DI
Anggota:
Kelas X -5
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan berjudul “Dampak Bullying Terhadap Kesehatan Mental Pelajar Di SMA Negeri
79 Jakarta” telah diuji dan disahkan pada hari Jumat tanggal 31 bulan Maret tahun 2023
Mengetahui,
Pembina Estrakulikuler PMR SMA Negeri 79 Jakarta
Muniroh, S.Pd.
NIP. 197112302016112000
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia yang telah diberikan. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “DAMPAK PERUNDUNGAN TERHADAP KESEHATAN MENTAL PELAJAR DI
SMA Negeri 79 Jakarta”
Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang sudah
membantu dalam proses kegiatan penelitian ini. Kepada orang tua, guru pembimbing,
maupun bagi para responden yang sudah berkenan untuk memberikan peneliti sedikit
informasi yang peneliti butuhkan.
Adapun proposal ini dibuat dengan tujuan melengkapi tugas projek peneliti dan
pemanfaatannya telah diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar makalah ini.
Harapan peneliti semoga penelitian ini dapat memberi manfaat bagi khalayak, penulis,
maupun pembaca di luar sana.
Demikian makalah ini peneliti persembahkan, tidak lepas dari itu semua, peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak kekurangan pada makalah ini. Baik dari segi
penyusunan bahasa, segi materi, maupun segi lainnya. Oleh karena itu peneliti menerima
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar penelitian selanjutnya lebih baik.
Hormat saya
Ketua Kelompok 6
Yeni Ariani
NIS. 13108
iii
Daftar Isi
Contents
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................II
KATA PENGANTAR...........................................................................................................III
DAFTAR ISI..........................................................................................................................IV
BAB I.........................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.....................................................................................................................6
LANDASAN TEORI................................................................................................................9
A. Bullying......................................................................................................................................9
B. Kesehatan Mental....................................................................................................................15
BAB III....................................................................................................................................19
A. Hasil Angket.................................................................................................................................28
4.1 Penyebaran Angket................................................................................................................28
B. Pembahasan................................................................................................................................32
BAB V......................................................................................................................................33
iv
A. Kesimpulan..............................................................................................................................33
B. Saran........................................................................................................................................33
4.1 Bagi Orang Tua.......................................................................................................................33
4.2 Bagi Sekolah Dan Guru...........................................................................................................33
4.3 Bagi Pembaca.........................................................................................................................33
4.4 Bagi Korban............................................................................................................................34
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................35
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia pastinya setiap hari berinteraksi dengan manusia lain di lingkungannya. Jonny
Purba mengungkapkan, lingkungan sendiri adalah daerah atau kawasan yang memiliki status
sebagai lokasi terjadinya semua kegiatan. Lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat
penting bagi perkembangan sikap dan mental manusia. Lingkungan juga menjadi faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang. Lingkungan dapat mengakibatkan dampak positif maupun
dampak negatif. Lingkungan yang baik akan berakibat baik pula bagi individu yang ada di
dalamnya. Tetapi berbanding juga jika lingkungan tersebut buruk, pastinya akan berdampak
buruk pula bagi pembentukan mental dan sikap individu yang ada di dalamnya. Salah satunya
adalah bullying.
Saat ini istilah bullying sudah tidak terdengar asing bagi orang awam. Bullying adalah
perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman atau bahkan
sampai terluka, dan biasanya bullying ini terjadi secara berulang dan ditandai dengan adanya
ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korbannya (menurut Olweus; 1997).
Bullying dapat terjadi secara verbal, fisik, maupun psikologis, sehingga korban merasa
tertekan, trauma dan tidak berdaya. Seperti yang kita tahu, perilaku bullying dari waktu ke
waktu terus menghantui muda mudi di Indonesia.
Dilihat dari data yang dihimpun oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia, pada tahun
2020 tercatat ada 119 kasus bullying terhadap anak. Menurut riles tersebut, jumlah ini
melonjak dari tahun sebelumnya yang hanya kurang lebih 60 kasus per tahun. Sedangkan di
tahun 2021, KPAI mencatat hanya terjadi 53 kasus bullying di lingkungan sekolah, dan 168
kasus perundungan di dunia maya. Ini adalah tahun dimana sekolah berada dalam proses
belajar daring. Inilah yang menjelaskan kasus bullying di lingkungan sekolah lebih rendah
dari pada kasus di dunia maya. Data terakhir juga berasal dari KPAI. Tahun 2022 KPAI
melaporkan kasus bullying dengan kekerasan fisik dan mental yang terjadi di lingkungan
sekolah sebanyak 226 kasus, termasuk 18 kasus bullying di dunia maya.
6
Menurut kami, jumlah kasus bullying lebih banyak dari kasus lain yang dirilis oleh KPAI,
dan tidak mencuat di media. Situasi ini sesungguhnya menggambarkan lembaga pendidikan
formal kita sejak lama tidak kondusif bagi berlangsungnya pendidikan dan pengajaran.
Sekolah yang disebut sebagai tempat belajar, bersosialisasi, dan tempat mengenal budi
pekerti ternyata menjadi salah satu tempat terbanyak pengaduan bullying ini. Sehingga
korban seringkali mengalami ketakutan untuk sekolah dan menjadi tidak percaya diri. Bahkan
faktanya banyak korban bullying yang sampai Kesehatan mentalnya terganggu. Fenomena
bullying ini sangat mengganggu ketenangan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu kita
mendesak agar sekolah-sekolah kita, dan lembaga-lembaga terkait, lebih bertanggung jawab
memperbaiki iklim proses belajar mengajar di sekolah, termasuk berusaha mencegah
terjadinya bullying di sekolah.
Alasan mengapa kelompok kami mengambil judul Dampak Bullying Terhadap Kesehatan
Mental, karena kelompok kami menyadari bahwa masih banyaknya kasus bullying yang
masih beredar di SMA Negeri 79 Jakarta. Baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Biasanya bullying ini sering diawali dengan saling mengejek secara fisik atau kekurangan
lain, maupun memanggil nama orang tua. Kita juga ingin mencari informasi tentang “apakah
ada atau tidaknya dampak bullying terhadap kesehatan mental“ di SMA Negeri 79 Jakarta.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengambil rumusan
masalah:
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari penelitian ini terdapat beberapa tujuan yang ini dicapai, yaitu:
7
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian secara teoretis adalah untuk memberikan informasi, pembelajaran dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Makalah ini juga diharapkan bisa menjadi referensi dan
bahan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian – penelitian selanjutnya.
a) Bagi penulis
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan project
penguatan profil pelajar Pancasila. Penelitian ini juga digunakan sebagai sarana pengetahuan
bullying, dan pedoman untuk penelitian selanjutnya
Penelitian ini sebagai pedoman bahwa sebagai orang tua dan guru pendidik perlu lebih
mengawasi perilaku anak – anak. Jangan sampai anak – anak mereka menjadi pelaku
pembullyan. Jika sudah terjadi, berilah mereka penyuluhan agar tidak melakukannya lagi.
c) Bagi Pembaca
Penelitian ini sebagai sebuah informasi bahwa ternyata masih banyak sekali kasus
bullying di sekitaran kita. Jika salah satu teman, sahabat, ataupun saudara kita mendapat
perilaku perundungan tersebut, kita sebagai teman, sahabat, saudaranya harus bersikap bijak.
