Oleh :
ALDONA REGITHA PRAMESWARI
NIM : 2020030176
i
SKRIPSI
Oleh :
ALDONA REGITHA PRAMESWARI
NIM : 2020030176
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya Bersumpah Bahwa Skripsi Ini Adalah Hasil Karya Sendiri Dan Belum
Pernah Dikumpulkan Oleh Orang Lain Untuk Memperoleh Gelar Dari Berbagai
Jombang, 2022
Yang Menyatakan
Ttd
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal : 2022
Oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI
PANITIA PENGUJI
Mengetahui
Ketua STIKES HUSADA Ka. Prodi Sarjana Keperawatan STIKES
Jombang HUSADA Jombang
v
Hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir
rendah (BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Grati Kabupaten Pasuruan
ABSTRAK
Kata Kunci : Kebiasaan merokok suami dan kejadian berat badan bayi lahir rendah
(BBLR)
vi
The relationship between husband's smoking habit and the incidence of low
birth weight (LBW) in the Perinatology Room of Grati Hospital, Pasuruan
Regency
ABSTRACT
Husband's smoking habit is associated with the incidence of low birth weight
babies (LBW). Cigarette smoke can affect the nutritional status of pregnant
women which has an impact on the low nutritional adequacy of the fetus. This
study aims to determine the relationship between husband's smoking habit and the
incidence of low birth weight (LBW) in the Perinatology Room of Grati Hospital,
Pasuruan Regency.
The research design used is descriptive quantitative. The results showed that there
was a relationship between husband's smoking habit and the incidence of low
birth weight (LBW) in the Perinatology Room of Grati Hospital, Pasuruan
Regency, namely 28 respondents with LBW who had a smoking husband habit. Of
the total respondents as many as 35 respondents.
It can be concluded that the husband's smoking habit is associated with the
incidence of low birth weight (LBW).
Keywords: Husband's smoking habit and the incidence of low birth weight
(LBW)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-
Nya kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “hubungan kebiasaan
merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang
Perinatologi RSUD Grati Kabupaten Pasuruan”.
Bersama ini perkenankan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati tulus kepada yang terhormat:
1. drg. Dyah Retno Lestari, M.Kes , Selaku Kepala Ruang Perinatologi RSUD
Grati Kabupaten Pasuruan.
2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes., MM, Selaku ketua STIKES Husada Jombang
yang telah memberikan dukungannya yang hingga terselesaikannya studi kasus
ini.
3. Kharisma Dwi Ana, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Selaku ketua penguji dalam proposal
ini.
4. Sylvie Puspita., S.Kep.,Ns.,M.Kep, Selaku Kepala Prodi Sarjana Keperawatan
STIKES Husada Jombang.
5. Vendi Eko Kurniawan,S.Kep.,Ns.M.Kes, Selaku Pembimbing I yang telah
membimbing saya.
6. Gevi Meliya Sari,S.Kep.,Ns.M.Kes, Selaku Pembimbing II yang telah
membimbing saya.
7. Para bapak/ibu dosen di STIKES Husada Jombang, atas semua masukan yang
telah diberikan.
8. Keluarga saya yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materiil.
9. Teman – teman mahasiswa di STIKES Husada Jombang atas saran dan
kritiknya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala bantuan yang
diberikan dan semoga karya tulis ini berguna bagi diri kami sendiri maupun pihak
lain yang memanfaatkannya.
Pasuruan, 2022
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Depan...................................................................................... i
Halaman Sampul Dalam...................................................................................... ii
Halaman Pernyataan............................................................................................ iii
Halaman Persetujuan........................................................................................... iv
Halaman Penetapan Panitia Penguji.................................................................... v
Halaman Kata Pengantar...................................................................................... vi
Daftar Isi.............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 5
ix
4.5 Instrumen penelitian........................................................................ 36
4.6 Lokasi dan waktu penelitian............................................................ 36
4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data.............................. 36
4.8 Cara analisa Data............................................................................. 37
4.9 Masalah etik..................................................................................... 39
4.9.1 Informd consent..................................................................... 39
4.9.2 Anonimity.............................................................................. 39
4.9.3 Confidentiality....................................................................... 39
x
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Singkatan :
MH : Magister Managemen
M.Kep : Keperawatan
CO : Karbonmonoksida
BB : Berat Badan
xi
DAGTAR LAMBANG
% : Persen
< : Kurang
0
C : Derajat celcius
= : Sama dengan
xii
BAB I
PENDAHULUAN
merokok, dan perokok pasif adalah seseorang yang tidak memiliki kebiasaan
merokok, namun terpaksa harus mengisap asap rokok yang dihembuskan oleh
orang lain yang kebetulan ada didekatnya. Meskipun perokok pasif tidak
merokok, tetapi perokok pasif memiliki resiko yang sama dengan perokok
premature atau bayi lahir cukup bulan, tetapi berat badan kurang dari normal
(Aulia, 2010). Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa
kehamilan.
disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan
(usia kehamilan 38 minggu), tetapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Bayi yang
lahir dari lingkungan perokok, rata-rata 200 gram lebih ringan dari bayi non
perokok. Selain ibu perokok, ayah yang merokok juga berhubungan dengan
1
2
sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam 1 tahun, sekitar 86.000 bayi usia
Di rumah sakit pusat rujukan sekitar 15-20% bayi dilahirkan dengan berat
BBLR didunia yaitu 15,5% atau sekitar 20 juta bayi yang lahir setiap
tahun.Di Jawa Timur pada tahun 2016 menunjukkan bahwa dari 4.957
persalinan, terdapat sebanyak 478 kasus (9,64%) kejadian BBLR, pada tahun
2019 meningkat menjadi 482 kasus (9,67%) dari 4.984 persalinan (Depkes
RI, 2020). Untuk Kabupaten Pasuruan tahun 2018, terdapat 2.646 persalinan,
167 kasus (6,31%) merupakan kejadian BBLR, pada tahun 2014 dari 1.699
Sedangkan pada tahun 2018 terdapat 1.735 persalinan, dimana terdapat 168
kelahiran pada tahun 2019, dan terdapat 101 bayi (17,50%)dengan kasus
BBLR dari 577 kelahiran pada tahun 2020 sampai dengan bulan September
(RSUD Grati, 2020). Pada kasus BBLR ada beberapa factor yang
mempengaruhi yaitu dari factor ibu, keadaan social ekonomi, sebab lain,
dampak yang sama terhadap janin yang dikandungnya. Hal ini dikarenakan
adalah nikotin dan karbon monoksida (Aulia, 2019). Zat nikotin dan karbon
monoksida yang beredar dalam tubuh bumil diserap oleh bayi saat masih
dan nutrisi yang mengalirke dalam tubuh ibu hamil (bumil). Akibatnya, janin
akan menerima asupan nutrisi dan oksigen dalam jumlah yang sedikit
sehingga berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
oleh darah. Semakin banyak karbon monoksida dalam darah bayi, maka akan
semakin rendah berat badan bayi saat kelahiran. Zat kimia yang terisap dari
sel yang dihasilkan baik dalam tubuh bayi maupun dalam otak. Nikotin
menjadikan pembuluh darah mengerut dan oleh karena itu mengurangi suplai
mempengaruhi bahkan menghambat proses aliran darah dari ibu kepada janin,
hingga memasuki masa persalinan, dan menyebabkan bayi lahir dengan berat
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan Berat
4
2019). Salah satu upaya menurunkan terjadinya Berat Badan Lahir Rendah
rokok (Proverawati, dkk., 2019). Calon ibu sebaiknya berhenti merokok saat
hamil, sehingga resiko pada dirinya dan bayi dapat dihindari. Begitu juga
(Nirwana, 2019).
“Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah ada hubungan kebiasaan
merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang
kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)
Pasuruan.
a. Bagi perawat
5
b. Bagi responden
c. Bagi peneliti
rendah (BBLR).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar
dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok
(Istiqomah, 2019).
yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus ekternal. Seperti halnya
perilaku lain; kebiasaan merokok pun muncul karena adanya faktor internal
terpengaruh oleh teman sebaya). Sari dkk (2019) menyebutkan bahwa kebiasaan
sebagai suatau kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut
penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus per
7
hari, dengan adanya tambahan ditres yang disebabkan oleh kebutuhan akan
diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merekok dalam
(2019), rokok aktif adalah asap rokok yang berasalah dari isapan perokok atau
asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream). Dari pendapat di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif (active smoker) adalah orang yang
merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagai
kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Perokok pasif adalah asap
rokok yang dihirup oleh seseorang yang tidak merokok (pasive smoker). Asap
rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok
lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif. Asap rokok
terutama di tempat tertutup. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan
terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon
monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan niotin (Wardoyo, 2018).
Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang bila digunakan dapat
Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003, diketahui bahwa rokok adalah hasil olahan
lainnya, atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
8
bahan tambahan.
Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan (PP No 19 dalam Sarafino, 2019). Rokok
adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 milimeter
daun-daun tembakau yang telah dicacah (Jaya, 2019). Rokok biasanya dijual
dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan
misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung walaupun pada kenyataannya itu
hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi (Gondodiputro dalam Sarafino, 2018).
namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri
(Fajar dalam Valleria, 2018). Asap rokok mengandung ribuan zat kimia, atau
komponen asap, juga disebut sebagai “emisi asap”. Komponen asap yang paling
luas dikenal adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida (CO). Selain zat-zat ini,
hingga saat ini lebih dari 7,000 zat kimia telah diketahui terkandung dalam asap
9
asap sebagai kemungkinan penyebab penyakit yang terkait dengan merokok,
seperti kanker paru, penyakit jantung, dan emfisema (Triswanto, 2019). Rokok
adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi keadaan psikologis seseorang. Pada
perkembangan fisik. Bahkan ini diperparah jika, seorang wanita hamil mengisap
rokok, yang dapat mempengaruhi secara langsung perkembangan fisik janin yang
dikandungnya. Merokok ada dua macam, baik perokok aktif maupun pasif.
Seorang istri yang hamil misalnya, akan selalu menjadi perokok pasif dari suami
yang menjadi perokok aktif. Perokok pasif adalah mereka yang tidak merokok
tetapi menghisap ETS (Environmental Tobacco Smoke). ETS adalah asap rokok
utama dan asap rokok sampingan yang dihembuskan kembali oleh perokok. Bagi
orang yang tidak merokok, asap rokok selalu tidak menyenangkan, berbau,
mengiritasi hidung dan mata. Risiko menghirup asap rokok orang lain tidak
sebesar menghirup asap rokok sendiri, tetapi risikonya tetap bermakna (Trim,
2019).
10
c. Sosio kultural, yaitu: norma-norma dalam masyarakat yang terdiri dari
gengsi pekerjaan.
Menurut Sarafino cit Aulia (2010) bahwa ada tiga faktor yang
a. Faktor Sosial
ketergantungan atau dengan kata lain tidak bias hidup sendiri. Sebagai
atau bekerja diantara orang perokok maka kemungkinan besar dia akan
b. Faktor Psikologis
mudah dan efektif dan rokok itulah yang dijadikan pilihan untuk
11
c. Faktor Farmakologis
Salah satu zat yang terdapat dalam rokok adalah nikotin yang
(Jaya, 2019).
rasanya tidak enak bila sehari saja tidak merokok. Oleh karena itu, ia
(Aulia, 2019).
oleh orang lain yang kebetulan ada didekatnya. Meskipun perokok pasif
memiliki resiko yang sama dengan perokok aktif dalam hal terkena
kanker) dan 4.000 partikel lain yang ada pada asap rokok (Aulia, 2018).
12
Selain perokok aktif dan perokok pasif masih ada tipe-tipe perokok
d. Perokok berat, yaitu merokok lebih dari satu bungkus setiap hari.
yang sama dengan perokok aktif dalam hal terkena penyakit yang
disebabkan oleh rokok. Berbagai studi bahwa perokok pasif memiliki resiko
ginjal, kanker pankreas, dan kanker otak karena memperoleh nikotin dari
asap rokok.
TBC paru.
13
2.1.3 Klasifikasi perokok
batang perhari dengan selang merokok lima menit setelah bangun tidur di
pagi hari.
b. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu
jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru- paru, kanker rongga
tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada
janin.
a. Stroke
14
b. Impotensi
Sarafino, 2019).
c. Kanker
Sarafino, 2019).
d. Jantung
menurun karena oksigen yang ada akan diikat oleh carbon monoksida
(CO) yang dihasilkan rokok. Dalam hal ini nikotin yang berperan
15
membuat irama jantung tidak teratur, menimbulkan kerusakan jaringan
e. Kanker Paru
Menurut POM RI bahwa satu dari sepuluh dari perokok berat akan
2019).
f. Kelainan Sperma
16
radang dan ini pada akhirnya akan menimbulkan ketulian (Bangun dalam
Sarafino, 2019).
dan paru-paru dengan perantara asap, dan sesudah itu disimpan pada selaput
paru menyebabkan orang sukar bernafas. Karena itu seorang perokok akan
2019).
setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok
1. Nikotin
Nikotin adalah zat yang dapat membuuat jantung seseorang berdebar lebih
cepat dan bekerja lebih keras. Hal ini dikarenakan nikotin bekerja meningkatkan
adrenalin. Selain itu nikotin juga membuat frekuensi dan kontraksi jantung
17
2. Tar
Tar adalah zat yang mengandung bahan karsinogen. Tar bersifat lengket
tersumbat.
Pb yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Satu bungkus
rokok berisi 20 batang yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan
10 ug, sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam
2. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen
dan hidrogen. Zat ini baunya tajam dan sangat merangsang. Racun yang
terdapat pada ammonia sangat keras sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam
peredaran darah maka akan mengakibatkan seseorang dapat pingsan atau koma
(Sitepoe, 2019).
berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. HCN merupakan zat yang
saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang
18
sangat berbahaya. Sianida dalam jumlah kecil yang dimasukkan langsung ke
2.2.1 Pengertian
Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa
kehamilan. Secara umum bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan
(usia kehamilan 38 minggu), tetapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
a. Bayi kurang bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
b. Bayi cukup bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37
c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42
19
2.2.2 Problematika berat badan lahir rendah
Alat tubuh bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur Oleh sebab itu,
Dalam hubungan ini sebagian besar kematian perinatal terjadi pada bayi-
berikut:
BBLR.
vitamin K.
d. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu
mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolik dari badan dengan akibat
20
g. Gangguan immunologik, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang
Karakteristik untuk bayi BBLR adalah berat badan lahir sama dengan
atau kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 46
cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala sama dengan atau
dkk., 2019). Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan,
Tangisnya lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur sering timbul apnea.
Bila hal ini sering terjadi dan setiap serangan lebih dari 20 detik maka
otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha
dalam abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki dalam fleksi atau lurus dan
kepala mengarah ke suatu sisi. Refleks tonik-leher lemah dan refleks moro
positif. Gerakan otot jarang akan tetapi lebih baik bayi cukup bulan. Daya
isap lemah terutama dalam hari-hari pertama. Bayi yang lapar akan
tersebut tidak timbul dalam waktu 96 jam, maka harus curiga akan adanya
segera sesudah lahir dan makin bertambah jelas dalam 24-28 jam
21
berikutnya. Kulit mengkilat, licin, piting oedema dan oedema ini dapat
saraf pusat. Dalam hal ini harus dicari penyebabnya misalnya dengan
dkk., 2019).
a. Faktor ibu
tahun)
22
4. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
Rendah
tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang
c. Sebab lain
1. Ibu perokok
d. Faktor janin
3. Disautonomia familial
5. Aplasia pancreas
e. Faktor plasenta
23
3. Infark
f. Faktor lingkungan:
2. Terkena radiasi
2. Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan
kembar
24
5. Ibu hamil yang sedang sakit (Proverawati, dkk., 2019).
a. Pengaturan Suhu
permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas, bila dibandingkan dengan
berat badan, kurang jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak
konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal.
Bila bayi di rawat dalam inkubator, maka suhu tubuh bayi dengan berat
badan kurang dari 2 kg adalah 35 0C, dan untuk bayi dengan berat badan
selimut, lampu panas, bantalan panas dan botol air hangat, disertai
2019).
c. Mencegah infeksi
25
rendah, aktivitas bakterisidal neotrofil, efek sitotoksik limfosit juga
d. Penimbangan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
e. Makanan bayi
terutama lipase masih kurang di samping itu kebutuhan protein 3-5 gram
perhari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari) oleh bayi, agar berat badan
Awasi dan hitung kebutuhan kalori bayi, mulai pemberian ASI atau susu
dengan botol 2-6 jam setelah kelahiran, mulai dengan 3-5 mL setiap
bayi menunjukkan bahwa ia dapat makan melalui botol susu dan berat
26
secara umum. Ibu perokok pasif memiliki kesamaan dengan perokok aktif,
mempunyai dampak yang sama terhadap janin yang dikandungnya. Hal ini
tubuh diantaranya adalah nikotin dan karbon monoksida (Aulia, 2019). Zat
nikotin dan karbon monoksida yang beredar dalam tubuh bumil diserap oleh
bayi saat masih dalam kandungan. Keduanya zat tersebut memiliki efek
memperkecil kadar oksigen dan nutrisi yang mengalirke dalam tubuh ibu
hamil (bumil). Akibatnya, janin akan menerima asupan nutrisi dan oksigen
dalam jumlah yang sedikit sehingga berisiko tinggi melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR) (Jaya, 2019). Sebagai racun, karbon
banyak karbon monoksida dalam darah bayi, maka akan semakin rendah
berat badan bayi saat kelahiran. Zat kimia yang terisap dari asap rokok akan
dihasilkan baik dalam tubuh bayi maupun dalam otak. Nikotin menjadikan
pembuluh darah mengerut dan oleh karena itu mengurangi suplai darah ke
27
berapapun tingkat monoksida yang ada dalam darah wanita, tetap lebih
tinggi dalam darah bayi. Sebagai racun, karbon monoksida akan mengurangi
oksigen yang dibawa oleh darah, maka akan semakin rendah berat badannya
pada saat kelahiran. Berat bayi dari wanita perokok sebesar 200 gram lebih
ringan dari bayi wanita yang tidak merokok. Merokok mengandung banyak
zat yang merugikan baik pada yang merokok dan juga balita. Kandungan
Dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok, ibu hamil yang merokok
melahirkan bayi dengan ukuran berat yang lebih kecil (Sarafino, 2018).
nikotin dan karbon monoksida kepada janinnya. Wanita hamil yang banyak
yaitu kematian, kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, serta mudah
SIDS)(Sarafino, 2019).
dalam darah akan berkurang. Efeknya bagi janin lebih berbahaya dari pada
ibu karena janin menerima O 2 lebih sedikit. Penerimaan O 2 bagi janin yang
28
dampaknya menimbulkan berbagai permasalahan bagi bayi seperti asfiksia
dan mengurangi jumlah sel yang dihasilkan baik dalam tubuh bayi maupun
tahun
Ahadina Hubungan Metode yang Hasil uij analisa uji Lokasi penelitian,
29
Surakarta BLR
Kejadian 0,721-1,66)
suami setelah
dikontrol riwayat
kunjungan ANC
30
BAB III
variabel yang akan diamati atau diukur dalam penelitian yaitu hubungan
kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)
Faktor janin
Kejadian
BBLR
BBLR
Faktor ibu (<2500 gr)
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
31
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan kebiasaan merokok suami
dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Ruang
Perinatologi RSUD Grati Kabupaten Pasuruan.
3.2 Hipotesis
Pasuruan.
32
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
dengan kejadian bayi berat lahir rendah. Penelitian case control adalah sstudi
suami) dengan terjadinya suatu penyakit (BBLR) yang dilakukan dengan cara
membagi sampel menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus (BBLR) dan
46
47
Populasi
Semua pasien yang dirawat diruangan peri 45 responden
Sampling
Purposive sampling
Sampel
Sebagian penderita yang memenuhi kriteria inklusi
yaitu 35 responden
Desain penelitian
deskriptif korelasi
Pengumpulan data
Kuesioner
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating,
Analisa Data
Hasil Penelitian dan Kesimpulan
Chi square
Menjawab hipotesa
4.2.1 Populasi
48
atau sifat yang sama, dari populasi tersebut akan diambil sampel yang
4.2.2 Sampel
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
1. Variabel Independen
50
2. Variabel Dependen
Operasional Ukur
suami kencenderungan 0
menghisap rokok
yang dilakukan
dapat menimbulkan
ketergantungan.
6.Faktor dengan
lingkungan berat =
2500 gram
52
1. Bulpoin
2. Kuesioner
lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2018). Dalam
2020).
6. Setelah itu peneliti melakukan penilaian pada hasil skala yang di isi
oleh responden
Analisa data adalah melakukan analisa data terlebih dahulu data harus
Uji korelasi Chi square dilakukan dengan SPSS. Hasil yang diperoleh
pada analisis Chi square dengan menggunakan program SPSS yaitu α= 0,05.
Uji ini dugunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara 2
variabel yang berskala interval dan interval (Hidayat, 2019). Nilai signifikan
< 0.05 maka H0 ditolak, artinya ada hubungan kebiasaan merokok suami
dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Dan apabila nilai
54
a. Editing
b. Coding
Peneliti mencatat coding sesuai dengan data yang didapat pada masing-
masing responden.
c. Scoring
yang digunakan dalam penelitian serta berisikan nilai atau skor tertinggi
Kebiasaan merokok
Kejadian BBLR
d. Tabulating
dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak
responden.
nama, subjek pada lembar pengumpulan data diisi oleh subjek, lembar
4.9.3 Confidentiality(Kerahasiaan)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
57
BAB V
2022. Jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 35
orang.
merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah dengan kelas rumah sakit
adalah Rumah Sakit Umun Daerah Kelas D. Alamat rumah sakit adalah di
Jalan Raya Ranu Klindungan No. 199 Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan
6. Instalasi Maternal
1. Instalasi Laboratorium
2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Gizi
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
responden (51,4%).
Merokok 25 71,4
Total 35 100%
c. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi kejadian BBLR pada kejadian berat badan
Total 35 100%
Tabel 5.6 hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan
Pasuruan.
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.000a 1 .000
Continuity Correctionb 10.719 1 .001
Likelihood Ratio 13.171 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear
13.600 1 .000
Association
N of Valid Cases 35
Taraf signifikansi yang digunakan adalah batas kritis pada rs tabel adalah
α sig 0,05, dan didapatkan hasil uji chi-square yaitu 0,00 dengan sig.(2 tailed)
0,00< 0,05, yang menggunakan spss, maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini
62
63
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan hasil kebiasaan suami merokok didapatkan hasil
lebih dari setengah responden pada bayi lahir yaitu dengan kejadian BBLR,
sedangkan pada suami yang tidak merokok didaptkan hasil beberapa bayi tidak
BBLR.
5.2 Pembahasan
Pada pembahasan, peneliti akan membahas hasil analisis tiap variabel yang diteliti
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lainnya. Asap rokok dibagi menjadi 2 yaitu asap utama (mainstream)
yakni asap yang dihisap oleh si perokok dan asam sampingan (sidestream)
pengisapan asap rokok sampingan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
Rokok termasuk bahan kimia yang beracun tetapi para suami tidak
menyadari bahwa kandungan rokok itu dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.
berbeda, antara lain perokok ringan, sedang, berat dan sangat berat. Namun
para laki-laki tidak menyadari bahaya dan efek samping tersebut. Nikotin
nikotin yang masuk ke dalam tubuh tergantung dari jumlah tembakau yang
Menurut Atikah, dkk (2019), BBLR adalah bayi yang lahir rendah
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan.
Berhenti merokok atau menghindari ruangan yang penuh asap rokok adalah
merupakan salah satu gaya hidup yang perlu diperhatikan dan merupakan awal
yang baik bagi bayi. Merokok selama hamil atau terpapar asap rokok selama
65
prematur dan BBLR (2000 gram lebih ringan dari bayi bukan perokok).
Jika usia ibu di atas 35 tahun ada juga kenaikan berarti dalam
risiko bayi menderita malformasi minor dan risiko BBLR, dengan segala
bahaya yang menyertainya, sebanyak 5 kali lipat dari perokok muda. Bayi
yang lahir dengan berat badan rendah maupun normal tidak semuanya
disebabkan oleh asap rokok maupun ibu dengan suami perokok, ada juga yang
disebabkan karena gizi ibu hamil, umur ibu hamil, jarak kehamilan, tinggi
badan ibu hamil, penyakit ibu hamil, kebiasaan ibu hamil sehari-hari dan
faktor lingkungan. Ibu hamil yang setiap hari berada dekat suami, anggota
keluarga, dan orang lain yang sedang merokok menyebabkan risiko untuk
secara signifikan dapat mempengaruhi panjang bayi, lingkar kepala bayi, dan
mengurangi berat badan bayi sehingga bayi yang lahir memiliki berat lebih
3. hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah
batas kritis pada rs tabel adalah α sig 0,05, dan didapatkan hasil uji chi-square
yaitu 0,00 dengan sig.(2 tailed) 0,00< 0,05, yang menggunakan spss, maka
artinya adanya ada hubungan kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat
Menurut Suryati (2018), bayi yang laihir dari orang tua perokok
memiliki risiko 4 kali lipat mengalami skor apgar yang rendah, yang berarti
bahwa mereka tidak sesehat bayi lain. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa
pada usia 14 tahun anak-anak dari ibu perokok atau perokok pasif cenderung
rentan terhadap penyakit saluran pernafasan, lebih pendek dari anak-anak dari
ibu yang bukan perokok atau bukan perokok pasif dan kurang berhasil dalam
ibu hamil karena zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam rokok seperti tar,
nikotin, karbon monoksida (CO), dan timah hitam (Pb) dapat mengganggu
fungsi paru pada bayi, bayi berat lahir rendah, bahkan kematian bayi pada saat
polutan sebanyak 0,5 mikro gram, maka dapat diperkirakan bila seseorang
mengkonsumsi satu bungkus (20 batang) rokok dalam satu hari polutan yang
dihasilkan adalah 10 mikro gram. Batas ukuran timah hitam yang masuk ke
dalam tubuh adalah 20 mikro gram per hari. Bila 40 batang rokok rata-rata
dikonsumai oleh perokok berat setiap harinya, maka jumlah polutan berbahaya
yang masuk ke dalam tubuh adalah dua kali lipat dari 20 batang rokok. Bila
senyawa timah hitam ini dihirup oleh ibu hamil yang selanjutnya beredar ke
67
oksigen dan asupan gizi dari ibu untuk bayi menjadi terhambat (Manuaba,
2019). Karbon monoksida adalah gas beracun yang berpengaruh kuat terhadap
rokok selama kehamilan memiliki peluang lebih besar melahirkan bayi berat
kebutuhan oksigen dan nutrisi pada janin. Hal ini mengakibatkan lapisan
rendah atau plasenta previa (plasenta ada pada mulut rahim). Ibu hamil yang
keguguran dibandingkan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok. Hal ini
rokok pada ibu hamil dapat mengganggu proses distribusi makanan dari ibu
makanan pada janin. Bila distribusi zat makanan pada janin mengalami
dan berdampak pada berat badan lahir bayi pada saat persalinan. Semakin
banyak rokok yang dihisap, semakin panjang waktu yang dihabiskan untuk
merokok, dan semakin tinggi kadar nikotin dalam rokok yang dihisap maka
bahaya yang ditimbulkan dari paparan asap rokok pada ibu hamil semakin
meningkat.
Kandungan nikotin dalam rokok yang dihirup oleh ibu hamil dapat
meningkatkan tekanan darah dan adrenalin sehingga nafsu makan dari ibu
hamil menjadi menurun. Bila nafsu makan menurun maka asupan makanan
bergizi pada ibu hamil menjadi berkurang, begitu juga untuk bayinya. Bila
asupan gizi untuk bayi tidak tercukupi maka dapat mengganggu pertumbuhan
tangga secara tidak langsung dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yang
keperluan merokok juga ikut mempengaruhi pemenuhan gizi pada ibu hamil.
Seringkali kecukupan gizi ibu hamil di dalam rumah tangga tidak terpenuhi
karena anggaran belanja di dalam rumah tangga selalu terbagi dengan anggaran
dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan ibu, yaitu dapat menyebabkan
terjadinya anemia gizi, anemia zat besi, osteomalasia, gangguan kesehatan gigi,
turunnya daya tahan tubuh, dan penyulit dalam persalinan. Gaya hidup yang
69
sehat dan mengambil keputusan yang bijaksana dapat menghindari risiko ibu
hamil dengan kelahiran bayi berat rendah. Mengamati gaya hidup secara
Suami yang berhenti merokok atau menghindari asap rokok merupakan awal
yang baik bagi bayi maupun ibu hamil dalam menjalankan kehidupan sehari-
harinya.
70
BAB VI
chi-square.
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan batas kritis pada rs tabel adalah α
sig 0,05, dan didapatkan hasil uji chi-square yaitu 0,00 dengan sig.(2
dalam penelitian ini H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya adanya ada
6.2 Saran
Menjadi salah satu literature untuk melakukan edukasi kepada calon orang
kesehatan ibu dan anak untuk melakukan integrase dengan program Gizi
Alimul, A. 2077. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Dinkes Kota Kendari, 2015. Profil Kesehatan Kota Kendari. Kendari: Dinkes
Prov. Sultra.
Kemenkes RI, 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: Kemenkes RI
Pantiawati, I., 2017. BBLR: Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Proverawati, A. dan Cahyo Ismawati. 2018. BBLR: Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Mulia Medika.
Sari, dkk. 2017. Empati dan Perilaku Merokok di Tempat Umum. Jurnal
Psikologi. Jakarta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.
72
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Responden
Di UOBF Puskesmas Grati
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Study
S1 Keperawatan STIKES Husada Jombang:
Pasuruan, 2022
Hormat saya
kebiasaan merokok suami dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di
dan memutuskan untuk berperan serta dalam penelitian ini secara sadar dan
Pasuruan, 2022
Peneliti Responden
LEMBAR KUESIONER
Identitas ayah
1. Nama ayah :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
Identitas ibu
1. Nama ibu :
2. Umur :
Pertanyaan :
Ya Tidak
< 5 batang/hari
5-10 batang/hari
>10 batang/hari
< 3 tahun
3-5 tahun
>5 tahun
Ya Tidak
76
Frequency Table
Tabel Pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
SD/
17 48.6 48.6 48.6
SMP
Valid
SMA 18 51.4 51.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel Pekerjaan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
9 25.7 25.7 25.7
Bekerja
Valid Wiraswasta 18 51.4 51.4 77.1
Lainnya 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 14.000 1 .000
78