Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KUNJUNGAN


BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CIPTODADI KABUPATEN MUSI RAWAS

OLEH :

ADNILLAH
NPM:2026041049.P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim


Penguji Skripsi Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanTri Mandiri Sakti Bengkulu

OLEH :

ADNILLAH
NPM:2026041049.P

Bengkulu, 2022
Pembimbing I Pembimbing II

Nuril Absari, SSiT, M.Kes Choralina Eliagita, SST, M.Tr.Keb

Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Mika Oktarina, SST, M.Kes

ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Selagi ada waktu apa yang bisa di kerjakan lakukan dan kerjakan.

Persembahan
 Kedua Orangtuaku Tercinta yang selalu tulus dan ikhlan memberikan
dukungan dan do’a hingga aku dapat menyelesaikan pendidikan
Program Sarjana Terapan Kebidanan
 Suamiku Tercinta yang Selalu Memberikan Dukungan dan Semangat
Selama Menempuh Pendidikan Program Sarjana Terapan Kebidanan
 Anak-Anakku Tercinta, Doa dan Semanggat yang Tak Henti-Hentinya
Engkau Berikan Itu Adalah Hal yang Sanggat Berarti Bagiku dalam
Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Terapan Kebidanan.
 Buat Teman-Teman Seperjuanganku yang Selalu Ada Baik Suka
Maupun Duka.
 Teman-Teman Khususnya Program Sarjana Terapan Kebidanan yang
Selalu Kompak dan Selalu Berikan Masukan Dan Dorongan Antar
Sesama.
 Almamater Tercinta STIKES TMS Bengkulu

iv
ABSTRAK

Adnillah. 2022. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kunjungan


balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi
Rawas. Skripsi. Bengkulu: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti
Bengkulu. Pembimbing I Nuril Absari, SSiT, M.Kes dan Pembimbing II
Choralina Eliagita, SST, M.Tr.Keb.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan pengetahuan dan


sikap ibu dengan kunjungan balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Survey Analitik dengan rancangan
cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita
usia 1-5 tahun yang datang ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi
Kabupaten Musi Rawas bulan November 2020 sampai November 2021 sebanyak
295 balita. Sampel diambil dengan cara accidental sampling diperoleh sebanyak
75 responden. Pengumpulan data yaitu menggunakan data skunder dan primer.
Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square (χ2) dan Uji Contingency
Coefficient (C).
Hasil penelitian didapatkan: Dari 75 responden terdapat 30 responden
tidak aktif berkunjung ke Posyandu dan 45 responden aktif berkunjung ke
Posyandu; terdapat 13 responden pengetahuan kurang, 17 responden pengetahuan
cukup dan 45 responden pengetahuan baik; 23 responden sikap negatif dan 52
responden sikap positif; Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kunjungan balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi
Kabupaten Musi Rawas, dengan kategori hubungan erat dan Terdapat hubungan
yang signifikan antara sikap dengan kunjungan balita ke Posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas, dengan kategori hubungan
sedang.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kunjungan Posyandu

v
ABSTRACT

Adnillah. 2022. The relationship between mother's knowledge and attitudes


with toddler visits to the Posyandu in the Ciptodadi Public Health Center
working area, Musi Rawas Regency. Essay. Bengkulu: Tri Mandiri Sakti
College of Health Bengkulu. Advisor I Nuril Absari, SSiT, M.Kes and
Advisor II Choralina Eliagita, SST, M.Tr.Keb.

This study aims to study the relationship between mother's knowledge


and attitudes with visits to the Posyandu in the Ciptodadi Public Health Center,
Musi Rawas Regency.
This study uses an analytical survey approach with a cross sectional
design. The population of this study were all mothers with toddlers aged 1-5
years who came to the Posyandu in the Ciptodadi Health Center Work Area,
Musi Rawas Regency from November 2020 to November 2021 as many as 295
toddlers. Samples were taken by accidental sampling obtained as many as 75
respondents. Data collection is using secondary and primary data. Data analysis
was carried out by using the Chi-Square test (χ2) and the Contingency
Coefficient (C) test.
The results obtained: From 75 respondents there were 30 respondents
who did not actively visit the Posyandu and 45 respondents actively visited the
Posyandu; there are 13 respondents with poor knowledge, 17 respondents with
sufficient knowledge and 45 respondents with good knowledge; 23 respondents
with negative attitudes and 52 respondents with positive attitudes; There is a
significant relationship between knowledge and visits by toddlers to the
Posyandu in the Ciptodadi Public Health Center Work Area, Musi Rawas
Regency, with a close relationship category and there is a significant
relationship between attitudes and toddler visits to the Posyandu in the
Ciptodadi Health Center Work Area, Musi Rawas Regency, with a moderate
relationship category.

Keywords: Knowledge, Attitude, Posyandu Visit

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan

kunjungan balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi

Kabupaten Musi Rawas”. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan dan banyak bantuan yang telah diberikan kepada penulis,

untuk itu dengan rasa tulus dan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. H. S. Effendi, MS selaku Ketua STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

2. Mika Oktarina SST, M.Kes, selaku Ketua Prodi Program Sarjana Terapan

Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

3. Nuril Absari, SSiT, M.Kes selaku Pembimbing I, yang telah penuh dengan

kesabaran di sela-sela kesibukan beliau yang padat telah memberikan

bimbingan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

4. Choralina Eliagita, SST, M.Tr.Keb selaku pembimbing II, yang telah penuh

dengan kesabaran di sela-sela kesibukan beliau yang padat telah memberikan

bimbingan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepala dan Staf Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas yang telah

memberikan izin penelitian awal sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya.

6. Responden penelitian yang telah bersedia memberikan informasi selama

penelitian dilakukan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat

pada waktunya.

vii
7. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

yang telah memberikan dorongan semangat sehingga terselesainya skripsi ini.

Bengkulu, April 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
ABSTRACT..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................1 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori........................................................................... 6
1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)................................. 6
2. Pengetahuan..................................................................... 14
3. Sikap................................................................................ 19
4. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Posyandu.... 23
5. Hubungan Sikap dengan Kunjungan Posyandu............... 24
B. Kerangka Konseptual............................................................. 25
C. Definisi Operasional.............................................................. 26
D. Hipotesis................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian............................................... 28
B. Desain Penelitian ................................................................... 28
C. Populasi dan Sampel.............................................................. 28
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 29
E. Teknik Pengolahan Data........................................................ 29
F. Teknik Analisis Data.............................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian......................................................................... 32
1. Gambaran Tempat Penelitian............................................. 32
2. Jalannya Penelitian............................................................. 33
3. Analisis Univariat............................................................... 34
4. Analisis Bivariat................................................................. 36

ix
x

B. Pembahasan.............................................................................. 38
1. Gambaran Kunjungan Balita ke Posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.........
2. Gambaran Pengetahuan Ibu Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas...................
3. Gambaran Sikap Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.....................................
4. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Balita ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi
Kabupaten Musi Rawas......................................................
5. Hubungan Sikap dengan Kunjungan Balita ke Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi
Rawas..................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 48
B. Saran...................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 50
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Definisi Operasional......................................................................


Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita ke Posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas....................
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas..............................
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas..............................
Tabel 5 Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Balita ke Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.
Tabel 6 Hubungan Sikap dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.....

xi
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Kerangka Konsep.................................................................

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden Penelitian


Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin dan Rekomendasi Penelitian Skripsi dari
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Lampiran 4. Surat Rekomendasi Penelitian Skripsi dari Kantor DPMPTSP
Kabupaten Musi Rawas
Lampiran 5. Surat Rekomendasi Penelitian Skripsi dari Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Musi Rawas
Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 7. Hasil Tabulasi Data (Master tabel)
Lampiran 8. Hasil Analisis Data
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 10. Berita Bimbingan Acara Skripsi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan Kesehatan dunia WHO (World Health Organization) pada tahun

2018 menyatakan bahwa sepertinya anak di dunia atau hampir 700 juta bayi

dan balita di dunia menderita masalah gizi yang bisa berpengaruh pada

kesehatan bayi dan balita. Masalah kesehatan ini sering sekali terjadi di negara

miskin dan menengah seperti pada negara Afrika dan Asia timur termasuk

Indonesia (WHO, 2019).

Posyandu merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk

menengkatkan derajat kesehatan balita. Di Indonesia Pada tahun 2019,

terdapat 296.777 Posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak

188.855 atau sekitar 63,6% posyandu diantaranya merupakan posyandu aktif

sedangkan 36,4% tidak aktif. Posyandu aktif adalah posyandu yang mampu

melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil,

ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan, dan penanggulangan

diare) dengan cakupan masingmasing minimal 50% dan melakukan kegiatan

tambahan (Kemenkes RI, 2020).

Keteraturan ibu dalam mengunjungi Posyandu dan menimbangkan

balitanya ke Posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring tumbuh

kembang dan status gizi balita serta deteksi dini terhadap kelainan tumbuh

kembang dan status kesehatan balita sehingga dapat segera ditentukan

1
2

intervensi lebih lanjut. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu bagi tenaga

kesehatan khususnya bidan untuk mengkaji dan memberikan intervensi yang

sesuai dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu dalam

meningkatkan kunjungan ibu ke Posyandu (Sativa, 2017).

