NIM : 2203030031
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
ISI LAPORAN................................................................................................................................................2
1. Tujuan Konseling.............................................................................................................................2
2. Identitas/Profil Subjek.....................................................................................................................2
3. Hasil observasi.................................................................................................................................2
6. Kesimpulan......................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................6
LAMPIRAN...................................................................................................................................................7
FOTO-FOTO.............................................................................................................................................7
ISI LAPORAN
1. Tujuan Konseling
2. Identitas/Profil Subjek
Nama : Wasi'ah
Usia : 64 Tahun
Pendidikan terakhir : SD
3. Hasil observasi
Pada pukul 15.30 konseli bertemu dengan konselor, konseli memakai pakaian
rapi, berhijab dan berjalan dengan sopan, konseli memakai jilbab panjang berwarna
hitam yang selaras dengan gamis berwarna berwarna merah. Konseli tidak membawa
tas ataupun perlengkapan lainnya ke dalam ruangan konseling. Konseli terlihat sedikit
gugup, dan sedikit kebingungan saat bertemu konselor. Konseli memiliki badan yang
pendek, postur tubuh membungkuk dikit, tidak terlalu kurus atau gemuk, postur tubuh
yang pas untuk nenek-nenek seusianya. Selanjutnya pada saat proses konseling, konseli
menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh konselor, serta permintaan konselor
kepada konseli untuk menceritakan masalahnya. Dan hingga akhir proses konseling,
konseli terlihat senang menceritakan masa lalu atau masa mudahnya dan juga terlihat
serius saat menceritakan masalahnya. Kesan pertama konselor terhadap konseli adalah,
konseli merupakan orang yang humoris dan mudah diajak berinterkasi saat bertemu
dengan orang yang baru.
“Saking sukanya saya bekerja saya dulu bekerja di sepuluh tempat, dan sampai
sekarang pun begitu, tetapi saya kurangi menjadi dua tempat karena dimarahin
terus sama anak-anak saya karena saya sering sakit. Walaupun anak-anak sya
sering marahin saya tetap saya bekerja dengan cara sembunyi-sembunyi biar tidak
ketahuan.”
Berdasarkan penjelasan konseli bahwa dia sudah dari dulu sejak muda dia
sudah bekerja dan dia sangat menyukai pekerjaannya saking sukanya ada sepuluh
tempat dia bekerja tetapi sekarang dia kurangi pekerjaanya menjadi dua tempat
karena dimarahi oleh anak-anaknya. Karena itulah yang menyebabkan sekarang konseli
melakukan pekerjaannya dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ditahu oleh anak-
anaknya. Sehingga ketika anak-anaknya melarangnya untuk bekerja konseli secara
verbal menurutinya tapi secara non verbal dia tetap melakukan pekerjaanya itu, dan
juga konseli tinggal dirumahnya sendiri dia merasa kesepian oleh sebab itu dia bekerja
untuk mengisi kesepiannya.
Pendekatan yang cocok untuk kasus ini adalah pendekatan teori Humanistik.
Maslow pada tahun (1970) menyebutkan teori holistik – dinamis yaitu teori yang
menganggap bahwa keseluruhan dari seseorang terus – menerus termotivasi oleh satu
arah atau lebih kebutuhan dan bahwa orang mempunyai potensi untuk tumbuh menuju
kesehatan psikologis, yaitu aktualisasi diri. Dimana aktualisasi diri dapat dicapai dengan
pemenuhan kebutuhan pada hirarki dasar yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan
keamanan, kebutuhan cinta dan kasih sayang, kebutuhan penghargaan atau esteem,
baru kemudian memenuhi aktualisasi diri. Pada teori pemeran utamanya adalah konseli.
Konseli yang lebih aktif berbicara dan dapat menemukan sendiri solusi atau
penyeleseian dari masalahnya untuk menentukan jalan hidupnya. Sehingga konselor
hanya memfasilitasi dan memberi motivasi atau semangat kepada konseli untuk
menyeleseikan masalahnya.
6. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari proses konseling sebelumnya adalah,
konseli yang dimarahi oleh anak-anaknya tidak diperbolehkan untuk bekerja sehingga
membuat konseli tidak suka dilarang padahal hal tersebut dilakukan karena konseli
sangat suka bekerja dan juga karena kesepian dirumah. Lalu dampak yang timbul yaitu
konseli merasa tidak nyaman yang pada akhirnya kesehatan, mental, dan pikirannya
terganggu. Dan hal tersebut dapat merusak hubungannya dengan anak-anaknya jika
konseli terus kekeh berkerja. Pendekatan yang cocok untuk kasus ini adalah pendekatan
teori Humanistik. Maslow pada tahun (1970) menyebutkan teori holistik – dinamis yaitu
teori yang menganggap bahwa keseluruhan dari seseorang terus – menerus termotivasi
oleh satu arah atau lebih kebutuhan dan bahwa orang mempunyai potensi untuk
tumbuh menuju kesehatan psikologis. Sehingga konseli dapat menemukan sendiri solusi
atau penyeleseian dari masalahnya untuk menentukan jalan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Feist, J., J. Feist, G., & Roberts, T.-A. (2013). Theories of Personality. New York,
NY: McGraw-Hill Education.
FOTO-FOTO