Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“BULLYING”

Disusun oleh :

NAMA : ABELIA SAPUTRI

KELAS : XI MIPA 3

NO. ABSEN : 1

SMA NEGERI 3 PEMALANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5
A. Definisi Bullying.......................................................................................................................5
B. Penyebab Bullying.....................................................................................................................6
C. Tanda gejala Bullying................................................................................................................7
D. Dampak Bullying.......................................................................................................................8
E. Pencegahan Bullying.................................................................................................................9
F. Penanganan Bullying.................................................................................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah tentang “Bullying” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas individu mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Jiwa, yang telah memberikan arahan serta bimbingan-nya selama ini
sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa yaitu Allah swt, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bemanfaat bagi kita
semuanya.

Pemalang, 26 Februari 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bullying adalah fenomena yang telah lama terjadi di kalangan remaja. Kasus
bullying biasanya menimpa anak sekolah. Pelaku bullying akan mengejek kawannya
sehingga kawannya tersebut jengkel. Atau lebih parah lagi, korban bullying akan
mengalami depresi dan hingga timbul rasa takut untuk bergaul. Bullying harus
dihindari karena bullying mengakibatkan korbannya takut untuk bergaul sehingga
mengakibatkan koraban mengalami isolasi sosial. Selain itu, bullying juga dapat
menjadikan seorang anak turun prestasinya karena merasa tertekan sering di bully
oleh pelaku
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari
waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya
dengan mudah (Soetjipto, 2012). Kasus bullying kini marak terjadi, tidak hanya di
masyarakat namun kasus ini terjadi di dunia pendidikan yang membuat berbagai
pihak semakin prihatin termasuk komisi perlindungan anak. Berbagai cara dilakukan
untuk meminimalisir kejadian bullying di sekolah termasuk salah satunya komnas
perlindungan anak mendesak ke pihak sekolah untuk lebih melindungi dan
memperhatikan murid-muridnya.

Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI), Indonesia merupakan negara


dengan kasus bullying di sekolah yang paling banyak pelaporan masyarakat ke komisi
perlindungan anak. KPAI mencatat 369 pelaporan terkait masalah tersebut.25 % dari
jumlah tersebut merupakan pelaporan di bidang pendidikan yaitu sebanyak 1.480
kasus. Kasus yang dilaporkan hanya sebagian kecil dari kasus yang terjadi, tidak
sedikit tindak kekerasan terhadap anak yang tidak dilaporkan (Setyawan, 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Bullying secara umum ?
2. Apakah Penyebab Bullying di usia anak ?
3. Bagaimana Tanda gejala Bullying ?
4. Apakah Dampak dari Bullying ?
5. Bagaimana Pencegahan Bullying ?
6. Bagaimana Penanganan Bullying ?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami Definisi Bullying secara umum
2. Memahami Penyebab Bullying di usia anak
3. Memahami Tanda gejala Bullying
4. Memahami Dampak Bullying
5. Memahami Pencegahan Bullying
6. Memahami Penanganan Bullying
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bullying
Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Bullying
berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang yang
lemah. Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai masyarakat
untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah penindasan,
penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi (Susanti, 2006).
Bullying berasal dari kata bully yang berarti menggertak dan mengganggu.
Riauskina, Djuwita, dan Soesetio mendefinisikan school bullying sebagai perilaku
agresif kekuasaan terhadap siswa yang dilakukan berulang-ulang oleh
seorang/kelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa lain yang lebih
lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Terdapat beberapa Jenis – jenis Bullying diataranya :
1. Bullying Secara Verbal
Berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan (baik yang
bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual
atau pelecehan seksual, teror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan
yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan lain sebagainya.
Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis
yang paling mudah dilakukan, kerap menjadi awal dari perilaku bullying yang
lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih
jauh.
2. Bullying Secara Fisik
Yang termasuk jenis ini ialah memukuli, mencekik, menyikut, meninju,
menendang, menggigit, emiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas
hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak serta menghancurkan barang-
barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling
tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik
tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain. Anak yang secara teratur
melakukan bullying dalam bentuk ini kerap merupakan anak yang paling
bermasalah dan cenderung beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih
lanjut.
3. Bullying Secara Relasional (pengabaian)
Digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau bahkan
untuk merusak hubungan persahabatan. Bullying secara relasional adalah
pelemahan harga diri si korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan,
pengecualian atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang
tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu
yang bergidik, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang
kasar. Bullying secara relasional mencapai puncak kekuatannya di awal masa
remaja, saat terjadi perubahan-perubahan fisik, mental, emosional dan seksual.
Ini adalah saat ketika remaja mencoba untuk mengetahui diri mereka dan
menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya.
4. Bullying Elektronik
Merupakan bentuk dari perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui
sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room,
e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan
menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang
sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini
biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman
cukup baik terhadap sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.

