DISUSUN OLEH :
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Kami
ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang tak lelah menerima ajakan
diskusi. Kemudian kepada para narasumber yang bersedia saya wawancarai tanpa
adanya mereka, saya tidak akan mendapatkan data yang lengkap untuk menyusun
laporan ini.
Laporan penelitian ini sangat berkesan untuk kami secara personal. Alasan
kelompok kami memilih topik ini karena melihat bahwasanya dampak bullying saat
ini sangat fatal bagi keadaan korban di masa depan. Sampai pada akhirnya,
kelompok kami memutuskan untuk melakukan penelitian.
Kelompok 03
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
1. Kesimpulan .......................................................................................... 11
2. Saran ..................................................................................................... 12
LAMPIRAN ..................................................................................................... 15
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku bullying dari waktu ke waktu masih dianggap hal yang
menakutkan serta sepele di kalangan remaja. Bullying merupakan salah satu
kasus yang sering terjadi pada remaja sekolah dan dilakukan atas nama
senioritas dan bahan bercanda. Namun kasus ini harus ditangani secara
optimal. Kasus bullying yang sering dijumpai senioritas atau adanya
intimidasi siswa yang memiliki kekuasaan yang tinggi, baik secara fisik
maupun non fisik.
Bullying merupakan bentuk perilaku agresif yang dapat dilakukan
setiap hari dengan serangan dan candaan hingga muncul perilaku kekerasan
sehingga dapat membentuk korban sebagai pribadi yang tidak berharga dan
menjadi penakut.
Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis
jangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap
seseorang yang tidak mampu mempertahankan dirinya dalam situasi dimana
ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan
( Krahe, 2005 ).
Menurut dua uraian pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
perilaku bullying adalah perilaku penggunaan kekuasaan untuk tujuan
menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental. Perilaku bullying
dapat berupa tindakan fisik, verbal, serta emosional atau psikologis.
Siswa yang menjadi korban akan mengalami kesulitan dalam
bergaul, merasa takut datang ke sekolah, sehingga absensi mereka tinggi
dan tertinggal pelajaran, dan kesehatan mental maupun fisik jangka pendek
maupun jangka panjang korban akan terpengaruh.
Perilaku bullying sepatutnya mendapatkan perhatian khusus oleh
para praktisi pendidikan. Sebab, dampak yang ditimbulkan oleh bullying
jika dibiarkan akan menjadi fatal. Korban bullying biasanya cenderung diam
dan tidak mau bercerita tentang tindakan bullying yang dialami. Anak
korban bullying biasanya cukup lama dalam menerima pelajaran yang
diberikan. Hal ini disebabkan karena anak merasa tertekan saat di dalam
kelas dan bertemu dengan pelaku bullying. Anak juga merasa dirinya
terancam. Sehingga ia tidak fokus kepada pelajaran justru fokus kepada
bagaimana caranya agar tidak di bully.
Korban bullying rentan mengalami kekerasan. Secara umum,
kekerasan diartikan sebagai perilaku yang dapat menyebabkan keadaan
perasaan atau tubuh (fisik) menjadi tidak nyaman. Perasaan tidak nyaman
ini bisa berupa kekhawatiran, ketakutan, kesedihan, ketersinggungan,
kejengkelan, atau kemarahan.
Dampak dari bullying secara umum adalah korban mengalami
tekanan kesehatan mental. Kesehatan mental sendiri adalah terwujudnya
keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan yang
terciptanya penyusuai diri antara manusia dangan dirinya sendiri dan
lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan
untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat.
Maka jika kesehatan mental terganggu dapat mengakibatkan dampak yang
fatal salah satunya depresi sampai rasa ingin bunuh diri.
Ada beberapa faktor terjadinya pembullyan. Ada faktor internal
maupun eksternal. Biasanya pelaku melakukan bullying karena faktor
internal. contoh faktor internalnya adalah adanya rasa iri, dengki, tidak suka
terhadap orang lain. Salah satu contohnya adalah rasa tidak suka ketika
melihat temannya yang lebih cantik darinya. Dan dampaknya adalah korban
yang dikucilkan di kelasnya. Banyak juga kasus di mana anak pintar di kelas
akan dikucilkan oleh teman-temannya karena kepintarannya, lalu ketika
membutuhkan bantuan, mereka akan datang dengan sendirinya. Adapun
faktor eksternal biasanya berawal dari cekcok antara korban dan pelaku.
Paparan di atas dapat dipahami bahwa perilaku bullying sering
terjadi di sekolah dan cenderung berdampak negatif bagi korban bullying.
2
Dampak dari perilaku bullying tersebut dapat mempengaruhi perkembangan
siswa secara psikologis.
Berdasarkan studi lapangan dan studi kepustakaan yang ditemukan
tentang dampak bullying bagi kesehatan mental, kelompok kami tertarik
untuk meneliti mengingat dampak-dampak tersebut sangat mempengaruhi
dan menghambat perkembangan pada siswa sebagai remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk perilaku bullying di SMAN 1 Babadan ?
2. Bagaimana dampak perilaku bullying terhadap kesehatan mental siswa
di SMAN 1 Babadan?
3. Apa upaya sekolah dalam mengurangi perilaku bullying di SMAN 1
Babadan?
4. Bagaimana karakteristik perilaku bullying?
5. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku bullying?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan bentuk perilaku bullying di SMAN 1 Babadan.
2. Mendeskripsikan dampak perilaku bullying terhadap kesehatan mental
di SMAN 1 Babadan.
3. Mendeskripsikan upaya sekolah dalam mengurangi perilaku bullying di
SMAN 1 Babadan.
4. Mendeskripsikan karakteristik perilaku bullying.
5. Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku
bullying.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Mengejek korban
Mengejek adalah bentuk bullying yang paling sering
dilakukan. Pelaku mengejek korban dengan berbagai macam
sehingga melukai perasaan korban
c. Body Shaming
Merupakan tindakan Bullying yang dilakukan melalui
komentar yang bersifat negative. Pelaku sering melakukannya
sebagai bahan untuk bercanda dan membuat orang lain terhibur
namun membuat si korban merasa tersinggung.
d. Berkata kotor terhadap korban
Berkata kotor yang dimaksud yaitu perkataan yang tidak
sepantasnya diucapkan, namun karena pelaku kesal dengan
korban, perkataan tersebut selalu keluar dari mulut pelaku.
e. Menghasut orang lain
Biasanya pelaku akan menghasut orang lain untuk menjauhi
korban sehingga korban tidak memiliki teman dan dikucilkan.
f. Menyindir
Menyindir dapat melukai hati seseorang dan menyebabkan
seseorang menjadi merasa terkucilkan oleh lingkungan.
5
c. Memukul
Pelaku biasanya memukul korban karena merasa korban
tidak memiliki kekuatan untuk melawannya.
d. Mendorong
Biasanya pelaku mendorong korban tanpa alasan yang bisa
saja membuat korban terjatuh.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bentuk bullying
yang terjadi pada umumnya adalah verbal dan fisik. Bullying verbal
yaitu dilakukan dengan cara mengancam, berkata yang tidak sopan
kepada korban, pemalakan yang dilakukan oleh pelaku bullying
terhadap korbannya, menyebarluaskan kejelekan korban. Bullying fisik
adalah suatu tindakan yang dilakukan pelaku terhadap korbannya
dengan cara mengambil barang, mendorong, memukul, dan mencubit.
6
2. Tidak Bisa Bersosialisasi
Korban yang mengalami bullying akan tidak percaya diri dan
merasa dirinya tidak sepadan dengan teman-temannya.
3. Menjadi sangat pemurung
Dampak yang terjadi terhadap korban yaitu korban sering
berdiam di dalam kelas, jarang berinteraksi.
4. Tidak bersemangat dalam belajar
Bullying yang dilakukan oleh pelaku berdampak pada fokus
belajar korban. Korban merasa dirinya terancam, sehingga ia tidak
fokus terhadap pelajaran justru fokus kepada bagaimana caranya
agar tidak di bully.
5. Tidak merasa nyaman dikelas
Korban merasa dirinya terancam jika tetap di kelas yang
ditempatinya dan korban berpikiran untuk pindah ke kelas lain.
6. Berkeinginan untuk pindah sekolah
Korban yang merasa sekolahnya sudah tidak aman bagi
dirinya akan membuatnya berkeinginan untuk pindah sekolah
Hal ini juga diperkuat dengan teori kesehatan mental yang
menyatakan, orang yang mentalnya kacau tidak dapat memperoleh
ketenangan hidup. Jiwa mereka sering terganggu sehingga
menimbulkan stres dan konflik batin. Hal ini menyebabkan timbulnya
emosi negative sehingga ia tidak mampu mencapai kedewasaan psikis,
mudah putus asa dan bahkan ingin bunuh diri.
7
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi menyatakan bahwa
upaya yang dilakukan sekolah untuk mengurangi perilaku bullying
yaitu:
1. Wali kelas mencegah siswa yang akan melakukan tindakan bullying
saat di dalam kelas maupun diluar kelas.
2. Pihak sekolah menegur siswa yang melakukan bullying. Hal ini
dilakukan agar bullying tidak terjadi kepada siswa yang lain.
3. Disediakannya pihak BK untuk menjadi wadah siswa untuk
konsultasi terhadap masalah yang dihadapinya.
4. Memberikan pendidikan agama kepada muridnya agar tidak
melakukan tindakan yang nekat dan menyakiti sesama.
8
D. Karakteristik Perilaku Bullying
Tindakan bullying mempunyai 3 karakteristik yang terintegrasi yaitu :
1. Disengaja untuk menyakiti
2. Terjadi secara berulang-ulang
3. Ada perbedaan kekuasaan
Tindakan kekerasan dan agresivitas yang dilakukan remaja
berkaitan dengan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Bullying bisa terjadi dimana saja dan
kapanpun, namun hal semacam ini seringkali terjadi dalam pergaulan
atau pertemanan di lingkungan sekolah. Seperti tempat yang jauh dari
pengawasan guru seperti di parkiran, serta lorong-lorong sekolah.
9
sesama. Hal ini dapat disebabkan telah bercampurnya berbagai
macam karakter dan daerah dari siswa di sekolah, dan pada tingkat
ini siswa sangat rentan untuk terpengaruh dengan perilaku dari
teman mereka (Herawati & Deharnita, 2019)
4. Kondisi Lingkungan Sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab
timbulnya perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan sosial
yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka
yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi
kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan
sekolah sering terjadi pemalakan antar siswanya.
5. Tayangan Televisi Dan Media Cetak
Anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya,
umumnya mereka meniru geraknya dan kata-katanya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang dampak perilaku bullying
terhadap kesehatan mental anak di SMAN 1 Babadan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan:
1. Bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi di SMAN 1 Babadan
yaitu :
a. bullying verbal yaitu memanggil dengan nama orang tua,
mengejek korban, body shaming, berkata kotor terhadap korban,
menghasut orang lain, dan menyindir.
b. Bullying fisik yaitu memukul, mengambil barang, mencubit,
memukul, mendorong.
2. Dampak perilaku bullying terhadap kesehatan mental anak di SMAN
1 Babadan yaitu korban bullying memiliki perasaan rendah diri, tidak
bisa bersosialisasi, menjadi sangat pemurung, tidak bersemangat
dalam belajar, tidak nyaman dikelas, dan berkeinginan untuk pindah
sekolah.
3. Upaya sekolah dalam mengurangi perilaku bullying di SMAN 1
Babadan Ponorogo yaitu dengan memberikan pendidikan agama
kepada murid serta memberikan pendidikan karakter yang kuat
melalui kegiatan pembelajaran, menasihati, dan menegur.
4. Karakteristik Perilaku Bullying yang sering terlihat adalah adanya
perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti korban,
dilakukan secara tidak seimbang yang membuat korban merasa
tertekan, dan perilaku itu dilakukan secara berulang.
5. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku bullying dibagi
menjadi 5 faktor diantaranya, faktor keluarga, faktor sekolah, faktor
kelompok sebaya, faktor lingkungan sosial, serta faktor Televisi dan
Media cetak.
11
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan menemukan kesimpulan terkait
dampak perilaku bullying terhadap kesehatan mental anak di SMAN 1
BABADAN, maka penulis memberikan satu saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah
Pihak sekolah harusnya lebih menambah wawasan mengenai
bullying secara langsung kepada murid yang diharapkan dapat
mencegah dan mengurangi terjadinya bullying. Selanjutnya guru
diharapkan mampu mengenali karakteristik pelaku dan korban
bullying agar dapat mencegah terjadinya bullying di sekolah.
2. Bagi siswa
Siswa seharusnya harus bisa saling mengerti dan menghargai satu
sama lain. Siswa juga seharusnya bisa mengerti dampak-dampak
yang terjadi kepada korban Bulliying, sehingga dengan begitu bisa
mengurangi candaan yang menyakiti hati teman.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://sg.docworkspace.com/l/sID7r6sy1AeTl_50G?sa=07&st=1t.
Diakses pada tanggal 11 Rabu 2023.
https://almasoem.sch.id/dampak-kesehatan-mental-anak-akibat-bullying-
di-sekolah/. Diakses pada tanggal 12 Kamis 2023.
http://fh.ubb.ac.id/img_ubb/file1/Opini/Mahasiswa/Menenal%20Body%2
0Shaming%20dan%20Dampaknya.pdf. Diakses pada tanggal 12 Kamis 2023.
https://www.beritabaik.id/gaya-hidup/pr-3782644726/hatihati-menyebut-
nama-orang-tua-termasuk-perundungan. Diakses pada tanggal 12 Kamis 2023.
https://sg.docworkspace.com/l/sINjr6sy1Aebr_50G?sa=07&st=0t.
Diakses pada tanggal 10 Senin 2023.
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-bullying-verbal-pada-anak-
yang-berbahaya-bagi-mentalnya. Diakses pada tanggal 14 Januari 2023.
https://www.sehatq.com/artikel/pengertian-bullying-dan-jenis-jenisnya-
yang-harus-diwaspadai#pengertian-bullyingnbsp. Diakses pada tanggal 14 Januari
2023.
https://m.fimela.com/parenting/read/4718450/3-faktor-penyebab-
bullying-yang-paling-umum-terjadi-pada-remaja. Diakses pada tanggal 13 Januari
2023.
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6284761/pengertian-bullying-
adalah-jenis-penyebab-dan-cara-mengatasinya. Diakses pada tanggal 14 Januari
2023.
13
https://www.sehatq.com/artikel/faktor-penyebab-bullying-yang-wajib-
diketahui-orangtua. Diakses pada tanggal 13 Januari 2023.
Wawancara bersama Kak Aldini dan Kak Berly siswa kelas 11 IPA 3
14
LAMPIRAN
15