Anda di halaman 1dari 36

PEDOMAN PELAYANAN UNIT GAWAT DARURAT

UPTD PUSKESMAS KEC. KEPANJENKIDUL


KOTA BLITAR

PEMERINTAH KOTA BLITR


UPTD PUSKESMAS KEC. KEPANJENKIDUL
JL. CILIWUNG NO 178 KOTA BLITAR

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa karena berkat rahmat dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
“Pedoman Pelayanan Gawat Darurat” dengan lancar dan tanpa hambatan yang
berarti. Pedoman Pelayanan Gawat Darurat UPTD Puskesmas Kecamatan
Kepanjenkidul Kota Blitar ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi semua
jajaran di UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar dalam pemberian
pelayanan pasien.
Melalui pedoman ini diharapkan semua tenaga profesional pemberi pelayanan
kesehatan serta tenaga terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang berkaitan
dengan pelayanan gawat darurat di UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul
Kota Blitar.
Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitan pedoman ini. Seiring dengan
pemberdayaan para pelaksana pemberi pelayanan kesehatan, semoga tercapai
tujuan untuk dapat meningkatkan mutu dan keselamatan pasien,
Pedoman ini tentu saja masih belum dapat memuat semua prosedur pelayanan
gawat darurat yang dibutuhkan karena keterbatasan ilmu dan referensi yang ada
pada kami. Oleh karena itu permohonan maaf perlu kami sampaikan apabila dalam
penyusunan pedoman ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Meskipun demikian mudah-mudahan Pedoman Pelayanan gawat
darurat ini masih dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait.

Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan


Kepanjenkidul Kota Blitar

dr. TRIANA SULISTYANINGSIH

2
NIP. 19810416 200903 2 008

DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................... 3

PENGESAHAN / SURAT KEPUTUSAN........................................................ 4

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................... 5
B. Tujuan.................................................................................................. 5
C. Ruang Lingkup pelayanan................................................................... 6
D. Batasan operasional............................................................................ 6
E. Landasan Hukum................................................................................. 6

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia....................................................... 8


B. Distribusi Ketenagaan......................................................................... 8

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas.................................................................................. 9
B. Fasilitas Prasarana Penunjang............................................................ 9

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pelaksanaan Penerimaan Pasien..................................................... 13


B. Pelaksanaan Orientasi Pasien.......................................................... 13
C. Pelaksanaan Pemberian Asuhan Pasien.......................................... 14
D. Pelaksanaan Perawatan Pasien....................................................... 14

3
E. Standar Prosedur Operasional.......................................................... 15

BAB V LOGISTIK

A. Pengertian......................................................................................... 16
B. Tujuan................................................................................................ 16
C. Syarat Manajemen Logistik............................................................... 16
D. Kegiatan Logistik Di unit.................................................................... 16

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian......................................................................................... 17
B. Tujuan................................................................................................ 17
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien Keselamatan Pasien Secara Umum... 17
D. Tata Laksana Keselamatan Pasien Unit Gawat Darurat.................. 18
E. Pengertian 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Puskesmas.............. 19

BAB VII KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Kerja............................................................................ 20
B. Keselamatan kerja di Unit Gawat Darurat ........................................ 22
C. Ruangan di Unit Gawat Darurat........................................................ 22

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

A. Bentuk-Bentuk Pengawasan Dan Pengendalian.............................. 24


B. Sistem Pengendalian Efektif............................................................. 25
C. Indikator Keberhasilan Pelayanan.................................................... 25

BAB X PENUTUP........................................................................................... 31

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak
perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan
dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan
sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka
diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan
ditempat kejadian, selama perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu dibuat
standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien UGD
Puskesmas
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan
gawat darurat di UGD Puskesmas harus berdasarkan standar pelayanan Gawat
Darurat Puskesmas.

5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tercapainya Unit Gawat Darurat sebagai Unit yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan perkembangan dan kemajuan
teknologi kedokteran secara efektif dan efisien agar tercapai pelayanan kesehatan
yang optimal, serta dapat dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.
2. Tujuan Khusus.
a. Mengetahui standar ketenagaan di Unit Puskesmas Kepanjenkidul
b. Mengetahui standar Fasilitas di Unit Gawat Darurat Puskesmas Kepanjenkidul
c. Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas
Kepanjenkidul
d. Mengetahui penyediaan logistik di Unit Gawat Darurat Puskesmas
Kepanjenkidul
e. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Kepanjenkidul
f. Mengetahui Keselamatan kerja dalam pelayanan di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Kepanjenkidul.
g. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Unit Gawat Darurat

C. Sasaran Pedoman
Sasaran panduan ini adalah petugas puskesmas yang memberi layanan pada
unit gawat darurat, baik seorang dokter maupun perawat terlatih yang telah
mendapat pendelegasian wewenang dari dokter.

6
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan
menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan:
- Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
- Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
- Keadaan tidak gawat dan tidak darurat

E. Batasan Operasional

1. Unit Gawat Darurat


Adalah unit pelayanan di Puskesmas yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara
terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah Pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan
dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang
mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan –
perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan

7
memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam
jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat )
bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan
sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
 Kecelakaan lalu lintas
 Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
 Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
 Kecelakaan di sekolah
 Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat
rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )

8
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum
serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dari salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of
water and electrolit )
7. Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 – 6 ),
sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian
dalam waktu yang lama.

9
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit

10
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD adalah :


No Nama Jabatan Kualifikasi Jumlah Keterangan
Pendidikan

1 PJ UKP UGD Dokter Umum 1 Bersertifikat


BLS/BTCLS/PPGD
2 Koordinator UGD D III 1 Bersertifikat
Keperawatan ACLS/ATLS
3 Perawat Pelaksana D III 8 Bersertifikat
UGD Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
4 Dokter UGD / Dokter Umum 3 Bersertifikat
Dokter Konsulen ACLS/ATLS

B. Distribusi Ketenagaan

Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :


1. Dinas Pagi :
Dinas pagi sejumlah 3 (tiga) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
Kategori:
1 orang Koordinator
2 orang Pelaksana
2. Dinas Sore :
Dinas sore sejumlah 2 (dua) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
3. Dinas Malam:
Dinas malam sejumlah 2 (dua) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD

11
C. Jadwal kegiatan
1. Pengaturan Jaga Perawat UGD
a. Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan di pertanggung
jawabkan oleh Koordinator UGD dan disetujui oleh Kepala Sub Bagian Tata
Usaha
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana UGD setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang
ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu
pelayanan, maka permintaan disetujui).
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti. Jam dinas pagi: pukul 07.00 – 14.00, dinas sore:
pukul 14.00 – 20.00, dinas malam: pukul 20.00 – 07.00
e. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Koordinator UGD: 2 jam sebelum dinas
pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu
Koordinator UGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari
perawat pengganti. Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan
perawat pengganti, maka Koordinator UGD akan mencari tenaga perawat
pengganti yaitu perawat yang hari itu libur.
f. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan (tidak terencana), maka Koordinator UGD akan mencari
perawat pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di
dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan. (Prosedur pengaturan jadwal dinas perawat UGD sesuai
SOP terlampir).

12
2. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen
a. Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab PJ UKP
UGD
b. Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 2 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di mulai.
c. Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka:
1) Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Kepala UGD paling lambat 3 hari sebelum tanggal
jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen
pengganti.
2) Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan kepada Kepala UGD dan di harapkan dokter tersebut
sudah menunjuk dokter jaga konsulen pengganti, apabila dokter jaga
pengganti tidak didapatkan, maka Kepala UGD wajib untuk mencarikan
dokter jaga konsulen pengganti. (Prosedur pengaturan jadwal jaga
dokter konsulen sesuai SOP terlampir).

