Anda di halaman 1dari 63

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III


DENGAN PENERAPAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
DI PUSKESMAS TOWEA KABUPATEN MUNA

WA ODE ARMAYANTI
NIM.2020092130

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
TAHUN 2022
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III


DENGAN PENERAPAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
DI PUSKESMAS TOWEA KABUPATEN MUNA

WA ODE ARMAYANTI
NIM.2020092130

Karya Ilmiah ini Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Mendapatkan Gelar Akademik

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
TAHUN 2022

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini akan dipertahankan dihadapan tim penguji dan disetujui sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb) di Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap.

Sidrap, Oktober 2022 Masehi


Rabiul Awwal 1443 Hihriah

Oleh:
Wa Ode Armayanti

Tim pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Asmah Sukarta, S.ST., M.Kes. Nur Laela, S.ST., M.Keb.


NBM: NBM:

Mengetahui,

Dekan, Ketua,
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Prodi S1 Kebidanan

Ns. Asnuddin, S.Kep., M.Kes. St. Hasriani, S.Tr.Keb., M.Keb.


NBM: 1059292 NBM: 1174422

iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini diajukan :

Nama : Wa Ode Armayanti

NIM : 2020092130

Program Studi : S1 Kebidanan

Judul Karya Ilmiah : Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III

Dengan Penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Di Puskesmas Towea Kabupaten Muna

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal dan diterima

sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar (gelar akademik)

pada program studi (S1 Kebidanan) Institut Teknologi Kesehatan dan Sains

Muhammadiyah Sidrap pada hari….. tanggal…….. Bulan/tahun

Tim Penguji,

Ketua : Asmah Sukarta. S.ST., M.Kes. (………………….)

Sekretaris : Nur Laela , S.ST., M.Keb. (…………………..)

Anggota : Dr. Ishak Kenre, SKM., M.Kes. (…………………..)

Ns. Asnuddin, S.Kep., M.Kes. (…………………..)

iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wa Ode Armayanti

Nim : 2020092130

Program Studi : S1 Kebidanan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Ilmiah yang saya tulis

ini benarbenar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan Karya Ilmiah ini hasil karya orang lain, saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Sidrap, Oktober 2022


Yang menyatakan

Wa Ode Armayanti

v
RINGKASAN

Institut Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES)


Muhammadiyah Sidrap

Program Studi : S1 Kebidanan


Skripsi : Oktober 2022

Wa Ode Armayanti
“HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN
PENERAPAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS
TOWEA KABUPATEN MUNA”
Dibimbing oleh: Asmah Sukarta dan Nur Laela
VI + 49 + 7 + 1 + 7

IMD (Inisiasi Menyusu Dini) harus diketahui tenaga kesehatan khususnya


para bidan. Manfaat IMD bagi bayi adalah, membantu stabilisasi pernafasan,
mengendalikan suhu tubuh, kadar bilirubin lebih cepat normal karena pengeluaran
lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir. Adanya
program IMD ini, bayi langsung dapat menyusui dengan mendapat kolostrum
yang kadarnya maksimal pada 12 jam pasca persalinan, keberhasilan ibu
menyusui setelah dilakukannya IMD adalah: merangsang produksi oksitosin dan
prolaktin, meningkatkan keberhasilan produksi ASI, dan secara psikologis dapat
menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III dengan penerapan IMD
di Puskesmas Towea Kabupaten Muna.
Metode penelitian menggunakan desain observasional analitik cross
sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Towea kabupaten Muna.
Menggunakan total sampling bulan Agustus-September 2022 berjumlah 30 orang
data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-
square.
Hasil penelitian didapatkan responden mempunyai pengetahuan kurang baik
tentang IMD yaitu 58.3% dan paling banyak responden tidak melakukan IMD
sebesar 62.5%. Berdasarkan analisis didapatkan nilai p=0,000 (p<0.05). Sehingga
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III
terhadap penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Towea Kabupaten Muna.

Daftar Pustaka : 30 (2010-2022)


Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, Inisiasi Menyusu Dini

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Penerapan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Towea Kabupaten Muna” guna

memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan

program studi Ilmu Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Teknologi

Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam

menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Tahir, SKM.,M.Kes selaku Rektor Institut Teknologi

Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap.

2. Bapak Dr. Ishak Kenre, SKM.,M.Kes selaku Wakil Rektor Institut Teknologi

Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap

3. Bapak Ns. Asnuddin S.Kep.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Institut Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah

Sidrap.

4. Ibu St. Hasrianai, S.Tr.Keb.,M.keb selaku Ketua Prodi S1 Kebidanan Institut

Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap.

5. Ibu Asmah Sukarta, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing 1 dan Ibu Nur Laela,

S.ST.,M.Keb selaku pembimbing 2 yang telah bersedia meluangkan waktu

untuk memberikan masukan, arahan, bimbingan, serta ilmu yang sangat


vii
bermanfaat selama proses penyusunan skripsi ini hingga dapat diselesaikan

dengan baik.

6. Bapak Dr. Ishak Kenre, SKM.,M.Kes selaku penguji 1 dan bapak Ns.

Asnuddin, S.Kep.,M.Kes selaku penguji 2 yang telah bersedia meluangkan

waktunya kepada saya dalam sidang skripsi yang sudah banyak memberikan

kritik dan saran untuk perbaikan lebih baik skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan staf program studi S1 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan yang telah mendidik dan telah banyak membantu saya dalam proses

perkuliahan.

8. Kepala Puskesmas Towea beserta staf dan jajarannya serta seluruh responden

yang bersedia meluangkan waktunya selama proses penelitian ini.

9. Serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan serta semangat kepada saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi

maupun susunannya. Semoga skripsi in ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi

penulis juga bagi para pembaca. Aamiin

Sidrap, Oktober 2022

Wa Ode Armayanti

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN...............................................................................i


HALAMAN JUDUL................................................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................................iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI............................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH..................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian........................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
A. Tinjauan Tentang Kehamilan........................................................................8
B. Tinjauan Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD)........................................12
C. Tinjauan Tentang Pengetahuan...................................................................24
BAB III KERANGKA KONSEP........................................................................29
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti......................................................29
B. Bagan Kerangka Konsep.............................................................................30
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.................................................31
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................32
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................33
A. Jenis Penelitian............................................................................................33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................33
C. Populasi dan Sampel...................................................................................33
ix
D. Pengumpulan Data dan Penyajian Data......................................................34
E. Analisis Data...............................................................................................35
F. Etika Penelitian...........................................................................................37
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................39
A. Hasil Penelitian...........................................................................................39
B. Pembahasan.................................................................................................42
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................47
A. Kesimpulan.................................................................................................47
B. Saran............................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

x
Tabel 3. 1 Definisi Operasional.............................................................................31

Tabel 5. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur........................................39

Tabel 5. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan...............................39

Tabel 5. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.................................40

Tabel 5. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Persalinan....................40

Tabel 5. 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan..................................41

Tabel 5. 6 Distribusi Responden Berdasarkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).......41

Tabel 5. 7 Distribusi Silang Responden Berdasarkan Pengetahuan dengan Inisiasi


Menyusu Dini (IMD).............................................................................................42

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep..............................................................................30

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Biodata Penulis

2. Lampiran Persetujuan Responden

3. Lampiran Kuesioner

4. Lampiran Kunci Jawaban

5. Master Tabel

6. Hasil Output SPSS

7. Dokumentasi Kegiatan

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United Nations

Children’s Fund) mengeluarkan protokol tentang IMD (Inisiasi Menyusu

Dini) tenaga kesehatan harus mengetahui umunya profesi bidan. Keperluan

IMD untuk bayi, bantu mengatur nafas, mengatur suhu pada tubuh, akibat

dari kasus ikterus pada bayi baru lahir bisa menurun karena kadar bilirubin

normal kembali karna adanya pengeluaran lebih cepat. Adanya program

IMDi ini, bayi langsung bisa menyusui dengan adanya kolostrumi biasanya

pada 12 jam selesai ibunya melahirkan, keberhasilan ibu menyusui setelah

dilakukannya IMDi yaitu: merangsangi produksii oksitosini juga iprolaktin,

produksi ASI berhasil meningkat, dan umumnya bisa kuat dan adanya ikatan

pada ibu juga bayi (Sarwono Prawirohardjo, 2016).

Sustainablei Developmenti Goalsi (SDGs) adalah upayai

pembangunani berkelanjutani yangi jadi acuani di ikerangka ipembanggunan

juga perundingan banyaki negara pada idunia untuk penganti ipembangunan

globaI Milenium Develoment GoaIs (MDGs) sudah berakhir pada 2015 silam.

