Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BULLYING
Dosen Pengempu : Dr. Hully, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NADHATUL WATHAN MATARAM

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolonganNya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagaian dari tugas Kuliah
dengan judul “ BULLYING ”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang

Mataram, 05 Januari 2023

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH BULLYING ...................................................................................... i


BULLYING ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Definisi Bullying ..................................................................................... 3
2.2 Penyebab Bullying ................................................................................... 4
2.3 Tanda Gejala Bullying ............................................................................. 6
2.4 Dampak Bullying ..................................................................................... 6
2.5 Pencegahan Bullying ............................................................................... 7
2.6 Penanganan Bullying ............................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9
3.2 Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bullying adalah fenomena yang telah lama terjadi di kalangan remaja. Kasus
bullying biasanya menimpa anak sekolah. Pelaku bullying akan mengejek
kawannya sehingga kawannya tersebut jengkel. Atau lebih parah lagi, korban
bullying akan mengalami depresi dan hingga timbul rasa takut untuk bergaul.
Bullying harus dihindari karena bullying mengakibatkan korbannya takut untuk
bergaul sehingga mengakibatkan koraban mengalami isolasi sosial. Selain itu,
bullying juga dapat menjadikan seorang anak turun prestasinya karena merasa
tertekan sering di bully oleh pelaku
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari
waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya
dengan mudah (Soetjipto, 2012). Kasus bullying kini marak terjadi, tidak hanya di
masyarakat namun kasus ini terjadi di dunia pendidikan yang membuat berbagai
pihak semakin prihatin termasuk komisi perlindungan anak. Berbagai cara
dilakukan untuk meminimalisir kejadian bullying di sekolah termasuk salah satunya
komnas perlindungan anak mendesak ke pihak sekolah untuk lebih melindungi dan
memperhatikan murid-muridnya.
Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI), Indonesia merupakan negara
dengan kasus bullying di sekolah yang paling banyak pelaporan masyarakat ke
komisi perlindungan anak. KPAI mencatat 369 pelaporan terkait masalah
tersebut.25 % dari jumlah tersebut merupakan pelaporan di bidang pendidikan yaitu
sebanyak 1.480 kasus. Kasus yang dilaporkan hanya sebagian kecil dari kasus yang
terjadi, tidak sedikit tindak kekerasan terhadap anak yang tidak dilaporkan
(Setyawan, 2015).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat di rumuskan permasalahan
sebagai berikut:

1. Apakah Definisi Bullying secara umum ?


2. Apakah Penyebab Bullying di usia anak ?
3. Bagaimana Tanda gejala Bullying ?
4. Apakah Dampak dari Bullying ?
5. Bagaimana Pencegahan Bullying ?
6. Bagaimana Penanganan Bullying ?
1.3 Tujuan
1. Memahami Definisi Bullying secara umum
2. Memahami Penyebab Bullying di usia anak
3. Memahami Tanda gejala Bullying
4. Memahami Dampak Bullying
5. Memahami Pencegahan Bullying
6. Memahami Penanganan Bullying

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bullying


Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Bullying
berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang
yang lemah. Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai
masyarakat untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah
penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi
(Susanti, 2006).
Bullying berasal dari kata bully yang berarti menggertak dan mengganggu.
Riauskina, Djuwita, dan Soesetio mendefinisikan school bullying sebagai perilaku
agresif kekuasaan terhadap siswa yang dilakukan berulang-ulang oleh
seorang/kelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa lain yang lebih
lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Terdapat beberapa Jenis – jenis Bullying diataranya :
1. Bullying Secara Verbal
Berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan (baik yang
bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan
seksual atau pelecehan seksual, teror, surat-surat yang mengintimidasi,
tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip
dan lain sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk
verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan, kerap menjadi
awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah
pertama menuju pada kekerasan yang lebih jauh.
2. Bullying Secara Fisik
Yang termasuk jenis ini ialah memukuli, mencekik, menyikut, meninju,
menendang, menggigit, emiting, mencakar, serta meludahi anak yang
ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak serta menghancurkan
barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah
yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun

3
kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain.
Anak yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk ini kerap
merupakan anak yang paling bermasalah dan cenderung beralih pada
tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.
3. Bullying Secara Relasional (pengabaian)
Digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau bahkan
untuk merusak hubungan persahabatan. Bullying secara relasional adalah
pelemahan harga diri si korban secara sistematis melalui pengabaian,
pengucilan, pengecualian atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup
sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata,
helaan nafas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh
yang kasar. Bullying secara relasional mencapai puncak kekuatannya di
awal masa remaja, saat terjadi perubahan-perubahan fisik, mental,
emosional dan seksual. Ini adalah saat ketika remaja mencoba untuk
mengetahui diri mereka dan menyesuaikan diri dengan teman-teman
sebaya.
4. Bullying Elektronik
Merupakan bentuk dari perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui
sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting
room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror
korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video
atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau
menyudutkan. Bullying jenis ini biasanya dilakukan oleh kelompok remaja
yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap sarana teknologi
informasi dan media elektronik lainnya.
2.2 Penyebab Bullying
Banyak sekali faktor penyebab mengapa seseorang berbuat bullying. Pada
umumnya orang melakukann bullying karena merasa tertekan, terancam,terhina,
dendam dan sebagainya. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan perilaku bullying
antar pelajar:

4
1. Faktor Keluarga
Pelaku bullying bisa jadi menerima perlakuan bullying pada dirinya, yang
mungkin dilakukan oleh seseorang di dalam keluarga. Anak-anak yang
tumbuh dalam keluarga yang agresif dan berlaku kasar akan meniru
kebiasaan tersebut dalam kesehariannya. Kekerasan fisik dan verbal yang
dilakukan orangtua kepada anak akan menjadi contoh perilaku. Hal ini akan
diperparah dengan kurangnya kehangatan kasih sayang dan
tiadanya dukungan dan pengarahan membuat anak memiliki kesempatan
untuk menjadi seorang pelaku bullying. Sebuah studi membuktikan bahwa
perilaku agresif meningkat pada anak yang menyaksikan kekerasan
yang dilakukan sang ayah terhadap ibunya.
2. Faktor Kepribadian
Salah satu faktor terbesar penyebab anak melakukan bullying
adalah tempramen. Tempramen adalah karakterisktik atau kebiasaan yang
terbentuk dari respon emosional. Hal ini mengarah pada perkembangan
tingkah laku personalitas dan sosial anak. Seseorang yang aktif dan impulsif
lebih mungkin untuk berlaku bullying dibandingkan orang yang pasif atau
pemalu. Beberapa anak pelaku bullying sebagai jalan untuk mendapatkan
popularitas, perhatian, atau memperoleh barang-barang yang
diinginkannya. Biasanya mereka takut jika tindakan bullying menimpa diri
mereka sehingga mereka mendahului berlaku bullying pada orang lain
untuk membentuk citra sebagai pemberani. Meskipun beberapa
pelaku bullying merasa tidak suka dengan perbuatan mereka, mereka tidak
sungguh-sungguh menyadari akibat perbuatan mereka terhadap orang lain.
3. Faktor Sekolah
Tingkat pengawasan di sekolah menentukan seberapa banyak dan
seringnya terjadi peristiwa bullying. Sebagaimana rendahnya tingkat
pengawasan di rumah, rendahnya pengawasan di sekolah berkaitan erat
dengan berkembangnya perlaku bullying di kalangan siswa. Pentingnya
pengawasan dilakukan terutama di tempat bermain dan lapangan, karena
biasanya di kedua tempat tersebut perilaku bullying kerap dilakukan.
Penanganan yang tepat dari guru atau pengawas terhadap

5
peristiwa bullying adalah hal yang penting karena perilaku bullying yang
tidak ditangani dengan baik akan meyebabkan kemungkinan perilaku itu
terulang.
2.3 Tanda Gejala Bullying
Menurut Psikolog Ratna Juwita, siswa korban bullying akan mengalami
permasalhan kesulitan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang lain
dan jarang datang ke sekolah. Akibatnya, mereka (korban bullying) ketinggalan
pelajaran dan sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Ada beberpa tanda gejala seorang anak mengalami Bullying, diantaranya :
1. Kesulitan dalam bergaul
2. Merasa takut datang ke sekolah sehingga sering bolos
3. Ketinggalan pelajaran
4. Mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran
5. Kesehatan fisik dan mental (jangka pendek/jangka panjang) akan
terpengaruh
6. Takut pergi ke sekolah
7. Sering perg ke UKS atau tempat menyendiri yang membuatnya nyaman
8. Menangis sebelum atau sesudah bersekolah
9. Tidak tertarik pada aktivitas sosial yang melibatkan murid lain
10. Sering mengeluh sakit sebelum pergi ke sekolah
11. Harga diri yang rendah
12. Perubahan drastis pada sikap, cara berpakaian, atau kebiasaannya
13. Lecet luka
2.4 Dampak Bullying
1. Gangguan Kesehatan Fisik
Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit
kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada.
Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi di
IPDN, dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian.

6
2. Menurunnya Kesejahteraan Psikologis
Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka panjang adalah
menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan
penyesuaian sosial yang buruk. Dari penelitian yang dilakukan Riauskina
dkk., ketika mengalami bullying, korban merasakan banyak emosi negatif
(marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman,
terancam) namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang
emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri
bahwa dirinya tidak berharga. Kesulitan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial juga muncul pada para korban. Mereka ingin pindah ke
sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih berada
di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering
sengaja tidak masuk sekolah. Yang paling ekstrim dari dampak psikologis
ini adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis pada
korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi,
ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-
traumatic stress disorder).
2.5 Pencegahan Bullying
Upaya mencegah dan mengatasi bullying di sekolah bisa dimulai dengan:
1. Menciptakan Budaya Sekolah yang Beratmosfer Belajar yang Baik.
Menciptakan budaya sekolah yang beratmosfer belajar tanpa rasa takut,
melalui pendidikan karakter, menciptakan kebijakan pencegahan bullying
di sekolah dengan melibatkan siswa, menciptakan sekolah model penerapan
sistem anti-bullying, serta membangun kesadaran tentang bullying dan
pencegahannya kepada stakeholders sampai ke tingkat rumah tangga dan
tempat tinggal.
2. Menata Lingkungan Sekolah Dengan Baik.
Menata lingkungan sekolah dengan baik, asri dan hijau sehingga anak didik
merasa nyaman juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dan akan
membantu untuk pencegahan bullying.

7
3. Dukungan Sekolah terhadap Kegiatan Positif Siswa.
Sekolah sebaiknya mendukung kelompok-kelompok kegiatan agar diikuti
oleh seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses pengaduan atau
forum dialog antara siswa dan sekolah, atau orang tua dan sekolah, dan
membangun aturan sekolah dan sanksi yang jelas terhadap tindakan
bullying.
2.6 Penanganan Bullying
Pada umumnya orang melakukan bullying karena merasa tertekan, terancam,
terhina, dendam, dan lain sebagainya. Bullying disebabkan oleh korban dari
keadaan lingkungan yang membentuk kepribadiannya menjadi agresif dan kurang
mampu mengendalikan emosi. Faktor lain yang berpengaruh cukup kuat terhadap
anak untuk berbuat bullying yaitu adanya tayangan televisi yang sering
mempertontonkan kekerasan dalam sinetron atau film atau acara lain seperti acara
sidik, berita utama dan lain sebagainya. Pencegahan agar anak tidak menjadi pelaku
bullying orang tua harus mampu mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak
dini. Sekolah dan pemerintah juga harus bersikap tegas dalam menghadapi
bullying. Sekolah dapat mengadakan program anti bullying.
Bimbingan konseling juga berperan penting dalam mencegah bullying.
Bimbingan konseling dapat membantu supaya siswa :
1. Memiliki pemahaman diri.
2. Mengembangkan sikap positif.
3. Membuat pilihan kegiatan secara sehat.
4. Mampu menghargai orang lain.
5. Memiliki rasa tanggung jawab.
6. Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang
dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan
membuat seseorang merasa tidak nyaman.
Pemahaman moral adalah pemahaman individu yang menekankan pada alasan
mengapa suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang berpikir sampai pada
keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk. Pemahaman moral bukan tentang
apa yang baik atau buruk, tetapi tentang bagaimana seseorang berpikir sampai pada
keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk.
Peserta didik dengan pemahaman moral yang tinggi akan memikirkan dahulu
perbuatan yang akan dilakukan sehingga tidak akan melakukan menyakiti atau
melakukan bullying kepada temannya.
Selain itu, keberhasilan remaja dalam proses pembentukan kepribadian yang
wajar dan pembentukan kematangan diri membuat mereka mampu menghadapi
berbagai tantangan dan dalam kehidupannya saat ini dan juga di masa mendatang.
Untuk itu mereka seyogyanya mendapatkan asuhan dan pendidikan yang
menunjang untuk perkembangannya.
3.2 Saran
1. Hendaknya pihak sekolah proaktif dengan membuat program pengajaran
keterampilan sosial, problemsolving, manajemen konflik, dan pendidikan
karakter.
2. Hendaknya guru memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di
dalam maupun di luar kelas; dan perlu kerjasama yang harmonis antara guru
BK, guru-guru mata pelajaran, serta staf dan karyawan sekolah.
3. Sebaiknya orang tua menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk
tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal tanpa adanya
tindakan bullying antar pelajar di sekolah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z.M. (2010). Mengatasi Bullying di Sekolah. Jakarta : EGC

Ehan. (2007). Bullying dalam Pendidikan. Surabaya : Universitas Erlangga

Rahmawati, N. (2013).Makalah Kasus Bullying.

Sahputra, H. (2009). Stop Bullying di Kalangan Pelajar. Jakarta : EGC

10

Anda mungkin juga menyukai