Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING INDIVIDU
TOPIK/TEMA LAYANAN
MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI

DISUSUN
DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS PENYUSUNAN PERANGKAT
PEMBELAJARAN

OLEH:
NAMA : NI PUTU RISKA PRATIWI
NOMOR UKG :
201800344775
KELOMPOK 2

PENDIDIKAN PROFESI GURU


DALAM JABATAN ANGKATAN 2
BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
RE NC A NA PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2022-2023

A Komponen Layanan Responsif


B Bidang Bimbingan Pribadi
C Fungsi Layanan Pengentasan
D Sasaran Layanan X (Nama samaran)
E Waktu 45 menit
F Tempat Ruang BK
G Masalah X sering menunjukkan sikap pasif di kelas pada saat
proses pembelajaran atau pun diluar proses
pembelajaran(saat istirahat) informasi yang di peroleh
dari teman yang di ajak duduk, guru mapel, wali kelas
merasa malu akan kemampuan X merasa takut menjawab
pertanyaan dari guru karena takut jawabannya nanti akan
salah dan disoraki oleh teman teman dikelas, tidak
mampu mengambil keputusan secara mandiri, takut
berbicara didepan umum. Sebenarnya X tergolong siswa
yang mampu mengikuti pelajaran dan mempunyai
potensi, tugas-tugas yang diberikan juga selalu
dikumpulkan .

H Tujuan Umum Peserta didik mampu menumbuhkan kepercayaan diri

I Tujuan Khusus 1. Peserta didik mampu menguraikan Faktor-


faktor kepercayan diri yang masih rendah.
(C4)
2. Peserta didik mampu merumuskan manfaat
kepercayaan diri(P4)
3. Peserta didik mampu membangun kepercayaan
diri(C4)
J Media/Alat Video
https://youtu.be/isD3bKIrofM
LCD Proyektor, Laptop, HP/smartphone
android dan WIFI/internet
K Materi Layanan a. Pengertian kepercayaan diri
b. Factor-faktor kepercayaan diri
c. Manfaat kepercayaan diri
d. Cara untuk membangun kepercayaan diri
L Sumber Materi Jurnal Komunikasi Adawiyah, Dwi Putri Robiatul (2020).
Pengaruh Penggunaan Aplikasi TikTok terhadap
Kepercayaan Diri Remaja di Kabupaten Jurnal Komunikasi
(trunojoyo.ac.id)

Jurnal BK UNESA. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2013,


https://ejournal.unesa.ac.id/

https://journal.lppmunindra.ac.id/

M Metode / Teknik Konseling Behavioral / Teknik reinforment , role playing


N Tahap Kegiatan Konseling
A. Tahap Pembinaan 1. Peserta didik mengucapkan
salam/sapaankepada guru BK,
Hubungan
2. Peserta didik bersama dengan guru
bk berdoa
3. Peserta didik mendengarkan penjelasan
tujuanKI, asas-asas, tata cara dan
peraturan dalam konseling dari guru
BK.
4. Peserta didik mendengarkan gambaran
kegiatan konseling yang akan
ditempuhdari guru BK.
5. Peserta didik mengungkapkan
kesiapannya dalam mengikuti kegiatan
konseling.
B. Tahap Peralihan 1. Peserta didik mendengarkan penjelaskan dari guru
tentang kegiatan yang akan ditempuh pada tahap
berikutnya
2. Peserta didik diberikan kesempatan bertanya kepada
guru bk tentang hal-hal yang belum dipahami
3. Peserta didik diingatkan oleh guru bk bahwa kegiatan
akan segera menuju tahap inti
C. Tahap Inti 1. Konselor membantu untuk mengidentifikasi,
menerangkan dan menunjukan masalah yang dialami
konseli terkait pikirannya yang menganggap bahwa
kemampuannya kurang
2. Konselor memberikan informasi terkait masalah
yang dialami konseli
3. Peserta didik diajak oleh guru bk bermain games/ice
break untuk menyegarkan suasana sebelum layanan
dimulai.
4. Konseli menjelaskan permasalahan dan factor
penyebabnya dan konselor merumuskan bahwa
masalah konseli adalah sikap pasif di kelas pada saat
proses pembelajaran atau pun diluar proses
pembelajaran(saat istirahat) informasi yang di peroleh
dari teman yang di ajak duduk, guru mapel, wali kelas
merasa malu akan kemampuan X merasa takut
menjawab pertanyaan dari guru karena takut
jawabannya nanti akan salah dan disoraki oleh teman
teman dikelas, tidak mampu mengambil keputusan
secara mandiri, takut berbicara didepan umum
6. Peserta didik menonton video berkaitan dengan
permasalahan yang dialami agar dapat mengenali
prilaku yang dianggap perlu dirubah atau bermasalah.
7. Selain menonton video konselor juga meminta konseli
membayangkan kejadian yang tidak menyenangkan
Ketika merasa tidak percaya diri. Kemudian konseli
diminta membayangkan hal yang tersebut terjadi terus
menerus.
8. Konselor mengamati perubahan konseli dengan
memberikan reinforcement positf atau negative,
disesuaikan dengan pencapian konseli
9. Konseli diminta melakukan role playing dengan
berperan melakukan perkenalan, menyampaikan
pendapatnya terkait pembelajaran dan membayangkan
dilakukan didepan umum
10. Konseli dan konselor memilih perilaku target yang
ingin diubah adalah kepercayaan diri

