RS SELARAS
Jl.Raya Lapan Rumpin–Suradita – Kec. Cisauk – Kab. Tangerang – Banten.
Telp : 021-75791849, 021-75791852 – Fax/Adm : 021-75791850
Email : selarashospital@gmail.com
RS SELARAS
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup..................................................................................... 2
1.3. Batasan Operasional............................................................................. 2
1.4. Landasan Hukum ................................................................................. 3
BAB II. Standar Ketenagaan....................................................................... 4
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ...................................................... 4
2.2. Tenaga Medis ....................................................................................... 4
2.3. Tenaga Keperawatan............................................................................ 5
2.4. Distribusi Ketenagaan .......................................................................... 6
2.5. Pengaturan Jaga / Dinas ....................................................................... 6
BAB III. Standar Fasilitas ........................................................................... 7
3.1. Denah Ruangan .................................................................................... 7
3.2. Standar Fasilitas ................................................................................... 7
3.2.1. Standar Fasilitas Peralatan ICU .......................................................... 7
ii
RS SELARAS
iii
RS SELARAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Intensive care unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri (unit dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi
pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf
medis, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-
keadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada
saat pasca bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan
anestesi sampai ke masa pasca bedah. Dimulai sekitar tahun 1942, Mayo Clinic
membuat suatu ruangan khusus dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan
dan diawasi sampai sadar dan stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh
sisa obat anestesi. Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang
perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja,
namun juga pada masa pasca bedah.
Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia
pada sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan
otot-otot pernafasan. Dokter spesialis antologi yang dipelopori oleh BjØrn Ibsen
pada waktu itu, melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas secara
manual mirip yang dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa
kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien
poliomelytis bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%,
disbanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang
mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi
mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif member pernafasan
1
RS SELARAS
jangka panjang. Sejak saat itulah ICU dengan perawatan pernapasan mulai
terbantuk dan tersebar luas.
Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah
atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu
intensive care medicine.
Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital
seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya,
baik pada pasien dewasa ataupun pasien anak.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai fungsi
rujukan harus dapat memberikan pelayanan ICU yang professional dan
berkualitas, dengan mengedepankan keselamatan pasien intensive care unit,
perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga
profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim.
Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan
keselamatan pasien. Selain dukungan itu, sarana, prasarana serta peralatan juga
diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU. Oleh karena itu,
mengingat diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya sarana dan prasarana, serta
mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan ICU perlu
dikonsentrasikan.
C. Batasan Operasional.
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS
dan Standar Prosedur Operasional.
1. Pelayanan ICU
Pelayanan ICU meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan,
kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien
dewasa.
2. Pelayanan HCU
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutuhkan pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat.
2
RS SELARAS
D. Landasan Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman ini adalah sebagai
berikut :
1. KMK No. 129//MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
RS
2. PMK No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
3. Kepmenkes RI No 004/Menkes/SK/I/2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan.
4. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
5. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3
RS SELARAS
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
RS SELARAS
5
RS SELARAS
C. Distribusi Ketenagaan.
KUALIFIKASI
NAMA JML
FORMAL & FUNGSI
JABATAN SDM
INFORMAL
Ka. Unit ICU Spesialis Managerial
anastesiologi
1
Pelatihan ACLS dan
BLS
Ka. Perawat ICU D3 keperawatan/S1 Managerial
Keperawatan Ners
Pelatihan ICU 1
6
RS SELARAS
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
KAMAR
MANDI
PINT
RUANG TRANSIT
RUANG RAWAT INAP
U
RUANG GANTI DEWASA
MASU PASIEN
PERAWAT RUANG NICU PERINA K
NICU
PERI
PINTU
MASUK NA
PINTU MASUK
7
RS SELARAS
D. Standar Fasilitas
8
RS SELARAS
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
B. Kriteria Masuk
1. Pasien Dengan Prioritas
a. PRIORITAS 1
Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan
monitoring yang tidak bisa dilakukan di ruang rawat inap yang lain
1) Pasien yang memerlukan bantuan ventilator, obat vasoactive kontinu,
terapi tidak terbatas.
2) ARDS, Syok, hemodinamik tidak stabil
b. PRIORITAS 2
Chronic comorbid disease eksaserbasi akut yang berat secara medis atau
bedah
c. PRIORITAS 3
1) Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani
9
RS SELARAS
10
RS SELARAS
11
RS SELARAS
C. Kriteria Keluar.
Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan
pertimbangan medis oleh kepala ICU dan tim yang merawat
pasien.
1. Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu
monitoring ketat lebih lama
2. Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana
intervensi aktif.
3. Financial problem
D. Persiapan Penerimaan Pasien.
1. Monitoring Pasien.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna
mewujudkan pelayanan ICU yang aman dan mengutamakan keselamatan
pasien. Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk
menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar dapat
diupayakan penyelesaian yang efektif. Indikator pelayanan ICU yang
digunakan adalah system skor prognosis dan keluaran dari ICU. Sistem
skor prognosis dibuat dalam 24 jam pasien masuk ke ICU. Contoh
system skor prognosis yang dapat digunakan adalah APACHE II, SOFA
skor. Rata-rata nilai skoring prognosis dalam periode tertentu
dibandingkan dengan keluaran aktualnya. Pencapaian yang diharapkan
adalah angka mortalitas yang sama atau lebih rendah dari angka mortalitas
terhadap rerata nilai scoring prognosis.
2. Prosedur Medik (Terlampir Di SPO).
a. Pemasangan CVP
b. Intubasi dan perawatannya
c. Ekstubasi
d. Balance cairan
e. Penggunaan ventilator mekanik
12
RS SELARAS
b. Infusion pump
c. Suction
d. Defibrilator
13
RS SELARAS
BAB V
LOGISTIK
Keperluan logistik di ICU dan HCU meliputi bahan medis yang dipenuhi oleh
farmasi seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, gel, cairan infus, obat-obat
emergency dan lain-lain. Sedangkan untuk ATK (alat tulis kantor) dipenuhi melalui
bagian logistik umum.
Alur permintaan barang bahan medis dan non medis
Bagian
pengadaan
logistik umum
Koordinator Permintaan
ICU barang
Bagian
pengadaan
logistik farmasi
a. Perencanaan
Pengadaan bahan ICU dan HCU harus mempertimbangkan hal sebagai berikut :
1. Tingkat persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau ruang penyimpanan umum. Safety stock adalah jumlah
persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan yang dibutuhkan atau
yang sering terlambat diterima dari pemasok.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan jumlah kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian
atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi
jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang.
Jumlah rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat
14
RS SELARAS
15
RS SELARAS
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Definisi.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS.
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan ICU adalah :
1. Ketepatan identitas.
a. Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak
terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan
gelar (Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah nomor rekam
medis, dan salah penulisan tanggal lahir.
b. Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap:
Pasien yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
pasien.
2. Komunikasi SBAR.
Target 100%. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode
SBAR
3. Medikasi.
a.Ketepatan pemberian obat.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat,
salah dosis, salah jenis, salah rute pemberian, salah identitas pada
etiket, salah pasien.
16
RS SELARAS
b. Ketepatan Transfusi.
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas
pada permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien
4. Pasien jatuh :
Target 100%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di ICU/HCU.
17
RS SELARAS
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Selaras.
18
RS SELARAS
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
19
RS SELARAS
20
RS SELARAS
Penanggung jawab
pengumpul data Koordinator ICU
21
RS SELARAS
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan ICU dan HCU di rumah sakit Selaras ini
diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh petugas pemberi
layanan yang menyelenggarakan pelayanan pada pasien ICU dan
HCU. Berdasarkan klasifikasi sumber daya,sarana, prasarana dan
peralatan pelayanan ICU di rumah sakit Selaras dapat dikategorikan
sebagai ICU primer.
Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan akan terus
mengembangkan pelayanan sesuai dengan ketentuan pedoman standar
ICU sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif bagi setiap
program pengembangan layanan ICU di Rumah Sakit Selaras.
Sedangkan untuk kelancaran setiap pelaksanaan pelayanan di
ICU perlu adanya penjabaran dari pedoman pelayanan dengan
penyusunan prosedur tetap di unit layanan ICU sehingga hambatan
dalam menjalankan pelaksanaan pelayanan bisa diminimalkan.