Anda di halaman 1dari 28

Disusun Oleh :

Asti Handayani Br Tarigan


Etika Profesi
Dwi Veronika Arisanti
Dokter Umum
Ika Apriza

Liyan Ariyati

Nico Hartandi

Sifa Fauzia

Tri Prabowo

Kelas / Semester : B / V

D-III Analis Kesehatan


Universitas M. H. Thamrin
Jakarta
2017
Definisi Pekerjaan

- Wikipedia Bahasa Indonesia


“Dokter adalah seseorang yang karena keilmuannya berusaha
menyembuhkan orang-orang yang sakit.”

- Kamus Besar Bahasa Indonesia


“Dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal
penyakit dan pengobatannya.”

- UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


(BAB I Kententuan Umum, Pasal 1, Ayat 2)
“Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi,
dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.”
Definisi Pekerjaan

- Kamus Besar Bahasa Indonesia


“Dokter Umum adalah dokter yang belum
mendalami keahlian pada jenis penyakit
tertentu (bukan spesialis).”

- Dokter umum juga dikenal sebagai dokter


layanan pertama.

- Dokter umum tidak terikat untuk mengobati


bagian atau organ tubuh tertentu, sehingga
mereka memiliki keahlian luas yang membantu
mereka untuk menolong pasien pada segala
usia, jenis kelamin dan dengan berbagai
masalah kesehatan.
Pendidikan
S1 Kedokteran
(4 – 5 tahun)

Ijazah & Sarjana Kedokteran (S. Ked.)

Program Profesi Dokter


Koasisten Dokter / “Koas”
(90 minggu – 2 tahun)

Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)

Kolegium
Sertifikat
Sumpah Dokter Dokter (dr.)
Profesi
Sertifikat
Kompetensi
Program Internship
(1 tahun)

Surat Tanda Registrasi (STR)

Surat Izin Praktek (SIP)


Legalitas Profesi

- Sertifikat Profesi

(PERMENRISTEKDIKTI No. 11 Tahun 2016 tentang


Sertifikat Profesi Dokter atau Dokter Gigi)

• Digunakan sebagai pengganti ijazah dokter atau


dokter gigi yang berlaku seumur hidup.

• Digunakan untuk mendapatkan Sertifikat


Kompetensi

• Didapatkan setelah lulus dari UKDI.

• Dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi (PT) / Fakultas


Kedokteran (FK)
Legalitas Profesi

- Sertifikat Kompetensi

(UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)


(IDI – Kebijakan Penerbitan Sertifikat Kompetensi
Dokter dan Dokter Spesialis)

• Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan


terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter
gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di
seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.

• Digunakan untuk mendapatkan STR.

• Dikeluarkan oleh Kolegium Dokter Indonesia (KDI).


Legalitas Profesi

- STR Untuk Kewenangan Internship dan SIP Internship

(PERMENKES No. 299 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan


Program Internship dan Penempatan Dokter Pasca
Internship)

• Digunakan saat menjalankan praktik kedokteran selama


internship.

• Masa berlaku : selama intership (1 tahun).

• STR Untuk Kewenangan Internship dikeluarkan oleh Konsil


Kedokteran Indonesia (KKI).

• SIP Internship dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota tempat pelaksanaan internship.
Legalitas Profesi
- Surat Tanda Registrasi (STR)

(BAB I & VI, UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)

• Surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) kepada
dokter dan dokter gigi yang telah diregistrasi.

• Setiap dokter yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia


wajib memiliki STR Dokter.

• Masa Berlaku : 5 tahun.

• Persyaratan :
a. Memiliki ijazah dokter;
b. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah
dokter;
c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. Memiliki sertifikat kompetensi; dan
e. Membuat pernyataan akan memenuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi.
Legalitas Profesi
- Surat Izin Praktik (SIP)
(BAB I & VII, UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)
(PERMENKES No. 2052 Tahun 2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran)
• Surat izin praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah
kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik
kedokteran setelah memenuhi persyaratan.
• Setiap dokter yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia
wajib memiliki SIP Dokter.
• Diberikan paling banyak 3 SIP, berlaku 1 SIP untuk 1 tempat praktik.
• Masa Berlaku : selama STR masih berlaku (5 tahun) dan tempat
praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIP.
• Dikeluarkan oleh pejabat berwenang di kabupaten/kota (Kepala
DinKes) tempat praktik kedokteran dilaksanakan.
• Persyaratan :
a. Memiliki STR Dokter;
b. Mempunyai tempat praktik; dan
c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.
Lembaga dan Organisasi
Profesi

- Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) adalah suatu badan


otonom, mandiri, nonstruktural, dan bersifat independen.

- Organisasi profesi adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

- Kolegium Kedokteran Indonesia (KDI) adalah badan yang


dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masing
cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang
disiplin ilmu tersebut.

- Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)


adalah lembaga yang berwenang untuk menentukan ada
tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dalam
penerapan disiplin ilmu kedokteran, dan menetapkan
sanksi.

Pasal 1, BAB I,
UU No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
Ruang Lingkup Pekerjaan

Dokter yang telah memiliki SIP berwenang untuk menyelenggarakan


praktik kedokteran, yang meliputi antara lain :
a. mewawancarai pasien;
b. memeriksa fisik dan mental pasien;
c. menentukan pemeriksaan penunjang;
d. menegakkan diagnosis;
e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
g. menulis resep obat dan alat kesehatan;
h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
i. menyimpan dan memberikan obat dalam jumlah dan jenis yang
sesuai dengan standar; dan
j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik di
daerah terpencil yang tidak ada apotek.
Pasal 20, BAB III,
PERMENKES No. 2052 Tahun 2011 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
Hak Dokter
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai hak :

a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang


melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;

b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan


standar prosedur operasional;

c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien


atau keluarganya; dan

d. menerima imbalan jasa.

Pasal 50, BAB VII,


UU No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
Kewajiban Dokter
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya; dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan
ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Pasal 51, BAB VII,


UU No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
Kode Etik Kedokteran

Fungsi dari Kode Etik Kedokteran :

- Memberikan pedoman bagi setiap anggota


profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.

- Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat


atas profesi yang bersangkutan.
Kode Etik Kedokteran
KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah dan atau janji dokter.

Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional
secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional dalam
ukuran yang tertinggi.

Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.

Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat
memuji diri.

Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis
maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan
hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Kode Etik Kedokteran
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan
menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang
telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan
secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai
rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan
sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat
menangani pasien yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.

Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan
tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien .
Kode Etik Kedokteran

Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban
dirinya melindungi hidup makhluk insani.

Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib
memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik
maupun psiko-sosial-kultural pasiennya, serta berusaha
menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.

Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat
lintas sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan
masyarakat, wajib saling menghormati.
Kode Etik Kedokteran
Kewajiban Dokter Terhadap Pasien

Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh
keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas
persetujuan pasien/keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter
yang mempunyai keahlian untuk itu.

Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa
dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam
beribadat dan atau dalam penyelesaian masalah pribadi lainnya.

Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud
tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan
mampu memberikannya.
Kode Etik Kedokteran

Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat

Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman
sejawat, kecuali dengan persetujuan keduanya atau
berdasarkan prosedur yang etis.
Kode Etik Kedokteran

Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri

Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara
kesehatannya, supaya dapat bekerja
dengan baik.

Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/ kesehatan.
Kode Etik Kedokteran

Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :

- Menerima imbalan selain dari pada yang layak, sesuai dengan


jasanya, kecuali dengan keikhlasan dan pengetahuan dan atau
kehendak pasien.

- Membuat ikatan atau menerima imbalan dari perusahaan


farmasi/obat, perusahaan alat kesehatan/kedokteran atau badan
lain yang dapat mempengaruhi pekerjaan dokter.

- Melibatkan diri secara langsung atau tidak langsung untuk


mempromosikan obat, alat atau bahan lain guna kepentingan dan
keuntungan pribadi dokter.

- Menggunakan gelar yang tidak menjadi haknya.

- Mengiklankan kemampuan, atau kelebihan-kelebihan yang


dimilikinya baik lisan maupun dalam tulisan.

- Tidak menjaga kerahasiaan data pasien.


Sanksi-Sanksi
Masa Internship

PERMENKES No. 299 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Program


Internship dan Penempatan Dokter Pasca Internship

BAB V
Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 16

(1) Dalam rangka pengawasan, Menteri, Kepala DinKes Propinsi,


Kepala DinKes Kabupaten/Kota dapat menetapkan sanksi
administratif terhadap dokter internship yang melanggar
ketentuan Peraturan ini.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat


berupa :
a. teguran lisan;
b. terguran tertulis; atau
c. Pencabutan STR Untuk Kewenangan Internship
Sanksi-Sanksi

PERMENKES No. 2052 Tahun 2011 tentang Izin Praktik dan


Pelaksanaan Praktik Kedokteran

BAB V
Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 32

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIP


Dokter dan Dokter Gigi dalam hal :

a. atas dasar rekomendasi MKDKI;

b. STR Dokter dan Dokter Gigi dicabut oleh KKI;

c. tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPnya; dan/atau

d. dicabut rekomendasinya oleh organisasi profesi melalui sidang


yang dilakukan khusus untuk itu.
Sanksi-Sanksi
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

BAB X
Ketentuan Pidana

Pasal 75

(1) Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan
praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 76

(1) Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan
praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Sanksi-Sanksi
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

BAB X
Ketentuan Pidana

Pasal 79

Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau


denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
setiap dokter atau dokter gigi yang :

a. dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1);

b. dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1); atau

c. dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau
huruf e.
Sanksi-Sanksi

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


(KUHP)

Pasal 322

(1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang


wajib disimpan karena jabatan atau pekerjaannya, baik
sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp.9000 (sembilan ribu rupiah).
Referensi
Wikipedia Bahasa Indonesia - https://id.wikipedia.org/wiki/Dokter

KBBI Online - https://kbbi.web.id/dokter

http://www.kompasiana.com/kristianwg/mau-jadi-dokter-ini-tahap-
tahapannya_552df4666ea834ca7f8b45b5

UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

PERMENRISTEKDIKTI No. 11 Tahun 2016 tentang Sertifikat Profesi Dokter atau Dokter
Gigi

IDI – Kebijakan Penerbitan Sertifikat Kompetensi Dokter dan Dokter Spesialis

PERMENKES No. 299 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Program Internship dan
Penempatan Dokter Pasca Internship

PERMENKES No. 2052 Tahun 2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran

IDI – Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)


Thank You !

Anda mungkin juga menyukai