Jangan malah menyudutkan dan membuat korban tersebut takut untuk menceritakan hal
tersebut.
d) Bagi Korban
Penelitian ini sebagai sarana dan pengetahuan jika kita mendapat pembullyan kita tidak boleh
hanya diam. Jika kita masih bisa melawan lebih baik lakukan saja. Jika kita tidak mampu
untuk melawan sendiri, cerita dan minta bantuan pada orang yang kita anggap mampu
membantu. Tidak perlu takut untuk mengajukan pengaduan apabila mengalami bullying
tersebut.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bullying
Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang
senang menyeruduk kesana kemari. Istilah bullying juga berasal dari Bahasa Indonesia
rundung yang memiliki arti mengganggu, mengusik terus menerus, menyusahkan
(www.kbbi.web.id). Verlinden, Hersen, & Thomas (2000) menyatakan perilaku perundungan
adalah gabungan dari faktor biologis dan temperamen, pengaruh keluarga, teman, dan
lingkungan yang mempengaruhi seorang anak berkembang yang mengakibatkan perilaku
perundungan. Sejiwa (2008) menyatakan perilaku perundungan merupakan suatu tindakan
dengan menggunakan kekuatan atau kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok
orang baik secara verbal, fisik maupun psikologis sehingga membuat korban merasa tertekan,
takut dan tak berdaya.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying adalah sebuah tindakan atau
perilaku agresif dan negatif yang di lakukan seseorang untuk menyakiti orang lain dan
menggagu orang lain demi kepuasan tersendiri. Bullying ini sifatnya mengganggu orang lain
karena dampak dari perilaku negatif yang kini sedang populer dikalangan masyarakat ini
adalah ketidak nyamannya orang lain atau korban bullying itu sendiri.
A. Bullying Fisik.
9
Physical bullying adalah tindakan penindasan yang berkaitan dengan fisik. Tindakan ini
dapat memberikan efek jangka pendek dan panjang. Perbuatan yang termasuk tindakan bully
fisik seperti; memukul, menendang, mendorong, mencubit, menyandung, dan aksi
pencelakaan lain yang melibatkan fisik.
B. Bullying Verbal
Verbal bullying adalah perilaku bully yang dilakukan melalui verbal. Umumnya jenis ini
tidak berbahaya pada awalnya, tetapi jika terus berlanjut dapat memengaruhi korban.
Beberapa contohnya seperti: memanggil nama orang tua, menghina, mengejek, ucapan yang
mengandung unsur homophobia atau rasis, dan pelecehan verbal.
C. Bullying Psikis
Psikologi bullying adalah perilaku bully yang umumnya dilakukan melalui pelemahan
harga diri korban. Contohnya: mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga
menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat yang berisi
kalimat negatif, bahkan sampai mempermalukan korban didepan umum.
Senada dengan hal tersebut menurut Rigby Ken (2003:98), perilaku bullying dapat terjadi
secara individual ataupun berkelompok yang dilakukan seorang anak ataupun kelompok
secara konsisten dimana tindakan tersebut mengandung unsur melukai bagi anak yang jauh
lebih lemah dibanding pelaku. Tindakan tersebut dapat melukai secara fisik atau psikis anak
atau kelompok lain karena pada umumnya bullying dapat dilakukan secara fisik atau verbal
yang berupa kata-kata kasar bahkan dapat berupa hal lain di luar keduanya.
Berdasarkan pendapat para ahli dan tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
bullying adalah tindakan agresif yang memiliki kemampuan dan kekuatan yang tidak
seimbang terhadap kekuatan dan kemampuan yang lebih lemah dan yang di lakukan secara
terus menerus dengan tujuan menyakiti dari subjek yang menjadi sasaran bullying.
diantaranya yaitu:
A. Ketidakseimbangan Kekuatan
10
Penindasan bisa saja dilakukan oleh orang yang merasa dirinya lebih tua, lebih besar, dan
lebih kuat. Sejumlah besar anak yang berkumpul bersama-sama untuk menindas dapat
menciptakan ketidakseimbangan. Penindasan bukan merupakan perkelahian yang melibatkan
dua pihak yang memiliki kekuatan yang seimbang.
Penindasan dapat menyebabkan timbulnya kepedihan emosional atau luka fisik dan bisa
keduanya pada korban. Jika korban sudah mengalami hal demikian, maka pelaku akan
merasa senang ketika korban melihat luka-luka yang dialami korban tersebut.
Penindasan tidak dimaksudkan sebagai kejadian yang terjadi hanya sekali. Penindas dan
yang tertindas mengetahui bahwa tindakan penindasan itu bisa terjadi berulang-ulang.
Apabila ketika tiga unsur diatas terjadi secara terus-menerus tanpa henti dan
D. Teror
Ketika teror yang dilancarkan oleh pelaku tepat mengenai korbannya, maka teror bukan
hanya menjadi cara untuk mencapai tujuan penindas, melainkan teror itu menjadi tujuan
penindasan. Sekali teror tercipta, sang pelaku dapat bertindak tanpa merasa takut akan adanya
pembalasan dari diri korban.
Menurut Mellor, Djuwita, dan Hidayat (Lestari, 2016) terdapat beberapa faktor
A. Faktor Keluarga
Seperti yang sudah dijabarkan, peran keluarga dalam pembentukan mental, psikis, dan
pola hidup sangat penting dan sangat berpengaruh. Pola hidup orang tua yang berantakan,
terjadinya perceraian orang tua, orang tua yang tidak stabil perasaan dan pikirannya, orang
tua yang saling mencaci maki, menghina, bertengkar di depan anak-anaknya, bermusuhan
dan tidak pernah akur, memicu terjadinya depresi dan stress bagi anak. Seorang remaja yang
tumbuh dalam keluarga yang menerapkan pola komunikasi negatif seperti sarcasm (sindiran
tajam) akan cenderung meniru kebiasaan tersebut dalam keseharian nya. Hal semacam ini
11
dapat memicu munculnya sikap ingin menindas orang lain karena pelaku ingin orang lain
merasakan sakit seperti dirinya.
