SKRIPSI
Oleh :
SANTI WAHYUNI
21010206
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada program Studi STIKes Medika Seramoe Barat
Oleh :
SANTI WAHYUNI
21010206
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Mengetahui
Ketua
Program Studi Ners
STIKes Medika Seramoe Barat
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Ketua
STIKes Medika Seramoe Barat Program Studi Ners
STIKes Medika Seramoe Barat
iii
PERNYATAAN
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah di ajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
SANTI WAHYUNI
iv
ABSTRAK
Latar Belakang : Pos Pelayanan Terpadu yang biasa dikenal dengan sebutan
posyandu, Merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat Tujuan pembentukan posyandu yaitu membuat masyarakat dapat
menolong dirinya melalui pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan yang
dilakukan bersama petugas kesehatan. Tujuan : Untuk melihat hubungan
Pengetahuan Tentang Posyandu Dengan Kehadiran Ibu Balita Ke Posyandu
Gampong Keutapang Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya tahun
2022. Metode : Mengunaka Metode analitik yaitu suatu bentuk penelitian yang
mencoba mencari hubungan antara variabel dengan cara pengumpulan data.
Dengan mengunakan studi cross sectional yaitu pengumpulan data sekaligus pada
waktu yang bersamaan. Hasil : total keseluruhan responden dengan jumlah 52
orang. Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan Baik berjumlah 29
(55,8%) orang, di antaranya 24 (46,2%) orang ibu memiliki tingkat kehadiran
yang Aktif, dan 5 orang ibu (9,6%) Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan
posyandu. Sedangkan Minoritas responden memiliki pengetahuan kurang
berjumlah 10 (19,2%) orang ibu diantaranya 2 (3,8%) orang ibu memiliki tingkat
kehadiran yang Aktif dan 8 (15,4%) orang Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan
posyandu. hasil uji Che Squre yaitu 0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau P
= Value 0,001 < dari 0,05. Kesimpulan : berdasarkan hasil penelitian yang di
lakukan ole peneliti yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang
posyandu dengan keadiran di posyandu. Saran : diharapkan kepada kader
posyandu agar memberikan informasi tambahan kepada ibu balita terkait
kesehatan balita.
v
KATA PENGANTAR
Sabee Kabupaten Aceh Jaya tahun 2022” Merupakan salah satu syarat untuk
Penulis menyadari penyelesaian Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karna itu
1. Bapak Drs. H. T. Syamsul Bahri, selaku ketua yayasan Payung Negeri Aceh
Darussalam
Meulaboh
3. Ibu Ns. Fitri Apriani, M.Kep., Selaku wakil ketua 1 STIKes Seramoe Barat
Meulaboh
4. Ibu Nadia Riska, S. Tr.Keb., M.Keb., Selaku wakil ketua II STIKes Seramoe
Barat Meulaboh
5. Ibu Ns. Nurromsyah Nasution, S.Kep., M.K.M, Selaku wakil ketua III Bidang
6. Bapak Ns. Alfi Syahri, S. Kep., M.K.M., Ketua Program Studi Sarjana
vi
Proposal Saya, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing
7. Ibu Asmima Yanti, S.Tr. Keb.,M.K.M Selaku Pembimbing Skripsi saya, yang
8. Bapak Ns. Ira Sahwadi, S.Kep., M.K.M , selaku Penguji 2 Skripsi saya, yang
9. Seluruh Dosen dan Staf pengajar di STIKes Seramoe Barat Meulaboh yang
10. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta yang telah memberikan dukungan kepada
oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
SANTI WAHYUNI
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“semua mimpi kita dapat terwujud jika kita berani untuk mewujudkan “
PERSEMBAHAN
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN COVER
LEBARAN JUDUL........................................................................................ i
..........................................................................................................................
LEMBARAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN...................................................................... iii
LEBARAN PERNYATAAN.......................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
LEMBARAN MOTTO ................................................................................. viii
..........................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
..........................................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
ix
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN .................................................... 28
3.
3.1. Desain Penelitian ...................................................................... 28
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 28
3.2.1. Lokasi Penelitian............................................................. 28
3.2.2. Waktu penelitian ............................................................. 28
3.3. Populasi dan Sampel .................................................................. 28
3.3.1. Populasi........................................................................... 28
3.3.2. Sampel............................................................................. 29
3.4. Variable dan Definisi Oprasional ............................................... 29
3.5. Instrument Penelitian ................................................................. 30
3.6. Uji validitas dan Reliabelitas...................................................... 31
3.7. Prosedur Pengumpulan Data....................................................... 32
3.8. Analisa Data................................................................................ 33
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 42
5.2. Saran............................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DARTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat Tujuan
Kematian balita akibat masalah gizi sebesar 2,8 juta jiwa. Masalah gizi tertinggi
hidup, hingga 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Menurut
statistik Surveilans Gizi Indonesia tahun 2017 kasus gizi buruk di Indonesia
adalah 18,1% menurut hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas di Indonesia
tahun 2018 persentase gizi buruk adalah 17,7%. Secara nasional, gizi buruk pada
1
2
sasaran balita sebanyak 27.545 orang, sedangkan jumlah balita yang datang
33,2 %. Hal ini masih belum mencapai target nasional yaitu 80% yang
pada awal 2019 didapatkan kunjungan ibu balita ke posyandu sebesar (56,6%)
Kecamatan KruengSabee. RRI (2019) sedangkan di gampong keutapang kunjun
gan ibu balita kepoyandu sebesr (46,6%) (Laporan Posyandu Keutapang Tahun 2
022).
pada Ibu dan Balita adapun masalah yang di hadapi oleh Ibu dan Balita adalah
kesehatan dan gizi pada Ibu Balita yang baik (Kemenkes RI, 2017).
3
bahwa pengetahuan ibu dengan kategori kurang dengan kunjungan ibu balita
kategori kurang dengan kunjungan ibu balita dalam kategori baik sebanyak 12
responden (37,5%), pengetahuan ibu dengan kategori baik dengan kunjungan ibu
dengan kategori baik dengan kunjungan ibu balita dalam kategori baik sebanyak
Pengetahuan yang diperlukan oleh ibu balita, oleh karna itu perlunya pengetahuan
umur 0-5tahun untuk mengetahui status gizi balita dengan menggunakan Kartu
dengan potensi tumbuh kembang anak secara merata, hal tersebut dapat terlaksana
badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang ada dalam
Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), untuk menentukan pertumbuhan dan
pertumbuhan badan yang sangat pesat serta merupakan yang sering menderita
balita sangat bergantung pada ibu salah satu alasan ibu membawa balita ke
Posyandu karena ingin anak mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik dan
maksimal. Oleh karena itu, motivasi ibu dalam pemanfaatan Posyandu balita
(Farida, 2012). Selain itu pengetahuan ibu, kegiatan posyandu, status gizi balita,
(Mudawamah, 2017).
Beberapa dampak yang akan dialami balita, jika ibu tidak aktif dalam
kesehatan mata, ibu tidak mengetahui pertumbuhan berat badan balita tiap bulan
(PMT). Dengan aktif dalam kegiatan Posyandu ibu balita dapat memantau tumbuh
Wawancara awal yang di lakukan pada 10 orang ibu dari 52 ibu yang
Aceh Jaya, di mana 10 orang ibu yang di wawancara secara rutin kunjungan ibu
dengan tingkat kunjungan rutin setiap bulan, 4 orang ibu yang memiliki
pengetahuan cukup tentang dan 5 orang ibu mamiliki pengetahuan kurang dengan
Dari penjajakan awal yang peneliti dapatkan pada tanggal 16 Juni tahun
Aceh Jaya, Bulan Januari s/d Mei jumlah ibu yang hadir ke posyandu sebesar
67,3%, sedangkan ibu yang mengunjungi posyandu dalam bulan januari sebanyak
27 orang ibu dari 45 orang ibu, bulan Juli sebanyak 34 orang dari 52 orang ibu,
bulan Agustus sebanyak 25 orang dari 52 orang ibu, bulan Sebtember sebanyak
33 orang dari 52 orang ibu, bulan Oktober sebanyak 24 orang dari 52 orang ibu
(Laporan Kegiatan Posyandu Gampong Keutapang Kec, Krung Sabee Kab Aceh
dalam meningkatkan kehadiran ibu ke posyandu oleh karna itu peneliti tertarik
6
penelitian ini apakah ada Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu Balita
1. Tujuan Umum
1. Bagi Peneliti
nyata dalam melakukan penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi
Ibu dan dapat meningkatkan kunjungan ibu yang membawa balita keposyandu.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi
2.1.1. Pengetahuan
tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
2012).
a. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), Pengetahuan sesorang terhadap obyek me
mpunyai intesitas atau tingkat yang berbeda-beda, dimana pada setiap orang
tingkatan, diantaranya:
1) Tahu (know).
menjawab pertanyaan tersebut.
8
9
2) Memahami (comprehensif)
3) Aplikasi (applicataion)
4) Analisis (analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui. Indikasi bahwa
tersebut.
5) Sintesis (synthesis)
atau meletakkan dalam satu hubungan yang dimiliki, dengan kata lain sintesis
6) Evaluasi (evaluation)
atau terhadap suatu obyek tertentu. penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada
pengetahuan yaitu:
terpecahkan.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengaja oleh orang
yang bersangkutan.
berikutnya.
Akal sehat atau comon sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran.
Adalah suatu kebenaran yang di wahyukan dari tuhan melalui para nabinya.
h) Induksi
i) Deduksi
ke pernyataan khusus.
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
b) Pekerjaan
c) Usia
d) Usia adalah individu menghitung mulai usia sejak lahir sampai berulang tahun.
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari yang sebelum tinggi dewasanya.
13
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
kelompok.
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
atau kita ukur dapat kita selesaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas
(Notoadmodjo, 2012).
2.1.2. Balita
Menurut Maryanti, (2011), balita adalah istilah umum bagi anak usia
1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak
masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting,
14
seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan
sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita
kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan
pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu anak usia
lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “Batita” dan anak
usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia
prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. Anak dibawah lima tahun
kekurangan gizi. Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau
Bila gizi buruk maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan
2011).
Masa balita disebut juga sebagai masa vital, khusunya sampai usia dua
tahun, karena adanya perubahan yang cepat dan menyolok. Dengan adanya
masa vital ini, maka pemeliharaan gizi sangat penting untuk diperhatikan. Jika
15
mencapai status gizi balita yang baik erat kaitannya dengan kerjasama antara
orang tua yang mempraktekkannya dan mendapat informasi gizi dengan baik.
Masa balita disebut juga sebagai “golden period” atau masa keemasan,
(Maryunani, 2012).
Dkk, 2014).
16
a. Tujuan Posyandu
1) Tujuan Umum Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
masyarakat.
2) Tujuan Khusus
17
b. Persyaratan Posyandu
c. Sasaran Posyandu
a) Bayi
b) Anak balita
d. Manfaat Posyandu
e. Fungsi Posyandu
berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
a) Penimbangan bulanan
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
darah.
gizi, Data tingkat kehadiran balita dikategorikan menjadi dua, yaitu “Aktif” bila hadir
Aktif” apabila <8 kali dalam satu Tahun (Kemenkes RI, 2013).
20
Ibu dikatakan aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu
sebanyak ≥ 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan ibu dikatakan tidak aktif ke posyandu
jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu < 8 kali dalam 1 tahun (Kemenkes RI,
2013).
tingkatsebagai berikut :
1) Posyandu Pratama
kegiatan bulanan Posyandu yang belum terlaksana secara rutin serta jumlah
kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak
2) Posyandu Madya
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang
dari 50%.
3) Posyandu Purnama
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
4) Posyandu Mandiri
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih
dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Lntervensi yang
Kartu Menuju Sehat untuk balita (KMS) adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak
balita. KMS harus selalu disimpan ibu balita dengan baik di rumah dan harus selalu
dibawa setiap kali mengunjungi posyandu. KMS balita menjadi alat yang sangat
bermanfaat bagi ibu dan keluarga karena dapat memantau tumbuh kembang anak.
Penggunaan KMS balita yaitu sebagai bahan penunjang petugas kesehatan untuk
menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai kondisi kesehatan dan gizi anak untuk
Isi dari KMS sendiri adalah catatan penting diantaranya tentang pertumbuhan,
pendamping ASI, pemberian makanan dan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit
status gizi balita yaitu hijau, kuning dan merah. Balita dengan pemenuhan gizi yang
cukup memiliki berat badan yang berada pada daerah berwarna hijau, sedangkan
warna kuning menunjukan status gizi kurang dan jika berada di bawah garis merah
Manfaat KMS balita yaitu: sebagai media untuk mencatat dan memantau
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif dan makanan
pendamping ASI untuk balita. Manfaat KMS juga sebagai media edukasi bagi orang
tua balita untuk tentang kesehatan anaknya, juga sebagai sarana komunikasi yang
tindakan pelayanan kesehatan dan gizi untuk anak balita (Tim Field Lab Fakultas
kesehatan yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap program posyandu
23
Pengetahuan yang baik, pada akhirnya akan mendorong seseorang untuk aktif dan
ikut serta dalam pelaksanaan posyandu. Tanpa adanya pengetahuan maka ibu balita
posyandu akan akan berdampak pada sikap terhadap manfaat yang ada dan akan
terlihat dari praktek ketidak aktifan ibu balita terhadap masalah kesehatan balitanya
(Poerdji. 2011).
pengetahuan tentang kesehatan gizi balita maka akan semakin berkurang masalah gizi
individu, dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang ibu tentang manfaat
posyandu, maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran untuk berperan serta dalam
rendahnya tingkat kesadaran ibu yang memiliki balita untuk berkunjung ke posyandu
(Poerdji. 2011).
a. Umur Ibu
Dalam kamus Bahasa Indonesia umur adalah lama waktu hidup atau ada
(2017) bahwa pada ibu yang berumur muda dan baru memiliki anak akan cenderung
24
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap anak mereka, seiring bertambah
usia, bertambah kesibukan dan bertambah jumlah anak maka ini akan mempengaruhi
b. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal terahir yang ditempuh dan
Perguruan Tingi. Jalur pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-
dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta
dibedakan menjadi 3 aspek yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan aspek
hasil penelitian dari Koto (2011) menyimpulkan bahwa ibu yang memiliki
c. Pekerjaan
pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan
25
memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi. Pekerjaan secara umum
didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti
sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan
sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang, dalam
2011).
Dari hasil pengamatan di lapangan oleh Gultom dalam sagala (2017), terlihat
bekerja dengan yang tidak bekerja (termasuk ibu rumah tangga). Berdasarkan hasil
mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat akan mempengaruhi ketidak
hadiran dalam pelaksanaan Posyandu. Orang tua yang bekerja akan tidak mempunyai
waktu luang, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi aktivitas pekerjaan
orang tua semakin sulit datang ke Posyandu. Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah,
baik untuk kepentingan sendiri maupun keuarga. Faktor bekerja saja Nampak
berpengaruh pada peran ibu yang memiliki balita sebagai timbulnya suatu masalah
pada ketidak aktifan ibu kunjungan ke posyandu, karena mencari nafkah untuk
d. Pengetahuan
perubahan perilaku seseorang tetapi sangat berkaitan dengan penentu awal untuk
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
Penelitian yang di lakukan oleh Evie Purwati, (2016) tentang faktor faktor
ibu, pengetahuan ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam meningatkan
keyakinan ibu dalam mengikuti sebuah kegitan yang memberikan manfaat pada
dirinya atau keluarga, salah satu kegiatan yang di lakukan ibu balita yaitu
Adapun kerangka teori dalam penelitian ini yaitu untuk melihat pengetahuan
yang dimiliki oleh ibu balita dengan tingkat kehadiran ibu keposyandu
Pengetahuan
Pengetahuan ibu
tentang :
1. Posyandu
Tingkat kehadiran ibu
2. Manfaat Posyandu
ke posyandu
3. Kegiatan posyandu
Dewi, (2012)
hubungan atau kaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya
atara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
antara variabel dengan cara pengumpulan data, kemudian data tersebut dia
analisis untuk mencari seberapa besar hubungan antara variabel yang ada
(Notoatmojo, 2012).
