Anda di halaman 1dari 153

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

T
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ANDINA
PRIMITASARI PALEMBANG TAHUN
2024

Oleh :
SITI MAISAROH
21.15401.10.23

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2024
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. T
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ANDINA PRIMITASARI
PALEMBANG TAHUN 2024

Laporan Tugas akhir ini di ajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb)

Oleh :
SITI MAISAROH
21.15401.10.23

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2024
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. T
Di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari
Palembang tahun 2024

Siti Maisaroh
21.15401.10.23
RINGKASAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif ini menggunakan metode laporan kasus
deskriptif dengan studi penelahaan kasus. Subjektif laporan kasus adalah ibu hamil
trimester III dengan usia kehamilan 35 minggu 5 hari sampainya berakhirnya masa
nifas menggunakan metode Continuity Of Care. Pengambilan data dilakukan dengan
cara pemeriksaan, wawancara, studi literatur dan catatan medik. Laporan kasus ini di
laksanakan di PMB Andina Primitiasari, SST., M, Kes di palembang, dengan waktu
pelaksanaan pada tanggal 29 Januari – 27 April 2023.
Hasil laporan kasus pada masa kehamilan, ibu tidak mengalami komplikasi
atau penyakit, pada masa persalinan, proses persalinan mulai dari kala I hingga kala
IV. ANC dilakukan sebanyak 3 kali pada trimester ke tiga berjalan dengan normal
tanpa ada kegawatdaruratan. Ada laserasi derajat dua pada bagian otot dan kulit
perineum dan dilakukan heating. Pada masa nifas, keadaan umum ibu baik, ASI
lancar dan ibu menyusui bayi, bayi lahir spontan langsung menangis, keadaan normal
dan tidak ada kelainan dan melakukan IMD.
Evaluasi yang di dapatkan dari laporan kasus bahwa ada kesenjangan dalam
Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.T di PMB Andina Primitasari, SST.,M,Kes
Palembang tahun 2024, baik secara asuhan, teori studi literatur.
Diharapkan pihak PMB Andina Primitasari, SST., M.Kes Palembang
meningkatkan pelayanan kesehatan mulai dari ANC, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, agar dapat mengurangi faktor risiko dan komplikasi ataupun penyulit pada ibu.
Serta menambahkan fasilitas pengecekan HB mengingat pentingnya deteksi anemia
dalam kehamilan sejak dini.
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Mahasiswa : Siti Maisaroh
NPM : 21.15401.10.23
Program Studi : Kebidanan
Jenjang Pendidikan : Diploma III

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir yang berjudul :

“Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny.T Di Praktik Mandiri


Bidan Andina Primitasari Palembang Tahun 2024 “

Apabila suatu saat nanti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah di tetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Palembang, April 2024


Materai 10000

Siti Maisaroh
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. T


DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ANDINA PRIMITASARI
PALEMBANG TAHUN 2023

Oleh :

SITI MAISAROH

21.15401.10.23
Telah diperiksa dan di setujui oleh tim penguji Laporan Tugas Akhir
Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada Palembang.

Palembang, April 2024

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Tri Restu Handayani, SST., M.Kes Wahyu Nindi Sayekti, S,ST., M.Keb
NIDN. 0201069101 NIDN.0228019502

Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan

Tri Sartika, SST., M.Kes


NIK. 12.22.08.90.142
PANITIA SIDANG UJIAN LTA
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG

Palembang, April 2024

KETUA

(Tri Restu Handayani, SST., M.Kes)


NIDN. 0201069101

Anggota I

(Wahyu Nindi Sayekti, S,ST., M.Keb)


NIDN.0228019502

Anggota II

(Ayu Devita Citra Dewi, SST., M.Kes)


NIDN.0228029101

Anggota III

(Tri Sartika, SST., M.Kes)


NIK. 12.22.08.90.142
RIWAYAT HIDUP PENULIS

I. BIODATA
Nama : Siti Maisaroh
Tempat/Tanggal Lahir : OKU TIMUR 15 Mei 2003
Agama : Islam
Alamat Rumah : Ds.Margomulyo Kec. Belitang II Kab. OKU
TIMUR, Prov. Sumatra Selatan
Nama Orang Tua
- Ayah : Sardiman
- Ibu : Nuryati
No Telp/ Hp : 085789573712
Email : maysarohs199@gmail.com

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. Tahun 2007-2010 : TK PAUD Melati Margomulyo
2. Tahun 2010-2015 : SD N1 Margomulyo
3. Tahun 2015-2018 : MTs Mambaul’ul Ulum Margomulyo
4. Tahun 2018-2021 : SMA N1 12 Oku Timur
5. Tahun 2021-2024 : Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada
PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Kupersembahkan Kepada :
1. Kepada kedua orang tuaku, cinta pertamaku yaitu bapakku (Sardiman ) dan
surgaku yaitu mamak (Nuryati) yang selalu mengusahakan keinginan anaknya,
yang selalu ada ketika anaknya butuh, yang selalu mendoakan keberhasilan
anaknya, tanpa beliau aku tidak ada jadi seperti ini.
2. Ayuk, kakak dan keluarga yang aku sayangi, yang sudah mendukung dan
memberi semangat untuk masa depanku.

MOTTO :
“ Hargai setiap langkah kecilmu, dari langkah kecil itulah yang akan
membawamu ke impian besarmu“
(by.Siti Maisaroh)
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allat SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan
judul“ Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. T di Praktik Mandiri Bidan
Andina Primitasari, SST., M.Kes Palembang tahun 2024. “
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Pendidikan Program Studi Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIK) Bina Husada. Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis
senantiasa mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ersita, S.Kep, Ns., M.Kes, selaku Ketua STIK Bina Husada Palembang.
2. Tri Sartika, SST., M.Kes, selaku Ketua Prodi Kebidanan STIK Bina Husada
Palembang.
3. Tri Restu Handayani, SST., M.Kes selaku dosen pembimbing utama laporan
tugas akhir yang selalu meluangkan waktu, memberikan bimbingan .
4. Wahyu Nindi Sayekti, S,ST.,M.Keb selaku dosen pembimbing pendamping
laporan tugas akhir yang selalu meluangkan waktu, memberikan bimbingan
5. Andina Primitasari, SST., M.Kes selaku Pimpinan Praktik Mandiri Bidan Andina
Primitasari, SST., M.Kes yang telah memberikan untuk menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir.
6. Ny. T selaku Subjek dalam Laporan Tugas Akhir

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan tugas akhir ini masih memiliki
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan
dan kesempurnaan. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan
dan bagi siapa yang membacanya.
Palembang, Maret 2024

Siti Maisaroh
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................
HALAMAN JUDL DENGAN SPESIFIKASI..................................................
RINGKASAN.......................................................................................................
SURAT PERNYATAAN.....................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................
PANITIA SIDANG LTA....................................................................................
RIWAYAT HIDUP PENULIS...........................................................................
PERSEMBAHAN DAN MOTO.........................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH...............................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan .............................................................................................................3
1.2.1 Tujuan umum........................................................................................3
1.2.2 Tujaun khusus.......................................................................................3
1.3 Manfaat............................................................................................................4
1.3.1 Bagi pasien............................................................................................4
1.3.2 Bagi mahasiswa....................................................................................4
1.3.3 Bagi Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari ..................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan..................................................................6
2.1.1 Pengertian Kehamilan...........................................................................6
2.1.2 Perubahan Fisik Pada Kehamilan..........................................................7
2.1.3 Perubahan Psikologis Pada Kehamilan.................................................15
2.1.4 Standar Asuhan Antenatal Care (ANC) 10 T........................................17
2.1.5 Standar Kunjungan ANC......................................................................24
2.2 Konsep Dasar Asuhan Persalinan dan BBL....................................................24
2.2.1 Konsep Dasar Asuhan Persalinan..........................................................24
2.2.2 Tanda-tanda Persalinan.........................................................................24
2.2.3 Pemantauan Persalinan..........................................................................26
2.2.4 Tahap Persalinan...................................................................................34
2.2.5 Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir................................................35
2.3 Konsep Dasar Asuhan Nifas dan Menyusui....................................................42
2.3.1 Pengertian Nifas....................................................................................42
2.3.2 Peubahan Fisik Pada Masa Nifas..........................................................42
2.3.3 Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas................................................48
2.3.4 Standar Kunjungan Masa Nifas.............................................................50
2.4 Konsep Dasar Asuhan Neonatus.....................................................................51
2.4.1 Pengertian Neonatus.............................................................................51
2.4.2 Perubahan Fisiologis Neonatus.............................................................52
2.4.3 Kebutuhan Dasar Neonatus...................................................................57
2.4.4 Standar Kunjungan Neonatus................................................................59
2.5 Konsep Dasar Pelayanan Keluarga Berencana................................................59
2.5.1 Pengertian KB Secara Umum................................................................59
2.5.2 Tujuan KB Secara Umum.....................................................................60
2.5.3 Manfaat KB Secara Umum...................................................................60
2.5.4 Jenis-jenis KB .......................................................................................60
2.5.5 Tahapan Konseling KB SATU TUJU...................................................66
2.6 Manajemen Kebidanan....................................................................................67
2.6.1 Tujuh Langkah Varney..........................................................................67
2.6.2 Metode Pendokumentasian SOAP........................................................68

BAB III METODE LAPORAN KASUS


3.1 Desain Laporan Kasus...................................................................................70
3.2 Tempat dan Waktu Laporan Kasus.................................................................70
3.3 Objek Laporan Kasus......................................................................................70
3.4 Instrumen Laporan Kasus .............................................................................70
3.5 Alat dan Bahan Laporan Kasus ...................................................................... 71

BAB IV LAPORAN KASUS DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Lokasi Laporan Kasus...............................................................
4.2 Laporan Kasus ......................................................................
4.2.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan..............................................................
4.2.2 Asuhan Kebidanan Persalinan...............................................................
4.2.3 Asuhan Kebidanan Pascasalin dan Menyusui.......................................
4.2.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Neonatus...............................
4.2.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana...............................................

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan ......................................................................
5.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ......................................................................
5.3 Asuhan Kebidanan Pascasalin dan Menyusui.................................................
5.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Neonatus.........................................
5.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana.........................................................

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN


6.1 Simpulan ......................................................................
6.2 Saran ......................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................72
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman


2.1 Tinggi Fundus Uteri Menurut Penambahan Per Tiga Jari..............................
2.2 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri...................................................................
2.3 Pemberian Imunisasi Tt..................................................................................
2.4 Perbedaan Kontraksi Persalinan Dan Kontraksi Palsu....................................
2.5 Frekuensi Minimal Pemeriksaan.....................................................................
2.6 60 Langkah APN............................................................................................
2.7 Tanda APGAR.................................................................................................
2.8 Involusi Uterus................................................................................................
2.9 Tahapan Konseling Kb....................................................................................
4.1 Lembar Observasi Kala Iv..............................................................................
4.2 Kunjungan Nifas (Kf).....................................................................................
4.3 Kunjungan Neonatus (Kn)..............................................................................
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


2.1 Pembesaran Uterus Menurut Usia Kehamilan...............................................
2.2 Perubahan Payudara Pada Masa Kehamilan..................................................
2.3 Pengukuran Tinggi Badan Dan Penimbangan Berat Badan............................
2.4 Pengukuran Tekanan Darah............................................................................
2.5 Pengukuran Lingkar Lengan Atas...................................................................
2.6 Pengukuran Tinggi Rahim...............................................................................
2.7 Penentuan Letak Janin.....................................................................................
2.8 Penentuan Status Imunisasi Tektanus Toksoid...............................................
2.9 Pemberian Tablet Penambah Darah................................................................
2.10 Tes Laboratorium..........................................................................................
2.11 Konseling Dan Penjelasan.............................................................................
2.12 Lembar Partograf...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Continuity Of Care merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan bidan dan
sebagai tugas akhir mahasiswa kebidanan sejak ibu hamil, dilanjutkan
pendampingan saat persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana,
sebagai upaya untuk membantu mendeteksi adanya komplikasi. Dilakukan
pencatatan dengan pendokumentasian metode SOAP (Desi dan Shinta, 2022).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), Angka Kematian Ibu
(AKI) diseluruh dunia tahun 2020 sebanyak 287.000 kasus perempuan meninggal
selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Hampir 95% dari seluruh AKI
terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah kebawah pad tahun
2020. Angka Kematian Bayi (AKB) menurut WHO, terdapat 2,4 juta kasus pada
bulan pertama kehidupan pad tahun 2020. Terdapat sekitar 6.700 kematian bayi
baru lahir atau setara dengan 47% dari seluruh kematian anak dibawah usia 5
tahun (WHO, 2020).
Menurut Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI) mencatat AKI pada tahun
2022 sekisar 183 per 100.000 KH hampir mencapai terget walaupun terjadi
kecenderungan penurunan AKI, masih diperlukan upaya dalam pencatatan
penurunan AKI. Dan berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (BPS) tahun 2022
AKB di indonesia sebesar 16,9 per 100.000 KH. Angka Kematian Bayi tersebut
turun 1,74% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar17,2 per 1.000
KH (Kemenkes RI, 2022).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2021 yaitu 114
kematian ibu , pada tahun 2022 mengalami kenaikan , sebanyak 118 orang per
100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2023 adalah sebanyak
110 orang (dengan AKI sebanyak 85 orang per 100.000 Kelahiran hidup ) Angka
Kematian Ibu turun. Terlihat bahwa penyebab kematian tertinggi pada ibu adalah

1
penyebab lainnya yaitu 52 orang (40%), sedangkan penyebab kematian ibu paling
sedikit diakibatkan oleh gangguan sistem peredaran darah yaitu 1% (Dinkes
Sumsel,2022). Angka kematian neonatus (0-28 hari) di Sumatera Selatan tahun
2021 adalah sebanyak 411 jiwa (menurun dari tahun 2020 sebanyak 454 jiwa).
Pada kematian bayi (0-11 bulan) mencapai 511 kasus, menurun dari tahun 2020
sebanyak 536 kasus. Sedangkan jumlah kematian anak balita mencapai 31 kasus.
Penyebab pada kematian neonatal terbanyak yaitu Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) sebanyak 133 kasus (32%). Penyebab kematian lainnya disebabkan 3
faktor yaitu asfiksia, tetanus neonatrum, sepsis, kelainan bawaan dan lain-lain
(Dinkes Provinsi Sumsel, 2021).
AKI di Kota Palembang pada tahun 2020 AKI sebanyak 128 kasus,
sedangkan pada tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 131 kasus dan pada
tahun 2022 terjadi penurunan kembali menjadi 97 kasus. Penyebab kematian ibu
sebagian besar disebabkan karena perdarahan dalam kehamilan sekitar 35 orang,
gangguan penyebab lainnya sebesar 31 orang, hipertensi 19 orang,gangguan
infeksi 1 orang, gangguan covid-19 sebesar 2 orang, gangguan kelainan jantung
sebesar 9 orang dan gangguan infeksi 1 orang. Angka Kematian Neonatal dan
post neonatal di Palembang pada tahun 2022 terbagi menjadi berikut BBLR dan
prematur 124 orang, gangguan asfiksia 152 bayi, tetanus neonatrorum sebanyak 3
bayi, kelainan kongenital sebanyak 51 orang (Dinkes Kota Palembang, 2022).
Berdasarkan data yang didapatkan di Kota Palembang pada tahun 2020
cakupan KI 91,4%, K4 89,8%, cakupan pelayanan nifas KF1 86,0%, KF2 89,9%,
dan KF3 sebesar 86,0%, kunjungan noenatal sebesar 95,9% dan cakupan
pelayanan KB pasca persalinan 62,7%. Dan cakupan pada K1 tahun 2021 92,2%,
K4 88,8%, cakupan pelayanan nifas KF1 85,0%, KF2 88,8%, KF3 85,0%, dan
knjungan neonatal sebesar 95,8%, cakupan KB pasca persalinan 62,7% (Dinkes
Kota Palembang,2021).
Penyebab AKI dan AKB ialah sebagian besar disebabkan oleh tidak
terlaksananya pemeriksaan continuity of care pada ibu selain itu timbulnya
penyulit persalinan yang tidak dapat segara ditangani. Salah satunya tekanan
darah tinggi selama kehamilan, perdarahan dan pre-eklamsia, eklamsia serta
aborsi yang tidak aman, serta. Penyebab langsung dari kematian bayi ialah Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR), Asfiksia serta kelainan kongenital.
Berdasarkan data dari Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari pada tahun
2021 kunjungan ibu hamil yang di lakukan Asuhan Antenatal Care (ANC) 785
orang, ibu bersalin sebanyak 489 orang, ibu nifas 489 orang, bayi baru lahir 489
orang. Dan ibu Akseptor KB 563 orang. Tahun 2022 Kunjungan ibu hamil yang
di lakukan Asuhan Antenatal Care (ANC) sebanyak 678 orang, bersalin
sebanyak 402 orang, nifas sebanyak 402 orang, bayi baru lahir sebanyak 402
orang. Dan aseptor KB sebanyak 554 orang. Pada tahun 2023 kunjungan ibu
hamil yang melakukan Asuhan Antenatal Care (ANC) sebanyak 534 orang,
bersalin 345 orang, ibu nifas sebanyak 345 orang, bayi baru lahir 345 orang. Dan
ibu Aseptor KB sebanyak 452 orang (PMB Bidan Andina Primitasari, 2023).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan Asuhan
Komprehensif dengan judul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. T
di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari Palembang Tahun 2024.

1.1 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. T di Praktik
Mandiri Bidan Andina Primitasari Palembang Tahun 2024.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. T pada masa kehamilan
di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari Palembang Tahun 2024
b. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. T pada masa persalinan
dan bayi baru lahir di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari
Palembang Tahun 2024
c. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. T pada masa pascasalin
dan menyusui di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari Palembang
Tahun 2024
d. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. T pada masa neonatus
di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari Palembang Tahun 2024
e. Memberikan asuhan kebidanan komprehensif Ny. T pada pelayanan
keluarga Berencana di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari
Palembang Tahun 2024
1.2 Manfaat
1.2.1 Bagi Pasien
Pasien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif sesuai standar
pelayanan kebidanan dan kebutuhan pasien, selama kehamilan sampai
keluarga berencana dan sehingga pasien apabila terdapat komplikasi dapat
terdeteksi dini sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
1.2.2 Bagi Mahasiswa
Dapat mempraktekkan ilmu yang sudah di pelajari di kelas secara
langsung di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, pelayanan
keluarga berencanadan, sehingga pelayanan membuat pasien mendapatkan
mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta
mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan yang
bermutu dan berkualitas.
1.2.3 Bagi PMB Andina Primitasari
Penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini dapat menjadi informasi
dan bahan masukan bagi PMB Andina Primitasari, sehingga bisa membantu
pelayanan di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari, memberikan asuhan
kepada ibu hamil, ibu bersalin, asuhan bayi baru lahir, ibu nifas, serta
pelayanan keluarga berencana, membuat pasien merasa nyaman dengan
asuhan dan fasilitas yang diberikan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses alamiah dan fisiologis, pasangan usia
subur yang telah menikah mendambakan memiliki keturunan memulai proses
alamiah ini. Seorang wanita dengan organ reproduksi yang sehat akan
mengalami serangkaian peristiwa yang berkaitan dengan kehamilan, yaitu di
mulai dari adanya ovum yang di lepas dari ovarium hingga janin yang terus
berkembang di dalam rahim selama kurun waktu 37-42 minggu (Sartika dan
Handayani, 2021).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. Kehamilan normal
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan terbagi
menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester dua berlangsung 15 minggu (minggu ke 13 minggu hingga ke 27
minggu) dan trimester ke tiga 13 minggu (minggu ke-28 minggu hingga ke-40
minggu) (Sartika dan Handayani, 2021).
Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi
perempuan, keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya
akan memperngaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong
persalinan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang akan dilahirkan.
Bidan harus mempertahankan kesehatan ibu dan janin serta mencegah
komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu kesatuan yang
utuh (Elisabeth, 2022).

5
2.1.2 Perubahan Fisik Pada Kehamilan
Menurut (Sartika dan Handayani, 2021) ada beberapa perubahan fisik
dalam kehamilan yaitu :
a. Perubahan Alat Reproduksi
1. Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat
1.000 gram saat akhir kehamilan, otot rahim mengalami hiperplasia
dan hipertofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Pertumbuhan uterus
pada trimester pertama terjadi sebagai respon terhadap rangsangan
hormon yaitu hormon estrogen dan progesteron.

Pembesaran uterus terjadi disebabkan karena :

- Meningkatkan di laktasi pembuluh darah dan vaskularisasi


- Hiperplasia serabut-serabut otot dan jaringan fibroelastik
- Perkembangan dari deciduas setelah bulan ketiga pembesaran
uterus karena pertumbuhan fisik

Untuk menentukan tuanya kehamilan berdasarkan TFU, maka di


pakai patokan sebagai berikut :
Tabel 2.1
TFU Menurut Penambahan Per Tiga Jari
Usia Kehamilan ( Minggu ) Tinggi Fundus Uteri

12 minggu TFU 3 jari atas simfisis


16 minggu TFU pertengahan simfisis - pusat
20 minggu TFU 3 jari bawah pusat
24 ming.gu TFU setinggi pusat
28 minggu TFU 3 jari atas pusat
32 minggu TFU pertengahan pusat px (prosesus sifoideus)
36 minggu TFU 3 jari bawah px ( prosesus sifoideus)
40 minggu TFU pertengahan pusat prosesus sifoideus
Sumber : Sartika dan Handayani, 2021)
Perubahan bentuk uterus pada trimester I seperti buah pir
terbaik semester II berubah seperti bola, dan trimester III bentuk oval
dan naik dari rongga pelvis kerongga abdomen.

Gambar 2.1
Pembesaran Uterus Menurut Umur Kehamilan

Sumber : (Tyastuti, 2020)


2. Vagina dan Vulva
Vagina dan Vulva mengalami perubahan akibat hormon
estrogen. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini di sebut
tanda Chadwick.
3. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu fungsi ovarium diambil alih oleh
plasenta, terutama fungsi memproduksi progesterone dan estrogen.
Selama kehamilan ovarium tenang / beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak
terjadi siklus menstruasi.
4. Servik
Akibat peningkatan vaskular serta perubahan pada jaringan ikat
dibawah pengaruh estrogen, servik dalam kehamilan menjadi lunak.
Terjadi sekresi kelenjar dan lendir servik menjadi kental sehingga
dapat berperan sebagai pelindung yang menyumbat ostium uteri.
5. Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon
somatommamotropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Papilla mamma akan membesar, lebih tegak
dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mamma karena
hiperpigmentasi.
Pada kehamilan 12 minggu ke atas keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut kolustrum. Namun proses laktasi dihambat
sampai kelahiran karena adanya hormon estrogen dan progesterone
selama hamil yang cukup tinggi karena diproduksi oleh plancenta.
Perubahan payudara pada ibu hamil, yaitu :
 Payudara menjadi lebih besar
 Areola payudara makin hiperpigmentasi
 Glandula Montgmery makin tampak
 Putting susu makin menonjol
 Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolakin belum
berfungsi
 Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga
produksi ASI dapat berlangsung
Gambar 2.2
Perubahan Payudara Pada Masa Kehamilan

Sumber :(Tyastuti, 2020)

6. Perubahan pada kehamilan


Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandungan kencing
tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering
kencing. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun kebawah,
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing
mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri
membesar karena pengaruh progesterone. Tetapi ureter kanan lebih
besar dar uterer kiri akibat berubahnya posisi uterus kekanan oleh
kolon sigmoid.
Pada trimester II Kandung kencing terdorong keluar dari
rongga pelvis ke abdomen sehingga saluran uretra memanjang, juga
hyperemia pada kandung kencing dan uretra sehingga mudah terjadi
trauma dan berdarah. Dalam keadaan normal ginjal mereabsorbsi
hampir seluruh glucosa dan zat nutrien lainnya sehingga kemungkinan
ditemukan gluosuria pada ibu hamil. Ibu hamil juga mengalami
protein urine disebabkan peningkatan kebutuhan asam amino
meningkat kadar urin protein + tidak menunjukan kondisi patologis.

7. Perubahan Pada Pencernaan


a) Mulut, selama hamil trimester I mengalami mual karena
peningkatan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) Trimester I
nafsu makan mulai naik.
b) Gusi, mengalami hyperemia dan membengkak karena
meningkatnya kadar estrogen.
c) Gigi, gigi pada wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gr kalsium
hari selama kehamilan fostor setiap hari selama kehamilan dan
meningkatnya 0,4 gr untuk setiap elemen.
d) Motilitas Gastrointestinal, selama kehamilan motilitas
gastrointestinal mengalami penurunan akibat peningkatan hormon
progsterone yang dapat menurunkan produksi motilin yaitu suatu
peptide yang dapat menstimulasi pergerakan otot usus. Waktu
transit makanan yang melewati gastrointestinal lebih lama atau
melambat di banding pada wanita tidak hamil. Hal tersebut
menyebabkan peningkatan penyerapan air di usus besar sehingga
sering sembelit dan resiko haemmorroid meningkat. Sedangkan
peningkatan oestrogen menyebabkan menurunnya sekresi HCL
lambung.
e) Kandung empedu, fungsi kandung empedu mengalami perubahan
selama kehamilan karena hypotoni pada otot dinding kandung
empedu. Waktu pengosongan lebih lambat empedu mengalami
penebalan akibat meningkatnya kadar progesterone tidak terjadi
perubahan morfologi pada hati selama kehamilan normal.
f) Perubahan Pada Cardiovaskuler
Terjadi peningkatan kebutuhan darah untuk ibu dan janin
sehingga terjadi peningkatan cardial output. Perubahan posisi
jantung seperti diafragma yang terdorong keatas jantung
mengalami elevasi keatas dan berputar kebagian depan sebelah
kiri. Perubahan auskultasi berhubungan dengan perubahan ukuran,
perubahan tempat, perubahan volume dan perubahan cardial
output.
Tekanan darah bervariasi, tergantung dari kondisi tempat
pengukuran, kecemasan, dan posisi maternal. Selama kehamilan
trimester II terjadi penurunan sistolik dan diastolik sekitar 5-10
mm/hg karena fase dilatasi perifer akibat peningkatan hormon
selama kehamilan. Wanita hamil mengalami kompresi pada vena
illicia dan vena cava inferior oleh uterus dapat menyebabkan
meningkatkan tekanan vena dan menurunnya aliran darah pada
kaki. Perubahan ini menimbulkan oedem dan varises.
g) Perubahan Pada Musculuskeletal
Lordosis Progresif merupakan gambaran yang karakteristik
pada kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior
uterus yang membesar lordosis menggeser pusat gravitasi ke
belakang pada tungkai bawah. Terdapat peningkatan mobilitas
sendi sakroiliaca, sakrocoksigeal, dan sendi pubis selama
kehamilan, kemungkinan akibat perubahan hormonal. Mobilitas
tersebut mungkin menyebabkan perubahan postur ibu, dan
selanjutnya mengakibatkan rasa tidak nyaman di punggung bagian
bawah, terutama akhir kehamilan. Selama trimester akhir
kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadangkala
merupakan akibat lordosis nyata yang disertai dengan fleksi
anterior leher merosotnya gelang bahu.
h) Perubahan Pada Sistem Respirasi
Perubahan pada sistem respirasi yaitu frekuensi
pernafasapan tidak berubah dan elevasi diafragma menurunkan
volume paru saat istirahat namun terdapat peningkatan “tidal
volume “ sebesar 40 % serta terjadi kenaikan “ minute
ventilation “ dari 7.25 liter menjadi 10.5 liter.
Tekana CO2 (pCO2) plasma fetus lebih besar di
banding plasma maternal sehingga CO2 dengan mudah
kedalam darah maternal. Selain hal ini, akibat hiperventilasi
pulmonal kadar CO2 dalam plasma maternal menurun sekitar 8
% di bandingkan pada masa sebelum kehamilan.
i) Perubahan pada sistem Endokrin
1. Estrogen, selama hamil aktivitas estrogen yaitu sebagai
berikut :
 Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus
 Bersama dengan progestero memicu pertumbuhan
payudara
 Merubah konsitusi komiawi jaringan ikat sehingga lebih
lentur dan menyebabkan servik elastik, kapsul persedian
melunak, mobilisasi persedian meningkat.
 Retensi air (kelebihan cairan menumpuk di dalam
tubuh)
 Menurunkan sekresi natrium.
2. Kortisol
Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal
maternal dan pada kehamilan utamanya adalah plasenta.
Produksi harian 25 mg/hari. Sebagian besar diantaranya
berikatan dengan protein sehingga tidak bersifat aktif.
Kortisol secara simultan merangsang peningkatan produksi
insulin dan meningkatkan resistensi perifer ibu pada
insulin, misalnya jaringan tidak bisa menggunakan insulin,
hal ini meningkatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih
banyak insulin. Sel-sel beta normal pulau langerhans pada
pankreas dan memenuhi kebutuhan insulin pada ibu hamil
yang secara terus menerus tetap meningkatkan samapi
aterm.
3. Human Chorionic gonadotropin (HCG)
Hormon HCG ini di produksi selama kehamilan. Pada
hamil muda hormon ini di produksi oleh trofoblas dan
selanjutnya di hasilkan oleh plasenta. HCG dapat untuk
mendeteksi kehamilan dengan darah ibu hamil pada 11 hari
setelah pembuahan dan mendeteksi pada urine ibu hamil
pada 12-14 hari setelah kehamilan.
4. Human Placenta Latogen
Kadar HPL atau chorionic somatotropin ini terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama
kehamilan Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan
antagonis insulin. HPL juga bersifat diabetogenik sehingga
menyebabkan kebutuhan insulin pada wanita hamil
meninggal.
5. Relaxin
Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat di deteksi selama
kehamilan, kadar tertinggi di capai pada trimester pertama.
Peran fisiologis belum jelas, di duga berperan penting
dalam maturasi serviks.
6. Hormon Hipofisis
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama
kehamilan, namun kadar prolaktin meningkat yang
berfungsi untuk menghasilkan kholostrum. Pada saat
persalinan setelah plasenta lahir maka kadar prolaktin
menurun, penurunan ini berlangsung terus sampai pada saat
ibu menyusui. Pada ibu menyusui prolaktin dapat di hasilan
dengan rangsangan pada puting pada saat bayi mengisap
puting susu ibu untuk memproduksi ASI.
2.1.3 Perubahan Psikologis pada kehamilan
Menurut Sartika dan Handayani (2021) ada beberapa
perubahan psikologis pada kehamilan sebagai berikut :
a. Pada trimester I :
1. Ketidak nyamanan atau ketidak pastian
Awal minggu kehamilan, wanita akan merasa tidak yakin
dengan kehamilannya dan berusaha untuk mengkonfirmasikan
kehamilan tersebut. Hal ini di sebabkan karena tanda-tanda fisik
akan kehamilannya tidak jelas atau sedikit berubah. Di fase ini,
seorang wanita akan mengobservasi seluruh bagian tubuhnya
untuk memastikan perubahan yang mengindikasikan tanda-tanda
kehamilan dan memvalidasi kehamilan tersebut dengan cara
mengunakan tes kehamilan.
2. Ambivalen
Ambivalen didefinisikan sebagai konflik perasaan yang
simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau
keadaan.
3. Fokus pada diri sendiri
Awal kehamilan pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya
sendiri, bukan pada janin.
4. Perubahan seksual
Selama trimester ini seringkali keinginan seksual wanita
menurun. Ketakutan akan keguguran menjadi penyebab pasangan
menghindari aktivitas seksual. Apalagi jika wanita tersebut
sebelumnya pernah mengalami keguguran.
b. Pada trimester II
Trimester II sering dikenal sebagai priode kesehatan yang
baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari
segala ketidak nyamanan yang normal di alami saat hamil. Pada
trimester ke- II ini ada 2 fase yaitu:
 Fase pra-quicankening, ketika ibu hamil mengalami dan
mengevalusai hubungan dirinya denga orang tuanya khusunyan
ibu
 Fase pasca-quickening, ialah identitas keibuan yang muncul dan
akan fokus pada kehamilan dan lebih mempersiapkan diri untuk
menghadapi peran baru sebagai seorang ibu.
c. Pada trimester III
Pada priode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar
menanti kehadirannya baayi. Ada perasaan was-was mengingat
bayi dapat lahir kapan pun. Dan wanita tersebut lebih protektif
pada perawatan bayi. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester
ketiga ini salah satunya cemas dengan kehidupan bayi dan
kehidupannya sendiri.

Beberapa Cara Untuk Menyeimbangkan Kondisi Psikologis Ibu Hamil


Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat
ibu sedang mengandung, yaitu:
 Informasi, mencari informasi seputar perubahan yang terjadi pada ibu
hamil, pengertahuan dan informasi yang tepat dapat meyakinkan ibu
serta dapat mengurangi rasa cemas.
 Komunikasi dengan suami, memberitahu ke suami tentang perubahan
yang dialami ibu hamil sehingga ia juga tahu dan bisa memaklumi.
 Rajin chek up, periksakan kehamilan secara teratur
 Makan sehat, pahami dengan benar menganai asupan makanan yang
sehat bagi perkembangan janin.
 Jaga penampilan, menyesuaikan dengan kondisi badan ibu yang
sedang berbadan dua, dan lakukan latihan fisik.
 Kurangi kegiatan, membatasi kegiatan yang berat-berat
 Mendengarkan musik/rileksasi, dapat meredakan stres
 Senam hamil, bermanfaat untuk melatih otot-otot yang diperlukan
dalam proses persalinan
 Latihan pernafasan, bermanfaat untuk kenyamanan sehingga
psikologis lebih stabil.
2.1.3 Standar Asuhan ANC (Antenatal care)
Menurut (Sartik dan Handayani, 2021) pelayanan antenatal sesuai
standar meliputi 10 T yaitu :
a. Pengukuran Tinggi badan dan penimbangan berat badan
Pengukuran berat badan cukup satu kali. Bila tinggi badan < 145 cm,
maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara
normal. Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak bulan ke-4
pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.
Gambar 2.3
Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan
Sumber: Buku KIA 2020

b. Pengukuran Tekanan darah (tensi)


Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor risiko hipertensi (tekanan darah
tinggi) dalam kehamilan.

Gambar 2.4
Pengkuruan Tekanan Darah

Sumber: Buku KIA 2020


c. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
Bila < 23,5 cm dan kenaikan BB selama hamil tidak sesuai standar
menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (ibu hamil KEK)
dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Gambar 2.5
Pengukuran lingkar lengan atas
Sumber: Buku KIA 2020

d. Pengukuran tinggi rahim


Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin
apakah sesuai dengan usia kehamilan.

Gambar 2.6
Pengukuran tinggi rahim

Sumber: Buku KIA 2020


Tabel 2.2
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
No Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan dalam minggu
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 20
4 24 24
5 28 28
6 32 32
7 36 36
8 40 40
Sumber :(Handayani , 2021)

e. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut jantung janin.
Apabila trimester III sesuai kehamilan kurang lebih 35 minggu bagian bawah
janin bukan kepala atau belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan
letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120x/menit
atau lebih dari 160x/menit menunjukkan ada tanda gawat janin, segera rujuk.

Gambar 2.7
Penentuan letak janin

Sumber: Buku KIA 2020

f. Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Penentuan status Imunisasi Tetanus Taksoid (TT) oleh petugas untuk
selanjutnya bila mana diperlukan mendapatkan suntikan tetanus teksoid sesuai
anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi.
Gambar 2.8
Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid
Sumber: Buku KIA 2020

Tabel 2.3
Pemberian Imunisasi TT
Status TT Interval minimal pemberian Durasi perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC Langkah awal pembentukan
pertama kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 Lebih dari 25 tahun
Sumber : Handayani (2021)

g. Pemberian Tablet tambah darah


Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil sejak awal kehamilan
minum 1 tablet tambah darah setiap hari miimal selama 90 hari. Tablet
tambah darah di minum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual,
pemberian tablet tambah darah (tablet Fe) berguna untuk memenuhi volume
darah pada ibu hamil dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat
seiring dengan pertumbuhan janin.
Gambar 2.9
Pemberian tablet tambah darah

Sumber: Buku KIA 2020

h. Tes laboratorium
1. Pemeriksaan Golongan darah, berguna untuk mempersiapkan donor bagi ibu
apabila di perlukan
2. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb), berguna untuk mendeteksi dini apabila
mengalami kekurangan darah/ Anemia.
3. Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL), berguna untuk
mendeteksi kemungkinan adanya terponema palidium penyakit menular
seksual.
4. Pemeriksaan Protein Urine, berguna untuk mendeteksi dini apabila ibu
mengalami pre-Eklamsi.
5. Pemeriksaan Urine Reduksi, hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit
Diabetes Melitus (DM) kalau ibu dengan riwayat penyakit keluarga.
Gambar 2.10
Tes laboratorium
Sumber: Buku KIA 2020

i. Konseling atau penjelasan


Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD),
nifas, perawatan bayi baru lahir. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada
saat kunjungan ibu hamil (Handayani 2021).

Gambar 2.11
Konseling atau penjelasan

Sumber: Buku KIA 2020


j. Temu Wicara
Jika ibu memiliki masalah kesehatan pada ibu hamil.

2.1.4 Standar Kunjungan ANC (Antenatal Care)


Menurut (Buku KIA, 2020) Standar Kunjungan ANC yaitu:
1. 2 kali pada Trimester satu samapai usia kehamilan 12 minggu
2. 1 kali pada Trimester dua usia kehamilan 12 minggu sampai 24 minggu
3. 3 kali pada Trimester tiga usia kehamilan 24 minggu sampai 40 minggu.
2.1.5 Tanda Bahaya Kehamilan
Menurut Handayani dan Satika,(2021), tanda bahaya kehamilan adalah
gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya
kehamilan.
Adapun tanda-tanda bahaya kehamilan:
1. Mual muntah berlebihan
Mual (nause) dan muntah (medis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester 1. Dan sering
terjadi pada pagi hari dan malam hari. Gejala ini dapat timbul pada 6
Minggu pertama setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 Minggu. perasaan mual muntah ini disebabkan
meningkatnya hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Keluahan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat
ringannya penyakit. Mual muntah dapat di atasi dengan cara:
a. Makan sedikit tapi sering
b. Hindari makanan yang sulit di cerna dan berlemak/berminyak
c. Selingi makanan yang berkuah
d. Wedang jahe adalah obat alami untuk mual
e. Hindari hal-hal yang memicu mual seperti bau, gerakan atau bunyi
f. Istirahat yang cukup
Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan
darah ketika penderita muntah.
2. Demam tinggi
Ibu hamil menderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 38°c,
dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Suatu tanda gejala infeksi
dalam kehamilan. Komplikasi yang di timbulkan akibat demam tinggi
sistitis (Infeksi kandung kencing), pielonefritis (infeksi saluran kemih
atas).
3. Bengkak di wajah dan tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi
daripada kepala.
Bengkak dapat menjadi masalah serius jika muncul pada wajah
dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan
keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan pertanda dari anemia,
gangguan fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia
Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak)
karena dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia,
disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai
pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-
nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel
darah merahnya.
4. Berkurangnya gerakan janin
Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia
kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan
melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida). Jika bayi
tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3
kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam), Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik.
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang
berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut
tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk
panggul pada kehamilan aterm.
5. Perdarahan pada kehamilan muda dan kehamilan lanjut
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda dapat disebabkan
oleh abortus, kehamilan mola (molahidatidosa) dan kehamilan ektopik.
Abortus adalah pengeluaran janin sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Kehamilan mola adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa
janindan ditemukan jaringan seperti buah anggur. Kehamilan ektopik
adalah kehamilan yang terjadi di luar uterus.
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut dapat disebebkan
oleh plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah
keadaan dimana implantasi plasenta menutupi jalan lahir. Solusio
plasenta adalah kondisi dimana plasenta lepas sebelum waktunya.
6. Air ketuban keluar sebelum waktunya
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan
kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa
mucus bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan
persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan,
perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecahs dini (KPD). Untuk
menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar
tersebut adalah cairan ketuban.
7. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal-
gatal di daerah kemaluan
8. Batuk lama lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut dan
dapat dicurigai ibu hamil menderita TB
9. Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu
masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
2.2 Konsep Dasar Persalinan Dan Bayi Baru Lahir
2.2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayai cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran hasil konseps (janin atau uri) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar
(Ariani dan Siringoringo, 2023).

2.2.2 Tanda-Tanda Persalinan


Menurut (Ariani dan Siringoringo, 2023) gejala persalinan sebagai
berikut:
a. Kekuatan his/kontraksi makin sering dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek.
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
 Pengeluaran lendir
 Lendir bercampur darah
c. Dapat disertai ketuban pecah dini
d. Pada pemeriksaan ddalam, jumpai pembukaan servik:
 Pelunakan serviks
 Perdarahan serviks
 Terjadi pembukaan serviks
Berikut tentang jalannya peresalinan:
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
- Menjelang mingggu ke-36 minggu , pada primigravida
terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah
masuk pintu atas panggul yang di sebabkan: kontraksi
Braxton Hicks ketegangan perut dinding
- Ketegangan legamentum rotundum
- Gaya berat janin idmana kepala ke arah bawah
- Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul
- Terasa ringan di bagian atas, rasa sesak berkurang dan
dibagian bawah terasa sesak
- Terjadi kesulitan berjalan
- Sering miksi (beser kencing)
Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan
hubungan normal antara ketiga P yaitu
- Power (kekuatan his)
- Passage (jalan lahir normal)
- Pasanger (janin dan plasenta)
b. Terjadinya His Permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
Kontraksi ini dapat dikemukakan sebagai keluahan, karena
dirasakan sakit dan mengganggu. Kontraksi Braxton Hicks
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesteron
dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan
makin tua hamil pengeluaran estrogen dan progesteron makin
berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi
yang lebih sering, sebagai his palsu.
Sifat his permulaan (palsu):
- Rasa nyeri ringan di bagian bawah
- Datangnya tidak teratur
- Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
- Durasi pendek
- Tidak bertambah bila beraktivitas.

Tabel 2.4
Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati
dan kontraksi persalinan palsu
Kontraksi Pada Persalinan Sejati Kontraksi Palsu Persalinan
Kontraksi terjadi dengan interval Kontaksi terjadi dengan interval tidak
teratur
Interval secara bertahap memendek Interval tetap lama
Nyeri di pinggang dan abdomen Nyeri perut bagian di bawah
Servik membuka Servik belum membuka
Nyeri tidak hilang dengan sedasi Nyeri mereda dengan sedasi
Sumber: Ariani dan Siringoringo,2023

2.2.3 Pemantuan kemajuan Persalinan dengan patograf


Menurut (Ariani dan Siringoringo, 2023), pemantauna kemajuan
persalinan dengan partograf:
1. Partograf
Partograf adalah alat untuk memantau kala I persalinan dan informasi
untuk membuat keputusan klink. Tujuan dari penggunaan partograf
adalah untuk:
- Mencatat hasil obsevasi dan kemajuan persalianan dengan
menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam
- Untuk mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya
parrus lama
- Sebagai data pelengkap yang terkait dengan kondisi ibu,
kondisi bayi, serta grafik kemajuan proses persalinan.
Partograf harus digunakan:
1. Untuk semua ibudalam fase aktif kala satu parsalinan dan
merupakan elemen penting dan asuhan persalinan
2. Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua klinik
bersalin
3. Harus digunakan secara rutin oleh semua penolong
persalinan
Dan jika digunakan secara rutin dan konsisten, maka partograf
akan membantu penolong, untuk melihat kemajuan persalinan,
mencatata asuhan, dan untuk membuat keputusan klink.

Tabel 2.5
Frekuensi minimal pemeriksaan dan intervensi persalinan
normal
Parameter Frekuensi pada Frekuensi pada
fase laten fase aktif
Tekanan Darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Nadi Setiap 30-60 Setiap 30-60
menit menit
Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Sumber: (Ariani dan Siringoringo, 2023)

2. Bagian-Bagian Partograf
Munurut (Ariani dan Siringoringo, 2023), petugas mencatat kondisi
ibu dan janin sebagai berikut:
a. Informasi tentang ibu, terdiri dari nomor pendaftaran, nama, umur,
keterangan mengenai jumlah gravida para dan abortus, tanggal/jam
kedatangan, keadaan ketuban dan waktu pecahnya, his ada atau tidak
bila ada sejak kapan
b. Kondisi janin, terdiri dari detak jantung janin(DJJ), warna dan adanya
air ketuban, penyusupan (molase) kepala janin, pembukaan serviks,
penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin, garis waspada
dan garis bertindak
c. Jam dan waktu, terdiri dari mulainya fase aktif persaalinan, dan waktu
aktual saat pemeriksaan atau persalinan
d. Kontraksi uterus
e. Obat-obatan dan cairan yang diberikan, oksitosin dan obat yang
diberikan secara IV
f. Kondisi ibu, seperti nadi, tekanan darah dan temperatur dan urine
(volume, aseton dan protein)
g. Asuhan pengamatan dam keputusan klinik.
3. Mencatat temuan pada partograf
a. Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat mulainya
asuhan persalinan
b. Kondisi janin
1. Denyut jantung janin, setiap kotak dibagian atas partograf
menunjukkan waktu 30 menit. Catatan DJJ dengan memberi tanda
titik pada garis sesuai hasil DJJ dan kemudian hubungan dengan
titik lainnya dengan garis tegas dan bersambung. Angka norma
DJJ 120 – 160 x/menit.
2. Warna dan adanya air ketuban, gunakan lambang – lambang
berikut ini:
- U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
- J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
- M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium
- D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban darah
- K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak
mengalir lagi (“kering).
3. Penyusupan (molase) tulang kepala janin
Catatan temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air
ketuban gunakan lambang – lembang berikut:
0 : tulang-tulang janin tersipah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 ; tulang-tulang kepala saling tumpang tindih tetapi masih dapat
dipisahkan
3 : tulang-tulang janin saling tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan
c. Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah kemajuan persalinan
angka 0-10 yang tertera paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks.
Dan pada bagian terbawah janin terbawah arigka 1-5 yang sesuai
dengan metode perlimaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
(menentukan penurunan janin).
1. Pembukaan serviks, setalah dilakukan pemeriksaan dan diberikan
tanda “X” harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan
lajur besarnya pembukaan serviks.
Perhatikan:
- Pilih angka tepi kiri kolom pembukaan serviks yang sesuai
dengan besarnya pembukaan serviks pada fase aktif
persalinan.
- Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis
utuh (tidak terputus).
2. Penurunan bagian terbawah janin
Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan)
diberi tanda “0” dan hubungkan dari setiap pemeriksaan dengan
garis tidak terputus.
3. Garis waspada dan garis bertindak
Pencatatan selama fase aktif dimulai dari garis waspada dan
garis bertindak tertera sejajar disebelah kanan (berjarak 4 jam)
garis waspada.
4. Jam dan waktu
1. Waktu mulainya fase aktif persalinan dibagian bawah partograf
tertera kotak-kotak yang diberikan angka 1-12. Setiap kotak
menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
2. Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan, satu kotak
dibagi menjadi dua yaitu satu kotak 30 menit.
5. Kontraksi uterus
Dibawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan
tulisan “kontraksi pr 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri.
a. Tanda “ Titik-titik “ dengan kontraksi < 20 detik
b. Tanda “ Garis miring “ dengan kontraksi 20-40 detik
c. Tanda “ Arsir penuh “ dengan kontraksi > 40 detik
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Ada kotak untuk mencatat oksitosin dan obat-obatan lainnya.
7. Kondisi ibu
Baigan terbawah lajur dan kolom paa halaman depan partograf,
terdapat kotak atau ruang untuk mencatat kondisi kesehatan dan
kenyamanan ibu selama bersalin.
8. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik di catat di sisi luar
kolom partograf
Gambar 2. 12
Gambar Patograf
Sumber: (Ariani dan Siringoringo, 2023)
2.2.4 Tahapan Persalinan
Menurut (Ariani dan Siringoringo, 2023) proses persalinan di bagi
menjadi 4 fase:
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Pertus di mulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan
lendir yang bersemu darah (Bloody Show). Proses membukanya
serviks sebagai akibat his dibagi menjadi 2 fase :
1. Fase laten : berlangsung sealama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lembat sampai mencapai ukuran diametr 3 cm
2. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase
- Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm
- Fase dilatasi maximal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
- Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambatsekali dalam 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
Pada primigravida kala I beralngsung kira-kira 11 jam, dan
pada multigravida kira-kira 7 jam.
b. Kala II ( kala pengeluaran janin)
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengerjan mendorong janin hingga keluar.
a. His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali
Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan segera reflek toris
menimbulkan rasa ingin mengejan
b. Tekanan pada rectum, ibu merasa ingin BAB
c. Anus membuka, Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan premium merengang, dengan his dan mengejan yang
di pimpin kepala akan lahir dan di ikuti seluruh badan janin.
Lama pada kala I ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :
a. Primipara kala II berlangsung 1,5 jam - 2 jam
b. Multipara kala II berlangsung 0,5 jam – 1 jam
c. Kala III (Kala uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan
lahirnya, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch, karena
sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan
dengan tanda-tanda dibawah ini:
- Uterus menjadi globuler
- Uterus terdorong keatas, akrena plasenta dilepaskan ke
segmen bawah rahim
- Tali pusat bertambah panjang
- Terjadi perdarahan
d. Kala IV (Tahap pengawasan)
Dilakukan pemantuan 2 jam , 15 menit sekali pada 1 jam pertama dan
30 menit pada 1 jam kedua.
2.2.5 60 Asuhan Persalinan Normal
Tabel 2.6
60 langkah APN

NO
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat tanda kala dua persalinan
- Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
- Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan
vagina
- Perineum tampak menonjol
- Vulva dan sfingter ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalasana komplikasi segera pada ibu dan bayi
baru lahir.

Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi → siapkan :


- Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
- 3 handuk/kain bersih dan kering (termasuk gajal bahu bayi)
- Alat penghisap lendir
- Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi

Untuk ibu :
- Menggelar kain di perut bawah ibu
- Menyiapkan oksitosin 10 unit
- Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastic atau dari bahan yang tidak tembus cairan
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam
6. Masukan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN
KEADAAN JANIN
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT
- Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan ke belakang
- Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia
- Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam sarung
tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5% → langkah # 9. Pakai sarung
tangan DTT/steril untuk melaksanakan
langkah lanjutan
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
- Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik, dan rendam dalam klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci kedua
tangan setelah sarung tangan
dilepaskan

10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda
(relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas normal (120 –
160x/menit)
- Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
- Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam DJJ, semua temuan
pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam
Partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK
MEMBANTU PROSES MENERAN
11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
- Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif ) dan dokumentasikan semua temuan yang ada
- Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka untuk mendukung
dan memberi semangat pada ibu dan meneran secara
benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin
meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu
diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau
timbul kontraksi yang kuat :
- Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
- Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
- Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
- Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
- Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
- Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
- Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan pimpin meneran > 120 menit (2 jam)
pada primigravida atau > 60 menit (1 jam) pada multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 60 menit

V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong
ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan
dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara
efektif atau bernapas cepat dan
dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
Perhatikan !
- Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat bagian
atas kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong tali pusat di antara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala kea rah bawah dan distal hinggal bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan
distal utuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala
dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan siku sebelah atas

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukka
telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu
jari pada satu sisi dan jari – jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu
dengan jari telunjuk
VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian (selintas) :
- Apakah bayi cukup bulan ?
- Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan ?
- Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjutkan ke langkah resusitasi
pada bayi dengan asfiksia (Lihat Penuntun Belajar Resusitasi Bayi
Asfiksia)
Bila semua jwaban adalah “YA”, lanjut ke-26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
(kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi
aman di perut bagian bawah ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli)

28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus


berkontraksi baik

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (IM) di
1/3 distallateral paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin)

30. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat dengan satu
tangan pada sekitar 5 cm dari pusar dan geser hingga 3 cm proksimal dari
pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada
posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong
isi tali pusat kea rah ibu
(sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
- Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
- Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril ada pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan tali pusat dengan simpul kunci pada
sisi lainnya
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu – bayi. Luruskan
bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
susu atau aerola mamae ibu
- Selimuti ibu – bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di kepala
bayi
- Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam
- Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini
dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasill
menyusu
VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA PERSALINAN
(MAK III)
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (diatas
simpfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem
untuk menegangkan tali pusat
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang-atas (dorso cranial)
secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur diatas.
- Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulating putting susu
Mengeluarkan plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea rah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kea rah distal maka lanjutkan
dorongan kea rah cranial hingga plasenta dapat dilahirkan
- Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik
secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu
jalan lahir (kearah bawah-sejajar lantai-atas)
- Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
- Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
:
1. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika kandung kemih
penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso cranial dan penegangan talu pusat 15 menit
berikutnya
Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi perdarahan
maka segera lakukan tindakan plesenta manual
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plsenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wajah yang telah disediakan.
- Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari- jari tangan
atau klem ovum DTT/Steril untuk mengeluarkan
selaput yang tertinggal
Rangsangan taktil (masase) uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
- Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi Bimanual Internal,
Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-kateter) jika uterus
tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan
takti/masase
IX. MENILAI PERDARAHAN
39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan telah dilahirkan lengkap.
Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan
X. ASUHAN PASCAPERSALINAN
41. Pastikan uterus ber kotraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
42. Pastikan kandung kemih kosong
Evaluasi
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan
rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60
kali/menit).
- Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan segera
merujuk ke rumah sakit
- Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke RS rujukan
- Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali
kontak kulit ibu bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu
selimut.
Kebersihan dan Keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
50. Bersihkan ibu jari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah
diranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

53. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk memberikan salep/tetes mata
profilaksis infeksi, vitamin K₁ 1 mg IM dipaha kiri bawah lateral dalam 1
jam pertama
56. Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi baik,
pernapasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan temperature
tubuh (normal 36,5 – 37,5⁰C) setiap 15 menit
57. Setelah satu jam pemberian vitamin K₁ berikan suntikan imunisasi Hepatitis
B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV persalinan
Sumber: Buku Panduan Praktikum Persalinan Bina Husada, 2023
2.2.6 Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir
1. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi Baru Lahir normal atau biasa juga disebut neonatus adalah bayi
baru lahir dengan umur usia kehamilan dari 37 minggu dengan berat badan
lahir 2.500-4.000 gram. Adaptasi fisik dan psikologis dimulai saat tubuh bayi
baru lahir, dimana tubuh bayi baru lahir akan mengalami perubahan drastis,
disaat inilah bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menilai bayi baru lahir
dalam melakukan transisi yang baik terhadap kehidupanya di luar uterus
(Ariani dan Sirigoringo, 2023).
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu
b. Berat badan 2500-4000 gram
c. Panjang badan 48-52 cm
d. Lingkar dada 30-38 cm
e. Lingkar kepala 33-35 cm
f. Frekuensi jantung 120-160 x/menit
g. Pernafasn kuarng lebih 40-60 x/menit
h. Kulit kemerahan dan licin karena jeringan subkutan cukup
i. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
j. Kuku agak panjanf dan lemas
k. Nilai APGAR SCORE > 7
l. Gerakan aktif
m. Bayi lahir langsung menangis kuat
n. Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
o. Refleks sucking (isap/menelan) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks moro atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik
q. Refleks graps atau menggenggam
r. Genetalia
- Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testi yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang
- Pada perempuan lania mayora sudah menutupi labia minora
s. Eliminasi, yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama dan mekonium berwarna hitam kecoklatan.

Tabel 2.7
Tanda APGAR
Nilai 0 1 2
Appereance color Seluruh badan biru Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
atau pucat normal merah tangan dan kaki
(warna kulit)
muda, tetapi normal merah
tangan dan kaki muda, tidak ada
kebiruan sianosis
Pulse (heart rate) Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
atau frekuensi
jantung
Grimace (reaksi Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau
terhadap terhadap stimulasi menangis lemah bersin atau batuk
rangsangan) ketika distimulasi saat stimulasi
saluran nafas
Activty (tonus Lemah atau tidak Sedikti gerak Bergerak aktif
otot) ada
Respiration Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,
(usaha nafas) teratur pernafasan baik
dan teratur
Sumber: (Ariani dan Siringoringo, 2023)
3. Rencana Asuhan Bayi Baru Lahir
Menurut (Ariani dan Siringoringo, 2023), Rencana asuhan bayi
baru lahir:
1. Minum Bayi
Minum Bayi Pastikan bayi diberi minum sesegera
mungkin setelah lahir (dalam waktu 30 menit) atau dalam 3 jam
setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum
harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah
sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.
2. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30
menit 1 jam setelah lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung
zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah
dicerna dan efesien, mencegah berbagai penyakit infeksi. Berikan
ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi
apa-apa, biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai stimulasi
keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan
dapat sampai selama 4 hari pasca persalinan.
3. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-
hari pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum
adalah ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi
dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu.
Warna mekoneum adalah hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri
atas mucus sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan
pigmen empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali dalam waktu
24 jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari
setelah lahir. Mekoneum yang telah keluar 24 jam menandakan
anus bayi baru lahir telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar,
bidan atau petugas harus mengkaji kemungkinan adanya atresia ani
dan megakolon.
4. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah
lahir. Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada
awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat
menjadi 100-200 ml/haripada akhir minggu pertama. Wama urine
keruh/merah muda dan berangsur-angsur jernih karena intake cairan
meningkat. Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK, bidan atau petugas
kesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan dan kondisi uretra.
5. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir
menghabiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur
aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15%
waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk
menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang
85% lainnya digunakan bayi untuk tidur.
6. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan
terjadinya infeksi. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit
bayi, keutuhan kulit harus senantiasa dijaga. Verniks kaseosa
bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan
dibersihkan pada saat memandikan bayi. Untuk menjaga kebersihan
kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan harus memastikan semua
pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu
bersih dan kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24
jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk
menghindari terjadinya hipotermi, sebaiknya memandikan bayi
setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).
7. Perawatan Tali Pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat
merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa
terjadi infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen
aktif kala III pada saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat
harus dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih
secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di bawah
tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran/feses, maka tali pusat
harus dicuci dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
8. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan
mengalami kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan
atau hal-hal yang tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak
membiarkan bayi sendiri tanpa ada yang menunggu. Tidak
membiarkan bayi sendirian dalam air atau tempat tidur, kursi atau
meja. Tidak memberikan apapun lewat mulut selain ASI karena
bayi biasa tersedak.
Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras pada
punggung/sisi badannya. Hati-hati menggunakan bantal dibelakang
kepala dan ditempat tidurnya karena dapat menutupi muka.
9. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan
otot bayi. membuat bayfatebih sehat, membantu pertumbuhan bayi,
meningkatkan kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.
10. Menjemur Bayi
Sinar matahari pagi sangatlah baik bagi kesehatan. Hal tersebut
juga berlaku bagi bay bay Setelah dilahirkan, fungsi hatinya belum
sampurna dalam proses pengolahan bilirubin. Dimana kadar
bilirubin darah si bayi sangat tinggi dan hal inilah yang
menyebabkan bayi mengalami suatu proses fisiologis yang
menyebabkannya bayi kuning. Untuk mengatasinya, ada cara alami
untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menjemurnya dibawah
matahari pagi. Sinar matahari pagi telah dipercaya mampu
memberikan efek kesehatan alami bagi tubuh. Salah satunya adalah
untuk menurunkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi yang menjadi
penyebab bayi kuning pasca dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan
penjemuran pada bayi yang baru lahir di pagi hari adalah hal yang
sangat penting.
Manfaat menjemur bayi adalah sebagai berikut:
- Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah
- Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat
- Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
- Menghindarkan bayi dari stress.
11. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya antara
bidan dan pasien antara lain:
- Hak pasien untuk mengetahui informasi
- Kewajiban moral
- Menghilangkan cemas dan penderitaan pasien
- Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga
- Memenuhi kebutuhan bidan.
2.2 Konsep Dasar Nifas dan Menyusui
2.3.1 Konsep Dasar Nifas
Masa nifas berlangsung sejak lehirnya plasenta hingga
kembalinya organ-organ kandungan ke keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung sekitar 6 minggu. Para ibu mengalami perubahan fisik
dan psikologis selama masa nifas. Persiapan psikologis ibu sebelum
masa nifas/menyusui merupakan peran penting dalam proses adaptasi
psikologis pasca persalinan (Febrianti et al.2022).
Masa nifas ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga
kesehatan khususnya bidan untuk selalu melakukan pemantauan karena
pelaksanaan yang kurang. Dan masa nifas merupakan masa yang sangat
penting dalam menentukan derajat kesehatan ibu dan bayi (Noftalin,
2021).
Pada periode pasca persalinan seseorang ibu yang tidak mampu
beradaptasi dengan baik dapat mengalami penyakit kejiwaan seperti
postpartum blues, depresi post partum dan bahkan psikosis postpartum
(Widaryanti & Febrianti, 2020).
2.3.2 Perubahan Fisik Masa Nifas
Menurut (kasmiati, 2023), berikut ada beberapa perubahan
umum yang dapat terjadi pada ibu nifas:
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontaksi
posisi fundus uteri berada pada kurang lebih pertengahan antara
umbilicus dan simfisis atau sedikit lebih tinggi. Involusi uteri
melibatkan pengorganisasian dan pengguguran desidua serta
pengelupasan situs plasenta, sebagaimana diperlihatkan dengan
prngguguran dalam ukuran dan berat serta oleh warna dan
banyaknya lochea. Banyaknya lochea dan kecepatan involusi tidak
akan berpengaruh oleh pemberian sejumlah preparat metergin dan
lainnyadalam proses persalinan. Involusi dapat dipercepat
prosesnya bila ibu menyusui bayinya.

Tabel 2.8
Involusi Uterus

Involusi TFU Berat uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1.000 gram
1 minggu Pertengahan pusat 750 gram
simfisis
2 minggu Tidak teraba diatas 500 gram
simfisis
6 minggu Normal 50 gram
8 minggu Normal sebelum gr
hamil
Sumber:Kasmiati,(2023)

a. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selama masa nifas. Lochea terbagi menjadi :(Fitriani,2021)
1. Lochea rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-
sisa selaput ketuban, sisa-sisa selaput ketuban, set-set desidua, verniks,
caseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari pascapersalinan. Inilah
lochia yang akan keluar selama sampai tiga hari postpartum.
2. Lochea sanguelenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang
keluar pada hari ke 3 sampai tiga hari postpartum.
3. Lochea serosa adalah lochea berikutnya. Dimulai dengan versi yang lebih
pucat dari lochea rubra. Lochea ini berbentuk serum dan berwarna merah
jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berwarna merah jambu
kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 sampai
hari ke 14 pascapersalinan. Lochea alba mengandung terutama cairan
serum, jaringan desidua, leukosit dan eritrosit.
4. Lochea alba adalah lochea yang terakhir. Dimulai dari hari ke 14 kemudian
masuk lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau
dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim
serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua. Lochea mempunyai bau yang
khas,tidak seperti bau menstruasi. Bau ini lebih terasa tercium pada lochea
serosa, bau ini juga akan semakin lebih keras jika bercampur dengan
keringat dan harus cermat membedakannya dengan bau busuk yang
menandakan adanya infeksi. Lochea dimuali sebagai suatu pelepasan
cairan dalam jumlah yang banyak pada jam-jam pertama setelah
melahirkan.
b. Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbulnya thrombosis,
degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta, pada hari pertama
tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaanyang kasar akibat
pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga
tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta.
c. Serviks
Segera setelah berakhirnya kala II, serviks menjadi sangat lembek,
kendur, dan terkulasi. Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama
dibagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan
vaskularisasinya yang tinggi, lubang serviks, lambat laun mengecil,
beberapa hari setelah persalinan diri retak karena robekan dalam
persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti
keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu post partum.
Serviks setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti
corong berwarna kehitaman, setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk
kedalam rongga rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah
7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
d. Vagina
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium merupakan
suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara berangsur-angsur luasnya
berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara.
Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Hymen tampak sebagai
tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan berubah
menjadi karungkulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.
(Fitriani 2021)
e. Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologi, yaitu
sebagai berikut.(Vianty Mutya Sari & Tonasih 2020)
- Produksi ASI
- Sekresi susu atau let down
Selama Sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan
menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.
Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi
untuk menghambatnya kelenjar pituitare akan mengeluarkan prolaktin.
Sampai hari ke III setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai
dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak berisi darah,
sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan rasa sakit. Sel-sel acinin yang
menghasilkan ASI juga mulai berfungsi.
1. Sistem Pencernaan
Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menyantap makanannya
dua jam setelah persalinan. Kalsium amat penting untuk gigi pada kehamilan
dan masa nifas, dimana pada masa ini terjadi penunan konsentrasi ion kalsium
karena meningkatnya kabutuhan kalsium pada ibu, terutama pada bayi yang
dikandungnya untuk proses pertumbuhan janin pada ibu dalam masa lakstasi.
Mual dan muntah terjadi akibat produksi saliva meningkat pada kehamilan
trimester I, gejala ini terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung kurang
lebih 10 minggu juga terjadi pada ibu nifas. Pada ibu nifas terutama yang
partus lama dan terlantar mudah terjadi ileus paralitikus, yaitu adanya
obstruksi usus akibat tidak adanya peristaltic usus. Penyebabnya adalah
penekanan buah dada dalam kehamilan dan partus lama, sehingga membatasi
gerak peristaltic usus, serta bisa juga terjadi karena pengaruh psikis takut
BAB karena ada luka jahitan perineum.
2. Sistem Perkemihan
Pelvis dan ginjal ureter yang teregang dan berdilatasi selama kehamilan
kembali normal pada akhir minggu keempat setelah melahirkan. Pemeriksaan
sistokopik segera setelah melahirkan menunjukkan tidak saja edema dan
hyperemia dinding kandung kemih, tetapi sering kali terdapat ekstravasasi
darah pada submukosa. Disamping itu, kandung kemih pada puerperium
mempunyai kapasitas yang menigkat secara relative. Oleh karena itu, distensi
yang berlebihan, urine residua yang berlebihan, dan pengosongan yang tidak
sempurna, harus diwaspadai dengan seksama. Ureter dan pelvis renalis yang
mengalami distesi akan kembali normal pada dua sampai delapan minggu
setelah persalinan.
3. Sistem Muskuloskeletal
Ligamen-ligamen, fasia dan diagfragma pelvis yang meregang waktu
kehamilan dan persalinan berangsur-angsur kembali pada sediakala.
Tidakjarang ligament rotundum mengendur, sehingga uterus jatuh ke
belakang. Fasia jaringan penunjang alat genetalia yang mengendur dapat
diatasi dengan latihan-latihan tertentu. Mobilitas sendi berkurang dan posisi
lordosis kembali secara perlahan-lahan.
4. Sistem Hematologi
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sampai
sebanyak 15.000 selama persalinan. Leukosit akan tetap tinggi jumlahnya
selama beberapa hari pertama masa post partum. Jumlah sel-sel darah putih
tersebut masih bisa naik lebih tinggi lagi hingga 25.000-30.000 tanpa adanya
kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Akan
tetapi, berbagai jenis kemungkinan infeksi harus dikesampingkan pada
penemuan semacam itu. Jumlah hemoglobin serta eritrosit akan sangat
bervariasi pada awal-awal masa nifas sebagai akibat dari volume darah,
volume plasma dan volume sel darah yang berubah-ubah.
f. Perubahan Tanda-tanda Vital
a. Suhu
Dalam 24 jam postpartum suhu akan naik sekitar 37,5ºC-38ºC
yang merupakan pengaruh dari proses persalinan dimana ibu
kehilangan banyak cairan dan kelelahan. Hari ke-3 suhu akan naik
lagi karena proses pembentukan ASI, payudara menjadi bengkak,
berwarna merah. Peningkatan suhu bisa juga disebabkan karena
infeksi pada endometrium, mastitis, infeksi tractus urogrnitalis. Bila
suhu lebih dari 38ºC dalam 2 hari berturut-turut pada 10 hari
pertama post partum dan suhu harus terus diobservasi minimal 4
kali sehari.
b. Nadi Denyut nadi
Normal pada orang dewasa berkisar 60-80 kali permenit.
Setelah persalinan denyut nadi menjadi lebih cepat.Denyut nadi
cepat (> 100 x/menit) biasa disebabkan karena infeksi atau
pendarahan post partum yang tertundu.
c. Pernafasan
Pernafasan selalu terkait dengan kondisi suhu dan denyut nadi.
Apabila nadi dan suhu tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali pada kondisi gangguan saluran pernafasan.
Umumnya respirasi cenderung lambat atau normal karena ibu
dalam kondisi emulihan. Bila respirasi cepat >30/menit mungkin
diikuti oeh tanda-tanda shock.
d. Tekanan Darah
Tekanan darah relatif rendah karena ada proses kehidupan
darah karena persalinan. Tekanan darah yang tinggi
mengindikasikan adanya preeklamsi post partum.
g. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah bayi lahir kerja jantung mengalami peningkatan 80% lebih
tinggi dari pada sebelum persalinan karena autotranfusi dari
uteroplacenter. Resistensi pembuluh perifer meningkat karena hilangnya
proses utero placenter dan kembali normal setelah 3 minggu.
h. Perubahan Sistem Hematologi
Jumlah kehilangan darah yang normal dalam persalinan :
a. Persalinan pervaginam : 300-400 ml
b. Persalinan section secaria : 1000 ml
c. Histerektomi secaria : 1500 ml Total volume darah kembali normal
dalam waktu 3 minggu postpartum. Jumlah sel darah putih akan
meningkat terutama pada kondisi persalinan lama berkisar 25000-
30000 ml.
2.3.3 Perubahan Psikologi Pada Ibu Nifas
Perubahan psikologis Pada masa nifas terjadi perubahan psikologi
yang mempengaruhi kemampuan ibu dalam merawat. Dalam perubahan
psikologis terdapi beberapa periode : (Sulastri 2020)
a. Periode Taking In, waktu nya setelah melahirkan sampai hari ke-2
1. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah kelahiran ibu pasif dan tergantung,
dia khawatir akan tubuhnya.
2. Ibu akan mengulang-ngulang pengalamarnya waktu bersalin dan
melahirkan
3. Tidur tanpa gangguan sangat penting bila ibu ingin mencegah gannguan
tidur. pusing, iritabel, interference dengan proses pengembalian keadaan
normal.
4. Peningkatan nutrisi
b. Periode Taking Hold, waktunya dari hari ke-3 sampai 10
postpartum
1) Periode ini berlangsung pada hari 2 - 4 postpartum. Ibu menjadi
perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawab bayinya.
2) Pada masa ini ibu agak sensitive dan merasa tida mahir dalam
melakukan hal- hal tersebut, cenderung menerima nasihat bidan atau
perawat karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan
yang bersifat pribadi. Pada tahap ini bidan penting memperhatikan
perubahan yang mungkin terjadiIbu konsentrasi pada pengontrolan
fungsi tubuhnya, buang air kecil, buang air besar, keluatan, dan
ketahanan tubuhnya.Ibu berusaha keras untuk menguasai tentang
keterampilan tentang perawatan bayi misalnya : menggendong,
menyusui, memandikan dan memasang popok.

c. Periode letting Go, waktunya hari ke-10 sampai akhir masa nifas
1. Pada masa ini ibu sudah menerima tanggung jawab dan peran barunya
yakni mampu merawat bayinya.
2. Pada masa ini ibu sudah terhindar dari Syndrome Baby Blues maupun
Postpartum Depression.
2.3.4 Standar Kunjungan Nifas
Jadwal kunjungan tersebut adalah sebagai berikut :(Vianty Mutya Sari
& Tonasih 2020):
1. Kunjungan I (6-48 Jam setelah persalinan)
Tujuan Kunjungan:
a. Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebeb lain perdarahan, lakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir selama 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil atau
baik
2. Kunjungan 2 (3-7 hari setelah persalinan)
Tujuan Kunjungan:
a. Memastikan involusio uteri berjalan normal dimana uterus
berkontraksi dengan baik dan penilaian fundus uteri dibawah
umbilical dan tidak ada perdarahan
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyakit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari
3. Kujungan 3 (8-28 hsri setelah persalinan)
Tujuan kunjungan: sama sperti diatas (6 hari setelah
persalinan)
4. Kunjungan 4 (29-42 hari setelah persalinan)
Tujuan kunjungan:
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau
bayi alami
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
c. Menganjurkan atau mengajak ibu membawa bayinya ke
posyandu atau puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi.

2.4 Konsep Dasar Asuhan Neonatus


2.4.1 Pengertian Noenatus
Neonatus merupakan masa kehidupan pertama diluar uterus hingga usis
28 hari. Kunjungan neonatus lengkap sebaiknya diberikan kepada setiap bayi
baru lahir yang meliputi KN 1 , KN 2, KN 3, yang dilakukan pada saat bayi
beurumur 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari.
a. Klasifikasi Neonatus
b. Neonatus menurut masa gestasinya
1. Kurang bulan (preterm infa) : < 259 hari ( 37 minggu)
2. Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (27-42 minggu)
3. Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu)
c. Neonatus menurut berat lahir
1. Berat lahir rendah : < 2500 garm
2. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
3. Berat lahir lebih : > 4000 gram
d. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi yang sesuai
untuk masa kehamilan
e. Neonatus cukup/kurang/lebih bulan
f. Sesuai/kecil/besar ukuran masa kehamilan
Bayi baru lahir disebut dengan neonatus dengantahapan:
1. Umur 0 – 7 hari disebut neonatal dini
2. Umur 8 – 28 hari disebut noenatal lanjut
3. BBL normal dalah bayui yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000
gram (Ariani dan Siringoringo, 2023).
2.4.2 Fisiologi Neonatus
Periode neonatal merupakan periode transisi antara kehidupan di
dalam kandungan ke kehidupan di luar kandungan, perubahan tersebut
terjadi secara drastis. Proses penyesuaian fungsional neonatus (bayi baru
lahir) dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan di luar kandungan
disebut adaptasi fisiologis. Adapun perubahan fisiologis yang terjadi pada
neonatus terbagi sebagai berikut:
a. Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan pada janin saat di dalam kandungan
mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi
lahir dan plasenta lahir bernafas menggunakan paru paru. Sebelum janin
lahir melakukan pematangan paru-paru, menghasilkan surfaktan dan
mempunyai alveolus sebagai pertukaran gas. Pernafasan pertama pada
bayi normal terjadi dalam waktu 10 detik pertama sesudah lahir.
Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena beberapa faktor,
yaitu:
1. Stimulasi mekanik, yaitu karena terdapat rongga dada pada saat
melewati jalan lahir hal tersebut mengakibatkan paru paru
kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapat dildalamnya, sehingga
akan tersisa 80-100 mL Setelah bayi lahir dan cairan tersebut akan
diganti dengan udara.
2. Stimulasi kimiawi, yaitu penurunan kadar oksigen (dari 80 ke 15
mmHg), Kenaikan kadar karbon dioksida (dari 40 ke 70 mmHg)
dan penurunan PH yang akan merangsang kemoreseptor yang
terletak di sinus karotikus dan akibatnya akan terjadi asfiksia
sementara selama kelahiran.
3. Stimulasi sensorik yaitu adanya rangsangan suhu dingin pada bayi
pada saat bayi meninggalkan suasana hangat pada uterus dan
memasuki udara luar yang dingin. Perubahan suhu yang mendadak
ini akan merangsang implus sensoris di kulit yang kemudian
disalurkan ke pusat respirasi.
4. Refleks deflasi hering breur
Refleks mengeluarkan cairan dalam paru-paru dapat
menyebabkan bayi batuk dan muntah sehingga mengembangkan
jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
b. Perlindungan Termal
Bayi baru lahir berada pada suhu lingkungan lebih rendah dari pada
suhu di dalam kandungan ibu. Agar tetap mempertahankan panas dapat
diperoleh dari pergerakan tungkai dan stimulasi lemak coklat. Namun jika
suhu ruangan terlalu dingin maka bayi rentan kehilangan panas karena
mekanisme pengaturan suhu tubuhnya belom berfungsi secara sempurna
oleh karena itu jika tidak dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas
tubuh maka bayi akan rentan mengalamai hipotermi. Kehilangan panas
tubuh pada bayi baru lahir ke lingkunganya dapat terjadi dalam beberapa
mekanisme, yaitu sebagai berikut:
1. Konduksi
Konduksi merupakan kehilangan panas pada bayi melaui
kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
Melalui proses ini panas dari tubuh bayi akan berpindah langsung
ke objek lain yang lebih dingin yang bersentuhan langsung dengan
kulit bayi.
2. Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi
terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin. Kehilangan panas
ini dapat terjadi ketika membiarkan bayi terlentang di ruang yang
relatif dingin
3. Radiasi
Radiasi merupakan kehilangan panas yang terjadi ketika
menempakan bayi berdekatan dengan benda-benda yang suhunya
lebih rendah dari bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan cara
ini dikarenakan benda-benda tersebut menyerap radiasi panas
tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara lansung).
4. Evaporasi
Evaporasi merupakan perpindahan panas dengan cara
mengubah cairan menjadi uap. Kehilangan panas ini dapat terjadi
ketika penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga dapat terjadi
ketika bayi baru lahir langsung dimandikan dan tubuhnya tidak
segera dikeringkan dan diselimuti.
c. Metabolisme Karbohidrat
Kehidupan janin di dalam kandungan mendapatkan kebutuhan glukosa
dari plasenta. Tindakan penjepitan tali pusat menyebabkan bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir,
glukosa darah akan menurun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam). Bayi yang
sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen, terutama di hati
selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
Bayi baru lahir yang menderita diabetes militus (DM) dan BBLR
mengalami prubahan glikogen menjadi glukosa meningkat atau terjadi
gangguan pada metabolisme asam lemak yang menyebabkan kebutuhan
neonatus tidak terpenuhi, kemungkinan bayi akan mengalami hipoglikemi
selain itu bayi akan mengalami hipotermi pada saat lahir yang
mengakibatkan hipoksia.
d. Sitem Peredaran Darah
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikus yang
terdapat dalam tali pusat. Dari vena umbilikus, darah masuk ke dalam vena
kava inferior melalui duktus venosus (pembuluh besar) atau hati.
Dari vena kava inferior, darah berjalan ke atrium kanan. Sebagian
darah tidak masuk kedalam ventrikel kanan. Tetapi masuk ke dalam antrium
kiri melalui foramen ovale. Foramen ovale adalah lubang pada septum
interatrial yang hanya terdapat pada masa janin. Darah kemudian masuk ke
dalam ventrikel kiri lalu ke arkus aorta. Dari arkus aorta, sebagian besar
darah didistribusikan ke otak, jantung dan bagian tubuh atas setelah
bersikulaso di otak, jantung dan bagian tubuh atas, darah yang di
deoksigenasi mengalir di vena kava superior menuju ke atrium kanan
kemudian ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan, darah dipompa masuk ke
dalam arteri pulmonalis.
e. Sistem Gastrointestinal
Janin ketika sudah cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
Refleks gumoh dan refleks batuk sudah terbentuk dengan baik pada saat
lahir. Kemampuan bayi baru lahir menelan karena terdapat sentuhan pada
langit-langit mulut bayi sehingga memicu bayi untuk menghisap selain itu
juga karena adanya kerja peristaltik lidah dan rahang yang memeras air susu
dan payudara ke kerongkongan bayi sehingga memicu refleks untuk
menelan. Gumoh sering terjadi pada bayi baru lahir karena hubungan antara
esofagus bawah dan lambung masih belom sempurna. Kapasitas lambung
bayi baru lahir cukup bulan sekitar 30 cc, kapasitas lambung ini akan
bertambah seiring dengan bertambahnya pertumbuhan dan perkembangan
pada bayi.
Pada pencernaan bayi baru lahir menggandung zat berwarna hitam
kehijauan yang terdiri atas mukopolisakarida. Zat ini disebut mekonium.
Mekonium biasanya dikelurkan 12-24 jam pertama dan dalam dalam 4 hari
biasanya feses sudah terbentuk dan berwarna kekuningan. Enzim dalam
saluran pencernaan biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali pada
amilase dan lipase. Amilase dihasilkan dari kelenjar saliva setelah 3 bulan
dan oleh prankes setelah usia 6 bulan. Sementara lipase baru dihasilkan oleh
pankreas setelah usia 6 bulan.
f. Sistem Kekebalan Tubuh (Imun)
Sistem kekebalan tubuh akan memberikan kekebalan alami dan
kekebalan yang didapat, kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan
tubuh yang meminimalisir infeksi. Contoh kekebalan alami adalah
perlindungan oleh membran mukosa kulit, fungsi saringan saluran nafas,
pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, serta perlindunga kimia
oleh lingkungan asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada
tingkat sel yaitu sel darah yang dapat membunuh mikroorganisme asing.
Namum pada BBL sel darah ini belom matang oleh karena itu belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien , kekebalan ini didapat
ketika bayi sudah dapat membentuk reaksi antibodi terhadap antigen asing.

g. Keseimbangan Cairan dan Fungsi Ginjal


Kadar natrium bayi baru lahir relatif lebih besar dari pada kalium
karena ruangan ekstra seluler yang luas. Ginjal telah berfungsi tetapi belum
sempurna karena nefron masih belom banyak. Laju filtrasi glomerulus BBL
hanyalah 30-50% akibatnya kemampuan mengeluarkan limbah dari dalam
masih kurang.
Bayi baru lahir sudah harus buang air kecil dalam 24 jam pertama
jumlah urine sekitar 20-30 mL/Jam dan meningkat sekitar 100-200 Ml/Jam
pada akhir minggu pertama.
h. Sistem Hepatik
Hati terus membantu pembentukan darah selama janin dalam
kandungan maupun bayi sudah lahir. Selama periode nonatal, hati
menghasilkan zat yang esensial untuk pembekuan darah. Hati juga
mengendalikan jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersikulasi, pigmen
berasal dari hemoglobin dan dilepaskan secara bersamaan dengan
pemecahan sel sel darah merah.
Bayi baru lahir akan terjadi perubahan kimia dan morforlogis, yaitu
kenaikan kadar protein serta penurunan kadar lemak dan glikogen, enzim
hati akan aktif sekitar 3 bulan setelah kelahiran.
i. Sistem saraf
Fungsi sensoris bayi baru lahir sudah sangat berkembang dan memiliki
dampak signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan, termasuk proses
perlekatan.
1. Pendengaran
Berkembang sangat baik saat lahir. Bayi bereaksi terhadap suara
dengan berpaling ke arah sumber suara. Bayi baru lahir memberi respons
terhadap suara berfrekuensi rendah seperti suara denyut jantung atau lagu
nina bobo dengan menurunkan aktivitas motorik dan berhenti menangis.
Suara yang berfrekuensi tinggi memicu reaksi waspada
2. Pengecap
Mampu membedakan rasa manis dan asam pada usia 72 jam.
3. Penghirup
Mampu membedakan antara bau ASI ibunya dengan ASI yang lain
4. Peraba
Sensitif terhadap nyeri bereaksi terhadap stimulasi taktil.
5. Penglihatan
Mampu memfokuskan pada objek yang terang dan berjarak 20 cm.
pupil bereaksi terhadap cahaya da refleks berkedip mudah dirangsang.
Bayi sangat sensitif terhadap cahaya jika ruangan dalam kondisi gelap
maka bayi refleks membuka mata dengan lebar dan melihat
disekelilingnya.
2.4.3 Kebutuhan Dasar Neonatus
Neonatus atau BBL memiliki kebutuhan yang harus terpenuhi,
kebutuhan
Dasar neonatus dijelaskan sebagai berikut:
1. Kebutuhan Nutrisi
Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan makan dan
minum bayi adalah dengan membantu bayi mulai menyusu melalui
pemberian ASI eksklusif. Prinsip menyusui secara dini dan
eksklusif adalah sebagai berikut:
a. Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama
dalam 1 jam pertama) dan melanjutkan selama 6 bulan pertama
kehidupan
b. Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang
c. Bayi harus disusui kapan saja ia mau, siang atau malam (on
demand) yang akan merangsang payudara memproduksi ASI
secara adekuat.
2. Eliminasi
Bayi buang air kecil (BAK) minimal 6 kali sehari, tergantung
banyaknya cairan yang masuk. Defekasi pertama berwarna hijau
kehitaman-hitaman. Pada hari ke 3-5 kotoran berubah warna
menjadi kuning kecoklatan. Bayi defeksi 4-6 kali sehari. Pada bayi
yang hanya mengkonsumsi ASI kotoranya berwarna kuning, agak
cair dan berbiji. Bayi yang minum susu formula kotoranya
berwarna coklat muda, lebih padat dan berbau. Setelah defeksi
maupun berkemih sebaiknya segera memebersihkan kotoran dari
kulit bayi karena dapat menyebabkan infeksi
3. Tidur
Pada 2 minggu pertama setelah lahir. Bayi normalnya sering
tidur. Bayi baru lahir hingga usia 3 bulan rata-rata tidur 16 jam
sehari dan sering terbangun di malam hari.
4. Keamanan
Pencegahan infeksi merupakan salah satu perlindungan dan
keamanan pada bayi bar u lahir yang meliputi sebagai berikut:
1. Pencegahan infeksi adalah satu aspek yang penting dalam
perlindungan dan keamanan pada bayi baru lahir
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
merupakan cara efektif untuk mencegah infeksi.
3. Setiap bayi harus mempunyai alat dan pakaian tersendiri untuk
mencegah I nfeksi, sediakan linen dan pakaian yang cukup.
4. Mencegah anggota keluarga untuk mendekat pada saat sedang
sakit
5. Memandikan bayi memang tidak terlalu penting/ mendasar
harus sering dilakukan mengingat terlalu sering pun akan
berdampak pada kulit yang belom sempurna. Kecuali pada
bagian wajah, liptan kulit dan bagian dalam popok dapat
dilakukan 1-2 kali/hari untuk mencegah lecet/ tertumpuknya
kotoran didaerah tersebut.
6. Menjaga kebersihan dan keringnya tali pusat
7. Mengganti popok dan menjaga kebersihan area bokong supaya
tidak terjadi ruam popok.
8. Kebersihan Kulit kesehatan neonatus dapat diketahui dari
warna, integritas, dan karakteristik kulitnya.
5. Kebersihan Kulit
Kesehatan neonatus dapat diketahui dari warna, integritas, dan
krakteristik kulitenya. Dengan alat bantu pemeriksaan yang
canggih, kita dapat mengetahui usia, status nutrisi, fungsi sistem
organ, dan adanya penyakit kulit kulit yang bersifat sistemik.
Adanya luka, memar, dan tanda lahir dapat menimbulkan
kecemasan bagi orang tua. Pemeriksaan yang lengkap pada kulit
mencakup inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan inspeksi dapat
melihat adanya variasi kelainan kulit. Namun, untuk menghindari
masalah yang tidak tampak jelas, dilakukan pemeriksaan inspeksi
berupa penilaian ketebalan dan konsistensi kulit. Fungsi kulit
adalah sebagai perlindungan, baik fisik maupun imunologis,
regulasi panas, dan indera peraba. Pemahaman tentang struktur
kulit sangat penting agar kita dapat melakukan pemeriksaan dan
mengidentifikasi adanya kelainan.
2.4.4. Standar Kunjungan Neonatus
Menurut Kemenkes RI (2020), Jadwal kunjungan neonatus sedikitnya
3 kali yaitu:
a. Kunjungan Neonatus I (KN 1) pada 6 jam sampai 48 jam setalah lahir
b. Kunjungan Neonatus II (KN 2) pada hari ke 3 sampai dengan 7 hari
setelah lahir
c. Kunjungan Neonatus III (KN 3) pada hari ke 8 sampai dengan 28 hari
setelah lahir

2.5 Konsep Dasar Pelayanan Keluarga Berencana


2.5.1 Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana atau Family Planning adalah suatu upaya
mewujudkan keluarga berkualitas melalui promosi, perlindungan dan
bantuan dalam hak-hak reproduksi untuk membentuk keluarga dengan
usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak kehamilan, membina
ketahanan serta kesejahteraan anak.
Keluarga Berencana dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun
2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Kemenkes RI,
2021).

2.5.2 Tujuan Keluarga Berencana


Tujuan umum program KB nasional adalah memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi
(KR) yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi untuk membentuk keluarga kecil berkualitas (Lucky,
2020).
2.5.3 Manfaat Keluarga Berencana
1. Mencegah kehamilan yang tak diinginkan
2. Mengurangi resiko tindakan aborsi
3. Mengurangi resiko kematian ibu dan bayi
4. Mencegah HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual (IMS)
5. Menurunkan resiko terjangkitnya kanker rahim dan kanker serviks.

2.5.4 Macam-Macam Kontrasepsi


1. Metode Kontrasepsi Jangka Pendek
a. MAL
Metode Amenore Laktasi adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif.
Cara penggunaan baik digunakan oleh ibu yang menyusui secara
eksklusif.
Cara kerja MAL adalah menunda atau menekan terjadinya
ovulasi, MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1) Menyusui secara penuh
2) Lebih efektif bila pemberian 8 kali sehari
3) Belum haid
4) Umur bayi kurang 6 bulan
b. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi berbahan karet latex yang
dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita
Kelebihan kondom
1) Dapat mencegah infeksi penyakit menular seksual
2) Mudah untuk digunakan
Kekurangan kondom
1) Hanya dapat digunakan sekali
2) Dapat menimbulkan alergi
c. Pil
Pil adalah alat kontrasepsi oral dengan metode pemakaiannya
diminum sehari sekali pada jam yang yang sama setiap hari .
Kelebihan pil
1) Efektif jika diminum secara teratur
2) Bisa digunakan oleh wanita di segala usia
3) Tidak mengganggu produksi ASI
Kekurangan Pil
1) Beresiko mengalami kenaikan berat badan
2) Haid biasanya dapat terhenti
3) Kemungkinan terjadi perdarahan atau bercak darah apabila
lupa/terlambat minum pil.
d. Suntik KB
Suntik KB adalah alat kontrasepsi yang digunakan dengan cara
menyuntikan hormon ke dalam tubuh wanita. Suntik KB ada yang
diberikan setiap 1 atau 3 bulan sekali.
Kelebihan suntik KB 1 bulan
1. Efektivitas sangat tinggi, yakni mencapai 97%
2. Tidak mengganggu saat melakukan hubungan intim
3. Mengurangi resiko beberapa penyebab penyakit radang
panggul
Kekurangan suntik KB 1 bulan
1. Beresiko mengalami kenaikan berat badan
2. Siklus menstruasi dapat terganggu
3. Dapat mengganggu produksi asi
Kelebihan suntik KB 3 bulan
1. Relatif aman bagi ibu menyusui
2. Tidak bereaksi dengan obat lain
3. Mengurangi resiko kanker ovarium
Kekurangan suntik KB 3 bulan
1. Sakit kepala
2. Kenaikan berat badan
3. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual

2. Metode kontrasepsi jangka panjang


a. Intra Uterine Device (IUD)
IUD adalah alat kontrasepsi spiral yang berlebihan plastik dan
berbentuk seperti huruf T yang dipasang di dalam rahim untuk mencegah
kehamilan.
Kelebihan IUD
1) Bisa dilepas kapan saja
2) Aman untuk menyusui
3) Mengurangi resiko terkena kanker serviks dan kanker endrometrium
Kekurangan IUD
1) Masih terdapat risiko mengalami kehamilan
2) Tidak nyaman di perut saat baru dipasang
3) Tidak mencegah risiko penularan penyakit kelamin

b. Implan
Implan adalah alat kontrasepsi yang berbentuk tabung plastik kecil dan
fleksibel yang berisi hormon. Alat kontrasepsi jenis ini sering disebut susuk
yang dimasukkan kedalam lengan atas.
Kelebihan implan
1) Memiliki efektifitas tinggi untuk mencegah kehamilan
2) Aman digunakan pada ibu menyusui
3) Menghindari risiko mengalami kanker kandungan dan radang panggul
Kekurangan implan
1) Efektivitas dapat berkurang jika mengkonsumsi obat tertentu seperti
antibiotik rifabutin, obat HIV, obat komplementasi, dan obat epilopsi.
2) Kemungkinan menimbulkan infeksi.
3) Sekitar 20% wanita pemakai implan tidak mengalami menstruasi
c. Sterilisasi
Metode Operasi Wanita (MOW)
Metode ini dikenal dengan ligasi tuba atau tubektomi yang dilakukan
dengan menutup kedua tuba falopi dalam tubuh wanita.
Kelebihan MOW
1) Tidak menimbulkan efek samping
2) Efektivitas sangat tinggi
3) Aman bagi ibu menyusui
Kekurangan MOW
1) Bersifat permanen
2) Menimbulkan rasa sakit/ tidak nyaman pada awal pemakaian.
2.6 Tahapan Konseling KB (SATU TUJU)
Menurut (Handayani dan Sartika, 2021), ada tahapan konseling KB yang
memudahkan tenaga medis memberikan konseling kepada pasien, sebagai
beriku:

Tabel 2.9
Tahapan Konseling KB
SA SApa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang
nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun
rasa percaya diri kepada klien.i
T Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengenai KB dan kesehatan reproduksi serta yang lainnya.
Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien.
U Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan jelaskan mengenai
kontrasepsi yang mungkin diinginkan oleh klien dan jenis kontrasepsi
yang ada.
TU BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan kebutuhannya.
Dorong klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan
pertanyaan. Tanggapi secara terbuka dan petugas mempertimbangkan
kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan
apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan
tersebut, pilihannya tersebut.
J Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan,
pelihatkan alat/obatnya.
U Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buat perjanjian
kepada klien untuk kembalu lagi melakukan pemeriksaan lanjutan atau
permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
Sumber :Handayani dan Sartika,2021

2.7 Manajemen Kebidanan


1.7.1 7 langkah Varney
Tujuh langkah ini adalah investigasi, identifikasi, antisipasi
masalah/diagnose lain, evaluasi kebutuhan, perencaan asuhan,
penatalaksanaan, dan evaluasi (Widy Nurwiandani, 2018)
Langkah I : Investigasi/ Pengumpulan Dasar
Investigasi adalah langkah pertama dalam manjemen kebidanan. Pada
langkah ini, bidan dituntut untuk mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan dari berbagai sumber untuk evaluasi yang komplet ke pada ibu
atau bayi. Dalam investigasi ini, bidan akan mendapatkan dua jenis data,
yaitu data subjektif dan data objektif.
Langkah II : Indentifikasi
Pada langkah kedua dalam proses manajemen kebidanan adalah
indentifikasi akurat untuk masalah/diagnose dan kebutuhan pelayanan
kesehatan kepada pasien. Indentifikasi ini berdasarkan interpretasi yang
tepat dari data yang sudah diinvestigasi. Dengan demikian, output dari
identifikasi adalah masalah atau diagnosa yang speksifik untuk pasien.
Langkah III : Antisipasi Masalah/Diagnosis Potensial
Langkah ini merupakan langkah ketiga proses manjemen kebidanan.
Setelah masalah/diagnosa utama berhasil diidentifikasi langkah berikutnya
adalah memperkirakan sekaligus mengambil langkah antisipasi jika
masalah/diagnosa tersebut menyebabkan masalah/diagnosa lain pada
pasien.
Langkah IV : Evaluasi
Kebutuhan Langkah keempat adalah evaluasi kebutuhan yang
membutuhkan penangan segera. Acuannya adalah kondisi ibu atau
bayi.Dalam hal ini, petugas kesehatan melakukan evaluasi kebutuhan
setelah diagnosa dan masalah di tetapkan. Evaluasi kebutuhan itu
mencakup konsultasi, kolaborasi dengan petugas pelayanan kesehatan lain
dan melakukan rujukan.
Langkah V : Perencanaan
Asuhan Langkah kelima adalah mengembangkan rencana asuhan yang
komprehensif. Dalam hal ini, semua langkah yang sudah dilalui, mulai
dari investigasi, identifikasi, antisipasi masalah, dan evaluasi kebutuhan
menjadi dasar untuk perencanaan asuhan.Selain itu, perencanaan asuhan
ini juga harus dudukung dengan penjelasan yang valid dan rasional. Dari
perencanaan ini nantinya akan terungkap, seperti apa penyuluhan,
konseling, dan rujukan yang dibutuhkan untuk pasien.
Langkah VI : Penatalaksanaan
Langkah keenam adalah pelaksanaan rencana asuhan secara
menyeluruh. Pelaksanaan ini semestinya dilakukan dengan penuh
tanggung jawab, efisien dan bermutu.
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah terakhir ini adalah evaluasi efektifitas asuhan yang
diberikan kepada pasien. Dari langkah ini akan terungkap apakah seluruh
rangkaian langkah diatas sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien
atau tidak. Selain itu, langkah ini juga menjadi koreksi jika langkah-
langkah proses manajemen sebelumnya terbukti dan efektif.

1.6.2 Metode Pendokumentasian SOAP


Menurut (Sari dan Kurnoyati, 2022), SOAP merupakan catatan
yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Bidan hendaknya
menggunakan dokumentasi SOAP setiap kali bertemu pasien Alasan
catatan SOAP dipakai dalam pendokumentasian adalah karena metode
SOAP merupakan kemajuan informasi yang sistematis yang
mengorganisir penemuan dan kesimpulan dalam rencana asuhan.
S: Subjektif
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut pandang
pasien atau segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada
pasien bisu maka dibagian data belakang “S” diberi kode “0” atau
“X”.
O : Objektif
Data objektif ini didapatkan melalui observasi, baik berupa
pengamatan maupun tindakan terhadap keadaan pasien saat ini.
Observasi tersebut ini meliputi gejala yang dapat diukur, dilihat,
didengar, disentuh, dirasakan, atau berbau. Yang meliputi :
1. Hasil pemeriksaan umum
2. Tanda-tanda vital (TTV)
3. Hasil pemeriksaan fisik
4. Hasil pemeriksaan penunjang atau tes laboratorium
A : Assesment
Komponen ketiga dalam SOAP adalah Assesment atau penilaian
yang berupa pendokumentasian dan hasil analisa data subjektif dan
data objektif. Analisa yang cepat dan akurat sangat diperlukan guna
pengambilan keputusan/tindakan yang tepat. Analisis ini harus
menjelaskan alasan dibalik keputusan intervensi atau asuhan yang
diambil bidan. Anlisis juga mesti sesuai dengan pemikiran yang
digunakan dalam proses pemecahan masalah. Selain itu
perkembangan pasien kearah tujuan yang ditetapkan juga
disampaikan. Begitu pula faktor-faktor yang berpengaruh yang
mungkin akan menyebabkan modifikasi dari frekuensi intervensi itu
sendiri. Respon positif dan negative pasien juga harus
didokumentasikan.
P : Planning
Komponen terakhir adalah perencanaan atau planning.
Perencanaan berarti membuat rencana asuhan untuk saat ini dan
untuk yang akan datang. Rencana asuhan ini disusun berdasarkan
hasil analisis dan interpretasi data. Tujuannya untuk mengupayakan
tercapainya kondisi pasien yang optimal.
BAB III
METODE LAPORAN KASUS

1.1 Desain Laporan Kasus


Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, dan pascasalin ini adalah metode laporan kasus deskriptif
dan jenis laporan kasus deskriptif yang digunakan adalah studi penelaahan
kasus (Case Study), yaitu melakuakn asuhan komprehensif pada masa hamil
sampai menjadi akseptor KB.
1.2 Tempat dan Waktu Laporan Kasus
1.2.1 Tempat Studi Kasus
Studi kasus di laksanakan di Praktik Mandiri Bidan Andina
Primitasari yang beralamat Jl. KH. Azhari Lr. Indrawati No 72 RT.
19 11 Ulu Palembang. Alamat Ny. T 12 Ulu RT. 03 .
1.2.2 Waktu
Pelaksanaan studi kasus ini pada tanggal 29 Januari 2024
sampai 24 Februari 2024.

1.3 Objek Laporan Kasus


Objektif yang digunakan dalam laporan kasus ini pada Ny. T umur 30
Tahun hamil G3P2A0 yang usia kehamilan 34 minggu yang diberikan
Asuhan Koprehensif dari hamil sampai menjadi akseptor KB.

1.4 Instrumen Laporan Kasus


Data primer asuhan kebidanan komprehensif dikumpulkan dengan
cara wawancara, observasi, pemeriksaan, Ny. T berusia 30 tahun dengan
usia kehamilan 34 minggu G3P2A0 dan tinggi fundus uteri 30 cm .

81
82

Data sekunder Ny. T yang berusi 30 tahun dengan usia kehamilan 34


minggu G3P2A0 dan tinggi fundus uteri 30 cm didapatkan dengan
dokumentasi dari buku kunjungan ANC, dan Buku KIA.
1.5 Alat dan Bahan Laporan Kasus
Alat dan bahan yang digunakan dalam laporan tugas akhir antara lain:
1. Hamil, alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan untuk melakukan
observasi dan pemeriksaan fisik : own atau apron, masker, tensimeter,
stestoskop, dopler, timbangan berat badan, termometer, jam, metlin, dan buku
KIA .
2. Persalinan, alat dan bahanyang digunakan pinset anatomis, pinset churygys,
pean/ klem lurus, pean/klem bengkok, gunting umbiliycal (benang tali pusat),
gunting episiotomi, setengah koher, gunting tajam, bak instrumen, bengkok,
kassa, sarung tangan, dan lembar observasi.
3. Bayi Baru Lahir (BBL), alat dan bahan yang digunakan, gunting tali puast,
klem, pakaian bayi, popok/cawet, baju, salep mata dan vitamin K serta
lembar observasi.
4. Nifas, alat dan bahan yang digunakan, pakaian baju ibu, gurita ibu,
pembalut/softek, tensimeter , dan obat-obatan serta observasi.
5. Keluarga berencana (KB), alat dan bahan yang digunkan KB suntik 3 bulan,
tensimeter, stestoskop, timbangan berat badan, spuit 3 ml , vial triclopen dan
buku KB serta lembar observasi.
83

BAB IV
LAPORAN KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Laporan Kasus


Nama Lokasi Laporan Kasus Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari
Alamat, Jl. KH. Azhari Lr. Indrawati No 72 RT. 19 Kelurahan. 11 Ulu Kecamatan
Sebrang Ulu II dengan (No.SIP) SIP :446/IPB/0460/DPMPTSR-PPK/2022.
Sumber daya manusia pemberi pelayanan rumah bersalin / balai pengobatan
Andina Primitasari memiliki sumber daya manusia sebnayak 4 orang tenaga
kesehatan diantaranya ada 4 orang bidan. Saran dan Prasarana yang memiliki
Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari yaitu: Lima ruangan 1 Ruangan Priksa,
1 Ruangan Persalinan, 1 Ruang Nifas, 1 Ruangan Nifas VIP, 1 Ruang USG. Alat
bad partus, bed pasien, partus set, heating set, implant set, oksigen, tiang infus,
dll. Tersedia berbagai jenis obat untuk kebutuhan pasien layanan yang bisa
didapatkan, ANC atau periksa kehamilan, Pertolongan persalinan, KB (Kelurga
Berencana), Imunisasi, PCN atau pemeriksaan kesehatan pasca persalinan,
imunisasi. Waktu pelayanan PMB Andina Primitasari melakukan pelaynan 24
jam.
84

4.2 Laporan Kasus


Nama ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. J
Umur : 30 Tahun Umur : 33 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Palembang/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Perkerjaan : Tidak bekerja Perkerjaan : Buruh
Alamat : 12 ulu Lr. Alamat :12 ulu Lr. Diponegoro
Diponegoro

4.2.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan


ANTENATAL CARE TM III (KUNJUNGAN KE-1)
Tangal Pengkajian : 20 Februari 2024
Waktu Pengkajian : 15:25 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1) Alasan Datang
Ibu datang bersama suami ke Praktik Mandiri Bidan Andina
Palembang pada pukul 15:25 WIB mengaku hamil 8 bulan anak ke tiga.
Mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ingin yoga tidak
ada keluhan.
2) Data Kebidanan
Haid
a. Menacrhe : 13 Tahun
b. Siklus : ± 28 Hari
c. Lama : ± 7 hari
d. Jumlah : 2x ganti pembalut/hari
e. Sifat : kental
f. Warna : merah kehitaman
g. Disminore : kadang-kadang
Riwayat Perkawinan
a. Kawin : 1x kawin
b. Usia Kawin : 21 tahun
c. Lama Perkawinan: 9 tahun

Riwayat Kehamilan & Persalinan Yang lalu G3P2A0


No Tahun Usia Jenis Penolong Berat Komplikasi ket
Persalinan Kehamilan Persalina Lahir
n (gram
)
1 2015 Aterm Spontan Bidan 3.100 Tidak ada Hidup
85

2 2019 Aterm Spontan Bidan 2.900 Tidak ada Hidup


3 Ini
Riwayat Kehamilan Sekarang
G3P2A0
a. HPHT : 15 - 6 - 2023
b. TP : 22 - 3 - 2024
c. Usia Kehamilan : 35 Minggu 5 hari
d. ANC : 5X di Praktik Mandiri Bidan Andina
TM I : 20 - 07 - 2023 di Praktik Mandiri Bidan
Andina
19 - 09 - 2023 di Praktik Mandiri Bidan
Andina
TMII : 19 - 12 - 2023 di Praktik Mandiri Bidan
Andina
TMIII : 20 - 01 - 2024 di Praktik Mandiri Bidan
Andina
20 - 02 - 2024 di Praktik Mandiri Bidan
Andina
e. TT : TT4 Dipuskesmas
f. Tablet Fe : ±70 tablet
h. Gerakan Janin : 10 – 12x sehari
i. Tanda Bahaya Selama Hamil : Tidak ada
j. Keluhan/Kelainan Selama Kehamilan : Tidak ada
3) Data Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu Sekarang
- Hipertensi : Tidak ada
- Jantung : Tidak ada
- Typoid : Tidak ada
- Alergi : Tidak ada
- Autoimun : Tidak ada
- Diabetes : Tidak ada
- Asma : Tidak ada
- TB : Tidak ada
- Hepatitis B : Tidak ada
- Jiwa : Tidak ada
- Sifilis : Tidak ada
b. Riwayat Perilaku Beresiko 1 Bulan Sebelum Hamil
- Merokok : Tidak ada
- Alkohol : Tidak ada
86

- Pola makan beresiko : Tidak ada


- Obat-obatan : Tidak ada
- Aktivitas fisik kurang : Tidak ada
- Kosmetik : Tidak ada
c. Riwayat Operasi Yang Pernah Diderita
- SC : Tidak ada
- Appendiks : Tidak ada
d. Riwayat Penyakit Keluarga
- Hipertensi : Tidak ada
- Jantung : Tidak ada
- Jiwa : Tidak ada
- Diabetes : Tidak ada
- TB : Tidak ada
- Kelainan darah : Tidak ada
- Sesak nafas : Tidak ada
- Alergi : Tidak ada
- Hepatitis B : Tidak ada
e. Riwayat KB
- Pernah mendengar tentang KB : Pernah
- Pernah menjadi akseptor KB : Pernah
- Jenis KB : Suntik KB 3 bulan
- Alasan berhenti : Ingin memilki keturunan lagi
- Jumlah anak yang diinginkan : 3 anak
4) Data Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi
- Pola makan : 3x sehari
- Porsi : 1 piring nasi, 1 mangkok sayur sop,
dan buah pisang
- Pola minum : ± 8 gelas/hari
- Keluhan : Tidak ada
- Pantangan : Tidak ada
a. Eliminasi
- BAK : ± 6x/hari
- BAB : 1x/hari
b. Istirahat dan tidur
- Tidur siang : ± 2 jam/hari
- Tidur malam : ± 8 jam/hari
c. Olahraga dan Rekreasi
- Olahraga : Prenatal Yoga
- Rekreasi : Kelas ibu hamil
d. Personal Hygiene
- Gosok gigi : 2x/hari
- Mandi : 2x/hari
87

- Ganti Pakaian Dalam : 2x/hari, ganti jika basah dan lembap

5) Data Psikososial
a. Pribadi
- Harapan terhadap kehamilan: Ibu dan bayi dalam keadaan sehat
- Rencana melahirkan : Di Praktik Mandiri Bidan Andina
Primitasari
- Persiapan yang dilakukan : Mental, fisik dan finansial
- Rencana menyusui : ASI Esklusif
- Rencana merawat anak : Suami dan Istri
b. Suami dan keluarga
- Harapan suami dan keluarga : Ibu dan bayi dalam keadaan sehat
- Persiapan yang dilakukan : Mental, fisik dan finansial
c. Budaya
- Kebiasaan / adat istiadat : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 120/80 mmHg
BB Sebelum Hamil : 55 Kg
BB Sekarang : 69 Kg
Pernafasan : 21x/menit
Nadi : 79x/menit
Tinggi Badan : 155 cm
Suhu : 36,5 ℃
LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Kebidanan Inspeksi
Kepala : Simentris
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe
Mata
- Scklera : Putih
- Konjungtiva : Merah muda
- Refleks Pupil : Aktif
Hidung : Bersih
Mulut dan Gigi
- Caries : Tidak ada
- Stomatitis : Tidak ada
- Lidah : Bersih
- Plak/Karang gigi : Tidak ada
Muka
- Odema : Tidak ada
88

- Cloasma gravidarum : Tidak ada


Lehe
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
Payudara
- Bentuk : Simentris
- Areola mammae : Hiperpigmentasi
- Puting susu : Menonjol
- Colostrum : Tidak ada
Abdomen
- Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
- Strie, Livide/Albicans : Ada, Livide
- Linia Nigra/Alba : Tidak ada
- Luka bekas operasi : Tidak ada
Genetalia Eksternal
- Kebersihan : Bersih
- Varices : Tidak ada
- Odema : Tidak ada
- Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan
Ekstremitas
- Oedem : Tidak ada
- Varices : Tidak ada
- Pergerakan : Positif
3. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari bawah Prosesus Sifoideus PX
(Mc.donald= 30 cm) fundus teraba bokong janin
Leopold II : Sebelah kanan perut ibu teraba punggung janin dan
sebelah kiri perut ibu teraba ekstremitas janin
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu terdapat kepala janin
Leopold IV : Tidak dilakukan
TBJ : (TFU 30 – 12) x 155 = 2.790 gram
4.Auskultasi
- DJJ : Ada
- Frekuensi : 136x/menit
- Lokasi : Sebelah kanan bawah pusat
5. Perkusi
- Reflek patella : Positif (+/+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Golongan Darah : A+
- Hemoglobin : 10,9 gr%
- Protein Urine : (-) dilakukan dipuskesmas
89

- Glukosa Urine : (-) dilakukan dipuskesmas


- HIV/AIDS : (-) dilakukan dipuskesmas
- Sifilis : (-) dilakukan dipuskesmas
- Hepatitis B : (-) dilakukan dipuskesmas
PEMERIKSAAN PANGGUL (jika primigravida)
- Distansia spinarum : Tidak dilakukan
- Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
- Conjungata Eksterna: Tidak dilakukan
- Lingkar Panggul : Tidak dilakukan

C. Analisa Data
Diagnosa : G3P2A0 Hamil 35 minggu janin tunggal hidup presentasi
kepala
Masalah : Hb dibawah 11gr%
Kebutuhan : - Pemberian tablet penambah darah
- KIE tentang kebutuhan nutrisi

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi keadaan ibu, dengan hasil
yaitu TD : 120/80 mmHg, RR : 21x/menit, Nadi : 79x/menit, Suhu :
36,5℃, DJJ : 136x/menit
- Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan pada ibu tentang tablet Fe. Tablet Fe adalah tablet mineral
yang diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau
hemoglobin. Manfaat dari tablet Fe yaitu menambah asupan nutrisi pada
janin, mencegah anemia, mencegah perdarahan saat masa persalinan,
menurunkan resiko kematian pada ibu karena perdarahan pada saat
persalinan. Adapun efek samping dari tablet Fe ini ialah tinja berwarna
hitam, mual, dan pusing.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3. Memberikan ibu tablet Fe sebanyak 20 tablet di konsumsi 1x1/hari di
minum setiap pagi, dan tidak bersamaan dengan kopi tetapi sangat
dianjurkan diminum bersamaan air jeruk atau air putih
- Ibu mengerti dan akan meminumnya sesuai anjuran bidan
4. Menjelaskan kepada ibu tentang makanan yang mengandung zat besi
untuk membantu menstabilkan HB ibu seperti hati ayam, daging dan
sayuran hijau-hijauan hindari minum teh atau kopi jika setelah makan
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
5. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya dalam kehamilan TM III seperti
perdarahan, ketuban pecah sebelum waktunya, sakit kepala hebat
disertai nyeri di lambung dan penglihatan kabur, bengkak pada muka,
kaki, dan tangan serta nyeri pada perut yang hebat
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
90

6. Menjelaskan kepada ibu manfaat prenatal yoga sebgai media self help
yang dapat mengurangi ketidaknyamanan selama hamil, membantu
memperkuat otot-otot, dan mengatur pernafasan, rileksasi dan
menenangkan pikiran
- Ibu mau melakukannya
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine agar tetap selalu
bersih, seperti sesudah BAB dan BAK cuci dengan air bersih dari depan
ke belakang, menganti celana dalam jika terasan lembab
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
8. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu
lagi pada tanggal 27-02-2024 atau segera datang ke petugas kesehatan
apabila ada keluhan
- Ibu mau melakukan kunjungannya
91

ANTENATAL CARE TM.III (KUNJUNGAN KE-2)


Tanggal Pengkajian : 27 Februari 2024
Waktu Pengkajian : 14:45 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
1. ALASAN DATANG
Ibu datang bersama suami ke Praktik Mandiri Bidan Andina
Palembang pada pukul 14:45 WIB mengaku hamil 9 bulan anak ke tiga.
Mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya tidak ada keluhan.
2. DATA KEBIDANAN
- Usia Kehamilan : 37 minggu 1 hari
- ANC : 6x Kunjungan di Praktik Mandiri Bidan Andina
TM I : 20 - 07 - 2023 di Praktik Mandiri Bidan Andina
19 - 09 - 2023 di Praktik Mandiri Bidan Andina
TMII : 19 - 12 - 2023 di Praktik Mandiri Bidan Andina
TMIII : 20 - 01 - 2024 di Praktik Mandiri Bidan Andina
20 - 02 - 2024 di Praktik Mandiri Bidan Andina
27 - 02 - 2024 di Praktik Mandiri Bidan Andina
- TT : TT4 Dipuskesmas
- Tablet Fe : ± 80 tablet
- Gerakan Janin : 10x/hari
- Tanda Bahaya Selama hamil : Tidak ada
- Keluhan/Kelainan Selama Kehamilan : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 120/80 mmHg
BB Sebelum Hamil : 55 kg
BB Sekarang : 69 kg
Pernafasan : 21x/menit
Nadi : 81x/menit
Tinggi Badan : 155 cm
92

Suhu : 36,8℃
LILA : 28 cm
2. PEMERIKSAAN KEBIDANAN
1. Inspeksi
Kepala : Simetris
Rambut : Bersih
Mata
- Scklera : Putih
- Konjungtiva : Merah muda
- Refleks Pupil : Aktif
Hidung : Bersih
Mulut dan Gigi
- Caries : Tidak ada
- Stomatitis : Tidak ada
- Lidah : Bersih
- Plak/Karang gigi : Tidak ada
Muka
- Odema : Tidak ada
- Cloasma gravidarum : Tidak ada
Leher
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada Pembengkakan
Payudara
- Bentuk : Simetris
- Areola mammae : Hiperpigmentasi
- Puting susu : Menonjol
- Colostrum : Tidak ada
Abdomen
- Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
- Strie, Livide/Albicans: Ada, Livide
- Linia Nigra/Alba : Tidak ada
- Luka bekas operasi : Tidak ada
Genetalia Eksternal
- Kebersihan : Bersih
- Varices : Tidak ada
- Odema : Tidak ada
- Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan
Ekstremitas
- Oedem : Tidak ada
- Varice s : Tidak ada
- Pergerakan : Positif
2. Palpasi
93

Leopold I : TFU 3 jari bawah Prosesus Sifoideus PX (Mc.donald=


31cm) fundus teraba bokong janin
Leopold II : Sebelah kanan perut ibu teraba punggung janin
dan sebelah kiri perut ibu teraba ekstremitas janin
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu terdapat kepala janin
Leopold IV : Tidak dilakukan
TBJ : (TFU 31 – 12) x 155 = 2. 945 gram

3. Auskultasi
DJJ : Ada
Frekuensi : 143x/menit
Lokasi : sebelah kanan pusat ibu
4. Perkusi
Reflek patella : Positif (+/+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Golongan Darah : A+
- Hemoglobin : 12,0gr%
- Protein Urine : (-) dilakukan dipuskesmas
- Glukosa Urine : (-) dilakukan dipuskesmas
- HIV/AIDS\ : (-) dilakukan dipuskesmas
- Sifilis : (-) dilakukan dipuskesmas
- Hepatitis B : (-) dilakukan dipuskesmas
C. ANALISA DATA
Diagnosa : G3P2A0 hamil 37 Minggu janin tugal hidup
presentasi
kepala
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi keadaan ibu, dengan hasil
yaitu TD : 120/80 mmHg, RR : 21x/menit, Nadi : 81x/menit, Suhu :
36,8℃, DJJ : 143x/menit
- Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan pada ibu tentang tablet Fe. Tablet Fe adalah tablet mineral
yang diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau
hemoglobin. Manfaat dari tablet Fe yaitu menambah asupan nutrisi pada
janin, mencegah anemia, mencegah perdarahan saat masa persalinan,
menurunkan resiko kematian pada ibu karena perdarahan pada saat
persalinan. Adapun efek samping dari tablet Fe ini ialah tinja berwarna
hitam, mual, dan pusing.
94

- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan


4. Memberikan ibu tablet Fe sebanyak 20 tablet di konsumsi 1x1/hari di
minum setiap pagi, dan tidak bersamaan dengan kopi tetapi sangat
dianjurkan diminum bersamaan air jeruk atau air putih
- Ibu mengerti dan akan meminumnya sesua anjuran bidan
5. Memberitahu ibu untuk melakukan persiapan yang dilakukan saat
menjelang persalinan, persiapan baju ibu, bayi dan kain ditempatkan di
dalam ransel serta kesiapan fisik ibu untuk melahirkan anaknya
- ibu mengerti dengan penjelasan bidan
6. Memberitahu kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti sakit perut
menjalar kepingang yang datang secara teratur, di sertai lendir bercampur
darah, atau keluar air banyak secara tiba-tiba
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
7. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya dalam kehamilan TM III seperti
perdarahan, ketuban pecah sebelum waktunya, sakit kepala hebat disertai
nyeri di lambung dan penglihatan kabur, bengkak pada muka, kaki, dan
tangan serta nyeri pada perut yang hebat
- Ibu mnegerti dengan penjelasan bidan
8. Menjelaskan kepada ibu manfaat prenatal yoga sebgai media self help yang
dapat mengurangi ketidaknyamanan selama hamil, membantu memperkuat
otot-otot, dan mengatur pernafasan, rileksasi dan menenangkan pikiran
- Ibu mau melakukannya
9. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine agar tetap selalu bersih,
seperti sesudah BAB dan BAK cuci dengan air bersih dari depan ke
belakang, menganti celana dalam jika terasan lembab
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
10. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu
lagi pada tanggal 05-03-2024 atau segera datang ke petugas kesehatan
apabila ada keluhan
- Ibu mau melakukan kunjungannya
95

4.2.2 Asuhan Kebidanan Persalinan


KALA I
Tanggal Pengkajian : 17-03-2024
Waktu Pengkajian : 19:00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. ALASAN DATANG
Ibu datang bersama suami ke Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari
pada pukul 19:00 WIB. Ibu mengatakan pada pukul 17:30 WIB sakit perut
bagian bawah menjalar ke pinggang belakang dan keluar cairan lendir
bercampur darah.
2. DATA KEBIASAAN SEHARI-HARI
- Makan terakhir : 18:00 WIB
- Jenis makanan : 1 piring nasi, 1 potong lauk, dan 1 mangkok sayur
- Tidur : 15:30 WIB
- BAK terakhir : 18:30 WIB
- BAB terakhir : 07:25 WIB
- Mandi terakhir Jam : 16:30WIB
3. DATA KEBIDANAN
Usia Kehamilan : 39 minggu 3 hari
TP : 22-03-2024
ANC : 6x Kunjungan di Praktik Mandiri Bidan
Andina
TM I : 20 - 07 - 2023 di Praktik Mandiri Bidan
Andina
19 -09 - 2023 di Praktik Mandiri Bidan
Andina
TMII : 19 - 12 - 2023 di Praktik Mandiri Bidan
Andina
TMIII : 20 - 01 - 2024 di Praktik Mandiri Bidan
Andina
96

20 - 02 - 2024 di Praktik Mandiri Bidan


Andina
27 -02 - 2024 di Praktik Mandiri Bidan
Andina

B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Pernafasan : 23x/menit
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,8℃
BB sebelum hamil : 55 kg
BB sekarang : 70 kg
LILA : 28,5 cm

2. PEMERIKSAAN KEBIDANAN INSPEKSI


Mata
- Scklera : Putih
- Konjungtiva : Merah muda
- Refleks Pupil : Aktif
Hidung : Bersih
Muka
- Odema : Tidak ada
Leher
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
- Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
Genetalia Ekternal
- Kebersihan : Bersih
- Varices : Tidak ada
- Odema : Tidak ada
- Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan
Ekstremitas
- Oedem : Tidak ada
- Varices : Tidak ada
- Pergerakan : Positif
97

3. PALPASI
Leopold I : TFU teraba 3 jari di bawah prosesus
xipoideus/PX (Mc.Donald 32), pada fundus
teraba bokong janin
Leopold II : Sebelah kanan ibu teraba punggung janin,
sebelah kiri perut ibu teraba ekstremitas janin
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba kepala janin,
Leopold IV : 3/5 Perlimaan ( Divergen)
TBJ : 32 - 11 x (155) = 3.255gram
HIS : Teratur
Frekuensi : 4x/10’/40”
Blass : Tidak penuh
4. AUSKULTASI
DJJ : Teratur
Frekuensi : 135x/menit
Lokasi : Sebelah kanan bawah perut ibu
5. PEMERIKSAAN DALAM
Luka Parut : Tidak ada
Portio : Portio
Pembukaan : 5 cm
Penipisan : 50 %
Ketuban : (+)
Presentasi : Kepala
Penyusupan :0
Penurunan : Hodge III
Penunjuk : UUK Kanan
98

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
HB : 12,0%gr/dL
C. ANALISA DATA
a. Diagnosa : G3P2A0 Hamil Aterm Inpartu Kala 1 Fase Aktif JTH Preskep
b. Masalah : Tidak ada
c. Kebutuhan : Tiadak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan Infomend consent kepada ibu dan keluarga untuk melakukan
tindakan selanjutnya
- Telah dilakukan ibu dan keluarga setuju
2. Memberikan dukungan kepada ibu dengan cara menghadirkan suami atau
keluarga terdekat
- Ibu memiliki pendamping suami dan keluarga
3. Memberitahu ibu untuk melakukan mobilsasi atau berjalan-jalan supaya
bisa mempercepat pembukaan
- Ibu mengerti anjuran yang di berikan bidan
4. Memberikan nutrisi ibu seperti meminum air putih dan teh hangat serta
makan-makanan yang mudah di cerna
- Ibu telah makanan minum
5. Memberitahu keluarga ibu untuk mempersiapkan pakaian ibu dan bayi
seperti kain ibu 3 helai, gurita, celana dalam, softex bersalin, bedong bayi 3
helai, pakaian bayi, popok, gurita bayi, sarung tangan dan sarung kaki serta
topi
- Pakaian ibu dan rbayi telah disiapkan
6. Melakukan observasi TTV TD 130/80 mmHg, 4 jam sekali DJJ 30 menit
sekali, serta memantau kemajuan persalinan 4 jam serta jika ada indikasi
intek dan output
99

KALA II
Tanggal Pengkajian : 17-03-2024
Waktu Pengkajian : 21:55 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. ALASAN DATANG
Ibu mengatakan sakit perut menjalar ke pinggang semakin kuat dan ada
dorongan rasa ingin BAB
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
HIS : 5x/10’/45”
DJJ : 138x/menit
Perineum : Menonjol
Vulva/Vagina : Membuka
Anus : Ada tekanan
Pemeriksaan Dalam
- Portio : Tipis
- Pembukaan : 10 cm
- Penipisan : 100%
- Ketuban : (-) ketuban jernih pukul 21:50 WIB
- Presentasi : Kepala
- Penyusupan :0
- Penunjuk : UUK Kanan
- Penurunan : Hodge II

C. ANALISA DATA
Diagnosa : G3P2A0 Hamil Aterm Inpartu Kala II JTH
Preskep
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada

D. PENATALAKSANAAN
Identifikasi gejala dan tanda Kala II,
1. Menyiapkan pelayanan obstetri, mengamankan kelengkapan peralatan,
bahan dan obat-obatan penting untuk memudahkan perawatan segera
ibu dan bayi baru lahir. Sediakan tempat yang datar, rata, bersih, kering
dan hangat untuk merawat bayi baru lahir, 3 buah kain/handuk bersih
dan kering, penghisap lendir, lampu sorot 60 watt yang berjarak 60 cm
dari badan bayi. Untuk ibu, kain di perut bagian bawah ibu, 10 unit
oksitosin, alat suntik steril sekali pakai dalam persalinan
- Ibu memahami penjelasan bidan
2. Persiapkan dengan alat pelindung diri dan lepaskan perhiasan, cuci
100

tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan dengan handuk
bersih, masukkan 10 IU oksitosin ke dalam spuit 3 cc, gunakan sarung
tangan DTT untuk memeriksa bagian dalam, balikkan sarung tangan ke
luar, dalam larutan klorin, sampaikan kepada ibu hasil pemeriksaan
bahwa ibu siap melahirkan, arahkan ibu untuk melakukan persalinan
yang baik, tempelkan kain bersih pada perut ibu.
3. Saat kepala membuka vagina dengan diameter 5-6 cm, letakkan kain
bersih yang dilipat 1/3 pada ibu, buka jalan lahir. Gunakan sarung
tangan DTT pada kedua tangan, lindungi perineum dengan salah satu
tangan ditutup dengan kain bersih dan kering, anjurkan ibu mengejan
perlahan, nafas cepat dan dangkal, kepala bayi tidak terdapat lilitan tali
pusat, tunggu bayi. putar kepala secara spontan ke arah luar, pegang
pada kedua sisi. anjurkan ibu agar tidak mengejan saat kontraksi, bantu
turun perlahan untuk melahirkan bahu depan, lalu naik untuk
melahirkan bahu belakang, lahirkan tubuh bayi dengan sanggasusur,
letakkan bayi di atas kain, keringkan, kencangkan, potong. dan ikat,
lalu tutupi bayi dengan popok atau kain. , dan ditempelkan di dada ibu
dekat payudara untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ± 1 jam
- Bayi lahir spontan pada pukul 22: 05 WIB, Jenis kelamin :
Laki-laki, Berat lahir : 3.200 gram, Panjang bayi : 50 cm,
Lingkar Kepala : 31 cm, APGAR SCORE (Appearance: 2,
Pulse: 2, Grimace: 2, Activity: 1, Respiration: 2, total 9)
101

KALA III
Tanggal Pengkajian : 17-03-2024
Waktu Pengkajian : 22:07 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Alasan Datang
Ibu mengatakan kontraksi masih dirasakan serta merasa lelah dan ibu
merasasenang bayi telah lahir
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tali Pusat : Memanjang
Uterus : Membundar
C. ANALISIS DATA
Diagnosa : P3A0 Kala III
Masalah : Ibu merasa mules
Kebutuhan : Manajemen Kala III
D. PENATALAKSANAAN
Manajemen aktif kala III
1. Melalukan masase untuk memastikan tidak ada janin kedua lalu memberitahu
ibu akan dilakukan penyuntikan oksitosin 10 IU di paha kanan secara IM guna
untuk merangsang lepasnya plasenta untuk mengontrol pendarahan.
- Penyuntikan oksitosin telah dilakukan
2. Melihat tanda-tanda lepasnya plasenta seperti adanya semburan darah, tali
pusatmemanjang, uterus membundar.
- Telah terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta
3. Melakukan peregangan tali pusat terkendali, memindahkan klem tali pusat
hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Setelah kontraksi yang kuat tegangkan
talipusat dan melahirkan palsenta secara dorsal cranial. Setelah plasenta
terlepasdan plasenta akan terdorong introitus vagina dengan melahirkan
palsenta secara jarum jam. Plasenta telah lahir dan memeriksa kelengkapan
plasenta.
- Plasenta telah lahir spontan lengkap pada pukul 22:15 WIB
4. Melakukan masase fundus uteri selama 15 detik segera setelah plasenta lahir,
letakan telapak tangan di fundus dan lakukan pijatan dengan gerakan
melingkar hingga rahim lembut berkontraksi (fundus terasa keras).
- Masase telah dilakukan
102

KALA IV
Tanggal Pengkajian : 17-03-2024
Waktu Pengkajian : 22:30 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan masih merasa mules dan merasa lelah
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 82x/menit
- Pernafasan : 23x/menit
- Suhu : 36,5ºC
Kontraksi uterus : Baik
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kandung Kemih : Tidak penuh
Perdarahan : ±120 cc
C. ANALISA DATA
1) Diagnosa : P3A0 Kala IV
2) Masalah : Tidak ada
3) Kebutuhan : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan observasi TTV, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada
1 jam dua
- Observasi telah di lakukan
2. Memeriksa laserasi pada vagina dengan mendapatkan luka perinium derajat 2
yaitu bagian laserasi mengenai mukosa, kulit dan otot perineum. Teknik
penjahitan jelujur dan mengecek pendarahan dengan jumlah pendarahan kala
IV ± 120cc dan kontraksi uterus keras.
- Telah dilakukan pemeriksaan laserasi
3. Menjelaskan kepada ibu cara perawatan luka perineum, yaitu bersihkan dengan
sabun dan air yang mengalir lalu ganti kassa betadin dan ganti pembalut
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
4. Menjelaskan pada ibu waktu selesai BAB dan BAK cara membersihkan alat
genetalia yaitu cebok alat genetalia dari depan kebelakang, mengganti pakaian
dalam dan pembalut serta ganti kasa betadin yang baru.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
5. Memandikan dan membersihkan tubuh ibu serta membantu ibu untuk
mengganti pakaian yang kotor dengan yang bersih
- Telah dilakukan
6. Membantu ibu untuk memakai pembalut dan menggunakan gurita
103

- Telah dilakukan
7. Membersihkan tempat tidur menggunakan clorin, menganti perlak dan
membereskan alat-alat persalianan dengan merendam di larutan clorin selama
10 menit cuci alat lalu sterilkan
- Telah dilakukan
8. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan mengajarkan ibu dan keluarga untuk
melakukan masase dengan telapak tangan diputar searah jarum jam supaya
uterus tetap berkontraksi rahim yang baik apabila teraba keras dan pendarahan
tidakaktif dari jalan lahir
9. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum setelah ituibu meminum obat
seperti tablet penambah darah, amoxcilin, Asammefenamad
- Ibu sudah meminum obatnya
10. Melakukan observasi pendarahan kala IV selama 2 jam dan melengkapi
partografkemudian dokumentasi
- Telah dilakukan
Tabel 4.1
Lembar Obervasi kala IV
Ja Darah
Tekanan Kotraksi Kandung
m Waktu Nadi Suhu TFU yang
Darah Uterus Kemih
Ke keluar
1 22:30 130/80 82 36,5ºC 2 jari dibawah pusat Baik Tidak penuh ±120cc
22:45 - 80 - 2 jari dibawah pusat Baik Tidak penuh -
23:00 - 80 - 2 jari dibawah pusat Baik Tidak penuh ± 50 cc
23:15 - 82 - 2 jari dibawah pusat Baik Tidak penuh -
2 23:45 - 72 36,5ºC 2 jari dibawah pusat Baik Tidak penuh ±30cc
00:15 130/80 72 - 2 jari dibawah pusat Baik Tidak penuh -
104
105
106
107

4.2.3 Asuhan Kebidanan Nifas


1) NIFAS (6-48 JAM)
i. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Pasien
Ibu mengatakan saat ini perutnya masih terasa mulas dan ASI
sudah keluar
2. Riwayat
Persalinan : Spontan
Jenis persalinan : Normal
Penolong : Bidan
Tanggal lahir : 17-03-2024
Jam lahir : 22:05 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
BBL : 3.200 gram
PBL : 50 cm
Keadaan anak : Baik
Indikasi : Tidak ada
Tindak an pada masa persalinan : Tidak ada

ii. DATA OBJEKTIF


1) PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 120/80 mmHg
RR : 21x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5℃

2) PEMERIKSAAN KEBIDANAN INSPEKSI


Mata
- Scklera : Putih
- Konjungtiva : Merah muda
- Refleks Pupil : Aktif
Muka
- Oedem : Tidak ada
Leher : Tidak ada pembesaran
Payudara
- Bentuk / ukuran : Simetris
- Areola mamae : Hiperpgmentasi
- Puting susu : Menonjol
- Colostrum : Ada
- ASI : Ada
108

Abdomen : Normal
Genetalia eksterna
- Perineum : Ada luka jahitan
- Perdarahan : ±100cc
- Jenis lokhea : Rubra
- Warna : Merah kehitaman
Ekstremitas bawah
- Oedema : Tidak ada
- Varices : Tidak ada

PALPASI
- TFU : 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus : Baik
- Involusi uteri : Normal
INSPEKULO : Tidak dilakukan
iii. ANALISA DATA
Diagnosa : P3A0 Post Partum 6 jam
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada

iv. PENATALAKSANAAN
1. Menyampaikan kepada ibu bahwa terdapat beberapa tanda bahaya
pada masa nifas seperti demam hingga menggigil, pembengkakan
pada anggota tubuh atas dan bawah, pembengkakan payudara,
pendarahan vagina yang banyak.
- Ibu memahami penjelasan bidan.
2. Menjelaskan pada ibu apa itu ASI Eksklusif atau ASI Eksklusif
sampai anak berusia 6 bulan tanpa makanan pendamping ASI.
Keunggulan ASI eksklusif untuk bayi adalah dapat memperkuat
daya tahan tubuh anak.ara
- Ibu memahami dan ingin memberikan ASI eksklusif.
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI minimal 2 jam/ sec sekali
jika bayi tidur bangunkan lalu berikan ASI, bila perlu perah ASI.
Karna dapat mencegah bayi kuning dan mempercepat pemulihan
uterus
- Ibu mau melakukannya
4. Meminta ibu untuk menjaga kebersihan diri seperti membersihkan
kemaluan dengan air bersih, membersihkan area kemaluan terlebih
dahulu dari depan ke belakang, kemudian membersihkan area anus,
dan mengganti pembalut minimal dua k ali sehari, dan hal tersebut
tidak boleh dilakukan. lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah
membersihkan alat kelamin.
- Ibu memahami dan ingin melakukan bagiannya
109

5. Menjelaskan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar, yaitu.
seluruh badan dekat dengan ibu, mulut dan dagu dekat dengan dada,
areola tidak terlihat jelas, terlihat bayi menghisap perlahan dan
dalam. dan menelan ASI, anak terlihat tenang dan bahagia, ibu tidak
merasakan sakit pada putingnya.
- Ibu memahami penjelasan bidan
6. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu menyusui memerlukan makanan
bergizi seimbang yang terdiri dari karbohidr at, nasi ubi jalar,
kentang, singkong, roti dan jagung, protein hewani, ikan, daging,
telur, susu, protein nabati, tahu, tempe, kacang-kacangan dan olahan
kedelai. . produk susu, lemak, Omega 3 dan Omega 6, buah-buahan,
vitamin dan mineral.
- Ibu memahami penjelasan bidan.
7. Menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntikan KB 3
bulan, suntikan KB 1 bulan dan pil. Tanda-tanda efek samping suntik
KB 3 bulan antara lain gangguan menstruasi, penambahan berat badan,
mual, pusing, sakit kepala. Kontraindikasi suntikan kontrasepsi
triwulanan: Jangan gunakan suntik kontrasepsi triwulanan jika anda
alergi terhadap medroksiprogesteron. Benjolan dan pembengkakan
suntik KB 1 bulan. Efek samping KB suntik satu bulan dapat berupa
mual, muntah, kembung atau kram perut, sakit kepala, kontraindikasi.
Jangan menggunakan kontrasepsi suntik selama satu bulan jika Anda
mengalami pendarahan vagina di luar masa menstruasi yang tidak
diketahui penyebabnya, atau jika Anda memiliki penyakit hati atau
masalah sirkulasi. Kontraindikasi dan kontraindikasi pil KB,
kehamilan atau dugaan kehamilan, menyusui kurang dari 6 bulan,
pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya, merokok dan
kanker payudara.
- Ibu memahami penjelasan bidan
8. Meminta ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu jika ada
keluhan.
- Ibu mengerti dan ingin melakukannya.
KF2 KF3 KF4 110
Jenis Pemeriksaan (3-7 hari) (8-28 hari) (29-42 hari)
No Hari: Jumat Hari : Selasa Hari :
Tgl` : 21-03-2024 Tgl : 26-03-2024 Tgl :
Jam : 09:15 WIB Jam : 10:00 WIB Jam :
DATA SUBJEKTIF
Keluhan Pasien Ibu datang keMelakukan
Praktik Mandirikunjungan rumah
Bidan Andina
bersama suami ingin
kontrol ulang
DATA OBJEKTIF
1 Keadaan umum Baik Baik
2 Tanda-tanda Vital :
- TD (mmHg)
120/80mmHg 120/80mmHg
- Suhu (°C) 36,6℃ 36,5℃
21x/menit 20x/menit
- Pernafasan (kali/menit) 80x/menit 80x/menit
- Nadi (kali/menit)
3 Perdarahan pervaginam 100cc 50cc
4 Kondisi perineum Ada laserasi Ada laserasi
5 Tanda-tanda infeksi Tidak ada Tidak ada
6 Kontraksi Rahim Baik Baik
7 Tinggi Fundus Uteri Pertengahan antaraTidak teraba
pusat simfisis
8 Pemeriksaan payudara &Dilakukan Dilakukan
anjuranpemberian ASI eksklusif
9 Lokhia dan perdarahan Sanguilenta Serosa
10 Pemberian kapsul Vit.A Tidak dilakukan Tidak dilakukan
11 Pelayanan kontrasepsi Tidak dilakukan Belum dilakukan
12 Penanganan risiko tinggi dan Tidak ada Tidak ada
13 Memeriksa masalah/keluhan ibu Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
ANALISA DATA
Diagnosa P3A0 5 hari postP3A0 post partum
partum 9 hari yang lalu
Masalah Tidak ada Tidak ada
Kebutuhan Tidak ada Tidak ada
PENATALAKSANAAN 1. Melakukan 1. Mem beritahu
(Perencanaan, pelaksanaan dan pemeriksaan ibu TTV
evaluasi) uterus ibu dalam
apakah semua keadaan
sudah kembali normal
seperti semula 2. Menganjurka
dan memastika n ibu untuk
perdarahan memakan
yang abnormal. makanan
2. Memberitahu yang
ibu nutrisi ibu mengandung
selama masa protein,
111

4.2.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Neonatus


BAYI BARU LAHIR (0-6 JAM)
Tanggal Pengkajian : 18-03-2024
Waktu Pengkajian : 04:05 WIB
i. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama bayi : By.Ny.T
Umur bayi : 6 Jam
Tgl/Jam lahir : 17-03-2024 Jam 22:05WIB
Lahir pada umur kehamilan : 39 minggu 3 hari
2. Riwayat persalinan
Jenis persalinan : Normal
Ditolong oleh : Bidan
Ketuban pecah : Spontan
Indikasi : Tidak ada
Tindakan pasca persalinan: Tidak ada

ii. OBJEKTIF
Tgl : 17-03-2024 Tgl :17-03-2024
No Pemeriksaan Jam : 22:05 WIB Jam : 23: 40 WIB
(segera saat lahir) (≥ 1 jam )
1 Postur, tonus dan aktivitas Aktif Aktif
2 Kulit bayi Kemerahan Kemerahan
3 Pernafasan ketika bayi Belum dilakukan 36x/menit
sedang tidak menangis
4 Detak Jantung Belum dilakukan 120x/menit
5 Suhu Ketiak Belum dilakukan T36,5℃
6 Kepala Belum dilakukan Tidak ada kelainan
7 Mata Belum dilakukan Tidak ada kelainan
8 Mulut (lidah, selaput lendir) Belum dilakukan Tidak ada kelaianan
9 Perut dan talu pusat Belum dilakukan Tidak ada kelainan
10 Punggung tulang belakang Belum dilakukan Tidak ada kelainan
11 Lubang Anus Balum dilakukan Positif (+)
12 Alat kelamin Laki-laki Laki-laki
13 Berat badan Belum dilakukan 3.200 gram
14 Panjang Badan Balum dilakukan 50 cm
15 Lingkar kepala Belum dilakukan 31 cm
16 Lingkar Dada Belum dilakuan 33 cm
17 Lingkar perut Belum dilakukan 31 cm
18 Perawatan tali pusat Dilakukan Dilakukan
19 IMD Dilakukan Dilakukan
20 Vitamin K1 Belum dilakukan Dilakukan
21 Imunisasi Hepatitis B Belum dilakukan Dilakukan
22 Salep/tetes mata antibiotik Belum dilakukan Dilakukan
112

1. Pemeriksaan Refleks
Reflek Morrow : (+)
Reflek Rooting : (+)
Reflek Sucking : (+)
Reflek Swallowing : (+)
Reflek Tonic Neck : (+)
Reflek Palmar Graf : (+)
Reflek Gallant : (+)
Reflek Babinski : (+)
2. Eliminasi
Urine : (+)

Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi

Sidik Jempol Tangan Kiri Ibu Sidik Jempol Tangan Kanan Ibu

Mekonium : (+)

iii. ANALISA DATA


a. Diagnosa : Bayi Baru Lahir 6 jam
b. Masalah : Tidak ada
c. Kebutuhan : Tidak ada
iv. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bayi dalam keadaan baik
113

- Ibu merasa sangat senang mendengar apa yang disampaikan bidan.


2. Menjelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat dengan cara bungkus tali
pusat dengan kassasteril tanpa diberi apapun
- Perawatan tali pusat telah dilakukan
3. Melakukan pemeriksaan antropometri seperti mengukur panjang badan, berat
badan, lingkar kepala, lingkar dada
- Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
4. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayinya akan di suntikan Vit. K untuk
mencegah pendarahan di otak
- Ibu dan keluarga mengerti tindakan yang telah di lakukan
5. Memberitahu pada ibu tetap menjaga kehangatan bayinya
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
6. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi tanpamem
berikan tambahan makanan selama 6 bulan mengeingat ASI memiliki manfaat
diantarannya: Manfaat ASI bagi bayi sebagai nutrisi, kekebalan,
meningkatkan kecerdasan bayi dan meningkatkan jalinan kasih sayang antara
ibu dan bayi. Manfaat bagi ibu untuk mengurangi pendarahan dan anemia,
setelah melahirkan serta mempercepat pemulihan rahim terbentuk semula,
menjarakan kehamilan, lebih cepat langsing kembali, lebih ekonomis, tidak
repot, hemat waktu serta praktis.
- Ibu mengerti apa yang disampaikan bidan
7. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu demam, tali pusat
berbauk dan kemerahan, sesak nafas, rewel, kulit bayi terlihat, jika ada tanda
bahaya segera bawa bayi ke tenaga kesehatan
- Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan
8. Memberikan salap mata bermanfaat untuk menghindari terjadinya infeksi
mata yang di tandai dengan mata kemerahan dan nanah. Cara pemberian
salep mata posisikan ujung salep mata sedekat mungkin dengan mata anak
dengan tangan lainnya. Kemudian tekan tube dengan lembut dan oleskan
salep dari ujung dalam kelopak hingga kearah luar
9. Menjelaskan pada ibu cara memandikan bayi si ember mandi terlebih dahulu
dengan air hangat, Baringkan bayi pada alas ganti dan buka pakaiannya
secara perlahan. Gunakan salah satu lengan dan tangan untuk menyangga
kepala dan badan bayi, sementara tangan yang lain untuk menopang tubuh
bagian bawah. Taruh bayi dalam ember mandi perlahan, mulai dari kakinya.
Pertahankan tangan untuk menyangga kepala dan punggungnya, sementara
tangan lainnya untuk membersihkan tubuh bayi. Jangan lupa pastikan kepala
bayi tidak terlalu rendah dengan air. Bersihkan tubuh bayi mulai dari mata
dengan memakai kapas yang sudah dicelupkan dalam air hangat. Pakai kapas
atau kain yang berbeda untuk setiap mata. Selanjutnya, bersihkan area wajah,
hidung, dan telinga bayi. Apabila ibu memakai sabun, tuangkan sedikit atau
oles tipis pada kulit ibu sebelum mengoles pada kulit bayi. Bersihkan area
ketiak, leher, belakang telinga, dan kelamin secara lembut. Siram tubuh dan
114

kepala menggunakan gayung, lalu angkat bayi dari ember mandi. Letakkan
pada tempat tidur yang telah diberi handuk, keringkan perlahan.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
10. Menjelaskan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar yaitu seluruh
tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu, mulut dan dagunya berdekatan
dengan payudara, areola tidak terlihat dengan jelas, bayi terlihat melakukan
isapan yang lambat dan dalam serta menelan ASI nya, bayi terlihat tenang
dan senang, ibu tidak merasakan adanya nyeri pada puting susu.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
11. Menjelaskan tentang imunisasi dasar lengkap yaitu, imunisasi BCG Polio 1,
mencegah penularan Tuberrculosis, DPT-HB-Hib 1 polio 2, mencegah polio,
Difteri, batuk, tetanus, Hepatitis B, Meningitis, DPT-HB-Hib 2 polio3, DPT-
HB-Hib 3 polio 4, dan campak mencegah campak
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan

KN1 KN2 KN3


(6-48 (3-7 (8-28
No Jenis Pemeriksaan jam) hari) hari)
Hari : Senin Hari : Jumat Hari : Selasa
Tgl : 18-03-2024 Tgl :21-03-2024 Tgl : 26-03-2024
Jam : 07:00 WIB Jam: 09:15 WIBJam :08:00 WIB
DATA SUBJEKTIF
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak adaTidak ada
keluhan keluhan
DATA OBJEKTIF
1 Keadaan Umum Baik Baik Baik
2 Berat Badan (Kg) 3.200 gram 3.200 gram 3.400 gram
3 Panjang Badan (cm) 50 cm 50 cm 50 cm
4 Suhu (°C) 36,5℃ 36,5℃ 36,7℃
5 Warna kulit Kemerahan Kemerahan Kemerahan
6 Kejang Tidak ada Tidak ada Tidak ada
7 Aktivitas Aktif Aktif Aktif
8 Pola Tidur Baik Baik Baik
9 Minum ASI Ya Ya Ya
10 Hisapan Bayi Normal Normal Normal
11 Kuning pada Bayi Tidak Tidak Tidak
12 Buang air kecil Normal Normal Normal
115

13 Buang air besar Normal Normal Normal


14 Tali Pusat Normal Normal Normal
15 Mata Normal Normal Normal
16 Bercak putih dimulut Tidak ada Tidak ada Tidak ada
17 Kulit Tubuh adaTubuh adaMerah muda
ekstremitas kulitekstremitas kulit
kemerahan kemerahan
18 Memeriksa status pemberian Dilakukan
vitamin K1
19 Salep/tetes mata antibiotik Dilakukan
20 Memeriksa status imunisasi HB0 Dilakukan Dilakukan
ANALISA DATA
Diagnosa Bayi Baru Lahir 8Bayi Baru LahirBayi Baru Lahir
jam 5 hari 9 hari
Masalah Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kebutuhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Penatalaksanaan
1.Memberitahu 1.Menganjurkan 1.Memberitahu
ibu hasilibu untuk ASIibu hasil
pemeriksaan eksklusif danpemeriksaan
bahwa bayinyamenganjurkan bahwa bayinya
dalam keadaanibu untukdalam keadaan
baik menyusui baik
sesering 2. Menjelaskan
2.Memberitahu mungkin pada ibu tentang
ibu bahwa bayinya imunisasi dasar
akan di mandikan,2.Menjelaskan lengkap
membersihkan danpada ibu manfaat3.Menjelaskan
mengeringkan dari imunisasipada ibu untuk
tubuh bayi. HB0 imunisasi BCG
3.Melakukan bayi berusia ± 1
3.Memberitahu bulan
perawatan taliibu bahwa akan
pusat bayi dengandilakukan 4. Menganjurkan
mengganti kasakunjungan ulang I bu untuk ASI
steril tanpa di beri esklusif dan
apa pun 4.Menjelaskan menganjurkan
kepada ibu caraibu untuk
4. Memberitahuperawatan tali menyusui 2 jam
ibu agar untukpusat bayisekali atau pada
tetap memberikandengan saat bayi lapar
ASI minimal 2mengganti kassa
116

jam sekali atausteril tanda diberi


pada saat bayiapapun
lapar
5. Memberitahu
ibu untuk menjaga
kehangatan tubuh
bayi dengan cara
memakaikan topi
dan menyelimuti
bayi
6. Memberitahu
ibu tanda bahaya
bayi baru lahir

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. T, ibu telah


melakukan ANC sebanyak 6 kali yaitu pada trimester 1, 2 kali kunjungan pada
tanggal 20-07-2023, dan tanggal 19-09-2023, pada trimester II, sebanyak 1 kali
kunjungan pada tanggal 19-12-2023 dan pada trimester III sebanyak 3 kali kunjungan
pada tanggal 20-01-2024, tanggal 20-02-2024, tanggal 27-02-2024. Ny. T melakukan
kunjungan ANC sudah sesuai anjuran Kemenkes (2022) bahwa menyatakan ANC
pada ibu hamil selama kehamilan harus 6 kali kunjungan. Berdasarkan hal ini tidak
ada kesenjangan antara teori dan laporan kasus.

Dalam Asuhan Kebidanan Ny. T melakukan kunjungan ANC trmester III


tanggal 20-02-2024, hasil pemeriksaan di dapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 79x/menit, RR 21x/menit, suhu 36,5 ℃, tanda-tanda vital dalam batas normal,
117

timbangan berat badan ibu naik 14 kg berat badan sebelum hamil 55 kg, berat badan
sekarang 69 kg, DJJ 136x/menit, LILA 28 cm, TB 155 cm, dan pemeriksaan
laboratorium dibawah batas normal 10,9 gr% pada TM II dan penyakit penyerta (-),
TT4 dilakukan di puskesmas. Dan melakukan kunjungan ulang pada tanggal 27-02-
2024 hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 81x.menit, RR
21x/menit, berat badan ibu mengalami penaikan menjadi 15 kg, sebelum hamil 55 kg
dan sekarang 70 kg, DJJ 143x/menit, LILA 28,5 cm, TB 155 cm dan Hb di tes ulang
pada TM III mendapatkan hasil diatas normal 12,0gr%, penyakit penyerta (-), Protein
urine (-), glukosa urine (-), HIV/AIDS (-), sifilis (-), hepatitis B (-).

Ibu telah mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan 90 tablet serta temu


wicara dan konseling standar pelayanan kebidanan Antenatal Care/ANC 10T yaitu
berat badan ibu bertambah 15 kg selama hamil dan ukur tinggi badan 155 cm. Pada
masa kehamilan ukuran tekanan darah dalam batas normal, ukuran LILA diatas
normal, yaitu :28 cm, ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU) sesuai dengan HPHT ibu, DJJ
normal pada ibu hamil diantara 120-160x/menit, imunisasi TT dilakukan, pemberian
TT sesuai standar imunisasi, pemberian tablet Fe di berikan 90 tablet selama
kehamilan, tes laboratorium minimal tes Hb, pemeriksaan protein, glukosa dan
penyakit penyerta, tatalaksana dan konseling (KIE). (Kemenkes RI,2022). Telah
dilakukannya Antenatal care 10T pada Ny. T semua dalam batas normal, berdasarkan
hasil penelitian tidak di dapatkan kesenjangan antara teori dan laporan kasus.

Berdasarkan Pengaruh Pemberian Pelayanan Antenatal Care 10 T terhadap


kunjungan ibu hamil di Puskesmas Haruai (Puspita, 2024) tentang asuhan pada Ny.
T. Pemberian pelayanan antenatal care 10 T yang dilakukan sesuai standar
berpengaruh terhadap kunjungan ibu hamil di Puskesmas Haruai sebanyak 39
responden ibu hamil dan ada 3 bidan di poli KIA yang melakukan pelayanan
antenatal care 10 T seperti timbang berat badan dan tinggi badan, ukur tekanan darah,
ukur tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan DJJ, pengukuran LILA,
118

Imunisasi TT, Pemberian tablet Fe, pemeriksaan laoratorium, tatalaksana kasus dan
temu wicara.

5.2 Asuhan Kebidanan Masa Persalinan


Pada masa persalinan kala I Ny. T datang pada pembukaan 5 cm, dari
pembukaan 5 cm sampai lengkap 10 cm berlangsung selama 3 jam, Hasil ini sesuai
dengan teori menurut (Ariani dan Siringoringo, 2023), yang mengatakan bahwa lama
kala I pada multigravida 7 jam , selain itu pada kala I fase aktif ini dilakukan asuhan
yang sesuai dengan teori yaitu mengobservasi pasien menggunakan partograf (lembar
kemajuan persalinan), dan melakukan pemeriksaan DJJ 30 menit sekali, tekanan
darah dan pemeriksaan dalam dilakukan 4 jam sekali, his dilakukan 30 menit sekali.
Berdasarkan hasil penelitian tidak di dapatkan antara teori dan laporan kasus
Berdasarkan teori ( Ariani dan Siringoringo, 2023), di kala I di bagi menjadi 2
fase yaitu : Fase laten berlangsung sealama 8 jam, Pembukaan terjadi sangat lembat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, Fase
akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, Fase dilatasi maximal
: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm,
Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambatsekali dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap. Pada primigravida kala I beralngsung kira-kira 11 jam, dan pada
multigravida kira-kira 7 jam. Kala II merupakan fase dari dilatasi serviks lengkap 10
cm hingga bayi lahir, proses fase ini normalnya berlangsung maksimal 2 jam pada
primipara dan maksimal 1 jam pada multipara. Kala III adalah waktu untuk pelepasan
dan pengeluaran plasenta dimulai dari bayi lahir dan berakhirnya dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
dua jam setelah proses tersebut, pemantauan dilakukan 15 menit setelah plasenta lahir
selama 1 jam pertama dan 30 menit selama 1 jam kedua.
Pada masa persalinan kala II dimulai pembukaan 10 cm serta meihat tanda
tanda kala II yaitu PERJOL (Perenium Menonjol), VULKA (Vulva Membuka),
TEKNUS (Tekanana Pada Anus), DORAN (Dorongan ibu untuk Meneran), serta di
119

butuhkan pada multipara kala II berlangsung 0,5 jam – 1 jam (Ariani dan
Siringoringo, 2023). Hal tersebut sudah dilakukan pada Ny. T didapati kala II
dimulai pada pukul 21:55 WIB sampai bayi lahir spontan pukul 22:05 WIB. Hal ini
sesuai dengan teori menurut (Ariani dan Siringoringo, 2023). Pada kala II asuhan
yang dilakukan jika kepala bayi telah didepan vulva sekitar 5-6 cm letakkan kail
bersih yang di lipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu kemudian lindungi perineun
dengan tangan kanan dan tangan kiri di simfisis tahan belakang kepala bayi untuk
membantu melahirkan kepala bayi, cek lilitan tali pusat, tunggu kepala bayi putaran
paksi luar secara spontan, lahirkan bahu lahirkan bahu atas dan melahikan bahu
bawah, lahirkan bahu dan badan bayi dan melakukan asuhan bayi baru lahir penilaian
sepintas, apakah bayi cukup bulan, apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa
kesulitan, apakah bayi bergerak dengan aktif, sambil keringkan tubuh bayi,
melakukan klem tali pusat dan potong lalu ikat tali pusat.
Pada masa persalinan kala III pada Ny. T di mulai pada pukul 22:07 WIB,
Teori menurut (Aiani dan Siringoringo, 2023) Kala III (kala uri), yaitu waktu
pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Melakukan Manajemen Aktif Kala III
(MAK III) ialah dimulai dari pemberian oksitosin dan melakukan pergangan tali
pusat terkendali, lalu lakukan masase fundus uteri. Beberapa saat kemudian timbul
his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1-5 menit plasenta terlepas terdorong
kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan (brand androw),
seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Dan pada
pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200
cc. Plasenta Ny. T lahir spontan pada pukul 22:15 WIB. Berdasarkan hasil penelitian
tidak ada kesenjangan pada kala III masa persalinan antara teori dan laporan kasus.
Pada masa persalinan kala IV pada Ny. T di mulai pada pukul 22:30 WIB.
Teori menurut (Ariani dan Siringo, 2023), Kala IV (Tahap Pengawasan), Tahap ini
digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya pendarahan Pengawasan
ini dilakukan selama kurang lebih dua jam, setiap 15 menit sekali pada 1 jam
pertama, 30 menit sekali pada 1 jam ke dua. Mengobservasi tekanan darah, nadi,
120

kontraksi, perdarahan, kandung kemih, serta suhu tubuh ibu. Penulis mendapatkan
hasil pemeriksaan pada Ny. T ialah tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82x/menit, RR
23x/menit, suhu 36,5℃, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung
kemih tidak penuh, perdarahan ± 120 cc. Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa
tidak ada kesenjangan antara laporan kasus, teori yang ada dan penelitian terkait.
5.3 Asuhan Kebidanan Pascasalin dan Menyusui
Berdasarkan hasil pengkajian laporan kasus pada Ny. T P3A0 telah
melakukan kunjungan nifas 3 kali. Menurut kemenkes (2022), Kunjungan pada masa
nifas dibagi menjadi 4 kali kunjungan yaitu kunjungan pertama pada 6 jam- 2 hari
setelah persalinan, kunjungan kedua pada 3-7 hari setelah persalinan, kunjungan
ketiga pada 8-28 hari setelah persalinan dan kunjungan keempat pada 29-42 hari
setelah persalinan, berdasarkan hasil penelitian penulis berasumsi baha teori dan
laporan kasus tidak ada kesenjangan.

Kunjungan nifas pertama pada 6-8 jam pada tanggal 18-03-2024 di dapatkan
hasil Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 80X/menit, Suhu: 36,5℃, TFU 2 jari
bawah pusat, involusi uterus normal, kontraksi uterus baik, lochea rubra berwarna
merah kehitaman.
Berdasarkan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas (Hidayat,2024) Lochea Rubra
(cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar atau merah kehitaman dan sisa –
sisa selput ketuban, set –set desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekoneum selama
dua hari pasca persalinan. Inilah lochea yang akan keluar selama dua sampai tiga hari
post partum.
Kunjungan Nifas kedua pada 4-6 hari pasca lahir pada tanggal 21-03-2024 di
dapatkan hasil Tekanan darah 120/80mmHg , suhu 36,6℃, RR 21x/menit, Nadi
80x/menit, TFU pertengahan antara pusat dan simfisis, Lochea sanguilenta berwarna
kuning merah kecoklatan. Bersadasarkan Asuhan Komprehensif (Na’im, 2023),
Lochea sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada
hari ketiga sampai ketujuh pasca persalinan.
121

Kunjungan Nfas ketiga pada pada 8-28 hari pasca lahir pada tanggal 26-03-
2024 di dapatkan hasil Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit, RR 20x/menit,
Suhu 36,5℃, TFU Tidak teraba, lochea serosa berwarna Lochea serosa, Lochea ini
berbentuk serum berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak
berdarah lagi pada hari ke tujuh sampai hari ke - 14 pasca persalinan. Berdasasrkan
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas (Hidayat, 2024) Lochea serosa berwarna merah
jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke tujuh
sampai hari ke - 14 pasca persalinan.
Berdasarkan asumsi penulis, hasil dari pengkajian laporan kasus teori yang
ada serta praktik tentang asuhan kebidanan komprehensif sementara dapat
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori, praktik dan penelitian orang
lain, dengan sesuainya standar kunjungan nifas maka kelainan dan masalah pada ibu
nifas segera terdeteksi dan ditangani.
5.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Neonatus
Setelah dilakukan kunjungan Bayi Baru Lahir dan Neonatus Pada By. Ny. T
3 kali kunjungan. Menurut Kemenkes (2022), 3 kali Kunjungan Noenatus ,
Kunjungan Neonatus pertama dilakukan pada 6-48 jam setelah lahir, Kunjungan
Neonatus kedua dilakukan pada 3-7 hari, Kunjungan Neonatus dilakukan pada 8-28
hari.
Kunjungan Neonatus pertama 6-48 jam, Pada tanggal 18-03-2024 pada jam
04:05 WIB hasil pemeriksaan umur bayi 6 jam, lahir dengan usia kehamilan
aterm/cukup bulan, tanpa indikasi dan tanpa tindakan pasca lahir , APGAR nilai 10,
pemeriksaan refleks semua ada, Detak jantung 120x/menit, pemeriksaan Head to toe
tidak ada kelainan, berat badan 3.200 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 31
cm, lingkar dada 33 cm, lingkar perut 31 cm. sudah dilakukan suntik vitamin K dan
HB-0.
Berdasarkan teori (Amaliya,dkk, 2023) pemeriksaan APGAR cepat untuk
mengevaluasi adaptasi neonatus terhadap lingkungan ekstra uterina dilakukan pada 1
menit setelah lahir dan menit ke-5. Jika didapat nilai yang rendah maka di pantau
122

penilaiannya 5 meniy sekali sampai angka di batas normal. APGAR


(Appeance/warna kulit, Pulse/frekuensi jantung, Grimace/reaksi terhadap
rangsang/refleks, Activty/tonus oto, Respiration/pernafasan) intrepretasi skor
APGAR 0-3 asfiksia berat, 4-7 asfiksia ringan, 8-10 normal.
Kunjungan Neonatus kedua pada 3-7 hari pada tanggal 21-03-2024 dilakukan
pemeriksaan didapatkan hasil suhu 36,5℃, berat badan 3.200 gram, panjang badan
50 cm, kulit kemerahan dan menyusu dengan baik, tali pusat sudah lepas. Kunjungan
Neonatus ketiga 8-28 hari dilakukan pada tanggal 26-03-2024 di dapatkan hasil
pemeriksaan berat badan 3.400 gram dan panjang badan 50 cm, suhu 36,7℃, bayi
menyusu dengan baik, kulit kemerahan dan pusat sudah kering.
Berdasarkan asumsi penulis, hasil dari laporan kasus terkait dan teori yang
ada tentang asuhan kebidanan komprehensif penulis dapat menyimpulkan bahwa
tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik. Karena penulis telah melakukan
kunjungan sebanyak 3 kali sesuai dengan teori, karena mengingat pentingnya
dilakukan kunjungan 3 kali pada bayi baru lahir adalah untuk meminimalisir adanya
masalah dan infeksi pada bayi baru lahir serta dapat menjadi tolak ukur pertumbuhan
bayi dalam kondisi baik.
Berdasarkan Asuhan dan hasil laporan kasus, teori yang ada serta penelitian
berasumsi bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
123

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 SIMPULAN
Setelah dilakukan pengkajian asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.T
di Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari sejak kehamilan, persalinan,
masa nifas, bayi baru lahir, sampai menjadi aseptor KB dengan pendekatan
manejemen kebidanan tahun 2023-2024, maka penulis dapat menyimpulkan.
1. Telah diberikan asuhan Kehamilan pada Ny. T di Praktik Mandiri Bidan
Andina Primitasari selama kunjungan tidak terdapat tanda-tanda
komplikasi dan kelainan pada masa kehamilan, keadaan ibu normal.
2. Telah diberikan asuhan Persalinan pada Ny. T di Praktik Mandiri Bidan
Andina Primitasari berjalan dengan lancar dan tidak terdapat tanda-tanda
penyulit komplikasi pada persalinan.
124

3. Telah diberikan asuhan masa nifas Ny. T di Praktik Mandiri Bidan Andina
Primitasari dilakukan 3 kali kunjungan, selama kunjungan berjalan
dengan normal tidak perdarahan dan infeksi pasca persalinan.
4. Telah diberikan asuhan bayi baru lahir pada Ny. T di Praktik Mandiri
Bidan Andina Primitasari 1 jam pertama keadaan bayi dalam batas
normal, selama kunjungan tidak terdapat kelainan dan komplikasi lainnya.
5. Telah diberikan asuhan keluarga berencana pda Ny, T di Praktik Mandiri
Bidan Andina Primitasari ibu memilih KB suntik 3 bulan.
6.2 Saran
a. Bagi Pasien
Diharapkan bagi pasien lebih patuh dengan konseling-konseling yang
telah diberikan, dengan kunjungan selama kehamilan agar dapat terdeteksi
kemungkinan risiko yang terjadi.
b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan pada mahasiswa dengan adanya penulisan LTA dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta meningkatkan mutu
Asuhan Kebidanan Komperhensif yang sesuai dengan kode etik profesi.
c. Bagi Bidan Praktik Mandiri Bidan Andina Primitasari
Diharapkan pihak Bidan Praktik Mandiri Andina Primitasari dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan mulai dari ANC, persalinan, nifas,
bayi baru lahir, agar dapat mengurangi faktor risiko dan komplikasi
ataupun penyulit pada ibu. Serta menambahkan fasilitas pengecekan HB
mengingat pentingnya deteksi anemia dalam kehamilan sejak dini.
125

DAFTAR PUSTAKA

Ariani dan Siringoringo. 2023. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Palembang: CV. Putra Penuntun
Ariani dan Siringoringo. 2023. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Persalinan Dan
Bayi Baru Lahir, Tanda-tanda Persalinan. Palembang: CV. Palembang: CV.
Putra Penuntun
Ariani dan Siringoringo. 2023. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi
Baru Lahir, Pengertian Bayi Baru Lahir. Palembang: CV. Putra Penuntun.
Handayani, Puspita, dkk. 2024. Pengaruh Pemberian Pelayanan Antenatal Care 10 T
Terhadap Kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas Haruai. Jurnal Rumpun Ilmu
Kesehatan. Vol.4, No.1 maret 2024.
https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/JRIK/article/view/2869 .
diakses pada tanggal 19 maret 2024.
Kemenkes RI. 2022. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Angka Kematian
Ibu dan bayi. (https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/turunkan-angka-
kematian-ibu-melalui-deteksi-dini-dengan-pemenuhan-usg-di-puskesmas).
diakses pada tanggal 18 Februari 2024.
Kemenkes RI. 2022. Buku KIA Kesahatan Ibu dan Anak.
https://ayosehat.kemkes.go.id/buku-kia-kesehatan-ibu-dan-anak. Diakses pada
tanggal 19 Maret 2024
Nujulah. Lailatul. 2022. Buku Ajaran Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan
Keluarga Berencana. Rena Cipta Mandiri.
PMB Bidan Andina Primitasari. 2022. Berdasarkan data dri Praktik Mandiri Bidan
Andina Primitasari kunjungan ibu hamil , bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
KB.
Sartika dan Handayani. 2021. Perubahan Fisik pada kehamilan. Palembang: Neori
Fikri
Sartika dan Handayani. 2021. Perubahan Psikologis pada Kehamilan. Palembang:
126

Neori Fikri
Sartika dan Handayani. 2021. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan, Tinggi
Fundus Uteri Menurut Penambahan Per Tiga JARI. Palembang: Neori Fikri
Tyastuti. 2020. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan. Gambaran Pembesaran
Uterus Menurut Umum Kehamilan.
Tyastuti. 2020. Perubahan Payudara Pada Masa Kehamilan.
Widy Nurwiandani. 2018. Tujuh Langkah Varney.
WHO. 2020. Data World Healt Organization. https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/maternal-mortality. Pendahuluan, diakses pada 25 Februari 2024.
WHO. 2020. Data World Healt Organization. (https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/levels-and-trends-in-child-mortality-report-2021), Pendahuluan,
diakses pada 25 Februari 2024.
127

LAMPIRAN
128
129
130

ANC KE I
131

ANC KE 2 dan USG

INC
132
133

NIFAS Kunjungan ke 1 dan


Kunjungan Noenatus ke 1
134

NIFAS kunjungan ke 2 dan kunjungan


noenatus ke 2

BUKU ANC DAN HASIL


LABORATORIUM
135
136

Anda mungkin juga menyukai