Anda di halaman 1dari 96

BUKU LOGBOOK PRAKTIK PROFESI

STASE ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

IDENTITAS MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI

Nama Mahasiswa : Sri Handayani Kiman


NIM : 202210132
Tempat/ Tanggal Lahir : Kalosi / 10 September 1986
No. HP : 0821 9944 7521
Email : srihandayanikiman9@gmail.com
Alamat : Kalosi Barat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI PROGRAM PROFESI


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS (ITKES)
MUHAMMADIYAH SIDRAP
2022/2023

1
SAMBUTAN
REKTOR ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

Dengan senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Allah


SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya jualah maka Logbook Praktik
Stase Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Program studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Profesi ITKES Muhammadiyah Sidenreng Rappang
tahun 2022/2023 dapat diselesaikan.
Kami haturkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas
kerjasama dalam melaksanakan tugas – tugas ini dengan baik
Harapan kami dengan Kepada semua pihak yang telah berjasa
dalam penyusunan loogbook ini, sekali lagi diucapkan terima kasih. Dan
marilah kita berkomitmen untuk memajukan Pendidikan Tinggi ITKES
Muhammadiyah Sidrap dengan menjadi bagian penting dalam
Peningkatan Sumber Daya Manusia yang islami dan berkemajuan.

Pangkajene, 11 Zulhijjah 1443 H


20 Juli 2022 M
Rektor,

TTD
DR.Muhammad Tahir, SKM.,M. Kes
NBM. 1069207

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena


atas izin-Nya jualah maka Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas .
Program studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi ITKES
Muhammadiyah Sidenreng Rappang tahun 2022 - 2023 dapat
diselesaikan.
Kami sadar bahwa apa yang terkandung dalam pedoman ini belum

tersaji dengan optimal, sehingga perlu kritik dan saran demi

tersempurnanya pedoman ini.

Jazakumullahu khairan katsiran.

Fastabiqulkhaerat.

Sidrap, 20 Agustus 2022


Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
ITKes Muhammadiyah Sidrap

TTD
Wilda Rezki Pratiwi, S.ST., M. Kes
NIDN : 0906129102

3
STASE IV

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU


NIFAS

4
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar klinik pada mahasiswa
dalam lingkup asuhan kebidanan kepada nifas meliputi
asuhan kebidanan nifas dan manajemen laktasi
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan padanifas secara
holistic,komprehensif dan berkesinambungan yang didukung
kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis dan
reflektif
b. Mampu melakukan deteksi dini,konsultasi,kalaborasi dan
rujukan,didukung kemampuan berpikir kritis dan rasionlisasi
klinis sesuai lingkup asuhan kebidanan
c. Mampu melakukan penanganan awal kegawat daruratan
neonatal sesuai standar mutu yang berlaku
d. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan dan pelopor
pelayanan kebidanan sesuai kode etik profesi
e. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling
tentang kesehatan reproduksi,kehidupan berkeluarga sehat,
persiapan menjadi orang tua dan pengasuhan anak
f. Mampu membuat keputusan Mampu melakukan upaya
pemberdayaan perempuan sebagai mitra untuk meningkatkan
kesehatan,dan atisipasi masalah,pencegahan komplikasi dan
kegawatdaruratan.
g. secara tepat dalam pelayanankebidanan berdasarkan
pemikiran logis,ktitis,inovatif sesuai dengan kode etik

B. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Waktu Praktik : 22 Mei s/d 3 Juni 2023
Tempat : UPT Puskesmas Anggeraja
Bagian : Ruang Nifas

C. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI

1. Pemeriksaan postnatal (Minggu ke 1, Minggu ke 2-6)

2. Asuhan kebidanan pada puerperium

i
3. Manajemen dan administrasi obat yang digunakan dalam
asuhan nifas

4. Risk assessment tools,

5. Keterampilan membuat surat rujukan

6. Seksualitas pada periode postpartum

7. Asuhan postnatal pada ibu dengan kebutuhan kompleks

8. Patient safety pada asuhan postnatal

9. Pembelajaran interprofesional dan bekerja interdisiplin,


refleksi praktik klinik, penurunan risiko dan promosi
kesehatan pada postpartum

10. Aspek psikososial dan kultural pada nifas (menganalisis


dimensi social dan cultural yang berhubungan dengan
nutrisi dan laktasi serta memperkuat pengetahuan dan
keterampilannya untuk mendukung perempuan dalam
membuat pilihan memberikan nutrisi pada bayi, laktasi
dan menyusui sesuai dengan kode etik praktik bidan)

11. Asuhan postnatal di rumah sakit pada ibu post SC

12. Edukasi dan pengaturan kehamilan pada masa nifas

13. Konsep home visit

14. Keterampilan melakukan pencatatan

15. Berduka dan kehilangan

16. Laktasi

17. Nutrisi dan biochemistry masa nifas, biochemistry ASI

18. Manajemen nifas (dukungan menyusui, konseling tentang


perawatan diri)

19. Peralatan dan teknologi pada breastfeeding

20. Adaptasi ibu dan proses menyusui

21. Menyusui bayi kembar/multiple

22. Gangguan pada payudara yang tidak menyusui

23. Posisi terapetis pada menyusui

24. Membangun kemampuan dan kepercayaan diri ibu dan


keluarga pada proses menyusui

ii
25. Memerah dan mengeluarkan ASI

26. Dukungan pada terapi manual menyusui

27. Praktik yang dapat mengganggu kesuksesan menyusui

28. Menyusui pada ibu bekerja

29. Pemberitahuan menyusui

30. Masalah pada menyusui

31. Menyusui pada kondisi khusus

32. Susu pengganti

33. Asuhan kebidanan pada ibu dengan kondisi khusus:


mastitis, perinatal dengan gangguam mood dan
kecemasan, postpartum endometritis, perdarahan post
partum

D. TARGET

1. CBD 1
2. BST 60
3. Tutorial Klinik 1
4. Refleksi Kasus 1
5. Journal Reading 2
6. OMP 5
7. DOPS 2
8. Mini Cex 2
9. OSLER 1
10. Laporan Lengkap 1
11. Laporan Data Fokus 19

iii
a. Bed Side Teaching

iv
v
vi
vii
viii
FORMAT LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)

A. HALAMAN JUDUL

ix
x
xi
xii
xiii
xiv
xv
xvi
xvii
LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)
STASE ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” CONTROL POST SC (sectio


caesaria) HARI KEENAM DENGAN NYERI LUKA OPERASI SC
DI RUANG NIFAS UPT PUSKESMAS ANGGERAJA“
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Preseptor Pembimbing Pendidikan : Resky Devi Akib, S.ST.,M.Keb

Disusun Oleh :

SRI HANDAYANI.KIMAN
NIM. 202210132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

xviii
xix
DAFTAR ISI

Hal.

SAMPUL DEPAN …………………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. iii

PENDAHULUAN……………………………………………………………………. 1

1. Latar Belakang…………………………………………………………………… 1

2. Tujuan …………………………………………………………………………... 3

TINJAUAN TEORI ………………………………………………………………….. 4

DOKUMENTASI SOAP …………………………………………………………….. 11

RENCANA TINDAK LANJUT……………………………………………………… 19

PEMBAHASAN……………………………………………………………………… 20

SIMPULAN…………………………………………………………………………... 22

REFERENSI………………………………………………………………………….. 23

xx
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) mencerminkan status kesehatan ibu. Ada risiko

kematian selama kehamilan, melahirkan dan nifas. Hampir 529.000 perempuan

meninggal akibat komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas. oleh karena itu,

diperkirakan AKI global sekitar sekitar 400 per 100.000 kelahiran hidup. Di negara

berkembang, MMR mencapai 98%. AKI di indonesia sangat tinggi. Menurut data

kementrian kesehatan tahun 2016 jumlah kematian ibu sebesar 4.912 kasus dan sebesar

4.167 kasus di tahun 2017 (Kasron, 2019).

Seksio Sesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan di

mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerektomi) untuk

mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal

melalui vagina tidak memungkinkan karena beresiko kepada komplikasi medis lainya

(Purwoastuti, Dkk, 2015).

Setiap wanita menginginkan Persalinan nya berjalan lancar dan dapat melahirkan

bayi dengan sempurna. Ada dua cara persalinan yaitu persalinan lewat vagina yang lebih

lebih dikenal dengan persalinan alami dan persalinan caesar atau section caesarea

(Veibymiaty Sumelung, Dkk, 2014).

Pada beberapa keadaan, tindakan Seksio Sesarea ini bisa direncanakan atau

diputuskan jauh-jauh sebelumnya. Operasi ini disebut operasi sesarea elektif. Kondisi ini

dilakukan apabila dokter menemukan ada masalah kesehatan pada ibu atau menderita

suatu penyakit, sehingga tidak memungkin untuk melahirkan secara normal. Indikasi

persalinan sectio caesarea yang disebabkan oleh factor ibu yaitu meliputi umur beresiko,

Riwayat sc, partus tak maju, postdate, induksi gagal, kelainan ketuban (KPD, air ketuban

keruh, oligohidramnion, polihidramnion) penyakit ibu (PEB/eklampsi, asma, anemia) dan

gawat janin (Purwoastuti, Dkk, 2015).

1
Berdasarkan studi pendahuluan di UPT Puskesmas Anggeraja pada tanggal 22

Mei 2023, diperoleh data dari rekam medik bulan januari – desember 2022, ibu bersalin

sebanyak orang, ibu bersalin dengan normal sebanyak orang ( %), ibu bersalin

dengan tindakan operasi SC sebanyak ( %).

Tindakan sectio caesarea melibat tindakan invasif dan anastesi. Tindakan SC akan

menimbulkan dampak pada ibu seperti infeksi, trauma kandung kemih dan juga rasa sakit

serta luka sayatan pada perut (SAMBAS, 2017). Rasa sakit saat operasi caesarea akan

memengaruhi perubahan kontinuitas jaringan akibat operasi. Sakit tersebut dapat

menimbulkan berbagai masalah, salah satunya seperti menyusui.

Persalinan SC dapat memberikan keuntungan dan kerugian bagi ibu. Salah satu

keuntungannya bisa membantu persalinan dengan cara membedah perut sebagai jalan

lahir jika tidak dapat melakukan persalinan secara pervaginam. Dan kerugiannya ibu akan

merasa sakit akibat luka insisi dan mungkin akan memberikan efek

psikologis(Utami, 2016).

Sekitar 68% ibu post partum SC mengalami kesulitan dalam merawat bayinya

karena gerakan. Nyeri saat mengerakkan tubuh untuk naik turun di tempat tidur dan

mengatur postur tubuh yang nyaman. Hal ini akan menyebabkan keterlambatan menyusui.

Pengobatan untuk mengurangi nyeri pada pasien SC post partum biasanya menggunakan

analgesik, tetapi farmakologi tidak digunakan untuk memperbaiki kondisi pasien.

Kemampuan mengontrol nyeri, sehingga harus diberikan kombinasi farmakologi dan non

farmakologi agar masa kesembuhan tidak berkepanjangan, dan nyeri ibu nifas dapat

dikurangi (Rini & Susanti, 2018).

Salah satu cara untuk mempertahankan kemandirian pada ibu nifas yaitu dengan

mobilisasi dini yang dilakukan setelah pasien dapat beraktivitas yang dibantu oleh

perawat/bidan sesuai standar operasional prosedur (Eriyani et al., 2018). Salah satu

keuntungan melakukan mobilisasi dini yaitu dapat mempercepat kesembuhan luka

(Rahma & Kamsatun, 2018)

2
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa masih banyaknya persalinan dengan

Tindakan operasi SC , dimana masa nifas yang dialami pasien setelah tindakan operasi

SC akan berbeda mobilisasinya dengan ibu nifas yang bersalin normal serta tingkatan

nyeri yang dirasakan akan berbeda juga. Melihat fakta diatas maka penulis tertarik

mengambil judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. “Y” Control Post SC (sectio caesaria)

hari keenam dengan nyeri luka operasi sc di ruang nifas UPT Puskesmas Anggeraja.

2. Tujuan

Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. “Y” control post sc (sectio caesaria)

hari keenam dengan nyeri luka operasi sc di ruang nifas UPT Puskesmas Anggeraja.

3
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan teori tentang Seksio Sesarea (SC)

Seksio Sesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan

di mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerektomi)

untuk mengeluarkan bayi. Seksio Sesarea umumnya dilakukan ketika proses

persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena beresiko

kepada komplikasi medis lainya (Purwoastuti, Dkk, 2015).

B. Klasifikasi operasi Seksio Sesarea (SC)

Ada beberapa jenisSeksio Sesarea (SC), yaitu diantaranya :

• Jenis klasik yaitu dengan melakukan sayatan vertikal sehingga

memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi.

Akan tetapi jenis ini sudah sangat jarang dilakukan saat ini karena

sangat beresiko terhadap terjadinya komplikasi.

• Sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum

dilakukan pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko

terjadinya perdarahan dan cepat penyembuhanya.

• Histerektomi caesar yaitu bedah caesar diikuti dengan pengankatan

rahim. Hal ini dilakukan dalam kasus-kasus di mana pendarahan yang

sulit tertangani atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim.

• Bentuk lain dari Seksio Sesarea (SC) seperti extraperitoneal CS atau

Porro CS (Purwoastuti, Dkk, 2015)

4
C. Indikasi

Dokter spesialis kebidanan akan menyarankan Seksio Sesarea (SC) ketika

proses kelahiran melalui vagina kemungkinan akan menyebabkan risiko

kepada sang ibu atau bayi. adapun hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan

disaran nya bedah caesar antar lain:

• Indikasi yang berasal dari ibu yaitu pada plasenta previa terutama pada

primigravida, primi para tua disertai letak ada, disproporsi sefalo

pelvic (disproporsi janin/panggul, sejarah kehamilan dan persalinan

yang buruk, terdapat kesempitan panggul, solusio plasenta tingkat I-II,

komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia-eklampsia, atas permintaan,

kehamilan yang disertai penyakit, (jantung, DM, gangguan perjalanan

persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).

• Indikasi yang berasal dari janin

Fetal distress/gawat janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan

kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi (Ralph

Benson, Dkk, 2013).

D. Komplikasi

Menurut Sarwono Prawirohardjo (2011) komplikasi yang mungkin

timbul dalam Post Seksio Sesarea (SC) :

• Syok

Peristiwa ini terjadi karena insufisiensi akut dari sistem sirkulasi

dengan akibat sel-sel jaringan tidak mendapat zat-zat makanan dan O2

5
dengan akibat terjadi kematian nya.

Penyebab-penyebab syok adalah: hemoragi merupakan penyebab

terbanyak dan harus selalu dipikirkan bila terjadi pada 24 jam pertama

pascabedah, sepsis, neurogenik dan kardiogenik, atau kombinasi

antara berbagai sebab tersebut.

Gejala-gejalanya ialah nadi dan pernafasan meningkat, tensi menurun,

oliguri, penderita gelisah, eksteremitas dan muka dingin, serta warna

kulit keabu-abuan. Dalam hal ini sangat penting untuk membuat

diagnosis sedini mungkin yang dikenal dengan sistem peringatan dini

(early warning system), karena jika terlambat, perubahanya sudah

tidak dapat dipengaruhi lagi.

• Gangguan Saluran Kemih

Pada operasi ada kemungkinan terjadi retensio urinae. Pengeluaran air

seni perlu diukur, jika air seni yang dikeluarkan jauh berkurang, ada

kemungkinan oliguri atau retensio urinae. Pemeriksaan abdomen

seringkali dapat menentukan adanya retensi. Apabila daya upaya

supaya penderita dapat berkemih tidak berhasil, maka terpaksa

dilakukan kateterisasi.

• Infeksi Saluran Kemih

Kemungkinan infeksi saluran kemih selalu ada, terutama pada

penderita-penderita yang untuk salah satu sebab dikateter. Penderita

menderita panas dan seringkali menderita nyeri pada saat berkemih,

6
dan pemeriksaan air seni (yang dikeluarkan dengan kateter atau

sebagai midstream urine) mengandung leukosit dalam kelompok. Hal

ini dapat segera diketahui dengan meningkatnya leukosit esteras

• Distensi Perut

Pada pasca laparatomi tidak jarang perut agak kembung akan

tetapi,setelah flatus keluar, keadaan perut menjadi normal. Akan

tetapi, ada kemungkinan bahwa distensi bertambah, terdapat timpani

diatas perut pada periksa ketok, serta penderita merasa mual dan

muntah.

• Infeksi puerperal

Pada komplikasi ini biasanya bersifat ringan, seperti kenaikan suhu

selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti

Tromboflebitis, peritonitis, sepsis dan lainya.

• Terbukanya Luka Operasi Eviserasi

Sebab-sebab terbukanya luka operasi pasca pembedahan ialah luka

tidak dijahit dengan sempurna, distensi perut, batuk atau muntah keras,

serta mengalami infeksi.

E. Perawatan Post Seksio (SC)

Perawatan Post Seksio Sesarea (SC) sangat diperlukan untuk mengembalikan

kondisi kebugaran tubuh seperti sedia kala. Adapun perawatan Post Seksio

Sesaria (SC) yang harus dilakukan oleh bidan yaitu diantaranya:

7
a. Periksa tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan, ukur jumlah

urine yang tertampung dikantong urine dan periksa/ukur jumlah

perdarahan selama operasi.

b. Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan diatas pada

lembar laporan.

c. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai apgar score dan kondisi bayi

saat lahir, lembar operasi ditanda tangani oleh operator.

d. Buat instruksi perawatan yang meliputi: jadwal pemeriksaan ulang

tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan, jadwal pengukuran

jumlah produksi urine, berikan instruksi dengan jelas, singkat dan

terperinci yang mencangkup nama, obat, dosis, cara pemberian, dan

waktu atau jam pemberian.

F. Asuhan Pada Ibu Post Seksio Sesaria (SC)

Setelah pasca operasi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan karena pada

tahap ini ibu sangat rentang terhadap infeksi akibat perlukaan karena

persalinan. Dengan memberikan asuhan dan pemantauan khusus pada ibu

pasca operasi maka kemungkinan terjadinya infeksi pada klien lebih rendah

(Baston Helen dan Hall Jenifer 2011:166)

8
G. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

Dokumentasi SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Planning)

• Pembuatan grafik metode SOAP merupakan pengelolaan informasi

yang sistematis yang mengatur penemuan dan konklusi kita menjadi

suatu rencana asuhan.

• Metode ini merupakan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan

guna menyusun dokumentasi asuhan.

• SOAP merupakan urutan langkah yang dapat membantu kita mengatur

pola pikir kita dan memberikan asuhan yang menyeluruh.

SUBJEKTIF

• Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis.

• Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien (ekspresi

mengenai kekhawatiran dan keluahannya)

OBJEKTIF

• Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,

• Hasil pemeriksaan labaoratorium/ pemeriksaan diagnostic lain,

3.Informasi dari keluarga atau orang lain.

ASSESMENT

• Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) data

subjektif.

• Diagnostik/ masalah

9
• Diagnosis/ masalah potensial

• Antisipasi diagnosi/ maslah potensial/ tindakan segera.

PLANNING

Pendokumentasian tindakan (I) dan evaluasi (E), meliputi: asuhan

mandiri, kolaborasi, tes diagnostic/laboratorium, konseling, dan tindak lanjut

(follow up) (Mangkuji , 2012)

10
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Y” CONTROL
POST SC (sectio caesaria) HARI KEENAM DENGAN NYERI LUKA POST SC
DI RUANG NIFAS UPT PUSKESMAS ANGGERAJA
TANGGAL 22 MEI 2023

Tanggal pengkajian : 22 Mei 2023

Jam : 10.00 Wita

Tempat Pengkajian : Ruang Nifas UPT Puskesmas Anggeraja

Nama Mahasiswa : Sri Handayani.Kiman

NIM : 202210132

DATA SUBJEKTIF (S)

A. IDENTITAS

1. Identitas Pasien

Nama Ibu : Ny.”Y”

Umur : 37 thn

Suku : Bugis

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS

Alamat : Cakke

11
2. Identitas Suami

Nama Ayah : Ny.”M”

Umur : 38 thn

Suku : Bugis

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Galung Melati

B. Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan pertama dan tidak pernah

keguguran. HPHT : 03/08/2022 HTP : 10/05/2023. Melakukan ANC

sebanyak 8 kali selama kehamilan (5x dipuskesmas 3x di RS)

C. Riawayat persalinan sekarang

Ibu merasakan nyeri perut tembus belakang sejak tanggal 15 mei 2023 dan

adanya pelepasan air. Segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit oleh

dokter obgyn dengan hasil pemeriksaan USG cairan ketuban sedikit yang

akan membahayakan janin sehingga menjadi indikasi untuk dilakukan

operasi SC.

12
D. Keluhan Utama

1. Ibu mengeluh nyeri pada luka jahitan SC yang dirasakan setelah

melahirkan tanggal 16 mei 2023 Pukul 17.00 Wita

2. Ibu mengatakan dioperasi tanggal 16 mei 2023 Pukul 15.30 Wita

3. Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada daerah luka operasi bila bergerak

4. Ibu mengatakan ASI nya sudah ada tapi masih sedikit, payudara sudah mulai

agak keras

5. Ibu mengatakan sudah BAB hari 2 setelah dioperasi

6. Ibu tidak ada riwayat hipertensi, asma dan jantung

7. Ibu tidak alergi makanan maupun obat-obatan

8. Ibu belum menggunakan alat kontrasepsi dan ingin memasang implant hari

ini

9. Ibu dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya

DATA OBJEKTIF (O)

A. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran komposmentis

3. Ekspresi wajah kadang-kadang meringis menahan sakit terutama saat

bergerak

13
4. Tanda-tanda vital dalam batas normal

a. Tekanan Darah : 120/91 mmHg

b. Nadi : 87 x / menit

c. Suhu : 36,8ºC

d. Pernapasan : 22x/ menit

5. Inspeksi, palpasi,auskultasi dan perkusi

a. Kepala dan rambut

Inspeksi : Rambut bersih,tidak rontok, hitam,panjang.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan

b. Wajah

Inspeksi : Ibu tampak meringis kesakitan terutama saat bergerak

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan

c. Mata

Inspeksi : Sklera tampak putih dan konjungtiva merah muda.

d. Hidung

Inspeksi : Tidak ada secret, dan tidak ada polip

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

e. Telinga

Inspeksi : Tidak ada pengeluara cairan,pendengaran baik

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan

14
f. Mulut dan gigi

Inspeksi : Bibir tidak pucat

g. Leher

Inspeksi :Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,

dan pelebaran fena jugularis

h. Payudara

Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, punting susu menonjol,

hyperpigmentasi pada areola mamae

Palpasi :Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan

terdapat pengeluaran colostrum

i. Abdomen

Inspeksi : Terdapat luka bekas operasi ditutup menggunakan opsite

post plester

Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada daerah bekas operasi, masih

nampak basah dibagian tengah luka bekas operasi.

j. Vulva dan Vagina

Inspeksi : pengeluaran lochia rubra

k. Anus

Inspeksi : Tidak ada hemoroid.

15
l. Ekstremitas Atas

Inspeksi : tidak ada kelainan

Palpasi : Tidak ada oedema dan nyeri tekan

m. Ekstremitas Bawah

Inspeksi : Tidak ada varises

Palpasi : Tidak ada oedema dan nyeri tekan

Perkusi : Refleks patella kiri dan kanan (+)

ASSASEMENT (A)

Diagnosa : Post Partum 6 hari dengan nyeri luka jahitan SC

Masalah Aktual : Nyeri luka jahitan SC

Masalah Potensial :Antisipasi terjadinya infeksi pada luka SC

PLANNING (P)

Tanggal 22 mei 2023 pukul 10.30 WIta

1. Memberikan selamat pada ibu atas kelahiran bayinya

Hasil : ibu merasa bahagia dan merasa di perhatikan atas ucapan tentang

kelahiran bayinya tersebut

2. Menjelaskan tindakan yang dilakukan

Hasil : ibu mengerti dan bersedia menerima tindakan yang di lakukan oleh bidan

3. Mencuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

Hasil : telah dilakukan cuci tangan

16
4. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

Hasil : TTV dalam batas normal

TD : 120/92 mmHg

N : 87x/menit

S : 36,80C

P : 22x/menit

5. Mengobservasi pengeluaran lochea

Hasil : pengeluaran lochea : sesuai fisiologisnya lochea rubra

6. Memberikan ibu KIE tentang penyebab nyeri yang dirasakan yaitu karena

terputusnya kontinuitas jaringan otot, dan serabut akibat dari rangsangan otot

abdomen yang berlebihan saat operasi dengan adanya luka ini maka dapat

merangsang ujung-ujung saraf sehingga timbul rasa nyeri

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan

7. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyerinya

Hasil : ibu paham dan akan melakukannya

8. Mengajarkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap yaitu membantu ibu berjalan

pelan-pelan

Hasil : ibu bersedia dan telah melakukannya

17
9. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar serta menganjurkan ibu menyusui

bayinya secara ondemand

Hasil : ibu paham terhadap penjelasan dan bersedia melakukannya

10. Memberikan penjelasan tentang personal hygiene yaitu mengganti pembalut

minimal 3x sehari dan pakaian bila basah/ kotor serta berhati-hati untuk tidak

menganai perban luka jahitan sc pada abdomennya serta menjaga luka bekas

operasinya agar tetap kering

Hasil: Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mau melakukan

nya.

11. Memberikan KIE kepada ibu tentang KB pasca salin

Hasil : ibu paham terhadap penjelasan yang diberikan dan sudah berdiskusi

dengan suaminya dan sepakat ingin menggunakan Implant.

12. Menganjurkan pada ibu untuk istrahat yang cukup

Hasil : ibu beristirahat yang cukup dan tidak banyak melakukan aktifitas

13. Memberikan obat oral sesuai dengan therapy yang diberikan dokter

Hasil : therapy lanjut

14. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda infeksi masa nifas

Hasil : ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan bidan dan akan kembali

jika ada tanda-tanda infeksi pada masa nifas.

18
RENCANA TINDAKAN ASUHAN

Tanggal 22 Mei 2023 :

1. Melakukan ganti verban pada luka jahitan post SC pada ibu

2. Melakukan Kembali KIE pada ibu tentang KB pasca salin

3. Melakukan KIE tentang perawatan BBL dirumah

4. Menginformasikan pada ibu untuk keposyandu tiap bulan menimbang dan imunisasi

bayinya

5. Memberikan KIE Kembali tentang tanda-tanda bahaya ibu nifas

6. Memberi support pada ibu untuk memberikan bayinya ASI ekslusif sampai 6 bulan

dan melanjutkan pemberian ASI hingga 2 tahun

7. Memberitahu ibu aturan minum obat dan meminum obatnya sesuai aturan

8. Melakukan kesepakatan kunjungan ulang

19
PEMBAHASAN

Berdasarkan teori dan asuhan yang diberikan tidak ada kesenjangan teori

dan kasus nyata pada asuhan kebidanan yang dilakukan kepada Ny.”Y” control post

SC hari keenam dengan nyeri luka SC. asuhan yang diberikan sudah menggunakan

standart asuhan kebidanan yang dituangkan dalam SOAP. Masa nifas yang dijalani

Ny”Y” dinilai berjalan normal setelah dilakukan pemeriksaan yaitu :

Data subjektif meliputi identitas ibu dan suami , Riwayat kehamilan yang

merupakan kehamilan pertama serta ibu melakukan ANC sebanyak 8x, Riwayat

persalinan setelah melakukan pemeriksaan kepada dokter obgyn di RS bahwa hasil

USG menunjukkan bahwa air ketuban ibu sedikit sehingga dapat membahayakan

janinnya serta keluhan yang dialami setelah operasi sectio Caesar yaitu nyeri luka

operasinya. Berdasarkan Riwayat persalinan yang dialami menurut teori air ketuban

yang sedikit (oligohidramnion) merupakan salah satu indikasi untuk dilakukan

sectio caesarea. Dan nyeri yang dirasakan ibu merupakan keluhan yang wajar

karena karena terputusnya kontinuitas jaringan otot, dan serabut akibat dari

rangsangan otot abdomen yang berlebihan saat operasi dengan adanya luka ini maka

dapat merangsang ujung-ujung saraf sehingga timbul rasa nyeri.

Data objektif meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal,

pemeriksaan secara head to toe dari kepala hingga kaki tidak ada kelainan,

pengeluaran ASI sudah ada, penurunan TFU sesuai , pengeluaran lochea rubra.

Semua hasil pemeriksaan secara objektif sesuai dengan teori.

Analisa data P1A0 post sc hari keenam dengan nyeri luka operasi serta

masalah potensial antisipasi adanya infeksi pada luka operasi.

20
Dan penatalaksanaan kasus yang telah dilakukan sesuai dengan teori

perawatan masa nifas, kemudian melakukan rencana tindakan untuk memberikan

pengetahuan kepada ibu dalam menjalani masa nifasnya.

21
KESIMPULAN

1. Melaksanakan pengkajian dan analisis data Ibu Post Partum Pada Ny”Y“

control Post SC hari keenam dengan nyeri luka operasi dengan hasil ditemukan

data bahwa ibu telah dioperasi Seksio Sesarea (SC) karena kondisi yang tidak

memungkinkan untuk melahirkan normal akibat cairan ketuban yang sedikit

sehingga dapat membahayakan janinnya.

2. Merumuskan diagnosa/masalah aktual Ibu Post Partum Pada Ny”Y“ Post

Seksio Sesarea (SC) Hari Ke 6 dengan nyeri luka operasi dengan hasil yaitu dapat

menimbulkan nyeri pada daerah bekas Seksio Sesarea (SC).

3. Merumuskan diagnosa/masalah potensial Ibu Post Partum Pada Ny”Y“ Hari

Ke 6 dengan nyeri luka operasi dengan hasil yaitu keadaan nyeri pada luka operasi

memungkinkan terjadinya infeksi apabila tidak ditangani dengan baik.

4. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ibu Post Partum

Pada Ny”Y“ Hari Ke 6 dengan nyeri luka operasi dengan hasil yaitu semua

tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa

adanya hambatan.

5. Merencanakan tindak lanjut asuhan untuk ibu Post Partum Pada Ny”Y“ Hari Ke 6

dengan nyeri luka operasi untuk mengantisipasi adanya infeksi pada masa nifas

serta meningkatkan pengetahuan ibu setelah pulang kerumah

22
REFERENSI

Benson, Ralph C dan Martin L Pernold. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:EGC,

2013

Kasron, S. (2019). Identification of The Puerperium Infection Characteristics. Jurnal

Kebidanan, 9(1), 127–134

Mangkuji, Betty. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta: EGC, 2012

Purwoastuti, Endang, dkk. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press, 2015.

Rahma, W. F., & Kamsatun. (2018). Mobilisasi Dini Ibu Post Sectio Caesarea Di Rsud

Soreang. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 5(2), 149–163.

https://doi.org/10.32668/jitek.v5i2.5

Rini, S., & Susanti, I. H. (2018). penurunan nyeri pada ibu post sectio caesaria pasca intravensi

BIOLOGIC NURTURING BABY LED FEEDING. Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, 16(2),

83–88.

SAMBAS, E. K. (2017). PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI

PERAWATAN IBU POSTPARTUM DENGAN SEKSIO SESARIA TERHADAP

KEMAMPUAN MERAWAT DIRI DI RSUD Dr. SOEKARDJO KOTA

TASIKMALAYA. Kesehatan Bakti Tunas Husada,17(2).

Sumelung, V., Kundre, R., & Karundeng, M. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG

BERPERAN MENINGKATNYA ANGKA KEJADIAN SECTIO CAESAREA

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LIUN KENDAGE TAHUNA. Ejournal

Keperawatan (e-Kp), 30(4), 869–874. https://doi.org/10.1016/0584-

8539(74)80002-4

Utami, S. (2016). Efektivitas Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Nyeri Post Partum

Sectio Caesarea. Unnes Journal of Public Health, 5(4), 316.

https://doi.org/10.15294/ujph.v5i4

23
xxiv
xxv
xxvi
xxvii
xxviii
xxix
xxx
xxxi
xxxii
xxxiii
LAPORAN READING JOURNAL
STASE ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” CONTROL POST SC (sectio


caesaria) HARI KEENAM DENGAN NYERI LUKA OPERASI SC
DI RUANG NIFAS UPT PUSKESMAS ANGGERAJA“
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

xxxiv
Disusun Oleh :
SRI HANDAYANI KIMAN
NIM. 202210132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

xxxv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan prkatik

profesi reading jurnal yang berjudul “Manajemen Asuhan Ibu Nifas Pada Ny

‘Y’ Post Partum SC dengan Nyeri Luka Pada Bekas Operasi SC di UPT

Puskesmas Anggeraja”. Dalam laporan ini dibahas mengenai telaah jurnal.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi

target dalam praktik profesi bidan pada stase bayi baru lahir

Penulis menyadari bahwa tidak tertutup kemungkinan didalamnya

terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi parapembaca pada umumnya.

Anggeraja, 3 Juni 2023

Penulis,

(Sri Handayani Kiman)

xxxvi
DAFTAR ISI

Hal.

SAMPUL DEPAN …………………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………... ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………... iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. iv

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………………………. 1

BAB II

TINJAUAN TEORI ………………………………………………………………….. 3

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………………… 20

LAMPIRAN………………………………………………………………………….. 28

xxxvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Masalah
Sectio caesarea adalah suatu tindakan pembedahan yaitu dengan cara
memberikan sayatan pada dinding depan uterus untuk membantu proses
persalinan. Untuk tindakan Sectio Caesarea dengan memutus kontuitas jaringan
atau dengan persambungan jaringan pada insisi yang akan mengeluarkan reseptor
nyeri terutama setelah efek anastesi habis. Nyeri merupakan sensasi ketidak
nyamanan yang sering dikeluhkan ibu post partum. Nyeri post partum dapat terjadi
karena berbagai macam sebab, antara lain: kontraksi uterus selama periode
involusi uterus, pembengkakan payudara karena proses laktasi yang belum
adekuat, perlukaan jalan lahir, dan perlukaan insisi bedah pada ibu post sectio
caesarea (SC). Nyeri dapat dirasakan pada berbagai macam tingkatan mulai dari
nyeri ringan-sedang sampai nyeri berat. Tingkatan nyeri yang dirasakan pasien
post partum tergantung dari banyaknya sumber penyebab nyeri, toleransi pasien
terhadap nyeri, dan faktor psikologis dan lingkungan
B. Skala
Prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi adalah nyeri. Beberapa dasar
pertimbangan yang dipakai untuk menetapkan nyeri menjadi prioritas antara lain
kenyamanan merupakan kebutuhan dasar yang fisiologis, pemenuhan yang baik
tidak saja dapat mengurangi, menurunkan, atau menghilangkan nyeri, tetapi juga
meningkatkan mobilisasi lebih awal, membantu klien bekerja lebih dini,
memperpendek masa hospitalisasi, dan mengurangi biaya perawatan, nyeri yang
tidak dapat diatasi atau dikontrol pada ibu post partum dapat menyebabkan
keletihan, kecemasan dan persepsi nyeri memburuk, sehingga mobilisasi dini
terhambat, laktasi terhambat, proses bonding attacmant terhambat, kecewa karena
ketidaknyamanan, gangguan pola tidur, dan bahkan bila nyeri berkepanjangan
akan meningkatkan risiko post partum blues
C. Kronologi
Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan ibu post
partum. Nyeri post partum dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara
lain: kontraksi uterus selama periode involusi uterus, pembengkakan payudara
karena proses laktasi yang belum adekuat, perlukaan jalan lahir, dan perlukaan
insisi bedah pada ibu post sectio caesarea (SC). Nyeri dapat dirasakan pada
berbagai macam tingkatan mulai dari nyeri ringan-sedang sampai nyeri berat.

1
Tingkatan nyeri yang dirasakan pasien post partum tergantung dari banyaknya
sumber penyebab nyeri, toleransi pasien terhadap nyeri, dan faktor psikologis dan
lingkungan. Nyeri berdampak sangat komplek bagi perawatan ibu post partum,
antara lain: terhambatnya mobilisasi dini, terhambatnya laktasi, terhambatnya
proses bonding attachment, perasaan lelah, kecemasan, kecewa karena
ketidaknyamanan, gangguan pola tidur, dan bahkan bila nyeri berkepanjangan
akan meningkatkan risiko post partum blues. Dampak-dampak negatif ini bila
tidak diatasi akan mempengaruhi proses pemulihan ibu post partum. Nyeri pada
ibu post partum terutama dirasakan pada hari pertama dan kedua, dimana fase
adaptasi psikologis ibu masuk pada tahap taking in yaitu tahap dependent. Tahap
ini ibu masih membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dengan porsi terbesar yang pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur dan nutrisi. Bila
nyeri yang terjadi pada fase ini tidak dapat diatasi maka akan memperpanjang
fase taking in dan proses dependent-independent klien manjadi terhambat.
D. Solusi
Nyeri dan ketidaknyamanan pada umumnya akan selalu ada, tetapi kehadiran
orang-orang yang dicintai, orang terdekat, orang kepercayaan akan membantu
meminimalkan kesepian dan ketakutan, sehingga dapat mempengaruhi persepsi
nyeri. Seseorang yang memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan
meningkatkan nyeri. Upaya pengalihan (distraksi) dapat menurunkan respon
nyeri. Interaksi dengan bayi merupakan media bonding. Bonding didefi nisikan
sebagai suatu ketertarikan mutual pertama antar individu, misalnya antara
orangtua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan kebidanan

Judul/Waktu Deskripsi kegit Resposisi TTD


Asuhan Subjektif :
kebidanan Identitas Pasien
pada ibu nifas Nama Ibu: Ny.”Y”
ny ‘Y” post sc Umur : 37 thn
dengan nyeri Suku : Bugis
luka pada Agama : Islam
bekas operasi Pendidikan: S1
sc. Pekerjaan: PNS
Alamat : Cakke
(Sri Handayani Kiman)
Tanggal/waktu Identitas Suami NIM:202210132
pengkajian : Nama Ayah : Tn.”M”
22 mei 2023 / Umur : 38 thn
10.00 Wita Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan: S1
Pekerjaan: Wiraswasta
Alamat :Galung Melati

Keluhan Ibu:
10. Ibu mengeluh nyeri pada
luka jahitan SC yang
dirasakan setelah melahirkan
tanggal 16 mei 2023 Pukul
17.00 Wita
11. Ibu mengatakan dioperasi ( Bd. Hajarah,S.Tr.Keb)
tanggal 16 mei 2023 Pukul NIP:197304071992032003
15.30 Wita
12. Ibu mengatakan masih
merasa nyeri pada daerah
luka operasi bila bergerak
13. Ibu mengatakan ASI nya
sudah ada tapi masih sedikit,
payudara sudah mulai agak
keras
14. Ibu mengatakan sudah
BAB hari 2 setelah dioperasi
15. Ibu tidak ada riwayat
hipertensi, asma dan jantung
16. Ibu tidak alergi makanan
maupun obat-obatan
17. Ibu belum menggunakan
alat kontrasepsi dan ingin
memasang implant hari ini

3
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran Composmentis
Tanda-tanda Vital:
e. Tekanan Darah : 120/91 mmHg
f. Nadi : 87 x / menit
g. Suhu : 36,8ºC
h. Pernapasan :22x/ menit
i. LP:98 cm
j. TFU 2 jr pusat
k. Lochia rubra
l.

ASSESMENT (A)

Diagnosa : Post Partum 6 hari


dengan nyeri luka jahitan SC
Masalah Aktual : Nyeri luka
jahitan SC
Masalah Potensial :Antisipasi
terjadinya infeksi pada luka SC

PLANNING (P)

Tanggal 22 mei 2023 pukul


10.30 WIta
1. Memberikan selamat
pada ibu atas kelahiran bayinya
Hasil : ibu merasa bahagia dan
merasa di perhatikan atas
ucapan tentang kelahiran
bayinya tersebut
2. Menjelaskan tindakan
yang dilakukan
Hasil : ibu mengerti dan
bersedia menerima tindakan
yang di lakukan oleh bidan
3. Mencuci tangan 6
langkah sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
Hasil : telah dilakukan cuci
tangan
6. Memberikan ibu KIE
tentang penyebab nyeri yang
dirasakan yaitu karena
terputusnya kontinuitas
jaringan otot, dan serabut
akibat dari rangsangan otot
abdomen yang berlebihan saat

4
operasi dengan adanya luka ini
maka dapat merangsang ujung-
ujung saraf sehingga timbul
rasa nyeri
Hasil : ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
oleh bidan
7. Mengajarkan ibu
tekhnik relaksasi nafas dalam
untuk mengurangi nyerinya
Hasil : ibu paham dan akan
melakukannya
8. Mengajarkan ibu untuk
mobilisasi secara bertahap
yaitu membantu ibu berjalan
pelan-pelan
Hasil : ibu bersedia dan telah
melakukannya
9. Mengajarkan ibu cara
menyusui yang benar serta
menganjurkan ibu menyusui
bayinya secara ondemand
Hasil : ibu paham terhadap
penjelasan dan bersedia
melakukannya
10. Memberikan penjelasan
tentang personal hygiene yaitu
mengganti pembalut minimal
3x sehari dan pakaian bila
basah/ kotor serta berhati-hati
untuk tidak menganai perban
luka jahitan sc pada
abdomennya serta menjaga
luka bekas operasinya agar
tetap kering
Hasil: Ibu sudah mengerti
dengan penjelasan yang
diberikan dan mau melakukan
nya.
11. Memberikan KIE
kepada ibu tentang KB pasca
salin
Hasil : ibu paham terhadap
penjelasan yang diberikan dan
sudah berdiskusi dengan
suaminya dan sepakat ingin
menggunakan Implant.
12. Menganjurkan pada ibu
untuk istrahat yang cukup
Hasil : ibu beristirahat yang
cukup dan tidak banyak
melakukan aktifitas
13. Memberikan obat oral

5
sesuai dengan therapy yang
diberikan dokter
Hasil : therapy lanjut
14. Menjelaskan pada ibu
tanda-tanda infeksi masa nifas
Hasil : ibu mengerti tentang
penjelasan yang diberikan
bidan dan akan kembali jika
ada tanda-tanda infeksi pada
masa nifas.

6
B. Telaah jurnal
Berikut tabel reading jurnal:

Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparasion Outcome Time


1. Nikmatur Manajemen pasien Pemetaan nyeri Adanya Dari hasil Penelitian
Rohmah Nyeri Non mengatakan yaitu area 1, 2, 3, 4, perbandingan penilitian, dilakukan
Oktober Invasive PADA ”Nyeri skala dan 5. Area 1 dan 2 dengan kasus kepada ibu Oktober
Tahun IBU POST 2”. adalah area wajah yang diambil Tahun
menyatakan
2019 PARTUM Sedangkan yang merupakan dengan jurnal, 2019
DENGAN data obyektif area yang selalu ada beda bahwa
Pendekatan menunjukka mengalami pengetahuan Seseorang
EVIDENCE n wajah ketegangan pada responden yang
BASED cukup rileks. saat nyeri sebelum dan memfokuskan
PRACTICE berlangsung, sesudah perhatiannya
dengan melakukan penelitian. pada nyeri
masase pada daerah
dapat
ini diharapkan dapat
menjadi rileks mempengaruh
sehingga dapat i persepsi
memutuskan mata nyeri.
rantai siklus takut- Perhatian
tegang-nyeri. yang
Sedangkan area
meningkat
3,4,5 adalah area
yang dikeluhkan terhadap nyeri
sebagai area nyeri. akan
Nyeri dan meningkatkan
ketidaknyamanan nyeri. Upaya
pada umumnya pengalihan
akan selalu ada, (distraksi)
tetapi kehadiran
orang-orang yang dapat
dicintai, orang menurunkan
terdekat, orang respon nyeri.
kepercayaan akan
membantu
meminimalkan
kesepian dan
ketakutan, sehingga
dapat
mempengaruhi
persepsi nyeri.

7
2. Novia Penurunan Semua Tindakan Section Adanya Dari hasil Penelitian
Febiantri Nyeri Pasien pasien Post Caesarea perbandingan penelitian dilakukan
1, Post Sectio Sectio merupakan salah dengan kasus Terjadinya tahun 2020
Machmu Caesarea Caesarea satu pilihan bagi yang diambil, Penatalaksana
dah Menggunakan hari ke-2 di wanita yang akan pada jurnal an nyeri
Machmu Terapi Teknik ruang melakukan tindakan ini lebih dalam
dah1 Relaksasi Obsetri persalinan dengan spesifik mengatasi
Tahun Benson RSUP DR. adanya indikasi menggambar nyeri dengan
2020 Kariadi medis dan non akn tentang tujuan utuk
Semarang. medis, proses relaksasi mengurangi
Jumlah tindakan Sectio pengurangan nyeri yang
responden Caesarea yaitu rasa nyeri muncul
berjumlah 2 dengan cara dengan
orang. memutuskan menggunakan
Terapi jaringan kontuinitas dua metode
relaksasi atau persambungan yaitu metode
benson dengan insisi untuk non
dilakukan mengeluarkan bayi farmakologi
10-15 menit dan meninggalkan dan metode
selama 3 resptor nyeri pada farmakologi,
hari luka bekas insisi metode
dan nyeri bertambah farmakologi
ketika obat bius yaitu nyeri
atau anastesi habis berkurang
dengan obat-
obatan
analgesik
meliputi
morphine dan
lain-lain,
sedangkan
metode non
farmakologi
yaitu dengan
menggunakan
dari
penanganan
nyeri
berdasarkan
stimulus dan
perilaku
kognitif,
penanganan
fisik meliputi
stimulasi
kulit,
intervensi
perilaku
kognitif
meliputi
tindakan
imajinasi
terbimbing,

8
distraksi dan
relaksasi

C. Hasil asuhan ke bida nan” ibu ni fa s post sc pa da ny ‘Y’


dengan nye ri luka pa da be ka s opersa i sc ”. Seksio Sesarea (SC) adalah
proses persalinan dengan melalui pembedahan di mana irisan dilakukan di perut
ibu (laparatomi) dan rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan bayi. Bedah
caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak
memungkinkan karena beresiko kepada komplikasi medis lainya Sejalan
dengan hasil reading jurnal yang telah dilakukan dan didapatkan

jurnal pertama yaitu Manajemen Nyeri Non Invasive PADA IBU POST
PARTUM DENGAN Pendekatan EVIDENCE BASED PRACTICE. Pemetaan
nyeri yaitu area 1, 2, 3, 4, dan 5. Area 1 dan 2 adalah area wajah yang merupakan
area yang selalu mengalami ketegangan pada saat nyeri berlangsung, dengan
melakukan masase pada daerah ini diharapkan dapat menjadi rileks sehingga
dapat memutuskan mata rantai siklus takut-tegang-nyeri. Sedangkan area 3,4,5
adalah area yang dikeluhkan sebagai area nyeri. Nyeri dan ketidaknyamanan
pada umumnya akan selalu ada, tetapi kehadiran orang-orang yang dicintai,
orang terdekat, orang kepercayaan akan membantu meminimalkan kesepian dan
ketakutan, sehingga dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Jurnal kedua
Penurunan Nyeri Pasien Post Sectio Caesarea Menggunakan Terapi Teknik
Relaksasi Benson ,terjadinya penatalaksanaan nyeri dalam mengatasi nyeri
dengan tujuan utuk mengurangi nyeri yang muncul dengan menggunakan dua
metode yaitu metode non farmakologi dan metode farmakologi, metode
farmakologi yaitu nyeri berkurang dengan obat-obatan analgesik meliputi
morphine dan lain-lain, sedangkan metode non farmakologi yaitu dengan
menggunakan dari penanganan nyeri berdasarkan stimulus dan perilaku kognitif,
penanganan fisik meliputi stimulasi kulit, intervensi perilaku kognitif meliputi
tindakan imajinasi terbimbing, distraksi dan relaksasi.

9
D. Teori dari pokok bahasan dari asuhan kebidanan dan jurnal.

Seksio Sesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan

di mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerektomi)

untuk mengeluarkan bayi. Seksio Sesarea umumnya dilakukan ketika proses

persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena beresiko kepada

komplikasi medis lainya. Dokter spesialis kebidanan akan menyarankan Seksio

Sesarea (SC) ketika proses kelahiran melalui vagina kemungkinan akan

menyebabkan risiko kepada sang ibu atau bayi. adapun hal-hal yang dapat

menjadi pertimbangan disaran nya bedah caesar antar lain:

• Indikasi yang berasal dari ibu yaitu pada plasenta previa terutama pada

primigravida, primi para tua disertai letak ada, disproporsi sefalo pelvic

(disproporsi janin/panggul, sejarah kehamilan dan persalinan yang

buruk, terdapat kesempitan panggul, solusio plasenta tingkat I-II,

komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia-eklampsia, atas permintaan,

kehamilan yang disertai penyakit.

• Indikasi yang berasal dari janin

Fetal distress/gawat janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil,

kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi

10
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil telaah kedua jurnal dan kasus dan melaksanakan pengkajian

dan analisis data Ibu Post Partum Pada Ny”Y“ control Post SC hari keenam

dengan nyeri luka operasi dengan hasil ditemukan data bahwa ibu telah

dioperasi Seksio Sesarea (SC) karena kondisi yang tidak memungkinkan

untuk melahirkan normal akibat cairan ketuban yang sedikit sehingga dapat

membahayakan janinnya.tidak ada perbedaan hasilnya sejalan dengan teori

yang ada.

B. Saran

Jurnal reading bertujuan untuk melihat apa saja penatalaksanaan Kasus dan

seberapa besar pengaruhnya pada masa kehamilan. Diharapkan penetili

selajutnya dapat meniliti dari berbagai aspek lainnya seperti faktor genetik dan

metabolisme tubuh seseorang. Agar kasus BBLR tersebut perlahan-lahan dapat

membantu menurunkan AKI-AKB.

11
DAFTAR PUSTAKA

Artini, F.R. 2014. Skripsi: Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan


Media Leaflet Dengan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di
Desa Trangsan Gatak Sukoharjo. Http://Eprints.Ums.Ac.Id/31096/1/0
3._HALAMAN_DEPAN.PdfAprilianti, Dwi dan Jonni Syah R.Purba.(2015).
Hubungan Pengetahuan, Sikap, Asupan Energi Dan Protein, Terhadap Risiko
Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Wanita Usia Subur di Desa Hibun
Kabupaten Sanggsu. Jurnal Online Poltekkes Kemenkes Pontianak. PNJ 1(1):
36-39Adrianingtias (2015)
Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Zat Gizi Makro (Karbohidrat, Protein Dan
Lemak) Terhadap Status Gizi.

Aep Saepudin (2018) Hubungan Asupan Energi Terhadap Status Gizi Wanita Subur
Di Kelas Xii Ipa Sma Negeri 1 Cigugur Kabupaten Kuningan.

Amelia, A. N. (2016) Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Perilaku Makan


Sumber Energi Pada Wanita Prakonsepsi Yang Dilayani Kua Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.

Anggraeny, O. and Arisiningsih, ayunigtiyas dian (2017) gizi pra konsepsi,


kehamilan, dan menyusui. 1st edn. Edited by H. Kusuma Rahayu. Malang:UB
Press.

Angraini, D. I. et al. (2018) Hubungan Faktor Keluarga dengan Kejadian Kurang


Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Terbanggi Besar The
Association of Family Factors With Chronic Energy Deficiencies in Women of
Childbearing Age in Terbanggi Besar Subdistrict, 2, pp. 146–150.

Ariani, D. (2018) Buku Panduan Pendidikan Profesi Bidan.

Arista, A. D. et al. (2017) Hubungan Pengetahuan,Sikap,Tingkat Konsumsi Energi,


Protein, Dan Indeks Massa Tubuh/Umur Dengan Kekurangan Energi Kronik
Pada Remaja Putri (Studi Di Sekolah Menengah Kejuruan Islamic Centre
Baiturrahman Semarang Pada Puasa Ramadhan Tahun 2017)

12
Badriah., D. L. (2018) Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. 1st edn. Edited by n. F.
Atif. Bandung: pt rafika aditama.

Dean, S. V. et al. (2014) Preconception care: Nutritional risks and interventions.

DeVilbiss, E. A. et al. (2019) Preconception Folate Status And Reproductive


Outcomes Among A Prospective Cohort Of Folate-Replete Women.

Dian, I. A. (2018) Hubungan Faktor Keluarga dengan Kejadian Kurang Energi


Kronis pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Terbanggi Besar

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Laporan Data Fokus

Identitas Data Fokus Tujuan Rencana Evaluasi


Tindak Lanjut

Nama : Ds : Untuk meningkatkan • Motivasi Ibu masih


pengawasan dan dan edukasi dalam
Ny.”R” • Ibu datang memberikan pemantaua
ibu untuk
ingin pelayanan maksimal n dan
Umur: melakukan
memeriksak kepada bumil dengan pengawasa
pemeriksaa
42 th an resiko tinggi. n oleh
n ke RS
kehamilann bidan.
Diagnosa: pada dokter
ya
obgyn.
G7P6A0 • Ibu
uk. 38 mg + • Melakukan
mengatakan
presentase kesepakatan
mudah lelah
kepala + kunjungan
semanjak
PUKA + ulang 1 mg
kehamilann
BAP + kemudian
ya
keadaan atau jika
janin Do : ada keluhan
tunggal + dan tanda –
• Ku ibu baik tanda
multipara +
resti umur • Kesadaran persalinan
composmen
tis

• Pem.TTV:
TD : 110/70
mmHg
N : 89 x/i
S : 36,5O C
P 20 x/i
BB : 58,1
kg
TB : 141
cm
LP : 91cm

• Pemeriksaa
n leopold :
LI : 29 cm
LII :
PUKA
LIII :
Kepala
LIV : BAP
TBJ : 2635
gr

29
DJJ : 155
x/I

• pemeriksaa
n penunjang
:
HB : 11,8 gr
Prot : neg
Alb : neg
GSD : 105
mg

Nama : Ds : Untuk meningkatkan • Motivasi Ibu masih


pengawasan dan dan edukasi dalam
Ny.”S” • Ibu datang memberikan pemantaua
ibu untuk
ingin pelayanan maksimal n dan
Umur: melakukan
memeriksak kepada bumil dengan pengawasa
pemeriksaa
29 th an resiko tinggi. n oleh
n ke RS
kehamilann bidan.
Diagnosa: pada dokter
ya
obgyn.
G2P1A0 • Ibu
uk. 20 mg + Melakukan
mengatakan kesepakatan
ball tidak ada kunjungan
keluhan ulang 1 mg
kemudian atau
jika ada
Do : keluhan dan
tanda – tanda
• Ku ibu baik
persalinan
• Kesadaran
composmen
tis

• Pem.TTV:
TD : 93/62
mmHg
N : 85x/i
S : 36,5O C
P 20 x/i
BB : 58,1
kg
TB : 141
cm
LP : 91cm

• Pemeriksaa
n leopold :
LI : 29 cm
LII :
PUKA
LIII :

30
Kepala
LIV : BAP
TBJ : 2635
gr
DJJ : 155
x/I

• pemeriksaa
n penunjang
:
HB : 11,8 gr
Prot : neg
Alb : neg
GSD : 105 mg

Nama : Ds : Untuk • Motivasi Ibu masih


meningkatka dan edukasi dalam
Ny.”W” • Ibu n pemantaua
ibu untuk
mengatakan pengawasan n dan
Umur: melakukan
ingin dan pengawasa
pemeriksaa
18 th memeriksak memberikan n oleh
n ke RS
an pelayanan bidan.
Diagnosa: pada dokter
kehamilann maksimal obgyn
G1P0A0 ya kepada bumil
uk. 32 mg + • Ibu dengan • Melakukan
presentase resiko tinggi. kesepakatan
mengatakan
kepala + kunjungan
tidak ada
PUKI + ulang 1 mgg
keluhan
BAP + kemudian
keadaan Do : atau jika
janin ada keluhan
• Ku ibu baik
tunggal )+
resti umur • Kesadaran
composmen
tis

• Pem.TTV:
TD : 100/70
mmHg
N : 80 x/i
S : 36,O C
P 20 x/i
BB : 50,1
kg
TB : 148
cm
LP : 85 cm

• Pemeriksaa
n leopold :

31
LI : 29 cm
LII : PUKI
LIII :
Kepala
LIV : BAP
TBJ : 1635
gr
DJJ : 155
x/I

• pemeriksaa
n penunjang
:
Prot : neg
Alb : neg
Screening
dokter
Pemeriksaa
n USG

Nama : Ds : Untuk • Motivasi Ibu masih


meningkatka dan edukasi dalam
Ny.”H” • Ibu n pemantaua
ibu untuk
mengatakan pengawasan n dan
Umur: melakukan
ingin dan pengawasa
pemeriksaa
40 th periksa memberikan n oleh
n ke RS
hamil pelayanan bidan.
Diagnosa: pada dokter
• Ibu maksimal obgyn
G6P4A01 mengatakan kepada bumil
dengan • Kesepakata
uk. 37 mgg ingin
resiko tinggi. n kunjungan
2 hr + mengambil
ulang 1 mg
presentase rujukan
kemudian
kepala +
• Ibu atau jika
PUKI + ada keluhan
mengatakan
BAP + dan tanda –
mudah lelah
keadaan tanda
semanjak
janin persalinan
kehamilann
tunggal +
ya
multipara +
resti umur Do :

• Ku ibu baik

• Kesadaran
composmen
tis

• Pem.TTV:
TD : 110/70
mmHg
N : 89 x/i
S : 36,5O C

32
P 20 x/i
BB : 58,1
kg
TB : 141
cm
LP : 91cm

• Pemeriksaa
n leopold :
LI : 29 cm
LII :
PUKA
LIII :
Kepala
LIV : BAP
TBJ : 2635
gr
DJJ : 155
x/I

• pemeriksaa
n penunjang
Prot : neg
Alb : neg

Nama : Ds : Untuk meningkatkan • Melakukan Ibu masih


pengawasan dan kesepakatan dalam
Ny.”H” • Ibu datang memberikan pemantaua
kunjungan
ingin pelayanan maksimal n oleh
Umur: ulang 1 atau
memeriksak kepada bumil. bidan.
anjurkan
24 th an
kembali jika
kehamilann
Diagnosa: ada keluhan
ya
G1P0A0 : • Ibu
Uk. 10-12 mengeluh
mg + mual dan
Hiperemesi muntah
s yang sering
gravidarum
• Ibu
mengatakan
mudah lelah
, pusing,
dan nyeri
ulu hati
Do :

• Ku ibu baik

• Kesadaran
composmen
tis

33
• Pem.TTV:
TD : 98/70
mmHg
N : 92 x/i
S : 36,5O C
P : 20 x/i
BB : 55 kg
TB : 155
cm
LP : 72 cm

• TFU 1 jr
atas
sympisis

• pemeriksaa
n penunjang
:
HB : 11,8 gr
Prot : neg
Alb : neg
GDS : 105
mg
Sypilis:Ng
RDT:Ng
HIV:Ng
Golda:O+

Nama : Ds : Untuk meningkatkan • Melakukan Ibu tetap


pengawasan dan kesepakatan dalam
Ny.”M” • Ibu datang memberikan pemantaua
kunjungan
ingin pelayanan maksimal n
Umur: ulang
memeriksak kepada bumil.
31 th an • Fasilitasi
kehamilann untuk
Diagnosa: ya pemeriksaa
G2P1A0 n USG dan
• Ibu
uk. 36 mg + screening
mengatakan
presentase dokter
tidak ada
kepala + keluhan
PUKA +
BAP + Do :
keadaan
• Ku ibu baik
janin
tunggal • Kesadaran
composmen
tis

34
• Pem.TTV:
TD : 110/70
mmHg
N : 89 x/i
S : 36,5O C
P 20 x/i
BB : 58,1
kg
TB : 141
cm
LP : 91cm

• Pemeriksaa
n leopold :
LI : 34 cm
LII :
PUKA
LIII :
Kepala
LIV : BAP
TBJ : 2635
gr
DJJ : 155
x/I

• pemeriksaa
n penunjang
:
HB : 12 gr
Prot : neg
Alb : neg

35

Anda mungkin juga menyukai