B. Penyebab Bullying

Banyak sekali faktor penyebab mengapa seseorang berbuat bullying. Pada


umumnya orang melakukann bullying karena merasa tertekan, terancam,terhina,
dendam dan sebagainya. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan perilaku bullying
antar pelajar:
1. Faktor Keluarga
Pelaku  bullying  bisa jadi menerima perlakuan bullying pada dirinya, yang
mungkin dilakukan oleh seseorang di dalam keluarga. Anak-anak yang tumbuh
dalam keluarga yang agresif dan berlaku kasar akan meniru kebiasaan tersebut
dalam kesehariannya. Kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan orangtua kepada
anak akan menjadi contoh perilaku. Hal ini akan diperparah dengan kurangnya
kehangatan kasih sayang dan tiadanya dukungan dan pengarahan membuat anak
memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pelaku bullying. Sebuah studi
membuktikan bahwa perilaku agresif meningkat pada anak yang menyaksikan
kekerasan yang dilakukan sang ayah terhadap ibunya.
2. Faktor Kepribadian
Salah satu faktor terbesar penyebab anak melakukan bullying
adalah tempramen. Tempramen adalah karakterisktik atau kebiasaan yang
terbentuk dari respon emosional. Hal ini mengarah pada perkembangan tingkah
laku personalitas dan sosial anak. Seseorang yang aktif dan impulsif lebih mungkin
untuk berlaku bullying dibandingkan orang yang pasif atau pemalu.
Beberapa anak pelaku bullying sebagai jalan untuk mendapatkan popularitas,
perhatian, atau memperoleh barang-barang yang diinginkannya. Biasanya mereka
takut jika tindakan bullying menimpa diri mereka sehingga mereka mendahului
berlaku bullying pada orang lain untuk membentuk citra sebagai pemberani.
Meskipun beberapa pelaku bullying merasa tidak suka dengan perbuatan mereka,
mereka tidak sungguh-sungguh menyadari akibat perbuatan mereka terhadap orang
lain.
3. Faktor Sekolah
Tingkat pengawasan di sekolah menentukan seberapa banyak dan
seringnya terjadi peristiwa bullying. Sebagaimana rendahnya tingkat pengawasan
di rumah, rendahnya pengawasan di sekolah berkaitan erat dengan berkembangnya
perlaku  bullying  di kalangan siswa. Pentingnya pengawasan dilakukan terutama
di tempat bermain dan lapangan, karena biasanya di kedua tempat tersebut
perilaku  bullying  kerap dilakukan. Penanganan yang tepat dari guru atau
pengawas terhadap peristiwa bullying adalah hal yang penting karena perilaku
bullying  yang tidak ditangani dengan baik akan meyebabkan kemungkinan
perilaku itu terulang.

C. Tanda gejala Bullying


Menurut Psikolog Ratna Juwita, siswa korban bullying akan mengalami
permasalhan kesulitan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang lain dan
jarang datang ke sekolah. Akibatnya, mereka (korban bullying) ketinggalan pelajaran
dan sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan
fisik dan mental baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Ada beberpa tanda gejala seorang anak mengalami Bullying, diantaranya :


1) Kesulitan dalam bergaul
2) Merasa takut datang ke sekolah sehingga sering bolos
3) Ketinggalan pelajaran
4) Mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran
5) Kesehatan fisik dan mental (jangka pendek/jangka panjang) akan terpengaruh
6) Takut pergi ke sekolah
7) Sering perg ke UKS atau tempat menyendiri yang membuatnya nyaman
8) Menangis sebelum atau sesudah bersekolah
9) Tidak tertarik pada aktivitas sosial yang melibatkan murid lain
10) Sering mengeluh sakit sebelum pergi ke sekolah
11) Harga diri yang rendah
12) Perubahan drastis pada sikap, cara berpakaian, atau kebiasaannya
13) Lecet luka

D. Dampak Bullying
1. Gangguan Kesehatan Fisik
Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit
kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Bahkan
dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi di IPDN, dampak
fisik ini bisa mengakibatkan kematian.
2. Menurunnya Kesejahteraan Psikologis
Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka panjang adalah
menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan penyesuaian
sosial yang buruk. Dari penelitian yang dilakukan Riauskina dkk., ketika
mengalami bullying, korban merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam,
kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya
menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada
munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul pada para
korban. Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan
kalaupun mereka masih berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi
akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah. Yang paling ekstrim dari
dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis
pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi,
ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic
stress disorder).

