Anda di halaman 1dari 4

TOPIK 1

REFLEKSI KOLABORASI
FITRI DWIYANA

1. Apakah hal menarik yang telah Anda pelajari?


2. Apakah ada hal baru yang dapat Anda terapkan dalam kegiatan mengajar nantinya?
3. Apakah tantangan yang akan Anda hadapi dalam proses pembelajaran materi ini?
Mengapa?
4. Sebutkan tiga hal menarik yang telah Anda pelajari! Kemukakan dengan alasan atau
contoh berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.
5. Sebutkan dua hal penting yang Anda pelajari! Kemukakan dengan alasan atau contoh
berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.
6. Sebutkan satu hal yang Anda ingin coba dan terapkan dalam kelas! Jelaskan alasan Anda!

==============================JAWABAN================================

1.Banyak hal menarik yang saya pelajari, hal pertama yang membuat saya tertarik adalah kesadaran
akan pentingnya belajar sosial emosional sedari dini di sekolah. karena saya tidak mempelajari hal
seperti itu di sekolah, namun ada pelajaran Budi Pekerti. namun Budi Pekerti hanya mengajarkan
secara teoritis tanpa ada pelaksanaan ataupun praktik yang jelas, dan tidak adanya ditonjolkan emosi
yang dimiliki manusia. semua yang dipelajari hanyalah tentang jika berbuat baik maka hal baik akan
datang kepada orang yang baik. jika berbuat jahat maka akan ada balasan setimpal.

2. saya ingin mencoba penerapan pembelajaran sosial emosional ini di dalam kelas mungkin ketika
jam ice breaking, bukan hanya pelajaran yang akan saya ajarkan namun juga SEL. Saya merasa
mengajarkan sosial emosional kepada peserta didik dapat mengurangi bully, mereka dapat saling
menghargai, terutama 5 kompetensi dari sosial emosional itu sendiri yaitu mereka dapat mengatur
emosi, memiliki empati, dapat memecahkan masalah dengan keadaan stabil, membuat keputusan
yang dapat di pertanggung jawabkan, dan juga dapat mengarahkan kepada hubungan dengan sesama
yang sehat.

3. tantangannya ialah saya sendiri tentunya harus memiliki sosial emosional yang baik jika ingin
mengajarkan siswa saya sosial emosional. Jika saya memiliki masalah dengan emosi marah dan tidak
sabaran maka pembelajaran yang saya sampaikan akan sia-sia.

4. hal menarik pertama dalam pelajaran ini ialah saya suka pelajaran tentang emosi seseorang.
Karena saya orang yang kurang peka dan cenderung cuek sehingga sering kali saya tidak mengerti
apa emosi yang dirasakan oleh lawan bicara ataupun saya sering bingung bagaimana cara mengatasi
emosi lawan bicara. Karena kesadaran tersebut membuat saya ingin mempelajari sosial emosional.
Misalkan, saya orang yang cukup tenang di segala situasi, karena saya tipe yang tidak kenal takut dan
juga bodoamat. Sehingga ketika saya sekali terlambat 30 menit masuk kuliah saya santai masuk dan
duduk di meja dekat dosen. Dosen hanya melihat dan mengizinkan saya masuk, saya merasa senang
karena respon dosen tidak buruk dia bahkan tersenyum saya pun ikut tersenyum. Namun teman-
teman saya yang dibelakang kaget dan kesal melihat saya karena terlambat 30 menit dan tidak kena
marah, alasannya karena mereka terlambat hanya 10 menit tan setelah dosen masuk dan mereka kena
marah habis-habisan. Bahkan ada yang menangis setelah kena marah, saya hanya merasa heran
kenapa mereka bersikap berlebihan.
Yang saya pelajari dari pengalaman saya ialah mereka terlalu menunjukkan wajah ketakutakn ketika
masuk kelas, melihat wajah masam seperti itu siapa yang tidak kesal dan tepat sekali mereka datang
terlambat secara bersama. Namun saya datang dengan santai sambil tersenyum, mood dosen tersebut
juga tidak ada masalah dengan kedatangan saya. Saya heran kenapa mereka menangis, padahal
memang salah jika datang terlambat.

Di pembelajaran ini saya sadar bahwa emosi setiap orang berbeda-beda, ada yang perasa ketika
dimarahi langsung menangis, atau seperti saya yang memiliki emosi yang terkontrol.

dosen UIN IB Padang 2018

Hal menarik kedua ialah, yang saya pelajari di materi ini kontrol emosi memang lah sangat penting
dalam menyelesaikan masalah. Contohnya, ketika saya menjadi Koordinator acara DEMA di kampus
saya, saya memiliki kendala dan masalah ketika ingin mengadakan acara yang mana salah satu UKM
jurnalis di kampus menegur kami perilah Judul acara yang akan kami angkat. Namun nada mereka
bicara terkesan marah, mungkin karena saya mantan anggota UKM mereka makannya ketua UKM
ini emosi. Sehingga dalam diskusi saya dengan ketua UKM ini saya terkesan diancam untuk
menghentikan acara karena akan merusak jurnalis di kampus yang ada. Namun saya berfikir tanpa
terbawa emosi dan mencoba mencari solusi dan mengambil jalan tengah. Masalah mereka hanyalah
judul acara, sedangkan judul acara bagi kami hanyalah formalitas hal terpenting adalah penyampaian
materi dalam acara kami tentang penulisan intinya adalah tema acara kami. Sehingga saya mengubah
judul acara besar kami, meskipun judul acara ini merupakan rancangan dari senior saya namun tetap
saya ubah namun isi acara masih dengan tujuan yang sama. Disini ketua UKM tersebut sepakat, dan
saya merendahkan diri tanpa terbawa emosi. Karena saya saya sadar posisi dan juga ingin
menghindari masalah, saya tidak menunjukkan sikap marah ataupun emosi yang tidak perlu.

