Anda di halaman 1dari 92

Komunikasi Medik

KH 6
H. Syahrul Muhammad, dr.MARS

Blok II, Oktober 2014


Undang Undang No .29 Tahun 2004
Praktek Kedokteran

KOMPETENSI DOKTER
Standar Kompetensi
SK Mendiknas 045/U/2002

KOMPETENSI
Seperangkat tindakan cerdas dan penuh
tanggungjawab yg dimiliki seseorang sebagai
syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat pelaksanaan tugas di bidang
pekerjaan tertentu.
PERUBAHAN PERATURAN
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
1. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
Nomor No. 21A/KKI/KEP/IX/2006.
(lama)
2. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
Nomor 11 Tahun 2012. (baru).
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
INDONESIA
PerKonsil Kedok. Indonesia
No 11 Tahun 2012
TANTANGAN PROFESI KEDOKTERAN.
• Masih memerlukan penguatan aspek perilaku profesional,
mawas diri, dan pengembangan diri serta komunikasi efektif
sebagai dasar dari rumah bangun kompetensi dokter
Indonesia.
• Hal tersebut sesuai dengan hasil pertemuan Konsil
Kedokteran se-ASEAN yang memformulasikan bahwa
karakteristik dokter yang ideal, yaitu profesional, kompeten,
beretika, serta memiliki kemampuan manajerial dan
kepemimpinan.
Dr. Mimi Guarneri penulis buku The
Heart Speaks, seorang kardiolog
terkenal, memberikan komentar
mengenai sikap dokter :
” Beberapa dokter modern memiliki
mental montir dengan menganggap
tugas mereka adalah menemukan
masalah secepat mungkin dan segera
memperbaikinya, dan bukannya
membangun hubungan jangka
panjang.”
7
DEGRADASI KEMAMPUAN KLINIS
• Dokter lebih mengandalkan kemampuan
teknologi diagnostik sehingga
kemampuan klinis menurun
• Mengabaikan pentingnya anamnesis dan
pemeriksaan klinis
• Dr. Jean Vannatta, mantan dekan Fakultas
Kedokteran Oklahoma mengatakan : ”
Teknologi telah menjadi agama di
kalangan kedokteran. Mudah sekali bagi
dokter untuk melewatkan sebuah fakta
yang menunjukkan bahwa 80 – 85 % dari
diagnosis terdapat dalam cerita yang
dikisahkan oleh si pasien.”
8
Sanders (2004) juga mengkritik :
“Penggunaan teknologi kedokteran yang
berlebihan memunculkan suatu ide baru, yaitu :
(1) bahwa kedokteran adalah mengenai
penyakit, bukan mengenai pasien, (2) bahwa
pasien itu tidak nyata, yang nyata adalah
teknologi.

9
Secara jelas Trafford dalam the Washington
Post (1995) memberikan komentarnya :
”Pemeriksaan CT scan dan MRI, terapi laser dan
laparoskopi, pemeriksaan DNA, dan semua
teknologi canggih lainnya telah membuat
kedokteran modern begitu efektif dan mahal
telah mengisolasi diri dokter dari pasien sebagai
personal”

(Glass RM 1996)

10
“Medicine is an art
whose magic and
creative ability have
long been
recognized as
residing in the
interpersonal
aspects of patient-
physician
relationship.” 11
SISTEMATIKA SKDI PERKONSIL 11/2012

• SKDI terdiri atas 7 (tujuh) area kompetensi yg


diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi
dokter layanan primer.
• Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, yg
disebut kompetensi inti.
• Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa
komponen kompetensi, yg dirinci lebih lanjut
menjadi kemampuan yg diharapkan di akhir
pendidikan.
SKEMATIK SKDI PerKonsil 11 Th 2012

AREA KOMPETENSI

KOMPETENSI INTI

KOMPONEN KOMPETENSI

KEMAMPUAN YG DIHARAPKAN PD AHIR


PEMBELAJARAN .

LAMPIRAN
DAFTAR POKOK BAHASAN.
DAFTAR MASALAH.
DAFTAR PENYAKIT.
DAFTAR KETRAMPILAN Klinis.
A. AREA KOMPETENSI.

• Kompetensi dibangun dengan pondasi yang


terdiri atas profesionalitas yang luhur, mawas
diri dan pengembangan diri, serta komunikasi
efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa
pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu
kedokteran, keterampilan klinis, dan
pengelolaan masalah kesehatan .
PONDASI DAN PILAR KOMPETENSI.

