Anda di halaman 1dari 68

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU

BALITA DENGAN KEHADIRAN DIPOSYANDU GAMPONG


KEUTAPANG KECAMATAN KRUENG
SABEE KABUPATEN
ACEH JAYA

SKRIPSI

Oleh :

SANTI WAHYUNI
21010206

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes MEDIKA SERAMOE BARAT
MEULABOH
2022
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU
BALITA DENGAN KEHADIRAN DIPOSYANDU GAMPONG
KEUTAPANG KECAMATAN KRUENG
SABEE KABUPATEN
ACEH JAYA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada program Studi STIKes Medika Seramoe Barat

Oleh :

SANTI WAHYUNI
21010206

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes MEDIKA SERAMOE BARAT
MEULABOH
2022

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal Ini Telah Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan


Tim Penguji Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Medika Seramoe Barat

Meulaboh, 05 November 2022


Pembimbing

Asmima Yanti, S.Tr. Keb.,M.K.M


NIDN. 1320119101

Mengetahui
Ketua
Program Studi Ners
STIKes Medika Seramoe Barat

Ns. Alfi Syahri, S.Kep., M.K.M.


NIDN. 1320019701

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal ini telah di setujui oleh Tim Penguji Skripsi


Program Studi Sarjana keperawatan
STIKes Medika Seramoe Barat

Dewan Penguji Seminar Skripsi :

Ketua : Asmina Yanti, S.Tr.Keb.,M.K.M .............................


NIDN.1308049301

Angota :1.Ns. Alfi Syahri, S.Kep., M.K.M .............................


NIDN. 1320019701

:2. Ns. Ira Sahwadi, S.Kep., M.K.M .............................


NIDN. 0118117201

Mengetahui,

Ketua Ketua
STIKes Medika Seramoe Barat Program Studi Ners
STIKes Medika Seramoe Barat

Siti Damayanti, SST.,M.Keb Ns. Alfi Syahri, S.Kep., M.K.M.


NIDN. 1324039101 NIDN. 1320019701

iii
PERNYATAAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU


DENGAN KEHADIRAN IBU BALITA KE POSYANDU
GAMPONG KEUTAPANG KECAMATAN KRUENG
SABEE KABUPATEN ACEH JAYA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah di ajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini di sebutkan daftar pustaka.

Meulaboh, 05 November 2022

SANTI WAHYUNI

iv
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU BALITA


DENGAN KEHADIRAN DIPOSYANDU GAMPONG KEUTAPANG
KECAMATAN KRUENG SABEE KABUPATEN
ACEH JAYA

Latar Belakang : Pos Pelayanan Terpadu yang biasa dikenal dengan sebutan
posyandu, Merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat Tujuan pembentukan posyandu yaitu membuat masyarakat dapat
menolong dirinya melalui pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan yang
dilakukan bersama petugas kesehatan. Tujuan : Untuk melihat hubungan
Pengetahuan Tentang Posyandu Dengan Kehadiran Ibu Balita Ke Posyandu
Gampong Keutapang Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya tahun
2022. Metode : Mengunaka Metode analitik yaitu suatu bentuk penelitian yang
mencoba mencari hubungan antara variabel dengan cara pengumpulan data.
Dengan mengunakan studi cross sectional yaitu pengumpulan data sekaligus pada
waktu yang bersamaan. Hasil : total keseluruhan responden dengan jumlah 52
orang. Mayoritas responden yang memiliki pengetahuan Baik berjumlah 29
(55,8%) orang, di antaranya 24 (46,2%) orang ibu memiliki tingkat kehadiran
yang Aktif, dan 5 orang ibu (9,6%) Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan
posyandu. Sedangkan Minoritas responden memiliki pengetahuan kurang
berjumlah 10 (19,2%) orang ibu diantaranya 2 (3,8%) orang ibu memiliki tingkat
kehadiran yang Aktif dan 8 (15,4%) orang Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan
posyandu. hasil uji Che Squre yaitu 0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau P
= Value 0,001 < dari 0,05. Kesimpulan : berdasarkan hasil penelitian yang di
lakukan ole peneliti yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang
posyandu dengan keadiran di posyandu. Saran : diharapkan kepada kader
posyandu agar memberikan informasi tambahan kepada ibu balita terkait
kesehatan balita.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu, Balita, Posyandu,


Daftar Pustaka : 9 Jurnal, 11 Buku (2012-2022)

v
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Ucapkan Kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu Balita

Dengan Kehadiran di Posyandu Gampong Keutapang Kecamatan Krueng

Sabee Kabupaten Aceh Jaya tahun 2022” Merupakan salah satu syarat untuk

memproleh gelar Sarjana Keperawatan.

Penulis menyadari penyelesaian Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karna itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. H. T. Syamsul Bahri, selaku ketua yayasan Payung Negeri Aceh

Darussalam

2. Ibu Siti Damayanti, SST.,M.Keb., Selaku ketua STIKes Seramoe Barat

Meulaboh

3. Ibu Ns. Fitri Apriani, M.Kep., Selaku wakil ketua 1 STIKes Seramoe Barat

Meulaboh

4. Ibu Nadia Riska, S. Tr.Keb., M.Keb., Selaku wakil ketua II STIKes Seramoe

Barat Meulaboh

5. Ibu Ns. Nurromsyah Nasution, S.Kep., M.K.M, Selaku wakil ketua III Bidang

Kemahasiswaan STIKes Seramoe Barat Meulaboh

6. Bapak Ns. Alfi Syahri, S. Kep., M.K.M., Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan STIKes Seramoe Barat Meulaboh sekaligus Penguji 1 Skripsi

vi
Proposal Saya, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing

dan memeberi motivasi kepada saya didalam membuat Skripsi ini.

7. Ibu Asmima Yanti, S.Tr. Keb.,M.K.M Selaku Pembimbing Skripsi saya, yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memeberi

motivasi kepada saya didalam membuat Skripsi ini.

8. Bapak Ns. Ira Sahwadi, S.Kep., M.K.M , selaku Penguji 2 Skripsi saya, yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memeberi

motivasi kepada saya didalam membuat Proposal ini.

9. Seluruh Dosen dan Staf pengajar di STIKes Seramoe Barat Meulaboh yang

telah membekali Penulis dengan ilmu pengetahuan.

10. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta yang telah memberikan dukungan kepada

ananda sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih terdapat kekurangan,

oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun demi kesempurnaan. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin ya Rabbal A’lamin.

Meulaboh, 05 November 2022


Penulis

SANTI WAHYUNI

vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“semua mimpi kita dapat terwujud jika kita berani untuk mewujudkan “

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan Sekaligus ungkapan terimakasih yang tak


terhingga untuk yang tercinta Kepada (Ayah) dan perempuan kesayangan (Ibu),
beserta suami dan anak kami tercinta yang selalu mendoakan
dan berkorban untuk menyelesaikan kuliah ku ini

viii
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBARAN COVER
LEBARAN JUDUL........................................................................................ i
..........................................................................................................................
LEMBARAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN...................................................................... iii
LEBARAN PERNYATAAN.......................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
LEMBARAN MOTTO ................................................................................. viii
..........................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
..........................................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
1.3.1. Tujuan Umum.................................................................. 6
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................. 6
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN ........................................................ 8


2.
2.1. Tinjauan Teoritis ........................................................................ 8
2.1.1. Pengetahuan .................................................................... 8
2.1.2. Balita ............................................................................... 13
2.1.3. Konsep Dasar Posyandu.................................................. 15
2.1.4. Kartu Menuju Sehat (KMS)............................................. 21
2.1.5. Hubungan pengetahuan dengan minat ibu berkunjung ke
posyandu.......................................................................... 22
2.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita Ke
Posyandu.......................................................................... 23
2.2. Kerangka Teori ........................................................................... 26
2.3. Kerangka Konsep........................................................................ 27
2.4. Hipotesis penelitian..................................................................... 27

ix
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN .................................................... 28
3.
3.1. Desain Penelitian ...................................................................... 28
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 28
3.2.1. Lokasi Penelitian............................................................. 28
3.2.2. Waktu penelitian ............................................................. 28
3.3. Populasi dan Sampel .................................................................. 28
3.3.1. Populasi........................................................................... 28
3.3.2. Sampel............................................................................. 29
3.4. Variable dan Definisi Oprasional ............................................... 29
3.5. Instrument Penelitian ................................................................. 30
3.6. Uji validitas dan Reliabelitas...................................................... 31
3.7. Prosedur Pengumpulan Data....................................................... 32
3.8. Analisa Data................................................................................ 33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................


