SISWA
Disusun oleh:
Aryo Bimo A.J. (04)
Farid maulana S. (09)
M Abel A.R. (20)
M Gerald Ath Thaariq (21)
SMAN 1 KASIHAN
Tegal Senggotan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkah sehingga dapat menyelesaikan penulisan proposal ini dengan
baik. Proposal ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran bahasa
indonesia yang diampu oleh Bu Naning. Proposal ini disusun berdasarkan kasus-
kasus yang sering terjadi pada peserta didik di lingkungan sekolah dan tempat
tinggal mereka.
Kami menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna. Semoga
proposal ini bisa menambah pengetahuan dan memberi manfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................v
A. LATAR BELAKANG...............................................................................v
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................vi
C. TUJUAN....................................................................................................vi
D. MANFAAT................................................................................................vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................vii
A. KAJIAN TEORI.......................................................................................vii
B. PENELITIAN YANG RELEVAN..........................................................xiii
BAB III METODE PENELITIAN................................................................xv
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN.................................................xv
B. DATA DANN SUMBER DATA..............................................................xv
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.........................................................xv
D. TEKNIK ANALISIS DATA....................................................................xvi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................xvii
A. HASIL......................................................................................................xvii
B. PEMBAHASAN......................................................................................xviii
BAB V PENUTUP..........................................................................................xx
A. KESIMPULAN..........................................................................................xx
B. SARAN.......................................................................................................xx
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku bullying dari waktu ke waktu masih dianggap sebagai hal
yang menakutkan di kalangan remaja. Bullying merupakan salah satu
kasus yang sering terjadi pada remaja sekolah dan dilakukan atas nama
senioritas. Namun kasus ini tidak ditangani secara optimal. Kasus
bullyingyang sering dijumpai adalah kasus senioritas atau adanya
intimidasi siswa yang lebih senior terhadap adik kelasnya, baik secara fisik
maupun non fisik. Bullying adalah sebuah situasi terjadinya
penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok. Bullying adalah bentuk perilaku yang terjadi dengan
keseharian seperti mengolok-olok, memaki, mengancam, memaksa dengan
serangan, mengucilkan, menggunjing di depan umum, menghina sampai
pada batas tertentu memunculkan perilaku kekerasan seperti menarik,
mendorong atau bentuk perilaku agresif lain yang menciptakan korban
merasa terancam, trauma dan tertindas. Bullying saat ini masih menjadi
hal yang menakutkan di dalam dunia pendidikan di Indonesia. Bullying
merupakan perilaku yang tidak terhindarkan di kehidupan sehari-hari,
akan tetapi peilaku bullying tidak bisa dibiarkan begitu saja, jika dibiarkan
begitu saja maka akan menyebabkan dampak yang serius dalam
lingkungan pergaulan terutama pada perkembangan optimal yang berada
pada tahap perkembangan peserta didik. Perilaku bullying sepatutnya
mendapatkan perhatian khusus oleh para praktisi pendidikan. Sebab,
dampak yang ditimbulkan oleh bullying jika dibiarkan akan menjadi fatal.
Bahkan anak bisa bunuh diri karena bullying. Sebagian dari mereka
merasa tertekan karena sering dibully. Korban bullying biasanya
cenderung diam dan tidak mau bercerita tentang tindakan bullying yang
dialami.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku bulyying yang ada di sekolah-
sekolah ?
2. Apa dampak yang dihasilkan dari perilaku bulyying tersebut ?
3. Bagaimana upaya sekolah dalam mengatasi perilaku bulyying
tersebut?
C. Tujuan
1. Mengetahui bentuk-bentuk bulyying apa saja yang dialami siswa
2. Mengetahui dampak apa saja yang dihasilkan dari perilaku bulyying
tersebut
3. Mengetahui apa saja langkah yang diambil sekolah dalam menangani
perilaku bulyying tersebut
D. Manfaat
Ada 2 manfaat pada penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan tentang bullying di sekolah
2. Manfaat Praktis
A. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan
informasi terkait dengan dampak bullying terhadap mental anak
sekolah.
B. Bagi siswa, dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
dampak dari bulyying.
C. Bagi pembaca, dapat sebagai rujukan dan informasi untuk
melakukan kajian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Bullying
Istilah bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu “bull” yang
berarti banteng. Secara etimologi kata “bully” berarti penggertak,
orang yang mengganggu yang lemah. Bullying dalam bahasa
Indonesia disebut “menyakat” yang artinya mengganggu,
mengusik, dan merintangi orang lain. Bullying adalah perilaku
agresi atau manipulasi yang dapat berupa kekerasan fisik, verbal,
atau psikologis; dengan sengaja dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang merasa kuat atau berkuasa dengan tujuan
menyakiti atau merugikan seseorang atau sekelompok orang yang
merasa tidak berdaya.
