Anda di halaman 1dari 6

UAS AKSI NYATA

PPG GEL.1 ROMBEL 1


FITRI DWIYANA 22302161

Setelah Anda memahami bagaimana lingkungan, kondisi emosi, kepribadian, dan banyak hal lain
mempengaruhi school well-being:

1. Bagaimana Anda sebagai guru mengelola emosi Anda supaya bisa berpengaruh positif
pada lingkungan pembelajaran Anda?
1. Sadari dan kenali emosi diri sendiri. Mengetahui apa yang membuat saya merasa tegang,
frustrasi, atau bahagia dapat membantu saya mengelola emosi dengan lebih baik.
Lakukan refleksi diri secara rutin untuk mengenali perasaan dan respon emosional.
2. Pelajari dan terapkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga.
Teknik-teknik ini dapat membantu saya menenangkan pikiran dan menurunkan tingkat
stres, sehingga memungkinkan saya untuk tetap tenang dalam menghadapi situasi yang
menantang.
3. Atur waktu dan ruang pribadi yang memungkinkan saya untuk merawat diri sendiri.
Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang saya nikmati dan yang membantu saya
mengisi energi positif, seperti olahraga, membaca, atau berjalan-jalan di alam.

2. Bagaimana menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta didik yang


beragam?

- Pelajari tentang keanekaragaman kemampuan peserta didik di kelas. Ketahui kekuatan, minat,
dan tantangan masing-masing siswa.

- Menggunakan pendekatan diferensiasi dalam pengajaran. Menyesuaikan metode pengajaran,


materi, dan penilaian sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu siswa. Berikan tugas
dan tantangan yang sesuai dengan tingkat keahlian mereka agar setiap siswa merasa didukung
dan terlibat dalam proses pembelajaran

- Menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa dengan kebutuhan khusus atau kemampuan
yang berbeda untuk belajar dengan sukses. Ini mungkin melibatkan penggunaan teknologi
pendidikan yang memadai, dukungan dari staf pendukung, atau penyesuaian lingkungan fisik
seperti meja yang dapat diatur tingginya.

Bukti Refleksi

https://youtu.be/BcQr7ADicRE
Lembar Kerja

Berdasarkan hasil pengamatan dan laporan awal mengenai school well-being di tempat Anda
buatlah rencana intervensi:

Rencana Bagaimana aplikasinya Waktu Hambatan/ Siapa yang akan


pelaksanaan tantangan yang terlibat
akan dihadapi

Peningkatan 1. Latihan Relaksasi dan PPL Tahap II 1. Kurangnya 1. Siswa : siswa yang
Kesadaran Pernapasan: Ajarkan Pelatihan dan akan menjadi subjek
Mental Health teknik relaksasi dan Keterampilan penting yang terlibat
pernapasan kepada siswa Guru: Guru dalam penerapan
sebagai alat untuk mungkin tidak peningkatan kesadaran
mengelola stres dan memiliki pelatihan mental health, yang
meningkatkan atau keterampilan mana mereka akan
kesejahteraan mental. yang cukup dalam dilibatkan selama proses
Latihan pernapasan mendukung pembelajaran
dalam, meditasi singkat, kesehatan mental berlangsung untuk
atau yoga ringan dapat siswa. Ketika melakukan relaksasi
membantu mengurangi menghadapi dengan mengatur nafas,
kecemasan dan masalah dan juga melakukan
meningkatkan konsentrasi. kesehatan mental, diskusi kelas terbuka
guru mungkin mengenai keadaan
merasa kurang mental peserta didik
2.Diskusi Kelas Terbuka:
percaya diri atau sebelum kelas
Buat ruang untuk diskusi
tidak tahu berlangsung.
kelompok terbuka tentang
bagaimana
2. Guru : guru menjadi
kesehatan mental. Ajak
menangani situasi
subjek yang memandu
siswa untuk berbagi
tersebut.
siswa dalam menerapkan
pengalaman mereka,
peningkatan kesadaran
pendapat, atau
mental health
pertanyaan terkait dengan 2.Kehadiran dan
topik tersebut. Ini dapat Keterlibatan 3. orang tua : orang tua
membantu mengurangi Orang Tua: Dalam menjadi salah satu
stigma dan menciptakan beberapa kasus, pendukung dalam
lingkungan yang tantangan dapat keberhasilan program
mendukung. muncul dari peningkatan kesadaran
kurangnya mental health, karena
kehadiran dan peran orangtua sangat
3.Dukungan Antar Teman:
keterlibatan orang penting di lingkungan
Ajarkan siswa tentang
tua dalam keluarga dan juga
pentingnya dukungan mendukung sebagai support system
antar teman dan program siswa dalam mengontrol
bagaimana mereka dapat kesehatan mental kesejahteraan mental
menjadi pendengar yang di sekolah. anak.
baik bagi teman sekelas Kolaborasi dengan
yang membutuhkan. orang tua adalah
Diskusikan pentingnya penting untuk
mendukung orang lain, kesuksesan
menghormati perbedaan, program, tetapi
dan melibatkan diri dalam jika ada
tindakan kebaikan. kurangnya
dukungan atau
komunikasi yang
4.Pelibatan Orang Tua:
terbatas,
Libatkan orang tua dalam
implementasi
upaya peningkatan
program dapat
kesadaran kesehatan
menjadi sulit.
mental dengan
menyediakan informasi
dan sumber daya terkait. 3.Kekurangan
Sediakan sesi informasi, Waktu: Waktu
acara diskusi, atau materi yang terbatas
yang dapat dibagikan dalam jadwal
kepada orang tua untuk sekolah dapat
membantu mereka menjadi hambatan
mendukung kesejahteraan dalam
mental anak mereka. melaksanakan
program
kesehatan mental
secara efektif.
Mengintegrasikan
kegiatan
kesehatan mental
ke dalam
kurikulum dan
jadwal harian yang
padat mungkin
menjadi
tantangan.
4.Kekuatan Siswa
yang Berbeda:
Siswa memiliki
kebutuhan dan
tingkat kesiapan
yang berbeda
dalam hal
peningkatan
kesadaran
kesehatan mental.
Menghadapi
beragam
kebutuhan siswa
dan memastikan
program ini
relevan dan
bermanfaat bagi
semua siswa
dapat menjadi
tantangan.

