TUJUAN EVALUASI
Konseli memiliki keinginan untuk menyelesaikan isu stress atau over thinking terjadi karena
perkuliah, yakni mengenai tugas-tugas, dan kurangnya pemahaman konseli terkait beberapa
mata kuliah tertentu. Untuk masalah tugas, konseli merasa itu hal yang umum memang,
bahwa tugas-tugas yang banyak dan kejadian-kejadian yang tidak terduga datang untuk
menghambat tugas-tugas tersebut diselesaikan. Dan karena konseli tipe orang yang mudah
overthingking, sering kali membuatnya merasa stress. Teman-teman kelompok yang sulit
diajak bekerja sama ketika tugas kelompok, dan hal-hal lainnya yang membuat pengerjaan
tugas menjadi terhambat, membuat konseli merasa khawatir mengenai konseli tidak bisa
menyelesaikan tugas dengan baik. Konseli takut hal itu membuatnya tidak menjalankan
perkuliahan dengan baik, membuat beberapa kesalahan yang dapat menimbulkan
kegagalan dan membuat orang tuanya kecewa
Konseli dengan nama Fitri Farikha adalah seorang pribadi yang bisa dikatakan
memiliki kecenderungan introvert, mudah merasa cemas dan khawatir bahkan pada hal-hal
yang mungkin bisa dianggap sepele, mungkin bisa dikatakan rentan mengalami stress.
Konseli pun sangat jarang untuk mencoba bergerak dan berubah menjadi lebih baik karena
kecemasan dan kekhawatiran tersebut. Butuh niat dan usaha yang cukup besar bagi konseli
untuk berusaha memutuskan berubah yang mungkin bisa mendorong konseli menjadi lebih
baik, tak jarang konseli butuh dorongan orang lain. Konseli tidak miliki banyak teman, namun
konseli memiliki beberapa teman dekat, karena menurut konseli lebih baik memiliki sedikit
teman namun berkualitas.
Begitupun dengan teman dari lawan jenis, konseli justru tipe orang lebih sangat
jarang berkomunikasi atau berinteraksi secara langsung dengan lawan jenis, karena entah
mengapa konseli mudah merasa canggung, gugup dan juga bingung ketika berhadapan
dengan mereka. Namun sebisa mungkin konseli mengontrol diri konseli dan mencoba
membiasakan diri konseli agar tidak mudah canggung.
Konseli seorang pendengar yang baik dan mungkin tidak banyak berbicara atau
kebanyakan orang yang tidak mengenal konseli dengan baik akan menganggap bahwa
konseli anak yang pendiam. Yaa, dan memang begitu, namun apabila orang-orang sudah
mengenal konseli dengan baik, konseli sudah merasa nyaman, tidak canggung dan
mempercayai mereka, konseli akan mulai lebih banyak berbicara dan mungkin bisa
dikatakan menjadi sedikit cerewet. Seperti sudah konseli katakan sebelumnya, bahwa
konseli mudah merasa cemas, konseli pun sering merasa khawatir mengenai padangan
orang terhadap diri konseli, seperti apa konseli terlihat aneh, atau bahkan terkadang konseli
bisa berfikir negatif mengenai reaksi atau tanggapan orang mengenai diri konseli, seperti
‘mungkin dia marah pada konseli’, ‘dia tidak suka pada konseli’ dan hal lainnya, walau
konseli juga seringkali berkata pada diri konseli untuk tidak peduli tentang itu dan tetap
mencoba menjadi diri konseli sendiri.
Pada isu kepercayaan diri atau negatif thinking terjadi karena konsei tipe orang yang
mudah cemas, takut dan khawatir, akan pandangan-pandangan orang lain terhadap
konseli. Seringkali konseli merasa insecure dan tidak percaya diri, terutama apabila
harus dihadapkan pada orang lain yang lebih pintar, lebih cantik atau lebih berani
dibanding diri konseli. Konseli menjadi stuck di zona nyaman yang konseli buat, dan
membuat konseli menjadi pribadi yang kurang berkembang. Tak jarang konseli
memandang rendah dirinya sendiri, walau mungkin hal itu sudah mulai berkurang
sedikit demi sedikit. Ketakutan konseli pada masalah ini sering kali malah
membuatnya semakin tidak berkembang, sering merasa takut dan tidak percaya diri
untuk mencoba sesuatu bahkan sebelum memulainya.
Pada isu stress atau over thinking terjadi karena perkuliah, yakni mengenai tugas-
tugas, dan kurangnya pemahaman konseli terkait beberapa mata kuliah tertentu.
Untuk masalah tugas, konseli merasa itu hal yang umum memang, bahwa tugas-
tugas yang banyak dan kejadian-kejadian yang tidak terduga datang untuk
menghambat tugas-tugas tersebut diselesaikan. Dan karena konseli tipe orang yang
mudah overthingking, sering kali membuatnya merasa stress. Teman-teman
kelompok yang sulit diajak bekerja sama ketika tugas kelompok, dan hal-hal lainnya
yang membuat pengerjaan tugas menjadi terhambat, membuat konseli merasa
khawatir mengenai konseli tidak bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Konseli
takut hal itu membuatnya tidak menjalankan perkuliahan dengan baik, membuat
beberapa kesalahan yang dapat menimbulkan kegagalan dan membuat orang
tuanya kecewa
Belief :
- Autometic thought : ketika saya keteteran dengan tugas kuliah saya, itu dikarenakan
saya tidak bisa mengatur jadwal saya dan saya pemalas.
- Intermediete :
• Aturan : Saya harus bisa ngerjain tugas,usaha dan bisa coba mengatur diri dan
jadwal.
• Asumsi : Saya kurang baik dari orang lain yang bisa ngehandle banyak hal.
- Distorisi kognitif :
• “Should” and “must” : Saya harus bisa mengatur jadwal dan diri agar bisa
menghandle banyak hal dan berkembang.
- Core belief :
• Defectiveness : aku gagal
• Abandonment : aku tidak lebih baik dari orang lain.
- Schema :
• Defectiveness : im a filure
• Abandonment : im not as good as other people
Consequences :
- Emosi : Merasa overthinking, Ngerasa kurang dari orang lain, merasa stuck, merasa
kesal dengan bapak kamu, kebingungan.
Top Dog : Konseli harus mengerjakan tugas kuliahnya setelah membantu orang tua
menjaga warung.
Under Dog : Konseli ingin istirahat sambil bermain social media.
Berdasarkan 3 asesmen yang sudah dilakukan analisis dari ketiga asesmen itu hamper
sama hasilnya karena dalam ketiga asesmen tersebut dapat menyelesaikan masalah
konseli terutama pada masalah overthinking yang berasal dari tugas kuliah, konseli juga
merasa dirinya kurang berkembang dari pada orang lain dan di saat konseli sibuk kuliah
namun orang tua konseli menyuruh konseling membantu menjaga warung.
RENCANA PENERAPAN TEKNIK
Refrensi
https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/9/jhptump-a-marinisety-412-2-babii.pdf
Damayanti, E. (2019). Manajemen Diri Mahasiswa Yang Aktif Berorgansasi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 1–18.
Putro, C., & Muis, T. (2013). Penerapan strategi pengelolahan diri untuk mengurangi
insomnia pada siswa kelas viii a di Smp Pgri 7 Sedati Sidoarjo. Jurnal Mahasiswa
Bimbingan Konseling, 1(1), 1–9.