Menurut American Psychiatric Association (APA), bullying adalah
perilaku agresif yang dikarakteristikkan dengan 3 kondisi yaitu:
a. perilaku negatif yang bertujuan untuk merusak atau
membahayakan,
b. perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu,
c. adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak-
pihak yang terlibat. Pakar masalah bullying dari The Scottish Council,
menambahkan bahwa bullying terjadi kala seseorang secara signifikan
terluka oleh tindakan orang lain dan takut hal itu akan terjadi lagi. Dan
ia merasa tidak punya kekuatan untuk mencegah serta khawatir hal itu
akan terjadi lagi. Kondisi ini juga terjadi karena ada
ketidakseimbangan kekuatan.
2. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang melampaui
batas toleransi orang lain atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan
yang dapat melanggar norma-norma dan hukum. Secara sosial
kenakalan remaja ini dapat disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian
sosial sehingga remaja ini dapat mengembangkan bentuk perilaku
yang menyimpang.
Hurlock , menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat
membuat seseorang atau remaja yang melakukannya masuk kedalam
penjara.
Gunarsa , mendefinisikan kenakalan remaja itu terjadi pada remaja
yang mempunyai konsep diri lebih negatif dibandingkan dengan
remaja yang tidak bermasalah. Remaja yang dibesarkan dalam
keluarga kurang harmonis dan memiliki kecenderungan yang lebih
besar menjadi remaja yang nakal dibandingkan remaja yang
dibesarkan dalam keluarga harmonis dan memiliki konsep diri yang
positif.
Berdasarkan dari beberapa pendapat tokoh tersebut, peneliti
menyimpulkan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk
melakukan tindakan yang melangar aturan yang dapat megakibatkan
kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang
lain.
3. Bentuk-bentuk kenakalan remaja
Menurut Gunarsa , bentuk-bentuk kenakalan remaja dibagi
menjadi dua, yaitu :
A. Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial yang tidak diatur
dalam undang-undang, sehingga sulit digolongkan sebagai
pelanggaran hukum,
B. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan
penyelesaiannya sesuai dengan undang-undang dan hukum yang
berlaku sama dengan perbuatan hukum bila dilakukan pada orang
dewasa.
Menurut Kartono , bentuk-bentuk perilaku kenakalan remaja dibagi
menjadi empat, yaitu :
A. Kenakalan remaja terisolir
Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari kenakalan remaja.
Perbuatan nakal mereka didorong oleh faktor-faktor berikut :
1. Keinginan meniru dan konform dengan gangnya, jadi tidak ada
motivasi, kecemasan atau konflik batin yang tidak dapat
diselesaikan.
2. Kebanyakan berasal dari daerah kota yang transisional sifat
yang memiliki subkultur kriminal.
3. Pada umumnya remaja berasal dari keluarga, tidak harmonis,
dan mengalami banyak frustasi.
4. Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali
mendapatkan supervisi dan latihan kedisiplinan yan teratur,
sebagai akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan
norma hidup normal.
B. Kenakalan remaja neurotic
Kenakalan remaja tipe ini gangguan kejiwaan yang cukup
serius, antara lain berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman,
merasa bersalah dan berdosa. Ciri-ciri pelaku :
1. Perilaku nakalnya dari sebab psikologis yang sangat
dalam,dan bukan hanya berupa adaptasi pasif menerima
norma, dan nilai subkultur gang yang kriminal itu saja.
2. Perilaku kriminal mereka merupakan ekspresi dari konflik
batin yang belum terealisasikan.
3. Biasanya remaja melakukan kejahatan seorang diri, dan
mempraktekkan jenis kejahatan tertentu.
4. Remaja nakal ini banyak yang berasal dari kalangan
menengah.
5. Remaja memiliki ego yang lemah, dan cenderung
mengisolir diri dari lingkungan.
6. Motif kejahtannya berbeda-beda.
7. Perilakunya menunjukkan kualitas paksaan
C. Kenakalan remaja psikotik
Kenakalan remaja ini merupakan oknum kriminal yang paling
berbahaya. Ciri tingkah laku :
1. Hampir seluruh remaja ini berasal dan dibesarkan dalam
lungkungan keluarga yang ekstrim, brutal, diliputi banyak
pertikaian keluarga.
2. Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa, atau
melakukan pelanggarn.
3. Bentuk kejahatannya majemuk, tergantung pada suasana
hatinya kacau, dan tidak dapat diduga.
4. Mereka selalu gagal dalam menyadari dan
menginternalisasikan norma-norma sosial yang umum berlaku,
juga tidak peduli terhadap norma subkultur gangnya sendiri.
5. Kebanyakan dari mereka mengalami gangguan neurologis,
sehingga mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri
sendiri.
D. Kenakalan remaja defek moral
Kenakalan remaja defek moral mempunyai ciri-ciri : selalu melakukan
tindakan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak terdapat
penyimpangan, namun ada disfungsi pada inteligemsinya
4. Program-program untuk menangani Bullying Remaja
Peran guru terhadap bullying pada siswa yaitu sebagai orang
yang membimbing atau yang memberi nasehat dan mengarahkan
serta membina siswa sehingga dapat mengatasi masalah yang terjadi
mengenai bullyingdan agar dapat meminimalisir bullying yang terjadi
di sekolah, sehingga perilaku siswa menjadi lebih baik. Pada dasarnya
jika membangun siswa menjadi orang-orang berkepribadian kuat,
mereka akan tahan terhadap segala terpaan energi negatif yang
berlangsung di sekitar mereka. Mencetak pribadi kuat dengan cara-
cara keras atau membiarkan mereka mengalami kekerasan hanya akan
berbiah kekerasan. Kekerasan tidak akan pernah membawa kekuatan,
malah akan membawa kerusakan dan kelemahan.
Beragam upaya dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku bullying,
diantaranya mengoptimalkan layanan bimbingan konseling. Menurut
Prayitno, tugas guru BK/konselor dalam pelayanan konseling antara
lain membantu mengatasi masalah melalui berbagai jenis layanan.
Sekolah harus menolak bullying dan menetapkan aturan yang
disepakati bersama jika bullying terjadi. Hal ini memberi kepercayaan
diri pada siswa sehingga jika mereka menjadi korban atau saksi
bullying mereka tidak akan ragu melaporkan karena merasakan
keamanan di pihak mereka, tidak akan ada lagi pelaku bullying dan
sebaliknya mereka akanmenjadi pihak yang perlahan-lahan berubah
dan berhenti melakukan bullying dengan sendirinya.
A. Hasil
Perilaku bulyying atau yang sering disebut kenakalan anak di
lingkungan sekolah masih menjadi sesuatu yang wajar, baik
bagi orang tua maupun guru. Namun secara tidak sada
kenakalan anak di usia sekolah mulai meresahkan. Pada
dasarnya bulyying terjadi karena beberapa faktor dari
keluarga maupun lingkungan. Seperti halnya di SMAN 1
Kasihan, perilaku bulyying yang biasa terjadi ada banyak,
seperti mencubit, memukul, mengejek, mendorong, berkata
kotor, dan lain sebagainya.
Perilaku bulyying di SMAN 1 Kasihan umumnya terjadi di
lingkungan teman sebaya maupun sekelas. Perilaku bulyying
yang terjadi dibagi menjadi dua yaitu bulyying verbal dan
bulyying fisik. Seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Bulyying verbal
A. Mengejek korban Mengejek adalah perilaku yang sering
dilakukan. Pelaku mengejek korban dengan berbagai macam
cara sehingga melukai hatI korban.
B. Berkata kotor Berkata kotor yang dimaksud adalah
perkataan yang tidak pantas untuk disebutkan. Karena
merasa kesal dengan korban, perkataan tersebut keluar dari
dalam mulut pelaku.
C. Mengancam Ancaman yang dimaksud adalah ancaman yang
dimulai dari salah paham antara korban dan pelaku yang
membuat pelaku merasa sakit hati. Ancaman tersebut
membuat korban takut untuk pulang kerumah.
2. Bulyying fisik
A. Memukul
Memukul karena kesal tanpa alasan sering dilakukan pelaku
kepada korban
B. Mengambil barang
Mengambil barang yang dimaksud adalah mengambil
barang tanpa ijin.
C. Mencubit
Mencubit adalah perilaku yang sering dilakukan oleh pelaku
yang tiba-tiba mencubit korban tanpa alasan yang jelas.
B. Pembahasan
Bullying di lingkungan sekolah dasar tidak hanya memberikan dampak
negatif bagi korban, namun juga bagi pelaku dan teman yang lain.
Dampak negatif dari bullying sangat beragam, diantaranya yaitu
dampak terhadap kesehatan mental, sosial lingkungan , prestasi di
sekolah, kesehatan fisik, dan lain sebagainya. Bulyying berdampak
pada kesehatan mental korban. Bullying yang bisa menjadikan
kesehatan mental korban terganggu yaitu melalui perkataan negatif
teman sebaya, tindakan fisik, dan ancaman oleh pelaku. Seperti yang
akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendiam
Korban duduk sendiri di bangkunya saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Saat jam istirahat, korban memilih untuk tetap
berada di dalam kelas memakan bekal yang ia bawa dari rumah
sendirian.
2. Lemas
Kondisi fisik korban menjadi lemas karena pelaku beberapa
kali melakukan bullying fisik seperti memukul, mencubit, dan
mengambil barang tanpa sepengetahuan pemiliknya.
3. Takut bertemu dengan pelaku
Korban menjadi takut kepada pelaku, sehingga ia lebih berhati-
hati atau sedikit menjauh ketika bertemu dengan pelaku agar
tidak di bully.
4. Tidak semangat belajar
Bullying yang dilakukan oleh pelaku berdampak pada fokus
belajar korban. Korban merasa dirinya terancam, sehingga ia
tidak fokus terhadap pelajaran justru fokus kepada bagaimana
caranya agar tidak di bully.
Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Ricca Novalia di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta menyatakan
bahwa anak-anak yang menjadi korban bullying akan mengalami
berbagai dampak yang ditimbulkan dari bullying yang dialami, antara
lain anak malas berangkat sekolah, anak mengalami trauma, anak tidak
ingin bertemu dengan pelaku yang mem bully dirinya, anak ingin
berpindah sekolah dipengaruhi oleh rasa ketidaknyamanan anak
tersebut dalam bersosialisasi dengan teman-temannya yang lain. Hal
ini juga diperkuat dengan teori kesehatan mental yang menyatakan,
orang yang mentalnya kacau tidak dapat memperoleh ketenangan
hidup. Jiwa mereka sering terganggu sehingga menimbulkan stres dan
konflik batin. Hal ini menyebabkan timbulnya emosi negative
sehingga ia tidak mampu mencapai kedewasaan psikis, mudah putus
asa dan bahkan ingin bunuh diri. Hal ini juga diperkuat dengan teori
kesehatan mental yang menyatakan, orang yang mentalnya kacau tidak
dapat memperoleh ketenangan hidup. Jiwa mereka sering terganggu
sehingga menimbulkan stres dan konflik batin. Hal ini menyebabkan
timbulnya emosi negatif sehingga ia tidak mampu mencapai
kedewasaan psikis, mudah putus asa dan bahkan ingin bunuh diri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang dampak perilaku
bullying terhadap kesehatan mental siswa maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan:
1. Bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi yaitu: (1)
bullying verbal yaitu: mengejek, mengancam, dan
berkata kotor; (2) bullying fisik yaitu memukul,
mengambil barang tanpa izin, dan mencubit.
2. Dampak perilaku bullying terhadap kesehatan mental
siswa yaitu korban bullying menjadi pendiam, lemas,
takut saat bertemu dengan pelaku, lelah, dan juga tidak
bersemangat dalam belajar.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan menemukan kesimpulan
terkait dampak perilaku bullying terhadap kesehatan mental
siswa, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi sekolah
Pihak sekolah harusnya lebih menambah wawasan
mengenai bullying dari buku, internet, maupun seminar
agar guru dapat mencegah dan mengurangi terjadinya
bullying. Guru diharapkan mampu mengenali
karakteristik pelaku dan korban bullying agar dapat
mencegah terjadinya bullying di sekolah.
2. Bagi penulis
Dampak negatif dari perilaku bullying sangat banyak.
Untuk menambah pengetahuan, peneliti selanjutnya
dapat meneliti dampak negatif perilaku bullying
terhadap aspek yang lainnya. Serta meneliti lebih lanjut
cara mengatasi dan mencegah terjadinya bullying.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Nama: Lindu aji yusuf
Kelas: XI mipa 2
Petunjuk pengerjaan:
1. Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan apa yang
kamu rasakan.
2. Jawablah pernyataan dengan sejujur-jujurnya
3. Jawaban tidak mempengaruhi nilai
● SS: sangat setuju
● S: setuju
● TS: tidak setuju
● STS: sangat tidak setuju
NO PERTANYAAN SS S TS STS