Menurut Idaningsih (2016), faktor yang berhubungan dengan

keteraturan ibu balita keposyandu diantaranya meliputi umur, pengetahuan,

sikap, pekerjaan, paritas, akses pelayanan, dukungan keluarga, pendidikan,

motivasi, dukungan petugas kesehatan, pekerjaan, kelengkapan imunisasi

dasar dan minat untuk melakukan kunjungan.

Menurut Notoatmodjo (2016) bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang adalah pengetahuan, karena dengan

pengetahuan maka akan menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan .Semakin baik tingkat pengetahuan maka wawasan atau

informasi tentang posyandu juga baik dan ibu juga lebih aktif dalam kegiatan

posyandu.

Hasil penelitian Mudawamah (2017), tentang hubungan antara

pengetahuan tentang posyandu dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu

di Desa Simo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan, menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang posyandu dengan

keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu di Desa Simo Kecamatan Kradenan

Kabupaten Grobogan.

Sikap mempunyai daya pendorong, sikap bukan sekedar rekaman masa

lalu tetapi juga menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan
3

mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari

(Ahmadi, 2015).

Hasil penelitian Amalia (2018), tentang hubungan pengetahuan dan

sikap tentang gizi dengan keaktifan ibu membawa balita ke Posyandu di Desa

Makmur Kecamatan Gunung Sahilan, menunjukkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara sikap gizi dengan keaktifan ibu membawa balita ke

Posyandu di Desa Makmur Kecamatan Gunung Sahilan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

Persentase Posyandu Aktif Purnama dan Mandiri yang ada di Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2020 sebesar 76,64%. Pencapaiannya yang tertinggi

pada Kab. OKUS sebesar 98,47%, Kota Pagar Alam sebesar 97% dan yang

terendah pencapaiannya pada Kabupaten OKU sebesar 49,40% (Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2020).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020

jumlah balita yang berkunjung ke Posyandu dan ditimbang sebanyak 23.392

dengan jumlah kunjungan terendah di Puskesmas Muara Kelingi sebanyak

22,4%, kedua terendah Puskesmas Mangunharjo sebanyak 22,9% dan ketiga

terendah Puskesmas Ciptodadi sebanyak 47,4% (Dinas Kesehatan Musi

Rawas, 2020).

Hasil survey awal yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Ciptodadi pada tanggal 25 Oktober tahun 2021 melalui wawancara dari 10

responden yang memiliki balita usia 1-5 tahun terdapat 4 responden aktif

melakukan kunjungan Posyandu dan 6 responden tidak aktif melakukan


4

kunjungan Posyandu. Dari 4 responden yang aktif melakukan kunjungan

Posyandu mengatakan mengetahui tentang pengertian, tujuan, manfaat,

sasaran, waktu dan pelaksanaan posyandu dan mengatakan kunjungan

Posyandu penting dilakukan dan dari 6 responden yang tidak aktif melakukan

kunjungan Posyandu seluruhnya hanya mengetahui tentang pengertian dan

waktu pelaksaan Posyandu dan mengatakan memantau pertumbuhan dan

perkembangan balita tidak harus di Posyandu.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

mengetahui “hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kunjungan balita ke

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu

dengan kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi

Kabupaten Musi Rawas?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mempelajari hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan

kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi

Kabupaten Musi Rawas.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui gambaran kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas


5

b. Diketahui gambaran pengetahuan ibu di wilayah kerja Puskesmas

Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.

c. Diketahui gambaran sikap ibu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi

Kabupaten Musi Rawas.

d. Diketahui hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan balita ke

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi

Rawas.

e. Diketahui hubungan sikap ibu dengan kunjungan balita ke posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi dan masukan

kepada puskesmas untuk mengembangkan strategi yang tepat dalam

menggerakkan kunjungan balita ke posyandu.

2. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber bahan bacaan

sebagai sarana untuk menambah wawasan mahasiswa tentang keteraturan

ibu balita dalam kegiatan Posyandu.

3. Bagi peneliti lain.

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi dan masukan

untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

a. Pengertian

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang

diselenggarakan dari oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh

petugas kesehatan di suatu wilayah kerja puskesmas, dimana program

ini dapat dilaksanakan di balai desa, balai kelurahan maupun tempat-

tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat (Ismawati, 2016).

Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber

daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,

oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi (Oktiawati, 2016).

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang

diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh

petugas kesehatan. Definisi Posyandu adalah wadah pemeliharaan

kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang

dibimbing petugas terkait (Ramadhan, 2019).

6
7

b. Tujuan Posyandu

Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah untuk meningkatkan

kesehatan bayi, ibu, dan pasangan usia subur. Penyelenggaraan

posyandu mempunyai beberapa tujuan sejalan dengan tujuan

pembangunan kesehatan, tujuan penyelenggaraan posyandu

(Oktiawati, 2016) adalah :

1) Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu

hamil, melahirkan, dan nifas). Angka kematian ibu (AKI) dan

angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, meskipun dari

tahun ke tahun sudah dapat diturunkan.

2) Membudayakan NKKBS (noram keiuarga kecil bahagia sejahtera).

3) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan keiuarga berencana (KB)

serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya

masyarakat sehat sejahtera.

4) Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keiuarga sejahtera.

gerakan ketahanan keluaraga dan gerakan ekonomi keluarga sehat.

Menghimpun potensi masyarakat unfuk berperan serta secara aktif

meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, balita, dan

keiuarga serta mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi,

dan balita.
8

c. Manfaat Posyandu

Menurut Oktiawati (2016), Manfaat posyandu adalah sebagai berikut:

1) Manfaat posyandu bagi masyarakat

a) Masyarakat akan mendapatkan berbagai maeam informasi

melalui penyuluhan dan diskusi tentang kesehatan bagi ibu,

bayi, dan balita.

b) Masyarakat yang memiliki balita akan terpantau pertumbuhan

anaknya sehingga tidak mengalami gizi buruk.

c) Bayi dan Balita akan mendapatkan kapsul vitamin A sesuai

dengan jadwai pembenan.

d) Bayi akan memperoleh imunisasi lengkap.

e) Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan akan

mendapatkan tablet tambahan darah (Fe) serta imunisasi

tetanus toksoid (TT).

f) Ibu pasca melahirkan akan memperoleh vitamin A dan tablet

tambah darah (Fe).

g) Mayrakat dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman ten tang

kesehatan ibu, bayi dan anak balita.

h) Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu

setelah melahirkan dan ibrf menyusui dapat segera diketahui

dan dirujuk ke Puskesmas terdekat.


9

2) Manfaat posyandu bagi puskesmas

a) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan

pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.

b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c) Mendekatakan efisiensi waktu, tenaga dan melalui pemberian

pelayanan secara terpadu.

3) Bagi Kader

a) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan secara lengkap.

b) Kader dapat berperan serta dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak balita dan kesehatan ibu.

c) Kader menjadi panutan karena telah mengabdi demi

pertumbuhan anak dan kesehatan ibu

d. Jenjang Posyandu

Jenjang posyandu menurut Ismawati (2016), dibagi menjadi 4

kelompok (konsep arif) yaitu :

1) Posyandu pratama (wama merah )

Posyandu pranata memiliki ciri-ciri:

a) Kegiatan belum mantap

b) Kegiatan belum rutin

c) Jumiah kader terbatas


10

2) Posyandu madya (wama kuning )

Posyandu madya memiliki ciri-ciri:

a) Kegiatan lebih teratur

b) Jumlah kader 5 (lima orang)

c) Posyandu pumama (wama hijau)

3) Posyandu memiliki ciri-ciri:

a) Kegiatan sudah teratur

b) Cakupan program / kegiatannya baik

c) Jumlah kader 5 (lima orang)

d) Mempunyai program tambahan

4) Posyandu mandiri Posyandu memiliki ciri-ciri:

a) Kegiatan secara teratur dan mantap

b) Cakupan program / kegiatannya baik

c) Memiliki dana sehat dan JPKM yang mantap Persyaratan

posyandu

e. Sasaran dan Persyaratan Posyandu

Menurut Oktiawati (2016), dasaran kegiatan posyandu adalah

seluruh masyarakat, terutama:

1) Bayi (0-11 bulan)

2) Anak balita (12 bulan - 59 bulan)

3) Ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui

4) Pasangan usia subur (PUS)


11

Persyaratan berdlrinya posyandu (Oktiawati, 2016) yaitu

Persyaratan posyandu :

1) Pendudukan RW minimal 100 orang balita

2) 120 KK

3) Sesuaikan dengan kemampuan bidan

4) Jarak rumah per KK tidak berjauhan

5) Tempat mudah dijangkau

6) Ditentukan oleh masyarakat

7) Mempunyai local tersendiri

8) Dapat dilakukan di rumah penduduk, balai desa, pos, dll.

f. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Posyandu

Letak posyandu yaitu memiliki tempat mudah dijangkau,

ditentukan oleh masyarakat, mempunyai local tersendiri, dapat

dilakukan di rumah penduduk, balai desa, pos dan lain lain (Oktiawati,

2016).