4.1. Deskripsi lokasi penelitian.......................................................... 35
4.2. Hasil penelitian............................................................................ 35
4.3. Pembahasan................................................................................. 38

BAB 5 PENUTUP...........................................................................................
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 42
5.2. Saran............................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Variabel dan Definisi Oprasional.................................................... 29


Tebel 4.1. Karakteristik Responden.................................................................. 35
Tabel 4.2. Frekuensi Pengetahun Ibu Tentang Posyandu................................. 36
Tabel 4.3. Frekuensi Kehadiran Ibu ke Posyandu............................................ 37
Tabel 4.4. Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan Kehadiran
Ibu Ke Posyandu.............................................................................. 37

xi
DARTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori............................................................................ 26


Gambar 2.2. Kerangka Konsep......................................................................... 27

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Survei awal dari STIKes MBS


Lembaran 2 Balasan Izin Survei Awal dari Desa Keutapang
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari STIKes MBS
Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian dari Desa Keutapang
Lampiran 5 Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 6 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 Kuesioner Data Demografi
Lampiran 8 Kuesioner Penelitian
Lampiran 9 Master Tabel
Lampiran 10 Out Put SPSS
Lampiran 11 Dokumentasi
Lampiran 12 Berita Acara Komprehensif
Lampiran 13 Riwayat Hidup

xiii
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pos Pelayanan Terpadu yang biasa dikenal dengan sebutan posyandu,

adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat Tujuan

pembentukan posyandu yaitu membuat masyarakat dapat menolong dirinya

melalui pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan yang dilakukan bersama

petugas kesehatan. Posyandu membuat masyarakat mengetahui segala

permasalahan gizi balita sehingga masyarakat dapat menolong dirinya dalam

menangani permasalahan status gizi balita (Kemenkes RI, 2017).

Badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization) pada tahun

2018 memperkirakan terdapat 51 juta balita mengalami masalah gizi.

Kematian balita akibat masalah gizi sebesar 2,8 juta jiwa. Masalah gizi tertinggi

terjadi di Negara Afrika dan Asia termasuk Indonesia (WHO, 2018).

Hasil Survei Indonesia (SDKI, 2017) menunjukkan dari tahun ke tahun

AKB mengalami penurunan signifikan, dari 68 kematian per 1.000 kelahiran

hidup, hingga 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Menurut

statistik Surveilans Gizi Indonesia tahun 2017 kasus gizi buruk di Indonesia

adalah 18,1% menurut hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas di Indonesia

tahun 2018 persentase gizi buruk adalah 17,7%. Secara nasional, gizi buruk pada

balita di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan mendekati

1
2

prevalensi yang tinggi, sedangkan target Sustainable Development Goals (SDGs)

2019 sebesar 17% (Adima, 2018).

Menurut data SSGI tahun (2021), di Aceh melaporkan bahwa cakupan

sasaran balita sebanyak 27.545 orang, sedangkan jumlah balita yang datang

dan di timbang, maupun melakukan imunisasi dan lainnya di posyandu sebanyak

33,2 %. Hal ini masih belum mencapai target nasional yaitu 80% yang

diharapkan kunjungan ibu membawa balita ke posyandu dari jumlah balita

yang ada (Dinkes Kota Banda Aceh, 2018).

Menurut data SSGI tahun (2021) Prevelensi kunjungan Balita di Aceh

Jaya sebesar (32,5%), UPTD Puskesmas Calang, Kabupaten  Aceh Jaya, 

pada awal 2019 didapatkan kunjungan ibu balita ke  posyandu  sebesar  (56,6%)  

Kecamatan KruengSabee. RRI (2019) sedangkan  di gampong keutapang  kunjun

gan  ibu  balita kepoyandu sebesr (46,6%) (Laporan Posyandu Keutapang Tahun 2

022).

Pelayanan kesehatan Ibu dan Balita yang di lakukan di Posyandu setiap

bulan di setiap tempat Indonesia meliputi: Pemeriksaan kesehatan Balita

penimbangan berat badan, pemantauan status gizi, pemberian vitamin A,

pemberian imunisasi, konsultasi masalah kesehatan dan pelayanan kesehatan

lainya. Posyandu merupakan salah satu upaya dalam penanggulangan masalah

pada Ibu dan Balita adapun masalah yang di hadapi oleh Ibu dan Balita adalah

kurang gizi, turunya berat badan, kekurangan vitamin A. Sehingga partisipasi

masyarakat dalam posyandu sangat diperlukan guna mendapatkan pelayanan

kesehatan dan gizi pada Ibu Balita yang baik (Kemenkes RI, 2017).
3

Menurut penelitian yang di lakukan Anjani (2018), didapatkan hasil

bahwa pengetahuan ibu dengan kategori kurang dengan kunjungan ibu balita

dalam kategori kurang sebanyak 3 responden (37,5%), pengetahuan ibu dengan

kategori kurang dengan kunjungan ibu balita dalam kategori baik sebanyak 12

responden (37,5%), pengetahuan ibu dengan kategori baik dengan kunjungan ibu

balita dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (62,5%), pengetahuan ibu

dengan kategori baik dengan kunjungan ibu balita dalam kategori baik sebanyak

20 responden (62,5%). hal tersebut dapat menunjukan bahwa besar kemungkinan

ibu yang memiliki pengetahunan dapat meningkatkan kunjungan ibu keposyandu

untuk membawa balita.

Menurut penelitian Nilasari (2013), di temukan bahwa pengetahuan ibu

sangat mempengaruhi kehadiran ibu keposyandu, menurut Marpaung kehadiran

ibu keposyandu banyak faktor yang saling terkait di antaranya adalah

Pengetahuan yang diperlukan oleh ibu balita, oleh karna itu perlunya pengetahuan

ibu dalam meningkatkan kehadiran ibu balita keposyandu guna untuk

meningkatkan derajat kesehatan balita.

Kegiatan Posyandu dilakukan setiap bulan dengan sasaran bayi/ balita

umur 0-5tahun untuk mengetahui status gizi balita dengan menggunakan Kartu

Menuju Sehat(KMS). Penilaian pertumbuhan dan perkembangan balita dilakukan

karena mereka termasuk umur yang beresi koterhadap permasalahan kesehatan

terutama permasalahan kekurangan gizi (Ismawati,2010).

Dengan pelaksanaan Posyandu yang efektif dan efisien yang dapat

dijangkau masyarakat mampu mengoptimalkan kualitas sumberdaya manusia


4

dengan potensi tumbuh kembang anak secara merata, hal tersebut dapat terlaksana

dengan adanya peranan ibu yang efektif dalam memanfaatkan pelayanan

psoyandu (Kemenkes RI, 2017).

