Sinopsis :
“Bangunan itu nyaris rubuh. Dindingnya miring bersangga sebalok kayu. Atapnya
bocor di mana-mana. Tetapi, berpasang-pasang mata mungil menatap penuh
harap. Hendak ke mana lagikah mereka harus bersekolah selain tempat itu? Tak
peduli seberat apa pun kondisi sekolah itu, sepuluh anak dari keluarga miskin itu
tetap bergeming. Di dada mereka, telah menggumpal tekad untuk maju.”
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota
Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang,
seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80
kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu bahkan
terkadang hanya untuk menyanyikan padamu negeri di akhir jam sekolah
atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman
dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-
sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka
dalam karnaval 17 Agustus, dan juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang
begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita.
1. Tema
Unsur intrinsik novel Laskar Pelangi yang pertama adalah mengenai tema.
Novel ini menceritakan perjuangan dan semangat para siswa. Keterbatasan
bukan halangan untuk tetap semangat bersekolah dan mengejar cita-cita.
2. Penokohan
Unsur intrinsik novel Laskar Pelangi berikutnya adalah penokohan. Pada
novel ini terdapat 10 tokoh utama yakni Ikal, Lintang, Sahara, Mahar,
Akiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun
Unsur intrinsik novel Laskar Pelangi lainnya adalah plot atau alur cerita.
Dalam novel ini alur yang digunakan adalah jenis alur maju. Hal ini
dibuktikan dengan penulisan cerita yang menceritakan kisah awal semenjak
ikal dan kawan-kawannya bersekolah sampai mereka semua beranjak
dewasa.Meski begitu, banyak cerita yang masih menjadi misteri, dan misteri
tersebut berada pada novel sekuel tetralogi Laskar Pelangi lainnya.
4. Latar
Latar tempat sebagai unsur intrinsik novel Laskar pelangi ini di antaranya
adalah sebagai berikut:
Di Sekolah Dasar Muhammadiyah
Di bawah Pohon
Di dalam Gua
Selanjutnya suasana yang terjadi dalam cerita novel Laskar Pelangi
di antaranya yakni menyenangkan, menegangkan, dan juga
mengharukan.
Sudut Pandang
Penggunaan sudut pandang sebagai salah satu unsur intrinsik novel Laskar
Pelangi yang pertama, yakni tokoh aku (Ikal) yang menjadi pelaku utama.
Gaya Bahasa
Sementara itu unsur intrinsik novel Laskar Pelangi dari gaya bahasa yang
digunakan penulis adalah gaya bahasa Indonesia yang terpengaruh dengan
aksen budaya bahasa Melayu. Selain itu, juga penulis menggunakan
beberapa istilah asing di dalam penulisannya.
Amanat
Adapun unsur intrinsik novel Laskar Pelangi juga meliputi amanat yang
dapat Amanat yang dapat dipetik dari isi cerita novel “Laskar Pelangi” di
antaranya yakni :
Andrea Hirata Seman Said Harun adalah seorang penulis asal Indonesia yang lahir di
Pulau Belitung pada 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri adalah anak keempat dari
pasangan Seman Said Harun dan N.A. Masturah. Andrea Hirata sendiri lahir di sebuah
desa yang termasuk dalam sebuah desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok
yang ada di pulau Belitong.
Tinggal di sebuah desa dengan segala sesuatu tentang keterbatasan, itu benar-benar
mempengaruh pribadi Andrea untuk sedari kecil. Di mana dia mengaku lebih termotivasi
oleh keadaan sekitar yang menunjukkan banyak keprihatinan. Andrea tumbuh seperti
kanak-kanak kampung lain. Dengan semua keterbatasan, Andrea tetap menjadi seorang
anak yang bahagia dan kadang-kadang beralih menjadi seorang pemikir saat belajar di
sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki sebuah impian dan juga mimpi-mimpi untuk
masa depannya.
Pada novel Laskar Pelangi ini banyak sekali berbagai unsur-unsur sosial dan budaya
dalam masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong. Banyak sekali adanya perbedaan
status antara komunitas buruh tambang dengan komunitas pengusaha yang dibatasi
oleh tembok tinggi yang merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara
kedua komunitas tersebut ini memang ada dan saling ketergantungan. Untuk komunitas
buruh tambang memerlukan uang untuk bisa melanjutkan kehidupan, sedang untuk
komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk bisa menjalankan
usaha dari mereka.
Selain idu didalam novel Laskar Pelangi juga mengandung latar belakang religi atau
agama dari si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin didalam novel Laskar
Pelangi ini. Dimana nuansa keislamannya didalam cerita novel begitu kental. Dimana
dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali menyelipkan berbagai
pelajaran-pelajaran yang mengenai keislaman.