KOMPETENSI

Landa Penge
Penge san Ketra lolaan
lolaan ilmiah mpila masal
infor I.Ked n ah
masi okter Klinis Keseh
an atan

Komunikasi Efektif

Mawas Diri dan Pengembangan Diri

Profesional itas yg luhur.


A. AREA KOMPETENSI

1. Profesionalitas yang Luhur


2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
B. KOMPONEN KOMPETENSI
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
1. AREA PROFESIONALITAS YG LUHUR,

1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha


Kuasa
2. Bermoral, beretika dan disiplin
3. Sadar dan taat hukum
4. Berwawasan sosial budaya
5. Berperilaku profesional.
2. AREA MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN
DIRI.
• 6. Menerapkan mawas diri
• 7. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
• 8. Mengembangkan pengetahuan baru.
3. Area Komunikasi Efektif
Penjabaran kompetensi

3.1. Kompetensi Inti .


• Mampu menggali dan bertukar informasi
secara verbal dan nonverbal dengan pasien
pada semua usia, anggota keluarga,
masyarakat, kolega, dan profesi lain.
3.2. Lulusan Dokter Mampu.
1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
a. Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan
nonverbal
b. Berempati secara verbal dan nonverbal
c. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun
dan dapat dimengerti
d. Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan
kesehatan secara holistik dan komprehensif
e. Menyampaikan informasi terkait kesehatan (termasuk berita
buruk, informed consent) dan melakukan konseling dengan
cara yang santun, baik dan benar '
f. Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural
dan spiritual pasien dan keluarga
3.2. Lulusan Dokter Mampu
2. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain)
a. Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yg baik dan
benar
b. Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan
kesehatan
c. Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada
penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media
massa dan pihak lainnya jika diperlukan
d. Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif
3.2. Lulusan Dokter Mampu

3. Berkomunikasi dengan masyarakat


• Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya
bersama-sama
• Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat.
Pokok bahasan….1
3.1. Penggunaan bahasa yg baik, benar dan mudah
dimengerti
3.2. Prinsip komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan.
– Metode komunikasi oral dan tertulis yg efektif.
– Metode utk memberikan situasi yg nyaman dan kondusif
dlm komunikasi efektif,
– Metode utk mendorong pasien agar memberikan
informasi dengan sukarela
– Metode melakukan anamnesis secara sistimatis
– Metode utk menidentifkasi tujuan pasien berkonsultasi.
– Melingkupi biopsikososiokultural spiritual.
Pokok bahasan…..2
3.3. Berbagai elemen komunikasi efektif.
– Komunikasi intrapersonal, interpersonal dan masa
– Gaya dalam berkomunikasi.
– Bahasa tubuh, kontak mata, cara berbicara, tempo berbicara, tone
suara, kata-kata yg digunakan atau di hindari.
– Ketrampilan utk mendengar aktif.
– Teknik fasilitasi pd situasi sulit ; pasen marah, sedih, takut, atau situasi
khusus.
– Tehnik negosiasi, persuasi dan motivasi.
3.4. Komunikasi lintas budaya dan keberagaman.
– Perilaku yg tidak merendahkan atau menyalahkan pasien, bersikap
sabar, dan sensitif terhadap budaya.
3.5. Kaidah penulisan dan laporan ilmiah.
3.6. Komunikasi dalam publik speaking.
Sasaran penunjang

• Menerapkan prinsip kerahasiaan, otonomi pasien,


reaksi positif dan aspek pengobatan dalam hubungan
dokter pasien dalam hal :
– Anamnesis
– Konseling
– Penjelasan berbagai prosedur
– Negosiasi pembuatan keputusan dengan keluarga
– Pendidikan pasien.
Empati
• Kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan,
fikiran, dan keinginan orang lain, tanpa
mempengaruhi objektivitas dalam menilai orang
tersebut.
• Kemampuan menempatkan diri ke dalam diri orang
lain untuk memahami pandangan dan perasaan
orang tersebut, sesuai dengan latar belakang
pendidikan, sosial, budaya, agama, ekonomi, etnik,
dan lain lain.
Simpati
• Kecendrungan untuk merasakan perasaan,
fikiran, dan keinginan orang lain, namun
karena melibatkan perasaan, seringkali
penilaiannya menjadi subjektif.
Antipati
• Penolakan atau perasaan tidak suka yang
kuat
• Perasaan menentang objek tertentu yang
bersifat personal dan abstrak
Etik / Etika
• Kumpulan asas/nilai/moralitas universal
yang berkenaan dengan ahlak atau yang
serba baik
• Norma kebaikan yang berasal dari
pembenaran nilai nilai yang di anut suatu
golongan atau masyarakat.
Etika profesi
• Etika terapan dan kesejawatan yang
berlaku untuk masing masing profesi
yang mengandung keutamaan dan
keluhuran profesi.
Etika kedokteran
kewajiban moral yang mendasari profesi
dan praktek kedokteran, serta melandasi
segenap keputusan medik menjadi
keputusan yang benar dan serba baik.
Perilaku luhur
• Perilaku yang menjunjung tinggi moral, adat
istiadat, sopan santun, tingkah laku, nilai
nilai baik (terpuji) manusia
• Budi pekerti yang paling hakiki, yaitu perilaku
yang meliputi sikap dan perilaku dalam
hubungan dengan Tuhan, diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan alam
sekitar.
Soeryono Soekanto

sistem Aspek Jasmani


Manusia
Masyarakat
Aspek rohani

Kodrat alamiah Kodrat budaya Dunia nilai

Cipta Logika Ilmu pengetahuan kebenaran


(Pikiran, rasio)

Karsa
Religi, ahlak, keserasian
(kehendak, Etika
sopan santun, hukum
kemauan)

Rasa Estetika Kesenian keindahan


(perasaan, emosi)
PENGERTIAN KOMUNIKASI

• Komunikasi (Communication) berasal dari perkataan


”communicare”  berpartisipasi atau memberi tahu
atau bahasa latin “Communis”  milik bersama atau
berlaku dimana mana.
• Komunikasi  kegiatan manusia untuk
menyampaikan kepada orang lain apa yang menjadi
pikiran, harapan ataupun pengalamannya, sehingga
apa yang disampaikan menjadi milik bersama.
• Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-
lambang
PENGERTIAN KOMUNIKASI

• Latin --> com + unus = union


• A dynamic process of giving and sharing,
meaning both
– Verbally, and
– Non verbally
Unsur – unsur Komunikasi
Pendapat 3 unsur Pendapat 4 unsur Pendapat 5 unsur Pendapat 6 unsur

1. Sumber 1. Sumber 1. Sumber 1. Sumber


2. Pesan 2. Pesan 2. Pesan 2. Pesan
3. Sasaran 3. Media 3. Media 3. Media
4. Sasaran 4. Sasaran 4. Sasaran
5. Sistem simbol 5. Umpan balik
6. Akibat.
Proses komunikasi
• Model linier
• model sistem
Model linier
1. Tersedianya pesan dan orang yang akan menyampaikan
pesan
2. Adanya upaya menterjemahkan pesan ke dalam bentuk yang
dapat disampaikan (encoded)
3. adanya alat penyampai pesan
4. Adanya media yang akan dipergunakan untuk menyampaikan
pesan
5. adanya alat penerima pesan
6. Adanya upaya untuk menterjemahkan pesan yang diterima
ke dalam bentuk yang mudah di mengerti (decoded)
7. Saran serta timbulnya pengertian terhadap pesan yang
disampaikan.
Model sistem
• Menempatkan kedudukan dan peran sumber
sama dengan kedudukan dan peran sasaran.
• Fungsi setiap unsur komunikasi terutama
unsur dan sasaran tidak hanya tunggal,
tetapi bersifat ganda.
Profesionalisme
Bekerja
Kedokteran

Kualitas tinggi Memuaskan pasien

Faktor yg berpengaruh Faktor yg berpengaruh

1. Ilmu pengetahuan & ketrampilan 1.Komunikasi

2. Proses berfikir yg benar 2. Sikap dasar


(penerapan pengetahuan) (Attitude)
Empati dokter kepada pasiennya.

1.Perasaan dokter yg dapat merasa dan


meraba apa yg diderita atau problem
pasien
2.Faktor yg penting yg bila dituruti/tindak
lanjuti dapat menimbulkan kesabaran
dokter dan mendorongnya untuk
mempertimbangkan matang matang apa
yg akan di kerjakannya.
Berbagai fokus/objek empati adalah :
1.Empati terhadap penderitaan pasien,
dokter membayangkan betapa nyerinya/ sakit tulang yg
patah pada seorang pemuda. Meskipun patahnya karena
ngebut dijalan. Dokter tidak perlu mencemooh dan
mengejeknya karena ngebut.

2. Empati terhadap emosi/psikis pasien,

Misal ;
1. pasien tbc paru, kemudian dokter memberi semangat,
bhw sakitnya dapat sembuh dengan berobat teratur,
2. empati negatif adalah dokter yg mencemooh seorang
pasien penyakit kelamin, pasien sendiri sudah sedih dan
merasa berdosa tidak perlu lagi ditambah oleh hinaan dari
dokternya.
Berbagai fokus/objek empati adalah :

3. Empati dari segi sosial ekonomi,


misalnya seorang tukang becakyg sakit gagal ginjal terminal
tidak perlu diceritakan bahwa hidupnya dapat dipertahankan
dengan hemodialisa.

4. Empati dari segi budaya dan agama,


Ada sekte agama tertentu yg melarang umatnya untuk melakukan
tranfusi darah. Dokter tidak boleh melepas tangan tidak mau
mengobati pasien tersebut. Budaya masyarakat yg menganggap
menderita kanker suatu aib bagi keluarga sehingga dokter harus
hati hati menjelaskan kepada pasien.
Empati
• Dikembangkan apabila dokter memiliki ketrampilan
mendengar dan berbicara yg keduanya dapat dipelajari dan
dilatih.
• Carma L. Bylund & Gregory Makoul (Emphatic Communication in
Physician-Patient Encounter ,2002)), menyatakan betapa pentingnya
empati ini dikomunikasikan.
• Dalam konteks ini empati disusun dalam batasan definisi berikut:
– kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan
pasien (a physician cognitive capacity to understand patient’s needs),
– menunjukkan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien
(an affective sensitivity to patient’s feelings),
– kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikan
empatinya kepada pasien (a behavioral ability to convey empathy to
patient).
• Dokter : Selamat Sore Pak / Ibu. Apa yang bisa saya bantu?
• Pasien : Dokter, sakit kepala saya ini hebat sekali seperti mau pecah

• Dokter : Response Empati


RESPON EMPATI
N – ame the emotion “tampaknya sangat mengganggu bapak”
menyatakan emosi

U – nderstand the emotion “saya memahami nyeri tersebut pasti


memahami emosi menyakitkan bapak”

R – espect (praise) the patient “saya sangat terkesan bapak bisa menjalani
memuji pasien pengobatan selama ini dan menderita sakit
tersebut”

S – upport the patient “saya dan tim akan membantu bapak mengatasi
menyokong pasien sakit kepala”

E - xplore the emotion “mohon dijelaskan bagian sakit kepala ini yg


mendalami emosi pasien menganggu bapak”

49
Bylund & Makoul (2002), 6 tingkat empati yg dikodekan dalam
suatu sistem
(The Empathy Communication Coding System (ECCS) Levels).
• Level 0: Dokter menolak sudut pandang pasien
– Mengacuhkan pendapat pasien
– Membuat pernyataan yang tidak menyetujui pendapat pasien seperti “Kalau stress ya, mengapa datang ke
sini?” Atau “Ya, lebih baik operasi saja sekarang.”
• Level 1: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu
– “A ha”, tapi dokter mengerjakan hal lain: menulis, membalikkan badan menyiapkan alat, dan lain-lain
• Level 2: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implicit
– Pasien, “Pusing saya ini membuat saya sulit bekerja”
– Dokter, “Ya...? Bagaimana bisnis Anda akhir-akhir ini?
• Level 3: Dokter menghargai pendapat pasien
– “Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda mau menceritakan lebih jauh apa yang membuat
Anda stres?”
• Level 4: Dokter mengkonfirmasi kepada pasien
– “Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar usaha Anda untuk menyempatkan berolah
raga”
• Level 5: Dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing feelings and experience) dengan pasien.
– “Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan Anda berdua. Beberapa pasien pernah mengalami aborsi
spontan, kemudian setelah kehamilan berikutnya mereka sangat, sangat, khawatir”
Dokter
• Berfikir
– Anamnese I nformasi
– Pemeriksaan jasmani A nalisa
– Pengkajian masalah
– Penentuan diagnosa
R encana
• diagnosa kerja
• diagnosa banding,
• diagnosa pasti (defenitif)
– Rencana asuhan medis (rencana terapi dan rencana
penyuluhan).
• Bekerja
– Menuliskan semuanya dlm rekam medik
– Menulis terapi/resep
– Berkomunikasi
Dokter Pasien

Aspek etika Transaksi teraputik Aspek medikolegal

Berinteraksi
(Doctor patient relationship)

Berkomunikasi
(doctor patient communication)
Komunikasi dokter pasien

Sudah mulai sejak awal transaksi terapeutik, dan


berlangsung terus menerus sampai transaksi terapeutik
selesai.
Kronologi
1. Awali dengan salam
2. Komunikasi mengumpulkan data klinik saat anamnesis dan
pemeriksaan jasmani
3. Komunikasi dalam menjelaskan rencana asuhan medis
4. Komunikasi dalam pelaksanaan rencana
5. Komunikasi selama pemantauan, (a.l.menjelaskan hasil
pemeriksaan)
6. Komunikasi pada hasil akhir atau hasil evaluasi keseluruhannya.

Diperlukan keterampilan komunikasi interpersonal dalam transaksi


teraputik Dokter pasien.
Sikap profesional seorang dokter
• ditunjukkan ketika dokter berhadapan dengan tugasnya
(dealing with task),
• berarti mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai peran
dan fungsinya; mampu mengatur diri sendiri seperti
ketepatan waktu, pembagian tugas profesi dengan tugas-
tugas pribadi yang lain (dealing with one-self);
• mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien
• mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain
(dealing with others).
(Silverman, 1998)
• Di dalam proses komunikasi dokter-pasien,
sikap profesional ini penting untuk
membangun rasa nyaman, aman, dan
percaya pada dokter, yang merupakan
landasan bagi berlangsungnya komunikasi
secara efektif
• Sikap profesional ini hendaknya dijalin terus-
menerus sejak awal konsultasi, selama proses
konsultasi berlangsung, dan di akhir
konsultasi.
Contoh sikap dokter ketika menerima pasien:
1. Menyilakan masuk dan mengucapkan salam.
2. Memanggil/menyapa pasien dengan namanya.
3. Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya
cukup waktu, menganggap penting informasi yang akan
diberikan, menghindari tampak lelah).
4. Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah
dokter umum, spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif,
konsultan gizi, konsultan tumbuh kembang, dan lain).
5. Menilai suasana hati lawan bicara
6. Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimik,
gerak/bahasa tubuh) pasien
7. Menatap mata pasien secara profesional yg lebih terkait
dengan makna menunjukkan perhatian dan kesungguhan
mendengarkan.
Contoh sikap dokter ketika menerima pasien:
8. Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan
interupsi yang tidak perlu.
9. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka
dokter tetap menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.
10. Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis
selanjutnya atau pengambilan keputusan.
11. Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua
belah pihak.
12. Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan
kepentingan kedua belah pihak.
13. Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak
pulang.
Tujuh Langkah Proses Komunikasi (Bayer, 2001)

Komponen komunikasi Penjelasan

Membangun hubungan Memberikan salam dan menunjukkan minat pada pasien sebagai person
Menggunakan kata yang yang menunjukkan minat
Menggunakan nada suara, kontak mata dan menjaga posture yang menunjukkan
minat dan perhatian
Memberikan respon ..... terhadap ide dan perasaan pasien

Membuka pembicaraan Memberikan pasien kesempatan untuk menyampaikan ungkapan tanpa diinterupsi
Menanyakan : “ Masih adakah yang lain ?” untuk menunjukkan perhatian yang tulus

Mengumpulkan Mulai proses tanya jawab dengan kalimat terbuka (misal: “ Coba ceritakan mengenai
apa yang anda derita. “
informasi Mengklarifikasi informasi secara detail
Menyimpulkan dan memberkan kesempatan pada pasien untuk mengoreksi atau
menambah informasi

Mengerti perspektif Menanyakan kejadian, keadaan dan orang lain yang mungkin menyangkut penyakit
yang diderita pasien
pasien Menghargai keyakinan, perasaan, dan harapan pasien akan penyakit dan
pengobatannya

Berbagi informasi Menilai sejauh mana pasien mengerti informasi yang telah diberikan
Menerangkan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Beri kesempatan bila pasien masih belum jelas

Mencapai persetujuan Libatkan pasien dalam memilih dan memutuskan prosedur medis
Perhatikan agar pasien mengerti mengenai rencana proses diagnostik / terapi

Menyampaikan penutup Tanyakan apakah pasien sudah mengerti sepenuhnya atas informasi yang telah
diberikan
Simpulkan atas apa yang telah dibicarakan
Jelaskan tindak lanjut / langkah
Ungkapkan salam dan tutup proses tanya jawab

58
POLA KOLABORATIF
• Otonomi pasien dihargai dan pasien bersikap aktif
• Kesempatan komunikasi mencukupi
• Memberdayakan pasien ( dokter sebagai seorang
yang expert penyakit dan pasien expert terhadap
penyakitnya sendiri)
• Adherence terhadap pengobatan jangka panjang
meningkat
• Ketidakpuasan dan tuntutan mediko legal menurun

59
POLA KOLABORATIF
• Agenda dokter ( menemukan diagnosis dan
pengobatan) dan agenda pasien (memahami
mengenai penyakitnya dan bagaimana
mengelola penyakitnya) berjalan harmoni
(lihat bagan)

60
Pasien Datang ke Dokter

Dokter Menyelaraskan Dua Agenda

Agenda Dokter Agenda Pasien


Wawancara Harapan
Pemeriksaan fisik Perasaan
Pemeriksaan penunjang Kecemasan

Diagnosis Banding Mengerti Penyakitnya

Integrasi

Sumber : Levenstein JH. Dkk (1986). Model the patient-centered clinical method.

61
SAJI, Langkah-langkah Komunikasi
• Ada empat langkah yang terangkum dalam
satu kata untuk melakukan komunikasi,
• Poernomo, Ieda SS, Program Family Health
Nutrition, Depkes RI, 1999.
– S = Salam
– A = Ajak Bicara
– J = Jelaskan
– I = Ingatkan
Salam:
• Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda
bersedia meluangkan waktu untuk berbicara
dengannya.
Ajak Bicara:
• Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan
bicara sendiri.
• Dorong agar pasien mau dan dapat mengemukakan
pikiran dan perasaannya.
• Tunjukkan bahwa dokter menghargai pendapatnya,
dapat memahami kecemasannya, serta mengerti
perasaannya.
• Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka
maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.
Jelaskan:
• Beri penjelasan mengenai hal-hal yang
menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan
dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak
oleh pikirannya sendiri.
• Luruskan persepsi yang keliru. Berikan
penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau
apapun secara jelas dan detil.
Ingatkan:
• Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien
mungkin memasukkan berbagai materi secara luas,
yang tidak mudah diingatnya kembali.
• Di bagian akhir percakapan, ingatkan dia untuk hal-
hal yang penting dan koreksi untuk persepsi yang
keliru.
• Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah
mengerti benar, maupun klarifikasi terhadap hal-hal
yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak serta
mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan
yang penting.
Mengapa Komunikasi dokter pasien itu penting ??????

1. Kepuasan pasien ; kemampuan komunikasi adalah faktor yg penting dlm


kepuasan pasien yg dirawat dan kepuasan pasien yg dirawat adalah faktor
utama dalam pasien menentukan dokter mana, rumah sakit mana, unit
perawatan mana yg di pilihnya.

2. Mempunyai efek positive pada hasil keseluruhan perawatan pasien, jika


komunikasi buruk mempunyai efek negative bagi proses penyembuhan pasien
keseluruhan.
3. Correlate with increased compliance with physician recommendation and
adherence to proposed plans on therapy (Cegata)

4. Help doctors cope with an increased patient volume and subsequent decrease
in amount of time available to spend per patient
5. Decreased probability of medical/legal consequences

6. Patient satisfaction scores, This information publicly available to patient


and their employers
Tips for making nonverbal communication

• Self aware and open • Be patience


• Understand the power • Be curious
of first impresion • Be aware of body
• Assesing patients mood posture and eye contact
• Observe • Try not to interupt
• Show respect • Smile
• Listen actively • Show empathy
Komunikasi dalam fase ini
• Biasanya pasien/ibunya akan kaget, tidak
percaya
• Disini tahap kedua proses komunikasi dimulai :
Memperhatikan reaksi pasien/keluarganya.
Anamnesis Tanya jawab yg dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, bidan etc) kepada pasien untuk menggali data
subjektif yang berkaitan dengan keadaan pasien.

Prinsip Anamnese

1. Mendengakan keluhan dan ungkapan perasaan pasien


dengan seksama, jangan memotong pembicaraan sebelum
pasien selesai bicara
2. Beri kesan bahwa dokter sedang mendengarkan dan mencoba
memahami apa yg diungkapkan oleh pasien
3. Menjawab setiap pertanyaan dengan sabar dan penuh
perhatian
4. Memberi penjelasan secara singkat, lengkap, dan mudah
dimengerti. Mengulangi informasi penting yg harus diketahui
oleh dokter
5. Menggunakan istilah umum dan sederhana bukan
menggunakan bahasa medis yg belum dimengerti pasien
6. Menunjukkan isyarat atau komunikasi non verbal, misalnya
dengan mengangguk atau tersenyum.
KARAKTERISTIK HUBUNGAN DOKTER PASIEN

Koh et al 1988 ; Mc Whinney, 1981


• Tanggung jawab profesi dokter kpd pasien
• Meluas ke semua aspek kehidupan pasien
• Ekpektasi pasien yg beragam
• Berlangsung lama dan mencakup berbagai hal
sehingga dapat membantu mempertajam
diagnosis/penanggulangan masalah kesehatan
pasien/keluarganya.
Manfaat hubungan dokter pasien
• Lebih memusatkan perhatian kpd pasien
seutuhnya (patient centered medical care)
• Pelayanan terus menerus berkesinambungan
• Hubungan kerja sama yg baik
• Dapat diatur pemakaian pelbagai resources of
medicine
• Dapat memperkecil silang sengketa (liability)
Faktor faktor yg mempengaruhi
(Somers and Somers, 1970)

• Perkembangan spesialis dan sub spesialis


• Penggunaan berbagai alat kedokteran canggih
• Campurtangan pihak ketiga
• Sikap dan prilaku dokter
• Sikap & perilaku pasien
• Ketrampilan dan reputasi dokter.
Sikap & perilaku dokter yg positif
(Koh, 1988)

• Mau dan bersedia memahami dan


mengenal diri sendiri
• Mau dan bersedia memahami
kepribadian pasien
• Mau dan bersedia memahami maksud
kedatangan pasien
• Mau dan bersedia memahami
kebutuhan pasien
Pemahaman Pasien
• Kepribadian pasien
• Maksud kedatangan pasien ke tempat praktek
• Kebutuhan kesehatan pasien
• Sikap dan perilaku pasien di ruang praktek
Kepribadian pasien
1. Suka menuntut 7. Royal (money to burn
(demanding) syndrome)
2. Tertutup (onderly 8. Menggerutu (grumbel)
controled) 9. Merasa pintar (smarty-
3. Emosional (emotional) pants)
4. Sakit berat (long 10. Menjauhi diri (detached)
suffering) 11. Labil (mood swing)
12. Bingung (confused)
5. Sinis (cynical)
6. Merasa orang penting
(self importance)
Maksud kedatangan pasien ke praktek
(McWhinney, 1981)
• Sakit yg melampaui batas toleransi
• Khawatir yg tidak dapat ditahan lagi
• Masalah yg di interprestasikan sebagai
gangguan kesehatan
• Keperluan administratif
• Memerlukan pencegahan
Kebutuhan kesehatan pasien
(Koh, 1988)
• Untuk dimengerti (to be understood)
• Menyalurkan perasaan (to ventilate feeling)
• Mengubah situasi (to change situation)
• Kembali bekerja (to return to work)
• Menghilangkan gejala (symptomatic relief)
• Memperoleh pengobatan khusus (spesific
treatment)
Sikap & perilaku pasien di ruang praktek
Koh, 1988

• Ekpektasi berlebihan
• Manipulatif
• Tidak memerlukan pertolongan kesehatan
• Beringas dan tempramen
• Ketergantungan berlebihan
Masalah dalam hubungan dokter pasien

• Ketergantungan berlebihan
• Kunjungan yg berlebihan
Langkah langkah hubungan dokter pasien yg
baik
• Memahami diri sendiri.
• Meningkatkan kemampuan komu
nikasi antar personal (be sensitive,
be accepting, be patient).
• Memahami pasien selengkapnya
• Melakukan komunikasi antar
personal yg baik
• Membina komunikasi yg terus
menerus dan berkesinambungan
Apa soft skills ?
• Adalah kemampuan diluar kemampuan teknis
dan akademis, yang lebih mengutamakan
kemampuan intrapersonal dan interpersonal.

• MAWAS DIRI.
Intrapersonal
• Kemampuan seseorang untuk mengembangkan
dirinya sendiri menjadi lebih baik.
• Kemampuan ini terdiri dari;
o Self awareness (self confident, self assessment,
trait & preference, emotional awareness)
o Self skill (improvement, self control, trust,
worthiness, time/source management,
proactivity, conscience).
Intrapersonal
Adalah kemampuan seseorang
untuk mengembangkan dirinya
sendiri menjadi lebih baik.
Self awareness ( kesadaran diri) ;
• Percaya diri.
• Kesadaran emosi.
• Penilaian diri.
• Mempunyai suatu sifat yg lebih di sukai.
Intrapersonal
Kemampuan seseorang untuk
mengembangkan dirinya sendiri
menjadi lebih baik.

