OLEH
ARDINIWATI
NIM : 2082B0213
Laporan praktik dengan judul Asuhan kebidanan pada By Ny. “D” dengan
Masa Transisi Hari Pertama di Klinik Sadina Medika Tarik Sidoarjo
ARDINIWATI
NIM : 2082B0213
Mengetahui
Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan
Retno Palupi Yonni Siwi, SST, M.Kes Vidia Atika M, SST, S.Psi, M.Kes
LEMBAR KONSUL
HARI
NO KETERANGAN TTD
TANGGAL
1
6
LEMBAR KONSUL
HARI
NO KETERANGAN TTD
TANGGAL
1
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan, kurang baiknya penanganan
bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan yang dapat mengakibatkan
cacat seumur hidup, bahkan kematian misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru
lahir dapat terjadi stress yang seharusnya dan dapat menyebabkan hipoglikemia dan
mengakibatkan kerusakan otak dan kematian (Prawirohardjo Sarwono, Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2009).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa Akademi Kebidanan mampu mengidentifikasi dan memahami
masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir, sebagai peserta didik yang
sudah tingkat akademi diharapkan untuk mencari tahu pemecahan masalah dan
jalan keluarnya. Dengan demikian dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan
semua masalah dan penyebabnya dapat ditemukan dan diatasi bersama-sama
dengan menggunakan panduan yang ada yaitu pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
Eosinophil 2% - 3%
Limfosit 2% - 10%
Menosit 6% - 10%
Retikulosit 3% - 6%
Tinja susu Bisanya keluar pada hari keempat. Tinja bayi yang
disusui ASI berwarna kuning keemasan, kenyal dan
berbau seperti susu. Tinja bayi yang disusui susu
formula berwarna kuning pucat sampai cokelat muda,
lebih padat, dan berbau lebih buruk.
9. Sistim Reproduksi
Spermatogenesis pada bayi laki-laki, belum terhadi sampai mencapai
pubertasm tetapi pada bayi perempuan suah terbentuk folikel
promodial yang mengandung ovum pada saat lahir. Pada kedua jenis
kelamin ini pengambikan esterogen dari ibu untuk pertumbuhan
payudara yang kadang-kadang disertai 22ecret pada hari keempat atau
kelima. Hal ini tidak membutuhkan perawatan karena akan hilang
dengan sendirinya. Pada bayi perempuan kadang terjadi
pseudomenstruasi dan labia mayora sudah terbentuk menutupi labia
minora. Pada laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum pada akhir
36 minggu kehamilan.
(Setyowatim 2011)
10. Sistim Rangka Tubuh
Pertumbuhan otot lebih banyak terjadi dengan hipertropi
dibandingkan hyperplasia, pemanjangan dan pengerasan tulang yang
belum sempurna dapat menfasilitasi pertumbuhan episis. Tulang yang
berada dibawah tengkorak tidak mengalami pengerasan. Hal ini penting
untuk pertjnbuhan otak dan memudahkan proses maulase pada waktu
persalinan. Maulase dapat hilang beberapa hari setelah kelahiran.
Fontanela posterior menutup setelah 6-8 minggu sedangkan fontanela
anterior membuka sampai 18 minggu. Pengkajian terhadapa hidrasi dan
tekanan intracranial dapat dilakukan dengan palpasi fontanel.
(Setyowati, 2011)
11. Sistim Saraf
Jika dibandingkan dengan sistim lainnya, sistim saraf belum matang
secara anatomi dan fisiologu. Hal ini mengakibatkan kontrol yang
minim oleh kortex serebri terhadap sebagian besar batang otak dan
aktivitas refleks tulang belakang pada bulan pertama kehidupan
walaupun sudah terjadi interaksi sosial. Adanya beberapa aktivitas
refleks yang terdapat pada bayi baru lahir menandakan adanya
kerjasama antara sistim saraf dan sistim muskoloskeletal.
