Anda di halaman 1dari 20

MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN

EKSTRINSIK BESERTA SINOPSIS PADA NOVEL


"LASKAR PELANGI"

MUHAMMAD TEGUH MAULANA


2022
SMAN 11 KABUPATEN TANGERANG

A.UNSUR INTRINSIK :
1. Tema
Temanya adalah pendidikan.

Tetapi yang membuatnya unik adalah tema pendidikan tersebut diselingi


dengan kisah persahabatan yang erat antara anggota “Laskar Pelangi”.

Namun tema pendidikan tersebut juga dipadukan dengan tema ekonomi


dengan tema pendidikan yang lebih menonjol.

2. Plot (alur)
a. Pengenalan Situasi Cerita

Pada awal cerita dibuka dengan penerimaan murid baru pada SD


Muhammadiyah yang berada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung,
Belitung Timur, Sumatera Selatan.

Belitung adalah kawasan yang dijadikan sebagai tempat penambangan


timah terbesar serta sebagai mampu menghasilkan keuntungan yang
sangat besar.

Namun hak tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat


yang berkubu antara kaya dan miskin.

Pagi itu, satu demi dari satu calon siswa yang juga didampingi oleh orang
tuanya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah yang nyaris roboh dan
dapat dikatakan sudah sudah tidak layak untuk digunakan.

b. Menuju Adanya Konflik

Di dalam novel yang berjudul Laskar Pelangi ini, banyak sekali muncul
beragam masalah.

Dengan konflik awal ketika suasana mulai tegang sebab pendaftar tidak
bisa mencukupi batas minimal siswa yang telah disyaratkan oleh
Depdikbud Sumsel.

Jika calon siswa yang mendaftar kurang dari jumlah sepuluh anak, maka
SD Muhammadiyah wajib untuk ditutup.

c. Puncak Konflik
Puncak konfliknya ada selepas ditunggu sampai siang, ternyata jumlah
pendaftar tidak lebih dari sembilan orang. Jumlah satu ini tentu saja
belum dapat mencukupi persyaratan dari Depdikbud. Hal tersebut tentu
saja amat mencemaskan Pak Harfan dan Bu Muslimah sang guru.

Hingga pada akhirnya, Pak Harfan memutuskan guna memberikan


pengumuman sekaligus pidato jika penerimaan siswa baru itu
dibatalkan.

Kemudian beragam konflik lain pun mulai muncul dari masing – masing
tokoh.

Secara garis besar, konflik tersebut menerpa seluruh tokoh khususnya


pada waktu diadakannya lomba karnaval serta cerdas cermat antar
sekolah.

d. Penyelesaian

Sebelum menyampaikan pidato, Pak Harfan hampir memberitahukan


jika penerimaan siswa baru di SD Muhammadiyah tersebut dibatalkan,
seorang ibu kemudian muncul untuk mendaftarkan anaknya yang
bernama Harun dimana anak tersebut mengidap keterbelakangan
mental.

Tentu saja kedatangan Harun beserta ibunya tersebut memberikan


napas lega untuk Pak Harfan beserta Bu Muslimah serta para calon siswa
dan orang tuanya.

Harun sudah menggenapi jumlah siswa agar bisa mendirikan SD


Muhammadiyah dari penutupan.

Di malam hari, bangunan sekolah tersebut dijadikan sebagai kandang


ternak, lalu di pagi hari dan siangnya dimanfaatkan untuk kegiatan
belajar – mengajar dengan fasilitas terbatas.

Lalu waktu kegiatan karnaval antar sekolah dimulai, SD Muhammadiyah


sempat diperdebatkan sebab ketidakadaan dana serta dipandang
sebelah mata.
Tetapi Bu Muslimah bersikeras untuk mengikutsertakan para muridnya,
sebab beliau menilai muridnya memiliki kreatifitas tinggi.

Lalu Mahar pun ditunjuk sebagai ketua dalam mengurusi persiapan


karnaval. Dengan memunculkan ide cemerlang, Mahar pun berhasil
membawa teman dalam merebut piala kemenangan.

SD Muhammadiyah kemudian kembali mengikuti perlombaan. Namun


sekarang berupa lomba cerdas cermat.

Bu Muslimah, Ikal bersama kawan – kawan sempat khawatir sebab tidak


lama perlombaan akan dimulai tetapi ujung tombak tim mereka belum
pula datang.

Namun beruntungnya walaupun hampir terlambat, akhirnya si cerdas


yang bernama Lintang datang.

Pada mulanya, team dari SD Muhammadiyah tertinggal angka melawan


SD PN serta SD Negeri.

Tetapi ketika memasuki soal yang berbau angka, SD Muhammadiyah


mampu mengejar ketertinggalannya dan berhasil menjadi juara.

3. Latar Cerita
a. Latar Tempat

Latar tempat yang digunakan pada novel berada di sebuah sekolah


dengan alamat di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur,
Sumatera Selatan.

Tetapi ada juga latar tempat lainnya seperti pohon, rumah, tepi pantai,
gua, pasar dan yang lainnya di daerah Belitung.

b. Latar Waktu

Meski mengisahkan cerita nyata dengan bumbu imajinasi, tetapi latar


waktu juga disampaikan di dalam novel tersebut yakni pada tahun 1974.

c. Latar Suasana
Latar suasananya beragam, yakni sedih, senang, sampai cemas.

Berikut sedikit penggalan kisah dengan latar suasana dalam novel:

Suasana Senang

Ketika tim cerdas cermat SD Muhammadiyah mampu memenangkan


pertandingan.

Suasana Sedih

Ketika Ikal bersama teman – temannya dan juga Bu Muslimah berpisah


dari Lintang yang memutuskan untuk berhenti sekolah.

Suasana Cemas

Ketika Pak Harfan, Bu Muslimah bersama calon murid beserta orang tua
SD Muhammadiyah menunggu pendaftaran calon siswa supaya sekolah
tidak ditutup.

4.TOKOH
1.TAPRANI

2.A KIONG

3.SAHARA

4.IKAL

5.HARUN

6.KUCAI

7.BOREK

8.SYAHDAN

9.MAHAR

10.LIANTANG

11.PAK HARFAN

12.BU MUSLIMAH

13.FLO
14.A LING

- Penokohan
Tokoh – tokoh yang berperan dalam novel “Laskar Pelangi”, diantaranya
yaitu:

a. Taprani

Taprani adalah sosok yang rapi, tampan, perfeksionis, cukup pandai,


pendiam, santun, berbakti kepada orang tua dan juga manja.

Ia memiliki cita – cita menjadi guru pada daerah terpencil agar bisa
memajukan pendidikan orang melayu pedalaman.

b. A Kiong

A Kiong merupakan satu – satunya murid yang merupakan keturunan


Tionghoa dan bersekolah di SD Muhammadiyah.

Ia memiliki sifat yang sangat polos, suka menolong, dan setia dengan
sahabat serta selalu yakin dengan apa yang dikatakan oleh Mahar.

c. Sahara

Sahara menjadi satu – satunya murid perempuan yang bersekolah di SD


Muhammadiyah.

Ia memiliki tubuh yang ramping serta selalu mengenakan jilbab yang


rapi.

Di sekolah, ia masuk ke dalam murid yang pandai. Walaupun ia sangat


perhatian, tetapi ia termasuk termasuk orang yang temperamental,
skeptis, ketus, susah diyakinkan serta tidak mudah terkesan.

Dia juga sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran, sehingga ia sangat


benci terhadap hal bohong.

d. Ikal

Ikal merupakan pemeran “aku” yang menjadi tokoh utama. Dia


merupakan salah satu anggota “Laskar Pelangi”.
Di dalam sekolahnya, ia cukup pandai, tapi tak sepandai Lintang, maka
dari itu ia selalu berada di peringkat kedua selepas Lintang.

Ia merupakan orang yang gigih dan tidak mudah putus asa, selalu
bersemangat dalam menjalankan hal yang ia sukai.

Ikal sangat suka dengan dunia sastra khususnya puisi.

e. Harun

Harun mulai memasuki jenjang pendidikan SD disaat umur lima belas


tahun sebab ia mengidap keterbelakangan mental.

Ia memiliki sifat yang pendiam, santun, dan murah senyum.

Tampilan rambutnya yang menyerupai Chairil Anwar ini memiliki hobi


mengunyah permen asam jawa. Tak lupa, ia juga selalu berpakaian rapi.

Di dalam kelas, ia tidak bisa menangkap pelajaran, namun ia sangat suka


bercerita tentang kucingnya.

f. Kucai

Kucai merupakan salah satu anggota “Laskar Pelangi” yang menjadi


ketua kelas.

Ia sempat frustrasi pada saat menjadi ketua kelas sebab ia merasa


kesulitan untuk mengatur teman – temannya.

Walaupun demikian, laki – laki yang menderita rabun jauh satu ini selalu
dipilih untuk menjadi ketua kelas.

Dia juga banyak bicara serta susah diatur yang mana sangat berbakat
menjadi seorang politikus.

g. Borek

Borek mempunyai perawakan tubuh yang tinggi tinggi besar. Ia terobsesi


dengan body building serta tergila – gila dengan citra cowok macho.

h. Syahdan
Karakter Syahdan tidak begitu menonjol di dalam novel ini. Ia juga
menjadi salah satu anggota “Laskar Pelangi” yang setia menemani Ikal.

Ia mempunyai cita – cita sebagai aktor.

i. Mahar

Mahar mempunyai bakat di dalam bidang seni, baik itu melukis,


menyanyi, seni rupa dan yang lainnya.

Ia memiliki pemikiran yang imajinatif dan kreatif. Anak tampan satu ini
sangat gemar pada dongeng tidak masuk akal.

Mahar jerap kali diejek serta ditertawakan oleh teman – temannya


sebab pemikirannya dianggap aneh.

j. Lintang

Lintang adalah seorang anak paling jenius serta gigih di antara teman –
temannya.

Walaupun jarak rumahnya dari arah sekolah sangat jauh (80 km), ia
tetap giat untuk datang ke sekolah serta menjadi anak yang datangnya
paling pagi.

Ayahnya merupakan seorang nelayan miskin yang memiliki tanggung


jawab untuk menafkahi empat belas orang yang berada di dalam
rumahnya.

Di sekolah, Lintang sangat serius belajar dan juga aktif. Ialah yang
mampu membawa team cerdas cermat memenangkan perlombaan.

Selain pandai, ia juga tidak pelit untuk membagikan ilmunya.

Namun yang unik, kepandaiannya tersebut tidak dibarengi dengan


tulisan tangannya yang indah.

k. Pak Harfan

Memiliki nama lengkap K.A Harfan Efendy Noor ini adalah kepala SD
Muhammadiyah.
Dengan Bu Muslimah, ia berusaha untuk bisa mempertahankan sekolah
yang hampir tutup sebab kekurangan siswa.

Beliau juga mempunyai dedikasi tinggi pada bidang pendidikan.

l. Bu Muslimah

Memiliki nama lengkap N.A. Muslimah Hafsari ini merupakan guru di SD


Muhammadiyah.

Ia sangat gigih dan sabar pada waktu mengajar walaupun gajinya belum
dibayar.

Wanita cantik yang gemar akan bunga ini mempunyai pendirian yang
progresif serta terbuka pada ide – ide baru.

m. Flo

Flo adalah murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang asal
keluarga kaya satu ini menjadi tokoh terakhir yang bergabung dalam
anggota “Laskar Pelangi”.

n. A Ling

Gadis keturunan Tionghoa ini adalah cinta pertama Ikal.

Ia mempunyai tubuh yang ramping dan tinggi. Anak dari pemilik toko
Sinar Harapan ini ternyata juga menyukai Ikal, tetapi sayangnya ia
kemudian pindah ke Jakarta.

5. Sudut Pandang yang Digunakan


Sudut pandang yang ada dalam novel merupakan sudut pandang orang
pertama sebagai pelaku utama sebab penulis memakai kata

“aku”.

6. Amanat
Ada banyak sekali amanat yang dapat dipetik dalam novel ini,
diantaranya seperti:
Pesan atau amanat yang ingin disampaikan Andrea dalam novel Laskar
Pelangi ini adalah kemiskinan bukanlah alasan untuk berhenti menimba
ilmu dan bukan tak mungkin sebuah sekolah kecil dengan segala
keterbatasannya ternyata mampu melahirkan kreativitas-kreativitas
yang melampaui sekolah-sekolah favorit yang telah mapan baik dari segi
sarana prasarana maupun kurikulumnya.

