Anda di halaman 1dari 18

MALPRAKTEK DAN

KELALAIAN MEDIK

MALPRAKTEK & KELALAIAN MEDIK


Kelalaian Malpraktek
Malpraktek
- Dengan Sengaja = dolus = intentional
- Tidak dengan sengaja = culpa = negligence = kelalaian
Contoh Kasus:
Dr. Nork (California) 1973 Hal 12 J Guwandi
Dr. C (Singapura) 1985 Hal 12 J Guwandi

UU No 6 Th. 1963 Tentang Tenaga Kesehatan Ps.II:


Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan di dalam
KUHP dan peraturan-peraturan perundangan lain, maka
terhadap tenaga kesehatan dapat dilakukan tindakantindakan administrative dalam hal sebagai berikut:
A. Melalaikan kewajiban
B. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh
diperbuat seorang tenaga kerja kesehatan, baik mengingat
sumpah jabatannya maupun mengingat sumpah sebagai
tenaga kesehatan.
C.Melanggar sesuatu ketentuan menurut atau berdasarkan
undang-undang ini

a +b = CULPA
c = DOLUS

Lalai apabila ia bertindak tak Acuh, tak peduli, tak


memperhatikan kepentingan orang lain.
Tidak merugikan orang lain: akibat hukum (-)
De minimis non curat lex = hukum tidak mencampuri halhal sepele
Merugikan/mencelakakan orang lain = kelalaian berat =
Culpalata - > Pidana (KUHP Ps. 359)
MALPRAKTEK apabila:
a. Adanya tindakan/sikap perbuatan dokter yang:
Bertentangan dengan etik atau moral
Bertentangan dengan hukum
Bertentangan dengan standard profesi medic
Kekurangan pengetahuan atau ketinggalan ilmu pada
bidangnya yang berlaku umum
b. Menelantarkan kelalaian, kurang hati-hati, kesalahan

Tolak ukur kelalaian:


Hukum Pidana: Culpalata (kelalaian berat)
Hokum perdata: bukan kelalaian kecil atau besar,
tetapi kerugian yang diakibatkan oleh karena prinsip
perdata untuk setiap kerugian harus ada penggantian
Contoh kasus: Espirosa Vs Beverly Hospital California
(1953) Hal 21

4-D Kelalaian (Negara-negara Anglo Saxon)


1. Duty( kewajiban)
2. Derelictin of That Duty (Penyimpangan kewajiban)
3. Direct Causation
4. Damage

Contoh kasus Sinect Causation & Damage = kaitan


langsung antara penyebab dengan kerugian yang
diakibatkannya. Barnett VS Chelsea and
Kensington Hospital Management Committee
(1969) hal 24

-The Three Elements of Liability = 3 unsur langsung jawab


1. Culpability
2. Damage
3. Causal relation ship
-Secara yuridis timbulnya hubungan hukum dokter pasien
oleh karena 2 hal:
1.Berdasarkan perjanjian (=IUS CONTRACTU)
->Sukarela pasien datang ke dokter = perjanjian ???
2.Berdasarkan undang-undang (=IUS DELICTO)
->Hukum perdata Ps. 1365: timbul kerugian (pasien)
->Ganti rugi

Dasar-dasar peniadaan kesalahan khusus medic


- Dalam KUHP terdapat hal-hal yang dapat
meniadakan atau mengurangi hukuman:
Ps. 44
: Sakit Jiwa
Ps. 48
: adanya unsure daya paksa
Ps.49
: Pembelaan diri terpaksa
Ps. 50
: Peraturan perundang-undangan
Ps. 51
: Perintah Jabatan
- Khusus kedokteran, di Negara-negara anglo Saxon
sudah berlaku dan berkembang di dalam
Yurisprudensi dan literature hukum kedokteran
dan sudah dipakai sebagai pedoman.

Dasar-dasar peniadaan kesalahan medic


A. Resiko dalam pengobatan:
1.
2.

3.

Resiko yang inheren


Reaksi alergik
Komplikasi dalam tubuh pasien

B. Kecelakaan
C. Kekeliruan penilaian klinis
D. Volenti non Fit Iniura
E. Contributory Negligence

A. Risiko dalam pengobatan


A1. Risiko yang inheren
Setiap tindakan dokter, diagnostic maupun terapeutik
mengandung risiko.
Jika dokter dengan hati-hati, teliti, berdasarkan standard
profesi medic -> tidak dapat dipersalahkan jika timbul
yang tak diinginkan.
Karena:
Hubungan dokter pasien = perjanjian berusaha ( inspannning
verbintenis)
->Dokter tidak menjamin akan selalu berhasil dan tidak menjamin
terhadap efek sampingan.
Misalnya: kulit jadi hitam hangus, rambut rontok (akibat penyinaran),
tulang patah (akibat ECT= Electro Convulsive Therapy), anafilaktik
shock, dan lain-lain
Kewajiban dokter member informasi (informed consent)