SDGs mempunyai hal pencapaian, seperti imenjamin ikehidupan yangi isehat

juga mendorongi kesejahteraani untuk semua kalangan di segala umur,

dengan beberapa ioutputnya imengurangi iAngka Kematiani Ibui (AKI) sampai


i

70 peri 100.000 kelahirani hidupi (KH) di tahuni 2030. iOutput tersebut tentu

makin melonjok bila membandingkan targeti MDGsi tahuni 2015 adalah

1
2

menurunkani AKI hasilnya 102 per 100.000 KH di 1990 sampai 2015 (SDGs

Center, 2018).

Pemerintah Indonesia mendukung pelaksanaan lnisiasi Menyusui iDini

sebaga tidakan penyelamatani ikehidupan, karna IMD bisa imenyelamatkan

22% idari bayii imeninggal isebelum iusia isatu ibulan. iMenyusui isatu ijam

pertamai kehidupanyang berawal idengan ikontak ikulit pada ibu juga bayi

dikatakan sebagaii indikatori iglobal. lni adalah haI barui untuk lndonesia, juga

adalah programi pemerintahi, juga diharap untuk tenagai kesehatani di isemua

tingkatani pelayanani kesehatani maupun iswasta, juga imasyarakat bisa

mensosialisasikani juga melaksanakani mendukungi suksesnyai iprogram

i tersebut, hingga diharap bisa itercapai isumber idaya lndonesia iyang

berkualitasi (Kementerian Kesehatan RI, 2021).

Upayai agar mencegahi kematiani BBL yangi barui disossialisasikan

pada lndonesia pada Agustusi 2007 yaitu lewat lnisiasi Menyusui Dini (IMD).

Programi IMD ditafsirkan bisa menyelamatkani minimal 30.000 bayi

lndonesia yangi meninggal dalam bulani awal kelahirani juga bisa imenekan

Angkai Kematiani Bayi (AKB) barui lahiri sampai mencapaii 22% (Utami

Roesli, 2012).

Keberhasilan ibu yang menyusui setelah dilakukannya IMD adalah

dapat merangsangi produksii oksitosini juga i prolaktin, imeningkatkan

keberhasilani produksii iasi, juga secarai psikologisi bisa menguatkani ikatani

batini pada ibu juga bayi (Enggar, Musyahida, 2022).


3

Dalam Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bayii yangi tali ipusatnya dipotong,

i dilap, juga segera diletakan diperut ibunyai pada kuliti ibersentuhan

i memperlihatkan iperkembangan i yang i menarik. Penelitiani Riordan J

(2005) disebutkani bahwaiternyatai padai usiai 20imenit, i bayi merangkap

diatas perut ibunya dalam keadaan mata tertutup. Pada usia 50 menit, bayi

bisa menemukan payudara ibunya sendiri. Adapun bayi yang tidak dilakukan

IMD, 50% tidak dapat menemukan payudara ibunya (Utami Roesli, 2012).

Proses inisiasi menyusu dini dilakukan sesaat setelah bayi lahir dalam

keadaan sehat dan menangis, sesudah dipotong tali pusarnya dan dilap dengan

kain hangat (dengan tetap mempertahankan vernix). Bayi dibiarkan tanpa

penghalang dan diletakkan di dada ibu dengan posisi tengkurap menghadap

kearah ibu. Bayi sengaja dibiarkan mencari sendiri puting susu ibunya. Proses

pencarian memakan waktu bervariasi, sekitar 30-40 menit. Dalam hal ini

segala tindakan atau prosedur yang membuat bayi stress atau merasa sakit

ditunda dulu, seperti menimbang, mengukur dan memandikan bayi

dilaksanakan setelah Inisiasi menyusui dini selesai dan dapat dilakukan pada

bayi yang dilahirkan dengan cara normal maupun operasi Caesar (Kemenkes

RI, 2017).

Salahi satui fakori yangi perlui diperhatikani pada inisiasii menyusuii idini

yaitu pengetahuani iibu. Jika ibui tidaki memahamii tentangi programi inisiasii

menyusuii dinii makai berpengaruhi terhadapi kekebalani dani kerentanani ibayi

pada suatui ipenyakit. Sehinggai ibayi mesti mendapati iinisiasi menyusuii idini

tepati iwaktu agari iterlindung darii iberbagai ipenyakit. Salahi isatu faktori iyang
4

mempengaruhiiiketepatan imunisasii yaitu tingkati ipengetahuan. Pengetahuani

bisa mempengaruhii imotivasi ibui agar mengimunisasii ibayinya dengani itepat

sesuaii ijadwal yangi itelah ditentukani (Roesli, 2012) .

Peran seorang ibu pada pelaksanaan inisiasi menyusui dini sangatlah

penting, karenanya suatu pemahaman tentang program ini amat diperlukan

untuk kalangan tersebut. Dalam hal ini peran orang tua dan keluarga,

khususnya ibu menjadi sangat penting. Pengetahuan, kepercayaan dan

perilaku seorang ibu akan mempengaruhi inisiasi menyusui dini, sehingga

dapat mempengaruhi status kesehatan anaknya. Masalah pengertian,

pemahaman dan ketepatan ibu dalam program inisiasi menyusui dini tidak

akan menjadi halangan yang besar jika ibu mempunyai pengetahuan, sikap

dan perilaku yang baik (Wiji, 2013).

Dalami imenit-menit pertamai isetelah ilahir, bayii imenunjukkan

kemampuani iyang imenakjubkan, pada saat ia ditaruh ke peruti maupun dadai

i ibunya, perlahani ibayi bisa merangkaki di arahi putingi susui ibui dani menyusui

i sendiri. Prosesi yangi dikenali dengani Inisiasii Menyusui Dinii (IMD) itersebut

memberikani banyaki imanfaat. Tidaki hanyai untuki mempererati ikatani

kasihsayang pada ibu juga bayi, IMDi bisa imeningkatkan ikeberhasilan

pemberiani iASI iEksklusif dani menurunkani angkai kematiani bayii (Roesli,

2012).

Penelitianii terkaitii IMDi yangi dilakukani pada Sistiantii juga

Trisnawatii (2011) menunjukkani bahwai adai hubungani yangi bermaknai

i antara sikapiv idengan minati melakukani Inisiasii Menyusuii Dinii pada iibu
5

hamili trimesteri IIIi (pi=i0,042) dimanai adai hubungani antarai tingkati

pengetahuani juga isikap idengan minati melakukani lnisiasi Menyusu iDini

pada ibui hamili trimesteri III (Sistianti & Trisnawati, 2011). Penelitian lain

yang dilakukan oleh Fauziah dan Siregar (2020) menunjukkan bahwa ada

hubungan pengetahuan ibu tentang IMD dengan penerapan Inisiasi Menyusu

Dini (IMD) di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar 2019 (p value= 0,004

α= 0,05) (Fauziah Harahap & Siregar, 2020).

Inisiasi Menyusu Dini secara nasional adalah sebesar 29,3 sedangkan

di Sulawesi Tenggara sebesar 23,9%. Sebagian proses mulai menyusu

dilakukan pada kisaran waktu 1-6 jam setelah bayi lahir tetapi masih ada

11,1% Proses mulai di susui dilakukan setelah 48 jam. Pemberian kolostrum

cukup baik, dilakukan oleh 74,7% ibu kepada bayinya (Kementerian

Kesehatan RI, 2021).

Data persalinan di Puskesmas Towea pada tahun 2019 sebanyak 78

orang yang melakukan IMD sebanyak 39 (50%) dan tidak melakukan IMD

sebanyak 39 (50%), tahun 2020 sebanyak 102 persalinan yang imelakukan

IMDi sebanyaki 9 (8,82%), juga tidaki melakukani IMDi sebanyak 93 (91,17%)

tahun 2021 berjumlah 86 persalinan melakukan IMD 17 (19,76%),

sedangkan 69 orang tidak melakukan IMD, dengan alasan karena ibu tidak

siap dan bayi tidak mau menyusu. Persalinan sampai bulan Mei 2022

berjumlah 52 persalinan yang melakukan IMD sebanyak 15 (28,84%),

sedangkan 37 (71,15%) tidak melakukan IMD, juga dengan alasan karena

karena ibu tidak siap dan bayi tidak mau menyusu.


6

Darii pengalamani dan studii awal yangi dilakukani pada ipeneliti

terbukti bahwa masih rendahnya cakupan pelaksanaan pemberian Inisiasi

Menyusu Dini di Puskesmas Towea. Hal ini dikarenakan sebagian ibu yang

sama sekali masih belum mengetahui bagaimana seharusnya melakukan IMD

serta apa manfaat dari IMD. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk

mengetahui bagaimana pengetahuan ibu hamil trimester III dengan IMD di

Puskesmas Towea kabupaten Muna.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkani latari belakangi yang sudah diuraikan, makai irumusan

masalahi ipada penelitiani iini yaitu “Bagaimanakah Hubungani ipengetahuan

ibui ihamil trimesteri iIII dengan Penerapan Inisiasii iMenyusu Dini i(IMD) idi

Puskesmasi Towea Kabupateni Muna?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan pengetahuani iibu hamili itrimester IIIi dengan

penerapan Inisiasii iMenyusu Dini i(IMD) dii iPuskesmas Towea Kabupaten

Muna.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasinya tingkati ipengetahuan ibui ihamil Trimester III

tentang Inisiasii iMenyusu Dinii idi iPuskesmas Towea Kabupaten

Muna.

b. Teridentifikasinya penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas


7

Towea Kabupaten Muna.

c. Teranalisisnya hubungan antara tingkat pengetahuani iibu hamili

i trimester IIIi idengan penerapan Inisiasii iMenyusu Dinii idii iPuskesmas

Towea Kabupateni Muna.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini kiranya dapat meningkatkan pemahaman dan

wawasan penulis mengenai pengetahuan ibu hamil tentang IMD. Hasili

penelitiani iinii idiharapkan bisa memberikani iinformasi juga itambahan

referensii ipenelitiani idalam bidangi ikesehatan masyarakati serta bisa

membantui imeningkatkan ilmui ipengetahaun sebagai salahi isatu iupaya

yang bisa digunakan agar meningkatkani penelitian terhadap IMD.

2. Manfaat Institusi

Diharapkan menjadi bahani iiinformasi bagii ikalangan perguruani

i tinggi, khususnyai idalam menambahi ibahan referensii di ProgramStudi

Sarjana Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan ITKES

Muhammadiyah Sidrap, Jugai Sebagaii iBahan Pertimbangani iBagi Untuk

Membantu Pemerintahi di menyusun strategi program tentang IMD.

3. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu masukan bagi instansi

kesehatan setempat khususnya bagi semua bidan untuk lebih baik lagi

dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang IMD agar

tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas.


8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimulainya dari konsepsi sampai lahirnya

bayi, dengan lamanya kehamilan normal yaitu 280 hari (40 minggu atau

9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Manuaba, 2007).

Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu:

a. Triwulan pertama: 0 sampai 12 minggu

b. Triwulan kedua: 13 sampai 28 minggu

c. Triwulan ketiga: 29 sampai 42 minggu (Manuaba, 2007).

Agar bisa menegakkani iikehamilan ditetapkani idengan melakukani

i penilaian terhadapi ibeberapa tandai idan gejalai ihamil, pada diagnosis

kehamilan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu tanda hamil tak pasti dan tanda

hamil pasti.

a. Tanda hamil tak pasti :

1) Hiperpigmentasi :

a) Kloasma gravidarum

b) Areola mama

c) Striae livide-alba

2) Perut membesar

3) Tanda dari :

9
10

a) Hegar

b) Pidcasek Chadwik

c) Braxton hicks

b. Tanda hamil pasti

1) Inspeksi : gerak janin

2) Palpasi : gerak janin dan teraba janin

3) Auskultasi : terdengar jantung janin

4) Ultrasonografi, terlihat adanya :

a) Fetal phase

b) Gestation sac

c) Kerangka janin

d) Jantung janin (Enggar, 2019).

2. Proses kehamilan

Menurut (Sarwono Prawirohardjo, 2016) bahwa proses kehamilan

merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari:

a. Ovulasi pelepasan ovum

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang di pengaruhi oleh

sistim hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang

berlansung umur 20-35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat

mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.

b. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang

kompleks. Pertumbuhan spermatozoa di pengaruhi mata ranati


11

hormonali iyang kompleksi idari pancai iindra, hipotakang, hipotisis,

juga sel interstitial leydig sampai sperma togomium bisa mengalani

prosesi hipotesis. di setiapi hubungani iseks dii itumpahkan isekitar 3 cc

spermai yangi imengandung 40 hingga 60 juta spertozoa setiap cc.

c. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa di sebut konsepsi

atau fertilisasi dan membentuk zigot

d. Terjadi nidasi (implantasi pada uterus)

Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma

“vitellus” membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum

yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan pematangan

mengikuti bentuk anaphase dan “tekofase” sehingga pronukleus

spermatozoa dalam keadaan haploid dan bertemu dalam pasangan

pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.

e. Pembentukan plasenta

f. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

3. Perubahan fisiologi pada saat kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistim genitadia wanita

mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam

perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen,

dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada:

a. Rahim atau uterus


12

Rahim yang semula besarnya sejempal atau beratnya 30 gram akan

mengalami hipertropi dan hiperplosia, sehingga menjadi seberat 1000

gram saat akhir kehamilan, otot rahim mengalami hyperplasia dan

hipertropi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti

pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

b. Vagina (liang senggama)

Vagina dan vulva mengalami penigkatan pembuluh darah karena

pengaruh estrogen sehingga tanpak makin merah dan kebiru-biruan

(tanda chadwicks)

c. Ovarium (indung telur)

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

lutcum grafidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuk

plasenta yang sempurna pada umur kehamilan 66 kehamilan 16

minggu

d. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi perkembangan payudara

tidak dapat di lepaskan dari pengaruh hormon estrogen, progesterone,

dan somammotropin.

e. Sisikulasi darah

Peredaran darah ibu di pengaruhi beberapa faktor, antara lain:

1) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin


13

dalam rahim.

2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi

retro-plasenter. Pengaruh hormone estrogen dan progesterone

makin meningkat (Saifuddin, 2006).

B. Tinjauan Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi Menyusui Dini merupakam pemberiani iASI maupun

menyusuii yang dibuat langsu sehabis BBL (Roesli, 2012).

Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera

setelah dilahirkan, bayi diletakan di dada atau di atas perut ibu selama

paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada bayi untuk

mencari dan menemukan puting ibunya (Kristiyanasari, 2011).

Inisiasi Menyusui Dinii (early initiation) maupun menyusu idini

merupakan bayii imempunyai kemampuani iuntuk menyusuii isendiri

asalkani idibiarkan kontaki ikulit bayii idengan kuliti iibunya, isetidaknya

selamai 1 jami segerai sehabis lahiri dan carai ibayi melakukani iinisiasi

menyusui dinamakani the breast crawl maupun merangkaki imencari

payudarai ibunya (Enggar, Musyahida, 2022).

2. Status Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasii Menyusui Dinii merupakan prosesi imembiarkan bayii

i menyusu sendirii isegera setelahi ikelahiran. Bayii imemiliki kemampuani

i alami untuki imenyusu sendirii iselama diberikani ikesempatan kontaki ikulit

dengani iibunya (skin to skin contact) setidaknyai iselama satui ijam segerai
14

i setelah ilahir. Bayii iyang mengalamii iskin to skin contacti ibeberapa meniti

i setelah kelahirani iakan mencarii iputing susui idengan kecepatani iyang

i berbeda-beda. Waktui irata-rata yangi idibutuhkan olehi ibayi sekitari i55

meniti idan padai ibanyak kasusi idapat mencapaii i2 jam (Utami Roesli,

2012).

Inisiasii iMenyusu Dinii imerupakan salahi isatu darii i10 langkahi

o keberhasilan imenyusui. Terdapati ilima tahapani idalam inisiasii imenyusu

i dini. Sehabis diletakkani idiantara payudarai iibunya dalami i30 menit

i pertama, bayii imenyesuaikan dengani ilingkungan dani isesekali melihat di

ibunya. Tahapi ikedua, selamai isekitar 10i imenit kemudiani ibayi

mengeluarkani isuara juga melakukani igerakan menghisapi idengan

memasukkani itangan ke dalami imulut. Tahapi iketiga, bayii imengeluarkan

airi iliur. Tahapi ikeempat, bayii imenekan-nekan peruti iibu agar bergeraki ike

arahi ipayudara (breast crawl). Terakhiri, bayii imenjilati kuliti iibu,

memegangi iputing susui idengan itangan, menemukani iputing juga

menghisapnyai (Roesli, 2012).

