Anda di halaman 1dari 10

LASKAR PELANGI

OLEH :
1. KETUT GAJENDRA ARI JAYAWARSA (11)
2. KOMANG KRISNA YOGA SAPUTRA (15)
3. LUH PUTRI NADHIA WIRATNINGSIH (23)
4. MADE INDIRA PRABANDARI (30)
5. MADE MONIKA KARUNIA DEWI (33)
6. MADE YENI MARDANI (35)

XII MIPA 2

SMA NEGERI 3 SINGARAJA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Judul : Laskar pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun terbit : 2005
Halaman : 529 halaman

Sinopsis:
Cerita Laskar Pelangi terjadi di desa Gantung, Belitong Timur dan berlatar budaya
Melayu Belitong. Kisah ini berawal ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan
oleh Depdikbud Sumatera Selatan, jika siswa baru tidak mencapai sepuluh anak. Ketika itu baru
sembilan anak yang mendaftar dan hadir, tepat saat Pak Harfan (kepala sekolah) akan berpidato
untuk menutup sekolah, seorang anak Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di
sekolah sederhana tersebut.
Mulai dari kisah itu, maka mulailah di ceritakan mulai dari penempatan tempat duduk,
pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong
hanya tersenyum saat ditanya namanya oleh guru mereka, Bu Muslimah, kejadian bodoh yang
dilakukan Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat
luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang
mengayuh sepeda delapan puluh kilometer pulang-pergi dari rumahnya ke sekolah. Mereka
adalah anggota Laskar Pelangi, nama yang diberikan Bu Muslimah karena mereka senang
memandangi pelangi.
Mereka hidup di sebuah komunitas tambang Belitong. Pendidikan hanya dapat diikuti
anak-anak para pegawai PN Timah yang berpangkat, fasilitas hanya dapat dimasuki dan
digunakan orang-orang dengan kelas sosial tertentu. Anggota Laskar Pelangi terdiri dari Ikal,
Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Sahara, Harun, Borek, Kucai, dan Trapani. Anggota Laskar
Pelangi bertambah menjadi sebelas ketika ada siswa pindah dari SD PN Timah yang bernama
Flo yang merupakan anak orang kaya yang tertarik akan keunikan sekolah Muhamadiyah.
Mereka adalah anak-anak yang lahir di sebuah pulau kaya timah di negeri Indonesia.
Namun, pulau yang seharusnya kaya-raya tersebut ternyata miskin dari segi ekonomi dan
pendidikan. Keadaan tersebut tidak menyurutkan langkah mereka, di tengah keterbatasan
fasilitas, anak-anak tersebut ternyata memiliki semangat belajar yang luar biasa. Anggota Laskar
Pelangi mengharumkan perguruan Muhammadiyah saat festival 17 Agustus, mereka
menampilkan tarian dari Afrika, karya Mahar. Prestasi kembali di raih oleh anggota Laskar
Pelangi saat lomba cerdas cermat berkat kecerdasan Lintang, bahkan Lintang menantang Drs.
Zulfikar, guru sekolah PN Timah yang terkenal kecerdasannya. Hal inilah yang membuktikan
bahwa miskin tidak sama dengan bodoh. Mereka beranggapan bahwa kemiskian hanya dapat
diperangi dengan pendidikan.

Anggota Laskar Pelangi melewati cerita bersama tawa dan tangis bersama. Masa kecil
penuh dengan kebahagiaan dan keajaiban persepsi terhadap hidup terbentuk pada masa kecil.
Kisah persahabatan ini berakhir dengan kesulitan ayah Lintang yang memaksa Einstein kecil
tersebut putus sekolah dengan sangat mengharukan dan dilanjutkan dengan kejadian dua belas
tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar Pulau Belitong kembali ke kampungnya serta
anggota Laskar Pelangi lainnya telah menggapai apa yang dicita-citakan. A Kiong dan Sahara
membuka toko kelontong yang diberi nama Sinar Perkasa, kulinya adalah Samson. Flo menjadi
guru TK di Tanjong Pandan dan bercita-cita membangun gerakan wanita Muhammadiyah.
Mahar mengajar dan mengorganisasi berbagai kegiatan budaya. Syahdan menjadi aktor dan
berkat beasiswa di Kyoto University, Jepang sekarang menjadi pemimpin divisi inovasi
teknologi dengan ratusan anak buah, Kucai menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong, dan Ikal
mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.

Struktur:
a. Pengenalan situasi cerita (orientasi), yaitu bagian novel yang isinya menyajiakn
pengenalan situasi, tokoh, latar, dan unsur lainnya. Dalam novel Laskar Pelangi bagian
ini yaitu pada saat hari pertama penerimaan murid baru di SD Muhamadiyah
kekurangan seorang murid dan sekolah hampir ditutup, namun dengan kehadiran seorang
murid yang bernama Harun telah menyelamatkan pembodohan di kampong paling miskin
di pulau belitong yang kaya akan tambang timah. (halaman 1-8)

b. Pengungkapan peristiwa, yaitu mulainya diungkapkan pristiwa-peristiwa awal para


tokoh mengalami kejadian atau aktivitas. Dalam Laskar pelangi tahap ini contohnya
ketika tokoh aku berangkan ke sekolah dan bertemu dengan teman-temannya. Adanya
peristiwa belajar, dan perisriwa lainya sebagai jalannya cerita. Separti ketika Bu Mus
dengan segala usahanya dan semangat kesepuluh laskar pelangi mampu berjuang dan
melewati masa-masa sulit serta kebahagiaan bersama. (halaman 157)

c. Menuju konflik, yaitu adanya sebuah peristiwa yang mengakibatkan ada ketegangan
selanjutnya yang akan di dapat para tokoh. Ketika Mahar dan Lintang berusaha
mengharumkan nama SD SMP Muhamadiyah lewat kemahiran dan kepintaran mereka
dalam perlombaan cerdas cermat dan karnaval saat perayaan HUT RI dan mampu
mengalahkan sekolah milik PN Timah.

d. Puncak konflik, tahap ini dimungkinkan karena adanya tahap sebelumnya sehingga
terjadi puncak konflik ini atau disebut juga klimaks. Contohnya pada novel Laskar
Pelangi adalah pada saat Lintang si murid paling jenius di antara yang lainnya
meninggalkan bangku sekolah karena ia harus mengurus adik-adiknya setelah kematian
Ayahnya. Di sanalah akhir dari cerita perjuangan para kesepuluh Laskar Pelangi
(halaman 430 )
e. Penyelesaian, tahapan ini merupakan peleraian berbagai masalah sehingga didapat
kehidupan takdir yang lebih baik pada tokoh, contohnya Yaitu pada saat tembok PN
Timah mampu dihancurkan dan kemiskinan dapat dilawan oleh rakyat Belitong. Dan
kebahagiaan yang akhirnya mampu diraih oleh kesepuluh laskar pelangi. (halaman 481)

f. Koda, bagian ini merupakan bagian yang opsional, boleh ada atau tidak dalam sebuah
novel. Biasanya cerita berakhir begitu saja, tanpa ada tuturan dari pengarang untuk
menyimpulkan akhir. Koda ini berisi simpulan akhir pengarang dari cerita, seperti;
demikianlah perjalanan ke-10 orang siswa Belitong yang bergelut dengan keadaan, dan
saat ini mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Unsur Pendukung:
a. Unsur instrinsik:
1. Tema: Perjuangan
Novel ini menceritakan perjuangan dan semangat para siswa. Keterbatasan bukan
halangan untuk tetap semangat bersekolah dan mengejar cita-cita.

2. Penokohan:
Pada novel ini terdapat 13 tokoh utama yakni Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A kiong,
Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, Harun, Bu Muslima, Pak Harfan, dan Flo. Adapun
penjabaran watak dan karakternya adalah sebagai berikut:
 Ikal bisa dibilang adalah tokoh paling pintar. Ia memiliki minat di bidang sastra
yang digambarkan dengan kegemarannya menulis puisi. Ia mencintai A Ling
yang merupakan sepupu A Kiong. Namun, hubungan mereka harus berakhir
karena A Ling pergi ke Jakarta.
 Lintang sendiri merupakan teman sebangku Ikal yang sangat jenius. Ia berasal
dari keluarga nelayan miskin yang tidak mempunyai perahu namun harus
menghidupi 14 jiwa. Minatnya untuk sekolah sangat besar. Hal ini ditunjukkan
sejak pertama kali di sekolah dan selalu aktif di kelas. Namun, sangat
disayangkan cita-citanya untuk menjadi ahli matematika terpaksa harus ia
korbankan. Mengingat ia harus menggantikan peran ayahnya yang telah
meninggal sebagai tulang punggung keluarga.
 Sahara menjadi satu-satunya anak gadis anggota Laskar Pelangi. Sifatnya keras
kepala, patuh terhadap agama, memiliki pendirian kuat, pandai dan ramah.
 Mahar memiliki paras tampan, tubuhnya kurus dan berbakat di bidang seni. Saat
dewasa, sempat menganggur karena ibunya sakit-sakitan. Suatu hari nasib baik
menghampirinya, salah seorang petinggi mengajaknya membuat dokumentasi
permainan tradisional. Mahar juga berhasil meluncurkan novel persahabatan.
 A Kiong merupakan salah satu tokoh dalam novel Laskar Pelangi adalah
keturunan Tionghoa yang menjadikan Mahar sebagai suhunya. Meski buruk rupa,
namun baik hati dan suka menolong.
 Syahdan merupakan sosok yang tidak menonjol dan tidak pernah diperhatikan.
Namun, ia mempunyai cita-cita menjadi aktor. Berkat kerja kerasnya, ia
berkesempatan menjadi aktor meskipun perannya kecil. Akhirnya, karena bosan
ia memutuskan kursus komputer dan menjadi network designer.
 Kucai selalu dipercaya menjadi ketua kelas dalam setiap generasi sekolah. Akibat
kurang gizi, ia mengalami rabun jauh dan penglihatannya melenceng. Sejak kecil
mahir sebagai politikus dan saat dewasa menjadi ketua fraksi DPRD Belitung.
 Borek adalah laki-laki yang ingin selalu tampil macho. Saat dewasa, ia bekerja
sebagai kuli.
 Trapani adalah pria tampan ini baik hati dan pandai. Namun, karena terlalu
bergantung dengan ibunya membuatnya tinggal di rumah sakit jiwa.
 Harun adalah tokoh dalam Laskar Pelangi yang mempunyai keterbelakangan
mental sehingga memulai sekolahnya terlambat. Ia memiliki sifat jenaka.
 Bu Muslimah, Wanita bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari ini adalah guru di
SD Muhammadiyah. Ia sangat gigih dalam mengajar meski pun gajinya belum
dibayar. Ia sangat berdedikasi terhadap dunia pendidikan dan dengan segenap
jiwa mengajar murid-murid di SD Muhammadiyah. Wanita cantik yang menyukai
bunga ini memiliki pendirian yang progresif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Ia
termasuk orang yang sabar dan baik hati.
 Pak Harfan, Pria bernama lengkap K.A Harfan Efendy Noor ini menjabat sebagai
kepala SD Muhammadiyah. Bersama Bu Muslimah, ia tetap mempertahankan
sekolah yang hamper ditutup karena kekurangan siswa. Pak Harfan juga memiliki
dedikasi tinggi terhadap pendidikan.
 Flo, Ia merupakan murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang berasal
dari keluarga kaya ini merupakan tokoh terakhir yang muncul sebagai anggota
‘Laskar Pelangi’.

3. Alur/plot: Dalam novel ini alur yang digunakan adalah jenis alur maju.
Hal ini dibuktikan dengan penulisan cerita yang menceritakan kisah awal semenjak ikal
dan kawan-kawannya bersekolah sampai mereka semua beranjak dewasa.
Meski begitu, banyak cerita yang masih menjadi misteri, dan misteri tersebut berada pada
novel sekuel tetralogi Laskar Pelangi lainnya.

4. Latar:
 Latar tempat sebagai unsur intrinsik novel Laskar pelangi ini di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Di Sekolah Dasar Muhammadiyah
b. Di bawah pohon
c. Di dalam gua
d. Di rumah
e. Di tepi pantai
f. Di pasar, dan lain lain
 Selanjutnya latar suasana yang terjadi dalam cerita novel Laskar Pelangi di
antaranya yakni:
a. menyenangkan,
b. menegangkan, dan juga
c. mengharukan.
 Latar Waktu
Dikarenakan novel “Laskar Pelangi” ini merupakan novel yang menceritakan
kisah nyata meski ada bumbu imajinasi, maka latar waktu yang disampaikan pun
jelas yaitu terjadi pada tahun 1974.

5. Sudut pandang:
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama
pelaku utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘aku’. Tokoh
‘aku’ dalam novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘aku’ dapat dikatakan
sebagai tokoh atau pelaku utama.

6. Gaya Bahasa:
gaya bahasa yang digunakan penulis adalah gaya bahasa Indonesia yang terpengaruh
dengan aksen budaya bahasa Melayu. Selain itu, juga penulis menggunakan beberapa
istilah asing di dalam penulisannya.

7. Amanat:
Banyak sekali amanat yang terkandung dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Diantaranya
adalah:
a. Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa) dengan keadaan
b. Jauhi sifat pesimis
c. Sebagai guru haruslah dengan ikhlas mengajar dan berdedikasi tinggi terhadap
pendidikan
d. Bermimpi dan bercita-citalah yang tinggi.

b. Unsur ekstrinsik:
1. Biografi Pengarang Novel Laskar Pelangi:
Andrea Hirata Seman Said Harun adalah seorang penulis asal Indonesia yang
lahir di Pulau Belitung pada 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri adalah anak
keempat dari pasangan Seman Said Harun dan N.A. Masturah. Andrea Hirata
sendiri lahir di sebuah desa yang termasuk dalam sebuah desa miskin dan
letaknya yang cukup terpelosok yang ada di pulau Belitong.
Tinggal di sebuah desa dengan segala sesuatu tentang keterbatasan, itu benar-
benar mempengaruh pribadi Andrea untuk sedari kecil. Di mana dia mengaku
lebih termotivasi oleh keadaan sekitar yang menunjukkan banyak keprihatinan.
Andrea tumbuh seperti kanak-kanak kampung lain. Dengan semua keterbatasan,
Andrea tetap menjadi seorang anak yang bahagia dan kadang-kadang beralih
menjadi seorang pemikir saat belajar di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki
sebuah impian dan juga mimpi-mimpi untuk masa depannya.

Seperti yang diceritakannya di dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil


bersekolah di sekolah yang memiliki kondisi bangunan yang sangat
memperihatinkan. Sekolah yang memiliki nama SD Muhamadiyah tersebut diakui
oleh Andrea bahwa keadaannya cukup memperihatinkan. Namun karena ketiadak
adaannya biaya, ia pun terpaksa untuk bersekolah di sekolah yang bentuknya
lebih mirip sebagai sebuah kandang hewan ternak. Walau harus menimba ilmu di
tempat yang tidak nyaman, Andrea tetaplah memiliki motivasi yang cukup besar
untuk tetap belajar. Di sekolah tersebutklah ia bertemu dengan sahabat-
sahabatnya yang memiliki julukan sebagai Laskar Pelangi.

2. Latar Belakang Tempat Tinggal Novel Laskar Pelangi


Lingkungan tempat tinggal pengarang sangatlah mempengaruhi psikologi dari
penulisan novel. Apalagi pada buku novel Laskar Pelangi merupakan sebuah
novel adaptasi dari cerita nyata yang dialami oleh pengarang secara langsung.
Lokasi tempat tinggal pengarang yang jauh berada di Desa Gantung, Kabupaten
Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan yang ternyata benar dijadikannya
sebagai latar tempat bagi penulisan novel dari novel Laskar Pelangi tersebut.

3. Latar Belakang Sosial dan Budaya Novel Laskar Pelangi


Pada novel Laskar Pelangi ini banyak sekali berbagai unsur-unsur sosial dan
budaya dalam masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong. Banyak sekali
adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dengan komunitas
pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi yang merupakan latar belakang
sosial. Dimana interaksi antara kedua komunitas tersebut ini memang ada dan
saling ketergantungan. Untuk komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk
bisa melanjutkan kehidupan, sedangkan untuk komunitas pengusaha memerlukan
tenaga para buruh tambang untuk bisa menjalankan usaha dari mereka.

4. Latar Belakang Religi Novel Laskar Pelangi


Selain itu didalam novel Laskar Pelangi juga mengandung latar belakang religi
atau agama dari si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin didalam
novel Laskar Pelangi ini. Dimana nuansa keislamannya didalam cerita novel
begitu kental. Dimana dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali
menyelipkan berbagai pelajaran-pelajaran yang mengenai keislaman.
5. Latar Belakang Ekonomi Novel Laskar Pelangi
Sebagian dari masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan-
perusahaan timah untuk bekerja. Digambarkan didalam cerita novel bahwa
Belitong adalah sebuah pulau yang kaya akan sumber daya alam. Namun tidak
semua masyarakat Belitong bisa menikmati hasil dari bumi itu. Dimana di PN
memonopoli hasil produksi, sementara masyarakat terbatasi di tanah mereka
sendiri. Latar belakang ekonomi dalam novel Laskar Pelangi diambil dari
kacamata masyarakat belitong yang kebanyakan memiliki tingkat ekonomi yang
masih rendah. Padahal sumber daya alamnya sangat tinggi.

6. Latar Belakang Pendidikan Novel Laskar Pelangi


Dalam novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai edukasi yang disampaikan
pengarang. Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga menyajikan berbagai ilmu
pengetahuan yang diselipkan di antara ceritanya. Begitu banyak cabang ilmu
pengetahuan yang diselipkan antara lain seperti sains (fisika, kimia, biologi,
astronomi). Pengarang gemar sekali memasukkan istilah-istilah asing ilmu
pengetahuan yang tertuang dalam cerita. Ini menandakan bahwa pengarangnya
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

c. Interpretasi pandangan pengarang terhadap novel


Interpretasi pandangan Andrea Hirata terhadap kehidupan nyata dalam novel laskar
pelangi berkaitan dengan persoalan pendidikan dan sosial budaya
Diantaranya sebagai berikut:
1. Representasi pandangan dunia pengarang tentang persoalan pendidikan secara
umum adalah:
a. keinginan masyarakat untuk memperoleh pemerataan pendidikan dengan
meniadakan diskriminatif terhadap masyarakat miskin dalam hal
memperoleh pendidikan yang layak,
b. gagasan mengenai perlunya kebijakan pendidikan yang propublik dan
tuntutan untuk menghindari komersialisasi pendidikan, dan
c. perlunya keikhlasan, fakta integritas, dan tanggung jawab para guru dalam
dunia pendidikan meskipun dalam berbagai keadaan yang kurang
menunjang baik secara internal maupun eksternal, serta pentingnya
semangat dan motivasi belajar yang tinggi untuk ditanamkan dalam diri
setiap siswa guna meningkatkan kecerdasan diri, tanpa harus bergantung
pada fasilitas dan sumber belajar yang memadai
2. Representasi pandangan dunia pengarang tentang persoalan sosial budaya
secara umum adalah:
a. Menunjukkan keinginan masyarakat yang tidak mau terbelenggu dalam
lingkaran kemiskinan terstruktur dan keinginan masyarakat yang tidak
mau dilabeli oleh perbedaan status yang dapat menimbulkan konflik.
b. Gagasan penting mengenai penghargaan terhadap simbol-simbol budaya
setiap daerah untuk mencapai harmoni kehidupan; dan mengenai
keinginan masyarakat yang tidak mau adanya budaya yang bersifat
power distance.

c. Menyodorkan, sebuah gagasan penting mengenai pembauran sosial yang


sangat mengedepankan sikap saling menghargai antar sesama suku
sehingga dapat menumbuhkan rasa persatuan, persaudaraan, dan
solidaritas yang tinggi.

Kaidah kebahasaan
KATA SIFAT MAKNA
Senang Puas, lengah, tanpa rasa susah dan kecewa,
dan sebagainya
Tomboy Seorang perempuan yang memiliki sifat atau
perilaku yang dianggap oleh masyarakat
sebgai peran gender. Seperti memakai
pakaian maskulin
Jenius Berkemampuan luar biasa dalam berpikir dan
mencipta
Keras kepala Tiak mau menurut nasihat orang
Ramah Baik hati dan menarik budi bahasanya; manis
tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan
menyenangkan dalam pergaulan
Miskin Tidak berharta, serba kekurangan
Kaya Mempunyai banyak harta (uang dan
sebagainya).
Bodoh Tidak lekas mengerti, tidak mudah tahu atau
tidak dapat (mengerjakan dan sebagainya).

KONJUNGSI TEMPORAL MAKNA


Kemudian Waktu yang akan datang, kelak, belakang
hari, sesudah itu, akhirnya (lalu).
Ketika Kata penghubung untuk menandai waktu
yang bersamaan; tatkala; pada waktu (yang
bersamaan)

VERBA MENTAL MAKNA


Semangat Nafsu (kemauan, gairah) untuk bekerja,
berjuang, dan sebagainya
VERBA MATERIAL MAKNA
Mengayuh Kayuh, dayung (untuk perahu atau sepeda)
Mengajar Memberi pelajaran, melatih

KATA METAFORA MAKNA


Mengharumkan Menjadikan kemasyuran; jasa dan
pengorbanan yang besar; membawa
kebanggaan
Kemenangan manis Kemenangan yang diraih dengan cara yang
benar dan memuaskan
Berwajah buruk rupa Wajah yang buruk; tidak pantas untuk dilihat
Keterbelakangan mental Kejiwaannya terganggu; tidak waras
Terpacu Berlari kencang; saling mendahului
Rabun jauh Penglihatan kurang jelas jika melihat jarak
jauh.

Anda mungkin juga menyukai