Self skill (ketrampilan diri) ;


• Mampu mengontrol diri
• Selalu belajar ingin maju
• Di percaya
• Bisa mengatur waktu dan sumber daya
• Proaktif.
Interpersonal
• Adalah kemampuan seseorang untuk
berinteraksi dengan dengan orang lain, yg
meliputi.
o Social awareness (political awareness,
developing others, leveraging diversity,
service orientation, empathy) dan
o Social skill (leadership, influence,
communication, conflict management,
cooperation, team work, synergy)
Interpersonal
Adalah kemampuan seseorang untuk
berinteraksi dengan dgn orang lain ;

Social awareness (kesadaran hidup


bersosial) ;

• Kesadaran politik.
• Mampu mengembangkan org lain (developing
others)
• Meningkatkan keragaman (leveraging
diversity)
• Selalu mengutamakan pelayanan (service
orientation)
• empathy
Interpersonal
Adalah kemampuan seseorang untuk
berinteraksi dengan dengan orang
lain ;
Social skill (kemampuan hidup sosial)
• Kepemimpinan (leadership)
• Mampu mempengaruhi orang (influence)
• Mampu berkomunikasi (communication)
• Mampu mengatasi konflik manajemen
• Mampu bekerja sama (cooperation, team work,
synergy)
Soft skills
• Pada dasarnya self awareness, self skill, Social
awareness, dan social skill telah dimiliki
semua orang,
• Hanya saja kadar kepekatannya yang berbeda.
Hal ini mengingat aspek tersebut telah tumbuh
berakar mengurat dalam diri seseorang
sebagai hasil bentukan dirinya dalam
merespon faktor internal dan eksternal
(keluarga, pendidikan, dan lingkungan).
Soft skills di Rumah Sakit

1. Tanggungjawab dan tanggung 12. Berdedikasi


gugat 13. Teliti
2. Empati 14. Percaya diri
3. Berfikir kritis 15. Berperilaku etis
4. Disiplin 16. Problem solving
17. Enterpreunership
5. Leadership
18. Menghargai hasil karya orang lain
6. Kreatif dan motivatif
19. Altruistic
7. Inisiatif 20. Life long learning
8. Komunikatif 21. Decision making dalam pelayanan
9. Teamwork pasien.
10.Antusias 22. Conscious.
11.Asertif 23. Risk taking.
• survei dari National Association of College and
Employee (NACE), USA (2002), kepada 457
pemimpin, tentang 20 kualitas penting
seorang juara.
20 kualitas penting seorang juara
1. komunikasi, 11. berorientasi pada detail,
2. kejujuran/integritas, 12. kepemimpinan,
3. kemampuan bekerja sama, 13. kepercayaan diri,
4. kemampuan interpersonal, 14. ramah,
5. beretika, 15. sopan,
6. motivasi/inisiatif, 16. bijaksana,
7. kemampuan beradaptasi, 17. indeks prestasi (IP >= 3,00),
8. daya analitik, 18. kreatif,
9. kemampuan komputer, 19. humoris,
10. kemampuan berorganisasi, 20. kemampuan berwirausaha.
Persepsi dan komunikasi
• SEORANG dokter Manchester di rumah sakit, mengambil
sampel urin diabetes dan mencelupkan jarinya ke
dalamnya untuk mencicipnya. Ia meminta semua
mahasiswanya untuk mengulangi tindakannya.
• Mereka enggan melakukannya dan dengan wajah meringis
sepakat bahwa rasanya manis. "Saya melakukan hal ini,"
kata dokter itu, "untuk mengajari kalian pentingnya
mengamati rincian.
• Jika kalian mengamati saya secara hati-hati, kalian akan
memerhatikan bahwa saya meletakkan jari pertama saya
dalam urin, tetapi saya menjilat jari kedua" (Jones, 1996).
Persepsi dan komunikasi
1. Cerita di atas menunjukkan bahwa persepsi manusia
terbatas. Persepsi adalah inti komunikasi. Tanpa persepsi
yang cermat, kita tak mungkin berkomunikasi efektif.
2. Karena diagnosis yg tidak cermat, dokter dapat memberikan
obat yang keliru kepada pasien, membuat penyakitnya lebih
parah, cacat seumur hidup, atau meninggal dunia.
3. Babrow dan Dinn (2005), mengatakan, seorang dokter yg
cakap harus juga seorang komunikator cakap, yg memahami
ketidakpastian dialami pasien dan keluarganya.
4. Profesional medis yg mengandalkan keahlian medis dengan
mengabaikan pentingnya komunikasi dengan pasien
dianggap arogan namun juga membahayakan kehidupan
pasien dan karier mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai