENER ELEKTRIK REFILL 2
15 SOKLIN LANTAI 2
16 SAPU LANTAI 2
17 TISSUE KOTAK 3
18 SUNLIGHT 400 ML 2
19 RINSO CAIR SACHET 10
20 TISSUE ROLL NO BRAND 10
21 SIKAT 1
22 WASLAP 5
23 EMBER PLASTIK 3
24 BEDAK BAYI 1
ALAT KESEHATAN
JUMLAH
NO NAMA BARANG
BARANG
1 Handscone on steril “L” (remedi) 2 Kotak
2 Handscone on steril “s” (remedi)) 5 Kotak
3 Handscone on steril “M” (remedi) 3 Kotak
4 Kassa gulung besar 1
5 Hipavix 3 Kotak
6 Urin meter 5
7 Kanule Dewasa 2
8 Kanul Anak 2
9 Kanule Bayi 2
10 Kassa Gulung kecil 2
11 Kapas 2
12 Gluco DR Strip no. 8 2 kotak
13 Masker N95 1 kotak
14 Masker biasa 8 kotak
15 Hydrox Humidifier 8
16 Ambubag 2
17 ECG Paper 5
18 HANSAPLAST 4
19 JACKSON RIECE Anak 2
20 Kursi roda 1
21 Manset Dewasa 3
22 SPATEL logam 1
23
24
25
24
OBAT
JUMLAH
NO NAMA BARANG
BARANG
1 Alkohol 1 liter 2 botol
2 My Jelly 3
3 Supratul 1 kotak
4 Anios gel 3 botol
5 Dermanios 3 botol
6 Anios pembersih lantai 2 botol
7 Steranios pembersih alat 1 botol
8 Aniosyme dd1 pembersih alat 3 botol
9 Surfa’safe 3 botol
10
11
25
BAB 6
KESELAMATAN PASIEN.
A. Definisi
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
3. Medikasi :
a. Ketepatan pemberian obat.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah
obat, salah dosis, salah jenis, salah rute pemberian, salah
identitas pada etiket, salah pasien.
b. Ketepatan Transfusi.
26
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah
identitas pada permintaan, salah tulis jenis produk darah,
salah pasien
4. Pasien jatuh :
Target 100%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di ICU.
27
BAB 7
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah
sakit membuat kerja/aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Baptis Batu.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
28
b. Pencucian dengan sabun
c. Pengeringan
29
BAB 8
PENGENDALIAN MUTU
30
Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan pelayanan
Numerator
intensif
Denominator Tidak ada
31
Operasional dengan ketentuan 6 langkah cuci tangan
Frekuensi
Pengumpulan Tiga bulan sekali
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Jumlah perawat yang diamati dan mematuhi prosedur
Numerator
hand hygiene
Denominator Jumlah seluruh perawat yang diamati
Penanggung
jawab
Kepala Instalasi ICU
pengumpul
data
Standar ≤9%
Penanggung
jawab
Kepala ruang ICU
pengumpul
data
32
6. Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif
Dengan Kasus Yang Sama < 72 Jam
33
BAB 9
PENUTUP
34