Mempelajari sosial emosional tentunya sangat menarik karena hal ini bersangkutan dengan manusia
lainnya, bagaimana kita bereaksi terhadap sikap mereka dan bagaimana cara kita meresepon dapat
menunjukkan seberapa besar kita dapat mengontrol emosi.

Hal menarik ketiga dari mempelajari sosial emosional ialah saya belajar berempati kepada orang-
orang disekitar saya. Karena saya cuek dan tidak peka, perlu bagi saya untuk belajar berempati.
Contohnya, ketika teman saya menangis karena ia difitnah mencemarkan nama baik sebagai
mahasiswa teladan di kampus, saya bingung bagaimana menghadapinya. Saya hanya membantunya
mencari solusi dan menenangkan dengan kata-kata aku pasti bantu kok. Atau udah kamu gak sendiri.
Namun, saya tidak merasa empati kepadanya, saya hanya merasa oh kasihan, gemana cara
bantuinnya ya. Hanya itu yang saya fikirkan. Sedangkan teman-teman saya yang lain ikut menangis,
dan juga ikut menghibur teman ku yang difitnah.
5. hal penting pertama menurut saya ialah, mengontrol emosi dalam kegiatan sehari-hari memanglah
perlu, jika tidak bisa mengontrol emosi dengan baik maka akan buruk untuk hidup kita kedepannya,
pandangan orang-orang terhadap kita juga akan berpengaruh jika ingin membangun sebuah relasi
maka akan kesulitan. Contohnya, teman saya dari awal bertemua terlihat judes dan ternyata sifat
aslinya pun pemarah, kata-katanya kasar, bercandanya menyakiti hati orang lain, sifatnya juga
sombong. Banyak teman-teman yang tidak suka dengannya karena sifatnya itu, namun aku tetap
berteman dengannya karena merasa ia orang baik. Namun ternyata sifat buruknya bukan hanya itu, ia
orang yang suka menyebar aib juga, ia juga bermuka dua. Saya kecewa dengannya setelah tau ia
sejahat itu bahkan kepadaku yang sudah kuanggap sodara, sehingga saya putuskan untuk putus
kontak dengannya. Ternyata memang teman-teman ku sudah tau sifat aslinya, sehingga tidak ada
yang mendekatinya lagi bahkan setelah wisuda.

Hal menarik disini ialah, jika saja teman saya itu bisa mengontrol sifatnya yang pemarah, suka
menyindir kemungkinan ia bisa berteman baik dengan teman-teman kelas bahkan setelah wisuda.
Namun karena ia merasa ia tidak perlu teman sehingga ia bersikap apa adanya dia, dia bahkan tidak
peduli dengan teman-teman yang lain.

Hal penting kedua ialah memiliki hubungan pertemanan yang baik. Ternyat memiliki hubungan
dengan orang lain yang sehat itu sangat penting untuk keseharian kita, memiliki teman yang memang
memiliki sosial emosional yang baik bisa membantu kita berkembang menjadi lebih baik. Contohnya
saya memiliki komunitas berisi 4 orang yang terdiri dari teman ku dari kelas yang sama, tujuan
komunitas ialah memberikan pembelajaran bahasa inggris secara gratis kepada mereka yang mau
belajar. Mengadakan seminar secara gratis. Kami lakukan untuk mengisi waktu luang. Namun karena
skripsi dan bekerja akhirnya komunitas ini hanya menjadi grup di wa saja, namun kami sering
bertemu untuk sekedar hang out atau bercerita. Saya merasa berteman dengan mereka membuat saya
termotivasi untuk lebih baik lagi setiap hari dan terus berkembang. Namun ketika saya berteman
dengan teman saya yang pemarah yang tidak memiliki sosial emosional yang baik, saya merasa
bermalas-malasan dan tidak ada motivasi apapun. Sebenarnya saya memilliki beberapa target, namun
saya tidak terlalu semangat berkembang jika bersama dengannya. Karena ia orang yang pasif.
Teman-teman satu komunitas saya (BARAJA BASAMO)
6. hal yang ingin saya lakukan di dalam kelas dalam menerapkan pembelajaran Sosial emosional ialah
saat ice breaking saya ingin mereka memainkan sebuah peran berdasarkan situasi dan terdapat kertas
dialog yang akan mereka baca. Berdasarkan situasi tersebut saya akan bertanya bagaimana perasaan mu
dan apa tanggapan mu. Misal ada A dan B maju ke depan, A mendapat dialog “hi, lama ga ketemu ya” B
harus merespon tanpa melihat dialog, kemudian A membaca dialog selanjutnya “kok kamu makin
keliatan kumel ya? Padahal kamu orang berada kan?” B harus merespon hal tersebut secara alamiah.
Saya ingin memberikan dialog-dialog yang membuat lawan bicara menunjukkan emosi, dan saya ingin
lihat bagaiaman cara ia mengatasi situasi tersebut. Nanti siswa akan bergantian.

Anda mungkin juga menyukai