Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

‘‘KASUS BULLYING’’

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah


Pancasila Dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampuh: H. Ismail, M.Pd

Disusun Oleh:

M. Subdi [ 2204030133 ]

PRODI MANEJEMEN PEMDIDIKAN ISLAM [MPI]

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM [STAI] DARUL KAMAL NW

KEMBANG KERANG AIKMEL LOMBOK TIMUR NTB

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji dan syukur kita panjatka kepada
ALLAH SWT, Sang penguasa seluruh alam yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Shalawat serta salam senantiasa terarah kepada Nabi Muhammad SAW.
Pemimpin para Nabi serta umat umat, Keluarga serta sahabat sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul ‘‘KASUS BULLYING’’
Pembuatan makalah ini dimaksudkan uIntuk memenuhi tugas pada mata kuliah
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN, dalam penyusunan makalah ini
terdapat kesulitan dan hambatan. Berkat bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan
berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun ke arah perbaikan dikemudian hari.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-
rekan semua. Akhir kata semoga ALLAH SWT Selalu memberikan yg terbaik bagi
kita semua Aamiin.

KEMBANG KERANG, 13 JANUARI


2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................4

PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................4

C. TUJUAN PENULISAN..........................................................................................5

D. MANFAAT..............................................................................................................5

BAB II..........................................................................................................................6

PEMBAHASAN...........................................................................................................6

A. BULLYING..............................................................................................................6

B. JENIS – JENIS BULLYING..................................................................................6

C. DAMPAK BULLYING..........................................................................................7

D. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA BULLYING........................................8

E. HUKUM PIDANA PELAKU BULLYINNG………………………………..9

F. SOLUSI AGAR TIDAK TERJADI BULLYING…………………………..10

BAB III.......................................................................................................................11

PENUTUP..................................................................................................................11

KESIMPULAN......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak


dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi,
sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus
dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan
melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya
sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah
konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan
masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.
Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan
fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu
yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan
keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang
baru diketahuinya diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian
masing-masing. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk
membentuk kepribadian seorang remaja.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Itu Bullying


2. Bagaimana Jenis-Jenis Bullying
3. Apa Dampak Dari Bullying
4. Apa Faktor Penyebab Terjadinya Bullying
5. Apa Hukum Pidana Bagi Pelaku Bullying
6. Bagaimana Solusi Agar Tidak Terjadi Bullying
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk Mengetahui Apa Itu Bullying


2. Untuk Mengetahui Bagaimana Jenis-Jenis Bullying
3. Untuk Mengetahui Dampak Dari Bullying
4. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Terjadinya Bullying
5. Untuk Mengetahui Hukum Pidana Bagi Pelaku Bullying
6. Untuk Mengetahui Hukum Solusi Agar Tidak Terjadi Bullying

D. MANFAAT

1. Mengasah Kemampuan Menulis


2. Semakin Tau Tentang Apa Itu Bullyig
3. Belajar Memahami Masalah Dan Mencari Solusinya
4. Menambah Wawasan Ke Diri Peribadi, Rekan Kelompok, Rekan
Mahasiswa, Dosen, Dan Masyarakat Yang Mungkin Tidak Sengaja
Membacanya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. BULLYING

Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Bullying
berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang
yang lemah. Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai
masyarakat untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah
penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi
(Susanti, 2006).
Bullying  (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”)
merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan
sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa
terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus
menerus.
Barbara Coloroso (2003:44) : “Bullying adalah tindakan bermusuhan yang
dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti
menakuti melalui ancaman agresi dan menimbulkan terror. Termasuk juga tindakan
yang direncanakan maupun yang spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat,
dihadapan seseorang atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau
terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan
serangan berulang secara fisik, psikologis, sosial, ataupun verbal, yang dilakukan
dalam posisi kekuatan yang secara situasional didefinisikan untuk keuntungan atau
kepuasan mereka sendiri. Bullying merupakan bentuk awal dari perilaku agresif
yaitu tingkah laku yang kasar. Bisa secara fisik, psikis, melalui kata-kata, ataupun
kombinasi dari ketiganya. Hal itu bisa dilakukan oleh kelompok atau individu.
Pelaku mengambil keuntungan dari orang lain yang dilihatnya mudah diserang.
Tindakannya bisa dengan mengejek nama, korban diganggu atau diasingkan dan
dapat merugikan korban.

