Anda di halaman 1dari 281

`

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “A” MASA KEHAMILAN SAMPAI


DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB LULUK
WIDYATI, A.Md.Keb DI DESA KERAS KECAMATAN
DIWEK KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM 181303026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2020
`

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “A” MASA KEHAMILAN SAMPAI


DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB LULUK
WIDYATI, A.Md.Keb DI DESA KERAS KECAMATAN
DIWEK KABUPATEN JOMBANG

LAPORAN TUGAS HASIL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pedidikan Ahli Madya


Kebidanan pada program Studi D-III Kebidanan

Oleh:

SRI PUTRI WULANDARI


NIM : 181303026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2020

ii
`

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sri Putri Wulandari

NIM : 181303026

Institusi : Prodi DIII Kebidanan STIKES Pemkab Jombang

Judul Penelitian : Asuhan Kebidanan Pada Ny. “A” Masa Kehamilan Sampai

Dengan Pemilihan Kontrasepsi Di PMB Luluk Widyati

A.Md.Keb di Desa Keras Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir tersebut

diatas adalah benar-benar asli dari hasil pemikiran saya sendiri. Apabila nanti terbukti

bahwa Laporan Tugas Akhir tersebut tidak asli atau tidak disusun oleh saya sendiri,

maka saya bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jombang, 2. Januari 2021

Yang Membuat Pernyataan,

NIM. 181303026

iii
`

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN HASIL TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “A” MASA KEHAMILAN


SAMPAI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB
LULUK WIDYATI, A.Md.Keb DI DESA KERAS
KECAMATAN DIWEK KECAMATAN DIWEK
KABUPATEN JOMBANG

NAMA : SRI PUTRI WULANDARI


NIM : 181303026

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk mengikuti ujian hasil


tugas akhir Program Studi DIII Kebidanan STIKES Pemkab Jombang

Menyetujui

Nama Tanggal Tanda Tangan

Pembimbing I : Mudhawaroh, SST.,M.Kes 9 April 2021 .............................


NIK. 031989130320100251

Pembimbing II : Erika Agung M, SST,.M.Kes 29 Maret 2021 .............................


NIK. 031981220320080135

iv
`

LEMBAR PENGESAHAN HASIL TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “A” MASA KEHAMILAN


SAMPAI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB
LULUK WIDYATI, A.Md.Keb DI DESA KERAS
KECAMATAN DIWEK KACAMATAN DIWEK
KABUPATEN JOMBANG

NAMA : SRI PUTRI WULANDARI


NIM : 181303026

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan diterima sebagai


persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Program Studi DIII
Kebidanan STIKES Pemkab Jombang.

Menyetujui
Nama Tanggal Tanda Tangan

Ketua Penguji : Niken Grah P, SST., M.Kes ...................... .........................


NIK. 031989010420110270

Pembimbing I : Mudhawaroh, SST.,M.Kes ...................... ..........................


NIK. 031989130320100251

Pembimbing II : Erika Agung M, SST,.M.Kes ...................... .........................


NIK. 031981220320080135

Mengetahui,
Ketua STIKES Pemkab Jombang

Dr. Ririn Probowati, S.Kp.,M.Kes


NIK.031965150720061214

v
`

ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “A” MASA KEHAMILAN SAMPAI


PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB LULUK WIDYATI, A.Md.Keb DI
DESA KERAS KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG
Sri Putri Wulandari1), Mudhawaroh2), Erika Agung Mulyaningsih3)
Prodi DIII Kebidanan Stikes Pemkab Jombang1,2,3)
Email : sriputriwulandri60@gmail.com

Untuk membangun penerus bangsa yang berkualitas, sehat, cerdas dan


produktif, salah satu kunci utama yaitu memperhatikan saat anak masih berada di
kandungan ibu. Maka penting untuk memerhatikan kondisi dan dibutuhkan
pendampingan bagi ibu hamil. Namun di tengah masa pandemi Covid-19 banyak
dilaporkan dari IBI 2020 tempat BPM bidan yang tutup dan pembatasan akan
pelayanan di fasilitas kesehatan terutama maternal dan neonatal. Dampak yang
terjadi dengan kurang optimalnya pelayanan seperti pelayanan kehamilan,
persalinan, nifas, BBL, dan KB pastinya akan menimbulkan berbagai komplikasi
baik maternal maupun perintal. Oleh karena itu peneliti melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensi dengan metode Continuity Of Care sebagai tujuan
asuhan untuk upaya deteksi dini untuk mencegah komplikasi pada masa hamil
sampai pemilihan kontrasepsi
Pendekatan peneliti yang digunakan dalam penulisan yaitu dengan studi
kasus pada Ny A GIII P20002 UK 36-37 minggu dan skor kehamilan 6 yang
dilakukan di rumah respoonden dan di dampingi oleh bidan dari kehamilan
trimester III sampai pemasangan kontrasepsi dan sudah memberikan asuhan
secara komprehensif sebanyak 11 kali suami dan bidan mulai kehamilan trimester
III sampai dengan pemasangan kontrasepsi.
Hasil penelitian didapatkan ibu hamil dalam keadaan fisiologis dengan UK
aterm dan DJJ antara 120-160x/menit, ibu bersalin normal TD 120/80 mmHg
dengan persalinan spontan di Puskesmas, nifas berjalan normal tidak ada
perdarahan dan infeksi, bayi diberikan IMD dan tidak ada komplikasi, ibu
menggunakan KB suntik 3 bulan yang tidak menggagu proses produksi ASI.
Penelitian menyarankan agar bidan bisa tetap memberikan asuhan secara
optimal pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, dan KB meskipun di masa pandemi.
Namun bisa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, KB,


Continuity Of Care

vi
`

ABSTRACT

MIDWIFERY CARE FOR MS. "A" FROM PREGNANCYN PERIOD


UNTIL CONTRACEPTION IN LULUK WIDYATI’S, AMD.KEB
INDEPENDENT MIDWIFERY CLINIC, KERAS VILLAGE,
DIWEK JOMBANG
Sri Putri Wulandari1), Mudhawaroh2), Erika Agung Mulyaningsih3)
Prodi DIII Kebidanan Stikes Pemkab Jombang1,2,3)
Email : sriputriwulandri60@gmail.com

To build a quality, healthy, smart and productive successor to the nation,


One of the main keys is paying attention when the child is still in the mother's
womb. So it is important to pay attention to conditions and assistance for
pregnant women is needed.However, in the midst of the Covid-19 pandemic, many
were reported from IBI 2020 where BPM midwives were closed and restrictions
on services in health facilities, especially maternal and neonatal. The impact that
occurs with less than optimal services such as services for pregnancy, childbirth,
postpartum, BBL and KB will certainly lead to various complications both
maternal and perintal. Therefore, researchers conducted comprehensive
midwifery care with the continuity of care method as a goal of care for early
detection efforts to prevent complications during pregnancy until the selection of
contraception.
The research approach used in writing is a case study on Ny. "A" GIII
P20002 UK 36-37 weeks and a pregnancy score of 6 conducted at the
respondent's house and accompanied by a midwife from the third trimester of
pregnancy to the installation of contraception and has provided comprehensive
care 11 times for husbands and midwives from the third trimester of pregnancy to
the installation of contraceptives.
The results showed that pregnant women are in a physiological state with
UK aterm and FHR between 120-160 times per minute, Mothers giving birth
normally with TD 120/80 mmHg with spontaneous delivery at Public health
center, the puerperium runs normally, there is no bleeding and infection, the baby
is given an IMD and there are no complications, the mother uses the 3 month
injection of contraceptive that does not interfere with the ASI production process.
Researchers suggest that midwives continue to provide optimal care for
pregnant women, childbirth, postpartum, low birth weight, and family planning
even during the pandemic. However, you can still pay attention to existing health
protocols.

Keywords : Midwifery Care, Pregnancy, Labor, Childbirth, BBL, KB,


Continuity of Care

vii
`

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, sebab atas

rahmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

tentang Asuhan kebidanan Pada Ny. “A” sampai dengan pemilihan kontrasepsi di

PMB Luluk Widyati A.Md.Keb Desa Keras Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima

masukan petunjuk dan ilmu. Maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dr. Ririn Probowati, S.Kp,M.Kes, selaku Ketua Stikes Pemkab Jombang.

2. Erika Agung M, SST., M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Stikes

Pemkab Jombang

3. Mudhawaroh, SST.,M.Kes selaku dosen pembimbing I saya yang telah

menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu mengarahkan saya dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

4. Erika Agung M., SST.,M.Kes selaku dosen pembimbing II saya yang telah

menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu mengarahkan saya dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

5. Luluk Widyati A.Md.Keb selaku Bidan PMB di Desa Keras Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang yang telah membimbing saya.

6. Kedua orang tua saya yang telah membantu baik secara materiil dan non

materiil.

7. Partisipan/responden saya yang telah menerima saya sebagai pendamping

asuhan sebagai syarat Laporan Tugas Akhir.

viii
`

Pada akhir, penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna dari penyusunan proposal ini.Untuk itu

maka penulis berharap kritik serta saran demi kesempurnaan Laporan Tugas

Akhir ini

Jombang, 2 Januari 2021

Penulis,

ix
`

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR............................................................................


.........................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL DALAM.........................................................................
........................................................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................
.......................................................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
.......................................................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
........................................................................................................................v
ABSTRAK .......................................................................................................
.......................................................................................................................vi
ABSTRACT ....................................................................................................
......................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
.....................................................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................
........................................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................
......................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
.....................................................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................
.....................................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
......................................................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................
1
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................
4
1.3 Tujuan .....................................................................................
4
1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................
.....................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................
.....................................................................................4
1.4 Manfaat .....................................................................................
4
1.4.1 Manfaat Teoritis............................................................
.....................................................................................4
1.4.2 Manfaat Praktik ............................................................
.....................................................................................5

x
`

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................


6
2.1 Konsep Dasar Kehamilan..........................................................
6
2.1.1 Kebutuhan dasar ibu hamil............................................
.....................................................................................6
2.1.2 Gejala dan tanda bahaya masa kehamilan.....................
.....................................................................................9
2.2 Konsep Dasar Persalinan...........................................................
10
2.2.1 Perubahan Psikologi Disetiap Kala Persalinan.............
...................................................................................10
2.2.2 Tanda Bahaya Persalinan..............................................
...................................................................................11
2.3 Konsep dasar nifas....................................................................
12
2.3.1 Tanda Bahaya Nifas .....................................................
...................................................................................12
2.3.2 Pencegahan Infeksi Saat Nifas......................................
...................................................................................12
2.2.3 Kunjungan Nifas...........................................................
...................................................................................13
2.2.4 Nutrisi Ibu Nifas ...........................................................
...................................................................................14
2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir.................................................
14
2.4.1 Tindakan Umum Pencegahan Infeksi...........................
...................................................................................15
2.4.2 Tanda-tanda bayi baru lahir normal..............................
...................................................................................15
2.5 Konsep dasar keluarga berencana (KB)....................................
17
2.5.1 Kontrasepsi Yang Aman Setelah Melahirkan...............
...................................................................................17
2.5.2 Kontrasepsi Pascabersalin Yang Tidak Menggagu
Produksi ASI.................................................................
...................................................................................19
2.6 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.............................................
20
2.6.1 Manajemen asuhan kebidanan......................................
...................................................................................20
2.6.2 Langkah II : Interpretasi Data ......................................
...................................................................................28
2.6.3 Langkah III : Identifikasi diagnosa dan masalah
potensial........................................................................
...................................................................................30

xi
`

2.6.4 Langkah IV : Identifasi kebutuhan segera.....................


...................................................................................30
2.6.5 Langka V : Rencana tindakan asuhan/Intervensi..........
...................................................................................30
2.6.6 Langkah VI : Implementasi ..........................................
...................................................................................45
2.6.7 Langkah VII : Evaluasi.................................................
...................................................................................45
BAB 3 METODE PENELITIAN...................................................................
47
3.1 Konsep Dasar Penelitian...........................................................
47
3.2 Pendekatan/Desain Penelitian...................................................
48
3.3 Tempat dan waktu penelitian....................................................
48
3.4 Subjek penelitian/partisipan......................................................
48
3.5 Metode Pengumpulan Data.......................................................
49
3.6 Etika Penelitian.........................................................................
50
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................
54
4.1 Hasil..........................................................................................
...............................................................................................54
4.1.1 Kunjungan Asuhan Kehamilan 1 (usia kehamilan 36-
37 minggu)....................................................................
...................................................................................54
4.1.2 Asuhan Kehamilan II (usia kehamilan 37-38 minggu).
...................................................................................71
4.1.3 Asuhan Persalinan ........................................................
...................................................................................77
4.1.4 Asuhan Nifas I (6 jam setelah melahirkan)...................
...................................................................................90
4.1.5 Asuhan Nifas II (6 hari setelah bersalin).......................
...................................................................................97
4.1.6 Asuhan Nifas III (2 minggu setelah bersalin)...............
.................................................................................100
4.1.7 Asuhan Bayi (6 jam setelah lahir).................................
.................................................................................103
4.1.8 Asuhan Bayi (umur 6 hari)............................................
.................................................................................108
4.1.9 Asuhan Bayi (umur 14 hari)..........................................
.................................................................................112

xii
`

4.1.10 Asuhan Kontrasepsi (KB 1 nifas ke 21 hari).................


.................................................................................115
4.1.11 Asuhan Kontrasepsi (KB II nifas ke 40 hari)................
.................................................................................117
BAB 5 PENUTUP..........................................................................................
121
5.1 Kesimpulan ..............................................................................
121
5.2 Saran .....................................................................................
122
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
123
LAMPIRAN ....................................................................................................
124

xiii
`

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Porsi makan dan minum ibu hamil untuk kebutuhan setiap
harinya......................................................................................... 6

Tabel 2.2 Frekuensi Kunjungan Nifas......................................................... 13

Tabel 2.3 Porsi makanan dan minum ibu menyusui untuk kebutuhan
setiap harinya............................................................................... 14

Tabel 2.4 Apgar Score................................................................................. 16

Tabel 2.5 Kenaikan berat badan (BB) saat hamil dan sebelum hamil........
.................................................................................................26

xiv
`

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Konsep Dasar Continuty of care...............................................


...............................................................................................47
Gambar 4.1 Kunjungan ANC 1 saat memberikan KIE dengan media
leaflet.........................................................................................
...............................................................................................70
Gambar 4.2 Kunjungan ANC 1 Mengajarkan Senam Hamil........................
...............................................................................................70
Gambar 4.3 Kunjungan ANC II. Memberikan Massage Endorphin secara
langsung kepada ibu..................................................................
...............................................................................................75
Gambar 4.4 Kunjungan ANC II. Memberikan KIE secara langsung
dengan media Leaflet dan sharing mengenai kondisi ibu.........
...............................................................................................75
Gambar 4.5 Asuhan persalinan pendampingan secara langsung..................
...............................................................................................87
Gambar 4.6 Kunjungan Nifas I. Melakukan observasi setelah 6 jam
setelah bersalin..........................................................................
...............................................................................................93
Gambar 4.7 Asuhan Nifas I. Melakukan pendampingan dan membantu
ibu saat akan pulang dari Puskesmas........................................
...............................................................................................93
Gambar 4.8 Kunjungan Nifas II. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda
Vital ibu ....................................................................................
...............................................................................................99
Gambar 4.9 Kunjungan Nifas II. Melakukan pijat oksitosin........................
...............................................................................................99
Gambar 4.10 Kunjungan Nifas III. Mengajak ibu untuk melakukan senam
nifas...........................................................................................
.............................................................................................102
Gambar 4.11 Kunjungan bayi I. Melakukan observasi saat 6 jam setelah
bersalin .....................................................................................
.............................................................................................106
Gambar 4.12 Kunjungan bayi I. Menjaga kehangatan bayi...........................
.............................................................................................106
Gambar 4.13 Kunjungan Bayi II. Melakukan pemeriksaan pada bayi umur
6 hari..........................................................................................
.............................................................................................110

xv
`

Gambar 4.14 Kunjungan Bayi II. Memberikan KIE ibu tentang kesehatan
bayi ...........................................................................................
.............................................................................................111
Gambar 4.15 Kunjungan Bayi III. Melakukan pemeriksaan kepada bayi
umur 14 hari..............................................................................
.............................................................................................114
Gambar 4.16 Kunjungan Bayi III. Memberikan ibu KIE tentang kesehatan
bayi dengan media brosur.........................................................
.............................................................................................114
Gambar 4.17 Kunjungan Kontrasepsi I. Memberikan KIE macam-macam
KB dengan media Leaflet..........................................................
.............................................................................................117
Gambar 4.18 Kunjungan Kontrasepsi II. Memberikan suntikan KB suntik 3
bulan..........................................................................................
.............................................................................................120

xvi
`

DAFTAR SINGKATAN

ANC : Antenatal Care


ASI : Air Susu Ibu
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
PMB : Praktik Mandiri Bidan
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
COC : Continuity Of Care
DJJ : Denyut Jantung Janin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
HPL : Hari Perkiraan Lahir
IBI : Ikatan Bidan Indonesia
JK : Jenis Kelamin
KB : Keluarga Berencana
N : Nadi
Ny : Nyonya
PB : Panjang Badan
RR : Respiration Rate
S : Suhu
TD : Tekanan Darah
TBJ : Tafsiran Berat Janin
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TTV : Tanda-Tanda Vital
Tn : Tuan
UK : Usia Kehamilan

xvii
`

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data ...............................


.............................................................................................124
Lampiran 2 Surat Keterangan Ijin Penelitian dari tempat penelitian...........
.............................................................................................125
Lampiran 3 Penjelasan Subjek Penelitian (PSP) Bagi Partisipan ................
.............................................................................................126
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan ..................................
.............................................................................................128
Lampiran 5 Surat Pernyataan Penelitian ......................................................
.............................................................................................129
Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan dan Leaflet .....................................
.............................................................................................130
Lampiran 7 Buku KIA Partisipan.................................................................
.............................................................................................248
Lampiran 8 Daftar Kunjungan Asuhan Kebidanan .....................................
.............................................................................................252
Lampiran 9 Partograf ...................................................................................
.............................................................................................253
Lampiran 10 Surat Keterangan Selesai Penelitian .........................................
.............................................................................................255
Lampiran 10 Lembar Konsultasi Tugas Akhir ..............................................
.............................................................................................256

xviii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia menjadi salah satu negara berkembang. Dan

permasalahan yang sampai saat ini masih sering terjadi yaitu laju

pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Dengan hal tersebut akan

memeberikan dampak pada berbagai bidang terutama pada bidang kesehatan

(Indaswari & Yuhan, 2017). Salah satu masalah yang ditimbulkan dari hal

diatas yaitu angka kelahiran dan angka kematian ibu yang masih tinggi.

Ditambah dengan sekarang ini terjadinya wabah Covid-19 yang

melanda di seluruh dunia. Memberikan dampak pada berbagai negara,

terutama negara Indonesia. Berbagai macam aspek sangat merasakan

dampaknya, salah satunya pada aspek pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Dihimpun dari website IBI mengenai dampak Covid-19 terhadap kesehatan

reproduksi global dan regional Asia Pasifik yang di paparkan oleh DR.

Melania Hidayat-UNFPA Representative bahwa dampak global Covid-19

terhadap kesehatan reproduksi salah satunya dari lockdown yang terjadi

selama 6 bulan yang disertai pada gangguan minimnya ketersediaan layanan

maka terjadi 7 juta kehamilan yang tidak diinginkan, dan setiap perpanjangan

lockdown selama 3 bulan terdapat tambahan 2 juta perempuan tidak dapat

mengakses layananan terhadap kontrasepsi modern. Sedangkan negara

Indonesia dampak Covid-19 yaitu kebutuhan kesehatan untuk ibu yaitu 5,4

juta ibu hamil membutuhkan pelayanan ANC, INC, dan PNC (IBI, 2020).

1
2

Dari beberapa laporan mengenai dampak Covid-19 di negara kita,

meliputi 600 Praktek Mandiri Bidan telah dilaporkan menutup tempak

praktiknya (IBI, 2020). Dalam hal pelayanan kebidanan pada masa pandemi

ini sangat mengalami perubahan yang banyak dari sebelum adanya wabah

Covid-19. Dan yang paling terlihat jelas adalah pelayanan kebidanan dari

kehamilan, nifas, neonatus, dll. Yang dialihkan semua dengan online dan jika

ada keluhan atau komplikasi baru datang ke fasilitas kesehatan, hal ini

pastinya akan terdapat dampak tersendiri karena petugas kesehatan tidak bisa

obervasi maternal dan neonatal secara langsung yang menjadikan kurang

optimalnya dalam mendekteksi pada kegawat daruratan pada maternal dan

neonatal.

Berdasarkan Survei Demografi Keluarga Indonesia (SDKI) tahun

2017, angka kematian neonatal (AKN) 15 per 1000 KH. Kematian neonatal di

desa/kelurahan 0-1 per tahun sebanyak 83.447, di Puskesmas kematian

neonatal 7-8 per tahun sebanyak 9.825, dan angka kematian neonatal di

rumah sakit 18 per tahun sebanayak 2.868. Dan dipaparkan tentang penyabab

kematian ibu. Akibat gangguan hipertensi sebanyak 33,07%, perdarahan

obstetrik 27.03%, komplikasi non obstetric 15.7%, komplikasi obstetric

lainnya 12.04% infeksi pada kehamilan 6.06% dan penyebab lainnya 4.81%.

Sementara penyebab kematian neonatal tertinggi disebabkan oleh komplikasi

kejadian intraparum tercatat 283%, akibat gangguan respiratori dan

kardiovaskular 21.3%, BBLR dan premature 19%, kelahiran kongenital 14,

8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%, infeksi 7.3% dan akibat lainnya.
3

Untuk Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami peningkatan di tahun

2018. Dari 8,50 per 1.000 KH pada tahun 2017 menjadi 10,28 per 1.000 KH

pada Tahun 2018. Penyebab peningkatan AKB adalah banyaknya bayi lahir

dengan BBLR dan Asfiksia, dan kelainan bawaan (SDKI, 2017).

Dampak dari permasalah diatas mengenai disaat wabah covid-19 yang

menjadikan tempat pelayanan kebidanan terbatas dalam memberikan

pelayanan pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan

kontrasepsi tidak dapat optimal dan akan menimbulkan berbagai komplikasi

baik maternal dan neonatal. Sebuah studi yang di dukung dengan program

Health Policy memperkirakan bahwa terjadi peningkatan angka kematian ibu

dan bayi baru lahir secara total pada negara India, Indonesia, Nigeria, dan

Pakistan mengalami peningkatkan sampai dengan 31% jika masalah

pelayanan KIA tidak tertangani dengan efektif (IBI, 2020).

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus

mengenai “ Asuhan Kebidanan Pada Ny. “A” Masa Kehamilan Sampai

Pemilihan Kontrasepsi Di PMB Luluk Widyati A.Md.Keb di Desa Keras

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang”. Dikarenakan adanya wabah Covid-

19 saat ini, tetapi pelayanan pada ibu hamil sampai dengan pemilihan

kontrasepsi tetap dapat dilakukan aka asuhan kebidanan akan dilakukan

melalui online yaitu dari media sosial responden seperti via WhatsApp.
4

1.2 Identifikasi Masalah

Dari permasalahan diatas maka peneliti ingin mengetahui mengenai

penatalaksanaan asuhan kebidaan komprehensif pada responden ibu hamil

trimester III sampai dengan pemilihan kontrasepsi di PMB Luluk Widyati

A.Md.Keb

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara COC (Continuity Of Care) pada

ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, BBL serta KB dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Dapat mengaplikasikan ketrampilan asuhan kebidanan pada Ny. A

masa kehamilan trimester III

2) Dapat menjelaskan asuhan kebidanan pada persalinan Ny. A

3) Dapat menjelaskan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. A

4) Dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada nifas Ny. A

5) Dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada KB Ny. A

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

1) Bagi penulis

Bisa menambahkan pengetahuan serta keterampilan bagi peneliti

secara langsung memberikan asuhan kebidanan dengan

menggunakan continuity of care.


5

2) Bagi institusi pendidikan

Hasil laporan ini dapat memberi masukan dan menambah referensi

kepada mahasiswa mengenai asuhan komprehensif dengan metode

continuity of care.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Menjadi salah satu bahan referensi dalam melakukan asuhan

kebidanan komprehensif dengan metode continuity of care.

1.4.2 Manfaat Praktik

1) Bagi responden

Responden mendapat asuhan kebidanan secara komprehensif mulai

dari hamil trimester III, bersalin, nifas, neonatus, dan sampai KB.

2) Bagi institusi pelayanan kesehatan

Bisa menjadikan bahan untuk meningkatkan suatu pelayanan yang

komprehensif dengan mengunakan sistem continuity of care.

3) Bagi tenaga kesehatan

Dapat dijadikan acuan sebagai deteksi dini dalam asuhan kebidanan

secara komprehensif dengan sistem continuity of care.


BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

Untuk membangun penerus bangsa yang berkualitas, yang sehat, cerdas,

dan produktif, salah satu kunci utama yaitu dimulai dari masa anak di dalam

kandungan. Sehingga gizi ibu hamil harus sangat diperhatikan. Kebutuhan

gizi pada saat hamil yang berlangsung selama 40 minggu akan mengalami

perbedaan saat ibu sebelum hamil.

2.1.1 Kebutuhan dasar ibu hamil

a) Kebutuhan oksigen

Terjadi desakan diafragma akibat dari dorongan rahim yang mulai

membesar.

b) Kebutuhan nutisi

Dalam pemenuhan nutrisi ini sangat perlu diperhatikan karena

harus memenuhi dirinya dan untuk pertumbuhan serta

perkembangan janinnya.

Tabel 2.1 Porsi makan dan minum ibu hamil untuk kebutuhan
setiap harinya
Ibu Hamil
Bahan Ibu Hamil
Trimester 2 Keterangan
Makanan Trimester 1
dan 3
Nasi atau 5 porsi 6 porsi 1 porsi = 100 gr atau ¾
makan pokok gelas nasi
Protein hewani 4 porsi 4 porsi 1 porsi = 50 gr atau 1
seperti: ikan, potong sedang ikan
telur, dan 1 porsi = 50 gr atau 1
lainnya butir telur ayam
Protein nabati 4 porsi 4 porsi 1 porsi = 50 gr atau 1
seperti: tempe, potong sedang tempe

6
7

Ibu Hamil
Bahan Ibu Hamil
Trimester 2 Keterangan
Makanan Trimester 1
dan 3
tahu dan 1 porsi = 100 gr atau 2
lainnya potong sedang tahu
Sayur-sayuran 4 porsi 4 porsi 1 porsi = 100 gr atau 1
mangkok sayur matang
tanpa kuah
Buah-buahan 4 porsi 4 porsi 1 porsi = 100 gr atau 1
potong sedang pisang
1 porsi = 100-190 gr
atau satu potong besar
papaya
Minyak atau 5 porsi 5 porsi 1 porsi = 5 gr atau 1
lemak Minyak/lemak Minyak/lemak sendok teh, bersumber
termasuk termasuk dari pengolahan
santan yang santan yang makanan seperti
digunakan digunakan menggoreng, menumis,
dalam dalam santan, kemiri,
pengolahan, pengolahan, mentega, dan sumber
makanan makanan lemak lainnya
digoreng, digoreng,
ditumis atau ditumis atau
dimasak dimasak
dengan santan dengan santan
Gula 2 porsi 2 porsi 1 porsi = 10 gr atau 1
sendok makan
bersumber dari kue
manis, minum teh
manis, dan lain-lain
Sumber: buku KIA 2020

c) Personal hygiene

Dengan kondisi selalu bersih akan memberikan rasa nyaman pada

ibu tersebut.

d) Pakaian

Pakaian yang sangat dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian

yang longgar, nyaman dipakai, tanpa hiasan sabuk atau pita yang

menekan bagian perut atau pergelangan tangan.


8

e) Eliminasi

1) Buang air kecil

Pada ibu hamil yang memasuki trimester III akan mengalami

sering buang air kecil karena janin dan plasenta membesar

yang memberikan suatu tekanan pada daerah kandung kemih

2) Buang air besar

Kebanyakan pada ibu trimester III akan mengalami konstipasi

f) Seksual

Hubungan seksual tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil jika :

1) Terdapat tanda-tanda infeksi dengan pengeluaran cairan

disertai rasa nyeri atau panas.

2) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.

3) Keluarnya cairan seperti air yang mendadak.

4) Terdapat luka di sekitar alat kelamin bagian luar.

5) Serviks sudah membuka

6) Posisis plasenta letak rendah

7) Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm,

mengalami kematian dalam kandungan atau sekitar 2 minggu

menjelang persalinan.

g) Mobilisasi dan body mekanik

Bertujuan menjadikan sirkulasi darah menjadi baik, bertambahnya

nafsu makan, pencernaan lebih baik, serta dapat membuat nyenyak

tidur.
9

h) Senam hamil

Selama masa kehamilan olah raga dapat membantu tubuhnya siap

untuk menghadapi kelahiran.

i) Istirahat/Tidur

Tugas bidan dalam hal ini yaitu selalu memberikan konseling

bahwa harus mengambil waktu 1 atau 2 jam sekali untuk duduk,

istirahat dan menaikkan kakinya agar kondisinya mereka baik.

j) Imunisasi

Imunisasi yang digunakan vaksinasi dengan toksoid tetanus (TT),

dapat mencegah angka kematian bayi karena infeksi tetanus.

k) Traveling

Namun, supaya lebih berhati – hati dalam membuat rencana

perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan kondisi fisiknya.

2.1.2 Gejala dan tanda bahaya masa kehamilan

Selalu juga di waspadai mengenai tanda-tanda bahaya ini

selama masa kehamilan ibu. Dihimpun dari website kementerian

kesehatan direktorat promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat, antara lain:

a. Tidak mau makan dan rasa ingin muntah terus-menerus

b. Terjadi demam tinggi

c. Merasakan derakan janin di dalam kandungan yang kurang

d. Mengalami pembengkakan di beberapa bagian tubuh

e. Terjadinya perdarahan

f. Air ketuban yang sudah pecah sebelum waktunya.


10

2.2 Konsep Dasar Persalinan

Proses persalinan adalah hal yang fisiologis yang akan di alami oleh

hampir seluruh ibu. Namun meskipun fisiologis tetapi akan tetap ibu merasa

ketukutan, cemas, dan merasakan semakin sakit saat proses persalinan.

Kecemasan tersebut berubungan dengan psikologis ibu . Hal ini yang

membuat partus menjadi lama.

2.2.1 Perubahan Psikologi Disetiap Kala Persalinan

1. Perubahan psikologi pada kala I

a. Kecemasan akan mengahadapi proses persalinan

b. Kemampuan pada ibu untuk mengontrol diri menurun

c. Timbul perasaan jengkel tidak nyaman, badan selalu kegerahan,

dan tidak sabaran ingin bayinya segera lahir

d. Munculnya perasaan ketakutan menghadapi nyeri persalinan

e. Kegelisahan takut kelairan bayinya mati, trauma kelahiran, dan

atau perasaan bersalah.

f. Ketakutan ibu mengenai takut bayinya caccat, bernasib buruk,

dengan hadirnya bayi lahir beban hidup semakin berat, takut

kehilangan bayinya

2. Perubahan psikologis pada kala II

a. Bahagia karena yang dinantikan sudah datang yaitu kelahiran

bayinya.

b. Cemas dan takut akan hal terjadi bahaya pada dirinya saat

persalinan, takut pengalaman yang terdahulu, atau takut

nantinya tidak bisa memenuhi kebutuhan bayinya


11

3. Perubahan psikologis pada kala III

Pada kala ini nyeri sudah mulai berkurang namun ibu merasa

gelisah, kelelahan, dan ingin segera melihat bayinya saat pelepasan

plasenta.

a. Perasaan tidak sabar ingin segera melihat, memegang, serta

memeluk bayinya

b. Merasa sangat senang dan gembira, lega dan bangga akan

dirinya, serta merasa sangat lelah

c. Kerap bertanya apakah vaginanya perlu untuk dilakukan

penjahitan

d. Menaruh perhatian kepada plasenta

4. Perubahan psikologis pada kala IV

Di kala ini psikologis ibu bereaksi perubahan emosional

yang berubah-ubah, antara lain:

a. Kurang berminat

b. Menjauh

c. Tidak ada kedekatan

d. Terjadi inisiasi dini dan motivasi untuk ASI eksklusif

2.2.2 Tanda Bahaya Persalinan

Dihimpun dari buku KIA 2020 bahwa tanda bahaya dalam

persalinan tersebut meliputi beberapa hal, antara lain:

1. Perdarahan lewat jalan lahir

2. Ibu mengalami kejang-kejang

3. Mengeluarkan air ketuban yang bewarna hijau serta berbau


12

4. Merasakan gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat

5. Tali pusat atau tangan bayi yang sudah keluar dari jalan lahir

2.3 Konsep dasar nifas

Masa nifas merupakan masa yang juga harus diwaspadai oleh bidan. Di

negara kita angka kematian ibu mulai tinggi pada masa ini. Nifas sendiri

terjadi dari setelah lahirnya plasenta sampai kembalinya seperti semula

berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari.

