Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“BULLYING”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

1. CANTIKA JELITA WIDIASIH


2. NILUH JENI MELIA SEZAYANTI
3. CAHYA LAILI ZIKRIA
4. SELVIANA ALBAR
5. ISNAN AFANI
6. ARDI FASISAL YUSUF
7. RADIT SAPUTRA

SMA NEGERI 11 KONAWE SELATAN


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah tentang “Bullying” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas individu
mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Guru mata pelajaran, yang telah memberikan
arahan serta bimbingan-nya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik
yang maha kuasa yaitu Allah swt, dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga makalah ini dapat bemanfaat bagi kita semuanya.

Landono 23 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A. Definisi Bullying.................................................................................. 3
B. Penyebab Bullying............................................................................... 4
C. Tanda gejala Bullying.......................................................................... 6
D. Dampak Bullying................................................................................. 7
E. Pencegahan Bullying............................................................................ 7
F. Penanganan Bullying............................................................................ 8
BAB III PENUTUP....................................................................................... 9
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bullying adalah fenomena yang telah lama terjadi di kalangan remaja.
Kasus bullying biasanya menimpa anak sekolah. Pelaku bullying akan
mengejek kawannya sehingga kawannya tersebut jengkel. Atau lebih parah
lagi, korban bullying akan mengalami depresi dan hingga timbul rasa takut
untuk bergaul. Bullying harus dihindari karena bullying mengakibatkan
korbannya takut untuk bergaul sehingga mengakibatkan koraban mengalami
isolasi sosial. Selain itu, bullying juga dapat menjadikan seorang anak turun
prestasinya karena merasa tertekan sering di bully oleh pelaku
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang
disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-
ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat
mempertahankan dirinya dengan mudah (Soetjipto, 2012). Kasus bullying kini
marak terjadi, tidak hanya di masyarakat namun kasus ini terjadi di dunia
pendidikan yang membuat berbagai pihak semakin prihatin termasuk komisi
perlindungan anak. Berbagai cara dilakukan untuk meminimalisir kejadian
bullying di sekolah termasuk salah satunya komnas perlindungan anak
mendesak ke pihak sekolah untuk lebih melindungi dan memperhatikan
murid-muridnya.
Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI), Indonesia merupakan
negara dengan kasus bullying di sekolah yang paling banyak pelaporan
masyarakat ke komisi perlindungan anak. KPAI mencatat 369 pelaporan
terkait masalah tersebut.25 % dari jumlah tersebut merupakan pelaporan di
bidang pendidikan yaitu sebanyak 1.480 kasus. Kasus yang dilaporkan hanya
sebagian kecil dari kasus yang terjadi, tidak sedikit tindak kekerasan terhadap
anak yang tidak dilaporkan (Setyawan, 2015).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Bullying secara umum ?
2. Apakah Penyebab Bullying di usia anak ?
3. Bagaimana Tanda gejala Bullying ?
4. Apakah Dampak dari Bullying ?
5. Bagaimana Pencegahan Bullying ?
6. Bagaimana Penanganan Bullying ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami Definisi Bullying secara umum
2. Memahami Penyebab Bullying di usia anak
3. Memahami Tanda gejala Bullying
4. Memahami Dampak Bullying
5. Memahami Pencegahan Bullying
6. Memahami Penanganan Bullying

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bullying
Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris.
Bullying berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang
mengganggu orang yang lemah. Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang
seringkali dipakai masyarakat untuk menggambarkan fenomena bullying di
antaranya adalah penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan,
pengucilan, atau intimidasi (Susanti, 2006).
Bullying berasal dari kata bully yang berarti menggertak dan
mengganggu. Riauskina, Djuwita, dan Soesetio mendefinisikan school
bullying sebagai perilaku agresif kekuasaan terhadap siswa yang dilakukan
berulang-ulang oleh seorang/kelompok siswa yang memiliki kekuasaan,
terhadap siswa lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Terdapat beberapa Jenis – jenis Bullying diataranya :
1. Bullying Secara Verbal
Berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan
(baik yang bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan-pernyataan
bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, teror, surat-surat yang
mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji
dan keliru, gosip dan lain sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying
dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan,
kerap menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat
menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih jauh.
2. Bullying Secara Fisik
Yang termasuk jenis ini ialah memukuli, mencekik, menyikut,
meninju, menendang, menggigit, emiting, mencakar, serta meludahi anak
yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak serta
menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas.
Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk

3
diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak
sebanyak bullying dalam bentuk lain. Anak yang secara teratur
melakukan bullying dalam bentuk ini kerap merupakan anak yang paling
bermasalah dan cenderung beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang
lebih lanjut.
3. Bullying Secara Relasional (pengabaian)
Digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau
bahkan untuk merusak hubungan persahabatan. Bullying secara relasional
adalah pelemahan harga diri si korban secara sistematis melalui
pengabaian, pengucilan, pengecualian atau penghindaran. Perilaku ini
dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang
agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa
mengejek dan bahasa tubuh yang kasar. Bullying secara relasional
mencapai puncak kekuatannya di awal masa remaja, saat terjadi
perubahan-perubahan fisik, mental, emosional dan seksual. Ini adalah saat
ketika remaja mencoba untuk mengetahui diri mereka dan menyesuaikan
diri dengan teman-teman sebaya.
4. Bullying Elektronik
Merupakan bentuk dari perilaku bullying yang dilakukan
pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone,
internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya
ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi,
gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi,
menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini biasanya dilakukan oleh
kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap
sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.
B. Penyebab Bullying
Banyak sekali faktor penyebab mengapa seseorang berbuat bullying.
Pada umumnya orang melakukann bullying karena merasa tertekan,
terancam,terhina, dendam dan sebagainya. Berikut faktor-faktor yang
menyebabkan perilaku bullying antar pelajar:

4
1. Faktor Keluarga
Pelaku bullying bisa jadi menerima perlakuan bullying pada
dirinya, yang mungkin dilakukan oleh seseorang di dalam keluarga. Anak-
anak yang tumbuh dalam keluarga yang agresif dan berlaku kasar akan
meniru kebiasaan tersebut dalam kesehariannya. Kekerasan fisik dan
verbal yang dilakukan orangtua kepada anak akan menjadi
contoh perilaku. Hal ini akan diperparah dengan kurangnya kehangatan
kasih sayang dan tiadanya dukungan dan pengarahan membuat anak
memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pelaku bullying. Sebuah studi
membuktikan bahwa perilaku agresif meningkat pada anak yang
menyaksikan kekerasan yang dilakukan sang ayah terhadap ibunya.
2. Faktor Kepribadian
Salah satu faktor terbesar penyebab anak melakukan bullying
adalah tempramen. Tempramen adalah karakterisktik atau kebiasaan yang
terbentuk dari respon emosional. Hal ini mengarah pada perkembangan
tingkah laku personalitas dan sosial anak. Seseorang yang aktif dan
impulsif lebih mungkin untuk berlaku bullying dibandingkan orang yang
pasif atau pemalu.
Beberapa anak pelaku bullying sebagai jalan untuk mendapatkan
popularitas, perhatian, atau memperoleh barang-barang yang
diinginkannya. Biasanya mereka takut jika tindakan bullying menimpa diri
mereka sehingga mereka mendahului berlaku bullying pada orang lain
untuk membentuk citra sebagai pemberani. Meskipun beberapa
pelaku bullying merasa tidak suka dengan perbuatan mereka, mereka tidak
sungguh-sungguh menyadari akibat perbuatan mereka terhadap orang lain.
3. Faktor Sekolah
Tingkat pengawasan di sekolah menentukan seberapa banyak dan
seringnya terjadi peristiwa bullying. Sebagaimana rendahnya tingkat
pengawasan di rumah, rendahnya pengawasan di sekolah berkaitan erat
dengan berkembangnya perlaku bullying di kalangan siswa. Pentingnya
pengawasan dilakukan terutama di tempat bermain dan lapangan, karena

5
biasanya di kedua tempat tersebut perilaku bullying kerap dilakukan.
Penanganan yang tepat dari guru atau pengawas terhadap
peristiwa bullying adalah hal yang penting karena perilaku bullying yang
tidak ditangani dengan baik akan meyebabkan kemungkinan perilaku itu
terulang.
C. Tanda gejala Bullying
Menurut Psikolog Ratna Juwita, siswa korban bullying akan
mengalami permasalhan kesulitan dalam membina hubungan interpersonal
dengan orang lain dan jarang datang ke sekolah. Akibatnya, mereka (korban
bullying) ketinggalan pelajaran dan sulit berkonsentrasi dalam belajar
sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
Ada beberpa tanda gejala seorang anak mengalami Bullying,
diantaranya :
1) Kesulitan dalam bergaul
2) Merasa takut datang ke sekolah sehingga sering bolos
3) Ketinggalan pelajaran
4) Mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran
5) Kesehatan fisik dan mental (jangka pendek/jangka panjang) akan
terpengaruh
6) Takut pergi ke sekolah
7) Sering perg ke UKS atau tempat menyendiri yang membuatnya nyaman
8) Menangis sebelum atau sesudah bersekolah
9) Tidak tertarik pada aktivitas sosial yang melibatkan murid lain
10) Sering mengeluh sakit sebelum pergi ke sekolah
11) Harga diri yang rendah
12) Perubahan drastis pada sikap, cara berpakaian, atau kebiasaannya
13) Lecet luka

6
D. Dampak Bullying
1. Gangguan Kesehatan Fisik
Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah
sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit
dada. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi
di IPDN, dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian.
2. Menurunnya Kesejahteraan Psikologis
Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka panjang
adalah menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being)
dan penyesuaian sosial yang buruk. Dari penelitian yang dilakukan
Riauskina dkk., ketika mengalami bullying, korban merasakan banyak
emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak
nyaman, terancam) namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka
panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah
diri bahwa dirinya tidak berharga.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga
muncul pada para korban. Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar
dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih berada di sekolah itu, mereka
biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk
sekolah. Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini adalah
kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying,
seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh
diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress
disorder).
E. Pencegahan Bullying
Upaya mencegah dan mengatasi bullying di sekolah bisa dimulai dengan:
1. Menciptakan Budaya Sekolah yang Beratmosfer Belajar yang Baik.
Menciptakan budaya sekolah yang beratmosfer belajar tanpa rasa
takut, melalui pendidikan karakter, menciptakan kebijakan pencegahan
bullying di sekolah dengan melibatkan siswa, menciptakan sekolah model
penerapan sistem anti-bullying, serta membangun kesadaran tentang

7
bullying dan pencegahannya kepada stakeholders sampai ke tingkat rumah
tangga dan tempat tinggal.
2. Menata Lingkungan Sekolah Dengan Baik.
Menata lingkungan sekolah dengan baik, asri dan hijau sehingga
anak didik merasa nyaman juga merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dan akan membantu untuk pencegahan bullying.
3. Dukungan Sekolah terhadap Kegiatan Positif Siswa.
Sekolah sebaiknya mendukung kelompok-kelompok kegiatan agar
diikuti oleh seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses
pengaduan atau forum dialog antara siswa dan sekolah, atau orang tua dan
sekolah, dan membangun aturan sekolah dan sanksi yang jelas terhadap
tindakan bullying.
F. Penanganan Bullying
Pada umumnya orang melakukan bullying karena merasa tertekan,
terancam, terhina, dendam, dan lain sebagainya. Bullying disebabkan oleh
korban dari keadaan lingkungan yang membentuk kepribadiannya menjadi
agresif dan kurang mampu mengendalikan emosi. Faktor lain yang
berpengaruh cukup kuat terhadap anak untuk berbuat bullying yaitu adanya
tayangan televisi yang sering mempertontonkan kekerasan dalam sinetron
atau film atau acara lain seperti acara sidik, berita utama dan lain sebagainya.
Pencegahan agar anak tidak menjadi pelaku bullying orang tua harus mampu
mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini. Sekolah dan
pemerintah juga harus bersikap tegas dalam menghadapi bullying. Sekolah
dapat mengadakan program anti bullying.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara
berulang-ulang dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan
untuk melukai dan membuat seseorang merasa tidak nyaman.
Pemahaman moral adalah pemahaman individu yang menekankan
pada alasan mengapa suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang
berpikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk.
Pemahaman moral bukan tentang apa yang baik atau buruk, tetapi tentang
bagaimana seseorang berpikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah
baik atau buruk.
Peserta didik dengan pemahaman moral yang tinggi akan memikirkan
dahulu perbuatan yang akan dilakukan sehingga tidak akan melakukan
menyakiti atau melakukan bullying kepada temannya.
Selain itu, keberhasilan remaja dalam proses pembentukan kepribadian
yang wajar dan pembentukan kematangan diri membuat mereka mampu
menghadapi berbagai tantangan dan dalam kehidupannya saat ini dan juga di
masa mendatang. Untuk itu mereka seyogyanya mendapatkan asuhan dan
pendidikan yang menunjang untuk perkembangannya.
B. Saran
1. Hendaknya pihak sekolah proaktif dengan membuat program pengajaran
keterampilan sosial, problemsolving, manajemen konflik, dan pendidikan
karakter.
2. Hendaknya guru memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di
dalam maupun di luar kelas; dan perlu kerjasama yang harmonis antara
guru BK, guru-guru mata pelajaran, serta staf dan karyawan sekolah.
3. Sebaiknya orang tua menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk
tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal tanpa adanya
tindakan bullying antar pelajar di sekolah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Syubnan Afif. 2019. Makalah Bullying. https://www.scribd.com/document


/426415737/Makalah-Bullying. [23 Oktober 2023. 18:14]

10

Anda mungkin juga menyukai