13
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Saran
UGD Puskesmas Kepanjenkidul berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri
dari 3 tempat tidur untuk tindakan
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan
Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan
terhadap pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
jantung seperti monitor dan EKG
a. Alat – alat untuk tindakan bedah
1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set)
2. Verban segala ukuran:
- 4 x 5 em ( 5 buah )
- 4 x10 em ( 5 buah )

14
3. Extraksi kuku set ( 2 set )
4. Hecting set ( 5 set )
5. Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran:
- Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah )
- Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah )
- Jarum ( 1 set )
6. Lampu sorot ( 1 buah )
7. Kassa ( 3 tromel )
8. Cirkumsisi set ( 1 set )
9. Ganti verban set ( 3 set )
10. Spekulum hidung ( 1 buah )
11. Spuit sesuai kebutuhan
- 5 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
12. Infus set ( 1 buah )
13. Dower Catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
14. Emergency lamp ( 1 buah )
15. Stetoskop ( 1 buah )
16. Tensimeter ( 1 buah )
17. Thermometer ( 1 buah )
18. Elastis verban sesuai kebutuhan

b. Alat – alat untuk tindakan non bedah :


1. Urine bag ( 3 buah )
2. Otoscope ( 1 buah )
3. Nebulizer ( 1 buah )
4. Mesin EKG ( 1 buah )
5. Infus set ( 1 buah )
6. IV catheter semua nomer ( 1 set )

15
7. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 2 buah )
- 50 cc ( 2 buah )
8. Tensimeter ( 1 buah )
9. Stetoskop ( 1 buah )
10. Thermometer ( 1 buah )
11. Tiang infus ( 1 buah )
c. Alat – alat untuk observasi
1. Tensi meter ( 1 buah )
2. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
3. Termometer ( 1 buah )
4. Stetoskop ( 1 buah )
5. Standar infus ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 set )
7. IV catheter segala ukuran ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
d. Alat – alat dalam trolly emergency
1. Obat Life saving (terlampir pada standar obat IGD Puskesmas
Kepanjenkidul
2. Obat penunjang (terlampir pada standar obat IGD Puskesmas
Kepanjenkidul

16
3. Alat – alat kesehatan
a. BVM untuk dewasa & anak (1 buah / 1 buah)
b. Oropharingeal airway
c. Face mask (1 buah)
d. Urine bag non steril (5 buah)
e. Spuit semua ukuran
f. Infus set (3set)
g. Slang oksigen sesuai kebutuhan
h. IV catheter sesuai kebutuhan
- Nomer 18 Cath (2 buah)
- Nomer 20 Cath ( 2 buah)
- Nomer 22 Cathy ( 2 buah )
- Nomer 24 Cathy (2 buah)
i. Suction catheter
j. Neck collar Ukuran S / M / L ( 1 / 1/ 1)

e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Puskesmas Kepanjenkidul saat
ini memiliki 3 (tiga) unit ambulance dan 1 mobil jenazah yang kegiatannya berada
dalam koordinasi IGD dan bagian umum.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
A. Perlengkapan Ambulance
1. Ac
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Wastafel
B. Alat & Obat
1. Tabung Oksigen (1 buah)

17
2. Stretcher (1 buah)
3. Scope ( 2 buah )
4. Piala ginjal ( 5 buah )
5. Tas Emergency yang berisi :
Obat – obat untuk life saving (
Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 1 kolf )
Senter ( 1 buah )
Stetoskop ( 1buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Gunting verban ( 1 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Reflex hummer ( 2 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )

18
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat IGD
b. Petugas loket (shift pagi)
3. Perangkat Kerja
a. Status Medis
b. Computer
4. Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD
Unit gawat darurat puskesmas kepanjenkidul melayani pasien selama 24 jam
dengan system pendaftaran sebagai berikut :
Shift pagi jam buka loket 07.00- 11.00
a. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien / keluarga di
loket jika datang saat pagi.
b. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian loket akan memberikan
status untuk diisi oleh perawat IGD yang bertugas.
Shift siang dan malam (sebelum dans etelah tutup loket)
a. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien / keluarga di
nurse station UGD jika datang saat sore dan malam
b. Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan securiti untuk
mencari identitas pasien
c. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian loket akan memberikan
status untuk diisi oleh perawat IGD yang bertugas.
d. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan
pertolongan di IGD, sementara keluarga / penanggung jawab melakukan
pendaftaran di bagian nurse station

19
B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat UGD
2. Perangkat Kerja
a. Pesawat telpon
b. Hand phone
3. Tata Laksana Sistim Komunikasi UGD
a. Antara UGD dengan unit lain dalam Puskesmas Kepanjenkidul adalah
dengan nomor extension masing-masing unit
b. Antara UGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait
dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat
telephone langsung dari UGD dengan menggunakan kode PIN yang dimiliki
oleh perawat jaga.
c. Dari luar Puskesmas Kepanjenkidul dapat langsung melalui telepon
C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat jaga UGD
2. Perangkat Kerja
- Stetoscope
- Tensimeter
- Status medis
3. Tata Laksana Pelayanan Triase UGD
a. Pasien / keluarga mendaftar ke bagian loket (pagi) dan nurse station (sore
dan malam)
b. Perawat jaga UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap
dan menentukan prioritas penanganan.
c. Prioritas pertama (I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa /
mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi

20
d. Prioritas kedua (II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa /
fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan
dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di ruang tindakan
bedah / non bedah
e. Prioritas ketiga (III, rendah, non emergency) yaitu memerlukan pelayanan
biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.
Pasien ditempatkan diruang non bedah

D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT


1. Petugas Penangung Jawab
Perawat jaga UGD
2. Perangkat Kerja
Formulir Persetujuan Tindakan
3. Tata Laksana Informed Consent
a. Perawat UGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien / keluarga pasien disaksikan oleh perawat
b. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh
perawat.
c. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.
E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat UGD
b. Supir Ambulan
2. Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Alat Tulis
3. Tata Laksana Transportasi Pasien UGD
a. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan Puskesmas
Kepanjenkidul sebagai transportasi, maka perawat unit terkait
menghubungi supir ambulans yang bertugas hari itu

21
b. Perawat UGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien,
waktu penggunaan & tujuan penggunaan
c. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.

F. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY


1. Petugas Penanggung Jawab
Perawat
2. Perangkat Kerja
a. Stetoscope
b. Tensi meter
c. Alat Tulis
3. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
a. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian loket/nurse station
b. Dilakukan triase
c. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh perawat jaga IGD
d. Perawat jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung
jawab
e. Bila perlu dirawat / observasi pasien dikonsulkan dengan dokter jaga hari
itu.
f. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
g. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran petugas jaga

G. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL (DOA)


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Dokter jaga IGD
b. Petugas Satpam
2. Perangkat Kerja
 Senter
 Stetoscope
 EKG
 Surat Kematian

22
3. Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA )
a. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh perawat jaga IGD
b. Bila sudah dinyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah
c. Perawat jaga IGD membuat surat keterangan meninggal dan dilaporkan
kepada dokter konsulen jaga hari itu
d. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan kepada keluarga pasien.

H. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN


1. Petugas Penanggung Jawab
Dokter IGD
Perawat IGD
2. Perangkat Kerja
 Ambulan
 Formulir persetujuan tindakan
 Formulir rujukan
 Computer
3. Tata Laksana Sistim Rujukan UGD
a. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai
kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat IGD Rumah sakit
rujukan.
b. Isi informasi mencakup :
 Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )
 Peralatan yang diperlukan di IGD ( suction, monitor, foto rontgen, scan,
dll)
 Kemungkinan untuk dirawat di intensive care unit
 Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD rumah sakit rujukan
tentang kondisi dan terapi yg sudah diberikan
 Jika RS Rujukan telah menyetujui ketersediaan tempat, pasien bisa di
transfer

23
BAB V
LOGISTIK

STANDAR OBAT UGD


1. Obat Live Saving
a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Aminophilin Ampul 14 Anti asmatic dan COPD


preparations
2. Atropin sulfat Ampul 5 Anti spasmodics
3. dexamethasone Ampul 6 Corticosteroid Hormones
4. dipenhidramine Ampul 5 Anti histamin
5. Ephinephrin Ampul 2 Asnastetic lokal & general
6 Lidocain Ampul 94 Anastetic lokal
7. Metro clopramide Ampul 5 Anti emetik
8. Novalgin Ampul 5 Analgetik
9. Stesolid injeksi Ampul 2 Sedatif
10 Transamin Ampul 7 Haemostatics
11 Vit k Ampul 2 Anti perdarahan
12 ATS 1500 u Ampul 10 Anti tetanus

b. Tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Amlodipine 10mg Tablet 10 Anti hypertensi/
Betabloker
2. Captopril 25 mg Tablet 10 Anti hypertensi /
Betabloker
3. Miniaspi 80 Tablet 10 Anti anginal
4. ISDN Tablet 10 Nitrogliserida

c. Cairan Infus

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat


1. Dextrose 5 % 500 Kolf 15

24
ml
2. Kaen 3 B Kolf 15
3. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 15
4. Ringer Lactat Kolf 15

d. Suppositoria
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Stesolid 5 mg rect Tube 5 Sedatif

2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No Nama Obat Satua Jumla Jenis Obat
n h
1. Omeprazole Ampul 5
2. Vicilin injeksi Ampul 5
3. Metamizole Ampul 5
b. Obat tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Aspilet Tablet 7 Anti coagulans, anti


trombotics
2.. Isorbid Tablet 2 Cardiac drugs
3. Betahistine Tablet 2 Anti vertigo
4. Propanolol Tablet 3 Beta Blockers
5. Antasida doen Tablet 5 Antacid&
Antiulcerant
6. Norit Tablet 15
7. Ibuprofen Tablet 10 Analgetic&
Antipiretic

Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui Instalasi Farmasi.
Kebutuhan obat, alat medis dan bahan habis pakai dihitung tiap bulan
berdasarkan analisis kebutuhan obat dan bahan habis pakai dua minggu yang
lalu dengan cadangan 10 %.

25
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas Kepanjenkidul
 Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di puskesmas
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
C. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien

26
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )


ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah


Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir

KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )


Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

27
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.

D. Tata Laksana
Keselamatan pasien Unit Gawat Darurat di Puskesmas Kepanjenkidul
merupakan prioritas utama hal ini terkait dengan kepercayaan pelanggan, adapun
sistim yang sudah berjalan di Unit Gawat Darurat adalah :
1. Pemantapan mutu harian ; pelaksaanaan control harian dalam rangka untuk
mengontrol kelayakan alat pemeriksaan, tingkat sterilitas alat dan ketersediaan
obat obatan
2. Pemantapan mutu bulanan dan tahunan
3. Identifikasi pasien dengan kartu berobat/KTP/KIS
4. Penetapan diagnosa yang tepat dengan menngunakan data obyektif dan
subyektif, serta melibatkan dokter konsulen untuk tindakan dengan resiko
tinggi
Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien
harus diterapkan standar tersebut sebagai berikut :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6. Melakukan pelatihan petugas tentang keselamatan pasien.

28
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi petugas untuk mencapai keselamatan
pasien.
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien Puskesmas. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan
pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem dan
proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan pengkajian hal
potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan kemudahan pelaporan
kejadian/insiden, serta mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan
Pasien Puskesmas.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong
tenaga kesehatan Puskesmas untuk melakukan analisis akar masalah untuk
belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

E. Sasaran Keselamatan Pasien di Puskesmas


Terdapat 6 sasaran keselamatan pasien di Puskesmas:
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien adalah pencatatan identifikasi diri pasien dan pemberian
tanda berupa gelang nama pada tangan yang memuat minimal : nama pasien,
nomor rekam medis atau tempat tanggal lahir
2. Peningkatan Komunikasi Efektif Antar Perawat Dan Tenaga Kesehatan
Lainnya

29
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait lainnya, yang mampu
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama dalam
perawatan di Puskesmas melalui pemberian informasi yang tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima pesan dan dilegalkan
dengan kolom TBaK
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi (High Alert
Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara signifikasi
berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan
yang kurang tepat.
4. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
(Hand Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari
permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
b. Cuci tangan antiseptik/prosedural adalah proses menghilangkan/ mematikan
mikroorganisme transient.
5. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh
Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau
ke tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istiharat maupun pada saat
terbangun yang disebabkan oleh berbagai kondisi penyakit stroke, epilepsi,
kejang, penyakit kronis lainnya atau karena terlalu banyak aktifitas atau akibat
kelalaian perawat, pemberian obat-obatan diuretik, laksatik, sedatif, psikotropik
dan obat anti depresan.
6. Kepatuhan pelaksanaan site marking pada pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi
Indikator keselamatan pasien yang satu ini tidak diterapkan di ruang gawat
darurat karena tidak adanya tindakan operasi yang dilakukan.

30
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari


perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini unit Gawat Darurat dan perlindungan
terhadap Puskesmas. Pegawai adalah bagian integral dari Puskesmas.
Unit gawat darurat harus memiliki pemahaman akan pentingnya keamanan
kerja di Unit gawat darurat. Hal ini mutlak perlu diperhatikan karena mempunyai
dampak kesehatan langsung bagi petugas dan dampak tidak langsung terhadap
masyarakat/lingkungan disekitar Unit gawat darurat. Oleh karena itu pentingnya
mengurangi bahaya yang terjadi
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi., dengan
selalu menggunakan APD
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas
pegawai dan meningkatkan produktivitas Puskesmas adalah:
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk
menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara tepat dan
efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.

31
2. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila:
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan
lain-lain.
4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan
pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika
terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan
penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui
udara harus menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak minum
dingin) dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.
5. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang sesuai untuk
kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi (berdasarkan penularan
secara kontak, droplet atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.

32
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala
penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk
memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan
dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di Unit
perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.
6. Tindakan yang beresiko terpajan
b. Cuci tangan yang kurang benar.
c. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
d. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
e. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
f. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
g. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
h. Ventilasi udara yang kurang memadai
7. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok
yaitu:
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

33
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Kepanjenkidul dalam


memberikan pelayanan adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan
dengan varibel jumlah penderita yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah
penderita gawat darurat hari yang sama
Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan upaya bengobatan
umum dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Kepanjenkidul. Sasaran mutu upaya
pengobatan umum ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas dan dipantau melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian sasaran mutu dibahas dalam rapat
tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. Setiap adanya
kesalahan dalam upaya pelayanan pengobatan umum dilaporkan kepada Tim Mutu
Puskesmas Kepanjenkidul

34
BAB IX
PENUTUP

Dengan tersusunnya Pedoman Pelayanan Unit Gawat Darurat di Puskesmas


Kepanjenkidul ini diharapkan :
1. Dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait
2. Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak yang
terkait, pedoman ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan demi
terwujudnya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas Kepanjenkidul sesuai
dengan visi dan misi serta untuk mewujudkan Program Peningkatan Mutu
Puskesmas Kepanjenkidul.

Blitar, 20 Februari 2020


Kepala UPTD Puskesmas
Kecamatan Kepanjenkidul
Kota Blitar

Dr. TRIANA SULISTYANINGSIH


NIP. 19810416 200903 2 008

35
36

Anda mungkin juga menyukai