Salah satu bentuk pelayanan KIA adalah pemberian KIE tentang

Inisiasi Menyusu Dini dengan efektif, dimana efektivitas komunikasi

dan pengaruhnya terhadap perubahan sikap dapat dilihat dari dari aspek

organisasi komunikasi dan isi komunikasi, termasuk ketersediaan waktu

yang cukup (Azwar, 2012).

3. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

a. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari ke bawah.


15

b. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara esklusif dan

meningkatkan lamanya bayi yang disusui.

c. Memperkuat refleks menghisap bayi.

d. Mencegah hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi dengan

tepat selama bayi merangkak mencari payudara.

e. Mempererati ihubungan ikatani iibu dani ianak (Bonding Atthacment)

karenai i1 – 2 jami ipertama, bayii idalam keadaansiaga. Sehabis itu,

biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.

f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui

ekslusif dan akan lebih lama disusui (Roesli, 2012).

4. Keuntungan Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

a. Bagi Bayi

1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum

segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

2) Kolostrum memberikan kekebalan pasif pada bayi baru lahir dan

merupakan imunisasi pertama bagi bayi.

3) Meningkatkan kecerdasan.

4) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap,telan,dan napas.

5) Meningkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi.

6) Mencegah kehilangan panas.

b. Bagi Ibu

1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.

2) Meningkatkan keberhasilan produksin Asi.


16

3) Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi (Utami

Roesli, 2012).

5. Langkah-Langkah Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

a. Begitu lahir, Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya,

kecuali kedua tangannya.

b. Tali pusat di potong lalu diikat.

c. Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak

dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.

d. Tanpa digedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu

dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Jika perlu, bayi diberi topi untuk

mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya (Roesli Utami, 2008).

e. Tahap pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam

waktu 30 menit, biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap

proses menyusu dini gagal bila setelah 30 menit sang bayi tetap diam.

Bayi jangan diambil, paling tidak 1 jam melekat.

f. Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan

menghisap pada mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi

memasukkan tangannya ke mulut.

g. Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes

dari mulut bayi itu jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi

juga mencium bau air ketuban di tangannya yang baunya sama dengan

bau puting susu ibunya. Jadi bayi mencari baunya.

h. Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki


17

mungilnya menghentak guna membantu tubuhnya bermanuver

mencari (Roesli, 2012)

6. Tahapan Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

a. Tahap pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam

waktu 30 menit, biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap

proses menyusu dini gagal bila setelah 30 menit sang bayi tetap diam.

Bayi jangan diambil, paling tidak 1 jam melekat.

b. Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan

menghisap pada mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi

memasukkan tangannya ke mulut.

c. Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes

dari mulut bayi itu jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi

juga mencium bau air ketuban di tangannya yang baunya sama dengan

bau puting susu ibunya. Jadi bayi mencari baunya.

d. Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki

mungilnya menghentak guna membantu tubuhnya bermanuver

mencari puting susu. Khusus tahap keempat, ibu juga merasakan

manfaatnya. Hentakan bayi di perut bagian rahim membantu proses

persalinan selesai, hentakan itu membantu ibu mengeluarkan ari-ari.

e. Pada tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Bakteri yang

masuk lewat mulut akan menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi

biarkan si bayi melakukan kegiatan itu.

f. Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi
18

akan menyusu untuk pertama kalinya. "Proses sampai bisa menyusu

bervariasi. Ada yang sampai 1 jam (Roesli, 2012).

7. Keuntungan Kontak Kulit antara Ibu dan Bayi

a. Bagi Bayi

1) Menstabilkan pernapasan

2) Mengendalikan temperatur tubuh bayi.

3) Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi.

4) Meningkatkan kenaikan berat badan bayi.

5) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi

sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.

6) Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium

lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.

b. Bagi Ibu

1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu

2) Membantu kontraksi uterus agar tidak terjadi perdarahan.

3) Merangsang pengeluaran kolostrum.

4) Membantu meringankan rasa nyeri pasca persalinan

5) Meningkatkan produksi Asi.

6) Membantu ibu mengatasi stres.

7) Menunda ovulasi (Roesli, 2012).

8. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Secara Umum

a. Dianjurkani isuami maupun ikeluarga mendampingii iibu saati ipersalinan.

b. Disarankan agar mengurangi penggunaani iobat kimiawii isaat ipersalinan.


19

c. Dapati idiganti dengani icara inon-kimiawi, misalnyai ipijat, iaromaterapi,

gerakani iatau ihynobirthing.

d. Biarkani iibu menentukani icara melahirkani iyang idiinginkan, misalnyai

i melahirkan normali idi dalami iair maupun dengani i jongkok.

e. Seluruhi ibadan juga ikepala bayii idikeringkan isecepatnya, kecualii ikedua

i tangannya. Lemaki iputih (vernix) yangi imenyamankan kuliti ibayi

sebaiknyai idibiarkan.

f. Bayii iditengkurapkan dii idada maupun iperut iibu. Biarkani ikulit bayii

i melekat dengani ikulit iibu. Posisii ikontak kuliti idengan kuliti iini

dipertahankani iminimun satui ijam maupun sehabis menyusui awali

i selesai. Kedunyai idiselimuti, bila perlui igunakan topii ibayi.

g. Bayii idibiarkan mencarii iputing susui iibu. Ibu bisa merangsangi ibayi

dengani isentuhan lembuti itetapi tidaki imemaksakan bayii ike putingi isusu.

h. Ayahi ididukung untuk membantui iibu agar mengenalii itanda-tanda ataui

i perilaku bayii isebelum imenyusu. Hali iini bisa berlangsungi iselama

beberapai imenit maupun satui ijam, bahkani ilebih. Dukungani iayah akani

i meningkatkan rasai ipercaya dirii iibu. Biarkani ibayi dalami iposisi kuliti

i bersentuhan dengani ikulit ibunyai isetidaknya selamai isatu ijam,

walaupuni iia sudah berhasili imenyusu pertamai isebelum satui ijam. Jikai

i belum menemukani iputing payudarai iibunya dalami iwaktu satui ijam,

biarkani ikulit bayii itetap bersentuhani idengan kuliti iibunya sampaii

i berhasil menyusui ipertama.

i. Dianjurkani iuntuk memberikani ikesempatan kontaki ikulit dengani ikulit


20

padai iibu yangi imelahirkan dengani itindakan, misalnyai ioperasi icaesar.

j. Bayii idipisahkan darii iibu untuki iditimbang, dii iukur, dii icap setelahi isatu

jami iatau menyusui iawal iselesai. Proseduri iyang iinvasife, imisalnya

suntikani ivitamin Ki idan tetesani imata bayii idapati iditunda.

k. Rawati igabung – ibui idan bayii idirawat dalami isatu ikamar. Selamai i24

jami iibu – bayii tetap tidaki idipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan

ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI

keluar) dihindarkan (Roesli, 2008) (JNPK-KR, 2019).

9. Tatalaksana Insiasi Menyusu Dini (IMD) pada Ibu Post Caesarea

a. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif. Jika mungkin,

diusahakan suhu ruangan 20°-25°C. Disediakan selimut untuk menutupi

punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk

mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.

b. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan yang

tepat, sensitif dan mendukung ibu.

c. Sarankan untuk mempergunakan cara yang tidak mempergunakan obat

kimiawi dalam menolong ibu saat melahirkan (pijat, aroma therapi dsb).

d. Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan. Keringkan bayi

secepatnya tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi.

e. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat

pada kulit ibu.

f. Selimuti keduanya, kalaui perlui menggunakan i topi i ibayi Biarkan

i bayi mencari puting susu ibunya sendiri ke puting susu. Ibu


21

dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Bila perlu ibu

boleh mendekatkan bayi pada puting tapi jangan memaksakan

bayi

g. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai

proses menyusu pertama selesai Ibu melahirkan dengan proses operasi

berikan kesempatan skin to skin contact

h. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap, setelah

menyusu dini selesai,

i. Hindarkan pemberian minuman pre-laktal.

j. Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau

bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di

dada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan

(Utami Roesli, 2012).

10. Faktor Penghambat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

a. Bayi kedinginan

Suhu i idada ibu i iyang melahirkan i imenjadi 1° C i lebih panas

daripada i isuhu dada i iibu yang i itidak i melahirkan. Bila bayi yang

ditaruh pada i dada ibu i iini i kepanasan, suhu i idada ibu i iakan turun 1° C.

bila bayi i ikedinginan, suhu i idada ibu i iakan i meningkat 2° C i iuntuk

menghangatkani ibayi. maka, dadai ibuiyangi imelahirkaniimerupakan

tempati iterbaik untuk bayi yangi ibaru lahiri idibandingkan tempatiitidur

yang canggih juga imahal.


