Anda di halaman 1dari 25

RS SELARAS

PEDOMAN PELAYANAN INTENSIVE CARE UNIT


RS SELARAS

RS SELARAS
Jl.Raya Lapan Rumpin–Suradita – Kec. Cisauk – Kab. Tangerang – Banten.
Telp : 021-75791849, 021-75791852 – Fax/Adm : 021-75791850
Email : selarashospital@gmail.com
RS SELARAS

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup..................................................................................... 2
1.3. Batasan Operasional............................................................................. 2
1.4. Landasan Hukum ................................................................................. 3
BAB II. Standar Ketenagaan....................................................................... 4
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ...................................................... 4
2.2. Tenaga Medis ....................................................................................... 4
2.3. Tenaga Keperawatan............................................................................ 5
2.4. Distribusi Ketenagaan .......................................................................... 6
2.5. Pengaturan Jaga / Dinas ....................................................................... 6
BAB III. Standar Fasilitas ........................................................................... 7
3.1. Denah Ruangan .................................................................................... 7
3.2. Standar Fasilitas ................................................................................... 7
3.2.1. Standar Fasilitas Peralatan ICU .......................................................... 7

BAB IV. Tata Laksana Pelayanan....................................................................9


Kriteria Masuk Dan Keluar ICU............................................................................................9
Kriteria Masuk 9
Pasien Dengan Prioritas...........................................................................................................9
Diagnosis Penyakit Yang Layak Untuk Rawat Di ICU.........................................................10
Kriteria Keluar 12
Persiapan Penerimaan Pasien.................................................................................................12
Monitoring Pasien 12
Prosedur Medik 12
Penggunaan Alat Medik.........................................................................................................12
Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan.....................................................................13

ii
RS SELARAS

BAB V Logistik ………………………………………………………………14


BAB VI. Keselamatan Pasien...........................................................................16
Definisi 16
Tujuan 16
Standar Patient Safety............................................................................................................16
BAB VII. Keselamatan Kerja...........................................................................18
Pengertian 18
Tujuan 18
Tata Laksana 18
BAB VIII. Pengendalian Mutu.........................................................................19
Standar Pelayanan Minimal...................................................................................................19
BAB IX. Penutup..............................................................................................22

iii
RS SELARAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Intensive care unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri (unit dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi
pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf
medis, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-
keadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada
saat pasca bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan
anestesi sampai ke masa pasca bedah. Dimulai sekitar tahun 1942, Mayo Clinic
membuat suatu ruangan khusus dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan
dan diawasi sampai sadar dan stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh
sisa obat anestesi. Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang
perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja,
namun juga pada masa pasca bedah.
Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia
pada sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan
otot-otot pernafasan. Dokter spesialis antologi yang dipelopori oleh BjØrn Ibsen
pada waktu itu, melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas secara
manual mirip yang dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa
kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien
poliomelytis bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%,
disbanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang
mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi
mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif member pernafasan

1
RS SELARAS

jangka panjang. Sejak saat itulah ICU dengan perawatan pernapasan mulai
terbantuk dan tersebar luas.
Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah
atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu
intensive care medicine.
Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital
seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya,
baik pada pasien dewasa ataupun pasien anak.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai fungsi
rujukan harus dapat memberikan pelayanan ICU yang professional dan
berkualitas, dengan mengedepankan keselamatan pasien intensive care unit,
perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga
profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim.
Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan
keselamatan pasien. Selain dukungan itu, sarana, prasarana serta peralatan juga
diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU. Oleh karena itu,
mengingat diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya sarana dan prasarana, serta
mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan ICU perlu
dikonsentrasikan.

B. Ruang Lingkup Pelayanan


Pelayanan meliputi penanganan kasus ICU dan HCU.

C. Batasan Operasional.
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS
dan Standar Prosedur Operasional.
1. Pelayanan ICU
Pelayanan ICU meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan,
kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien
dewasa.
2. Pelayanan HCU
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutuhkan pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat.