(Setyowati, 2011)
Macam-macam refleks pada bayi baru lahir, antara lain
Tabel 2.4 Refleks Bayi Baru Lahir
No Reflex Respon Normal Respon Abnormal
1 Reflex rooting Pada bayi baru lahir Respon yang lemah atau
(Mencari) menolehkan kepala tidak ada respon terjadi
kearah stimulus, pada premature,
membuka mulut, dan penurunan atau cedera
mulai menghisap bisa neurologis, atau depresi
pipi, bibir, atau sudut sistim syaraf pusat
mulut bayi disentuh (STP).
dengan jari atau puting.
3 Reflex grasping Refleks yang timbul bila Tidak ada respon yang
(Menggenggam ibu jari diletakkan pada terjadi.
) telapak tangan bayi maka
bayi akan menutup
telapak tangannya.
Respon yang sama dapat
diperoleh ketika telapak
kaki digores dengan ujug
jari kaki, menyebabkan
jari kaki menekuk.
Genggaman telapak
tangan bayi biasanya
berlangsung usia 3-4
bulan.
Kulit: 36-365°C
Pulse rate (frekuensi Tidak ada Lambat, kurang dari Lebih dari 100
nadi) 100
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
1. Definisi
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran serta tindakan berdasarkan
teori yang ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian
tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien. Asuhan pada
bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir pada jam
pertama setelah kelahiran dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran.
2. Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan standart pada bayi baru lahir dengan
memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan dalam persalinan dan
keadaan bayi segera setelah lahir.
3. Hasil yang Diharapkan
Pelaksanaan asuhan pada bayi baru lahir termasuk melakukan pengkajian,
membuat diagnosa, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan bayi,
mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera
merencanakan asuhan.
2.3.1 Langkah-langkah Manajemen Asuhan Menurut Varney
1. Pengumpulan Data
Untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir.
1) Anamnesa
Biodata
Terdiri dari :
Nama :Nama klien, ibu dan ayah perlu ditanyakan agar tidak
keliru bila ada kesamaan nama dengan klien yang lain.
Umur : Berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah
kesehatan dan tindakan yang diperlukan.
Alamat : Dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan
mendesak dan dapat memberi petunjuk keadaan
lingkungan tempat tinggal pasien.
Agama : Perlu dicatat karena hal ini sangat berpengaruh di
dalam kehidupan termasuk kesehatan dan akan mudah
dalam mengatasi masalah kesehatan pasien.
Pekerjaan : Jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat keadaan
ekonomis keluarga juga dapat mempengaruhi
kesehatan.
Pendidikan : Tingkat pendidikan sangat besar pengaruh di dalam
tindakan Asuhan Kebidanan selain itu anak akan lebih
terjamin pada orang tua pasien (anak) yang tingkat
pendidikannya tinggi.
2) Keluhan utama
Riwayat kehamilan dan kelahiran.
3) Perinatal
Jika selama hamil ibu rajin memeriksakan kandungannya maka
kondisi janin atau bayi selama masih dalam kandungan akan
terkontrol dengan baik. Ibu yang selama hamil sudah
mendapatkan imunisasi TT, maka anaknya bisa terhindar dari
penyakit tetanus neonatorum.
4) Natal
Jika selama persalinan tidak terjadi komplikasi, tidak terdapat cacat
bawaan pada bayi, berat badan lebih dari batas normal dan umur
kehamilan ibu yang cukup bulan maka proses tumbuh kembang bayi
dapat maksimal.
Data obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Normal
Kesadaran : Normal
Tanda-tanda vital
Suhu :Normal 36,50C-37,50C. Apabila suhu < 36,50C
merupakan gejala awal hipotermi.
Nadi : Normal (120x/menit-140x/menit)
Pernafasan : Normal 40x/menit. Apabila (30x/menit > 60x/menit,
bayi sukar bernafas.
Berat badan : Normalnya 2500-4000 gram akan terjadi penurunan
berat badan secara fisiologis antara 5%-10% karena
bayi mengalami empat penyesuaian utama yang
dilakukan sebelum dapat memperoleh kemajuan
dalam perkembangan.
Panjang badan : Normal panjang badan waktu lahir sekitar 48-50 cm.
Lingkar kepala : Circum ferentia sub occipito bregmatika : 32 cm
Circum ferentia fronto occipitalis : 34 cm
Circum ferentia mento occipitalis : 35 cm
Lingkar dada : Normalnya 32 cm
2) Pemeriksaan Fisik
(1) Inspeksi
Kepala dan rambut : Bersih, pertumbuhan rambut halus dan merata,
fontanel minor menutup pada minggu ke 6-8. Fontanel
mayor menutup pada bulan ke 16-18.
Mata : Simetris, sejajar dengan mata, tidak adanya
starbismus, pupil bereaksi dengan cahaya iris mata,
adanya bintik bitot, adakah tanda-tanda infeksi, yakni
pus.
Telinga : Kedua telinga simetris, helix dengan sudut mata,
tidak adanya serumen, tidaknya ada sekret, refleks
cahaya politzer.
Hidung : Tidak ada sadelnose, tidak ada mukosa hidung, tidak
ada pernafasan cuping hidung.
Mulut : Tidak ada labiopalatoschizis atau labioschizis, bibir
tidak pucat, tidak ada rhagaden, tidak kering, tidak
ada stomatits
Leher : Apakah ada pembengkakan kelenjar thyroid dan
benjolan.
Dada : Simetris atau tidak, adanya kelaiann bentuk dada
(barelces, funecel, atau pigeonces), adanya kelainan
pada puting susu atau tidak (ginecomasti dan
galaktonue).
Tangan : Gerakan bahu, simetris atai tidak, adaya syndactil atau
polydactil, kuku tidak pucat, kuku lebih panjang dari
jari tangan.
Perut : Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh
pada tali pusat (pada saat tidak menangis), apakah ada
benjolan.
Genetalia :
Laki-laki : Testis apakah berada dalam scrotum, penis berlubang
dan lubang ini terletak di ujung penis.
Perempuan : Apakah vagina berlubang, uretra berlubang, labia
mayora menutupi labia minora dan clitoris.
Kaki : Gerakan normal, bentuk, jumlah jari normal.
Punggung: Pembengkakan atau ada cekungan spina bifida.
Anus : Tidak atresia ani dan atresia recti.
Kulit :Vernik caseosa, warna, pembengkakan atau bercak
bercak hitam, tanda lahir.
(2) Palpasi
Kepala : Adakah benjolan pada kepala.
Leher : Adakah pembesaran kelenjar limfe, dan vena
jugularis.
Dada : Diraba apakah ada massa pada dada.
Perut : Adakah pembesaran hepar, pembesaran lien.
Pelipatan paha: Apakah ada pembesaran limfe, hernia inguinalis.
Tangan : Diraba tanda oedema.
Kaki : Diraba tanda oedema.
(3) Auskultasi
Dada : Apakah terdengar wheezing, tidak ada ronchi.
Perut : Adakah bising usus atau tidak.
(4) Perkusi
Perut : Perut kembung atau tidak.
3) Perkembangan
(1) Rooting refleks (mencari): Muncul pada saat lahir berdurasi sampai
usia 6 bulan.
(2) Grasping refleks (menggenggam): Muncul pada saat lahir berdurasi
sampai usia 2 bulan.
(3) Morro refleks (terkejut): Muncul pada saat lahir, hilang sekitar usia 2
bulan.
(4) Tonick neck refleks (tonus leher): Muncul pada saat lahir, hilang
sekitar usia 2-3 bulan.
(5) Sucking refleks (menghisap): Muncul pada saat lahir, hilang sekitar
usia 6-8 bulan.
(6) Babinsky refleks (jari-jari kaki refleksi): Muncul pada saat lahir,
hilang sekitar 2-3 bulan.
(7) Stapping refleks (menapak): Muncul pada saat lahir, hilang saat usia 2
bulan.
2. Interpretasi Data
1) Dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
2) Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi
(bidan) dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standart
nomenklatur diagnosa kebidanan.
3) Standart nomenklatur diagnosa kebidanan :
(1) Diakui dan telah disyahkan praktis kebidanan.
(2) Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan.
(3) Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Langkah ini Bidan mengidentifikasi masalah, diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa masalah yang sudah teridentifikasi. Masalah yang
sering timbul pada bayi baru lahir :
1) Asfiksia ini karena tonus otot yang menurun dan mengalami kesulitan
mempertahankan pernafasan.
2) Hipotermi ini karena penyempitan pembuluh darah yang
mengakibatkan terjadinya metabolik, meningkatkan kebutuhan O2.
Masalah :Terjadinya hipotermi
Diagnosa :Bayi baru lahir usia...... dengan hipotermi.
3) Hipoglikemia adalah kenaikan kadar bilirubin.
4) Infeksi ini seperti tetanus neonatorum yang disebabkan oleh bakteri
clostridium tetani.
5) Kejang ini ketidakmatangan organisasi korteks pada bayi baru lahir.
4. Menetapkan Kebutuhan Segera atau Masalah Potensial
Langkah ini sebagai cerminan keseimbangan dari proses management
kebidanan. Kebutuhan segera diberikan :
1) Menghisap lendir setelah bayi lahir.
2) Memotong tali pusat dan merawat tali pusat.
3) Mempertahankan suhu tubuh.
4) Identifikasi masalah.
5) Nutrisi.
5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika
bisa mencerminkan rasional yang benar.
Intervensi
1) Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
Rasional: Mencegah terjadinya kehilangan panas akibat evaporasi dan
konduksi melindungi kelembaban bayi dan lairan udara atau pendingin
udara dan membatasi stress akibat perpindahan lingkungan di uterus
yang hangat ke lingkungan yang lebih dingin (kemungkinan 9°C lebih
rendah daripada suhu intrauterus) karena besar area permukaan relatif
dari kepala bayi baru lahir dalam hubungan dengan tubuh bayi dapat
mengalami kehilangan panas dramatik dan kelembaban apabila
kepala tidak tertutup.
2) Lakukan perawatan tali pusat
Rasional: meningkatkan pengeringan dan pemulihan, meningkatkan
nekrosis dan pengeluapasan normal serta menghilangkan media
lembab untuk pertumbuhan bakteri.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal : 10 Pebruari 2021 Jam : 04.34 WIB
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama bayi : By. Ny. “P”
Tanggal lahir : 10 Februari 2021
Jam lahir : 04.34 WIB
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke : Pertama
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,80 C
Nadi : 136 x/menit
RR : 50 x/menit
Pemeriksaan Anthropometri
BB : 3.300 gram
PB : 52 cm
LIDA : 33 cm
LIKA :
Circum ferentia sub occipito bregmatika : 33 cm
Circum ferentia fronto occipitalis : 34 cm
Circum ferentia mento occipitalis : 35 cm
2. Riwayat Natal
Umur Kehamilan : 39 minggu
Jenis Persalinan : Persalinan spontan, belakang kepala
Penolong : Bidan
Lama persalinan
(1) Kala I : 5 Jam – 10 menit
(2) Kala II : - Jam 30 menit
(3) Kala III : - Jam 5 menit
(4) Kala IV: 2 Jam - menit
Total : 7 Jam 45 menit
Ketuban : Jernih
Jumlah darah : ± 200 cc
Terapi pada saat persalinan
Kala I : Tidak dilakukan
Kala II : Tidak dilakukan
Kala III : Oksitosin 10 unit secara IM
Kala IV : Tidak dilakukan
Komplikasi persalinan
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
Keadaan bayi baru lahir
Nilai APGAR : 8-9
Tindakan :Penilaian sepintas, dikeringkan, dihangatkan, dibungkus
dengan kain bersih, diberi topi, dilakukan pemeriksaan
antropometri, dan IMD selama 1 jam
Penghisapan lendir : Tidak dilakukan
Massase jantung : Tidak dilakukan
Oksigen : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Kepala : Rambut tumbuh merata, tidak ada caput
succedaneum, tidak ada cephal haematoma
3.2 Assesment
Bayi baru lahir dalam masa Transisi
3.3 Penatalaksanaan
1. Melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir meliputi;
1) TTV :
Bayi menangis spontan setelah lahir
RR : 50 x/menit
Nadi : 145 x/ menit
Suhu : 36,8ºC
2) Mengukur Berat antropometri
BB : 3300 gr
PB : 52 cm
LIDA : 33 cm
4.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan
1) Diharapkan selalu melakukan komunikasi yang baik dengan orang tua
bayi dan melakukan inform consent sebelum melaksanakan seluruh
tindakan asuhan kebidanan dan mencatat semua tindakan sebagai
dokumentasi.
2) Diharapkan mampu dan terus meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan yang diterapkan dalam asuhan yang diberikan
3) Diharapkan petugas kesehatan atau bidan dapat memberikan pelayanan
yang terbaik dan berkualitas
2. Bagi ibu dan keluarga
1) Diharapkan klien dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan
2) Diharapkan klien dapat memanfaatkan sarana dan prasarana petugas
kesehatan yang ada dengan seoptimal mungkin
3) Diharapkan klien memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada petugas
kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan.
A. Identitas kegiatan
1. Tema /JuduL penyuluhan : BBL
2. Sasaran Kegiatan : Ibu bayi
3. Tempat kegiatan : Klinik Sadina Medika
B. Proses Kegiatan
1. Tujuan penyuluhan
a. Memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang masa transisi
BBL
b. Mengurangi kecemasan ibu terhadap bayinya
2. Pokok-pokok materi
a. Konsep masa transisi BBL
b. Hal-hal yang bisa terjadi pada saat masa transisi pada BBL dan tanda
bahaya BBL
3. Metode Penyuluhan
a. Metode seminar
b. Metode Tanya jawab
4. Media penyuluhan
a. Leafleat
5. Tahap kegiatan
Tahapan Estimasi waktu
No
1 Pembukaan : 15menit
Salam sapa dan memperkenalkan diri
2 Inti : 30 menit
menyampaikan materi edukasi
a. Konsep masa transisi BBL
b. Hal-hal yang bisa terjadi pada saat masa transisi pada
BBL dan tanda bahaya BBL
3 Penutup : 15 menit
a. Tanya jawab seputar materi terkait
b. Menutup acara
c. salam
6. Evaluasi :
1. Semua peserta hadir dalam acara penyuluhan
2. Semua peserta memahami apa yang disampaikan tenakes
3. Semua peserta bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
tenakes
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan Tahun 2015. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Deslidel, dkk. 2015. Buka Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.
Muslihatun, W.N. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Rutgers, WPF Indonesia. 2016. Kertas Kajian SRHR dan AGENDA 2030
Memposisikan SRHR di seluruh bidang pembangunan berkelanjutan dalam
www.rutgerswpfinfo.org. Diakses 2 Januari 2018 pukul 16.18 WIB.
Saifuddin, AB. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bida Pustaka Sarwono
Prawihardjo.
Saputra, Lyndon. 2014. Pengantar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Tangerang:
Binarupa Aksara Publisher.
Setyowati, Endang Buda. 2011. Buku Ajar Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, dan
Balita dalam www.griyahusada.ac.id. Diakses pada 16 Januari 2018 pukul
12.18 WIB.
Sondakh, Jenny J. 2013. Asuhan Kebidanna Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga.
Varney. 2008. Buka Ajar Asuhan Kebidanan dalam Edisi 4 Volume 4. Jakarta: EGC.