D. Tahap Pengakhiran 1. konselor mengidentifikasi keberhasilan konseling


dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada
konseli
2.konselor memberikan umpan balik simpulan ,
memberikan reinforcement
3.konselor menjelaskan kepada konseli bahwa
kegiatan konseling akan segera di akhiri
4.membahas kegiatan lanjutan jika mungkin
diperlukan konseling Kembali
5.konselor memimpin doa dan salam penutup
M Evaluasi
Evaluasi Proses Konselor memperhatikan proses layanan serta
melakukan refleksi dari kegiatan yang dilakukan
Teknik: Observasi
Instrumen: Pedoman Observasi (terlampir)
Evaluasi Hasil Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah
mengikuti kegiatan konseling

N Tindak Lanjut Konseling Konselor membahas pertemuan lanjutan dengan


konseli

Mengetahui Denpasar, 28 september 2022


Kepala SMA PGRI 4 Denpasar Mahasiswa PPG

Drs.ngakan Nyoman Kartha Ni Putu Riska Pratiwi


LAMPIRAN MEDIA

Video Layanan
Adapun link video layanan adalah sebagai berikut :
https://youtu.be/isD3bKIrofM diakses pada tanggal 27 September 2022
Lampiran Materi

Dalam hal ini terdapat beberapa hal tugas perkembangan remaja, yang salah satunya mengenai
Kepercayaan Diri. Kepercayaan diri (self confidence) merupakan percaya pada kemampuan dan penilaian
diri sendiri untuk dapat melakukan suatu pekerjaan serta mencari keefektifan pendekatan yang diperlukan.
Kepercayaan diri yang mengarah pada hal-hal positif, ketika seorang individu memiliki sifa optimisme dan
menerima kemampuan diri sendiri dalam menghadapi segala hal baik oleh dirinya maupun lingkungannya
secara bebas dan yakin