22

b. Sehabisi iimelahirkan, ibui isangat lelahi ijika langsungi imenyusuii

ii bayinya.

Seorangi iibu jarangi iterlalu lelahi iuntuk memeluki ibayinya isegera

sehabis ilahir. Keluarnyai ioksitosin pada ikontak kuliti ike kuliti seta saat

bayii imenyusu dinii imembantu menenangkani iibu.

c. Tenagai ikesehatan kurangi itersedia

Saati ibayi dii idada iibu, bidan bisa melanjutkan itugasnya. Bayii bisa

menemukani isendiri payudarai iibu. Libatkaniiayah maupun keluargai

i terdekat untuki imanjaga bayii isambil memberii idukungan ke ibu

d. Kamari ibersalin maupun kamari ioperasi isibuk

Dengani ibayi pada dadai iibu, ibu bisa dipindahkani pada ruangi ipulih

maupun kamari iperawatan. Kasih ikesempatan untuk bayii iuntuk

meneruskani iusahanya mencapaii ipayudara juga menyusui idini.

e. Ibui iharus idijahit

Kegiatani imerangkak mencarii ipayudara iterjadi pada areai ipayudara.

Yangi idijahit yaitu bagiani ibawah tubuhi iibu

f. Suntikani ivitamin Ki dan tetesi imata.

Menuruti iAmerican Collegei iof Obstetricsi iand Gynecologyi idan

AcademyiiBreastfeeding Medicinei (2007), tindakani ipencegahan ini

bisa ditundai isetidaknya selamai isatu jami isampai bayii imenyusu

sendirii itanpa membahayakani ibayi.

g. Bayi musti cepat-cepat idibersihkan, idimandikan, iditimbang, juga

i diukur.
23

Menundai imemandikan padai ibayi berartii imenghindarkan hilangnyai

i panas badani ibayi. Tidak hanya itu, kesempatani ivernix imeresap,

i melunakkan, juga melindungii ikulit bayii ilebih ibesar .Bayii bisa

dikeringkani isegera sehabis ilahir. Penimbangani juga ipengukuran bisa

ditundai isampai menyusui iawal iselesai.

h. Bayii ikurang isiaga.

Justrui ipada 1-2i ijam pertamai ikelahirannya, bayii isangat isiaga (alert).

Setelahi iitu, bayii itidur dalami iwaktu yangi ilama. bila bayii imengantuk

akibati iobat yangi idiasup iibu, kontaki ikulit akani ilebih pentingi ilagi

karenai ibayi memerlukani ibantuan lebihi iuntuk Bonding.

i. Kolostrumi cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir.

Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat

dipakai pada saat ini Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-

kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi

kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan

mematangkan dinding usus yang masih muda (Roesli, 2012).

11. Pandangan Hukum Menyusui dalam Islam

Dikutip dari buku Keluarga Sejahtera dan Kesehatan Reproduksi

Dalam Pandangan Islam yang disusun (KH. Abdullah Hasyim dkk,

2018) bahwa bayi sebaiknya segera disusui oleh ibunya, setidaknya

dalam 30 menit pertama setelah dilahirkan. Biarkan bayi mengisap

puting susu meski ASI belum keluar. Al-Quran pun sudah memaparkan

dengan jelas perkara menyusui ini, Moms. Tertulis dalam Surat Al-
24

Baqarah ayat 233 bahwa menyusui selama dua tahun akan

menyempurnakan masa penyusuan.

‫َو اْلَو اِل َداُت ُيْر ِض ْع َن َأْو اَل َد ُهَّن َح ْو َلْيِن َك اِم َلْيِن ۖ ِلَم ْن َأَر اَد َأْن ُيِتَّم الَّر َض اَع َةۚ َو َع َلى اْلَم ْو ُل وِد َل ُه‬

‫ِر ْز ُقُهَّن َوِك ْس َو ُتُهَّن ِباْلَم ْعُروِف ۚ اَل ُتَك َّلُف َنْفٌس ِإاَّل ُو ْس َعَهاۚ اَل ُتَض اَّر َو اِل َد ٌة ِبَو َل ِد َها َو اَل َم ْو ُل وٌد َل ُه‬

ۗ‫ِبَو َلِدِهۚ َو َع َلى اْلَو اِر ِث ِم ْثُل َٰذ ِلَك ۗ َفِإْن َأَر اَدا ِفَص ااًل َع ْن َت َر اٍض ِم ْنُهَم ا َو َتَش اُو ٍر َفاَل ُجَن اَح َع َلْيِهَم ا‬

‫َو ِإْن َأَر ْدُتْم َأْن َتْسَتْر ِض ُعوا َأْو اَل َد ُك ْم َفاَل ُجَن اَح َع َلْيُك ْم ِإَذ ا َس َّلْم ُتْم َم ا آَتْيُتْم ِب اْلَم ْعُروِف ۗ َو اَّتُق وا َهَّللا‬

‫َو اْعَلُم وا َأَّن َهَّللا ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َبِص يٌر‬

“Dan bagi para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua

tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan

kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan

cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar

kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena

anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban

demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)

dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa

atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,

maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah

bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

Berdasarkan terjemahan ayat Al-Quran diatas, bisa dipahami secara

jelas bahwa menyusui adalah perintah langsung dari Allah SWT.

Perintah tersebut akan sempurna jika ibu menyusui anaknya selama dua

tahun, senada dengan anjuran WHO. Namun Allah tidak memaksakan


25

jika ibu berhalangan untuk menyusui selama dua tahun penuh. Apabila

karena beberapa alasan Anda akhirnya harus menyapih si kecil, Anda

diperbolehkan untuk melakukkannya. Al-Quran bahkan sudah mengatur

jelas bahwa anak boleh diberi ASI dari ibu donor dengan perjanjian yang

jelas (KH. Abdullah Hasyim dkk, 2018).

C. Tinjauan Tentang Pengetahuan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengetahuan

berasal dari kata tahu yang berarti mengerti sesudah melihat, menyaksikan

atau setelah mengalami atau diajarkan. Sedangkan kata pengetahuan sendiri

berarti segala sesuatu yang diketahui (Chulsum, 2006).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain melalui pendidikan

baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler. Pengetahuan juga dapat

diperoleh dari pengetahuan orang lain diantaranya dengan mendengar,

melihat langsung dan melalui alat komunikasi seperti televise, radio, buku,

majalah dan lain-lain. Untuk memperoleh data tentang pengetahuan tertulis

atau lisan dapat digunakan untuk mengukur cognitive domain seseorang

(Notoatmodjo, 2015).

Pengetahuan merupakan bagian dari “cognitive domain” yang secara

terinci dapat diuraikan sebagai berikut:


26

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Contohnya, remaja dapat

menyebutkan dampak dari seks bebas

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Contohnya, remaja paham dan dapat

menjelaskan kembali hal-hal yang berkaitan dengan seks bebas.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di

sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain. Contohnya, dapat membedakan antara seks bebas dengan seks yang

dilakukan dengan satu pasangan yang sah atau dengan ikatan pernikahan.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang

lain. Contohnya, dapat membedakan antara seks bebas dengan seks yang
27

dilakukan dengan satu pasangan yang sah atau dengan ikatan pernikahan.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang lain. Contohnya,

dapat menyusun konsep atau teori.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasii iini berkaitani dengani ikemampuan untuki imelakukan

justifikasii maupun penilaiani iterhadap suatui imateri maupun iobjek.

Penilaian-penilaiani iitu didasarkani ipada suatui ikriteria yangi iditentukan

i sendiri, maupun menggunakan kriteria yangi sudah iada. iContohnya, bisa

menafsirkani isebab-sebab mengapa pada masa remajai sudah imelakukan

seks bebas.

Mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subyek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.

Mengukur pengetahuan sesorang tentang apapun hanya dapat diukur

dengan membandingkan pengetahuan orang tersebut dalam kelompoknya

dalam arti luas (Notoatmodjo, 2015).

Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata, sedangkan

data yang bersifat kuantitatif berwujud angka-angka, hasil hasil perhitungan


28

atau pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan

dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah

dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat kualitatif.