B. Faktor Pergaulan
Pergaulan adalah hubungan sosial antar manusia yang berlangsung di dalam jangka waktu
yang relatif lama, sehingga saling memengaruhi satu sama lain. Interaksi yang dilakukan
anak-anak dalam sekolah dan dengan teman pada tempat tinggal, mengakibatkan adanya
dorongan untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan Perundungan hanya untuk
membuktikan kepada teman sebayanya agar diterima dalam kelompok tersebut, walaupun
sebenarnya mereka tidak nyaman melakukan hal tersebut.
A. Dinamika keluarga
Dinamika keluarga atau bagaimana cara anggota keluarga berhubungan satu sama
Lain dan mengajarkan hal-hal mendasar dan penting pertama kalinya dan hal tersebut bersifat
long term memory pada diri seorang anak. Sebuah keluarga yang menggunakan gertakan atau
kekerasan sebagai alat untuk mengomunikasikan suatu hal akan mengajarkan kepada seorang
anak bahwa gertakan atau kekerasan merupakan cara yang dapat diterima untuk berhubungan
dengan orang lain dan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan atau butuhkan.
Menurut University of Georgia Profesor Arthur Horne, anak-anak yang dibesarkan dalam
keluarga dimana anggota keluarga sering menggunakan ejekan, sarkasme, dan kecaman, atau
dimana mereka mengalami frustrasi berulang atau penolakan, atau dimana mereka menjadi
saksi kekerasan terhadap anggota keluarga lainnya menjadikan mereka beranggapan bahwa
tidak ada satu tempat pun yang aman bagi mereka sehingga mereka akan melakukan
kekerasan untuk bertahan hidup.
Ternyata media pesan dan gambar juga dapat mempengaruhi cara seseorang mengartikan
suatu tindakan bullying. Bullying sering dipertontonkan dan digambarkan sebagai perilaku
lucu sehingga bullying dapat diterima sebagai hal yang wajar saja. Sebagai contohnya sering
kali tayangan televisi seperti film, reality show, talk show, siaran radio, games, dimana di
dalamnya terdapat unsur-unsur kekerasan seperti memperlakukan seseorang, ejekan,
12
menendang, memukul yang dianggap sebagai suatu hiburan nantinya akan terakumulasi
dalam pikiran anak yang dapat memicu anak untuk melakukan bullying.
Gambar kekerasan yang dapat di ekspor di dunia maya dapat dilihat sebagai suatu
pembenaran untuk perilaku kekerasan dan kasar yang dilakukan di kehidupan sehari-hari.
Menurut Psikolog David Perry dari Florida Atlantic University mengatakan bahwa “youths
see images or popular role models in he media that support the idea that success can be
achieved by being aggressive”.
Aturan ini dapat berlaku secara aktif maupun pasif yang dapat meningkatkan pemikiran
dan pemahaman bahwa bullying "bukanlah suatu masalah yang besar”. Seorang anak yang
menjadi pengamat dan hanya diam saja ketika ada teman nya yang melakukan bullying
kepada teman yang lain tanpa disadari anak tersebut membenarkan apa yang dilakukan oleh
teman nya. Selain itu, bagi pengamat bullying cenderung menghindari situasi bullying guna
melindungi dirinya sendiri.
E.) Teknologi
Teknologi tidak hanya memberikan dampak yang positif bagi penggunanya. Jika
pengguna teknologi tidak bisa menggunakannya dengan bijak, maka teknologi bisa
memberikan dampak buruk yang sangat berbahaya. Teknologi bisa menjadi perantara bagi
para pelaku pembully untuk melancarkan aksinya. Jika telah memungkinkan bagi pelaku
bullying untuk melakukan tindakan bullying kepada teman lainnya dengan menggunakan
dunia maya. Dengan menggunakan internet untuk berkomunikasi dan bersosialisasi, pelaku
bullying dapat menggunakan gambar menyakitkan, foto-foto pribadi korban, yang digunakan
sebagai alat memperlakukan si korban, ancaman, dan kata-kata kotor yang dapat diakses oleh
semua orang.
Pada faktanya budaya di sekolah turut berperan dalam timbul bahkan berkembangnya
perilaku bullying pada siswa. Iklim dan budaya yang cenderung acuh terhadap perilaku
bullying mulai dari yang sederhana akan memberikan celah untuk terus berkembang menjadi
13
perilaku bullying yang dapat mengarah pada tindak kriminal yang dapat mengakar dan
membudaya dalam sekolah tersebut.
a.) Di dalamnya terdapat perilaku diskriminatif baik di kalangan guru maupun siswa
b.) Kurangnya pengawasan dan bimbingan etika dari para guru dan petugas sekolah
c.) Terdapat kesenjangan besar antara siswa yang kaya dan miskin
d.) Bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten
Jones dan Davis menyatakan bahwa tindakan berarti keseluruhan respons (reaksi) yang
mencerminkan pilihan perilaku dan mempunyai akibat (efek) terhadap lingkungannya.
Sementara efek diartikan sebagai perubahan nyata yang dihasilkan oleh tindakan (Sarwono,
1995:64). Dalam keterkaitan antara stimulus dan respons yang mendorong seseorang
bertingkah laku, maka dampak bullying dapat dipandang sebagai hasil dari adanya stimulus
dan respons yang bekerja dalam diri seseorang (Watson dalam Sarwono, 1995:94).
Selain itu ada tanda-tanda yang harus diwaspadai apabila seseorang mendapatkan
perilaku pembullyan, yaitu:
14
6. Senang menyendiri
7. Tidur terlalu sedikit ataupun sebaliknya
8. Keluhan somatis seperti sakit kepala, sakit perut.
Sedangkan dampak bullying sendiri tidak hanya meresahkan korban, ternyata masih banyak
lagi dampak bullying bagi para korbannya. Tidak bisa lagi di pungkiri bahwa sudah banyak
korban pembullyan yang sampai kesehatan mentalnya terganggu, turunnya kepercayaan diri,
bahkan sampai banyak korban yang memilih mengakhiri hidupnya karena tidak kuat
melawan pembullyan ini.
B. Kesehatan Mental
5. Mampu fokus
9. Bisa menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk
Setelah sebelumnya kami telah membahas pengertian dan kesehatan mental yang baik,
maka kami akan berlanjut ke pembahasan berikutnya yaitu mengenai faktor-faktor apa saja
sih yang dapat memengaruhi kesehatan mental? Ternyata, ada dua faktor yang dapat
memengaruhi kesehatan mental, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang asalnya dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor
internal dipengaruhi oleh biologis dan psikologis. Faktor internal ini antara lain meliputi:
kepribadian, kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, kondisi psikologis,
keberagamaan, sikap menghadapi problema hidup, kebermaknaan hidup, dan keseimbangan
dalam berpikir.
