Oleh :
NIM. 17.321.2668
BALI DENPASAR
2021
1
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk memenuhi
Oleh :
NIM. 17.321.2668
BALI DENPASAR
2021
2
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
NIM : 17.321.2668
Judul : Gambaran Perilaku Hidup Sehat dan Bersih Anak Usia Sekolah
Ns. I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi, S.Kep., Ni Nyoman Ayuningsih ,S.Kep.,MM
NIK: 2.04.10.384 NIP: 196705091990032001
3
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
NIM : 17.321.2668
Judul : Gambaran Perilaku Hidup Sehat dan Bersih Anak Usia Sekolah
memperoleh gelar sarjana dalam bidang Keperawatan pada tanggal Maret 2021.
Sari,S.Kep.,M.Biomed.
Penguji II (Anggota) : Ns. I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi, S.Kep., …
Penguji III ( Anggota) : Ns. Ni Nyoman Ayuningsih ,S.Kep.,MM …
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN Negeri
2 Purwakerthi”.
Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan
Program Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat bantuan sejak awal
sampai terselesainya proposal ini, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan
hati, peneliti menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wira Medika Bali dan pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan proposal ini serta memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan Program Studi Keperawatan Program Sarjana.
2. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Program Sarjana STIKes Wira Medika Bali.
3. Ns. I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi,S.Kep.,selaku pembimbing I yang telah m
emberikan bimbingan dalam penyelesaian proposal ini.
4. Ns.Ni Nyoman Ayuningsih, S.Kep.,MM. selaku pembimbing II yang telah me
mberikan bimbingan dalam penyelesaian proposal ini.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
penyelesaian proposal ini.
6. Teman-teman mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika
Bali khususnya Angkatan A11-A dan semua pihak yang penulis tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
5
Penulis mengharapkan kritik dan saran bersifat konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan dalam penyusunan proposal ini.
6
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGASAHAN
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 5
1.3 Tujuan umum....................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan khusus............................................................................ 6
1.4 Manfaat Peneliti................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis.......................................................................... 6
1.5 Keaslian Penelitian.............................................................................. 7
7
3.5.1. Variabel Penelitian................................................................... 51
3.5.2. Definisi Operasional Variabel.................................................. 51
3.6 jenis dan cara pengumpulan data........................................................ 51
3.6.1. Jenis data yang dikumpulkan.................................................... 51
3.6.2. Cara pengumpulan data............................................................ 51
3.6.2.1 Prosedur Administratif.................................................. 52
3.6.2.2 Prosedur teknis.............................................................. 53
3.6.3. Instrument pengumpulan data.................................................. 54
3.6.4 Uji validitas dan realibilitas....................................................... 56
3.7. Pengolahan dan Analisa Data............................................................. 57
3.7.1.Teknikpengolahan data.............................................................. 57
3.7.2.Analisa data............................................................................... 59
3.8. Etika Penelitian................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 : Kerangka Konsep Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak
Usia Sekolah
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia sekolah adalah asset atau modal utama pembangunan dimasa d
epan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain
nyakit jika tidak dikelola dengan baik.Umur anak sekolah (6-12 tahun) merupakan
perilaku yang dipraktikan oleh peserta didik, guru dan masyarakat di lingkungan S
ekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
sekolah merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan memberda
yakan para guru dan siswa untuk hidup bersih dan sehat. Anak usia sekolah merup
akan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut seorang anak rentan terh
adap masalah kesehatan. Masalah kesehatan anak usia sekolah juga rentan pada k
ondisi yang sangat peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan,
dup bersih dan sehat. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak
usia sekolah (usia 6-12) umumnya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Se
hat (PHBS). Sekolah sehat harus memiliki lingkungan yang mendukung pembelaj
aran. Program ini menekankan pada aspek lingkungan yang meliputi lingkungan f
isik dan non fisik. Aspek lingkungan fisik menekankan pada fasilitas seperti peral
atan PHBS, peralatan cuci tangan pakai sabun, peralatan membuang sampah, peral
atan kamar mandi/WC, peralatan kantin sehat, tidak tersedia air bersih, ketersedia
an toilet, tempat cuci tangan, tempat sampah serta kantin sehat, belum tersedia per
aturan tertulis tentang PHBS, diberikan dukungan secara lisan. Lingkungan non fi
sik meliputi perilaku siswa yang masih belum memahami PHBS, masih terdapat
gan karena belum tersedia kantin sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) u
ntuk anak usia SD dimulai dengan membentuk kebiasaan sikat gigi dengan benar,
mencuci tangan, serta membersihkan kuku dan rambut. PHBS yang sangat sederh
ana tersebut akan mengurangi risiko terkena penyakit. Penyakit yang akan muncul
akibat 3 rendahnya PHBS antara lain cacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi bu
ruk dan lain sebagainya yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya derajat kes
Jumlah anak usia sekolah di Indonesia pada tahun 2019 yaitu dari umur
6-12 adalah 4.486.506 jiwa. Di Provinsi Bali jumlah anak usia sekolah yaitu 329.
