Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PERILAKU PERUNDUNGAN TERHADAP REMAJA

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah:psikologi perkembangan

Dosen pengampu: Praesti Sedjo, S.Psi, M.Si

Oleh:

HAYA ALIFIA ROHIMA

NPM:10521464

KELAS 2PA39

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA

i.

1
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................... 1.

DAFTAR ISI...................................................................................................2.

KATA PENGANTAR……………………………………………………....3.

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….……..4.

1.Latar Belakang masalah.….………………..…………………...4.

2.Rumusan masalah……………..………..………………...……..4.

3.Tujuan………………………………………………….…….….4.

BAB II BIOGRAFI……………………………………………………….. 5.

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................6.

1.Pengertian perundungan……………………………………………...6.

2. Faktor penyebab terjadinya perundungan…………………………...6.

3. Dampak dari perundungan…………………………………………..6.

4. Cara mengatasi perilaku perundungan………………………………7.

5. Keterkaitan kasus pada teori psikoanalisis…………………………..7.

BAB IV KESIMPULAN…….…………….…………………………....……9.

1.Kesimpulan......................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….10.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh perilaku perundungan terhadap remaja” dengan
baik dan lancar.

Saya sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah
Psikologi Kepribadian ini.di samping itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Praesti
Sedjo, S.Psi, M.Si selaku dosen mata kuliah Psikologi kepribadian yang atas materi yang telah di
berikan.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.Kurang dan
lebihnya mohon maaf,

Salam sejahtera.

Tangerang, 14 November 2022

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perilaku perundungan atau biasanya dikenal dengan bullying, didefinisikan sebagai tindakan negatif
dalam bentuk verbal, fisik dan relasional. perundungan terjadi dalam waktu yang cukup panjang dan
berulang yang dilakukan oleh satu orang atau lebih terhadap orang lain, dimana terdapat ke tindak
seimbangan kekuatan dan korban tidak memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya (O’Connell,
2003 dalam Lestari, 2016). Pada umumnya, bentuk perilaku perundungan dapat dilakukan melalui
fisik, verbal dan mental atau psikologis. Perilaku perundungan melalui fisik meliputi tindakan
menampar, menginjak kaki, meludahi, menghukum, melempar dengan barang, meludahi, dsb.
Perilaku perundungan melalui verbal meliputi makian, hinaan, menjuluki, meneriaki, menuduh,
menyebarkan gosip, dsb. Terakhir adalah perilaku perundungan melalui psikologis, yang tidak kasat
mata. Perilaku ini menyerang mental atau psikologis korban melalui tindakan verbal atau fisik, namun
menyerang psikologis korban (Lestari, 2016).

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa menyebabkan perundungan terjadi?

2. Mengapa perundung melakukan perundungan?

3. Apakah dampak dari perundungan?

4. Bagaimana cara mencegah perundungan?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui penyebab perundungan terjadi.

2. untuk mengetahui penyebab perundung melakukan perundungan

3. untuk mengetahui dampak yang disebabkan dari perundungan

4. Untuk mengetahui cara mencegah perundungan

4
BAB II

BIOGRAFI

Saya Haya Alifia Rohima, Mahasiswi Psikologi Tingkat dua, Universitas Gunadarma. Saya pernah
Mengalami Perundungan. Kejaadiannya terjadi saat saya duduk di bangku kelas dua Sekolah
Menengah pertama (SMP). Kejadiannya berawal ketika saya pindah ke suatu sekolah di wilayah nusa
tenggara timur. Pada awalnya semua berjalan dengan baik, Saya memperkenalkan diri, Lalu
melanjutkan pembelajaran. Tiba-tiba ada satu orang yang memanggil saya dengan sebutan “Paus”.
Awalnya saya tidak mempermasalahkan hal itu, Karena saya mengira itu hanya berlangsung saat itu
saja. Tetapi nyatanya hal itu berlangsung terus menerus. tidak hanya satu orang tetapi menjadi
beberapa orang, bahkan hampir 1 angkatan membicarakan saya, bahkan tidak sedikit mereka
membanding-bandingkan diri mereka dengan saya, hanya karena saya gemuk.

Hal itu menyebabkan saya belum memiliki teman, saya sempat tidak mau datang ke sekolah
karena takut di rundung, tetapi saya tidak berani bilang kepada orang tua saya. Tak hanya panggilan
“paus”, mereka juga kerap melihat saya dengan tatapan aneh dan jijik. Hal tersebut berlangsung
selama kurang lebih satu minggu. Saampai akhirnya saya memberanikan diri untuk berteman, ada 1-2
orang yang mau berteman dengan saya. Meski begitu, yang lain tetap masih saja merundung saya.
Kejadian itu berlangsung selama hampir 1 semester.