efek, dengan cara pendekatan obsersasi atau pengumpulan data sekaligus pada
3.3.1. Populasi
28
Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian
atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini
28
31
Tahun 2022
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
Jumlah nilai diambil dari pernyataan yang di anggap benar yang telah
terbuka yang terdiri dari 12 pertanyaan positif jawaban yang benar diberi skor
1 (satu) dan salah diberi skor 0 (nol), di dalam lembaran kuesioner penelitian
oleh Petugas posyandu kepada ibu balita dengan cara melihat jumlah
Kategori Pengukuran :
1. Ibu yang berperan aktif dalam kegiatan posyandu, di sebut aktif dalam
posyandu jika ibu selalu datang > 8 kali dalam setahun terakir ke
posyandu
2. sedangkan ibu yang tidak aktif, ibu yang datang < 8 kali dalam setahun
terakhir ke posyandu.
3.6.1. Validitas
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menampilkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
34
is significant 0.05.
Uji validitas dalam kuesioner penelitian ini dikutip dalam Nurul 2017.
3.6.2. Reliabilitas
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat
(Swarjana, 2016).
Uji Reliabilitas dalam kuesioner penelitian ini dikutip dalam Nurul 2017.
35
primer. Data primer adalah data mentah atau bisa dikatakan data yang di
beserta melihat lansung Buku KMS ibu balita untuk melihat tingkat
dalam hal ini peneliti juga mengutip data dari puskesmas mengenai prevelensi
yang di peroleh dari data primer dicatat dan dikumpulkan kemudian disajikan
variabel (Notoatmodjo, 2010). Hasil ukur untuk tiap-tiap variabel yang diteliti
36
(2012) yaitu :
f
P= x 100
n
Keterangan :
p : Presentase
f : Jumlah jawaban yang benar
n : Jumlah seluruh item/soal
yang di duga berhubungan atau berkorelasi. Untuk melihat keeratan anatara hubungan
dua variabel, hubungan atara dua variabel yang di uji dengan nilai P< 0,05,
mengunakan uji chi-squre dengan syarat yaitu tidak ada cell dengan nilai frekuensi
amatan atau observasi bernilai nol, apabila bentuk tabel kontingensinya adalah 2x2
maka tidak boleh ada 1 cell dari frekuensi harapan yang bernilai kurang dari 5, bila
tabel lebih dari 2x2 maka jumlah frekuensi harapan yang bernilai kurang dari 5 tidak
boleh melebihi 20% dari keseluruhan cell, setiap cell berisi satu frekuensi harapan,
besar sampel di atas 52 orang dan mengunakan bantuan komputer dapat diolah dalam
Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya, mempunyai luas wilayah 190,79 km
2 Adapun pembagian wilayah barat yang berbatasan lansung dengan Desa Daya Baro
sebelah timur berbatasan dengan desa kaye uno, sebelah utara berbatasan dengan desa
Tebel 4.1.
Karakteristik Responden
No Umur Frekuensi Persen
1 17-25 Tahun 26 50,0
2 25-35 Tahun 18 34,6
3 36-45 Tahun 8 15,4
Jumlah 52 100
Pendidikan Frekuensi Persen
1 Tidak Sekolah 5 9,6
2 SD 3 5,8
3 SMP 6 11,5
4 SMA 30 57,7
5 DIII/S-1 8 15,4
Jumlah 52 100
Pekerjaan Frekuensi Persen
1 Petani 10 19,2
2 Wiraswasta 11 21,2
3 PNS 5 9,6
4 IRT 26 50,0
Jumlah 52 100
Sumber : data primer (diolah , 2022)
35
39
dengan umur 17-25 tahun yaitu 26 (50%) orang ibu, dan minoritas umur responden
berada pada usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 8 (14,4%) orang, untuk tingkat
SMA sebanyak 30 (57,7%) orang ibu, dan minoritas responden memiliki pendidikn
SD sebanyak 3 (5,8%) orang ibu. Sedangkan untuk pekerjaan dapat di lihat bahwa
mayoritas ibu memiliki pekerjaan sebagai IRT sebanyak 26 (50%) orang ibu, dan
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Pengetahun Ibu Tentang Posyandu Posyandu Balita di
Posyandu Desa Keutapang Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya
No Pengetahuan Frekuensi Persen
1 Baik 29 55,8
2 Cukup 13 25,0
3 Kurang 10 19,2
Jumlah 52 100
Sumber : data primer (di olah , 2022)
renponden yang baik sebanyak 29 (55,8 %) orang ibu, dan minoritas responden
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kehadiran Ibu Ke Posyandu Desa Keutapang Kecamatan
Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya
No Kehadiran Frekuensi Persen
1 Aktif 36 69,2
2 Tidak Aktif 16 30,8
Jumlah 52 100
posyandu mayoritas ibu Aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu yaitu sebayak 36
(69,2%) orang ibu, dan minoritas ibu Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan Kehadiran
Ibu Ke Posyandu Desa Keutapang Kecamatan Krueng Sabee
Kabupaten Aceh Jaya
Kehadiran ibu
Aktif Tidak Total P = Value
No Pengetahuan
Aktif
N % N % N %
1 Baik 24 46,2 5 9,6 29 55,8
2 Cukup 10 27,8 3 18,8 13 25 0,001
3 Kurang 2 3,8 8 15,4 10 19,2
Jumlah 36 69,2 16 30,8 52 100
Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat di lihat bahwa dari total keseluruhan
responden yang berjumlah 52 orang ibu. responden memiliki pengetahuan yang Baik
41
berjumlah 29 (55,8%) orang ibu, di antaranya 24 (46,2%) orang ibu memiliki tingkat
kehadiran yang Aktif, dan 5 (9,6%) orang ibu, Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan
(25%) di antaranya 10 (27,8%) orang ibu memiliki tingkat kehadiran yang Aktif dan
3 (18,8%) orang ibu Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu, dan responden
(3,8%) orang ibu memiliki tingkat kehadiran yang Aktif dan 8 (15,4%) orang ibu
Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu. Berdasarkan hasil uji Che Squre
0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau P = Value 0,001 < dari 0,05.
4.3. Pembahasan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Florentina
(2014) hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan ibu balita melakukan
Baik yang berjumlah 45 (67,8 %) orang ibu, dan minoritas responden memiliki
tingkat pengetahuan Kurang yaitu sebanyak 13 (16,2%) orang ibu. Ada beberapa hal
42
informasi, pendidikan ibu yang rendah, umur yang relatif muda dan pengalaman
Menurut asumsi peneliti salah satu faktor kurang nya pengetahuan ibu balita
adalah dari segi umur ibu yang masih memiliki usia yang masih belum matang,
begitu juga dari segi pendidikan ibu yang masih banyak ibu yang memiliki
pendidikan rendah hal tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi ibu balita di
masa depan, oleh karna nya ibu yang memiliki pengetahuan yang baik mampu
menjaga tumbuh kembang anak dengan baik, diantaranya ibu mampu memanfaat kan
posyandu mayoritas ibu Aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu yaitu sebayak 36
(69,2%) orang ibu, dan minoritas ibu Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Florentina
(2014) hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan ibu balita melakukan
kunjungan ke posyandu dengan hasil mayoritas ibu Aktif dalam mengikuti kegiatan
posyandu yaitu sebayak (652%), dan minoritas ibu Tidak Aktif dalam mengikuti
bahwa pekerjaan ibu merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kunjungan
ibu ke posyandu . Ibu yang tidak bekerja dalam keluarga dapat lebih dominan dalam
mengikuti kegiatan posyandu dan bagi Ibu yang bekerja tidak memiliki cukup waktu
Menurut asumsi peneliti pengetahuan dan pekerjaan ibu balita merupak hal
merupakan salah satu aset bagi ibu di didalam mengelola kesehatan anak dan
keluarganya, salah satunya yaitu ibu mampu berfikir secara ilmiah terhadap
perkembangan dan kesehatan anak nya. Begitu juga pekerjaan ibu di mana semakain
ibu memiliki waktu luang maka kesempatan ibu untuk dalam mengunjungi posyandu
lebih aktif.
Berdasarkan Tabel 4.4. di atas hasil uji Che Squre dengan menggunakan
bantuan aplikasi SPSS di dapat kan hasil signifikasinya yaitu 0,001 yang berarti lebih
kecil dari 0,05 atau P = Value 0,001 < dari 0,05. Yang menunjukan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tetang posyandu dengan kehadiran
ke posyandu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Florentina
(2014) bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan ibu balita
bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku ibu untuk menimbangkan
mengatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan
Menurut Nofianti (2012), Ibu balita yang memiliki pengetahuan yang kurang
akan cenderung mengabaikan kesehatan dan pada akhirnya akan memiliki tindakan
yang akan membahayakan bagi dirinya sendiri dan balitanya. Ibu balita yang
memiliki pengetahuan kurang tentang posyandu akan memilih perilaku yang kurang
Oleh karna itu Pengetahuan yang baik yang dimiliki ibu balita mengenai
yaitu ibu balita dapat berpartisipasi aktif ke posyandu. Apabila perilaku tersebut tidak
posyandu beserta responden, rata-rata ibu yang memiliki pengetahuan baik lebih
oleh ibu merupakan dasar dari pada kemauan ibu di dalam mengikuti kegiatan
posyandu.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
disimpulkan:
Baik yaitu (55,8 %), minoritas responden memiliki tingkat pengetahuan Kurang
yaitu (19,2%).
posyandu yaitu (69,2%), dan minoritas ibu Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan
3. ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang posyandu dengan
42
46
5.2. Saran
1. Bagi Peneliti
pengelolaan data sehingga dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik.
posyandu.
keposyandu.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi
Agustin Nilasari 2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Mengenai Mp-Asi Dengan
Status Gizi Balita Di Puskesmas Mekar Baru
Arista Tri Qurnia, 2017. Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap kebutuhan Gizi Balita
di Desa Bancong Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun. Di unduh
http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii/65. di askes 17
desember 2022
Arum Dwi Anjani 2018 Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Ibu Yang
Membawa Balita Timbang Ke Posyandu
Hidayat, A. 2012. Metode penelitian kebidanan teknik analisis data. Salemba medika,
Jakarta
Ismawati, C. 2012. Posyandu dan Desa Siaga Panduan untuk Bidan dan Kader.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Maryunani., 2011. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Trans Info Media,
Jakarta.
Maharsi (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu balita datang ke
posyandu di wilayah kecamatan bekasi utara kota.
Maryanti, 2012. Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Trans Info Media: Jakarta.
Proverawati., A, Wati. 2012 . Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan,
Cetakan Kedua, Muha Medika, Yogyakarta.
Sri Poerdji. 2012. Minat Ibu Datang Ke Posyandu. Rhineka Cipta :Yogyakarta
Sunita Almatsier, ( 2015), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Umur
Kategori Pengetahuan
Tidak
Valid 16 30,8 30,8 100,0
Aktif
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 14,230a 2 ,001
Likelihood Ratio 13,478 2 ,001
Linear-by-Linear
11,239 1 ,001
Association
N of Valid Cases 52
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3,08.
BERITA ACERA KHOPREHENSIF