Salah satu kegiatan Posyandu adalah pemantauan pertambahan berat

badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang ada dalam

Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), untuk menentukan pertumbuhan dan

perkembangan anak balita karena kelompok umur balita menunjukkan

pertumbuhan badan yang sangat pesat serta merupakan yang sering menderita

kekurangan gizi. dalam kegiatan posyandu untuk mengisi kegiatan di meja I, II

dan III, di mulai dari pendaftaran, penimbangan, pencacatan hasil penimbangan

balita dan pemberian penyuluhan kepada ibu balita untuk meningkatkan

partisipasi ibu ke posyandu (Aulia Arsy Syamsi,2016).

Kunjungan balita di Posyandu berkaitan dengan peran serta ibu sebagai

orang yang bertanggungjawab terhadap tumbuh kembang kesehatan balita, karena

balita sangat bergantung pada ibu salah satu alasan ibu membawa balita ke

Posyandu karena ingin anak mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik dan

maksimal. Oleh karena itu, motivasi ibu dalam pemanfaatan Posyandu balita

mempunyai andil yang sangat besar dalam meningkatkan kesehatan balitanya

(Farida, 2012). Selain itu pengetahuan ibu, kegiatan posyandu, status gizi balita,

sikap ibu dan jarak mempengaruhi tingkat kunjungan balita ke Posyandu

(Mudawamah, 2017).

Beberapa dampak yang akan dialami balita, jika ibu tidak aktif dalam

pemanfaatan Posyandu antara lain tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan


5

tentang pertumbuhan balita yang normal, tidak mendapat vitamin A untuk

kesehatan mata, ibu tidak mengetahui pertumbuhan berat badan balita tiap bulan

dan ibu tidak mendapatkanpemberian dan penyuluhan tentang makanan tambahan

(PMT). Dengan aktif dalam kegiatan Posyandu ibu balita dapat memantau tumbuh

kembang balitanya (Mudawamah, 2017).

Wawancara awal yang di lakukan pada 10 orang ibu dari 52 ibu yang

memiliki balita di Gampong Keutapang Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten

Aceh Jaya, di mana 10 orang ibu yang di wawancara secara rutin kunjungan ibu

keposyandu di dapatkan hasil 1 orang ibu yang memiliki pengetahuan baik

dengan tingkat kunjungan rutin setiap bulan, 4 orang ibu yang memiliki

pengetahuan cukup tentang dan 5 orang ibu mamiliki pengetahuan kurang dengan

tingkat kehadiran rendah.

Dari penjajakan awal yang peneliti dapatkan pada tanggal 16 Juni tahun

(2022) di Posyandu Gampong Keutapang Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten

Aceh Jaya, Bulan Januari s/d Mei jumlah ibu yang hadir ke posyandu sebesar

67,3%, sedangkan ibu yang mengunjungi posyandu dalam bulan januari sebanyak

27 orang ibu dari 45 orang ibu, bulan Juli sebanyak 34 orang dari 52 orang ibu,

bulan Agustus sebanyak 25 orang dari 52 orang ibu, bulan Sebtember sebanyak

33 orang dari 52 orang ibu, bulan Oktober sebanyak 24 orang dari 52 orang ibu

(Laporan Kegiatan Posyandu Gampong Keutapang Kec, Krung Sabee Kab Aceh

Jaya Tahun 2022).

Berdasarkan latar belakang di atas pengetahuan dapat berperan penting

dalam meningkatkan kehadiran ibu ke posyandu oleh karna itu peneliti tertarik
6

untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang

Posyandu Balita Dengan Kehadiran di Posyandu Gampong Keutapang Kecamatan

Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya tahun 2022”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini apakah ada Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu Balita

Dengan Kehadiran di Posyandu Gampong Keutapang Kecamatan Krueng Sabee

Kabupaten Aceh Jaya tahun 2022”

1.3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Menganalisis Hubungan Pengetahuan Tentang Posyandu Dengan

Kehadiran Ibu Balita Ke Posyandu Gampong Keutapang Kecamatan Krueng

Sabee Kabupaten Aceh Jaya tahun 2022”

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan pengalaman

nyata dalam melakukan penelitian.

2. Bagi Ibu Balita

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi

tambahan bagi ibu Balita


7

3. Bagi Posyandu Keutapang

Diharapkan dapat menjadi masukan guna untuk meningkatkan Pengetahuan

Ibu dan dapat meningkatkan kunjungan ibu yang membawa balita keposyandu.

4. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Medika Seuramoe Barat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi

tambahan bagi pendidikan keperawatan tentang balita


BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia atau hasil

tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

mulut dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

dan persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo,

2012).

a. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo  (2012), Pengetahuan  sesorang terhadap obyek me

mpunyai intesitas atau tingkat yang berbeda-beda, dimana pada setiap orang

berbeda-beda. Secara garis besar tingkatan pengetahuan tersebut menjadi 6

tingkatan, diantaranya:

1) Tahu (know).

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumya setelah mengamati sesuatu dan untuk mengetahui atau mengukur

bahwa orang tersebut tahu tentang sesuatu dan dapatmengajukan beberapa

pertanyaan. Jika ia sudah memiliki pengetahuan maka dengan mudah ia akan

menjawab pertanyaan tersebut.

8
9

2) Memahami (comprehensif)

Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu tentang obyek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintrepretasikan secara benar tentang obyek yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (applicataion)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami obyek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui

sesuai dengan kondisi yang terjadi.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau

memisahkan kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang tersebut sudah sampai tingkat analisis adalah bila

seseorang sudah dapat membedakan atau memisahkan, mengelompokkan dan

membuat diagram (bagan) dengan menggunakan pengetahuan terhadap obyek

tersebut.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang dimiliki, dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada.


10

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau terhadap suatu obyek tertentu. penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku.

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara dalam memperoleh

pengetahuan yaitu:

1) Cara Memperoleh Kebenaran Non Alamiah

a) Cara coba salah (Try and error)

Cara ini dilakukan dengan cara coba-coba dalam memecahkan masalah dan

apabila tidak berhasil akan dicoba kembali sampai msalah tersebut

terpecahkan.

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengaja oleh orang

yang bersangkutan.

c) Cara Kekuasaan  atau otoritas

Kebiasaan-kebiasaan yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi

berikutnya.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi


11

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran.

Hal ini di lakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi di masa lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau comon sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau

kebenaran.

f) Kebenaran melalui wahyu

Adalah suatu kebenaran yang di wahyukan dari tuhan melalui para nabinya.

g) Melalui jalan pikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalaranya dalam memperoleh

pengetahuan baik melalui induksi maupun deduksi.

h) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-

pernyataan khususke pernyataan yang bersifat umum.

i) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum

ke pernyataan khusus.

2) Cara ilmiah dalam memproleh pengetahuan

Cara metodologi yaitu mula-mula ia mengadakan pengamatan

langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian

pengalaman tersebut dikumpulkan dan akhirnya diambil kesimpulan umum

yang berguna dalam pemecahan masalah


12

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan menurut Wawan dan

Dewi (2012), adalah sebagai berikut :

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan.

c) Usia

d) Usia adalah individu menghitung mulai usia sejak lahir sampai berulang tahun.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari yang sebelum tinggi dewasanya.
13

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap

dalam menerima informasi.

d. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita selesaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas

(Notoadmodjo, 2012).

2.1.2. Balita

Menurut Maryanti, (2011), balita adalah istilah umum bagi anak usia

1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak

masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting,
14

seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan

sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita

merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.

Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan

pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh

kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan

pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.

Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu anak usia

lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “Batita” dan anak

usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia

“prasekolah”. Balita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia

prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. Anak dibawah lima tahun

merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat

namun kelompok ini merupakan kelompok tersering yang menderita

kekurangan gizi. Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau

sedang hamil muda dapat berpengaruh kepada pertumbuhan semasa balita.

Bila gizi buruk maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan

berpengaruh pada kehidupannya di usia sekolah dan prasekolah (Proverawati,

2011).

Masa balita disebut juga sebagai masa vital, khusunya sampai usia dua

tahun, karena adanya perubahan yang cepat dan menyolok. Dengan adanya

masa vital ini, maka pemeliharaan gizi sangat penting untuk diperhatikan. Jika
15

tidak, akan mengganggu proses pertumbuhan secara maksimal. Keberhasilan

mencapai status gizi balita yang baik erat kaitannya dengan kerjasama antara

orang tua yang mempraktekkannya dan mendapat informasi gizi dengan baik.

Masa balita disebut juga sebagai “golden period” atau masa keemasan,

dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta

pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral

(Maryunani, 2012).

2.1.3. Konsep Dasar Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan

bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata

tanggung jawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada

dimasyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu

sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada

masyarakat juga sebagai penggerak masyarakatuntuk datang ke Posyandu dan

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (Kemenkes RI, 2012).

Posyandu adalah suatu forum komunikasi, ahli teknologi dan

pelayanan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai

strategi dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Mellani

Dkk, 2014).
16

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2014).

Posyandu adalah pusat pelayanan Keluarga Berencana dan kesehatan

yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan

dukungan teknis dan petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS

(Mellani Dkk, 2013).

a. Tujuan Posyandu

Tujuan pembentukan posyandu yaitu membuat masyarakat dapat

menolong dirinya melalui pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan

yang dilakukan bersama petugas kesehatan. Posyandu membuat masyarakat

mengetahui segala permasalahan gizi balita sehingga masyarakat dapat

menolong dirinya dalam menangani permasalahan status gizi balita

(Kemenkes RI, 2011).

1) Tujuan Umum Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan

masyarakat.

2) Tujuan Khusus
17

a) Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan

dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

b) Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaran posyandu, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

c) Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

b. Persyaratan Posyandu

1) Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita

2) Terdiri dari 120 kepala keluarga

3) Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa)

4) Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau

c. Sasaran Posyandu

Sasaran Posyandu adalah meliputi seluruh masyarakat, yaitu :

a) Bayi

b) Anak balita

c) lbu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui

d) Pasangan Usia Subur (PUS) (Kemenkes RI, 2013).

d. Manfaat Posyandu

a) Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga

b) Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat


18

c) Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi

d) Mendukung pelayanan Keluarga Berencana

e) Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam

beranekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk

memotivasi kelompok desa wisma berperan aktif (Kemenkes RI, 2013).

e. Fungsi Posyandu

Menurut Kemenkes (2011), fungsi posyandu yaitu:

1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesame masyarakat

dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).

2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi

(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).

f. Pelayanan Kesehatan yang Dijalankan Posyandu

Pelayanan kesehatan yang dijalankan dalam Posyandu menurut Syafrudin, (2012):

1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita

a) Penimbangan bulanan

b) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang

c) Imunisasai bayi 3-14 bulan

d) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.


19

2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur

a) Pemeriksaan kesehatan umum

b) Pemeriksaan kehamilan dan nifas

c) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah

darah.

d) Imunisasi TT untuk ibu hamil

e) Penyuluhan kesehatan dan KB

f) Pemberian alat kontrasepsi KB

g) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare

h) Pengobatan penyakit sebagi pertolongan pertama

i) Pertolongan pertama pada kecelakaan

g. Kriteria Kunjungan Ke Posyandu

Dikatakan posyandu berhasil itu harus memenuhi target kunjungan posyandu

dalam 1 tahun. Sedangkan tahapannya adalah untuk posyandu pratama frekuensi

penimbangannya ≤ 8x per tahun, posyandu madya frekuensinya ≥ 8x per tahun,

posyandu purnama frekuensi penimbanganya ≥ 8x per tahun dan posyandu mandiri

frekuensi penimbangannya ≥ 8x per tahun (Runjati, 2012).

Data hasil pengukuran antropometri diolah menggunakan klasifikasi status

gizi, Data tingkat kehadiran balita dikategorikan menjadi dua, yaitu “Aktif” bila hadir

dalam kegiatan penimbangan di posyandu sebanyak ≥ 8x dalam satu tahun, “ Tidak

Aktif” apabila <8 kali dalam satu Tahun (Kemenkes RI, 2013).
20

Ibu dikatakan aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu

sebanyak ≥ 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan ibu dikatakan tidak aktif ke posyandu

jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu < 8 kali dalam 1 tahun (Kemenkes RI,

2013).

Tingkat perkembangan posyandu secara umum dibedakan atas 4

tingkatsebagai berikut :

1) Posyandu Pratama

Posyandu Pratama merupakan Posyandu yang belum mantap, ditandai oleh

kegiatan bulanan Posyandu yang belum terlaksana secara rutin serta jumlah

kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak

terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader

yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.

2) Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang

atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang

dari 50%.

3) Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang

atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber


21

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK di wilayah kerja Posyandu.

4) Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang

atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih

dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Lntervensi yang

dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga

terjamin kesinambungannya (Kemenkes RI, 2011).

2.1.4. Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menuju Sehat untuk balita (KMS) adalah alat yang sederhana dan

murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak

balita. KMS harus selalu disimpan ibu balita dengan baik di rumah dan harus selalu

dibawa setiap kali mengunjungi posyandu. KMS balita menjadi alat yang sangat

bermanfaat bagi ibu dan keluarga karena dapat memantau tumbuh kembang anak.

Penggunaan KMS balita yaitu sebagai bahan penunjang petugas kesehatan untuk

menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai kondisi kesehatan dan gizi anak untuk

mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.


22

Isi dari KMS sendiri adalah catatan penting diantaranya tentang pertumbuhan,

perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, ekslusif, makanan

pendamping ASI, pemberian makanan dan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit

(RS) (Prasetyawati, 2012). KMS memiliki 3 indikator penting yang menunjukan

status gizi balita yaitu hijau, kuning dan merah. Balita dengan pemenuhan gizi yang

cukup memiliki berat badan yang berada pada daerah berwarna hijau, sedangkan

warna kuning menunjukan status gizi kurang dan jika berada di bawah garis merah

menunjukan status gizi buruk (Sulistyoningsih, 2011).

Manfaat KMS balita yaitu: sebagai media untuk mencatat dan memantau

riwayat kesehatan balita secara lengkap, diantaranya: pertumbuhan dan

perkembangan balita, pelaksanaan imunisasi, penaggulangan diare, pemberian kapsul

vitamin A, kondisi kesehatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif dan makanan

pendamping ASI untuk balita. Manfaat KMS juga sebagai media edukasi bagi orang

tua balita untuk tentang kesehatan anaknya, juga sebagai sarana komunikasi yang

dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan menentukan

tindakan pelayanan kesehatan dan gizi untuk anak balita (Tim Field Lab Fakultas

Kedokteran Universitas Negeri Semarang, 2011).

2.1.5. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Ibu Berkunjung ke Posyandu

Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu prilaku di

dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat pengetahuan posyandu pada ibu tentang

kesehatan yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap program posyandu
23

khususnya keaktifan ibu berkunjung ke kegiatan posyandu yang diadakan di desa.

Pengetahuan yang baik, pada akhirnya akan mendorong seseorang untuk aktif dan

ikut serta dalam pelaksanaan posyandu. Tanpa adanya pengetahuan maka ibu balita

sulit untuk menanamkan kebiasaan berkunjung ke posyandu. Pengetahuan tentang

posyandu akan akan berdampak pada sikap terhadap manfaat yang ada dan akan

terlihat dari praktek ketidak aktifan ibu balita terhadap masalah kesehatan balitanya

(Poerdji. 2011).

Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting dalam

masalah ketidak aktifan ibu dalam berkunjung ke psoyandu. Semakin tinggi

pengetahuan tentang kesehatan gizi balita maka akan semakin berkurang masalah gizi

yang terjadi. Tingkat pengetahuan seseorang banyak mempengaruhi perilaku

individu, dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang ibu tentang manfaat

posyandu, maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran untuk berperan serta dalam

program posyandu. Pengetahuan tentang posyandu yang rendah akan menyebabkan

rendahnya tingkat kesadaran ibu yang memiliki balita untuk berkunjung ke posyandu

(Poerdji. 2011).

2.1.6. Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu

a. Umur Ibu

Dalam kamus Bahasa Indonesia umur adalah lama waktu hidup atau ada

(sejak dilahirkan atau diadakan). Sedangkan menurut Hastono dalam Hamdani

(2017) bahwa pada ibu yang berumur muda dan baru memiliki anak akan cenderung
24

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap anak mereka, seiring bertambah

usia, bertambah kesibukan dan bertambah jumlah anak maka ini akan mempengaruhi

motivasi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk anak.

b. Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal terahir yang ditempuh dan

dimiliki oleh seseorag dengan mendapatkan sertifikasi/ijazah, baik Sekolah Dasar

(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA),

Perguruan Tingi. Jalur pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-

dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta

pengembangan kepribadian. Pendidikan merupakan suatu proses dengan tujuan

utama menghasilkan perubahan perilaku manusia yang secara operasional tujuannya

dibedakan menjadi 3 aspek yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan aspek

ketrampilan (psikomotor). Pendidikan yang tinggi seseorang akan lebih mudah

memahami tentang suatu informasi Nilawati, dalam Furqoni (2017)

hasil penelitian dari Koto (2011) menyimpulkan bahwa ibu yang memiliki

pendidikan rendah berpeluang 2,964 kali untuk memiliki perilaku kunjungan

posyandu kurang di banding dengan ibu yang berpendidikan tinggi.

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau

pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan
25

memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi. Pekerjaan secara umum

didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti

sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan

sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang, dalam

pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi (Muninjaya,

2011).

Dari hasil pengamatan di lapangan oleh Gultom dalam sagala (2017), terlihat

adanya perbedaan dalam penimbangan balita di posyandu antara responden yang

bekerja dengan yang tidak bekerja (termasuk ibu rumah tangga). Berdasarkan hasil

pengamatan ditemukan bahwa bekerja menyebabkan ibu balita tidak membawa

balitanya ke posyandu untuk ditimbang, hal ini kemungkinan karena posyandu

diselenggarakan mulai jam 09.00 hingga 12.00 pada hari kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Evie Purwati, (2016) Seseoang yang

mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat akan mempengaruhi ketidak

hadiran dalam pelaksanaan Posyandu. Orang tua yang bekerja akan tidak mempunyai

waktu luang, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi aktivitas pekerjaan

orang tua semakin sulit datang ke Posyandu. Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah,

baik untuk kepentingan sendiri maupun keuarga. Faktor bekerja saja Nampak

berpengaruh pada peran ibu yang memiliki balita sebagai timbulnya suatu masalah

pada ketidak aktifan ibu kunjungan ke posyandu, karena mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan yang belum cukup.


26

d. Pengetahuan

Berdasarkan teori dari Lawrence W. Green dalam Sagala (2017), telah

dijelaskan bahwa peningkatan pengetahuan tidak selalu menjadi penyebab dari

perubahan perilaku seseorang tetapi sangat berkaitan dengan penentu awal untuk

seseorang berperilaku. Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil

penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang

dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu

pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian yang di lakukan oleh Evie Purwati, (2016) tentang faktor faktor

yang mempengaruhi kunjungan ibu ke posyandu di antaranya adalah Pengetahuan

ibu, pengetahuan ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam meningatkan

keyakinan ibu dalam mengikuti sebuah kegitan yang memberikan manfaat pada

dirinya atau keluarga, salah satu kegiatan yang di lakukan ibu balita yaitu

meningkatnya kunjungan ibu balita ke posyandu guna untuk memantau tumbuh

kembang dan status gizi anaknya.

2.2. Kerangka Teori

Menurut Notoatmojo, 2012 Kerangka teori penelitian adalah suatu model

yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting

yang diketahui dalam suatu masalah tertentu yang diteliti.


27

Adapun kerangka teori dalam penelitian ini yaitu untuk melihat pengetahuan

yang dimiliki oleh ibu balita dengan tingkat kehadiran ibu keposyandu

Pengetahuan

Pengetahuan ibu
tentang :
1. Posyandu
Tingkat kehadiran ibu
2. Manfaat Posyandu
ke posyandu
3. Kegiatan posyandu

Dewi, (2012)

Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian

2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya

atara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang ingin

di teliti (Notoatmodjo, 2012).

Veriabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Ibu Tingkat Kehadiran Ibu


Ke Posyandu
28

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian , yang di

rumuskan dalam bentuk hubungan antara dua Variabel Notoatmodjo, (2012).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan

Tingkat    Kehadiran Ke Posyandu Di Gampong Ketapang Kecamatan    Krueng

Sabee Kabupaten Aceh Jaya tahun 2022


BAB 3
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik Penelitian

analitik adalah suatu bentuk penelitian yang mencoba mencari hubungan

antara variabel dengan cara pengumpulan data, kemudian data tersebut dia

analisis untuk mencari seberapa besar hubungan antara variabel yang ada

(Notoatmojo, 2012).

Penelitian ini mengunakan studi cross sectional yaitu suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resikon dengan

efek, dengan cara pendekatan obsersasi atau pengumpulan data sekaligus pada

waktu yang bersamaan. (Notoatmojo, 2012).

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Gampong Keutapang

Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2022

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Tanggal 01 Desember Tahun 2022

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

28
Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian

atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini

yang berjumlah 52 ibu

28
31

di Posyandu Gampong Keutapang Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya

Tahun 2022

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Total Sampling yaitu

keseluruhan dari populasi dijadikan sampel yang berjumlah 52 orang ibu

yang mempunyai anak usia 1- 5 tahun.

3.4. Variabel dan Definisi Oprasional

Tabel 3.1. Variabel dan Definisi Oprasional


No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Oprasional
1 Pengetah- apa saja yang Penyebaran 1. baik jika nilai Ordinal
uan Ibu ibu ketahui jawaban yang
kuesioner
Tentang tentang Tentang benar dengan
Posyandu Posyandu nilai 76-100 %
2. Cukup bila
jawaban
dengan nilai
56-75 %
3. Kurang bila
jawaban
dengan nilai <
56
5 Kehadiran Jumlah Mengisi 1. aktif jika Ordinal
32

Ibu kehadiran ibu ke kuesioner jumlah


posyandu untuk berdasarkan kehadiran > 8
menimbang dan data KMS kali dalam
memantau status ibu setahun
gizi balita. 2. tidak aktif
jumlah
kehadiran < 8
kali dalam
setahun.

3.5. Instrumen Penelitian

Penelitian ini mengunakan kuesioner sebagai instrumen dalam

pengambilan data kuesioner di bagi menjadi 3 bagian yakni kuesioner data

demografi, kuesioner pengetahuan ibu tentang Posyandu, dan kuesioner

tingkat kujungan ibu keposyandu.

3.5.1. Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu

Jumlah nilai diambil dari pernyataan yang di anggap benar yang telah

di ajukan kepada responden. Pada variabel pengetahuan ibu Tentang

Posyandu, mengunakan pertanyaan, jenis pertanyaan mengunakan pertanyaan

terbuka yang terdiri dari 12 pertanyaan positif jawaban yang benar diberi skor

1 (satu) dan salah diberi skor 0 (nol), di dalam lembaran kuesioner penelitian

ini tidak mengunakan pertanyaan negatif.


33

Katagori Responden di bagi menjadi :

1. Pengetahuan baik bila jawaban yang benar dengan nilai 76-100 %

2. Pengetahuan Cukup bila jawaban yang dengan nilai 56-75 %

3. Pengetahuan kurang bila jawaban yang dengan nilai < 56

3.5.2. Tingkat Kehadiran Ibu Balita Keposyandu

Alat ukur di dalam variabel ini mengunakan KMS yang di bangikan

oleh Petugas posyandu kepada ibu balita dengan cara melihat jumlah

kehadiran ibu yang membawa balita dalam setahun terakhir.

Kategori Pengukuran :

1. Ibu yang berperan aktif dalam kegiatan posyandu, di sebut aktif dalam

posyandu jika ibu selalu datang > 8 kali dalam setahun terakir ke

posyandu

2. sedangkan ibu yang tidak aktif, ibu yang datang < 8 kali dalam setahun

terakhir ke posyandu.

3.6. Uji Validitas dan Reliabelitas

3.6.1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menampilkan data

dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
34

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang validitas yang dimaksud. Penelitian ini akan menggunakan

uji validitas dengan rumus Pearson Product-moment (Swarjana, 2016).

a. Pengetahuan, usia, pendidikan dan pekerjaan

Pada variabel penelitiani ini telah di lakukan uji validitas mengunakan

aplikasi spss, dengan tingkat kepercayaaan 5 % terhadap 52 orang

responden, dengan menggunakan nilai r tabel (256) dan nilai Correlation

is significant 0.05.

b. Tingkat Kehadiran Ibu

Uji validitas dalam kuesioner penelitian ini dikutip dalam Nurul 2017.

3.6.2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawabanjawaban tertentum

(Swarjana, 2016).

a. Pengetahuan, usia, pendidikan, dan pekerjaan

Uji Reliabilitas dalam kuesioner penelitian ini mengunakan aplikasi spss

dengan tingkat kepercayaan 5 %, dengan nilai Cronbach's Alpha > 0,7

b. Tingkat Kehadiran Ibu

Uji Reliabilitas dalam kuesioner penelitian ini dikutip dalam Nurul 2017.
35

3.7. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini menggunakan data

primer. Data primer adalah data mentah atau bisa dikatakan data yang di

dapatkan sendiri di lapangan dan bukan hasil penelitian orang

lain .pengumpula data primer dalam penelitian ini peneliti melakukan

wawancara terhadap 10 orang siswi SMP mengenai pengetahu tehadap

personal hygaine saat mentruasi dan melakukaan penyebaran kuesioner

beserta melihat lansung Buku KMS ibu balita untuk melihat tingkat

Kehadiran ibu ke posyandu. (Notoatmodjo, 2012).

Data Skunder dalam penelitian ini adalah data yang di dapatkan di

posyandu gampong keutapang kecamatan kreung sabee kabupaten aceh jaya,

dalam hal ini peneliti juga mengutip data dari puskesmas mengenai prevelensi

kunjungan ibu balita ke posyandu pada tahun 2018, (Notoatmodjo, 2012).

3.8. Analisa Data

3.8.1. Analisa Univariat

Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa univariate. Data

yang di peroleh dari data primer dicatat dan dikumpulkan kemudian disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase untuk melihat frekuensi

variabel (Notoatmodjo, 2010). Hasil ukur untuk tiap-tiap variabel yang diteliti
36

selanjutnya ditentukan persentase dengan menggunakan rumus Arikunto,

(2012) yaitu :

f
P= x 100
n
Keterangan :
p : Presentase
f : Jumlah jawaban yang benar
n : Jumlah seluruh item/soal

3.8.2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat adalah prosedur yang di lakukan terhadap dua variabel

yang di duga berhubungan atau berkorelasi. Untuk melihat keeratan anatara hubungan

dua variabel, hubungan atara dua variabel yang di uji dengan nilai P< 0,05,

mengunakan uji chi-squre dengan syarat yaitu tidak ada cell dengan nilai frekuensi

amatan atau observasi bernilai nol, apabila bentuk tabel kontingensinya adalah 2x2

maka tidak boleh ada 1 cell dari frekuensi harapan yang bernilai kurang dari 5, bila

tabel lebih dari 2x2 maka jumlah frekuensi harapan yang bernilai kurang dari 5 tidak

boleh melebihi 20% dari keseluruhan cell, setiap cell berisi satu frekuensi harapan,

besar sampel di atas 52 orang dan mengunakan bantuan komputer dapat diolah dalam

program SPSS tingkat kepercayaan 95% (Notoatmodjo,2012).


37
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di poyandu terletak di Desa Keutapang

Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya, mempunyai luas wilayah 190,79 km

2 Adapun pembagian wilayah barat yang berbatasan lansung dengan Desa Daya Baro

sebelah timur berbatasan dengan desa kaye uno, sebelah utara berbatasan dengan desa

Bate tutong sedangankan sebelah selatan berbatasan dengan laut.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisa Univariat


4.2.2. Distribusi Frekuensi Karateristik Responden

Tebel 4.1.
Karakteristik Responden
No Umur Frekuensi Persen
1 17-25 Tahun 26 50,0
2 25-35 Tahun 18 34,6
3 36-45 Tahun 8 15,4
Jumlah 52 100
Pendidikan Frekuensi Persen
1 Tidak Sekolah 5 9,6
2 SD 3 5,8
3 SMP 6 11,5
4 SMA 30 57,7
5 DIII/S-1 8 15,4
Jumlah 52 100
Pekerjaan Frekuensi Persen
1 Petani 10 19,2
2 Wiraswasta 11 21,2
3 PNS 5 9,6
4 IRT 26 50,0
Jumlah 52 100
Sumber : data primer (diolah , 2022)

35
39

Berdasarkan Tabel 4.1. di atas dapat di lihat bahwa mayoritas responden

dengan umur 17-25 tahun yaitu 26 (50%) orang ibu, dan minoritas umur responden

berada pada usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 8 (14,4%) orang, untuk tingkat

pendidikan responden dapat di lihat bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan

SMA sebanyak 30 (57,7%) orang ibu, dan minoritas responden memiliki pendidikn

SD sebanyak 3 (5,8%) orang ibu. Sedangkan untuk pekerjaan dapat di lihat bahwa

mayoritas ibu memiliki pekerjaan sebagai IRT sebanyak 26 (50%) orang ibu, dan

minoritas ibu bekerja sebagai PNS sebanyak 5 (9,6%) orang ibu.

4.2.3. Distribusi Frekuensi Pengetahun Ibu

Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Pengetahun Ibu Tentang Posyandu Posyandu Balita di
Posyandu Desa Keutapang Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya
No Pengetahuan Frekuensi Persen
1 Baik 29 55,8
2 Cukup 13 25,0
3 Kurang 10 19,2
Jumlah 52 100
Sumber : data primer (di olah , 2022)

Berdasarkan Tabel 4.2. di atas dapat di lihat bahwa mayoritas pengetahuan

renponden yang baik sebanyak 29 (55,8 %) orang ibu, dan minoritas responden

memiliki tingkat pengetahuan Kurang sebanyak 10 (19,2%) orang.


40

4.2.4. Distribusi Frekuensi Kehadiran Ibu Ke Posyandu Desa Keutapang


Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kehadiran Ibu Ke Posyandu Desa Keutapang Kecamatan
Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya
No Kehadiran Frekuensi Persen
1 Aktif 36 69,2
2 Tidak Aktif 16 30,8
Jumlah 52 100

Berdasarakan Tabel 4.3. dapat di lihat bahwa frekuensi kehadiran ibu ke

posyandu mayoritas ibu Aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu yaitu sebayak 36

(69,2%) orang ibu, dan minoritas ibu Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan

posyandu sebayak 16 (30,8%) orang ibu.

4.2.5. Analisa Bivariat


4.2.6. Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan
Kehadiran Ibu Ke Posyandu Desa Keutapang Kecamatan Krueng Sabee
Kabupaten Aceh Jaya

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan Kehadiran
Ibu Ke Posyandu Desa Keutapang Kecamatan Krueng Sabee
Kabupaten Aceh Jaya
Kehadiran ibu
Aktif Tidak Total P = Value
No Pengetahuan
Aktif
N % N % N %
1 Baik 24 46,2 5 9,6 29 55,8
2 Cukup 10 27,8 3 18,8 13 25 0,001
3 Kurang 2 3,8 8 15,4 10 19,2
Jumlah 36 69,2 16 30,8 52 100
Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat di lihat bahwa dari total keseluruhan

responden yang berjumlah 52 orang ibu. responden memiliki pengetahuan yang Baik
41

berjumlah 29 (55,8%) orang ibu, di antaranya 24 (46,2%) orang ibu memiliki tingkat

kehadiran yang Aktif, dan 5 (9,6%) orang ibu, Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan

posyandu. Responden yang memiliki pengetahuan yang cukup berjumlah 13 orang

(25%) di antaranya 10 (27,8%) orang ibu memiliki tingkat kehadiran yang Aktif dan

3 (18,8%) orang ibu Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu, dan responden

dengan tingkat pengetahuan kurang berjumlah 10 (19,2%) orang ibu diantaranya 2

(3,8%) orang ibu memiliki tingkat kehadiran yang Aktif dan 8 (15,4%) orang ibu

Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu. Berdasarkan hasil uji Che Squre

dengan menggunakan bantuan komputerisasi di dapat kan hasil signifikasinya yaitu

0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau P = Value 0,001 < dari 0,05.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pengetahuan ibu tentang posyandu

Dari hasil penelitian yang di lakukan terhadap 52 orang ibu responden

mayoritas tingkat pengetahuan renponden berda di tingkat pengetahuan Baik

sebanyak 29 (55,8 %) orang ibu, dan minoritas responden memiliki tingkat

pengetahuan Kurang sebanyak 10 (19,2%) orang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Florentina

(2014) hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan ibu balita melakukan

kunjungan ke posyandu dengan hasil mayoritas responden memiliki pengetahuan

Baik yang berjumlah 45 (67,8 %) orang ibu, dan minoritas responden memiliki

tingkat pengetahuan Kurang yaitu sebanyak 13 (16,2%) orang ibu. Ada beberapa hal
42

yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan ibu balita, diantaranya kurangnya

informasi, pendidikan ibu yang rendah, umur yang relatif muda dan pengalaman

memiliki anak sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).

Menurut asumsi peneliti salah satu faktor kurang nya pengetahuan ibu balita

adalah dari segi umur ibu yang masih memiliki usia yang masih belum matang,

begitu juga dari segi pendidikan ibu yang masih banyak ibu yang memiliki

pendidikan rendah hal tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi ibu balita di

masa depan, oleh karna nya ibu yang memiliki pengetahuan yang baik mampu

menjaga tumbuh kembang anak dengan baik, diantaranya ibu mampu memanfaat kan

suberdaya yang telah di kembangkan oleh pemerintah di bidang kesehatan yang

berbasi kesehatan balita seperti posyandu.

4.3.2. Kehadiran Ibu Keposyandu

Berdasarakan Tabel 4.3. dapat di lihat bahwa frekuensi kehadiran ibu ke

posyandu mayoritas ibu Aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu yaitu sebayak 36

(69,2%) orang ibu, dan minoritas ibu Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan

posyandu yaitu sebayak 16 (30,8%) orang ibu.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Florentina

(2014) hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan ibu balita melakukan

kunjungan ke posyandu dengan hasil mayoritas ibu Aktif dalam mengikuti kegiatan

posyandu yaitu sebayak (652%), dan minoritas ibu Tidak Aktif dalam mengikuti

kegiatan posyandu yaitu sebayak (32,8%).


43

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fauzia et al.,2019 menunjukkan

bahwa pekerjaan ibu merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kunjungan

ibu ke posyandu . Ibu yang tidak bekerja dalam keluarga dapat lebih dominan dalam

mengikuti kegiatan posyandu dan bagi Ibu yang bekerja tidak memiliki cukup waktu

untuk membawa anak nya dalam mengikuti kegiatan posyandu.

Menurut asumsi peneliti pengetahuan dan pekerjaan ibu balita merupak hal

yang sangat mempengaruhi terhadap kunjungan ibu ke posyandu, pengetahuan

merupakan salah satu aset bagi ibu di didalam mengelola kesehatan anak dan

keluarganya, salah satunya yaitu ibu mampu berfikir secara ilmiah terhadap

perkembangan dan kesehatan anak nya. Begitu juga pekerjaan ibu di mana semakain

ibu memiliki waktu luang maka kesempatan ibu untuk dalam mengunjungi posyandu

lebih aktif.

4.3.3. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kehadiran Ibu Ke Posyandu

Berdasarkan Tabel 4.4. di atas hasil uji Che Squre dengan menggunakan

bantuan aplikasi SPSS di dapat kan hasil signifikasinya yaitu 0,001 yang berarti lebih

kecil dari 0,05 atau P = Value 0,001 < dari 0,05. Yang menunjukan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tetang posyandu dengan kehadiran

ke posyandu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Florentina

(2014) bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan ibu balita

melakukan kunjungan ke posyandu. Penelitian Hutagalung (2012) juga menerangkan


44

bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku ibu untuk menimbangkan

balitanya ke Posyandu. Sebaliknya, hasil Penelitian Maharsi (2014), juga

mengatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan

partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu.

Menurut Nofianti (2012), Ibu balita yang memiliki pengetahuan yang kurang

akan cenderung mengabaikan kesehatan dan pada akhirnya akan memiliki tindakan

yang akan membahayakan bagi dirinya sendiri dan balitanya. Ibu balita yang

memiliki pengetahuan kurang tentang posyandu akan memilih perilaku yang kurang

tepat untuk tidak melakukan kunjungan ke posyandu.

Oleh karna itu Pengetahuan yang baik yang dimiliki ibu balita mengenai

posyandu, maka ada kecenderungan berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku

yaitu ibu balita dapat berpartisipasi aktif ke posyandu. Apabila perilaku tersebut tidak

didasari pengetahuan, maka akan sulit dipertahankan kelanggengannya, begitupun

sebaliknya jika perilaku didasari oleh pengetahuan, maka perilaku tersebut

bersikap langgeng. (Notoatmodjo 2012).

Menurut asumsi peneliti setelah melakukan wawancara awal dengan kader

posyandu beserta responden, rata-rata ibu yang memiliki pengetahuan baik lebih

antusias didalam mengunjungin posyandu, oleh karnanya pengetahuan yang dimiliki

oleh ibu merupakan dasar dari pada kemauan ibu di dalam mengikuti kegiatan

posyandu.
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian, pengolahan, dan analisis data maka dapat

disimpulkan:

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu mayoritas ibu memiliki pengetahuan

Baik yaitu (55,8 %), minoritas responden memiliki tingkat pengetahuan Kurang

yaitu (19,2%).

2. Kehadiran ibu ke posyandu mayoritas ibu Aktif dalam mengikuti kegiatan

posyandu yaitu (69,2%), dan minoritas ibu Tidak Aktif dalam mengikuti kegiatan

posyandu yaitu (30,8%).

3. ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang posyandu dengan

kehadiran ke posyandu di desa kuetapang kecamatan kreung sabee kabupaten

aceh jaya tahun 2022

42
46

5.2. Saran

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh dibangku kuliah

dalam melakukan penelitian serta menguasai metode penelitian dan teknik

pengelolaan data sehingga dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik.

2. Bagi Ibu Balita

Disarankan untuk terus meningkatkan kualitas pelaksanaan posyandu

sehingga dapat meningkatkan antusias ibu dalam melakukan kunjungan ke

posyandu.

3. Bagi Posyandu Keutapang

Diharapkan dapat menjadi masukan guna untuk meningkatkan Pengetahuan

Ibu dan dapat meningkatkan kunjungan ibu yang membawa balita

keposyandu.

4. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Medika Seuramoe Barat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi

tambahan bagi pendidikan keperawatan tentang balita dan dapat digunakan

untuk membantu mendapatkan data bagi penelitian selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Agustin Nilasari 2019 Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Mengenai Mp-Asi Dengan
Status Gizi Balita Di Puskesmas Mekar Baru

Almatsier, 2012. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Cetakan Kesembilan, PT Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta.

Arista Tri Qurnia, 2017. Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap kebutuhan Gizi Balita
di Desa Bancong Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun. Di unduh
http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii/65. di askes 17
desember 2022

Arikunto, S.2012. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi. Revisi).


Jakarta : Rineka Cipta

Arum Dwi Anjani 2018 Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Ibu Yang
Membawa Balita Timbang Ke Posyandu

Florentina, K (2024) hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu denga


kepatuhan ibu datang ke posyandu di desa mayungsari bener purwoe,

Gultom, 2012. Pengaruh Karakteristik Ibu Balita Terhadap Partisipasi dalam


Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu Desa Binjai Kecamatan Medan
Denai Kota Medan

Hidayat, A. 2012. Metode penelitian kebidanan teknik analisis data. Salemba medika,
Jakarta

Ismawati, C. 2012. Posyandu dan Desa Siaga Panduan untuk Bidan dan Kader.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Kementerian Kesehatan RI, 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.Kemenkes


RI: Jakarta

Kemenkes. (2018). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.


Available from: http://www.depkes.go.id di askes 13 desember 2022

Maryunani., 2011. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Trans Info Media,
Jakarta.
Maharsi (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu balita datang ke
posyandu di wilayah kecamatan bekasi utara kota.

Maryanti, 2012. Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Trans Info Media: Jakarta.

M. Arifin Siregar, 2018. Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap Kurang Kalori


Protein Pada Balita, di unduh dari http://referensiaasyariabdullah.blogspot.
com/2008/04. Diakses 1 desember 2022

Mellani, Dkk. 2012. Kebidanan Komunitas. Jogyakarta :Citramaya

Notoatmodjo. S. 2012 Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka


Cipta:Jakarta

Proverawati., A, Wati. 2012 . Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan,
Cetakan Kedua, Muha Medika, Yogyakarta.

Sri Poerdji. 2012. Minat Ibu Datang Ke Posyandu. Rhineka Cipta :Yogyakarta

Sulistiyanti Anik, Risqi Dewi Untariningsi.2013. Hubungan Status Pekerjaan dengan


Keaktifan Ibu menimbang Balita di Posyandu Puri waluyo DesaGebang
kecamatan Masaran Kabupaten sragen. AKBID Citra Medika Surakarta

Sunita Almatsier, ( 2015), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

Supariasa,D. N. Et all ,2012. Penilaian Status Gizi, Cetakan Pertama, Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.
OUT PUT SPSS

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
17-25 Tahun 26 50,0 50,0 50,0

25-35 Tahun 18 34,6 34,6 84,6


Valid
36-45 Tahun 8 15,4 15,4 100,0

Total 52 100,0 100,0


Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Sekolah 5 9,6 9,6 9,6
SD 3 5,8 5,8 15,4
SMP 6 11,5 11,5 26,9
Valid
SMA 30 57,7 57,7 84,6
DIII/S-1 8 15,4 15,4 100,0
Total 52 100,0 100,0
Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Petani 10 19,2 19,2 19,2

Wiraswasta 11 21,2 21,2 40,4

Valid PNS 5 9,6 9,6 50,0

IRT 26 50,0 50,0 100,0

Total 52 100,0 100,0

Kategori Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Baik 29 55,8 55,8 55,8

Cukup 13 25,0 25,0 80,8


Valid
Kurang 10 19,2 19,2 100,0

Total 52 100,0 100,0

Kategori kehadiran ibu ke posyandu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Aktif 36 69,2 69,2 69,2

Tidak
Valid 16 30,8 30,8 100,0
Aktif

Total 52 100,0 100,0

Tabulasi silang pengetahuan dengan kehadiran ibu ke posyandu


KetKehadiran Total
Aktif Tidak
Aktif
ketPengetahuan Count 24 5 29
% within ketPengetahuan 82,8% 17,2% 100,0%
Baik
% within KetKehadiran 66,7% 31,2% 55,8%
% of Total 46,2% 9,6% 55,8%
Count 10 3 13
% within ketPengetahuan 76,9% 23,1% 100,0%
Cukup
% within KetKehadiran 27,8% 18,8% 25,0%
% of Total 19,2% 5,8% 25,0%
Kurang Count 2 8 10
% within ketPengetahuan 20,0% 80,0% 100,0%
% within KetKehadiran 5,6% 50,0% 19,2%
% of Total 3,8% 15,4% 19,2%
Count 36 16 52
% within ketPengetahuan 69,2% 30,8% 100,0%
Total
% within KetKehadiran 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 69,2% 30,8% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 14,230a 2 ,001
Likelihood Ratio 13,478 2 ,001
Linear-by-Linear
11,239 1 ,001
Association
N of Valid Cases 52
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3,08.
BERITA ACERA KHOPREHENSIF

Deskripsi Waktu Pelaksanaan


Kegiatan Juli Agustus September Oktober November Desember
Januari
2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengejuan Judul
Survey Awal
Penyusunan Proposal
Revisi Bab 1,2
Pembuatan Bab 3
Revisi Bab 3
Pembuatan Kuesioner
Acc Seminar Proposal
Revisi Proposal
Pembagian Kuesinoer
Editing Data
Penyusunan Bab 4,5
Revisi 4,5
Acc Sidang Kripsi
Revisi Skripsi
Pembukuan Skripsi

Anda mungkin juga menyukai