Anda di halaman 1dari 4

1.

Tuliskan pengalaman Bapak/Ibu saat berhasil menghadirkan fokus selama


melakukan percakapan dengan seseorang
2. Apa hal-hal yang biasanya dilakukan untuk menghadirkan fokus sebelum
dan selama berkegiatan?
3. Tuliskan pengalaman Bapak/Ibu saat hilang fokus di saat sedang melakukan
percakapan dengan seseorang
a. Apa yang biasanya menyebabkan hilangnya fokus?
b. Apa yang dilakukan untuk mengembalikan fokus?

Beberapa saat lalu, teman saya membicarakan masalah hidupnya yang agak pelik pada saya. Hal itu
terjadi saat selesai pembelajaran dan kita berada di ruang guru untuk menunggu absen pulang.
Setelah melalui pembicaraan awal yang nyaman, teman saya menceritakan permasalahannya dengan
enjoy, bahkan untuk hal-hal yang sensitive dia sempat meneteskan air mata.

Untuk menghadirkan fokus sebelum dan selama kegiatan, saya membicarakan terlebih dahulu hal-
hal yang menyenangkan agar terasa lebih nyaman. Kita selingi dengan pembicaraan ringan yang
terkait dengan masalah. Setelah dirasa enjoy secara otomatis teman kita akan berbicara banyak hal,
termasuk masalah yang dia alami.

Suatu ketika saya hilang fokus saat saya berbicara dengan seseorang karena pembicaraan kita terlalu
mengalir sehingga mengarah menuju hal yang kurang berfaedah, yaitu gossip/ ghibah. Saya berusaha
untuk dengan halus mengalihkan fokus seseorang untuk tidak melanjutkan gosipnya menuju akar
masalah. Kita harus sepenuhnya hadir/ sadar saat berada dalam pembicaraan penting, fokus kita
harus berada dalam kendali.
1. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda
merasa di-label/dinilai oleh orang tersebut.
a. Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu?
b. Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya?
2. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda
merasa/berpikir kalau orang tersebut salah mengartikan apa yang Anda sampaikan
tanpa mengonfirmasinya terlebih dahulu .

a. Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu?


b. Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya?

3. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian orang
tersebut balik bercerita tentang pengalamannya/menasehati atau memberi saran
berdasarkan pengalaman dia, tanpa Anda minta.

a. Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu?


b. Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya?

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali ketika kita berbicara yang muncul adalah pelabelan dari
orang, lebih sering bukan di dunia kerja, akan tetapi di dunia nyata hidup bertetangga. Yang saya
rasakan saat mendengarnya, saya sakit hati. Setelah mendengarnya, saya berusaha legowo, dan
sedikit demi sedikit saya belajar, merubah hal yang kurang dalam diri saya menggantinya dengan
sesuatu yang lebih positif.

Satu ketika saya menyatakan kepada salah satu rekan guru jika saya memilih jurusan bahasa pada
waktu saya duduk di bangku SMA. Makanya, sebenarnya Matematika / numerasi bagi saya terasa
sulit. Teman saya menyampaikan pada orang lain kalau saya ahli bahasa. Hingga mengusulkan pada
pengawas untuk membuat soal STS Bahasa Indonesia. Yang saya pikirkan pada saat itu, wah gawat ini
beliau salah persepsi. Tapi mau bagaimana lagi, ibarat nasi sudah jadi bubur, tugas tetap saya
laksanakan.

Satu ketika saya bercerita tentang anak saya yang saya titipkan pada orang tua karena keadaan.
Orang tersebut langsung menasehati, wah jangan mbak, kualat, kasihan orang tua, sudah
membesarkan kita dengan susah payah malah kita beri beban untuk mengurus anak. Yang saya
rasakan, pahit. Di sisi lain saya kasihan, di sisi lain, waktu itu saya blm mampu untuk berkeluarga
secara utuh tanpa terpisah-pisah. Saya hanya tersenyum pahit, nggih Bu.

1. Saya akan menjawab mengapa target tidak dapat terpenuhi dengan senyatanya apa yang
saya temui dan rasakan
2. Saya akan menjawab tentang kendala yang saya hadapi, dan ke depannya saya lebih terbuka
di kelas sesuai arahan instruktur
3. Saya menjawab dengan jujur apa yang tidak saya ketahui dan kendala yang saya alami,
selanjutnya meminta kepada teman untuk menjelaskan secara rinci.
4. Saya menjawab sesuai dengan hati Nurani dan loyalitas terhadap tanggung jawab saya.
5. Yang terjadi pada diri saya seandainya ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut
adalah siap-siap, memusatkan focus karena saya sadar ini pertanyaan berbobot harus saya
jawab dengan serius. Yang saya pikirkan adalah bagaimana saya dapat mengorganisasikan
pemikiran saya melalui kata-kata hingga sistematis dan dapat diterima, sekaligus apa yang
saya ucapkan mewakili isi hati saya. Yang saya rasakan adalah tegang dan konsentrasi penuh.
Namun sebisa mungkin saya meresponnya dengan tenang dengan Bahasa yang santai namun
berbobot.

6. Anda tidak dapat memenuhi target pekerjaan, lalu kepala sekolah/rekan


kerja Anda mengajukan pertanyaan berikut:

a.Mengapa target tidak tercapai?


b.Kelihatannya Anda tidak merencanakannya dengan baik ya?
c.Memangnya Anda tidak mencoba cara A, B, C, D?
d.Apakah tidak diperhitungkan sebelumnya bahwa ini tidak akan
terpenuhi?
3. Anda sedang bingung bagaimana mengimplementasikan apa yang Anda
pelajari dalam 10 hari ini. Lalu, Anda menghubungi instruktur Anda, dan ini
yang ia tanyakan:

a. Apakah Anda mengerjakan semua tugas selama 10 hari?


b. Apakah setiap ada sesi sinkronus Anda hadir? (saat Anda selesai
menjawab, ia melanjutkan?) Betul?
c. Mengapa Anda bisa bingung kalau Anda hadir terus?
d. Apakah Anda tidak mencoba mencari tahu saat di kelas?

4. Anda tidak memahami suatu materi pelatihan, lalu meminta rekan Anda
menjelaskan. Lalu ini yang ia tanyakan:

a. Kenapa Anda tidak mengerti?


b. Apa Anda tidak memperhatikan saat dijelaskan di depan?

5. Coba rasakan Anda ditanya seperti ini:

a. Sudah berapa lama Anda berada di posisi ini?


b. Apa tanggung jawab utama Anda?
c. Anda ingin “A” atau “B”?
d. Apakah tugasnya sudah diselesaikan?
e. Dia berbakat atau tidak?

Dari empat situasi di atas, jawablah pertanyaan berikut ini:

1. Apa yang terjadi dalam diri Anda pada saat ditanya dengan pertanyaan-
pertanyaan seperti di atas?
2. Apa yang Anda pikirkan?
3. Apa yang Anda rasakan?
4. Apa respon Anda?
5. Dari semua langkah dalam alur percakapan coaching TIRTA, langkah
manakah yang menurut Anda paling menantang? Mengapa?
6. Kendala apakah yang mungkin akan Anda hadapi ketika Anda menggunakan
langkah-langkah dalam alur TIRTA ketika berupaya melakukan
percakapan coaching dengan rekan Anda Anda di sekolah?

1. Dari semua langkah dalam alur percakapan coaching TIRTA, langkah yang paling menantang
menurut saya adalah pada tahap mengajukan pertanyaan berbobot. Karena pertanyaan
berbobot memerlukan trik untuk menggali lebih dalam, fokus pada masalah, menggali
peluang, yang dirumuskan dalam Bahasa yang santai dan akrab.
2. Kendala yang mungkin saya hadapi Ketika menggunakan langkah-langkah dalam alur TIRTA
merumuskan pertanyaan yang mampu melecutkan keikutsertaan rasa dalam diri coachee
untuk dapat memunculkan paradigma berfikir.

Mari kita refleksikan bersama pengalaman Anda saat memberikan dan menerima
umpan balik:

1. Pengalaman proses umpan balik yang bagaimana membantu


pengembangan diri dan mendorong perubahan diri Anda?
2. Menurut Anda, bagaimana umpan balik yang disampaikan dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya
secara mandiri?

3.

Anda mungkin juga menyukai