644 jiwa (Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan, 2019). Jumlah usi
a anak sekolah dasar di Bali tertinggi pertama di Kota Denpasar dengan jumlah 1
4,979 jiwa, tertinggi kedua di Buleleng dengan jumlah 12.259 jiwa, dan tertinggi
ketiga di Gianyar dengan jumlah anak usia sekolah 7.888 jiwa, dan jumlah anakus
ia sekolah dasar terendah berada di klungkung dengan jumlah 3.052 jiwa (Dinkes
Provinsi Bali, 2019).Berdasarkan data WHO tahun 2019 menyebut bahwa setiap t
ahun sebanyak 100.000 anak sekolah usia 6-12 tahun di Indonesia meninggal aki
bat penyakit diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60%, anemia p
ada anak sekolah 23% dan masalah karies dan periodontal 74,4%. Sedangkan data
ang yang menderita penyakit diare sepanjang tahun (Profil Kesehatan Indonesia, 2
016). Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rawan karena berada dalam p
tentang kesehatan sejak dini, sehingga pada usia selanjutnya yaitu masa remaja sa
mpai tua, sudah mengetahui dan memahami Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PH
BS), serta mereka bisa mandiri dalam menjaga kesehatannya dan bahkan menjadi
kehidupan bersih dan sehat. Sarana tersebut terdiri dari institusi pendidikan
sebanyak 62,26% (Depker RI, 2018. Kehidupan bersih dan sehat di tatanan
berjalan sesuai dengan yang diinginkan, oleh sebab itu diperlukan pendekatan
yang peripurna (komprehensif), lintas program dan lintas sektor, serta mobilisasi
(Syukriyah, 2017). Bedasarkan data riskesdes (riset kesehatan dasar) tahun 2018,
PHBS pada penduduk indonesia, berperilaku menyikat gigi setiap hari sudah
dilakukan sebanyak 93,8%, namun perilaku menyikat gigi yang benar masih
3
rendah yaitu 2,3%, sedangkan PHBS pada anak yang sudah melaksanakan sikat
gigi setiap hari sebanyak 95,7%, namun hanya 1,7% saja yang telah melakukan
dengan benar. Data lain berhubungan dengan PHBS secara umum, dimana di
dalamnya terdapat usia anak sekolah yang telah melakukan perilaku buang air
besar (BAB) dengan benar jamban 82,6% sedangkan melakukan cuci tangan
diantaranya yaitu suasana belajar yang kurang nyaman karena lingkungan yang
masyarakat umum. Ruang kelas yang kotor, banyaknya jajanan yang tidak sehat
berbagai penyakit. Penyakit yang terjadi pada anak usia sekolah adalah diare,
4
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan
tempat belajar tidak hanya perlu memiliki lingkungan yang bersih dan sehat dalam
membentuk siswa memiliki derajat kesehatan yang baik (Depkes RI, 2013).
siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan tampak ada beberapa
ada sabun cuci tangan, siswa tidak ada yang melakukan cuci tangan sebulum
kunjungan rutin berkala setiap tahunnya pada bulan mei tahun 2020 dan mendapat
sosialisasi tentang PHBS di sekolah, namun saat ditanya 7 dari 10 siswa tidak
5
1.3 Tujuan umum
2. Mengidentifikasi sikap siswa terkait Hidup Bersih dan Sehat anak usia
1. Bagi Siswa
2. Bagi Sekolah
sekolah.
6
3. Bagi Peneliti selanjutnya
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan sebagai bahan
ini diantaranya:
1. Rani Dwi Safitri, dkk (2018) dengan judul Peran Usaha Kesehatan
7
2. Nureani Djalil, dkk (2019) dengan judul Pengembangan Modul Phbs
dan hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat
8
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki rentang usia 6-12 tahun,
yang berarti sekolah menjadi tempat mendapatkan pengalaman inti pada anak.
Karakteristik utama anak usia sekolah adalah mereka lebih sering menampilkan
berkembang dalam setiap fase dengan ciri-ciri dan kebutuhan tertentu, dimana
bersekolah (Lie, 2010). Anak usia sekolah merupakan usia yang menyulitkan
karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih banyak dipengaruhi oleh
teman-teman sebayanya. Usia sekolah juga disebut usia tidak rapi karena anak
sering berantakan, dan tidak memiliki tanggung jawab pada pakian dan benda-
benda yang dimilikinya, terutama pada anak laki-laki. Selain itu, disebut juga usia
(Soetjiningsih, 2012).
Anak usia sekolah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
berbeda-beda satu dengan yang lain, mereka mempunyai sikap tertentu, pribadi
Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain, bergerak, bekerja dalam
(Dermawan, 2012)
proses percepatan mulai umur sepuluh sampai duabelas tahun, pada usia sekolah
ini secara umum aktivitas fisik pada anak semakin tinggi dan memperkuat
dirasakan dimana lingkungan luar rumah, dalam hasil ini adalah sekolah cukup
besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan sendirinya dan
anak sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada,
rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud sehingga
dalam menghadapi kegagalan maka anak akan mulai sering dijumpai reaksi,
masa ini. Secara khusus perkembangan pada masa ini anak-anak banyak
mengembangkan kemampuan interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan
budaya dari lingkungan keluarga dan mulai mencoba mengambil bagian dari
kelompok untuk berperan, terjadi perkembangan secara lebih khusus lagi, terjadi
Pada negara maju, periode anak usia sekolah dimulai saat anak memasuki
sekolah dasar pada usia enam tahun. Pubertas yang terjadi pada anak usia 12
tahun menandakan akhir dari masa pertengahan. Pada masa ini anak menjadi lebih
baik dalam berbagai hal sebagai contoh, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih
jauh karena kemapuan dan ketahanan yang semakin membaik (Potter & Perry,
2009).
Anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan kelompok yang rawan karena berada
pengenalan tentang masalah kesehatan sejak dini, sehingga pada usia selanjutnya
yaitu masa remaja sampai tua sudah mengetahui dan memahami Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), serta mereka bisa mandiri dalam menjaga kesehatannya
bagi anak merupakan suatu hal penting dalam proses perkembangan dan
Jadi anak usia sekolah adalah usia dimana anak akan mulai bergal dalam
kelompok agar diterima oleh teman sebayanya sebagai anggota kelompok dan
anak ingin menyesuaikan diri dengan standar kelompok dalam penampilan, bicara
13
dan berprilaku, karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain, bergerak,
bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan atau melakukan sesuatu secara
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada masa ini tidak lagi sepesat masa anak awal
periode tenang sebelum memasuki pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas
Selama pada tahun-tahun ini, anak bertambah tinggi rata-rata satu sampai dua
inchi per tahun, anak perempuan umumnya lebih tinggi daripada anak laki-laki.
2) Keterampilan motorik
masa anak-anak awal. Keseimbangan badannya menjadi lebih baik sehingga anak
memanjat, lompat tali, berenang, dan bersepeda secara lebih baik. Oleh karena itu
14
3) Efek gizi pada pertumbuhan fisik anak
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan gizi adalah orang tua
perlu mengawasi anak terutama pada waktu makan, jumlah makanan, dan jenis
makanan agar nantinya menjadi kebiasaan yang baik pada masa berikutnya. Hal
ini penting dilakukan karena kini orang tua tidak dapat selalu dekat dengan
4) Gizi berlebihan
Dampak yang nyata pada pemberian makanan bergizi yang berlebihan adalah
kegemukan atau obesitas. Banyak orang beranggapan bahwa anak gemuk adalah
anak yang sehat, tetapi saat ini mulai dipahami bahwa kegemukan tidak baik
2. Perkembangan kognitif
melakukan aktivitas logis tertentu, walaupun masih terbatas pada objek konkret
3. Perkembangan bahasa
Anak menyadari bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang penting untuk
Berbicara sebagai salah satu bentuk bahasa merupakan sarana penting untuk
15
memperoleh tempat dalam kelompoknya. Kosa kata bertambah banyak dan sudah
4. Perkembangan sosial-emosional
Dalam proses perkembangan ini anak diharapkan mengerti atau memahami orang
diperkirakan, dirasa. Pada masa ini, anak menjadi lebih peka terhadap
perasaannya sendiri dan perasaann orang lain. Mereka dapat lebih baik mengatur
ekspresi emosionalnya dalam situasi sosial dan mereka dapat merespons tekanan
5. Perkembangan moral
Pada masa anak akhir, penalaran moral anak ada pada tingkatan II, yaitu
memberlakukan standar tertentu, tetapi standar ini ditetapkan oleh orang lain,
tabel berikut :
16
Tabel 2.1
psikologis memberikan berbagai label kepada periode ini dan label tersebut
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana
anak dipengaruhi oleh teman sebayanyadaripada orang tuanya dan orang lain.
17
beberapa saja yang taat, dengan kecuali orang tua mengharuskan melakukannya
dan mengancamnya
yang penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan yang dewasa,
2) Periode kritis
Masa ini yang dimaksud adalah dimana masa anak dibentuk menjadi
dibawah, diatas atau sesuai dengan kemampuan anak cenderung menetap sampai
dewasa.
1) Usia berkelompok
Masa ini dijelaskan dimana perhatian utama pada anak tertuju keinginan
kelompok yang bergengsi pada pandangan teman-temannya dan anak ini ingin
Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan dari teman-
18
3) Usia kreatif
anak ini menjadi pencipta karya yang baru meskipun dasar untuk ungkapan kreatif
dasar ini adalah kegiatan yang orisinil pada umumnya yang belum berkembang
4) Usia bermain
Bukan berarti anak disini mempunyai lebih banyak waktu untuk bermain
daripada periode-periode dalam hal yang tidak dimungkinkan lagi apabila anak
sudah sekolah melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri kegiatan
bermain anak-anak yang lebih muda dengan anak-anak yang lebih remaja
2.1.2.1. Definisi
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
19
keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
masyarakat jadi, PHBS merupakan perilaku hidup bersih dan sehat dari individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang dilakukan atas dasar kesadaran sendiri
PHBS pada anak sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa sekolah
dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang dilakukan atas dasar kesadaran sendiri dalam rangka menjaga,
sekolah yaitu :
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
Kebiasaan mencuci tangan secara teratur perlu dilatih pada anak. Jika sudah
20
terbiasa mencuci tangan sehabis bermain atau ketika akan makan,akan diharapkan
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan kuman akan berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan
cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman karena tanpa sabun, kotoran dan
1) Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya sampai
50%.
