Anda di halaman 1dari 86

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMAJA PUTRI MELALUI


PEMBERIAN LATIHAN ABDOMINAL STRETCHING
DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENURUNKAN NYERI
DISMENORHEA DI SMKN 1 LINGSAR

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis


Ilmiah Program Studi Diploma III Keperawatan Jurusan Keperawatan
Tahun Akademik 2022/2023

HUSDIYANI AZMI
NIM. P07120120062

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2023

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Husdiyani Azmi
NIM : P07120120062
Program Studi : D. III Keperawatan Mataram
Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementerian
Kesehatan RI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan karya tulisan ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
atau perbuatan tersebut.

Mataram, 1 Agustus 2023

Pembuat Pernyataan

Husdiyani Azmi
NIM. P07120120062

Mengetahui,

Mataram, Agustus 2023

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Mas’adah, M. Kep Mira Utami Ningsih, S. Kep. Ns. M. NSc


NIP. 197912202002122002 NIP. 198504052019022001

ii
PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan


Diploma lll (D.lll) Keperawatan Jurusan Keperawatan
Tahun Akademik 2022/2023

Oleh :
Husdiyani Azmi
P07120120062

Mataram, Agustus 2023

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Mas’adah, M. Kep Mira Utami Ningsih, S. Kep. Ns. M. NSc


NIP. 197912202002122002 NIP. 197912202002122002

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Jurusan


Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram dan Diterima untuk
Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
III (D.III) Keperawatan Jurusan Keperawatan Tahun Akademik 2022/2023.

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Keperawatan

(Dewi Purnamawati, M.Kep)


NIP. 197108071998032003

Tim Penguji

1. Ni Putu Sumartini, M. Kep ( )


Ketua Penguji

2. Mas’adah, M. Kep ( )
Anggota Penguji l

3. Mira Utami Ningsih, S, Kep. Ns. M. NS c ( )


Anggota Penguji II

Tanggal Lulus

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
melimpahkan segala berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Remaja Putri Melalui Pemberian Latihan Abdominal Stretching Dengan
Media Vidio Untuk Menurunkan Nyeri Dismenore Di SMKN 1 Lingsar” ini
dengan tepat waktu. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan syarat untuk menyelesaikan
studi pada Program D.III Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Mataram. Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M. Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Mataram.
2. Ibu Dewi Purnamawati. M. Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.
3. Ibu Ni Putu Sumartini. M. Kep selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan Mataram di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.
sekaligus ketua penguji yang telah memberikan saran dan pengarahan
yang bermanfaat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Mas’adah, M. Kep selaku pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dengan penuh rasa sabar dan memberikan
motivasi serta saran saran yang positif kepada penulis sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Mira Utami Ningsih, S, Kep. Ns. M. NSc selaku pembimbing pendamping
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi demi kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Mataram yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis
menimba ilmu di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.
7. Kedua Orang Tua dan saudara-saudara tercinta yang selalu memberikan
Do’a, dukungan sehingga penulis terus semangat dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.

v
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik. Karya Tulis
Ilmiah ini.

Mataram, Agustus 2023

Penulis

vi
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMAJA PUTRI MELALUI


PEMBERIAN LATIHAN ABDOMINAL STRETCHING DENGAN MEDIA VIDEO
UNTUK MENURUNKAN NYERI DISMENORHEA DI SMKN 1 LINGSAR

Husdiyani Azmi, Mas’adah, M. Kep, Mira Utami Ningsih, S. Kep. Ns. M. NSc
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram
Jl. Kesehatan V/10, Mataram Timur., Kec. Mataram, Kota Mataram, NTB
E-mail : husdiyaniazmi16@gmail.com

Latar Belakang: Pubertas merupakan bagian yang sangat penting bagi


perkembangan di masa remaja yang mengarah kepada kemampuan
bereproduksi. Terutama untuk perempuan, pada tahap pubertas kedua ovarium
akan menghasilkan ovum. Pada saat inilah perempuan akan mengalami ovulasi
dan menstruasi. Pada saat menstruasi dan sebelum menstruasi seringkali remaja
putri akan mengalami nyeri pada bagian bawah perut yang disebut dengan
dismenore. Dismenore tidak berbahaya bagi kesehatan, namun apabila tidak
diatasi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman yang dapat mengganggu aktivitas
remaja, baik aktivitas sehari-hari maupun aktivitas di sekolah.
Tujuan Penelitian: Tujuan dilakukannya studi kasus ini adalah untuk mengetahui
gambaran asuhan keperawatan dengan Latihan Abdominal stretching dalam
menurunkan nyeri pada remaja putri dengan dismenore
Metode: Metode studi kasus menggunakan desain deskriptif dengan
menggunakan pendekatan Asuhan Keperawatan. Subyek studi kasus adalah 1
(satu) orang remaja putri yang menderita dismenore. 13 Juni - 17 Juni 2023.
Hasil: Hasil studi kasus menunjukan bahwa latihan abdominal stretching yang
dilakukan pada remaja putri dapat meningkatkan kekuatan otot, daya tahan,
mengurangi ketegangan otot (kram), mengurangi nyeri otot dan mengurangi rasa
sakit pada saat menstruasi.
Kesimpulan: Latihan Abdominal stretching Exercise salah satu cara terapi non
farmakologi yang lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping.
Latihan ini juga dapat meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh darah, yang
menyalurkan darah ke seluruh tubuh termasuk organ reproduksi sehingga aliran
darah menjadi lancar dan hal tersebut dapat menurunkan gejala nyeri menstruasi

Kata Kunci: Dismenore, Abdominal stretching Exercise, Menstruasi

Catatan :
Abstrak ditulis dalam 2 bahasa : Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

vii
ABSTRACT

NURSING CARE TO ADOLESCENT WOMEN THROUGH


ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE WITH VIDEO MEDIA TO REDUCE
DYSMENORHEA PAIN AT SMKN 1 LINGSAR

Husdiyani Azmi, Mas'adah, M. Kep, Mira Utami Ningsih, S. Kep. Ns. M.NSc
Department of Nursing Poltekkes Kemenkes Mataram
Jl. Health V/10, Mataram Timur., Kec. Mataram, Mataram City, West Nusa
Tenggara
E-mail : husdiyaniazmi16@gmail.com

Background: Puberty is a very important part of development in adolescence


which leads to the ability to reproduce. Especially for girls, at the stage of puberty
both ovaries will produce ova. At this time women will experience ovulation and
menstruation. During menstruation and before menstruation, young women often
experience pain in the lower abdomen, which is called dysmenorrhea.
Dysmenorrhea is not dangerous for health, but if not treated it can cause discomfort
that can interfere with adolescent activities, both daily activities and activities at
school.
Research Objectives: The purpose of conducting this case study was to describe
nursing care with abdominal stretching exercises in reducing pain in young women
with dysmenorrhea.
Method: The case study method uses a descriptive design using the Nursing Care
approach. The case study subject was 1 (one) young woman who suffered from
dysmenorrhea. June 13 - June 17, 2023.
Results: The results of the case study show that abdominal stretching exercises
performed on young women can increase muscle strength, endurance, reduce
muscle tension (cramps), reduce muscle pain and reduce pain during
menstruation.
Conclusion: Abdominal stretching exercise is a non-pharmacological therapy that
is safer to use because it does not cause side effects. This exercise can also
increase the number and size of blood vessels, which distribute blood throughout
the body including the reproductive organs so that blood flow becomes smooth and
this can reduce symptoms of menstrual pain.

Keywords: Dysmenorrhea, Abdominal stretching Exercise, Menstruation

Notes :
Abstracts are written in 2 languages: Indonesian and English

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
ABSTRAK. ........................................................................................................ vii
ABSTRACT...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

BAB II TINJAU PUSTAKA ................................................................................. 6


A. Konsep Dismenore ............................................................................. 6
B. Konsep Konsep Nyeri ...................................................................... 10
C. Latihan Abdominal Stretching ......................................................... 20
D. Asuhan keperawatan dengan Dismenore ........................................ 26
E. Kerangka Konsep ............................................................................. 36

BAB III METODE STUDI KASUS .................................................................... 37


A. Rancangan Studi Kasus ................................................................... 37
B. Subjek Studi Kasus .......................................................................... 37
C. Fokus Studi Kasus ........................................................................... 38
D. Definisi Operasional ......................................................................... 38
E. Instrumen Studi Kasus ..................................................................... 39
F. Tempat dan Waktu ........................................................................... 39
G. Pengumpulan Data .......................................................................... 40
H. Penyajian Data ................................................................................. 40

ix
I. Etika Studi Kasus ............................................................................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 43


A. Hasil Studi Kasus.............................................................................. 43
B. Pembahasan Studi Kasus ................................................................ 64
1. Pengkjian Keperawatan ............................................................... 64
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................ 65
3. Intervensi Keperawatan................................................................ 66
4. Impelmentasi Keperawatan .......................................................... 67
5. Evaluasi Keperawatan .................................................................. 68
C. Keterbatasan Studi Kasus ................................................................ 68

BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 69


A. Kesimpulan ....................................................................................... 69
B. Saran ................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 71


LAMPIRAN ...........................................................................................................

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Intervensi Keperawatan.................................................................... 29

Tabel 2. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 53

Tabel 3. Intervensi Kepeawatan ..................................................................... 55

Tabel 4. Impelmentasi Keperawatan .............................................................. 58

Tabel 5. Evaluasi ............................................................................................ 63

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Patway Dismenore ............................................................................ 18

Bagan 2. Kerangka Konsep Asuhan Keperawatan Maternitas ........................ 36

Bagan 3. Genogram .......................................................................................... 47

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cat Stretch ...................................................................................... 21


Gambar 2. Cat Stretch ..................................................................................... 22
Gambar 3. Cat Stretch ...................................................................................... 22
Gambar 4. Lower Truck Rotation...................................................................... 22
Gambar 5. Lower Truck Rotation...................................................................... 23
Gambar 6. Buttock/Hip Stretching .................................................................... 23
Gambar 7. Curl Up ............................................................................................ 24
Gambar 8. Curl Up ............................................................................................ 24
Gambar 9. Lower Abdominal Stretching........................................................... 25
Gambar 10. Lower Abdominal Stretching ........................................................ 25
Gambar 11. The Bridge Position ...................................................................... 26

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian

Lampiran 2. Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 3. Lembar Observasi Asuhan Keperawatan Dengan Latihan Abdominal

Stretching Untuk Mengurangi Nyeri Pada Remaja Putri Dengan

Dismenore

Lampiran 4. Panduan Dalam Latihan Abdominal Stretching

Lampiran 5. Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Maternitas Dengan Pasien

Dismenore

Lampiran 6. Lefleat Dismenore

Lampiran 7. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 8. Dokumentasi

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pubertas merupakan bagian yang sangat penting bagi perkembangan di

masa remaja yang mengarah kepada kemampuan bereproduksi. Terutama untuk

perempuan, pada tahap pubertas kedua ovarium akan menghasilkan ovum. Pada

saat inilah perempuan akan mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada saat

menstruasi dan sebelum menstruasi seringkali remaja putri akan mengalami nyeri

pada bagian bawah perut yang disebut dengan dismenore. Dismenore tidak

berbahaya bagi kesehatan, namun apabila tidak diatasi dapat menyebabkan rasa

tidak nyaman yang dapat mengganggu aktivitas remaja, baik aktivitas sehari-hari

maupun aktivitas di sekolah. Dismenore berdampak tinggi pada kehidupan wanita,

berakibat pada pembatasan aktivitas sehari-hari, prestasi akademik yang lebih

rendah pada remaja, dan kualitas tidur yang buruk, serta memiliki efek negatif pada

suasana hati, menyebabkan kecemasan, dan depresi. (Widayati et al., 2020).

World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2018 bahwa

kejadian dismenore sebesar 90% pada perempuan dan 10-15% diantaranya

mengalami dismenore berat (Apriyanti, dkk, 2018). Di Indonesia sekitar 45-95%

perempuan usia produktif mengalami dismenore. Angka kejadian dismenore di

Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36%

dismenore sekunder. Dismenore primer dialami oleh 60-75% remaja dengan tiga

perempat dari jumlah remaja tersebut mengalami nyeri ringan sampai berat dan

seperempat lagi mengalami nyeri berat (Proverawati dkk, 2018).

Jumlah remaja putri di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) berjumlah 31,801 jiwa, Sedangkan jumlah remaja putri

pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Lombok Barat berjumlah 4,473

jiwa dari 46 SMK di kabupaten Lombok Barat SMKN 1 Lingsar berada diurutan

1
2

pertama dengan jumlah remaja putri 503 jiwa (Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, Tahun 2022/2023).

