Oleh :
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir DI UPT Puskesmas Sanankulon Blitar
mahasiswa atas nama :
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 5
2
2.1 Konsep Teori BBL................................................................... 8
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan ................................................... 18
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 24
3
3.1 Pengkajian data Kasus............................................................. 24
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 29
1
5.1 Kesimpulan............................................................................. 30
5.2 Saran........................................................................................ 30
iv
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 31
v
BAB 1
PENDAHULUAN
6
6. Melaksanakan perencanaan yang telah dilakukan
7. Melaksanakan evaluasi mengaju pada tujuan dan kriteria hasil
1.3 Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang
diteliti, metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini dapat
digunakan instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa
atau cheklist.
b. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-
hal yang telah di teliti.
c. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada
klien secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
untuk mendapatkan data yang objektif
d. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-
buku serta makalah
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Format Laporan Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
1.2.2 Khusus
1.3 Metode Pengumpulan Data
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian BBL Normal
2.1.2 Ciri-ciri BBL Normal
2.1.3 Fisiologi Bayi Baru Lahir
7
2.1.4 Klasifikasi pada BBL
2.1.5 Penatalaksanaan pada BBL
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
2.2.2 Pendokumentasian Secara SOAP
2.2.3 Bagan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian Secara SOAP
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subyektif
3.2 Data Obyektif
3.1.1 Pemeriksaan fisik
3.1.2 Pemeriksaan penunjang
3.1.3 Program terapi (bila ada)
3.3 Analisis
3.4 Penatalaksanaan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
8
BAB 2
TINJAUAN TOERI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian BBL Normal
Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin.
(Wahyuni, 2012)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat
badan 2500-4000 gram, nilai APGAR > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis
berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin
ke kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup
dengan baik.
(Marmi, 2015: 1)
9
e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 denyut/menit,
kemudian menurun sampai 120 - 140 denyut/menit
f. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa
h. Rambut lanugo tidak terlihat lagi,rambut kepala biasanya telah
sempurna
i. Kuku telah agak panjang dan lunak
j. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki)
k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Reflek moro sudah baik, bayi ketika terkejut akan
memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk
m. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam
pertama, mekoniumberwarna berwarna hitam kecoklatan
2.1.3 Fisiologi Bayi Baru Lahir
a. Sistem Pernapasan
Perubahan sistem ini diawali dari perkembangan orgam paru itu
sendiri yang terbentuk dalam proses kehamilan sehingga dapat
menentukan proses pematangan dalam sistem pernapasan. Berikut
ini tabel mengenai perkembangan sistem pulmonal sesuai dengan
usia kehamilan.
10
Usia Kehamilan Perkembangan
24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari Kedua bronkus membesar
6 minggu Segmen bronkus terbentuk
12 minggu Lobus terdeferensiasi
24 minggu Alveolus terbentuk
28 minggu Surfaktan terbentuk
34-36 minggu Struktur paru matang
(Vivian Nanny Lia Dewi, 2013: 12)
11
foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arteriosus
antara arteri paru dan aorta. Perubahan lain adalah menutupnya vena
umbilikus, duktus venoses dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat
diklem.
c. Sistem Pengaturan Tubuh
BBL belum dapat mengatur suhu tubuhnya. BBL cenderung
mengalami stres fisik akibat perubahan suhu diluar uterus. Fluktuasi
suhu didalam uterus rentang minimal-maksimalnya hanya 0,6 oC
dan sangat berbeda denagn kondisi di luar uterus. 3 faktor yang
berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi :
1. Luasnya permukaan tubuh bayi
2. Pusat pengaturan suhu bayi yang belum berfunsi secara
sempurna
3. Tubuh bayi terlalu kevil untuk memproduksi dan
menyimpan panas
(Marmi,2015 : 25)
12
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
d. Metabolisme Glukosa
Setelah tali pusat diikat atau diklem, maka kadar gluksoa akan
dipertahankan oleh bayi sendiri serta mengalami penurunan dalam
waktu cepat 1-2 jam. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, maka
diberikablah ASI, penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis),
dan pembuatan glukosa dari sumber lain khusunya lemak
13
(glukoneogenesis). Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa
sebagai glikogen dalam hati.
e. Sistem Gastrointestinal
Proses mengisap dan menelan sebelum lahir sudah dimulai.
Refleks gumoh dan batuk sudah terbentuk ketika bayi labir.
Kemampuan menelan dan mencerna makanan masih terbatas, karena
hubungan esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna
sehingga dapat menyebabkan gumoh dan kapasitas lambung hanya
sekitar 30cc.
f. Sistem Kekebalan Tubuh
Perkembangan sistem imunitas pada bayi juga mengalami
proses penyesuaian dengan perlindungan oleh kulit membran
mukosa, fungsi saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh
kulit dan usus, serta perlindungan kimia oleh lingkungan asam
lambung. Perkembangan kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel
darah akan membuat terjadinya sistem kekebalan melalui pemberian
kolostrum dan lambat laun akan terjadi kekebalan sejalan dengan
perkembangan usia.
14
b) Bayi Cukup Bulan (BCB)
Bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara 37–42 minggu (259-
293 hari)
c) Bayi Lebih Bulan (BLB)
Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (294 hari)
(Kosim, 2012)
2.1.5 Penatalaksanaan pada BBL
15
d. Inisiasi menyusu dini
e. Gunakan pakaiaan yang sesuai untuk mencegah kehilangan
panas.
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama dan
pasang topi dikepala bayi, bagian kepala bayi memiliki
permukaan yang relatif luas dan bayi akan cepat kehilangan
panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
f. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit
bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah
kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian),
sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi
dengan kain atau selimut bersih dan kering.
Berat bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian atau diselimuti dikurangi dengan berat pakaian atau
selimut.
Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak
kurang dari 6 jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil.
Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir
dapat menyebabkan hipotermia yang angat membahayakan
kesehatan BBL.
g. Rawat Gabung
Ibu dan bayi harus dalam satu ruangan selama 24 jam. Idealnya
BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini
adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap
hangat, mendorong ibu segera menyusui bayinya dan mencegah
paparan infeksi pada bayi.
h. Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
Apabila bayi baru lahir memerlukan resusitasi harus
dilingkungan dalam lingkungan yang hangat, transpoertasi
hangat. Bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar tetap hangat
selama dalam perjalanan. Pelatihan untuk petugas kesehatan
dan konseling untuk keluarga. Meningkatkan pengetahuan
petugas kesehatan dan keluarga tentang hidup hipotermia
meliputi tanda-tanda bahaya.
16
4. Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat
a. Klem, potong dan ikat tali pusat 2 menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat
dipotong
b. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3
cm dari dinding perut (pangkal pusat bayi). Dari titik jepitan,
tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat
ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat Dilakukan
pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua dengan jarak
2 cm dari tempat jepitan ke satu arah ibu.
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan
yang lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut
dengan menggunakan gunting DTT atau steril
d. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatkannya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
e. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke
dalam larutan klorin 0,5%
f. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisiasi
menyusu dini
17
- Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai
tali pusat mengering dan terlepas sendiri
- Jika putung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air
DTT dan sabun dan segera keringkan secara seksama
dengan menggunakan kain bersih
- Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada
kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika
terdapat tanda infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya
ke fasilitas kesehatan.
5. Inisiasi Menyusu Dini
6. Pencegahan Perdarahan
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna, makan semua, bayi akan berisoko untuk mengalami
perdarahan. Untuk mencegahnya, pada semua bayi diberikan
suntikan vitamin K1 sebanyak 1 mg dosis tunggal,
intramuscular pada anterolateral paha kiri.
7. Pencegah Infeksi Mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan
segera setelah proses IMD dan bayi seesai menyusu, sebaiknya
1 jam setelah lahi. Pencegahan infeksi mata dianjurkan
menggunakan mata dianjurkan menggunakan salep mata
antibiotik tetrasiklin 1%.
8. Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B pertama (Hb 0) diberikan 1-2 jam
setelah pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi
ini bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap
bayi terutama jalur penularan ibu-bayi.
9. Pemberian Identitas
Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera
mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan
pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi,
sebaiknya dilakukan segera setelah IMD. Gelang pengenal
berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir dan jenis
kelamin. Apabila fasilitas memungkinkan juga dilakukan cap
telapak kaki bayi pada rekam medir kelahiran.
18
10. Perawatan Beonatal Essensial Setelah Lahir
1. Menjaga bayi tetap hangat
2. Pemeriksaan setelah Lahir
(Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kementrian Kesehatan RI, 2012)
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
19
4) Jenis persalinan
5) Berat badan
6) Panjang badan
7) Usia kehamilan
8) Riwayat ketuban dan kelahiran
9) Natal
10) Post natal
11) Imunisasi
12) Riwayat kesehatan keluarga
DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum, meliputi; suhu, Nadi Pernafasan Berat
badan, Panjang badan, Lingkar kepala, Lingkar lengan,
Lingkar perut, Lingkar dada
- Kesadaran: apakah bergerak aktif, menangis kuat, letargi,
merintih, koma, dan lainnya
- Kepala
- Mata
- Wajah
- Telinga
- Hidung
- Mulut
- Leher
- Thorak
- Abdomen
- Genetalia
- Anus
- Ektremitas atas
- Ekstremitas bawah
- Neurologi
- Refleks bayi
2. Pemeriksaan penunjang
20
Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi data
menentukan diagnosa
Pengembangan data dasar, interpretasi data, menentukan diagnosa. Ada
beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi atau ditetapkan sebagai
dianosa, tetapi perlu dipertimbangkan untuk pengembangan rencana
pelayanan komprehensif.
Langkah ke III (ketiga): Identifikasi masalah-masalah potensial
atau diagnosa lain
Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini
penting untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memungkinkan
guna keamanan pelayanan. Kemudianmenentukan tindakan pencegahan
dan persiapan kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan.
Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera/
identifikasi kebutuhan segera
Gambaran proses manajemen berlanjut tidak hanya selama kunjungan
prenatal tetapi tetap berlangsung sampai ketika ia bersalin. Pengkajian
untuk mendapatkan data baru dan pemantauan kegiatan harus tetap
dilakukan.
Langkah ke V (lima): Perencanaan
Rencana pelayanan komprehensif ditentukan berdasarkan tahapan
terdahulu (langkah pertama, kedua, ketiga, dan keempat) untuk
mengantisipasi masalah serta diagnosa. Selain itu perlu untuk
mendapatkan data yang belum diperoleh atau tambahan informasi data
dasar.
Langkah ke VI (keenam): Implementasi
Implementasi rencana asuhan yang telah dirumuskan. Rencana yang
telah dirumuskan mungkin semuanya dapat dilaksanakan oleh bidan
secara mandiri atau sebagian dilaksanakan oleh ibu atau tim kesehatan
lainnya.
Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi.
Evaluasi merupakan suatu penganalisaan hasil implementasi asuhan
yang telah dilaksanakan dalam periode untuk menilai keberhasilannya
apakah benar-benar memenuhi kebutuhan untuk dibantu.Tujuan dari
evaluasi atau penilaian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
21
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi asuhan
berdasarkan analisa.
22
Kesadaran: apakah bergerak aktif, menangis kuat, letargi,
merintih, koma, dan lainnya
Kepala: Rambut tipis/tidak, kering/tidak
Mata: konjungtiva anemis/tidak, skelra ikterus/tidak
Wajah: ikterus/tidak, pucat/tidak, grimace/tidak
Telinga: simetris/tidak, ada secret/tidak
Hidung: ada pernapasan cuping hidung/tidak
Mulut: bibir kering/tidak, trismus/tidak
Leher: ada pembesaran/tidak, kaku kuduk/tidak
Thorak, meliputi: gerak napas, irama napas, payudara, dan
jantung
Abdomen, meliputi: inspeksi (ada acites/tidak, bentuk
abdomen), palpasi (ada massa/tidak, ada fecalit/tidak),
perkusi (ada bunyi thympany, hypertimpany, dullness, dan
lainnya), auskultasi (peristaltik usus dihitung berapa kali
per menit)
Genetalia, meliputi: labia/skrotum oedem atau tidak, ada
perdarahan atau tidak, skrotum sudah turun/tidak
Anus berlubang atau tidak, ada perdarahan atau tidak
Ektremitas atas ada polidaktili/tidak, syndaktili/tidak, gerak
aktif/tidak, fraktur/tidak
Ekstremitas bawah ada polidaktili/tidak, syndaktili/tidak,
CTEV/tidak, genovalgus/tidak
Neurologi, ada kaku kuduk/tidak, kejang/tidak,
muntah/tidak, panas/tidak
Refleks bayi, meliputi: refleks rooting, sucking, moro,
babynski, grappe, swallowing
2) Pemeriksaan penunjang, mulai dari pemeriksaan laborat, foto,
dan lainnya.
- A : Analisa/Assessment
Neonatus cukup bulan usia…., jam…
Neonatus kurang bulan, BBLR, Asfiksia sedang (Patologis) dll.
- P : Penatalaksanaan
a. mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi, bayi menangis
kuat
23
b. menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat untuk mencegah hipotermi,
bayi dibungkus kain flannel
c. bonding attachment dan memberikan ASI pada bayi segera dan bayi
mau mengisap
d. memberikan injeksi vitamin K1 0,1 mg intramuscular pada paha kiri
e. memberikan obat tetes mata: 1 tetes tiap-tiap mata (dengan
chlorophenicol tetes mata)
f. pemberian tanda pengenal (gelang bayi)
g. merawat tali pusat
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA
25
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jenis apapun selama
kehamilan.
B. DATA OBYEKTIF
1. Ketuban :
Jam : 12.20 WIB, Warna : Jernih, Jumlah : cukup, Bau : khas
26
e. Panjang Badan : 50 cm
f. Lingkar Kepala : 33 cm
g. Lingkar Dada : 34 cm
h. BAB : (+) BAK : (+)
4. APGAR Score
TANDA 1’ 5’
Appearance Color (Warna
2 2
Kulit)
Pulse (denyut jantung) 2 2
Grimace (Reflek) 2 2
Activity (tonus otot) 2 2
Respiration (Usaha Bernafas) 2 2
JUMLAH 10 10
5. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala : bentuk simetris, , tidak ada cephal hematoma, tidak ada
caput suksedaneum, tidak ada molase
b. Mata : simetris, tidak ikterus, tidak strabismus, , tidak ada tanda
infeksi
c. Wajah : bentuk simetris, warna kemerahan
d. Telinga : bentuk simetris, posisinya sejajar dengan mata, tidak ada
penumpukan serumen
27
Bentuk : simetris, tidak ada massa/ benjolan, tidak asites.
Infeksi
C. ANALISIS
Neonatus Cukup Bulan Usia 6 jam normal
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, ibu dan
keluarga mengerti dan senang akan keadaan bayinya.
2. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara bayi dibedong dengan
pakaian bayi kain bersih, kering dan lembut, memakaikan topi, dan
diletakkan ditempat yang hangat, bayi sudah dibedong dan diletkkan di
ranjang bayi.
3. Memberitahu ibu segera mengganti popok bayi setelah BAK atau BAB
agar kulit disekitar genetalia tidak iritasi, gatal-gatal, kemerahan serta
dapat menjaga kehangatan bayinya, ibu mengerti dan akan
melaksanakannya.
4. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya ASI ekslusif yaitu
mengandung anti bodi yang meningkatkan daya tahan tubuh, nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan bayi dan meningkatkan kecerdasan anak, ibu
mengerti tentang pentingnya ASI ekslusif.
5. Menginformasikan kepada ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan
tanpa diselingi apapun termasuk susu formula dan memberitahu ibu untuk
tidak khawatir yang mengaggap ASInya kurang karen produksi ASI akan
28
selalu cukup selama bayi menyusui secara esklusif, ibu mengerti dan akan
menyusui bayinya secara ekslusif selama 6 bulan.
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya minimal 2 jam sekali atau
secara on demand (setiap bayi menginginkan), ibu bersedia menyusui
bayinya minimal 2 jam sekali.
7. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti tidak mau
menyusu, sesak nafas, kejang, bayi merintih, tali pusat kemerahan,
benanah, atau berbau, demam, diare, mata atau kulit bayi kuning jika
terdapat bahaya yang sudah dijelaskan segera ke faskes terdekat, ibu
mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir yang sudah dijelaskan.
8. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke II atau apabila ada
keluhan, ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada hasil pengkajian di dapat pada pasien By. Ny W berusia 0 hari. Jenis
kelamin perempuan. Bayi masuk dengan diagnosa medis cukup bulan usia 0
hari. Bayi lahir dengan usia kehamilan 38 minggu dan hasil dari antropometri
bayi panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 30 cm, berat
badan 3000 gram, suhu 36,1, nadi 148x/m dan pernafasan 50x/m. Hal ini
sesuai dengan teori. Bayi aterm adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan
lebih dari 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir lebih dari 2500gram
sampai 4000 gram (Royyan, 2012) Pengertian yang lain tentang bayi aterm
adalah bayi yang lahir hidup dan dilahirkan setelah usia kehamilan 37 minggu
dari hari pertama menstruasi terakhir (WHO, 2001). Pada pemeriksaan bayi
Ny.W keadaannya menangis kuat, kemerahan , dan gerak aktif.
Penatalaksanaan yang diberikan petugas pada kasus ini yaitu Observasi
tanda-tanda vital dan tangisan bayi, bayi menangis kuat, bergerak aktif ,
Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat untuk mencegah hipotermi,
Melakukan pemeriksaan fisik bayi secara head to toe, Memberikan injeksi
vit.K 0,1 mg secara Intra Muscular pada paha kiri, Memberikan obat tetes
mata pada bayi: 1 tetes pada tiap-tiap mata, Merawat tali pusat, Memberikan
tanda pengenal ( Gelang bayi ), Memberikan imunisasi Hb 0 pada bayi 1 jam
setelah pemberian injeksi vit K di paha kanan, Melakukan observasi selama 3
jam sekali sebelum bayi rawat gabung dengan ibunya atau pulang. Dari
semua penatalaksanaan yang diberikan oleh petugas keluarga mau mematuhi
dan melaksanakan anjuran dari petugas. Dalam kasus ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan penatalaksanaan yang diberikan oleh petugas.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu
sampai dengan usia 42 minggu, dengan beratbadan 2500-4000 gram. Nilai
APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan. Perubahan fisiologis pada Bayi Baru
Lahir antara lain adalah perubahan pada sistem pernapasa, peredaran darah,
pengaturan suhu tubuh, metabolisme glukosa,dll. Selain itu penanganan BBL
meliputi penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, pemotongan dan
perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini, pencegahan perdarahan,
pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi, pemberian indentitas,
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mampu menerapkan pengetahuan yang diterima dibangku
kuliah dengan kasus yang ditemui dilapangan sehingga dapat
memberikan asuhan yang menyeluruh kepada klien.
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Hendaknya lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kepada
klien agar terpenuhi pelayanan yang sesuai kebutuhan klien dan terjadi
peningkatan cakupan pelayanan.
5.2.3 Bagi Institusi
Hendaknya lebih memberikan arahan dan bimbingan pada peserta didik
dalam melaksanakan praktek di lapangan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Yeyeh, Ai, Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus,Bayi dan Balita. Jakarta: TIM
Marmi. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta.
Jakarta: Pustaka Belajar
M. Sholeh Kosim, dkk. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta
SDKI. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta : Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik,
Kementrian Kesehatan, MEASURE DHS ICF International
32