B. JENIS – JENIS BULLYING

1. Bullying Secara Verbal


Perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam,
penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau
pelecehan seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan
yang tidak benar kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya.
2. Bullying Secara Fisik
Yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang, menampar,
mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan
barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah
yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying
secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain.
3. Bullying Secara Relasional
Pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian,
pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang
tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas,
cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam
bentuk ini cenderung perilaku bullying yang paling sulit dideteksi dari luar.
4. Bullying Elektronik
merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui
sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting
room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban
dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film
yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini
biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman
cukup baik terhadap sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.

C. DAMPAK BULLYING
Korban bullying dapat mengalami depresi, gangguan kecemasan, antisocial
personality disorder, bahkan yang paling parah adalah bunuh diri. Selain orang
dewasa, anak-anak atau remaja yang menjadi korban bullying bisa mengalami:
Penurunan harga diri, Kehilangan minat terhadap aktivitas tertentu.
Bullying memiliki berbagai dampak negatif yang dapat dirasakan oleh
semua pihak yang terlibat di dalamnya, baik pelaku, korban, ataupun orang-
orang yang menyaksikan tindakan bullying. Hasil studi yang dilakukan National
Youth Violence Prevention Resource Center Sanders (2003; dalam Anesty,
2009) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan
ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka
untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang
lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial,
memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress
dan depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying
dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau
melakukan bunuh diri (commited suicide).
D. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA BULLYING

1. Pernah Jadi Korban Kekerasan Di Rumah

Terjadinya bullying bisa disebabkan karena pelaku pernah menjadi korban


kekerasan di rumah. Jika seorang anak menyaksikan perkelahian orang tuanya,
dan mendapatkan perilaku kekerasan oleh orang tuanya, maka anak akan
berisiko melakukan bullying kepada temannya di sekolah.

2. Tidak Percaya Diri

Seorang anak bisa melakukan bullying jika ia tidak percaya dengan


dirinya sendiri. Hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan yang ada di
dalam dirinya, sehingga bullying akan terjadi untuk menindas teman di sekolah
yang memiliki kelebihan, namun kelebihan tersebut tidak dimiliki
pelaku bullying.

3. Terlalu Dibebaskan Orang Tua


Ada sebagian orang yang terlalu bebas mendidik anaknya, dan selalu
mengizinkan anaknya melakukan segala hal yang membuatnya senang.
Perilaku orang tua ini disebut dengan pola asuh permisif. Anak akan merasa
bebas melakukan apapun tanpa merasa bersalah.

4. Ingin Menjadi Populer

Sering kali di sekolah terjadi kesenjangan sosial, yang menyebabkan


seorang anak ingin terlihat lebih populer daripada siswa lainnya. Dengan
melakukan bullying, anak tersebut akan dikenal semua siswa di sekolah
tersebut, sehingga keinginannya untuk menjadi populer dan berkuasa akan
terpenuhi.

5. Tidak Memiliki Rasa Empati

Sejak usia dini, seorang anak harus dibekali rasa empati terhadap
sesamanya, untuk menghindari perilaku bullying dan membuat anak belajar
menghargai perasaan orang lain. Tidak memiliki rasa empati bisa
menyebabkan terjadinya bullying. Karena dengan melakukan bullying, pelaku
akan merasa perbuatannya ini hanya bercandaan, padahal korbannya merasa
kesakitan.

6. Kurang Perhatian di Rumah

Memiliki orang tua yang sangat sibuk, membuat seorang anak merasa
kesepian dan kurang perhatian. Untuk mendapatkan perhatian lebih, anak
tersebut akan melakukan perilaku bullying. Semakin dimarahin oleh guru,
pelaku akan merasa senang karena merasa mendapatkan perhatian.