Sedangkan waktu pelaksanaan Posyandu dilaksanakan sebulan

sekali, waktu yang dipilih merupakan kesepakatan bersama antar

Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa (LKMD), kader, tim penggerak

PKK desa atau keluarga serta petugas kesehatan dari KB.

g. Pelayanan Posyandu

Pelaksanaan kegiatan di posyandu dikenal dengan nama 5 meja

dimana kegaiatan di masing-masing meja mempunyai kegiatan khusus,

sistem 5 buah meja tersebut tidak berarti bahwa posyandu harus


12

memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaan, tetapi kegiatan posyandu

tersebut harus mencakup 5 pokok kegiatan (Isnawati, 2016).

Meja 1 Meja 2 Meja 3


Pendaftaran oleh Kunjungan balita ke Perkembangan dan
pematauan tumbuh kembnag
kader posyandu posyandu
oleh kader posyandu,
pengisian KMS atau buku
KIA oleh kader

Meja 4 Meja 5
1. Penyuluhan KIA termasuk a. Pelayanan dan konseling
tumbuh kembang anak kesehatan dan gizi oleh petugas
menggunakan buku KIA kesehatan
2. Penyuluhan gizi termasuk b. Imunisasi
pemberian kapsul vitamin A, c. KIA-KB termasuk stimulasi,
tablet darah dan PMT deteksi dini tumbuh kembang
(Pemberian makanan tambahan) balita
3. Merujuk balita ke meja 5 d. Gizi termasuk penanggulangan
gizi kurang dan buruk serta
penyakit pada balita
Bagan 1
Alur Pelayanan Posyandu

h. Pelaksana Kegiatan Posyandu

Pelaksana posyandu adalah kader yang difasilitasi petugas.

Kader posyandu diharapkan (Oktiawat, 2016) :

1) Berasal dari anggota masyarakat setempat

2) Dapat membaca dan menulis huruf latin

3) Berminat dan bersedia menjalankan peran sebagai kader.

4) Bersedia bekerja secara sukarela tanpa diberikan gaji.

5) Memiliki kemampuan dan waktu iuang.


13

i. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

1) Persiapan Pelaksana Posyandu

a) MenyebarJuaskan informasi pelaksanaan Posyandu kepada

warga setempat melalui perlemuan, arisan, majelis, ta’lim

(tempat dan waktu pelaksanaan).

b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.

c) Melakukan pembagian tugas antar kader (pendaftaran,

penimbangan, pencatatan. penyuluhan, dan pelayanan

kesehatan).

d) Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas

lainnya.

e) Memepersiapkan makanan tambahan dan materi penyuluhan.

2) Pelaksanaan Posyandu

a) Pendaftaran (balita, ibu hamil dan pasngan usia subur (PUS)).

b) Penimbangan (mempersiapkan timbangan, menimbang balita

dan mengukur (lingkar lengan atas) LILA pada ibu hamil dan

WUS).

3) Pencatatan

a) Balita dicatat dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat

(KMS)

b) Ibu hamil dicatat dngan menggunakan buku KIA dan registrasi

ibu hamil.

c) PU S/WUS dicatat pada regi strasi PUS/WUS


14

4) Penyuluhan dilakukan untuk perorangan yang dapat diperkaya

dengan penyuluhan dengan penyuluhan kelompok.

5) Pelayanan Kesehatan dan KB

a) Memberikan vitamin A pada ibu nifas, bayi dan balita.

b) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil.

c) Pemberian penyuluhan.

d) Pelayanan KB.

e) Imunisasi.

f) Pemeberian oralit atau zink.

j. Indikator Kunjungan Posyandu

Ibu dikatakan aktif keposyandu jika ibu hadir dalam

mengunjungi posyandu sebanyak ≥ 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan

ibu dikatakan tidak aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam

mengunjungi posyandu < 8 kali dalam 1 tahun (Supariasa, 2017).

Menurut Diagama (2019), keaktifan kunjungan Posyandu

dikategorikan aktif jika kunjungan Posyandu ≥ 8 kali dalam 1 tahun

terakhir dan tidak aktif jika kunjungan Posyandu < 8 kali dalam 1

tahun terakhir.

2. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra


15

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2016).

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui

atau disadari oleh seseorang. Merupakan berbagai gejala yang ditemui

dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi. Pengetahuan

muncul ketika seseorang menggunakan indra atau akal budinya untuk

mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau

sebelumnya (Moeliono, 2015).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai

enam tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2016):

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagi suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.


16

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya. Aplikasi juga dapat diartikan sebagai penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Selain itu, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian

didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


17

c. Sumber-Sumber Pengetahuan

Sumber-sumber pengetahuan ada dua macam, yaitu (Moeliono,

2015):

1) Pengetahuan Empiris atau Posteriori

Pengetahuan empiris atau posteriori lebih menekankan

pengamatan dan pengalaman indrawi. Bisa didapatkan dengan

melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara

empiris dan rasional. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan

melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang kali.

2) Pengetahuan Rasionalisme

Pengetahuan rasionalisme didapatkan melalui akal budi, lebih

menekankan pengetahuan yang bersifat apriori, tidak menekankan

pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Untuk itu dalam memperoleh pengetahuan

dapat digunakan dengan 2 cara yaitu (Notoatmodjo, 2016):

1) Cara Tradisional

a) Cara Coba Salah

Cara yang paling tradisional untuk melalui coba-coba atau

dengan kata yang mudah dikenal. Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan tersebut, bila tidak berhasil

dicoba kemungkinan yang lain.


18

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Prinsip dalam prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat

yang dikomunikasikan orang yang mempunyai kekuatan tanpa

menguji atau membuktikan kebenarannya terlebih dahulu baik

berdasarkan faktor empiris atau berdasarkan pengalaman

sendiri.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada

masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang

untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar

diperlukan berfikir kritis dan logis.

d) Melalui Jalan Pikir

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah

menggunakan jalan pikirnya.

2) Cara Modern

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini

lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan jalan mengadakan observasi langsung dan

membuat pencacatan-pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya

dengan objek penelitian.


19

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengna wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2016). Menurut

Arikunto (2014), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik jika jawaban benar kuesioner >75%-100%,

2) Cukup jika jawaban benar kuesioner 56%-75%

3) Kurang jika jawaban benar kuesioner < 56%.

3. Sikap

a. Definisi sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap juga merupakan

kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika

menghadapi suatu rangsangan tertentu. Sikap juga didefinisikan

sebagai kesiapan menanggapi suatu yang sifatnya positif atau negative

terhadap objek atau situasi secara konsisten (Notoatmodjo, 2016).

Sikap mempunyai daya pendorong, sikap bukan sekedar

rekaman masa lalu tetapi juga menentukan apa yang disukai,

diharapkan dan diinginkan mengesampingkan apa yang tidak

diinginkan dan apa yang harus dihindari (Ahmadi, 2015).


20

b. Komponen pokok sikap

Notoatmodjo (2016), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3

komponen pokok, yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh. Penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, berpikir,

keyakinan dan emosi memegang peran penting.

c. Unsur-unsur yang dapat membentuk sikap

Unsur-unsur yang dapat membentuk sikap dapat dibedakan

menjadi 4 di antaranya (Notoatmodjo, 2016):

1) Pengalaman Pribadi

Bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek

psikologis cenderung akan membentuk sikap negative terhadap

objek.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain di motivasi oleh keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang tersebut.


21

3) Pengaruh kebudayaan

Pengaruh lingkungan (termasuk di dalamnya kebudayaan) dapat

membentuk kepribadian seseorang.

4) Media massa

Berbagai bentuk media massa mempunyai pengaruh besar dalam

membentuk opini dan kepercayaan seseorang. Adanya informasi

baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya sikap.

d. Tingkatan dalam sikap

Tingkatan sikap dapat dibedakan menjadi 4 yaitu sebagai

berikut (Notoatmodjo, 2016):

1) Menerima (receiving) diartikan bahwa seseorang mau menerima

dan memperhatikan stimulasi yang berlaku (objek)

2) Merespon (responding), seseorang memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan

3) Menghargai (valuing), mengajak orang lain mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

4) Bertanggung Jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

e. Pembentukan sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami

oleh individu. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling

mempengaruhi diantara individu satu dengan yang lain, terjadi


22

hubungan yang timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku

masing-masing individu sebagai suatu anggota masyarakat. Diantara

berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah

pengalaman pribadi kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,

media massa, institusi atau lembaga agama, serta faktor emosi dalam

diri individu. Dalam psikologi pendidikan mengatakan bahwa sikap

terhadap sesuatu dipengaruhi oleh bakat, minat, pengalaman, intensitas

perasaan dan situasi lingkungan (Ahmadi, 2015).

f. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap diukur secara kuantitatip dengan menerapkan

skala likert, pertanyaan dibuatkan skor 1-5. Apabila responden

menjawab sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4, (R)

ragu diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, sangat tidak setuju

(STS) diberi skor 1. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1;

sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5

(Azwar, 2017).