Menurut Proverawati (2017) Nyeri bisa disebabkan oleh berbagai hal, di

antaranya faktor endokrin yakni karena rendahnya kadar progesterone pada akhir

fase korpus luteum dan peningkatan kadar prostagldanin, Faktor lain adalah

kejiwaan atau gangguan psikis, dan faktor konstitusi seperti anemia dan penyakit

menahun, serta faktor alergi. Nyeri juga mempengaruhi status emosional terhadap

alam perasaan, remaja perempuan yang mengalami dismenore dapat

mengganggu sosial atau aktivitas fisik karena saat mengalami nyeri, penderita

cenderung diam bahkan tidak ingin berinteraksi dengan orang lain, atau justru

cenderung lebih emosional. Status emosional dan dismenore pada perempuan

merupakan suatu pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada

aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organis dan kinetis serta secara

psikologis mampu mempengaruhi emosi seorang perempuan.

Berdasarkan studi pendahuluan, yang telah dilakukan dengan teknik

wawancara, siswa SMKN 1 Lingsar mengatakan apabila dismenore biasanya

diobati dengan obat pereda nyeri dan tidak tahu terapi apa yang akan dilakukan di

rumah saat mengalami dismenore termasuk mengenai terapi non farmakologi

seperti Abdominal strectcing Exercie atau latihan peregangan otot perut.

Terapi farmakologis dan non farmakologis merupakan cara yang dapat

dilakukan untuk menghilangkan dan mengurangi nyeri haid (Rosyida 2019).

Menurut Wulan (2019) Terapi farmakologis dapat menggunakan obat untuk

mengurangi nyeri tetapi dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh di

antaranya bisa mual, muntah, alergi, dan lain-lain dan Terapi non-farmakologi

berupa kompres hangat, pijatan pada pinggang, olahraga, nutrisi yang baik.

Namun penatalaksanaan terapi non farmakologis lebih aman dilakukan karena

tidak menimbulkan efek samping. Salah satu cara non farmakologis adalah
3

dengan melakukan Abdominal stretching Exercise atau peregangan otot perut

(Rosyida, 2017).

Salbilah (2016) banyak peneliti yang mengatakan exercise (Latihan fisik)

dapat mengatasi dismenore dan exercise lebih aman dan tidak mengandung efek

samping karena menggunakan proses fisiologis tubuh. Peneliti menunjukan bawa

latihan fisik mampu memicu endorphin, opiate alami dari dalam tubuh yang mampu

meningkatkan perasaan sejahtera selain mengurangi nyeri. Kadar endorphin

dalam tubuh yang meningkat dapat mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi.

Latihan yang dilakukan secara rutin, dapat meningkatkan jumlah dan

ukuran pembuluh darah, yang menyalurkan darah ke seluruh tubuh termasuk

organ reproduksi sehingga aliran darah menjadi lancar dan hal tersebut dapat

menurunkan gejala nyeri haid (Windastiwi et al. 2017). Abdominal stretching

Exercise atau pereganagan otot perut merupakan salah satu teknik relaksasi yang

dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan

olahraga atau senam tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan

di otak dan susunan syaraf tulang belakang yang berfungsi sebagai obat

penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman

(Silviani, dkk 2020). Abdominal stretching Exercise, yang dilakukan untuk

meningkatkan kekuatan otot, daya tahan dan fleksibilitas otot dapat meningkatkan

kebugaran, mengoptimalkan daya tangkap, meningkatkan mental dan rileksasi

fisik, meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh, mengurangi ketegangan otot

(kram), mengurangi nyeri otot dan mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi

(Windastiwi et al. 2017).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan tindakan prosedural keperawatan dengan mengambil judul “Asuhan

Keperawatan Pada Remaja Putri Melalui Pemberian Latihan Abdominal Stretching

Dengan Media Video Untuk Menurunkan Nyeri Dismenore di SMKN 1 Lingsar”.


4

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada remaja putri Latihan Abdominal

strectcing unuk menurunkan nyeri dismenore?

C. Tujuan Studi Kasus

Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, ada beberapa

tujuan yang ingin dicapai antara lain :

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan dengan Latihan

Abdominal stretching dalam menurunkan nyeri pada remaja putri dengan

dismenore

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan penatalaksanaan asuhan keperawatan dengan

latihan Abdominal stretching dalam menurunkan nyeri pada remaja putri

dengan dismenorea di SMK 1 Lingsar 2023 dengan penerapan langsung

proses keperawatan dan prosedur keperawatan, maka penulis

diharapkan dapat:

a. Melakukan pengkajian pada remaja putri dengan dismenore

b. Melakukan analisa data hasil pengkajian dan menetapkan diagnosa

keperawatan pada remaja putri.

c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada remaja putri dengan

dismenore

d. Melakukan implmentasi keperawatan pada remaja putri dngan

dismemore melalui pemberian tindakan latihan Abdominal stretching

dalam menunnkan nyeri haid.

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada remaja putri.


5

D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat Teoritis

Hasil peneliti ini dapat digunakan sebagai informasi penelitian selanjutnya,

dan dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang akan dilakukan dan

hasilnya nani diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pengembangan

ilmu pengetahuan

2. Manfaat Praktis

1) Manfaat Bagi Remaja Putri

Menambah pengetahuan bagi remaja putri dan mengurangin rasa

nyeri.

2) Ilmu Keperawatan

Dapat menjadi rujukan untuk penerapan asuhan keperawatan pada

remaja putri dengan dismenore.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dismenore

1. Pengertian Dismenore

Dismenore adalah rasa sakit atau nyeri hebat pada bagian bawah

perut yang terjadi saat wanita mengalami siklus menstruasi. Nyeri biasanya

berlangsung sesaat sebelum haid, selama haid, hingga berakhirnya

menstruasi. Nyeri yang terus-menerus membuat penderitanya tidak bisa

beraktivitas (Ratnawati, 2018). Dismenore dapat mengganggu aktivitas

sehari-hari dan menyebabkan penurunan kualitas hidup remaja putri

karena menyebabkan sulit berkonsentrasi karena ketidaknyamanan

(Fitriani, 2020). Terjadinya kontraksi otot uterus yang menyebabkan aliran

darah ke uterus terganggu sehingga menimbulkan rasa nyeri pada saat

menstruasi disebut sebagai nyeri dismenore (Ratnawati, 2018).

2. Klasifikasi Dismenore

Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada

tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati (Judha, 2012).

Dismenore berdasarkan jenis nyeri adalah :

a. Dismenore spasmodik

Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan dibagian bawah

perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore

spasmodik dapat dialami oleh wanita muda maupun Wanita berusia 40

tahun keatas. Sebagian wanita yang mengalami dismenore spasmodik,

tidak dapat melakukan aktivitas

Tanda dismenore spasmodik, antara lain:

1) Pingsan

6
7

2) Mual

3) Muntah

4) Dismenore spasmodik dapat diobati atau berkurang dengan

melahirkan, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut

b. Dismenore kongestif

Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid

datang. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 sampai 3 hari sampai

kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan

nyeri. Bahkan setelah hari pertama haid, penderita dismenore kongestif

akan merasa lebih baik.

Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain:

1) Pegal pada bagian paha

2) Sakit pada daerah payudara

3) Lelah

4) Merasa tersinggung

5) Kehilangan keseimbangan

6) Ceroboh

7) Gangguan tidur

Menurut Judha (2012) dismenore berdasarkan ada tidaknya kelainan atau

sebab yang dapat diamati adalah :

a. Dismenore primer

Dismenore primer terjadi sesudah 12 bulan atau lebih pasca

menarke (menstruasi yang pertama kali). Hal itu terjadi karena siklus

menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarche biasanya

bersifat anovulatoirk yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul

sebelum atau bersama-sama dengan menstruasi dan berlangsung

untuk beberapa jam, walaupun beberapa kasus dapat berlangsung


8

sampai beberapa hari. Sifat nyeri adalah kejang yang berjangkit,

biasanya terbatas di perut bawah, tetapi dapat merambat ke daerah

pinggang dan paha. Nyeri dapat disertai mual, muntah, sakit kepala,

dan diare. Menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri pada remaja

sebagian besar disebabkan oleh dismenore primer.

Menurut Judha (2012) Faktor-faktor yang menyebabkan dismenore,

antara lain :

1) Faktor kejiwaan

Gadis remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika

mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses

menstruasi, mudah mengalami dismenore primer.

2) Faktor konstitusi

Faktor konstitusi berhubungan erat dengan faktor kejiwaan yang

dapat menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor-faktor ini

adalah anemia, kekurangan zat besi dapat menimbulkan

gangguan atau hambatan pada pertumbuhan sel otak dan sel

tubuh yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, termasuk daya

tahan tubuh terhadap nyeri (Lestari, 2011).

3) Faktor obstruksi kanalis servikalis (leher rahim)

Salah satu teori yang menjelaskan dismenore primer adalah

stenosis kanalis servikalis. Sekarang hal tersebut tidak lagi

dianggap sebagai faktor penyebab terjadi dismenore primer

karena banyak perempuan menderita dismenore primer tanpa

stenaosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi,

begitu juga sebaliknya, mioma submukosum bertangkai atau

polip endometrium dapat menyebabkan dismenore primer karena

uterus berkontraksi kuat dan menyebabkan nyeri.


9

4) Faktor endokrin

Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada

dismenore primer disebakan oleh kontraksi uterus yang

berlebihan. Hal itu disebabkan karena endometrium dalam fase

sekresi (fase pramenstruasi) memproduksi prostagladin F2 alfa

yang menyebabkan kontraksi otot polos. Jika jumlah prostagladin

F2 alfa berlebih dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain

dismenore, dijumpai pula efek umum seperti diare, nausea

(mual), dan muntah.

b. Dismenore sekunder

Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan kongenital

atau kelainan organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja. Rasa

nyeri yang timbul disebabkan karena adanya kelainan pelvis,

misalnya endometriosis, mioma uteri (tumor jinak kandungan),

stenosis serviks, dan malposisi uetrus. Dismenore yang tidak dapat

dikaitkan dengan suatu gangguan tertentu biasanya dimulai sebelum

usia 20 tahun, tetapi jarang terjadi pada tahun-tahun pertama setelah

menarke. Dismenore merupakan nyeri yang bersifat kolik dan

dianggap disebabkan oleh kontraksi uterus oleh progesteron yang

dilepaskan saat pelepasan endometrium. Nyeri yang hebat dapat

menyebar dari panggul ke punggung dan paha, seringkali disertai

mual pada sebagian perempuan.

3. Penyebab

Penyebab nyeri dismenore adalah adanya peningkatan oleh

prostaglandin yang ditandai dengan berbagai macam yaitu bisa

dikarenakan penyakit (radang panggul), endometriosis, tumor, kelainan

uterus, selaput darah, atau vagina, stress bahkan cemas yang berlebihan.
10

Untuk penyebab lain nyeri dismenore yaitu karena terjadinya perubahan

hormon. Pada peningkatan prostaglandin, hal ini dapat meningkatkan

kontraktilitas myometrium dan memiliki efek vasokontriksi yang

menyebabkan iskemi pada myometrium sehingga dapat menimbulkan rasa

nyeri (Suhendra et al., 2020).

Para pakar ahli beranggapan mengenai keadaan tertentu kadar

prostaglandin yang berlebih akan menyebabkan kontraksi uterus sehingga

menyebabkan terjadinya nyeri yang bertambah. Prostaglandin yang

berlebih akan menyebar ke seluruh tubuh yang mngakibatkan aktivitas

usus besar sehingga prostaglandin sering menyebabkan sakit kepala,

perubahan suhu pada wajah dan rasa mual ketika mengalami menstruasi

(Lisna, 2019).

B. Konsep Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset

atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung

kurang dari 3 bulan (Putri et al., 2020).

2. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu berlangsungnya, nyeri dibedakan

menjadi dua yaitu:

a) Nyeri Akut Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
11

b) Nyeri Kronis

Sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan

aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan

berintensitas ringgan hingga berat dan konstan yang berlangsung

lebih dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

Menurut Marwadi (2019) berdasarkan proses terjadinya nyeri

dikategorikan menjadi tiga jenis, diantaranya :

a) Nyeri nosiseptif nyeri yang terjadi apabila ada kerusakan atau

cedera pada jaringan tubuh. Cedera yang menyebabkan nyeri

nosiseptif meliputi memar, luka bakar, patah tulang dan nyeri yang

disebabkan karena keseleo.

b) Nyeri psikogenik nyeri yang dipengaruhi oleh faktor psikologis.

Beberapa jenis gangguan mental atau emosional dapat

menyebabkan, memperberat atau memperpanjang rasa nyeri

jenis ini.

c) Nyeri neuropatik nyeri ini timbul karena adanya kelainan pada

saraf. Seseorang yang mengalami nyeri jenis ini akan merasakan

sensasi perih di sepanjang jalur saraf yang terkena atau

merasakan kebas atau mati rasa.

3. Fektor yang mempengaruhi nyeri

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

a) Faktor Fisiologis

1) Kelemahan (Fatigue)

Kelemahan meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan

menurunkan kemampuan untuk mengatasi masalah. Apabila

kelemahan terjadi disepanjang waktu istirahat, persepsi terhadap

nyeri akan lebih besar. Nyeri terkadang jarang dialami stelah tidur
12

atau istirahat cukup daripada di akhir yang panjang ( Potter & Perry,

2010).

2) Usia

Usia memiliki peranan penting dalam mempersiapkan rasa nyeri.

Usia akan memengaruhi seseorang tersebut terhadap sensasi nyeri

baik persepsi maupun ekspresi. Perkembangan usia, baik anak-

anak, dewasa, dan lansia akan sangat berpengaruh terhadapa

nyeri yang dirasakan. Usia anak-anak akan sulit

menginterpresentasikan dan melokalisakan nyeri yang dirasakan

karena belum dapat mengucapkan kata-kata dan mengungkapkan

secara verbal maupun mengekpresikan nyeri yang dirasakan

sehingga nyeri yang dirasakan biasanya akan diinterpretasikan

kepada orang tua atau tenaga kesehatan (Zakiyahh, 2015)

3) Gen

Terhadap orang yang sehat mengungkapkan bahwa informasi

genetik yang diturunkan dari orangtua memungkinkan adanya

peningkatan atau penurunan sensivitas seseorang terhadap nyeri.

Gen yang ada di dalam tubuh kita dibentuk dari kombinasi gen ayah

dan gen ibu. Nantinya, gen yang paling dominan yang akan

menentukan kondisi fisik dan psikologis ( Andarmoyo, 2013).

b) Faktor Psikologis

Tingkay dan kualitas nyeri yang diterima klien berhubungan dengan arti

nyeri tersebut. Kecemasan kadang meningkatkan persepsi terhadap

nyeri, tetapi nyeri juga menyebabkan perasaan cemas. Respon

emosional pada nyeri melibatkan girus cingulat anterior dan korteks

prefrontal ventral kanan. Sirkuit serotonin dan norepinefrin juga terlibat

dalam modulasi stimulus sensoris, yang mungkin memperngaruhi


13

bagaimana depresi dan pengobatan antidepresan berefek pada

persepsi nyeri (Khasanah, 2012).

c) Faktor Sosial

1) Keluarga dan Dukungan Sosial

Meski nyeri masih terasa, tetapi kehidupan keluarga ataupun teman

terkadang dapat membuat pengalaman nyeri yang menyebabkan

stress berkurang. Klien dan kelompok sosial budaya berbeda

memiliki, harapan yang berbeda tentang orang, tempat mereka

menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri, klien yang

mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga

atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan, atau

perlindungan. Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali

pengalamam nyeri membuat klien semakin tertekan (Potter & Perry,

2010).

2) Perhatian

Tingkatan dimana klien memfokuskan perhatian terhadap nyeri

yang dirasakan, memperngaruhi persepsi nyeri. Meningkatkan

perhatian berhubungan dengan kurangnya respon nyeri (Potter &

Perry, 2010).

3) Pengalaman sebelumnya

Frekuensi terjadinya nyeri dimana dimasa lampau cukup sering

tanpa adanya penanganan atau penderitaan adanya nyeri

menyebabkan kecemasan bahkan ketakutan yang timbul secara

berulang. Jika orang tersebut belum merasakan nyeri sebelumnya

maka akan tersiksa dengan keadaan tersebut. Sebaliknya, jika

seseorang sudah mengalami nyeri yang sama maka akan dianggap


14

biasa, karena sudah paham tindakan apa yang dilakukan untuk

menghilangkan rasa nyeri tersebut (Andarmoyo,2013).

4) Ansietas

Seseorang yang mengalami nyeri justru akan berdampak buruk

bagi psikologis seseorang. Nyeri juga dapat menyebabkan

seseorang merasa cemas dan takut dengan kondisi yang dialami

(Andarmoyo, 2013).

5) Faktor spiritual

Spiritual menjangkau antara agama dan mencakup pencarian

secara aktif terhadap makna situasi dimana seseorang menemukan

dirinya sendiri. Spiritual membuat seseorang mencari tahu makna

atau arti dari nyeri yang dirasakan, seperti mengapa nyeri ini terjadi

pada dirinya, apa yang telah dilakukan selama ini, dan lain-lain

(Potter & Perry,2010).

6) Faktor Koping

Mekanisme koping pada seseorang akan berpengaruhi terhdap

sensasi nyeri yang dirasakan. Seseorang dengan lokus kendali

internal akan mempersepsikan diri Sebagai seseorang yang bisa

mengendalikan sesuatu seperti nyeri. Sebaliknya seseorang

dengan lokus kendali eksternal akan susah dalam mengatasi

sensasi nyeri yang dirasakan (Zakiyah,2015)

4. Tanda dan gejala nyeri

Tanda dan gejala nyeri ada bermacam macam perilaku yang

tercermin dari pasien. Secara umum orang yang mengalami nyeri akan

dapat respon psikologis berupa :

a. Suara : menangis, merintih, menarik/menghembuskan nafas

b. Ekspresi wajah: meringis, meringu mulut


15

c. Menggigit lidah, mengatup gigi, dahi berkerut, tertutup /membuka

mata atau mulut, mengigit bibir.

d. Pergerakan tubuh : kegelisahan, mondar-mandir, gerakan

menggosok atau berirama, bergerak melndungi bagian tubuh,

immobilisasi, otot tegang.

e. Interaksi sosial : menghindari percakapan dan kontak sosial, berfokus

beraktifitas untuk mengurangi nyeri, disorientasi waktu.

5. Proses atau mekanisme nyeri

Proses fisiologis yang berhubungan dengan persepsi nyeri diartikan

Sebagai nosisepsi. ada empat proses yang terlibat dalam mekanisme nyeri

sebagai berikut:

a. Transduksi

Aktivasi dari reseptor nyeri terjadi selama proses transduksi.

Transduksi merupakan proses dari stimulus nyeri yang diubah ke

bentuk yang dapat diakses pleh otak. Selama fase transduksi,

stimulus berbahaya (cedera jari tangan) memicu pelepasan mediator

biokimia misal prostaglandin, bradykinin, serotinin, histamin.

1) Bradykinin adalah vasodilator kuat untuk meningkatkan

permeabilitas kapiler dan mengalami kontraksi otot polos,

memiliki peran yang penting dari mediator kimia nyeri pada

bagian yang Cidera sebelum nyeri mengirimkan pesan keotak.

Bradykinin juga pemacu pengeluaran histamin dan kombinasi

dengan respon inflamasi seperti adanya kemerahan

pembengkakakn, dan nyeri yang merupakan ciri khas adanya

reaksi inflamasi.

2) Prostaglandin adalah hormon seperti substansi tambahan untuk

mengirim stimulus nyeri ke CNS.


16

3) subtansi P/zat P merupakan reseptor sensitif pada saraf untuk

merasakan nyeri dan meningkatkan tingkat penembakan saraf

prostaglamdin, subtansi P, dan Serotonim (adalah hormon yang

akan aktif untuk menstimulasi otot polos, menghambat sekresi

lambung proses vasokonstriksi) yaitu nerurotrasmitter atau

substansi baik untuk meningkatkan atau menghambat target

sarat. Proses transduksi dimulai ketika nociceptor yaitu reseptor

yang bertungsi untuk menerima rangsangan nyeri teraktivasi.

Aktivasi reseptor ni (nociceptor) merupakan sebagai bentuk

respon terhadap stimulus yang datang seperti kerusakan

jaringan.

b. Transmisi

Implus nyeri berjalan dari serabut saraf tepi ke medula spinalis. Zat P

bertindak sebagai neurotransmiter, yang meningkatkan pergerakan

implus menyebrangi setiap sinaps dari neuron ateren primer ke

neuron ordo kedua di kornu dorsalis medula spinalis. tranmisi dari

medula dan asendens, melalui traktus spinotalamikus, ke batang otak

dan talamus. Lalu melibatkan transmisi sinyal antara talamus ke

korteks sensorik somatik tempat terjadinya persepsi nyeri.

c. Persepsi

Persepsi dari nyeri melibatkan proses sensori bahwa akan dating

persepsi nyeri. Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang

terhadap nyeri. Stimulus nyeri ditransmisikan naik ke medulla spinalis

ke thalamus dan ke otak tengah. dari talamus, serabut

menstransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak, termasuk

korteks sensori dan kortek asosiasi (kedua lobus parietalis), lobus

frontalis, dan sistem imbik. ada sel-sel didalam limbik yang diyakini
17

mengontrol emosi, khususnya ansietas selanjutnya diterjemahkan

dan ditindak lanjut berupa tanggapan terhadap nyeri tersebut.

d. Modulasi

proses dimana sensasi nyeri dihambat atau dimnodifikasi disebut

modulasi. Sensai nyeri diantaranya dapat diatur atau dimodifikasi oleh

subtansi yang dinamakan neuromodulator. neuromodulator

mnerupakan campuran dari opioid endogen yang keluar secara alami,

seperti morphin pengatur kimia di ganglia spinal dan otak. Mereka

memeiliki aktifitas analgetik dan mengubah persepsi nyeri. Endorphin

dan ekephalin merupakan neuromodulator opioid. Endorphin

diproduksi si sinap neural tepatnya titik sekitar CNS. Endorphin ini

merupakan penghambat kimia nyeri terkuat yang memiliki efek

analgesik lama memproduksi euphoria. Enkephalin yang mana

tersebar luas seluaruhnya di otak dan ujung dorsal di ganglia spinal,

dipertimbangkan sedikit potensi dari pada endorphin. Enkephalin

dapat mengurangi sensasi nyeri oleh penghambat yang dilepaskan

dari subtansi P neuron afferent terminal.


18

6. Patway

Faktor psikologis, faktor endokrin


Penyakit endrometitis, kista ovarium, trauma
Hipoksia uterus

FSH-RH dikeluarkan hipotalamus

LH- RH dikeluarkan hipotalamus

PIH ( prolactin inhibilatory hormone ) menghambat hipofisis

Mengeluarkan prolactin
Dismenore sekunder
Tidak terjadi kehamilan

Regresi korpus luteum

Progesteron menurun

Labilisasi membrane lisosom ( mudah pecah )

Enzim fosfolispape A2 meningkat

Hidrolisis senyawa fosfolip

Terbentuk asam arakidona

PGF2 prostagladin PGF 2a


PGF 2 dan PGF 2a dalam darah meningkat
Myometrium terangsang
Nyeri akut
Meningkatkan kontraksi dan distritmia uterus
Iskemi Dismenore primer Nyri haid Ansietas

Intoleransi aktivitas
Bagan 1. Patway Dismenore

Sumber: ( Fira & Kusumawati, 2021 )


19

7. Pengukuran skala nyeri

Pengukuran skala nyeri Pengukuran skala nyeri dalam penelitian ini

menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). skala penilaian numerik lebih

digunakan sebagai pengganti alat deskripsi kita. Klien menilai nyeri dengan

menggunakan skala 0-10. skala paling efektif digunakan saat mengkaji

intensitas nyeri sebelun dan setelah intervensi terapeutik.

Keterangan skala nyeri

Skala Nyeri

Keterangan (kriteria nyeri)

0 : Tidak ada keluhannyeri haid/kram diarea perut bagian

(Tidak Nyeri) bawah, wajah tersenyum, vocal positit, bergerak dengan

mudah, tidak menyentuh atau menunjukakan arean yang

nyeri.

1-3 : Terasa kram pada perut bagian bawah, tetapi masih dapat

(Nyeri Ringan) ditahan, masih dapat melakukan aktivitas, masih dapat

berkonsentrasi dlam belajar

4-6 : Terasa kram diarea perut bagian bawah, kram/nyeri

(Nyeri Sedang) setersebut menyebar ke pinggang, kurang nafsu makan,

sebagian aktivitas dapat terganggu, sulit/susah

berkonsentrasi belajar, terkadang merengek kesakitan,

wajah netral, tubuh bergetar secara netral, menepuk/meraih

area yang terasa nyeri.


20

7-9 : Terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri

(Nyeri Berat) menyebar ke pinggang, paha atau punggung, tidak ada

nafsu makan, mual, badan lemes, tidak kuat bersktifitas,

tidak adapat berkonsentrasí dalam belajar, menangis,

wajah mengkerut/meringis, kaki dan tanagn tegang/tidak

dapat digerakkan.

10 : Terasa kram yang berat sekali pada perut bagian bawah,

(Nyeri Sangat terasa kram yang berat sekali pada perut bagian bawah,
Berat) nyeri menyebar ke pinggang, kaki, punggung, mau makan,

mual, muntah, sakit kepala, badan tidak bertenaga, tidak

bisa berdiri atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat

beraktivitas, tangan menggenggam, mengatupkan gigi,

menjerit, terkadang bisa sampai pingsan.

C. Latihan Abdominal stretching

1. Definisi Terapi Abdominal stretching

Terapi Abdominal stretching exercise adalah suatu latihan

peregangan otot terutama pada bagian perut yang dilakukan selama 10-15

menit, dilakukan untuk membantu meningkatkan perfusi darah ke uterus

dan merileksasikan otot pada uterus, sehingga tidak terjadi metabolism

anaerob (seperti, glikolisis dan glikogenolisis) yang akan menghasilkan

asam laktat, dimana jika terjadi penumpukan asam laktat akan

menyebabkan seseorang mengalami kelelahan/nyeri/kram pada otot.