Faktor-Faktori iyang mempengaruhii ipengetahuan

1. Pengalamani

Pengalamani imempengaruhi pengetahuani iseseorang. Pengalamani ihidup

sehari-harii isebagai sumberi ipengetahuan hariani maupun pengalamani ibiasa

(ordinary knowledge) iseseorang.

2. Umuri

Umuri i20-40 tahuni imempunyai statusi iemosional yangi imatang hingga

dayatangkap merekai idalam menerimai juga mengolahi iinformasi yangi

i diterima lumayan ibaik.

3. Pendidikani

Pendidikani ijuga mempengaruhii ipengetahuan juga perilakui iseseorang

dalami imenerima pengetahuani ibaru. Salahi isatu indikatori itingginya

pengetahuani i seseorang bisa dilihat darii i tingkat i pendidikannya.

Pengetahuani idiperoleh dariiiproses ibelajar, tetapii itidak musti belajari idari

pendidikani iformal tapiii bisa darii iproses ikerjasama, berinteraksii idan

i berdiskusi, idisampingi imemperoleh pengalamani idari orangi ilain juga bisa

mengembangkani ipemikiran juga dayai ikreasi individui (Notoatmodjo,

2003). Sepertii halnya teorii iyang menyatakani ibahwa adai ihubungan positif

yangi isangat bermaknai iantara tingkati upendidikan ibui ihamil dengani

i pengetahuan tentangi ipemeriksaan kehamilan.


29

4. Sumber informasii

Sumberi iinformasi dapat diperolehi idari ipenyuluhan, iberita, iinformasi darii

i media cetaki maupun mediai ielektronik.

5. Kecerdasani

Intelegensii maupun kecerdasani isangat mempengaruhii ipengetahuan

i seseorang. Kecerdasani juga nilaii ikemampuan kognitif maupun

pengetahuani iseseorang berkorelasii itinggi juga ipositif, semakini itinggi

nilaii ikecerdasan seseorangi isemakin tinggii ikemampuan ikognitifnya.

6. Sosial budayai

Faktori ilain yangi imempengaruhi pengetahuani merupakan sosiali ibudaya.

Budayai i menghasilkan kepercayaani i yang berkembangi i menjadi

i pengetahuan. Pengetahuani itersebut lalui idisebarkan di suatui ikelompok

sosiali idi imasyarakat.

7. Lingkungani

Lingkungani ijuga mempengaruhii ipengetahuan iseseorang, lingkungani

i dibedakan menjadii i lingkungan hukumi i dan lingkungani i alam.

Lingkunganiihukum adalah lingkungani iyang diciptakani ioleh stratai

i pemerintahan. Lewati ipemerintah, pengetahuani bisa diberikani imelalui

wewenangi juga ikewibawaan. Lingkungani ialam mempengaruhii itimbulnya

usaha-usahai iyang bersifati ispekulatif yangi bisa memunculkani itimbulnya

pengetahuani ibaru (Soekanto, 2017).


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Kerangka pikir penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian

yang akan dilakukan (Sugiyono, 2016).

Variabel dapat diartikan sebagai atribut dari subjek atau objek yang

akan diteliti yang bervariasi antara suatu subjek atau objek yang satu dengan

yang lain atau dapat juga diartikan sebagai gejala yang menjadi fokus dalam

penelitian. Variabel menunjukkan atribut dari sekelompok orang atau objek

yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu

(Nursalam, 2016). Pada dasarnya kerangka berpikir diturunkan dari beberapa

teori dan konsep yang konsisten dengan masalah yang diteliti dan

menimbulkan asumsi dalam bentuk diagram alur pemikiran. Ini dapat

dirumuskan menjadi hipotesis yang dapat ditindaklanjuti atau diuji, jika

memungkinkan. (Sujarweni, 2014).

Inisiasi Menyusu Dini salah satunya ditentukan oleh pengetahuan ibu

khususnya ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini. Oleh karena itu dengan

adanya pengetahuan yang dimiliki akan memberikan pemahaman kepada ibu

ataupun yang belum memahami betapa pentingnya Inisiasi Menyusu Dini.

Pemahaman para ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini akan

memberikan manfaat positif baik kepada ibu maupun kepada bayi.

30
31

1. Pengetahuan ibu tentang IMD adalah kemampuan ibu untuk mengingat,

memikirkan, dan mendeskripsikan menyusui dini yang diukur dari

kemampuannya menjawab kuesioner dengan benar. Hasil ini memberikan

gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusu dini.

Pengetahuan tentang definisi IMD Pengetahuan tentang prosedur IMD

Pengetahuan tentang pentingnya IMD Pengetahuan tentang faktor-faktor

penghambat IMD Pengetahuan tentang manfaat IMD

2. Inisiasi Menyusu Dini adalah tindakan yang dilakukan pada bayi

baru lahir dengan memberikan ASI atau menyusui segera setelah lahir

dimana Inisiasi menyusu dini (early initation) maupun inisiasi menyusu

dini merupakan bayi mulai menyusu setelah lahir. cara bayi mulai

menyus dini ini namanya the breast crawl maupun merangkak cari

payudara.

B. Bagan Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan uraian di atas, maka kerangka konsep

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengetahuan Ibu Penerapan Inisiasi


Hamil Menyusu Dini

Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep


32

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau alat

ukur, maka variabel harus diberi batasan atau definisi operasional. Definisi

operasional diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data

(variabel) itu konstisten antara sumber data (responden) yang satu dengan

responden yang lain (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Kriteria Objektif
Variabel Bebas : Kemampuan ibu Kuesioner Ordinal 1. Baik jika responden
Pengetahuan Ibu hamil dengan menjawab benar 76 %
Hamil tentang Trimester III pernyataan – 100 % dari yang
Inisiasi Menyusu menganalisis tentang tertutup dengan diharapkan
Dini (IMD) InisiasiiMenyusui iDini pilihan ganda 2. Cukup baik jika
bahwai i bayi responden menjawab
mempunyaii benar 56 % – 75 %
i kemampuan luari ibiasa dari yang diharapkan
untuki imenyusu sendirii 3. Kurang baik jika
i segera sehabis lahir responden menjawab
dan manfaatnyai isangat benar dibawah 56 %
luai biasa. Terdapat 15 dari yang diharapkan
Pertanyaan
Variabel Terikat: Penerapan inisiasii Kuesioner Ordinal 1.Melakukan IMD
Penerapan IMD i menyusu dinii dengan 2.Tidak melakukan IMD
merupakani iperilaku ibu pernyataan
bersalini iyang menyusuii tertutup
i anaknya segerai isetelah
melahirkani i dengan
carai imeletakkan bayii idi
atas dada ibunyai idan
bayii dibiarkan
merangkak untuk
33

mencari payudara ibu.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut pendapat Good dan Scates (1954) dalam (Setiyawan, 2010).

Hipotesis dikatakan sebagai praduga atau acuan yang dirumuskan secara

tentatif dan diterima yang dapat menjelaskan fakta yang diamati atau kondisi

yang diamati dan digunakan sebagai pedoman untuk langkah-langkah

selanjutnya.

H1: Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap

penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Towea Kabupaten Muna.

H0: Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap

penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Towea Kabupaten Muna.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

dengan pendekatan cross sectional model untuk menguji hubungan antara

praktek inisiasi laktasi dengan pengetahuan ibu persoalan IMD. Cross

sectional adalah salah satu bentuk studi observasional (non eksperimental)

Survei yang paling umum dilakukan mencakup semua jenis survei di mana

variabel diukur hanya sekali. (Arikunto, 2011).

Penelitian ini untuk melihat hubungan pengetahuan ibu hamil trimester

III terhadap Penerapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Towea

Kabupaten Muna.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian adalah di Puskesmas Towea kabupaten

Muna. Pelaksanaan penelitiaan pada bulan Agustus-September 2022.

C. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester III di

Puskesmas Towea pada bulan Agustus-September 2022 berjumlah 30 orang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik sampling jenuh (Total Sampling), dimana berdasarkan

pertimbangan bahwa jumlah populasi dan subjeknya yang tidak terlalu

banyak maka seluruh populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2016), sampel

33
34

dalam penelitian yaitu seluruh ibu hamil trimester III di Puskesmas Towea

pada bulan Agustus-September 2022 dengan jumlah 30 orang.

D. Pengumpulan Data dan Penyajian Data

1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan

menggunakan data primer (langsung dari responden) yang diperoleh dari

kuesioner yang bersifat tertutup.

a. Setelah mendapat ijin, peneliti melakukan pendekatan kepada

responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden.

b. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan sedikit

wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada responden secara

langsung untuk diisi sesuai dengan petunjuk yang telah dibuat.

c. Setelah kuesioner selesai diisi, kuesioner ditarik kembali oleh peneliti

untuk dilakukan pengolahan data.

d. Setelah semua data terkumpul, dilakukan pengolahan dan disajikan

dalam bentuk table dan narasi dengan Langkah-langkah yang

ditempuh menurut adalah :

1) Editing. Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan.

2) Coding. Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori.

3) Data entry

Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam


35

master tabel atau data base komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana (Notoatmodjo, 2010).

2. Penyajian Data

Menggunakan instrumen berupa kuesioner dan dilengkapi dengan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Menggunakan Jenis

Pernyataan Pernyataan Positif Jika Benar nilainya 1 dan jika salah nilainya

0. Selanjutnya kuoseioner dikumpulkan langsung dari responden dengan

menggunakan kuesioner yang di buat oleh peneliti yang berjumlah 15

item dalam bentuk pilihan ganda dengan jawaban hanya satu yang benar.

Bila responden menjawab benar maka di beri nilai 1,dan Bila responden

menjawab salah maka diberi nilai 0. Nilai tertinggi 15 dan nilai terendah 0.

E. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menganalisis tiap variabel dari

hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase

dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini data yang

diperoleh dalam bentuk skor (kuantitatif). Pemberian makna terhadap

skor dilakukan dengan menggunakan norma kategorisasi dimana

pengetahuan dengan tiga kategorisasi sedangkan penerapan IMD dengan

dua kategorisasi.

Analisis deskriptif terhadap variabel-variabel yang ada dengan

menghitung distribusi frekuensi dan rasio untuk menentukan sifat-sifat


36

objek yang diteliti. Hasil ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi dan

teks penjelasan.

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan

yang signifikan antara variable bebas dengan variable terikat digunakan

analisis chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistik p value

95% (α = 0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variable secara

statistik mempunyai hubungan yang signifikan. Kemungkinan untuk

menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variable terikat dengan

variable bebas digunakan analisis tabulasi silang

F. Etika Penelitian

a. Informed Consent

Persetujuan dan pemberian wewenang yang diberikan oleh pasien secara

otonom atau oleh seorang subjek penelitian kepada pelayan kesehatan

untuk dapat dilaksanakan intervensi medis atau ikut serta dalam riset agar

mendapat keterangan.

b. Anonimity

Masalah etika penelitian dimana memberikan jaminan kepada

subyek/responden dalam penggunaan nama dengan tidak mencantumkan

nama subyek/responden

c. Confidentiality

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah


37

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada

hasil riset (Setiyawan, 2010).


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitiaan yang dilakukan pada bulan Agustus-

September 2022 di Puskesmas Towea didapatkan 30 responden. Hasil

penelitian yang dikumpulkan melalui kuisioner kepada responden

sehingga ditemukan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur,

pendidikan, pekerjaan, dan jumlah persalinan responden yang disajikan

dalam table berikut:

Tabel 5. 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas Towea
Kabupaten Muna Tahun 2022
No Umur Frekuensi (n) Persentase
1 20-35 15 50%
2 >35 15 50%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan hasil bahwa responden

memiliki jumlah yang sama besar umur 20-35 tahun yaitu sebanyak

15 orang (50%) dan umur >35 juga sebanyak 15 orang (50%).

38
39

Tabel 5. 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Towea
Kabupaten Muna Tahun 2022
No Pendidikan Frekuensi (n) Persentase
1 PT 5 16.7%
2 SMA 15 50%
3 SMP 5 16.7%
4 SD 5 16.7%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan hasil bahwa responden terbanyak

adalah dengan Pendidikan SMA yaitu sebanyak 15 orang (50%).

Tabel 5. 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Towea
Kabupaten Muna Tahun 2022
No Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase
1 IRT 24 80%
2 Honorer 6 20%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan hasil bahwa responden terbanyak

adalah dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 24

orang (80%).

Tabel 5. 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Persalinan
di Puskesmas Towea Kabupaten Muna Tahun 2022
No Jumlah Persalinan Frekuensi (n) Persentase
1 1 6 20%
2 2 12 40%
3 3 7 23.3%
4 4 5 16.7%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer
40

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil bahwa responden terbanyak

adalah dengan jumlah persalinan sebanyak 2 kali yaitu sebanyak 12 orang

(40%).

2. Karakteristik Variabel yang Diteliti

Distribusi frekuensi pengetahuan ibu bersalin tentang Inisiasi

Menyusu Dini dan Distribusi frekuensi responden yang melakukan IMD

responden survei ini tercantum dalam tabel dibawah ini:

Tabel 5. 5
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Towea
Kabupaten Muna Tahun 2022
No Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase
1 Baik 5 16.7%
2 Cukup Baik 7 23.3%
3 Kurang Baik 18 60%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai

pengetahuan baik sebesar 5 orang (16.7%), sedang yang mempunyai

pengetahuan cukup baik sebesar 7 orang (23.3%) dan yang mempunyai

pengetahuan kurang baik sebesar 18 orang (60%).

Tabel 5. 6
Distribusi Responden Berdasarkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di
Puskesmas Towea Kabupaten Muna Tahun 2022
No IMD Frekuensi (n) Persentase
1 Melakukan IMD 11 36.7%
2 Tidak Melakukan IMD 19 63.3%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer

Berdasarkan table 5.6 menunjukkan bahwa dari 30 responden


41

terdapat 11 orang (36.7%) ibu yang melakukan IMD sedangkan yang

tidak melakukan IMD sebesar 19 orang (63.3%)

3. Hasil Tabulasi Silang (Crosstab) Antara Variabel Independen Terhadap

Variabel Dependen

Tabel 5. 7
Distribusi Silang Responden Berdasarkan Pengetahuan dengan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Towea Kabupaten Muna
Tahun 2022
No Pengetahuan IMD Total Nilai
Melakukan Tidak p
IMD Melakukan IMD
n % n % n %
1 Baik 5 45.5 0 0.0 5 16.7
2 Cukup Baik 6 54.5 1 5.3 7 23.3 0.000
3 Kurang Baik 0 0.0 18 94.7 18 60
Total 11 100 19 100 30 100
Sumber:SPSS 26

Analisis statistik menunjukkan tidak ada responden (0,0%) yang

mengetahui IMD sepenuhnya tetapi tidak melakukan IMD, sedangkan 5

(45,5%) yang melakukan IMD tidak memiliki IMD. Maksimal 1 ibu

dengan pengetahuan cukup yang tidak melakukan IMD. . (5,3%), dan

hingga 6 (54,5%) melakukan IMD. Hingga 18 ibu yang kurang

berpengetahuan (94,7%) tidak melakukan IMD.

Dengan menggunakan rumus x2 (chi-squared), dianalisis hubungan antara

pengetahuan ibu dengan praktik IMD pada trimester III menghasilkan nilai p

= 0,000 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan ibu dengan inisiasi menyusu dini terhadap penerimaan Ha

dan penolakan H0. Artinya ibu dengan pengetahuan IMD juga berhasil

menggunakan IMD..
42

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki

jumlah yang sama besar umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 15 orang (50%)

dan umur >35 15 juga orang (50%). Dimasa ini seorang wanita memulai

kodratnya sebagai seorang wanita yaitu hamil, bersalin dan menyusui

bayinya (Roesli, 2012).

Menurut hasil survei, sebagian besar ibu memiliki ijazah SMP, sesuai

dengan tingkat pendidikan BMI. (Notoatmodjo, 2015), salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan maka semakin tinggi pula

tingkat pengetahuannya. Demikian pula, tingkat pendidikan yang lebih tinggi

mendorong seseorang untuk belajar lebih banyak tentang menyusui dan IMD.

Sebuah survei berdasarkan pekerjaan mengungkapkan bahwa banyak dari

mereka adalah ibu rumah tangga penuh waktu. Bekerja sebagai individu

meningkatkan kontak saya dengan orang-orang yang berbagi pengetahuan

tentang IMD. Sebagai ibu rumah tangga, saya memiliki lebih banyak waktu

untuk memberikan ASI eksklusif dan lebih banyak waktu untuk berinteraksi

dengan ibu-ibu dari bayi yang mengikuti kegiatan Posyandu, RT dan RW.

Praktek IMD.

Berdasarkan pengetahuan ibu bersalin, sebagian besar ibu tampaknya

hanya tahu sedikit. Responden mengatakan bahwa di era globalisasi,

sementara pengetahuan dapat dengan mudah diperoleh dari media elektronik

dan cetak, responden enggan mencari sumber yang memperluas pengetahuan


43

pribadinya yang luas (Notoatmodjo, 2015).Seperti yang kami katakan,

pengetahuan adalah hasil dari pengetahuan, yang terjadi setelah manusia

mempersepsikan objek tertentu. Persepsi manusia.

Hasil uji Chi-Square menunjukkan p-value = 0,000 (P < 0,05),

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan IMD ibu

dengan penggunaan ASI dini di Puskesmas Towea Kabupaten Muna.

(Notoatmodjo, 2015), ada enam tingkat pengetahuan, dengan tingkat 3 yang

dapat diterapkan dan didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang dipelajari dalam situasi atau kondisi nyata (dalam praktik).

Menurut Notoatmodjo, salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan, semakin mudah menerima

dan beradaptasi dengan hal-hal baru. Sedangkan menurut Roesli (2012), ibu

yang berpengetahuan baik dan ibu yang kurang informasi yang tidak

melakukan menyusui dini memiliki ketakutan bayi kedinginan, dan ibu terlalu

lelah. IMD, seperti ketidakmampuan untuk menyusui secepat mungkin. Pada

jam pertama, tidak responsif terhadap praktik IMD, berkurangnya jumlah

tenaga kesehatan yang tersedia, berkurangnya ketersediaan ruang bersalin dan

responsif terhadap praktik IMD, ruang bersalin yang penuh sesak, dan

persalinan caesar yang dijahit Setelah melahirkan ibu, segera pemberian

suntikan vitamin K dan obat tetes mata setelah bayi baru lahir.

Dari hasil analisis dalam penelitian ini didaptkan bahwa sebagian

besar ibu yang bersalin di Puskesmas Towea Kabupaten Muna mempunyai

pengetahuan kurang baik tentang Inisiasi Menyusu Dini dan mereka tidak
44

melakukan IMD. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden masih

kurang menyadari pentingnya menyusui bayinya sejak lahir. ASI

meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu bayi, waktu menyusu kulit bayi

akan menempel pada kulit ibu, kontak yang dini akan sangat besar

pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak, interaksi yang timbul waktu

bayi menyusu pada ibunya akan menimbulkan rasa aman bagi bayi,

perasaan aman ini penting untuk menimbulkan dasar kepercayaan pada bayi

yaitu dengan mulai mempelajari orang lain yaitu ibu maka akan timbul rasa

percaya diri (Prasetyawati, 2012).

Hasil penelitian lain terkait IMD yang dilakukan oleh Fauziah dan

Soja (2018) dengan judul Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Inisiasi

Menyusu Dini dengan keberhasilan ASI Eksklusif dimana hasil penelitian

menyatakan menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang

IMD dengan keberhasilan ASI Ekskuliif nilai p=0,011 (p<0,05). Jadi, secara

tidak langsung pengetahuan ibu tentang IMD akan mempengaruhi

keberhasilan ibu dalam pemberian ASI Eklusif (Fauziah Harahap & Siregar,

2020).

Penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Sistianti dan

Trisnawati (2011) dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil

Trimester III dengan Minat Melakukan Inisiasi Menyusui Dini di RSUD Dr.

R. Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara sikap dengan minat melakukan Inisiasi


45

Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III (p = 0,042) dimana ada hubungan

antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan minat melakukan Inisiasi

Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III (Sistianti & Trisnawati, 2011).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Fauziah dan Siregar (2020) dengan judul

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Inisiasi Menyusu Dini dengan Partisipasi

Ibu Melakukan IMD Tahun 2018 menunjukkan bahwa ada hubungan

pengetahuan ibu tentang IMD dengan penerapan Inisiasi Menyusu Dini

(IMD) di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar 2019 (p value= 0,004 α=

0,05) (Fauziah Harahap & Siregar, 2020).


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Responden mempunyai pengetahuan kurang baik tentang IMD di

Puskesmas Towea yaitu 58.3%. Paling banyak responden yang tidak

melakukan IMD sebesar 62.5%.

2. Berdasarkan analisis menggunakan x2 (chi square) nilai p=0,000

(p<0.05). Sehingga Ha diterima dan H0 ditolak dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III

terhadap penerapan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Towea

Kabupaten Muna.

B. Saran

1. Secara Ilmiah

Diharapkan bidan dapat memberikan bimbingan pada ibu semas hamil

dan bersalin untuk meningkatkan pengetahuan tentang inisiasi

menyusu dini karena pengetahuan inisiasi menyusu dini akan

meningkatkan pelaksanaan praktek IMD. Selain itu diharapkan bidan

lebih professional dalam pelayanan tentang IMD melalui program

penyuluhan bagi ibu hamil. Diharapkan lingkungan tempat persalinan

dapat mendukung adanya program IMD.

46
47

2. Secara Institusi

Ibu hamil selalu diharapkan untuk mencari informasi dan pengetahuan

tentang IMD agar dapat melakukan praktek IMD nantinya dalam

persalinan.

3. Secara Praktis

Diharapkan bagi peneliti yang akan datang dapat menambah referensi dan

memperkuat penelitian terdahulu serta menambah informasi tentang

inisiasi menyusu dini.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Ed. Rev.


V). Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Kedua). Pustaka


Belajar.

Chulsum, U. dan W. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Enggar, Musyahida, P. (2022). Perawatan Payudara untuk Meningkatkan


Produksi Asi; Dilengkapi Teknik Marmet & Pijat Oksitosin (1st ed.). Pustaka
Panasea.

Enggar, dkk. (2019). Buku Ajar Asuhan Kehamilan. In In Media (Pertama). In


Media.

Fauziah Harahap, I., & Siregar, S. E. D. (2020). Hubungan Pengetahuan Ibu


Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dengan Partisipasi Ibu Melakukan Imd
Tahun 2018. Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse,
Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 15(3), 357–360.
https://doi.org/10.36911/pannmed.v15i3.774

JNPK-KR. (2019). Asuhan Persalinan Normal: Asuhan Esensial Persalinan Buku


Acuan. JNPK-KR/POGI.

Kemenkes RI. (2017). Pedoman Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia (PAS). In


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020.


Kementerian Kesehatan RI. https://pusdatin.kemkes.go.id/

KH. Abdullah Hasyim dkk. (2018). Keluarga Sejahtera & Kesehatan Reproduksi
Dalam Pandangan Islam.

Kristiyanasari, W. (2011). ASI, Menyusui , dan SADARI. Nuha Medika.

Manuaba, I. B. G. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. EGC.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan (Revisi). Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2015). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan


Praktis. Salemba Medika.

48
49

Prasetyawati, A. E. (2012). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium


Development Goals (MDGs). Nuha Medika.

Roesli, U. (2008). Inisiasi Munyusu Dini Plus ASI Eksklusif (Kedua). Pustaka
Bunda.

Roesli, U. (2012). Panduan Inisiasi Menyusu Dini Plus Asi Eksklusif. Pustaka
Bunda.

Saifuddin, A. B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sarwono Prawirohardjo. (2016). Ilmu kebidanan (S. Prof. dr. Abdul Bari
Saifuddin, MPH, SpOG(K) ; dr. Trijatmo Rachimhadhi, SpOG(K), Prof. Dr.
dr. Gulardi H. Wiknjosastro (ed.); Edisi keem). Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

SDGs Center. (2018). SDGs Center Universitas Diponegoro. LOCALISE SDGs


UCLG ASPAC-APEKSI. https://localisesdgs-indonesia.org/sdgs-center/12

Setiyawan, A. dan S. (2010). Buku Metodologi Penelitian Kebudanan DIII, DIV,


S1 DAN S2 (Ketiga). Nuha Medika.

Sistianti, Y., & Trisnawati, Y. (2011). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Trimester III Dengan Minat Melakukan Inisiasi Menyusui Dini Di
RSUD Dr. R. Goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Tahun 2011. Jurnal
Involusi Kebidanan, 1(1), 9–19.

Soekanto, S. (2017). Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Rajawali Pres.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Manajemen (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods), Penelitian Tindakan (Action
Research, dan Penelitian Evaluasi) Pengarang Prof Sugiyono. Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2014). SPSS Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press.

Sumantri. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Kesatu). Prenada Media.

Utami Roesli. (2012). Panduan Konseling Menyusui Dukungan Bunda


Memberikan yang Terbaik Bagi Si Buah Hati. Pustaka Bunda.

Wiji, R. N. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui.

Anda mungkin juga menyukai