2
RS SELARAS

D. Landasan Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman ini adalah sebagai
berikut :
1. KMK No. 129//MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
RS
2. PMK No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
3. Kepmenkes RI No 004/Menkes/SK/I/2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan.
4. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
5. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

3
RS SELARAS

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

B. Kualifikasi Sumber Daya manusia.


Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di ICU dan HCU harus mempunyai
pengetahuan yang memadai, mempunyai ketrampilan yang sesuai dan
mempunyai komitmen terhadap waktu.
1. Tenaga Medis.
Seorang dokter intensivis adalah seorang dokter yang memenuhi standar
kompetensi berikut :
a. Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis anastesiologi melalui
program pelatihan dan pendidikan yang diakui oleh perhimpunan profesi
yang terkait.
b. Menunjang kualitas pelayanan ICU dan HCU menggunakan sumber daya
secara efesien.
c. Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan.
d. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24
jam/hari, 7 hari/minggu.
e. Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain :
1) Sampel darah arteri
2) Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk intubasi trakeal,
trakeostomi perkutan dan ventilasi mekanis
3) Mengambil kateter intravaskuler untuk monitoring invasive maupun
terapi invasive, misalnya peralatan monitoring, termasuk Chateter vena
central (CVC)
4) Resusitasi jantung paru
5) Pengelolaan pasien dan mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam
memberikan pelayanan di ICU, menggabungkan dan melakukan titrasi
pelayanan pada pasien penyakit kompleks atau cedera termasuk gagal organ
multi-sistem. Dalam mengelola pasien, dokter intensivis dapat mengelola
sendiri atau berkolaborasi dengan dokter lain. Seorang dokter intensivis
mampu mengelola pasien sakit kritis dalam kondisi seperti :

4
RS SELARAS

a) Hemodinamik tidak stabil


b) Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa
memerlukan tunjangan ventilasi mekanis

c) Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi


hipertensi intracranial
d) Gangguan atau gagal ginjal akut
e) Gangguan endokrin dan/ atau metabolic akut yang
mengancam nyawa
f) Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi
2. Manajemen Unit.
Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas manajemen
unit yang diperlukan untuk memberi pelayanan-pelayanan ICU yang efisien,
tepat waktu dan konsisten. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi antara lain :
a. Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran pasien
b. Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit
c. Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas yang berkelanjutan
termasuk supervisi koleksi data
d. Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain untuk menjamin
kelancaran pelayanan di ICU.
e. Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang critical care medicine
f. Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca literature
kedokteran
g. Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter berkelanjutan
h. Menguasai standar-standar untuk unit critical care. ada dan bersedia
untuk berpartisipasi pada perbaikan kualitas interdisipliner.
3. Tenaga Keperawatan
ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian besar terlatih.
Jumlah perawat di ICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur dan
ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat : pasien menggunakan
ventilator 2:1, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak
menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:1.

5
RS SELARAS

C. Distribusi Ketenagaan.
KUALIFIKASI
NAMA JML
FORMAL & FUNGSI
JABATAN SDM
INFORMAL
Ka. Unit ICU Spesialis Managerial
anastesiologi
1
Pelatihan ACLS dan
BLS
Ka. Perawat ICU D3 keperawatan/S1 Managerial
Keperawatan Ners
Pelatihan ICU 1

Penanggung jawab D3 keperawatan Melakukan


shift ( masa kerja 2 – 4 Administrasi
tahun ) keperawatan
Bantuan hidup dasar &bertanggung 4
dan bantuan hidup jawab terhadap
lanjut kelancaran tugas
dalam shift
Perawat Pelaksana D3 keperawatan Melakukan
Bantuan hidup dasar tindakan-tindakan
4
dan bantuan hidup keperawatan
lanjut sesuai SPO

C. Pengaturan Jaga / Dinas


Jam dinas
1. Dinas Pagi : 07.00-14.00
2. Dinas Siang : 14.00-21.00
3. Dinas Malam : 21.00-07.00
4. Dokter spesialis Anestesiologi siap 24 jam menangani kasus kegawatan ICU
dan HCU.
5. Dokter spesialis konsulen siap 24 jam menangani kasus kegawatan ICU dan
HCU.
6. Tenaga perawat siap 24 jam melayani kasus ICU dan HCU (terjadwal).

6
RS SELARAS

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
KAMAR
MANDI

BED BED BED BED


ICU I ICU II ICU III HCU

RUANG RAWAT INAP DEWASA


EMERGENCY
TROLLEY
NURSE STATION
LEMARI
ALKES

PINTU MASUK ICU HCU


LEMARI LEMARI PINTU
ALKES ALKES
PINTU

PINT
RUANG TRANSIT
RUANG RAWAT INAP
U
RUANG GANTI DEWASA
MASU PASIEN
PERAWAT RUANG NICU PERINA K
NICU
PERI
PINTU
MASUK NA
PINTU MASUK

7
RS SELARAS

D. Standar Fasilitas

No Jenis Kelengkapan Ada/tidak Jumlah Yg Dimiliki


1 Ventilasi mekanik Canggih 1
2 Alat hisap/Suction ada 1
Alat ventilasi manual dan alat
3 ada 1
penunjang jalan napas
4 Peralatan monitor
a. Bed side Monitor ada 2
b.Tekanan vena sentral Tidak ada -
c. Non invasive
1) Tekanan darah ada 1
2) EKG ada 1
5 Suhu ada 1
Defibrilator dan alat pacu
6 ada 1
jantung
7 Alat pengatur suhu pasien ada 1
8 Peralatan drain thoraks Tidak Ada -
Infus Pump dan Syringe Pump
9 ada 2/2
10 Bronchoscopy Tidak ada -
Peralatan portable untuk
11 Tidak ada -
transportasi
12 Tempat tidur khusus ada 2
13 Lampu untuk tindakan Tidak Ada -
14 Emergency trolly ada 1 Set
(Airway, laringoscop,ambubag,
O2, adrenalin, dll )
15 Oksigen sentral ada 2

8
RS SELARAS

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Kriteria Masuk Dan Keluar ICU/HCU


Sebelum pasien masuk ke ICU/HCU, pasien dan/atau keluarganya harus
mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa
pasien harus mendapat perawatan di ICU/HCU, serta tindakan kedokteran yang
mungkin selama pasien dirawat di ICU/HCU. Penjelasan tersebut diberikan oleh
kepala ICU atau dokter yang bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan /atau
keluarganya dapat menerima/menyatakan persetujuan untuk dirawat di
ICU/HCU. Persetujuan dinyatakan dengan menandatangani formulir informed
consent.
Pada keadaan sarana dan prasarana ICU yang terbatas pada suatu Rumah
Sakit, diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas apabila kebutuhan atau
permintaan akan pelayanan ICU lebih tinggi dari kemampuan pelayanan yang
dapat diberikan. Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi
perawatan pasien di ICU. Bila kebutuhan pasien masuk ICU melebihi tempat
tidur yang tersedia, kepala ICU menetukan kondisi berdasarkan prioritas kondisi
medik, pasien mana yang akan dirawat di ICU.

B. Kriteria Masuk
1. Pasien Dengan Prioritas
a. PRIORITAS 1
Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan
monitoring yang tidak bisa dilakukan di ruang rawat inap yang lain
1) Pasien yang memerlukan bantuan ventilator, obat vasoactive kontinu,
terapi tidak terbatas.
2) ARDS, Syok, hemodinamik tidak stabil
b. PRIORITAS 2
Chronic comorbid disease eksaserbasi akut yang berat secara medis atau
bedah