Menurut Budiman dan Riyanto (2016), hasil pengukuran sikap

berupa sikap mendukung (positif) dan kurang mendukung (negatif).

Jika skor yang didapat ≥ nilai median maka mempunyai sikap

cenderung lebih mendukung atau positif. Sebaliknya jika skor yang

didapat < nilai median maka mempunyai sikap cenderung kurang

mendukung atau negatif.


23

4. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu

Pengetahuan ibu balita tentang Posyandu berhubungan secara

bermakna dengan ketidakhadiran balita di Posyandu karena Semakin

tinggi pengetahuan ibu balita semakin sedikit frequensi mereka tidak hadir

di Posyandu. Perilaku keluarga yang membawa balitanya setiap bulan juga

berhubungan dengan pengetahuan keluarga. Keluarga yang memiliki

pengetahuan tentang kesehatan, tanda, dan gejala sehubungan dengan

pertumbuhan anggota keluarganya, maka keluarga tersebut akan segera

melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak yang lebih buruk lagi

terhadap kondisi anggota keluarganya (Octaviani, 2016).

Hasil penelitian Djamil (2017), tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku ibu balita menimbang anaknya ke Posyandu,

menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu

dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Way Panji Kabupaten Lampung Selatan. Ibu

balita yang mempunyai pengetahuan yang baik mempunyai peluang

berperilaku baik dalam menimbang anaknya ke posyandu sebesar 2,62 kali

dibandingkan dengan ibu balita yang mempunyai pengetahuan buruk.

Hasil penelitian Nurdin (2019), tentang Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Jorong

Tarantang, menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan partisipasi kunjungan ibu balita ke posyandu.


24

Responden yang memiliki pengetahuan yang rendah 3,098 kali lebih

beresiko untuk tidak partisipasi dalam kunjungan ke posyandu

5. Hubungan Sikap dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu

Menurut Notoatmodjo (2016) bahwa sikap belum otomatis

terwujud dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu

perbuatan yang nyata di perlukan faktor pendukung atau suatu kondisi

yang memungkinkan antar lain fasilitas kesehatan, misalyna dalam

melakukan penyuluhan kepada ibu yang punya balita untuk rutin dalam

melakukan kegiatan yang ada di posyandu. Meskipun sebagian responden

sudah memiliki sikap yang positif di harapkan responden mempunyai niat

dan keinginan untuk mengikuti kegiatan yang ada di dalam posyandu.

Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu

terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap

akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap

diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau

sedikitnya pengalaman seseorang. Jika sikap seorang positif terhadap

kegiatan posyandu dapat di pastikan akan aktif melakukan kunjungan

dalam kegiatan Posyandu (Batubara, 2018).

Hasil penelitian Cholifah (2019), tentang Predisposing Faktor

Kunjungan Balita Ke Posyandu Di Desa Ketajen Gedangan Sidoarjo,

menunjukkan bahwa ada hubungan sikap ibu dengan kunjungan balita ke

posyandu. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki sikap positif

melakukan kunjungan balita ke Posyandu dan ibu yang memiliki sikap


25

negatif tidak melakukan kunjungan balita ke Posyandu. Sesuai dengan

hasil tersebut bahwa sikap ibu merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu.

Hasil penelitian Amalia (2018), tentang hubungan pengetahuan dan

sikap tentang gizi dengan keaktifan ibu membawa balita ke Posyandu di

Desa Makmur Kecamatan Gunung Sahilan, menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara sikap gizi dengan keaktifan ibu

membawa balita ke Posyandu di Desa Makmur Kecamatan Gunung

Sahilan.

B. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
Kunjungan Balita Ke
Posyandu
Sikap

Bagan 1 Kerangka Konsep


26

C. Definisi Operasional

Tabel 1
Definisi Operasional
Definisi
No Variabel Cara ukur Alat ukur Hasil ukur skala
operasional
1. Dependen frekuensi Melihat Buku KIA 0 : Tidak Nominal
Kunjungan kedatangan Buku KIA Aktif jika
posyandu balita dalam kunjunga
kegiatan n < 8 kali
posyandu 1 : Aktif
selama satu jika
tahun kunjunga
terakhir n ≥ 8 kali
minimal 8
kali
2 Independen
Pengetahuan hasil tahu ibu Mengisi Kuesioner 0: Kurang Ordinal
tentang Kuesioner jika skor
kunjungan < 56%
Posyandu 1: Cukup
meliputi jika skor
pengertian, 56-75%
manfaat, 2: Baik jika
sasaran, skor >
waktu dan 75-100%
kegiatan
posyandu
3 Sikap Ibu kesiapan Mengisi Kuesioner 0: Negatif Nominal
menanggapi Kuesioner jika skor
suatu yang < nilai
sifatnya median
positif atau 1: Positif
negative jika skor
terhadap ≥ nilai
objek atau median
situasi secara
konsisten
oleh seorang
ibu
27

D. Hipotesis

Ha1: Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan balita ke posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.

Ha2: Ada hubungan sikap ibu dengan kunjungan balita ke posyandu di wilayah

kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi

Kabupaten Musi Rawas pada tanggal 20 Desember 2021 sampai 20 Januari

tahun 2022.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan survei analitik

dengan rancangan penelitian ini adalah cross sectional, dimana variabel

independen (pengetahuan dan sikap) dan variabel dependen (kunjungan balita

ke posyandu) diukur atau dikumpulkan sekaligus dalam waktu yang

bersamaan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki

balita usia 1-5 tahun yang datang ke Posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas bulan November 2020

sampai November 2021 sebanyak 295 balita.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi

(Notoatmodjo, 2018). Sampel pada penelitian ini diambil mengunakan

teknik Accidental sampling yaitu sampel merupakan responden yang

28
29

kebetulan ditemukan pada saat penelitian dilakukan yaitu sebanyak 75

orang dengan kriteria sebagai berikut:

a. Inklusi

1) Ibu yang memiliki buku KIA

2) Bersedia dijadikan respoden

3) Mampu baca tulis dan berkomunkasi dengan baik

4) Berada di wilayah kerja Puskesmas saat penelitian dilakukan

b. Eksklusi

1) Tidak bersedia dijadikan responden

2) Balita usia < 1 tahun

3) Berada di luar wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Sekunder berupa data yang diperoleh dari register atau dokumentasi

meliputi data posyandu dan data jumlah ibu balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.

2. Data primer berupa data pengetahuan, sikap dan kunjungan balita ke

posyandu dikumpulkan melalui penyebarkan kuesioner pada ibu yang

memiliki balita usia 1-5 tahun.

E. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dan diolah dengan menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut (Notoatmodjo, 2018):

1. Editing (Perbaikan Data), peneliti memeriksa data kuesioner tentang

pengetahuan, sikap dan kunjungan Posyandu yang diperoleh dipastikan


30

terlebih dahulu sudah terisi secara keseluruhan atau belum sehingga

diperoleh data sesuai dengan kebutuhan peneliti.

2. Coding (Pengkodeaan), peneliti melakukan langkah-langkah

menterjemahkan data yang dikumpulkan menggunakan huruf dari angka

yaitu kunjungan Posyandu diberi kode 0: tidak aktif dan 1: aktrif,

pengetahuan diberi kode 0: kurang, 1: cukup dan 2: baik dan sikap diberi

kode 0: negatif dan 1: positif.

3. Entri, peneliti melakukan proses memasukkan data pengetahuan, sikap

dan kunjungan Posyandu yang sudah diberi kode dimasukkan kedalam

komputer.

4. Tabulating peneliti melakukan pengelompokan data pengetahuan, sikap

dan kunjungan Posyandu yang telah di entri dibuat dalam bentuk tabel

tabulasi data atau master data.

5. Cleaning peneliti melakukan pengecekan dan pembersihan sebelum

melakukan analisa data tentang pengetahuan, sikap dan kunjungan

Posyandu sebelum dilakukan analisis data.

6. Prosessing peneliti melakukan proses analisis data pengetahuan, sikap

dan kunjungan Posyandu yang telah di cleaning menggunakan program

SPSS 16.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran dari

variabel independen (pengetahuan dan sikap) dengan variebel dependen


31

(kunjungan balita ke posyandu) yang akan disajikan dalam tabel

distribusi.

2. Analisis Bivariat

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen

(pengetahuan dan sikap) dengan variebel dependen (kunjungan balita ke

posyandu) digunakan uji Chi-Square (χ2) dan untuk mengetahui keeratan

hubungannya menggunakan uji Contingency Coefficient (C).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Tempat Penelitian

a. Keadaan Geografis

Puskesmas Ciptodadi terletak di Jln. Lintas Cecar Desa

Ciptodadi 1, Kecamatan Sukakarya Kabupaten Musi Rawas. Jarak dari

Ibu kota Kabupaten ± 60KM dapat ditempuh ± 75 menit dengan

kendaraan bermotor. Puskesmas Ciptodadi dalam memberikan

Pelayanan Kesehatan Dasar hanya bersifat Poli Umum / berobat Jalan

dan ada juga pelayanan UGD ( Unit Gawat Darurat ) dan Rawat Inap.

Adapun batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi sebelah Utara

berbatasan dengan Kecamatan Tuah Negeri, sebelah Timur berbatasan

dengan Kecamatan BTS Ulu Cecar, sebelah Selatan berbatasan dengan

Kecamatan Jayaloka dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan

Muara Beliti

b. Keadaan Demografis

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi adalah

sebanyak 15407 jiwa. Yang terdiri dari 7905 jiwa penduduk laki- laki

dan 7502 jiwa penduduk perempuan. Penduduk terbanyakdi Desa

Ciptodadi 1 dengan Jumlah 3820 jiwa berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 1957 Jiwa dan Perempuan 1863 jiwa. Urutan yang Kedua di

32
33

Desa bangun Rejodengan jumlah 2773 jiwa yang berjenis kelamin laki

laki 1359 jiwa dan perempuan1314 jiwa.

2. Jalannya Penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi pengurusan surat izin penelitian

dari STIKES Tri Mandiri Sakti, kemudian dilanjutkan ke kantor Dinas

Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten

Musi Rawas, Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas dan Puskesmas

Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas sebagai tempat penelitian untuk

mengumpulkan data primer melalui pembagian kuesioner yang

dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi sebanyak 75

responden dan menggunakan accidental sampling dengan kriteria seluruh

ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun yang datang ke Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.

Proses penelitian diakukan pada tanggal 20 Desember Tahun 2021

sampai dengan tanggal 20 Januari 2022 yaitu pada tanggal 6 Januari 2022

diperoleh 8 responden di Posyandu Cempaka, tanggal 7 di Posyandu

Anggrek diperoleh 5 responden, tanggal 8 di Posyandu Delima diperoleh 5

responden, tanggal 10 di Posyandu Beringin diperoleh 17 responden,

tanggal 11 di Posyandu Sejahtera diperoleh 10 responden, tanggal 12 di

Posyandu Mawar diperoleh 5 responden, tanggal 13 di Posyandu Melati

diperoleh 5 responden, tanggal 14 di Posyandu Flamboyan diperoleh 5

responden, tanggal 15 di Posyandu Kemuning diperoleh 5 responden dan

tanggal 17 di Posyandu Serasi diperoleh 10 responden.


34

Setelah data dikumpulkan peneliti melakukan pengolahan data

yang dimulai dari proses editing, coding, entry, cleaning hingga analisis

data dengan analisis Univariat dan Bivariat. Hasil penelitian tersebut

disusun dalam bentuk tabel dan di intepretasikan dalam bentuk narasi.

Selama proses penelitian mematuhi protokol kesehatan COVID-19 yaitu

dengan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitaiser, memakai

masker dan mengatur jarak. Kendala yang dialami selama penelitian

jadwal Posyandu bersamaan dan akses jalan menuju Posyandu yang jelek.

3. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan distribusi frekuensi

pengetahuan, sikap dan kunjungan balita ke posyandu, maka diperoleh

data sebagai berikut :

a. Gambaran Kunjungan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kunjungan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Kunjungan Balita Frekuensi Persentase


Tidak Aktif 30 40.0
Aktif 45 60.0
Total 75 100,0

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 75 responden

terdapat 30 responden tidak aktif berkunjung ke Posyandu dan 45

responden aktif berkunjung ke Posyandu.


35

b. Gambaran Pengetahuan Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Pengetahuan Frekuensi Persentase


Kurang 13 17.3
Cukup 17 22.7
Baik 45 60.0
Total 75 100,0

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 75 responden

terdapat 13 responden pengetahuan kurang, 17 responden pengetahuan

cukup dan 45 responden pengetahuan baik

c. Gambaran Sikap Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi

Kabupaten Musi Rawas

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Sikap Frekuensi Persentase


Negatif 23 30.7
Positif 52 69.3
Total 75 100,0

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 75 responden

terdapat 23 responden sikap negatif dan 52 responden sikap positif.


36

4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap dengan kunjungan balita ke posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan, maka tabulasi silang antara variabel independen

dan dependen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

a. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Tabel 5
Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi
Kabupaten Musi Rawas

Kunjungan Balita ke χ2 Ρ C
Pengetahuan Posyandu Total
Tidak Aktif Aktif
f % f % f %
Kurang 12 92,3 1 7,7 13 100,0
26,590 0,000 0,512
Cukup 10 58,8 7 41,2 17 100,0
Baik 8 17,8 37 82,2 45 100,0
Total 30 40,0 45 60,0 75 100,0

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan tabulasi silang antara

pengetahuan dengan kunjungan balita ke Posyandu, ternyata dari 13

responden pengetahuan kurang terdapat 12 responden tidak aktif

melakukan kunjungan Posyandu dan 1 responden aktif melakukan

kunjungan Posyandu, dari 17 responden pengetahuan cukup terdapat

10 responden tidak aktif melakukan kunjungan Posyandu dan 7

responden aktif melakukan kunjungan Posyandu dan dari 45 responden

pengetahuan baik terdapat 8 responden tidak aktif melakukan


37

kunjungan Posyandu dan 37 responden aktif melakukan kunjungan

Posyandu.

Hasil uji statistik Pearson Chi-Square didapat nilai χ2 = 26.590

dengan p-value =0,000 < α = 0,05 berarti signifikan, maka Ho ditolak

Ha diterima. Jadi terdapat hubungan pengetahuan dengan kunjungan

balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten

Musi Rawas.

Hasil uji Contingency Coefficient didapat nilai C = 0,512 dengan

p=0,000 < α = 0,05 berarti signifikan. Nilai C tersebut dibandingkan

dengan nilai Cmax = 0,707. Karena nilai C berada pada interval 0,50-

0,707 artinya dekat dengan nilai nilai Cmax = 0,707 maka kategori

hubungan erat

b. Hubungan Sikap dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Tabel 6
Hubungan Sikap dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Kunjungan Balita ke χ2 p C
Sikap Posyandu Total
Tidak Aktif Aktif
f % f % f %
Negatif 18 78,3 5 21,7 23 100,0 18,000 0,000 0,461
Positif 12 23,1 40 76,9 52 100,0
Total 30 40,0 45 60,0 75 100,0

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan tabulasi silang antara sikap

dengan kunjungan balita ke Posyandu, ternyata dari 23 responden

sikap negatif terdapat 18 responden tidak aktif kunjungan Posyandu


38

dan 5 responden aktif kunjungan Posyandu dan dari 52 responden

sikap positif terdapat 12 responden tidak aktif kunjungan Posyandu

dan 40 responden aktif kunjungan Posyandu.

Hasil uji statistik Chi-square (Continuity Correction) didapat χ2

= 18,000 dengan p-value =0,000 < α = 0,05 berarti signifikan, maka

Ho ditolak Ha diterima. Jadi terdapat hubungan sikap dengan

kunjungan balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi

Kabupaten Musi Rawas.

Hasil uji Contingency Coefficient didapat nilai C = 0,461 dengan

p-value = 0,005 < α = 0,05 berarti signifikan. Nilai C tersebut

dibandingkan dengan nilai Cmax = 0,707. Karena nilai C berada pada

interval 0,400-0,500 artinya tidak jauh dengan nilai nilai Cmax = 0,707

maka kategori hubungan sedang.

B. Pembahasan

1. Gambaran Kunjungan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Hasil penelitian dari 75 responden terdapat 30 responden tidak

aktif melakukan kunjungan ke Posyandu terlihat dari jumlah kunjungan

balita ke Posyandu < 8 kali selama 1 tahun terakhir yaitu 1 responden

melakukan kunjungan 1 kali, 5 responden melakukan kunjungan 3 kali, 3

responden melakukan kunjungan 4 kali, 2 responden melakukan

kunjungan 5 kali, 5 responden melakukan kunjungan 6 kali dan 14

responden melakukan kunjungan 7 kali. Kunjungan Posyandu tidak aktif


39

diantaranya dapat dipengaruhi oleh pengetauan, sikap, kesibukan bekerja,

anak takut ditimbang, repot urusan rumah dan anak, membantu suami

bekerja dan ikut suami kekebun.

Hasil penelitian terdapat 45 responden balita aktif melakukan

kunjungan ke Posyandu terlihat dari jumlah kunjungan balita ke Posyandu

≥ 8 kali selama 1 tahun terakhir yaitu 3 responden melakukan kunjungan 8

kali, 2 responden melakukan kunjungan 9 kali, 22 responden melakukan

kunjungan 10 kali, 14 responden melakukan kunjungan 11 kali dan 4

responden melakukan kunjungan 4 kali. Kunjungan posyandu yang aktif

diantaranya disebabkan karena ibu memiliki pengetahuan baik, sikap

positif, ingin memantau BB anak, ingin mendapatkan vitamin dan

imunisasi dan ingin anaknya tumbuh sehat sehingga melakukan kunjungan

Posyandu secara aktif.

Hasil penelitian ini sejalan penelitian Idaningsih (2016), faktor

yang berhubungan dengan keteraturan ibu balita keposyandu diantaranya

meliputi umur, pengetahuan, sikap, pekerjaan, paritas, akses pelayanan,

dukungan keluarga, pendidikan, motivasi, dukungan petugas kesehatan,

pekerjaan, kelengkapan imunisasi dasar dan minat untuk melakukan

kunjungan.
40

2. Gambaran Pengetahuan Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Hasil penelitian dari 75 responden terdapat 13 responden

pengetahuan kurang diketahui dari hasil rekap kuesioner diperoleh

pertanyaan dengan skor terendah yaitu tentang pada meja keberapa

pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan, kunjungan posyandu

yang dilakukan merupakan keikutsertaan ibu berperan secara nyata dalam

perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan, merupakan

manfaat Posyandu bagi siapakah hal tersebut, apa manfaat melakukan

kunjungan posyandu bagi masyarakat dan apa yang dimaksut dengan

kunjungan Posyandu.

Hasil penelitian terdapat 17 responden pengetahuan cukup

diketahui dari hasil rekap kuesioner diperoleh pertanyaan dengan skor

menengah yaitu tentang siapa saja sasaran dalam kunjungan kegiatan

Posyandu, sampai umur berapa tahun anak ibu dapat melakukan

kunjungan Posyandu untuk ditimbang dan mulai umur berapa bulankan

anak ibu dapat diajak melakukan kunjungan Posyandu untuk ditimbang.

Hasil penelitian terdapat 45 responden pengetahuan baik diketahui

dari hasil rekap kuesioner diperoleh pertanyaan dengan skor tertinggi yaitu

tentang berapa kalikah dalam 1 bulan anak balita perlu dibawa untuk

melakukan kunjungan ke Posyandu, apakah manfaat dari melakukan

kunjungan Posyandu dan kegiatan apa saja yang ada di posyandu saat ibu

melakukan kunjungan Posyandu.


41

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Octaviani (2016),

bahwa pengetahuan ibu balita tentang Posyandu berhubungan secara

bermakna dengan ketidakhadiran balita di Posyandu karena Semakin

tinggi pengetahuan ibu balita semakin sedikit frequensi mereka tidak hadir

di Posyandu. Perilaku keluarga yang membawa balitanya setiap bulan juga

berhubungan dengan pengetahuan keluarga. Keluarga yang memiliki

pengetahuan tentang kesehatan, tanda, dan gejala sehubungan dengan

pertumbuhan anggota keluarganya, maka keluarga tersebut akan segera

melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak yang lebih buruk lagi

terhadap kondisi anggota keluarganya.

3. Gambaran Sikap Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi

Kabupaten Musi Rawas

Berdasarkan hasil penelitian dari 75 responden terdapat 23

responden sikap negatif yaitu diketahui dari hasil rekap kuesioner

diperoleh pertanyaan dengan skor terendah yaitu tentang menurut

pendapat ibu, sasaran kegiatan posyandu mencakup balita dan manula, dari

kegiatan posyandu diharapkan ibu bisa mendapatkan penyuluhan tentang

kesehatan dan semakin tua umur balita (di atas 1 tahun) sebaiknya ibu

balita aktif membawa balitanya keposyandu untuk menimbangkan

anaknya.

Hasil penelitian terdapat 52 responden dengan sikap positif yaitu

diketahui dari hasil rekap kuesioner diperoleh pertanyaan dengan skor

tertinggi yaitu tentang menurut pendapat ibu untuk memantau tumbuh


42

kembang anak perlu dilakukan kunjungan ke posyandu setiap bulan,

kegiatan posyandu selain berguna bagi bayi dan balita juga sangat

bermanfaat bagi ibu hamil , ibu nifas dan menyusui dan menurut pendapat

ibu, balita perlu dibawa ke posyandu setiap bulan sekali.

Hasil penelitian sejalan dengan pendapat Wawan & Dewi (2019),

bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseresponden terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap mempunyai daya

pendorong, sikap bukan sekedar rekaman masa lalu tetapi juga

menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan

mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus

dihindari).

4. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Berdasarkan hasil penelitian dari 13 responden pengetahuan

kurang terdapat 12 responden tidak aktif melakukan kunjungan Posyandu

karena pengetahuan kurang yang dimiliki responden akan berdampak pada

sikap dan perilaku responden yang kurang terutama dalam mengntrol

pertumbuhan serta perkembangan balitanya ke Posyandu sehingga

responden tidak aktif membawa balitanya ke Posyandu. Sedangkan 1

responden pengetahuan kurang, aktif melakukan kunjungan Posyandu

karena responden mengatakan melakukan kunjungan Posyandu agar

mendapatkan vitamin dan imunisasi melakukan sehingga aktif melakukan

kunjungan Posyandu.
43

Berdasarkan hasil penelitian dari 17 responden pengetahuan cukup

terdapat 10 responden tidak aktif melakukan kunjungan Posyandu yaitu 1

responden mengatakan sakit lagi hamil muda, 1 responden mengatakan

repot pekerjaan rumah, 1 responden mengatakan sibuk urusan rumah dan

anak, 1 responden mengatakan sibuk jualan, 1 responden mengatakan

membantu nyadap karet, 2 responden mengatakan malas karena cuma

ditimbang saja, 1 orang mengatakan ikut suami merantau, 1 responden

mengatakan karena ada covid dan 1 responden mengatakan kerepotan

bawa dua balita. Sedangkan 7 responden aktif melakukan kunjungan

posyandu karena pengetahuan cukup yang dimiliki ibu akan berdampak

pada sikap dan perilaku responden yang baik sehingga responden tidak

aktif membawa balitanya berkunjung ke Posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian dari 45 responden pengetahuan baik

terdapat 8 responden tidak aktif melakukan kunjungan Posyandu yaitu 3

responden mengatakan membantu suami bekerja ke kebun, 1 responden

mengatakan takut membawa anak ke posyandu karena covid , 2 responden

mengatakan libur posyandu karena covid dan anak sakit, 1 responden

mengatakan malas berangkat posyandu karena anak sudah besar dan 1

responden mengatakan malas berangkat karenan jauh ke tempat posyandu

tidak mempunyai kendaraan sehingga tidak dapat aktif berkunjung ke

Posyandu. Sedangkan 37 responden aktif melakukan kunjungan posyandu

karena pengetahuan baik yang dimiliki responden akan berdampak pada


44

sikap dan perilaku responden yang baik sehingga responden aktif

membawa balitanya berkunjung ke Posyandu.

Hasil uji Pearson Chi-Square diperoleh hubungan yang signifikan

antara pengetahuan dengan kunjungan balita ke Posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas. Artinya pengetahuan

yang dimiliki ibu berdampak pada kunjungan balita ke Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nurdin (2019),

tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita ke

Posyandu di Jorong Tarantang, menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan partisipasi kunjungan ibu balita ke

posyandu. Responden yang memiliki pengetahuan yang rendah 3,098 kali

lebih beresiko untuk tidak partisipasi dalam kunjungan ke posyandu.

Hasil uji Contingency Coefficient didapat kategori hubungan erat.

Kategori hubungan erat menunjukkan bahwa pengetahuan dominan

berhubungan dengan kunjungan balita ke Posyandu Posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Djamil (2017),

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita

menimbang anaknya ke Posyandu, menunjukkan ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu balita dalam

menimbang anaknya ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Way Panji

Kabupaten Lampung Selatan. Ibu balita yang mempunyai pengetahuan


45

yang baik mempunyai peluang berperilaku baik dalam menimbang

anaknya ke posyandu sebesar 2,62 kali dibandingkan dengan ibu balita

yang mempunyai pengetahuan buruk.

5. Hubungan Sikap dengan Kunjungan Balita ke Posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden sikap negatif

terdapat 18 responden tidak aktif melakukan kunjungan Posyandu karena

sikap negatif yang diiliki oleh ibu berdampak pada kurangya keinginan

responden untuk hadir berkunjung ke Posyandu. Sedangkan 5 responden

aktif melakukan kunjungan posyandu yaitu 1 responden mengatakan

supaya tahu naik dan turunnya BB anak, 1 responden mengatakan biar

tahu timbangan anak, 1 responden mengatakan mengetahuai BB anak, 1

responden mengatakan agar anak sehat dapat vitamin dan imunisasi dan 1

responden mengatakan ingin memantau berat badan anak dan dapat

vitamin.

Hasil penelitian dari 52 responden sikap positif terdapat 12

responden tidak aktif melakukan kunjungan Posyandu yaitu 3 responden

mengatakan sibuk membantu suami bekerja di kebun, 1 responden

mengatakan libur posyandu karena covid, 1 responden takut membawa

anak karena covid, 1 responden mengatakan sibuk mengajar di sekolah, 1

responden mengatakan anak takut ditimbang, 1 responden mengatakan

sibuk urus rumah dan anak, 1 responden mengatakan sibuk jualan, 1

responden mengatakan ikut suami merantau, 1 responden mengatakan


46

malas karena jauh tidak ada kendaraan dan 1 responden mengatakan

kerepotan bawa dua balita sehingga tidak aktif melakukan kunjungan ke

Posyandu. Sedangkan 40 responden aktif melakukan kunjungan posyandu

karena sikap ibu yang positif akan mempengaruhi perilaku ibu dalam

melakukan kunjungan posyandu sehingga ibu menjadi lebih aktif dalam

melakukan kunjungan posyandu.

Hasil uji Chi-square (Continuity Correction) diperoleh hubungan

yang signifikan antara sikap dengan kunjungan balita ke Posyandu di

wilayah kerja Puskesmas ciptodadi Kabupaten Musi Rawas. Artinya sikap

yang dimiliki oleh ibu balita berdampak pada kunjungan posyandu balita

di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Cholifah

(2019), tentang Predisposing Faktor Kunjungan Balita Ke Posyandu Di

Desa Ketajen Gedangan Sidoarjo, menunjukkan bahwa ada hubungan

sikap ibu dengan kunjungan balita ke posyandu. Hal ini menunjukkan

bahwa ibu yang memiliki sikap positif melakukan kunjungan balita ke

Posyandu dan ibu yang memiliki sikap negatif tidak melakukan kunjungan

balita ke Posyandu. Sesuai dengan hasil tersebut bahwa sikap ibu

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke

posyandu.

Hasil uji Contingency Coefficient didapat kategori hubungan

sedang. Kategori hubungan sedang menunjukkan bahwa ada faktor lain

yang berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu selain dari sikap


47

ibu diantaranya pendidikan, pekerjaan dan jarak rumah dengan pelayanan

kesehatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Malahayati

(2014), bahwa semakin tinggi pendidikan seseresponden maka serena

pendidikan yang makin tinggi pula pengetahuan seseresponden. Hal ini

juga terkait dengan partisipasi ibu dalam pemanfaatan pelayanan

posyandu. Ibu yang memiliki pendidikan dan pengetahuan tinggi akan

memiliki pengertian yang baik mengenai pentingnya ibu membawa anak

balitanya ke posyandu sehingga akan mempunyai kesadaran yang tinggi

terhadap upaya peningkatan perubahan perilaku. Selain itu pendidikan

merupakan faktor yang mempengar uhi perilaku seseresponden. Semakin

tinggi pendidikan seseresponden, maka akan semakin banyak pula

pengetahuan yang mereka miliki. Sebaliknya, jika pendidikan rendah,

maka akan menghambat perkembangan sikap seseresponden terhadap

penerimaan, nformasi, dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Ibu Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas, tentang

hubungan pengetahuan dan sikap dengan kunjungan balita ke posyandu

dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Dari 75 responden terdapat 30 responden tidak aktif berkunjung ke

Posyandu dan 45 responden aktif berkunjung ke Posyandu.

2. Dari 75 responden terdapat 13 responden pengetahuan kurang, 17

responden pengetahuan cukup dan 45 responden pengetahuan baik

3. Dari 75 responden terdapat 23 responden sikap negatif dan 52 responden

sikap positif.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kunjungan

balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten

Musi Rawas, dengan kategori hubungan erat.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kunjungan balita

ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi

Rawas, dengan kategori hubungan sedang.

48
49

B. Saran

1. Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi Rawas

Diharapkan kepada pihak Puskesmas agar dapat meningkatkan

motivasi dan wawasan ibu balita tentang pentingya aktif melakukan

kunjungan ke posyandu melalui pendekatan dan penjelasan secara

langsung serta menentukan lokasi posyandu yang dekat sehingga

kunjungan balita ke Posyandu menjadi lebih aktif. Pada bidan diharapkan

dapat melakukan konseling kepada ibu balita tentang pentingnya

kunjungan posyandu secara aktif terutama pada ibu yag bekerja sehingga

ibu dapat melakukan kunjungan secara aktif.

2. STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

Bagi mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu khususnya

Jurusan Kebidanan agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai

referensi dan bahan untuk mempelajari dan memahami tentang pentingnya

kunjungan ke Posyandu supaya dapat mengaplikasikan hasil penelitian ini

dalam praktek kebidanan dan dapat memberikan informasi pada

masyarakat yang membutuhkan.

3. Bagi Penelitian Lain.

Agar dapat mengembangkan penelitian ini untuk masa yang akan

datang dengan faktor lain yang lebih dominan yang dapat mempengaruhi

kunjungan balita ke posyandu diantaranya jarak posyandu dan pekerjaan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2015. Konsep Dasar Sikap. Jakarta: EGC.


Amalia. 2018. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang gizi dengan keaktifan
ibu membawa balita ke Posyandu di desa Makmur Kecamatan Gunung
Sahilan. Jurnal Gizi Vol. 2, No. 2 ISSN cetak 2355-9888 diakses melalui
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jurnalgizi/article/
view/218.
Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Azwar, S. 2017. Sikap Manusia: Teori & Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Batubara, I. 2018. Analisis faktor kunjungan balita ke posyandu di Kecamatan
Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal Ilmiah PANNMED
Vol. 12 No. 3 diakses melalui
http://ojs.poltekkes-medan.ac.id/pannmed/issue/view/7.
Budiman dan Riyanto. 2016. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap.
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Cholifah. 2019. Predisposing Faktor Kunjungan Balita Ke Posyandu Di Desa
Ketajen Gedangan Sidoarjo. Jurnal Kebidanan Vol. 3, No. 2
http://ojs.umsida.ac.id/index.php/midwiferia/article/view/1520/1164.
Diagama, W. 2019. Hubungan jumlah kunjungan posyandu Dengan status gizi
balita (1-5 tahun). Jurnal Ners Indonesia, Vol. 9, No. 2, diakses melalui
https://jni.ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/view/7861.
Dinkes Kabupaten Musi Rawas. 2020. Data kunjungan Balita Ke Posyandu. Musi
Rawas: Dinas Kesehatan Musi Rawas.
Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. 2020. Profil kesehatan Provinsi Sumateraq
Selatan. Palembang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
Djamil, A. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita
menimbang anaknya ke Posyandu. Jurnal Kesehatan Vol.8 No.1
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/409.
Idaningsih. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke
Posyandu. Jurnal Ilmiah Indonesia – ISSN : 2541-0849 diakses melalui
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/
26.

50
51

Ismawati, C. S. 2016. Posyandu dan Desa Siaga panduan untuk Bidan dan Kader.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Kemenkes RI. 2020. Laporan Kerja Kementrian Kesehatan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Moeliono, R. 2015. Kamus besar bahasa indonesia edisi revisi. Jakarta: EGC.
Mudawamah, H. 2017. Hubungan antara pengetahuan tentang posyandu dengan
keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu di Desa Simo Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan. Publikasi Ilmiah diakses melalui
http://eprints.ums.ac.id/53608/16/NASKAH%20PUBLIKASI%20REVISI
%202.pdf.
Notoatmodjo, S. 2016. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta.
Notoatmodjo, S. 2016. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi Cetakkan ke
Tiga. Jakarta: Rineka Cipta
Nurdin. 2019. Faktor faktor dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Jorong
Tarantang. Jurnal Endurance Vol. 4 (1)
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance.
Octaviani. 2016. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Kader
Dalam Kegiatan Posyandu di Wilayah Puskesmas Jogonalon II
Kabupaten Klaten. repository.usu.ac.id/bitstream/.../2/Reference.pdf.
Oktiawati, A. 2016. Pedoman pelaksanaan Posyandu. Yogyakarta: Nuha Medika
Pratiwi, R. Y. 2017. Hubungan pengetahuan ibu tentang posyandu
dengan kepatuhan ibu balita melakukan kunjungan ke posyandu di Desa
Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Naskah Publikasi diakses melalui
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id.
Ramdhan, A. M. 2019. Profil dan potensi desa Cuka Kawung. Tasik Malaya: Edu
Pulisher.
Sativa, N. E. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan ibu balita dalam
kegiatan Posyandu Dusun Mlangi Kabupaten Sleman. Naskah Publikasi
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Aisyiyah diakses melalui
http://digilib.unisayogya.ac.id/3015/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
Supariasa, I. D. N. 2017. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasinya. Jakarta: EGC.
52

WHO. 2020. Malnutrition.


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition.
Wiwin. 2017. Hubungan pengetahuan tentang posyandu dengan sikap ibu dalam
penimbangan balita di Posyandu Karang Taruna I Desa Lambolemo
Puskesmas Tosiba Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka. Naskah
publikasi diakses melalui http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/32/1/PDF
%20WIWIN.pdf .
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Perihal: Permohonan Menjadi responden Musi Rawas, 2021


Kepada Yth
...........................
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya mahasiswa STIKES TMS Bengkulu sekarang sedang menyelesaikan
pendidika Sarjana Terapan Kebidanan, sebagai salah satu syarat untuk
menyeesaikan pendidikan,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Adnillah
NPM : 2026041049.P
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, saya bermaksut akan mengadakan
penelitian dengan judul “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan
kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi
Kabupaten Musi Rawas”.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat buruk dan merugikan
saudara sebagai responden. Semua kerahasiaan informasi yang diberikan akan
dijaga dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila saudara menyetujui
maka dengan ini saya memohon kesediaan saudara untuk bersedia melakukan
pengisian kuesioner penelitian yang telah disediakan.

Musi Rawas, 2021

Hormat Saya,

(Adnillah)

53
54

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Alamat :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian


(pembuatan Skripsi) yang akan dilakukan oleh Adnillah, mahasiswi Program
Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
dengan judul “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kunjungan
balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi
Rawas”.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif, oleh
karena itu saya bersedia untuk menjadi responden.

Musi Rawas, 2021


Responden

(...................................)
55

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KUNJUNGAN


BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
CIPTODADI KABUPATEN MUSI RAWAS

Petunjuk :
1. Isilah kuesioner dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara yang
sebenarnya.
2. Jawaban saudara yang jujur sangat penting untuk penelitian ini demi
pengembangan program kesehatan. Dan data ini digunakan untuk
kepentingan penelitian, tidak digunakan untuk kepentingan lain. Beri tanda
(X) pada salah satu pilihan jawaban.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Ibu
a. Nomor :
b. Nama :
c. Usia Ibu :
d. Tanggal Pengisian :
e. Pendidikan :
f. Pekerjaan :
g. Anak Ke :
2. Anak
a. Nama :
b. Umur :
B. KUNJUNGAN POSYANDU (Diisi Oleh Petugas)
1. Kunjungan Posyandu (KMS) :..................(diisi peneliti)
2. Alasan Aktif/Tidak aktif :......................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Sumber Modifikasi Pratiwi (2017).
56

C. PENGETAHUAN IBU
1. Apa yang dimaksut dengan kunjungan Posyandu ?
a. Kunjungan Post Pelayanan Terpadu
b. Kunjungan Pos pelayanan Ibu
c. Kunjungan Pos Pelayanan Individu
2. Apa manfaat melakukan kunjungan posyandu bagi masyarakat?
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi anak balita dan ibu
b. Memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan
ibu dan anak
c. Semuanya benar
3. Kegiatan apa saja yang ada di posyandu saat ibu melakukan kunjungan
Posyandu
a. Penimbangan balita, pemeriksaan ibu hami, imunisasi, pelayanan KB,
Penyuluhan, pemberian Vit A dan pemberian makanan tambahan
b. Penimbangan dan imunisasi bayi saja
c. penimbangan dan pemeriksaan ibu hamil saja
4. Siapa saja sasaran dalam kunjungan kegiatan Posyandu ?
a. Bayi dan Balita
b. Ibu Hamil
c. Bayi, anak balita, ibu hami, ibu nifas dan ibu menyusui serta PUS
5. Apakah manfaat dari melakukan kunjungan Posyandu
a. Untuk menimbang, memantau pertumbuhan dan perkembangan anak,
memantau kesehatan ibu hami, mendapatkan imunisasi dasar lengkap,
mendapatkan pelayanan KB, memperoleh PMT
b. Untuk imunisasi dan menimbang anak saja
c. Untuk menimbang anak dan pemeriksaan ibu hamil saja
6. Mulai umur berapa bulankan anak ibu dapat diajak melakukan kunjungan
Posyandu untuk ditimbang ?
a. 0-6 bulan
b. 7-12 bulan
c. > 12 bulan
7. Sampai umur berapa tahun anak ibu dapat melakukan kunjungan
Posyandu untuk ditimbang ?
a. 5 tahun
b. 4 tahun
c. 3 tahun
57

8. Berapa kalikah dalam 1 bulan anak balita perlu dibawa untuk melakukan
kunjungan ke Posyandu
a. 1 kali dalm 1 bulan
b. 2 kali dalam 1 bulan
c. 3 bulan sekali
9. Pada meja keberapa pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dilakukan....?
a. Meja I
b. Meja II
c. Meja III
10. Kunjungan posyandu yang dilakukan merupakan keikutsertaan ibu
berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan, merupakan manfaat Posyandu bagi siapakah hal
tersebut....?
a. Kader
b. Masyarakat
c. Ibu Hamil
Sumber Modifikasi (Sativa, 2017)

D. Sikap Ibu
Beri tangda √ pada jawaban pernyatan yang menurut anda paling benar
dengan kriteria SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu), TS (tidak setuju) dan
STS (Sangat Tidak Setuju) dibawah ini:
No Pernyataan Jawaban
SS S R TS STS
1 Menurut pendapat ibu untuk memantau
tumbuh kembang anak perlu dilakukan
kunjungan ke posyandu setiap bulan
2 Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
balita, ibu tidak hanya perlu datang ke
posyandu,tetapi juga bisa kepuskesmas dan
tempat pelayanan lainnya.
3 Menurut pendapat ibu, balita perlu dibawa ke
posyandu setiap bulan sekali untuk
4 Kegiatan posyandu selain berguna bagi bayi
dan balita juga sangat bermanfaat bagi ibu
hamil , ibu nifas dan menyusui.
5 Pelaksanaan posyandu ditentukan sekurang –
kurangnya satu kali setiap bulannya
6 Posyandu diadakan untuk untuk
58

mempermudah masyarakat dalam memperoleh


pelayanan kesehatan bayi, ibu ,dan anak.
7 Balita umur 1-5 tahun sebaiknya lebih sering
datang keposyandu dari pada usia bayi 0-12
bulan
8 Semakin tua umur balita (di atas 1 tahun )
sebaiknya ibu balita aktif membawa balitanya
keposyandu untuk menimbangkan anaknya
9 Dari kegiatan posyandu diharapkan ibu bisa
mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan
10 Menurut pendapat ibu, sasaran kegiatan
posyandu mencakup balita dan manula
Sumber Modifikasi Wiwin (2017)
59

Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan

No Indikator No Item Total


1 Pengertian 1, 1
2 Tujuan 2, 3, 4, 5, 4
3 Penatalaksanaan Emesis 6 1
4 Pelatih Kelas Ibu Hamil 7 1
5 Pelaksaan Kelas Ibu Hamil 8,9,10 3

Jawaban
2. a
3. c
4. a
5. c
6. a
7. a
8. a
9. a
10. c
11. a
60

Hasil Analisi Data

Frequency Table

Kunjungan Posyandu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Aktif 30 40.0 40.0 40.0

Aktif 45 60.0 60.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 13 17.3 17.3 17.3

Cukup 17 22.7 22.7 40.0

Baik 45 60.0 60.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Negatif 23 30.7 30.7 30.7

Positif 52 69.3 69.3 100.0

Total 75 100.0 100.0


61

Crosstabs
Pengetahuan * Kunjungan Posyandu
Crosstab

Kunjungan Posyandu

Tidak Aktif Aktif Total

Pengetahuan Kurang Count 12 1 13

Expected Count 5.2 7.8 13.0

% within Pengetahuan 92.3% 7.7% 100.0%

Cukup Count 10 7 17

Expected Count 6.8 10.2 17.0

% within Pengetahuan 58.8% 41.2% 100.0%

Baik Count 8 37 45

Expected Count 18.0 27.0 45.0

% within Pengetahuan 17.8% 82.2% 100.0%

Total Count 30 45 75

Expected Count 30.0 45.0 75.0

% within Pengetahuan 40.0% 60.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 26.590a 2 .000

Likelihood Ratio 28.745 2 .000

Linear-by-Linear Association 26.165 1 .000

N of Valid Cases 75

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 5,20.
62

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .512 .000

N of Valid Cases 75

Sikap * Kunjungan Posyandu

Crosstab

Kunjungan Posyandu

Tidak Aktif Aktif Total

Sikap Negatif Count 18 5 23

Expected Count 9.2 13.8 23.0

% within Sikap 78.3% 21.7% 100.0%

Positif Count 12 40 52

Expected Count 20.8 31.2 52.0

% within Sikap 23.1% 76.9% 100.0%

Total Count 30 45 75

Expected Count 30.0 45.0 75.0

% within Sikap 40.0% 60.0% 100.0%


63

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 20.234a 1 .000

Continuity Correctionb 18.000 1 .000

Likelihood Ratio 20.686 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear
19.964 1 .000
Association

N of Valid Casesb 75

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,20.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .461 .000

N of Valid Cases 75
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Adnillah
NPM : 2026041049.P
Jurusan : Program Sarjana Terapan Kebidanan
Judul Skripsi : Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kunjungan balita ke
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi
Rawas
Pembimbing I : Nuril Absari, SSiT, M.Kes

Paraf
Materi
No Tanggal Keterangan Pembimbing
(BAB)
I

Bengkulu, 2022
Pembimbing I

Nuril Absari, SSiT, M.Kes


BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

64
65

Nama : Adnillah
NPM : 2026041049.P
Jurusan : Program Sarjana Terapan Kebidanan
Judul Skripsi : Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kunjungan balita ke
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ciptodadi Kabupaten Musi
Rawas
Pembimbing II : Choralina Eliagita, SST, M.Tr.Keb

Paraf
Materi
No Tanggal Keterangan Pembimbing
(BAB)
I

Bengkulu, 2022
Pembimbing II

Choralina Eliagita, SST, M.Tr.Keb


66

Anda mungkin juga menyukai