Anda di halaman 1dari 6

Unsur Ekstrinsik Novel Laskar Pelangi

Analisis Unsur Ekstrinsik Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

1. Biografi Pengarang Novel Laskar Pelangi

Andrea Hirata Seman Said Harun adalah seorang penulis asal Indonesia yang lahir di Pulau
Belitung pada 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri adalah anak keempat dari pasangan
Seman Said Harun dan N.A. Masturah. Andrea Hirata sendiri lahir di sebuah desa yang
termasuk dalam sebuah desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok yang ada di pulau
Belitong.

Tinggal di sebuah desa dengan segala sesuatu tentang keterbatasan, itu benar-benar
mempengaruh pribadi Andrea untuk sedari kecil. Di mana dia mengaku lebih termotivasi
oleh keadaan sekitar yang menunjukkan banyak keprihatinan. Andrea tumbuh seperti kanak-
kanak kampung lain. Dengan semua keterbatasan, Andrea tetap menjadi seorang anak yang
bahagia dan kadang-kadang beralih menjadi seorang pemikir saat belajar di sekolah. Selain
itu, ia juga kerap memiliki sebuah impian dan juga mimpi-mimpi untuk masa depannya.

Seperti yang diceritakannya di dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah di
sekolah yang memiliki kondisi bangunan yang sangat memperihatinkan. Sekolah yang
memiliki nama SD Muhamadiyah tersebut diakui oleh Andrea bahwa keadaannya cukup
memperihatinkan. Namun karena ketiadak adaannya biaya, ia pun terpaksa untuk bersekolah
di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai sebuah kandang hewan ternak. Walau harus
menimba ilmu di tempat yang tidak nyaman, Andrea tetaplah memiliki motivasi yang cukup
besar untuk tetap belajar. Di sekolah tersebutklah ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang
memiliki julukan sebagai Laskar Pelangi.

2. Latar Belakang Tempat Tinggal Novel Laskar Pelangi

Lingkungan tempat tinggal pengarang sangatlah mempengaruhi psikologi dari penulisan


novel. Apalagi pada buku novel Laskar Pelangi merupakan sebuah novel adaptasi dari cerita
nyata yang dialami oleh pengarang secara langsung. Lokasi tempat tinggal pengarang yang
jauh berada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan yang
ternyata benar dijadikannya sebagai latar tempat bagi penulisan novel dari novel Laskar
Pelangi tersebut.

3. Latar Belakang Sosial dan Budaya Novel Laskar Pelangi

Pada novel Laskar Pelangi ini banyak sekali berbagai unsur-unsur sosial dan budaya dalam
masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong. Banyak sekali adanya perbedaan status antara
komunitas buruh tambang dengan komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi
yang merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara kedua komunitas tersebut ini
memang ada dan saling ketergantungan. Untuk komunitas buruh tambang memerlukan uang
untuk bisa melanjutkan kehidupan, sedang untuk komunitas pengusaha memerlukan tenaga
para buruh tambang untuk bisa menjalankan usaha dari mereka.

4. Latar Belakang Religi Novel Laskar Pelangi


Selain idu didalam novel Laskar Pelangi juga mengandung latar belakang religi atau agama
dari si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin didalam novel Laskar Pelangi ini.
Dimana nuansa keislamannya didalam cerita novel begitu kental. Dimana dalam beberapa
penggalan cerita, pengarang sering kali menyelipkan berbagai pelajaran-pelajaran yang
mengenai keislaman.

5. Latar Belakang Ekonomi Novel Laskar Pelangi

Sebagian dari masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan-perusahaan timah


untuk bekerja. Digambarkan didalam cerita novel bahwa Belitong adalah sebuah pulau yang
kaya akan sumber daya alam. Namun tidak semua masyarakat Belitong bisa menikmati hasil
dari bumi itu. Dimana di PN memonopoli hasil produksi, sementara masyarakat terbatsi di
tanah mereka sendiri. Latar belakang ekonomi dalam novel Laskar Pelangi diambil dari
kacamata masyarakat belitong yang kebanyakan memiliki tingkat ekonomi yang masih
rendah. Padahal sumber daya alamnya sangat tinggi.

Unsur Intrinsik
1. Tema

Tema utama dalam novel “Laskar Pelangi” ini adalah pendidikan. Namun uniknya
tema pendidikan ini diselingi oleh kisah persahabatan yang erat antara anggota ‘Laskar
Pelangi’. Tema pendidikan ini sendiri dipadukan dengan tema ekonomi. Namun tema
pendidikan lah yang lebih menonjol.

2. Plot (alur)

a. Pengenalan Situasi Cerita


` Cerita diawali dengan dibukanya penerimaan murid baru di SD Muhammadiyah yang
ada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan. Sebuah daerah
yang kaya akan sumber daya alamnya yaitu timah. Belitong merupakan daerah yang menjadi
tempat penambangan timah terbesar dan menghasilkan banyak sekali keuntungan. Meski pun
begitu, kehidupan di sana seperti terpetak-petak antara yang kaya dan yang miskin.
Pagi itu, satu demi satu calon siswa yang didampingi oleh orang tuanya berdatangan
mendaftarkan diri di sekolah yang hampir roboh dan mungkin sudah tidak layak untuk
dipakai sebagai tempat belajar-mengajar.

b. Menuju Adanya Konflik


Dalam novel “Laskar Pelangi” ini, banyak sekali bermunculan masalah-masalah atau
konflik-konflik. Namun konflik awal yang pertama muncul adalah saat suasana mulai tegang
karena ternyata pendaftar tidak mencukupi batas minimal siswa yang disyaratkan oleh
Depdikbud Sumsel. Apabila calon siswa yang mendaftar kurang dari sepuluh anak, maka SD
Muhammadiyah harus ditutup.

c. Puncak Konflik
Puncak konfliknya ialah setelah ditunggu hingga siang, ternyata jumlah pendaftar tidak
lebih dari sembilan orang. Jumlah ini tentu saja belum mencukupi persyaratan Depdikbud.
Hal ini tentu saja sangat mencemaskan Pak Harfan sang kepala sekolah dan Bu Muslimah
sang guru. Sampai pada akhirnya Pak Harfan memutuskan untuk memberikan pidato
sekaligus mengumumkan bahwa penerimaan siswa baru dibatalkan.
Selanjutnya konflik-konflik lain bermunculan dari masing-masing tokoh. Namun
konflik selanjutnya yang secara garis besar melibatkan hampir semua tokoh ialah saat akan
diadakannya lomba karnaval dan cerdas cermat antar sekolah.

d. Penyelesaian
Sesaat hampir saja Pak Harfan memulai pidatonya untuk memberitahuakan bahwa
penerimaan siswa baru di SD Muhammadiyah dibatalkan, seorang ibu muncul untuk
mendaftarkan anaknya (Harun) yang mengidap keterbelakangan mental. Tentu saja
kedatangan Harun dan ibunya ini memberikan napas lega kepada Pak Harfan, Bu Muslimah
dan juga para calon siswa serta orang tuanya. Harun telah menggenapi jumlah siswa untuk
menghindarkan SD Muhammadiyah dari penutupan.
Sekolah yang jika malam dipakai sebagai kandang ternak ini akhirnya memulai
kegiatan belajar-mengajar meski dengan fasilitas yang seadanya. Tiba saatnya mengikuti
karnaval antar sekolah. Keikutsertaan SD Muhammadiyah sempat diperdebatkan karena
ketidakadaan dana dan sikap pesimistis yang muncul. Namun, Bu Muslimah bersikeras
mengikutkan murid-muridnya. Karena nilai keseniannya paling tinggi dan dianggap sebagai
murid yang kreatif, Mahar pun ditunjuk sebagai ketua untuk mengurusi persiapan karnaval.
Dengan ide cemerlang dan kreativitasnya, Mahar berhasil menggiring teman-temannya
merebut piala kemenangan.
SD Muhammadiyah kembali mengikuti perlombaan. Kali ini adalah perlombaan
cerdas cermat. Bu Muslimah, Ikal dan kawan-kawan sempat khawatir karena tak lama
perlombaan akan dimulai namun ujung tombak tim mereka belum juga datang. Untungnya
meski hampir terlambat, akhirnya si cerdas itu pun datang (Lintang). Awalnya tim dari SD
Muhammadiyah tertinggal angka melawan SD PN dan SD Negeri. Namun pada saat
memasuki soal yang berbau angka SD Muhammadiyah mengejar ketertinggalan dan berhasil
keluar sebagai juara.

3. Latar Cerita

a. Latar Tempat
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sebuah sekolah bernama SD
Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur,
Sumatera Selatan. Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon, gua, tepi pantai,
pasar dan lain-lain tapi masih di kawasan Belitong.

b. Latar Waktu
Dikarenakan novel “Laskar Pelangi” ini merupakan novel yang menceritakan kisah nyata
meski ada bumbu imajinasi, maka latar waktu yang disampaikan pun jelas yaitu terjadi pada
tahun 1974.

c. Latar Suasana
Latar suasana yang ada dalam novel ini beragam dikarenakan konflik-konfik yang
muncul juga beragam. Ada kalanya senang, sedih, hingga cemas. Berikut beberapa penggalan
kisah yang menjelaskan suasana dalam novel :
· Suasana Sedih
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana sedih ialah saat Ikal,
teman-temannya dan Bu Muslimah berpisah dari Lintang yang memutuskan berhenti sekolah
karena harus mengurusi keluarga yang ditinggal mati ayahnya.

· Suasana Senang
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang ialah saat tim
cerdas cermat SD Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan.
· Suasana Cemas
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas ialah saat Pak
Harfan, Bu Muslimah dan calon murid SD Muhammadiyah beserta orang tuanya menunggu
untuk menggenapkan calon siswa yang mendaftar agar sekolah tidak ditutup.

4. Penokohan
Tokoh-tokoh yang berperan dalam novel ‘Laskar Pelangi’ antara lain :

a) Ikal
Ikal atau yang di dalam novel ini berperan sebagai ‘aku’ merupakan tokoh utama. Ikal adalah
salah seorang anggota ‘Laskar Pelangi’. Di sekolah ia termasuk murid yang lumayan pandai,
namun kepandaiannya masih di bawah dari temannya yaitu Lintang. Ia selalu berada di
peringkat kedua di sekolah setelah Lintang. Ikal termasuk orang yang tidak mudah putus asa,
selalu bersemangat melakukan hal yang ia sukai dan tegar. Ikal begitu menyukai dunia sastra
terutama puisi. Dalam novel ini, Ikal diceritakan menyukai seorang gadis keturunan
Tionghoa bernama A Ling. Ia sering sekali mengirimkan puisi tentang luapan perasaannya
kepada A Ling.
b) Taprani
Taprani merupakan sosok yang tampan, rapi, perfeksionis, lumayan pintar, bicara seperlunya
(pendiam), santun, sangat berbakti kepada orang tua dan manja. Ia bercita-cita menjadi guru
di daerah terpencil untuk memajukan pendidikan orang melayu pedalaman. Taprani selalu
diperhatikan ibunya. Apa pun yang akan dilakukannya harus selalu diketahui ibunya. Ia
sangat tergantung pada ibunya.
c) Sahara
Sahara merupakan satu-satunya murid perempuan yang bersekolah di SD Muhammadiyah.
Tubuhnya ramping dan selalu berjilbab rapi. Di sekolah ia termasuk murid yang pintar.
Meski pun ia adalah sosok yang perhatian, namun ia termasuk tipe orang yang
temperamental, ketus, skeptis, susah diyakinkan dan tidak mudah terkesan. Sahara Sangat
menjujung tinggi nilai kejujuran. Ia paling tidak suka berbohong. Dalam novel ini dicritakan
bahwa ia bertengkar dengan A Kiong yang tidak pernah sependapat atau satu pemikiran
dengannya.
d) A Kiong
A Kiong adalah satu-satunya murid keturunan Tionghoa yang bersekolah di SD
Muhammadiyah. Sifatnya begitu polos dan selalu mempercayai apa yang dikatakan Mahar. Ia
selalu menjadi pendukung sekaligus pengikut setia Mahar. A Kiong memiliki rasa
persahabatan yang tinggi dan suka menolong. Ia sering kali bertengkar dengan Sahara.
e) Harun
Harun yang sudah mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada usia lima belas
tahun ini mengidap keterbelakangan mental. Sifatnya santun, pendiam, dan murah senyum.
Laki-laki yang memiliki model rambut seperti Chairil Anwar ini hobi sekali mengunyah
permen asam jawa. Ia pun selalu berpakaian rapi. Di kelas, ia sama sekali tidak bisa
menangkap pelajaran membaca atau pun menulis. Ia pun sering kali bercerita tentang kucing
belang tiganya yang melahirkan tiga anak yang juga bebelang tiga secara berulang-ulang.
f) Borek
Borek memilki tubuh yang tinggi tinggi dan besar. Ia sangat terobsesi dengan body
building dan tergila-gila dengan citra cowok macho.
g) Syahdan
Karakter Syahdan tidak begitu menonjol dalam novel ini. Ia adalah salah satu anggota
‘Laskar Pelangi’ yang selalu setia menemani Ikal membeli kapur tulis di took Sinar Harapan
milik orang tua A Ling. Syahdan merupakan saksi cinta pertama Ikal kepada A Ling. Ia
memiliki cita-cita sebagai aktor.
h) Kucai
Kucai adalah salah satu anggota ‘Laskar Pelangi’ yang diamanahi sebagai ketua kelas. Ia
sempat frustrasi ketika menjadi ketua kelas karena kesulitan dalam mengatur teman-
temannya. Meski begitu, laki-laki yang menderita rabun jauh ini selalu terpilih menjadi ketua
kelas dan pada akhirnya ia menerima keputusan itu. Anak yang banyak bicara dan susah
diatur ini berbakat menjadi seorang politikus.
i) Lintang
Lintang merupakan anak yang paling jenius dan gigih di antara teman-temannya. Meski pun
jarak rumahnya dari sekolah sangat jauh (80 km), ia tetap semangat untuk pergi ke sekolah
dan menjadi anak yang paling pagi datang. Setiap berangkat sekolah, ia harus melalui jalan
yang merupakan tempat buaya tinggal. Ayahnya adalah seorang nelayan miskin yang
bertanggung jawab menafkahi empat belas nyawa yang tinggal di rumahnya. Di sekolah,
Lintang begitu serius belajar dan aktif. Otaknya yang jenius dan cermat membawa tim SD
Muhammadiyah menjadi pemenang dalam lomba cerdas cermat. Lintang sangat suka
membaca dan mempelajari berbagai ilmu penngetahuan. Lintang pun tak segan membagi
ilmunya kepada teman-temannya. Idenya sangat kreatif. Lucunya, kelihaiannya dalam
berpikir tidak dibarengi dengan tulisan tangan yang indah.
j) Mahar
Mahar memiliki bakat dalam bidang seni, baik itu menyanyi, melukis, seni rupa dan lain
sebagainya. Pemikirannya imajinatif dan kreatif. Anak tampan ini termasuk orang yang
menggemari dongeng-dongeng yang tak masuk akal (mungkin karena ia terlalu imajinatif).
Mahar sering kali diejek dan ditertawakan teman-temannya karena pemikirannya dianggap
aneh.
k) Bu Muslimah
Wanita bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari ini adalah guru di SD Muhammadiyah. Ia
sangat gigih dalam mengajar meski pun gajinya belum dibayar. Ia sangat berdedikasi
terhadap dunia pendidikan dan dengan segenap jiwa mengajar murid-murid di SD
Muhammadiyah. Wanita cantik yang menyukai bunga ini memiliki pendirian yang progresif
dan terbuka terhadap ide-ide baru. Ia termasuk orang yang sabar dan baik hati.
l) Pak Harfan
Pria bernama lengkap K.A Harfan Efendy Noor ini menjabat sebagai kepala SD
Muhammadiyah. Bersama Bu Muslimah, ia tetap mempertahankan sekolah yang hamper
ditutup karena kekurangan siswa. Pak Harfan juga memiliki dedikasi tinggi terhadap
pendidikan.
m) A Ling
Gadis keturunan Tiongoa ini merupakan cinta pertama Ikal. Ia memiliki tubuh yang ramping
dan tinggi. Anak dari pemilik toko Sinar Harapan ini ternyata juga menyukai Ikal. Namun
sayangnya ia pindah ke Jakarta.
n) Flo
Ia merupakan murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang berasal dari keluarga kaya
ini merupakan tokoh terakhir yang muncul sebagai anggota ‘Laskar Pelangi’.

5. Sudut Pandang yang Digunakan


Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama
pelaku utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘aku’. Tokoh ‘aku’
dalam novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘aku’ dapat dikatakan sebagai
tokoh atau pelaku utama.

6. Amanat
Banyak sekali amanat yang terkandung dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Diantaranya adalah
:
· Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa)
Keadaan boleh saja serba kekurangan, namun kekurangan janganlah menjadi alasan untuk
tidak berusaha. Justru jadikanlah kekurangan itu sebagai motivasi untuk bisa menutupinya.
Dalam novel ini diceritakan tentang kehidupan pendidikan yang keadaannya serba minim.
Namun, tokoh-tokoh di dalamnya tidak menyerah dengan keadaan seperti itu. Mereka tetap
bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kemiskinan bukan alasan untuk tidak
belajar.
· Jauhi sifat pesimis
Saat menengadahkan perasaan kepada orang-orang yang ada di atas kita, bukan berarti kita
harus merasa kecil dan lemah di hadapan mereka. Kita ada di bawah, bukan berarti kita tidak
bisa seperti orang yang ada di atas. Menengadahkan perasaan ke atas mestinya dijadikan
cambuk semangat untuk bisa seperti orang itu atau bahkan bisa lebih baik lagi. Contonya
pada novel ini yang menceritakan sebuah sekolah kampung (SD Muhammadiyah) biasa yang
selalu optimis untuk bisa lebih baik dari sekolah yang dari awal memang sudah baik (SD
PN).
· Sebagai guru haruslah dengan ikhlas mengajar dan berdedikasi tinggi terhadap pendidikan.
Dalam novel ini diceritakan seorang guru yang begitu tinggi dedikasinya terhadap
pendidikan. Guru diibaratkan kompas yang menunjukkan kemana murid-muridnya akan
pergi. Bu Muslimah merupakan sosok yang menjadi guru teladan yang dengan segenap
kemampuannya berjuang untuk memajukan pendidikan di sebuah kampug kecil.

Anda mungkin juga menyukai