c. PRIORITAS 3
1) Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani

9
RS SELARAS

terapi untuk kasus akutnya tetapi tidak memerlukan intubasi atau


resusitasi jantung paru
2) Keganasan dengan metastase komplikasi dengan infeksi,
tamponade jantung atau obstruksi jalan nafas
d. PRIORITAS 4
1) Pasien yang secara umum tidak perlu masuk ke ICU
Tidak banyak keuntungannya di rawat di ICU. Misal : bedah vaskuler
perifer, hemodinamik stabil pada ketoasidosis diabetikum, gagal jantung
ringan
2) Pasien stase terminal dan irreversible illness.
Misal : pada keganasan dengan metastase disertai multi organ failure.
2. Diagnosis Penyakit Yang Layak Untuk Rawat Di ICU.
a.Cardiac System
1) Acute myocard infarction with complications
2) Cardiogenic shock
3) Complex arrhythmia
4) Acute congestive heart failure with respiratory failure
5) Hypertensi emergensi
6) Unstable angina, dysrhytmia, hemodinamik instability, persistent chest
pain
7) Cardiac arrest
8) Cardiac tamponade or constriction with hemodynamic instability
9) Dissecting aortic aneurysms
10) Complete heart block

10
RS SELARAS

b.Drug Ingestion and drug overdose


1) Hemodinamically unstable drug ingestion
2) Drug ingestion with significantlyaltered mental status
with inadequate airway protection
3) Seizures following drug ingestion
c.Gastrointestinal Disorder
1) Life threatening gastrointestinal bleeding
2) Fulminant hepatic failure
3) Severe pancreatitis
4) Esophageal perforation
d.Endocrine
1) Diabestic ketoacidosis complicated by hemodynamic instability,
altered mental status, respiratory insufficiency, or severe acidosis
2) Thyroid storm. Mix oedem with hemodynamic instability
3) Coma hyperosmolar state
4) Hypo or hypernatremia with seizure
5) Hypo or hyperkalemia with dysrhytmia or muscular weakness
6) Hypo or hypermagnesemia with hemodynamic compromise or
dysrhytmias
7) Hypophosphatemia with muscular weakness
e.Surgical
Post operative patient srequiring hemodynamic monitoring/ventilator
support or extensive nursing care
f. Miscellaneous
1) Septic shock with hemodynamic instability
2) Hemodinamic monitoring
3) Environment injuries
4) New/ experiment therapies with potensial complication

11
RS SELARAS

C. Kriteria Keluar.
Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan
pertimbangan medis oleh kepala ICU dan tim yang merawat
pasien.
1. Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu
monitoring ketat lebih lama
2. Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana
intervensi aktif.
3. Financial problem
D. Persiapan Penerimaan Pasien.
1. Monitoring Pasien.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna
mewujudkan pelayanan ICU yang aman dan mengutamakan keselamatan
pasien. Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk
menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar dapat
diupayakan penyelesaian yang efektif. Indikator pelayanan ICU yang
digunakan adalah system skor prognosis dan keluaran dari ICU. Sistem
skor prognosis dibuat dalam 24 jam pasien masuk ke ICU. Contoh
system skor prognosis yang dapat digunakan adalah APACHE II, SOFA
skor. Rata-rata nilai skoring prognosis dalam periode tertentu
dibandingkan dengan keluaran aktualnya. Pencapaian yang diharapkan
adalah angka mortalitas yang sama atau lebih rendah dari angka mortalitas
terhadap rerata nilai scoring prognosis.
2. Prosedur Medik (Terlampir Di SPO).
a. Pemasangan CVP
b. Intubasi dan perawatannya
c. Ekstubasi
d. Balance cairan
e. Penggunaan ventilator mekanik

3. Pengunaan Alat Medik (Terlampir Di SPO)


a. Syringe pump

12
RS SELARAS

b. Infusion pump
c. Suction
d. Defibrilator

4. Pencacatan Dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan.


Catatan ICU dan HCU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter
yang melakukan pelayanan dan bertanggung jawab atas semua yang
dicatat tersebut. Pencatatan menggunakan status khusus yang meliputi
pencatatan lengkap terhadap diagnosis yang menyebabkan dirawat, data
tanda vital, pemantauan fungsi organ khusus (jantung, paru, ginjal dan
sebagainya) secara berkala, jenis dan jumlah asupan nutrisi dan cairan,
catatan pemberian obat serta jumlah cairan tubuh yang keluar dari pasien.
Pelaporan pelayanan terdiri dari jenis indikasi pasien masuk serta
jumlahnya, system skor prognosis, penggunaan alat bantu (ventilasi
mekanis, hemodialisis, dan sebagainya), lama rawat dan keluaran (hidup
atau meninggal) dari ICU/HCU.

13
RS SELARAS

BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik di ICU dan HCU meliputi bahan medis yang dipenuhi oleh
farmasi seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, gel, cairan infus, obat-obat
emergency dan lain-lain. Sedangkan untuk ATK (alat tulis kantor) dipenuhi melalui
bagian logistik umum.
Alur permintaan barang bahan medis dan non medis

Bagian
pengadaan
logistik umum
Koordinator Permintaan
ICU barang
Bagian
pengadaan
logistik farmasi

a. Perencanaan
Pengadaan bahan ICU dan HCU harus mempertimbangkan hal sebagai berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau ruang penyimpanan umum. Safety stock adalah jumlah
persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan yang dibutuhkan atau
yang sering terlambat diterima dari pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan jumlah kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian
atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi
jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang.
Jumlah rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat

14
RS SELARAS

3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan


Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima
dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.
Perencanaan dimulai dari penanggung jawab administrasi dan logistic yang
mendata kebutuhan barang-barang medis dan non medis habis pakai setiap
bulan, mengecek barang dan kebutuhan yang diperlukan dan membuat bon
permintaan barang yang kemudian diserahkan kepada kepala ruangan lab
untuk ditandatangani untuk kemudian diberikan kepada bagian pengadaan atau
bagian farmasi sesuai dengan kebutuhan pemesanannya.
4. Permintaan
Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian
farmasi atau kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon
permintaan barang. Dalam keadaan mendesak dan stock barang di ICU
kosong, maka permintaan barang bisa dilakukan sewaktu-waktu pada jam kerja
sesuai kebutuhan.
5. Penyimpanan
Bahan ICU/HCU yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
1) Pertama masuk-pertama keluar (FIFO-first in-first out) yaitu barang yang
lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan terlebih dahulu
2) Masa kadaluarsa pendek dipakai terlebih dahulu. Hal ini untuk menjamin
barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama
6. Penggunaan
Penggunaan barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih
dahulu, sedangkan yang memiliki masa kadaluarsa pendek juga dipakai
terlebih dahulu

15
RS SELARAS

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS.
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan ICU adalah :
1. Ketepatan identitas.
a. Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak
terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan
gelar (Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah nomor rekam
medis, dan salah penulisan tanggal lahir.
b. Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap:
Pasien yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
pasien.
2. Komunikasi SBAR.
Target 100%. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode
SBAR
3. Medikasi.
a.Ketepatan pemberian obat.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat,
salah dosis, salah jenis, salah rute pemberian, salah identitas pada
etiket, salah pasien.

16
RS SELARAS

b. Ketepatan Transfusi.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas
pada permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien
4. Pasien jatuh :
Target 100%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di ICU/HCU.

17
RS SELARAS

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Selaras.

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.

3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,


cara dan proses kerjanya.
C. Tata Laksana Keselamatan Karyawan
Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip
pencegahan infeksi, yaitu :
1. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
3. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang
ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll .
4. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani pasien.
5. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
6. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin
b. Pencucian dengan sabun
c. Pengeringan
7. Menggunakan baju kerja yang bersih.

18
RS SELARAS

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. Pemberi Pelayanan Intensif


Judul Pemberi Pelayanan Intensif
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan rumah sakit dalam menyediakan pelayanan
intensif
Definisi Pemberi pelayanan intensif adalah dokter spesialis, dokter
Operasional umum dan perawat yang mempunyai kompetensi sesuai
yang dipersyaratkan dalam persyaratan kelas rumah sakit
Frekuensi Satu Bulan Sekali
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah tim yang tersedia
Denominator Tidak ada
Sumber data Unit Pelayanan Intensif
Standar Sesuai dengan ketentuan kelas rumah sakit
Penanggung jawab
Koordinator ICU
pengumpul data

B. Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Ruang ICU

Judul Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Ruang


ICU
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan rumah sakit untuk
memberikan pelayanan ICU
Definisi Fasilitas dan peralatan pelayanan intensif adalah ruang,
Operasional mesin, dan peralatan yang harus tersedia untuk pelayanan
intensif baik sesuai dengan persyaratan kelas rumah sakit
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan sekali
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali

19
RS SELARAS

Numerator Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan pelayanan intensif


Denominator Tidak ada
Sumber data Inventaris ICU
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit
Penanggung jawab
pengumpul data Koordinator ICU

C. Ketersediaan Tempat Tidur Dengan Monitoring Dan Ventilator

Judul Ketersediaan Tempat Tidur Dengan Monitoring Dan


Ventilator
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan rumah sakit untuk
memberikan
pelayanan Intensif
Definisi Tempat tidur ruang intensif adalah tempat tidur yang dapat
Operasional diubah
posisi yang dilengkapi dengan monitoring dan ventilator
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan sekali
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah tempat tidur yang dilengkapi dengan peralatan
monitoring
dan ventilator
Denominator Tidak ada
Sumber data Inventaris ICU
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit
Penanggung jawab Koordinator ICU
pengumpul data

D. Kepatuhan Terhadap Hand Hygiene

Judul Kepatuhan Terhadap Hand Hygiene


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Menjamin hygiene dalam melayani pasien di ruang intensif
Definisi Hand Hygiene adalah prosedur cuci tangan sesuai dengan
Operasional ketentuan 6 langkah cuci tangan
Frekuensi
Pengumpulan Satu bulan sekali
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah perawat yang diamati dan mematuhi prosedur hand
hygiene
Denominator Jumlah seluruh perawat yang diamati
Sumber data 100 %
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit

20
RS SELARAS

Penanggung jawab
pengumpul data Koordinator ICU

E. Kejadian Infeksi Nosokomial Di Ruang ICU dan HCU


Judul Kejadian Infeksi Nosokomial
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial di ruang
ICU
Definisi Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien
Operasional yang diperoleh selama dirawat di rumahsakit yang meliputi
dekubitus, phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi
Frekuensi
Pengumpulan Satu Bulan Sekali
Data
Periode Analisa Tiga Bulan Sekali
Numerator Jumlah pasien rawat intensif yang terkena infeksi
nosokomial dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat intensif dalam satu bulan
Sumber data Survei, laporan infeksi nosokomial
Standar ≤9%
Penanggung jawab
pengumpul data Koordinator ICU

F. Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang


Sama < 72 Jam

Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif


Judul
Dengan Kasus Yang Sama < 72 Jam
Dimensi mutu Efektifitas
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Definisi Pasien kembali ke perawatan intensif dari ruang rawat inap
operasional dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam
Frekuensi Satu Bulan Sekali
pengumpulan
data
Periode analisis Tiga Bulan Sekali
Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan
kasus yang sama < 72 jam dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam 1
bulan
Sumber data Rekam medis
Standar ≤3 %
Penanggung Komite medik/mutu
jawab

21
RS SELARAS

BAB IX

PENUTUP
Pedoman pelayanan ICU dan HCU di rumah sakit Selaras ini
diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh petugas pemberi
layanan yang menyelenggarakan pelayanan pada pasien ICU dan
HCU. Berdasarkan klasifikasi sumber daya,sarana, prasarana dan
peralatan pelayanan ICU di rumah sakit Selaras dapat dikategorikan
sebagai ICU primer.
Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan akan terus
mengembangkan pelayanan sesuai dengan ketentuan pedoman standar
ICU sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif bagi setiap
program pengembangan layanan ICU di Rumah Sakit Selaras.
Sedangkan untuk kelancaran setiap pelaksanaan pelayanan di
ICU perlu adanya penjabaran dari pedoman pelayanan dengan
penyusunan prosedur tetap di unit layanan ICU sehingga hambatan
dalam menjalankan pelaksanaan pelayanan bisa diminimalkan.

Anda mungkin juga menyukai