Anda di halaman 1dari 3

Nama : Enggo Prasetiyo Cahyo N

NIM : 1106619079
Prodi : BK B2 2019

Refleksi CBT

Anteseden/Activating event
Saya merupakan orang yang memiliki tingkat insecure yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan kejadian
semasa kecil saya yaitu sejak SD saya sudah mendapatkan bully verbal dari teman sebaya saya namun
pada saat SD hal tersebut belum terlalu saya pikirkan jadi saya masih merasa biasa saja dengan orang
orang sekitar. Namun, pada saat saya memasuki tingkat SMP saya tetap mendapatkan pembullyan
verbal seperti “alis lu tebel banget kaya cewe.” “masih SMP kok kumisan.” Mungkin beberapa orang
menganggap hal tersebut dilontarkan ke orang lain karena merasa iri, tapi saya tidak merasakan hal
tersebut dan menganggap itu ejekan. Saya pada saat itu mengalami pembullyan verbal merasakan sakit
hati yang cukup sakit sehingga saya langsung menangis pada saat itu, saya yang biasanya ceria menjadi
lebih murung dan pendiam. Pembullyan yang saya terima pada masa SMP berlanjut efeknya ke masa
SMA, saya menjadi tidak percaya diri, penakut, tidak suka bersosialisasi hingga saat saya berjalan di
koridor sekolah saya selalu menundukan kepala karena takut wajah saya terlihat oleh orang lain.
Walaupun semasa SMA saya memiliki cukup banyak teman namun hal tersebut tidak mengurangi rasa
tidak percayaan diri pasa saya, untuk saat ini saya merasa jauh lebih baik mengendalikan kepercayaan
diri saya daripada sebelumnya namun tidak jarang juga saya merasa insecure kembali, saya merasa
insecure kembali karena saya melihat orang yang lebih baik dari segi apapun dari saya dan juga saat saya
mendapatkan ejekan atau komentar dari orang yang tidak terlalu dekat dengan saya.

Konseli memiliki permasalahan mengenai overthingking, hal ini dikarenakan konseli merasa tugas
kuliahnya disemester 5 ini semakin banyak dan konseli merasa dirinya tidak lebih baik dari temannya
atau tidak memiliki banyak pengalaman, sehingga konseli mengikuti kegiatan volunteer di luar kampus
namun hal tersebut malah mempertambah pikiran konseli karena konseli kebingungan dalam mengatur
jadwal hariannya. saat pandemi kegiatan perkuliahan dilakukan dari jarak jauh atau online namun kedua
orang tua konseli merasa konseli tidak begitu sibuk pada kegiatan perkuliahan sehingga orangtua konseli
menyuruh konseli untuk menjaga warung, hal tersebut makin menambah beban pikiran konseli. Tidak
hanya tugas perkuliahan, menjaga warung dan membandingkan diri dengan orang lain, konseli juga
seorang pendengar yang baik hal ini menjadikan teman konseli datang kepada konseli untuk bercerita,
sebelumnya konseli tidak bermasalah ketika temannya datang untung bercerita namun saat saat ini
konseli sedang merasa banyak pikiran sehingga cerita dari teman teman konseli menambah beban
pikiran konseli. Konseli sudah sempat melakukan konseling dan menurut konseli hal tersebut cukup
membantu dan konseli sudah mencoba mengatur jadwal hariannya dan hal itu pun membantu juga
namun konseli saat saat ini sudah tidak mengatur jadwalnya sehingga setiap harinya konseli merasa
sibuk sekali dan menjadi beban pikiran. Mulai akhir semester

Belief
Saat kejadian tersebut muncul apasi yang terlintas dipikiran kamu mengenai diri kamu?
- Autometic thought: ketika ada orang yang melihat saya berarti ada yang salah atau buruk dengan
diri saya.
- ketika saya keteteran dengan tugas kuliah saya itu dikarenakan saya tidak bisa mengatur jadwal
saya, pemalas

- Intermediete
Ada gasi aturan dari diri kamu ketika kamu mengingat kejadian tersebut?
• Aturan : Saya harus lebih baik dan sempurna dalam segi penampilan, kemampuan dan segalanya.
Harus bisa ngerjain tugas,usaha dan bisa coba mengatur diri dan jadwal.

Ada gasi asumsi atau prasangka yang muncul pada diri kamu? Seperti mungkin kerjadian tersebut terjadi
karena kamulah atau oranglain penyebab masalah tersebut
• Asumsi : Jika orang melihat kearah saya, ada yang buruk dari diri saya.
Saya kurang baik dari orang lain yang bisa ngehandle banyak hal.

- Distorisi kognitif (caari sendiri)


• Personalization (Orang orang mengejek saya hari ini, mungkin karena diri saya buruk)
• “Should” and “must” statements (Saya harus sempurna dalam berpenampilan, kemampuan dan
segalanya agar terhindar dari ejekan orang lain)

- Core belief
• Defectiveness ( ada yang salah dengan diriku, aku aneh dan aku tidak menarik)
• Unlovable (aku tidak menarik)
• Abandonment ( aku tidak menarik jadi orang akan mencapakan saya dan aku tidak lebih baik dari
orang lain)

Membenarkan kata orang lain


Merasa kurang dari orang lain, kemampuan mengolah diri manajemen diri
Merasa stuck, merasa kurang berkembang dari orang lain

- Schema
• Defectiveness : There’s something wrong with me, I’m abnormal and I’m unattractive (ugly, fat, etc.)
• Unlovable : im uninteresting
• Abandonment : I am uninteresting (and people will leave me because of it) and I’m not as good as
other people

Consequences

- Emosi : Sedih, sakit hati dan takut.


Merasa overthinking, Ngerasa kurang dari orang lain, merasa stuck, merasa kesal dengan bapak kamu,
kebingungan

- Perilaku : Menghindari orang lain, menunduk saat jalan dan murung / berdiam diri.
Merenenung, membandingkan diri dengan orang lain, mencari hiburan

- Respon Fisiologis : Saya mudah berkeringat saat di depan umum. (detak jantung menjadi kencang,atau
sesak nafas) pusing kepala, migrain,

Overthingking banyak berpengaruh, hal kecil dipikirkan


Ke tugas sama
diri yang kurang berkembang : punya tuntutan mencoba berkembang berubah ada yang bisa aku capai
tuntutan : dari ortu pgn bisa menejemen diri waktu biar ga bentrok sana sini lebih dominan dari
under dog : pengen rebahan istirahat pengen sosial media
ke triger liat Jerome langsung lepas hp : ngamuk sendiri
Tugas : kadang ga bisa dipahami tp harus kita kerjain
Hukuman jedotin kepala dan ngomong dengan diri sendiri ( lebih sering ngomong diri sendiri kadang )

Anda mungkin juga menyukai