Anda di halaman 1dari 25

REFLEKSI AKHIR (KOMPREHENSIF)

DAN
RENCANA TINDAK LANJUT

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi
Permasalahan Perilaku Sibling Rivalry Melalui Layanan Konseling Individu
Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)

Disusun Oleh
NAMA : GUSLIA ATIKA
NO. UKG : 201698458836
NIM : A61122758
PRODI : PPG BK
KELOMPOK : 3 (TIGA)

Dosen Pembimbing
Dr. Muh. Mansyur Thalib, M.Pd

Guru Pamong
Mirwansyah, S.Pd

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TADULAKO
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
2022
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi
Permasalahan Perilaku Sibling Rivalry Melalui Layanan Konseling Individu
Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)

Lokasi Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat


Lingkup Pendidikan SMKN 1 Lembah Melintang
Tujuan yang ingin dicapai Konseli mampu menangani pemikiran irasionalnya yang
merasa dibanding bandingkan dengan saudaranya
Penulis Guslia Atika, S.Pd.
Tanggal Praktik Pengalaman Lapangan Aksi 3
Pertemuan 1 : Jumat/ 11 November 2022
Pertemuan 2 : Kamis/ 17 November 2022
Situasi: Latar belakang masalah dari praktik pelayanan ini
Kondisi yang menjadi latar adalah : SK (inisial konseli) merupakan peserta didik yang
belakang masalah, mengapa pendiam dan sering sakit di sekolah. Kemudian dari hasil
praktik ini penting untuk daftar cek masalah yang telah di isi konseli, konseli
dibagikan, apa yang menjadi menyampaikan bahwa ada masalah pribadi yang dialami di
peran dan tanggung jawab rumah. Konseli tidak akur dengan orang tua dan saudaranya.
anda dalam praktik ini. Konseli merasa selalu dibanding-bandingkan dengan
saudaranya dan tidak mendapatkan kepercayaan sepenuhnya
dari orang tuanya.
Berdasarkan hasil daftar cek masalah dan wawancara dengan
konseli, gejala masalah yang muncul dari konseli:
1. Konseli merasa dibanding-bandingkan dengan
saudaranya
2. Konseli tidak mendapatkan kepercayaan dari orang
tuanya
Konseli merasa selalu disalahkan oleh orang tua atas
ketidakmampuannya menyelesaikan sesuatu seperti
saudaranya.

Praktik pelayanan ini menurut saya penting karena


konseli menyampaikan permasalahannya secara sukarela
dan terbuka saat mengisi need assesment yang disebar saat
awal semester dan konseli ingin masalahnya itu diselesaikan,
agar konseli tidak lagi mengalami kondisi yang tidak
nyaman di rumah dan pikiran tenang saat di sekolah dan
tidak memikirkan masalah tersebut.

Peran dan tanggung jawab saya selaku konselor dalam


praktik ini adalah : konselor merasa memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk memberikan pelayanan konseling
individu terhadap permasalahan siswa binaan saya yang
merasa dibanding-bandingkan dengan saudaranya agar
konseli tersebut mampu mengentaskan masalahnya, yang
mana konseli merasa kondisi yang awalnya KES-T (Kondisi
Efektif Sehari-hari Terganggu) menjadi KES (Kondisi
Efektif Sehari-hari).
Tantangan : Yang menjadi tantangan selama proses layanan adalah :
Apa saja yang menjadi 1. Konselor ditantang dalam pelaksanaan konseling
tantangan untuk mencapai individu yang harus menguasai keterampilan konseling
tujuan tersebut? Siapa saja dengan pedekatan konseling Rational Emotive Behavior
yang terlibat, Therapy (REBT) teknik A-B-C & D-E-F, agar
tercapainya tujuan layanan dengan terentaskannya
masalah konseli yang mana diakhir proses konseling,
konseli harus mampu mengambil keputusan
penyelesainan masalahnya.l0
2. Konselor harus mampu mengantar konseli ke dalam
proses konseling dengan baik, kondisi nyaman dan santai
untuk melaksanakan konseling. Konselor lupa mengajak
konseli untuk menyepakati asas-asas konseling agar
konseli dapat lebih terbuka dan secara sukarela dalam
menceritakan masalahnya dan tidak lupa untuk
meyakinkan konseli tentang asas kerahasiaan agar
konseli memiliki rasa aman dan percaya terhadap guru
BK/konselor.
3. Pada saat ingin melaksanakan layanan ada perasaan
cemas karena kondisi cuaca saat itu musim penghujan.
Ruang BK bukan ruangan kedap suara sehingga ada rasa
takut pelaksanaan aksi 3 terkendala baik dari suara pada
rekaman dan takut jaringan tiba-tiba hilang saat tampil
aksi 3.
4. Konseli saat pertemuan pertama merasa canggung ketika
melaksanakan PPL aksi 4 karena adanya proses
perekaman dan juga proses konseling individu ini
pertama kalinya diikuti oleh konseli.
5. Konseli dalam kondisi tidak sehat saat pertemuan 2,
sehingga muncul kecemasan saya, bagaimana jika
konseli tidak sanggup untuk tampil hari itu.

