Disusun Oleh :
Nim : 22111021
Disusun Oleh :
Nama : Sri Septia Lestari
Nim : 22111021
Pekanbaru,
Menyetujui,
Preceptor
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. E USIA 22 TAHUN
DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI BPM BADARIAH
Disusun oleh :
Nama : Sri Septia Lestari
NIM : 22111021
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunia-
Nya sehingga Laporan Kasus pada Ibu bersalin terselesaikan. Laporan kasus ini
terwujud berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari pembimbing Instiusi yang
pengarahan, bantuan dan bimbingan dari banyak pihak, pada kesempatan ini
kepada :
Pekanbaru.
4. Bapak dan ibu dosen yang telah banyak memberikan ilmu dan mendidik
Profesi STIKes Hang Tuah Pekanbaru serta seluruh pihak yang terkait yang
iii
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan kasus ini, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................iii
Daftar Isi...................................................................................................................v
Halaman Persetujuan.................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................4
1.4 Manfaat............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Konsep Dasar Asuhan Dalam Manajemen Kebidanan....................5
2.2 Konsep Dasar Teori..........................................................................6
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................13
3.1 Judul
Kasus.....................................................................................13
3.2 Pelaksana Asuhan...........................................................................13
3.3 Identitas Pasien...............................................................................13
3.4 Dokumentasi Kebidanan................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................18
4.1 Analisa Temuan Kasus di Lahan dengan Kajian teori dan Jurnal
Penelitian.......................................................................................18
BAB V PENUTUP................................................................................................25
5.1 Kesimpulan....................................................................................25
5.2 Saran..............................................................................................25
Daftar Pustaka.......................................................................................................27
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada Ibu bersalin ‘’Ny. S
usia 27 tahun dengan Presipitatus di BPM BADARIAH dengan menggunakan
asuhan SOAP’’.
1.3.3 Tujuan Khusus
1. Untuk dapat melakukan pengkajian data subjektif
2 Untuk dapat melakukan pengkajian data objektif
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Diri sendiri
Penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di institusi
pendidikan dan melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada persalinan
dengan presipitatus
1.4.2 Bagi Profesi
1
Tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat, cepat
dan komprehensif terutama pada persalinan dengan presipitatus
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi dan sumber baca, khususnya pada kasus persalinan
dengan presipitatus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju) dan
mencapainya.
2. Tanda-tanda Persalinan
a) Terjadinya his persalinan His persalinan mempunyai sifat:
3
1. Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan.
2. Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek kekuatannya makin
besar.
3. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus.
4. Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah.
b) Bloody show (pengeluaran lendir bercampur darah melalui vagina).
c) Pengeluaran cairan Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban
robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi
kadang pecah pada pembukaan kecil (Arsinah, 2010).
4
berjalan-jalan (Manuaba, 1998). Proses pembukaan serviks sebagai berikut akibat
his dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1. Fase Laten Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2. Fase Aktif, dibagi menjadi 3 fase lagi, yaitu:
- Fase Akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
- Fase Dilatasi Maksimum, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung menjadi 9
cm.
- Fase Deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Proses diatas terjadi pada primigravida maupun multigravida, tetapi pada
muligravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada primigravida, kala I
berlangsung kurang lebih 12 jam dan pada multigravida kurang lebih 8 jam.
(Puspita Sari, 2014).
Proses diatas terjadi pada primigravida maupun multigravida, tetapi pada
muligravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada primigravida, kala I
berlangsung kurang lebih 12 jam dan pada multigravida kurang lebih 8 jam.
b. Kala II (Kala Pengeluaran Bayi)
Kala dua adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap,
dilanjutkan dengan upaya mendorong bayi keluar dari jalan lahir dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida
dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan
kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. (Sulityawati, 2010).
Tanda dan Gejala kala II persalinan adalah:
1. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik
2. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai pengeluaran cairan secara
mendadak.
3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keingan meneran
karena tertekannya fleksus frankenhouser.
5
4. Kedua kekuatan yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehngga
kepala membuka pintu, suboksopito bertindak sebagai hipomochlion, berturut-
turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala seluruhnya.
5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian
kepala pada punggung.
6. Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan
jalan berikut:
a. Kepala dipegang pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu, kemudian ditarik
curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, dan curamkan keatas untuk
melahirkan bahu belakang.
b. Setelah kedua bahu bayi lahir, ketika dikait untuk melahirkan sisa badan
lainnya.
c. Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban
c. Kala III (Pelepasan Plasenta)
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat
diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda dibawah ini:
1. Uterus menjadi bundar
2. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
3. Tali pusat bertambah panjang
4. Terjadi semburan darah tiba-tiba.
Cara melahirkan plasenta adalah menggunakan teknik dorsokranial.
Selaput janin biasanya lahir dengan mudah, namun kadang-kadang masih ada
bagian plasenta yang tertinggal. Bagian tertinggal tersebut dapat dikeluarkan
dengan cara:
1. Menarik pelan-pelan
2. Memutar atau memilinnya seperti tali
3. Memutar pada klem
4. Manual atau digital.
Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah
dilahirkan. Apakah setiap bagian plasenta lengkap atau tidak lengkap. Bagian
6
plasenta yang diperiksa yaitu permukaan maternal yang pada normalnya memiliki
6-20 kotiledon, permukaan fetal, dan apakah terdapat tanda-tanda plasenta
suksenturia. Jika plasentya tidak lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan
ini dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan infeksi.
Kala III terdiri dari dua fase,yaitu :
1. Fase pelepasan plasenta Beberapa cara pengeluaran plasenta antara lain:
a) Schultze
Proses lepasnya plasenta seperti menutup payung. Bagian yang lepas
terlebih dahulu adalah bagian tengah,lalu terjadi retroplasental hematoma
yang menolak plasenta mula-mula bagian tengah,kemudian seluruhnya.
b) Duncan
Pada cara ini plasenta lepas di mulai dari pinggir. Darah akan mengalir
keluar antara selaput ketuban. Pengeluarannya serempak dari tengah dan
pinggir plasenta.
2. Fase Pengeluaran
Plasenta Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta adalah :
a) Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas simfisis, maka bila
pusat masuk berarti belum lepas.
b) Klein Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat kembali
berarti belum lepas.
c) Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti
plasenta belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas. Tandatanda
plasenta telah lepas adalah rahim menonjol di atas simfisis, tali pusat
bertambah panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar darah secara tiba-
tiba.
d. Kala IV ( Kala Pengawasan/Observasi)
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Kala
ini bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling
sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan harus
7
ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan
oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan perineum.
Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal 250 cc, biasanya 100-300 cc.
Jika perdarahan lebih dari 500 cc, maka sudah dianggap abnormal, dengan
demikian harus dicari penyebabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan pada
pengawasan kala IV ialah :
1. Kontraksi rahim : baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan palpasi.
Jika perlu lakukan masase dan berikan uterotanika, seperti metergin atau
oksitoksin.
2. Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa.
3. Kandung kemih : harus kosong, jika penuh maka anjurkan ibu untuk ke kamar
mandi, jika tidak memungkinkan maka lakukan kateter.
4. Luka perineum : Jahitan nya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.
5. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap.
6. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi dan pernapasan.
7. Bayi dalam keadaan baik
8
1. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakuakn ibu sesuai martabatnya.
2. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan
tersebut.
3. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
4. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir.
5. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
6. Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan hati ibu beserta
anggotaanggota keluarganya.
7. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan/atau anggota keluarga yang lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya.
8. Ajarkan suami dan anggota-anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana
mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran
bayinya.
9. Secara konsisten lakukan praktek-praktek pencegahan infeksi yang yang baik.
10. Hargai privasi ibu.
11. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran
bayi.
12. Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ia
mengingikannya.
13. Hargai danperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak merugikan
kesehatan ibu.
14. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera mungkin.
15. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah bayi lahir
2.2.2 Presipitatus
1. Definisi Presipitatus
a) Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung sangat cepat. Kemajuan
cepat dari persalinan, berakhir kurang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan
melahirkan di luar rumah sakit adalah situasi kedaruratan yang membuat terjadi
9
peningkatan resiko komplikasi dan/atau hasil yang tidak baik pada klien/janin
(Doenges, 2007).
b) Partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung dalam waktu yang
sangat cepat, atau persalinan yang sudah selesai kurang dari tiga jam
(Prawirohardjo, 2012).
2.2.3 Etiologi
c) Pada keadaan yang sangat jarang dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada
saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses-proses persalinan yang
sangat kuat itu (Doenges, 2007).
d) Terlalu kuatnya kontraksi pada uterus dan adanya kekakuan pada jaringan
mulut rahim. Hal seperti ini sering terjadi pada ibu yang sebelumnya pernah
melahirkan lebih dari sekali (Deri, Reski, 2013).
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu yaitu prdarahan postpartum pada
kala IV. Kejadian perdarahan postpartum dapat disebabkan karena terlalu
cepatnya proses pengeluaran isi kavum uteri, sementara otot-otot rahim belum
dapat maksimal berkontraksi (Sastrawinata dkk, 2007).
10
Gambar 1: Kiri : Robekan serviks. Kanan : Rupture uteri
Dapat mengalami rasa nyeri yang tidak biasanya atau tidak menyadari
adanya kontraksi abdominal. Kemungkinan juga tidak dapat meraba kontraksi bila
terjadi pada ibu yang obesitas. Ketidaknyamanan punggung bagian bawah namun
tidak sebagai tanda kemajuan persalinan. Kontraksi uterus yang lama/hebat,
ketidak-adekuatan relaksasi uterus diantara kontraksi ((Doenges, 2012).
11
Menurut saifudin (2006), penanganan partus presipitatus bdan dapat melakukan
observasi dan pengobatan sebagai berikut :
BAB III
12
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
Alamat Rumah : Jl. Raja Kecik Alamat Rumah : Jl. Raja Kecik
Telp/Hp :- Telp/Hp :-
I. Data Subjektif
13
5. Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu: Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
dan tidak pernah keguguran
6. Riwayat penyakit yang diderita saat ini : Tidak ada
7. Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada
8. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ada
9. Makanan dan minuman terakhir : makanan : nasi 1 piring dan telur
goreng 1, minuman : air putih hangat 1 gelas
10. Buang air kecil terakhir : pukul 10.00 WIB
11. Buang air besar terakhir : pukul 08.00 WIB
12. Pola tidur : tidur siang 1-2 jam sehari, tidur malam
6-7 jam sehari
Leopold IV : Divergen
14
TFU : 31 cm
Kontraksi : 3x10’40’’
7. Pemeriksaan Anogenetalia
8. Pemeriksaan dalam
c) Pembukaan serviks : 3 cm
III. Assement
Ny. S usia 27 th G1P0A0 UK 39-40 mgg inpartu kala I k/u ibu baik, janin hidup
tunggal intrauterin djj(+) preskep ketuban utuh penurunan hodge I k/u janin baik.
IV. Plan
LEMBAR IMPLEMENTASI
Paraf bidan
Tanggal/ waktu Tindakan
pelaksanaan
15
WIB S: 36,5ºC. Kepala sudah masuk ke panggul dan saat
ini pembukaan serviks sudah 3 cm, ketuban belum
pecah, djj bayi 140x/i. Artinya angka dan kondisi
tersebut masih dalam batas normal. (Ibu mengerti)
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA I
16
O : Keadaan umum : baik
Tanda vital
a) Tekanan darah : 120/70 mmHg
b) Pernafasan : 22 kali/menit
c) Denyut nadi : 84 kali/menit
d) Suhu : 36,2ºC
Kontraksi : 4x10’45’’
Portio : teraba
Pembukaan serviks : 8 cm
A : G1P0A0 uk 39-40 mgg inpartu kala I fase aktif dengan K/U baik, ketuban
jernih, penurunan hodge III pembukaan 8 cm, djj (+)
LEMBAR IMPLEMENTASI
Paraf bidan
Tanggal/ waktu Tindakan
pelaksanaan
17
untuk tidak meneran terlebih dahulu sebelum
pembukaan lengkap agar tidak terjadi pembengkakan
jalan lahir/kehabisan tenaga sebelum persalinan,
mengajarkan ibu teknik relaksasi saat ada kontraksi
yaitu dengan tarik nafas panjang dari hidung dan
hembuskan secara perlahan dari mulut. (Ibu mengerti
dan bersedia)
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA II
Tanggal :17/12/2022
Pukul : 14.30 WIB
18
A : G1P0A0 uk 39-40 mgg inpartu kala II dengan partus
presipitatus
P : 1. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
2. Periksa kembali kelengkapan partus set
3. bantu ibu mengatur posisi bersalin
4. ajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar
5. lakukan pertolongan persalinan kala II
LEMBAR IMPLEMENTASI
Paraf bidan
Tanggal/ waktu Tindakan
pelaksanaan
19
kala II, bayi lahir spontan pada pukul 14.38 WIB, jk
laki-laki, gerakan aktif, menangis spontan, warna
kulit kemerahan, BB : 3000 gr, PB : 48 cm, LK/LD :
32/33 cm, anus ada, APGAR Score 9).
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA III
Tanggal : 17/12/2022
Pukul : 14. 48 WIB
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg P : 22 x/i
N : 80 x/i S : 36ºC
Palpasi uterus : Tidak teraba janin ke dua
Kontrkasi : Keras
TFU : Setinggi Pusat
Inspeksi tanda-tanda pelepasan plasenta
A : P1A0 inpartu kala III dengan K/U baik
LEMBAR IMPLEMENTASI
Paraf bidan
Tanggal/ waktu Tindakan
pelaksanaan
20
2. melakukan penegangan tali pusat terkendali setiap
ada kontrakjsi menggunakan tangan kanan kearah
bawah sejajar lantai dengan telap tangan menghadap
keatas, sedangkan tangan kiri berada diatas simpisis
mendorong uterus kearah belakang (dorsokranial).
Melakukan massase pada perut ibu selama 15 detik
dan memeriksa kelengkapan plasenta (plasenta lahir
lengkap pukul 14.55 WIB)
CATATAN PERKEMBANGAN
KALA IV
Tanggal : 17/12/2022
Pukul : 14. 55 WIB
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg P : 20 x/i
N : 80x/i S : 36,5ºC
Kontraksi : Keras
TFU : 2 jari dibawah pusat
Perdarahan : ± 80 cc
Lochea : Rubra
Kandung Kemih : tidak penuh
LEMBAR IMPLEMENTASI
21
pelaksanaan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Temuan Kasus di Lahan dengan Kajian teori dan Jurnal
Penelitian
22
Berdasarkan data subjektif Ny. S mengatakan mules dan perut terasa
kencang hingga menjalar ke pinggang serta keluar lendir darah sejak pukul 11.00
WIB. Ny. S mengatakan ini kehamilan pertamanya dan tidak pernah keguguran.
Ny. S mengatakan HPHT nya pada tanggal 16 maret 2022 dan HPL nyapada
tangga 23 Desember 2022. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh
saifudin (2007) bahwa ibu dengan partus presipitatus mengalami perut ulas dan
kencang disertai dengan nyeri pinggang. Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
Data objektif Ny. S pada kala I (pukul 12.00 wib) ditemukan k/u ibu baik,
TTV : Tekanan darah : 120/80 mmHg, Pernafasan : 22 kali/menit, Denyut nadi : 80
kali/menit, Suhu: 36,5ºC. Palpasi abdomen : Leopold 1 : bokong, tfu 31 cm, Leopold II :
Puka, Leopold III: kepala, Leopold IV : divergen. VT : porsio teraba lunak, pembukaan
3 cm, ketuban utuh, penurunan hodge I, posisi blm dapat dinilai. Djj : 140 kali/menit.
tbbj : 2945 gr. Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Pada pukul 14.00 dilakukan
VT atas indikasi mules semakin sering dan keluar air-air dengan hasil porsio teraba lunak,
pembukaan 8 cm, ketuban jernih, penurunan Hodge III, posisi ubun-ubun kanan depan,
djj 145, his 4x10’45’’. Pada pukul 14.30 WIB dilakukan pemeriksaan dalam atas indikasi
ibu mengatakan ingin mengejan dan tampak tanda-tanda pada kala II yaitu dorongan
ingin mengejan, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Hasil
pemeriksaan dalam : pembukaan 10 cm (lengkap), penurunan hodge IV. Setelah melihat
tanda persalinan kala II, penulis melakukan pertolongan persalinan dengan cara
memimpin ibu bersalin. Pada pukul 14. 38 WIB bayi lahir spontan, tidak langsung
dilakukan IMD, bayi langsung dikeringkan. Selanjutnya penulis memastikan tidak ada
janin kedua, lalu menyuntikkan oxytocin 10 IU pada 1/3 paha atas lateral. Lalu
melakukan PTT dan lahirlah plasenta lengkap pada pukul 14.45 WIB. Selanjutnya
penulis melakukan asuhan persalinan kala IV dengan memeriksa laserasi jalan lahir,
membersihkan ibu dan megobservasi ibu selama 2 jam pertama, setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua. Meliputi ttv, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan.
Berdasarkan data subjektif dan data objektif dengan melihat jarak pembukaan 1-
10 cm kurang dari 3 jam, penulis dapat menegakkan diagnosa Ny. S usia 27 tahun
G1P0A0 dengan partus presipitatus. hal ini sesuai dengan teori menurut Prawirohardjo
23
(2012) partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung dalam waktu yang
sangat cepat, atau persalinan yang sudah selesai kurang dari tiga jam. Tidak ada
kesenjangan teori dengan praktek
Selama pelaksanaan studi kasus pada Ny. S telah dilakukan sesuai standar
pelayanan kebidanan dan berdasarkan penerapan teori yang ada. Hasil akhir
pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi atau komplikasi pada ibu
maupun bayi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
24
1. Data subjektif Ny. S mengatakan mules dan perut terasa kencang hingga
menjalar ke pinggang serta keluar lendir darah sejak pukul 11.00 WIB. Ny. S
mengatakan ini kehamilan pertamanya dan tidak pernah keguguran. Ny. S
mengatakan HPHT nya pada tanggal 16 maret 2022 dan HPL nyapada tangga 23
Desember 2022. Pada pemeriksaan data objektif didapatkan TTV dalam keadaan
normal. Ibu datang dengan pembukaan 3 cm setelah 2 jam 30 menit pembukaan
sudah lengkap.
2. Berdasarkan hasil pengkajian dari data subyektif dan data obyektif yang sudah
dilakukan, diagnosa yang dapat ditegakkan adalah Ny. S usia 27 tahun G1P0A0
uk 39-40 mgg dengan partus presipitatus.
5.2 Saran
Sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan penulis menyimpulkan suatu saran sebagai berikut :
25
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan
sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan partus
presipitatus
DAFTAR PUSTAKA
26
Benson, Ralph.C, & Martin L.P. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC
27