Setelah satu semester berlalu, akhirnya saya naik kelas, dan beruntung kelasnya tidak sama
seperti yang sebelumnya. Namun tetap saja ada beberapa perundung yang masih satu kelas dengan
saya, meskipun tidak banyak. Saat hari pertama masuk sekolah, muncul rasa takut dan khawatir
karena takut di rundung kembali seperti sebelumnya. Namun rasa khawatir dan takut itu berkurang,
karena ternyata saya satu kelas lagi dengan teman yang lumayan dekat di kelas sebelumnya. Namun
saya merasa jika saya menerima berada di posisi itu kembali, saya tidak akan bertahan. Jadi saya
memutuskan untuk memberanikan diri mencari relasi dengan memperbanyak teman supaya saya
dapat memiliki keberanian menghadapi rundungan tersebut. Tanpa disangka saya berhasil
memperbanyak teman, jadi ketakutan yang di sebabkan karena di rundung tersebut perlahan
berkurang.

Meski begitu, dampak dari pengalaman tersebut masih berbekas hingga sekarang. Dampak
yang di timbulkan adalah, saya jadi lumayan takut jika berada di lingkungan baru. Saya takut jika
kejadian seperti itu akan terulang kembali meskipun saya sudah berada di lingkungan yang baru dan
jauh berbeda.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Perundungan

Perilaku perundungan atau biasanya dikenal dengan bullying, didefinisikan sebagai tindakan negatif
dalam bentuk verbal, fisik dan relasional. Bullying adalah bentuk perilaku kekerasan di mana terjadi
pemaksaan secara psikologis atau fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih ‘lemah’
oleh seseorang atau sekelompok orang. Para pelaku bully tidak mengenal jenis kelamin dan usia.
Pelaku bisa saja seseorang hingga sekelompok orang atau mereka yang mempersepsikan dirinya
memiliki kekuasaan untuk melakukan apa saja.

Contoh dari perilaku bully ini bisa berupa seperti, berkelahi, memberi nama panggilan, mengucilkan,
menyebarkan gosip, berkata kasar, atau pelecehan seksual. Perilaku tidak langsung juga terkait
dengan penggunaan pesan teks, gambar, video, atau media sosial yang dikenal sebagai cyberbullying.

3.2 Faktor penyebab terjadinya perundungan

Bullying bisa terjadi karena beberapa faktor. Terlepas dari apapun alasannya, tindakan bullying sangat
tidak dibenarkan karena dapat merugikan korban seumur hidup. Berikut beberapa penyebab bullying:

1. Anak dengan Kontrol Diri Rendah


Pelaku bullying bisa hadir karena kontrol diri yang rendah.Pembully selalu ingin mengontrol,
mendominasi, dan tidak menghargai orang lain. Mereka melakukan bullying sebagai bentuk
balas dendam.
2. Faktor Keluarga
Kehidupan keluarga yang tidak harmonis juga bisa menjadi penyebab muncul pelaku
bullying. Orang tua yang sering bertengkar dan melakukan tindakan agresif biasanya
mendorong anak melakukan bullying.
3. Ada Supporter
Teman sebaya yang menjadi supporter atau penonton membuat pelaku bullying makin
menjadi-jadi. Secara tidak langsung, kehadiran suporter membantu pembully memperoleh
dukungan kuasa, popularitas, dan status.
4. Kebijakan Sekolah
Kebijakan sekolah mempengaruhi aktivitas, tingkah laku, serta interaksi pelajar di sekolah.
Rasa aman dan dihargai merupakan dasar pencapaian akademik yang tinggi di sekolah. Jika
tidak terpenuhi, pelajar bakal bertindak semena-mena.dan berusaha mengontrol lingkungan
dengan tindakan bullying.
5. Media Massa
Banyak tontonan kekerasan yang muncul di media massa membuat anak terdorong untuk
mencontoh dan melakukan hal serupa di sekolah. Peran orang tua di sini juga dibutuhkan
untuk mengontrol konsumsi dan tontonan anak agar tak muncul bibit-bibit pembully.

3.3 Dampak dari perundungan

dampak bullying terhadap psikologis seseorang berkaitan dengan depresi. Depresi ditandai dengan
kesedihan, perasaan tertekan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri,
tidur terganggu atau nafsu makan berkurang atau berlebihan, perasaan lelah, dan konsentrasi yang

6
buruk, bahkan dapat disertai kecemasan. Masalah ini dapat membuat seseorang kesulitan menangani
tanggung jawabnya sehari-hari. Hal paling buruk terjadi adalah bunuh diri.

3.4 Cara mengatasi perilaku perundungan

Disamping itu, tindakan perundungan atau bully ini masih dapat di cegah. Cara mengatasi bullying
bisa dimulai dengan langkah pencegahan dari anak, keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Jika
bullying sudah terjadi, Anda bisa mengatasinya dengan melakukan rehabilitasi. Berikut penjelasan
lengkap cara mengatasi bullying:

A. Pencegahan

Langkah pertama adalah dengan melakukan pencegahan. Pencegahan bullying perlu dilakukan secara
menyeluruh, melalui sang anak, keluarga, sekolah, hingga lingkungan masyarakat.

1. Pencegahan Melalui Anak

Pencegahan melalui anak bisa dilakukan dengan cara memberi pengetahuan tentang apa itu bullying
dan pastikan anak mampu melawan tindakan bullying jika terjadi kepadanya.

2. Pencegahan Melalui Keluarga

Orang tua perlu meningkatkan ketahanan keluarga, menerapkan hidup harmonis, dan memperkuat
pola pengasuhan anak. Lakukan dengan cara tanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak, memupuk
rasa percaya diri hingga keberanian anak, mengajarkan etika, hingga mendampingi konsumsi internet
dan bahan bacaan anak.

3. Pencegahan Melalui Sekolah

Pihak sekolah juga wajib untuk membangun lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan anti
bullying. Ini bisa dimulai dengan menerapkan komunikasi efektif antara guru dan murid

4. Pencegahan Melalui Masyarakat

Lingkungan masyarakat juga berperan penting terhadap kondisi seseorang. Jadi, sebisa mungkin
memilih dan membangun lingkungan masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak serta
melawan keras tindakan bullying.

5. Rehabilitasi

tindakan rehabilitasi Ini merupakan pendekatan pemulihan yang dilakukan kepada korban dan pelaku
bullying. Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar korban dan pelaku bisa kembali bertindak seperti
yang seharusnya, sesuai norma dan aturan yang berlaku.

3.5 Keterkaitan kasus pada teori psikoanalisis

Pada kasus di atas, Menurut teori psikoanalisis dari Carl G. dampak dari korban perundungan yaitu
ketika korban merasa takut untuk masuk ke lingkungan baru yang di sebabkan oleh trauma masa lalu
yaitu takut di rundung kembali, kasus termasuk kedalam teori kepribadian Self unconscious atau
ketidaksadaran pribadi.

7
Ketidaksadaran pribadi berkaitan mengenai pengalaman yang direpresi, dilupakan, atau pengalaman
bawah sadar yang dialami oleh satu individu tertentu. Personal unconscious kita ini dibentuk
berdasarkan kejadian/pengalaman yang kita pernah alami. Ketidaksadaran pribadi ini terdiri dari
pengalaman-pengalaman yang pernah berada dalam kesadaran tetapi direpresi, disupresikan,
dilupakan atau diabaikan (Lindzey, 1993: 183).

Sedangkan untuk kasus pelaku perundungan ini termasuk kedalam teori psikoanalisis karen horney,
yaitu basic anxiety. Basic anxiety muncul karena perasaan yang terisolasi dan tidak berdaya dengan
dunia yang penuh dengan persaingan, kedengkian, pengkhianatan,dll. Hal-hal tersebut dapat termasuk
kedalam faktor penyebab terjadinya perundungan.

8
BAB IV

KESIMPULAN

Bullying adalah bentuk perilaku kekerasan di mana terjadi pemaksaan secara psikologis atau fisik
terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih ‘lemah’ oleh seseorang atau sekelompok orang.
Para pelaku bully tidak mengenal jenis kelamin dan usia. Pelaku bisa saja seseorang hingga
sekelompok orang atau mereka yang mempersepsikan dirinya memiliki kekuasaan untuk melakukan
apa saja. Contoh dari perilaku bully ini bisa berupa seperti, berkelahi, memberi nama panggilan,
mengucilkan, menyebarkan gosip, berkata kasar, atau pelecehan seksual. Perilaku tidak langsung juga
terkait dengan penggunaan pesan teks, gambar, video, atau media sosial yang dikenal sebagai
cyberbullying.

Berikut adalah faktor penyebab terjadinya perundungan:

1. Anak dengan Kontrol Diri Rendah


2. Faktor Keluarga
3. Ada Supporter
4. Media Massa

Disamping itu, perilaku perundungan ini dapat di cegah, berikut adalah faktor yang dapat mencegah
perilaku perundungan:

1. Pencegahan Melalui Anak

2. Pencegahan Melalui Keluarga

3. Pencegahan Melalui Sekolah

4. Pencegahan Melalui Masyarakat

5. Rehabilitasi

9
DAFTAR PUSTAKA

Abraham Ziswan Suryosumunar, John (2019) konsep kepribadian dalampemikirancarlgustav jung dan
evaluasinyadenganfilsafat organisme whitehead. SOPHIA DHARMA, Vol. 2, No. 1, Mei 2019

file:///C:/Users/Acer/Downloads/TUGAS%20KULIAH/smester%203/PSI%20kepribadian/171-
Article%20Text-320-1-10-20201117.pdf

Theodore, Wenny. Sudarji, Shanty (2019) Faktor-Faktor Perilaku Perundungan Pada Pelajar Usia
Remaja Di Jakarta. Jurnal Psibernetika Vol.12 (2): 67 - 79. Oktober 2019

https://www.researchgate.net/publication/339205870_FAKTOR-
FAKTOR_PERILAKU_PERUNDUNGAN_PADA_PELAJAR_USIA_REMAJA_DI_JAKARTA/ful
ltext/5e43f57192851c7f7f310086/FAKTOR-FAKTOR-PERILAKU-PERUNDUNGAN-PADA-
PELAJAR-USIA-REMAJA-DI-JAKARTA.pdf

Nindya Alifian. (2019). Dampak Perilaku Bullying Terhadap Kesehatan Mental Anak (Studi Kasus di
MI Ma’arif Cekok Babadan Ponorogo).

http://etheses.iainponorogo.ac.id/8256/1/BAB%20I-BAB%20VI.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai