PROGRAM KE-
SKRINING PASIEN
1
BAB I
DEFINISI
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Skrining dapat dilakukan di luar rumah sakit dan pada saat pasien dating ke lingkungan
Rumah Sakit H. Abdul Aziz Marabahan. Petugas Rumah Sakit yang dapat melakukan
skrining pasien antara lain security, petugas admisi, petugas IGD, petugas rawat jalan dan
petugas di instalasi penunjang medis.
3
BAB III
TATA LAKSANA
A. Triage
Triage adalah seleksi sesuai tingkat kegawatdaruratan sehingga pasien terseleksi
dalam mendapatkan pertolongan sesuai tingkat kegawatannya.Triage dilakukan baik di
luar rumah sakit (pra hospital) maupun didalam rumah sakit. Triage di RS H. Abdul Aziz
Marabahan menggunakan sistem labeling warna, pasien ditentukan apakah gawat
darurat, gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat atau tidak gawat tidak darurat.
Pasien yang telah di seleksi diberi label warna pada list nya, sesuai dengan tingkat
kegawatannya.
Adapun pemberian labeling warna sesuai dengan tingkat kegawatan, sebagai berikut :
1. Pasien gawat darurat diberi label warna merah
2. Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi label warna kuning
3. Pasien tidak gawat dan tidak darurat diberi label warna hijau
4. Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi warna label hitam
KeputusanTriage.
a) Triage diluar Rumah Sakit
Dari hasil yang dilakukan diluar rumah sakit (pra hospital), didapatkan keputusan
sebagai berikut:
1. Pasien dengan kategori triage merah merupakan prioritas pertama segera
ditransfer ke RS PUSRI Palembang.
2. Pasien dengan kategori triage kuning merupakan prioritas kedua utnuk
ditransfer ke RS PUSRI Palembang.
3. Pasien degnan kategori triage hijau merupakan prioritas ketiga dan dapat
ditransfer ke puskesmas atau klinik penyedia pelayanan kesehatan tingkat
pertama menggunakan alat transportasi umum atau ambulans.
4. Pasien dengan kategori triage hitam merupakan prioritas keempat dan
ditransfer Rumah Sakit Pusri.
b) Triage didalam Rumah Sakit.
Initial assesment (Penilaian Awal)
Pasien yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) maupun poliklinik
memerlukan penilaian dan pengelolaan yang cepat dan tepat. Waktu berperan
sangat penting oleh karena itu diperlukan cara yang mudah, cepat dan tepat.
Proses awal ini dikenal dengan initial assessment (penilaian awal).
4
Penilaian awal ini intinya adalah :
1. Primary survey yaitu penanganan ABCDE dan resusitasi. Disini dicari keadaan
yang mengancam nyawa dan apabila menemukan harus dilakukan resusitasi.
Penanganan ABCDE yang dimaksud adalah:
A. Airway dengan control cervical
B. Breathing dan ventilasi
C. Circulation dengan control perdarahan
D. Disability, status neurologis dan nilai GCS
E. Exposure buka baju penderita tapi cegah hipotermi
2. Secondary survey
Pemeriksaan teliti dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki, dari depan
belakang dan setiap lubang dimasukkan jari (tube finger in every orificium).
a. Anamnesa melalui pasien, keluarga atau petugas pra hospital yang meliputi :
A : Alergi
M : Medikasi / obat - obat
P : Past illnes / penyakit sebelumnya yang menyertai
L : last meal / terakhir makan jam berapa bukan makan apa
E : event / hal - hal yang berhubungan dengan sebab cedera
5
kehamilannya missal pecah ketuban, perdarahan, kontraksi, arahkan
pasien ke IGD (PONEK).
b. Apabila pasien tidak ditemukan tanda kegawatan, tanyakan tujuan
kedatangan pasien atau nama dokter yang dituju serta jelaskan jenis
pelayanan dan waktu pelayanan yang disiapkan oleh Rumah Sakit
kemudian arahkan ke Instalasi yang dituju.
3. Saat pasien berada di Instalasi penunjang medis (Instalasi Farmasi, laboratorium,
Radiologi, Rehabilitasi medic), lakukan skrining visual oleh petugas di Instalasi
terkait:
a. Apabila petugas melihat adanya kegawatan arahkan pasien ke IGD.
Apabila pasien dalam keadaan hamil dan mempunyai keluhan dalam
kehamilannya missal pecah ketuban, perdarahan, kontraksi, arahkan
pasien ke IGD (PONEK).
b. Apabila pasien tidak ditemukan tanda kegawatan, layani pasien sesuai
kebutuhannya.
Skrining Medis :
1. Lakukan Skrining medis oleh dokter atau perawat yang kontak pertama kali
dengan pasien dengan menanyakan keluhan pasien serta mengamati adanya
tanda – tanda kegawatan pada pasien.
a. Apabila dokter atau perawat menemukan adanya kegawatan, arahkan
pasien ke IGD. Apabila pasien dalam keadaan hamil dan mempunyai
keluhan dalam kehamilannya missal pecah ketuban, perdarahan,
kontraksi, arahkan pasien ke IGD (PONEK).
b. Apabila pasien tidak ditemukan tanda kegawatan, arahkan pasien
kebagian admisi.
2. LakukanTriaseolehpetugas IGD yang berkompetenmelakukanTriase
(mengikutipelatihanTriase)
6
Skriningpasienrujukanolehpetugas IGD
1. Terima telepon dari petugas Rumah Sakit atau Fasilitas kesehatan perujuk dan
tanyakan jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien, missal ruang perawatan
yang dibutuhkan, alat medis khusus yang dibutuhkan (ventilator, dsb). Tanyakan
oleh dokter IGD mengenai data klinis (Keadaan umum, kesadaran, tanda vital,
hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang abnormal) serta diagnosis pasien
kepada dokter jaga rumah sakit atau fasilitas kesehatan perujuk.
2. Informasikan kepada pihak Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan yang merujuk
untuk menunggu beberapa waktu karena pihak rumah sakit akan
mengkoordinasikan terlebih dahulu dengan unit terkait.
3. Hubungi instalasi terkait untuk menanyakan ketersedian jenis pelayanan yang
dibutuhkan pasien.
Pada kasus yang sudah pasti tidak dapat dilayani di Rumah Sakit H. Abdul Aziz
Marabahan maka pemeriksaan penunjang diagnostik dapat tidak dilakukan
7
BAB IV
DOKUMENTASI
Semua hasil skrining di catat dalam rekam medis IGD dan poliklinik.
8
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di : Marabahan
Pada tanggal :
RSUD. H. Abdul Aziz Marabahan