5.Pemantauan
dan Evaluasi:
Memantau dan
mengevaluasi
efektivitas
program
kesehatan mental
juga dapat
menjadi
tantangan.
Mengukur dampak
program secara
obyektif dan
mendapatkan
umpan balik yang
konstruktif dari
siswa dan staf
sekolah adalah
penting untuk
terus memperbaiki
dan meningkatkan
program

Pelaksanaan:

1. Dilakukan di sekolah saat PPL tahap 2


2. Dilakukan secara luring
3. Dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung
4. Tahapan :
1. Latihan Relaksasi dan Pernapasan:
- Ajarkan teknik relaksasi dan pernapasan kepada siswa sebagai alat untuk
mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Latihan pernapasan
dalam, meditasi singkat, atau yoga ringan dapat membantu mengurangi kecemasan
dan meningkatkan konsentrasi.
- Mulailah pembelajaran dengan relaksasi dan mengatur pernapasan

2.Diskusi Kelas Terbuka:


- Buat ruang untuk diskusi kelompok terbuka tentang kesehatan mental. Ajak siswa
untuk berbagi pengalaman mereka, pendapat, atau pertanyaan terkait dengan topik
tersebut. Ini dapat membantu mengurangi stigma dan menciptakan lingkungan yang
mendukung.
- Menanyakan perasaan siswa sebelum memulai pembelajaran dilakukan, dan diskusi
alasan siswa mengalami perasaan tersebut

3.Dukungan Antar Teman:

- pendapat
-
-
Fasilitasikelompok
terstruktur
kesempatan
anggota diskusi
dan
dan kepada
ide.memberikan
yang
setiap
untuk
Membentuk kelompok diskusi
berbagi
Fasilitasi diskusi yang terstruktur dan memberikan kesempatan kepada setiap
anggota kelompok untuk berbagi pendapat dan ide.
- Ajarkan siswa tentang pentingnya dukungan antar teman dan bagaimana mereka
dapat menjadi pendengar yang baik bagi teman sekelas yang membutuhkan.
Diskusikan pentingnya mendukung orang lain, menghormati perbedaan, dan
melibatkan diri dalam tindakan kebaikan.
4.Pelibatan Orang Tua:
- Libatkan orang tua dalam upaya peningkatan kesadaran kesehatan mental dengan
menyediakan informasi dan sumber daya terkait. Sediakan sesi informasi, acara
diskusi, atau materi yang dapat dibagikan kepada orang tua untuk membantu
mereka mendukung kesejahteraan mental anak mereka

Evaluasi:

Metode evaluasi yang digunakan:

1. Survey
Gunakan survei untuk mengumpulkan data dari siswa, guru, dan staf sekolah tentang
persepsi, sikap, dan partisipasi siswa dalam peran aktif. Survei dapat dilakukan
sebelum dan setelah implementasi program untuk membandingkan perubahan
2. Observasi
Lakukan observasi langsung terhadap siswa dalam situasi nyata di sekolah untuk melihat
sejauh mana mereka terlibat dan aktif dalam kegiatan sekolah. Observasi ini dapat
dilakukan oleh guru, staf sekolah, atau evaluator yang ditugaskan
3. Wawancara
Lakukan wawancara dengan siswa, guru, dan staf sekolah untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang perubahan dalam partisipasi siswa dan dampak dari
program yang dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai