A.UNSUR INTRINSIK :
1. Tema
Temanya adalah pendidikan.
2. Plot (alur)
a. Pengenalan Situasi Cerita
Pagi itu, satu demi dari satu calon siswa yang juga didampingi oleh orang
tuanya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah yang nyaris roboh dan
dapat dikatakan sudah sudah tidak layak untuk digunakan.
Di dalam novel yang berjudul Laskar Pelangi ini, banyak sekali muncul
beragam masalah.
Dengan konflik awal ketika suasana mulai tegang sebab pendaftar tidak
bisa mencukupi batas minimal siswa yang telah disyaratkan oleh
Depdikbud Sumsel.
Jika calon siswa yang mendaftar kurang dari jumlah sepuluh anak, maka
SD Muhammadiyah wajib untuk ditutup.
c. Puncak Konflik
Puncak konfliknya ada selepas ditunggu sampai siang, ternyata jumlah
pendaftar tidak lebih dari sembilan orang. Jumlah satu ini tentu saja
belum dapat mencukupi persyaratan dari Depdikbud. Hal tersebut tentu
saja amat mencemaskan Pak Harfan dan Bu Muslimah sang guru.
Kemudian beragam konflik lain pun mulai muncul dari masing – masing
tokoh.
d. Penyelesaian
3. Latar Cerita
a. Latar Tempat
Tetapi ada juga latar tempat lainnya seperti pohon, rumah, tepi pantai,
gua, pasar dan yang lainnya di daerah Belitung.
b. Latar Waktu
c. Latar Suasana
Latar suasananya beragam, yakni sedih, senang, sampai cemas.
Suasana Senang
Suasana Sedih
Suasana Cemas
Ketika Pak Harfan, Bu Muslimah bersama calon murid beserta orang tua
SD Muhammadiyah menunggu pendaftaran calon siswa supaya sekolah
tidak ditutup.
4.TOKOH
1.TAPRANI
2.A KIONG
3.SAHARA
4.IKAL
5.HARUN
6.KUCAI
7.BOREK
8.SYAHDAN
9.MAHAR
10.LIANTANG
11.PAK HARFAN
12.BU MUSLIMAH
13.FLO
14.A LING
- Penokohan
Tokoh – tokoh yang berperan dalam novel “Laskar Pelangi”, diantaranya
yaitu:
a. Taprani
Ia memiliki cita – cita menjadi guru pada daerah terpencil agar bisa
memajukan pendidikan orang melayu pedalaman.
b. A Kiong
Ia memiliki sifat yang sangat polos, suka menolong, dan setia dengan
sahabat serta selalu yakin dengan apa yang dikatakan oleh Mahar.
c. Sahara
d. Ikal
Ia merupakan orang yang gigih dan tidak mudah putus asa, selalu
bersemangat dalam menjalankan hal yang ia sukai.
e. Harun
f. Kucai
Walaupun demikian, laki – laki yang menderita rabun jauh satu ini selalu
dipilih untuk menjadi ketua kelas.
Dia juga banyak bicara serta susah diatur yang mana sangat berbakat
menjadi seorang politikus.
g. Borek
h. Syahdan
Karakter Syahdan tidak begitu menonjol di dalam novel ini. Ia juga
menjadi salah satu anggota “Laskar Pelangi” yang setia menemani Ikal.
i. Mahar
Ia memiliki pemikiran yang imajinatif dan kreatif. Anak tampan satu ini
sangat gemar pada dongeng tidak masuk akal.
j. Lintang
Lintang adalah seorang anak paling jenius serta gigih di antara teman –
temannya.
Walaupun jarak rumahnya dari arah sekolah sangat jauh (80 km), ia
tetap giat untuk datang ke sekolah serta menjadi anak yang datangnya
paling pagi.
Di sekolah, Lintang sangat serius belajar dan juga aktif. Ialah yang
mampu membawa team cerdas cermat memenangkan perlombaan.
k. Pak Harfan
Memiliki nama lengkap K.A Harfan Efendy Noor ini adalah kepala SD
Muhammadiyah.
Dengan Bu Muslimah, ia berusaha untuk bisa mempertahankan sekolah
yang hampir tutup sebab kekurangan siswa.
l. Bu Muslimah
Ia sangat gigih dan sabar pada waktu mengajar walaupun gajinya belum
dibayar.
Wanita cantik yang gemar akan bunga ini mempunyai pendirian yang
progresif serta terbuka pada ide – ide baru.
m. Flo
Flo adalah murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang asal
keluarga kaya satu ini menjadi tokoh terakhir yang bergabung dalam
anggota “Laskar Pelangi”.
n. A Ling
Ia mempunyai tubuh yang ramping dan tinggi. Anak dari pemilik toko
Sinar Harapan ini ternyata juga menyukai Ikal, tetapi sayangnya ia
kemudian pindah ke Jakarta.
“aku”.
6. Amanat
Ada banyak sekali amanat yang dapat dipetik dalam novel ini,
diantaranya seperti:
Pesan atau amanat yang ingin disampaikan Andrea dalam novel Laskar
Pelangi ini adalah kemiskinan bukanlah alasan untuk berhenti menimba
ilmu dan bukan tak mungkin sebuah sekolah kecil dengan segala
keterbatasannya ternyata mampu melahirkan kreativitas-kreativitas
yang melampaui sekolah-sekolah favorit yang telah mapan baik dari segi
sarana prasarana maupun kurikulumnya.
A.UNSUR EKSTRINSIK :
1. NILAI SOSIAL DAN BUDAYA:
Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat
yang bertempat tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara
komunitas buruh tambang dan komunitas pengusaha yang dibatasi oleh
tembok tinggi merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara
kedua komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas
buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan kehidupan,
sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang
untuk menjalankan usaha mereka.
2.NILAI AGAMA:
Nilai religi atau agama si pengarang sangat terlihat seperti pantulan
cermin dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu
kental. Dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali
menyelipkan pelajaran-pelajaran mengenai keislaman.
3.NILAI PENDIDIKAN:
4.NILAI EKONOMI:
SINOPSIS NOVEL :
SD Muhammadiyah nampak sangat rapuh serta menyedihkan daripada
beberapa sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka
tersudut di dalam ironi yang amat besar sebab kemiskinannya yang
justru ada di tengah -tengah gemah ripah kekayaan dari PN Timah yang
terlihat tengah mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesepuluh anak itu dinamai Laskar Pelangi, dan diantarnya bernama Ikal,
Lintang, Sahara Aulia Fadillah, Mahar Ahlan, Syahdan Noor Aziz,
Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman atau A kiong, Samson atau
Borek, Mukharam Kudai Khairani, Trapani Ihsan Jamari, dan Harun
Ardhili Ramadhan.
Murid ini bernama Harun Ardhli Ramadhan, seorang anak yang memiliki
keterbelakangan mental namun memilki semangat yang tinggi untuk
bersekolah.
Murid ini bernama Harun Ardhli Ramadhan, seorang anak yang memiliki
keterbelakangan mental namun memilki semangat yang tinggi untuk
bersekolah. Kebersamaan mereka pun dimulai sejak saat itu.
Sama seperti kedua guru lainnya, beliau juga megajar dengan penuh
semangat. Bahkan, beliau juga kerap kali menyelippkan kisah teladan
nabi dan rasul.
Kisah laskar pelangi ini memang layak menjadi contoh serta suri
tauladan bagi semua pelajar di Indonesia, terutama pelajar di kota besar
yang berlimpah aneka fasilitas pendidikannya. Laskar pelangi mampu
membuktikan bahwa prestasi tidak hanya milik pelajar kota. Setiap anak
berhak untuk dapat mengenyam pendidikan, bahkan dalam kondisi
terburuk sekalipun. Kisah ini juga bisa menjadi pemacu bagi para tenaga
pendidik untuk selalu bisa berdedikasi penuh kepada tugas yang
diembannya tanpa melihat kekurangan fasilitas serta pantang menyerah
terhadap segala rintang dan hambatan yang mungkin terjadi.
Ada seorang ibu beserta anaknya yang bernama Harun datang untuk
mendaftarkan Harun ke sekolah SD Muhammadiyah tersebut. Jika tidak
ada Harun, seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan
mental yang disekolahkan ibunya agar tidak cuma bisa mengejar anak
ayam di rumah, tentu tidak pernah terjadi kisah ini. Akhirnya SD
Muhammadiyah tersebut tidak jadi ditutup dan Harun lah yang
menyelamatkan SD Muhammadiyah tersebut.
Seperti saat kisah percintaan antara Ikal dan A Ling. Pada awalnya Ikal
disuruh oleh Bu Muslimah untuk membeli kapur di toko milik keluarga A
Ling. Ikal jatuh cinta pada kuku A Ling yang indah. Ia tidak pernah
menjumpai kuku seindah itu. Kemudian ia tahu bahwa pemilik kuku yang
indah tersebut adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta pada A Ling. Namun,
pertemuan mereka harus diakhiri karena A Ling pindah untuk menemani
bibinya yang sendiri.
Hari – hari mereka selalu dihiasi dengan canda dan tawa maupun
tangisan. Namun di balik semua keceriaan mereka, ada seorang murid
yang bernama Lintang yaitu anggota Laskar Pelangi yang perjuangannya
terhadap pendidikan perlu diacungi jempol. Ia rela menempuh jarak 80
km pulang pergi dari rumahnya untuk menuju ke sekolah hanya untuk
agar bisa belajar. Ia tidak pernah mengeluh meski saat perjalanan
menuju sekolahnya, ia harus melewati danau yang terdapat buaya di
dalamnya. Lintang merupakan salah satu murid yang paling cerdas.
Terbukti saat
Para Laskar Pelangi pun dibimbing oleh kepala sekolah dan guru,
sehingga memiliki jiwa yang teguh hati, mampu untuk berkompetisi,
saling menghargai dan semangat dalam menggapai cerita.
Novel Laskar Pelangi dikemas dengan alur cerita yang jelas dari awal
hingga akhir. Penokohan yang digambarkan dalam novel pun
tersampaikan dengan jelas. Sehingga para pembaca novel ini, berhasil
menjiwai dan meresapi setiap cerita dan alur yang dikemas dalam novel
ini.
Banyak pelajaran yang dapat diambil dalam novel Laskar Pelangi. Kita
harus semangat dalam menempuh pendidikan dan mencari ilmu, agar
segala yang dicita-citakan berhasil digapai, seperti kesuksesan yang
diraih para Laskar Pelangi.