E. Pencegahan Bullying
Upaya mencegah dan mengatasi bullying di sekolah bisa dimulai dengan:
1. Menciptakan Budaya Sekolah yang Beratmosfer Belajar yang Baik.
Menciptakan budaya sekolah yang beratmosfer belajar tanpa rasa takut,
melalui pendidikan karakter, menciptakan kebijakan pencegahan bullying di
sekolah dengan melibatkan siswa, menciptakan sekolah model penerapan sistem
anti-bullying, serta membangun kesadaran tentang bullying dan pencegahannya
kepada stakeholders sampai ke tingkat rumah tangga dan tempat tinggal.
2. Menata Lingkungan Sekolah Dengan Baik.
Menata lingkungan sekolah dengan baik, asri dan hijau sehingga anak
didik merasa nyaman juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dan akan
membantu untuk pencegahan bullying.
3. Dukungan Sekolah terhadap Kegiatan Positif Siswa.
Sekolah sebaiknya mendukung kelompok-kelompok kegiatan agar diikuti
oleh seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses pengaduan atau
forum dialog antara siswa dan sekolah, atau orang tua dan sekolah, dan
membangun aturan sekolah dan sanksi yang jelas terhadap tindakan bullying.

F. Penanganan Bullying
Pada umumnya orang melakukan bullying karena merasa tertekan, terancam,
terhina, dendam, dan lain sebagainya. Bullying disebabkan oleh korban dari keadaan
lingkungan yang membentuk kepribadiannya menjadi agresif dan kurang mampu
mengendalikan emosi. Faktor lain yang berpengaruh cukup kuat terhadap anak untuk
berbuat bullying yaitu adanya tayangan televisi yang sering mempertontonkan
kekerasan dalam sinetron atau film atau acara lain seperti acara sidik, berita utama
dan lain sebagainya. Pencegahan agar anak tidak menjadi pelaku bullying orang tua
harus mampu mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini. Sekolah dan
pemerintah juga harus bersikap tegas dalam menghadapi bullying. Sekolah dapat
mengadakan program anti bullying.
Bimbingan konseling juga berperan penting dalam mencegah bullying.
Bimbingan konseling dapat membantu supaya siswa :
a) Memiliki pemahaman diri.
b) Mengembangkan sikap positif.
c) Membuat pilihan kegiatan secara sehat.
d) Mampu menghargai orang lain.
e) Memiliki rasa tanggung jawab.
f) Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang
dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan
membuat seseorang merasa tidak nyaman.
Pemahaman moral adalah pemahaman individu yang menekankan pada alasan
mengapa suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang berpikir sampai pada
keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk. Pemahaman moral bukan tentang
apa yang baik atau buruk, tetapi tentang bagaimana seseorang berpikir sampai pada
keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk.
Peserta didik dengan pemahaman moral yang tinggi akan memikirkan dahulu
perbuatan yang akan dilakukan sehingga tidak akan melakukan menyakiti atau
melakukan bullying kepada temannya.
Selain itu, keberhasilan remaja dalam proses pembentukan kepribadian yang
wajar dan pembentukan kematangan diri membuat mereka mampu menghadapi
berbagai tantangan dan dalam kehidupannya saat ini dan juga di masa mendatang.
Untuk itu mereka seyogyanya mendapatkan asuhan dan pendidikan yang menunjang
untuk perkembangannya.

B. Saran
1. Hendaknya pihak sekolah proaktif dengan membuat program pengajaran
keterampilan sosial, problemsolving, manajemen konflik, dan pendidikan karakter.
2. Hendaknya guru memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di dalam
maupun di luar kelas; dan perlu kerjasama yang harmonis antara guru BK, guru-
guru mata pelajaran, serta staf dan karyawan sekolah.
3. Sebaiknya orang tua menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk tercapainya
tujuan pendidikan secara maksimal tanpa adanya tindakan bullying antar pelajar di
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z.M. (2010). Mengatasi Bullying di Sekolah. Jakarta : EGC

Ehan. (2007). Bullying dalam Pendidikan. Surabaya : Universitas Erlangga

Rahmawati, N. (2013).Makalah Kasus Bullying.

Sahputra, H. (2009). Stop Bullying di Kalangan Pelajar. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai