Laskar pelangi
Novel “Laskar Pelangi” ini Menceritakan tentang kisah masa kecil anak-
anak desa dari suatu komunitas melayu yang bisa dikatakan sangat miskin di
Belitung. Kisah orang-orang ‘kecil’ yang berusaha untuk memperbaiki masa
depan mereka. Dimulai dari kisah miris dunia pendidikan di indonesia dimana
terdapat sebuah sekolah yang kekurangan murid hendak ditutup.Tepatnya di SD
Muhammadiyah Belitung. Pada saat itu adalah saat yang menegangkan bagi
kesembilan murid yang bersekolah di SD Muhammadiyah ini. Kesembilan Murid
Tersebut adalah Ikal, Sahara, Lintang, A kiong, Kucai, Syahdan, Borek, A ling
dan terepani.
Ke sepuluh murid tersebut adalah murid para laskar pelangi. Sebuah nama
yang diberikan oleh guru mereka yang bernama Bu Mus, oleh karena kegemaran
mereka terhadap keindahan pelangi. Tokoh dalam novel ini ialah Lintang, Ikal,
Mahar, Sahara, Syahdan, A kiong, Borek, Kucai, Trapani, A ling, Harun, Bu
silmah, Pak Harfan, Flo. Mereka semua adalah sahabat yang kisahnya
mempesona dunia lewat tangan dingin sang penulis. Sudut pandang dalam
menceritakan ini menggunakan orang pertama pelaku utama yakni “Aku”. Aku
disini yang dimaksud adalah si Ikal. Ia adalah anak yang pandai walau berada di
peringkat kedua setelah Lintang, murid terpandai dalam kelas mereka.
Tokoh Ikal ini memiliki kegemaran yang besar pada sastra.Hal ini terlihat
dari kegemarannya menulis puisi. Lain lagi dengan Lintang. Ia digambarkan
sebagai anak yang memiliki kejeniusan luar biasa. Orang tuanya bekerja sebagai
nelayan miskin yang tidak hanya memiliki perahu. Mereka juga memiliki
keluarga yang banyak yakni 14 kepala. Dari kejeniusan nya lintang sangat
menyukai matematika. Tapi, Cita-citanya menjadi seorang ahli matematika harus
terpangkas karena tuntutan untuk membantu orangtua menafkahi keluarga.
Terlebih saat ayahnya meninggal ia harus bekerja keras untuk mencari nafkah
pada keluarganya.
Amanat
Laskar pelangi
Sinopsis
Negeri 5 menara
Novel dimulai dari lima sahabat yang sedang mondok di sebuah pesantren,
kemudian bertemu kembali ketika mereka sudah beranjak dewasa.Uniknya,
setelah bertemu, ternyata apa yang mereka bayangkan saat menunggu adzan
Maghrib di bawah menara masjid benar-benar terjadi. Alif dalam novel tersebut
meceritakan, ia tidak menyangka dan tidak percaya kalau bisa jadi seperti yang
sekarang ini. Pemuda kelahiran Desa Buyur, Maninjum Sumatra Barat itu adalah
pemuda desa yang diharapkan bisa menjadi seorang guru agama sama halnya
yang harapkan oleh kedua orangtuanya. Keinginan kedua orangtuanya tentu saja
tidak salah, sebagai ‘emak’ (ibu) kala itu, menginginkan supaya anaknya menjadi
seorang yang bernama, dihormati di kampung seperti menjadi guru agama.
“Memiliki anak yang sholeh dan berbakti kepada orangtua adalah sebuah warisan
yang tak ternilai, karena bisa mendoakan kedua orangtuanya dikala sudah tiada”,
Ujar Alif mengenang keinginan Emak di kampung pada waktu itu.
Namun, ternyata ALif mempunyai keinginan lain, ia tak ingin seumur
hidupnya terus tinggal di kampung. ia memiliki cita-cita dan keinginan untuk
merantau keluar kota. ia ingin melihat keindahan dunia luar dan ingin suksess
seperti sejumlah tokoh-tokoh yang ia ketahui dari membaca buku dan mendengar
cerita teman di kampung. Namun, keinginan Alif tidaklah mudah untuk dicapai.
Kedua orangtuanya bergeming supaya Alif tetap tinggal dan bersekolah di
kampung untuk menjadi guru agama. Akan tetapi, berkat saran dari mak Etek
yaitu paman alif yang sedang kuliah di Kairo, Akhirnya Alif kecil bisa merantau
ke pondok Madani, Gontor, Jawa timur. dan, disinilah kisahnya dimulai.
Hari pertamanya di pondok Madani Alif terkesiam dengan kata ajaib “man
jadda wajada’, Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapatlah ia”
Di pondok barunya ia terheran-heran mendengar komentator sepakbola
menggunakan bahasa Arab, ada santri mengigau dalam bahasa inggris, merinding
mendengar ribuan orang melagukan syair Abu Nawas dan terkesan juga saat
melihat pondok yang ia tempati setiap pagi seperti melayang di udara.
Ringkas cerita kemudian Alif berkenalan dengan Raja alias Adnin Amas,
Atang alias Kuswandani, Baso alias Ikhlas Budiman, Said Alias Abdul Qodir,
dan Dulmajid alias Monib. Kelima bocah yang menuntut ilmu di dunia pesantren
Gontor ini setiap sore memiliki kebiasaan unik. Menjelang Adzan Maghrib
berkumpul di bawah menara masjid sambil memandang ke awan. Dengan
membayangkan awan itulah meraka menggambarkan impiannya. seperti Alif
mengakui jika awan itu bentuknya seperti benua Amerika, yaitu sebuah negara
yang ingin ia kunjungi kelak setelah lulus nanti. Begitu juga dengan yang lainnya
menggambarkan awan itu seperti negara Arab Saudi, Mesir dan Benua Eropa.
Melewati lika-liku kehidupan di dunia pesantren yang tidak terbayangkan selama
ini, ke lima santri itu diceritakan bertemu di london. Inggris beberapa tahun
kemudian setelah lulus.
Di dunia pesantren mental para santri dibakar oleh para uztads supaya itu
semua dilakukan supaya santri tidak mudah menyerah dan memiliki mental baja.
Setiap hari, sebelum masuk dalam kelas, selalu menyanjungkan kata-kata ajaib
“man jadda wa jadda” barang siapa yang bersungguh-sungguh berhasilah ia. Atas
usaha dan perjuangan mereka, kini cita cita yang sebelumnya hanyalah sebuah
mimpi menjadi kenyataan .alif berada di amerika, baso di asia, atang di afrika,
raja di eropa, said dan dulmajid berada diindonesia. Alif dan kelima temannya
berada dibawah menara yang berbeda.
Negeri 5 menara
Amanat
Cerita Novel Negeri 5 menara ini memberikan kesan dan pesan moral pendidikan
yang sangat dalam.
1. kita harus bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk meraih apa yang
kita impikan. tapi ingatlah dibalik kesuksessan tersebut ada orangtua yang
selalu mendoakan kita, jadi kita juga harus serta-merta menghormati,
menyayangi dan berbakti kepada orang tua.
2. Jangan pernah meremehkan impian walu setinggi apapun, Tuhan sungguh
Maha mendengar. Man Jadda Wajada siapa yang bersungguh-sungguh
dapatlah ia.
3. Ketika kita punya keinginan untuk belajar disuatu tempat pendidikan tapi
orang tua kita menginginkan kita ditempat lain . memang tempat
pendidikan itu penting tapi yang lebih penting adalah keteguhan hati.
4. Selalu belajar dan tidak putus asa dalam menggapai cita cita dan sellau
hidup disiplin.
Sinopsis
Sang pemimpi
Novel ini menceritakan tentang perjuangan tiga orang laki-laki yang telah
lulus SMP, melanjutkan belajar ke SMA yang bukan main. Disinilah perjuangan
dan cita-cita ketiga laki-laki ini di mulai yakni Ikal, Arai dan Jimron. Ikal adalah
salah satu anggota laskar pelangi dan Arai merupakan saudara sepupu ikal , yang
telah menjadi seorang anak yatim piatu sejak kelas 3 SD dan tinggal di rumah
Ikal, ia sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ayah dan ibu ikal, serta jimron
adalah anak angkat seorang pendeta karena sejak kecil yatim piatu juga. Namun
pendeta yang baik hati dan tidak memaksakan keyakinan jimron, malah
mengantar jimron menjadi muslim yang bertakwa.
Ikal dan Arai adalah murid yang pintar di sekolahnya sedangkan jimron,
adalah murid yang gemar terhadap kuda ini memiliki kepandaian yang biasa-
biasa saja malah menduduki ranking 78 dari 160 siswa sedangkan ikal dan Arai
selalu menduduki peringkat 5 dan 3 besar. Lebihnya lagi mimpi mereka semua
sangatlah tangguh.
Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan belajar ke
sorbonne, Prancis. Mereka kagum akan cerita pak Balia kepala sekolahnya yang
selalu menyebut-nyebut bagusnya kota itu.
Kerja keras menjadi kuli ngambat mulai dari pukul 02.00 pagi sampai jam 07.00
pagi dan dilanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan kedua laki-laki itu. Mati-
matian menabung demi mewujudkan mimpinya. Meski kalau dilogika tabungan
mereka tidak akan cukup untuk bisa kesana. Namun, jiwa optimismenya (Arai)
yang takpernah terbantahkan.
Setelah lulus SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, lebih tepatnya ke
Bogor. Sedangkan Jimbron lebih memilih untuk bekerja menjadi ternak kuda di
Belitong. Ia adalah orang yang baik hati, ia mnghadiahkan kedua celengan kuda
miliknya yang berisi tabungannya selama ini kepada Arai dan Ikal. Ia yakin kalau
Arai dan Ikal akan sampai perancis, maka jiwa jimbron pun akan selalu bersama
mereka. Berbulan-bulan menganggur di Bogor, mencari pekerjaan untuk sekedar
bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak pekerjaan 3
bersahabat ditempuh, Ikal mendapat pekerjaan sebagai tukang pos dan Arai
memutuskan untuk merantau ke Kalimantan.
Tahun selanjutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di salah satu kampus
Ekonomi Ui. Setalah lulus dan bergelar S1, ada lowongan untuk mendapat
beasiswa S2 ke Eropa. Dari sekian ribu pesaing dapat ia singkirkan dan akhirnya
sampailah ia dalam pertandingan untuk merebutkan 15 besar.Pada saat
wawancara datang, tak disangka, professor pengujinya begitu terpukau dengan
proposal riset yang diajukan oleh Ikal, Walau hanya berlatar belakang sarjana
ekonomi yang hanya bekerja sebagai tukang pos, hasil tulisan nya begitu luar
biasa. Araipun ikut serta dalam acara tersebut. Bertahun-tahun tanpa kabar berita
akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam suatu forum yang terhormat dan
indah. Begitulah Arai, selalu penuh kejutan. Memang selama ini telah
direncanakannya bertahun-tahun.
Kegelisahan dimulai. Baik Ikal maupun Arai, keduanya tidak kuasa saat
mengetahui isi dari surat tersebut. Setelah dibuka, hasilnya adalah Ikal diterima
di perguruan yang diimpikan nya yaitu perguruan tinggi Sorbanne, Perancis.
Setelah perlahan mencocokkan dengan surat yang diterima oleh Arai, Ternyata
inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Mereka diterima di Universiitas yang
sama. Namun hal ini bukan akhir dari perjuangannya. Tapi disinilah perjuangan
yang lebih keras dari mimpi itu dimulai dan siap melahirkan anak-anak pemimpi
selanjutnya.
Amanat
Sang pemimpi