A. Kepercayaan diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri


Pengertian dari Kepercayaan Diri antara lain, yang pertama Menururt Hakim dalam Kartini, 2019)
berpendapat Kepercayaan Diri merupakan segala sesuatu dimana dapat mencapai tujuan dalam hidupnya
disertai dengan keyakinan positif tentang kelebihan yang dimilikinya. Kedua Menururt Hambly (dalam
Kartini, 2019) menyatakan percaya diri adalah ketika seseorang dapat melakukan sesuatu dengan tenang
yang dipenuhi keyakinan dirinya. Ketiga Menurut Fereira (dalam Kartini, 2019) berpendapat percaya diri
ialah ketika seseorang dapat menjaga dan mengendalikan keyakinan dirinya. Dapat mengubah sesuatu
yang ada dalam lingkungannya yang berarti bahwa seseorang tersebut memiliki Kepercayaan diri untuk
dapat mempengaruhi, mengendalikan, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Terakhir Coleman (dalam
Kartini, 2019) berpendapat bahwa percaya diri merupakan kemampuan dan harga diri disertai dengan
kesadaran diri yang kuat. Ketika seseorang percaya diri, ia berani menunjukkan diri dengan penuh
keyakinan, berani menunjukkan keberadaannya, berani untuk menyatakan perbedaan pendapatnya dengan
yang lainnya, serta dapat secara mandiri membuat keputusan meskipun dalam kondisi yang sulit. Serta
dengan berani melakukan pengorbanan demi kebenaran.
2. faktor-faktor yang mempengaruhi Kepercayaan Diri seseorang (Kartini, 2019) yakni:
1. Keadaan Fisik Suryabrmengemukakan ketika seseorang memiliki keadaan fisik yang berbeda
dengan keadaan orang pada umumnya maka muncullah perasaan tidak berharga dan perasaan
kurang nyaman akan dirinya sendri dibandingkan dengan sesamanya yang memiliki fisik
sempurna. Perasaan ini menyebabkan seseorang kurang percaya diri karena perasaan rendah diri
akan kondisi fisiknya.

2.Konsep Diri (Self Concept) Konsep diri merupakan keyakinan, perasaan, cara pandang, dan
pemikiran tentang segala sesuatu yang dimiliki oleh dirinya. Terdapat sikap, perasaan, karakter diri,
kemampuan, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri. Menurut Coleman Kepercayaan Diri
seseorang didapatkan dari mengetahui dan memahami diri sendiri secara penuh. Psikologis,
aspirasi, prestasi, karakteristik fisik, dan tingkat emosional dapat mempengaruhi konsep diri.
Maslow (dalam Kartini, 2019) mengungkapkan Kepercayaan Diri berawal dari konsep diri.
Sullivan berpendapat, konsep diri memiliki makna menerima akan identitas diri yang merupakan
salah satu bentuk kestabilan konsep inti. Lingkungan dan individu dapat dipengaruhi oleh konsep
dirinya, seperti halnya yang diungkapkan oleh Jiang (2000) perkembangan sosial yang positif
berasal dari konsep diri dan Kepercayaan Diri yang baik. Ketika seseorang memiliki konsep diri
yang positif, dalam kehidupan pergaulan seharihari maupun ketika menghadapi teman sebayanya
tidak akan memiliki rasa cemas, takut, kesepian serta rasa gelisah yang berlebihan, melainkan
sebaliknya rasa bebas dan optimis yang ada dalam dirinya.
3. Harga Diri Robbinsun dan Shater (dalam Ramdhani, 1991) mengungkapkan harga diri sebagai
bentuk rasa menghargai dan menguasai diri sendiri sesuai dengan hal-hal yang realistis. Perasaan
seperti ini berpengaruh terhadap keinginan, perasaan, nilai, tujuan, proses berpikir mengenai hidup
seseorang. Kepercayaan Diri seseorang dipengaruhi oleh harga dirinya. Hal senada diungkapkan
oleh Cohen (dalam Azwar, 2000) harga diri yang tinggi mempengaruhi Kepercayaan Diri
seseorang. Semakin seseorang memiliki harga diri yang tinggi semakin tinggi pula Kepercayaan
Diri nya dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai harga diri rendah. Sedangkan Maslow
(dalam Azwar, 2000) mengungkapkan seseorang yang
memiliki harga diri dapat mengembangkan dan melakukan potensi diri yang dimilikinya secara
tepat. Terlebih jika yang ditunjukkan hal-hal yang positif tentu akan meningkatkan Kepercayaan
Diri nya. Sebaliknya, Thursan Hakim mengungkapkan ketika seseorang memiliki perasaan rendah
diri akan membuatnya menjadi cepat tersinggung. Orang-orang yang demikian akan menghindari
pergaulan. Seseorang akan susah untuk mengungkapkan pendapat maupun bertindak, jika
berlangsung secara terus menerus dan lama hal ini akan berakibat hilangnya Kepercayaan Diri.