1. Pendekatan Biologis
Dengan mempelajari fungsi otak, kelenjar endokrin, dan fungsi sensoris, pendekatan
tersebut meyakini bahwa kesehatan mental individu sangat dipengaruhi oleh faktor genetik
dan kondisi saat ibu hamil, serta faktor eksternal terkait: gizi, radiasi, usia, komplikasi
penyakit.
2. Pendekatan Psikologis
16
Pendekatan yang meyakini bahwa interaksi individu pada awal kehidupannya serta konflik
intra psikis yang terjadi akan mempengaruhi perkembangan kesehatan mental seseorang.
Faktor Epigenetic mempelajari kematangan psikologis seseorang yang berkembang seiring
pertumbuhan fisik dalam tahap-tahap perkembangan individu, juga merupakan faktor penentu
kesehatan mental individu.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu tersebut. Faktor
eksternal meliputi keadaan sosial, keadaan ekonomi dan lain - lain.
1. Stratifikasi Sosial
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hollingshead dan Redlich diketahui bahwa
pembagian tingkatan sosial-ekonomi yang ada di masyarakat ternyata berhubungan dengan
jenis gangguan mentalnya. Ternyata diantara strata tingkat tinggi, menengah, dan rendah
terdapat gangguan mental yang berbeda dalam kelompok masyarakatnya. Berbagai studi
mengemukakan bahwa adanya gangguan mental pada kelompok sosial lebih besar
dibandingkan kelompok sosial tinggi.
2. Interaksi Sosial
Kualitas interaksi sosial seseorang sangat berpengaruh pada kesehatan mental. Apalagi
lingkungan kehidupan tempat kita tinggal misalnya, yang memberi peluang untuk
meningkatkan hubungan antarsesama. Sementara tempat tinggal yang terasing atau terpencil
akan menghambat seseorang dalam hubungan interaksi sosial.
3. Keluarga
Keluarga yang lengkap dan harmonis akan meningkatkan kesehatan anggota keluarganya.
Namun banyak kondisi anggora keluarga yang menyebabkan adanya risiko terganggunya
mental anggota keluarga
4. Perubahan Sosial
Perubahan sosial seperti koin yang memiliki dua sisi. Di satu sisi, perubahan sosial dapat
menimbulkan kepuasan bagi masyarakat karena adanya kesesuaian dengan suatu harapan.
Selain itu, perubahan sosial juga bertujuan meningkatkan keutuhan dan kesehatan mental
bagi masyarakat. Dampak positif dari perubahan sosial-ekonomi misalnya industrialisasi
17
yang membuat luasnya lapangan pekerjaan dan memungkinkan naiknya status sosial
masyarakat terutama untuk kelas bawah dan menengah. Tapi, dibalik baiknya perubahan itu,
akan ada tantangan untuk masyarakat akibat munculnya aturan dan nilai sosial yang baru.
5. Sosial Budaya
Hubungan budaya dengan kesehatan mental dikemukakan oleh (Wallace, 1963) meliputi
tiga hal yaitu: kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental, kebudayaan
memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental, berbagai bentuk gangguan
mental karena faktor budaya, dan upaya peningkatan pencegahan gangguan mental dalam
telaah budaya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kelompok kami, kami menemukan bahwa
terdapat dampak negatif dari bullying terhadap kesehatan mental ini. Banyak sekali dampak
dari bullying ini. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:
2. Penelitian oleh Mudmainnah Zein Soheh yang berjudul “Remaja Dan Perundungan”
3. Penelitian oleh Teguhu Nugroho Eko Cahyono yang berjudul “Penggaruh Bullying
Terhadap Kepercayaan Diri”
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu masalah yang perlu diuji kembali
kebenarannya dengan data yang lebih lengkap yang diperoleh dari wawancara, observasi dan
lain - lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dampak bullying terhadap
kesehatan mental pelajar di SMA Negeri 79 Jakarta. Berikut ini perumusan hipotesis dari
penelitian ini:
18
H0: Tidak adanya dampak bullying terhadap kesehatan mental pelajar di SMA Negeri 79
Jakarta
H1: Adanya dampak bullying terhadap kesehatan mental pelajar di SMA Negeri 79 Jakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metodologi adalah ilmu tentang metode
atau uraian tentang suatu metode. Sedangkan penelitian dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Jadi, metodologi penelitian merupakan cara ilmiah dalam upaya menemukan data demi
suatu tujuan dan kegunaan tertentu. Beberapa ahli juga menjelaskan tentang pengertian
metodologi penelitian, beberapa diantaranya yaitu:
b) Teguh (1999:9)
Metodologi adalah ilmu atau studi yang berhubungan dengan penelitian, sedangkan
penelitian (research) menunjukkan kegiatan pelaksanaan dari metodologi penelitian. ”.
c) Nawawi (1994:8)
Metodologi Penelitian adalah ilmu tentang metode, dan bilamana dirangkai menjadi
Metodologi Penelitian, maknanya adalah ilmu tentang metode yang dapat dipergunakan
dalam melakukan kegiatan penelitian. Metodologi Penelitian juga dapat diartikan sebagai
ilmu untuk mengungkapkan dan menerangkan gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial
dalam kehidupan manusia, dengan mempergunakan prosedur kerja yang sistematis, teratur,
tertib dan dapat dipergunakan secara ilmiah
19
A. Lokasi Dan Batas Wilayah Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk makalah ini. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 79
Jakarta.
SMA Negeri 79 Jakarta beralamat di Jl. Menteng Pulo Ujung, RT.17/RW.1, Menteng
Atas, Kecamatan Setia budi, Kota Jakarta Selatan. SMA Negeri 79 Jakarta, merupakan salah
satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi DKI Jakarta, Indonesia.
Batas wilayah penelitian adalah tanda pembatasan pemisah wilayah satu dengan wilayah
lainnya yang bertujuan untuk memudahkan dalam mencari informasi pada penelitian.
3.1 Populasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), populasi adalah jumlah orang atau
penduduk yang memiliki ciri-ciri yang sama. Populasi dalam penelitian disebut suatu
kumpulan yang memenuhi syarat dengan masa penelitian
20
.
a) Djarwanto (1994)
b) Handayani (2020)
Populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama,
bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti.
C) Ismiyanto (2003)
Populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat berupa;
orang, benda, suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan
informasi (data) penelitian.
d) Sugiyono (2006)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yakni seluruh subjek dalam wilayah penelitian yang dijadikan sebagai subjek
penelitian.
Dapat disimpulkan bahwa Populasi adalah keseluruhan, totalitas atau generalisasi dari
satuan, individu, objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
akan diteliti, yang di dalamnya dapat diperoleh atau dapat memberikan informasi (data)
21
penelitian yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. Adapun populasi dari penelitian ini
adalah peserta didik di SMA Negeri 79 Jakarta.
3.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama
bersifat representatif dan menggambarkan populasi sehingga dianggap dapat mewakili semua
populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel berguna untuk membantu para peneliti
dalam melakukan generalisasi terhadap populasi yang diwakili. Sampling adalah kegiatan
menentukan sampel, dalam menentukan sampel terdapat prosedur tertentu yang dapat
mewakili populasinya. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu:
Probability sampling atau teknik pengambilan sampel secara acak adalah teknik yang
menyediakan ruang bagi seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel dalam penelitian.
Itulah mengapa dinamakan acak, karena siapa saja dapat berpartisipasi. Pengambilan sampel
acak terdiri dari beberapa model, Berikut beberapa modelnya adalah:
Teknik sederhana dalam mengambil sampel acak yaitu memilih secara random sejumlah
unit dari populasi sebagai sampel. Dalam hal ini dapat melalui skema pengundian ataupun
pendekatan bilangan acak. Dengan cara tersebut, model ini terhindar dari bias atau
keberpihakan. Namun, tidak terjamin hasil sampel telah representatif mewakili populasi.
Model berikutnya adalah secara sistematis, yaitu dengan melalui cara atau pola tertentu.
Misalnya melalui bilangan kelipatan dari anggota populasi secara keseluruhan, dari populasi
berjumlah 50 diambil orang yang masuk urutan kelipatan 5.
Teknik selanjutnya adalah melalui strata, yaitu dengan membagi populasi ke dalam
kelompok tingkatan tertentu, kemudian baru ditentukan sampelnya berdasarkan kelompok
22
tersebut. Misalnya penelitian sesuai tingkatan pendidikan yang terbagi ke dalam kelompok
Sekolah Menengah Atas, Perguruan Tinggi, dan sebagainya.
Model terakhir adalah menetapkan sampel melalui pembagian wilayah dalam area
populasi. Sehingga lingkup wilayah populasi yang luas dibagi-bagi terlebih dahulu baru
kemudian diambil datanya. Misalnya penelitian di daerah DKI Jakarta, maka cluster nya bisa
dibagi pada tingkat kota yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan sebagainya.
1. Snowball Sampling
Sesuai namanya yaitu snowball atau metode bola salju. Yakni pengambilan sampel di
mana peneliti meminta informasi kepada sampel pertama terkait siapa yang dapat menjadi
sampel berikutnya dan begitu seterusnya. Cara ini biasanya digunakan ketika populasi tidak
diketahui, atau bersifat sensitif. Misalnya untuk meneliti penderita HIV.
2. Accidental Sampling
Teknik berikutnya adalah accidental atau tidak sengaja, yaitu sampel diambil ketika
peneliti kebetulan menemukan orang. Cara ini biasanya dilakukan dalam suatu fenomena
dimana populasinya tidak pasti, misalnya pengunjung tempat wisata. Peneliti menentukan
sampel sesuai yang ia temui, tanpa mempertimbangkan faktor lainnya.
3. Purposive Sampling
Yaitu teknik pengambilan sampel di mana yang menentukan sampel adalah peneliti
sendiri sesuai ketetapan tertentu. Cara ini biasanya memiliki sampel dengan kualitas tinggi,
karena ada kriteria atau ketentuan tertentu siapa saja sampelnya. Seperti jenjang pendidikan,
jenis pekerjaan, dan lain-lain.
4. Quota Sampling
23
Teknik pengambilan sampel non-probability yang terakhir adalah kuota, atau ditetapkan
sampelnya sesuai jatah tertentu. Yakni terlebih dahulu dibatasi berapa jumlah sampel yang
akan diambil, lalu berhenti ketika jumlah tersebut telah terpenuhi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini
adalah Simple Random Sampling (Pengambilan Sampel Acak Sederhana). Alasan penelitian
ini menggunakan teknik tersebut adalah karena teknik tersebut mudah untuk digunakan
terutama pada populasi yang kecil, serta teknik tersebut dapat mengurangi bias yang dimana
dalam penelitian tidak boleh ada suatu makna yang bias, terlebih terhadap suatu data. Oleh
karena itu, Sampel pada penelitian ini adalah siswa siswi di SMA Negeri 79 Jakarta.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakter, atribut atau segala sesuatu yang terbentuk, atau yang
menjadi perhatian dalam suatu penelitian sehingga mempunyai variasi antara satu objek yang
satu dengan objek yang lain dalam satu kelompok tertentu kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel bebas (independen variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab terjadinya perubahan/timbulnya variabel dependen (terikat) variabel dependen.
Baik yang pengaruhnya positif namun yang pengaruhnya negatif
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam rangka
untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data yang telah
didapatkan tersebut. Metodologi penelitian mempunyai dua jenis metode penelitian, namun
24
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode kuantitatif.
Alasan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah
karena ingin mengetahui presentasi dampak bullying terhadap kesehatan mental pelajar di
SMA Negeri 79 Jakarta.
Pengumpulan data adalah sebuah kegiatan dimana peneliti mencari data atau informasi
yang diperlukan secara langsung. Data ini digunakan untuk menjawab permasalahan pada
penelitian (hipotesis). Pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
untuk mendapatkan hasil yang akurat, antara lain sebagai berikut:
a) Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis
untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Sama seperti teknik pengumpulan data
wawancara, penyebaran angket juga merupakan komunikasi dua arah yang terjalin untuk
mengetahui suatu informasi, tetapi jika angket melalui tulisan. Tujuan penyebaran angket
ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, tanpa merasa khawatir bila
responden memberi jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan. Di samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.
25
6. Seperti apa perubahan kesehatan mental mu setelah di bully?
7. Apa yang membuat korban takut untuk speak up tentang pembullyannya?
8. Menurut mu, apa faktor yang menyebabkan seseorang membully orang lain?
9. Jika kamu mendapati temanmu sedang di bully, apakah kamu mau untuk membantu?
Seperti apa sikapmu untuk membantu temanmu itu?
10. Apakah sekolah menjadi tempat yang aman dari pembullyan?
b) Observasi
Secara umum, definisi observasi adalah suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu objek
tertentu secara cermat dan langsung di lokasi penelitian tersebut berada. Selain itu, observasi
ini juga termasuk kegiatan pencatatan yang dilakukan secara sistematis tentang semua gejala
objek yang diteliti. Kami memilih teknik observasi karena kami melihat banyak pelajar yang
terlihat kurang percaya diri, murung, lebih suka sendirian, dan susah bersosialisasi dengan
sesama. Setelah kami observasi dan cari tahu, ternyata banyak sekali pelajar yang demikian
karena mereka adalah korban bullying.
Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi non partisipan, yaitu
mengamati objek yang akan diteliti tanpa berinteraksi langsung dengan objek tersebut.
Data merupakan sekumpulan informasi atau juga keterangan– keterangan dari suatu hal
yang diperoleh dengan melalui pengamatan atau juga pencarian ke sumber – sumber tertentu.
Data yang diperoleh namun belum diolah lebih lanjut dapat menjadi sebuah fakta atau
anggapan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa data penelitian
26
merupakan keterangan atau bahan yang bisa dijadikan sebagai dasar kajian atau analisis data
a) Data Primer
Sugiyono (2016) menyatakan bahwa data primer adalah sebuah data yang langsung
didapatkan dari sumber dan diberi kepada pengumpul data atau peneliti. Sederhananya,
sumber data primer adalah wawancara dengan subjek penelitian baik secara observasi
ataupun pengamatan langsung. Data primer dikumpulkan untuk menjawab permasalahan
pada penelitian. Di dalam penelitian ini data primer didapat dari penyebaran angket dan
observasi langsung. Data primer yang didapat ini berasal dari pelajar di SMA Negeri 79
Jakarta. Baik yang pernah mengalami bullying maupun tidak.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat secara tidak langsung oleh peneliti. Biasanya data
sekunder ini didapat dari majalah, koran, internet, dan lain – lain. Data sekunder adalah data
pendukung daro data primer. Data sekunder berguna untuk memperkuat, mengembangkan
teori, dan tentunya mendukung data primer sendiri.
F. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan dari berbagai sumber terkumpul, maka selanjutnya akan
dilakukan analisis data. Secara garis besar analisis data meliputi:
1. Tahap Persiapan
2. Tabulasi Data
Tabulasi data adalah proses penyusunan data yang telah di edit dan di beri kode yang
disusun dalam tabel. Data yang sudah peneliti dapatkan akan ditabulasi dengan menguraikan
hasil angket yang sudah disebar dalam bentuk tabel persentase.
27
3. Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses dalam penelitian, berhubungan dengan memeriksa,
mengatur ulang, modifikasi, dan mengubah data untuk mendapatkan sejumlah informasi
bermanfaat dari situ. Setelah data sudah ditabulasi, data akan dianalisis dan diberi persentase.
BAB IV
A. Hasil Angket
Dalam bab ini kami akan menguraikan hasil penelitian kami dan analisis yang sudah kami
buat berdasarkan masalah dan tujuan penelitian ini dibuat. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui dampak bullying terhadap kesehatan mental pelajar di SMA Negeri 79 Jakarta.
Setelah mendapatkan sejumlah data dari penyebaran angket dan observasi, maka akan
kami uraikan hasilnya. Berikut hasil penyebaran angket pada pelajar di SMA Negeri 79
Jakarta.
Jawaban F Persentase
Pernah 81 89%
Tidak 10 11%
Jumlah 91 100%
Kesimpulan: Ternyata banyak dari responden yang sudah pernah melihat aksi bullying di
sekitar mereka.
Jawaban F Persentase
28
Pernah 61 67%
Tidak 30 33%
Jumlah 91 100%
Kesimpulan: Ternyata banyak di sekitaran kita yang pernah menjadi korban bullying. Ini
menyatakan bahwa bullying sudah banyak terjadi dalam lingkungan.
Pertanyaan 3: Jika pernah, bentuk bullying semacam apa itu? Apakah bullying verbal / fisik?
Jawaban F Persentase
Bullying Verbal 55 60,4%
Bullying Fisik 11 12,1%
Tidak Pernah Di bully 25 25,50%
Jumlah 91 100%
Kesimpulan: Dari data yang didapatkan, ternyata responden lebih banyak yang mendapatkan
bullying verbal. Hal ini dikarenakan pelaku mungkin hanya menganggap itu sebagai suatu
candaan semata, padahal pada nyatanya itu melukai hati korban.
Jawaban F Persentase
Dipermalukan 27 29,67%
Diolok – olok 13 14,29%
Bullying Fisik 16 17,58%
Cyberbullying 2 2,20%
Pelecehan 1 1,10%
Tidak Pernah 32 35,16%
Jumlah 91 100%
Kesimpulan: Banyak Jenis bullying yang sudah terjadi di sekitaran kita. Salah satu
contohnya seperti tabel diatas. Dari data yang diperoleh, responden lebih banyak yang
mengalami bullying verbal. Contohnya dipermalukan didepan umum, diolok – olok nama
orang tuanya.
29
Pertanyaan 5: Apakah bullying berpengaruh terhadap kesehatan mental mu?
Jawaban F Persentase
Ya 75 82,4%
Tidak 16 17,60%
Jumlah 91 100%
Kesimpulan: Bullying sangat berpengaruh pada kesehatan mental responden. Banyak
responden yang mentalnya terguncang setelah mendapat perlakuan bullying ini. Dampak
bullying akan dibahas pada pertanyaan berikutnya
Jawaban F Persentase
Tidak Pernah Di bully 45 49,45%
Kurang Percaya Diri 27 29,67%
Susah Bersosialisasi 10 10,99%
Depresi 9 9,89%
Jumlah 91 100%
Kesimpulan: Tabel diatas merupakan contoh dari dampak bullying. Dari data yang telah
ditabulasi, peneliti menarik kesimpulan bahwa dampak bullying yang paling banyak
dirasakan adalah rasa percaya diri korban yang menurun dan susahnya korban untuk
bersosialisasi setelah mendapatkan perilaku bullying ini.
Pertanyaan 7: Apa yang membuat korban takut untuk speak up tentang pembullyannya?
Jawaban F Persentase
Tidak Pernah Di bully 15 16,48%
Ancaman 16 17,58%
Takut Terhadap Respon 24 26,37%
Orang lain
Kekerasan Fisik 1 1,10%
Tidak Adanya Bukti 1 1,10%
Pembullyan Berulang 20 21,98%
Kurang Percaya Diri 10 10,99%
Tidak Ada Orang Yang 3 3,30%
30
Dapat Dipercaya
Toleransi Teman 1 1,10%
Jumlah 91 100%
Kesimpulan: Banyak faktor yang menyebabkan korban tidak berani untuk
mengungkapkan atau bercerita kepada temanya dan melapor kepada pihak berwajib.
Faktor yang paling dominan yang didapat dari data adalah adanya ancaman dari pelaku.
Ancaman dari pelaku biasanya berupa pembullyan berulang.
Jawaban F Persentase
Tidak Pernah Membully 17 18,68%
Kesenangan Tersendiri 19 20,88%
Iri Terhadap Korban 10 10,99%
Tidak Percaya Diri 2 2,20%
Merasa Lebih Berkuasa 21 23,08%
Tidak Menyukai Korban 11 12,09%
Lingkungan 11 12,09%
Jumlah 91 100%
Kesimpulan: Dari riset yang sudah dilakukan, terdapat beberapa faktor yang paling
mempengaruhi seseorang membully orang lain. Salah satunya Kesenangan tersendiri bagi
pelaku. Melihat korbannya merasa takut dan tersakiti mendatangkan kesenangan tersendiri
bagi pelaku.
Pertanyaan 9: Jika kamu mendapati temanmu sedang di bully, apakah kamu mau untuk
membantu? Seperti apa sikapmu untuk membantu temanmu itu?
Jawaban F Persentase
Tidak Pernah Membully 11 12,09%
Menolong Korban 70 76,92%
Mengumpulkan Bukti 5 5,49%
Tergantung Situasi 5 5,49%
Jumlah 91 100%
31
Kesimpulan: Ternyata banyak respon positif dari teman korban. Tidak sedikit teman dari
korban ingin membela, menolong, bahkan melawan pelaku. Tetapi tidak semua langsung
melakukan itu Karna situasi. Jika pelaku lebih berkuasa, teman korban akan memilih untuk
mengumpulkan bukti terlebih dahulu. Lalu, melaporkan ke pihak berwajib jika bukti yang
dibutuhkan sudah terpenuhi.
Jawaban F Persentase
Ya 9 9,9%
Tidak 82 90,1%
Jumlah 91 100%
Kesimpulan: Sekolah yang merupakan tempat belajar, meniba ilmu, dan melatih
karakteristik tidak luput dari aksi bullying ini. Banyak responden yang menganggap sekolah
tidak aman dari bullying. Karna mereka sendiri menjadi korban bullying di sekolah.
B. Pembahasan
Dari hasil sebar angket yang sudah peneliti lakukan, kemudian peneliti akan membahas
hasil kesimpulan yang telah di dapat dan di analisis. Terdapat banyak aksi bullying di
sekitaran kita dan sudah banyak yang menjadi korban bullying. Dari data yang diperoleh
sebesar 67% responden pernah menjadi korban bullying. Banyak bentuk-bentuk bullying
yang sudah mereka rasakan. Contohnya bullying verbal dan bullying fisik. Ternyata bullying
ini sangat berpengaruh bagi kesehatan mental responden. Salah satu dampak yang sangat
terlihat yaitu berkurangnya rasa percaya diri korban. Percaya diri adalah kemampuan dalam
menyakinkan diri pada kemampuan yang kita miliki atau kemampuan untuk mengembangkan
penilaian positif baik untuk diri sendiri ataupun lingkungan sekitar. Kesimpulan yang peneliti
dapatkan adalah terdapatnya dampak bullying terhadap kesehatan mental pelajar di SMA
Negeri 79 Jakarta.
32
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan bahwa banyak korban
bullying di sekitar kita. Banyak Kesehatan mental dari korban yang terganggu dari dampak
bullying ini. Kesadaran orang awam mengenai dampak bullying masih sangat rendah.
Banyak sekali dampak bullying. Trauma juga bisa menjadi dampak bullying. Trauma
adalah respons emosional tubuh terhadap peristiwa mengerikan. Terbukti ada beberapa
responden yang menjadi trauma terhadap seseorang dan pelaku.
B. Saran
Kepada orang tua diharapkan untuk mengawasi lingkup pergaulan anak-anak mereka.
Jangan sampai anak-anak mereka salah pergaulan dan menjadi pelaku bullying. Jika sudah
menjadi pelaku bullying, beri penyuluhan dengan cara yang tepat agar anak paham dan tidak
mengulanginya lagi.
Kepada sekolah beserta dengan guru – gurunya. Dari penelitian ini didapat kesimpulan
bahwa sekolah bukanlah tempat yang aman dari bullying. Berikan penyuluhan teratur pada
33
siswa – siswi tentang bahaya dampak bullying. Dan semoga sekolah cepat memberikan
respon terhadap pengaduan bullying dan menindak lanjut secara tegas terhadap pelaku.
Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini menambah wawasan pembaca tentang
dampak bullying. Bila kalian mendapat teman kalian menjadi korban bullying, segeralah
mengambil bukti, menolong dan melaporkan kepada pihak berwajib.
Kepada korban bullying, jangan takut untuk bersuara, bercerita, dan melapor kepada pihak
yang lebih berwenang. Jangan biarkan diri kalian menjadi korban bullying lagi. Dan jangan
pernah berfikir untuk membalas kejahatan itu.
34
DAFTAR PUSAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://lindungihutan.com/
blog/lingkungan-adalah/%3Famp
%3D1&ved=2ahUKEwiU_J3U6cT9AhUfUGwGHQwvC7YQFnoEC
A4QBQ&usg=AOvVaw3H-GDN2vcAFg7MLSEUcNa8
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.upi.edu/
index.php/pedagogia/article/view/13980/pdf%23:~:text
%3DTINJAUAN%2520PUSTAKA-,Olweus
%2520(1999)%2520mendefinisikan%2520bullying%2520sebagai
%2520masalah%2520psikososial%2520dengan%2520menghina
%2520dan,kekuatan%2520yang%2520lebih%2520dibandingkan
%2520korban.&ved=2ahUKEwi0g5Xs6cT9AhW0TWwGHeIoBacQF
noECAUQBg&usg=AOvVaw1UY_UPVce_DRjYcB4GruNY
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.depoedu.com/
2022/12/13/edu-talk/membaca-statistik-tentang-kasus-bullying-di-
indonesia/
&ved=2ahUKEwjrpZD_6cT9AhWDXWwGHW6hAdUQFnoECAkQ
AQ&usg=AOvVaw3-hVs8LGS-TpedQ5kilN0o
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://rsjd-
surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/12/Artikel-
Bullying-Bu-Ismi-RSJD-
35
SKA.pdf&ved=2ahUKEwjPrbe46sT9AhVpR2wGHci5AmEQFnoECA
wQBg&usg=AOvVaw1Ym4G3YyV1EZx945QGevps
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
repository.iainkudus.ac.id/3776/5/5.%2520%2520BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjFjpTG6sT9AhVXTGwGHS4wDOIQFn
oECAUQBg&usg=AOvVaw3LAbXnw0DzfYgCMHTwgTom
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/
media/publications/139486-ID-perilaku-bullying-asesmen-
multidimensi-
d.pdf&ved=2ahUKEwi9_PTY6sT9AhWdTWwGHeAnDhkQFnoECB
QQAQ&usg=AOvVaw2hhZ2t97RlQlsyeOs2r5jS
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
repository.upnvj.ac.id/14662/1/Kelompok%25202_Perilaku
%2520Bullying%2520dan%2520Dampaknya%2520pada
%2520Korban_Prospektiv.pdf&ved=2ahUKEwiosf3m6sT9AhUWSW
wGHUuLCpkQFnoECA0QBg&usg=AOvVaw0OjIkjyq647G29zKF9-
z5u
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uin-
suska.ac.id/6591/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjLhvT16sT9AhWoTWwGHUY-
DasQFnoECBUQAQ&usg=AOvVaw30oELgdmAKWUaUfSMXWM
t8
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.unair.ac.id/
download-fullpapers-
jpksd3ed32a0002full.pdf&ved=2ahUKEwj5o9aB68T9AhWdTWwGH
eAnDhkQFnoECBQQBg&usg=AOvVaw1gWrxB3g7FW2ALM2gjDe
z9
36
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.umy.ac.id/
bitstream/handle/123456789/12169/6.%2520BAB%2520II.pdf
%3Fsequence%3D6%26isAllowed%3Dy&ved=2ahUKEwjek-
WU68T9AhX3SGwGHdtgDZoQFnoECAsQAQ&usg=AOvVaw1IWE
WLfVUpMmnAaWO2CYCv
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.uir.ac.id/
4189/5/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjtw6qj68T9AhW1RWwGHQc-
A3gQFnoECAsQAQ&usg=AOvVaw0qXKH4Xa7ccUH59MP6yttE
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/
pdf/
33518857.pdf&ved=2ahUKEwjy557m68T9AhWfSmwGHS70CmEQ
FnoECA0QAQ&usg=AOvVaw1W3kjjwLgLZyT8sorH21Pf
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://dosensosiologi.com/
atribusi-sosial/&ved=2ahUKEwj66NX-
68T9AhU2T2wGHajPC_IQFnoECBEQAQ&usg=AOvVaw1UJEhJgy
BmSlDdIRw5oqUb
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejurnal.mercubuana-
yogya.ac.id/index.php/psikologi/article/download/
596/385&ved=2ahUKEwicotWM7MT9AhVYR2wGHS6ZDkwQFno
ECA4QAQ&usg=AOvVaw1ZKsMLbQwqSsxEahJ_wTKP
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.uir.ac.id/
4141/5/7.%2520BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwia7_uf7MT9AhUBcGwGHeHTCV0QFn
oECAYQBg&usg=AOvVaw2F4DjfwYI9ZweyDoZcYAN3
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://mojokertokab.go.id/
detail_artikel/mengenal-jiwa-yang-sehat-dan-cara-
mencapainya&ved=2ahUKEwjHyM-
r7MT9AhWoWGwGHWs1B3MQFnoECBIQBQ&usg=AOvVaw26p
NI98zq09PIYt2_GOnJ4
37
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.klikdokter.com/
penyakit/masalah-mental/kesehatan-
mental&ved=2ahUKEwic3fe07MT9AhUJSGwGHcXgDzAQFnoECA
oQBQ&usg=AOvVaw1oaYjSINutAXuOuH0Gm63e
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/
37410773/
MAKALAH_KESEHATAN_MENTAL_docx&ved=2ahUKEwjmi7rF
7MT9AhVNTGwGHRyaAq8QFnoECAkQAQ&usg=AOvVaw0-
O0YFuSE0XY70ra-gsN6p
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.ubm.ac.id/
index.php/psibernetika/article/view/
1745&ved=2ahUKEwjmhZjX7MT9AhW5cGwGHZkAAaoQFnoECA
sQAQ&usg=AOvVaw0y_MUNx0AQxhKkajhfoblq
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://etheses.uin-
malang.ac.id/21902/
&ved=2ahUKEwiuipfh7MT9AhWRcGwGHUPIDHcQFnoECBQQA
Q&usg=AOvVaw3UWj810hoIgFTpn2QgybTr
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uib.ac.id/
3118/7/k-1651270-
chapter4.pdf&ved=2ahUKEwiyqd_t7MT9AhX9RmwGHXn7Cw4QFn
oECAYQBg&usg=AOvVaw1HxW9lX0gQ9VeFCIlZKyn_
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://elibrary.unikom.ac.id/
id/eprint/1972/9/UNIKOM_FRANSISCAAYU_11.BAB
%2520III.pdf&ved=2ahUKEwi8len37MT9AhU1SmwGHXWGBdIQF
noECA8QBg&usg=AOvVaw2QMgEHwhHcK21RJI0KjR4v
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
meaningaccordingtoexperts.blogspot.com/2017/04/pengertian-metode-
dan-metodologi.html%3Fm%3D1%23:~:text%3DSedangkan
%2520metodologi%2520penelitian%2520yang
%2520didefinisikan,kegiatan%2520pelaksanaan%2520dari
%2520metodologi%2520penelitian.&ved=2ahUKEwjOqvL-
38
7MT9AhWzSmwGHRSBCDYQFnoECBMQBQ&usg=AOvVaw36up
Pnwn2B34VT3AWAa2jq
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.gramedia.com/
literasi/metodologi-penelitian/amp/
&ved=2ahUKEwiW1uKH7cT9AhVncGwGHSIQACUQFnoECBMQ
BQ&usg=AOvVaw3P4ovD4ndeAFmmEjzMn_kR
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.stei.ac.id/
1667/4/BAB
%2520III.pdf&ved=2ahUKEwiZtrih7cT9AhUwTWwGHRrCDOEQF
noECBMQBg&usg=AOvVaw0e1jwW4ZddmZlYWodzxKtl
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.wikipedia.org/
wiki/
Angket&ved=2ahUKEwiwi8uq7cT9AhXySWwGHSdwBycQFnoECG
wQAQ&usg=AOvVaw0m0Ry1NVjeHzu_6QNUr4AL
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.stei.ac.id/
2172/4/BAB
%2520III.pdf&ved=2ahUKEwiGkcm77cT9AhVHcWwGHSveCSIQF
noECAUQBg&usg=AOvVaw3HTMLO9YcXnXt_8Nmt60-z
https://ascarya.or.id/cara-menganalisis-data-kuantitatif/
https://info.populix.co/articles/populasi-dan-sampel-penelitian/
https://www.rikaariyani.com/2022/08/populasi-dan-sampel.html?m=1
https://www.kajianpustaka.com/2020/11/populasi-dan-sampel-penelitian.html?m=1
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/8e022-januari-ratas-bullying-
kpp-
pa.pdf&ved=2ahUKEwj8l46hnsz9AhUBSGwGHVWMCQsQFnoECA
0QBg&usg=AOvVaw3JDBpD01BupbZz-6mcOVh5
39
LAMPIRAN
40
41