1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa karena berkat rahmat dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
“Pedoman Pelayanan Gawat Darurat” dengan lancar dan tanpa hambatan yang
berarti. Pedoman Pelayanan Gawat Darurat UPTD Puskesmas Kecamatan
Kepanjenkidul Kota Blitar ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi semua
jajaran di UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar dalam pemberian
pelayanan pasien.
Melalui pedoman ini diharapkan semua tenaga profesional pemberi pelayanan
kesehatan serta tenaga terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang berkaitan
dengan pelayanan gawat darurat di UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul
Kota Blitar.
Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitan pedoman ini. Seiring dengan
pemberdayaan para pelaksana pemberi pelayanan kesehatan, semoga tercapai
tujuan untuk dapat meningkatkan mutu dan keselamatan pasien,
Pedoman ini tentu saja masih belum dapat memuat semua prosedur pelayanan
gawat darurat yang dibutuhkan karena keterbatasan ilmu dan referensi yang ada
pada kami. Oleh karena itu permohonan maaf perlu kami sampaikan apabila dalam
penyusunan pedoman ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Meskipun demikian mudah-mudahan Pedoman Pelayanan gawat
darurat ini masih dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait.
2
NIP. 19810416 200903 2 008
DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 5
B. Tujuan.................................................................................................. 5
C. Ruang Lingkup pelayanan................................................................... 6
D. Batasan operasional............................................................................ 6
E. Landasan Hukum................................................................................. 6
A. Standar Fasilitas.................................................................................. 9
B. Fasilitas Prasarana Penunjang............................................................ 9
3
E. Standar Prosedur Operasional.......................................................... 15
BAB V LOGISTIK
A. Pengertian......................................................................................... 16
B. Tujuan................................................................................................ 16
C. Syarat Manajemen Logistik............................................................... 16
D. Kegiatan Logistik Di unit.................................................................... 16
A. Pengertian......................................................................................... 17
B. Tujuan................................................................................................ 17
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien Keselamatan Pasien Secara Umum... 17
D. Tata Laksana Keselamatan Pasien Unit Gawat Darurat.................. 18
E. Pengertian 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Puskesmas.............. 19
A. Keselamatan Kerja............................................................................ 20
B. Keselamatan kerja di Unit Gawat Darurat ........................................ 22
C. Ruangan di Unit Gawat Darurat........................................................ 22
BAB X PENUTUP........................................................................................... 31
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak
perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan
dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan
sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka
diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan
ditempat kejadian, selama perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu dibuat
standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien UGD
Puskesmas
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan
gawat darurat di UGD Puskesmas harus berdasarkan standar pelayanan Gawat
Darurat Puskesmas.
5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tercapainya Unit Gawat Darurat sebagai Unit yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan perkembangan dan kemajuan
teknologi kedokteran secara efektif dan efisien agar tercapai pelayanan kesehatan
yang optimal, serta dapat dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.
2. Tujuan Khusus.
a. Mengetahui standar ketenagaan di Unit Puskesmas Kepanjenkidul
b. Mengetahui standar Fasilitas di Unit Gawat Darurat Puskesmas Kepanjenkidul
c. Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas
Kepanjenkidul
d. Mengetahui penyediaan logistik di Unit Gawat Darurat Puskesmas
Kepanjenkidul
e. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Kepanjenkidul
f. Mengetahui Keselamatan kerja dalam pelayanan di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Kepanjenkidul.
g. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Unit Gawat Darurat
C. Sasaran Pedoman
Sasaran panduan ini adalah petugas puskesmas yang memberi layanan pada
unit gawat darurat, baik seorang dokter maupun perawat terlatih yang telah
mendapat pendelegasian wewenang dari dokter.
6
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan
menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan:
- Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
- Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
- Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
E. Batasan Operasional
7
memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam
jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat )
bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan
sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
Kecelakaan di sekolah
Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat
rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
8
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum
serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dari salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of
water and electrolit )
7. Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 – 6 ),
sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian
dalam waktu yang lama.
9
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
10
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
B. Distribusi Ketenagaan
11
C. Jadwal kegiatan
1. Pengaturan Jaga Perawat UGD
a. Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan di pertanggung
jawabkan oleh Koordinator UGD dan disetujui oleh Kepala Sub Bagian Tata
Usaha
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana UGD setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang
ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu
pelayanan, maka permintaan disetujui).
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti. Jam dinas pagi: pukul 07.00 – 14.00, dinas sore:
pukul 14.00 – 20.00, dinas malam: pukul 20.00 – 07.00
e. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Koordinator UGD: 2 jam sebelum dinas
pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu
Koordinator UGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari
perawat pengganti. Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan
perawat pengganti, maka Koordinator UGD akan mencari tenaga perawat
pengganti yaitu perawat yang hari itu libur.
f. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan (tidak terencana), maka Koordinator UGD akan mencari
perawat pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di
dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan. (Prosedur pengaturan jadwal dinas perawat UGD sesuai
SOP terlampir).
12
2. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen
a. Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab PJ UKP
UGD
b. Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 2 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di mulai.
c. Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka:
1) Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Kepala UGD paling lambat 3 hari sebelum tanggal
jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen
pengganti.
2) Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan kepada Kepala UGD dan di harapkan dokter tersebut
sudah menunjuk dokter jaga konsulen pengganti, apabila dokter jaga
pengganti tidak didapatkan, maka Kepala UGD wajib untuk mencarikan
dokter jaga konsulen pengganti. (Prosedur pengaturan jadwal jaga
dokter konsulen sesuai SOP terlampir).
13
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Saran
UGD Puskesmas Kepanjenkidul berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri
dari 3 tempat tidur untuk tindakan
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan
Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan
terhadap pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
jantung seperti monitor dan EKG
a. Alat – alat untuk tindakan bedah
1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set)
2. Verban segala ukuran:
- 4 x 5 em ( 5 buah )
- 4 x10 em ( 5 buah )
14
3. Extraksi kuku set ( 2 set )
4. Hecting set ( 5 set )
5. Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran:
- Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah )
- Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah )
- Jarum ( 1 set )
6. Lampu sorot ( 1 buah )
7. Kassa ( 3 tromel )
8. Cirkumsisi set ( 1 set )
9. Ganti verban set ( 3 set )
10. Spekulum hidung ( 1 buah )
11. Spuit sesuai kebutuhan
- 5 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
12. Infus set ( 1 buah )
13. Dower Catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
14. Emergency lamp ( 1 buah )
15. Stetoskop ( 1 buah )
16. Tensimeter ( 1 buah )
17. Thermometer ( 1 buah )
18. Elastis verban sesuai kebutuhan
15
7. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 2 buah )
- 50 cc ( 2 buah )
8. Tensimeter ( 1 buah )
9. Stetoskop ( 1 buah )
10. Thermometer ( 1 buah )
11. Tiang infus ( 1 buah )
c. Alat – alat untuk observasi
1. Tensi meter ( 1 buah )
2. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
3. Termometer ( 1 buah )
4. Stetoskop ( 1 buah )
5. Standar infus ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 set )
7. IV catheter segala ukuran ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
d. Alat – alat dalam trolly emergency
1. Obat Life saving (terlampir pada standar obat IGD Puskesmas
Kepanjenkidul
2. Obat penunjang (terlampir pada standar obat IGD Puskesmas
Kepanjenkidul
16
3. Alat – alat kesehatan
a. BVM untuk dewasa & anak (1 buah / 1 buah)
b. Oropharingeal airway
c. Face mask (1 buah)
d. Urine bag non steril (5 buah)
e. Spuit semua ukuran
f. Infus set (3set)
g. Slang oksigen sesuai kebutuhan
h. IV catheter sesuai kebutuhan
- Nomer 18 Cath (2 buah)
- Nomer 20 Cath ( 2 buah)
- Nomer 22 Cathy ( 2 buah )
- Nomer 24 Cathy (2 buah)
i. Suction catheter
j. Neck collar Ukuran S / M / L ( 1 / 1/ 1)
e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Puskesmas Kepanjenkidul saat
ini memiliki 3 (tiga) unit ambulance dan 1 mobil jenazah yang kegiatannya berada
dalam koordinasi IGD dan bagian umum.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
A. Perlengkapan Ambulance
1. Ac
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Wastafel
B. Alat & Obat
1. Tabung Oksigen (1 buah)
17
2. Stretcher (1 buah)
3. Scope ( 2 buah )
4. Piala ginjal ( 5 buah )
5. Tas Emergency yang berisi :
Obat – obat untuk life saving (
Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 1 kolf )
Senter ( 1 buah )
Stetoskop ( 1buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Gunting verban ( 1 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Reflex hummer ( 2 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )
18
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
19
B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat UGD
2. Perangkat Kerja
a. Pesawat telpon
b. Hand phone
3. Tata Laksana Sistim Komunikasi UGD
a. Antara UGD dengan unit lain dalam Puskesmas Kepanjenkidul adalah
dengan nomor extension masing-masing unit
b. Antara UGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait
dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat
telephone langsung dari UGD dengan menggunakan kode PIN yang dimiliki
oleh perawat jaga.
c. Dari luar Puskesmas Kepanjenkidul dapat langsung melalui telepon
C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat jaga UGD
2. Perangkat Kerja
- Stetoscope
- Tensimeter
- Status medis
3. Tata Laksana Pelayanan Triase UGD
a. Pasien / keluarga mendaftar ke bagian loket (pagi) dan nurse station (sore
dan malam)
b. Perawat jaga UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap
dan menentukan prioritas penanganan.
c. Prioritas pertama (I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa /
mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi
20
d. Prioritas kedua (II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa /
fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan
dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di ruang tindakan
bedah / non bedah
e. Prioritas ketiga (III, rendah, non emergency) yaitu memerlukan pelayanan
biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.
Pasien ditempatkan diruang non bedah
21
b. Perawat UGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien,
waktu penggunaan & tujuan penggunaan
c. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
22
3. Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA )
a. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh perawat jaga IGD
b. Bila sudah dinyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah
c. Perawat jaga IGD membuat surat keterangan meninggal dan dilaporkan
kepada dokter konsulen jaga hari itu
d. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan kepada keluarga pasien.
23
BAB V
LOGISTIK
b. Tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Amlodipine 10mg Tablet 10 Anti hypertensi/
Betabloker
2. Captopril 25 mg Tablet 10 Anti hypertensi /
Betabloker
3. Miniaspi 80 Tablet 10 Anti anginal
4. ISDN Tablet 10 Nitrogliserida
c. Cairan Infus
24
ml
2. Kaen 3 B Kolf 15
3. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 15
4. Ringer Lactat Kolf 15
d. Suppositoria
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat
n h
1. Omeprazole Ampul 5
2. Vicilin injeksi Ampul 5
3. Metamizole Ampul 5
b. Obat tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui Instalasi Farmasi.
Kebutuhan obat, alat medis dan bahan habis pakai dihitung tiap bulan
berdasarkan analisis kebutuhan obat dan bahan habis pakai dua minggu yang
lalu dengan cadangan 10 %.
25
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas Kepanjenkidul
Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di puskesmas
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
C. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
26
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
27
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
D. Tata Laksana
Keselamatan pasien Unit Gawat Darurat di Puskesmas Kepanjenkidul
merupakan prioritas utama hal ini terkait dengan kepercayaan pelanggan, adapun
sistim yang sudah berjalan di Unit Gawat Darurat adalah :
1. Pemantapan mutu harian ; pelaksaanaan control harian dalam rangka untuk
mengontrol kelayakan alat pemeriksaan, tingkat sterilitas alat dan ketersediaan
obat obatan
2. Pemantapan mutu bulanan dan tahunan
3. Identifikasi pasien dengan kartu berobat/KTP/KIS
4. Penetapan diagnosa yang tepat dengan menngunakan data obyektif dan
subyektif, serta melibatkan dokter konsulen untuk tindakan dengan resiko
tinggi
Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien
harus diterapkan standar tersebut sebagai berikut :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6. Melakukan pelatihan petugas tentang keselamatan pasien.
28
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi petugas untuk mencapai keselamatan
pasien.
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien Puskesmas. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan
pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem dan
proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan pengkajian hal
potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan kemudahan pelaporan
kejadian/insiden, serta mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan
Pasien Puskesmas.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong
tenaga kesehatan Puskesmas untuk melakukan analisis akar masalah untuk
belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
29
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait lainnya, yang mampu
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama dalam
perawatan di Puskesmas melalui pemberian informasi yang tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima pesan dan dilegalkan
dengan kolom TBaK
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi (High Alert
Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara signifikasi
berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan
yang kurang tepat.
4. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
(Hand Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari
permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
b. Cuci tangan antiseptik/prosedural adalah proses menghilangkan/ mematikan
mikroorganisme transient.
5. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh
Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau
ke tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istiharat maupun pada saat
terbangun yang disebabkan oleh berbagai kondisi penyakit stroke, epilepsi,
kejang, penyakit kronis lainnya atau karena terlalu banyak aktifitas atau akibat
kelalaian perawat, pemberian obat-obatan diuretik, laksatik, sedatif, psikotropik
dan obat anti depresan.
6. Kepatuhan pelaksanaan site marking pada pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi
Indikator keselamatan pasien yang satu ini tidak diterapkan di ruang gawat
darurat karena tidak adanya tindakan operasi yang dilakukan.
30
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
31
2. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila:
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan
lain-lain.
4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan
pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika
terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan
penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui
udara harus menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak minum
dingin) dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.
5. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang sesuai untuk
kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi (berdasarkan penularan
secara kontak, droplet atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
32
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala
penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk
memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan
dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di Unit
perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.
6. Tindakan yang beresiko terpajan
b. Cuci tangan yang kurang benar.
c. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
d. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
e. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
f. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
g. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
h. Ventilasi udara yang kurang memadai
7. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok
yaitu:
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
33
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
34
BAB IX
PENUTUP
35
36