59%.
4) Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan,
beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai
21
1) Sebelum dan sesudah makan.
Pastilah hal ini harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
Bukankah kuman akan mati ketika bahan makanan dimasak? Memang benar.
Untuk menjaga sterilnya kulit bayi dari kuman – kuman berbahaya yang dapa
t menginfeksi, maka anda wajib untuk mencuci tangan dengan benar sebelum
Ketika melakukan buang air besar dan buang air kecil kuman dan bakteri
Sama seperti buang air kecil dan buang air besar, ketika bersin atau batuk, itu
artinya anda sedang menyemburkan bakteri dan kuman dari mulut dan hidung
anda. Refleks anda pastinya menutup mulut dan hidung dengan tangan, yang
22
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi infeksi pada bagian mata ketika anda
Bulu binatang merupakan penyumbang bakteri dan kuman yang sangat besar,
Sampah, sudah pasti merupakan sumber bakteri dan kuman yang sangat
berbahaya bagi tubuh. Wajib hukumnya bagi anda untuk mencuci tangan
Luka, terutama pada bagian tubuh tertentu akan sangat sensitive terhadap bakteri
dan kuman. Apabila anda tidak mencuci tangan sebelum menangani luka, maka
kemungkinan terjadinya infeksi karena bakteri dan kuman akan menjadi semakin
tinggi.
Mungkin agak berlebihan, tetapi anda harus tahu, benda – benda umum memiliki
kandungan bakteri dan kuman yang sangat tinggi, sehingga wajib anda
bersihkan.
Terbebas dari zat- zat berbahaya dan terlindung dari serangga serta tikus, maka
23
dari itu sebaiknya kita jajan di kantin sekolah. Selain itu makanan yang dijual luar
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa (cemplung) yang dianggap dengan unit penampungan kotoran dan air yang
1) Jamban Cemplung
dalam lubang.
yang penampungya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wajah
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
hasil aktivitas manusia maupun alam. Tempat sampah sebaiknya ada tutupnya.
Sampah yang menumpuk akan menimbulkan bau yang dapat dihinggapi lalat.
24
1) Jenis-Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya
Jenis sampah menurut sifatnya dibagi menjadi dua yakni sampah organik
dan sampah anorganik. Berikut pengertian sampah organik dan anorganik beserta
contohnya.
1. Sampah Organik
me hidup, sehingga mudah membusuk dan mudah diuraikan. Sampah ini juga dap
at diolah lebih lanjut menjadi kompos.Contoh sampah organik misalnya seperti sis
2. Sampah Anorganik
mbusuk dan tidak mudah diuraikan. Sampah jenis ini bisa ditangani dengan cara d
idaur ulang menjadi produk lain. Contoh sampah anorganik misalnya seperti plasti
k, logam besi, botol minuman, kaleng, bungkus makanan, kaca, dan sebagainya.
nya dibagi menjadi dua yakni sampah padat dan sampah cair. Berikut pengertian s
1. Sampah Padat
Sampah padat merupakan jenis sampah dari bahan material yang dibuang
oleh manusia. Contoh sampah padat di antaranya plastik bekas, pecahan gelas, kal
2. Sampah Cair
25
Sampah cair merupakan jenis sampah dari bahan cairan yang dibuang ole
h manusia. Contoh sampah cair di antaranya air cucian, sisa cair dari dapur, sisa c
2. Sampah alam
3. Sampah manusia
4. Sampah konsumsi
5. Sampah industry
6. Sampah pertambangan
7. Sampah nuklir
1) Sampah menjadi tempat berkembang biak dan sarang serangga dan tikus.
2) Sampah menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara.
membahayakan kesehatan.
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
26
(meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang
sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani setiap orang berbeda-beda sesuai
Manfaat olahraga :
mengurangi cedera.
6. Tidak merokok.
200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok
adalah tar, nikotin dan karbon monoksida. Menurut data Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), bahwa pada tahun 2004 sekitar 3% anak-anak mulai merokok
sejak kurang dari usia 10 tahun. Persentase merokok tertinggi sebesar 64% berada
27
pada kelompok usia remaja (15-19 tahun). Hal ini berarti bahaya rokok pada
masyarakat yang rentan yakni anak-anak dan akan berdampak pada masa remaja.
Oleh karena itu kebiasaan merokok harus dihindarkan sejak dini mulai dari
Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk
untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak bisa diketahui
ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila anak memiliki ukuran tubuh
melebihi ukuran rata-rata yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa
siswa di Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS) secara teratur setiap 6
pertumbuhan dan perkembangan siswa. Anak dengan status gizi baik akan
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usia. Tanda-tanda dengan gizi
kurang :
28
1) Siswa tampak kurus.
5) Mudah lelah.
1) Tumbuh normal.
8. Memberantas jentik
Agar sekolah bebas dari jentik nyamuk, peserta didik dan masyarakat
alasan kedua untuk memberantas jentik nyamuk di sekolah agar peserta didik dan
melalui nyamuk.
29
2) Pengertian memberantas jentik nyamuk
tempat-tempat penampungan air bersih yang ada di sekolah (bak mandi, kolam,
3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saan PSN seperti :
air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan
30
1) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya memakai obat
1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan
ancaman penyakit.
sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan
31
proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah
orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah di bidang
8. Melakukan demo atau gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang benar.
10. Melakukan pemeriksaan rutin kebersihan kuku, rambut, telinga, gigi dan
sebagainya.
peran aktif siswa, guru, dan orang tua antara lain melalui penyuluhan
32
kelompok, pemuteran kaset radio atau film, penempatan media poster,
Perilaku tertutup terjadi bila respons stimulus tersebut masih belum dapat
diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam
bersangkutan.
Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar (observeable
behaviour).
33
Menurut Notoatmodjo(2014), yang menjadi faktor pencetus atau
berhubungan dengan kesehatann salah satunya berasal dari teori Lawrence Green
dua faktor, yaitu faktor perilaku dan diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu
1. Pengetahuan
peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
2. Sikap
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
34
(senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, baik atau tidak baik, dan lain
sebagainya). Newcomb adalah salah satu ahli psikologis sosial menyatakan bahwa
sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum tentu merupakan
perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga
proses atau upaya yang dilakukan di dalam pelayana ke publik, karena apabila
kedua hal ini tidak tersedia, maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat
(2015) Sarana dan Prasarana yang mendukung sekolah bersih dan sehat yaitu :
1. Ruang kelas
kelas 28 siswa.
2. Kamar Mandi/WC
35
Ruangan kamar mandi memiliki lubang penghawaan dan pencahayaan
yang cukup, bebas dari jentik nyamuk, memiliki alat kebersihan kamar mandi
3. Ruang UKS
kesehatan yang bersifat promotive, preventif, dan kuratif. Ruang UKS dilengkapi
dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan tersedia sabun,
kesehatan, timbangan berat badaan, alat pengukur tinggi badan, alat untuk
(P3K), lemari obat, snellen chart, poster PHBS, dan tempat sampah. Ruangan
UKS juga harus dilengkapi dengan buku kesehata, dan tempat sampah. Ruangan
UKS juga harus dilengkapi dengan buku kesehatan dan buku administrasi.
4. Kantin
bersih, tempat cuci peralatan makanan dan minuman dengan air yang bersih dan
mengalir, tempat cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun, dan lap
36
Halaman sekolah adalah ruangan terbuka hijau sebagai sarana untuk
olahraga, kesenian, pramuka, apotek hidup, taman sekolah dan kegiatan lain bagi
warga sekolahnya. Halaman sekolah harus terbebas dari genangan air dann
6. Ventilasi
yang ada disekolah diharapkan mempunyai ventilasi silang yang dapat menjamin
aliran udara segar. Ventilasi udara dapat berupa ventilasi alami dan ventilasi
hendaknya tersedia jendela yang dapat dibuka dan ditutup untuk menjaminn udara
7. Sanitasi
Sekolah harus memiliki sarana sanitasi dasar berupa sarana air bersih,
saluran pembuangan air limbah, dan jamban/WC. Sarana air bersih dapat berupa
sumur gali, sumur pompa tangan, atau sumur bor. Jamban disekolah minimal
berbentuk leher angsa dan dilengkapi dengan septic-tank kedap air serta saluran
peresapan.
8. Sumber air
37
Sumber air dapat berasal dari air tanah, air pemukiman, dan air hujan.
Air tanah dapat berupa air sumur atau air dari sumber mata air. Air permukaan
berupa air sungai, air danau, atau air payau. Jika air di permukaan akan digunakan
sebagai sumber air minum, maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum digunakan.
9. Tempat sampah
kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang tidak diinginkan yang
tertutup dan terpisah di setiap ruangan. Sampah diangkut setiap hari ke tempat
pengolahan sampah.
berperilaku sehat tetapi tidak melakukannya. Hal ini berarti bahwa untuk
berperilaku memerlukan penguat atau dorongan orang lain seperti peran guru dan
orang tua.
1. Peran guru
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Guru memberi pengaruh besar dalam perubahan
38
2. Peran orang tua
tersebut. Usaha orang tua dalam membimbing anak menuju pembentukan watak
untuk menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
pertanyaan “what”.
39
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
1. Tahu (Know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan
2. Aplikasi (Application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
3. Memahami (Comprehension)
secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atas materi dapat
4. Analisis (Analysis)
40
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
1. Faktor Internal
1) Pendidikan
umumnya semakin tinggi tingkat pendidikannya maka semakin baik pula tingkat
41
mengingat fakta, simbol, prosedur teknik dan teori. Semakin tinggi tingkat
2) Pekerjaan
3) Umur
seseorang sehingga pengetahuan orang tersebut juga akan bertambah (Wawan dan
Dewi,2015).
2. Faktor Eksternal
1) Informasi
Melalui berbagai media baik yang dicetak atau media elektronik maupun dari
media masa, maka akan dapat memperoleh informasi yang lebih banyak.
2) Faktor Lingkungan
42
3) Sosial Budaya
pengetahuan, yaitu:
statistik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi:
2) Pengalaman pribadi
pengetahuan.
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini biasanya
43
diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan-
2. Cara modern
logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer
1) Metode induktif
2) Metode deduktif
angket yang menanyakan tentang isi dari materi yang ingin diukur dari subjek
44
2.1.4. Metode Pembelajaran Efektif Siswa
Menurut Sutikno (2014) metode secara harfiah berarti “cara”. Metode diartikan
sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Jadi, metode pembelajaan adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan.
secara spesifik. Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah
siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara
teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula dengan metode diskusi, perlu digunakan teknik
yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
45
siswanya tergolong pasif. Metode pembelajaran adalah cara konkret yang dipakai
pembelajaran adalah suatu cara dan upaya yang dilakukan seseorang dalam
pembelajaran dapat dicapai secara optimal dengan metode pembelajaan yang tepat
Ada banyak macam metode yang dapat dipakai oleh guru dalam
ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode diskusi kelompok, metode
teaching, metode karya wisata, metode tutorial, metode suri tauladan, metode
Siswa lebih dapat berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi
46
peserta didik adalah siswa itu sendiri dan guru hanya berperan sebagai fasilitator
sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan minat dan
perkembangan siswa.
konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi,
2013). Adapun kerangka konsep dari penelitian ini dapat diterangkan dengan
47
Keterangan :
: yang diteliti
: alur pikir
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah
48
BAB III
METODE PENELITIAN
pakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsik
an atau memaparkan peristiwa - peristiwa penting yang terjadi pada masakini. Des
kripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktu
al daripada penyimpulan. Penelitian jenis ini tidak memerlukan adanya suatu hipo
tesis karena fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti ti
013). Model pendekatan subjek yang digunakan adalah cross sectional. Pendekata
esaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu (Setiadi, 2013)
Populasi :
Populasidiambildariseluruhsiswakelas 4 – 6 di SDN 2 purwakerthi
yang berjumlah 80 orang
Sampling :
Teknikprobability sampling denganteknikproportional stratified random sampling
KriteriaInklusi KriteriaEklusi
Sampel :
67 Responden
PerilakuHidupBersihdanSehat
PenyusunanHasilPenelitian
Gambar 3.1
Kerangka Kerja Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia
Sekolah
Populasi dalam penelitian ini adalah subjek yang memenuhi kriteria yang tel
atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dit
etapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Setiadi, 2
013). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4-6 di Sek
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan d
ianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Sampel dalam penelitian ini ad
alah seluruh siswa sekolah dasar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi seba
gai berikut :
52
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dan populasi untuk dapat mewakil
lan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan
subjek penelitian (Nursalam, 2013). Sampel diambil pada penelitian ini dari popul
asi anak usia sekolah menggunakan probability sampling dengan teknik proportio
nal stratified random sampling, dimana teknik ini digunakan apabila populasi me
mpunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsionn
al (Sugiyono, 2016).
Menurut Nursalam (2013) jumlah dan besar sampel untuk populasi ditentuk
an dengan rumus :
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
2013) yaitu :
53
Berdasakan perhitungan diatas, jumlah sampel minimal yang akan
digunakan dalam penelitian ini minimal 66,67 sampel dengan pembulatan ke atas
maka diperoleh sampel sebesar 67 responden pada rentang kelas 4-6 sekolah
dasar.
Tabel 3.1
2 Kelas 5 23 19
3 Kelas 6 32 27
Total 80 67
54
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau ke
giatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipela
aksanakan dalam penelitian. Sehingga, variabel tersebut dapat diukur, diamati, ata
u dihitung, kemudian timbul variasi (Setiadi, 2013). Definisi operasional pada pen
1. Mengidentifikasi siswa Perilaku yang ditunjukan Kuisioner 1.Baik apabila x ≤ 7,00 Ordinal
terkait Hidup Bersih oleh siswa-siswidalam 2.Kurang apabila x < 7,00
dan Sehat anak usia kebersihan diri dan
sekolah dasar di SD kesehatan diri dengan
Neger2purwakerthi. menggunakan jamban
Mengidentifikasi pada saat Bab
danBakdanmembersihkan
agar selalu bersih dan Ordinal
sehat.
2. sikap siswa terkait Sikap dalam melakukan Kuisoner 1.Skor > 50%
pencegahan 2.Skor < 50%
Hidup Bersih dan Se danpengendalianPHBS
hat anak usia sekolah yang diukur dengan
dasar di SD Negeri 2 kuisoner yang diisi oleh
purwakerth siswa dan
siswibedasarkan sikap
mencuci tangan sebelum
makan
Tindakan yang Ordinal
3. diperlihatakan oleh 1.Baik apa bila x≤ 9,57
Mengidentifikasi
siswa-siswi dalam Kuisoner 2.Kurang apa bila x<9,57
tindakansiswa kebersihan diri dengan
terhadap hidup mencuci tangan sebelum
bersih dan sehat. makan dan sesudah
makan .
55
Data yang dikumpulkan dari sampel penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari ha
sil pengukuran, pengamatan, survey dan lain-lain (Setiadi, 2013). Data primer yan
Cara atau metode yang digunakan untuk mendapatkan data adalah melalui
56
5. Peneliti membawa surat rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kota Ka
1. Setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri 2 purw
purwakerthi.
maksud dan tujuan penelitian, cara menyeleksi calon responden ,dan tentang
gogle form.
peserta didik kelas 4-6 yang mengikuti pembelajaran daring dan bersedia
menjadi responden.
4. Memberikan lembar persetujuan kepada wali kelas siswa dan jika dijinkan ma
ka wali kelas siswa harus menandatangani lembar persetujuan dan jika menol
57
6. Kemudian peneliti utama dan enumerator menentukan jadwal untuk
zoom kepada responden yang telah bersedia menjadi responden dan bersedia
10. Mengumpulkan lembar kuisioner yang telah dijawab untuk untuk dicek
kelengkapan kuisoner.
12. Data yang sudah dikumpul kemudian di tabulasi dalam master tabel.
58
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelit
i dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih ba
ik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2013).
Instrument atau alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner,
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
o, 2016). Kuisioner berbentuk pilihan dimana denngan jawaban yang sudah disedi
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yaitu seb
agai daftar pertanyaan atau pernyataan yang sudah tersusun dengan baik. Kuisione
r juga sebagai bentuk penjabaran dari rumusan masalah sehingga harus memenuhi
syarat antara lain relevan dengan tujuan penelitian, mudah ditanyakan, mudah dija
wab, data yang diperoleh mudah. Kuisioner dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah diman
n. Kuisioner diisi pada hari dan waktu yang sama, serta pengisian kuisioner didam
dimana terdapat 20 pertanyaan. Skala yang digunakan adalah skala Guttman yaitu
memberikan jawaban tegas “Benar” dan “Salah” sesuai dengan pendapat responde
59
or 0. Untuk pertanyaan negatif jika jawabannya “Benar” maka mendapatkan skor
orable) pada kuisiner sebanyak 6 butir dan 14 butir pernyataan positif (favorable),
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diin
ginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat(Ari
kunto, 2010). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik pearson prod
uct moment. Suatu pernyataan dikatakan valid apabila r hitung> r tabel, dimana r t
abel untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,361 (Riwidikdo, 2012). K
uisioner pada penelitian ini akan dilakukan uji validitas di Sekolah Dasar Negeri 8
mas.
pat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkann sejauh mana ha
sil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap bila dilakukan pengukuran dua kali at
au lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (N
ngkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : jika alpha atau r hitung :
60
0,8-1,0 = Reliabilitas baik
roses untuk memperoleh data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah
1. Editing
Memeriksa kembali daftar pernyataan yang telah diisi oleh responden yang
bila ada jawaban ganda, divalidasi kembali sehingga memperoleh jawaban yang s
2. Coding
an. Pertanyaan mengenai pengetahuan beri kode (3) baik, berikan kode (2) cukup,
3. Entry
61
Data yang telah divalidasi kemudian dimasukkan kedalam computer secara
manual kemudian diolah dengan system komputerisasi dan disimpan untuk memu
4. Cleaning
Pembersihan data, lihat variable apakah data sudah benar atau belum, menge
kembali dengan melihat variable apakah data sudah benar atau belum.
5. Tabulasi
Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk table distribusi fre
kuensi.
kor dan penilaian, setiap item pernyataan yang dijawab sesuai dengan skor yang di
univariat disajikan dalam bentuk frekuensi dan presentasi dari variabel perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), sikap dan Perilaku serta pengetahuan orang tua
62
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika p
elaskan maksud dan tujuan dari peneliti yang dilakukan serta dampak yang mungk
in terjadi selama dan sesudah mengumpulkan data, bila subjek menolak maka pen
eliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak – hak responden.
esponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi kode pada masi
3. Kerahasiaan
ta tertentu saja yang disajikan pada peneliti dan peneliti menjamin privasi (kerahas
iaan) responden dengan tidak menanyakan hal - hal lain selain yang berkaitan den
63
DAFTAR PUSTAKA
Cintya, R. 2015. Teori & Konsep Tumbuh Kembang. Yogyakarta : Nuha Medika.
Depkes RI. 2013. Upaya Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Depkes RI. 2015. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
64
Dinkes Bali. 2018. Cakupan Pencapaian PHBS Di Sekolah Tahun 2018.
Denpasar
Faozy, I. 2017. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Kelas VIII SMP N 1
Bumijawa. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Henico Putri Lina. 2012. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Siswa Di Sdn
42 Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang.
KemenkesRI. 2017. Data Kasus Gizi Buruk Serta Kesehatan Ibu Dan Anak.
Jakarta
Maryunani, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta : CV. Trans Info
Media.
65
Potter & Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi Volume 1 Edisi
4. Jakarta : EGC.
Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar : Data Kesehatan Anak Tahun 2018.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Sekaran, U. 2016. Research Methods For Bussiness. United States : Johny Wiley
& Son Ltd.
Sumiran, R. E. 2017. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Siswa
Sekolah Di Sd Advent 01 Tikala Manado. 1–11.
66
Uno, H. B. dan N. M. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta :
Bumi Aksara.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Zitty A.R Koem. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Pelajar Di Sd Inpres Sukur
Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. 4(4), 290–294. Minahasa
67
Lampiran 1
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
BULAN
No.
Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April Mei
2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a Pengumpulan bahan pustaka
b Menyusun proposal
c Konsultasi proposal
d Ujian proposal
e Perbaikan proposal
2 Tahap Pelaksanaan
a Mengajukan ijin penelitian
b Pengumpulan data
c Pengolahan data
d Analisa data
3 Tahap Akhir
a Penyusunan laporan
b Ujian sidang hasil penelitian
c Perbaikandanpenggandaan
d Publikasi hasil penelitian
Lampiran 2
ortasi
3. Tahapakhir :
Lampiran 3
Kepada
Yth.Responden
Di SD No. 2 Purwakerthi
Dengan hormat,
Status : Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.
71
Bertujuan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2
Purwakerthi”. Untuk maksud tersebut, saya mohon kesediaannya untuk turut berpartisipasi sebagai responden, dalam memberikan
Semua informasi yang berikan oleh responden adalah benar dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti dan akan dijaga
kerahasiaannya. Apabila responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian, saya mohon agar menandatangani lembar pertanyaan
menjadi responden.
Lampiran 4
Judul Penelitian : Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Purwakerthi
72
Peneliti : I Gede Krisnata Subagio
Nim : 16.321.2668
Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai persetujuan dan manfaat tentang penelitian berjudul “Gambaran
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Purwakerthi ”. Saya mengerti resiko yang akan terjadi dalam
penelitian ini tidak ada dan saya berhak menolak untuk berperan serta dalam penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian
Saya telah diberikan kesempatan bertanya mengenai penelitian ini dan telah dijawab serta dijelaskan secara baik. Saya secara
sukarela dan sadar bersedia berperan serta dalam penelitian ini dengan menandatangani Surat Persetujuan Responden.
Peneliti
Denpasar, Maret 2020
Responden
73
Lampiran 5
KepadaYth.
Saudara/i……………………………………………………
Di Tempat
Dengan hormat,
NIM : 16.321.2668
Adalah mahasiswa STIKes Wira Medika Bali Jurusan Keperawatan, akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Purwakerthi ” dengan maksud tersebut, saya meminta kesediaan
saudara/i untuk berpartisipasi dalam proses penelitian ini. Tidak ada paksaan dalam hal ini, namun jika saudara/i bersedia, mohon
74
Atas perhatian dan kesediaan saudara/i saya ucapkan terimakasih.
Nama :…………………………………………………………………
Umur :………………………………………………………………...
Alamat :………………………………………………………………...
75
Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini bersedia dan berperan serta dalam penelitian berjudul “Gambaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Purwakerthi ” yang dilakukan oleh I Gede Krisnata Subagio
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, TerimaKasih.
( )
Lampiran 7
76
FORMAT PENGUMPULAN DATA
Judul Penelitian : Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah di SDN 2 Purwakerthi
Kode Responden :
Tanggal Penelitian :
Petunjuk Pengisian : Isilah data di bawah ini dengan lengkap dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi titik-titik serta
1. Identitas Anak
Umur : ………………..
Kelas : ………………..
77
2. Identitas Ayah/Ibu
Umur : ………………..
Pendidikan : SD SMP
SMA PerguruanTinggi
Lain-lain (Sebutkan)…………………
sta
TidakBekerja Lain-lain………….
78
79
Lampiran 8
A. Identitas Responden
Karakteristik responden
No Kode responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat. Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda pilih.
Jawaban
No Pertanyaan
Benar Salah
Kuisioner Cuci Tangan
Mencuci tangan dengan air mengalir dan
1
menggunakan sabun.
Mencuci tangan hanya menghilangkan kotoran di
2
kuku saja.
3 Mencuci tangan setelah buang air kecil dan BAB.
4 Mengonsusmi jajanan sehat di kantin
Sebelum dan sesudah makan tidak perlu mencuci
5
tangan.
6 Menggunakan jamban sehat dan bersih
80
Apabila tidak mencuci tangan dapat menyebabkan
7
diare.
Menggunakan air mengalir dan sabun adalah cara
8
yang tepat untuk mencuci tangan.
Manfaat mencuci tangan adalah membunuh kuman
9
dan mencegah penyakit.
10
Ikut membersihkan kamar mandi sekolah yang kotor
Kuisioner Perilaku Membuang Sampah
Kisi-kisi Kuisioner :
81
2, 5, 6, 12, 13, 14 Unfavorable 6
1, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, Favorable 14
82
83
Lampiran 9
MASTER TABEL
kuesioner
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kode
Responden
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
85