Halaman Judul
Daftar Isi .....................................................................................................
BAB I. Pendahuluan ...................................................................................
1.1. Latar Belakang .....................................................................................
1.2. Tujuan Pedoman...................................................................................
1.2.1. Tujuan Umum ...................................................................................
1.2.2. Tujuan Khusus ..................................................................................
1.3. Ruang Lingkup.....................................................................................
1.4. Batasan Operasional.............................................................................
1.5. Landasan Hukum .................................................................................
BAB II. Standar Ketenagaan.......................................................................
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia ......................................................
2.2 Tenaga Medis .......................................................................................
2.3 Tenaga Keperawatan ............................................................................
2.4 Distribusi Ketenagaan ..........................................................................
2.5 Pengaturan Jaga / Dinas .......................................................................
BAB III. Standar Fasilitas ...........................................................................
3.1 Denah Ruangan ....................................................................................
3.2 Standar Fasilitas ...................................................................................
3.2.1 Standar Fasilitas Peralatan Rawat Inap Anak ..........................................
3.2.2 Standar Alat Keperawatan di Rawat Inap Anak dengan Kapasitas 18 Pasien ....
3.2.3 Standar Linen di Rawat Inap Anak .............................................................
3.2.4 Standar Alat Rumah Tangga Bidang Keperawatan Dengan Kapasitas 18
Pasien....
3.2.5 Standar Alat Pencatatan Dan Pelaporan di Rawat Inap Anak dengan Kapasitas
18 Pasien.....
BAB IV. Tata Laksana Pelayanan ..............................................................
4.1 Kriteria Masuk Dan Keluar Rawat Inap Anak........................................................
4.2 Kriteria Masuk .....................................................................................
4.2.1 Pasien Dengan Prioritas ....................................................................
4.2.2 Diagnosis Penyakit Yang Layak Untuk Rawat Di Rawat Inap Anak.....................
4.2.3 Kriteria Keluar ..................................................................................
4.3 Persiapan Penerimaan Pasien ...............................................................
4.3.1 Monitoring Pasien .............................................................................
4.4 Prosedur Medik ....................................................................................
4.5 Penggunaan Alat Medik .......................................................................
4.6 Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan ...................................
4.7 Evaluasi Hasil Perawatan Pasien ....................................................
BAB V. Logistik .........................................................................................
5.1 Pengadaan Operasional ........................................................................
5.1.1 Alat Tulis Kantor...............................................................................
5.1.2 Barang Cetakan .................................................................................
5.1.3 Barang Bengkel .................................................................................
5.1.4 Alat Kesehatan ..................................................................................
5.1.5 Obat ...................................................................................................
5.2 Pengadaan Investasi .............................................................................
BAB VI. Keselamatan Pasien .....................................................................
6.1 Definisi .................................................................................................
6.2 Tujuan ..................................................................................................
6.3 Standar Patient Safety ..........................................................................
BAB I
Pendahuluan
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca
bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi sampai ke
masa pasca bedah. Dimulai sekitar tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan
khusus dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan
stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi. Keberhasilan unit pulih
sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak
pada masa pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah.
Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia pada sekitar
awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan.
Dokter spesialis antologi yang dipelopori oleh Bjrn Ibsen pada waktu itu, melakukan
intubasi dan memeberikan bantuan napas secara manual yang dilakukan selama anestesi.
Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka
mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas menjadi
sebanyak 40%,dibanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang
mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi mekanik
bertekanan positif yang ternyata sangat efektif member pernafasan jangka panjang. Sejak
saat itulah ICU dengan perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas.
Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi
mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care medicine.
Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan,
kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien dewasa
ataupun pasien anak.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai fungsi rujukan harus
dapat memberikan pelayanan ICU yang professional dan berkualitas dengan
mengedepankan keselamatan pasien. Pada ICU, perawatan untuk pasien dilaksanakan
dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang
bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam
meningkatkan keselamatan pasien. Selain dukungan itu sarana, prasarana serta peralatan
juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU. Oleh karena itu, mengingat
diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan,
maka demi efisiensi, keberadaan ICU perlu dikonsentrasikan.
3.2.2 Standar Alat Keperawatan di Intensive Care Unit dengan Kapasitas 4 Pasien
RSUD Asy-Syifa
No Nama Barang Ratio
Sumbawa Barat
1 Sprei besar 1: 5 1:3
2 Manset dewasa 1: 5 1:1
3.2.4 Standar Alat Rumah Tangga Bidang Keperawatan Dengan Kapasitas 4 Pasien
Tabel 3.4 Standar Alat Rumah Tangga Bidang Keperawatan ICU RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat
Tahun 2016
RSUD Asy-Syifa
No Nama Barang Ratio
Sumbawa Barat
1 Kursi roda 2 3 / ruangan 1 / ruangan
3.2.5 Standar Alat Pencatatan Dan Pelaporan di Intensive Care Unit dengan Kapasitas
4 Pasien
Tabel 3.4 Standar Alat Pencatatan dan Pelaporan ICU RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat Tahun 2016
RSUD Asy-Syifa
No Nama Dokumen/ Buku
Sumbawa Barat
1 KIO Pasien Ada
BAB IV
Tata Laksana Pelayanan
4.1 Kriteria Masuk Dan Keluar Intensive Care Unit
BAB V
Logistik
6.1 Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
6.2 Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
6.1.1 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
6.1.2 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
6.1.3 Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS.
6.1.4 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
BAB VII
Keselamatan Kerja
7.1 Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2 Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
7.2.1 Terciptanya budaya keselamatan pasien di RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat.
7.2.2 Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
7.2.3 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
7.2.4 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
8.1.6 Rata-rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang
Sama < 72 Jam
Standar rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasusu
yang sama < 72 di ICU adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Standar Rata-Rata Pasien yang Kembali ke Perawatan Intensif
dengan Kasus yang Sama < 72 Jam di ICU RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat Tahun 2016
Judul Pemberi Pelayanan Intensif
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Definisi Operasional Pasien kembali ke perawatan intensif dari ruang rawat inap
dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan
kasus yang sama < 72 jam dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam
1 bulan
Sumber data Rekam medis
Standar 3 %
Penanggung jawab Komite medik/mutu
pengumpul data
BAB IX
Penutup
Pedoman pelayanan ICU di RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat ini diharapkan dapat
menjadi panduan bagi seluruh petugas pemberi layanan yang menyelenggarakan pelayanan
pada pasien ICU. Berdasarkan klasifikasi sumber daya, sarana, prasarana dan peralatan
pelayanan ICU di RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat dapat dikategorikan sebagai ICU primer.
Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan akan terus mengembangkan pelayanan sesuai
dengan ketentuan pedoman standar ICU sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif bagi
setiap program pengembangan layanan ICU di RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat. Sedangkan
untuk kelancaran setiap pelaksanaan pelayanan di ICU perlu adanya penjabaran dari pedoman
pelayanan dengan penyusunan prosedur tetap di unit layanan ICU sehingga hambatan dalam
menjalankan pelaksanaan pelayanan bisa diminimalkan.