Penumpukan asam laktat tersebut dapat dikurangi dengan proses oksidasi

sehingga diperlukan terapi alternatif guna melancarkan aliran darah yang

membawa oksigen untuk menghilangkan kelelahan pada otot tersebut

(Faridah et al., 2019).


21

2. Manfaat Terapi Abdominal stretching

Manfaat melakukan terapi Abdominal stretching exercise adalah

untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan dan fleksibilitas otot-otot

sekitar abdomen menjadi rileks, meregang dan terjadi pelebaran sehingga

membantu dalam melancarkan sirkulasi darah dan oksigen pada otot

sekitar perut yang menyebabkan dismenore (Partiwi, 2021).

Teknik Latihan Abdominal stretching

1) Cat stretch

Posisi awal: posisikan tengan dan lutut di lantai, kemudian posisi tangan

lurus di bawah bahu, lutut di bawah pinggul, kaki di relaks, pandangan mata

ke lantai.

a) Posisi punggung dilengkungkan, kemudian perut kearah lantai

senyaman mungkin. Dagu ditegakkan dan pandangan mata ke

lantai. Tahan selama 10 detik sambil dihitung dengan suara,

kemudian relaks dan tarik nafas dalam

Gambar 1. Cat Stretch Step 1

b) Kemudian punggung digerakkan ke atas dan posisi kepala

menunduk ke lantai. Tahan selama 10 detik sambil dihitung

dengan bersuara, lalu relaks.


22

Gambar 2. Cat Stretch Step 2

c) Duduk di atas tumit, kemudian rentangkan lengan ke depan sejauh

mungkin. Tahan selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara,

lalu relaks sambil nafas dalam melalui hidung dan keluarkan

melalui mulut.

Gambar 3. Cat Stretch Step 3

2) Lower trunk rotation

Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki di lantai, kedua

lengan dibentangkan keluar.

a) Putar perlahan lutut ke kanan sedekat mungkin dengan lantai.

Pertahankan bahu tetap dilantai. Tahan selama 20 detik sambil

dihitung dengan bersuara.

Gambar 4. Lower Trunk Rotation Step 1


23

b) Putar perlahan kembali lutut ke kiri sedekat mungkin dengan lantai.

Pertahankan bahu tetap di lantai. Tahan selama 20 detik sambil

dihitung dengan bersuara, kemudian kembali ke posisi awal.

Gerakan dilakukan sebanyak tiga kali.

Gambar 5. Lower Trunk Rotation Step 2

3) Buttock hip stretch Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk.

a) Letakkan pergelangan kaki kanan pada paha kiri di atas lutut.

b) Pegang bagian belakang paha dan tarik sampai sedekat mungkin

dengan dada dan senyaman mungkin. Tahan posisi tersebut

sampai 20 detik sambil dihitung dengan bersuara, lalu kembali ke

posisi awal dan relaks.

Gambar 6. Buttock/Hip Stretch

Lakukan hal yang sama pada kaki kiri.

Gerakan dilakukan sebanyak 3 kali.


24

4) Abdominal strengthening : curl up Posisi awal: posisikan berbaring

terlentang, lutut di tekuk, kaki di lantai, kemudian tangan di bawah

kepala.

a) Melengkungkan punggung dari lantai dan dorong kearah langit-

langit. Tahan selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara.

Gambar 7. Curl Up Step 1

b) Meratakan punggung di lantai dengan mengencangkan otot-otot

perut dan bokong.

c) Melengkungkan sebagian tubuh bagian atas kearah lutut, tahan

selama 20 detik.

Gambar 8. Curl Up Step 2

Gerakan dilakukan sebanyak 3 kali.

5) Lower abdominal strengthening Posisi awal: posisikan berbaring

terlentang, lutut ditekuk, lengan dibentangkan sebagian keluar.

a) Meletakkan bola antara tumit dan bokong. Ratakan punggung

bawah ke lantai dengan mengencangkan otot-otot perut dan

bokong
25

Gambar 9. Lower Abdominal Strengthening Step 1

b) Perlahan tarik kedua lutut kearah dada sambil menarik tumit dan

bola, kencangkan otot bokong. Jangan melengkungkan punggung.

Gambar 10. Lower Abdominal Strengthening Step 2

Gerakan dilakukan sebanyak 15 kali.

6) The bridge position

The bridge position tidak dianjurkan bagi yang mengalami sakit leher.

Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki dan siku di lantai,

lengan dibentangkan sebagian keluar.

a) Ratakan punggung di lantai dengan mengencangkan otot-otot

perut dan bokong.

b) Angkat pinggul dan punggung bawah untuk membentuk garis lurus

dari lutut ke dada.


26

Gambar 11. The Bridge Position

Tahan selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara,

kemudian perlahan Kembali ke posisi awal dan relaks.

Gerakan dilakukan sebanyak 3 kali.

D. Asuhan keperawatan dengan Dismenore

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama didalam

memberIkan asunan keperawatan. Perawat harus mengumpulkan data

tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat,

Singkat dau berkesinambungan. Kebenaran data sangat penting dalam

merumuskan diagnosa keperawatan, merencanakan asuhan

keperawatan, serta melakukantindakan keperawatan untuk mengatasi

masalah-masalah klien. Pengumpulan data juga harus dapat

menggambarkan status kesehatan klien dan kekuatan masalah-masalah

yang dialami oleh klien.

Adapun karakteristik yang dapat dikaji pada proses asuhan

keperawatan dengan dismenorea menurut (Rahmawati A, 2018), yaitu

sebagai berikut

a. ldentitas pasien yang meliputi nama, umur, tempat tingal, dan

pekerjaan.
27

b. Pemeriksaan pasien yang meliputi pengecekan tekanan darah, denyut

nadi, suara jantung dan suhu tubuh.

c. Rawayat penyakit dahulu : tanyakan atau perlu dikaji apakah pasien

mempunyai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan

dismenorea, dan kaji riwayat nyeri yang serupa timul pada saat setiap

siklus haid. Dismenorea primer biasanya mulai saat setelah menarche.

Riwayat gelaja neurologis seperti kelelahan yang berlebihan Ketika

siklus menstruasi, atau pernah memiliki endometriosis.

d. Riwayat penyakit sekarang biasanya pasien mengeluh nyeri pada

abdomen Ketika siklus menstruasi berlangsung, dan nyeri itu menjalar

sampai pada pinggang bawah, mengalami sakit kepala atau pusing,

badan terasa lemas atau letih, mual,sakit daerah bawah pinggang.

e. Riwayat penyakit keluarga: tanyakan atau perlu dikaji apakah ada

keluara yang memiliki gejala penyakit gangguan menstruasi sama

seperti pasien, atau penyakit keturunan dari keluarga.

f. Gelaja utama yang dikeluhkan nyeri dibagian abdomen dan daeta

sekitar abdomen.

g. Riwayat mentruasi, meliputi:

1) Pertama kali menstruasi umur 12 tahun

2) Siklus teratur 28 hari

3) Banyaknya normal

4) Lamanya tujuh hari

5) Kcluhan nyeri dismenorea

h. Riwayat menikah

i. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi.

j. Pemeriksan tambahan, meliputi :


28

1) Pemeriksaan Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan

peritoneum atau suatu keadaan patologik yang terlokalisir, serta

bising usus normal.

2) Pemeriksaan pelvis pada kasus dismenorea primer, pemeriksaan

pelvis akan menghasilkan data normal.

3) Ekstremitas (integument atau muskuloskletal) turgor kulit normal,

warma kulit normal, kontraktur pada persendian ekstremitas tidak

ada, kesulitan dalam pergerakan tidak ada.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan

rencana tindakan asuhan keperawatan. Diagnosa keperawatan sejalan

dengan diagnosa medis sebab dalam mengumpulkan data-data saat

melakukan pengkajian keperawatan yang dibutuhkan untuk menegakkan

diagnosa keperawatan ditinjau dari keadaan penyakit dalam diagnosa

medis.

Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat pada proses asuhan

keperawatan pada remaja putri dengan dismenorea menurut (Rahmawal

2018), yaitu sebagai berikut:

a. Ansietas berhubungan dengan pengetahuan yang tidak memadai

tentang penyakit yang dideritanya dan perubahan status kesehatan.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sakit perut karena

dismenorea.

c. Nyeri berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas uterus, sarat

nyeri uterus, dan hipersensitivitas.

d. Nutrisi yang masuk kedalam tubuh pasien tidak sesuai normalnya

sehingga pasien mengalami penurunan jumlah nutrisi berhubungan

dengan mual dan muntah yang dialami pasien.


29

e. Koping Individu menjadi tidak efektif berhubungan dengan emosional

berlebih yang dihasilkan dari homon.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari tahap proses keperawatan yang

melıputi tujuan perawatan, penetapan kriteria hasil, penetapan rencana

tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk memecahkan masalah

yang dialami klien serta rasional dari masing-masing rencana tindakan

yang akan diberikan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi

desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah

yang diidentifikasi pada nada diagnosa Keperawatan. Pada tahap ini

perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi

masalah dan meningkatkan status kesehatan pasien.

Berdasarkan buku (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

POKJA SDKI DPP PPNI 2018

1. Nyeri Akut, SDKI (D.0077), SLKI (L08066), SIKI (I.08238)

2. Ansietas, SDKI (D.0080), SLKI (L.09093), SIKI (I.09314)

3. Intoleransi Aktivitas, SDKI (D.0056), SLKI (L.05047), SIKI (I.05178)

No SDKI SLKI SIKI

1. SDKI (D.0077) SLKI (L08066) SIKI (I.08238)


Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
agen tindakan keperawatan OBSERVASI
pencedara selama 3 x 30 menit 1. Identifikasi lokasi,
fisiologis diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
menurun dengan frekuensi, kualitas,
kriteria hasil : intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
30

1. Mampu mengenali 3. Identifikasi respon nyeri


kapan terjadinya non verbal
nyeri (dari 1 ke 3) 4. Idenifikasi faktor yang
2. Menggambarkan memperberat dan
faktor penyebab dari memperingan nyeri
nyeri (dari 1 ke 3) 5. Identifikasi pengetahuan
3. Mampu dan keyakinan tentang
menggunakan nyeri
terapi non- 6. Identifikasi pengaruh
farmakologis (dari 1 nyeri pada kualitas hidup
ke 3) 7. Monitor keberhasilan
4. Mengeluh nyeri terapi komplementer
menurun (dari 3 ke yang sudah diberikan
1) 8. Monitor efek samping
penggunaan analgetik

TRAPEUTIK
9. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
10. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
11. Fasilitasi istirahat tidur
12. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

EDUKASI
13. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
14. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
31

15. Anjurkan memonitor


nyeri secara mendiri
16. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
17. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

KOLABORASI
18. Kolaborasi pemberian
analgetik , jika perlu

2. SDKI (D.0080) SLKI (L.09093) SIKI (I.09314)


Ansietas b/d Setelah dilakukan REDUKSI ANSIETAS
kurang tindakan keperawatan OBSERVASI
terpapar selama 3 x 30 menit 1. Identifikasi saat tingkat
informasi diharapkan Ansietas ansietas berubah
menurun dengan 2. Identifikasi kemampuan
kriteria hasil : mengambil keputusan
1. khawatir akibat 3. Monitor tanda-tanda
kondisi yang ansietas
dihadapi menurun
(dari 3 ke 1) TRAPEUTIK
2. Perilaku gelisah 4. Ciptakan suasana
menurun (dari 3 ke trapeutik untuk
1) menumbuhkan
3. Pola tidur membaik kepercayaan
(dari 1 ke 3) 5. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
6. Pahami situasi yang
membuat ansietas
7. Dengarkan dengan
penuh perhatian
32

8. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
9. Tempatkan barang
pribadi yang memberikan
kenyamanan
10. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
11. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang

EDUKASI
12. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
13. Informasikan secara
faktual mengenai
dignosis, pengobatan,
prognosis
14. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien,
jika perlu
15. Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
16. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
17. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
33

18. Latih penggunaan


mekanisme pertahanan
diri yang tepat
19. Latih teknik rlaksasi

KOLABORASI
20. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu

3. SDKI (D.0056) SLKI (L.05047) SIKI (I.05178)


Intoleransi Setelah dilakukan MANAJEMEN ENERGI
Aktivitas b/d tindakan keperawatan OBSERVASI
kelemahan selama 3 x 30 menit 1. Identifikasi gangguan
diharapkan pasien fungsi tubuh yang
dapat beraktivitas mengakibatkan
dengan kriteria hasil : kelelahan
1. Kemudahan dalam 2. Monitor kelelahan fisik
melakukan dan emosional
aktivitas sehari- 3. Monitor pola dan jam
hari meningkat tidur
(dari 1 ke 3) 4. Monitor lokasi dan
2. Keluhan lelah ketidaknyamanan
menurun (dari 3 ke selama melakukan
1) aktivitas
3. Perasaan lemah
menurun (dari 3 ke TRAPEUTIK
1) 5. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
6. Lakuan latihan rentang
gerak pasif dan aktif
7. Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
34

8. Fasilitasi duduk di sisi


tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan

EDUKASI
9. Anjurkan tirah baring
10. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
11. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

KOLABORASI
12. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

4. Pelaksanaan

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan

rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan

guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil

akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan (Suara & Een, 2013).

a. Ekspresi pada wajah pasien tidak tegang lagi atau meringis.


35

b. Pasien mengatakan dirinya merasa nyaman.

c. Tanda-tanda vital pasien dalam tanda batas normal,

1) Tekanan darah normal (100 -140 mmHg/ 60-90 mmHg).

2) Nadi normal (60-100 x / menit).

3) Pernafasan normal (16-24 x/ menit).


36

E. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep asuhan keperawatan maternitas pada klien dengan

Dismenore

Faktor Resiko:
1. Usia
2. Usia menarce
3. Lama menstruasi
4. kecemasan

Askep Nyeri Disminorhea

Pengkajian
Diagnosa
Interveni
Impelmentasi
Nyeri Nyeri Nyeri
Evaluasi Teratasi Teratasi Tidak
Sebagian Teratasi
Keterangan bagan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Terdapat hubungan

Bagan 2 . Kerangka Konsep Asuhan Keperawatan Maternitas

(Modifikasi Askep Nanda NIC-NOC dalam teori Price, 2016)


BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi

Kasus Karya tulis ilmiah yang digunakan adalah studi kasus deskriptif.

Studi kasus berorientasikan pada asuhan keperawatan dengan pendekatan

yang dilaksanakan secara konperhensif dimana bentuk pelaporannya lebih

memaparkan secara mendalam salah satu tindakan fokus sesuai masalah

(prosedur tindakan tertentu) dari rencana tindakan keperawatan menurut

asosiasi institusi pendididkan vokasi keperawatan Indonesia (AIPVIKI, 2017).

Studi kasus ini membahas tentang asuhan keperawatan dengan latihan

Abdominal stretching untuk mengurangi nyeri pada remaja putri dengan

dismenorea.

B. Subyek Studi

Kasus Subyek studi kasus merupakan bagian dari populasi yang dapat

dijangkau dan dapat dipergunakan sebagai subjek Karya Tulis Ilmiah untuk

menyeleksi bagian dari populasi yang dapat mewakili sebagian subyek pada

studi kasus tersebut. Dalam subyek studi kasus ini menggunakan orang yang

dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus.

Berdasarkan ketetapan teori tentang subyek studi kasus diatas, maka

jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 1 (satu) orang remaja putri yang

menderita dismenore. Dalam studi kasus ini terdapat kriteria inklusi dan

eksklusi yaitu :

1. Kriteria inklusi

a. Remaja putri yang mengalami nyeri dismenore, skala nyeri sedang (4-

6).

b. Usia 15-18 tahun.

37
38

c. Bersedia menjadi responden dari awal sampai dengan akhir penelitian.

2. Kriteria ekslusi

a. Remaja putri yang mengalami skala nyeri berat (7-10).

b. Responden dalam pengawasan terapi farmakologi.

C. Fokus Studi

Fokus studi kasus ini adalah penerapan latihan Abdominal stretching

pada remaja putri yang mengalami dismenorea melalui pendekatan proses

keperawatan dimulai dari pengkajian , diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, sampai evaluasi.

D. Definisi Operasional

1. Auhan keperawatan pada remaja putri melalui pemberian latihan

Abdominal Stretching dengan media vidio untuk menurunkan nyeri

dismenor adalah proses pendekatan yang diberikan langsung kepada

pasien Dismenore di SMKN 1 Lingsar. Proses keperawatan yang terdiri

dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2. Latihan Abdominal stretching adalah suatu latihan peregangan otot yang

digunakan responden untuk mengatasi nyeri haid (dismenore) pada

responden yang sedang mengalami nyeri haid. Instrument yang

digunakan adalah SOP gerakan latihan Abdominal stretching cara ukur

dengan cara observasi responden.

E. Instrumen Studi

Instrumen yang digunakan dalam studi kasus ini adalah form asuhan

keperawatan maternitas, standar operasional prosedur teknik latihan

Abdominal stretching, lembar balik teknik latihan Abdominal stretching, vidio

teknik latihan Abdominal Stretching, dan pengukur skala nyeri menggunakan

Nurmeric Rating Scale (NRS).


39

F. Pengumpulan Data

1. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang men

gajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2010). Teknik wawancara

dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara

dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara sistematis

dan pertanyaan yang diajukan telah disusun dalam format askep.

2. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik.

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk melihat

dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti

memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang ditelit.

Dalam penelitian ini, dilakukan observasi secara langsung dan

mengunakan beberapa model instrument seperti observasi menggunakan

lembar observasi skala

3. Pemeriksaan fisik : menggunakan alat termometer, tensimeter, stetoskop

G. Tempat Dan Waktu

1. Tempat penelitian yaitu di SMK 1 LINGSAR.

2. Waktu penelitian dilakukan pada 14 juni sampai dengan 17 Juni 2023.

H. Penyajian Data

Untuk studi kasus data yang disajikan secara deskriptif melalui tahap

tahap proes keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

I. Etika Studi Kasus

Etika studi kasus adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan studi kasus yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
40

(subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Sebelum melakukan penelitian,

peneliti terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari institusi untuk mengajukan

permohonan izin kepada institusi/lembaga tempat penelitian. Dicantumkan

etika yang mendasari penyusunan studi kasus yang terdiri :

1. Voluntary

Informed voluntary yaitu bentuk lembar persetujuan yang diberikan

sebelum penelitian dilakukan sebagai bentuk ketersedian menjadi

responden. Tujuannya adalah subyek dapat mengerti maksud tujuan dari

penelitian dan juga dapat mengetahui dampaknya. Pada lembar

persetujuan, responden menandatangani dan setuju berpartisipasi

dalam penelitian ini dengan sukarela tanpa paksaan.

2. Anonymity

Anonymity adalah penulis memberikan kebebasan untuk memberikan

responden terkait dengan bersedianya atau tidak untuk mengikuti

kegiatan dan berhak tidak diketahui namanya, bisa juga menggunakan

inisial ataupun kode serta dijaga kerahasiaanya. Pada penulisan ini,

penulis hasil penelitian dengan hanya mencantumkan nama inisial saja.

3. Confidentiality

Confidentiality adalah semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya. Semua catatan dan juga data responden disimpan

sebagai dokumentasi penulis. Pada hasil riset penelitian juga memenuhi

hak pasien dengan tidak menyebarluaskan privasi. Pada penulisan ini,

tenaga kesehatan wajib merahasiakan segala sesuatu yang telah

dipercayakan pasien kepadanya, baik berupa intormasi mengenai

penyakitnya dan tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan,


41

kecuali jika pasien mengizinkan atau atas perintah undang-undang untuk

kepentingan pembuktian. Dalam penelitian ini peneliti memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan hasil penelian maupun publikasi.

4. Beneficience

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,

memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan

kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang

lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik

antara prinsip ini dengan otonomi. Berdasarkan prinsip beneficence,

perawatan kesehatan memberikan upaya pelayanan kesehatan dengan

menghargai otonomi pasien. Hal ini dilakukan sesuai dengan

kemampuan dan keahliannya.

5. Nonmaleficence

Nonmaleficence (tidak merugikan) berarti tidak menimbulkan

bahaya/cedera fisik dan psikologis pada pasien. Prinsip nonmaleficence

berarti bahwa tenaga kesehatan dalam memberikan upaya pelayanan

kesehatan harus senantiasa dengan niat untuk membantu pasien

mengatasi masalah kesehatannya.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan akan menguraikan hasil penelitian dengan pembahasan

“Asuhan Keperawatan Pada Remaja Putri Melalui Pemberian Latihan Abdominal

Stretching Dengan Media Video Untuk Menurunkan Nyeri Disminorhea Di SMKN

1 Lingsar”. Adapun hasil penelitian yang didapatkan meliputi gambaran umum

lokasi studi kasus, proses keperawatan dan hambatan-hambatan saat dilakukan

penelitian.

A. Hasil Studi Kasus

Asuhan keperawatan dilakukan pada An. N yang berlangsung selama 4

hari mulai tanggal 14 Juni 2023 sampai dengan 17 Juni 2023. Asuhan

Keperawatan dilakukan melalui proses keperawatan dengan langkah-langkah

sebagai berikut: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

1. Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus

SMKN 1 Lingsar dibuka pada tahun 2004 dan belum terakreditasi

dengan status mutu sekolahnya Pra SSN ( Sistem Standardisasi

Nasional). Sekolah ini beralamat di Jalan Gora II No. 4 Desa Batu

Kumbung Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat. SMKN 1 Lingsar ini memiliki jumlah murid 479 dan jumlah

guru 72, dengan jumlah guru laki- lakinya 49 dan guru perempuan 23.

Guru tetap yang ada di sekolah ini berjumlah 29, guru tetap laki- laki 22

dan guru tetap perempuan 7, sedangkan guru tidak tetap berjumlah 43,

guru tidak tetaplaki- laki 27 dan guru tidak tetap perempuan 16. SMKN 1

Lingsar ini memiliki 4 kejuruan yaitu Multimedia ( TI), Pariwisata, Otomotif,

dan Tata Busana. Fasilitas yag ada di sekolah ini adalah selain memiliki

42
43

ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU dan Ruang BK

sekolah ini memiliki 1 Bengkel, 1 Lab untuk jurusan TI, 1 ruang praktek

Tata Busana, dan 1 ruang praktek untuk jurusan Pariwisata, 1

Perpustakaan, dan 1 UKS.

Visi dan Misi SMKN 1 Lingsar adalah sebagai berikut :

- Visi :

1) Menjadikan Sekolah Menengah Kejuruan Berstandar

Internasional yang Tamatannya Profesional, Berbudi Pekerti

Luhur, Berwawasan Lingkungan serta Berkompetisi di Era Global.

- Misi :

1) Menerapkan manajemen standar iso dalam pengelolaan sekolah

2) Meningkatkan Profesionalisme.

3) Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan.

4) Membangun serta memberdayakan SMK bertaraf internasional

sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa dan

keunggulan kompetitif di pasar nasional dan global.

5) Mengembangkan kerjasama industri, berskala nasional maupun

internasional

2. Proses Keperawatan Studi Kasus

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan

terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan

pada reaksi dan respon unik individu pada suatu kelompok atau

perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik aktual

maupun potensial. Proses keperawatan diartikan sebagai pendekatan

yang digunakan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan,

sehingga kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.


44

a. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah suatu proses pengumpulan data secara

sistematis untuk menentukan status kesehatan dan fungsional kerja

serta respon klien pada saat ini dan sebelumnya.

1) Identitas Pasien

Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 Juni 2023 di SMKN 1

Lingsar pada pukul 09.00 WITA dan diperoleh data sebagai

berikut, nama pasien An “N”, umur 17 Tahun, Suku/Bangsa

Sasak/Indonesia, Agama Hindu, Pendidikan SMK, Pekerjaan

belum bekerja, Alamat Buwun sejati, Status perkawinan belum

menikah

Identitas Penanggung Jawab

Nama ibu pasien Ny “L” umur 34 Tahun, Suku/Bangsa

Sasak/Indonesia, Agama Hindu, Pendidikan SMK, Pekerjaan

wiraswasta, Alamat Buwun sejatu

2) Riwayat keperawatan (Nursing History)

a) Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri haid

b) Keluhan saat dikaji

Pada saat pengkajian pasien sedang mengalami haid hari

pertama. Pasien mengatakan biasanya hari pertama dan

kedua pasien mengeluh nyeri haid. PQRS: P: pasien

mengeluh nyeri jika terlalu banyak melakukan aktivitas, Q:

pasien mengatakan nyeri seperti di remas remas, R: pasien

mengeluh nyeri pada bagian bawah perut sampai ke

pinggang, S: skala nyeri 5, T: pasien mengatakan nyeri hilang

timbul. Pasien juga mengatakan tidak bisa melakukan banyak


45

aktivitas jika sedang haid. Hasil pemeriksaan keadaan umum:

baik, kesadaran composmntis, tanda-tanda vital: TD: 100/70

mmHg, N: 88 x/menit, S: 36℃, RR: 20 x/menit, BB: 65 Kg, TB:

160 Cm.

c) Timbulnya keluhan:

Pasien mengatakan timbulnya keluhan bertahap

d) Factor yang memperberat :

Pasien mengatakan jika melakukan aktivitas terlalu banyak

cepat merasa lelah karena nyeri yang dirasana

e) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi

Pasien mengatakan untuk mengatasi nyeri di kompres dengan

air hangat dan pijat dengan menggunakan minyak kayu putih

3) Riwayat Obstetri

Riwayat haid

- Menarche, umur : 14 Tahun

- Siklus : Teratur

- Banyaknya : 3 kali ganti pembalut

- Lamanya : 4 Hari

- Keluhan : Pasien mengeluh nyeri

- Teratur : Pasien mengatakan haid teratur


46

Genogram

Keterangan :

: Pasien _______ : Garis perkawinan

: Laki laki : Garis Keturunan

: Perempuan ------ : Tinggal serumah

: Laki laki meninggal

: Perempuan Meninggal

4) Riwayat kesehatan

• Penyakit yang pernah diderita pasien mengatakan tidak pernah

menderita penyakit kronik, menular, dan tidak memiliki riwayat

alergi

• Pengobatan yang didapat tidak ada

• Riwayat penyakit keluarga

o Penyakit DM

o Penyakit hipertensi

o Penyakit jantung

o Penyakit bawaan

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit seperti

DM, hipertensi, jantung dan penyakit keteurunan lainnya


47

5) Riwayat lingkungan

• Kebersihan: Lingkungan rumah pasien tampak bersih dan nyaman

• Bahaya : Lingkungan rumah pasien aman tidak ada bahaya

apapun

6) Kebutuhan dasar khusus (sebelum setelah sakit)

a) Pola nutrisi

▪ Sebelum sakit

Pasien mengatakan makan 3 x sehari dengan porsi

dewasa dihabiskan, nafsu makan pasien baik dengan

jenis makanan nasi dengan lauk sayur sayuran, telur, dan

daging (kadang-kadang) serta mengkonsumsi buah.

Pasien tidak ada riwayat alergi pada makanan.

▪ Saat sakit

Pasien mengatakan makan 3 x sehari, nafsu makan

pasien baik dengan porsi makan dewasa dihabiskan

berisikan lauk sayur, tahu, tempe, dan telur pasien juga

mengatakan mengkonsumsi buah buahan.

b) Pola eliminasi

▪ Sebelum sakit

BAK :

Pasien mengatakan BAK 6-8 x sehari dengan warna

kuning jernih, bau khas urin dan tidak ada keluhan saat

BAB :

Pasien mengatakan BAB 1 x sehari dengan konsistensi

lunak berwarna kuning kecoklatan dan tidak ada keluhan

saat
48

▪ Saat sakit

BAK :

Pasien mengatakan BAK 6-8 x sehari dengan warna

kuning disertai darah haid, bau khas urin.

BAB :

Pasien BAB 1 hari dengan konsistensi lunak berwarna

kuning kecoklatan.

c) Pola personal hygiene

▪ Sebelum sakit

Pasien mengatakan mandi 2 x sehari menggunakan

sabun, menyikat gigi 2 x sehari di pagi dan malam

sebelum tidur. Pasien keramas 2 x seminggu

menggunakan sampo.

▪ Saat sakit

Pasien mengatakan mandi 2 x sehari menggunakan

sabun, menyikat gigi 2 x sehari di pagi dan malam

sebelum tidur. Pasien keramas 2 x seminggu

menggunakan sampo.

d) Pola istirahat tidur

▪ Sebelum sakit

Pasien mengatakan kadang tidur siang selama 1 jam dan

tidur malam selama 7-8 jam dengan total jam tidur pasien

adalah 9 jam / hari. Pasien mengatkan sebelum tidur

malam memiliki kebiasaan main hp dan menonton tv.

▪ Saat sakit

Pasien mengatakan kadang tidur siang selama 1 jam dan

tidur malam selama 7-8 jam dengan total jam tidur pasien
49

adalah 9 jam / hari. Pasien mengatakan sebelum tidur

malam memiliki kebiasaan main hp.

e) Pola aktivitas dan latihan

▪ Sebelum sakit

Pasien mengatakan membantu ibunya melakukan

pekerjaan rumah menyapu dan mencuci pakain, pasien

juga mengatakan rutin olahraga di sore hari.

▪ Saat sakit

Pasien mengatakan mudah lelah dan lebih banyak

berdiam di kamar saat nyeri haid

f) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Pasien mengatakan tidak ada kebiasaan yang dapat

mempengaruhi kesehatannya seperti tidak merokok, tidak

meminum minuman berakahol dan tidak ada ketergantungan

pada obat-obatan.

7) Observasi

▪ Keadaan umum

Kesadaran : Composmentis

Kondisi : baik

▪ Tanda tanda vital

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 36 C

Respirasi : 20 x/menit

▪ Antropometri

Tinggi badan : 160 Cm

Berat badan : 65 Kg
50

8) Pemeriksaan Fisik

o Kepala :

Inspeksi : bentuk kepala bulat, penyebaran rambut merata,

warna rambut hitam tidak ada pembengkakan, tidak ada

infeksi.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.

o Mata :

- Kelopak mata : bentuk mata simetris, tidak ada nyeri

tekan dan tidak ada benjolan

- Gerakan mata : gerakan mata normal tidak ada juling

- Konjungtiva : berwarna merah muda

- Sclera : berwarna putih

- Lainnya sebutkan : Tidak ada keluhan

o Hidung :

- Reaksi alergi : tidak ada reaksi alergi

- Sinus : tidak ada sinus

- Lainnya sebutkan : tidak ada keluhan

o Mulut dan tenggorokan :

- Gigi geligi : susunan gigi normal tidak ada peradangan

- Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan menelan

- Lainnya sebutkan : mukosa bibir lebab, lidah bersih

berwarna merah muda, mulut dan gigi tampak bersih

o Dada dan axila :

- Mammae membesar ( ) ya ( v ) tidak

- Areola mammae : normal

- Lainnya sebutkan : Tidak ada keluhan


51

o Pernafasan

- Jalan nafas : tidak ada sumbatan jalan nafas

- Suara nafas : tidak ada suara nafas tambahan seperti

wheezing dan ronchi

- Mengguanakan otot Bantu nafas : tidak ada

menggunakan otot bantu nafas

- Lainnya sebutkan : Tidak ada keluhan

o Sirkulasi jantung :

- Kecepatan denyut apical :

- Irama : teratur

- Kelainan bunyi jantung : tidak ada kelainan bunyi jantung

- Sakit dada : tidak ada nyeri dada

- Lainnya sebutkan : tidak ada keluhan

o Abdomen :

- Mengecil : abdomen tidak mengecil

- Luka bekas operasi : tidak ada bekas luka operasi

- Inspeksi: abdomen simetris kiri dan kanan

- Palpasi : terdapat nyeri tekan

- Perkusi : terdapat suara timpani

- Auskultasi : bising usus

- Lainnya sebutkan : abdomen pasien tampak bersih, tidak

ada distensi urinaria dan distensi abdomen

o Genitourinary :

- Perineum : normal

- Lainnya sebutkan
52

o Ekstemitas (integumen / muskuloskeletal) :

- Turgor kulit : turgor kulit normal kembali dalam 2 detik

- Warna kulit : sawo matang

- Kontraktur ekstremitas : tidak ada kontraktur pada

ekstramitas

- Kesulitan pergerakan : tidak ada kesulitan pergerakan

- Lainnya sebutkan : tidak ada edema pada ekstramitas

atas maupun ekstramitas bawah

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan

rencana tindakan asuhan keperawatan. Diagnosa keperawatan

sejalan dengan diagnosa medis sebab dalam mengumpulkan data-

data saat melakukan pengkajian keperawatan yang dibutuhkan untuk

menegakkan diagnosa keperawatan ditinjau dari keadaan penyakit

dalam diagnosa medis.

1) Analisa Data

NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH

1 DS Faktor psikologis, faktor Nyeri akut


- Pasien mengatakan endokrin
nyeri haid dan nyeri ↓
di bagian perut Hipoksia uterus
- PQRST: ↓
• P : Pasien FSH-RH dikeluarkan
mengatakan nyeri hipotalamus
karena ↓
mengalami haid. Mengeluarkan prolactin
• Q : Pasien ↓
mengatakan nyeri Tidak terjadi kehamilan
seperti di remas ↓
remas. Regresi korpus luteum
• R : Pada perut ↓
bagian bawah. Progesteron menurun
• S : Skala nyeri 5. ↓
• T : Nyeri yang PGF 2 dan PGF 2a dalam
dirasakan hilang darah meningkat
timbul Myometrium terangsang
53

DO ↓
- Pasien tampak Meningkatkan kontraksi
lemas uterus
- Wajah klien tampak ↓
menahan nyeri pada Dismenore primer
bagian perut ↓
- Tanda-tanda vital Nyeri haid
• Tekanan darah : ↓
100/70 mmHg Nyeri Akut
Nadi : 88 x/menit
• Suhu : 36 C
• Respirasi : 20
x/menit
• Skala nyeri 5

2 DS Menstruasi Intoleransi
- Pasien mengatakan ↓ aktivitas
jika haid badanya Peningkatan estrogen
terasa lemas dan ↓
mudah lelah jika Kontraksi uterus
beraktivitas. ↓
Nyeri
DO : ↓
- Pasien terlihat lemas Kelemahan
- Pasien terlihat lebih ↓
banyak berdiam Intoleransi aktivitas

2) Rumusan Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)

Berdasarkan anlisa data diatas maka dapat dirumuskan diagnosa

keperawatan yaitu :

a) Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi

uterus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri haid, nyeri di

bagian perut. PQRST: P: Pasien mengatakan nyeri karena

mengalami haid. Q : Pasien mengatakan nyeri seperti di

remas remas. R : Pada perut bagian bawah. S : Skala nyeri

5. T : Nyeri yang dirasakan hilang timbul. Pasien mengeluh

lemas. Wajah klien tampak menahan nyeri pada bagian

perut. Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 88 x/menit. Suhu

: 36 C. Respirasi : 20 x/menit. Skala nyeri 5


54

b) Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat

nyeri ditandai dengan pasien mengeluh lemas. Pasien

mengatakan mudah lelah jika beraktivitas dan lebih banyak

berdiam di kamar saat nyeri haid

c. Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah bagian dari tahap proses keperawatan

yang melıputi tujuan perawatan, penetapan kriteria hasil, penetapan

rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk

memecahkan masalah yang dialami klien serta rasional dari masing-

masing rencana tindakan yang akan diberikan. (Tim Pokja SIKI DPP

PPNI, 2018).

No Diagnosis Tujuan dan Intervensi RASIONAL


Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui
1 SDKI Setelah dilakukan
karakteristik, lokasi,
(D.0077) tindakan durasi, frekuensi, karakteristik,
keperawatan kualitas, durasi, frekuensi,
Nyeri Akut b/d selama 3 x 30
peningkatan intensitas nyeri kualitas, intensitas
menit diharapkan
kontraksi nyeri
tingkat nyeri 2. Identifikasi skala 2. Untuk mengetahui
uterus teratasi dengan nyeri skala nyeri yang
kriteria hasil : dirasakan
1. Pasien tidak 3. Identifikasi 3. Untuk mengetahui
mengeluh respon nyeri non respon nyeri yang
nyeri verbal dirasakan baik
2. Melaporkan melalui verbal atau
nyeri teratasi nonverbal
3. Sekla nyeri 0 4. Idenifikasi faktor 4. Untuk mengurangi
yang faktor yang
memperberat dan memperberat rasa
memperingan nyeri
nyeri
5. Identifikasi 5. Untuk mengetahui
pengetahuan dan sejauh mana
keyakinan pemahaman dan
tentang nyeri pengetahuan
pasien tentang
nyeri
55

6. Identifikasi 6. Untuk mengetahui


pengaruh nyeri apakah nyeri yang
pada kualitas dirasakan pasien
hidup berpengaruh
terhadap yang
lainnya
7. Monitor 7. Untuk mengetahui
keberhasilan sejauh mana
terapi kemajuan yang
komplementer dialami pasien
yang sudah setelah dilakukan
diberikan terapi
komplementer
8. Monitor efek 8. Agar ketika muncul
samping ciri ciri abdonrmal
penggunaan pada tubuh pasien
analgetik dapat langsung
menghentikan
pemberian obat
analgetik
9. Berikan teknik 9. Untuk mengetahui
non farmakologis efeksamping
untuk analgesik yang
mengurangi rasa mungkin dirasakan
nyeri pasien
10. Kontrol 10. Agar dapat
lingkungan yang mengetahui teknik
memperberat non farmakologi
rasa nyeri untuk meredakan
dan mengurangi
rasa nyeri
11. Fasilitasi istirahat 11. Untuk mengurangi
tidur faktor yang
memperberat rasa
nyeri
12. Pertimbangkan 12. Untuk
jenis dan sumber menenangkan dan
nyeri dalam membantu pasien
pemilihan strategi beristirahat
meredakan nyeri
13. Jelaskan 13. Agar pasien dapat
penyebab, menghindari nyeri
periode, dan yang dirasakan
pemicu nyeri
14. Jelaskan strategi 14. Agar pasien dapat
meredakan nyeri meredakan nyeri
secara mandiri

15. Anjurkan 15. Agar ketika nyeri


memonitor nyeri yang dirasakan
secara mendiri mulai parah agar
memberitahu
56

keluarga atau
tenaga medis agar
dapat ditangani
segera
16. Anjurkan 16. Agar pasien dapat
menggunakan menghilangkan
analgetik secara rasa nyer dengan
tepat obat analgetik
17. Ajarkan teknik 17. Untu mengurangi
nonfarmakologi rasa nyeri
untuk
mengurangi rasa
nyeri
18. Kolaborasi 18. Agar rasa nyeri
pemberian yang dirasakan
analgetik , jika berkurang atau
perlu hilang
2 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
SDKI Setelah dilakukan
gangguan fungsi penyebab
(D.0056) tindakan tubuh yang terjadinya
keperawatan mengakibatkan kelelahan
Intoleransi selama 3 x 30
Aktivitas b/d menit diharapkan kelelahan
kelemahan 2. Monitor kelelahan 2. Untuk menhindari
pasien dapat fisik dan terjadinya
akibat nyeri beraktivitas emosional kelelahan fisik dan
dengan kriteria emosional
hasil : 3. Monitor pola dan 3. Untu menjaga pola
1. Kemudahan jam tidur dan jam tidur
dalam 4. Monitor lokasi 4. Untuk mengetahui
melakukan dan lokasi dan
aktivitas ketidaknyamanan keidaknyamanan
sehari-hari selama dalam melakukan
meningkat melakukan aktivitas
2. Keluhan lelah aktivitas
menurun 5. Sediakan 5. Untuk membuat
3. Perasaan lingkungan klien merasa
lemah nyaman dan nyaman
menurun rendah stimulus
6. Lakuan latihan 6. Untuk menjaga
rentang gerak mobilitas tubuh
pasif dan aktif
7. Berikan aktivitas 7. Agar pasien
distraksi yang merasa lebih
menenangkan tenang
8. Fasilitasi duduk di 8. Untuk melatih dan
sisi tempat tidur, dapat
jika tidak dapat memudahkan
berpindah atau pasien melakukan
berjalan pergerakan
9. Anjurkan tirah 9. Agar pasien tidak
baring kelelahan
57

10. Anjurkan 10. Untuk menghindari


menghubungi terjadinya
perawat jika kelelahan
tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
11. Ajarkan strategi 11. Untuk mengurangi
koping untuk kelelahan\
mengurangi
kelelahan
12. Kolaborasi 12. Agar dapat
dengan ahli gizi memenuhi energi
tentang cara untuk tubuh
meningkatkan
asupan makanan

d. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan atau Implementasi adalah tahap ketika

perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam

bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan

yang telah ditetapkan

HARI/ JAM DX. TINDAKAN RESPON HASIL TANDA


TANGGAL KEP KEPERAWATAN TANGAN

Kamis 14 09.30 1 1. Mengidentifikasi 1. Pasien mengeluh


Juni 2023 lokasi, karakteristik, nyeri pada perut
durasi, frekuensi, PQRST:
kualitas, intensitas P: Pasie mengatakan
nyeri nyeri karena
mengalami haid.
Q : Pasien
mengatakan nyeri
seperti diremas
remas.
R : Pada perut bagian
bawah.
S : Skala nyeri 5.
T : Nyeri yang
dirasakan hilang
timbul
09.35 2. Mengidentifikasi 2. Pasien mengatakan
skala nyeri skala nyeri yang
dirasakan 5 dari 0-10
58

09.40 3. Mengidentifikasi 3. Pasien mengatakan


respon nyeri non nyeri di bagian
verbal abdomen terasa di
remas remas
09.45 4. Mengidenifikasi 4. Pasien mengatakan
faktor yang jika terlalu banyak
memperberat dan beraktivitas
memperingan nyeri merasakan lemas
dan nyeri dan
istirahat membuat
pasien merasa lebih
baik
09.50 5. Memberikan teknik 5. Pasien melakukan
non farmakologis teknik relaksasi nafas
untuk mengurangi dalam sesuai dengan
rasa nyeri contoh dan arahan
(mengajarkan teknik yang diberikan
nafas dalam)
09.55 6. Memberika latihan 6. Pasien antusias dan
abdominal mengikuti arahan
stretching dengan menonton vidio
media vidio untuk tindakan latihan
menurunkan nyeri abdominal stretcing
yang diberikan dan
mempraktekan
tidakan secara
langsung untuk
mengurangi rasa
nyeri, setelah
dilakukan tindakan
pasien merasa lebih
baik dan nyeri terasa
berkurang

Kamis 14 10.05 2 1. Memonitor pola dan 1. Paisen kadang


Juni 2023 jam tidur merasa tidur
terganggu saat nyeri
10.10 2. Memonitor lokasi 2. Pasien mengatakan
dan tidak nyaman banyak
ketidaknyamanan bergerak karena nyeri
selama melakukan di area bagian perut
aktivitas
10.15 3. Membantu posisi 3. Pasien nyaman
semi fowler di sisi dengan posisi semi
tempat tidur, jika fowler jika terasa
tidak dapat nyeri mengganggu
berpindah atau
berjalan
10.20 4. Menganjurkan tirah 4. Pasien istirahat dan
baring tidur sesuai anjuran
59

Jumat 15 10.00 1 1. Mengidentifikasi 1. Pasien mengeluh


Juni 2023 lokasi, karakteristik, nyeri pada perut,
durasi, frekuensi, nyeri terasa semakin
kualitas, intensitas berkurang
nyeri PQRST:
P: Pasien
mengatakan nyeri
karena mengalami
haid.
Q : Pasien
mengatakan nyeri
seperti diremas
remas.
R : Pada perut bagian
bawah.
S : Skala nyeri 3.
T : Nyeri yang
dirasakan hilang
timbul
10.10 2. Mengidentifikasi 2. Pasien mengatakan
skala nyeri skala nyeri yang
dirasakan 3 dari 0-10
10.15 3. Mengidentifikasi 3. Pasien mengatakan
respon nyeri non nyeri di bagian
verbal abdomen terasa di
remas remas
berkurang
10.20 4. Mengidenifikasi 4. Pasien mengatakan
faktor yang jika terlalu banyak
memperberat dan beraktivitas
memperingan nyeri merasakan nyeri dan
lemas dan
memperingan dengan
istirahat dengan
posisi nyaman
10.25 5. Memberikan teknik 5. Pasien melakukan
non farmakologis teknik relaksasi nafas
untuk mengurangi dalam secara mandiri
rasa nyeri seperti yang sudah di
arahkan dan di
ajarkan kamarin
10.30 6. Memberika latihan 6. Pasien antusias dan
abdominal stretching mengikuti arahan
dengan media vidio menonton vidio
untuk menurunkan tindakan latihan
nyeri abdominal stretcing
yang diberikan dan
mempraktekan
tidakan secara
langsung untuk
mengurangi rasa
nyeri, setelah
dilakukan tindakan
60

pasien merasa lebih


baik dan nyeri terasa
berkurang

Jumat 15 10.45 2 1. Memonitor pola dan 1. Paisen kadang


Juni 2023 jam tidur merasa tidur
terganggu saat nyeri
10.50 2. Memonitor lokasi 2. Pasien mengatakan
dan nyeri terasa
ketidaknyamanan berkurang tetapi
selama melakukan masih meras tidak
aktivitas nyaman jika
melakukan banyak
aktivitas
10.55 3. Membantu posisi 3. Pasien nyaman
semi fowler di sisi dengan posisi semi
tempat tidur, jika fowler, jika terasa
tidak dapat nyeri mengganggu
berpindah atau
berjalan
11.00 4. Menganjurkan tirah 4. Pasien istirahat dan
baring tidur sesuai anjuran

Sabtu 16 10.05 1 1. Mengidentifikasi 1. Pasien tidak


Juni 2023 lokasi, karakteristik, mengeluh nyeri, dan
durasi, frekuensi, nyeri pada perut tidak
kualitas, intensitas terasa lagi
nyeri PQRST:
- P: Pasien
mengatakan nyeri
karena
mengalami haid
tidak terasa lagi.
- Q : Pasien
mengatakan nyeri
seperti di remas
remas sudah
tidak terasa lagi.
- R : Pada perut
bagian bawah.
- S : Skala nyeri 0
- T : Nyeri yang
dirasakan hilang
timbul sudah tidak
terasa lagi

10.10 2. Mengidentifikasi 2. Pasien mengatakan


skala nyeri skala nyeri yang
dirasakan 0 dari 0-10
10.15 3. Mengidentifikasi 3. Pasien mengatakan
respon nyeri non nyeri di bagian
verbal abdomen terasa
61

diremas remas sudah


tidak tarasa
10.20 4. Mengidenifikasi 4. Pasien mengatakan
faktor yang sudah bisa
memperberat dan melakukan semua
memperingan nyeri aktivitas seperti biasa
dan saat ini tidak ada
faktor yang
memperberat dan
memepringan karena
nyeri sudah hilang
5. Memberikan teknik 5. Pasien melakukan
10.25
non farmakologis teknik relaksasi nafas
untuk mengurangi secara mandiri dan
rasa nyeri saat ini nyeri sudah
tidak terasa lagi
10.30 6. Memberika latihan 6. dan mengikuti arahan
abdominal menonton vidio
stretching dengan tindakan latihan
media vidio untuk abdominal stretcing
menurunkan nyeri yang diberikan dan
mempraktekan
tidakan secara
langsung untuk
mengurangi rasa
nyeri, setelah
dilakukan tindakan
pasien merasa lebih
baik dan nyeri sudah
tidak terasa lagi
Sabtu 16 10.45 2 1. Memonitor pola dan 1. Paisen tidur nyaman
Juni 2023 jam tidur dan ajm tidur teratur
10.50 2. Memonitor lokasi 2. Pasien mengatakan
dan nyeri di area bagian
ketidaknyamanan perut tidak terasa lagi
selama melakukan dan sudah mulai
aktivitas nyaman melakukan
aktivitas
10.55 3. Membantu posisi 3. Pasien nyaman
semi fowler di sisi dengan posisi semi
tempat tidur, jika fowler dan nyeri
tidak dapat sudah tidak terasa
berpindah atau lagi
berjalan
11.00 4. Anjurkan tirah 4. Pasien istirahat dan
baring tidur sesuai anjuran

Minggu 17 09.30 1 1. Mengidentifikasi 1. Pasien tidak


juni 2023 lokasi, karakteristik, mengeluh nyeri, dan
durasi, frekuensi, nyeri pada perut
kualitas, intensitas hilang
PQRST:
62

- P: Pasien
mengatakan nyeri
karena mengalami
haid sudah hilang
- Q : Pasien
mengatakan nyeri
seperti di remas
remas tidak terasa
lagi.
- R : Pada perut
bagian bawah.
- S : Skala nyeri 0
- T : Nyeri yang
dirasakan hilang
09.35 2. Mengidentifikasi 2. Pasien mengatakan
skala nyeri skala nyeri yang
dirasakan 0 dari 0-10
09.40 3. Mengidentifikasi 3. Pasien mengatakan
respon nyeri non nyeri di bagian
verbal abdomen terasa
diremas remas sudah
hilang
09.45 4. Mengidenifikasi 4. Pasien mengatakan
faktor yang sudah bisa melakukan
memperberat dan semua aktivitas
memperingan nyeri seperti biasa dan saat
ini tidak ada faktor
yang memperberat
dan memepringan
karena nyeri sudah
hilang
09.50 5. Memberikan teknik 5. Pasien melakukan
non farmakologis teknik relaksasi nafas
untuk mengurangi secara mandiri dan
rasa nyeri saat ini nyeri sudah
hilang
09.55 6. Memberika latihan 6. Pasien antusias dan
abdominal mengikuti arahan
stretching dengan menonton vidio
media vidio untuk tindakan latihan
menurunkan nyeri abdominal stretcing
yang diberikan dan
mempraktekan
tidakan secara
langsung untuk
mengurangi rasa
nyeri, setelah
dilakukan tindakan
pasien merasa lebih
baik dan saat ini nyeri
sudah hilang
63

Minggu 17 10.00 2 1. Memonitor pola dan 1. Paisen tidur nyaman


juni 2023 jam tidur dan jam tidur teratur
10.05 2. Memonitor lokasi 2. Pasien mengatakan
dan nyeri di area bagian
ketidaknyamanan perut sudah hilang
selama melakukan dan sudah mulai
aktivitas melakukan aktivitas
seperti biasa
10.10 3. Membantu posisi 3. Pasien nyaman
semi fowler di sisi dengan posisi semi
tempat tidur, jika fowler dan nyeri
tidak dapat sudah hilang dan bisa
berpindah atau melakukan aktivitas
berjalan seperti biasaa
10.15 4. Anjurkan tirah baring 4. Pasien istirahat dan
tidur sesuai anjuran

e. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil

akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada

tahap perencanaan (Suara & Een, 2013).

HARI/ JAM DX EVALUASI KEPERAWATAN PARAF


TANGGAL KEP
Minggu 17 10.20 1 S:
Juni 2023 - Pasien mengatakan tidak terasa nyeri
lagi pada perut bagian bawahnya
- Pasien mengatakan nyeri sudah
hilang
- PQRST:
• P: Pasien mengatakan nyeri haid
sudah hilang
• Q : Pasien mengatakan nyeri seperti
diremas remas sudah tidak dirasakan
lagi
• R : Pada perut bagian bawah.
• S : Skala nyeri 0
• T : Nyeri yang dirasakan hilang atau
sudah tidak terasa lagi
O:
- Pasien terlihat lebih baik
- Wajah klien tidak pucat
- Tekanan darah : 100/80 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Suhu : 36 C
- Respirasi : 20 x/menit
64

- Skala nyeri 0
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Minggu 17 10.20 2 S:
juni 2023 - Pasien mengatakan mampu
melakukan banyak aktivitas karena
sudah tidak merasakan nyeri lagi
- Pasien mengatakan sudah tidak
lemas dan lelah lagi jika melakukan
aktivitas
O:
- Psien terlihat lebih baik
- Keadaan umum sehat
- Kesadaran : Composmentis
- Kondisi : baik
A : Masalah teratasi
P : Intervenis dihentiakan

B. Pembahasan

Studi kasus ini membahas tentang asuhan keperawatan pada remaja putri

melalui pemberian latihan abdominal stretching dengan media vidio untuk

menurunkan nyeri dismenore SMKN 1 Lingsar.

Proses pengumpulan data studi kasus ini dimulai dari pencarian pasien

dismenore, kemudian menemui pasien, memperkenalkan diri, menjelaskan

tujuan prosedur tindakan yang akan dilakukan dan mengajukan informed

consent. Studi kasus dilakukan pada tanggal 14 Juni – 17 Juni 2023. Studi

kasus dilakukan dengan kunjungan rumah sampai hari ke tiga serta evaluasi

dilakukan pada hari keempat.

Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan pada pasien maka

pada bagian pembahasan penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian atau

kesenjangan antara teori dan praktek yang didapatkan pada saat studi kasus

yang dimulai dari pengkajian, rumusan diagnosa, intervensi keperawatan,


65

implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Berikut penulis akan

mendeskripsikan hasil studi kasus secara narasi.

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan merupakan proses pengumpulan data.

Pengumpulan data adalah pengumpulan infomasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta

kebutuhan-kebutuhan keperawatan, dan keseh atan. Data pengkajian

yang diperoleh pada pasien dismenore dimulai dari identitas, keluhan

utama, keluhan saat dikaji, riwayat kesehatan sekarang, riwayat

kesehatan dahulu, riwayat bio psiko sosial spiritual, dan pemeriksaan fisik.

Dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa pasien mengeluh nyeri

di bagian bawah perut sampai ke pinggang. Pasien mengatakan cara

mengatasi nyeri haid yaitu di kompres dengan air hangat dan pijat

menggunakan minyak kayu putih.

Menurut Suhendra et al, ( 2020), penyebab nyeri dismenore adalah

adanya peningkatan prostaglandin. Hal ini dapat meningkatkan

kontraktilitas myometrium dan memiliki efek vasokontriksi yang

menyebabkan iskemi pada myometrium sehingga dapat menimbulkan

rasa nyeri. Menurut Ratnawati, (2018), dismenore adalah rasa sakit atau

nyeri hebat pada bagian bawah perut yang terjadi saat wanita mengalami

siklus haid. Nyeri biasanya berlangsung sesaat sebelum haid, selama

haid, hingga berakhirnya haid. Nyeri yang terus-menerus membuat

penderitanya tidak bisa beraktivitas.

Peneliti berpendapat tidak terdapat kesenjangan antara di teori

dengan kasus yang didapatkan dilapangan, dikarenakan keluhan yang

dirasakan sesuai dengan apa yang ada diteori seperti merasakan nyeri di

bawah perut sampai pinggang dan lainya.


66

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang ditentukan berdasarkan data dari pengkajian pasien

terdiri dari 2 diagnosa yaitu : (1) Nyeri akut berhubungan dengan

peningkatan kontraksi uterus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri haid,

nyeri di bagian perut. PQRST: P: Pasien mengatakan nyeri karena

mengalami haid. Q : Pasien mengatakan nyeri seperti di remas remas. R

: Pada perut bagian bawah. S : Skala nyeri 5. T : Nyeri yang dirasakan

hilang timbul. Pasien mengeluh lemas. Wajah klien tampak menahan nyeri

pada bagian perut. Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 88 x/menit. Suhu

: 36 C. Respirasi : 20 x/menit. Skala nyeri 5. (2) Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan kelemahan akibat nyeri ditandai dengan pasien

mengeluh lemas. Pasien mengatakan mudah lelah jika beraktivitas dan

lebih banyak berdiam.

Menurut SDKI (2018) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

pada kasus dismenore adalah tiga diagnosa yaitu Nyeri akut, Intoleransi

aktivitas dan Ansietas. Namun satu diagnosa yang tidak ditemukan pada

kasus nyata yaitu Ansietas karena tidak ada keluhan khawatir akibat

kondisi yang dihadapi dan tidak ada perilaku gelisah pada pasien sehingga

diagnosa ini tidak muncul.

Peneliti berpendapat bahwa tidak semua kemungkinan diagnosa

pada dimenore akan muncul. Hal ini tergantung pada kondisi dan keluhan

pasien. Pada studi kasus ini pasien tidak merasa khawatir dengn

disemenore yang dialami karena sudah terbiasa mengalaminya dan sudah

tahu cara mengatasinya. Namun pasien harus tetap waspada jika

dismenore berlangsung terus menerus dan sangat nyeri. Peneliti

menyarankan untuk memeriksa ke pelayanan kesehatan.


67

3. Intervensi Keperawatan

Pada tahap ini perawat membuat rencana tindakan keperawatan

untuk mengatasi masalah dan meningkatkan status kesehatan pasien

Berdasarkan buku (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Penulis menyusun

perencanaan yang akan diimplementasikan pada pasien sesuai dengan

masalah yang dirasakan pasien.

Rencana tindakan keperawatan satu berdasarkan teori pada kasus

ini, untuk diagnosa nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi

uteus yaitu identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, identifikasi respon nyeri non

verbal, idenifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri,

berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(mengajarkan teknik nafas dalam), berikan latihan abdominal stretching

dengan media vidio untuk menurunkan nyeri.

Rencana tindakan keperawatan kedua untuk diagnosa intoleransi

aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat nyeri yaitu, monitor pola

dan jam tidur, monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan

aktivitas, bantu posisi semi fowler di sisi tempat tidur, jika tidak dapat

berpindah atau berjalan , anjurkan tirah baring.

Intervensi yang ada di teori dan di lahan praktik sesuai dan semua

perencanaan dapat terlaksana dan tidak ada hambatan.

4. Implementasi Keperawatan

Dalam melakukan tindakan keperawatan penulis melakukan

sesuai rencana keperawatan yang telah disusun, melakukan kunjungan

sebanyak 4 kali atau 4 hari untuk kunjungan dari tanggal 14 - 17 Juni 2023.

Pada hari pertama penulis melakukan pengkajian sekaligus memberikan

lembar Observasi tentang dismenore kepada pasien sebelum diberikan


68

tindakan latihan abdominal stretcing dengan media vidio untuk

menurunkan nyeri dismenore. Pada hari kedua dan ketiga penulis

melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah

direncanakan. Kemudian pada hari keempat penulis melakukan evaluasi

selama melakukan tindakan keperawatan.

Implementasi pertama untuk diagnosa nyeri akut yaitu

mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

nyeri , mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi respon nyeri non

verbal, mengidenifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri,

memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(mengajarkan teknik nafas dalam), memberika latihan abdominal

stretching dengan media vidio untuk menurunkan nyeri.

Implementasi kedua untuk diagnosa intoleransi aktivitas

berhubungan dengan kelemahan akibat nyeri yaitu, memonitor pola dan

jam tidur, memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan

aktivitas, membantu posisi semi fowler di sisi tempat tidur, jika tidak dapat

berpindah atau berjalan , dan menganjurkan tirah baring.

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, teori dan fakta yang

ada dilapangan sudah sesuai. Hal ini dikarenakan pasien sangat

kooperatif dan semua tindakan terlaksana.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 17 Juni 2023 dengan

diagnosa nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kotraksi uterus

dapat teratasi sesuai dengan kriteria hasil pasien tidak mengeluh nyeri,

melaporkan nyeri teratasi, skala nyeri 0. Diagnosa intoleransi aktivitas

berhubungan dengan kelemahan dapat teratasi sesuai dengan kriteria


69

hasil kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat, tidak

mengeluh lelah, tidak mengeluh lemah

C. Keterbatasan Studi Kasus

Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan pari penelitian

ini, hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam melaksanakan

penelitian. Adapun kendala atau hambatan peneliti selama proses penelitian

ini diantaranya.

1. Peneliti tidak dapat menguasai atau memantau secara penuh 24 jam

pengkajian dan pemberian intervensi pada pasien dismenore


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus tentang Asuhan Keperawatan Pada remaja

putri melalui pemberian latihan abdominal stretching dengan media vidio

untuk menurunkan nyeri dismenore di SMKN 1 Lingsar yang memuat

intisari dari hasil pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya.

Sehingga kesimpulan yang muncul pada hasil studi kasus ini adalah:

1. Pengkajian

Pengkajian pada teori dengan kasus nyata yang ada dilapangan

terdapat adanya kesenjangan karena ada beberapa keluhan yang tidak

ditemukan pada kasus nyata yang ada dilapangan.

2. Diagnosa

Diagnosa medis dismenore ada tiga dan diagnosa keperawatan

yang muncul dan pada praktek langsung ditemukan dua diagnosa

kepeerawatan yaitu: nyeri akut dan intoeransi aktivitas

3. Intervensi

Intervensi yang di rencanakan oleh peneliti disesuaikan dengan

intervensi yang ada dalam teori

4. Implementasi

Implementasi yang sudah dilakukan sesuai dengan intervensi yang

sudah direncanakan.

5. Evaluasi

Evaluasi yang didapatkan dari kedua diagnosa yang ada pada

praktik langsung dapat teratasi sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil.

70
71

B. Saran

Saran dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

2. Saran Teoritis

Disarankan bagi peneliti lain agar dapat digunakan sebagai

informasi penelitian selanjutnya, dan dijadikan sebagai pedoman

dalam penelitian yang akan dilakukan dan hasilnya nani diharapkan

dapat bermanfaat sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan

3. Saran Praktis

a. Bagi Remaja Putri

Disarankan bagi remaja putri setelah pelaksanaan studi kasus ini,

tindakan pemberian vidio latihan abdominal stretching dapat

mengurangin rasa nyeri pada psien dismenore.

b. Ilmu Keperawatan

Disarankan studi kasus ini disarankan studi kasus ini lebih banyak

digunakan bagi bidang keperawatan untuk mengurangi rasa nyeri

pada pasien dismenore.


72

DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, Liya Liya Ishlahul, and Irma Ismawati. “ Penyuluhan Tentang Akupresure
untuk Mengurangi Nyeri Dismenorea pada Remaja Putri. “ Prosiding
Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo. Vol. 1.
No. 2. 2022.

Isti, Della. APLIKASI AKUPRESUR UNTUK MENURUNKAN DISMENORE PADA


REMAJA PUTRI. Diss. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang.
2022

Listiani, Utari. PERBEDAAN SKALA NYERI SEBELUM DAN SESUDAH


DIBERIKAN AROMATERAPI LEMON DIBERIKAN AROMATERAPI
LEMON UNTUK MENGURANGI NYERI MENSTRUASI ( DISMENOREA )
PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
SEMARANG. Diss. Universitas Muhammadiyah Semarang, 2018

Maulina, Rahma Riski. Aplikasi Yoga Pada Nn. I Terdapat Intensitas Nyeri Akut
Dengan Dismenore. Diss. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang,
2022.

Melong, L. J. ( 10 ). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja


Rosdakarya

Notoatmodjo. ( 2012 ) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Pratama, Fariz Yulian. Latihan Abdominal Stretching Menurunkan Tingkat Nyeri


Haid Remaja Putri Di Sman 3 Brebes. Diss. Universitas Muhammadiyah
Semarang. 2018

Puspita, Linda, and Tuti Anjarwati . “ Pengaruh Latihan Abdominal Stretching


Terhadap Intensitas Nyeri Haid pada Siswi SMK Pelita Gendongtataan
Kabupaten Pesawaran. Wellness and healthy magazine, 1.2 ( 2019 ) : 215-
222.

Putri, Prahardian, Devi Mediarti, and Dinda Della Noprika. “Hubungan Tingkat
Stress Terhadap Kejadian Dismenore Pada Remaja Putri.” JKM : Jurnal
Keperawatan Mardeka, 1.1 ( 2021 ): 102-107.

Sunaryanti, Betty, and Dina Aprilia Novita Sary. “PENERAPAN ABDOMINAL


STRETCING EXERCISE TERHADAP PENURNAN NYERI HAID (
DISMENORE ) PADA REMAJA PUTRI.” Jurnal Kesehatan Tujuh Belas 2.2
(2021).

Wahyuni, Nur. APLIKASI ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE PADA Nn, A


TERHADAP NYERI AJUT DENGAN DISMENORE. Diss. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Magelang, 2022

Yuniza, Yuniza, Winda Claudya Novayanti, and Suzana Suzana. “ Pengaruh


Abdominal Stretching Exercise Terhadap Penurunan Nyeri Haid Pada
Remaja. “ Masker Medika 9.1 ( 2021 ): 365-371.

Anda mungkin juga menyukai