Yang terlibat dalam proses ini adalah:


1. Saya Guslia Atika, S.Pd. sebagai Konselor dalam
memberikan layanan konseling individu.
2. Satu orang siswa binaan saya dengan inisial (SK) yang
menjadi konseli saat PPL Aksi 3.
3. Bapak Dr.Muh Manysur Thalib, M.Pd selaku dosen
pembimbing dan Bapak Mirwansyah, S.Pd selaku Guru
Pamong yang Sit-in di dalam Google Meet PPL Aksi 3.
4. Dua orang rekan guru BK Ibu Nurlatifah, S.Pd dan Ibu
Deliani, S.Pd.,Kons. yang membantu saya menjadi
Pengamat dan Ibu Dian Permatasari, S.Pd yang menjadi
kameramen saat Aksi 3 baik itu pertemuan 1 maupun 2.
Aksi : Langkah-langkah/ startegi yang dilakukan dalam
Langkah-langkah apa yang menghadapi tantangan adalah sebagai berikut:
dilakukan untuk menghadapi 1. Berusaha untuk menguasai keterampilan konseling
tantangan tersebut/ strategi apa dengan menerapkan pendekatan Rational Emotive
yang digunakan/ bagaimana Behavior Therapy (REBT) teknik A-B-C dan D-E-F
prosesnya, siapa saja yang dalam mengatasi permasalahan yang dialami konseli
terlibat / Apa saja sumber daya 2. Konselor melakukan rapport (membina hubungan baik)
atau materi yang diperlukan terlebih dahulu dengan konseli sebelum memulai
untuk melaksanakan strategi kegiatan inti dalam konseling.
ini 3. Konselor berusaha mengajak konseli menyepakati asas
konseling bukan hanya sekedar memahami dengan
penjelasan dan penyampaian intonasi yang baik dan jelas
sehingga menumbuhkan rasa nyaman dan santai untuk
mengikuti proses konseling.
4. Konselor berusaha berkomunikasi dengan baik dengan
memberikan pertanyaan terbuka agar konseli dapat
menceritakan permasalahannya secara lengkap dan
mendalam.
5. Konselor sudah melakukan paraprase dengan baik
selama proses konseling, mendengarkan cerita konseli
dengan baik serta berusaha memahami permasalahan
konseli
6. Konselor mengambil jadwal tampil sepulang sekolah
agar kondisi sekolah tenang dan juga mencari ruangan
alternatif selain ruang BK yang lebih tertutup agar aman
melakukan perekaman apabila cuaca hujan saat aksi 3.
7. Konselor menanyakan konseli apakah konseli sanggup
dan bersedia untuk tetap melaksanakan Aksi 3 dalam
kondisi kurang sehat. Konseli menjawab bersedia,
sehingga Guru BK/Konselor meyakinkan konseli bahwa
kegiatan dilaksanakan 45 menit saja dan konseli akan
diantar langsung pulang ke rumahnya.

Proses pelaksanaan konseling individu adalah:


1. Kegiatan konseling individu dibuka dengan salam
2. Konselor menerima dan membina hubungan baik
dengan konseling
3. Konselor mengajak konseli untuk berdoa agar proses
kegiatan konseling individu berjalan lancar
4. Konselor menjelaskan pengatar konseling individu,
tujuan yang akan dicapai dan etika dasar konseling.
5. Konselor melakukan kontrak waktu dalam
pelaksanaan kegiatan konseling individu
6. Konselor memasuki tahap peralihan dengan
memastikan konseli sudah siap mengikuti konseling
individu
7. Konselor berusaha menjajaki atau menaksir
kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang
mungkin dilakukan.
8. Konseli mengimplementasikan Teknik A-B-C & D-
E-F dari pendekatan konseling Rational Emotive
Behavior Therapy (REBT) sehingga lahir perasaan
dan pemikiran baru yaitu konseli mengambil
keputusan untuk meminta maaf kepada orang tua dan
akan merubah pikiran irasionalnya yang merasa
dibandikan-bandingkan dengan saudaranya oleh
orang tuanya.
9. Akhir konseling individu konseli dapat
menyimpulakan hasil selama proses konseling yang
dilakukan.

Siapa saja yang terlibat dalam proses konseling yaitu:


Siswa binaan dari program kehalian TKJ yaitu SK (inisial
konseli) dan Guslia Atika, S.Pd. sebagai Konselor dalam
pelaksanaan layanan konseling individu.

Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan


untuk melaksanakan strategi ini adalah: Memberikan
materi, menayangkan media PPT & Video Youtube
menggunakan Laptop dan Speaker serta adanya LKPD
berkaitan dengan topik permasalahan yaitu Perilaku Sibling
Rivalry. Kegiatan konseling individu ini dibantu
perekamannya oleh salah seorang rekan kerja yang bertugas
menjadi kameramen.
Refleksi Hasil dan dampak Dampak Aksi 3 dari langkah-langkah yang dilakukan
Bagaimana dampak dari aksi adalah: Pendekatan konseling Rational Emotive Behavior
dari Langkah-langkah yang Therapy (REBT) dengan Teknik A-B-C & D-E-F dianggap
dilakukan? Apakah hasilnya efektif karena pada akhir konseling individu, Konseli
efektif? Atau tidak efektif? mampu mengambil keputusan untuk mengubah pola
Mengapa? Bagaimana respon pikirnya yang awalnya irasional tentang merasa dibanding-
orang lain terkait dengan bandingkan dengan saudaranya oleh orangtuanya. Konseli
strategi yang dilakukan, Apa dapat mengentaskan permasalahannya dengan tercapainya
yang menjadi faktor tujunan layanan yang telah di tentukan dari eksplorasi
keberhasilan atau permasalahan konseli.
ketidakberhasilan dari strategi Respon pengamat terkait dengan strategi yang
yang dilakukan? Apa dilakukan adalah: Kegiatan konseling individu yang
pembelajaran dari keseluruhan dilaksanakan pada Aksi 3 sudah baik. Pendekatan konseling
proses tersebut dan teknik yang digunakan sudah tepat, efektif dan dinilai
berhasil mengentaskan permasalahan konseli, ini terlihat dari
pengambilan keputusan oleh konseli diakhir penyelesaian
masalahnya yaitu ingin merubah pola pikir yang irrasional
dan ini sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari
konseling individu tersebut. Selama proses konseling konseli
terlihat antusias, terbuka dan sukarela dalam menceritakan
permasalahnnya serta konseli merasa nyaman dan tidak
terlihat gelisah meski kondisi pertemuan ke-2 konseli sedang
kurang baik (sakit).

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan


adalah:
1. Konselor telah berhasil melakukan PPL aksi 3 dengan
baik dimana konseli sukarela dan terbuka dalam
menceritakan semua permasalahan yang dialaminya.
2. Konseli tidak merasa takut lagi untuk datang menemui
Guru BK jika konseli memiliki masalah lainnya.
3. Konseli saat ini sudah memiliki komunikasi yang baik
dan hubungan yang harmonis dengan orang tuanya.
4. Konseli tidak lagi menampilkan perilaku sibling rivalry
karena konseli sadar bahwa perlakuan orang tua yang
membandingkan dirinya dengan saudaranya sebab
konseli pernah melawan kepada orang tua apabila
konseli mendapat teguran atau nasehat dari orang tua.
5. Konseli sudah lebih ceria di lingkungan sekolah dan
lebih ramah kepada saya selaku Guru BK jurusannya.

Faktor ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan


adalah: Konseli masih belum akrab dengan saudaranya
karena saat ini mereka berjauhan sebab saudara SK (inisial
konseli) saat ini sudah bekerja di Jakarta dan belum pernah
pulang sejak mulai bekerja di rantau, sehingga jarang adanya
komunikasi diantara mereka.
DOKUMEN LAMPIRAN PELAKSANAAN PPL AKSI 3

PROSES WAWANCARA KONSELING INDIVIDUAL

PENYAYANGAN MEDIA VIDEO YOUTUBE (TPACK)


KONSELI MENGISI LEMBAR LKPD

PENGISIAN LEMBAR EVALUASI HASIL OLEH KONSELI

Anda mungkin juga menyukai