• Jangan mudah menyerah dengan keadaan yang terbatas.

• Selalu gigih berusaha dalam kegiatan apa pun.

• Jauhi sifat pesimis.

• Sabar dengan segala kondisi yang ada.

• Kuatkan rasa pertemanan.

A.UNSUR EKSTRINSIK :
1. NILAI SOSIAL DAN BUDAYA:

Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat
yang bertempat tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara
komunitas buruh tambang dan komunitas pengusaha yang dibatasi oleh
tembok tinggi merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara
kedua komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas
buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan kehidupan,
sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang
untuk menjalankan usaha mereka.

2.NILAI AGAMA:
Nilai religi atau agama si pengarang sangat terlihat seperti pantulan
cermin dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu
kental. Dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali
menyelipkan pelajaran-pelajaran mengenai keislaman.
3.NILAI PENDIDIKAN:

Dalam novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai edukasi yang


disampaikan pengarang. Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga
menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang diselipkan di antara
ceritanya. Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang diselipkan
antara lain seperti sains (fisika, kimia, biologi, astronomi). Pengarang
gemar sekali memasukkan istilah-istilah asing ilmu pengetahuan yang
tertuang dalam cerita. Ini menandakan bahwa pengarangnya memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi.

4.NILAI EKONOMI:

Sebagian masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan-


perusahaan timah. Digambarkan dalam novel bahwa Belitong adalah
pulau yang kaya akan sumber daya alam. Namun tidak semua
masyarakat Belitong bisa menikmati hasil bumi itu. PN memonopoli hasil
produksi, sementara masyarakat termarginalkan di tanah mereka
sendiri.

SINOPSIS NOVEL :
SD Muhammadiyah nampak sangat rapuh serta menyedihkan daripada
beberapa sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka
tersudut di dalam ironi yang amat besar sebab kemiskinannya yang
justru ada di tengah -tengah gemah ripah kekayaan dari PN Timah yang
terlihat tengah mengeksploitasi tanah ulayat mereka.

Kesulitan yang terus menerus menghantam sekolah kampung itu.


Sekolah yang dibangun atas dasar jiwa ikhlas serta kepeloporan dari dua
orang guru, seorang kepala sekolah yang telah menua, Bapak Harfan
Efendy Noor serta seorang ibu guru muda bernama Ibu Muslimah
Hafsari, yang mana juga sangat miskin. Mereka berusaha untuk
mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok – seok.
Sekolah yang nyaris diruntuhkan oleh pengawas sekolah Depdikbud
Sumsel sebab kekurangan murid tersebut dapat terselamatkan berkat
adanya seorang anak idiot yang mana pada sepanjang masa sekolah
tidak pernah memperoleh rapor.

Kesepuluh anak itu dinamai Laskar Pelangi, dan diantarnya bernama Ikal,
Lintang, Sahara Aulia Fadillah, Mahar Ahlan, Syahdan Noor Aziz,
Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman atau A kiong, Samson atau
Borek, Mukharam Kudai Khairani, Trapani Ihsan Jamari, dan Harun
Ardhili Ramadhan.

Mereka semua bersekolah di SD Muhammadiyah Gantung dan


dibimbing oleh Bu Muslimah dan Pak Harfan. Selama mereka
bersekolah, mereka juga mendapatkan teman baru, seorang pindahan
dari SD PN Timah bernama Flo.

Cerita dimulai dari penerimaan siswa dan siswi baru di SD


Muhammadiyah Gantung dimana hanya ada 9 orang murid yang
mendaftat. Hal ini membuat Bu Muslimah, Pak Harfan, serta seluruh
orang tua murid merasa cemas.

Ini dikarenakan Pemerinta daerah setempat akan telah mengunumkan


bahwa sekolah dasar Ini harus memiliki minmal 10 murid baru agar
kegatan sekolah tetap berjalan.

Karena murid ke 10 yang ditunggu tidak datang-datang juga, Dengan


kekecewaan yang mendalam, Pak Harfan harus menetapkan keputusan
yang berat. Namun, di tengah situasi tersebut, datanglah seorang murid
baru yang menjadi penyelamat bagi sekolah, para murid baru, serta para
orang tua atau wali.

Murid ini bernama Harun Ardhli Ramadhan, seorang anak yang memiliki
keterbelakangan mental namun memilki semangat yang tinggi untuk
bersekolah.

Kebersamaan mereka pun dimulai sejak saat itu. Selama menempuh


pendidikan, Bu Muslimah dan Pak Harfan mengajar dan membimbing
mereka dengan penuh semangat dan dedikasi. Para murid pun juga
belajar dengan penuh semangat. Karena kekompakan dan semangat
mereka, Bu Muslimah pun menjuluki mereka “Laskar Pelangi”.

Tidak hanya Bu Muslimah dan Pak Harfan, SD Muhammadiyah Gantung


juga memilki guru yang juga merangkap sebagai kepala sekolah bernama
Pak Harfan Effendi Noor. Sama seperti kedua guru lainnya, beliau juga
megajar dengan penuh semangat. Bahkan, beliau juga kerap kali
menyelippkan kisah teladan nabi dan rasul.

Di tengah keterbatasan yang ada, para anggota “Laskar Pelangi” harus


menghadapi berbagai rintangan untuk menggapai mimpi mereka. Kisah
perjalanan mereka akan diwarnai dengan berbagai macam pengalaman
emosional baik itu yang membahagaikan maupun yang mengharukan.

Bu Muslimah selalu percaya bahwa ke-11 muridnya akan menjadi orang


yang berpengaruh di tengah keterbatasan yang mereka miliki. Hal ini
dibuktikan dengan kreatifitas yang mereka tunjukkan saat mengikuti
lomba karnaval yang diadakan oleh sekolah-sekolah pada daerah
tersebut.

Tidak berhenti disitu, prestasi demi prestasi kembali ditunjukkan oleh


Ikal, Lintang dan Sahara dengan memenangkan perlombaan cerdas
cermat.

Sampai pada sebuah momen dimana Lintang memutuskan untuk


berhenti sekolah karena tidak memiliki dana. Namun tekad dan ikatan
persahabatan mereka yang kuat akhirnya mampu membuat Lintang
kembali bersekolah.

Selama mereka bersekolah, mereka juga mendapatkan teman baru,


seorang pindahan dari SD PN Timah bernama Flo.

Cerita dimulai dari penerimaan siswa dan siswi baru di SD


Muhammadiyah Gantung dimana hanya ada 9 orang murid yang
mendaftat. Hal ini membuat Bu Muslimah, Pak Harfan, serta seluruh
orang tua murid merasa cemas.
Ini dikarenakan Pemerinta daerah setempat akan telah mengunumkan
bahwa sekolah dasar Ini harus memiliki minmal 10 murid baru agar
kegatan sekolah tetap berjalan.

Karena murid ke 10 yang ditunggu tidak datang-datang juga, Dengan


kekecewaan yang mendalam, Pak Harfan harus menetapkan keputusan
yang berat.

Namun, di tengah situasi tersebut, datanglah seorang murid baru yang


menjadi penyelamat bagi sekolah, para murid baru, serta para orang tua
atau wali.

Murid ini bernama Harun Ardhli Ramadhan, seorang anak yang memiliki
keterbelakangan mental namun memilki semangat yang tinggi untuk
bersekolah. Kebersamaan mereka pun dimulai sejak saat itu.

Selama menempuh pendidikan, Bu Muslimah dan Pak Harfan mengajar


dan membimbing mereka dengan penuh semangat dan dedikasi.

Para murid pun juga belajar dengan penuh semangat. Karena


kekompakan dan semangat mereka, Bu Muslimah pun menjuluki mereka
“Laskar Pelangi”.

Tidak hanya Bu Muslimah dan Pak Harfan, SD Muhammadiyah Gantung


juga memilki guru yang juga merangkap sebagai kepala sekolah bernama
Pak Harfan Effendi Noor.

Sama seperti kedua guru lainnya, beliau juga megajar dengan penuh
semangat. Bahkan, beliau juga kerap kali menyelippkan kisah teladan
nabi dan rasul.

Di tengah keterbatasan yang ada, para anggota “Laskar Pelangi” harus


menghadapi berbagai rintangan untuk menggapai mimpi mereka.

Kisah perjalanan mereka akan diwarnai dengan berbagai macam


pengalaman emosional baik itu yang membahagaikan maupun yang
mengharukan.
Hari - hari Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek,
Trapani, dan Harun diisi dengan berbagai kegiatan yang sangat
menyenangkan karena ternyata banyak sekali hal-hal luar biasa yang ada
dalam diri mereka. Segala keterbatasan fasilitas dan keadaan tidak
membuat mereka menjadi patah semangat, bahkan mereka semua
menjadi terpacu untuk berprestasi.

Prestasi mereka tidak pernah luput dari peran serta Bu Muslimah,


seorang guru yang pantang menyerah dan berdedikasi penuh terhadap
kemajuan anak didiknya. Kesabaran Bu Muslimah tersebut memang
terbukti tidak sia - sia. Bu Muslimah jugalah yang memberikan nama
Laskar Pelangi. Sebuah nama yang diambil berdasarkan kesukaan anak
didiknya terhadap pelangi.

Kisah laskar pelangi ini memang layak menjadi contoh serta suri
tauladan bagi semua pelajar di Indonesia, terutama pelajar di kota besar
yang berlimpah aneka fasilitas pendidikannya. Laskar pelangi mampu
membuktikan bahwa prestasi tidak hanya milik pelajar kota. Setiap anak
berhak untuk dapat mengenyam pendidikan, bahkan dalam kondisi
terburuk sekalipun. Kisah ini juga bisa menjadi pemacu bagi para tenaga
pendidik untuk selalu bisa berdedikasi penuh kepada tugas yang
diembannya tanpa melihat kekurangan fasilitas serta pantang menyerah
terhadap segala rintang dan hambatan yang mungkin terjadi.

Sebagai karya sastra yang ditulis berdasarkan kisah nyata, penulisnya


mendedikasikan buku ini untuk guru-guru dan sahabatnya yang menjadi
tokoh-tokoh penting di dalam novel, yaitu Ibu Muslimah Hapsari, Bapak
Harfan Effendi Noor, dan sepuluh sahabat masa kecilnya yang disebut
sebagai anggota "Laskar Pelangi". Mereka dinamakan "Laskar Pelangi"
oleh wali kelas mereka karena kesenangan mereka terhadap pelangi.
Sebagai salah satu karya sastra yang banyak dibaca, Laskar Pelangi
banyak dirujuk untuk penulisan skripsi dan tesis serta telah diseminarkan
oleh kalangan birokrat untuk menyusun sebuah rekomendasi dalam
kebijakan pendidikan. Oleh karena itu, Laskar Pelangi telah berkembang
bukan hanya sebagai bacaan bernilai sastra, tetapi dapat dimanfaatkan
pula sebagai referensi ilmiah.
Laskar Pelangi mengamanatkan bahwa pendidikan adalah tindakan
memberikan hati pada anak-anak dan bukan sekadar memberikan
instruksi atau komando karena setiap anak memiliki potensi unggul yang
akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang pada masa depan apabila
diberi kesempatan dan keteladanan oleh orang-orang yang mengerti
akan makna pendidikan yang sesungguhnya. Selain itu, Laskar Pelangi
membuktikan bahwa kemiskinan tidak selalu berkorelasi dengan
kebodohan atau kejeniusan. Dalam perjuangan mencapai cita-cita
tersebut, tokoh hero yang paling berhasil adalah Ikal—tokoh yang
menjadi identifikasi pengarang.

Mereka bersekolah di sebuah SD yang bernama SD Muhammadiyah


yang bangunannya nyaris roboh. Sekolah itu nyaris oleh Departemen
Pendidikan Kabupaten Sumatera Selatan , karena murid yang bersekolah
di SD Muhammadiyah tersebut tidak berjumlah 10 anak sebagai
persyaratan minimal. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara
pembukaan. Kesembilan anak tersebut adalah Ikal, Lintang, Mahar,
Sahara, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, dan Trapani. Akan tetapi, tepat
ketika Pak Harfan Efendy Noor (Kepala Sekolah SD Muhammadiyah)
hendak berpidato untuk menutup SD Muhammadiyah.

Ada seorang ibu beserta anaknya yang bernama Harun datang untuk
mendaftarkan Harun ke sekolah SD Muhammadiyah tersebut. Jika tidak
ada Harun, seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan
mental yang disekolahkan ibunya agar tidak cuma bisa mengejar anak
ayam di rumah, tentu tidak pernah terjadi kisah ini. Akhirnya SD
Muhammadiyah tersebut tidak jadi ditutup dan Harun lah yang
menyelamatkan SD Muhammadiyah tersebut.

Dari sanalah dimulai cerita tentang mereka. Mulai dari penempatan


tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan Efendy Noor
(Kepala Sekolah SD Muhammadiyah), perkenalan mereka yang luar biasa
dimana A Kiong yang malah cengar – cengir ketika ditanyakan namanya
oleh guru mereka, Bu Muslimah, kejadian bodoh yang dilakukan oleh
Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian
ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama ikal,
sampai pertaruhan nyawa dari seorang anak yang bernama Lintang.
Dia adalah salah satu anak dari nelayan yang sangat miskin, setiap hari
Lintang mengayuh sepeda sejauh 40 km jarak dari rumahnya menuju ke
sekolah, rumah Lintang berada di desa tanjung kelumpang yaitu desa
yang letaknya sangat jauh di tepi laut, setiap hari Lintang melewati 4
kawasan pohon nipah yang tempatnya lumayan seram, tidak jarang ada
buaya yang sangat besar melewati kawasan tersebut,walaupun begitu
Lintang tetap rajin dan bersemangat berangkat ke sekolah dan tidak
pernah bolos untuk ke sekolah dan bertemu dengan Bu Muslimah.

Guru yang penuh kasih namun penuh dengan komitmen untuk


mencerdaskan anak didiknya dan tidak akan pernah ada Laskar Pelangi
sebuah nama yang diberikan oleh Bu Muslimah karena kesenangan
mereka terhadap pelangi yang di saat musim hujan selalu melakukan
ritual melihat pelangi pada sore hari dengan bertengger pada dahan –
dahan pohon filicium yang ada di depan kelas mereka. Saat susah
maupun senang mereka lalui di dalam kelas yang menurut cerita pada
malam harinya kelas tersebut sebagai kandang bagi hewan ternak. Di SD
Muhammadiyah itulah Ikal dan kawan – kawannya memiliki segudang
kenangan yang menarik.

Seperti saat kisah percintaan antara Ikal dan A Ling. Pada awalnya Ikal
disuruh oleh Bu Muslimah untuk membeli kapur di toko milik keluarga A
Ling. Ikal jatuh cinta pada kuku A Ling yang indah. Ia tidak pernah
menjumpai kuku seindah itu. Kemudian ia tahu bahwa pemilik kuku yang
indah tersebut adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta pada A Ling. Namun,
pertemuan mereka harus diakhiri karena A Ling pindah untuk menemani
bibinya yang sendiri.

Kejadian tentang Mahar yang akhirnya menemukan ide untuk


perlombaan semacam karnaval. Mahar menemukan sebuah ide untuk
menari dalam acara tersebut. Mereka para Laskar Pelangi menari seperti
orang kesetanan,hal tersebut dikarenakan kalung yang mereka kenakan
dari buah langkah dan hanya ada di Belitung, merupakan tanaman yang
membuat seluruh badan gatal. Akhirnya mereka pun menari layaknya
orang yang tengah kesurupan. Namun, berkat semua itu akhirnya SD
Muhammadiyah dapat memenangkan perlombaan tersebut.
Namun pada suatu ketika datanglah anak yang bernama Flo, seorang
anak kaya pindahan dari Sekolah PN Timah, ia masuk di dalam
kehidupan Laskar Pelangi. Sejak kedatangan Flo di SD Muhammadiyah
tersebut membawa pengaruh buruk dan negatif bagi teman – temannya
terutama Mahar, yang duduk satu bangku dengan Flo. Sejak kedatangan
Flo, nilai Mahar seringkali jelek sehingga Bu Muslimah marah dan
kecewa kepada Mahar.

Hari – hari mereka selalu dihiasi dengan canda dan tawa maupun
tangisan. Namun di balik semua keceriaan mereka, ada seorang murid
yang bernama Lintang yaitu anggota Laskar Pelangi yang perjuangannya
terhadap pendidikan perlu diacungi jempol. Ia rela menempuh jarak 80
km pulang pergi dari rumahnya untuk menuju ke sekolah hanya untuk
agar bisa belajar. Ia tidak pernah mengeluh meski saat perjalanan
menuju sekolahnya, ia harus melewati danau yang terdapat buaya di
dalamnya. Lintang merupakan salah satu murid yang paling cerdas.
Terbukti saat

Lintang, Ikal, dan Sahara saat mengikuti sebuah perlombaan cerdas


cermat. Ikal dapat menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru dari
sekolah kaya PN Timah yang berijazah dan terkenal dengan jawabannya
yang membuat ia memenangkan lomba cerdas cermat tersebut.

Namun, semua kisah indah Laskar Pelangi harus diakhiri dengan


perpisahan seorang Lintang yang sangat cerdas dan jenius itu. Lintang
dan kawan – kawan membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang
menunjang yang akhirnya dapat membuat seseorang sukses maupun
pintar, namun kemauan dan kerja keraslah yang dapat mengabulkan
setiap impian dari seseorang.

Beberapa hari kemudian, setelah perlombaan tersebut Lintang tidak


masuk sekolah dan akhirnya kawan – kawan Lintang dan juga Bu
Muslimah mendapatkan surat dari Lintang yang berisi bahwa Lintang
tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena ayahnya Lintang meninggal
dunia. Tentu saja hal tersebut menjadi kesedihan yang mendalam bagi
anggota Laskar Pelangi.
Beberapa tahun kemudian, saat mereka telah beranjak dewasa, mereka
semua banyak mendapat pengalaman yang berharga dari setiap cerita di
SD Muhammadiyah. Tentang sebuah persahabatan, ketulusan, yang
diperlihatkan dan diajarkan oleh Bu Muslimah, serta sebuah mimpi yang
harus mereka wujudkan. Ikal akhirnya mendapat beasiswa dan
bersekolah di Paris, sedangkan Mahar dan teman – teman lainnya
menjadi seseorang yang dapat membanggakan Belitung.

Kepala sekolah dan guru sekolah tersebut, berusaha membuat


perubahan untuk sekolah dan para murid yang ada, sehingga para murid
memiliki semangat belajar yang tinggi, serta memiliki cita-cita yang
tinggi.

Karena banyaknya perubahan yang dilakukan oleh murid, maka kepalas


sekolah dan guru tersebut memberikan julukan Laskar Pelangi, kepada
para murid yang bersekolah.

Para Laskar Pelangi pun dibimbing oleh kepala sekolah dan guru,
sehingga memiliki jiwa yang teguh hati, mampu untuk berkompetisi,
saling menghargai dan semangat dalam menggapai cerita.

Para Laskar Pelangi berhasil menjuarai karnaval dan kejuaraan lainnya.


Mereka menunjukkan kemampuannya, semangat dan mampu
berkompetisi. Bahkan sekolah dengan akreditasi tinggi dan unggul, kalah
dengan prestasi para Laskar Pelangi.

Novel Laskar Pelangi dikemas dengan alur cerita yang jelas dari awal
hingga akhir. Penokohan yang digambarkan dalam novel pun
tersampaikan dengan jelas. Sehingga para pembaca novel ini, berhasil
menjiwai dan meresapi setiap cerita dan alur yang dikemas dalam novel
ini.

Banyak pelajaran yang dapat diambil dalam novel Laskar Pelangi. Kita
harus semangat dalam menempuh pendidikan dan mencari ilmu, agar
segala yang dicita-citakan berhasil digapai, seperti kesuksesan yang
diraih para Laskar Pelangi.

Dari cerita tentang Laskar Pelangi, diceritakan bahwa keadaan sekolah


SD Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai sekolah yang tidak layak
untuk ditempati karena bangunannya yang sudah mau roboh dan
ternyata dengan keadaan sekolah yang memprihatinkan tersebut dapat
memberikan sebuah prestasi yang membanggakan. Saya termotivasi
bahwa tidak semua sekolah dengan tempat yang tidak layak dan hampir
mau roboh tidak bisa mengembangkan prestasi para generasi penerus
bangsa. Maka perlu menjadi perhatian khusus untuk pemerintah dalam
membangun fasilitas pendidikan seperti sekolah agar diperbaiki,
sehingga para generasi penerus bangsa ini dapat belajar yang nyaman
untuk meraih cita – cita yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai