Anda di halaman 1dari 92

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

ANAK USIA SEKOLAH DI SDN NEGERI 2 PURWAKERTHI

Oleh :

I GEDE KRISNATA SUBAGIO

NIM. 17.321.2668

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA

BALI DENPASAR

2021

1
PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

ANAK USIA SEKOLAH DI SDN NEGERI 2 PURWAKERTHI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk memenuhi

salah satu persyara menyelesaikan Program Sarjana Keperawatan

Oleh :

I GEDE KRISNATA SUBAGIO

NIM. 17.321.2668

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA

BALI DENPASAR

2021

2
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL

Nama : I Gede Krisnata Subagio

NIM : 17.321.2668

Judul : Gambaran Perilaku Hidup Sehat dan Bersih Anak Usia Sekolah

dasar di SDN Negeri 2 purwakerthi

Program Studi : Keperawatan STIKes Wira Medika Bali

Telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti ujian proposal.

Denpasar, Maret 2021


Pembimbing I Pembimbing II

Ns. I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi, S.Kep., Ni Nyoman Ayuningsih ,S.Kep.,MM
NIK: 2.04.10.384 NIP: 196705091990032001

3
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL

Nama : I Gede Krisnata Subagio

NIM : 17.321.2668

Judul : Gambaran Perilaku Hidup Sehat dan Bersih Anak Usia Sekolah

Dasar di SDN Negeri 2 Purwakerthi

Program Studi : Keperawatan STIKes Wira Medika Bali

Telah dipertahankan di depan dewan penguji sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana dalam bidang Keperawatan pada tanggal Maret 2021.

Nama Tanda Tangan


Penguji I (Ketua) : Ns. Niken Ayu Merna Eka Sari,S.Kep.,Biomed. …
Penguji II (Anggota) : Ns. I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi, S.Kep., …
Penguji III ( Anggota) : Ns. Ni Nyoman Ayuningsih ,S.Kep.,MM …

Denpasar, Maret 2021


Mengetahui
Program Studi Keperawatan
Ketua,

Ns.Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep.,M.Kep


NIK. 2.04.10.403

KATA PENGANTAR

4
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN Negeri
2 Purwakerthi”.
Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan
Program Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat bantuan sejak awal
sampai terselesainya proposal ini, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan
hati, peneliti menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wira Medika Bali dan pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan proposal ini serta memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan Program Studi Keperawatan Program Sarjana.
2. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Program Sarjana STIKes Wira Medika Bali.
3. Ns. I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi,S.Kep.,selaku pembimbing I yang telah m
emberikan bimbingan dalam penyelesaian proposal ini.
4. Ns.Ni Nyoman Ayuningsih, S.Kep.,MM. selaku pembimbing II yang telah me
mberikan bimbingan dalam penyelesaian proposal ini.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
penyelesaian proposal ini.
6. Teman-teman mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika
Bali khususnya Angkatan A11-A dan semua pihak yang penulis tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.

5
Penulis mengharapkan kritik dan saran bersifat konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan dalam penyusunan proposal ini.

Denpasar,Maret 2021
Penulis

( I Gede Krisnata Subagio)

6
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGASAHAN
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 5
1.3 Tujuan umum....................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan khusus............................................................................ 6
1.4 Manfaat Peneliti................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis.......................................................................... 6
1.5 Keaslian Penelitian.............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tinjauan Teori.................................................................................... 9
2.1.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)................................ 17
2.1.2. Faktor-faktor Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).......... 31
2.1.3. Konsep Pengetahuan ................................................................ 37
2.1.4. Metode Pembelajaran Efektif Siswa......................................... 42
2.2. Kerangka Konsep................................................................................ 44

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Desain Penelitian................................................................................ 46
3.2. Kerangka Kerja................................................................................... 47
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 48
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................... 48
3.4.1. Populasi Penelitian................................................................... 48
3.4.2. Sampel Penelitian..................................................................... 48
3.4.3. Teknik Pengambilan sampel..................................................... 49
3.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel....................................... 51
3.5.1. Variabel Penelitian................................................................... 51
3.5.2. Definisi Operasional Variabel.................................................. 51
3.6 jenis dan cara pengumpulan data........................................................ 51

7
3.6.1. Jenis data yang dikumpulkan.................................................... 51
3.6.2. Cara pengumpulan data............................................................ 51
3.6.2.1 Prosedur Administratif.................................................. 52
3.6.2.2 Prosedur teknis.............................................................. 53
3.6.3. Instrument pengumpulan data.................................................. 54
3.6.4 Uji validitas dan realibilitas....................................................... 56
3.7. Pengolahan dan Analisa Data............................................................. 57
3.7.1.Teknikpengolahan data.............................................................. 57
3.7.2.Analisa data............................................................................... 59
3.8. Etika Penelitian................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

8
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Periode perkembangan anak

Tabel 3.1 : Perhitungan Jumlah Sampel Gambaran Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat Anak Usia Sekolah

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Periode perkembangan anak……………………………………..

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak

Usia Sekolah

Gambar 3.1 : Kerangka Kerja Gambaran Pengetahuan Anak Usia Sekolah

Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat………………………

10
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1: Rencana pelaksanaan penelitian

2. Lampiran 2: Rencana anggaran penelitian

3. Lampiran 3: Lembar permohonan menjadi responden

4. Lampiran 4: Lembar persetujuan menjadi responden

5. Lampiran 5: Lembar persetujuan menjadi enumerator

6. Lampiran 6: Lembar persetujuan enumerator

7. Lampiran 7: Format Pengumpulan Data

8. Lampiran 8: Kuesioner penelitian PHBS

9. Lampiran 9: Kuesioner Penelitian PHBS

10. Lampiran 10 Master Table

11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah adalah sekumpulan

perilaku yang dipraktikan oleh peserta didik, guru dan masyarakat di lingkungan S

ekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri

mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan sehat (Kemenkes, 2014). Penerapan PHBS di lingkungan

sekolah merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan memberda

yakan para guru dan siswa untuk hidup bersih dan sehat. Anak usia sekolah merup

akan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut seorang anak rentan terh

adap masalah kesehatan. Masalah kesehatan anak usia sekolah juga rentan pada k

ondisi yang sangat peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan,

dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik termasuk kebiasaan berperilaku hi

dup bersih dan sehat. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak

usia sekolah (usia 6-12) umumnya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Se

hat (PHBS). Sekolah sehat harus memiliki lingkungan yang mendukung pembelaj

aran. Program ini menekankan pada aspek lingkungan yang meliputi lingkungan f

isik dan non fisik. Aspek lingkungan fisik menekankan pada fasilitas seperti peral

atan PHBS, peralatan cuci tangan pakai sabun, peralatan membuang sampah, peral

atan kamar mandi/WC, peralatan kantin sehat, tidak tersedia air bersih, ketersedia

an toilet, tempat cuci tangan, tempat sampah serta kantin sehat, belum tersedia per

aturan tertulis tentang PHBS, diberikan dukungan secara lisan. Lingkungan non fi
sik meliputi perilaku siswa yang masih belum memahami PHBS, masih terdapat

membuang sampah sembarangan, belum menjaga kebersihan wc secara teratur, tid

ak mencuci tangan secara teratur, masih terdapat mengkonsumsi jajanan sembaran

gan karena belum tersedia kantin sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) u

ntuk anak usia SD dimulai dengan membentuk kebiasaan sikat gigi dengan benar,

mencuci tangan, serta membersihkan kuku dan rambut. PHBS yang sangat sederh

ana tersebut akan mengurangi risiko terkena penyakit. Penyakit yang akan muncul

akibat 3 rendahnya PHBS antara lain cacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi bu

ruk dan lain sebagainya yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya derajat kes

ehatan Indonesia (Pramono M, 2011).

Jumlah anak usia sekolah di Indonesia pada tahun 2019 yaitu dari umur

6-12 adalah 4.486.506 jiwa. Di Provinsi Bali jumlah anak usia sekolah yaitu 329.

644 jiwa (Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan, 2019). Jumlah usi

a anak sekolah dasar di Bali tertinggi pertama di Kota Denpasar dengan jumlah 1

4,979 jiwa, tertinggi kedua di Buleleng dengan jumlah 12.259 jiwa, dan tertinggi

ketiga di Gianyar dengan jumlah anak usia sekolah 7.888 jiwa, dan jumlah anakus

ia sekolah dasar terendah berada di klungkung dengan jumlah 3.052 jiwa (Dinkes

Provinsi Bali, 2019).Berdasarkan data WHO tahun 2019 menyebut bahwa setiap t

ahun sebanyak 100.000 anak sekolah usia 6-12 tahun di Indonesia meninggal aki

bat penyakit diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60%, anemia p

ada anak sekolah 23% dan masalah karies dan periodontal 74,4%. Sedangkan data

Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa dari 1.000 penduduk, terdapat 300 or

ang yang menderita penyakit diare sepanjang tahun (Profil Kesehatan Indonesia, 2
016). Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rawan karena berada dalam p

eriode pertumbuhan dan perkembangan, diperlukan pemahaman serta pengenalan

tentang kesehatan sejak dini, sehingga pada usia selanjutnya yaitu masa remaja sa

mpai tua, sudah mengetahui dan memahami Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PH

BS), serta mereka bisa mandiri dalam menjaga kesehatannya dan bahkan menjadi

change agent terhadap lingkungannya (Notoatmodjo, 2014).

.Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 menyajikan data bahwa, terdapat

sebanyak 64,41% sarana yang telah dibina lingkungannya untuk menerapkan

kehidupan bersih dan sehat. Sarana tersebut terdiri dari institusi pendidikan

sebanyak 67,52%, tempat kerja sebanyak 59,15%, dan lingkungan lainnya

sebanyak 62,26% (Depker RI, 2018. Kehidupan bersih dan sehat di tatanan

pendidikan, lingkungan tempat kerja, dan lingkungan fasilitas kesehatan belum

berjalan sesuai dengan yang diinginkan, oleh sebab itu diperlukan pendekatan

yang peripurna (komprehensif), lintas program dan lintas sektor, serta mobilisasi

sumber daya yang luar biasa di semua tingkat administrasi pemerintah

(Syukriyah, 2017). Bedasarkan data riskesdes (riset kesehatan dasar) tahun 2018,

PHBS pada penduduk indonesia, berperilaku menyikat gigi setiap hari sudah

dilakukan sebanyak 93,8%, namun perilaku menyikat gigi yang benar masih

rendah yaitu 2,3%, sedangkan PHBS pada anak yang sudah melaksanakan sikat

gigi setiap hari sebanyak 95,7%, namun hanya 1,7% saja yang telah melakukan

dengan benar. Data lain berhubungan dengan PHBS secara umum, dimana di

dalamnya terdapat usia anak sekolah yang telah melakukan perilaku buang air

besar (BAB) dengan benar jamban 82,6% sedangkan melakukan cuci tangan

3
menggunakan sabun yang benar dengan proporsi 47%.Data PHBS di Provinsi

Bali tahun 2019Kabupaten/Kota dari urutan terendah sampai tertinggi di sekolah

dasar melaksanakan PHBS, Berikut Persentase dari Kabupaten/Kota : Tabanan

66,29%, Gianyar 71,8%, Karangasem 73,8%, Badung 75,62%, Klungkung

82,35%, Denpasar 82,68%, Buleleng 84,06%, Bangli 100%, Jembrana 100%.

Berdasarkan data Dinas kesehatan kabupaten karangasem (2019) bahwa

di Puskesmas Abang 2 merupakan puskesmas dengan PHBS terendah (75,8%). P

uskesmas Abang 2 mewilayahi 15 sekolah dasar.Dari 15 sekolah dasar PHBS t

erendah berada di SDN 2 purwakerthi dengan 15,14%.

Dampak dari kurang dilakukannya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

diantaranya yaitu suasana belajar yang kurang nyaman karena lingkungan yang

kotor, menurunkan semangat belajar, menurunkan citra baik sekolah di

masyarakat umum. Ruang kelas yang kotor, banyaknya jajanan yang tidak sehat

serta pembuangan sampah yang tidak tertata akan menyebabkan munculnya

berbagai penyakit. Penyakit yang terjadi pada anak usia sekolah adalah diare,

cacingan, anemia, demam berdarah ternyata berkaitan dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (Faozy, 2017)

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) di sekolah dengan cara mempromosikan kesehatan dan berperan

aktif dalam meningkatkan kesehatan anak, dengan demikian sekolah sebagai

tempat belajar tidak hanya perlu memiliki lingkungan yang bersih dan sehat dalam

mendukung proses belajar mengajar yang baik, namun diharapkan mampu

membentuk siswa memiliki derajat kesehatan yang baik (Depkes RI, 2013).

4
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 20

Januari 2021 di SDN 2 purwakerthi yang termasuk ke dalam wilayah binaan

Puskesmas abang 2 . Dilakukan metode wawancara kepada Kepala Sekolah dan

observasi lingkungan di SDN 2 purwakerthi, Dari metode wawancara kepala

sekolah SDN 2 Purwakerthi di dapatkan data masih ada 10-15 siswa yang

membuang sampah tidak pada tempatnya dan tampak ada beberapa siswa

membuang sampah sembarangan , dan observasi lingkungan di SDN 2

Purwakerthi terdapat 5 buah wastafel tetapi beberapa tidak ada sabun cuci tangan,

siswa tidak ada yang melakukan cuci tangan sebulum makan dan setelah bermain

di lingkungan sekolah. SDN 2 purwakerthi mendapat kunjungan rutin berkala

setiap tahunnya pada bulan mei tahun 2020 dan mendapat sosialisasi tentang

PHBS di sekolah, namun saat ditanya 7 dari 10 siswa tidak mencuci tangan

sebelum makan makanan yang tidak menggunakan pembungkus

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah Mengetahui bagaimanakah Gambaran perilaku hidup bersih dan

sehat anak usia sekolah dasar di SDN negeri 2 purwakerthi ?

1.3 Tujuan umum

5
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih

dan sehat anak usia sekolah dasar di SDN negeri 2 purwakerthi

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi pengetahuan siswa terkait Hidup Bersih dan Sehat

anak usia sekolah dasar di SD Negeri 2 purwakerthi.

2. Mengidentifikasi sikap siswa terkait Hidup Bersih dan Sehat anak usia

sekolah dasar di SD Negeri 2 purwakerthi .

3. Mengidentifikasi tindakan siswa terhadap hidup bersih dan sehat.

1.4 Manfaat Peneliti

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan di bidang keperawatan komunitas terutama dalam

penerapan PHBS di sekolah.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

Meningkatkan kesadaran pada anak lebih menerapkan perilaku

hidup dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

2. Bagi Sekolah

Dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan

sekolah untuk guru, dan masyarakat sekolah.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

6
Dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada anak sekolah

tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan sebagai bahan

dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam

mengembangkan profesi keperawatan di masa mendatang

1.5 Keaslian Penelitian

Bedasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang mirip dengan peneliti

ini diantaranya:

1. Rani Dwi Safitri, dkk (2018) dengan judul Peran Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Siswa Sekolah Dasar SDN Cipayung 05 Jakarta Timur. Metode

penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

sectional. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan

antara pendidikkan kesehatan dengan PHBS siswa (p value = 0,331),

tidak ada hubungan antara Pelayanan kesehatan dengan PHBS siswa

(p value = 0,450) dan tidak ada hubungan antara Pembinaan

Lingkungan Sekolah dengan PHBS siswa (p value = 1.000).

Persamaan penelitian ini yaitu variable penelitian, sedangkan

perbedaannya yaitu desain penelitian dan lokasi penelitian, sampel

dan waktu penelitian.

2. Nureani Djalil, dkk (2019) dengan judul Pengembangan Modul Phbs

(Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) Sekolah Di Sd Inpres Btn Ikip I

7
Kota Makassar. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini

adalah metode penelitian yang digunakan adalah Pre-Experimental

Design yaitu : ”One-Grouppretest-posttest Design. Hasil penelitian

menunjukkan ada pengaruh pada pengetahuan dan sikap setelah

diberi modul PHBS Sekolah. Persamaan penelitian ini yaitu variable

penelitian, sedangkan perbedaannya yaitu desian penelitian dan lokasi

penelitian, sampel dan waktu penelitian.

3. Nieke Vinka Tambuwun, dkk (2019) dengan judul Hubungan Antara

Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Pada Tatanan Sekolah Di Sd Negeri 23 Dan Sd Negeri 56 Manado.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis

penelitianberupa survei dengan rancangan penelitian cross sectional

study. Hasil dalam penelitian ini diperoleh p Value 0,042 pada

hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat,

dan hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat

dengan nilai p Value yaitu 0,009. Persamaanpenelitianyaitu variable

penelitian, sedangkan perbedaannya yaitu desain penelitian dan lokasi

penelitian, sampel dan waktu penelitian.

8
9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1.1. Konsep anak usia sekolah

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki rentang usia 6-12 tahun,

yang berarti sekolah menjadi tempat mendapatkan pengalaman inti pada anak.

Karakteristik utama anak usia sekolah adalah mereka lebih sering menampilkan

perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, diantaranya

perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa,

perkembangan kepribadian dan perkembangan fisiknya (Cintya, 2015).

Sedangkan menurut Lie(2010)anak adalah manusia yang sedang tumbuh dan

berkembang dalam setiap fase dengan ciri-ciri dan kebutuhan tertentu, dimana

masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya.

Anak usia sekolah adalah masa intelektual atau masa keserasian

bersekolah (Lie, 2010). Anak usia sekolah merupakan usia yang menyulitkan

karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih banyak dipengaruhi oleh

teman-teman sebayanya. Usia sekolah juga disebut usia tidak rapi karena anak

cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam berpenampilan, kamar yang

sering berantakan, dan tidak memiliki tanggung jawab pada pakian dan benda-

benda yang dimilikinya, terutama pada anak laki-laki. Selain itu, disebut juga usia

bertengkar karena anak sering bertengkar dengan saudara-saudaranya

(Soetjiningsih, 2012).
Anak usia sekolah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

berbeda-beda satu dengan yang lain, mereka mempunyai sikap tertentu, pribadi

mulai berkembang, belajar bergaul dengan teman sebayanya (Irianto, 2014). Di

dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan seperti kesehatan

umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.

Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain, bergerak, bekerja dalam

kelompok, serta senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung

sehingga tidak jarang anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat

mempengaruhi kesehatan mereka. Permasalahan kesehatan tersebut pada

umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah

(Dermawan, 2012)

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah akan mengalami

proses percepatan mulai umur sepuluh sampai duabelas tahun, pada usia sekolah

ini secara umum aktivitas fisik pada anak semakin tinggi dan memperkuat

kemampuan motorik anak tersebut. Kemampuan kemandirian anak akan semakin

dirasakan dimana lingkungan luar rumah, dalam hasil ini adalah sekolah cukup

besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan sendirinya dan

anak sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada,

rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud sehingga

dalam menghadapi kegagalan maka anak akan mulai sering dijumpai reaksi,

kemarahan atau kegelisahan, perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal,

psikoseksual, moral dann spiritual sudah mulai menunjukkan kematangan pada

masa ini. Secara khusus perkembangan pada masa ini anak-anak banyak
mengembangkan kemampuan interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan

budaya dari lingkungan keluarga dan mulai mencoba mengambil bagian dari

kelompok untuk berperan, terjadi perkembangan secara lebih khusus lagi, terjadi

perkembangan konsep diri, ketrampilan membaca, menulis serta menghitung, dan

belajar saling menghargai disekolah (Hidayat, 2010).

Pada negara maju, periode anak usia sekolah dimulai saat anak memasuki

sekolah dasar pada usia enam tahun. Pubertas yang terjadi pada anak usia 12

tahun menandakan akhir dari masa pertengahan. Pada masa ini anak menjadi lebih

baik dalam berbagai hal sebagai contoh, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih

jauh karena kemapuan dan ketahanan yang semakin membaik (Potter & Perry,

2009).

Anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan kelompok yang rawan karena berada

dalam periode pertumbuhan dan perkembangan, diperlukan pemahaman serta

pengenalan tentang masalah kesehatan sejak dini, sehingga pada usia selanjutnya

yaitu masa remaja sampai tua sudah mengetahui dan memahami Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS), serta mereka bisa mandiri dalam menjaga kesehatannya

dan bahkan mampu menjadi change agent terhadap lingkungannya. Pendidikan

bagi anak merupakan suatu hal penting dalam proses perkembangan dan

pertumbuhan dalam upaya meningkatkan potensi anak agar tumbuh dan

berkembang secara optimal (Notoatmodjo, 2014).

Jadi anak usia sekolah adalah usia dimana anak akan mulai bergal dalam

kelompok agar diterima oleh teman sebayanya sebagai anggota kelompok dan

anak ingin menyesuaikan diri dengan standar kelompok dalam penampilan, bicara

13
dan berprilaku, karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain, bergerak,

bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan atau melakukan sesuatu secara

langsung sehingga tidak jarang anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang

dapat mempengaruhi kesehatan mereka.

2.1.1.2. Perkembangan anak usia sekolah

Menurut Soetjiningsih (2012)erkembangan anak usia sekolah yaitu :

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik pada masa ini tidak lagi sepesat masa anak awal

dibandingkan sebelumnya pertumbuhan berjalan lebih lambat dan merupakan

periode tenang sebelum memasuki pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas

atau menjelang masa remaja.

1) Tinggi dan berat badan

Selama pada tahun-tahun ini, anak bertambah tinggi rata-rata satu sampai dua

inchi per tahun, anak perempuan umumnya lebih tinggi daripada anak laki-laki.

Berat badan meningkat tertutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka,

sistem otot, dan ukuran beberapa organ.

2) Keterampilan motorik

Perkembangan motoriknya menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada

masa anak-anak awal. Keseimbangan badannya menjadi lebih baik sehingga anak

senang melakukan kegiatan, antara lain latihan senam, olahraga, berlari,

memanjat, lompat tali, berenang, dan bersepeda secara lebih baik. Oleh karena itu

anak-anak di usia ini harus terlibat aktif dalam kegiatan.

14
3) Efek gizi pada pertumbuhan fisik anak

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan gizi adalah orang tua

perlu mengawasi anak terutama pada waktu makan, jumlah makanan, dan jenis

makanan agar nantinya menjadi kebiasaan yang baik pada masa berikutnya. Hal

ini penting dilakukan karena kini orang tua tidak dapat selalu dekat dengan

anaknya dan kebutuhan akan gizi tercukupi.

4) Gizi berlebihan

Dampak yang nyata pada pemberian makanan bergizi yang berlebihan adalah

kegemukan atau obesitas. Banyak orang beranggapan bahwa anak gemuk adalah

anak yang sehat, tetapi saat ini mulai dipahami bahwa kegemukan tidak baik

karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit di kemudian hari, sehingga

orang tua perlu mengawasi gizi anaknya.

2. Perkembangan kognitif

Dalam perkembangan kognitifnya, anak sudah mampu berfikir rasional dan

melakukan aktivitas logis tertentu, walaupun masih terbatas pada objek konkret

dan dalam situasi konkret anak telah mampu memperlihatkan keterampilan

konvensi, klasifikasi, penjumlahan, pengurangan dan beberapa kemampuan lain

yang sangat dibutuhkan anak dalam mempelajari pengetahuan dasar disekolah.

3. Perkembangan bahasa

Anak menyadari bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang penting untuk

menyampaikan maksud, keinginan, dan kebutuhannya kepada orang lain.

Berbicara sebagai salah satu bentuk bahasa merupakan sarana penting untuk

15
memperoleh tempat dalam kelompoknya. Kosa kata bertambah banyak dan sudah

dapat menguasai hampir semua jenis struktur kalimat.

4. Perkembangan sosial-emosional

Dalam proses perkembangan ini anak diharapkan mengerti atau memahami orang

lain yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang

diperkirakan, dirasa. Pada masa ini, anak menjadi lebih peka terhadap

perasaannya sendiri dan perasaann orang lain. Mereka dapat lebih baik mengatur

ekspresi emosionalnya dalam situasi sosial dan mereka dapat merespons tekanan

emosional orang lain.

5. Perkembangan moral

Pada masa anak akhir, penalaran moral anak ada pada tingkatan II, yaitu

penalaran moral yang conventional. Pada tingkatan conventional ini individu

memberlakukan standar tertentu, tetapi standar ini ditetapkan oleh orang lain,

misalnya orangtua atau pemerintah.

Pada masa anak-anak akhir, minat terhadap agama ditampakkan melalui :

1) Banyak bercakap-cakap dengan temannya tentang agama, tetapi lebih

dipusatkan tentang tata ibadah daripada doktrin.

2) Minat mengikuti upacara keagamaan semakin kuat.

3) Karena kemampuan menalar meningkat, mulai muncul kebingungan dan

keraguan yang cenderung melemahkan kepercayaan.

2.1.1.3. Periode perkembangan anak

Menurut Setiawan(2014)periode perkembangan anak disajikan dalam

tabel berikut :

16
Tabel 2.1

Tabel Periode Perkembangan Anak

N Periode Sub Periode Waktu


o
1 Prenatal 1). Embrio Kosepsi 8 minggu
2). Fetus Fetus muda (8-28 minggu)
Fetus tua (28 minggu sampai
lahir)
2 Post natal 1). Neonatal (adaptasi Lahir 28 minggu
semuasistem organ)
2). Bayi (Masa perubahan
dalam pertumbuhan) 1-12 bulan
3 Awal masa anak 1). Toddler (masa dimana 1-3 tahun
anak akan mengalami
beberapa perlambatan
dalam pertumbuhan fisik)
2). Pra sekolah (masa dimana
anak akan mengalami 3-6 tahun
peningkatan pada
pertumbuhan fisik)
4 Masa anak akhir Usia sekolah 6-12 tahun

2.1.1.4. Ciri-ciri anak usia sekolah

Dalam Hurlock(2010) menyebutkan bahwa orang tua, pendidik dan ahli

psikologis memberikan berbagai label kepada periode ini dan label tersebut

mencerminkan ciri-ciri penting dari anak usia sekolah yakni diantaranya :

1. Label yang digunakan oleh orang tua

1) Usia yang menyulitkan

Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana

anak dipengaruhi oleh teman sebayanyadaripada orang tuanya dan orang lain.

2) Usia tidak rapi

Dimana anak usia ini cenderung tidak memperdulikan dan cenderung

ceroboh dalam penampilan dan kamarnya berantakan. Sekalipun adanya aturan

keluarga yang ketat mengenai kerapian dan perawatan barang-barangnya hanya

17
beberapa saja yang taat, dengan kecuali orang tua mengharuskan melakukannya

dan mengancamnya

2. Label yang digunakan oleh pendidik

1) Usia sekolah dasar

Pada usia ini anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan

yang penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan yang dewasa,

mempelajari berbagai keterampilan tertentu.

2) Periode kritis

Masa ini yang dimaksud adalah dimana masa anak dibentuk menjadi

kebiasaan untuk mencapai kesuksesan. Sekali terbentuk kebiasaan untuk bekerja

dibawah, diatas atau sesuai dengan kemampuan anak cenderung menetap sampai

dewasa.

3. Label yang digunakan oleh ahli psikologis

1) Usia berkelompok

Masa ini dijelaskan dimana perhatian utama pada anak tertuju keinginan

diterima oleh teman-teman sebayanya sebagai anggota kelompok, terutama

kelompok yang bergengsi pada pandangan teman-temannya dan anak ini ingin

menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan

berbicara dan berperilaku.

2) Usia penyesuaian diri

Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan dari teman-

teman sebayanya dan keanggotan dalam berkelompok.

18
3) Usia kreatif

Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan ditemukan apakah

anak ini menjadi pencipta karya yang baru meskipun dasar untuk ungkapan kreatif

diletakkan pada awal masa kanak-kanak. Namun kemampuan untuk menggunakan

dasar ini adalah kegiatan yang orisinil pada umumnya yang belum berkembang

sempurna, sebelum anak-anak mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.

4) Usia bermain

Bukan berarti anak disini mempunyai lebih banyak waktu untuk bermain

daripada periode-periode dalam hal yang tidak dimungkinkan lagi apabila anak

sudah sekolah melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri kegiatan

bermain anak-anak yang lebih muda dengan anak-anak yang lebih remaja

2.1.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.1.2.1. Definisi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga

dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu mempraktikkan

perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakat sekolah (KemenkesRI, 2017).

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola hidup

keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota

19
keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang

kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat jadi, PHBS merupakan perilaku hidup bersih dan sehat dari individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat yang dilakukan atas dasar kesadaran sendiri

untuk menerapkan cara-cara hidup sehat dalam menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatannya (Proverawati, 2012).

PHBS pada anak sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa sekolah

dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) yang dilakukan atas dasar kesadaran sendiri dalam rangka menjaga,

memelihara, dan meningkatkan kesehatannya meliputi delapan indikator PHBS di

sekolah dengan alat ukur berupa kuesioner.

2.1.2.2. Indikator PHBS di sekolah

Menurut Proverawati (2012) adapun 8 indikator PHBS yang terdapat di

sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis

dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah

untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan

mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Mencuci tangan merupakan salah

satu cara untuk menghindari penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Kebiasaan mencuci tangan secara teratur perlu dilatih pada anak. Jika sudah

20
terbiasa mencuci tangan sehabis bermain atau ketika akan makan,akan diharapkan

kebiasaan tersebut akan terbawa sampai tua.

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.

Bila digunakan kuman akan berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan

cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat

membersihkan kotoran dan membunuh kuman karena tanpa sabun, kotoran dan

kuman masih tertinggal di tangan. Wirawan (2013) menjelaskan bahwa manfaat

mencuci tangan selama 20 detik yaitu sebagai berikut:

1) Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya sampai

50%.

2) Mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis dan lain-lain.

3) Menurunakan risiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya sampai

59%.

4) Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan,

sejuta kematian bisa dicegah setiap tahun.

5) Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit.

Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah

beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai

sabun menurut Ana (2015):

21
1) Sebelum dan sesudah makan.

Pastilah hal ini harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari

terkontaminasinya makanan yang akan kita konsumsi dengan kuman,

sekaligus mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh kita.

2) Sebelum dan sesudah menyiapkan bahan makanan

Bukankah kuman akan mati ketika bahan makanan dimasak? Memang benar.

Masalahnya bukan terletak pada bahan makanannya, tetapi kuman – kuman

yang menempel pada tangan anda ketika mengolah bahan mentah.

3) Sebelum dan sesudah mengganti popok

Untuk menjaga sterilnya kulit bayi dari kuman – kuman berbahaya yang dapa

t menginfeksi, maka anda wajib untuk mencuci tangan dengan benar sebelum

dan sesudah mengganti popok bayi.

4) Setelah buang air besar dan buang air kecil

Ketika melakukan buang air besar dan buang air kecil kuman dan bakteri

akan mudah menempel pada tangan anda, dan harus dibersihkan.

5) Setelah bersin atau batuk

Sama seperti buang air kecil dan buang air besar, ketika bersin atau batuk, itu

artinya anda sedang menyemburkan bakteri dan kuman dari mulut dan hidung

anda. Refleks anda pastinya menutup mulut dan hidung dengan tangan, yang

artinya, kuman akan menempel pada tangan anda.

6) Sebelum dan setelah menggunakan lensa kontak

22
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi infeksi pada bagian mata ketika anda

menempelkan lensa kontak pada mata anda.

7) Setelah menyentuh binatang

Bulu binatang merupakan penyumbang bakteri dan kuman yang sangat besar,

sehingga anda wajib mencuci tangan anda setelah bersentuhan dengan

binatang, terutama yang berbulu tebal.

8) Setelah menyentuh sampah

Sampah, sudah pasti merupakan sumber bakteri dan kuman yang sangat

berbahaya bagi tubuh. Wajib hukumnya bagi anda untuk mencuci tangan

setelah menyentuh sampah.

9) Sebelum menangani luka

Luka, terutama pada bagian tubuh tertentu akan sangat sensitive terhadap bakteri

dan kuman. Apabila anda tidak mencuci tangan sebelum menangani luka, maka

kemungkinan terjadinya infeksi karena bakteri dan kuman akan menjadi semakin

tinggi.

10) Setelah memegang benda “umum”

Mungkin agak berlebihan, tetapi anda harus tahu, benda – benda umum memiliki

kandungan bakteri dan kuman yang sangat tinggi, sehingga wajib anda

bersihkan.

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

Tidak jajan di sembarang tempat harus di kantin sekolah. Makanan dan

minuman yang dijual dikantin sekolah cukup bergizi, terjamin kebersihannya.

Terbebas dari zat- zat berbahaya dan terlindung dari serangga serta tikus, maka

23
dari itu sebaiknya kita jajan di kantin sekolah. Selain itu makanan yang dijual luar

kantin sekolah dapat saja dihinggapi lalat dan menimbulkan penyakit.

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher

angsa (cemplung) yang dianggap dengan unit penampungan kotoran dan air yang

membersihkannya. Jenis-jenis jamban yang digunakan :

1) Jamban Cemplung

Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa lubang

yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja dalam tanah mengedepankan kotoran ke

dalam lubang.

2) Jamban tangki septik/leher angsa

Jamban tangki septik/leher angsa adalah jamban berbentuk leher angsa

yang penampungya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wajah

proses penguraian/dikomasi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapan.

4. Membuang sampah pada tempatnya

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber

hasil aktivitas manusia maupun alam. Tempat sampah sebaiknya ada tutupnya.

Sampah yang menumpuk akan menimbulkan bau yang dapat dihinggapi lalat.

Terdapat beberapa macam-macam sampah baik berdasarkan sifatnya, wujudnya,

atau sumbernya. Berikut merupakan penjelasan jenis-jenis sampah dan contohnya.

24
1) Jenis-Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya

Jenis sampah menurut sifatnya dibagi menjadi dua yakni sampah organik

dan sampah anorganik. Berikut pengertian sampah organik dan anorganik beserta

contohnya.

1. Sampah Organik

Pengertian sampah organik adalah jenis sampah yang dihasilkan organis

me hidup, sehingga mudah membusuk dan mudah diuraikan. Sampah ini juga dap

at diolah lebih lanjut menjadi kompos.Contoh sampah organik misalnya seperti sis

a makanan, sayuran, daun-daun kering, kotoran, dan sebagainya.

2. Sampah Anorganik

Pengertian sampah anorganik adalah jenis sampah yang tidak mudah me

mbusuk dan tidak mudah diuraikan. Sampah jenis ini bisa ditangani dengan cara d

idaur ulang menjadi produk lain. Contoh sampah anorganik misalnya seperti plasti

k, logam besi, botol minuman, kaleng, bungkus makanan, kaca, dan sebagainya.

2) Jenis-Jenis Sampah Berdasarkan Wujudnya. Jenis sampah menurut wujud

nya dibagi menjadi dua yakni sampah padat dan sampah cair. Berikut pengertian s

ampah padat dan sampah cair beserta contohnya.

1. Sampah Padat

Sampah padat merupakan jenis sampah dari bahan material yang dibuang

oleh manusia. Contoh sampah padat di antaranya plastik bekas, pecahan gelas, kal

eng bekas, sampah dapur, botol minuman, dan lain-lain.

2. Sampah Cair

25
Sampah cair merupakan jenis sampah dari bahan cairan yang dibuang ole

h manusia. Contoh sampah cair di antaranya air cucian, sisa cair dari dapur, sisa c

air dari toilet, sisa cairan industri, dan lain-lain.

3) Jenis-Jenis Sampah Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya, ada banyak macam-macam sampah. Berikut me

rupakan bebrapa jenis-jenis sampah menurut sumbernya.

1. Sampah rumah tangga

2. Sampah alam

3. Sampah manusia

4. Sampah konsumsi

5. Sampah industry

6. Sampah pertambangan

7. Sampah nuklir

Adapun akibat dari membuang sampah sembarangan yaitu:

1) Sampah menjadi tempat berkembang biak dan sarang serangga dan tikus.

2) Sampah menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara.

3) Sampah menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang

membahayakan kesehatan.

4) Sampah yang menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.

5. Olahraga yang teratur dan terukur

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk

memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak

26
(meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang

terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan

ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan

sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani setiap orang berbeda-beda sesuai

dengan tugas dan profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari

komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan

dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang

berhubungan dengan keterampilan (Skill Related Physical Fitness).

Manfaat olahraga :

1) Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah

2) Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang.

3) Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat

mengurangi cedera.

4) Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan

mempertahankan berat badan ideal.

5) Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit.

6. Tidak merokok.

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya

200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok

adalah tar, nikotin dan karbon monoksida. Menurut data Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas), bahwa pada tahun 2004 sekitar 3% anak-anak mulai merokok

sejak kurang dari usia 10 tahun. Persentase merokok tertinggi sebesar 64% berada

27
pada kelompok usia remaja (15-19 tahun). Hal ini berarti bahaya rokok pada

masyarakat yang rentan yakni anak-anak dan akan berdampak pada masa remaja.

Oleh karena itu kebiasaan merokok harus dihindarkan sejak dini mulai dari

tingkat sekolah dasar.

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya tingkat

pertumbuhan dan perkembangan anak dapat memberikan masukan untuk

peningkatan konsumsi makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan

untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak bisa diketahui

melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan

ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila anak memiliki ukuran tubuh

melebihi ukuran rata-rata yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa

dikatakan maju. Sebaliknya bila ukurannya lebih kecil berarti pertumbuhannya

lambat. Pertumbuhan dikatakan normal apabila ukuran tubuhnya sama dengan

ukuran rata-rata anak-anak lain seusianya.

Pencatatan hasil penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

siswa di Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS) secara teratur setiap 6

bulan yang akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa

(kekurangan gizi, kegemukan atau gizi baik) dilakukan untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan siswa. Anak dengan status gizi baik akan

tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usia. Tanda-tanda dengan gizi

kurang :

28
1) Siswa tampak kurus.

2) Tidak segar, tidak ceria.

3) Tidak bergairah/malas melakukan aktivitas

4) Cenderung sering sakit.

Tanda-tanda siswa dengan gizi lebih :

1) Siswa tampak gemuk.

2) Bentuk tubuh terlihat tidak seimbang.

3) Tidak dapat bergerak bebas.

4) Nafas mudah tersengal-sengal jika melakukan kegiatan.

5) Mudah lelah.

6) Malas melakukan kegiatan.

Tanda-tanda siswa dengan gizi baik :

1) Tumbuh normal.

2) Segar, kuat, giat dan ceria.

3) Mata bersih dan bersinar.

4) Nafsu makan baik.

8. Memberantas jentik

1) Alasan memberantas jentik nyamuk

Agar sekolah bebas dari jentik nyamuk, peserta didik dan masyarakat

lingkungan sekolah harus memberantas jentik nyamuk di sekolah. Selain itu,

alasan kedua untuk memberantas jentik nyamuk di sekolah agar peserta didik dan

masyarakat lingkungan sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan

melalui nyamuk.

29
2) Pengertian memberantas jentik nyamuk

Memberantas jentik nyamuk di sekolah adalah kegiatan memeriksa

tempat-tempat penampungan air bersih yang ada di sekolah (bak mandi, kolam,

dll) apakah bebas dari jentik nyamuk atau tidak.

3) Kegiatan memberantas jentik nyamuk

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras,

Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk). PSN merupakan

kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk menular sebagai

penyakit seperti Demam Berdarah, Demam Berdarah Dangue, Chikungunya,

Malaria,Filariasis (Kaki Gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya.

3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saan PSN seperti :

1. Menguran dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,

kolam, tatakan pot kembang.

2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol,

lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.

3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekasyang dapat menampung

air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan

(bekas botol/gelas air mineral, plastik).

4. Plus menghindari gigitan nyamuk seperti :

30
1) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya memakai obat

nyamuk oles/diusap ke kulit.

2) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.

3) Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.

4) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) ditempat-tempat yang sulit

dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.

5) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan

cupang, ikan nila.

6) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, zodia, lavender, rosemary.

2.1.2.3. Manfaat PHBS di sekolah

Adapun manfaat PHBS yang terdapat di sekolah yaitu, (Proverawati, 2012)

1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

ancaman penyakit.

2. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestasi belajar siswa.

3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga

mampu menarik minat orang tua.

4. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang Pendidikan.

5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

Jadi manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya

sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan

sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat

31
proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah

sebagai institusi Pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat

orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah di bidang

pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

2.1.2.4. Penerapan PHBS di sekolah

Penerapan PHBS yang dapat dilakukan di sekolah yaitu, (Proverawati, 2012) :

1. Menanamkan nilai nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan

kurikulum yang berlaku.

2. Menanamkan nilai nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan

diluarjam pelajaran biasa (ekstrakulikuler).

3. Melakukan kerja bakti dan lomba kebersihan kelas.

4. Melakukan aktivitas kader kesehatan sekolah atau dokter kecil.

5. Melakukan pemeriksaan kualitas air secara sederhana.

6. Melakukan pemeliharaan jamban sekolah.

7. Melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah.

8. Melakukan demo atau gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang benar.

9. Melakukan pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur.

10. Melakukan pemeriksaan rutin kebersihan kuku, rambut, telinga, gigi dan

sebagainya.

11. Melakukan bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.

12. Melakukan kegiatan penyuluhan dan latihan ketrampilan dengan melibatkan

peran aktif siswa, guru, dan orang tua antara lain melalui penyuluhan

32
kelompok, pemuteran kaset radio atau film, penempatan media poster,

penyebaran leaflet dan membuat majalah dinding.

2.1.2. Faktor-faktor Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.1.3.1 Konsep dasar perilaku

Menurut Skinner yang dikutip oleh Notoatmodjo(2012), merumuskan

bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus,

organism, dan respon sehingga teori Skinner disebut “S-O-R” (Stimulus-

Organisme-Respons). Berdasarkan teori “S-O-R” terbesut, maka perilaku manusia

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Perilaku tertutup (cover behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons stimulus tersebut masih belum dapat

diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam

bentuk perhatian, perasaan, pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus

bersangkutan.

2. Perilaku Terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah

berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar (observeable

behaviour).

33
Menurut Notoatmodjo(2014), yang menjadi faktor pencetus atau

determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan

resultasi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan).

Beberapa teori telah dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku berangkat

dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang

berhubungan dengan kesehatann salah satunya berasal dari teori Lawrence Green

(dalam Notoatmodjo 2014). Green mencoba menganalisis perilaku manusia, ia

menyatakan bahwa tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh

dua faktor, yaitu faktor perilaku dan diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu

dsitentukan dari tiga faktor, yaitu :

2.1.3.2 Faktor Predisposisi

Faktor Predisposisi merupakan faktor pencetus yang berfungsi untuk

memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang terwujud

dalam pengetahuan, sikap dan lainnya.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan

penginnderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindak seseorang.

2. Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

34
(senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, baik atau tidak baik, dan lain

sebagainya). Newcomb adalah salah satu ahli psikologis sosial menyatakan bahwa

sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum tentu merupakan

tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan prediposisi

perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga

mempunyai tingkatan berdasarkan intensitasnya, yaitu menerima, menanggapi,

menghargai dan mampu bertanggung jawab.

2.1.3.3 Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah faktor yang memfasilitasi atau mendukung

tindakan atau perilaku, yang dimaksud dengan faktor pendukung merupakan

sarana dan prasarana atau fasilitas yang digunakan.

Sarana dan prasana adalah alat penunjang keberhasilan dalam suatu

proses atau upaya yang dilakukan di dalam pelayana ke publik, karena apabila

kedua hal ini tidak tersedia, maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat

mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Menurut kementrian pendidikan

(2015) Sarana dan Prasarana yang mendukung sekolah bersih dan sehat yaitu :

1. Ruang kelas

Rasio minimal ruang kelas 2m2/siswa, dengan kapasitas maksimal ruang

kelas 28 siswa.

2. Kamar Mandi/WC

35
Ruangan kamar mandi memiliki lubang penghawaan dan pencahayaan

yang cukup, bebas dari jentik nyamuk, memiliki alat kebersihan kamar mandi

(sikat,sabun, karbol), dan tempat sampah tertutup.

3. Ruang UKS

Ruang UKS merupakan tempat untuk melakukan kegiatan pelayanan

kesehatan yang bersifat promotive, preventif, dan kuratif. Ruang UKS dilengkapi

dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan tersedia sabun,

memiliki tempat tidur untuk memeriksa siswa yang mengalami gangguan

kesehatan, timbangan berat badaan, alat pengukur tinggi badan, alat untuk

mengukur suhu tubuh (thermometer), Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

(P3K), lemari obat, snellen chart, poster PHBS, dan tempat sampah. Ruangan

UKS juga harus dilengkapi dengan buku kesehata, dan tempat sampah. Ruangan

UKS juga harus dilengkapi dengan buku kesehatan dan buku administrasi.

4. Kantin

Kantin sekolah merupakan tempat usaha makanan dan minuman yang

pengelola dan konsumennya adalah warga sekolah. Lokasi kantin berjarak

minimal 20 meter dari tempat pembuangan sampah sementara. Kantin memiliki

peralata. Lokasi kantin berjarak minimal 20 meter dari tempat pembuangan

sampah sementara. Kantin memiliki peralatan pengolahan dan makanan yang

bersih, tempat cuci peralatan makanan dan minuman dengan air yang bersih dan

mengalir, tempat cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun, dan lap

tangan untuk pengunjung.

5. Halaman dan Pagar Sekolah

36
Halaman sekolah adalah ruangan terbuka hijau sebagai sarana untuk

menunjang segala kegiatan siswa diluar ruangan seperti misalnya upacara,

olahraga, kesenian, pramuka, apotek hidup, taman sekolah dan kegiatan lain bagi

warga sekolahnya. Halaman sekolah harus terbebas dari genangan air dann

mempunyai batas yang jelas dengan lingkungan sekitarnya, dan dilengkapi

dengan pagar yang kuat dan aman.

6. Ventilasi

Gedung sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi udara. Ruang-ruang

yang ada disekolah diharapkan mempunyai ventilasi silang yang dapat menjamin

aliran udara segar. Ventilasi udara dapat berupa ventilasi alami dan ventilasi

mekanik. Ventilasi mekanik memperhitungkan kekuatan pendinginmesin dengan

jumlah penghuni gedung. Pada ruang yang menggunakan ventilasi mekanin

hendaknya tersedia jendela yang dapat dibuka dan ditutup untuk menjaminn udara

segar didalam gedung/ruangan.

7. Sanitasi

Sekolah harus memiliki sarana sanitasi dasar berupa sarana air bersih,

saluran pembuangan air limbah, dan jamban/WC. Sarana air bersih dapat berupa

sumur gali, sumur pompa tangan, atau sumur bor. Jamban disekolah minimal

berbentuk leher angsa dan dilengkapi dengan septic-tank kedap air serta saluran

peresapan.

8. Sumber air

37
Sumber air dapat berasal dari air tanah, air pemukiman, dan air hujan.

Air tanah dapat berupa air sumur atau air dari sumber mata air. Air permukaan

berupa air sungai, air danau, atau air payau. Jika air di permukaan akan digunakan

sebagai sumber air minum, maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu

sebelum digunakan.

9. Tempat sampah

Tempat sampah merupakan tempat menampung material hasil dari sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang tidak diinginkan yang

berbentuk padat. Sekolah sebaiknya memiliki tempat sampah sementara yang

tertutup dan terpisah di setiap ruangan. Sampah diangkut setiap hari ke tempat

pengolahan sampah.

2.1.3.4 Faktor Penguat Perilaku PHBS

Faktor penguat merupakan faktor yang memperkuat atau mendorong

terjadinya perilaku. Terkadang meskipun seseorang tahu dan mampu untuk

berperilaku sehat tetapi tidak melakukannya. Hal ini berarti bahwa untuk

berperilaku memerlukan penguat atau dorongan orang lain seperti peran guru dan

orang tua.

1. Peran guru

Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama yaitu

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar dan pendidikan menengah. Guru memberi pengaruh besar dalam perubahan

sikap peserta didik selama disekolah.

38
2. Peran orang tua

Peran orang tua adalah menitik beratkan pada bimbingan yang

membuktikan bahwa keikutsertaan atau terlibatnya orang tua terhadap anaknya

dalam proses belajar sangat membantu dalam meningkatkan konsentrasi anak

tersebut. Usaha orang tua dalam membimbing anak menuju pembentukan watak

salah satunya mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.1.3. Konsep Pengetahuan

2.1.4.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil “tau” dari manusia, yang sekedar

untuk menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2014).

Jadi pengetahuan merupakan hasil dari “tau” manusia setelah menjawab

pertanyaan “what”.

2.1.4.2 Tingkat Pengetahuan

39
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat pengetahuan di dalam

domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2014), yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan

pengetahuan yang paling rendah.

2. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau pengguanaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau yang lain.

3. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atas materi dapat

mnejelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

4. Analisis (Analysis)

40
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan ataupun

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi atau

penilaian terhadap suatu materi ataupun objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, ataupun menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

2.1.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan, A dan Dewi(2010) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

1. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal

yang dapat menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk perilaku seseorang, pada

umumnya semakin tinggi tingkat pendidikannya maka semakin baik pula tingkat

pengetahuan. Pengetahuan itu merupakan kemampuan seseorang untuk dapat

41
mengingat fakta, simbol, prosedur teknik dan teori. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Jika pendidikannya kurang

akan dapat menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang

baru diperkenalkan (Notoatmodjo, 2014).

2) Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya, dan banyak

tantangan. Pada suatu pekerjaan banyaknya tantangan akan menambah

pengetahuan seseorang mengenai suatu masalah yang telah dihadapinya

3) Umur

Bertambahnya umur maka bertambah pula pengalaman yang dimiliki oleh

seseorang sehingga pengetahuan orang tersebut juga akan bertambah (Wawan dan

Dewi,2015).

2. Faktor Eksternal

1) Informasi

Melalui berbagai media baik yang dicetak atau media elektronik maupun dari

seseorang akan dapatmemberikan suatu informasi. Seorang yang sering terpapar

media masa, maka akan dapat memperoleh informasi yang lebih banyak.

2) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan suatu kondisi yang disekitar manusia dan dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

42
3) Sosial Budaya

Sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi sikap

seseorang dalam menerima informasi.

2.1.4.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) terdapat beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu:

1. Cara kuno atau non modern

Cara kuno atau tradisional dipakai untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan

statistik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi:

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan mengguanakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak bisa dicoba

kemungkinan yang lain.

2) Pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan.

3) Melalui jalan fikiran

Untuk memeperoleh pengetahuan serta kebenarannya manusia harus

menggunakan jalan fikirannya serta penalarannya. Banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini biasanya

43
diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan-

kebiasaan ini diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

2. Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis,

logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer

disebut metodologi penelitian, yaitu:

1) Metode induktif

Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam

atau kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan astu diklasifikasikan,

akhirnya diambil kesimpulan umum.

2) Metode deduktif

Metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk

seterusnya dihubungkan dengan bagian-bagiannya yang khusus.

2.1.4.5 Pengukuran Pengetahuan

Menurut Nursalam(2016) dalam skala pengukuran pengetahuan dapat

dikatagorikan menjadi 3 yaitu :

1. Baik bila menjawab benar mencapai skor 76-100%

2. Cukup bila menjawab benar mencapai skor 56-75%

3. Kurang bila menjawab benar dengan skor <56%

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara maupun

angket yang menanyakan tentang isi dari materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Mubarak, 2013).

44
2.1.4. Metode Pembelajaran Efektif Siswa

2.1.5.1 Pengertian metode pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan proses

belajar. Pembelajaran sebaiknya dilaksanakan dengan cara menarik yang mampu

membangkitkan minat siswa untuk melaksanakan pembelajaran.

Menurut Sutikno (2014) metode secara harfiah berarti “cara”. Metode diartikan

sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar

terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Jadi, metode pembelajaan adalah

cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi

proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Sejalan dengan pendapat di atasHamzah (2011), mendefinisikan metode

pembelajaran sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya

dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran

yang digunakan sesuai dengan kebutuhan akan dapat menentukan keberhasilan

dalam menyampaikan pembelajaran.

Komalasari (2010) menyatakan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan

sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan metode

secara spesifik. Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah

siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara

teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah

siswanya terbatas. Demikian pula dengan metode diskusi, perlu digunakan teknik

yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang

45
siswanya tergolong pasif. Metode pembelajaran adalah cara konkret yang dipakai

saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik

pembelajaran meskipun dalam koridor metode yang sama.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah suatu cara dan upaya yang dilakukan seseorang dalam

melaksanakan sebuah pembelajaran yang ditampilkan secara praktis. Tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara optimal dengan metode pembelajaan yang tepat

dan menarik yang dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar.

2.1.5.2 Macam-macam metode pembelajaran

Ada banyak macam metode yang dapat dipakai oleh guru dalam

proses pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pribadi (2010), bahwa

pemilihan metode yang tepat dapat membantu siswa mencapai tujuan

pembelajaran atau melakukan internalisasi isi atau materi pembelajaran.

Macam-macam metode menurut Sutikno (2014), antara lain: metode

ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode diskusi kelompok, metode

demonstrasi, metode permainan (games), metode kisah/cerita, team teaching, peer

teaching, metode karya wisata, metode tutorial, metode suri tauladan, metode

kerja kelompok, metode penugasan, brain storming (curah pendapat), metode

latihan, metode eksperimen, metode pembelajaran dengan modul, metode praktik

lapangan, micro teaching, dan metode simposium.

Siswa lebih dapat berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi

yang dimiliki siswa melalui metode pembelajaran yang digunakan. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Budimansyah(2010), bahwa arsitek pengubah gagasan

46
peserta didik adalah siswa itu sendiri dan guru hanya berperan sebagai fasilitator

dan penyedia kondisi supaya proses belajar bisa berlangsung.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

melaksanakan pembelajaran terdapat beberapa macam metode yang digunakan

sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan minat dan

perkembangan siswa.

2.2. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi,

2013). Adapun kerangka konsep dari penelitian ini dapat diterangkan dengan

skema yang tertera pada gambar 2.1 di bawah ini.

Faktor – faktor yang


mempengaruhiPerilakuH
idupBersihdanSehat :
1. Faktorpredisposisi
Gambaran
- Perilaku terbuka
PerilakuHidupBersihdanSehat
- Perilaku tertutup
Anak Usia Sekolah :
- Pengetahuan
- Baik
- sikap
- Cukup
2. Faktorpendukung
- Kurang
- SaranadanPrasarana
3. Faktorpenguat
- Peran Guru
- PeranOrangtua

47
Keterangan :

: yang tidak diteliti

: yang diteliti

: alur pikir

Gambar 2.1

Kerangka Konsep Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah

48
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif meru

pakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsik

an atau memaparkan peristiwa - peristiwa penting yang terjadi pada masakini. Des

kripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktu

al daripada penyimpulan. Penelitian jenis ini tidak memerlukan adanya suatu hipo

tesis karena fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti ti

dak mencoba menganalisis penyebab fenomena tersebut bisa terjadi (Nursalam, 2

013). Model pendekatan subjek yang digunakan adalah cross sectional. Pendekata

n cross sectional yaitu melakukan pengamatan atau pengukuran secara simultan, s

esaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu (Setiadi, 2013)

3.2. Kerangka Kerja

Populasi :
Populasidiambildariseluruhsiswakelas 4 – 6 di SDN 2 purwakerthi
yang berjumlah 80 orang
Sampling :
Teknikprobability sampling denganteknikproportional stratified random sampling

KriteriaInklusi KriteriaEklusi

Sampel :
67 Responden

Pengumpulan data berdasarkankuisioner

PerilakuHidupBersihdanSehat

Analisa data ujistatistikDeskriptif

PenyusunanHasilPenelitian

Gambar 3.1

Kerangka Kerja Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia

Sekolah

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April minggu kedua tahun 20

21 di Sekolah Dasar Negeri 2 purwakerthi

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah subjek yang memenuhi kriteria yang tel

ah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dit

etapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Setiadi, 2

013). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4-6 di Sek

olah Dasar Negeri 2 Purwakerthi sebanyak 80 orang.

3.4.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan d

ianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Sampel dalam penelitian ini ad

alah seluruh siswa sekolah dasar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi seba

gai berikut :

3.4.2.1. Kriteria Inklusi

1. Siswa yang bersedia menjadi responden

2. Siswa kelas 4-6

3.4.2.2. Kriteria Eksklusi

1. Siswa yang tidak hadir pada saat penelitian.

2. Siswa yang sedang sakit.

3.4.3. Teknik Pengambilan sampel

52
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dan populasi untuk dapat mewakil

i populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambi

lan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan

subjek penelitian (Nursalam, 2013). Sampel diambil pada penelitian ini dari popul

asi anak usia sekolah menggunakan probability sampling dengan teknik proportio

nal stratified random sampling, dimana teknik ini digunakan apabila populasi me

mpunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsionn

al (Sugiyono, 2016).

Menurut Nursalam (2013) jumlah dan besar sampel untuk populasi ditentuk

an dengan rumus :

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (d=0,05)

Jumlah sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus (Nursalam,

2013) yaitu :

53
Berdasakan perhitungan diatas, jumlah sampel minimal yang akan

digunakan dalam penelitian ini minimal 66,67 sampel dengan pembulatan ke atas

maka diperoleh sampel sebesar 67 responden pada rentang kelas 4-6 sekolah

dasar.

Sampel diambil dengan teknik proportional stratified random sampling

dengan perhitungan strata (Suyanto, 2011).

Tabel 3.1

Perhitungan Jumlah Sampel Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Anak Usia Sekolah

No Kelas Populasi Perhitungan Jumlah Sampel Jumlah


1 Kelas 4 25 21

2 Kelas 5 23 19

3 Kelas 6 32 27

Total 80 67

3.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1. Variabel Penelitian

54
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau ke

giatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipela

jari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyono, 2016). Variabel dalam penelit

ian ini adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

3.5.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi variabel berdasarkan sesuatu yang dil

aksanakan dalam penelitian. Sehingga, variabel tersebut dapat diukur, diamati, ata

u dihitung, kemudian timbul variasi (Setiadi, 2013). Definisi operasional pada pen

elitian ini disajikan dengan tabel 3.2

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Mengidentifikasi siswa Perilaku yang ditunjukan Kuisioner 1.Baik apabila x ≤ 7,00 Ordinal
terkait Hidup Bersih oleh siswa-siswidalam 2.Kurang apabila x < 7,00
dan Sehat anak usia kebersihan diri dan
sekolah dasar di SD kesehatan diri dengan
Neger2purwakerthi. menggunakan jamban
Mengidentifikasi pada saat Bab
danBakdanmembersihkan
agar selalu bersih dan Ordinal
sehat.
2. sikap siswa terkait Sikap dalam melakukan Kuisoner 1.Skor > 50%
pencegahan 2.Skor < 50%
Hidup Bersih dan Se danpengendalianPHBS
hat anak usia sekolah yang diukur dengan
dasar di SD Negeri 2 kuisoner yang diisi oleh
purwakerth siswa dan
siswibedasarkan sikap
mencuci tangan sebelum
makan
Tindakan yang Ordinal
3. diperlihatakan oleh 1.Baik apa bila x≤ 9,57
Mengidentifikasi
siswa-siswi dalam Kuisoner 2.Kurang apa bila x<9,57
tindakansiswa kebersihan diri dengan
terhadap hidup mencuci tangan sebelum
bersih dan sehat. makan dan sesudah
makan .

3.6. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis data yang dikumpulkan

55
Data yang dikumpulkan dari sampel penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari ha

sil pengukuran, pengamatan, survey dan lain-lain (Setiadi, 2013). Data primer yan

g dikumpulkan dari sampel meliputi data pengetahuan tentang PHBS sedangkan d

ata sekunder adalah jumlah siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 purwakerthi

3.6.2. Cara pengumpulan data

Cara atau metode yang digunakan untuk mendapatkan data adalah melalui

kuesioner. Adapun langkah–langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.6.2.1 Prosedur Administratif

1. Peneliti mengurus ijin penelitian di bagian Lembaga Pusat Penelitian

dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Program Studi Keperawatan Pr

ogram Sarjana STIKes Wira Medika Bali.

2. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian yang di persia

pkan dari institusi ke kantor badan perizinan dan penanaman modal

(BPPM) Pemerintah Provinsi Bali.

3. Setelah mendapatkan surat rekomendasi dari kantor BPPM Pemerint

ah Provinsi Bali, kemudian membawa surat tersebut ke kantor Kesat

uan Bangsa dan Publik Perlindungan Masyarakat (Kesbang Pol Lin

mas) Kabupaten Karangasem.

4. Kemudian peneliti membawa surat rekomendasi dari kantor Kesatua

n Bangsa dan Publik Perlindungan Masyarakat (Kesbang Pol Linma

s) Kabupaten Karangasem ke Dinas Pendidikan Kota Karangasem.

56
5. Peneliti membawa surat rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kota Ka

rangasem ke SDN Negeri 2 Purwakerthi.

3.6.2.2 Prosedur teknis

1. Setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri 2 purw

akerthi peneliti melanjutkan penelitiannya di Sekolah Dasar Negeri 2

purwakerthi.

2. Peneliti dalam melakukan pengumpulan data akan dibantu oleh peneliti

pembantu (enumerator) sebanyak 1 orang . peneliti yang dimaksud adalah

Guru di SDN Negeri 2 Purwakerthi dan enumerator sebelumnya akan

menyamapakan persepsi melalui duduk bersama untuk membahas tentang

maksud dan tujuan penelitian, cara menyeleksi calon responden ,dan tentang

penyebaran serta pengisian kuisoner yang dilakukan secara online melalui

gogle form.

3. Peneliti melakukan pemilihan sample yang memenuhi kreteria inklusi yaitu

peserta didik kelas 4-6 yang mengikuti pembelajaran daring dan bersedia

menjadi responden.

4. Memberikan lembar persetujuan kepada wali kelas siswa dan jika dijinkan ma

ka wali kelas siswa harus menandatangani lembar persetujuan dan jika menol

ak maka peneliti akan menghormati haknya.

5. Peneliti melakukan kontrak waktu dengan responden dan mengimformasikan

terkait dengan cara melakukan pengisian kuisoner yang di lakukan secara

online melalui gogle form

57
6. Kemudian peneliti utama dan enumerator menentukan jadwal untuk

mengumpulkan dan menghubungi responden terkait dengan pengisian

kuisoner yang dilakukan secara online melalui gogle form.

7. Setelah mendapat persetujuan bersedia menjadi sample , selanjutnya peneliti

akan melakukan pengumpulan data dengan membagikan kuisoner kepada

setiap responden melalui gogle form. Sebelum mengisi kuisoner , peneliti

menjelaskan terlebih dahulu cara pengisian kuisoner dan cara menjawab

kuisoner . peneliti akan melakukan pengecekan saat responden sudah selesai

melakukan pengisian kuisoner, jika ada kurang atau kesalahan dalam

pengisian kuisoner maka responden akan minta diulang untuk melengkapi

kuisoner yang masih kurang lengkap terisi.

8. Memberikan reinforcement positif berupa ucapan terimakasih melalui via

zoom kepada responden yang telah bersedia menjadi responden dan bersedia

mengisi kuisoner yang telah diberikan.

9. Mendokumentasikan pengumpulan data.

10. Mengumpulkan lembar kuisioner yang telah dijawab untuk untuk dicek

kelengkapan kuisoner.

11. Data selanjutnya dikumpulkan, pengumpulan-pengumpulan data dilakukan se

lama satu hari.

12. Data yang sudah dikumpul kemudian di tabulasi dalam master tabel.

13. Menyimpulkan hasil penelitian.

3.6.3. Instrument pengumpulan data

58
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelit

i dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih ba

ik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2013).

Instrument atau alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner,

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyon

o, 2016). Kuisioner berbentuk pilihan dimana denngan jawaban yang sudah disedi

akan (closed and ended).

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yaitu seb

agai daftar pertanyaan atau pernyataan yang sudah tersusun dengan baik. Kuisione

r juga sebagai bentuk penjabaran dari rumusan masalah sehingga harus memenuhi

syarat antara lain relevan dengan tujuan penelitian, mudah ditanyakan, mudah dija

wab, data yang diperoleh mudah. Kuisioner dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah diman

a difokuskan adalah mencuci tangan dan perilaku membuang sampah sembaranga

n. Kuisioner diisi pada hari dan waktu yang sama, serta pengisian kuisioner didam

pingi oleh peneliti.

Penelitian ini menggunakan kuesioner Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ya

ng difokuskan pada cuci tangan dan kuesioner perilaku membuang sampah,

dimana terdapat 20 pertanyaan. Skala yang digunakan adalah skala Guttman yaitu

memberikan jawaban tegas “Benar” dan “Salah” sesuai dengan pendapat responde

n yang dapat menggambarkan kondisinya. Untuk pertanyaan positif jika jawabann

ya “Benar”, maka mendapatkan skor 1, jika jawabannya “Salah” mendapatkan Sk

59
or 0. Untuk pertanyaan negatif jika jawabannya “Benar” maka mendapatkan skor

0, jika menjawab “Salah” mendapatkan skor 1. Jumlah pertnyataan negatif (unfav

orable) pada kuisiner sebanyak 6 butir dan 14 butir pernyataan positif (favorable),

3.6.4Uji validitas dan realibilitas

3.6.4.1 Uji validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diin

ginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat(Ari

kunto, 2010). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik pearson prod

uct moment. Suatu pernyataan dikatakan valid apabila r hitung> r tabel, dimana r t

abel untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,361 (Riwidikdo, 2012). K

uisioner pada penelitian ini akan dilakukan uji validitas di Sekolah Dasar Negeri 8

mas.

3.6.4.2 Uji realibilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur da

pat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkann sejauh mana ha

sil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap bila dilakukan pengukuran dua kali at

au lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (N

otoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha

Cronchbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows.

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran(2016) yang membagi ti

ngkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : jika alpha atau r hitung :

60
0,8-1,0 = Reliabilitas baik

0,6-0,799 = Reliabilitas diterima

<0,6 = Reliabilitas kurang baik

3.7. Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1. Teknikpengolahan data

MenurutSetiadi(2013), pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu p

roses untuk memperoleh data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah

dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diper

lukan. Langkah – langkah pengolahan data :

1. Editing

Memeriksa kembali daftar pernyataan yang telah diisi oleh responden yang

mencangkup kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, dan relevisi jawaban. Apa

bila ada jawaban ganda, divalidasi kembali sehingga memperoleh jawaban yang s

esuai dengan pendapat responden.

2. Coding

Mengklasifikasi data hasil observasi kedalam kategori. Biasanya klasifikasi

diberikan dengan memberikan kode berbentukang kapada masing – masing jawab

an. Pertanyaan mengenai pengetahuan beri kode (3) baik, berikan kode (2) cukup,

berikan kode (1) kurang.

3. Entry

61
Data yang telah divalidasi kemudian dimasukkan kedalam computer secara

manual kemudian diolah dengan system komputerisasi dan disimpan untuk memu

dahkan dalam pengambilan data bila diperlukan.

4. Cleaning

Pembersihan data, lihat variable apakah data sudah benar atau belum, menge

cek kesalahan-kesalahannya itu menghubungkan jawaban satu sama lain untuk me

ngetahui adanya konsistensi jawaban. Bila ditemukan kesalahan maka dicocokan

kembali dengan melihat variable apakah data sudah benar atau belum.

5. Tabulasi

Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk table distribusi fre

kuensi.

3.7.2. Analisa data

Setelah data terkumpul, kemudian pengolahan data dilakukan dengan pemberian s

kor dan penilaian, setiap item pernyataan yang dijawab sesuai dengan skor yang di

berikan kemudian dijumlahkan. Langkah selanjutnya adalah analisa data. Analisa

univariat disajikan dalam bentuk frekuensi dan presentasi dari variabel perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS), sikap dan Perilaku serta pengetahuan orang tua

termasuk mean dan standar deviasi. Analisa univariat digunakan untuk

menggambarkan karakteristik responden dan variabel yang diteliti.

3.8. Etika Penelitian

62
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika p

enelitian yang meliputi : (Alimul, 2011).

1. Lembar persetujuan responden (informed consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti menj

elaskan maksud dan tujuan dari peneliti yang dilakukan serta dampak yang mungk

in terjadi selama dan sesudah mengumpulkan data, bila subjek menolak maka pen

eliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak – hak responden.

2. Tanpa nama (anonymity)

Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama r

esponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi kode pada masi

ng-masing lembar tersebut.

3. Kerahasiaan

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan. Hanya da

ta tertentu saja yang disajikan pada peneliti dan peneliti menjamin privasi (kerahas

iaan) responden dengan tidak menanyakan hal - hal lain selain yang berkaitan den

gan lingkup penelitian.

63
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Budimansyah, D. 2010. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.


Bandung : PT Genesindo.

Cintya, R. 2015. Teori & Konsep Tumbuh Kembang. Yogyakarta : Nuha Medika.

Depkes RI. 2013. Upaya Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI

Depkes RI. 2015. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI

Dermawan. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan Kerangka Kerja.


Jakarta : Gosyen Publishing.

64
Dinkes Bali. 2018. Cakupan Pencapaian PHBS Di Sekolah Tahun 2018.
Denpasar

Faozy, I. 2017. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Kelas VIII SMP N 1
Bumijawa. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Henico Putri Lina. 2012. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Siswa Di Sdn
42 Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang.

Hidayat, A. 2010. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta : Selamba Medika.

Hurlock, E. 2010. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

Profil Kesehatan Indonesia.2016. Data Penyakit Diare Di Indonesia. Jakarta

Irianto, K. 2014. Ilmu Kesehatan Anak. Bandung : Alfabeta.

KemenkesRI. 2017. Data Kasus Gizi Buruk Serta Kesehatan Ibu Dan Anak.
Jakarta

Lie, A. 2010. Memudahkan Anak Belajar. Jakarta : Kompas.

Marlina, R. L. 2011. Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Kota
Padang Tahun 2011. Padang : Universitas Andalas.

Maryunani, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta : CV. Trans Info
Media.

____________. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

____________. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka CIpta.

Noviana, A. 2012. Cara Mencuci Tangan Di Sekolah Dasar (SD).


available:http://arsyinoviana.blogspot.com/2012/11/contoh-role-play-phbs-
di-sekolah,html (02 Januari 2020)

Nursalam. 2013. Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta : Selamba Medika.

___________. 2016. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis,


Edisi 4. Jakarta : Selamba Medika.

65
Potter & Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi Volume 1 Edisi
4. Jakarta : EGC.

Pramita. 2018. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup


Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Anak Usia Sekolah. Denpasar : STIKes Wira
Medika Bali.

Proverawati, A. 2012. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Yogyakarta :


Nuha Medika.

Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar : Data Kesehatan Anak Tahun 2018.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta

Saryono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.Yogyakarta : Nuha


Medika.

Sekaran, U. 2016. Research Methods For Bussiness. United States : Johny Wiley
& Son Ltd.

Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Setiawan, D. 2014. Keperawatan Anak Dan Tumbuh Kembang. Yogyakarta :


Nuha Medika.

Soetjiningsih, C. 2012. Perkembangan Anak. Jakarta : Prenada Medika.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung : Alfabeta.

Sulastri. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Anak Sekolah


Tentang Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah Dasar Negeri Wilayah
Puskesmas Selemadeg II. Denpasar : Poltekkes Denpasar.

Sumiran, R. E. 2017. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Siswa
Sekolah Di Sd Advent 01 Tikala Manado. 1–11.

Suyanto. 2011. Metodelogi Dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta


:Nuha Medika.

Syukriyah, E. 2011. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid SD


Tentang PHBS di SDN 06 Lubuk Layang. Padang : Poltekkes Kemenkes
Padang.

66
Uno, H. B. dan N. M. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta :
Bumi Aksara.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Zitty A.R Koem. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Pelajar Di Sd Inpres Sukur
Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. 4(4), 290–294. Minahasa

67
Lampiran 1
RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
BULAN
No.
Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April Mei
2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a Pengumpulan bahan pustaka                                                        
b Menyusun proposal                                                        
c Konsultasi proposal                                                        
d Ujian proposal                                                        
e Perbaikan proposal                                                        
2 Tahap Pelaksanaan
a Mengajukan ijin penelitian                                                        
b Pengumpulan data                                                        
c Pengolahan data                                                        
d Analisa data                                                        

3 Tahap Akhir
a Penyusunan laporan                                                        
b Ujian sidang hasil penelitian                                                        
c Perbaikandanpenggandaan                                                        
d Publikasi hasil penelitian                                                        

Lampiran 2

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN


No Kegiatan RencanaBiaya
1. Penyusunan proposal :

a. Studi Pendahuluan Rp. 150.000,00

b. Penyusunan proposal Rp. 200.000,00

c. Ujian seminar proposal Rp. 200.000,00

d. Perbaikan (revisi) proposal Rp. 150.000,00


Pelaksaan penelitian :

a. Pengurusan ijin penelitian Rp. 100.000,00

b. Penelitian Rp. 400.000,00

c. Konsumsi enumerator dan biaya transp Rp. 150.000,00

ortasi
3. Tahapakhir :

a. Penyusunan skripsi Rp. 100.000,00

b. Penggandaan skripsi Rp. 200.000,00

c. Ujian seminar skripsi Rp. 200.000,00

d. Perbaikan (revisi) skripsi Rp. 150.000,00


e. Pengumpulan laporan Rp. 200.000,00
JUMLAH Rp.2.200.000,00

Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth.Responden

Di SD No. 2 Purwakerthi

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : I Gede Krisnata Subagio

Status : Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.

71
Bertujuan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2

Purwakerthi”. Untuk maksud tersebut, saya mohon kesediaannya untuk turut berpartisipasi sebagai responden, dalam memberikan

informasi atau jawaban pertanyaan yang di ajukan peneliti.

Semua informasi yang berikan oleh responden adalah benar dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti dan akan dijaga

kerahasiaannya. Apabila responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian, saya mohon agar menandatangani lembar pertanyaan

menjadi responden.

Atas perhatian dan kesediaan yang diberikan, saya ucapkan terimakasih.

Denpasar, Maret 2021


Peneliti

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: (I Gede Krisnata Subagio)

Judul Penelitian : Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Purwakerthi

72
Peneliti : I Gede Krisnata Subagio

Nim : 16.321.2668

Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai persetujuan dan manfaat tentang penelitian berjudul “Gambaran

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Purwakerthi ”. Saya mengerti resiko yang akan terjadi dalam

penelitian ini tidak ada dan saya berhak menolak untuk berperan serta dalam penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian

setiap saat tanpa adanya sanksi atau kehilangan hak-hak saya.

Saya telah diberikan kesempatan bertanya mengenai penelitian ini dan telah dijawab serta dijelaskan secara baik. Saya secara

sukarela dan sadar bersedia berperan serta dalam penelitian ini dengan menandatangani Surat Persetujuan Responden.

Peneliti
Denpasar, Maret 2020
Responden

(I Gede Krisnata Subagio)


NIM: 16.321.2668
(………………………………………….....)

73
Lampiran 5

PERMOHONAN MENJADI ENUMERATOR

KepadaYth.

Saudara/i……………………………………………………

Di Tempat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : I Gede Krisnata Subagio

NIM : 16.321.2668

Adalah mahasiswa STIKes Wira Medika Bali Jurusan Keperawatan, akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Purwakerthi ” dengan maksud tersebut, saya meminta kesediaan

saudara/i untuk berpartisipasi dalam proses penelitian ini. Tidak ada paksaan dalam hal ini, namun jika saudara/i bersedia, mohon

untuk menandatangani pernyataan persetujuan menjadi pendamping.

74
Atas perhatian dan kesediaan saudara/i saya ucapkan terimakasih.

Denpasar, Maret 2021


Peneliti

Lampiran 6 (I Gede Krisnata Subagio)


NIM: 16.321.2668
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI ENUMERATOR

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :…………………………………………………………………

Umur :………………………………………………………………...

Alamat :………………………………………………………………...

75
Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini bersedia dan berperan serta dalam penelitian berjudul “Gambaran Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SDN 2 Purwakerthi ” yang dilakukan oleh I Gede Krisnata Subagio

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, TerimaKasih.

Denpasar, Maret 2021


Enumerator

( )

Lampiran 7

76
FORMAT PENGUMPULAN DATA

Judul Penelitian : Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah di SDN 2 Purwakerthi

Kode Responden :

Tanggal Penelitian :

Petunjuk Pengisian : Isilah data di bawah ini dengan lengkap dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi titik-titik serta

berilah tanda centang (√) pada kotak pilihan yang tersedia.

Data Umum Responden

1. Identitas Anak

Nama Anak (Inisial) : ………………..

Umur : ………………..

Kelas : ………………..

Jenis Kelamin : Perempuan/Laki-laki (lingkari yang dipilih)

77
2. Identitas Ayah/Ibu

Umur : ………………..

Pendidikan : SD SMP

SMA PerguruanTinggi

Lain-lain (Sebutkan)…………………

Pekerjaan : Swasta PNS/ABRI/POLISI IRT Wiraswa

sta

TidakBekerja Lain-lain………….

78
79
Lampiran 8

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN

A. Identitas Responden

Karakteristik responden

No Kode responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

B. Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat. Berilah tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih.

Jawaban
No Pertanyaan
Benar Salah
KuisionerPengetahuan dan Cuci Tangan
Mencuci tangan dengan air mengalir dan mengguna
1
kan sabun.
Mencuci tangan hanya menghilangkan kotoran di ku
2
ku saja.
3 Mencuci tangan setelah buang air kecil dan BAB.
4 Mengonsusmi jajanan sehat di kantin
Sebelum dan sesudah makan tidak perlu mencuci tan
5
gan.

80
6 Menggunakan jamban sehat dan bersih
Apabila tidak mencuci tangan dapat menyebabkan di
7
are.
Menggunakan air mengalir dan sabun adalah cara ya
8
ng tepat untuk mencuci tangan.
Manfaat mencuci tangan adalah membunuh kuman d
9
an mencegah penyakit.
10
Ikut membersihkan kamar mandi sekolah yang kotor
Kuisioner Perilaku Membuang Sampah

11 Di setiap ruangan kelas harus ada tempat sampah.


Membuang sampah di laci meja merupakan hal yang
12
boleh dilakukan.
13 Bungkus plastic merupakan jenis sampah organik.
Jenis sampah plastic dan daun-daunan boleh dibuang
14
pada satu tempat sampah.
Membawa botol air minum kesekolah dapat mengur
15
angi sampah.
16 Sampah organic dapat dijadikan pupuk kompos.
Sampah bisa dimanfaatkan dengan cara didaur ulan
17
g.
Botol bekas, wadah kecap, dan botol sirup adalah m
18
aterial yang dapat didaur ulang.
Manfaat pengolahan sampah bisa menghemat sumbe
19
r daya dan membuat lingkungan bersih.
Membersihkan lingkungan merupakan kegiatan yan
20
g wajib dilakukan.

Kisi-kisi Kuisioner :

81
Nomor Jenis Jumlah

2, 5, 6, 12, 13, 14 Unfavorable 6


1, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, Favorable 14

15, 16, 17, 18, 19, 20

82
83
Lampiran 9

MASTER TABEL
kuesioner
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kode
Responden

85

Anda mungkin juga menyukai