Anda di halaman 1dari 6

BY: HC CORPORATE

Mengenal dan Melatih Komunikasi Asertif

Kalimat asertif adalah cara berkomunikasi yang tidak menyerang lawan bicara. Inti kalimat
terletak pada pengungkapan perasaan kita dengan terus terang, sopan, dan apa adanya. Gak
muter bin mbulet!. Manusia punya cenderungan mempertahankan diri bila diserang. Demikian
pula bila ia merasa disalahkan, direndahkan, atau tidak dihargai. Sebab itu penting sekali
memperlihatkan sikap positif dalam berkomunikasi, bagaimanapun sebalnya kita pada lawan
bicara kita. Ini tidak mudah, perlu berpikir sebelum berkata, dan berlatih melakukannya.Sebuah
pesan akan sampai dengan baik jika disampaikan pada waktu, tempat dan cara yang tepat.
Masalahnya, kita kadang-kadang ingin langsung saja. Kalau caranya kurang pas, orang yang kita
ajak bicara jadi tidak senang. Akhirnya pesan kita tidak sampai dengan baik. Bahkan bisa
menimbulkan salah pengertian.

Sumber : http://ecahyono.blogspot.com/2014/10/asertif.html
BY: HC CORPORATE

A. Contoh Dialog Atasan Menegur Bawahannya

Berikut ini beberapa contoh kalimat yang menyerang

1. Atasan menegur bawahan yang telat:


"Kamu ini makin tua makin malas, telat melulu!"
2. Atasan menegur bawahan tidak mencapai target:
"Kamu kan sudah Sarjana, Masak begitu aja gak mampu. Lambat!
3. Atasan menegur bawahannya salah membuat laporan:
"Nah kamu salah buat laporan lagi kan, selalu begini, bikin malu saja!"
4. 4. Atasan menegur bawahannya main BBM saat rapat:
"Kamu tiap kali rapat selalu gak memperhatikan, kamu gak serius!"
5. 5. Atasan menegur bawahnnya tidak memakai name tag:
"Name tag mu hilang ya, atau sengaja gak dipakai. Kasih info kalo hilang, jangan bikin malu
saya!"
6. 6. Atasan menegur bawahnnya tidak masuk tanpa ijin:
"Kamu gak disiplin banget, saya perhatikan kamu sekarang males kerjanya"

Nah sekarang mari kita perhatikan kalimat asertif dari percakapan diatas:
1. Atasan menegur bawahan yang telat:
"Bram, rasanya hampir tiap pagi kamu membuat saya was was. Saya takut kamu terlambat,
sehingga pekerjaanmu terkendala. Jaga jam tidur cukup ya"
2. Atasan menegur bawahan tidak mencapai target:
"Target mu nggak nyampai, saya takut prestasi mu tahun ini tidak menggembirakan. Tiap
hari kita ketemu ya untuk diskusi."
3. Atasan menegur bawahannya salah membuat laporan:
"Setiap buat laporan saya khawatir ada yg salah, ini bisa membuat pelanggan tidak
menyukai kamu. Saya gak ingin itu terjadi. Lebih hati-hati ya."
4. Atasan menegur bawahannya main BBM saat rapat besar Divisi:
"Kalo pas rapat jangan BBM man ya, saya merasa tegang setiap rapat dan takut departemen
kita dinilai gak komitmen, lain kali usahakan untuk mendelegasikan tugas ya"
5. Atasan menegur bawahnnya tidak memakai name tag:
"Saya gak suka jika manajemen menegur kamu gak disiplin gara-gara name tag tidak dipakai,
atau kita dinilai tidak disiplin. selalu di pakai ya name tagnya!"
6. Atasan menegur bawahannya tidak masuk tanpa ijin:
"Kemarin kamu gak masuk saya jadi was was, takut kamu kenapa napa. Saya gak suka kalau
kamu gak info kalo gak bisa masuk, ini akan membuat prestasimu dinilai buruk. Saya gak
ingin itu terjadi"

Sumber : http://ecahyono.blogspot.com/2014/10/asertif.html
BY: HC CORPORATE

Melakukan komunikasi asertif tidak-lah mudah. Ini membutuhkan energi ekstra karena kita
dituntut berpikir sebelum berkata. Di samping itu pertama-tama kitalah yang harus memberi
contoh dalam berkomunikasi asertif di rumah. Mari kita perhatikan cara berkomunikasi dengan
pasangan, suami atau istri. Juga dengan bawahan. Tanpa contoh yang baik, sulit mengarahkan
anak buah kita bersikap asertif.
B. Jenis atau Bentuk Komunikasi
Komunikasi mempunyai 3 bentuk :
1. Aggressive Communication
Komunikasi ini dapat mengurangi hak orang lain dan cenderung untuk merendahkan/
mengendalikan / menghukum orang lain. Komunikasi ini menenggelamkan hak orang lain. Contoh
komunikasi agresif : "Lakukan saja!".
Ciri-cirinya adalah
- Ingin kemauan dan pendapatnya diikuti
- Memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan
- Keras dan bermusuhan
- Menyerang secara fisik atau verbal
- Interupsi
- Intimidasi
- Ingin menang dengan segala cara
- Suka memakai kambing hitam
- Suka memakai figur "Big Boss"
Komunikasi agresif memiliki satu buah sub yaitu Komunikasi Aggresif tidak Langsung yang
berupaya untuk memaksa orang lain melakukan hal yang kita kehendaki tetapi mereka tidak
menghendakinya. Istilah "pisau dibalik topeng senyuman" mungkin cocok dengan komunikasi
agresif tidak langsung karena cara-cara mereka umumnya sopan, tenang, manipulative/menjebak,
merendahkan orang lain, dan sabotase.
Orang yang melakukan aggressive communication mungkin pada awalnya merasa puas,
menang/superior dan cenderung untuk mengulangi tindakannya. Tetapi untuk jangka panjangnya
mereka dapat merasa bersalah (saat memikirkan tindakannya), malu, dan ditinggalkan teman.
Pada akhirnya akan terus menyalahkan orang lain atau system. Balas dendam mungkin dapat
dilakukan oleh orang lain yang sebelumnya disudutkan.
2. Passive Communication (Submissive)

Sumber : http://ecahyono.blogspot.com/2014/10/asertif.html
BY: HC CORPORATE

Komunikasi ini merupakan lawan dari komunikasi aggressive dimana orang tersebut
cenderung untuk mengalah dan tidak dapat mempertahankan kepentingannya sendiri. Bahkan
hak mereka cenderung dilanggar namum dibiarkan. Mereka cenderung untuk menolak secara
pasif (dengan ngomel dibelakang misalnya).
Ciri-ciri komunikasi pasif ini adalah:
- Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau perasaan
- Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik
- Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya
- Selalu mengedepankan
- Minta maaf berlebihan
- Marah kecewa, frustasi dipendam
- Tidak tahu apa yang diinginkan
- Tidak bisa ambil keputusan
- Selalu mencari-cari alasan atas tindakan

Untuk jangka pendek, komunikasi ini bisa mengakibat rasa lega, terhindar dari rasa bersalah,
bangga, dan kasihan pada diri sendiri. Namun untuk jangka panjang dapat kehilangan percaya diri
dan hormat pada diri sendiri.
3. Assertive Communication
Assertive Communication adalah komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri dan orang lain.
Komunikasi assertive tidak menaruh
perhatian hanya pada hasil akhir tapi juga hubungan perasaan antar manusia.
Ciri-ciri assertive communication adalah:
- Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain
- Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami
- Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain
- Mencari solusi bersama dan keputusan
- Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik
- Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati Mempertahankan hak diri.

Sumber : http://ecahyono.blogspot.com/2014/10/asertif.html
BY: HC CORPORATE

C. Bahasa Tubuh untuk Tiga Jenis Komunikasi


Bahasa Tubuh Jenis Komunikasi
Asertive Agressive Pasif
Posture Tegak lurus Condong ke depan Agak mundur
Head Santai & tidak kaku Mendongak ke atas Menunduk
Eyes Lagsung, tidak melototi Melototi seolah-olah akan Tidak berani menatap
mengamuk
Face Ekspresi sesuai dengan Tegas Tersenyum selalu
kata-kata yang keluar bahkan waktu kesal
Voice Sesuai dengan kontak Keras Ragu/lembut
Arms/hands Santai, bergerak bebas Terkontrol, jari menunjuk Diam tidak bisa
menacap ke suatu obyek, bergerak
terkenal keras

Moverment/walking Terukur,sesuai Cepat Ragu-ragu,


terburu-buru

D. Manafaat Memiliki Perilaku assertive


- Meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam mengekspresikan diri sendiri
- Dapat bernegosiasi lebih produktif dengan orang lain
- Dapat merubah situasi kerja yang negatif menjadi positif
- Meningkatkan hubungan antar manusia pada pekerjaan dan mengurangi kesalahpahaman
- Meningkatkan pengembangan diri dan kepuasan diri pada pekerjaan/karir sesuai dengan
kebutuhan, gaya dan kemampuan
- Mampu membuat keputusan dan lebih mempunyai peluang mendapatkan apa yang dicari
dalam hidup
- Hambatan yang didapat saat mencoba untuk assertive:
- Tindakan dan cara berpikir negatif yg membatasi peluang Anda
- Conflict - Takut menghadapi konflik sehingga menghindari tanggapan assertif dalam situasi
yang menentukan
- Keterampilan komunikasi - Ketidakmampuan menanggapi berbagai situasi mengakibatkan
emosi, pikirkan dan kecemasan yang negatif - Race, tradition, education sewaktu kita masih
anak-anak

Sumber : http://ecahyono.blogspot.com/2014/10/asertif.html
BY: HC CORPORATE

E. Unsur-unsur dalam Komunikasi Assertive

1. Terbuka dan jelas - upayakan kamu mengkomunikasikan secara jelas dan spesifik. Misalnya:
"saya kurang suka ini" , "Hm….saya menyukai rencana itu, hanya saja mungkin ada beberapa
bagian yang bisa ditingkatkan (bahasa halus dari diperbaiki)", "saya punya pendapat yang
berbeda yaitu…."
2. Langsung – Berbicara langsung dengan orangnya, jangan membawa masalah ke orang lain
yang tidak berhubungan.
3. Jujur – agar orang percaya kepada kamu
4. Tepat dalam bersikap, pastikan memperhitungkan nilai social dalam berbicara. Terang-
terangan mengajak kencan seorang wanita pada saat dia sedang di pesta pernikahannya
tentu saja akan membawamu dalam masalah.
5. Tanyakan umpan balik. "Apakah sudah jelas? Atau ada pertanyaan?". Menanyakan umpan
balik menjadi bukti bahwa kamu lebih mengutarakan pendapat daripada perintah.

F. 3 Langkah untuk Menjadi Assertive

1. Jadilah pendengar aktif, dan pastikan kamu menunjukan kepada mereka kalau kamu
mendengarkan dan paham (misalnya dengan membuat kontak mata). Jangan
memanfaatkan waktu mendengar untuk mempersiapkan serangan balik.
2. Katakanlah apa yang sedang kamu pikirkan dan rasakan. Jangan terlalu memaksa ataupun
terlalu meminta maaf. Pada saat berbicara perhatikan body language kamu, pastikan postur
tubuh sesuai (seperti berdiri tegak), membuat kontak mata, ekspresi wajah yang sesuai, dan
berbicara cukup keras untuk didengar. Nada suara jangan monoton agar orang lain mudah
mengikuti-mu dan tidak merasa terganggu atau bosan.
3. Katakanlah apa yang kamu harapkan. Upayakan untuk berani mengatakan ya dan tidak saat
kita inginkan, berani membuat sebuah permintaan, dan mengkomunikasi perasaan kita
dengan cara terbuka dan langsung. Kita harus belajar untuk mengadaptasikan sifat kita pada
beragam situasi kerja, menjaga jaringan pertemanan, dan membangun hubungan yang
dekat.

Saat membuat pernyataan (langkah 2 dan langkah 3), pastikan:


1. Menggunakan pernyataan saya (statement) dan bukan Anda atau orang lain
2. Spesifik dan jangan umum
3. Mengekspresikan perasaan dan opini Anda (bertanggung jawab)
4. Tidak menilai orang lain saat tidak diperlukan (menilai
1. bukan untuk tujuan konstruktif)
5. Tidak memperluas / membesar-besarkan masalah

Sumber : http://ecahyono.blogspot.com/2014/10/asertif.html

Anda mungkin juga menyukai