Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN

DIREKTUR RSUD H. ABDUL AZIZ MARABAHAN


NOMOR : SK / ACC / / VII / 2018

TENTANG

KEBIJAKAN KRITERIA MASUK DAN KELUAR ICU


H. ABDUL AZIZ MARABAHAN

Menimbang :

a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD H. ABDUL AZIZ


MARABAHAN, maka diperlukan adanya kriteria pasien masuk dan keluar ruang
perawatan intensif ( ICU ).

b. Bahwa agar pelaksanaan pelayanan ICU di RSUD H. ABDUL AZIZ


MARABAHANdapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan sebagai landasan
bagi pelaksanaan pelayanan ICU di RSUD H. ABDUL AZIZ MARABAHAN.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan


dengan Keputusan RSUD H. ABDUL AZIZ MARABAHAN.

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran.

3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Kesatu : Keputusan RSUD H. ABDUL AZIZ MARABAHAN tentang kebijakan kriteria


masuk dan keluar ruang ICU RSUD H. ABDUL AZIZ Marabahan

Kedua : Kebijakan Kriteria masuk dan keluar ICU di RSUD H. ABDUL AZIZ
Marabahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pasien yang masuk dan keluar
ruang ICU RSUD H. ABDUL AZIZ MARABAHAN dilaksanakan oleh
Direktur Pembinaan Pelayanan Medik H. ABDUL AZIZ MARABAHAN.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di

kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini

akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Marabahan


Pada tanggal : Juli 2018

Direktur
RSUD H. Abdul Aziz Marabahan

dr. Fathurrahman , M.Sc,Sp.PD


NIP. 19720306 200212 1 008
Lampiran Keputusan
Direktur RSUD H. ABDUL AZIZ MARABAHAN
Nomor :
Tanggal : Juli 2018

KEBIJAKAN KRITERIA MASUK DAN KELUAR ICU


H. ABDUL AZIZ MARABAHAN

Kebijakan Umum

1. Bahwa Semua pasien yang karena kondisinya memerlukan perawatan khusus dan
pemantauan ketat secara terus-menerus harus mendapatkan pelayanan kesehatan di
ruang perawatan intensif ( Intensive Care Unit ).
2. Pasien yang dirawat di ruang intensif harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
3. Bahwa pasien harus dipindahkan dari ruang perawatan intensif apabila berdasarkan
kebutuhan fisiologisnya sudah tidak membutuhkan perawatan khusus dan
pemantauan ketat secara terus – menerus.

Kebijakan Khusus

1.Kriteria Pasien masuk dan keluar ICU ditetapkan oleh DPJP.


2.Kriteria masuk ICU adalah sebagai berikut :
a. Kriteria masuk berdasarkan sistem organ
1). Penilaian Sistem Kardiovaskular
2). Penilaian Sistem Respirasi
3). Penilaian Sistem Gastrointestinal
4). Penilaian Sistem Renal
5). Penilaian Sistem Endokrin
6). Penilaian Sistem Hematologi
7). Penilaian Sistem Syaraf Pusat
8). Penilaian Sepsis
9). Pemantauan Sebelum atau Sesudah Pembedahan
10). Luka Bakar
11). Gangguan beberapa sistem organ akut
12). Penilaian Kondisi Lain

b. Kriteria Berdasarkan parameter obyektif


1). Tanda-tanda vital
2). Nilai laboratorium
3). Radiografi/ultrasonografi/tomografi
4). Penemuan pemeriksaan fisik
1. Kriteria masuk berdasarkan prioritas:

Pada prinsipnya panduan untuk memasukkan pasien medical adalah


memberikan prioritas pada pasien yang akan memperoleh manfaat dari
intervensi dan support di ICU. Dapat digolongkan menjadi:

Prioritas 1:

Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan
terapi intensif dan tertitrasi, seperti: dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu
suportif organ/sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat anti
aritmia kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan lain-lainnya. Contoh
pasien kelompok ini antara lain, pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat,
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.
Institusi setempat dapat membuat kriteria spesifik untuk masuk ICU, seperti
derajat hipoksemia, hipotensi dibawah tekanan darah tertentu. Terapi pada
pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.

Prioritas 2:

Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab


sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya
pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien
seperti ini antara lain mereka yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal
ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedahan major. Terapi
pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya
senantiasa berubah.

Prioritas 3:

Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status
kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya,
secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi
di ICU pada golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien
dengan keganasan metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial tamponade,
sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal
disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini
hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya

3. Kriteria pasien keluar ICU


Pasien dinyatakan keluar ICU oleh DPJP dengan ketentuan apabila pasien :
a. Tidak membutuhkan bantuan ventilasi mekanik dan proteksi jalan napas .
b. Tidak membutuhkan lagi obat – obat inotropik dan anti aritmia dosis tinggi
dan tidak memerlukan monitoring hemodinamik intensif( sesuai penilaian
konsulen DPJP terkait ).
c. Kriteria yang menyebabkan pasien masuk ICU sudah dapat diatasi.
d. Apabila pasien yang sudah mendapat perawatan intensif, tetapi kondisinya
memburuk DPJP memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang kondisi
pasien dengan mengisi dan menandatangani Lembar Edukasi terintegrasi.
e. Setelah berdiskusi dengan keluarga dan atas persetujuan keluarga, DPJP
menetapkan status DNR ( Do Not Resusitation ) dengan mengisi dan
menandatangani Lembar Informed Consent.

Direktur
RSUD H. ABDUL AZIZ MARABAHAN

dr. Fathurrahman , M.Sc,Sp.PD


NIP. 19720306 200212 1 008

Anda mungkin juga menyukai