A2. Reaksi Alergik


Reaksi tubuh yang berlebihan, tiba-tiba, tak bias
diperkirakan lebih dahulu -> dokter tidak bias
dipersalahkan.
A3. Komplikasi dalam tubuh pasien
Timbul tiba-tiba, tidak bias diduga sebelumnya
-> Tidak dapat dipersalahkan
Misalnya sesudah dioperasi, dirawat beberapa hari, tibatiba timbul pulmonary emboli - > pasien meninggal
sesudah operasi Caesar tiba-tiba timbul emboli air
ketuban -> meninggal

B. Kecelakaan
Misalnya (The Straits Times 28-10-1986), seorang dokter
bedah ternama mengoperasi tumor yang agak besar yang
letaknya pada paru-paru atas dekat arteri -> high risk tak
sengaja, tertusuk 2 arteri -> pendarahan tak berhasil
dihentikan -> meninggal -> dokter tidak dapat
dipersalahkan.
C. Kekeliruan Penilaian Klinik
Errare Humanumest = Kesalahan adalah manusia
Error diteliti apakah tindakan dokter berdasarkan standard
profesi medis
Ilmu kedokteran adalah seni (art) dan sains/sciences dan
teknologi yang dimatangkan pengalaman ->Jarang
kesepakatan bulat
Respectable minority rule: seorang dokter tidak dianggap
lalai apabila ia memilih salah satu dari sekian banyak cara
pengobatan yang diakui

Misalnya: kasus white house V Jordan. 1980


Seorang dokter ahli kandungan ternama
dipersalahkan menarik-narik terlalu lama dan
terlampau keras seorang bayi dalam persalinan yang
sangat sukar. Bayi dilahirkan dengan cacat berat otak.
Pertimbangannya: jika operasi Caesar, berat risikonya
pada si ibu, sehingga dikeluarkan dengan persalinan.

D. Volenti Non Fit Inura


= Asumption of Risk
= Asumsi sudah diketahuinya terdapat risiko besar dan
secara sukarela bersedia menanggungnya - > tidak
dapat menuntut
Misalnya transplatasi ginjal dari donor hidup olah raga
tinju, sepakbola

E. Contributory Regligence
= setiap tindak tidak wajar pasien, yang
mengakibatkan cedera pasien sendiri.
Tidak mentaati nasehat dokter, pulang paksa tidak
kembali lagi follow up, melanggar larangan dokter
Contoh: Buckle V Dehauney, 1971 (hal 58)

Beban pembuktian (Hukum)


UUD 1945: Indonesia adalah Negara hokum
(Rechtstaat) -> asas-asas / prinsip Negara hokum
(Rule of Law) dipegang teguh.

Salah satu unsure rule of law adalah asas-asas praduga

tak bersalah
KUHP pasal 66:
Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban
pembuktian dalam penjelasan pasal 66:
bahwa ketentuan ini adalah penjemlmaan dari asa
praduga tak bersalah
KUHP Ps. 158: Hakim dilarang menumpukkan sikap
atau mengeluarkan pernyataan di siding tentang
keyakinan mengenai salah atau tidaknya terdakwa

Dalam hukum pidana, pembalikan beban pembuktian

tidak dapat dilakukan.


Lain halnya dalam hukum perdata
Pembuktian pada hukum kedokteran tetap berpegang
praduga tak bersalah
Bagaimana pasien yang tak tahu liku-liku kedokteran
atau paksa penuntut umum yang tak tahu liku-liku
kedokteran melakukan penuntutan dan pembuktian
Dalam hal-hal tertentu kelalaian dokter sangat jelas ->
awam dapat menilai ada doktrin dalam ilmu hukum:
Res ipsaloquitur
= The Thing speaks for it self -> persoalan sangat jelas
-> praduga adanya kelalaian -> hakim bebankan
kepada dokter membantah dengan mengajukan buktibukti ketidaklalaiannya.

Yurisprudensi Res Ipsa Loquiter


Gentong-gentong kay berisikan tepung dan karung-

karung berisikan gula berjatuhan dari suatu gudang


bertingkat -> mencederai orang-orang yang lewat
dibawahnya
Hakim berpendapat ada kelalaian pemilik
->Beban pembuktian ketidaklalaiannya
->Terdapat praduga lalai
Membalikkan beban pembuktian dari penggugat
kepada tergugat
Didalam bidang medic kasus yang jelas:
Tertinggalnya kasa atau instrument dalam tubuh pasien

sesudah operasi
Operasi anggota tubuh yang salah
Tertukar pasien yang harus dioperasi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai