Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL


DI UPT PUSKESMAS SANANKULON
BLITAR

Oleh :

RETI ENDANG SETYAWATI


NIM. 202206090927

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI
T.A 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir DI UPT Puskesmas Sanankulon Blitar
mahasiswa atas nama :

Nama : RETI ENDANG SETYAWATI


NIM : 202206090927

Telah disahkan pada tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

SITI AMINAH SST.,Bd.,M.Kes RETI ENDANG SETYAWATI

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena


dengan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir normal Di UPT Puskesmas Sanankulon Blitar.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari tidak sedikit kendala


yang dihadapi. Hal tersebut dapat teratasi berkat bantuan dari pihak. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ir. Djoko Rahardjo, MP. Selaku Rektor Universitas Kadiri


2. Siti Aminah SST.,Bd.,M.Kes Selaku Pembimbing Institusi
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktek klinik
kebidanan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak
kekurangan dan mengingat kemampuan penulis yang terbatas serta waktu. Untuk
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan asuhan kebidanan
ini sangat kami harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan praktek klinik ini dapat


bermanfaat bagi Mahasiswa Kebidanan pada khususnya maupun bagi pembaca
pada umumnya.

Kediri, Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 5

1.1 Latar belakang.......................................................................... 5


1.2 Tujuan...................................................................................... 5
1.3 Metode pengambilan data........................................................ 6
1.4 Sistematika penulisan.............................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 8

2
2.1 Konsep Teori BBL................................................................... 8
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan ................................................... 18
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 24

3
3.1 Pengkajian data Kasus............................................................. 24
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 29

4.1 Analisis data dan teori............................................................ 29


BAB V PENUTUP

1
5.1 Kesimpulan............................................................................. 30
5.2 Saran........................................................................................ 30

iv
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 31

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka Kematian Bayi (AKB) menurut SDKI telah turun sepenuhnya dari
68 kematian per 1.000 kelahiran hidup untuk periode 1987-1991 menjadi
32 kematian per 1.000 kelahiran hidup untuk periode 2008-2012. Terkait
tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dalam menurunkan kematian
bayi dari 90 kematian per 1.000 kelahiran di tahun 1990 menjadi 32 kematian
per 1.000 kelahiran di tahun 2015, nampaknya berat bagi Indonesia untuk
mencapai tujuan ini. Segalausaha harus ditingkatkan, seperti keberadaan
fasilitas kesehatan, akses ke fasilitas kesehatan, dan petugas kesehatan baik
dalam jumlah dan kualitas. (SDKI, 2012).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu
sampai dengan usia 42 minggu, dengan beratbadan 2500-4000 gram. Nilai
APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan. Perubahan fisiologis pada Bayi Baru
Lahir antara lain adalah perubahan pada sistem pernapasa, peredaran darah,
pengaturan suhu tubuh, metabolisme glukosa,dll. Selain itu penanganan BBL
meliputi penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, pemotongan dan
perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini, pencegahan perdarahan,
pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi, pemberian indentitas,
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Neonatus
Aterm baik pada klien dan keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada kasus BBL aterm
2. Mampu mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subjektif dan objektif pada kasus BBL aterm
3. Menentukan masalah potensial yang mungkin muncul
4. Menentukan kebutuhan segera
5. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan

6
6. Melaksanakan perencanaan yang telah dilakukan
7. Melaksanakan evaluasi mengaju pada tujuan dan kriteria hasil
1.3 Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang
diteliti, metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini dapat
digunakan instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa
atau cheklist.
b. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-
hal yang telah di teliti.
c. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada
klien secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
untuk mendapatkan data yang objektif
d. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-
buku serta makalah
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Format Laporan Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
1.2.2 Khusus
1.3 Metode Pengumpulan Data
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian BBL Normal
2.1.2 Ciri-ciri BBL Normal
2.1.3 Fisiologi Bayi Baru Lahir

7
2.1.4 Klasifikasi pada BBL
2.1.5 Penatalaksanaan pada BBL
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
2.2.2 Pendokumentasian Secara SOAP
2.2.3 Bagan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian Secara SOAP
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subyektif
3.2 Data Obyektif
3.1.1 Pemeriksaan fisik
3.1.2 Pemeriksaan penunjang
3.1.3 Program terapi (bila ada)
3.3 Analisis
3.4 Penatalaksanaan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

8
BAB 2
TINJAUAN TOERI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian BBL Normal
Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin.

(Vivian Nanny Lia Dewi, 2013: 1)

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37


minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram sampai
dengan 4.000 gram.

(Wahyuni, 2012)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat
badan 2500-4000 gram, nilai APGAR > 7 dan tanpa cacat bawaan.

(Ai Yeyeh, Lia Yulianti, 2012: 2)

Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis
berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin
ke kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup
dengan baik.
(Marmi, 2015: 1)

2.1.2 Ciri-Ciri BBL Normal

Ciri-ciri Bayi Normal


Menurut Wahyuni (2012), ciri bayi normal adalah :

a. Berat badan 2.500 - 4.000 gram


b. Panjang badan lahir 48 - 52 cm
c. Lingkar dada 30 - 38 cm
d. Lingkar kepala 33 - 35 cm

9
e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 denyut/menit,
kemudian menurun sampai 120 - 140 denyut/menit
f. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa
h. Rambut lanugo tidak terlihat lagi,rambut kepala biasanya telah
sempurna
i. Kuku telah agak panjang dan lunak
j. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki)
k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Reflek moro sudah baik, bayi ketika terkejut akan
memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk
m. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam
pertama, mekoniumberwarna berwarna hitam kecoklatan
2.1.3 Fisiologi Bayi Baru Lahir

Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses


adaptasi dengan lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan
ekstrauteri. Faktor yang mempengaruhi adaptasi BBL :

1. Pengalaman Antepartum ibu dan BBL


2. Pengalaman Intrapartum ibu dan BBL
3. Kapasitas Fisiologis BBL untuk melakukan transisi ke kehidupan
ekstrauterin.

(Marmi, 2015: 11-13)

Adasptasi yang dialami oleh BBL

a. Sistem Pernapasan
Perubahan sistem ini diawali dari perkembangan orgam paru itu
sendiri yang terbentuk dalam proses kehamilan sehingga dapat
menentukan proses pematangan dalam sistem pernapasan. Berikut
ini tabel mengenai perkembangan sistem pulmonal sesuai dengan
usia kehamilan.

10
Usia Kehamilan Perkembangan
24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari Kedua bronkus membesar
6 minggu Segmen bronkus terbentuk
12 minggu Lobus terdeferensiasi
24 minggu Alveolus terbentuk
28 minggu Surfaktan terbentuk
34-36 minggu Struktur paru matang
(Vivian Nanny Lia Dewi, 2013: 12)

Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal


berikut :

1. Keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik


(lingkungan) yang merangsang pusat pernapasan medula
oblongata di otak.
2. Tekanan rongga dada karena kompresi paru selama persalinan,
sehingga merangsang maseknya udara ke dalam paru, kemadian
timbulnya pernapasan dapat terjadi akibat interaksi sistem
pernapasan itu sendiri dengan sistem kardiovaskular dan susunan
saraf pusat.
3. Adanya surfaktan dan upaya respirasi dalam bernapas dapat
berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru serta
mengembangakan jaringan elveolus paru agar dapat berfungsi.
Surfaktan tersebut dapat mengurangi tekanan permukaan paru
dan membantu menstabilkan dinding alveolus untuk mencegah
kolaps.
4. Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30
menit pertama sesudah lahir. Cara neonatus bernapas dengan
cara bernapas diafragmatik dan abdominal, sedangkan untuk
frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur.

(Vivian, 2011 : 13)

b. Sistem Peredaran Darah


Setelah bayi lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke
seluruh jaringan tubuh, hal ini akan menyebabkan penutupan

11
foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arteriosus
antara arteri paru dan aorta. Perubahan lain adalah menutupnya vena
umbilikus, duktus venoses dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat
diklem.
c. Sistem Pengaturan Tubuh
BBL belum dapat mengatur suhu tubuhnya. BBL cenderung
mengalami stres fisik akibat perubahan suhu diluar uterus. Fluktuasi
suhu didalam uterus rentang minimal-maksimalnya hanya 0,6 oC
dan sangat berbeda denagn kondisi di luar uterus. 3 faktor yang
berperan dalam kehilangan panas tubuh bayi :
1. Luasnya permukaan tubuh bayi
2. Pusat pengaturan suhu bayi yang belum berfunsi secara
sempurna
3. Tubuh bayi terlalu kevil untuk memproduksi dan
menyimpan panas

Pada lingkungan yang dingin pembentukan suhu tanpa


mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang
kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat yang terdapat di selurh tubuh dan mereka
mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar
lemak coklat, bayi harus menggunakan glukosa untuk mendapat
energy yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat
yang diproduksi ulang oleh BBL. Cadangan lemak coklat ini akan
habis dalam waktu singkat dengan adanya stres dingin. Semakin
lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat. Jika
seorang bayi kedinginan dia akan mengalami hipoglikemia,
hipoksia, asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas
merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk
meminimalkan kehilangan panas pada BBL. Suhu tubuh normal
pada neonatus adalah 36,5-37,5.

(Marmi,2015 : 25)

12
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :

a. Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan


pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Hal ini
merupakan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas
juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan
atau terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera
dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi adalah kehilangan pans tubuh melalui kontak
langsung atara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih
rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui
mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-
benda tersebut.
c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan
atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas.Kehilangan panas juga akan
terjadi jika ada aliran udara dingin dari kipas angin, hembusan
udara dingin melalui ventilasi/pendingin ruangan.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas
dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi
panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung).

(Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak


Kementerian Kesehatan RI, 2012: 7)

d. Metabolisme Glukosa
Setelah tali pusat diikat atau diklem, maka kadar gluksoa akan
dipertahankan oleh bayi sendiri serta mengalami penurunan dalam
waktu cepat 1-2 jam. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, maka
diberikablah ASI, penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis),
dan pembuatan glukosa dari sumber lain khusunya lemak

13
(glukoneogenesis). Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa
sebagai glikogen dalam hati.
e. Sistem Gastrointestinal
Proses mengisap dan menelan sebelum lahir sudah dimulai.
Refleks gumoh dan batuk sudah terbentuk ketika bayi labir.
Kemampuan menelan dan mencerna makanan masih terbatas, karena
hubungan esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna
sehingga dapat menyebabkan gumoh dan kapasitas lambung hanya
sekitar 30cc.
f. Sistem Kekebalan Tubuh
Perkembangan sistem imunitas pada bayi juga mengalami
proses penyesuaian dengan perlindungan oleh kulit membran
mukosa, fungsi saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh
kulit dan usus, serta perlindungan kimia oleh lingkungan asam
lambung. Perkembangan kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel
darah akan membuat terjadinya sistem kekebalan melalui pemberian
kolostrum dan lambat laun akan terjadi kekebalan sejalan dengan
perkembangan usia.

(A.aziz Alimul Hidayat, 2011:64-65)

2.1.4 Klasifikasi pada BBL


Klasifikasi bayi baru lahir dibedakan menjadi dua macam yaitu
klasifikasi menurut berat lahir dan klasifikasi menurut masa gestasi atau
umur kehamilan.
1) Klasifikasi menurut berat lahir yaitu :
a) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi
b) Bayi Berat Lahir Cukup/Normal
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 2500 – 4000 gram
c) Bayi Berat Lahir Lebih
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 4000 gram
2) Klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan yaitu :
a) Bayi Kurang Bulan (BKB)
Bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (< 259 hari)

14
b) Bayi Cukup Bulan (BCB)
Bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara 37–42 minggu (259-
293 hari)
c) Bayi Lebih Bulan (BLB)
Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (294 hari)
(Kosim, 2012)
2.1.5 Penatalaksanaan pada BBL

a. Perawatan Neonatal Essensial Pada Saat Lahir


1. Kewaspadaan Umum (Universal Precaution)
2. Penilaian Awal
Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4
pertanyaan.
Sebelum Bayi Lahir :
a. Apakah kehamilan cukup bulan ?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi di atas kain
bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu,
segera lakukan penilaian berikut :
a. Apakah bayi meanangis atau bernapas atau tidak megap-megap?
b. Apakah tonus otot bayi baik atau bayi bergerak aktif?
3. Pencegahan Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Ruangan bersalin yang hangat
Suhu ruangan minimal 25oC. Tutup semua pintu dan jendela
b. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Segera
ganati handuk basah dengan handuk atau kain yang kering.
c. Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu
ke kulit bayi. Setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi
tengkurang di dada atau diperut ibu. Luruskan dan usahakan ke
dua abhu bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan
kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit
lebih rendah dari puting payudara ibu.

15
d. Inisiasi menyusu dini
e. Gunakan pakaiaan yang sesuai untuk mencegah kehilangan
panas.
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama dan
pasang topi dikepala bayi, bagian kepala bayi memiliki
permukaan yang relatif luas dan bayi akan cepat kehilangan
panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
f. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit
bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah
kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian),
sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi
dengan kain atau selimut bersih dan kering.
Berat bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian atau diselimuti dikurangi dengan berat pakaian atau
selimut.
Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak
kurang dari 6 jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil.
Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir
dapat menyebabkan hipotermia yang angat membahayakan
kesehatan BBL.
g. Rawat Gabung
Ibu dan bayi harus dalam satu ruangan selama 24 jam. Idealnya
BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini
adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap
hangat, mendorong ibu segera menyusui bayinya dan mencegah
paparan infeksi pada bayi.
h. Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
Apabila bayi baru lahir memerlukan resusitasi harus
dilingkungan dalam lingkungan yang hangat, transpoertasi
hangat. Bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar tetap hangat
selama dalam perjalanan. Pelatihan untuk petugas kesehatan
dan konseling untuk keluarga. Meningkatkan pengetahuan
petugas kesehatan dan keluarga tentang hidup hipotermia
meliputi tanda-tanda bahaya.

16
4. Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat
a. Klem, potong dan ikat tali pusat 2 menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat
dipotong
b. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3
cm dari dinding perut (pangkal pusat bayi). Dari titik jepitan,
tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat
ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat Dilakukan
pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua dengan jarak
2 cm dari tempat jepitan ke satu arah ibu.
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan
yang lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut
dengan menggunakan gunting DTT atau steril
d. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatkannya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
e. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke
dalam larutan klorin 0,5%
f. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisiasi
menyusu dini

Nasihat untuk merawat tali pusat :


1.) Cuci tangan sebelum dan sessudah melakukan perawatan tali
pusat
2.) Jangan membungkus putung tali pusat atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke putung tali pusat. Nasihatkan hal
ini juga kepada ibu dan keluarganya.
3.) Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih
diperkenankan apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah dan
lembab.
4.) Berikan nasihat kepada ibu dan keluarga sebelum
meninggalkan bayi:
- Lipat popok

17
- Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai
tali pusat mengering dan terlepas sendiri
- Jika putung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air
DTT dan sabun dan segera keringkan secara seksama
dengan menggunakan kain bersih
- Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada
kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika
terdapat tanda infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya
ke fasilitas kesehatan.
5. Inisiasi Menyusu Dini
6. Pencegahan Perdarahan
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna, makan semua, bayi akan berisoko untuk mengalami
perdarahan. Untuk mencegahnya, pada semua bayi diberikan
suntikan vitamin K1 sebanyak 1 mg dosis tunggal,
intramuscular pada anterolateral paha kiri.
7. Pencegah Infeksi Mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan
segera setelah proses IMD dan bayi seesai menyusu, sebaiknya
1 jam setelah lahi. Pencegahan infeksi mata dianjurkan
menggunakan mata dianjurkan menggunakan salep mata
antibiotik tetrasiklin 1%.
8. Pemberian Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B pertama (Hb 0) diberikan 1-2 jam
setelah pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi
ini bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap
bayi terutama jalur penularan ibu-bayi.
9. Pemberian Identitas
Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera
mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan
pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi,
sebaiknya dilakukan segera setelah IMD. Gelang pengenal
berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir dan jenis
kelamin. Apabila fasilitas memungkinkan juga dilakukan cap
telapak kaki bayi pada rekam medir kelahiran.

18
10. Perawatan Beonatal Essensial Setelah Lahir
1. Menjaga bayi tetap hangat
2. Pemeriksaan setelah Lahir
(Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kementrian Kesehatan RI, 2012)
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan

2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney

Konsep manajemen asuhan varney 7 langkah varney, langkah-


langkahnya:
1. Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien
2. Pengembangan data dasar, interpretasi data menetukan diagnosa
3. Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain
4. Evaluasi kebutuhan intervensi segera
5. Perencanaan
6. Implementasi
7. Evaluasi/penilaian
 Langkah 1 (pertama) : Pengumpulan data dasar secara
komperhensif untuk mengkaji pasien
Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk megkaji pasien.
Data dasar tersebut termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik
dan panggul serta tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari Rumah
Sakit/RB/Puskesmas. Pengumpulan data ini mencakup Data Subjekti
dan Objektif sebagai Berikut :
- DATA SUBYEKTIF
Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/
pertanyaan kepada ibu atau keluarga
1) identitas
- Nama
- Umur
- Kelamin
- Agama
- Nama ayah
2) Keluhan Utama
3) Riwayat penyakit

19
4) Jenis persalinan
5) Berat badan
6) Panjang badan
7) Usia kehamilan
8) Riwayat ketuban dan kelahiran
9) Natal
10) Post natal
11) Imunisasi
12) Riwayat kesehatan keluarga

DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum, meliputi; suhu, Nadi Pernafasan Berat
badan, Panjang badan, Lingkar kepala, Lingkar lengan,
Lingkar perut, Lingkar dada
- Kesadaran: apakah bergerak aktif, menangis kuat, letargi,
merintih, koma, dan lainnya
- Kepala
- Mata
- Wajah
- Telinga
- Hidung
- Mulut
- Leher
- Thorak
- Abdomen
- Genetalia
- Anus
- Ektremitas atas
- Ekstremitas bawah
- Neurologi
- Refleks bayi
2. Pemeriksaan penunjang

20
 Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi data
menentukan diagnosa
Pengembangan data dasar, interpretasi data, menentukan diagnosa. Ada
beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi atau ditetapkan sebagai
dianosa, tetapi perlu dipertimbangkan untuk pengembangan rencana
pelayanan komprehensif.
 Langkah ke III (ketiga): Identifikasi masalah-masalah potensial
atau diagnosa lain
Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini
penting untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memungkinkan
guna keamanan pelayanan. Kemudianmenentukan tindakan pencegahan
dan persiapan kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan.
 Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera/
identifikasi kebutuhan segera
Gambaran proses manajemen berlanjut tidak hanya selama kunjungan
prenatal tetapi tetap berlangsung sampai ketika ia bersalin. Pengkajian
untuk mendapatkan data baru dan pemantauan kegiatan harus tetap
dilakukan.
 Langkah ke V (lima): Perencanaan
Rencana pelayanan komprehensif ditentukan berdasarkan tahapan
terdahulu (langkah pertama, kedua, ketiga, dan keempat) untuk
mengantisipasi masalah serta diagnosa. Selain itu perlu untuk
mendapatkan data yang belum diperoleh atau tambahan informasi data
dasar.
 Langkah ke VI (keenam): Implementasi
Implementasi rencana asuhan yang telah dirumuskan. Rencana yang
telah dirumuskan mungkin semuanya dapat dilaksanakan oleh bidan
secara mandiri atau sebagian dilaksanakan oleh ibu atau tim kesehatan
lainnya.
 Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi.
Evaluasi merupakan suatu penganalisaan hasil implementasi asuhan
yang telah dilaksanakan dalam periode untuk menilai keberhasilannya
apakah benar-benar memenuhi kebutuhan untuk dibantu.Tujuan dari
evaluasi atau penilaian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

21
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi asuhan
berdasarkan analisa.

2.2.1 Pendokumentasian Secara SOAP


Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan
SOAP terdiri dari empat langkah yaitu;
- S : Data Subjektif
DATA SUBYEKTIF
1) identitas
- Nama
- Umur
- Kelamin
- Agama
- Nama ayah
2) Keluhan Utama:
- Keluhan yang dialami oleh bayi saat ini
- Jenis dan sifat gangguan yang dialami
- Lamanya mengalami gangguan tersebut
3) Riwayat penyakit
4) Jenis persalinan
5) Berat badan
6) Panjang badan
7) Usia kehamilan
8) Riwayat ketuban dan kelahiran
9) Natal
10) Post natal
11) Imunisasi
12) Riwayat kesehatan keluarga
- O : Data Objektif
DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan umum
 Keadaan umum, meliputi; suhu, Nadi Pernafasan Berat
badan, Panjang badan, Lingkar kepala, Lingkar lengan,
Lingkar perut, Lingkar dada

22
 Kesadaran: apakah bergerak aktif, menangis kuat, letargi,
merintih, koma, dan lainnya
 Kepala: Rambut tipis/tidak, kering/tidak
 Mata: konjungtiva anemis/tidak, skelra ikterus/tidak
 Wajah: ikterus/tidak, pucat/tidak, grimace/tidak
 Telinga: simetris/tidak, ada secret/tidak
 Hidung: ada pernapasan cuping hidung/tidak
 Mulut: bibir kering/tidak, trismus/tidak
 Leher: ada pembesaran/tidak, kaku kuduk/tidak
 Thorak, meliputi: gerak napas, irama napas, payudara, dan
jantung
 Abdomen, meliputi: inspeksi (ada acites/tidak, bentuk
abdomen), palpasi (ada massa/tidak, ada fecalit/tidak),
perkusi (ada bunyi thympany, hypertimpany, dullness, dan
lainnya), auskultasi (peristaltik usus dihitung berapa kali
per menit)
 Genetalia, meliputi: labia/skrotum oedem atau tidak, ada
perdarahan atau tidak, skrotum sudah turun/tidak
 Anus berlubang atau tidak, ada perdarahan atau tidak
 Ektremitas atas ada polidaktili/tidak, syndaktili/tidak, gerak
aktif/tidak, fraktur/tidak
 Ekstremitas bawah ada polidaktili/tidak, syndaktili/tidak,
CTEV/tidak, genovalgus/tidak
 Neurologi, ada kaku kuduk/tidak, kejang/tidak,
muntah/tidak, panas/tidak
 Refleks bayi, meliputi: refleks rooting, sucking, moro,
babynski, grappe, swallowing
2) Pemeriksaan penunjang, mulai dari pemeriksaan laborat, foto,
dan lainnya.
- A : Analisa/Assessment
Neonatus cukup bulan usia…., jam…
Neonatus kurang bulan, BBLR, Asfiksia sedang (Patologis) dll.
- P : Penatalaksanaan
a. mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi, bayi menangis
kuat

23
b. menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat untuk mencegah hipotermi,
bayi dibungkus kain flannel
c. bonding attachment dan memberikan ASI pada bayi segera dan bayi
mau mengisap
d. memberikan injeksi vitamin K1 0,1 mg intramuscular pada paha kiri
e. memberikan obat tetes mata: 1 tetes tiap-tiap mata (dengan
chlorophenicol tetes mata)
f. pemberian tanda pengenal (gelang bayi)
g. merawat tali pusat

2.3 Bagan alur berfikir Varney dan pendokumentasian secara SOAP

24
BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA

Identitas Bayi Baru Lahir


Nama : By. Ny. W
Tanggal lahir : 22-11-2022 Pukul 12.30 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke :1
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. W
Umur : 21 tahun
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT

Nama Ayah : Tn. H


Umur : 28 tahun
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Ds. Bendosari 2/4 Blitar
ANAMNESIS

Sumber informasi : Ny. W dan Tn. H

1. Riwayat Kesehatan Ibu


a. HPHT : 01-03-2022
b. Riwayat penyakit selama kehamilan :

25
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jenis apapun selama
kehamilan.

c. Riwayat kesehatan keluarga :


Sebutka
YA TIDAK YA TIDAK
n
Lain-
DM √ HIPERTENSI √
lain
Lain-
TBC √ HEPATITIS √
lain
d. Riwayat Antenatal :
Frekuensi ANC Keluhan
Trimester I 2 kali di Bidan Tidak ada keluhan
Trimester II 3 kali di Bidan dan Tidak ada keluhan
Dokter
Trimester III 3 kali di Bidan da Tidak ada keluhan
Dokter
e. Persalinan :
1) UK : 38 minggu
2) Jenis Persalinan : Spontan
3) Penolong Persalinan : Bidan
4) Tempat Persalinan : Puskesmas
5) Kehamilan : Tunggal
f. Kebiasaan merokok : Ibu mengatakan tidak pernah merokok
g. Kebiasaan minum jamu : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu
h. Inisiasi Menyusu Dini : Dilakukan selama 1 jam dan berhasil

B. DATA OBYEKTIF
1. Ketuban :
Jam : 12.20 WIB, Warna : Jernih, Jumlah : cukup, Bau : khas

2. Plasenta : Lahir spontan, kotiledon lengkap, selaput plasenta utuh


3. Keadaan Umum :
a. Suhu Tubuh : 36,5 0C
b. Nadi : 136 x/ menit
c. Pernapasan : 39 x/ menit
d. Berat Badan : 3.000 gram

26
e. Panjang Badan : 50 cm
f. Lingkar Kepala : 33 cm
g. Lingkar Dada : 34 cm
h. BAB : (+) BAK : (+)
4. APGAR Score
TANDA 1’ 5’
Appearance Color (Warna
2 2
Kulit)
Pulse (denyut jantung) 2 2
Grimace (Reflek) 2 2
Activity (tonus otot) 2 2
Respiration (Usaha Bernafas) 2 2
JUMLAH 10 10
5. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala : bentuk simetris, , tidak ada cephal hematoma, tidak ada
caput suksedaneum, tidak ada molase
b. Mata : simetris, tidak ikterus, tidak strabismus, , tidak ada tanda
infeksi
c. Wajah : bentuk simetris, warna kemerahan
d. Telinga : bentuk simetris, posisinya sejajar dengan mata, tidak ada
penumpukan serumen

e. Hidung : bentuk simetris, tidak ada sekret, terdapat dua lubang


hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung

f. Mulut : bentuk simetris, bibir kemerahan, tidak ada labioskisis,


palatoskisis, dan labiopalatoskisis terdapat refleks rooting,

refleks sucking dan refleks swallowing.

g. Leher : tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid


dan vena jugularis
h. Dada : bentuk simetris, letak puting susu sejajar, tidak ada
retraksi dinding dada
i. Paru-paru : tidak ada bunyi wheezing
j. Jantung : detak jantung normal dan teratur
k. Abdomen

27
Bentuk : simetris, tidak ada massa/ benjolan, tidak asites.

Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada tanda-tanda

Infeksi

l. Anus : terdapat lubang anus


m. Punggung : tidak ada spina bifida
n. Ekstremitas
Atas : simetris, gerakan aktif, jari tangan lengkap,
terdapat reflex graps, warna kuku merah muda, terdapat rambut
lanugo

Bawah : simetris, gerakan aktif, jari kaki lengkap, terdapat


rambut lanugo

Sistem saraf : terdapat refleks moro, tonic neck

C. ANALISIS
Neonatus Cukup Bulan Usia 6 jam normal
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, ibu dan
keluarga mengerti dan senang akan keadaan bayinya.
2. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara bayi dibedong dengan
pakaian bayi kain bersih, kering dan lembut, memakaikan topi, dan
diletakkan ditempat yang hangat, bayi sudah dibedong dan diletkkan di
ranjang bayi.
3. Memberitahu ibu segera mengganti popok bayi setelah BAK atau BAB
agar kulit disekitar genetalia tidak iritasi, gatal-gatal, kemerahan serta
dapat menjaga kehangatan bayinya, ibu mengerti dan akan
melaksanakannya.
4. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya ASI ekslusif yaitu
mengandung anti bodi yang meningkatkan daya tahan tubuh, nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan bayi dan meningkatkan kecerdasan anak, ibu
mengerti tentang pentingnya ASI ekslusif.
5. Menginformasikan kepada ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan
tanpa diselingi apapun termasuk susu formula dan memberitahu ibu untuk
tidak khawatir yang mengaggap ASInya kurang karen produksi ASI akan

28
selalu cukup selama bayi menyusui secara esklusif, ibu mengerti dan akan
menyusui bayinya secara ekslusif selama 6 bulan.
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya minimal 2 jam sekali atau
secara on demand (setiap bayi menginginkan), ibu bersedia menyusui
bayinya minimal 2 jam sekali.
7. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti tidak mau
menyusu, sesak nafas, kejang, bayi merintih, tali pusat kemerahan,
benanah, atau berbau, demam, diare, mata atau kulit bayi kuning jika
terdapat bahaya yang sudah dijelaskan segera ke faskes terdekat, ibu
mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir yang sudah dijelaskan.
8. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke II atau apabila ada
keluhan, ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.

29
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada hasil pengkajian di dapat pada pasien By. Ny W berusia 0 hari. Jenis
kelamin perempuan. Bayi masuk dengan diagnosa medis cukup bulan usia 0
hari. Bayi lahir dengan usia kehamilan 38 minggu dan hasil dari antropometri
bayi panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 30 cm, berat
badan 3000 gram, suhu 36,1, nadi 148x/m dan pernafasan 50x/m. Hal ini
sesuai dengan teori. Bayi aterm adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan
lebih dari 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir lebih dari 2500gram
sampai 4000 gram (Royyan, 2012) Pengertian yang lain tentang bayi aterm
adalah bayi yang lahir hidup dan dilahirkan setelah usia kehamilan 37 minggu
dari hari pertama menstruasi terakhir (WHO, 2001). Pada pemeriksaan bayi
Ny.W keadaannya menangis kuat, kemerahan , dan gerak aktif.
Penatalaksanaan yang diberikan petugas pada kasus ini yaitu Observasi
tanda-tanda vital dan tangisan bayi, bayi menangis kuat, bergerak aktif ,
Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat untuk mencegah hipotermi,
Melakukan pemeriksaan fisik bayi secara head to toe, Memberikan injeksi
vit.K 0,1 mg secara Intra Muscular pada paha kiri, Memberikan obat tetes
mata pada bayi: 1 tetes pada tiap-tiap mata, Merawat tali pusat, Memberikan
tanda pengenal ( Gelang bayi ), Memberikan imunisasi Hb 0 pada bayi 1 jam
setelah pemberian injeksi vit K di paha kanan, Melakukan observasi selama 3
jam sekali sebelum bayi rawat gabung dengan ibunya atau pulang. Dari
semua penatalaksanaan yang diberikan oleh petugas keluarga mau mematuhi
dan melaksanakan anjuran dari petugas. Dalam kasus ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan penatalaksanaan yang diberikan oleh petugas.

30
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu
sampai dengan usia 42 minggu, dengan beratbadan 2500-4000 gram. Nilai
APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan. Perubahan fisiologis pada Bayi Baru
Lahir antara lain adalah perubahan pada sistem pernapasa, peredaran darah,
pengaturan suhu tubuh, metabolisme glukosa,dll. Selain itu penanganan BBL
meliputi penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, pemotongan dan
perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini, pencegahan perdarahan,
pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi, pemberian indentitas,
anamnesis dan pemeriksaan fisik.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mampu menerapkan pengetahuan yang diterima dibangku
kuliah dengan kasus yang ditemui dilapangan sehingga dapat
memberikan asuhan yang menyeluruh kepada klien.
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Hendaknya lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kepada
klien agar terpenuhi pelayanan yang sesuai kebutuhan klien dan terjadi
peningkatan cakupan pelayanan.
5.2.3 Bagi Institusi
Hendaknya lebih memberikan arahan dan bimbingan pada peserta didik
dalam melaksanakan praktek di lapangan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul,2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Yeyeh, Ai, Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus,Bayi dan Balita. Jakarta: TIM

Marmi. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta.
Jakarta: Pustaka Belajar

Wahyuni, Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.Jakarta: EGC

PPDAI. 2010. Pedoman Pelayanan Medis, IDAI. Jakarta:PPDAI

M. Sholeh Kosim, dkk. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta

SDKI. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta : Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik,
Kementrian Kesehatan, MEASURE DHS ICF International

Myles. 2009. Buku Ajar Bidan.Jakarta : EGC

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal


Esensial. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kementrian Kesehatan RI

32

Anda mungkin juga menyukai