7. Kurang Perhatian di Rumah

Memiliki orang tua yang sangat sibuk, membuat seorang anak merasa
kesepian dan kurang perhatian. Untuk mendapatkan perhatian lebih, anak
tersebut akan melakukan perilaku bullying. Semakin dimarahin oleh guru,
pelaku akan merasa senang karena merasa mendapatkan perhatian.

E. HUKUM PIDANA PELAKU BULLYINNG


Jadi sudah jelas ya.. bahwa bullying ini termasuk dalam pelanggaran
HAM,sebab perilaku ini membatasi atau merenggut kebebasan serta merugikan
orang lain (korban). Terkait dengan bullying diatur dalam Pasal 76C UU Nomor
35 Tahun 2014 yang berbunyi : “Setiap orang dilarang menempatkan,
membiarkan, melakukan, menyuruh, atau turut serta melakukan kekerasan
terhadap anak. Ancaman hukuman bagi yang melanggar pasal ini adalah pidana.

Dari aspek hokum, bullying diatur dalam Pasal 80 ayat (1) Jo Pasal 76C UU


Perlindungan Anak dengan ancaman pidan 6 (enam) bulan dan/atau denda
paling banyak Rp.72.000.000, 00 (tujuh puluh dua juta rupiah) dan Pasal 345
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

F. SOLUSI AGAR TIDAK TERJADI BULLYING

1. Memberitahu pada anak bahwa bullying tidak baik dan tidak dapat dibenarkan
dengan alasan maupun tujuan apapun. Setiap orang layak diperlakukan dengan
hormat, apapun perbedaan yang mereka miliki.

2. Memberitahu pada anak mengenai dampakdampak bullying bagi pihak-pihak


yang terlibat maupun bagi yang menjadi “saksi bisu”.

3. Memberi saran mengenai cara-cara menghadapi bullying. Setelah diberikan


pemahaman mengenai bullying, anak-anak juga perlu dibekali pengetahuan
dan keterampilan ketika mereka menjadi sasaran dari bullying agar dapat
menghadapinya dengan aman tanpa menggunakan cara-cara yang agresif atau
kekerasan, yang dapat semakin memperburuk keadaan.

4. Menjauhkan korban dari situasi-situasi yang memungkinkan ia mengalami


bullying.

5. Membantu anak menemukan minat dan potensi mereka. Dengan mengetahui


minat dan potensi mereka, anak-anak akan terdorong untuk mengembangkan
diri dan bertemu serta berteman dengan orang-orang yang memiliki minat yang
sama. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri dan mendukung kehidupan
sosial mereka sehingga membantu melindungi mereka dari bullying. )
6. Mengajak korban bicara mengenai perlakuan yang ia terima, mendengarkan ia
bercerita dan mengungkapkan perasaannya.

7. Menemani atau menjadi teman bagi korban bullying, misalnya dengan


mengajak bermain atau berkegiatan bersama.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dimana
tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan memnuat
seseorang merasa tidak nyaman bahkan stres. Sehingga dapat merugikan orang lain
bahkan diri sendiri. Pemahaman moral adalah pemahaman individu yang menekankan
pada alasan mengapa suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang berpikir
sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk. Pemahaman moral
bukan tentang apa yang baik atau buruk, tetapi tentang bagaimana seseorang berpikir
sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk. Peserta didik dengan
pemahaman moral yang tinggi akan memikirkan dahulu perbuatan yang akan
dilakukan sehingga tidak akan melakukan menyakiti atau melakukan bullying kepada
temannya.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, P.R. (2008). Meredam Bullying: 3 cara efektif mengatasi kekerasan pada
anak. Jakarta: PT. Grasindo.

https://www.kompasiana.com/rizal40445/62863785e8da200a13180d22/jeratan-
hukum-bagi-pelaku-bullying-terhadap-anak-di-bawah-umur/diakses-pada-tanggal-
13-01-2023

Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Menanggulangi Prilaku Bullying Di Sekolah. Bogor :


Visi Nusantara Maju.

Anda mungkin juga menyukai