4. Interaksi social Gerungan (2004) mengungkapkan interaksi sosial sebagai sesuatu adanya perhatian dan
tanggapan yang terjadi antara satu individu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari orang tua
menjadi orang yang paling dekat dengan seseorang. Hubungan yang terjadi antarkeduanya akan saling
mengubah, mempengaruhi satu dengan yang lain, dan memperbaiki. Dengan adanya interaksi sosial secara
tidak langsung memunculkan dukungan sosial. Dukungan sosial yakni dukungan yang diberikan oleh
orang-orang yang ada disekitar seseorang seperti lingkungan keluarga, masyarakat maupun teman sebaya.
Berkenaan dengan percaya diri, dukungan sosial dari orang tua ini sebagai bentuk memberikan
pemahaman, informasi maupun semangat yang ditunjukkan kepada anak mengenai percaya diri. Dengan
adanya hal tersebut besar harapan agar anak dapat memiliki Kepercayaan Diri yang tinggi melalui proses
komunikasi yang dilakukan antara anak dengan orang tua.
5. Jenis kelamin Jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi tingkat Kepercayaan Diri nya. Laki-laki
cenderung menunjukkan Kepercayaan Diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Untuk itu
perempuan cenderung lebih memperhatikan keadaan dirinya dibandingkan untuk
menunjukkan kemampuannya. Terdapat penelitian yang mengungkapkan faktor yang mempengaruhi
Kepercayaan Diri perempuan dari pada laki-laki salah satunya merupakan penampilan. Apabila perempuan
merasa dapat dengan baik kemampuan dalam melakukan sesuatu dengan percaya diri yang diterima oleh
kelompok maka ia dapat terhindar dari penilaian negatif sosial.

3. manfaat memiliki kepercayaan diri :


(a) Agar seseorang dapat mengatur dirinya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain,
(b) Mempunyai keinginan sendiri,
(c) Mandiri dalam memenuhi tuntutan hidupnya sehari-hari,
(d) Mempunyai harga diri yang tinggi.

4.Cara menumbuhkan rasa kepercayaan diri


Hakim (2002) rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang ada proses tertentu di dalam pribadinya
sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Hakim ingin mengungkapkan bahwa rasa kepercayaan diri harus
terus dilatih dan dikembangkan agar bisa bermanfaat dalam kehidupan. Terbentuknya rasa kepercayaan diri yang
kuat terbentuk melalui proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu, pemahaman-
pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan yang kuat,
pemahaman dan reaksi positif terhadap kelemahan-kelemahannya yang dimiliki, dan pengalaman di dalam
menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya. Beberapa cara
yang ditempuh oleh guru untuk membangun karakter kepercayaan diri pada peserta didik yaitu:
a. Memberi pujian atas setiap pencapaian Sesederhana apapun yang dilakukan oleh peserta didik, namun jika itu
bernilai kebaikan, guru harus memberikan apresiasi berupa pujian.
b. Mengajari peserta didik untuk bertanggung jawab Banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk menerapkan
prinsip ini, seperti menugaskan peserta didik menjadi pembawa acara atau pemimpin rapat di kelas.
c. Mengajari peserta didik bersikap ramah dan senang membantu Untuk mengajari peserta didik seperti itu guru
harus selalu ramah terhadap siapapun sekaligus senantiasa tersenyum kepadanya.
d. Mengubah kesalahan menjadi bahan baku demi kemajuan Saat peserta didik melakukan suatu kesalahan, guru
harus tetap fokus pada kemajuan yang telah dicapainya, bukan pada kesalahan ataupun kegagalan yang dialami

KONSELING BEHAVIORAL

Dalam pandangan behavioral, perilaku dibentuk berdasarkan hasil dari segenap


pengalamannya yang berupa interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya yang
membentuk sebuah kepribadian seseorang. Sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan
mengkreasikan kondisikondisi belajar. Kepribadian sesorang dengan yang lainnya berbeda-
beda karena kenyataannya manusia memiliki pengalaman yang berbeda dalam
kehidupannya.
Dalam proses konseling, konselor berfungsi sebagai konsultan, penasehat, pemberi
dukungan dab fasilitator. Konselor dalam pendekatan ini berfungsi sebagai guru, pengaruh
dan ahli yang mendiagnosa tingkah laku yang maladiptif dan menentukan prosedur untuk
mengatasi persoalan tingkah laku individu. Para konselor behavioral memandang kelainan
perilaku sebagai kebiasaan yang dipelajari. Perilaku dapat diubah dengan mengganti situasi
positif yang direkayasa sehingga kelainan perilaku berubah menjadi positif.
Modifikasi perilaku menyimpang melalui pengubahan situasi lingkungan positif yang
direkayasa sehingga dapat menstimulus terjadinya perilaku positif. Perubahan perilaku harus
diusahakan melalui proses belajar (learning) atau belajar kembali (relearning) yang
berlangsung selama proses konseling. Proses konseling pada dasarnya juga dipandang
sebagai proses belajar yang dimaksudkan belajar untuk bertingkah laku kearah yang lebih
baik dengan bantuan konselor kemudian pada akhirnya klien dapat terbiasa dengan
berperilaku yang adaptif meskipun tanpa dibimbing konselor terus-menerus.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan konseling behavioral adalah
suatu teknik dalam konseling yang berlandaskan teori belajar berfokus pada tingkah laku
individu untuk membantu konseli mempelajari tingkah laku baru dalam memecahkan
masalahnya. Tujuan konseling behavioral yaitu : (1) Menciptakan perilaku baru. (2)
Menghapus perilaku yang tidak sesuai. (3) Memperkuat dan mempertahankan perilaku yang
diinginkan.
Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Nama :………………………………………………….
Kelas :………………………………………………….
Hari/Tanggal :………………………………………………….

Buatlah sebuah rencana tingkah laku yang akan kamu lakukan untuk mengatasi masalah
yang kamu hadapi pada tabel dibawah ini !

No Rencana tingkah laku yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi
Lampiran 4 Penilaian
a. Penilaian Proses

LEMBAR OBSERVASI PROSES


LAYANAN RESPONSIF KONSELING INDIVIDUAL
A. IDENTITAS

1. Nama : …………………………………………………..
2. Kelas : …………………………………………………..
3. Tanggal Layanan/Waktu : …………………………………………………..

B. PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai pada kolom pilihan di bawah ini sesuai denga
napa yang terjadi selama proses layanan konseling individu.

Skor
No Aspek yang diobservasi
1 2 3 4
1 Konseli mengikuti secara aktif layanan konseling individu
2 Perhatian konseli saat konselor menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan konseling individu
3 Konseli antusias dalam mengikuti tahap-tahapan konseling individu
4 Konseli bersungguh-sungguh mengikuti layanan konseling individu
5 Keberanian konseli bertanya ketika ada hal kurang dimengerti
6 Partisipasi konseli berpendapat mengenai permasalahan konseling
individu
7 Respon konseli ketika proses menemukan alternatif masalah
8 Mengembangkan hubungan positif dalam kegiatan konseling
individu
9 Keaktifan konseli dalam memberikan dan menentukan komitmen
10 Keaktifan konseli dalam proses evaluasi konseling individu

Kriteria Penentuan Skor Kriteria Hasil


Rentangan Kategori
Skor = Jumlah Skor x 100 86 – 100 Sangat Aktif
40 71 – 85 Aktif
56 – 70 Cukup Aktif
41 - 55 Kurang Aktif
25 - 40 Sangat Kurang
Aktif
b. Penilaian Hasil

INTRUMEN TES PENILAIAN HASIL


LAYANAN RESPONSIF KONSELING INDIVIDUAL

Nama Siswa :……………………………………


Kelas :……………………………………
Konselor :……………………………………

1. Coba kamu mengidentifikasi pokok permasalahan yang kamu alami!


2. Setelah mendapatkan konseling bagaimana cara kamu mengelola perilaku dan
perasaanmu terkait permasalahan yang kamu hadapi?
3. Setelah mendapatkan konseling, bagaimana cara kamu dalam mengatasi masalah yang
kamu hadapi?

Selamat mengerjakan
KEPUASAN KONSELI TERHADAP PROSES KONSELING INDIVIDUAL

Identitas : ……………………………………………..
Konseli :……………………………………………..
Nama Konselor ……………………………………………..

Petunjuk:
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia.

No Aspek yang dinilai Sangat Memuaskan Kurang


Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan konseling atau
konselor terhadap kehadiran
Anda
2. Kemudahan guru
bimbingan dan konseling atau
konselor untuk diajak curhat
3. Kepercayaan Anda
terhadap guru bimbingan dan
konseling atau konselor dalam
layanan konseling
4. Pelayanan pemecahan
masalah tercapai melalui
konseling individual
LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELINGINDIVIDUAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023

1. Nama Konseli .........................................................(inisial/disamarkan)


2.Kelas/Semester : ……………………...............
3.Hari, Tanggal : ……………………...............
4.Pertemuan ke- : ……………………...............
5. Waktu : ……………..........................
6.Tempat : ……………..........................
7. Pendekatan dan teknik
konseling yang digunakan : .......................................
8. Hasil yang dicapai :...................................................................................................
KISI-KISI INTRUMEN EVALUASI HASIL
LAYANAN KONSELING INDIVIDU

JUMLAH NO
NO ASPEK YANG DINILAI INDIKATOR
ITEM ITEM

1 Kemampuan dalam Kemampuan dalam menguraikan 1 1


menunjukkan pokok pokok permasalahan yang dialami
permasalahan yang dialami siswa
siswa
2 Kemampuan dalam mengelola Kemampuan dalam menguraikan 1 2
prilaku dan perasaan siswaterkait prilaku dan perasaan siswa terkait
permasalahan yang permasalahan yang dihadapi
dihadapi
3 Kemampuan dalam membangun Kemampuan dalam menyusun cara 1 3
cara mengatasi masalah yang mengatasi masalah yang dihadapi
dihadapi siswa siswa
RUBRIK PENILAIAN
LAYANAN KONSELING INDIVIDU

No. INDIKATOR SOAL KINERJA/JAWABAN SKOR


YANG
DINILAI
1 Kemampuan Coba kamu 1. Peserta didik secara mandiri mampu 3
dalam mengidentifikasi menguraikan pokok permasalahan yang dialami
menguraikan pokok siswa dengan sangat lengkap
pokok permasalahan
permasalahan yang kamu 2. Peserta didik secara mandiri mampu
yang dialami alami! menguraikan pokok permasalahan yang dialami 2
siswa siswa dengan lengkap

3. Peserta didik secara mandiri mampu


menguraikan pokok permasalahan yang dialami 1
siswa namun kurang lengkap
2 Kemampuan Setelah 1. Peserta didik mampu secara mandiri 3
dalam mendapatkan menguraikan prilaku dan perasaan siswa terkait
menguraikan konseling permasalahan yang dihadapi dengan sangat
prilaku dan bagaimana cara lengkap
perasaan siswa kamu mengelola 2. Peserta didik mampu secara mandiri 2
terkait perilaku dan menguraikan prilaku dan perasaan siswa terkait
permasalahan perasaanmu permasalahan yang dihadapi dengan lengkap
yang dihadapi 3. Peserta didik mampu secara mandiri 1
terkait
menguraikan prilaku dan perasaan siswa terkait
permasalahan
permasalahan yang dihadapi namun kurang
yang kamu lengkap
hadapi?

3 Kemampuan Setelah 1. Peserta didik mampu secara mandiri menyusun 3


dalam menyusun mendapatkan cara mengatasi masalah yang dihadapi siswa
cara mengatasi konseling, dengan sangat lengkap
masalah yang bagaimana cara 2. Peserta didik mampu secara mandiri menyusun
dihadapi siswa kamu dalam cara mengatasi masalah yang dihadapi siswa 2
mengatasi dengan lengkap
3. Peserta didik mampu secara mandiri menyusun 1
masalah yang
cara mengatasi masalah yang dihadapi siswa
kamu hadapi?
namun kurang lengkap
Keterangan:
1. Skor minimal adalah : 1x4 = 4
2. Skor maksimal adalah : 3x4 = 12
3. Kategori hasil
• Sangat baik : 10-12
• Baik : 7-9
• Cukup : 4-6

Anda mungkin juga menyukai