2.3.1 Tanda Bahaya Nifas

1) Terjadi perdarahan dari jalan lahir

2) Keluarnya cairan yang berbau dari jalan lahr

3) Merasakan demam selama lebih dari 2 hari

4) Terjadi pembengkakan pada beberapa bagian tubuh seperti di

wajah, tangan, kaki atau sakit kepala dan kejang-kejang

5) Terlihatnya ibu sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi)

2.3.2 Pencegahan Infeksi Saat Nifas

1. Pada hari pertama setelah melahirkan harus selalu dijaga agar luka

jahitan tidak termasuki oleh kuman dari luar.

2. Bagi yang mengunjungi ibu dari luar hendaknya pada hari pertama

setelah melahirkan dibatasi terlebih dahulu

3. Bagi setiap ibu yang merasakan tanda-tanda infeksi jangan dirawat

bersama dengan wanita dalam nifas yang dalam kondisi sehat

2.3.3 Kunjungan Nifas


Tabel 2.2
Frekuensi Kunjungan Nifas
13

Kunjungan Waktu Tujuan


Pertama 6-8 jam a. Pencegah terjadinya perdarahan karena uterus
setelah yang tidak berkontraksi
persalinan b. Pemberian ASI awal
c. Menjaga agar bayi tetap dalam kondisi sehat
dengan cara mencegah hipotermi.
d. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
e. Memberikan konseling pada ibu dan salah satu
anggota keluargamya untuk bagiamana cara
pencegahan perdarahan pada masa nifas
Kedua 6 hari setelah a. Memastikan involusi uterus berjalan dengan
persalinan normal
b. Memastikan tidak adanya tanda-tanda infeksi
c. Memastikan nutrisi ibu benar tercukupi dan sesuai
d. Memastikan ibu menyusui dengan benar
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai
perawatan bayi sehari-hari
Ketiga 2 minggu a. Tetap memastikan involusi uterus terus berjalan
setelah dengan normal
persalinan b. Menilai ada tidaknya tanda infeksi
c. Memastikan ibu tercukupi nutrisi yang sesuai
d. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak
ada tanda penyakit
e. Memberikan konseling kepada ibu perawatan bayi
sehari-hari
Keempat 6 minggu a. Menanyakan kepada ibu tentang ada tidaknya
setelah penyakit yang sedang dialami
persalinan b. Memberikan konseling ibu untuk KB secara dini
c. Memberikan konseling kepada ibu mengenai
hubungan seksual
Sumber : Buku asuhan nifas dan menyusui (Andina Vita Sutanto, 2018)

2.3.4 Nutrisi Ibu Nifas

Tabel 2.3 Porsi makanan dan minum ibu menyusui untuk kebutuhan
setiap harinya
Ibu Menyusui
Bahan Makanan Keterangan
(0 – 12 bulan)
Nasi atau makan pokok 5 porsi 1 porsi = 100 gr atau ¾ gelas
14

nasi
Protein hewani seperti: 4 porsi 1 porsi = 50 gr atau 1 potong
ikan, telur, dan lainnya sedang ikan
1 porsi = 55 gr atau 1 butir telur
Ayam
Protein nabati seperti: 4 porsi 1 porsi = 50 gr atau 1 potong
tempe, tahu dan lainnya sedang tempe
1 porsi = 100 gr atau 2 potong
sedang tahu
Sayur-sayuran 4 porsi 1 porsi = 100 gr atau 1
mangkok sayur matang tanpa
kuah
Buah-buahan 4 porsi 1 porsi = 100 gr atau 1 potong
sedang pisang
1 porsi = 100-190 gr atau satu
potong besar papaya
Minyak atau lemak 6 porsi 1 porsi = 5 gr atau 1 sendok teh,
Minyak/lemak bersumber dari pengolahan
termasuk santan makanan seperti menggoreng,
yang digunakan menumis, santan, kemiri,
dalam mentega, dan sumber lemak
pengolahan, lainnya
makanan
digoreng, ditumis
atau dimasak
dengan santan
Gula 2 porsi 1 porsi = 10 gr atau 1 sendok
makan bersumber dari kue
manis, minum teh manis, dan
lain-lain
Minum air putih: 14 gelas/hari pada 6 bulan bulan pertama dan 12 gelas/hari pada
6 bulan kedua.
Sumber: buku KIA, 2020

2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

Pada bayi baru lahir memerlukan perawatan dan pengawasan yang

sangat teliti. Di negara kita penyebab utama kematian bayi salah satunya

dikarenakan infeksi. Untuk tahapan bayi baru lahir sendiri yaitu umur 0

sampai 7 hari disebut neonatal dini dan umur 8 sampai 28 hari disebut

neonatal lanjut (Maternity, Anjany & Evrianasari, 2018).


15

2.4.1 Tindakan Umum Pencegahan Infeksi

Menurut KEMENKES RI 2016 , tindakan pencegahan infeksi

pada bayi baru lahir , antara lain :

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan

bayi

2. Menggunanakan sarung tangan bersih pada saat menangani bayi

yang belum dimandikan

3. Memastikan semua peralatan seperti klem sudah di sterilkan. Jika

menggunakan bola karet penghisap, gunakan yang baru.

4. Memastikan bahwa semua yang digunakan bayi sepeti pakaian,

handuk, selimut serta kain yang digunakan benar-benar kondisi

yang bersih

5. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, dan

benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam

keadaan bersih

6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya

dengan mandi setiap hari

2.4.2 Tanda-tanda bayi baru lahir normal

Menurut Maternity, Anjany dan Evrianasari (2018), tanda-tanda

bayi baru lahir normal antara lain:

1) Berat badan : 2500 – 4000 gram.

2) Panjang badan lahir : 48 – 52 cm.

3) Lingkar kepala : 33 – 35 cm.


16

4) Lingkar dada : 30 – 38 cm.

5) Bunyi jantung : 120-160 x/menit.

6) Pernafasan : 40-60 x/menit.

7) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik

caseosa.

8) Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.

9) Kuku telah agak panjang dan lepas.

10) Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia

minora, jika laki-laki testis telah turun, skrotum sudah ada.

11) Refleks hisap dan menelan telah terbentuk dengan baik.

12) Refleks morrrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.

13) Refleks graps atau menggegam sudah baik.

14) Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam.

Mekonium berwarna hitam kecoklatan.

Tabel 2.3
Apgar Score
Skor 0 1 2
Appearence color Biru/Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit ekstremitas biru kemerah-merahan
Pulse (heart rate) atau Tidak ada <100x/menit >100x/menit
frekunsi jantung
Grimance (reaksi Tidak ada Sedkit gerakan Menangis
terhadap rangsangan) mimic batuk/bersih
Activity (tonus otot) Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
dalam fleksi
sedikit
Respiration (usaha Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat
nafas) teratur
Sumber : Marmi, 2018
17

2.5 Konsep dasar keluarga berencana (KB)

Salah satu usaha yang dilakukan oleh pasangan suami istri untuk

mengatur jumlah anak dan jarak anak adalah dengan melakukan kontrasepsi.

Pemilihan kontrasepsi sebaiknya segera dilakukan setelah masa nifas ibu

habis. Sebab pada waktu tersebut akan kembali memasuki usia subur yang

kemungkinan diperkirakan akan terjadi ovulasi . dan jika pada saat usia subur

melakukan hubungan suksual tanpa kontrasepsi, mungkin akan saja akan

terjadinya suatu kehamilan.

2.5.1 Kontrasepsi Yang Aman Setelah Melahirkan

Dihimpun dari website Direktorat Kesehatan Keluarga 2018.

Berikut beberapa metode kontrasepsi setelah melahirkan yang bisa

dipilih sesuai kondisi kesehatannya, antara lain:

1. Amnorea Laktasi (MAL)

Metode kontrasepsi dengan cara memberikan ASI secara eksklusif

saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan.

2. Kondom (barier)

Metode ini dapat digunakan kapanpun, atau sebagai kontrasepsi

sementara jika metode kontrasepsi lainnya harus ditunda

3. Suntikan

Merupakan kontrasepsi hormonal yang terdiri menjadi dua macam

yaitu yang diberikan setiap 1 bulan dan ada yang pemeriannya

setiap 3 bulan saja. Namun jika ibu yang menyusui maka lebih baik
18

memilih kontrasepsi suntik yang hanya mengandung hormon

prosesteron agar tidak menggagu pada produksi ASI ibu.

4. Impan

Metode kontrasepsi hormonal di bawah kulit

5. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim.

Pemasangannya dapat segera dipasang setelah bersali, ini dapat

menghindari kehilangan kesempatan ber-KB

6. Pil

Merupakan kontrasepsi yang mengandung hormonal. Jika, ibu

sedang dalam masa menyusui lebih baik memilih jenis kontrasepsi

pil yang hanya mengandung progesteron agar tidak menggau

produksi ASI

7. Metode Operasi Wanita (MOW)

Kontrasepsi ini bersifat permanen yang melibatkan pembedahan.

Dan metode ini khusus bagi ibu yang sudah tidak ingin memiliki

anak lagi.

8. Metode Operasi Pria (MOP)

Merupakan metode permanen dan aman untuk suami yang ingin

menggununakan kontrasepsi. Dan metode ini dapat dilakukan bagi

suami yang sudah tidak ingin memiliki anak.


19

2.5.2 Kontrasepsi Pascabersalin Yang Tidak Menggagu Produksi ASI

Dihimpun dari website Direktorat Kesehatan Keluarga 2018.

Berikut beberapa metode kontrasepsi setelah melahirkan yang tidak

akan menggagu proses produksi ASI, antara lain:

1. Non Hormonal

a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Kontrasepsi ini terbagi menjadi 2 yait :

1) Pasca plasenta, adalah pemasangan kontrasepsi yang

dipasang setelah 10 menit setelah plasenta lahir.

2) Pasca bersalin, adalah pemasangan kontrasepsi yang

dipasang antara 4-6 minggu setelah bersalin

b. Metode Operasi Wanita (MOW)

Bisa langsung dilakukan setelah persalinan caesar dan untuk

persalinan normal dapat dipasang dalam waktu 48 jam setelah

melahirkan atau ditunda sampai dengan 4-6 minggu setelah

bersalin

c. Metode Operasi Pria (MOP)

Kontrasepsi ini dapat dilakukan kapan saja

d. Kondom

Kontrasepsi yang membutuhkan penggunaan yang secara

benar disetiap aktivitas selsual. Kondom tidak hanya sebagai

alat kontrasepsi tetapi dapat mencegah penularan infeksi

menular seksual (IMS) saat digunakan berhubungan seksual


20

2. Hormonal

a. Implan (progestin saja)

Implan aman digunakan saat masa laktasi dan dapat di pasang

minimal 4 minggu setelah bersalin

b. Suntikan (progestin saja)

Merupakan suntikan yang diberikan per 3 bulan dan aman bagi

ibu yang sedang menyusui selat 6 minggu setelah melahirkan

c. Mini pil (progestin saja)

Dapat langsung digunakan pada ibu menyusui setelah 6

minggu setelah persalinan.

2.6 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

2.6.1 Manajemen asuhan kebidanan

Manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap

langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan

mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.

1. Data subjektif

a. Biodata pasien

Adalah mengenai identitas pasien dan penanggung jawab

(suami atau bisa dari keluargannya). Identitas ini berisi

meliputi:

1) Nama pasien : identitas untuk membedakan pasien satu

dengan yang lainnya. Nama yang digunakan nama lengkap

dan nama panggilannya sehari-hari


21

2) Umur : dicatat usia masa subur 20 sampai kurang dari 35

tahun

3) Agama : berhubungan dengan aspek spiritual

4) Pendidikan : digunakan untuk mengukur sejauh mana

tingkat intelektual, sehingga bidan dapat memberikan

konseling yang sesuai dengan pasien

5) Pekerjaan : agar dapat mengetahui apakah pekerjaannya

mempengaruhi kesehatan seperti gizi pada pasien

6) Alamat : untuk dapat mempermudah jika nantinya ada

kunjungan rumah jika diperlukan

b. Alasan datang

Alasan datang menunjukkan tujuan klien datang ke

pelayanan kesehatan dan harus sesuai dengan ucapan pasien.

c. Keluhan utama

Keluhan yang sering di jumpai pada kehamilan trimester

III adalah mengalami sulit tidur, pinggang terasa nyeri, sering

BAB namun terkadang mengalami konstipasi, nyeri ulu hati.

d. Riwayat kehamilan sekarang

Hal-hal yang perlu ditanyakan yaitu mengenai tentang

status paritas, HPHT, HPL dan usia kehamilan ibu serta

riwayat ANC. Pada Trimester III kunjungan ANC dilakukan

sebanyak 2 kali yaitu pada usia kehamilan 28 – 36 minggu.

(Widatiningsih, 2017)
22

e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Mengkaji data-data yang berhubungan dengan kehamilan

yaitu ANC dan masalah yang pernah dialami, riwayat

persalinan meliputi jenis persalinan, penolong persalinan,

penyulit, bayi laki-laki/perempuan dan berat badan bayi saat

lahir, riwayat nifas. Dan kondisi bayi. (Widatiningsih, 2017).

f. Riwayat menstruasi

Perlu ditanyakan untuk mengetahui berapa lamanya haid,

banyaknya, siklus, ada atau tidaknya keluahan pada setiap

menstruasi, dan agar mengetahui HPHT untuk menentukan

usia kehamilan

g. Riwayat kesehatan ibu

Untuk mengetahui apakah ada kondisi yang dapat

membahayakan kehamilannya. Beberapa kondisi yang dapat

membahayakan hal tersebut antara lain penyakit

kardiovaskular (contohnya jantung, hipertensi), darah

(contohnya anemia dan gangguan pembekuan darah), dan lain

sebagainya (Widatiningsih, 2017)

h. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga yang sedang sedang mengidap penyakit

menurun seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan lain

sebagainya dan menderita penyakit menular yang dapat


23

menurunkan ke klien dan membahayakan kehamilannya

(Widatiningsih, 2017).

i. Pola kebiasan sehari-hari

1) Pola nutrisi

Pada hal ini ibu hamil harus mengkonsumsi makanan yang

mengandung cukup vitamin, zat besi dan protein. Serta

kebutuhan cairan ibu hamil akan bertambah 300 ml

(Widatiningsih, 2017).

2) Pola eliminasi

Pada usia kehamilan memasuki trimester III terjadi

peningkatan frekuensi berkemih (Widatiningsih, 2017).

3) Aktifitas fisik

Pada masa kehamilan, ibu akan tetap bisa melakukan

kegiatan fisik, namun hanya semampunya dan tidak

menyebabkan bahaya pada kehamilannya (Widatingsih,

2017)

4) Pola Tidur/Istirahat

Pola yang baik tidur istiarahta pada ibu hamil di siang hari

kurang lebih 1 jam dan saat malam hari kurang lebih 8 jam

(Widatingsih, 2017)

5) Personal hygiene

Disaat masa hamil ditambah pada usia kehamilan

bertambah yang menjadikan mungkin malas menjaga


24

kebersihan diri karena mudah kelelahan. Namun ibu hamil

harus tetap menjaga kebersihan dirinya dengan meliputi :

a) Mandi 2x dalam sehari

b) Keramas 2-3x dalam seminggu

c) Sikat gigi minimal 2x dalam sehari

d) Bersihkan payudara dan daerah kemaluan

e) Ganti pakaian (sudah termasuk pakaian dalam) minimal

2x dalam sehari

f) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

sebelum makan.

6) Pola seksual

Pada kehamilan yang sudah memasuki trimester III

boleh untuk melakukan hubungan seksual tetapi jika ibu

tidak mempunyai riwayat abortus, perdarahan, dan ketuban

pecah dini (Romauli, 2015). Saat sudah trimester III juga

karena adanya janin yang sudah mulai bobot yang samakin

berat, akan membuat sedikit ketidak nyamanan dalam saat

berhubungan seksual (Kemenkes, 2016)

2. Data objektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik

yang terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi serta

pemeriksaan lain yang terdiri dari :


25

a. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) Tanda – tanda vital

a) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau

hipotensi, tekanan darah

(1) Roll Over Test (ROT)

Rumus : Diastol terlentang - diastole miring

Jika hasil > 20 mmHg , ROT (+)

(2) Mean Arterial Pressure (MAP)

Rumus : 2x Diastole + siastole/3

Jika hasil > 90 mmHg, MAP (+)

b) Suhu badan

Suhu badan normal adalah 36,5°C – 37,5°C.

(Widatiningsih, 2017).

c) Denyut nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60 – 80x/menit.

Tetapi pada ibu hamil sedikit meningkat akan tetapi

jarang melebihi 100/menit. (Widatiningsih, 2017).

d) Pernafasan

Frekuensi pada pernafasan normal orang dewasa adalah

16 – 20x/menit. (Widatiningsih, 2017).


26

4) Berat badan dan Tinggi badan

Untuk ibu hamil dengan tinggi bada < 145 cm, akan

menjadi risiko panggul sempt, yang kemungkinan sulit

melahirkan secara normal (KIA, 2018)

Penambahan berat badan pada Trimester III tidak

boleh lebih dari 1 kg dalam seminggu. Total penambahan

berat badan di akhir kehamilan adalah 11,5 – 16 kg.

(Widatiningsih, 2017)

Rumus IMT : BB/TB2 (Berat badan dalam Kg tinggi badan

dalam meter)

Tabel 2.4
Kenaikan berat badan (BB) saat hamil dan sebelum hamil

Rentang Kenaikan BB yang


Kategori BMI
dianjurkan
Rendah (MBI < 19,8)) 12,5 – 18 kg
Normal (BMI < 19,8 - 26) 11,5 – 16 kg
Tinggi (BMI < 26 - 29) 7 – 11,5 kg
Obesitas (BIM < 29) < 6 kg
Sumber: KEMENKES RI, 2016)

5) Lingkar lengan atas (LILA)

Standart minimal di LILA ini pada usia reproduksi atau

wanita hamil adalah 23,5 cm. (Widatiningsih, 2017).

b. Pemeriksaan Fisik

1) Muka : tidak tampak bengkak, tidak tampak pucat

2) Mata : konjungtiva tampak merah muda, sklera

tampak putih

3) Hidung : tidak tampak pernafasan cuping hidung


27

4) Mulut : tampak lembab, tidak tampak adanya

stomatitis, tidak tampak caries gigi

5) Leher : tidak tampak pembesaran vena juguralis dan

tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid

6) Dada : tidak tampak retraksi dinding dada, tidak

terdengar ronchi atau wheezing

7) Payudara : tidak teraba benjolan abnormal. tampak puting

susu menonjol, terlihat bersih, dan tampak

hiperpigmentasi pada aerola

8) Abdomen : tidak terlihat adanya bekas luka operasi, tidak

teraba adanya nyeri tekan

9) Pemeriksan Leopold :

a) Leopold I

Pada Trimester III : TFU teraba 3 jari di bawah px

Bagian atas teraba : lunak, kurang bulat, tidak

melenting (bokong)

b) Leopold II

(1) Bagian kanan teraba bagian kecil janin (ekstremitas)

(2) Bagian kiri teraba keras, memanjang seperti papan

(punggung)

c) Leopold III : Bagian bawah teraba keras, bulat,

melenting (kepala), sudah bisa digoyangkan/belum


28

d) Leopold IV : Palpasi ini hanya dilakukan apabila hasil

Leopold III bagian terendah janin sudah masuk PAP

dan menentukan penurunan kepala termasuk

konvergen, sejajar atau divergen.

e) Mc. Donald : TFU dalamcm yaitu jika usia kehamilan

> 22 minggu

f) DJJ : Normal adalah 120-160x/menit dan teratur (Buku

KIA, 2018).

c. Pemeriksaan penunjang atau laboratorium

Pemeriksaan ini meliputi, yaitu:

1) Tes golongan darah

2) Tes hemoglobin

3) Tes pemeriksaan urine

4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti

malari, HIV, sifilis, dan lain-lain (Buku KIA, 2018)

2.6.2 Langkah II : Interpretasi Data

Pada saat langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data

yang sudah di kumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan di

interpretasikan sehingga di temukan masalah atau diagnose yang

spesifik.

1. Diagnosa Kebidanan / Dx : Ny.”......” umur ...... tahun G....P....A....

usia kehamilan ......

2. Data Subjektif / Ds : (1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)


29

(2) Ibu mengatakan sekarang kehamilan ke ....

3. Data Objektif / Do : Terdiri dari beberapa data dasar meliputi :

a. Hari Perkiraan Lahir (HPL)

b. Keadaan umum dan vital sign (TTV)

Tekanan Darah/TD : Sistolik 110-120 mmHg dan diastolik 70-

90 mmHg (Simanullang, 2017)

ROT (+) jika perbedaan ≥20 mmHg

MAP = tekanan sistole + 2 tekanan :

3 Hasil (=) ≥ 90 mmHg

Pernapasan : normalnya 16-20x/menit

Nadi : normalnya 60-100x/menit

Suhu : 36,5°C-37,5°C

c. Palpasi abdomen

Leopold I : (1) Mc. Donald: TFU: .... cm

TBJ: Rumus = (TFU-12) x 155

(2) Pada usia kehamilan 28 minggu TFU

setinggi 3 jari diatas pusat

(3) Bagian bawah teraba bulat lunak tidak

melenting (bokong)

Leopold II : (1) Kanan : teraba bagian kecil janin

(ekstremitas)

(2) Kiri : teraba keras, panjang, seperti papan

(punggung)
30

Leopold III : (1) Bagian terendah janin teraba bulat, keras,

melenting (kepala)

(2) Belum masuk/sudah PAP

Leopold IV : divergen atau konvergen

d. DJJ : Normalnya 120-160x/menit

2.6.3 Langkah III : Identifikasi diagnisa dan masalah potensial

Langkah ini dilakukan untuk antisipasi, yang diharapkan

responden dapat bersiap-siap jika masalah potensial benar terjadi

(Indriyani, 2016).

2.6.4 Langkah IV : Identifasi kebutuhan segera

Langkah ini untuk mengidentifikasi perlu tidaknya tindakan oleh

dokter atau bidan untuk ditangani bersama dengan tim kesehatan yang

lain sesuai kondisi responden (Indriyani, 2016).

2.6.5 Langka V : Rencana tindakan asuhan/Intervensi

Diagnosa kebidanan / Dx : Ny.”......” umur ...... tahun

G....P....A....usia kehamilan .... minggu

Tujuan : Setelah dilakukannya asuhan kebidanan

secara kompprehensif selama kurang lebih

3 bulan dari ribu hami trimester III sampai

pemilihan kontrasepsi yang diharapkan

ibu dan bayi dalam kondisi sehat serta

dapat mendekteksi dini jika terjadi

komplikasi.
31

Kriteria Hasil:

1) Ibu hamil fisisiologis

(1) Ibu hamil dalam kondisi baik

(2) TTV dalam batas normal

Tekanan Darah : Sistolik 110-120 mmHg dan diastolik 70-90

mmHg (Simanullang, 2017)

Suhu : 36,5°C-37,5°C

Pernapasan : 16-20x/menit

Nadi : 60-100x/menit

(3) Kehamilan

TFU : dalam batas normal sesuai usia kehamilan

DJJ : 120x/menit – 160x/menit

LILA : >23,5 cm

Hb : 11,0 gr/dl

Gula darah urine : negatif

Protein urine : negatif

(4) Tidak ada masalah atau komplikasi selama masa kehamilan

2) Bersalin fisiologis

a) Kala 1

Lama kala 1 ini yaitu fase laten 8-13 jam dan pada fase

aktif 6 jam
32

b) Kala 2

Lama kala 2 pada primigravidarum adalah 2 jam dan

sedangkan untuk multigravidarum 1 jam

c) Kala 3

Dikala ini memerlukan waktu normalnya yaitu <30 menit

d) Kala 4

Pemantauan dalam 2 jam setelah bayi dilahirkan.

3) Bayi baru lahir fisiologis

a) Berat badan : 2500 – 4000 gr

b) Detak jantung : 120 – 140x/menit

c) Pernapasan : 40 – 6-x/menit

d) Dengan apgar skor : 7 – 10

e) Gerak aktif dan menangis kuat

4) Nifas fisiologis

a) TTV dalam batas normal

Tekanan Darah : 100/70 – 120/80 mmHg

Nadi : 60 – 80x/menit

Pernapasan : 16 – 24x/menit

Suhu : 36,5°C – 37,5°C

b) TFU sesuai dengan harinya secara bertahap

c) Pengeluaran lokhe sesuai dengan harinya yaitu:

(1) Rubra : hari ke 1-2

(2) Sanguelenta : hari ke 3-6


33

(3) Serosa : hari ke 7-14

(4) Alba : sesudah 2 minggu

d) Tidak ada tanda bahaya pada nifas, seperti demam yang

melebihi 2 hari, keluarnya cairan berbau dari jalan lahir,

perdarahan dari jalan lahir,bengkak dibeberapa bagian tubuh,

dan payudara mengalami bengkak kemerahan disertai rasa sakit

e) Kontraksi uterus keras

5) Kontrasepsi

a) TTV dalam batas normal

Tekanan Darah : 100/70 – 120/80 mmHg

Nadi : 60 – 80x/menit

Pernapasan : 16 – 24x/menit

Suhu : 36,5°C – 37,5°C

b) Ibu mau dan bersedia menjadi aseptor KB

c) Pemilihan kontrasepsi yang tidak menggau proses menyusui

Intervensi :

1. Dalam kehamilan trimester III asuhan kebidanan dilakukan sebanyak 2

kali kunjungan

a. Kunjungan 1 (Pada usia kehamilan 29 minggu)

1) Menjalin hubungan yang baik terhadap ibu hamil atau

responden tersebut dengan memperkenalkan diri dan

memberitahukan bahwa akan didampingi masa kehamilannya

yang memasuki trimester III sampai pemilihan kontrasepsi

selama 3 bulan kedepan.


34

Rasional : Agar pendampingan selama 3 bulan berjalan dan

terjalin dengan baik

2) Melakukan pemeriksaan ibu hamil dan janin

Rasional : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahaui

kesejahteraan kesehatan, mendekteksi jika ada

komplikasi, dan sekaligus untuk mendapatkan

data objektif dari ibu hamil dan janinnya

3) Memberitahu ibu hamil akan ketidaknyamanan pada kehamilan

trimester III

Rasional : Hal ini diperlukan agar ibu merasakan nyaman

menghadapi kehamilan dengan bertambah

besarnya janin, dan agar ibu tidak mengalami

kecemasan

4) Membawakan ibu makanan yang sesuai dengan nutrisi ibu

hamil trimester III

Rasional : Karena ibu hamil sangat memerlukan nutrisi

untuk kesehatan dan kebutuhan janinnya.

Sekaligus agar ibu merasa senang saat menjadi

responden kita pendampingan dalam 3 bulan

b. Kunjungan II (Pada usia kehamilan 35 minggu)

1) Melakukan pemeriksaan ibu hamil dan janin

Rasional : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahaui

kesejahteraan kesehatan, mendekteksi jika ada


35

komplikasi, dan sekaligus untuk mendapatkan

data objektif dari ibu hamil dan janinnya

2) Memberikan kepada ibu akan tanda-tanda persalinan

Rasional : Suapaya ibu memahami dan mengerti akan

tanda-tanda saat akan persalinan

3) Mengajak dan mengajarkan ibu senam hamil

Rasional : Dengan melakukan senam hamil yang sudah

memasuki trimester III akan membuat persiapan

fisik dan psikologis ibu hamil untuk melahirkan.

4) Membawakan ibu makanan yang sesuai dengan nutrisi ibu

hamil trimester III

Rasional : Karena ibu hamil sangat memerlukan nutrisi

untuk kesehatan dan kebutuhan janinnya.

Sekaligus agar ibu merasa senang saat menjadi

responden kita pendampingan dalam 3 bulan

2. Dalam persalanan asuhan yang diberikan, antara lain:

Kala I

a. Berikan dukungan pada ibu dan anjurkan suami dan keluarga untuk

mendampingi ibu selama proses persalinan

Rasional : saat persalinan dukungan diperlukan supaya ibu tetap

semangat menghadapi persalinannya

b. Berikan ibu nutrisi dan asupan makanan yang cukup di sela-sela

his
36

Rasional : nutrisi dapat membantu sebagai energy saat proses

persalinan

c. Berikan posisi yang nyaman pada ibu selama proses persalinan

Rasional : posisi yang nyaman diperlukan untuk mempercepat

penurunan dengan miring kiri

d. Lakukan observasi selama kala I fase laten, dilakukan didalam

lembar observasi meliputi UC, DJJ, nadi ibu (setiap ½ jam sekali),

pembukaann serviks, penurunan bagian bawah janin, TD dan suhu

(setiap 4 jam sekali). Jika ditemukan terdapat penyulit dan fase

laten berlangsung lebih dari 8 jam maka lakukan rujuk ibu ke

fasilitas kesehatan yang sesuai

Rasional : lembar observasi diperlukan untuk memantau

kemajuan persalinan serta keadaan ibu dan janin

e. Lakukan observasi selama kala I fase aktif dalam lembar partograf

meliputi kondisi janin, kondisi ibu, kemajuan persalinan.

Rasional : partograf digunakan jika ditemukan pembukaan

serviks melewati garis waspada atau komplikasi

lainnya segera rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih

tinggi

Kala II

a. Lakukan persiapan untuk penolongan persalinan yaitu memakai

APD dan siapkan alat-alat serta obat-obatan untuk pertolongan

persalinan
37

Rasional : penolong harus memakai APD lengkap untuk

melindungan tubuh dari cairan pasien, serta alat dan

obat supaya penolong tidak terburu-buru

b. Anjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama

proses persalinan dan beri dukungan selama persalinan

Rasional : suami dan keluarga memiliki peran penting saat

persalinan karena dapat menghindari ibu dari rasa

cemas saat proses persalinan

c. Memberikan posisi yang nyaman selama proses persalinan

Rasional : posisi yang nyaman bagi ibu bersalin adalah posisi

litotomi

d. Menganjurkan ibu untuk minum air gula di sela-sela his

Rasional : air gula mengandung glukosa yang dapat menambah

energi

e. Ajarkan ibu cara meneran yang benar, jika ibu merasakan adanya

dorongan untuk meneran maka bantu ibu mengambil posisi yang

nyaman, pimpin ibu meneran dengan benar

Rasional : meneran yang benar yaitu mata tidak boleh tertutup,

mulut mengigit, meneran seperti BAB

f. Lakukan pertolongan kelahiran bayi, mencegah terjadinya laserasi,

melahirkan kepala, periksa adanya lilitan tali pusat, melahirkan

bahu bayi dan keseluruhan badan bayi

Rasional : sikap penolong dapat mempengaruhi terjadi laserasi


38

Kala III

a. Memastikan adanya tanda-tanda lepasnya plasenta

Rasional : tanda-tanda lepasnya plasenta adalah tampak tali

pusat bertambah panjang, tampak semburan darah

dan uterus globuler

b. Melakukan manajemen aktif kala III

Rasional : manajemen aktif kala III yaitu pemberian suntik

oksitosin 10 UI 1 menit pertama setelah bayi lahir,

peregangan tali pusat terkendali dan masasse uterus

Kala IV

a. Nilai perdarahan pada ibu selama persalinan dan cek adanya

laserasi jalan lahir

Rasional : dengan menilai perdarahan perkala dapat

mengantasipasi terjadinya post partum bledding

b. Observasi keadaan umum ibu

Rasional : obaservasi keadaan umum ibu meliputi TD. Nadi dan

suhu), tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung

kemih dan perdarahan setiap 15 menit sekali pada 1

jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada satu jam

kedua

c. Lakukan dan ajarkan ibu serta keluarga cara masasse uterus

Rasional : masasse uterus diperlukan supaya tidak terjadi atonia

uteri
39

d. Lakukan asuhan pada bayi baru lahir

Rasional : asuhan ini meliputi pemberian vitamin K dengan

dosis 1 mg secara intramuscular (Pionas, 2015).

Pemberian salep mata, dan menjaga kehangatan bayi

e. Lengkapi lembar partograf

Rasional : sebagai dokumentasi tertulis selama proses

persalinan dan sebagai bukti tindakan apa saja yang

telah dilakukan(JNPK-KR, 2016)

3. Dalam masa nifas asuhan kebidanan dilakukan sebanyak 3 kali

kunjungan

a. Kunjungan 1 (1 hari setelah persalinan)

1) Melakukan pemeriksaan pada ibu meliputi TTV, TFU, ada

tidaknya tanda infeksi atau perdarahan abnormal

Rasional : agar dapat mendekteksi apakah ibu ada atau

tidaknya suatu komplikasi pada masa nifas

2) Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya nifas dan pencegahan

infeksi saaat nifas

Rasional : ibu dapat mendeteksi sendiri jika terjadi tanda-

tanda bahaya dan infeksi saat masa nifas

3) Mengajarkan ibu perawatan payudara dan cara menyusui yang

benar

Rasional : hal ini sangat diperlukan karena dapat

memperlancar produksi ASI ibu dan agar saat


40

menyusui tidak membuat lecet pada bagian

puting susu

4) Memberikan pijat oksitosin kepada ibu

Rasional : setelah melahirkan pastinya ibu setelah 2 hari

masih merasakan pegal ditambah repot dengan

mengurus anak. Pijat ini berfungsi untuk

meningkatkan kenyamanan ibu, mempercepat

proses involusi, serta memperlancar produksi

ASI

b. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)

1) Melakukan pemeriksaan pada ibu meliputi TTV, TFU, ada

tidaknya tanda infeksi atau perdarahan abnormal

Rasional : agar dapat mendekteksi apakah ibu ada atau

tidaknya suatu komplikasi pada masa nifas

2) Mengajak dan mengajarkan ibu senam nifas

Rasional : senam pada masa ini sangat banyak sekali

manfaatnya untuk ibu antara lain mempercepat

proses kembali otot-otot dasar panggul,

mengencangkan otot-otot dinding perut dan

perineum, membentuk tubuh dan mencegah

terjadinya komplikasi pada nifas


41

3) Memberikan ibu nutrisi sesuai kebutuhan ibu nifas

Rasional : agar nutrisi tetap dat terpenuhi, mempercepat

proses pemulihan dan luka, serta agar ibu merasa

senang sudah menjadi respoden atau sudah

didampingi

4) Memberitahukan dan menganjurkan ibu pentingnya

memberikan ASI eksklusif sampai bayinya 6 bulan

Rasional : agar ibu mengerti pentingnya kebutuhan ASI

eksklusif bagi bayinya

c. Kunjungan III (34 hari setelah persalinan)

1) Melakukan pemeriksaan pada ibu meliputi TTV, TFU, ada

tidaknya tanda infeksi atau perdarahan abnormal

Rasional : agar dapat mendekteksi apakah ibu ada atau

tidaknya suatu komplikasi pada masa nifas

2) Memberitahu ibu untuk segera ber KB dan menjelaskan

macam-macam kontrasepsi

Rasioanal : agar ibu sudah mengetahui dan menyiapkan diri

untuk pemilihan kontrasepsi

3) Memberitahu ibu hal-hal yang harus dihindari dalam masa

nifas

Rasional : ibu perlu memahami hal-hal kebiasaan yang

harus dihindari pada masa nifas agar tidak

menimbulkan komplikasi pada dirinya


42

4. Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir dilakukan dengan 3 kali

kunjungan

a. Kunjungan I (1 hari setelah lahir)

1) Melalukan pemantauan kesehatan bayi

Rasional : agar mengetahui dan bisa mendekteksi jika ada

atau tidaknya komplikasi

2) Membawakan ibu untuk perlengkapan bayi

Rasional : agar kebutuhan bayi seperti pakain, bedong, atau

popok terpenuhi. Serta agar ibu merasa senang

karena sudah menjadi responden

3) Memberitahu ibu mengenai perawatan tali pusar yang baik

Rasional : ini bertujuan untuk ibu lebih mengerti akan

perawatan tali pusar yang benar dan tidak

menibulkan infeksi

4) Memberitahu ibu dan keluarga untuk melakukan

rangsangan/stimulasi untuk membuat bayi merasakan senang

dan nyaman

Rasional : pada bayi baru lahir sudah bisa merasakan atau

menangkap jika diajak komunikasi orang

sekitarnya

b. Kunjungan II (6 hari setelah lahir)

1) Melalukan pemantauan kesehatan bayi

Rasional : agar mengetahui dan bisa mendekteksi jika ada

atau tidaknya komplikasi


43

2) Mengajarka ibu untuk melakukan pemijatan bayi yang benar

Rasional : pijat ini sangat bermanfaat bagi bayi, sudah

dibuktikan dari penelitian bahwa bayi yang

dilakukan pemijatan pertumbuhannnya lebih

cepat (Desi Hidayati, 2018)

3) Memberitahu ibu tindakan pencegahan infeksi terhadap

bayinya

Rasional : agar ibu mengerti dan bisa

c. Kunjungan III (34 hari setelah lahir)

1) Melalukan pemantauan kesehatan bayi

Rasional : agar mengetahui dan bisa mendekteksi jika ada

atau tidaknya komplikasi

2) Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi dasar lengkap

Rasional : hal ini agar ibu mengerti serta bayi tidak telat

dalam mendaptakan imunisasi

3) Memberitahukan kepada ibu jika bayi tertidur ≥ 3 jam maka

bangunkan lalu susui

Rasional : pada bayi baru lahir pola istirahat memanglah

banyak dihabiskan untuk tidur namun tetap harus

dibangunkan untuk pemenuhan nutrisi bayi


44

5. Asuhan Kebidanan kepada ibu akan berkontrasepsi terdapat 2

kunjungan

a. Kunjungan I (Pada saat 34 minggu setelah bersalin)

1) Melakukan pemeriksaan TTV dan kondisi umum ibu

Rasional : agar mengetahui tidak ada masalah atau

komplikasi pada ibu

2) Menjelaskan kepada ibu macam-macam kontrasepsi yang aman

bagi ibu setelah melahirkan dan tidak menggau proses produksi

ASI

Rasional : agar ibu lebih memahami, mengerti, dan sudah

memiliki pandangan untuk pemilihan kontrasepsi

3) Membantu ibu dalam proses pengambil keputusan kontrasepsi

yang sesuai dengan ibu

Rasional : jenis-jenis kontrasepsi sangat banyak sehingga

ibu sebaiknya diarahkan untuk memilih

kontrasepsi yang tidak mempengaruhi pada

proses laktasi

4) Menjelaskan efek samping yang ada pada kontrasepsi yang

dipilih

Rasional : agar ibu lebih mantap memilih kontrasepsi yang

akan digunakan dan mengetahui efeksamping

yang di alami
45

5) Melakukan pendokumentasian yang meliputi tanggal

pemasangan, jenis kontrasepsi yang digunakan, dan tanggal

kembali

Rasioal : Agar sebagai pengingat jika ada kunjungan ulang

b. Kunjungan II (Pada saat 50 minggu setelah bersalin)

1) Melakukan pemeriksaan TTV dan kondisi umum ibu

Rasional : agar mengetahui tidak ada masalah atau

komplikasi pada ibu

2) Menanyakan ke pada ibu jika ada keluhan yang dirasakan

setalah pemasangan kontrasepsi

Rasional : hal ni perlu dilakukan agar mengetahui apakah

terdapat komplikasi setelah dilakukan

pemasangang

3) anjurkan ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika

merasakan ada keluhan setelah menggunakan kontrasepsi

Rasional : agar menvegah terjadinya komplikasi sedini

mungkin

2.6.5 Langkah VI : Implementasi

Dialukan sesuai dengan rencana asuhan intervensi yang sudah

dijabarkan

2.6.6 Langkah VII : Evaluasi

Tanggal dan jam :

S : Data mengenai keluhan yang dirasakan setiap kali kunjungan


46

O : Data dari pemeriksaan meliputi pemeriksaan umum (keadaan

umum, kesadaran dan TTV), pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang yang menggambarakan keluhan

pasien

A : Analisys, Kesimpulan dari Objektif dan Subyektif

P : Penatalaksanaan sesuai dengan kebutuhan dan keluhan yang

dirasakan pasien saat kunjungan


BAB 3METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

3.1 Konsep Dasar Penelitian

Penerapan asuhan kebidanan pada


Ibu Hamil TM III kehamilan fisiologis
UK Fisiologis
>28 Minggu Kunjungan I (UK 37-38 Minggu)
Kunjungan II (UK 38-39 Minggu)
Kunjungan III (UK 40 Minggu)

Bersalin

Pemantauan kemajuan Fisiologis Patologis


persalinan kala I-IV dengan
partograf
Rujuk

Bayi baru lahir Nifas

Fisiologis Patologis Fisiologis Patologis

Penerapan Rujuk Penerapan asuhan Rujuk


asuhan pada kebidanan pada
BBL fisiologis ibu nifas KB
fisiologis
Kunjungan I
(umur 1 hari) Kunjungan I Kunjungan I (34
Kunjungan II (1 hari PP) hari PP) :
(umur 6 hari) Kunjungan II Konseling
Kunjungan III (6 hari PP) pelayanan KB
(umur 34 hari) Kunjungan III Kunjungan II (50
(34 hari PP) hari PP) : Evaluasi
konseling KB

Gambar 3.1 Konsep Dasar Continuty of care

47
48

3.2 Pendekatan/Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian asuhan kebidanan pada ibu

hamil sampai pemilihan kontrasepsi ini adalah metode dari penelitian dari

sebuah kasus yang terdiri tunggal.Unit tunggal yang dimaksud yaitu ibu hamil

TM 3 yang fisiologis sampai dengan pemilihan kontrasepsi.Sehubungan

dengan adanya wabah Covid-19 maka pendekatan penelitian kepada subjek

juga melalui online bisa dari media sosial responden. Serta tetap

menggunakan metode asuhan dan pendokumentasian dengan 7 langkah

varney dan SOAP.

3.3 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini tentang asuhan kebidanan pada Ny. “A” sampai pemilihan

kontrasepsi akan dilakukan di PMB Luluk Widyati A.Md.Keb Desa Keras

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang dan dilaksanakan 25 Januari 2021

sampai dengan 15 Maret 2021

3.4 Subjek penelitian/partisipan

Adapun jumlah subjek penelitian adalah 1 pasien dengan masalah

kebidanan yang sama, dengan kriteria sebagai berikut :

1) Ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan 36-37 minggu

2) Ibu hamil fisiologis dengan skor KSPR 6


49

3.5 Metode Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data dilakukan pada saat setiap melakukan

kunjungan/asuhan dengan waktu sebagai berikut :

Kunjungan ANC ke 1 di rumah responden (tanggal 25 Januari 2021, UK

36-37 minggu), kunjungan ke 2 di rumah responden (tanggal 2 Februari 2021,

UK 37-38 minggu). Kunjungan INC di Puskesmas Blimbing Gudo (tanggal 4

Februari 2021, UK 37-38 minggu ). Kunjungan PNC ke 1 di ruang nifas

Poned Puskesmas Blimbing Gudo (tanggal 4 Februari 2021, nifas ke 6 jam

setelah melahirkan), PNC ke 2 di rumah responden (tanggal 9 Februari 2021,

nifas hari ke 6 hari setelah bersalin), PNC ke 3 di rumah responden (tanggal

17 Februari 2021, nifas hari ke 2 minggu). Kunjungan Bayi ke 1 (4 Februari

2021, 6 jam setelah lahir), kunjungan ke 2 (tanggal 9 Feberuari 2021, umur 6

hari), kunjungan ke 3 (tanggal 17 Feberuari 2021, umur 2 minggu).

Kunjungan KB ke 1 di rumah responden (tanggal 24 Februari 2021, 21 hari

pasca melahirkan), kunjungan KB ke 2 di rumah responden (tanggal 15 Maret

2021, 40 hari pasca melahirkan)

3.6 Etika Penelitian

Aspek ini sangat harus sangat diperhatikan dan dipegang teguh bagi

peneliti. Hal tersebut meliputi :

1. Informed consent

Informed consent adalah salah satu bentuk persetujuan yang telah

diterima subjek penelitian setelah mendapatkan keterangan yang jelas

mengenai perlakuan dan dampak yang timbul pada penelitian yang akan
50

dilakukan. Informed consent ini diberikan kepada responden sebelum

dilakukan penelitian supaya responden mengetahui maksud dan tujuan

serta memahami dampak dari penelitian tersebut. Saat responden bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar informed consent tersebut.

Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti tidak boleh memaksa dan

harus menghormati keputusan dan hak responden (Hidayat, 2014).

2. Beneficence

Merupakan prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang

ditujukan kepada kebaikan partisipan. Hasil temuan tema penting tentang

makna pengalaman pasien postmeningoensefalitis tentang kualitas hidup

akan memberikan informasi mengenai perkembangan ilmu keperawatan

dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan terkait penilaian kualitas

hidup yang diinginkan partisipan (Afiyanti & Rachmawati, 2014).

3. Veracity

Merupakan suatu darasar penelitian yang harus dimiliki peneliti

untuk kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan tersebut

dapat diterima dan tidak diragukan validitasnya (Sarosa, 2017).

4. Justice

Setiap partisipan diberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat,

dan prosedur penelitian. Peneliti menghormati dan menghargai partisipan

apa adanya tanpa membedakan latar belakang budaya. Peneliti berusaha

menuliskan segala kejadian secara jujur (Afiyanti & Rachmawati, 2014).

5. Anonymity.
51

Sebagian besar penelitian yang melibatkan manusia akan

mengganggu kehidupan pribadinya. Peneliti harus memastikan tidak

mengganggu privasi partisipan, diperlukan untuk menjaga privasi agar

dipertahankan terus menerus (Afiyanti & Rachmawati, 2014).

6. Inducement

Adalah suatuyang menjelaskan tentang intensif bagi subjek penelitian

atau responden, dapat berupa material seperti hadiah parcel buah dan

parcel kado untuk bayi, uang, serta lainnya yang berupa non material yaitu

mengenai asuhan pelayanan informasi kesehatan bagi responden.

7. Confidentiality

Masalah etika responden pada setiap penelitian di berikan jaminan

untuk menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik secara informasi tertulis

maupun tidak tertulis ataupun masalah lain yang terjadi saat penelitian

berlangsung. Semua informasi yang didapatkan dari responden yang telah

dikumpulkan pada peneliti akan dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok

data tertentu yang dilaporkan pada hasil perhitungan data (Hidayat, 2014)

8. Nonmaleficience

Penelitian ini diyakini tidak menimbulkan bahaya bagi partisipan,

karena metode yang digunakan adalah wawancara. Selama proses

wawancara tidak terjadi hal-hal yang dapat membahayakan bagi partisipan

misalnya partisipan memiliki keluhan-keluhan karena sakitnya, merasa

tidak nyaman, maka wawancara akan terus dilanjutkan (Afiyanti &

Rachmawati, 2014)
52

9. Autonomy

Berhak menentukan ikut berpartisipasi dalam penelitian atau tidak

setelah diberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, dan waktu

penelitian. Selama tidak ada pernyataan pengunduran diri dari partisipan

yang telah menandatangani informed concent (Afiyanti & Rachmawati,

2014)

3.7 Prosedur Penelitian

1. Melakukan penentuan subjek studi kasus yaitu ibu hamil trimester III usia

kehamilan 32-40 minggu dan yang memiliki skor KSPR 2-6 di PMB

Luluk Widyati A.Md.Keb Desa Keras Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang

2. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian pada subjek penelitian serta

informed consent

3. Melakukan pengumpulan data meliputi wawancara/pengkajian, observasi,

dan studi kasus

4. Melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan manajemen 7

langkah varney

3.8 Keterbatasan Penelitian


53

1. Tindakan asuhan ANC hanya dilakukan dua kali kunjungan dari yang

sudah direncanakan pada kerangka COC yaitu tiga kali kunjungan

dikarenakan tafsiran persalinan yang maju

2. Daerah tempat tinggal pasien susah sinyal sehingga ketika responden

diberi media infromasi kesehatan dari salah satu rencana asuhan berupa

video jadi terhambat, sehingga semua asuhan dan media penyuluhan

seperti leaflet, poster dan video gerakan-gerakan senam harus diberikan

secara langsung saat melakukan kunjungan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU MAS HAMIL TM III SAMPAI

DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI

Penelitian ini dilakukan melalui media online (WhatsApp) dan offline

berkujung langsung kerumah responden dengan didampingi bidan pendamping.

Asuhan yang diberikan pada saat hamil, bersalin, nifas, bayi, dan KB. Adapun

objek penelitian adalah Ny. “A” ibu hamil fisiologis trimester III dengan usia

kehamilan 36-37 minggu.

4.1 Hasil

4.1.1 Kunjungan Kehamilan 1 (usia kehamilan 36-37 minggu)

Tanggal: 25 Januari 2021Jam: 09.00 WIB

Tempat: Rumah responden (Ny. “A”)

I. Pengkajian

A. Data Subjektif

1) Identitas

IBU SUAMI

Nama Ny. “A” Tn. “H”

Tempat/Tgl Lahir Jember, 17-4-1980 Jombang, 5-10-1978

Umur 40 th 42 th

Agama Islam Islam

Pendidikan SMU SMU

Pekerjaan IRT Swasta

54
55

Alamat Dsn Tebuireng Gg 4, Dsn Tebuireng Gg 4,

Ds Cukir, Kec Ds Cukir, Kec

Diwek, Kab Diwek, Kab

Jombang Jombang

No Tlp 085 779 184 026

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan hanya terkadang

nyeri pada bagian kaki seperti kemeng pegal-pegal.

3) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : 12 tahun

b) Siklus Haid : 28 hari

c) Lama Haid : 6-7 hari

d) Keluhan : tidak ada

e) HPHT : 15-5-2020

4) Riwayat Perkawinan

a) Status perkawinan : menikah

b) Menikah ke :2

c) Usia menikah terakhir : 34 tahun

d) Lama menikah : 8 tahun

e) TTCPW : iya
56

5) Riwayat Kehamilan Sekarang

TD BB Kaki
TM UK Tempat Oleh Keluhan Terapi
(mmHg) (Kg) Bengkak
1 11-12 BPM Bidan Mual 100/60 71 (-) Kalk, Fe
minggu
2 15-16 BPM Bidan Taa 110/70 75 (-) Fe,
minggu Gestiamin-
Plus
2 16-17 PKM Bidan Taa 90/60 73,8 (-)
minggu
Pemeriksaan ANC terpadu pada UK 16-17 minggu dengan hasil pemeriksaan
laboratorium : Hb 11,9 gr/dl, GDA 117, HbsAg : non reaktif, HIV : non reaktif, protein
urine : negative
2 20-21 BPM Bidan Taa 100/70 77 (-) Fe, Kalk
minggu
3 28-29 BPM Bidan Pusing 100/70 80 (-) Fe,
minggu Gestiamin-
Plus, B6
3 29-30 BPM Bidan Batuk 90/60 80 (-) Amox, Fe,
minggu Gestiamin-
Plus
3 36-37 Polindes Bidan Perut 100/60 80 (-) Fe, Kalk
minggu kram

6) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Persalinan Anak Nifas


Hamil
BB
Ke Tahun Tempat UK Jenis Penolong JK Keadaan Keluhan
(gr)
1 2006 Rumah 9 Spontan Dukun L Baik Tidak
bln ada
2 2015 BPM 9 Spontan Bidan L 2500 Baik Tidak
bln ada
3 Hamil Ini

7) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit

menurun (DM, jantung, hipertensi), menular (HIV, TBC,

Hepatitis), dan menahun (asma, jantung)


57

b) Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit

menurun (DM, jantung, hipertensi), menular (HIV, TBC,

Hepatitis), dan menahun (asma, jantung)

c) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit menurun (DM, jantung, hipertensi),

menular (HIV, TBC, Hepatitis), dan menahun (asma,

jantung)

8) Riwayat KB

Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik 3 bulan

9) Pola kebisaan sehari-hari

a) Pola Nutrisi

Sebelum hamil : Makan 3x/hari porsi sedang, menu nasi,

sayur lauk pauk. minum air putih sehari

± 7 gelas/hari

Selama hamil : Makan 4-5x/hari porsi sedang, menu

nasi, sayur, lauk pauk, ditambah dengan

buah. Minum air putih ± 8-9 gelas

b) Pola Eliminasi

Sebelum hamil : BAB 1x/hari konsistensi lunak, warna

kuning kecoklatatan, BAK 3-4x/hari

warna kuning jernih bau khas amoniak


58

Selama hamil : BAB 1-2x/hari konsistensi lunak, warna

kuning kecoklatan, BAB 5-6x/hari

warna jernih bau khas amoniak

c) Pola Istriarahat

Sebelum hamil : Malam 7-8 jam, siang tidak pernah tidur

Selama hamil : Malam 8-9 jam, siang tidur 1-2 jam

d) Pola Aktivitas

Sebelum hamil : Melakukan aktivitas rumah tangga

Selama hamil : Melakukan aktivitas rumah tangga

e) Pola Personal Hygiene

Sebelum hamil : Mandi dan gosok gigi 2x/hari, kramas

2x/minggu

Selama hamil : Mandi dan gosok gigi 2x/hari, kramas

3x/minggu

f) Pola Seksual

Sebelum hamil : 4x/minggu

Selama hamil : 1x/minggu

g) Pola Kognitif dan Perceptual

Ibu dapat berbicara lancar dan jelas menggunakan bahasa

Indonesia ataupun Jawa. Kemampuan membaca baik,

pasien tidak cemas akan kehamilannya dan mengerti

tentang kehamilannya.
59

h) Pola Manajemen Koping Stress

Sebelum hamil : Jika mengalami masalah selalu bercerita

dengan suaminya

Selama hamil : Jika mengalami masalah selalu bercerita

dengan suaminya dan ibu bersedia untuk

memeriksakan kehamilannya di bidan

i) Pola Peran dan Hubungan

Sebelum hamil : Dapat berkomunikasi baik dan

hubungan berjalan baik dengan keluarga

dan teman

Selama hamil : Dapat berkomunikasi baik dan

hubungan tetap berjalan baik dengan

keluarga dan teman

j) Pola Persepsi Diri

Citra tubuh : Ibu mengatakan tidak ada bagian tubuh

yang dibenci karena yang ada pada

dirinya adalah anugerah dari Allah

Identitas diri : Ibu adalah seorang istri yang tinggal

bersama suami dan anaknya

Peran : Selama ini ibu adalah sebagai ibu rumah

tangga dan tidak bekerja. Selama hamil

ibu juga tetap melakukan aktifitas

sebagai ibu rumah tangga


60

k) Pola Nilai dan Kepercayaan

Sebelum hamil : Ibu selalu menjalankan ibadah sesuai

aturan agama

Selama hamil : Ibu selalu menjalankan ibadah sesuai

aturan agama

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV : TD terlentang 110/70 mmHg, TD miring

90/60 mmHg nadi 80x/menit, suhu

36,5°C, pernapasan 20x/menit

d) TP : 22-2-2021

e) UK : 36-37 minggu

f) ROT : 10

g) MAP : 83,33 mmHg

h) IMT : = = = 30 (gemuk)

2. Pemeriksaan Antopometri

a. Berat badan

1) Sebelum hamil : 71 kg

2) Sekarang : 77 kg

b. Tinggi badan : 160 cm

c. LILA : 28 cm
61

3. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

Muka : Tidak tampak pucak, tidak tampak oedem,

tidak tampak cloasma gravidarum ‘

Mata : Sklera tampak putih, konjungtiva tampak

merah muda

Hidung : Tampak bersih dan tidak tampak

pernafasan cuping hidung, tidak tampak

sekret

Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak tampak caries

gigi dan stomatitis

Telinga : Tampak bersih, tidak tampak ada serumen

Leher : Tidak tampak pembesaran vena juguralis

Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada

Payudara : Tampak pembesaran payudara, tampak

hiperpigementasi aerola mammae, puting

susu tampak menonjol

Abdomen : Tidak tampak bekas luka operasi, tampak

pembesaran perut sesuai UK, tampak linea

nigra dan striae gravidarum

Genetalia : Tidak ada pengeluaran pervagina seperti

lendir becampur darah

Ektremitas : Atas : Tidak tampak oedem


62

Bawah : Tidak tampak oedem dan varises

2) Palpasi

Leher : Tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid

Payudara : Tidak terdapat pengeluaran kolostrum

Abdomen :

Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, teraba bulat, lunak

dan tidak melenting (bokong)

Leopold II : Teraba keras, datar dan panjang seperti

papan (punggung janin) di kiri perut ibu,

teraba bagian-bagian kecil janin di kanan

perut ibu

Leopold III : Teraba bulat, keras, dan melenting (kepala

belum masuk PAP)

Leopold IV : Konvergen

TFU : 30 cm

TBJ : (TFU – 12) x 155 = (30 –12 ) x 155 =

2,790 gram

Ektremitas : Atas : Tidak teraba oedem

Bawah: Tidak teraba oedem dan varises

3) Auskultasi

Dada : Tidak terdengar suara tambahan seperti

ronchi dan wheezing

Abdomen : DJJ 140x/menit, reguler


63

II. Interprestasi Data Dasar

Dx : G3P20002 UK 36-37 minggu hamil fisiologis, Janin,

tunggal, hidup, intrauterine, KU janin baik

Ds : Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan hanya terkadang

nyeri pada bagian kaki seperti kemeng pegal-pegal.

Do :

1. Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV : TD terlentang 110/70 mmHg, TD

miring 90/60 mmHg nadi

80x/menit, suhu 36,5°C,

pernapasan 20x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Muka : Tidak tampak pucak, tidak tampak oedem,

tidak tampak cloasma gravidarum

Mata : Sklera tampak putih, konjungtiva tampak

merah muda

Payudara : Tampak pembesaran payudara, tampak

hiperpigementasi aerola mammae, puting

susu tampak menonjol


64

Abdomen : Tidak tampak bekas luka operasi, tampak

pembesaran perut sesuai UK, tampak linea

nigra dan striae gravidarum

Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, teraba bulat, lunak

dan tidak melenting (bokong)

Leopold II : Teraba keras, datar dan panjang seperti

papan (punggung janin) di kiri perut ibu,

teraba bagian-bagian kecil janin di kanan

perut ibu

Leopold III : Teraba bulat, keras, dan melenting (kepala

belum masuk PAP)

Leopold IV : Konvergen

TFU : 29 cm

TBJ : (TFU – 12) x 155 = (29 –12 ) x 155 =

2,635 gram

Ektremitas : Atas : Tidak teraba oedem

Bawah : Tidak teraba oedem dan varises

III. Identifikasi Diagnosa Potensial/Masalah Potensial

Tidak ada

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

Tidak ada
65

V. Intervensi

Dx : G3P20002 UK 36-37 minggu hamil fisiologis janin,

tunggal, hidup, intrauterine, KU janin baik

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama kurang lebih

3 bulan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan

KB diharapkan kondisi ibu dalam keadaan fisiologis

Kriteria hasil :

a. Keadaan umum baik

b. Kesadaran composmentis

c. TTV dalam batas normal (TD 110/70 – 120/80, nadi

60-100x/menit, suhu 36,5°C - 37,5° pernapasan 16-20x/menit)

d. DJJ dalam batas normal 120-160x/menit

e. Tidak terjadi komplikasi

Intervensi :

1. Bangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu dengan

mengguanakan komunikasi teraupetik

Rasional : Agar dapat terjalin suatu hubungan yang baik dan

saling percaya anatara bidan dan ibu

2. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga tentang

keadaan kehamilan dan usia kehamilan

Rasional : Agar ibu dan keluarga mengerti akan kondisi

keadaanya
66

3. Jelaskan ibu informasi KIE mengenai ketidaknyamanan ibu hamil

TM III

Rasional : KIE ini perlu disampaikan kepada ibu agar kesiapan

diri ibu bisa lebih untuk menghadapi ketidak-

nyamanan yang ditimbulkan dari perubahan fisik dan

psikologis pada kehamilan TM III.

4. Jelaskan ibu informasi KIE mengenai nutrisi ibu hamil terutama

pada usia kehamilan TM III

Rasional : Agar ibu mengerti nurtisi yang dibutuhkan waktu

memasuki kehamilan TM III

5. Ajarkan ibu cara senam hamil

Rasional : Senam hamil dapat membantu mengurangi

ketidaknyamanan trimester III seperti nyeri pada kaki

dan punggung. Serta membantu memudahkan dalam

proses persalinan

6. Jelaskan kepada ibu tentang KIE tanda bahaya kehamilan dan

anjurkan jika terjadi hal tersebut segera datang ke fasilitas

kesehatan

Rasional : Agar ibu dapat mendekti sendiri awal jika terjadi

bahaya dalam kehamilan


67

VI. Implementasi

Tanggal : 25 Januari 2021 Jam : 09.30 WIB

1. Membangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu dengan

menggunakan komunikasi teraupetik agar terjalin hubungan baik

dan saling percaya antara bidan dan ibu

Hasil : Ibu dapat diajak bekerjasama

2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga tentang

keadaan kehamilan dan usia kehamilannya

Hasil : Kehamilan dalam keadaan normal dengan UK 36-37

minggu

3. Memberikan ibu KIE mengenai ketidaknyamanan pada ibu hamil

TM III, seperti edema, sering BAK, pusing, hemoroid/wasir, kram

pada kaki, insomnia (sulit tidur ), sakit punggung, sesak nafas,

varises pada kaki atau vulva dan perut kembung

Hasil : Ibu mengetahui akan ketidaknyamanan TM III

4. Memberikan KIE tentang nutrisi pada ibu hamil khususnya untuk

TM III agar ibu mengetahui berapa saja asupan makanan dan

minuman yang diperlukan untuk setiap harinya

Hasil : Ibu mengerti nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil TM III

5. Mengajarkan dan mengajak ibu untuk melakukan senam hamil

untuk mengurangi ketidaknyamanan yang dikeluhkan yaitu nyeri

kaki yang bisa disebabkan karena uterus yang membesar sehingga

menekan pembuluh darah pelvic, kurangnya gerak olahraga karena

setiap harinya harus berada didalam rumah saja, keletihan dan


68

sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang, dan terakhir bisa

karena kadar kalsium dalam darah rendah

Hasil : Ibu bersedia mengikuti senam dan mampu mampu

melakukannya

6. Memberikan KIE kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan dan

mengajurkan untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat

jika mengalaminya tanda tersebut.

VII. Evaluasi

Tanggal: 25 Januari 2021 Jam : 10.15 WIB

S : Ibu mengatakan senang diajak senam hamil dirumah , karena

dimasa pandemi jarang ada kelas ibu hamil yang mengajarkan

tersebut. Serta telah mendapatkan informasi kesehatan terutama

tentang kehamilannya.

O :

1. Ibu sudah melakukan senam hamil gerakan 1-4

2. Ibu dapat mengulang kembali tentang ketidaknyamanan

yang muncul pada TM III

3. Ibu dapat mengulang kembali tentang nutrisi yang

dibutuhkan pada ibu hamil trimester III

4. Ibu dapat mengulang kembali tentang tanda bahaya pada

kehamilan

A : G3P20002 UK 36-37 minggu hamil

Janin, tunggal, hidup, intrauterine KU janin baik


69

P : 1. Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan senam hamil

dirumah

Hasil : Ibu bersedia untuk melakukan senam hamil rutin

dirumah

2. Mengingatkan kembali kepada ibu kembali mengenai

ketidaknyamanan TM III dan tanda bahaya pada kehamilan

Hasil : Ibu dapat menyebutkan kembali ketidaknyamanan

yang timbul pada TM IIIdan tanda-tanda bahaya

pada kehamilan

3. Memberikan KIE kepada ibu akan nutrisi yang dibutuhkan

pada kehamilan TM III dengan media leaflet

Hasil : Ibu dapat menyebutkan kembali nutrisi yang

dibutuhkan pada ibu hamil TM III

4. Mengajurkan kepada ibu jika ada keluhan yang dirasa bisa

mengubungi melalui WhatsApp atau langsung bisa datang

ke fasilitas kesehatan
70

Gambar 4.1
Kunjungan ANC 1 saat memberikan KIE dengan media leaflet

Gambar 4.2
Kunjungan ANC 1 Mengajarkan Senam Hamil

Pembahasan Kunjugan Kehamilan I

Kehamilan adalah dimana masa melibatkan berbagai perubahan

fisiologi pada diri ibu antara perubahan fisik sampai perubahan fisiologis.

Dari perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya akan


71

menimbulkan rasa ketidaknyamanan seiring bertambahnya usia

kehamilannya seperti sakit pada punggung dan pegal-pegal pada kaki.

Peningkatan tinggi fundus uteri yang disertai pembesaran perut,

membuat beban tubuh lebih ke arah depan. Dalam upaya menyesuaikan

dengan beban tubuh yang berlebih sehingga tulang belakang mendorong

kearah belakang, membuat postur tubuh lordosis. Hal ini menyebabkan ibu

merasakan pegal pada pinggang, varises dan kram pada kaki. Salah satu

cara untuk meringankannya yaitu dengan olahraga (Mediarti, Sulaiman,

Rosnani&awiah, 2014)

Pada situasi Covid 19 ini pemerintah juga menghimbau agar ibu

hamil tidak mengunjungi tempat keramaian dan menunda mengunjungi

kelas ibu hamil ataupun pergi untuk USG bila dalam keadaan yang tidak

darurat. Cara agar ibu tetap bisa melakukan olaharaga tetapi tetap aman

dan melindungi yaitu dengan mengajarkan ibu senam hamil dirumah.

Menurut Romauli (2015) senam hamil memiliki manfaat

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil,

memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan pegal-pegal,

mempersiapkan pernafasan dan aktivitas otot panggul dalam menghadapi

persalinan.

4.1.2 Kunjungan Kehamilan II (usia kehamilan 37-38 minggu)

Tanggal : 2 Februari 2021 Jam: 10.00 WIB

Tempat : Rumah responden (Ny. “A”)

S : Ibu mengatakan nyeri pada kakinya sudah berkurang karena sudah

rutin melakukan senam hamil sendiri di rumah, namun sekarang


72

keluhan yang dirasa adala nyeri punggung dan sakit pada perut

seperti kenceng-kenceng.

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD 100/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu

36,2°C, pernafasan 18x/menit

d. BB sekarang : 77 kg

2. Pemeriksaan Fisik

Muka : Tidak tampak pucak, tidak tampak oedem, tidak

tampak cloasma gravidarum

Mata : Sklera tampak putih, konjungtiva tampak merah

muda

Payudara : Tampak pembesaran payudara, tampak

hiperpigementasi aerola mammae, puting susu

tampak menonjol

Abdomen : Tidak tampak bekas luka operasi, tampak

pembesaran perut sesuai UK, tampak linea nigra

dan striae gravidarum

Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, teraba bulat, lunak dan

tidak melenting (bokong)


73

Leopold II : Teraba keras, datar dan panjang seperti papan

(punggung janin) di kiri perut ibu, teraba bagian-

bagian kecil janin di kanan perut ibu

Leopold III : Teraba bulat, keras, dan melenting namun susah

digoyangkan (kepala sudah masuk PAP)

Leopold IV: Konvergent

TFU : 30 cm

TBJ : (TFU – 12) x 155 = (30–12 ) x 155 = 2,790 gram

DJJ : 148x/menit, reguler

His : 1. 10’.15’’

Ektremitas : Atas : Tidak teraba oedem

Bawah : Tidak teraba oedem dan varises

A : G3P20002 UK 37-38 minggu hamil

Janin, tunggal, hidup, intrauterine KU janin baik

P : 1. Memberitahukan ibu tentang kondisi ibu dan janinnya

berdasarkan hasil pemeriksaan

Hasil : BB sekarang 77 kg, TD 100/80 mmHg, nadi 80x/menit,

suhu 36,2°C, pernafasan 18x/menit, kepala janin sudah

masuk panggul, dan denyut jantung janin saat ini dalam

batas normal yaitu 148x/menit

1. Menjelaskan kepada ibu bahwa kram perut yang dirasa ibu

adalah biasa yang timbul pada 1 bulan sebelum persalinan yang

dinamankan kontraksi palsu.


74

Hasil : Ibu mengerti dan memahami yang sudah dijelaskan

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri punggung yang dirasakan

adalah merupakan termasuk ketidaknyamanan pada ibu hamil

trimester III dan ini terjadi karena bagian payudara dan janin

yang semakin membesar dan tulang punggung meregang, hal ini

membuat timbulnya sakit punggung.

Hasil : Ibu mengerti dari penjelasan yang telah disampaikan

3. Menjelaskan kepada ibu KIE mengenai persiapan persalinan.

Dengan media leaflet. Persiapan tersebut meliputi membuat

rencana persalinan, membuat rencana untuk pengambilan

keputusan jika terjadi kegawatdaruratan, mempersiapkan

transportasi jika terjadi kegawatdaruratan, membuat rencana

dengan pola menabung, dan mempersiapkan peralatan untuk

persalinan.

Hasil : Ibu mengerti serta bersedia untuk mempersiapkan yang

sudah dianjurkan

4. Menjelaskan kepada ibu hamil mengenai massage endorphin

dengan langsung dan video. Massage endorphin adalah teknik

sentuhan atau pijatan riangan yang dapat memberikan rasa

tenang dan nyaman pada ibu hamil yang memasuki usia

kehamilan trimester III dan menjelang persalinan.

Hasil : Ibu mengerti dari penjelasan yang telah disampaikan


75

5. Melakukan massage endorphin pada ibu hamil.

Hasil : ibu merasa senang dan rileks setelah dilakukan massage

Gambar 4.3
Kunjungan ANC II. Memberikan Massage Endorphin secara
langsung kepada ibu

Gambar 4.4
Kunjungan ANC II. Memberikan KIE secara langsung dengan
media Leaflet dan sharing mengenai kondisi ibu
76

Pembahasan Kunjungan kehamilan II

Dari lanjutan asuhan kunjungan pertama telah membuktikan bahwa

senam ibu hamil memang sangat penting bagi ibu hamil dan efektif

dilakukan dirumah sendiri selama pandemi untuk mengurangi rasa

ketidaknyamanan yang di rasakan ibu, jika dilakukan rutin.

Untuk kunjungan kehamilan ke dua ibu mengelukan rasa kenceng-

kenceng tetapi tidak sering di perutnya atau kram perut dan sakit

punggung, menurut peneliti selama kehamilan trimester III sering terjadi

ketidak nyamanan seperti kenceng-kenceng tetapi tidak sering atau bisa

juga disebut dengan kontraksi palsu ketika sudah mendekati waktu bersali,

ibu akan sering mengalami kontraksi palsu atau nyeri pada perut seperti

ketika sang bayi akan lahir.

Nyeri punggung akan intensitasnya meningkat seiring pertambahan

usia kehamilan karena terjadi pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh

akibat berat uterus yang membesar. Nyeri punggung saat kehamilan

disebabkan terjadinya perubahan struktur anatomis dan hormonal.

Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang akan semakin

berat, untuk menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan

janin. Penyebab lainnya yaitu terjadi peningkatan pada hormonal relaksin

yang menyebabkan ligament tulang belakang tidak stabil sehingga mudah

menjepit pembuluh darah dan serabut syarat (American Pregnancy

Organisation, 2014)
77

Contance Palinsky adalah seorang ahli kebidanan yang menciptakan

endorphin massage yang digunakan unuk mengurangi atau meringankan

rasa sakit pada ibu yang akan melahirkan. Rangsangan pada kulit berupa

Endorphin massage yang dilakukan pada ibu hamil trimester III yang

mengalami nyeri punggung akan mengalami pengurangan rasa

ketidaknyaman tersebut.

Manfaat dari endorphin massage endorphin memberikan

kenyamanan dan ketenangan, sudah dibuktikan dengan beberapa

penelitian bahwa endorphin massage mampu dan efektif mengurangi

ketidaknyamanan nyeri pada trimester III, dapat merangsang induksi

alami, dan membantu memperlancar proses persalinan.

4.1.3 Asuhan Persalinan

Kala 1

Tanggal : 4 Februari 2021 Jam: 03.00 WIB

Tempat : PMB Luluk Widyati A. Md. Keb

S : Ibu merasakan kenceng kenceng semakin sering sejak tadi malam

jam 21.00 WIB tanggal 3 Februari 2021 dan pada jam 02.00 WIB

tanggal 4 Februari 2021 ibu merasakan keluar lendir bercampur

darah dari jalan lahir. Namun hasil swab ibu saat ini belum keluar

karena masih akan hasilnya diketahui pada tanggal 8 Februari 2021

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis
78

c. TTV : TD 100/80 mmHg, nadi 82 x/menit,

pernafasan 22 x/menit, suhu 36,5°C

2. Pemeriksaan fisik

Muka : Tidak tampak pucak, tidak tampak oedem, tidak

tampak cloasma gravidarum

Mata : Sklera tampak putih, konjungtiva tampak merah

muda

Payudara : Tampak pembesaran payudara, tampak

hiperpigementasi aerola mammae, puting susu

tampak menonjol

Abdomen : Tidak tampak bekas luka operasi, tampak

pembesaran perut sesuai UK, tampak linea nigra

dan striae gravidarum

Leopold I : TFU 2 jari diatas pusat, teraba bulat, lunak dan

tidak melenting (bokong)

Leopold II : Teraba keras, datar dan panjang seperti papan

(punggung janin) di kiri perut ibu, teraba bagian-

bagian kecil janin di kanan perut ibu

Leopold III : Teraba bulat, keras, dan melenting namun susah

digoyangkan (kepala sudah masuk PAP)

Leopold IV : Divergen

TFU : 31 cm

TBJ : (TFU – 12) x 155 = (31–12 ) x 155 = 2,945 gram

DJJ : 130 x/menit, reguler


79

His : 3. 10’.30’’

Genetalia : Tampak pengeluaran lendir bercampur darah

VT : Pembukaan 3 cm, effacement 50 %, ketuban positif

(+), presentasi kepala, hodge 1, tidak ada bagian

kecil janin yang ikut keluar, penyusupan 0

Ektremitas : Atas : Tidak teraba oedem

Bawah : Tidak teraba oedem dan varises

A : G3P20002 UK 37-38 minggu inpartu kala 1 fase laten

P : 1. Memberitahukan kepada ibu hasil dari pemeriksaan bahwa ibu

sudah pembukaan 3 cm

Hasil : ibu memahami dari penjelasan hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi senyaman mungkin bisa

juga ibu untuk berjalan-jalan terlebih dahulu

Hasil : ibu mengerti dan sudah memilih posisi yang nyaman

bagi ibu yaitu dengan berbaring sebelah kiri

3. Membantu ibu dalam pemenuhan nutrisi disela-sela his seperti

membantu ibu minum dan menyuapi ibu makan untuk tenaga saat

proses persalinan nantinya.

Hasil : Ibu bersedia minum sedikit air putih dan makan dengan

beberapa potong kue.

4. Memberikan endhorpin massage kepada ibu untuk mengurangi

nyeri dan agar membuat ibu rileks

Hasil : Ibu merasa lebih tenang


80

5. Menjelaskan kepada ibu bahwa karena hasil swab yang sudah

dilakukan di Puskesmas Cukir pada tanggal 1-2-2021 belum

keluar maka ibu bersalin di Puskesmas agar lebih aman ibu dan

bayinya. Dan akan selalu di dampingi.

Hasil : Ibu bersedia bersalin di Puskesmas

Kala II

Setelah semua disiapkan yaitu ibu hamil dan keluarga yaitu suami

maka langsung berangkat ke Puskesmas Cukir. Sampai diruang Poned

pukul jam 04.00 WIB. Bidan yang berjaga tidak bisa menerima persalinan

terlebih dahulu karena ruangan penuh. Lalu ibu langsung dirujuk di

Puskesmas Blimbing.

Tanggal : 4 Februari 2021 Jam: 05.50 WIB

Tempat : Ruang Poned, Puskesmas Blimbing

S : Ibu mengatakan ingin mengejan dan ada yang keluar dari jalan lahir

seperti air ketuban

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD 120/80 mmHg, nadi 90 x/menit,

pernafasan 20 x/menit, suhu 36°C

2. Pemeriksaan fisik

Muka : Tidak tampak pucak, tidak tampak oedem, tidak

tampak cloasma gravidarum


81

Mata : Sklera tampak putih, konjungtiva tampak merah

muda

Payudara : Tampak pembesaran payudara, tampak hiper-

pigementasi aerola mammae, puting susu tampak

menonjol

Abdomen : Tidak tampak bekas luka operasi, tampak

pembesaran perut sesuai UK, tampak linea nigra

dan striae gravidarum

Leopold I : TFU 2 jari diatas pusat, teraba bulat, lunak dan

tidak melenting (bokong)

Leopold II : Teraba keras, datar dan panjang seperti papan

(punggung janin) di kiri perut ibu, teraba bagian-

bagian kecil janin di kanan perut ibu

Leopold III : Teraba bulat, keras, dan melenting namun susah

digoyangkan (kepala sudah masuk PAP)

Leopold IV : Divergen

TFU : 31 cm

TBJ : (TFU – 12) x 155 = (31–12 ) x 155 = 2,945 gram

DJJ : 135 x/menit, reguler

His : 3. 10’.45’’

Genetalia : Tampak pengeluaran lendir bercampur darah dan

air ketuban
82

VT : Pembukaan 10 cm, effacement 10 %, ketuban

negatif (-), presentasi kepala, hodge 3, tidak ada

bagian kecil janin yang ikut keluar, penyusupan 0

Ektremitas : Atas : Tidak teraba oedem

Bawah : Tidak teraba oedem dan varises

3. Pemeriksaan Penunjang

a) Protein Urine : Negatif (-)

b) Rapid test : Negatif

A : G3P20002 UK 37-38 minggu inpartu kala II fase aktif

P : 1. Memberitahukan kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap

Hasil : Ibu memahami yang sudah dijelaskan dan mengerti akan

kondisinya

2. Iku menyiapkan partus set untuk nanti digunakan dalam proses

persalinan

Hasil : semua partus set yang akan digunakan sudah siap

3. Memakai perlindungan diri atau APD level 2 seperti apron/gown,

celemek, face shield, handscoon, dan sepatu bot

Hasil : semua yang menolong memakai APD

4. Membantu dan mengajari ibu cara mengejan dengan benar yaitu

kedua tangan dimasukkan ke dua lekukan lutut ditarik ke arah

dada ibu, serta menarik nafas dari hidung dan meneran seperti

orang BAB, tidak sambil menutup mata dan kondisi mulut

tertutup tidak bersuara.


83

Hasil : ibu mengikuti yang sudah diajarkan

5. Membantu ibu memilih posisi ternyaman dan meminta salah satu

anggota keluarga untuk ikut mendampingi

Hasil : ibu bersedia dibantu, memilih posisi setengah dudu, serta

dalam proses persalinan didampingi oleh suami

6. Saat kepala bayi sudah muncul diintroitus vagina, tangan

dilindungi dengan kain lalu menahan agar tidak terjadi defleksi

dan cek lilitan tali pusat

Hasil : tidak terdapat adanya lilitan tali pusat

7. Melakukan curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan

tarik curam ke atas untuk melahrikn bahu belakang, tangan kiri

menyanggadan tangan kanan untuk menyusuri tubuh bayi sampai

bayi lahir

Hasil : bayi lahir jam 06.00 WIB dengan spontan belakang

kepala, berjenis kelamin laki-laki

8. Menilai bayi sepintas, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu

sekaligus dikeringkan dan di tutupi dengan handuk

Hasil : bayi lahir mengais kuat, tonus otot baik, dan warna kuit

kemerahan

9. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk bersih dan kering

kecuali bagian telapak tangan bayi

Hasil : bayi sudah dikeringkan dan diselimuti handuk diatas

perut ibu
84

Kala III

Tanggal : 4 Februari 2021 Jam : 06.05 WIB

Tempat : Ruang Poned, Puskesmas Blimbing

S : Ibu mengatakan senang sekali anaknya yang ketiga sudah lahir

dengan normal

O : Abdomen : TFU setinggi pusat , kandung kemih kosong

Genetalia : Tampak tali pusat memanjang perdarahan ± 200 cc

A : P30003 inpartu kala III

P : 1. Memastikan bahwa janin hanya tunggal dengan palpasi

Hasil : teraba tidak ada janin dan TFU setinggi pusat

2. Permisi kepada ibu untuk dilakukannya penyuntikkan oksitosin

10 UI secara IM dibagian 1/3 paha kanan atas bagian luar

Hasil : ibu mengerti dan bersedia disuntik

3. Meletakkan klem di 3-4 cm dari pusat bayi dan mengurutnya ke

arah ibu dan meletakkan klem kedua di 3 cm dari klem pertama

Hasil : klem pertama dan kedua sudah terpasang

4. Melakukan pemotongan tali pusat dan mengikat nya dengan

benang yang steril

Hasil : tali pusat sudah terpotong dan sudah ditali dengan

benang steril

5. Membantu bayi untuk melakukan IMD

Hasil : bayi sudah memberikan reflek menghisap-hisap tetapi

belum sampai ke puting susu ibu


85

6. Mulai memindahkan klem kedua yang masih terpasang di ibu ke

depan vulva dengan jarak 5-20 cm

Hasil : Klem kedua sudah di pindah di depan vulva dengan jarak

5 cm

7. Melakukan PTT disaat his muncul dengan cara tangan kiri diatas

tulang simfisi lalu mendorong uterus kearah atas dan belakang

(dorsal kranial), lalu tangan kanan meregangkan tali pusat

Hasil : PTT terkendali

8. Memastikan akan tanda-tanda pelepasan plasenta

Hasil : terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta dengan ditandai

tampak adanya semburan darah, tali pusat bertambah

panjang, dan perubahan dalam posisi uterus yang naik di

dalam abdomen

9. Membantu untuk melahirkan plasenta dengan memutar searah

jarum jam dan dipilin

Hasil : plasenta lahir dengan kotiledon dan selaput lengkap pada

jam 06.05

10. Segera melakukan massase uterus setelah plasenta lahir

Hasil : Uterus teraba keras

11. Mengecek kembali kelengkapan plasenta

Hasil : plasenta lahir lengkap

12. Mengevaluasi jalan lahir karena terjadi robekan pada jalan

lahir
86

Hasil : terdapat robekan derajat 2 dan jumlah perdarahan ±100

cc

Kala IV

Tanggal : 4 Februari 2021 Jam: 06.10 WIB

Tempat : Ruang Poned, Puskesmas Blimbing

S : Ibu mengatakan senang dan lega ari-ari bayinya sudah lahir.

O : Hasil dari pemeriksaan keadaan ibuk baik, TD 110/80 mmHg, N 80

x/menit, TFU teraba keras dan setinggi pusat. Terdapat robekan pada

jalan lahir derajat 2.

A : P30003 inpartu kala IV

P : 1. Melakukan heacting pada robekan jalan lahir dan tidak

menggunakan anastesi

Hasil : luka robekan di jalanlahir sudah di heacting

2. Membersikan ibu dari sisa-sisa darah

Hasil : bagian tubuh ibu seperti paha dan bokong yang terkena

darah sudah dibersihkan dengan waslap dan air DTT

3. Membersihkan dan merendam peralatan seperti partus set yang

sudah digunakan di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

Hasil : semua alat bekas terpakai sudah dibersihkan dan

direndam

4. Mengajari ibu dan salah satu anggota keluar yang mendampingi

yaitu suami untuk melakukan massase uterus


87

Hasil : ibu dan suami mengerti dan mampu mengikuti yang

diajarkan dalam melakukan massase uterus

5. Melakukan perawatan bayi dengan mengukur berat badan,

panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada,

lingkar perut, pemberian imunisasi dasar, dan pemberian salep

mata

Hasil : berat badan 2.700 gram, panjang badan 48 cm, lingkar

kepala 32 cm, lingkar lengan 11 cm lingkar dada 32 cm,

lingkar perut 30 cm. Telah diberikan imunisasi dasar

yaitu Hb0 dan vit K

6. Observasi kala IV meliputi TTV, kandung kemih, TFU, kontraksi

uterus, dan perdarahan

Hasil : sudah dilakukannya observasi dan hasilnya di lampiran

patograf

Gambar 4.5
Asuhan persalinan pendampingan secara langsung
88

2 Jam PP

Tanggal : 4 Februari 2021 Jam : 08.00 WIB

Tempat : Ruang Poned, Puskesmas Blimbing

S : Ibu mengatakan merasa lega dan senang bahwa anaknya sudah lahir

dengan normal dan kondisinya bersama anaknya dalam keadaaan

baik

O : 1. Keadaan umum: Baik

2. Kesadaran: Composmentis

3. TTV : TD 100/80 mmHg. Nadi 80 x/menit, suhu 36,6 °C,

pernapasan 20x/menit

4. Payudara : Tampak puting susu menonjol, kolostrum sudah

keluar +/+

5. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontaksi uterus keras,

kandung kemih kosong

6. Genetalia : Perdarahan ±15 cc

7. Perineum : Jahitan jelujur dan masah basah

A : P30003 2 jam PP

P : 1. Menganjurkan ibu mobilisasi dengan miring kanan kiri, duduk,

berdiri, dan jalan. Dilakukan semampunya ibu dan perlahan-

lahan. Sekaligus pindah tempat tidur untuk perawatan nifas.


89

Hasil : Ibu sudah miring kanan, kiri, duduk, dan pindah tempat

tidur

2. Menganjurkan ibu makan dan minum yang banyak serta tidak

tarak agar kondisinya tetap baik, memenuhi energi yang

berkurang setelah menjalani proses persalinan, dan mempercepat

proses penyembuhan luka pada luka jahitan

Hasil : ibu mengerti dari penejlasan yang disampaikan dan

bersedia yang sudah dianjurkan

3. Memberitahukan dan menganjurkan ke ibu untuk tetap

membersihkan genetalianya dengan menggunakan sabun dan

membersihkannya dari arah dalam keluar.

Hasil : Ibu bersedia mengikuti yang sudah dianjurkan

4. Membantu bidan dalam memberikan terapy farmakologi :

a. Amoxcillin 3x1

b. Pamol 3x1

c. Fe 2x1

d. Vitamin C 2x1

e. Vitamin A 1x1

Hasil : Ibu sudah mendapatkan obat

Pembahasan AsuhanPersalinan

Persalinan merupakan proses yang unik dan istimewa, namun

sering kali meninggalkan trauma bagi ibu. Penyebab trauma ini dari

berbagai macam penyebab tetapi pada dasarnya bersumber dari kecemasan


90

ibu mengahadapi proses persalinan. Kecemasan yang tinggi saat persalinan

akan membuat persalinan lebih lama atau macet. Hal ini yang menjadi

salah satu penyebab tingginya angka persalinan sesar dan induksi (Adintyo

Rahman, 2016).

Memberikan edukasi kepada ibu mengenai persiapan dari fisiologis

dan psikologis memang sangat dibutuhkan. Dan hasil penelitian penulis

membuktikan dan hasilnya memang benar. Bahwa dari pendampingan

suami atas dukungan psikologis membuat ibu lebih tenang dan nyaman

saat persalinan.

Dari selama kehamilan trimester III sampai proses persalinan kala

1 sering dilakukan endorphin massage. Keuntungan dari terapi

massage/pijat untuk wanita yang melahirkan baik secara fisik yang dapat

mengurangi rasa tingat nyeri nya (Supliani, 2017).

Dari upaya-upaya yang sudah dilakukan diatas ibu menjalani

proses persalinan yang sangat cepat dan tanpa penyulit atau komplikasi.

Pada kala I lamanya 2 jam 50 menit, kala II lamanya 15 menit, dan kala

III lamanya 5 menit.

4.1.4 Kunjungan Nifas I (6 jam setelah melahirkan)

Tanggal : 4 Februari 2021 Jam : 11.58 WIB

Tempat : Ruang Poned, Puskesmas Blimbing

S : Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan, hanya merasakan nyeri

pada daerah luka jahitan

O :
91

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD 110/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu

35,7°C, pernapasan 20x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Muka : Tidak tampak pucat, tidak odema

Mata : Konjungtiva tampak merah muda, sklera tampak

putih

Mulut : Mukosa bibir terlihat lembab, tidak pucat

Leher : Tidak teraba pembekakan kelenjar tiroid dan

pembesaran vena jugularis

Payudara : Puting susu tampak menonjol, bersih, tampak

hiperpigmentasi pada aerols mamae, kolostrum

sudah keluar +/+

Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, TFU 2 jari

dibawah pusat, UC keras, kandung kemih kosong

Genetalia : Tampak lochea rubra, fluxus ±10 cc

Perineum : Tampak luka jahitan masih basah dan bertautan

Ekstremitas : Atas : Tidak oedem

Bawah : Tidak oedem

A : P30003 6 jam post partum

P : 1. Memberitahukan kepada ibu hasil dari pemeriksaan


92

Hasil : Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang sudah disampaikan

2. Memberitahukan kepada ibu bahwa sebentar lagi ibu dapat pulang

kerumah bersama bayi setelah seluruh administrasi selesai

Hasil : Ibu mengerti, merasa lega bisa cepat pulang dan suami

sedang mengurusi administrasi

3. Menjaga vulva hygine dengan sering-sering mengganti softex

dirasa sudah penuh ataupun sudah tidak nyaman. Tidak boleh

takut untuk BAK spontan di kamar mandi dan tetap menjaga

kebersihan di area vagina dan luka jahitannya.

Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan yang sudah

dianjurkan

4. Membantu ibu membereskan barang-barang yang telah dibawa

Hasil : semua barang telah rapi di dalam beberapa tas yang tadi

dibawa ibu ke puskesmas

5. Menganjurkan ke ibu untuk kontrol ulang dengan bayinya ke

Polindes pada tanggal 9-2-2021. Dan jika ada keluhan segera

datang ke fasilitas terdekat.

Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan kontrol

ulang dengan bayinya

7. Membantu ibu pada saat pulang dengan membawakan semua

barang bawaan menuju kendaraan becak motor yang telah dipesan

suaminya
93

Hasil : semua barang tidak ada yang tertinggal dan ibu pulang

dari Puskesmas

Gambar 4.6
Kunjungan Nifas I. Melakukan observasi setelah 6 jam
setelah bersalin

Gambar 4.7
Asuhan Nifas I. Melakukan pendampingan dan membantu ibu saat
akan pulang dari Puskesmas
94

Pembahasan Kunjungan Nifas I

Dari kejadian proses persalinan yang panjang dan ibu dari awal

bersalin dirujuk ke beberapa tempat pastinya akan menimbulkan

psikologis perasaan yang sedih. Maka peran dan ketrampilan bidan ada 3

(Rogers, 1980) yaitu:

1) Kehangatan yang melibatkan sikap dan terbuka, yaitu dengan bersikap

selalu baik kepada ibu serta suami dan menceritakan semua sebab-

sebab bahwa waktu bersalin ibu dirujuk di beberapa tempat bukan

karena terjadi suatu komplikasi pada ibu dan janinnya. Saat di PMB

Luluk Widyati. A.Md.Keb ibu dirujuk ke Puskesmas karena hasil

pemeriksaan Swab ibu belum keluar. Dan saat di Puskesmas Cukir ibu

tidak dapat diterima karena ruang bersalin telah digunakan bersalin

pasien Covid-19, maka dari itu ibu langsung dirujuk ke Puskesmas

Blimbing dan hasil Rapid tesnya negatif sehingga dapat melahirkan

disana.

2) Ketulusan tentang menunjukkan rasa yang tulus pada individu, yaitu

dengan mendampingi ibu secara tulus dari waktu proses persalinan di

PMB, Puskesmas Cukir, bersalin di Puskesmas Blimbing sampai ibu

pulang pada 6 jam setelah bersalin

3) Emapati merupakan respon yang melibatkan bahwa seorang bidan

telah mempersepsikan perasaan-perasaan individu lain dan


95

mengkomunikasikan pemahaman kepada mereka, yaitu dengan

memberikan motivasi kepada ibu bahwa yang dirasa ibu dimengerti

oleh peneliti

Dari benar-benar dilakukan peran dan ketrampilan tersebut menjadi

membawa dampak sangat baik kepada ibu dari proses bersalin ibu yang

cepat, kondisi ibu yang baik dan tidak adanya suatu komplikasi yang

terjadi.

Dengan masih tingginya Covid-19 diwaktu ibu bersalin tersebut

serta melihat kondisi ibu yang sangat baik maka saat 6 jam setelah bersalin

ibu diperbolehkan untuk pulang. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan sesuai dengan Buku Ajar Kebidanan

Berkesinambungan Contnuity Of Care, pada masalah ibu “A” dapat

pulang setelah 6 jam bersalin diperbolehkan pulang, antara lain:

1) Fisik

Mengenai rasa yang dirasakan oleh tubuh. Dengan kondisi ibu

dalam observasi 6 jam dalam kondisi baik dan yang dirasakan atau

dikeluhkan ibu hal fisiologis maka mendukung ibu untuk di pulangkan

2) Emosional

Perasaan dan sikap. Dari asuhan yang benar-benar dilakukan

sebagai peran diatas menjadikan ibu merasakan tenang, senang dan

nyaman saat observasi 6 jam maka dapat mendukung untuk ibu dapat

di pulangkan.
96

3) Praktik

Ketrampilan dan kemampuan individu. Setelah diberikan edukasi

mengenai perawatan ibu setelah bersalin dan nifas, lalu ibu mampu

mengulang kembali dan dirasa ibu sudah mampu maka mendukung

untuk ibu dapat di pulangkan

4) Interpersonal

Jaringan sosial dan hubungan antar individu. Suami ibu

menyetujui jika ibu di pulangkan segera karena takut istrinya dan

bayinya tertular virus saat berlama-lama di Puskesmas.

5) Struktural

Dari observasi bidan lalu dikonsultasikan ke dokter mengenai

kondisi ibu, dan dokter menyetujui jika ibu sudah dapat dipulangkan

saat 6 jam setelah bersalin

6) Situasi dan kondisi

Ibu bersalin di tengah pandemi Covid-19

7) Tujuan

Kondisi ibu setelah bersalin lemah serta masa pemulihan dan

bayi yang baru lahir kekebalan tubuh belum terbentuk. Dengan dua

kondisi tersebut akan mudah jika terpapar oleh virus Covid-19. Oleh

karena ibu dari pertimbangan tersebut dokter dan bidan menyetujui

untuk ibu dapat pulang setelah 6 jam setelah bersalin. Dengan tujuan
97

meminimalkan ibu dan bayi terpapar virus Covid-19. Dan setelah

pulang kerumah ibu dan suami harus laporan ke bidan desa.

4.1.5 Kunjungan Nifas II (6 hari setelah bersalin)

Tanggal : 9 Februari 2021 Jam : 11.58 WIB

Tempat : Rumah responden (Ny. “A”)

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, namun ibu merasakan pegal-

pegal di tubuhnya

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu

35,9°C, pernafasan 20x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Muka : Tidak tampak pucat, tidak odema

Mata : Konjungtiva tampak merah muda, sklera tampak

putih

Mulut : Mukosa bibir terlihat lembab, tidak pucat

Leher : Tidak teraba pembekakan kelenjar tiroid dan

pembesaran vena jugularis

Payudara : Puting susu tampak menonjol, bersih, tampak

hiperpigmentasi pada aerols mamae, ASI sudah

keluarAbdomen : Tidak tampak luka bekas


98

operasi, TFU pertengahan pusat dan simpisis, UC

keras, kandung kemih kosong

Genetalia : Tampak lochea sanguinolenta ± 15 cc

Perineum : Tampak luka jahitan masih basah dan bertautan

Ekstremitas : Atas : Tidak oedem

Bawah : Tidak oedem

A : P30003 6 hari post partum

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

Hasil : Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang sudah disampaikan

2. Memberitahukan kepada ibu mengenai KIE mengenai tanda

bahaya nifas

Hasil : ibu mengerti akan penjelasan yang telah disampaikan

mengenai tanda bahaya nifas

3. Menjelaskan kepada ibu mengenai postpartum blus

Hasil : ibu mengerti dan memahami penjelasan yang sudah

disampaikan

4. Memberitahukan kepada ibu mengenai perubahan fisik dan

psikologis yang terjadi pada ibu nifas

Hasil : ibu mengerti dan memahami yang sudah dijelaskan

5. Menjelaskan dan memberikan ibu pijat oksitosin

Hasil : ibu merasa senang setelah dipijat oksitosin

6. Membantu memberikan ibu terapi oral (gestamin-plus 1x1)


99

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia meminum obat yang telah

dianjurkan

Gambar 4.8
Kunjungan Nifas II. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda Vital ibu

Gambar 4.9
Kunjungan Nifas II. Melakukan pijat oksitosin

Pembahasan Kunjungan Nifas II


100

Pada kunjungan ini ibu mengatakan mengeluhkan pegal-pegal di

tubuhnya. Maka salah satu cara dalam mengurangi ketidaknyamanan ini

dengan melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin juga dapat didefinisikan

sebagai pijat salah satu trapi yang efektif untuk mengurangi

ketidaknyaman fisik serta memperbaiki mood (Wulandari, 2014).

Manfaat dari pijat oksitosin sendiri yaitu mempercepat

penyembuhan luka bekas implantasi plasenta, mencegah terjadinya

perdarahan post partum, dapat mempercepat terjadinya proses involusi

uterus, meningkatkan produksi ASI, meningkatkan rasa nyaman pada ibu

menyusui. meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga.

Dalam pijat oksitosin sendiri peran ayah juga sangat besar untuk

menyukseskan pemberian ASI eksklusif. Hubungan baik antara suami dan

istri serta seorang ayah ke anaknya akan terjalin baik dengan erat.

4.1.6 Kunjungan Nifas III (2 minggu setelah bersalin)

Tanggal : 17 Februari 2021 Jam : 10.00 WIB

Tempat : Rumah responden (Ny. “A”)

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, sudah tidak merasakan pegal-

pegal diseluruh tubuhnya, hanya pada bagian punggung saja seperti

orang boyok en

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis
101

c. TTV : TD 100/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu

36°C, pernafasan 20x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Muka: Tidak tampak pucat, tidak odema

Mata : Konjungtiva tampak merah muda, sklera tampak

putih

Mulut : Mukosa bibir terlihat lembab, tidak pucat

Leher : Tidak teraba pembekakan kelenjar tiroid dan

pembesaran vena jugularis

Payudara : Puting susu tampak menonjol, bersih, tampak

hiperpigmentasi pada aerols mamae, ASI sudah

keluar

Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, TFU tidak teraba,

kandung kemih kosong

Genetalia : Tampak lochea serosa, sebanyak ± 5 cc

Perineum : Tampak luka jahitan masih basah dan bertautan

Ekstremitas : Atas : Tidak oedem

Bawah : Tidak oedem

A : P30003 2 minggu post partum

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

Hasil : Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang sudah disampaikan


102

2. Memberitahukan KIE kepada ibu mengenai hal-hal yang harus

dihindari pada masa nifas

Hasil : ibu mengerti yang disampaikan dan bersedia tidak

melakukan yang sudah disampaikan

3. Menganjurkan ibu untuk segera menentukan pilihan ber KB

Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk merencanakan KB apa

yang akan dipilih

4. Menjelaskan kepada ibu mengenai senam nifas dan mengajak ibu

untuk melakukan senam

Hasil : ibu mengerti dan merasa senang saat diajak senam

Gambar 4.10
Kunjungan Nifas III. Mengajak ibu untuk melakukan senam nifas)

Pembahasan Kunjungan Nifas III

Pada kunjungan nifas ke III, ibu mengatakan seperti orang boyok en

di bagian punggung. Ketidaknyamanan ini merupakan salah satu yang


103

muncul pada ibu setelah bersalin. Maka penulis memberiksan asuhan yaitu

senam nifas untuk dilakukan bersama ibu secara langsung.

Menurut penelitian bahwa senam pada masa nifas sangat diperlukan

dan mempunyai manfaat yang banyak. Faktanya yang banyak terjadi, para

ibu pasca bersalin takut melakukan banyak gerakan, sang ibu khawatir

gerakan-gerakan yang akan dilakukannya akan menimbulkan dampak

yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi

dini, akan dapat membuat memperlancar terjadinya involusi uterus. Dan

pada umumnya para ibu yang telah melahirkan akan mengeluhkan bagian

tubuhnya yang menjadi melar, bahkan kondisi tubuhnya yang kurang

prima akibat letih dan tegang. Sementara peredaran darah serta pernafasan

belum kembali normal, jadi untuk membantu mengembalikan tubuh ke

bentuk dan kondisi semula harus melakukan senam nifas yang rutin

(Jurnal Kesehatan FORIKES, 2011)

4.1.7 Asuhan Bayi I (6 jam setelah lahir)

Tanggal : 4 Februari 2021 Jam : 12.00 WIB

Tempat : Rumah responden (Ny. “A”)

S : Ibu mengatakan anaknya lahir normal pada jam 6 tadi dan dalam

keaadan sekarang baik dan mau menyusu meskipun ASI yang keluar

belum lancar, serta belum BAK dan BAB

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Warna kulit : Kemerahan


104

c. Tangisan : Kuat

d. Tonus Otot : Baik

e. TTV : Nadi nadi 144x/menit, suhu 37,4°C,

pernafasan 40x/menit

2. Pemeriksaan Antopometri

a. Berat badan : 2.700 gram

b. Panjang badan : 48 cm

c. Lingkar kepala : 32 cm

d. Lingkar dada : 32 cm

3. Pemeriksaan Neurologis

a. Reflek hisap (reflek sucking) : Kuat

b. Reflek menggegam(reflek swallowing ) : Kuat

c. Reflek Mencari (reflek rooting) : Kuat

4. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Tidak teraba caput dan cepal hematoma

Muka : Tidak tampak kuning, tidak tampak ada

pembekakan

Mata : Konjungtiva tampak merah muda, sklera tampak

putih

Hidung : Tidak tampak pernafasan cuping hidung

Mulut : Mukosa bibir tampak lembab, tidak tampak labio

skizis atau labio palato skizis, tidak tampak

sianosis
105

Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada, tidak

terdengar ronchi atau wheezing

Payudara : Puting susu tampak menonjol, tampak simestris

Abdomen : Tali pusat tampak basah, tidak tampak tanda-tanda

infeksi

Punggung : Tidak teraba spina bifida

Genetalia : testis sudah turun, skrotum sudah ada, BAK sudah,

BAB belum

Anus : Terdapat lubang anus, sudah BAB

Ektremitas : Atas : Akral teraba hangat, jari tangan lengkap

Bawah : Tidak terdapat polidaktil atau sindaktil

A : Neonatus NCB 6 jam dengan keadaan baik

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

Hasil : Ibu mengetahui keadaan bayinya

2. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkusnya dengan

kasa steril tidak memberikan tambahan apapun untuk mencegah

terjadinya infeksi

Hasil : Sudah dilakukannya membungkus tali pusat dengan kasa

steril karena kasa sebelumnya terkena rembesan darah

3. Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya

yaitu 2 jam sekali. Meskipun ASI belum keluar lancar, tetapi tetap

disusukan. Karena reflek hisapan bayi akan merangsang prosuksi

ASI
106

Hasil : Ibu mengerti dari penjelasan yang disampaikan dan

bersedia yang sudah dianjurkan

4. Menjaga kehangatan bayi dengan dipakaikan topi, sarung tangan,

memakai pakaian yang hangat, dan dibedong tetapi tidak perlu

terlalu rapat

Hasil : Bayi sudah terpakaikan topi, sarung tangan, baju hangat,

dan dibedong tetapi tidak terlalu rapat

Gambar 4.11
Kunjungan bayi I. Melakukan observasi saat 6 jam setelah bersalin
107

Gambar 4.12
Kunjungan bayi I. Menjaga kehangatan bayi

Pembahasan Asuhan Bayi I

Penulis memberikan konseling kepada ibu mengenai sesering

mungkin memberikan ASI kepada bayinya. Meskipun ASI belum keluar

lancar, tetapi tetap disusukan. Karena reflek hisapan bayi akan merangsang

prosuksi ASI. Nutrisi yang paling dibutuhkan dan sesuai untuk bayi adalah

ASI.

Bagi bayi manfaat ASI sangat banyak antara lain, ASI merupakan

makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna

untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan pencernaan bayi. ASI mengandung zat pelindung

(antibodi) ASI tidak menyebabkan alergi pada bayi. Menjalin hubungan

psikologis antara ibu dan bayi.


108

Dari berbagai penelitian bayi yang mendapatkan ASI yang cukup

tidak mengalami ikterus/ bayi kuning (Windasari, 2015). ASI sangat

mempunyai manfaat yang besar bagi neonatus pada masa transisi.

Kandungan yang dibutuhkan neonatus dalam ASI adalah antibodiyang

terdapat dari kolustrum

Pada keadaan normal, bayi menyusu sebanyak 8 kali per hari. Jika

bayi telah tidur selama 2-3 jam, bangunkan bayi untuk diteteki. Untuk

meningkatkan produksi ASI, ibu harus meneteki sesuai kebutuhan bayi,

pagi, siang, sore dan malam sampai bayi puas, meneteki dengan payudara

kiri sampai kosong dilanjutkan kanan bergantian.

4.1.8 Kunjungan Bayi II (umur 6 hari)

Tanggal : 9 Februari 2021 Jam : 10.00 WIB

Tempat : Rumah responden (Ny. “A”)

S : Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat, namun setiap selesai

dimandikan bayi mengalami bersin-bersin.

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. TTV : Nadi 144x/menit, suhu 36,6°C, pernafasan

50 x/menit

2. Pemeriksaan Antopometri

BB : 2.700 gram

PB : 48cm

3. Pemeriksaan Fisik
109

Kepala : Tidak teraba caput dan cepal hematoma

.Muka : Tidak tampak kuning, tidak tampak ada

pembekakan

Mata : Konjungtiva tampak merah muda, sklera tampak

putih

Hidung : Tidak tampak pernafasan cuping hidung

Mulut : Mukosa bibir tampak lembab, tidak tampak labio

skizis atau labio palato skizis, tidak tampak

sianosis

Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada, tidak

terdengar ronchi atau wheezing

Payudara : Puting susu tampak menonjol, tampak simestris

Abdomen : Tali pusat puput, tidak tampak tanda-tanda infeksi,

tidak tampak kuning

Punggung : Tidak teraba spina bifida

Genetalia : testis sudah turun, skrotum sudah ada

Anus : Terdapat lubang anus

Ektremitas : Atas : Akral teraba hangat, jari tangan lengkap

Bawah : Tidak terdapat polidaktil atau sindaktil

A : Neonatus NCB umur 6 hari dengan keadaan baik

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

Hasil : Ibu mengetahui keadaan bayinya


110

2. Mengajarkan kepada ibu untuk menjaga kehangatan bayi saat

dirumah seperti dibedong tetapi tidak perlu terlalu rapat, memakai

pakaian yang hangat, dipakaikan topi, sarung tangan dan kaki,

dekat dengan lampu dan menjaga suhu ruangan bayi selalu hangat

Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan yang sudah

diajarkan

3. Mengajarkan kepada ibu tindakan umum pencegahan infeksi e

bayinya seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak

dengan bayinya, memastikan semua barang yang digunakan bayi

benar-benar bersih dan ibu menjaga keberssihan pada daerah

payudara

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukan yang sudah

dijelaskan

4. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara on demand

yaitu pemberian ASI yang tidak terjadwal mengikuti keinginan

bayi, dengan menggunakan kedua payudara setiap menyusui

secara bergantian

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan yang sudah

dianjurkan

5. Memberikan KIE ibu mengenai tanda-tanda bahaya bayi baru

lahir

Hasil : Ibu mengerti dan memahami yang sudah disampaikan


111

Gambar 4.13
Kunjungan Bayi II. Melakukan pemeriksaan pada bayi umur 6 hari

Gambar 4.14
Kunjungan Bayi II. Memberikan KIE ibu tentang kesehatan bayi

Pembahasan Kunjungan Bayi II

Pada kunjungan asuhan bayi ke 2, ibu mengatakan bahwa anaknya

setiap setelah mandi mengalami bersin-bersin. Maka penulis memberikan

asuhan tetap menjaga kehangatan bayi saat berada dirumah.


112

Sangat penting untuk menjaga kehangatan bayi meskipun berada di

dalam rumah. Karena dari jurnal penelitian menyatakan untuk mencegah

bayi tidak mengalami hipotermi maka salah satu cara yaitu dengan

menjaga tubuh bayi agar menjadi hangat.

Hiportermi menjadi salah satu faktor terjadinya kematian bayi di

negara kita.Hipotermi adalah suatu kondisi dimana saat tubuh mengalami

mengalami penurunansuhu yang dikarenakan oleh terjadinya peningkatan

kebutuhan oksigen serta suhu ruanganyang menurun dan dapat

mengancam keadaan bayi. Hipotermi pada bayi usia 0-28 hari merupakan

kondisi saat bayi memiliki suhu tubuh dibawah 36,5° (Journal of Health

Science and Prevention, 2018)

4.1.9 Kunjungan Bayi III (umur 14 hari)

Tanggal : 17 Februari 2021 Jam : 10.20 WIB

Tempat : Rumah responden (Ny. “A”)

S : Ibu mengatakan bayinya sudah tidakada keluhan, dan sudah tidak

bersin-bersin lagi setelah selesai dimandikan

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. TTV : Nadi 136 x/menit, suhu 36,8°C,

pernafasan 50 x/menit

2. Pemeriksaan Antopometri

BB : 3.000 gram

PB : 48cm

3. Pemeriksaan Fisik
113

Kepala : Tidak teraba caput dan cepal hematoma

Muka : Tidak tampak kuning, tidak tampak ada

pembekakan

Mata : Konjungtiva tampak merah muda, sklera tampak

putih

Hidung : Tidak tampak pernafasan cuping hidung

Mulut : Mukosa bibir tampak lembab, tidak tampak labio

skizis atau labio palato skizis, tidak tampak

sianosis

Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada, tidak

terdengar ronchi atau wheezing

Payudara : Puting susu tampak menonjol, tampak simestris

Abdomen : Tali pusat puput, tidak tampak tanda-tanda infeksi,

tidak tampak kuning

Punggung : Tidak teraba spina bifida

Genetalia : testis sudah turun, skrotum sudah ada

Anus : Terdapat lubang anus

Ektremitas : Atas : Akral teraba hangat, jari tangan lengkap

Bawah : Tidak terdapat polidaktil atau sindaktil

A : Neonatus NCB umur 14 hari dengan keadaan baik

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

Hasil : Ibu mengetahui keadaan bayinya

2. Memberitahukan kepada ibu mengenai imunisasi dasar


114

Hasil : ibu mengerti dan bersedia mengingat jadwal imunisasi

bayinya setelah Hb0 dan Vit K kemarin setelah bayi lahir

3. Menganjurkan kepada ibu meskipun bayi sudah menyusu dengan

kuat tetap harus dibangunkan jika bayi tertidur dalam 2 jam

belum bangun untuk menyusu

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukan yang sudah

dianjurkan

4. Mengajarkan kepada ibu mengani cara stimulasi agar bayi lebih

merasa nyaman dan tenang.

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukan yang sudah

dianjurkan

Gambar 4.15
Kunjungan Bayi III. Melakukan pemeriksaan kepada bayi umur 14 hari
115

Gambar 4.16
Kunjungan Bayi III. Memberikan ibu KIE tentang kesehatan bayi dengan
media brosur

Pembahasan Kunjungan Bayi III

Penulis memberikan KIE mengenai macam-macam imunisasi usaha

memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin ke

dalam tubuh untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang

dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang

pembentukan zat anti yang dimasukan ketubuh melalui suntikkan

(misalnya vaksin BCG,DPT dan campak) dan melalui mulut (vaksin polio)

(E Mulyati 2014).

4.1.10 Kunjuungan Kontrasepsi I (KB 1 nifas ke 21 hari)

Tanggal : 24 Februari 2021 Jam : 09.00 WIB

Tempat : Rumah responden (Ny. “A”)


116

S : Ibu mengatakan sekarang tidak ada keluhan, dan sedang ingin

merencanakan akan menggunakan kontrasepsi. Tetapi masih

bingung untuk memilih jenis kontrasepsi yang tidak menggagu

produksi ASI

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD 110/70 mmHg, nadi 80x/menit,

suhu 37,10C, pernafasan 20x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Muka : Tidak tampak pucat, tidak tampak odema

Mata : Konjungtiva tampak merah muda, sklera putih

Leher : Tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid dan

pembesaran vena juguralis

Payudara : Puting susu tampak menonjol, bersih, tidak ada

benjolan abnormal, tampak hiperpigmentasi pada

aerola mammae, ASI (+/+)

Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada pembesaran uterus

Genetalia : Bersih, tidak ada fluor albus

Ekstremitas : Atas : Tidak oedem

Bawah : Tidak oedem

A : P30003 calon akseptor KB


117

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

Hasil : Ibu mengetahui keadaan bayinya

2. Menjelaskan macam-macam kontrasepsi untuk ibu yang sedang

menyusui.

Hasil : Ibu mulai memahami macam-macam kontrasepsi untuk

ibu yang sedang menyusui

3. Mengingatkan kepada ibu akan resiko jika ibu hamil lagi karena

usia ibu yang terlalu tua.

Hasil : Ibu mengerti dan memahi yang sudah dijelaskan

4. Memberitahukan kepada resiko jika ibu terlalu banyak anak

(jumlah lebih dari 2)

Hasil : Ibu mengerti dan memahami yang sudah dijelaskan

5. Menanyakan dan membantu ibu dalam memilih kontrasepsi yang

diinginkan ibu dan yang diperbolehkan oleh suami.

Hasil : Ibu dan suami mimilih kontrasepsi KB suntik 3 bulan

6. Membuat janji kepada ibu untuk kunjungan selanjutkan

melakukan suntik KB 3 bulan dan baru dapat dilakukan saat ibu

sudah nifas pada 40 hari.

Hasil : ibu bersedia untuk mekakukan pertemuan selanjutnya


118

Gambar 4.17
Kunjungan Kontrasepsi I. Memberikan KIE macam-macam KB dengan
media Leaflet

4.1.11 Kunjungan Kontrasepsi II (KB II nifas ke 40 hari)

Tanggal : 15 Maret 2021 Jam : 16.00 WIB

Tempat : Rumah responden (Ny. “A”)

S : Ibu mengatakan sekarang tidak ada keluhan dan ingin segera

menggunakan KB suntik 3 bulan

O : 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD 100/80 mmHg, nadi 80x/menit,

suhu 35,5°C, pernafasan 20x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Muka : Tidak tampak pucat, tidak tampak odema

Mata : Konjungtiva tampak merah muda, sklera putih


119

Leher : Tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid dan

pembesaran vena juguralis

Payudara : Puting susu tampak menonjol, bersih, tidak ada

benjolan abnormal, tampak hiperpigmentasi pada

aerola mammae, ASI (+/+)

Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada pembesaran uterus

Genetalia : Bersih, tidak ada fluor albus

Ekstremitas : Atas : Tidak oedem

Bawah : Tidak oedem

A : P30003 calon akseptor KB suntik 3 bulan

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

Hasil : Ibu mengetahui keadaan bayinya

2. Menjelaskan tentang KB suntik 3 bulan

Hasil : Ibu mengerti dan memahami yang sudah dijelaskan

3. Memberikan kepada ibu informed consent

Hasil : Ibu setuju untuk dilakukan KB suntik 3 bulan

4. Melakukan suntik KB suntik 3 bulan menggunakan

Medroxyprogesteron 150 mg/ 1 ml dan spuit 3 cc kepada ibu

dengan pendampingan bidan

Hasil : Ibu sudah diberikan suntikan KB 3 bulan

5. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan hubungan

seksual selama 1 minggu/7 hari setelah penyuntikan


120

Hasil : Ibu bersedia untuk tidak melakukan hubungan suami istri

terlabih dahulu selama 7 hari

6. Menganjurkan kepada ibu tidak masase/pijat bagian area yang

disuntik

Hasil : Ibu bersedia untuk tidak memijat bekas suntikan

7. Menganjurkan ibu datang periksa ke fasilitas kesehatan jika ada

keluhan tentang efek samping yang berlebih

Hasil : Ibu bersedia untuk datang kontrol jika terjadi efek

samping yang berlebih

8. Mmberikan kartu KB kepada ibu dan mengingatkan tanggal

kembali ibu melakukan suntik KB yaitu 4-6-2021

Hasil : Ibu akan kontrol sesuai jadwal

Gambar 4.18
Kunjungan Kontrasepsi II. Memberikan suntikan KB suntik 3 bulan

Pembahasan Kunjungan Kontrasepsi I dan II


121

Penulis memberikan konseling tentang macam-macam alat

kontrasepsi untuk ibu menyusui agar tidak mengganggu produksi ASI.

Setelah diberikan konseling ibu dan suami memilih untuk mengguakan

kontrasepsi suntik 3 bulan.

Setiap penggunaan kontrasepsi harus memperhatikan hak-hak

reproduksi individu dan pasangannya, sehingga harus diawali dengan

pemberian informasi yang lengkap. Informasi yang diberikan kepada

calon/klien KB tersebut harus disampaikan selengkap-lengkapnya, jujur

dan benar tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan.

Setelah pasien memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi

kemudian penulis memberikan suntikan KB suntik 3 bulan dengan

pendampingan bidan. Dan memberikan KIE kepada ibu setelah

dilakukannya pemberian kontrasepsi tersebut.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya asuhan kebidanan komprehensif dengan sistem

COC (Continuity Of Care) yang dilakukan secara offline, mulai dari trimester

III dengan usia kehamilan 36 minggu sampai dengan kontrasepsi selama

kurang lebih 3 bulan, yaitu mulai tanggal 25 Januari 2021 sampai tanggal 15

Maret 2021, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada ibu berjalan dengan

normal sampai dengan usia kehamilan 37-38 minggu tanpa adanya

penyulit atau komplikasi

2. Asuhan kebidanan persalinan pada ibu berjalan normal. Ibu bersalin di

Puskesmas dengan persalinan spontan, presentasi belakang kepala, dan

tidak ada penyulit atau komplikasi

3. Asuhan kebidanan masa nifas pada ibu berjalan fisiologis, tidak ada

tandanya suatu komplikasi

4. Asuhan kebidanan bayi baru lahir berjalan fisiologis, tidak ada tanda

bahaya bayi baru lahir dan bayi diberikan ASI eksklusif

5. Asuhan kebidanan keluarga berencana pada ibu sebagai akseptor KB

suntik 3 bulan

122
123

5.2 Saran

1. Bagi penulis

Penulis bisa menambahkan pengetahuan serta keterampilan secara

langsung memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan continuity

of care.

2. Bagi institusi pendidikan

Menjadi bahan referensi kepada mahasiswa mengenai asuhan

komprehensif dengan metode continuity of care.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penulis dapat menambah pengetahuan, wawasan dan sesering mungkin

belajar berkomunikasi yang baik kepada pasien yang benar dan baik agar

saat memberikan asuhan terjalin komunikasi dan hubungan yang baik

dengan responden, keluarga, dan bidan yang terlibat didalam penelitian.

4. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Sebagai masukan kepada Bidan dalam meningkatkan pelayanan untuk

memberikan kepuasan pasien dengan memberikan asuhan yang lebih

optimal meskipun di tengah masa pandemi Covid-19 serta memperhatikan

protokol kesehatan

5. Bagi pasien

Pasien dapat menerapkan hasil konseling-konseling yang telah diberikan

penulis secara keseluruhan


DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Kabupaten Jombang. 2017.Profil Kesehatan Kabupaten Jombang


2017.Jombang.

________. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2018. Jombang.

PurwoastutidanWalyani. 2015. Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana.


Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.

________. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:
Pustaka Baru Pres

Sutanto, dan Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press

KEMENKES RI. 2016a. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Laporan Tugas
Akhir.

________. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kehamilan.

________. 2017. Pedoman Dan Standar Etik Penelitian DanPengembangan


Kesehatan Nasional.

Fatimah dan Nuryaningsi. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Fakultas


Kedokteran Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

IBI. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Kesehatan Reproduksi Global Dan


Regional Asia Pasifik-UNFPA. https://www.ibi.or.id/media/Webinar%20I
DM%202020/Presentation%20Ibu
%20Mela_UNFPA_IDM2020_5May2020.pdf.
(diakses tanggal 29 September 2020)

BKKBN. 2017. Survei Demografi Dan Kesehatan 2017.


https://e-koren.bkkbn.go.id/wp-content/uploads/2018/10/Laporan-SDKI-
2017-WUS.pdf. (diakses tanggal 29 September 2020)

IBI. 2020. Situasi Pelayanan Kebidanan Pada Masa Pandemi Covid-19.


https://www.ibi.or.id/media/Webinar%20IDM%202020/IBI%20-
%203%20Situasi%20Pelayanan%20Kebidanan%20di%20Masa
%20Pademic%20Covid-19-compressed.pdf
(diakses 29 Oktober 2020)

124
125

Lampiran 1
126

Lampiran 2
SURAT KETERANGAN IZIN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini selaku Bidan :

Nama : Luluk Widyati, Amd.Keb


Jabatan : Bidan
Alamat : Ds. Keras Kec. Diwek Kab.Jombang

Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Sri Putri Wulandari


NIM : 181303026
Program Studi : D-III Kebidanan
Institusi : STIKES PEMKAB JOMBANG

Akan melaksanakan penelitian secara COC di PMB Luluk Widyati, Amd.Keb di


Ds. Keras Kec. Diwek Kab. Jombang dengan Judul “Asuhan Kebidanan Masa
Kehamilan Sampai Dengan Pemilihan Kontrasepsi di PMB Luluk Widyati,
Amd.Keb di Ds. Keras Kec. Diwek Kab. Jombang” mulai tanggal 2 Januari 2021
sampai dengan Maret 2021.
Demikian surat keterangan ini dibuat dan diberikan yang bersangkutan untuk
digunakan seperlunya.

Jombang, 2 Januari 2021


Praktik Mandiri Bidan

Luluk Widyati, Amd.Keb


127

Lampiran 3
PENJELASAN SUBJEK PENELITIAN (PSP)
BAGI PARTISIPAN WAWANCARA

Judul Penelitian : Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan Sampai Dengan


Pemilihan Kontrasepsi.
Tujuan Penelitian : Untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi pada ibu dan
bayi.

Prosedurpengumpulan data meliputi :


1) Tahap persiapan
Prosedur yang dilakukan peneliti pada tahap persiapan adalah :
(1) Pembuatan surat izin pengambilan data awal dari Stikes Pemkab Jombang
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dan Bidan Praktik Mandiri.
(2) Melakukan koordinasi dengan pemegang program terkait untuk
pengambilan data awal.
(3) Peneliti mulai menyusun proposal penelitian, uji praproposal dan uji
proposal.
(4) Pembuatan surat izin dari komite etik Stikes Pemkab Jombang.
(5) Pembuatan surat izin penelitian dari Prodi D-III Kebidanan Stikes Pemkab
Jombang kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dan Bidan Praktik
Mandiri.
(6) Melakukan koordinasi dengan bidan untuk memulai melakukan penelitian.
Penelitian juga akan mencari data berupa informasi terkait
informan/narasumber yang sesuai dengan tujuan penelitian serta nomer
telepon yang dapat dihubungi.
(7) Peneliti datang kebidan bersama subjek untuk melakukan kunjungan
pertama, kemudian penelitiakan menjelaskan tentang identitas peneliti
(pengenalan). Kunjungan pertama bertujuan agar mudah membina
hubungan saling percaya antara peneliti dan subjek peneliti. Peneliti juga
akan menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria,
menjelaskan penelitian yang akan dilakukan, tujuan dan manfaat
128

penelitian, peran peneliti dan partisipan, penggunaan asuhan dan


wawancara (lampiran 2). Calon partisipan yang menyatakan bersedia
menjadi partisipan, selanjutnya peneliti memberikan lembar inform
concent untuk ditandatangani (lampiran 3). Peneliti selanjutnya membuat
kontrak waktu dan tempat pelaksanaan wawancara dengan partisipan.
Wawancara dilaksanakan sesuai kesepakatan antara peneliti dan partisipan
dengan memperhatikan privacy.
Hak Untuk Undur Diri
Keikutsertaan partisipan dalam penelitain ini bersifat sukarela dan partisipan
berhak untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi
yang merugikan partisipan.
Adanya Insentif/inducement Untuk Subjek
Oleh karena keikutsertaan partisipan bersifat sukarela, tidak ada insentif berupa
uang yang akan diberikan kepada partisipan. Partisipan akan di berikan pelayanan
gratis seperti baju dan bedak bayi sebagai ucapan terimakasih.

Jombang, 2 Januari 2021


Peneliti

Sri Putri Wulandari

Saksi Partisipan

Contact Person Peneliti


No. Telpon : 085695400199
Alamat : Dsn. Kepuhpandak Ds. Sidowarek RT 001 RW 02 Kecamatan
Ngoro Kabupaten Jombang.
Email : sriputriwulandari60@gmail.com
129

Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

(Informed Consent)

Setelah membaca dan memahami surat dari saudara SRI PUTRI


WULANDARI, NIM:181303026, mahasiswa D-III KEBIDANAN STIKES
PEMKAB JOMBANG, serta mendapatkan penjelasan tentang tujuan, manfaat,
proses selama penelitiannya, maka saya BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA *
menjadi partisipan dalam penelitian yang akan dilakukan dengan judul “Asuhan
Kebidanan Masa Kehamilan Sampai Dengan Pemilihan Kontrasepsi di PMB
Luluk Widyati, Amd.Keb di Ds. Keras Kec. Diwek Kab. Jombang” Demikian
persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari siapapun.

*) Coret yang tidak perlu

Jombang, 2 Januari 2021

Saksi Partisipan

(………………………….) (………………………….)

Suami Mahasiswa

(………………………….) (………………………….)
130

Lampiran 5
SURAT PERNYATAAN

Saya, yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : SRI PUTRI WULANDARI
Alamat : Dsn. Kepuhpandak Ds. Sidowarek RT 001 RW 02
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang.
No. KTP : 3517024101000003
Judul Penelitian : Asuhan Kebidanan Pada Ny “A” Masa Hamil Sampai
Dengan Pemilihan Kontrasepsi di PMB Luluk Widyati,
Amd.Keb
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Saya akan mematuhi seluruh prinsip etik yang tertuang dalam proposal
penelitian
2. Apabila Saya terbukti adanya pemalsuan data akan ditangani sesuai
peraturan/ketentuan hukum yang berlaku
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Jombang, 2 Januari 2021


Saya yang Menyatakan

MATERAI

RP. 6000

SRI PUTRI WULANDARI


131

Lampiran 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KETIDAK NYAMANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
132

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


KETIDAKNYAMANAN PADA IBU TRIMESTER III

Pokok Bahasan : Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III


Sasaran : Ibu Hamil
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu : 30 menit
A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit,
diharapkan warga dapat mengerti tentang ketidaknyamanan pada ibu
selama hamil pada trimester III.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit
diharapkan warga khususnya ibu hamil dapoat menjelaskan tentang:
a. macam-macam ketidaknyamanan pada ibu hamil
b. kiat-kiat mencegah ketidaknyaman pada ibu hamil
c. cara mengurangi keluhan ketidaknyamanan ibu hamil
d. cara mengatasi ketidaknyamanan pada ibu hamil

B. MATERI PENYULUHAN
1. Macam-macam ketidaknyamanan pada ibu hamil
2. Kiat-kiat mencegah ketidaknyaman pada ibu hamil
3. Cara mengurangi keluhan ketidaknyamanan ibu hamil
4. Cara mengatasi ketidaknyamanan pada ibu hamil
133

C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN


NO Waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
1. 3 menit Pembukaan : Menjawab salam
1. Memberi salam Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan
3. menyebutkan materi/ pokok memperhatikan
bahasan yang akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.
Materi:
 macam-macam ketidaknyamanan pada
ibu hamil
 kiat-kiat mencegah ketidaknyaman
pada ibu hamil
 cara mengurangi keluhan
ketidaknyamanan ibu hamil
 cara mengatasi ketidaknyamanan pada
ibu hamil
3. 5 menit Evaluasi : Menyimak dan
 menyimpulkan inti penyuluhan. mendengarkan
 Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan
 Memberi kesempatan kepada
responden untuk bertanya
 Memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4. 5 menit Penutup : Menjawab salam
 Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
 Menyampaikan terima kasih atas
perhatiannya dan waktu yang telah
diberikan kepada peserta
 Mengucapkan salam
134

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. ALAT/MEDIA
1. Leaflet

F. EVALUASI
1. Prosedur : Lisan

G. MATERI
135

MATERI
KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III

Ibu hamil pada usia kehamilan trimester III akan sering merasakan
ketidaknyamanan akibat adanya perubahan fisik ataupun psikologis.
Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil membuat tubuh beradaptasi, apabila
tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan menimbulkan suatu masalah. Agar ibu
hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang dirasakan maka perlunya
akan memahami apa penyebab terjadi ketidaknyamanan yang dirasakan dan
bagaimana cara mencegah atau menanggulanginya. Berikut macam-macam
ketidaknyamanan yang timbul pada ibu hamil trimester III, antara lain:

1. EDEMA
Ibu hamil harus lebih waspada dan dapat membedakan antara edema yang
normal dan edema yang tidak normal atau patologis. Apabila edema tidak
hilang setelah bangun tidur, edema tidak hanya terdapat di kaki tetapi juga
pada tangan dan muka, maka ibu perlu waspada adanya pre eklampsia.
Mungkin ibu hamil perlu memeriksakan diri mengenai tekanan darah dan
proteinuri.
Faktor Penyebab :
a. Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada vena
pelvik sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama
pada waktu ibu hamil duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
b. Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.
c. Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah.
d. Kadar sodium (Natrium) meningkat karena pengaruh dari hormonal.
Natrium bersifat retensi cairan.
e. Pakaian ketat.
Untuk meringankan atau mencegah ketidaknyamanan ini, sebaiknya ibu
hamil menghindari menggunakan pakaian yang ketat, mengkonsumsi
makanan yang berkadar garam tinggi sangat tidak dianjurkan. Saat bekerja
136

atau istirahat hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama. Saat
istirahat, naikkan tungkai selama 20 menit berulang –ulang. Sebaiknya ibu
hamil makan makanan tinggi protein.
2. SERING BUANG AIR KECIL (BAK).
Keluhan sering BAK sering dialami oleh ibu hamil trimest III. Apabila
sering BAK ini terjadi pada malam hari akan mengganggu tidur sehingga ibu
hamil tidak dapat tidur dengan nyenyak, sebentar– sebentar terbangun karena
merasa ingin BAK. Sering buang air (BAK) sering disebabkan oleh karena
uterus membesar, yang disebabkan karena terjadi penurunan bagian bawah
janin sehingga menekan kandung kemih. Upaya untuk meringankan dan
mencegah sering BAK, ibu hamil dilarang untuk menahan BAK.
Upayakan untuk mengosongkan kandung kencing pada saat terasa ingin
BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk menjaga keseimbangan
hidrasi.Apabila BAK pada malam hari tidak mengganggu tidur maka tidak
dianjurkan mengurangi minum dimalam hari, tetapi bila ya, batasi minum
setelah makan malam, di samping itu ibu hamil harus membatasi minum yang
mengandung diuretic seperti teh, kopi, cola dengan coffeine. Saat tidur ibu
hamil dianjurkan menggunakan posisi berbaring miring ke kiri dengan kaki
ditinggikan, dan untuk mencegah infeksi saluran kemih selesai BAK alat
kelamin di bersihkan dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu yang
kering dan bersih
3. HAEMORROID/WASIR
Semakin bertambah parah dengan bertambahnya umur kehamilan karena
pembesaran uterus semakin meningkat. Haemorroid dapat terjadi oleh karena
adanya konstipasi. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya progesteron
yang menyebabkan peristaltik usus lambat dan juga oleh vena haemorroid
tertekan karena pembesaran uterus. Haemorroid dapat dicegah atau
meringankan efeknya dapat dilakukan dengan menghindari hal yang
menyebabkan konstipasi, atau menghindari mengejan pada saat defikasi. Ibu
hamil harus membiasakan defikasi yang baik, jangan duduk terlalu lama di
toilet. Membiasakan senam kegel secara teratur, dan saat duduk pada bak yang
137

berisi air hangat selama 15 – 20 menit, dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali


sehari.
4. INSOMNIA (SULIT TIDUR).
Ketidaknyamanan ini biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan masa
kehamilan sampai akhir kehamilan. Semakin bertambahnya umur kehamilan
maka insomnia semakin meningkat karena kecuali faktor fisik, faktor
psikologis juga ikut menjadi penyebab insomnia pada ibu hamil.
Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan fisik yaitu pembesaran
uterus.Di samping itu insomnia dapat juga disebabkan perubahan psikologis
misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena menghadapi kelahiran.
Sering BAK dimalam hari/nochturia, dapat juga menjadi penyebab terjadinya
insomniapada ibu hamil.
Cara meringankan atau mencegah :
a. Mandi air hangat sebelum tidur
b. Minum minuman hangat (susu hangat, teh hangat) sebelum tidur.
c. Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat susah
tidur.
d. Jangan makan porsi besar 2 – 3 jam sebelum tidur.
e. Jangan kawatir tentang tidak bisa tidur.
f. Kalau perlu baca sebentar untuk penghantar tidur.
g. Kurangi kebisingan dan cahaya.
h. Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi.
5. KRAM PADA KAKI.
Kram pada kaki biasanya akan timbul pada ibu hamil mulai usia
kehamilan 24 minggu. Kram ini dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang
kala masih terjadi pada saat berlangsugnya proses persalinan. Faktor penyebab
belum pasti, namun ada beberapa kemungkinan diantaranya adalah kadar
kalsium dalam darah rendah, uterus membesar sehingga menekan pembuluh
darah pelvic, keletihan dan sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.
Cara untuk meringankan atau mencegah :
a. Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau gelap).
138

b. Olahraga secara teratur.


c. Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat
d. Mandi air hangat sebelum tidur
e. Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
f. Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.
g. Pijat bagian otot – otot yang kram
h. Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal pemanas.
6. SESAK NAPAS.
Sesak nafas ini biasanya mulai muncul pada usia kehamilan awal trimester
II sampai pada trimester III. Keadaan ini terjadi karena disebabkan oleh
pembesaran uterus dan pergeseran organ–organ abdomen, pembesaran uterus
membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm. Peningkatan hormon
progesterone membuat hyperventilasi.
Cara meringankan atau mencegah dengan melatih ibu hamil untuk
membiasakan dengan pernapasan normal,berdiri tegak dengan kedua tangan
direntangkan diatas kepala kemudian menarik nafas panjang, dan selalu
menjaga sikap tubuh yang baik. Agar ibu hamil tenang para bidan dapat juga
menjelaskan penyebab fisiologis yang dapat menyebabkan sesak napas.
7. PUSING.
Rasa pusing sering menjadikan keluhan bagi ibu hamil trimester II dan
trimester III. Hal ini pastinya akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada
ibu, kalau tidak ditangani penyebabnya maka dapat mengakibatkan tekanan
darah rendah dan sampai meninggal. Sebaiknya ibu hamil posisi tidur posisi
berbaring terlentang, karena akan menambah berat badan dan pembesaran
uterus maka menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga
menghambat dan mengurangi jumlah darah yang menuju ke hati dan jantung.
Rasa pusing pada ibu hamil pada trimester II dan III, kemungkinan
disebabkan karena hypoglycemia. Agar ibu hamil terhindar dari rasa pusing,
saat bangun tidur secara perlahan–lahan, menghindari berdiri terlalu lama
dalam lingkunagn yang panas dan sesak.dan juga diupayakan untuk tidak
berbaring dalam posisi terlentang.
139

8. SAKIT PUNGGUNG.
Sakit punggung pada ibu hamil dapat disebabkan karena pembesaran
payudara yang dapat berakibat pada ketegangan otot, dan keletihan. Posisi
tubuh membungkuk ketika mengangkat barang dapat merangsang sakit
punggung, hal ini berkaitan dengan kadar hormon yang meningkat
menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi lembek, di samping itu posisi
tulang belakang hiperlordosis.
Untuk meringankan atau mencegah sakit punggung ibu hamil harus
memakai BH yang dapat menopang payudara secara benar dengan ukuran
yang tepat. Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal
hak tinggi, mengupayakan tidur dengan kasur yang keras. Selalu berusaha
mempertahankan postur yang baik, hindari sikap membungkuk,tekuk lutut
saat mengangkat barang. Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau
yoga. Ibu hamil harus berkonsultasi gizi dan asupan makan sehari-hari untuk
menghindari penambahan berat badan secara berlebuhan. Dapat juga
melakukan gosok atau pijat punggung
9. VARISES PADA KAKI ATAU VULVA.
Varises ini yang terjadi pada ibu hamil dapat terjadi oleh karena bawaan
keluarga (turunan), atau oleh karena peningkatan hormon estrogen
sehinggajaringan elastic menjadi rapuh. Varises juga terjadi oleh
meningkatnya jumlah darah pada vena bagian bawah.
Cara meringankan atau mencegah :
a. Lakukan olahraga secara teratur.
b. Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
c. Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan.
d. Hindari memakai pakaian ketat
e. Berbaring dengan kaki ditinggikan.
f. Berbaring dengan kaki bersandar di dinding
10. PERUT KEMBUNG.
Ibu hamil biasanya mengatakan masuk angin apabila merasakan perutnya
kembung. Perut kembung dapat disebabkan oleh karena peningkatan
140

hormonprogesterone, yang dapat menyebabkan motilitas usus turun sehingga


pengosongan usus lambat, kehamilan dapat memperbesar uterus dan menekan
usus besar.
Cara meringankan atau mencegah :
a. Menghindari makan makanan yang mengandung gas.
b. Mengunyah makanan secara sempurna.
c. Lakukan senam secara teratur.
d. Biasakan BAB teratur.
e. Tekuk lutut kedada untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
141

DAFTAR PUSTAKA

RI, KEMENKES, 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Kemenkes RI

Suryani, Pudji, 2018. Senam Hamil Dan Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester
Ketiga. Prodi Kebidanan Bogor: Poltekkes Bandung. Jurnal Bidan
“Midwife Journal” Volume 5 No.1.
142
142
144

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


SENAM HAMIL

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
145

SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM HAMIL

Pokok Bahasan : Senam Hamil


Sub Pokok Bahasan : Tata cara senam hamil
Sasaran   : Ibu Hamil

A. Tujuan Umum
Ibu mengetahui pentingnya senam hamil bagi ibu-ibu yang sedang hamil.

B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pengajaran diharapkan ibu mampu :
1. Ibu mengetahui arti senam hamil
2. Ibu mengetahui tujuan dari senam hamil
3. Ibu mengetahui mengenai manfaat dari senam hamil
4. Ibu diharapkan mengatahui persyaratan senam hamil
5. Ibu mengetahui tata cara senam hamil

C. Media
1. Video
2. Buku KIA

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Demonstrasi

E. Strategi
1. Persiapan
a. Membuat satuan penyuluhan dengan materi senam hamil dengan
referensi yang ada.
b. Membuat video gerakan senam.
c. Melakukan kontrak waktu
146

d. Membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup dan


mempersiapkan mental untuk menyampaikan penyuluhan pada
sasaran.
2. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
1. Pembukaan 3 mnt 1. Mengucap salam dan Menjawab salam,
terimakasih atas kesediaan ibu. mendengarkan

1. Memperkenalkan diri dan dengan seksama.

apresiasi.
2. Inti 5 mnt 1. Menyampaikan materi Mendengarkan dan
tentang pengertian senam memperhatikan.
hamil.
1. Menjelaskan tentang
tujuan dari senam hamil.
2. Menjelaskan tentang
manfaat senam hamil.
3. Menjelaskan tentang
persyaratan senam hamil
3. Demonstrasi 10 mnt Memberikan contoh gerakan senam Memperhatikan
hamil dan mengikuti
contoh gerakan
yang diberikan
oleh demonstrator.
4. Diskusi 7 mnt Meminta peserta untuk Peserta
mengajukan pertanyaan jika belum mengajukan
jelas. pertanyaan.
5. Penutup 5 mnt 1. Menyimpulkan hasil Peserta menjawab
penyuluhan. salam.

1. Memberi saran-saran.

2. Memberi salam dan


meminta maaf bila ada
kesalahan.
3. Mengucapkan terima kasih
atas perhatian dan
147

mengucapkan salam.

F. Materi
Terlampir
G. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan :
1. Jelaskan tentang pengertian senam hamil
2. Apa tujuan senam hamil
3. Apa manfaat senam hamil
4. Persyaratan senam hamil
5. Tata cara senam hamil

MATERI PENYULUHAN SENAM HAMIL

A. Pengertian Senam Hamil


Senam hamil adalah latihan fisik berupa gerakan-gerakan tertentu yang
dilakukan secara khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil
B. Tujuan Senam Hamil
Senam hamil sangatlah bermanfaat untuk dilakukan selama proses
kehamilan. berlatih senam hamil pada masa kehamilan akan dapat membantu
melatih pernafasan dan membuat ibu hamil menjadi rileks sehingga ibu dapat
beradaptasi terhadap perubahan tubuh selama kehamilan berlangsung
C. Manfaat Senam Hamil
1. Mempertahankan atau meningkatkan kebugaran kardiovaskuler
2. Membatasi penambahan berat badan dan retensi lemak
3. Meningkatkan sikap dan status mental
4. Mengurangi kecemasan dan insomnia
5. Persalinan menjadi lebih lancar dan penyulit berkurang
D. Syarat Melakukan Senam Hamil
Menurut Mandriwati (2008) syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan
senam hamil adalah :
148

1. Kehamilan berjalan normal


2. Diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya yang
mengalami kesulitan persalinan
3. Telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau
bidan
4. Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik
ibu
5. Jangan membiarkan tubuh ibu kepanasan dalam rangka waktu panjang,
istirahat sejenak
6. Gunakan bra yang cukup baik untuk olahraga dan semacam decker yang
bisa menyokong kaki
7. Minum cukup air
8. Perhatikan keseimbangan tubuh (kehamilan mengubah keseimbangan tubuh
ibu)
9. Lalukan olahraga sesuai dengan porsi dan jangan berlebihan. Jika terasa
pusing, kram, lelah, atau terlalu panas, istirahat saja
E. Tata Cara Senam Hamil
1. Senam Untuk Kaki
a. Duduk dengan posisi kaki diluruskan ke depan tubuh bersandar tegak
lurus (rileks). Tarik jari-jari kearah atas dan bawah secara perlahan-
lahan. Lakukan sebanyak 10x
b. Tarik kedua telapak kaki ke arah atas dan bawah secara perlahan-
lahan. Lakukan sebanyak 10x
2. Senam Duduk Bersila
Duduk dengan posisi bersila, letakkan kedua tangan diatas lutut.Tekan
lutut kebawah dengan perlahan-lahan. Lakukan sebanyak 10x
3. Senam Untuk Pinggang Posisi Terlentang
Tidur dalam posisi terlentang dan tekuk kedua lutut, arah telapak tangan
kebawah dan berada di samping badan ibu. Angkat pinggang secara
perlahan-lahan lakukan sebanyak 10x
4. Senam Dengan Satu Lutut
149

Tidur dengan posisi terlentang, tekuk lutut kanan dan arahkan ke kanan.
Lakukan secara perlahan sebanyak 10x. Lakukan hal yang sama pada lutut
sebelah kiri
5. Senam dengan Dua Lutut
Tidur dengan posisi terlentang, kedua lutut ditekuk dan saling menempel.
Arahkan ke kanan, tengah dan kiri secara perlahan. Lakukan sebanyak 10x
6. Senam Untuk Pinggang Posisi Merangkak
Badan dalam posisi merangkak, sambil tarik nafas angkat perut ke atas.
Sambil perlahan-lahan hembuskan nafas, turunkan punggung kembali
dengan perlahan. Lakukan sebanyak 10x
150

DAFTAR PUSTAKA

RI, KEMENKES, 2018. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI

RI, KEMENKES, 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Kemenkes RI

Suryani, Pudji, 2018. Senam Hamil Dan Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester
Ketiga. Prodi Kebidanan Bogor: Poltekkes Bandung. Jurnal Bidan
“Midwife Journal” Volume 5 No.1.
151
152

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


ENDORPHIN MASSAGE IBU HAMIL TRIMESTER III

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
153

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


ENDORPHIN MASSAGE IBU HAMIL TRIMESTER III

Pokok Bahasan : Endorphin massage pada ibu hamil trimester III


Sasaran : Ibu hamil
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu : 30 menit

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini dan dipijat, ibu dapat mengert,
memahami dan memahami pentingnya endorphin massage pada ibu hamil
trimester III
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
a. Memahami penyebab ketidaknyamanan trimester III terutama sakit
punggung
b. Memahami pengertian dari edorphin massage
c. Mengerti manfaat edorphin massage
d. Memahami kapan dapat dilakukannya edorphin massage
e. Cara melakukan edorphin massage
B. MATERI PENYULUHAN
1. Ketidaknyamanan ibu hamil terutama sakit punggung
2. Pengertian edorphin massage
3. Manfaat edorphin massage
4. Kapan dapat melakukan endorphin massage
5. Cara melakukan endorphin massage
154

C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN


KEGIATAN
No TAHAPAN Waktu
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam dan 5
 Perkenalan mendengar Menit
 Menyebutkan topic
2 penyajian  Ketidaknyamanan ibu  Mendengarkan dan 20
materi hamil terutama sakit menyimak penyuluhan Menit
penyuluhan punggung dengan serius serta
 Pengertian edorphin bertanya tentang
massage materi yang di
 Manfaat endorphin jelaskan.
massage
 Kapan dapat dikukan
endorphin massage
 Cara melakukan
endorphin massage
 Tanya jawab
3 Penutup Menutup acara dengan Menanggapi 5
memberi salam Menit

D. METODE
3. Ceramah
4. Tanya jawab

E. ALAT/MEDIA
2. Video

F. EVALUASI
2. Prosedur : Lisan
155

G. MATERI
MATERI

A. Ketidaknyamanan Ibu Hamil (Sakit Punggung)


Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil trimester III diantaranya
adalah peningkatan frekuensi berkemih, konstipasi, hiperventilasi, sesak nafas,
edema dependen, nyeri ulu hati, kram tungkai, sememutan dan baal pada jari,
insomnia, dan nyeri punggung
Nyeri punggung akan intensitasnya meningkat seiring pertambahan usia
kehamilan karena terjadi pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh akibat
berat uterus yang membesar. Nyeri punggung saat kehamilan disebabkan
terjadinya perubahan struktur anatomis dan hormonal. Perubahan anatomis
terjadi karena peran tulang belakang akan semakin berat, untuk
menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan janin. Penyebab
lainnya yaitu terjadi peningkatan pada hormonal relaksin yang menyebabkan
ligament tulang belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh
darah dan serabut syarat (American Pregnancy Organisation, 2014)

B. Pengertian Endorphin Massage


Contance Palinsky adalah seorang ahli kebidanan yang menciptakan
endorphin massage yang digunakan unuk mengurangi atau meringankan rasa
sakit pada ibu yang akan melahirkan. Rangsangan pada kulit berupa
Endorphin massage yang dilakukan pada ibu hamil trimester III yang
mengalami nyeri punggung akan mengalami pengurangan rasa ketidaknyaman
tersebut.
Endorphin massage sendiri yaitu teknik sentuhan atau pijatan ringan yang
dapat memberikan rasa tenang dan nyaman pada ibu hamil yang memasuki
usia kehamilan trimester III dan menjelang persalinan.

C. Manfaat Endorphin Massage


1. Mmberikan kenyamanan dan ketenangan
156

2. Sudah dibuktikan dengan beberapa penelitian bahwa endorphin massage


mampu dan efektif mengurangi ketidaknyamanan nyeri pada trimester
III
3. Dapat merangsang induksi alami
4. Membantu memperlancar proses persalinan

D. Kapan bisa dilakukan Endorphin Massage ini?


Endorphin massage ini dapat dilakukan pada usia kehamilan ibu mulai dari
36 minggu dan dapat dilakukan sampai ibu proses bersalin. Massage ini dapat
dilakukan oleh suami.

E. Cara Melakukan Endorphin Massage


Masase ini dilakukan secara lembut dengan buku-buku jari. Tidak
menyentuh atau menekan terlalu kuat. Jika ibu hamil merasakan geli atau
merinding saat proses massage hal tersebut merupakan hal wajar karena itu
yang dinamakan endorphin. Langkah dalam endorphin massage, antara lain :
1. Bantu ibu untuk memposisikan tubuhnya senyaman mungkin bisa posisi
duduk tengkurap depan kursi atau dengan gymball. Ibu juga bisa dalam
posisi tidur miring dengan bantal dan guling.
2. Anjurkan ibu untuk pejamkan mata dan rileks
3. Mulai sentuh bagian kepala sampai ke leher
4. Lalu lanjutkan sentuhan halus ke bahu lalu ke area tangan susuri secara
perlahan-lahan
5. Selanjutkan mengalir ke daerah tulang punggung sampai dengan bokong.
6. Dari bokong lanjut beri sentuhan menyusuri paha sampai kaki.
7. Setelah sampai di kaki, tarik lali setuhan ke bagian yang tadi di lalui
8. Ulangi sentuhan tersebut sampai di rasa cukup
9. Dan yang terakhir sentuh dan letakkan kedua tangan suami atau yang
melakukan massage di atas perut ibu untuk melakukan komunikasi dengan
janin. Komunikasi apapun yang ingin di doakan oleh ibu.
10. Setelah selesai buka mata lagi dan rileks lagi
157

DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, dkk. 2017. Hubungan Efektifitas Massage dan Teknik Relaksasi dengan
Pengurangan Nyeri Punggung Pada Kehamilan Trimester III di Klinik
Pratama Keluarga Medika Jakarta. Jurnal khusus FIK volume 40 No 57

Diana, Wulan. 2019. Endorphin Massage Efektif Menurunkan Nyeri Punggung


Ibu Hamil III (Di BPM Lulu Surabaya). Jurnal Ilmiah Kesehatan volume
12 No 2

Pro V Clik. 2020. Pijatan Lembut Endorphin Massage Sebelum Melahirkan.


Diakses dari https://www.youtube.com/watch?
v=yrUAgGihPLQ&feature=youtu.be . Diakses pada 21 Januari 2021-01-
21

Moms Indonesia. 2019. Mengurangi Nyeri Persalinan Dengan Endorfin Massage.


Diaskes dari https://www.youtube.com/watch?v=lFssXP7ieMw&t=7s .
Diakses pada 21 Januari 2021
158
159

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PERSIAPAN PERSALINAN

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
160

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PERSIAPAN PERSALINAN

Pokok Bahasan : Persiapan Persalinan


Sasaran : Ibu Hamil
Hari/Tanggal :
Tempat :
A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat mengerti dan memahami
apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi persalinan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
a. Memahami pengertian persiapan persalinan
b. Mengetahui kapan harus mempersiapkan
c. Mengetahui apa saja yang perlu disiapkan

B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Persiapan Persalinan
2. Waktu yang tepat untuk mempersiapkan
3. Langkah Persiapan Persalinan

C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN


KEGIATAN
No Tahapan Waktu
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam dan 5 Menit
 Perkenalan mendengar
 Menyebutkan topic
2 penyajian  Pengertian  Mendengarkan dan 20
materi  Waktu yang tepat menyimak Menit
penyuluhan untuk mempersiapkan penyuluhan dengan
 Langkah persiapan serius serta bertanya
persalinan tentang materi yang
 Tanya jawab di jelaskan.
3 Penutup Menutup acara dengan Menanggapi 5 Menit
memberi salam
161

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. ALAT/MEDIA
1. Leaflet
F. MATERI
162

LAMPIRAN MATERI
PERSIAPAN PERSALINAN

Persiapan persalinan adalah persiapan yang dibuat oleh ibu, suami, dan
keluarga, serta bidan. Persiapan ini tidak harus tertulisnamun disepakati bersama
dan merupakan hasil diskusi dan konseling. Harapannya dengan persiapan
persalinan dapat mengurangi kebingungi ibu, suami dan keluarga pada waktu
menjelang persalinan dan meningkatkan kemungkinan ibu menerima asuhan yang
tepat sesuai dengan waktunya
Lima langkah penting yang harus direncanakan secara detail untuk
persiapan persalinan adalah :
Langkah 1 : Membuat rencana persalinan.
a. Menentukan tempat persalinan.
Sejak awal ibu dan keluarga sudah harus menentukan dimana akan
melahirkan sehingga ketika sudah ada tanda–tanda persalinan maka langsung
berangkat karena tujuannnya sudah jelas dan mantap sehingga tidak perlu
berpikir atau diskusi dengan keluarga dan masyarakat yang akan memakan
waktu untuk mencapai fasilitas kesehatan.
b. Memilih tenaga kesehatan terlatih.
Setelah menentukan tempat persalinan, maka kemudian berpikir
menentukan bidan yang akan menolong persalinan. Kalau sudah memilih
bidan yang akan menolong persalinan, maka mulai menjalin hubungan sejak
periksa hamil sehingga sudah terjalin hubungan yang baik yang dapat
mengurangi kecemasan pada saat melahirkan. Perlu ditentukan juga apabila
bidan yang dipilih tidak ada ketika tiba saat persalinan, siapa bidan
penggantinya.
c. Bagaimana menghubungi bidan.
Untuk mempermudah komunnikasi perlu ditanyakan bagaimana cara
menghubungi bidan, dapat menanyakan no Hp atau telp yang dapat
dihubungi.
163

d. Bagaimana transportasi ke tempat persalinan.


Kendaraan untuk berangkat ke tempat persalinan juga harus
direncanakan sejak hamil sehingga siap setiap saat.
e. Siapa yang akan menemani pada saat persalinan.
Sering bidan beranggapan bahwa yang berhak menemani ketika
persalinan adalah suami. Hal tersebut tidak benar karena prinsipnya yang
menemani adalah orang yang dapat memberi sport mental kepada ibu yang
akan melahirkan, hal ini tidak harus suami. Pernah terjadi suami yang
mendampingi istrinya melahirkan malah akan pingsan karena sebenarnya
suami tidak tega melihat istrinya, ada juga suami yang marah – marah pada
istrinya karena istrinya tidak kuat mengejan. Hal yang seperti ini justru
mengganggu proses persalinan karena menambah kecemasan ibu yang
melahirkan. Untuk menentukan siapa yang akan menemani, perlu ditanyakan
kepada ibu.
f. Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan
biaya tersebut.
Untuk mengetahui berapa banyak biaya yang dibutuhkan, ibu hamil
sudah dapat menentukan ingin dirawat klas berapa sehingga dapat
mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan. Pada saat periksa hamil sebaiknya
bidan mengorientasikan pasien pada kamar – kamar sesuai klas dan tarifnya
sehingga pasien dapat memilih sejak awal. Bagaimana cara mengumpulkan
biaya, pasien dapat diajak diskusi, apakah dengan Tabungan Ibu Bersalin
(tabulin) sehingga pasien dapat menabung setiap periksa hamil sehingga pada
saat melahirkan sudah terkumpul biaya, atau ibu memilih dengan biaya
jaminan persalinan (Jampersal), atau jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas) , atau dengan BPJS dll.
g. Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu sedang melahirkan.
Siapa yang akan menjaga keluarganya dirumah ketika ibu melahirkan
juga harus sudah disiapkan supaya ibu yang akan melahirkan secara total
hanya memikirkan proses persalinan yang dihadapi dan tidak dikacaukan
164

dengan pikiran – pikiran yang lain. Seringkali terjadi di lapangan, ibu yang
akan melahirkan masih memikirkan anaknya yang dirumah siapa yang
menjaga, siapa yang mengantar sekolah dsb.

Langkah 2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi


kegawatdaruratan.
1. Siapa yang membuat keputusan utama dalam keluarga.
2. Siapa yang akan membuat keputusan apabila pembuat keputusan utama tidak
ada saat terjadi kegawatdaruratan.
Sejak dalam kehamilan, siapa yang bertanggungjawab membuat
keputusan, menanda tangani informed consent ketika terjadi kegawatdaruratan
harus sudah ditentukan. Juga bagaimana apabila pembuat keputusan utama tidak
ada ketika terjadi kegawatdaruratan. Pernah terjadi seorang ibu yang akan
melahirkan dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten, diantar oleh suami, keluarga dan
tetangga. Tetapi ketika akan dilakukan tindakan maka tidak ada yang berani tanda
tangan informed consent, suami pun tidak berani karena yang berhak adalah
bapak dari pasien padahal bapaknya tidak ikut mengantar sehingga terjadi
keterlambatan mendapat pertolongan disebabkan keluarga belum menyetujui
dilakukan tindakan.

Langkah 3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan.


Sering terjadi ibu meninggal karena mengalami komplikasi serius selama
kehamilan, persalinan atau pasca persalinan dan tidak menyiapkan transportasi
yang dapat menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan. Sejak ibu hamil, bidan
harus mendiskusikan dengan ibu dan keluarga untuk menyiapkan transportasi dan
dimana akan dirujuk jika ibu mengalami komplikasi Rencana ini perlu disiapkan
sejak dini sejak ibu masih hamil, terdiri dari :
a. Dimana ibu akan melahirkan
b. Dimana akan dirujuk apabila terjadi kagawat daruratan
c. Bagaimana cara menjangkau tempat rujukan jika terjadi kagawat daruratan
d. Bagaimana mendapatkan dana jika terjadi kegawat daruratan
165

e. Bagaimana cara mencari donor, siapa yang direncanakan menjadi donor

Langkah 4. Membuat rencana, pola menabung.


Bidan berupaya untuk mendiskusikan dengan ibu dan keluarga untuk
menyiapkan dana jika terjadi kagawatdaruratan. Banyak kasus ibu meninggal
karena kehamilan, persalinan maupun pasca persalinan karena tidak sempat
mencari pertolongan ke tempat fasilitas kesehatan yang lebih lengkap disebabkan
tidak mempunyai dana yang diperlukan. Sering terjadi karena merasa tidak
mempunyai dana yang cukup maka keluarga pasrah dengan keadaan sehingga ibu
yang akan melahirkan dibiarkan tetap di rumah meskipun sebenarnya memerlukan
pertolongan. Bidan dapat mengajarkan kepada ibu hamil untuk menabung.
Langkah 5. Mempersiapkan peralatan untuk persalinan.
Pengalaman dipelayanan, sering ditemui ibu yang akan melahirkan datang
ke fasilitas kesehatan tidak membawa peralatan apa- apa, ketika ditanya katanya
karena baru akan periksa saja, kalau ternyata sudah waktunya melahirkan baru
akan mengambil peralatan ke rumah.Hal ini sangat menyulitkan jalannya
persalinan karena alat yang dibutuhkan belum ada. Untuk mengatasi hal tersebut
anda sebagai bidan harus membantu ibu untuk menyiapkan keperluan ibu dan
bayinya . Buatlah daftar peralatan minimal yang harus disiapkan ibu dan
keluarganya untuk dibawa pada saat persalinan.
Beberapa daftar peralatan untuk persalinan.
1. 2-3 pakaian tidur yang memudahkan anda untuk menyusui(bukaan depan)
2. 2-3 BH menyusui
3. 3 – 4 Kain panjang/ sarung
4. baju panjang atau daster
5. sandal
6. 4 celana dalam
7. Pembalut ibu bersalin
8. 2 handuk bersih yang mudah menyerap keringat.
9. 2 Waslap
10. Tisu basah dan tisu kering
166

11. Alat mandi (sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo)


12. Minyak penghangat (minyak kayu putih)
13. Make-up( krim wajah dan tangan,kaca, sisir)
14. Gurita atau korset
15. Hp yang sudah isi pulsa.
Tidak kalah pentingnya yang harus dipersiapkan oleh ibu yang akan
bersalin adalah peralatan untuk bayi.
a. 1 lusin Baju dan popok bayi
b. 2 handuk bayi yang lembut
c. Kain segi empat / selimut bayi
d. Kaos tangan dan kaos kaki
e. 2 waslap
f. Topi
g. Minyak telon, sabun mandi, shampoo khusus bayi, sisir bayi
h. Selendang / kain gendongan
i. Peralatan lain: misalnya peralatan makan, obat dan sebagainya.
167

DAFTAR PUSTAKA

RI, KEMENKES, 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Kemenkes RI

RI, KEMENKES, 2019. Materi Komunikasi, Informasi, Dan Edukasi Pedoman


Untuk Puskesmas Dalam Pemberdayaan Lanjut Usia Seri Kesehatan Ibu
Hamil, Bersalin, Dan Nifas Jakarta: Kemenkes RI
168
168
170

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
171

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR

Pokok Bahasan : Tanda bahaya Bayi baru lahir


Sasaran : Ibu nifas
Hari/Tanggal :
Tempat :

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah di lakukan penyuluhan di harapkan ibu mengerti, memahami
tentang tanda-tanda bahaya pada Bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
a. Menyebutkan dan menguraikan tentang tanda-tanda bahaya Bayi baru
lahir
b. Menguraikan tentang macam-macam tanda bahaya Bayi baru lahir.

B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian tanda bahaya bayi baru lahir
2. Macam-macam tanda bahaya bayi baru lahir
3. Yang dilakukan saat bayi mengalami salah satu tanda bahaya.

C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN

KEGIATAN
NO TAHAPAN Waktu
Penyuluhan Peserta
 Memberi salam  Menjawab salam dan 5 menit
1 Pembukaan  Perkenalan mendengar
 Menyebutkan topik

2 Penyajian  Pengertian tanda  Mendengarkan dan 25 menit


Materi bahaya kehamilan menyimak penyuluhan
172

 Macam-macam tanda
Penyuluhan
bahaya kehamilan

 Memeberikan  Bertanya aktif 20 menit


kesempatan  Menjawab pertanyaan
 Melakukan eveluasi  Mendengarkan dan
3 Penutup
 Menyimpulkan materi memerhatikan
 Memberi salam  Menjawab salam
penutup

D. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab

E. ALAT/MEDIA
 Leaflet

F. MATERI
173
174

MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR

A. Pengertian Bayi baru lahir dan tanda bahaya Bayi baru lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir 2.500-4000 gram dan telah mampu hidup di luar
Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah pada bayi
baru lahir yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi.

B. Macam-macam tanda bahaya Bayi baru lahir.


1. Bayi tidak mau menyusu
Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti yang
kita ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak
mau menyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan
berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika
sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi
berat.
2. Kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan
adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi
demam. Jika ya kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu
sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi
anda kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah
lain. Perhatikan freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada
dokter.
3. Sesak Nafas
Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa
yaitu sekitar 30-60 kali per menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali
per menit atau lebih dari 60 kali per menit maka anda wajib waspada.
Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.
175

4. Lemah
Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan
biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah
yang berlebihan ataupun infeksi berat.
5. Merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi
kita merintih terus menerus walau sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-
hapuk, maka konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada
ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
6. Pusar Kemerahan
Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi.
Yang harus anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat
bayi tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan
kering. Betadin dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk
dikompreskan. Artinya hanya dioleskan saja saat sudah kering baru anda
tutup dengan kassa steril yang bisa anda beli di apotik.
7. Demam
Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C – 37,50C. Jika kurang atau lebih
perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat bayi
anda kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian
yang basah.
8. Mata bernanah banyak
Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang
berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air
hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.
9. Bayi Diare
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air
besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair yang lebih banyak dari
biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar,
sedangkan neonates dikatakan diare apabila sudah lebih dari 4x buang air
besar.
176

10. Kulit Bayi terlihat kuning.


Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Kuning yang
berbahaya jika muncul pada :
 Hari pertama (kuning dari 24 jam setelah lahir)
 Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari
 Kuning sampai ke telapak tangan/kaki.

C. Perlunya mengenali Tanda Bahaya Bayi baru lahir :


1) Bayi baru lahir gampang sakit, apabila sakit, bisa menjadi serius bahkan
mengakibatkan kematian.
2) Dengan mengetahui tanda bahaya, bayi akan cepat mendapat pertolongan
sehingga dapat mencegah kematian.
177

DAFTAR PUSTAKA

Sukesi, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak
Prasekolah. Jakarta: Kemenkes RI

RI, KEMENKES. 2018. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemeskes RI
177
177
180

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PERAWATAN TALI PUSAR PADA BAYI BARU LAHIR

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
181

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PERAWATAN TALI PUSAR PADA BAYI BARU LAHIR

Pokok Bahasan : Perawatan tali pusar pada bayi baru lahir


Sasaran : Bayi baru lahir
Hari/Tanggal :
Tempat :

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu bayi dapat mengerti tentang


perawatan tali pusat sehari – hari yang benar.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
a. Memahami pengertian tali pusat
b. Memahami tujuan perawatan tali pusat
c. Memahami bahaya yang timbul apabila tali pusat tidak terawat
d. Memahami ciri-ciri infeksi tali pusat
e. Mengerti cara merawat tali pusat

B. MATERI PENYULUHAN
1. Definisi tali pusat
2. Tujuan perawatan tali pusat
3. Bahaya yang timbul apabila tali pusat tidak terawat
4. Ciri – ciri infeksi tali pusat
5. Cara merawat tali pusat
182

C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 3 menit Pembukaan: Menjawab salam dan
 Memberi salam memdengarkan dan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
 Menyebutkan materi / pokok bahasan
yang akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
 Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur
Materi :
 Tujuan perawatan tali pusat
 Bahaya yang timbul apabila tali pusat
tidak terawat
 Ciri – ciri infeksi tali pusat
 Cara merawa tali pusat
3. 10 menit Evaluasi Menyimak dan
 Menyimpulkan inti penyuluhan memperhatikan
 Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan
 Memberi kesempatan pada responden
untuk bertanya
 Memberi kesempatan pada responden
untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan
4. 3 menit Penutup Menjawab salam
 Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
 Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan kepada peserta
 Mengucapkan salam
183
184

D. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
E. ALAT/MEDIA
 Leaflet
F. MATERI
185

LAMPIRAN MATERI
PERAWATAN TALI PUSAR PADA BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian tali pusat


Tali pusat adalah saluran yang menghubungkan bayi dengan plasenta
saat berada di dalam rahim, dimana plasenta berguna untuk menyediakan
oksigen dan nutrisi dari ibu untuk bayi di dalam kandunga. Kertika bayi
dilahirkan. (dr.Suririnah,2009)

2. Pengertian Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat adalah cara untuk membersihkan dan menjaga agar tali
pusat tetap kering dan bersih ( tali pusat mengering dan putus pada 7-10 hari
sesudah lahir, bisa juga 15-18 hari atau lebih). Tali pusat tidak boleh di tarik,
tidak boleh di beri ramua-ramuan.

3. Tujuan perawatan tali pusat


Agar terhindar dari infeksi dan tali pusat bisa lepas dengan sendirinya.

4. Yang perlu dipersiapkan sebelum merawat tali pusat


a. Kassa steril
b. Air hangat

5. Langkah-langkah merawat tali pusat


a. Mencuci tangan dengan sabun, dekatkan alat-alat ke dekat pasien
b. Jika bayi sudah di mandikan keringkan tali pusat denganlembut dan hati-
hati
c. Bersihkan tali pusat dengan menggunakan air hangat
d. Untuk membersikan pangkal, harus sedikit di angkat (jangan menarik) tali
pusat.
e. Bungkus tali pusat dengan kassa steril
f. Lilitkan kassa steril pada tali pusat dan lipat ke arah atas
186

g. Kassa di ganti 2x sehari dan ketika tali pusat kotor, basah


h. Jika sudah selesai gedong kembali bayi
i. Cuci tangan kembali dengan sabun di air yang mengalir.

6. Yang perlu di pehatikan saat merawat tali pusat


a. Tidak boleh menarik tali pusat
b. Tidak boleh memegang tali pusat ketika tangan kotor
c. Jangan memberi ramu-ramuan
d. d.Menjaga tali pusat agar tetap kering dan bersih
e. Dampak yang terjadi jika tali pusat jarang atau tidak di rawat
f. Timbulnya kemerahan pada tali pusat
g. Ada pus/nanah pada tali pusat
h. Adanya panas / demam pada bayi, Suhu lebih dari 37,5ºC
i. Timbulnya bau tidak sedap pada tali pusat
j. Timbul penyakit tetanus
k. Timbul kejang pada bayi
187

DAFTAR PUSTAKA

RI, KEMENKES, 2018. Buku Kesehatan Ibu dan Anak Kebidanan Kehamilan.
Jakarta: Kemenkes RI

Esyuananik, dkk. 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan
Anak Pra Sekolah. Jakarta: Kemenkes RI
186
186
190

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MACAM-MACAM KB UNTUK IBU MENYUSUI

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
191

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MACAM-MACAM KB UNTUK IBU MENYUSUI

Pokok Bahasan : Macam-macam KB untuk ibu menyusui


Sasaran : Ibu yang setelah melahirkan dalam masa menyusui ingin
berKB
Hari/Tanggal :
Tempat :

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat mengerti ddan
menentukan kontrasepsi yang aman saat menyusui
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
 Memahami macam-macam KB yang aman pada saat menyusui
 Mengetahui masa ke efektivitasan di setiap KB yang aman untuk ibu
menyusui
 Mengetahui apa saja efek samping pada KB yang aman untuk ibu
menyusui

B. MATERI PENYULUHAN
 Macam-mcam KB yang aman untuk ibu setelah bersalin dan menyusui
 Efektivitasan di setiap KB yang aman untuk ibu menyusui
 Efek samping pada KB yang aman untuk ibu menyusui
192

2. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN


KEGIATAN
No Tahapan Waktu
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam dan 5 Menit
 Perkenalan mendengar
 Menyebutkan topic
2 penyajian  Macam-mcam KB  Mendengarkan dan 20
materi yang aman untuk ibu menyimak Menit
penyuluhan setelah bersalin dan penyuluhan dengan
menyusui serius serta bertanya
 Efektivitasan di setiap tentang materi yang
KB yang aman untuk di jelaskan.
ibu menyusui
 Tanya jawab
3 Penutup Menutup acara dengan Menanggapi 5 Menit
memberi salam

3. METODE
3. Ceramah
4. Tanya jawab

4. ALAT/MEDIA
 Leaflet

5. MATERI
193

LAMPIRAN MATERI
MACAM-MACAM KB UNTUK IBU MENYUSUI

KB setelah melahirkan, dan apakah sedang menyusui?


Jika menyusui dan klien memberi ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama sejak
melahirkan, bisa mencegah kehamilan (selama tetap memberikan ASI). ASI
eksklusif juga baik bagi kesehatan bayi. Anjurkan klien untuk memakai metode
lain apabila berhenti memakai MAL atau jika menginginkan perlindungan
tambahan. Metode lain yang baik selama menyusui adalah metode non-hormonal
seperti kondom, AKDR, Kontap. Metode yang hanya berisi progestin juga bisa
dipakai selama menyusui (suntik 3 bulanan, implan).
MAL (Metode Amenorea Laktasi)
Metode kontrasepsi dengan cara menyusui. Selalu beri ASI, siang &
malam, dan bayi tidak/sedikit diberi makanan lain. Efektif selama 6 bulan sejak
persalinan. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Metode ini tidak memberi
perlindungan terhadap HIV AIDS dan IMS
"Laktasi"— berkaitan dengan menyusui. "Amenorea" tidak mendapatkan
haid. Memakai metode MAL berarti menyusui sedemikian rupa hingga bisa
mencegah kehamilan. Bekerja dengan menghentikan ovulasi. HANYA memberi
ASI pada bayi (dengan sedikit atau tanpa makanan lain) memberi perlindungan
terbaik terhadap kehamilan dan makanan terbaik untuk kesehatan bayi.
Cara memberi makan paling sehat untuk bayi selama 6 bulan pertama. ASI
mengandung gizi yang dibutuhkan oleh bayi serta membantu melindungi bayi
terhadap infeksi. Cara ini juga memberi manfaat kesehatan bagi Ibu. Menyusui
harus dimulai 1 jam setelah persalinan, dan bayi sebaiknya tidak diberi makanan /
susu lain sampai berusia 6 bulan. Menyusui dapat merupakan makanan utama
selama dua tahun atau lebih bagi bayi. Untuk perlindungan terhadap HIV AIDS
dan IMS, pakai kondom. Menyusui juga bisa menularkan HIV dari ibu kepada
bay
Ibu menyusui dapat memulai MAL kapan saja jika memenuhi tiga syarat:
1. Usia bayi kurang dari 6 bulan
194

2. Bayi tidak diberi makanan atau minuman lain selain ASI


3. Belum mendapat haid
ASI sangat baik bagi bayi diberikan sampai 2 tahun. Setelah bayi berusia 6
bulan atau lebih, ibu harus memakai metode KB lain. Jika klien terus menyusui,
sebaiknya memakai metode non-hormonal. Klien juga bisa memakai metode
hormonal yang hanya mengandung progestin (pil progestin, kontrasepsi suntik
progestin, dan implan).
Saat menggunakan MAL Tidak bisa memakai MAL jika telah mendapat
haid 2 hari berturut-turut atau lebih. (Perdarahan 8 minggu pertama setelah
persalinan tidak dihitung.) Jika klien bisa mulai sekarang atau baru bersalin, dan
tidak ada kondisi yang menghalangi pemakaian MAL,
Jika klien tidak lagi memakai MAL atau memiliki kondisi yang
menghalangi pemakaian MAL, bantu dia memilih metode lain. HIV bisa
ditularkan pada bayi melalui ASI. Jika sudah ada makanan pengganti yang aman
(baik buatan sendiri atau beli), ibu sebaiknya berhenti menyusui dan
menggunakan metode lain. Jika makanan pengganti yang aman tidak tersedia, dia
harus memberi ASI eksklusif. Setelah 6 bulan, atau jika sudah ada makanan
pengganti, dia harus berhenti menyusui.
KONDOM
Mencegah kehamilan dan IMS termasuk HIV. Sangat efektif bila
digunakan SETIAP KALI bersenggama. Bisa hanya kondom dan atau bersama
dengan metode KB lain. Mudah didapat dan digunakan
Klien perlu kondom ketika:
 Klien tidak yakin dia/pasangan memiliki IMS termasuk HIV.
 Klien punya pasangan seks lain; atau tidak yakin apakah pasangannya
punya pasangan seks lain.
 Jika kondom dipakai dengan benar, sangat efektif mencegah kehamilan,
HIV dan IMS lainnya.
 Sebaiknya dipakai pada SEMUA kontak seksual.
 Klien bisa memakai metode KB lain dengan kondom sebagai perlindungan
ekstra terhadap kehamilan.
195

 Juga digunakan sebagai cadangan bagi metode KB lain (misal lupa minum
pil, terlambat suntik, dll.)
 Dijual di banyak tempat.
 Pemakaian menjadi mudah dengan pengalaman. Semua pria bisa memakai
kondom, bahkan pria dengan penis yang besar.
 Banyak pasangan masih bisa menikmati seks walau memakai kondom -
bisa mendapat kesenangan lebih karena keduanya merasa aman dalam
berhubungan

AKDR
Alat kecil yang dipasang dalam rahim Sangat efektif dan aman Dapat
dicabut kapan saja Anda inginkan Bekerja hingga 10 tahun, tergantung jenisnya
Dapat menambah pendarahan haid atau menyebabkan kram Tidak melindungi dari
HIV AIDS dan IMS
Yang tidak bisa memakai AKDR
 Sedang hamil : Jika ragu, pakai daftar periksa pada Tambahan 1 atau lakukan
tes kehamilan.
 Baru saja melahirkan (2 - 28 hari pasca persalinan) : Pemasangan AKDR
hanya boleh dilakukan sebelum 48 jam dan setelah 4 minggu pasca
persalinan.
 Memiliki risiko IMS (termasuk HIV) : Mereka yang berisiko terinfeksi
IMS/HIV mencakup mereka: Yang mempunyai lebih dari 1 pasangan tidak
selalu memakai kondom; Yang memiliki pasangan dengan HIV/IMS dan
tidak selalu memakai kondom; Memakai jarum suntik bersama, atau
pasangan memakai jarum suntik bersama (hanya untuk HIV tetapi tidak untuk
IMS)
 Menstruasi yang tak biasa : Menstruasi tak biasa harus diases sebelum
memasang AKDR
 Infeksi atau masalah pada organ perempaun : Jangan memasang AKDR jika
klien memiliki kanker rahim. endometrium atau kanker indung telur; penyakit
tropoblas jinak atau ganas; tbc panggul.
196

Kemungkinan efek samping. Sebagian besar efek samping TIDAK


berbahaya. BUKAN tanda-tanda penyakit.
 Setelah pemasangan: Kram selama beberapa hari, Bercak/Flek selama
beberapa minggu
 Efek samping umum lainnya: Haid lebih lama dan lebih banyak Bercak
diantara siklus haid Kram atau rasa nyeri selama haid
Yang perlu diingat
 Jenis AKDR yang dipakai:
 Waktu untuk melepas AKDR:
 Kram dan perubahan haid adalah hal biasa: datang kembali jika mengganggu
Kembali dalam 3-6 minggu, atau setelah masa haid berikutnya untuk
pemeriksaan
Temui Bidan jika :
 Terlambat haid, atau Anda merasa hamil
 Mungkin terinfeksi IMS atau HIV
 Benang AKDR berubah panjang atau hilang
 Sangat nyeri pada bagian bawah perut

KB SUNTIK 3 BULAN
Suntik diberikan setiap 3 bulan. Sangat efektif dan mudah untuk berhenti,
namun perlu waktu untuk dapat hamil, aman bagi hampir semua perempuan,
merubah haid bulanan dan tidak melindungi terhadap HIV/IMS.
Yang Tidak Bisa Memakai Kontrasepsi Suntik Progestin
 memiliki tekanan darah tinggi : Periksa tekanan darah (TD) jika mungkin. Jika
sistolik TD 160+ atau diastolik BP 90+, bantu dia memilik metode lain
(kecuali Pil, Suntik Kombinasi atau implan).
 menyusui kurang dari 6 minggu Minta klien kembali pada saat bayi berusia 6
minggu.
 mungkin hamil Jika ragu, gunakan daftar tilik kehamilan pada tambahan 1
atau lakukan tes kehamilan.
197

 Memiliki kondisi kesehatan serius lain seperti, hipertensi, diabetes, merokok


atau usia >35, diabetes, pernah terserang stroke atau bermasalah dengan
jantung maupun pembuluh darah Pernah terkena kanker payudara Pendarahan
abnormal melalui vagina Penyakit hati serius maupun sakit kuning
Kemungkinan efek samping
 Sangat Umum terjadi perubahan haid.Penting untuk menjelaskan perubahan
haid: Biasa terjadi, khususnya selama beberapa bulan pertama pemakaian.
Haid tak teratur dan flek biasa terjadi. Amenore (tidak haid) sering terjadi
setelah beberapa bulan pemakaian. Tidak mempengaruhi kesuburan secara
permanen. Jarang merupakan tanda kehamilan. Jelaskan bahwa darah tidak
menumpuk di tubuh Perdarahan banyak jarang terjadi
 Umum => berat badan naik : Rata-rata naik 1-2 kg tiap tahun tetapi kadang
bisa lebih. Merubah pola makan (diet) bisa membantu mengontrol kenaikan
BB.
 Tidak umum: keluhan lain seperti sakit kepala ringan, nyeri payudara, suasana
hati berubah. mual-mual, rambut rontok, gairah seksual menurun Jerawat
Kapan mulai menggunakan?
 Setelah melahirkan, jika menyusui: Bisa mulai 6 minggu setelah melahirkan.
Jika lebih dari 6 minggu dan kurang dari 6 bulan, menyusui penuh dan masih
belum haid (amenore), klien boleh mendapat suntikan kapan saja. Jika
menyusui tak penuh, sebaiknya mulai 6 minggu setelah melahirkan.
menunggu lebih lama berisiko hamil.
Temui penyedia layanan jika :
 haid tak lazim (banyak & lama)
 sakit kepala berat
 Kulit atau mata kuning
 mengalami gangguan kesehatan yang serius
198

KONTAP
Vasektomi
 Perlu pembedahan
 Tidak mudah dikembalikan seperti semula.
 Bagi pria yang tidak menghendaki anak lagi
 Sangat efektif
 Aman bagi hampir semua pria
 Tidak ada efek samping terhadap kemampuan seksual
 Tidak melindung dari HIV AIDS dan IMS
Tubektomi
 Merupakan tindakan operasi
 Rahim TIDAK diangkat: ibu masih bisa mendapat haid
 Metode yang tidak mudah dikembalikan ke semula—hanya untuk ibu yang
tidak menginginkan anak lagi
 Sangat efektif
 Aman bagi hampir semua ibu
 Tidak ada efek samping jangka panjang
 Tidak melindungi terhadap HIV/AIDS-IMS
199

DAFTAR PUSTAKA

RI, KEMENKES, 2018. Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB. Jakarta :


KEMESKES RI

RI, KEMENKES, 2014. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca


Persalinan di Fasilitas Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI
198
198
202

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


SENAM NIFAS

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
203

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


SENAM NIFAS

Pokok Bahasan : Senam nifas


Sasaran : Ibu nifas
Hari/Tanggal :
Tempat :

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan ibu dapat mengerti, memahami dan melakukan gerakan senam
nifas.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
a. Mengerti dan memahami tentang pengertian senam nifas
b. Mengerti dan memahami tentang tujuan dan manfaat senam nifas
c. Mengerti dan memahami gerakan senam nifas

B. MATERI PENYULUHAN
4. Pengertian senam nifas
5. Tujuan dan manfaat senam nifas
6. Gerakan senam nifas
C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN
KEGIATAN
No Tahapan Waktu
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam dan 5 Menit
 Perkenalan mendengar
 Menyebutkan topic
2 Penyajian  Pengertian senam nifas  Mendengarkan dan 20
materi  Tujuan dan manfaat menyimak Menit
penyuluhan senam nifas penyuluhan dengan
204

KEGIATAN
No Tahapan Waktu
Penyuluh Peserta
 Gerakan senam nifas serius serta bertanya
 Tanya jawab tentang materi yang
di jelaskan.
3 Penutup Menutup acara dengan Menanggapi 5 Menit
memberi salam

D. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Peragaan Senam Nifas

E. ALAT/MEDIA
 Video

F. MATERI
205

LAMPIRAN MATERI
SENAM NIFAS

A. Pengertian senam nifas


Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama
melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan
gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan senam nifas adalah:
1. Diskusikan pentingnya pengembalian otot perut dan panggul karena dapat
mengurangi sakit punggung.
2. Anjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin secara bertahap,
misal latihan duduk, jika tidak pusing baru boleh berjalan
3. Melakukan latihan beberapa menit sangat membantu

B. Tujuan senam nifas


1. Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu
2. Mempercepat involusi dan pemulihan fungsi alat kandungan
3. Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot otot panggul,
perut dan pirenium terutma otot yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan
4. Memperlancar pengeluaran lochea
5. Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan
6. Merelaksasikan otpot-otot yang menunjang prses kehamilan dan
persalinan
7. Meminimalisir tibulnya kelalinan dan komplikasi nifas, misalnya emboli,
trombosia dll

C. Manfaat senam nifas


Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap
tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus, pelvis dan
206

peregangan oto abbdomen, memperbaiki juga memperkuat otot panggul dan


membantu untuk lebih relaks dan segar pasca persalinan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan senam nifas
a. Sebaiknya mengenakan baju yang nyaman untuk berolahraga.
b. Persiapkan minum, sebaiknya air putih.
c. Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur.
d. Ibu yang melakukan senam nifas dirumah sebaiknya mengecek denyut
nadinya dengan memegang pergelangan tangan dan merasakan adanya
denyut nadi kemudian hitung selama satu menit penuh. Frekuensi nadi
yang normal adalah 60-90x/menit.
e. Boleh di iringi dengan musik yang menyenangkan jika menginginkan.
f. Petunjuk untuk bidan/tenaga kesehatan yang mendampingi ibu untuk
melakukan senam nifas : perhatikan keadaan umum ibu dan keluhan-
keluhan yang dirasakan, pastikan tidak ada kontraindiksi dan periksa tanda
vital secara lengkap untuk memastikan pulihnya kondisi ibu yaitu tekanan
darah, suhu, pernapasan, dan nadi. Hal tersebut dilakukan sebelum dan
sesudah senam nifas. Perhatikan pula kondisi ibu selama senam. Tidak
perlu memaksakan ibu jika tampak berat dan kelelahan. Anjurkan untuk
minum air putih jika diperlukan.

D. Langkah-langkah senam nifas


a. Gerakan Slide Out : Posisi duduk bersila dilantai. Kemudian posisikan
tangan diperut dan satu tangan lagi di lantai, sambil memegang handuk
kecil. Sambil tarik nafas dorong tangan ibu yang sedang memegang
handuk kearah samping. Lalu sambil buang nafas, kempiskan perut dan
tarik tangan keposisi semula. Ulangi gerakan 12x
b. Gerakan Pelvic Tilts : Posisi terlentang di lantai, tekuk kedua lutut. Sambil
buang nafas, angkat pinggul atas. Tetapi tetap posisikan punggung di
lantai. Kembali ke posisi semula. Ulangi gerakan 12x
c. Gerakan Heel Slides : Tetap dengan posisi berbaring terlentang di lantai
dengan kedua lutut ditekuk. Sambil tarik nafas dan mengusahakan
207

punggung tetap rata diatas lantai, luruskan salah satu kaki ke arah lantai.
Kembali keposisi semula. Kemudian lakukan pada sisi kaki yang lain.
Ulangi gerakan 12x
d. Gerakan Resistance Fight : Tetap dengan posisi terlentang di lantai dengan
kedua lutut tertekuk. Angkat salah satu kaki ibu hingga membentuk sudut
90°. Kemudian letakkan tangan ibu pada paha. Buatlah gerakan saling
berlawanan dengan mendorong kaki ibu dengan tangan, kemudian lawan
dengan tangan ibu. Lakukan posisi ini selama 15 detik pada setiap sisi
kaki.
e. Gerakan Teeter Totter: Dalam posisi tengkurap dan pegang handuk pada
kedua tangan ibu. Secara bersamaan tarik handik ke atas ke tulang
belakang ibu. Dan angkat sedikit kaki ibu dari lantai. Tahan posisi ini
selama 2 detik kemudian kembali pada posisi semula.
208

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto, Andina Vita. 2018. Asuhan Nifas & Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru
Pres

Mother&Baby Indonesia. 2020. 5 Gerakan Senam Nifas. Diakses dari


https://youtu.be/zsD0wYb_G8o . Diakses pada 21 Januari 2021
209

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PIJAT OKSITOSIN

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
210

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PIJAT OKSITOSIN

Pokok Bahasan : Pijat oksitosin


Sasaran : Ibu nifas
Hari/Tanggal :
Tempat :

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat mengerti dan memahami


apa saja cara pijat oksitosin.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
a. Mengetahui pengertian pijat oksitosin.
b. Mengetahui manfaat pijat oksitosin.
c. Mengetahui cara stimulasi pijat oksitosin

B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian pijatnoksitosin
2. Manfaat pijat oksitosin
3. Cara stimulasi pijat oksitosin

C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN

Alokasi
No Tahap Kegiatan Waktu Metode Evaluasi
(Menit)
1. Pembukaan 1. Salam 5 Ceramah Peserta penyuluhan
2. Perkenalan Menit menyimak penyaji
3. Kontrak Waktu penyuluhan
45menit
211

Alokasi
No Tahap Kegiatan Waktu Metode Evaluasi
(Menit)
4. Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
5. Apresiasi
(menanyakan hal-
hal umum yg
berhubungan
dengan topic)
2. Penjelasan 1. Menjelaskan 40 Ceramah Peserta penyuluhan
tentang Menit dan Tanya memahami materi
pengertian pijat jawab dan penjelasan yang
oksitosin telah disampaikan
2. Menjelaskan oleh penyuluh
tentang manfaat
pijat oksitosin
3. Menjelaskan cara
stimulasi pijat
oksitosin
3. Penutup 1. Mengajukan 3 5 Tanya Peserta dapat
pertanyaan tentang Menit jawab menjawab
materi pertanyaan yang
pembelajaran diberikan oleh
2. Kesimpulan dari penyaji
pembelajaran
3. Salam penutup

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Peragaan pijat oksitosin
E. ALAT/MEDIA
1. Video
F. MATERI
212

LAMPIRAN MATERI
PIJAT OKSITOSIN

1. Pengertian Pijat Oksitosin


Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai
dari nervus ke 5 - 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf
parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga
oksitosin keluar (Suradi, 2006; Hamranani 2010).
Pijat oksitosin juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan
oleh keluarga, terutama suami pada ibu menyusui yang berupa pijatan pada
punggung ibu untuk meningkatkan produksi hormone oksitosin. Sehingga
dapat mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta, mencegah
perdarahan, serta memperbanyak produksi ASI. Pijat stimulasi oksitosin untuk
ibu menyusui berfungsi untuk merangsang hormon oksitosin agar dapat
memperlancar ASI dan meningkatan kenyamanan ibu.

2. Manfaat Pijat Oksitosin


a. Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta.
b. Mencegah terjadinya perdarahan post partum.
c. Dapat mempercepat terjadinya proses involusi uterus.
d. Meningkatkan produksi ASI.
e. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui.
f. Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga.

3. Cara menstimulasi reflek oksitosin


1) Memberitahukan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
2) Menyiapkan peralatan dan ibu dianjurkan membuka pakaian atas, agar
dapat melakukan tindakan lebih efisien
3) Mengatur ibu dalam posisi duduk dengan kepalabersandar tangan yang
dilipat ke depan. Letakkan tangan yang dilipat di meja yang ada di
213

depannya, dengan posisi tersebut diharapkan bagian tulang belakang


menjadi lebih mudah dilakukan pemijatan
4) Mulai melakukan pemijatan dengan meletakkan kedua ibu jari di sisi
kanan dan kiri dengan jarak satu jari tulang belakang. Gerakan tersebut
dapat merangsang keluarnya oksitosin yang dihasilkan oleh hipofisis
posterior
5) Menarik kedua jari yang berada di costa 5-6 menyusuri tulang belakang
dengan membentuk gerakan melingkar kecil dengan kedua ibu jari
6) Gerakan pemijatan dengan menyusuri garis tulang belakang ke atas
kemudian kembali kebawah
7) Melakukan pemijatan selama 2-3 menit
214

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto, Andina Vita. 2018. Asuhan Nifas & Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru
Pres

Parentalk ID. 2018. Pijat Oksitosin Untuk Lancarkan Produksi Asi. Diakses dari
https://youtu.be/ZHhMc_CLP0M . Diakses pada 21 Januari 2021
215
216

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


IMUNISASI

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
217

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


IMUNISASI

Pokok Bahasan : Imunisasi


Sasaran : Ibu nifas
Hari/Tanggal :
Tempat :

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mampu
mengerti dan memahami tentang imunisasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
a. Mengerti pengertian imunisasi
b. Mengerti pengertian vaksin
c. Mengerti tujuan imunisasi
d. Mengerti macam-macam imunisasi dan efek samping

B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian imunisasi
2. Pengertian vaksin
3. Tujuan vaksin
4. Macam-macam vaksin

C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN


KEGIATAN
No Tahapan Waktu
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam dan 5 Menit
 Perkenalan mendengar
 Menyebutkan topic
2 penyajian  Pengertian imunisasi  Mendengarkan dan 20
218

materi  Pengertian vaksin menyimak penyuluhan Menit


penyuluhan Tujuan vaksin dengan serius serta

 Macam-macam vaksin bertanya tentang materi


yang di jelaskan.
3 Penutup Menutup acara dengan Menanggapi 5 Menit
memberi salam

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. ALAT/MEDIA
Poster

F. MATERI
219

LAMPIRAN MATERI
IMUNISASI
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat
anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam
tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui
mulut (misalnya vaksin polio).
B. Pengertian Vaksin
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati,
masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah,
berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein
rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
C. Tujuan Imunisasi
imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-
penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio dan tuberkulosis.
D. Manfaat Imunisasi
1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologis
pengobatan bila anak sakit
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
E. Macam-Macam Imunisasi
1. Imunisasi aktif
Adalah dimana tubuh akan membuat sendiri kekebalan terhadap penyakit
setelah suntikan antigen (bahan yang dapat menimbulkan kekebalan) dan
dapat bertahan selama bertahun-tahun.
220

2. Imunisasi pasif
Adalah dimana tubuh tidak membuat sendiri kekebalan terhadap penyakit
tetapi mendapatkan dari orang lain. Misalnya kolostrum (ASI yang
pertama keluar berwarna kekuning-kuningan) yang diberikan oleh ibu
pada bayi yang dapat melindungi bayi dari diare dan penyakit infeksi
lainnya.
F. Jenis Imunisasi
1. Imunisasi BCG (Bacillis Calmette Guerin)
BCG adalah vaksin yang hidup di buat dari Mycobacterium bovis
yang dibiakkan selama 1-3 tahun sehingga didpatkan hasil yang tidak
virulen yang tidak dapat menimbulkan viru penyakit tetapi masih
mempunyai imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan sensivitas
terhadap tuberculin.
a. Gejala umum yang
muncul pada penderita TBC:
1) Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
2) Nafsu makan berkurang
3) Demam lama atau berkurang
4) Pembesaran kelenjar
5) Batuk lebih dari 3 minggu
6) Kontak erat penderita TBC dewasa
b. Cara pemberian BCC
Pemberian imunisasi BCG sebaiknya diberikan ketika bayi
baru lahir sampai berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0-2
bulan. Hasil yang memuaskan terlihat apabila diberikan menjelang
umur 2 bulan.Imunisasi BCG cukup diberikan hanya satu kali
saja.Pada anak yang berumur lebih dari 2 bulan, dianjurkan untuk
melakukan uji mantoux sebelum imunisasi BCG. Gunanya untuk
mengetahui apabila ia telah terjangkit penyakit TBC. Seandainya
hasil uji mantoux positif, maka anak tidak mendapatkan imunisasi
BCG. Dosis BCG yang diberikan untuk bayi kurang dari 1 tahun
221

adalah 0,05 ml. imunisasi diberikan intrakutan di daerah inserti


muskulus deltoideus kanan. BCG ulang tidak dianjurkan karena
manfaatnya diragukan, mengingat:
1. Efektivitas perlindungan rata-rata hanya sekitar 40%.
2. 70% kasus tuberculosisi berat (meningitis) ternyata
mempunyai parut BCG.
3. Kasus dewasa dengan BTA dahak (Basil Tahan Asam) positif
di Indonesia cukup tinggi (25-36%) walaupun telah
mendapatkan BCG pada masa kanak-kanak.
c. Kekebalan
Jaminan imunisasi tidaklah mutlak 100% bahwa anak akan
terhindar sama sekali dari penyakit TBC. Seandainya bayi yang telah
mendapatkan imunisasi terjangkit juga penyakit TBC, maka ia akan
menderita penyakit TBC dalam bentuk yang ringan, dan akan
terhindar dari kemungkinan mendapat TBC yang berat, seperti TBC
paru yang parah, TBC tulang atau TBC selaput otak yang dapat
mengakibatkan cacat seumur hidup dan membahayakan jiwa anak
anda.
d. Reaksi Imunisasi BCG
Penyuntikan BCG secara intraderma yang benar akan
menimbulkan luka local yang superficial 3 minggu setelah
penyuntikan. Luka yang biasanya tertutup krusta akan sembuh
dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat dalam diameter 4-8
mm. Biasanya setelah suntikan BCG bayi akan menderita demam.
Bila ia demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh
keadaan lain. Untuk hal ini dianjurkan agar segera berkonsultasi
dengan dokter.
e. Efek Samping Pemberian BCG
Umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai efek
samping. Mungkin terjadi pembengkakan kelenjar getah bening
setempat yang terbatas dan biasanya menyembuhkan sendiri walau
222

lambat. Bila suntikan BCG dilakukan dilengan atas, pembengkakan


kelenjar terdapat di ketiak (Limfadenitis supuratif di aksila) atau di
Leher bagian bawah itupun kadang-kadang dijumpai.Apabila
limfadenitis melekat pada kulit atau timbul luka/nanah maka dapat
dibersihkan (dilakukan drainage) dan diberikan obat anti
tuberkulosisi oral.Pemberian obat anti tuberculosis sistemik tidak
efektif.Suntukan dipaha dapat menimbulkan kelenjar ini biasanya
disebabkan karena teknik penyuntikan yang kurang tepat, yaitu
penyuntikan terlalu dalam
f. Kontra Indikasi BCG
Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali
pada anak yang berpenyakit TBC akan menunjukkan uji Mantoux
positif, atau dengan ada reaksi seperti:
1. Reaksi uji tuberculosis > 5 mm
2. Menderita infeksi HIV atau dengan resiko tinggi infeksi HIV
3. Anak menderita gizi buruk
4. Sedang menderita demam tinggi
5. Menderita infeksi kulit yang luas
6. Pernah sakit tuberkulosis
7. Kehamilan
2. Hepatitis B
Penyakit hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
hepatitis B pada anak sering menimbulkan gejala minimal bahkan sering
terjadi sub-klinik, namun sering menyebabkan hepatitis yang kronik,
yang dalam kurun waktu 10-20 tahun dapat sering menjadi hepatitis akut.
Hepatitis B juga dapat berkembang menjadi bentuk fulminan, dengan
angka kematian tinggi
a. Tanda dan gejala orang yang terkena Hepatitis B antara lain
:
1) Panas
2) Mual muntah
223

3) Nafsu makan berkurang


4) Sakit perut
5) Mata kuning
6) Kencing kuning
b. Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan mencegah kontak virus, baik
terhadap pengidap, donor darah (skrining), organ tubuh bahan
transplantasi, maupun alat-alatkedokteran.Dapat pula dengan
pemberian kekebalan melalui imunisasi pasif maupun aktif.
c. Dosis
Dosis maksimal 0,5 ml, intramuscular, harus diberikan dalam
jangka waktu 24 jam, diulang 1 bulan kemudian.
d. Cara Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Pemberian imunisasi hepatitis B yaitu imunisasi dasar 4 kali
dengan masa antara suntikan satu ke suntikan ke dua 1 bulan,
suntikan ke dua ke suntikan ketiga dan ke empat 5 bulan.
e. Kekebalan
Daya proteksi vaksin hepatitis B cukup tinggi, berkisar antara 94-
96%
f. Reaksi Imunisasi Hepatitis B
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat
suntikan, yaitu mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau
pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari.
Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan.
g. Efek Samping
Efek samping yang terjadi pada umumnya ringan, berupa nyeri,
bengkak, panas mual nyeri sendi maupun otot.
h. Kontra Indikasi Hepatitis B
Sampai saat ini masih belum dipastikan adanya kontra indikasi
absolute terhadap pemberian imunisasi hepatitis B. imunisasi tidak
dapat diberikan kepada anak yang menderita sakit keras.
224

3. DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus)


a. Difteri
Difteri adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin mediated
diseases dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphateriae.
Nama kuman ini berasal dari Yunani Dipthera yang berarti Leather
hide. Penyakit ini disebutkan pertama kali oleh Hypocrates pada abad
ke 5 SM dan epidemic pertama dikenal pada abad ke 6 oleh
Aetius.Bakteri ini ditemukan pertama kali pada membrane penderita
difteri tahun 1883 oleh klebs.Antitoksin ditemukan pertama kali pada
akhir abad ke 19 sedang toksin dibuat sekitar tahun 1920.Difteri
adalah suatu hasil gram positif.Produksi toksin terjadi hanya bila
kuman tersebut mengalami lisogenisasi oleh bakteriofag yang
mengandung informase genetic toksin.
b. Pertusis
Partusis atau batuk rejan/ batuk seratus hari adalah suatu penyakit
akut yang disebabakan oleh bakteri Borditella Pertussis. Ledakan
kasus pertusis pertama kali terjadi sekitar abad 16, menurut laporan
Guillaume De Bailluo pada tahun 1578 di Paris dan kuman itu sendiri
baru dapat diisolasi pada tahun 1906 oleh Jules Bordet dan Octave
Gengoy. Sebelum ditemukannya vaksin pertusis, penyakit ini
merupakan penyakit tersering yang menyerang anak-anak dan
merupakan penyebab utama kematian.
c. Tetanus
Tetanus adalah suatu penyakit akut yang sering bersifat fatal yang
disebabkan oleh eksotoksin produksi kuman Clostridium tetani.
d. Cara Pemberian Imunisasi DPT
Pemberian imunisasi DPT yaitu imunisasi dasar 2-11 bulan, dosis
0,5 cc imunisasi dimulai pada usia 2 bulan, imunisasi dasar harus
diberikan sebanyak 3 kali pemberian dengan interval 8 minggu,
225

minimal 4 minggu. Cara penyuntikan intramuskuler atau subkutan


dalam dibagian luar paha
e. Kekebalan
Daya proteksi vaksin difteri cukup baik, yaitu sebesar 80-95%,
dan daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90-
95%.Sedangkan daya proteksi vaksin pertusis masih rendah, yaitu 50-
60%.
f. Reaksi Imunisasi
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan,
pembengkakan dan rasa nyeri ditempat suntikan selama satu sampai
dua hari.
g. Efek Samping
Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat,
seperti demam tinggi atau kejang, yang biasanya disebabkan oleh
unsur pertusis.Bila hanya diberikan DT (Difteri dan Tetanus) tidak
menimbulkan akibat efek samping demikan.
h. Kontra Indikasi
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit
parah dan anak yang menderita kejang, demam komplek.Juga tidak
boleh diberikan kepada anak dengan batuk yang diduga mungkin
sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit
gangguan kekebalan.Bila ada suntikan DPT pertama terjadi reaksi
yang berat maka sebaiknya suntikan berikut jangan diberikan lagi
melainkan DT saja (tanpa P).Sakit batuk, pilek, demam atau diare
yang sifatnya ringan, bukan merupakan kontra indikasi yang mutlak,
sedangkan anak anda sedang menderita sakit ringan.
4. Polio
Kata Polio (abu-abu) dan Myelon (sumsum), berasal dari bahasa
latin yang berarti Medulla Spinalis. Penyakit ini disebabkan oleh virus
poliomyelitis pada medulla spinalis yang secara klasik menimbulkan
kelumpuhan.Poliomyelitis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan
226

oleh virus polio. Polio adalah penyakit menular yang sifatnya mendadak /
cepat disebabkan oleh virus polio yang menyebabkan kerusakan saraf
otak yang mengakibatkan kelumpuhan ( lumpuh layu) dan mengecilkan
otot.
a. Kriteria diagnostik yang memperlihatkan gejala Polio
diantaranya :
1) Silent : tidak ada gejala ( 90 – 95 % )
2) Abortif : Bila ada epidema atau kontak dengan penderita Polio ( 4
–8%)
a) Demam
b) Sakit kepala
c) Lemah
d) Nyeri menelan
e) Mual muntah
f) Batuk pilek
3) Non Paralitik ( 4 – 8 % )
Adanya tanda – tanda diatas, nyeri dan kaku pada otot – otot leher
bagian belakang, badan dan anggota badan.
4) Paralitik ( 1 – 2 % )
a) Kelemahan / paralisys otot leher, abdomen, tubuh, dada dan
anggota badan bagian bawah.
b) Refleks menurun /menghilang
c) Bila disertai delirium, kesadaran menurun, tremor dan kejang.
b. Etiologi
Virus polio termasuk dalam kelompok (sub-grup) enteri virus,
famili Picomaviridae. Dikenal 3 macam serotype virus polio yaitu P1,
P2 dan P3. virus ini menjadi tidak aktif apabila terkena panas, formal
dehid, klorin dan sinar ultraviolet.
c. Cara Pemberian Vaksin Polio
Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur
beberapa hari, dan selanjutnya setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin
227

polio dapat dilakukan bersama dengan BCG. Vaksin Hepatitis B, dan


DPT. Bagi bayi yang sedang menetek maka ASI dapat diberikan
seperti biasa karena ASI tidak berpengaruh terhadap vaksin polio.
Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan DPT. Dosis 1
diberikan saat anak berusia 0-2 bulan
d. Kekebalan
Daya proteksi vaksin polio sangat baik, yaitu sebesar 96-100%.
e. Reaksi Imunisasi Polio
Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan terdapat bercak-
bercak ringan.
f. Efek Samping
Pada kasus polio hampir tidak ada efek samping.Bila ada, mungkin
berupa kelumpuhan anggota gerak seperti pada penyakit polio
sebenarnya
g. Kontra Indikasi Polio
1) Penyakit akut atau demam (Temp >38 C), imunisasi harus ditunda.
2) Muntah atau diare berat, imunisasi ditunda.
3) Sedang dalam pengobatan kortikosteroid atau suntikan, juga
pengobatan radiasi umum (termasuk kontak pasien).
4) Keganasan (untuk pasien dan kontak) yang berhubungan dengan
system retikuloendotelial (seperti limfoma, leukeumia dan penyakit
Hodgkin) dan anak dengan mekanisme imunologik yang
terganggu, misalnya pada hipo-gamaglobulinemia.
5) Menderita infeksi HIV atau anggota keluarga sebagai kontak.
5. Campak
Istilah asing untuk penyakit campak ialah morbilli (latin) measles
(Inggris). Penyakit ini sangat mudah menular, kuman penyebabnya
adalah sejenis virus yang termasuk kedalam golonggan paramiksovirus.
Gejala yang khas pada campak adalah timbulnya bercak-bercak merah di
kulit (eksantem) 3-5 hari setelah anak menderita demam, batuk atau
pilek.Komplikasi campak yang berbahaya adalah radang otak, (esenfalitis
228

atau ensefalopati), radang paru-paru radang saluran kemih dan


menurunnya keadaan gizi anak.

a. Vaksin campak dibagi 2 bagian yaitu:


1) Vaksin yang berasal dari virus campak, yang hidup dan
dilemahkan (tipe Endomonston B).
2) Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (Virus
campak yang berbeda dalam larutan formalin yang dicampur
dengan garam aluminium)
b. Cara Pemberian Imunisasi Campak
Bayi baru lahir biasanya telah mendapatkan kekebalan pasif
terhadap penyakit campak dari ibunya ketika ia dalam kandungan.
Makin berlanjut umur bayi, maka makin berkurang kekebalan pasif.
Dengan adanya kekebalan pasif inilah jarang seorang bayi menderita
campak pada umur 6 bulan. imunisasi campak cukup dilakukan
hanya 1 kali suntikan setelah bayi berumur 9 bulan, lebih baik lagi
setelah ia berumur lebih dari1 tahun. Karena kekebalan yang
diperoleh berlangsung seumur hidup, maka tidak diperlukan
revaksinasi (imunisasi ulang).
c. Dosis dan cara pemberiannya adalah :
1) Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang
dilemahkan adalah 1000 TCID 50 atau sebanyak 0,5 ml.
2) Untuk vaksin hidup, pemberian dengan 20 TCID 50 saja mungkin
sudah dapat memberikan hasil yang baik.
3) Pemberian yang dianjurkan secara subkutan, walaupun demikian
dapat diberikan secara intra muscular.
Perhatian untuk suntikan subkutan :
 Arah jarum 45 º terhadap kulit
 Cubit tebal untuk suntikan subkutan
 Aspirasi spuit sebelum vaksin disuntikan
229

 Untuk suntikan multiple diberikan pada bagian ekstremitas yang


berbeda.

d. Kekebalan
Daya proteksi imunisasi campak sangat tinggi yaitu 96-99%.
Menurut penelitian, kekebalan yang diperoleh ini berlangsung
seumur hidup, sama langgengnya dengan kekebalan yang diperoleh
bila anak terjangkit campak secara alamiah.
e. Reaksi Imunisasi Campak
Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi
demam lebih dari 39 º C selama + 2 hari dan tampak sedikit bercak
merah pada pipi dibawah telinga pada hari ke-7–8 setelah
penyuntikan. Mungkin pula terdapat pembengkakan pada tempat
suntikan.
f. Efek Samping
Sangat jarang, mungkin terjadi kejang yang ringan dan tidak
berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat
terjadi radang otak berupa ensefalopati dalam waktu 30 hari setelah
imunisasi
g. Kontra Indikasi Campak
Kontra indikasi hanya berlaku terhadap anak yang sakit parah,
yang menderita TBC tanpa pengobatan, atau yang menderita kurang
gizi dalam derajat berat pada anak yang pernah menderita kejang,
anak dengan alergi berat, anak dengan demam akut dan anak yang
mendapat vaksin hidup lain
h. Kondisi anak yang tidak boleh diberi Imunisasi :
1) Sakit berat dan akut : demam tinggi
2) Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik
3) Alergi terhadap telur, hindari imunisasi influenza.
230

4) Bila anak menderita gangguan system imun berat ( sedang


menjalani terapi steroid jangka lama, HIV) tidak boleh diberi
vaksin hidup ( Polio oral, MMR, BCG, Cacar Air )

G. Jadwal Pemberian Imunisasi


Umur Vaksin Keterangan
Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam
setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6
bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif,
dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan
HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1.
Apabila semula status HbsAg ibu tidak
diketahui dan ternyata dalam perjalanan
selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif
maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml
sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio -0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama.
Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral
diberikan saat bayi dipulangkan (untuk
menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi
lain)
1 bulan Hepatitis B -2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval
HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan
0 -2 bln BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila
BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan
sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih
dahulu dan BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.
2 bulan DTP -1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6
minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap.
DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-
1 (PRP-T)

Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan


interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara
terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
Polio -1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan
DTP-1
4 bln DTP -2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan
secara terpisah atau dikombinasikan dengan
Hib-2 (PRP-T).
Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau
231

dikombinasikan dengan DTP-2


Polio -2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
6 bln Dtp -3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).
Hib -3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3
pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan
Polio -3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
Hepatitis B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk
mendapatkan respons imun optimal, interval
HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5
bulan.
9 bln Campak -1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan,
campak-2 merupakan program BIAS pada
SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah
mendapatkan MMR pada umur 15 bulan,
campak-2 tidak perlu diberikan.
15 – 18 MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum
bulan mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat
diberikan pada umur 12 bulan.
Hib – 4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau
PRP-OMP).
18 bulan DTP -4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun
setelah DTP-3.
Polio -4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.
2 thn Hepatitis A Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2
tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12
bulan.
2 – 3 thn Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi
direkomendasikan untuk umur > 2 tahun.
Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu
diulang setiap 3 tahun.
5 thn DTP – 5 DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun
(DTwp/DTap)
Polio – 5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.
6 thn MMR Diberikan untuk catch-up immunization pada
anak yang belum mendapatkan MMR-1.
10 thn dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT
atau TT) diberikan untuk mendapatkan
imunitas selama 25 tahun.
Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun

H. Penyakit yang bisa terhindar dari imunisasi


1. Imunisasi BCG: ditujukan
untuk memberikan kekebalan bayi terhadap bakteri tuberkolosis (TBC)
232

2. Imunisasi DPT: memberikan


kekebalan bagi bayi terhadap penyakit Dipteri, Pertusis (batuk rejan) dan
tetanus.
3. Imunisasi Polio: memberikan
kekebalan bagi bayi terhadap penyakit polio (kelumpuhan )
4. Imunisasi hepatitis B:
memberikan kekebalan terhadap hepatitis
5. Imunisasi campak:
memberikan kekebalan terhadap penyakit campak
6. Imunisasi TT (Tetanus
Toxoid): upaya membangun kekebalan tubuh untuk mencegah terjadinya
infeksi tetanus. Tetanus berisiko terjadi pada bayi baru lahir sehingga
imunisasi ini diberikan pada ibu hamil sebagai bentuk pencegahannya.
Imunisasi TT selain mencegah terjadinya infeksi tetanus pada bayi baru
lahir juga melindungi ibu terhadap terjadinya infeksi ini, mengingat pada
proses persalinan terjadi perlukaan baik dari pihak ibu maupun bayi
I. Efek samping Imunisasi Dasar Lengkap :
Imunisasi dasar lengkap, sebagian memiliki efek samping diantaranya :
1. Hb-0
Reaksi : Nyeri pada daerah suntikan dan timbul kemerahan dan biasanya
tidak diserta dengan demam.
Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik.
2. BCG
Reaksi : Bengkak, kemerahan pada lokasi suntikan dan timbul bekas luka
Pengobatan : Dibiarkan saja sampai 7 hari kering.
3. Polio
Reaksi : Tidak ada efek samping
4. Pentabio (DPT-HB-Hib)
Reaksi : Demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan
selama 1-2 hari
Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat penurun panas
233

5. Campak
Reaksi : Biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadi demam ringan
dan sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8
setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada tempat penyuntikan
Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat penurun panas
234

DAFTAR PUSTAKA

RI, KEMENKES, 2018. Buku Kesehatan Ibu dan Anak : KEMESKES RI


RI, KEMENKES, 2014. Buku Ajar Imunisasi : KEMESKES RI
235
236

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


POSTPARTUM BLUES (BABY BLUES)

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
237

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


POSTPARTUM BLUES (BABY BLUES)

Pokok Bahasan : Postpartum blues (baby blues)


Sasaran : Ibu nifas
Hari/Tanggal :
Tempat :

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan
Umum
Diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami mengenai postpartum blues
(baby blues).
2. Tujuan
Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
a. Mengerti dan memahami tentang pengertian postpartum blues
b. Mengerti dan memahami tentang faktor-faktor penyebab postpartum
blues
c. Mengerti dan memahami gejala-gejala terjadinya postpartum blues
d. Mengerti dan memahami langkah untuk mengatasi postpartum blues

B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian postpartum blues
2. Faktor-faktor penyebab postpartum blues
3. Gejala-gejala terjadinya postpartum blues
4. Langkah untuk mengatasi postpartum blues
238

C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN


KEGIATAN
No Tahapan Waktu
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam dan 5 Menit
 Perkenalan mendengar
 Menyebutkan topic
2 Penyajian  Pengertian postpartum  Mendengarkan dan 20
materi blues menyimak Menit
penyuluhan  Faktor-faktor penyebab penyuluhan dengan
postpartum blues serius serta bertanya
 Gejala-gejala tentang materi yang
terjadinya postpartum di jelaskan.
blues
 Langkah-langkah
mengatasi postpartum
blues
3 Penutup Menutup acara dengan Menanggapi 5 Menit
memberi salam

D. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab

E. ALAT/MEDIA
 Video

F. MATERI
239

LAMPIRAN MATERI
POSTPARTUM BLUES

1. Pengertian
Postpartum blues juga dikenal dengan kemurungan pada masa nifas.
Biasanya hal ini terjadi disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi
dengan sifat yang berbeda secara drastis antara perubahan satu dengan
perubahan yang lain. Jadi postpartum blues adalah bentuk depresi yang paling
ringan, biasanya akan timbul antara hari ke 2 sampai ke 14

2. Faktor-faktor Penyebab Postpartum Blues


a. Faktor Hormonal, adalah perubahan hormonal pada pertengahan masa
setelah bersalin. Terjadi perubahannya pada kadar esterogen, progesteron,
prolaktin, serta ertriol yang terlalu rendah. Kadar esterogen turun tajam
setelah melahirkan dan esterogen turun secara tajam setelah melahirkan
yang membuat suasana hati dan kejadian depresi.
b. Faktor demografik, adalah salah satu faktor penyebab yang berhubungan
dengan umur dan paritas. Terkadang umur ibu yang terlalu muda saat
melahirkan cenderung memiliki kemungkinan besar terkena kondisi ini
karena mereka memikirkan tentang tanggung jawab sebagai ibu untuk
mengurus anak. Tindakan itu merupakan sebuah bentuk ketidaksiapan
terhadap perubahan peran yang terjadi pada mereka.
c. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan, Biasanya, kesulitan-
kesulitan yang dialami ibu selama kehamilan dan persalinan akan
memperburuk kondisi ibu pasca melahirkan.
d. Latar belakang psikologis ibu yang bersangkutan. Tingkat pendidikan,
asstatus perkawinan, kondisi ekonomi, status sosial serta kedetakatan
dengan keluarga suami dapat menjadi salah satu pemicu gangguan
240

psikologis ini. Dukungan yang diberikan dari lingkungan. Misalnya suami,


orang tua, dan keluarga akan menjadi obat yang ampuh bagi ibu.
e. Aktivitas fisik berhubungan dengan aktivitas mengasuh bayi, menyusui
ataupun menggantikan popok yang biasanya terjadi di malam hari dimana
hal tersebut menjadi hal yang baru bagi ibu bersalin. Ditambah
ketidaknyamanan fisik, seperti luka jahit atau bengkak pada payudara yang
dialami sehingga menimbulkan perasaan emosi
f. Faktor umur dan jumlah anak. Pada sebagaian ibu yang memiliki anak
dengan jarak usia yang terlalu dekat dapat memicu terjadinya gangguan
psikologi ini
g. Stress yang dialami oleh wanita itu sendiri. Misalnya, belum bisa
menyusui bayinya atau rasa bosan terhadap rutinitas barunya
h. Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam sehingga takut yang berlebihan
akan kehilangan bayinya
i. Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

3. Gejala-gejala Terjadinya Postpartum Blues


a. Reaksi: depresi/sedih
b. Sering menangis
c. Mudah tersinggung dan pelupa
d. Cemas
e. Labilitas perasaan
f. Cenderung menyalahkan diri sendiri
g. Gangguan menyalahkan diri sendiri
h. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan
i. Kelelahan
j. Mudah sedih
k. Cepat merah
l. Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih, dan cepat pula menjadi
gembira
m. Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangannya, serta bayinya
241

n. Perasaan bersalah

4. Langkah Mengatasi Postpartum Blus


a. Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi masa nifas
b. Komunikasikan segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan
c. Selalu membicarakan rasa cemas yang dialami
d. Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang di alami
e. Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang dialami dan berusaha
melakukan peran barunya sebagai seorang ibu dengan baik
f. Cukup istirahat
g. Menghindari perubahan hidup yang drastis
h. Berolahraga ringan
i. Berikan dukungan dari semua keluarga, suami atau saudara
j. Konsultasi pada tenaga kesehatan atau orang profesional agar dapat
memfasilitasi faktor resiko lainnya selama nifas dan membantu dalam
melakukan upaya pengawasan
242

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto, Andina Vita. 2018. Asuhan Nifas & Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru
Pres

Hidayati, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitan Muhammadiyah Jakarta
243
244

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


SUNTIK KB 3 BULAN

Oleh :
SRI PUTRI WULANDARI
NIM. 181303026

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2020/2021
245

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


SUNTIK KB 3 BULAN

Pokok Bahasan : Suntik KB 3 bulan


Sasaran : Ibu nifas
Hari/Tanggal :
Tempat :

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan
Umum
Diharapkan ibu dapat mengerti dan memahami mengenai KB suntik 3
bulan
2. Tujuan
Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, ibu dapat :
a. Mengerti dan memahami tentang pengertian KB suntik 3 bulan
b. Mengerti dan memahami tentang metode dan cara kerja KB suntik 3
bulan
c. Mengerti dan memahami efek samping KB suntik 3 bulan

B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian KB suntik 3 bulan
2. Metode dan cara kerja KB suntik 3 bulan
3. Efek samping KB suntik 3 bulan

C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN


KEGIATAN
No Tahapan Waktu
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam dan 5 Menit
 Perkenalan mendengar
246

 Menyebutkan topic
2 Penyajian  Pengertian KB suntik 3  Mendengarkan dan 20
materi bulan menyimak Menit
penyuluhan  Metode dan cara kerja penyuluhan dengan
KB suntik 3 bulan serius serta bertanya
 Efek samping KB 3 tentang materi yang
bulan di jelaskan.
3 Penutup Menutup acara dengan Menanggapi 5 Menit
memberi salam

D. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab

E. ALAT/MEDIA
 Leaflet

F. MATERI
247

LAMPIRAN MATERI
KB SUNTIK 3 BULAN

A. KB SUNTIK 3 BULAN
Suntik diberikan setiap 3 bulan. Sangat efektif dan mudah untuk berhenti, namun
perlu waktu untuk dapat hamil, aman bagi hampir semua perempuan, merubah haid
bulanan dan tidak melindungi terhadap HIV/IMS.
Bagaimana cara kerjanya?
 mencegah ovulasi (masa subur)
 mengentalkan lendir serviks (vagina) sehingga menghambat sperma
 mencegah pertemuan sel telur dan sperma

B. Yang Tidak Bisa Memakai Kontrasepsi Suntik Progestin


 memiliki tekanan darah tinggi : Periksa tekanan darah (TD) jika mungkin. Jika
sistolik TD 160+ atau diastolik BP 90+, bantu dia memilik metode lain (kecuali
Pil, Suntik Kombinasi atau implan).
 menyusui kurang dari 6 minggu Minta klien kembali pada saat bayi berusia 6
minggu.
 mungkin hamil Jika ragu, gunakan daftar tilik kehamilan pada tambahan 1 atau
lakukan tes kehamilan.
 Memiliki kondisi kesehatan serius lain seperti, hipertensi, diabetes, merokok atau
usia >35, diabetes, pernah terserang stroke atau bermasalah dengan jantung
maupun pembuluh darah Pernah terkena kanker payudara Pendarahan abnormal
melalui vagina Penyakit hati serius maupun sakit kuning

C. Keuntungan
 Sangat efektif
 Pencegahan kehamilan jangka panjang
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 Tidak mengganggu produksi asi
 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah
 Sedikit efek samping
248

 Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause

D. Keterbatasan
 Sering ditemukan gangguan haid seperti , siklus haid yang memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau
perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali
 Klien sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan (harus kembali
untuk suntikan)
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

E. Kemungkinan efek samping


 Sangat Umum terjadi perubahan haid.Penting untuk menjelaskan perubahan haid:
Biasa terjadi, khususnya selama beberapa bulan pertama pemakaian. Haid tak
teratur dan flek biasa terjadi. Amenore (tidak haid) sering terjadi setelah beberapa
bulan pemakaian. Tidak mempengaruhi kesuburan secara permanen. Jarang
merupakan tanda kehamilan. Jelaskan bahwa darah tidak menumpuk di tubuh
Perdarahan banyak jarang terjadi
 Umum => berat badan naik : Rata-rata naik 1-2 kg tiap tahun tetapi kadang bisa
lebih. Merubah pola makan (diet) bisa membantu mengontrol kenaikan BB.
 Tidak umum: keluhan lain seperti sakit kepala ringan, nyeri payudara, suasana
hati berubah. mual-mual, rambut rontok, gairah seksual menurun Jerawat
Kapan mulai menggunakan?
 Setelah melahirkan, jika menyusui: Bisa mulai 6 minggu setelah melahirkan. Jika
lebih dari 6 minggu dan kurang dari 6 bulan, menyusui penuh dan masih belum
haid (amenore), klien boleh mendapat suntikan kapan saja. Jika menyusui tak
penuh, sebaiknya mulai 6 minggu setelah melahirkan. menunggu lebih lama
berisiko hamil.
F. Temui penyedia layanan jika :
 haid tak lazim (banyak & lama)
 sakit kepala berat
 Kulit atau mata kuning
 mengalami gangguan kesehatan yang serius
249

DAFTAR PUSTAKA

RI, Kemenkes.2018. Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB. Jakarta :


Kemenkes RI

RI, Kemenkes. 2014. Pedoman Pelayanan Keuarga Berencana Pasca Persalinan


di Fasilitas Kesehatan. Jakarta : Kemenkes RI
247
247
252

Lampiran 7
251
251
255

Lampiran 8
256

Lampiran 9
257
258

Lampiran 10
SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini selaku Bidan :

Nama : Luluk Widyati, Amd.Keb


Jabatan : Bidan
Alamat : Ds. Keras Kec. Diwek Kab.Jombang

Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Sri Putri Wulandari


NIM : 181303026
Program Studi : D-III Kebidanan
Institusi : STIKES PEMKAB JOMBANG

Telah selesai melaksanakan penelitian secara COC di PMB Luluk Widyati,


Amd.Keb di Ds. Keras Kec. Diwek Kab. Jombang dengan Judul “Asuhan
Kebidanan Masa Kehamilan Sampai Dengan Pemilihan Kontrasepsi di PMB
Luluk Widyati, Amd.Keb di Ds. Keras Kec. Diwek Kab. Jombang” mulai tanggal
2 Januari 2021 sampai dengan 15 Maret 2021.
Demikian surat keterangan ini dibuat dan diberikan yang bersangkutan untuk
digunakan seperlunya.

Jombang, 20 April 2021


Praktik Mandiri Bidan

Luluk Widyati, Amd.Keb


259

Lampiran 11
260
261
262

Anda mungkin juga menyukai