Anda di halaman 1dari 69

PENERAPAN PEMBERIAN MINYAK ZAITUN (OLIVE OIL)

TERHADAP RUAM POPOK BAYI USIA 0-12 BULAN


DI PUSKESMAS GANJAR AGUNG METRO

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh

PUTRI TRI NURHAYATI


NIM : 0241012218037

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO
TAHUN 2022
PENERAPAN PEMBERIAN MINYAK ZAITUN (OLIVE OIL)
TERHADAP RUAM POPOK BAYI USIA 0-12 BULAN
DI PUSKESMAS GANJAR AGUNG METRO

Disusun Dalam Rangka Ujian Akhir Program D III Keperawatan


Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro

Oleh :
PUTRI TRI NURHAYATI
DHARMA WACANA
NIM : 0241012218037
M E TR O

PRODI STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO
TAHUN 2022

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Putri Tri Nurhayati

NIM : 0241012218037

Judul : Penerapan Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap


Ruam Popok Bayi Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas Ganjar
Agung Metro

Dengan ini saya menyatakan :

1. Bahwa tulisan dalam KTI ini adalah tulisan saya dan saya bertanggung

jawab penuh atas isi segala isi yang ada di dalamnya

2. Bahwa dalam KTI ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar Ahli Madya keperawatan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan saya, jika suatu saat diketahui bahwa saya melanggar apa

yang telah tersebut diatas maka saya siap untuk mendapat sanksi.

Metro, Agustus 2022

Putri Tri Nurhayati

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul:

PENERAPAN PEMBERIAN MINYAK ZAITUN (OLIVE OIL) TERHADAP


RUAM POPOK BAYI USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS GANJAR
AGUNG METRO

Nama : Putri Tri Nurhayati


NIM : 0241012218037

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar hasil karya tulis

ilmiah.

Metro, Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

(Sri Nurhayati, S.Kep., Ns., M.Kep) (Immawati, Ns., M.Kep., Sp.Kep.An)


NIK. 006 083 316 NIK . 006 010 032

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan
dewan penguji.

Judul : Penerapan Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Ruam


Popok Bayi Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas Ganjar Agung Metro
Tanggal : Agustus 2022
Nama : Putri Tri Nurhayati
NIM : 0241012218037

Metro, Agustus 2021


DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Sri Nurhayati, S.Kep., Ns., M.Kep _______ ___


NIK. 006 062 093

Pembimbing II: Immawati, Ns., M.Kep., Sp.Kep.An ______________


NIK. 006 017 042
DHARMA WACANA
M E TR O
Penguji Klinik : Ns. Anita S.Kep __________ ___
NIP. 19650505 198803 2 018

Mengetahui,
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Direktur,

Ludiana, SKM., S.Kep., M.Kes


NIK. 006 005 025

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada penulisan

KTI ini penulis mengambil judul “Penerapan Pemberian Minyak Zaitun (Olive

Oil) Terhadap Ruam Popok Bayi Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas Ganjar

Agung Metro" dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan D III Keperawatan.

Dalam penulisan KTI ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ludiana.,SKM.,S.Kep.,M.Kes, selaku Direktur Akademi Keperawatan

Dharma Wacana Metro yang telah banyak memberikan motivasi demi

terselesaikannya proposal karya tulis ilmiah ini.

2. Ibu Sri Nurhayati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing I yang telah

banyak memberikan masukan, saran, motivasi serta bimbingannya.

3. Ibu Immawati, Ns., M.Kep., Sp.Kep.An, selaku pembimbing II yang telah

banyak memberikan masukan, saran, motivasi serta bimbingannya.

4. Ibu Ns. Anita S.Kep, selaku pembimbing lahan yang telah banyak

memberikan masukan, saran, motivasi serta bimbingannya.

5. Keluargaku tercinta terkhusus kedua orang tua saya yang selalu berdoa dan

memberi dukungan baik moril maupun materil serta telah banyak berkorban

demi membantu dan keberhasilan saya.

vi
6. Seluruh teman-teman yang telah memberi semangat mempersiapkan segala

hal yang diperlukan selama proses ujian dan penyelesaian karya tulis ilmiah

ini.

Harapan penulis semoga KTI ini dapat dijadikan pelajaran dan pedoman serta

dapat berguna dan bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi para

pembaca khususnya bagi ilmu keperawatan. Penulis juga sangat mengharapkan

kritik serta sarannya yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini

Metro, Agustus 2022

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN...........................................................................................i
HALAMAN JUDUL.......................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINILITAS..................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................v
KATA PENGANTAR....................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................x
DAFTAR DIAGRAM.....................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN................................................................................xii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................5
C. Tujuan................................................................................................5
D. Manfaat..............................................................................................6

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Teori Bayi............................................................................7
B. Konsep Teori Diaper Rash................................................................13
C. Konsep Teori Minyak Zaitun (Olive Oil)..........................................23
D. Penerapan Terkait..............................................................................27

III. METODE PENULISAN


A. Desain Penulisan...............................................................................28
B. Subjek Penerapan..............................................................................28
C. Batasan Istilah...................................................................................29
D. Lokasi dan Waktu..............................................................................29
E. Instrumen Penerapan.........................................................................30
F. Pengumpulan Data............................................................................30
G. Analisa Data......................................................................................32
H. Etika Penerapan.................................................................................32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penerapan.................................................................................35
B. Pembahasan.......................................................................................40
C. Keterbasan Penerapan.......................................................................44

V. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................45
B. Saran..................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Derajat diaper dermatitis grading scale...........................................21

Tabel 3.1 Batasan istilah...................................................................................29

Tabel 4.1 Karakteristik gambaran pasien penerapan sebelum pemberian

minyak zaitun (olive oil)..................................................................36

Tabel 4.2 Derajat ruam popok sebelum dan sesudah pemberian minyak

zaitun (olive oil)...............................................................................39

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Derajat Diaper Dermatitis...............................................22

x
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Pathway Diaper Rash....................................................................17

xi
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organitation

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

DPIP : Dermatitis Diapers Iritan Primer

PH : Power of Hydrogen

ASI : Air Susu Ibu

BAK : Buang Air Kecil

BAB : Buang Air Besar

DDGS : Diaper Dermatitis Grading Scale

SOP : Standar Operasional Prosedur

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di lingkungan masyarakat Indonesia, popok atau diapers sekali pakai lebih

dipilih oleh kebanyakan ibu. Hal ini karena beberapa pertimbangan, salah satunya

yaitu popok sekali pakai banyak digunakan dan mudah diperoleh. Selain itu,

popok sekali pakai dianggap lebih praktis dan mudah digunakan daripada popok

kain. Alasannya dengan menggunakan popok sekali pakai, ibu tidak perlu sering

membersihkan rumah yang kotor karena urine bayi (Ullya et al., 2018).

Umumnya popok sekali pakai dibuat dari plastik dan bahan-bahan kimia

lainnya. Popok digunakan sebagai pelindung kemaluan bayi, selain itu popok

memiliki kemampuan menyerap cairan yang tinggi. Kemampuan menyerap

tersebut dapat berfungsi untuk menampung urine dan feses bayi dalam jangka

waktu yang cukup lama. Apabila popok sekali pakai tidak digunakan dengan baik,

maka dapat menyebabkan munculnya bercak merah pada kemaluan bayi (Jelita et

al., 2016). Menurut Bahruddin (2019), selain kesehatan kulit tumbuh kembang

bayi juga dapat terganggu disebabkan oleh penggunaan popok yang terlalu lama.

Bayi yang mengalami bercak merah disekitar kemaluan (ruam popok)

menyebabkan bayi lebih mudah menangis dan kesulitan untuk tidur.

Pada 2016, WHO (World Health Organization) mengeluarkan data tentang

bayi yang mengalami ruam popok. Dalam data tersebut didapatkan sebanyak

250.000 dari satu juta bayi rawat jalan mengalami ruam popok yang serius. Angka

1
2

kejadian ruam popok paling banyak dijumpai pada bayi di bawah umur satu tahun

(Setianingsih dan Hasanah, 2017).

Angka kejadian diaper rash di Indonesia sendiri telah mencapai 7-35%,

yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan berusia kurang dari tiga tahun dari

angka kelahiran 4.746.438 dari jumlah perempuan 2.322.652 dan jumlah laki-laki

2.423.786 (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Angka kejadian ruam popok

nasional berada pada angka 6.8%. Terdapat tiga belas provinsi yang memiliki

angka kejadian ruam popok di atas angka kejadian ruam popok nasional. Salah

satunya yaitu di Provinsi Lampung (Kemenkes Republik Indonesia, 2010).

Ketepatan dalam perawatan daerah perianal memerlukan pengetahuan ibu

yang baru melahirkan dalam menjaga kesehatan kulit bayi. (Nurhayati, S dan

Mariyam 2013). Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis Puskesmas

Ganjar Agung Kota Metro pada tahun 2021 terjadi sebanyak 110 angka kelahiran

dan pada tahun 2022 periode Januari sampai Maret terjadi sebanyak 19 angka

kelahiran. Sedangkan angka kelahiran di Puskesmas Ganjar Asri Kota Metro pada

tahun 2021 sebanyak 150 angka kelahiran dan pada tahun 2022 periode Januari

sampai dengan Maret sebanyak 19 angka kelahiran (Rekam Medis Puskesmas

Ganjar Agung dan Ganjar Asri, 2022).

Kebanyakan ibu lebih memilih diapers dari pada memilih popok kain,

dengan alasan diapers bayi lebih praktis karena tidak perlu sering mengganti

popok yang basah akibat buang air, selain itu membuat rumah lebih bersih tidak

terkena air kencing bayi. Diapers juga membuat pekerjaaan ibu menjadi lebih

ringan karena tidak perlu mencuci, menjemur, menyetrika setumpuk popok. Pada
3

sisi buruknya penggunaan diapers dapat menyebabkan terjadinya ruam popok

(Nurhayati, S dan Mariyam 2013).

Penyebab ruam popok adalah jamur dan bakteri. Ruam popok adalah

gangguan pada kulit yang diakibatkan oleh popok sekali pakai pada area bokong

dan kemaluan. Tanda timbulnya ruam popok yaitu terjadi kemerahan pada area

kulit yang tertutup popok karena adanya urine dan feses yang tertimbun terlalu

lama. Hal tersebut membuat kulit lembap dan adanya gesekan juga menjadi

penyebab ruam popok (Setianingsih dan Hasanah, 2017).

Ruam popok menurut Sembiring (2019) dapat diobati dengan terapi

farmakologi. Daerah yang meradang diolesi oleh krim dan lotion dengan

kandungan zinc. Selain itu, mengoleskan salep dengan kandungan kortikosteroid

1% atau salep anti jamur dan bakteri dapat membantu pengobatan ruam popok.

Sedangkan menurut Apriyanti (2012), pengobatan ruam popok dapat dilakukan

dengan terapi non farmakologi. Terapi non farmakologi yaitu terapi topikal

alternatif dengan menggunakan bahan olahan alami. Salah satunya yaitu dengan

menggunakan minyak zaitun. Minyak zaitun bermanfaat untuk menjaga kulit

agar tetap lembap karena bersifat dingin. Banyak kandungan senyawa dalam

minyak zaitun, diantaranya adalah squalene, sterol, fenol, pigmen, tokoferol, dan

vitamin E. Senyawa kandungan minyak zaitun tersebut dapat menyembuhkan sel-

sel kulit yang rusak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sebayang dan Sembiring

(2020) menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan secara statistik

ruam popok pada kelompok pretest dan posttest. Pemberian minyak zaitun efektik
4

terhadap ruam popok dibandingkan dengan perawatan standar, dikarenakan

ekstrak daun zaitun menurunakan tekanan darah sama seperti untuk meningkatkan

aliran darah melalui arteri koronaria, menurunkan denyut jantung, dan

menormalkan kontraksi otot usus.

Hasil penelitian Hapsari dan Aini, (2019) menunjukkan bahwa ada

perbedaan bermakna antara olesan minyak zaitun terhadap derajat ruam popok.

Minyak zaitun mengandung lemak baik yang dapat melembabkan dan

mengenyalkan kulit dengan kombinasi vitamin A dan minyak zaitun mampu

meredakan iritasi, kemerahan, rasa kering, atau gangguan lain pada kulit akibat

faktor lingkungan, selain itu zaitun memiliki kandungan mineral oil yang didapat

dari petroleum yang fungsinya melapisi kulit sehingga kadar air dalam kulit tidak

cepat menguap dan kulit akan tetap terjaga kelembapannya

Penelitian lain yang dilakukan oleh Apriza (2016) bahwa sebelum

pemberian minyak zaitun (olive oil) ruam popok pada bayi paling banyak pada

derajat sedang yaitu 10 responden (66.7%) sedangkan sesudah pemberian minyak

zaitun (olive oil) ruam popok pada bayi paling banyak pada derajat ringan yaitu 7

responden (46.6%). Uji t-test dependent menunjukkan nilai P value =0,000 (≤

0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian minyak zaitun

(olive oil) terhadap ruam popok pada bayi di RSUD Bangkinang tahun 2016,

dikarenakan Minyak zaitun (olive oil) mengandung banyak senyawa aktif seperti

fenol. Tokoferol, sterol, pigmen, squalene dan vitamin E. Semua senyawa ini

bermanfaat untuk kulit memperbaiki sel-sel kulit yang rusak sebagai antioksidan

penetral radikal bebas mengurangi bekas kemerahan pada kulit dan dapat
5

melindungi kulit dari iritasi.

Fenomena yang penulis temukan di masyarakat Ganjar Agung adalah

penggunaan popok yang tidak sesuai dengan prosedur salah satunya jarang

mengganti popok jika belum dirasa penuh, pemberian bedak bayi yang dapat

menyebabkan iritasi, infeksi jamur atau bakteri. Dari fenomena diatas, maka

penulis akan melakukan intervensi keperawatan tentang “Penerapan Pemberian

Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Ruam Popok Bayi Usia 0-12 Bulan Di

Puskesmas Ganjar Agung Metro”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan

masalah dalam penerapan ini adalah “Bagaimanakah Ruam Popok Sebelum dan

Sesudah Dilakukan Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Ruam Popok

Bayi Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas Ganjar Agung Metro?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukan penerapan ini adalah untuk mengetahui

Gambaran Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Ruam Popok

Bayi Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas Ganjar Agung Metro.

2. Tujuan Khusus

a) Diketahui karakteristik anak dengan ruam popok bayi usia 0-12 bulan

di Puskesmas Ganjar Agung Metro.


6

b) Diketahui derajat ruam popok bayi usia 0-12 bulan sebelum dilakukan

pemberian minyak zaitun (olive oil)

c) Diketahui derajat ruam popok bayi usia 0-12 bulan setelah dilakukan

pemberian minyak zaitun (olive oil)

D. Manfaat

1. Manfaat Praktis

Penerapan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu tentang

ruam popok bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas Ganjar Agung Metro.

2. Manfaat Teoritis

a) Bagi Penulis

Menambah pengetahuan serta kemampuan tindakan

keperawatan dalam memberikan minyak zaitun (olive oil).

b) Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan dan referensi untuk meningkatkan mutu

pelayanan terutama dalam memberikan minyak zaitun (olive oil)

dalam menurunkan derajat ruam pada anak yang mengalami ruam

popok.

c) Bagi Pasien dan Keluarga

Menambah pengetahuan dan wawasan bahwa ada tindakan

untuk menurunkan derajat ruam pada anak yang mengalami popok

ruam selain menggunakan obat dan bisa dilakukan saat perawatan

selama dirumah yaitu memberikan minyak zaitun (olive oil).


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Bayi

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

a. Bayi

Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan

pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan

pertumbuhan dalam kebutuhan zat gizi. Selama periode ini, bayi

sepenuhnya tergantung pada perawatan dan pemberian makan oleh

ibunya (Dompas, 2011).

Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa

neonates dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonates dengan usia 29

hari – 12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis

karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan

sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ – organ tubuh, dan pada

pasca neonatus bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat

(Purnamasari, 2011).

b. Pertumbuhan Bayi

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur

dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,

meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan


8

nitrogen tubuh). Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif,

yang dapat diukur. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan

tinggi dan berat badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual.

Pertumbuhan pada masa anak – anak mengalami perbedaan yang

bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum,

pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki (cephalokaudal).

Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih

dahulu, kemudian secara berangsur – angsur diikuti oleh tubuh bagian

bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara

teratur.

c. Ciri – Ciri Pertumbuhan

Proses tumbuh kembang anak menurut Purnamasari (2011) mempunyai

beberapa ciri – ciri yang saling berkaitan yaitu:

1) Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan tumbuh terjadi bersama dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.

2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan

perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan biasa melewati

satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.

3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan berbeda

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan

berbeda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan

fungsi organ dan perkembangan pada masing – masing anak.


9

4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan juga

demikian, terjadi peningkatan mental, memori, nalar, dan asosiasi.

5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum tetap,

yaitu :

a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian

menuju kearah kaudal / anggota tubuh.

b) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak

kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari – jari yang

mempunyai kemampuan gerak halus.

6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap perkembangan anak mengikuti pola yang teratur dan

berurutan.

d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Menurut Purnamasari (2011) pertumbuhan dipengaruhi oleh dua

faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor Internal

a) Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil

akhir proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetik

antara lain adalah jenis kelamin dan ras.


10

b) Neuroendokrin

Beberapa hubungan fungsional diyakini ada diantara

hipotalamus dan sistem endokrin yang mempengaruhi

pertumbuhan.

c) Nutrisi

Nutrisi mempunyai pengaruh yang penting dalam pertumbuhan.

d) Hubungan interpersonal

Hubungan dengan orang terdekat mempunyai peranan penting

dalam perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi

intelektual, dan kepribadian.

e) Tingkat sosial ekonomi

Riset menunjukkan bahwa tingkat sosial ekonomi keluarga anak

mempunyai dampak signifikan pada pertumbuhan dan

perkembangan.

f) Penyakit

Banyak penyakit kronik yang mempengaruhi pertumbuhan

seperti gangguan pernafasan.

g) Intelegensi

Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensia tinggi

mempunyai perkembangan yang lebih baik.

h) Hormon

Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu

hormon somatotropin yang mempengaruhi jumlah sel tunglang,


11

merangsang sel otak pada masa pertumbuhan. Hormon

gonadotropin yang merangsang testosterone, dan merangsang

perkembangan seks laki – laki dan memproduksi spermatozoid.

Untuk hormone estrogen merangsang perkembangan seks

sekunder wanita dan produksi sel telur. Apabila kekurangan

hormon gonadotropin akan menyebabkan terhambatnya

perkembangan seks.

i) Emosi

Hubungan yang dapat dengan orang lain seperti ayah, ibu,

saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh

terhadap perkembangan emosi, sosial, dan intelektual anak.

2) Faktor Lingkungan

Lingkungan yaitu sesuai dimana anak itu berada. Dalam hal ini

lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk

tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai dewasa.

Lingkungan yang baik akan mendukung tumbuh kembang anak

(Purnamasari, 2011).

2. Perkembangan Bayi

a. Definisi perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh dari

yang sederhana ke yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat di ramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Di dalam

perkembangan terdapat proses pematangan sel – sel tubuh, jaringan


12

tubuh, organ – organ, dan sistem organ yang berkembang sehingga

masing – masing dapat melakukan fungsinya. Perkembangan berkaitan

dengan pematangan fungsi organ / individu, seperti perkembangan

emosi, intelektual, kemampuan motorik halus, motorik kasar, bahasa,

dan personal sosial sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya

(Rusdiyanto, 2011).

Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik kasar,

perkembangan motorik halus, perkembangan personal sosial dan

perkembangan bahasa (Rusdiyanto, 2011).

b. Ciri – ciri dan prinsip – prinsip tumbuh kembang anak

Proses tumbuh kembang anak yang mempunyai beberapa ciri – ciri

yang saling berkaitan. Ciri – ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1) Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya

perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai

pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan

perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan biasa melewati

satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.

3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda. Sebagaimana pertumbuhan mempunyai kecepatan yang

berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun


13

perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-

masing.

4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun

demikian terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi

dan lain – lain. Anak akan sehat bertambah umur, bertambah berat

dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap Perkembangan fungsi

organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu

perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah kelapa, kemudian

menuju ke arah anggota tubuh. Perkembangan terjadi lebih dahulu

di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal

seperti jari-jari yang mampu mempunyai kemampuan gerak halus

(Suwariyah, 2013).

B. Konsep Teori Diaper Rash

1. Pengertian

Diaper rash adalah kelainan kulit (ruam kulit) yang timbul akibat

radang pada daerah yang tertutup diapers, yaitu kemaluan, sekitar dubur,

bokong, lipat paha, dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi

pada bayi dan anak balita yang menggunakan diapers, biasanya pada usia

kurang dari 3 tahun, paling banyak pada usia 9 sampai 12 bulan (Apriza,

2017).
14

Diaper rash merupakan masalah kulit pada daerah yang tertutup

diapers yang sering dialami oleh bayi atau anak-anak. Biasanya daerah

pada kulit yang sering terjadi ruam karena diapers yaitu bokong dan

kemaluan (Setianingsih dan Hasanah, 2017).

2. Etiologi Ruam Popok

Penyebab ruam popok bersifat multifaktor faktor fisis, kimiawi,

enzimatik dan biologik (kuman dalam urine dan faces). Peningkatan

kelembaban kulit mempermudah kerusakan kulit akibat gesekan kulit

dengan popok, Pemakaian popok yang lama tidak segara mengganti popok

setelah bayi atau anak BAK atau BAB. Kontak yang lama dan berulang

dengan bahan iritan, terutama urine dan faces, bahan kimia pencuci popok

seperti sabun, detergen, pemutih, pelembut pakaian, dan bahan kimia yang

dipakai oleh pabrik pembuat popok disposable juga dapat menyebabkan

ruam popok (Apriza, 2017).

Ruam popok dimulai dari urin yang berpotensi menimbulkan

overhidrasi pada kulit, keadaan ini dapat menyebabkan lapisan luar kulit

mudah rapuh dan mampu merusak integritas kulit area diapers, tingkat

terjadinya gesekan pada lapisan luar kulit dapat menyebabkan kerusakan

mekanik pada lapisan stratum korneum. Adanya pertemuan antara urin dan

feses berdampak paa peningkatan PH kulit yang akan memicu enzim feses

lebih aktif dalam menghancurkan lipid dan protein kulit, sehingga kulit

iritasi. Penggunaan produk pembersih dengan antiseptic dapat pula

menghancurkan flora normal kulit dan juga mampu menimbulkan iritasi


15

paa kulit. Keadaan ini selanjutnya memicu mikroorganisme memasukinya

(Maryunani, 2016).

3. Patofisiologi Diaper Rash

Diaper rash adalah gambaran suatu dermatitis kontak, iritasi atau

sering dikenal dengan Dermatitis Diapers Iritan Primer (DPIP). Infeksi

sekunder akibat dari mikroorganisme seperti candida albicans sering

timbul setelah 72 jam terjadinya diaper rash. Candida albicans adalah

mikroorganisme tersering yang kita jumpai pada daerah diapers (Maslinda,

2021).

Penggunaan diapers berhubungan dengan peningkatan yang

signifikan pada hidrasi dan pH kulit. Pada keadaan hidrasi yang

berlebihan, permeabilitas kulit akan meningkat terhadap iritan,

meningkatnya koefisien gesekan sehingga mudah terjadi abrasi dan

merupakan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme

sehingga mudah terjadi infeksi. Pada pH yang lebih tinggi, enzim feses

yang dihasilkan oleh bakteri pada saluran cerna dapat mengiritasi kulit

secara langsung dan dapat meningkatkan kepekaan kulit terhadap bahan

iritan lainnya, superhydration urease enzyme yang terdapat pada stratum

korneum melepas amoniak dari bakteri kutaneus. Urease mempunyai efek

iritasi yang ringan pada kulit yang tidak intak. Lipase dan protoase pada

feses, yang bercampur dengan urin akan menghasilkan lebih banyak

amoniak dan meningkatkan pH kulit. Amoniak bukan merupakan bahan

iritan yang turut berperan dalam pathogenesis diaper rash. Pada observasi
16

klinis menunjukkan bayi dengan diaper rash tidak tercium aroma amoniak

yang kuat. Feses bayi yang diberikan ASI mempunyai pH yang rendah dan

tidak rentan terkena diaper rash. Gesekan akibat gerakan menyebabkan

kulit terluka dan mudah terjadi iritasi sehingga terjadi risiko inflamasi atau

risiko infeksi, kemudian pada luka iritasi pada kulit dapat memunculkan

diagnosis keperawatan kerusakan integritas kulit, dari luka iritasi

menimbulkan rasa gatal dan panas pada bokong ataupun kemaluan hal ini

memunculkan masalah keperawatan gangguan rasa nyaman (Yuriati dan

Noviandani, 2017).
17

Skema 2.1 Pathway Diaper Rash

Kontak kulit dengan Bayi BAK, BAB Infeksi candida albikan


popok/diaper

Gesekan dg popok: Kontak dg urin dan feses,


mechanical iritan sabun, tisu basah:
chemical iritan

Kulit lembab Ph kulit meningkat Enzyme pada feses

Kulit mengalami:
- Permeability
- Friction
- Abrasion
- Microbial growth
- iritation

Luka/iritasi pada kulit

Gatal, panas Kerusakan intergritas kulit Resiko infeksi

Gangguan rasa nyaman Pemberian minyak zaitun

Sumber : Utami (2014).


18

4. Gejala Klinis

Tanda dan gejala dari diaper rash antara lain, sebagai berikut:

a. Gejala yang dapat dilihat pada diaper rash oleh kontak dengan iritan

yaitu kemerahan yang meluas dan berkilat, seperti luka bakar, timbul

bintik-bintik merah, lecet atau luka seperti bersisik, basah dan

bengkak pada daerah yang paling lama kontak dengan diapers, seperti

pada bagian dalam dan lipatan paha.

b. Gejala yang terlihat akibat gesekan yang berulang pada tepi diapers,

yaitu bercak kemerahan membentuk garis tepi batas diapers pada paha

dan perut.

c. Gejala diaper rash disebabkan oleh jamur ditandai dengan bercak atau

bintik kemerahan berwarna merah terang, basah dengan lecet-lecet

pada selaput lendir dan kulit sekitar anus, dan terdapat lesi di

sekitarnya (Meliyana dan Hikmalia, 2017).

5. Derajat Diaper Dermatitis

Derajat ruam popok dibedakan menjadi tiga antara lain, sebagai berikut:

a. Derajat I (Ringan)

1) Terjadi kemerahan samar-samar pada daerah diapers.

2) Terjadi kemerahan kecil pada daerah diapers.

3) Kulit mengalami sedikit kekeringan.

4) Terjadi benjolan (papula) sedikit.


19

b. Derajat II (Sedang)

1) Terjadi kemerahan samar-samar didaerah diapers yang lebih besar.

2) Terjadi kemerahan pada daerah diapers dengan luas yang kecil.

3) Terjadi kemerahan yang intens pada daerah sangat kecil.

4) Terjadi benjolan (papula) dan tersebar.

5) Kulit mengalami kekeringan skala sedang.

c. Derajat III (Berat)

1) Terjadi kemerahan pada daerah yang lebih besar.

2) Terjadi kemerahan yang intens pada daerah yang lebih besar.

3) Kulit mengalami pengelupasan.

4) Banyak terjadi benjolan (papula) dan tiap benjolan terdapat cairan

(pustula)

5) Kemungkinan terjadi edema atau pembengkakan (Meliyana dan

Hikmalia, 2017).

6. Faktor Diaper Rash

Faktor-faktor yang berperan menyebabkan diaper rash yaitu (Maryunani,

2016) :

a. Mengurangi kelembaban dan gesekan pada kulit, antara lain :

1) Segera mengganti popok bayi setelah bayi buang air kecil dan

buang air besar. Dengan sering menganti popok dapat mencegah

terjadinya diaper rash.

2) Pada saat mengganti popok, bersihkan kulit bayi secara lembut

dengan air hangat kemudian keringkan. Dapat menggunakan


20

sabun bayi khususnya seletah buang air besar, kemudian bilas air

sampai bersih. Keringkan dengan menggunakan handuk atau kain

yang lembut dan anginkan sebentar sebelum dipakaikan popok

baru.

3) Apabila menggunakan popok sekali pakai (disposable diaper),

pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera ganti.

4) Hindari pemakaian popok yang ketat, tebal, terbuat dari plastik,

bahan yang terlalu kasar, kaku, dan terlalu menutup.

b. Pemilihan popok yang kurang baik

Popok sekali pakai atau popok yang dipakai berulang yang terbuat

dari kain katun sama baiknya dalam penggunaannya. Kebanyakan ibu

lebih memilih diapers dari pada memilih popok kain, dengan alas an

diapers bayi lebih praktis karena tidak perlu sering mengganti popok

yang basah akibat buang air, selain itu membuat rumah lebih bersih

tidak terkena air kencing bayi. Diapers juga membuat pekerjaaan ibu

menjadi lebih ringan karena tidak perlu mencuci, menjemur,

menyetrika setumpuk popok. Pada sisi buruknya penggunaan diapers

dapat menyebabkan terjadinya ruam popok.

c. Iritasi, kurangnya hygiene, infeksi jamur atau bakteri, alergi bahan

popok, jarang ganti popok setelah anak kencing, suhu lingkungan

terlalu panas, akibat mencret dan reaksi kontak dengan plastik atau

detergen
21

7. Pengukuran Derajat Diaper Rash

Derajat diaper dermatitis mengacu pada Skin Grading Scale ada 7,

dimulai dari tidak terjadi diaper dermatitis yang memiliki skor 0 sampai

derajat yang berat dengan skor 3,0. Karakteristik dari derajat diaper

dermatitis dapat dilihat dengan adanya manifestasi klinis antara lain

berupa:tingkat kekeringan; eritema; penskalaan; papula; edema; dan erosi.

Derajat keparahan diaper dermatitis lebih ditentukan oleh luasnya kulit

yang terlibat (dalam%) (Visscher, 2006). Gambaran mengenai deskripsi

diaper dermatitis menurut skor serta gambaran karakteristiknya:

Tabel 2.1 Derajat diaper dermatitis

Skor Derajat Deskripsi


Tidak Kulit bersih (kekeringan yang ringan/ atau tunggal papula,
0
terjadi tidak ada eritema)
Sangat Merah muda samar dalam area kecil(<2%), ada satu papula
0,5
ringan dan / atau sedikit kekeringan
merah muda samar dalam area kecil (2% -10%) atau
1.0 Ringan kemerahan yang jelas dalam area kecil (<2%) dan / atau
papula yang tersebar dan / atau sedikit kering
Merah muda samar dalam area yang lebih luas(10%) atau
Ringan kemerahan yang jelas dalam area kecil (2% -10%) atau
1,5 Menuju kemerahan sangat intens dalam area yang kecil (<2%) dan /
Sedang atau papula yang tersebar (<10% ) dan / atau kekeringan
sedang
Kemerahan jelas dalam area yang lebih besar (10%-50%) atau
kemerahan sangat intens dalamarea yang sangat kecil(<2%)
2,0 Sedang
dan / atau ada papula tunggal di beberapa area (10-50%)
dengan 0-5 pustula, ada sedikit deskuamasi atau edema
Kemerahan yang jelas dalam area yang sangat luas(> 50%)
Sedang atau kemerahan sangat intens dalam area kecil (2% -10%)
2,5 Menuju tanpa edema dan / atau area yang lebih besar (> 50%) atau
Berat beberapa papula dan / atau pustula; ada deskuamasi sedang
dan / atau edema
Kemerahan sangat intens dalam area yang lebih luas (>10%)
dan / atau deskuamasi berat, edema, erosi dan ulserasi: ada
3,0 Berat
sekumpulan papula di area yang luas atau banyak bisul /
vesikel
22

Derajat diaper dermatitis dengan munculnya eritema, papula,

pustula dan luas area diaper diilustrasikan sebagai berikut

Gambar 2.1 Ilustrasi Derajat Diaper Dermatitis

(Stamatas dan Tierney, 2014 dalam Merrill, 2015)

Pada gambar diatas derajat diaper dermatitis dapat di bedakan

menjadi 5 yaitu: (A) Sangat Ringan, (B) Ringan, (C) Sedang, (D) Sedang

Agak Berat, (E) Berat.

8. Cara Mencegah Diaper Dermatitis

Menurut Merrill (2015) Cara untuk mencegah ruam popok:

a. Air : memberian ruang pada daerah yang tertutp popok terkena udara,

tanpa popok selama beberapa jam dalam sehari.

b. Barrier : melindungi kulit dengan menggunakan zinc oxide maupun

petroleum pada daerah yang tertutup popok.

c. Cleansing : membersihkan dengan air daerah yang tertutup popok

dengan kain lembut atau tisu basah setiap kali mengganti popok
23

d. Diaper : penggunaan popok yang memiliki resapan tinggi dan tidak

menggunakan popok kain. Melakukan pergantian setiap 1-3 jam pada

saat siang hari dan satu kali di malam hari.

e. Education : memberikan pengertian atau penjelasan kepada orang tua

dengan menjaga fungsi barrier kulit seperti mengganti popok secara

rutin dan membersihkan kulit yang tertutup popok dengan baik.

f. Minyak zaitun : bermanfaat untuk menjaga kulit agar tetap lembap

karena bersifat dingin. Banyak kandungan senyawa dalam minyak

zaitun, diantaranya adalah squalene, sterol, fenol, pigmen, tokoferol,

dan vitamin E. Senyawa kandungan minyak zaitun tersebut dapat

menyembuhkan sel-sel kulit yang rusak. Berfungsi sebagai

antioksidan penetral radikal bebas, menyembuhkan ruam merah pada

kulit, menjaga kulit tetap lembap, dan mencegah iritasi kulit.

C. Konsep Teori Minyak Zaitun (Olive Oil)

1. Pengertian

Minyak zaitun adalah salah satu bahan alami yang

direkomendasikan untuk membantu proses penyembuhan luka diabetes.

Manfaat minyak zaitun yang mampu obati luka diabetes ini sudah

diketahui dan disarankan sejak dulu. Selain dapat mempercepat

penyembuhan luka diabetes, minyak zaitun memiliki manfat yang lain

yaitu dapat mempercepat pembekun darah, mengurangi peradangan dan

mempercepat pertumbuhan granulasi. Fungsi dari minyak zaitun salah

satunya adalah dapat mempercepat pertumbuhan granulasi. Dengan fungsi


24

mempercepat pertumbuhan granulasi tersebut maka luka yang dirawat

dengan menggunakan minyak zaitun kondisinya akan membaik (Umaya,

2017).

Serangkaian penelitian menunjukan akan besarnya khasiat medis

dari minyak zaitun, terutama extra-virgin olive oil (yang dihasilkan dari

perasan pertama zaitun tanpa pemanasan). Salah satu penelitian

melaporkan bahwa minyak zaitun mengandung vitamin E dan vitamin K

dan fenol yang tinggi. Fenol mengandung Flavonoid berperan aktif secara

biologis sebagai antioksidan yang sangat kuat (Nurdiantini, Prastiwi dan

Nurmaningsari, 2017).

2. Komposisi

Minyak zaitun mengandung satu bahan kimia, oleocanthal yang

dapat mencegah radang, mirip dengan penghilang rasa sakit seperti

ibuprofen dan obat-obatan anti radang lain yang digunakan sebagai obat

luar untuk membantu menyembuhkan luka robek, luka lecet dan gangguan

lain yang beresiko radang, merah, bengkak dan nyeri (Nurdiantini et al.,

2017). Minyak zaitun juga memiliki kandungan polifenol yang merupakan

antioksidan alami, kegunaannya mengurangi proses peradangan dan

melancarkan aliran darah sehingga dapat membantu penyembuhan ulkus

(Nasiri, Morteza dan Fayazi, 2015).

Komponen-komponen yang terkandung dalam minyak zaitun dapat

menjadi antimikroba pada luka. Selain menghambat pertumbuhan kuman

yang dapat memperburuk luka, minyak zaitun juga dapat dijadikan sebagai
25

pelembab serta memiliki kemampuan meningkatkan aliran darah yang

mampu menghasilkan kondisi permukaan luka yang ideal bagi

penyembuhan. Untuk proses penyembuhan, lingkungan luka tersebut

harus lembab, sehingga proses epitelisasi atau pertumbuhan jaringan baru

relatif lebih cepat. Komponen tersebut meliputi peroksida, anisidin,

yodium dan aldehid (Umaya, 2017).

Tanaman Obat Paling Berkhasiat dan Paling dicari mengatakan

tingginya kandungan asam lemak tak jenuh khususnya asam lemak tak

jenuh dengan ikatan rangkap tunggal yaitu asam oleat atau omega 9 dan

juga asam linoleat atau omega 6 mencapai 65-85% membuat minyak

zaitun banyak digunakan di bidang kesehatan. Selain itu, asam lemak tak

jenuh rangkap tunggal memiliki keunggulan, yakni lebih sulit teroksidasi.

Maka dengan itu, jika dioleskan ke kulit maka kulit akan terlindungi dari

sinar matahari dan tidak akan terpicu menjadi kanker atau tumor. Minyak

zaitun mengandung lemak baik yang dapat melembabkan dan

mengenyalkan kulit dengan kombinasi vitamin A dan minyak zaitun

mampu meredakan iritasi, kemerahan, kulit kering, atau gangguan lain

pada kulit akibat faktor lingkungan, selain itu minyak zaitun memiliki

kandungan mineral oil yang didapat dari petroleum yang fungsinya

melapisi kulit sehingga kadar air dalam kulit tidak cepat menguap dan

kulit akan tetap terjaga kelembabannya. Minyak zaitun ini diaplikasikan

pada jenis luka kering, luka lesi parsial, luka robek, luka goresan, luka

bakar ringan, luka dengan granulated tissue development, kerusakan kulit


26

karena radiasi, dan ulkus diabetikum. Minyak zaitun dapat diaplikasikan

pada jenis ulkus grade I sampai IV (Nurdiantini et al., 2017).

3. Mekanisme Pemberian Minyak zaitun terhadap Ruam Popok

Kandungan vitamin E dan asam lemak yang ada pada minyak

zaitun dapat digunakan untuk merawat kulit guna mencegah kejadian

kerusakan kulit (Andriani, Fatmawati dan Fajriyah, 2015). Memberikan

olesan minyak zaitun dapat merawat kulit sebagai usaha untuk mencegah

kulit yang rusak, dikarenakan kandungan yang ada pada minyak zaitun

berupa lemak asam, vitamin E yang bermanfaat untuk anti oksidan alami

dan membantu menjaga struktur sel dan membrane sel sebagai akibat

kerusakan karena radikal bebas. Vitamin E berfungsi sebagai pelindung

dari kerusakan bagi sel darah merah yang berperaan dalam pengangkutan

oksigen untuk semua jaringan tubuh. Vitamin E bermanfaat untuk

mempersingkat luka agar cepat sembuh, mencegah proses penuaan dini,

menjaga kulit tetap lembab dan menambah elastisitas kulit (Andriani,

Fatmawati dan Fajriyah, 2015).

4. Manfaat

Dalam penelitian yang dilakukan Meliyana dan Hikmalia (2017)

menyatakan bahwa minyak zaitun lebih efektif dan aman untuk perawatan

diaper rash derajat 3 (berat). Meliyana dan Hikmalia menggunakan

minyak zaitun dengan dosisi 2 ml yang diaplikasikan dengan mengoleskan

minyak zaitun pada daerah diaper rash selama 4 hari pada pagi dan sore

setelah mandi kepada anak dengan usia 0-24 bulan.


27

Minyak zaitun juga untuk mencegah kekeringan, pengelupasan

kulit. Sehingga minyak zaitun ini dapat membantu dalam masalah kulit

lainnya yaitu psoriasis, dermatitis, eksim dan juga infeksi kulit lainnya

(Meliyana dan Hikmalia, 2017).

D. Penerapan Terkait

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sebayang dan Sembiring

(2020) menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan secara statistik

ruam popok pada kelompok pretest dan posttest. Pemberian minyak zaitun efektik

terhadap ruam popok dibandingkan dengan perawatan standar.

Hasil penelitian Hapsari dan Aini, (2019) menunjukkan bahwa

ada perbedaan bermakna antara olesan minyak zaitun terhadap

derajat ruam popok. Minyak zaitun mengandung lemak baik yang

dapat melembabkan dan mengenyalkan kulit dengan kombinasi

vitamin A dan minyak zaitun mampu meredakan iritasi, kemerahan,

rasa kering, atau gangguan lain pada kulit akibat faktor lingkungan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Apriza (2017) bahwa sebelum

pemberian minyak zaitun (olive oil) ruam popok pada bayi paling banyak pada

derajat sedang yaitu 10 responden (66.7%) sedangkan sesudah pemberian minyak

zaitun (olive oil) ruam popok pada bayi paling banyak pada derajat ringan yaitu 7

responden (46.6%). Uji t-test dependent menunjukkan nilai P value =0,000 (≤

0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian minyak zaitun

(olive oil) terhadap ruam popok pada bayi di RSUD Bangkinang tahun 2016.
28

BAB III

METODE PENULISAN

A. Desain Penerapan

Desain penulisan yang digunakan pada penulisan karya tulis ilmiah ini

adalah studi kasus (case study). Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti

suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal

(Notoadmodjo 2012). Studi kasus dilakukan untuk mengetahui pengaruh

penerapan pemberian minyak zaitun (olive oil) terhadap ruam popok bayi usia

0-12 bulan di Puskesmas Ganjar Agung Metro.

B. Subyek Penerapan

Subyek yang digunakan dalam penerapan ini adalah dua pasien di

wilayah kerja Puskesmas Ganjar Agung Metro. Dengan kriteria subjek karya

tulis ilmiah yaitu :

1. Usia 0-12 bulan.

2. Bayi yang mengalami masalah ruam popok dengan grade 0 - 3.

3. Berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.

4. Ibu atau bayi bersedia menjadi responden, untuk melakukan tindakan

intervensi.

27
29

C. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami penulisan karya tulis

ilmiah, maka penulis sangat perlu memberikan batasan istilah yang digunakan

dalam penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai berikut :

Tabel 3.1 Batasan istilah

Cara/Alat Skala
No Batasan Istilah Hasil Ukur
Ukur ukur
1 Diaper rash adalah Diaper Grade 0 - 3,0 Grade
kelainan kulit (ruam kulit) Dermatitis 0 = Tidak terjadi
yang timbul akibat radang Grading 0,5= Sangat ringan
pada daerah yang tertutup Scale 1 = Ringan
diapers, yaitu kemaluan, 1,5= Ringan Menuju
sekitar dubur, bokong, Sedang
lipat paha, dan perut 2 = Sedang
bagian bawah. 2,5= Sedang Menuju
Berat
3 = Berat
2 Minyak zaitun merupakan Menggunakan minyak
minyak yang terbuat dari zaitun dengan dosis 2
ekstraksi buah zaitun, - ml yang dioleskan pada -
yang memiliki kandungan daerah diaper rash
omega 6 dan asam lemak selama 4 hari pada pagi
omega 3. dan sore setelah mandi
kepada anak dengan
usia 0-24 bulan.

D. Lokasi Dan Waktu

Penerapan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan selama 5 hari sebanyak 2 kali

sehari pada bulan Juli 2022 di Puskesmas Ganjar Agung Metro.


30

E. Instrumen Penerapan

Alat ukur yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini:

1. Menggunakan lembar observasi sebagai pengumpul data hasil pengukuran

derajat ruam, dengan menggunakan DDGS (Diaper Dermatitis Grading

Scale).

2. Lembar observasi pengukuran derajat ruam sebelum dan sesudah

dilakukan penerapan.

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) penerapan pemberian minyak zaitun

pada ruam popok.

F. Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data dalam karya tulis ilmiah penerapan

ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Prosedur administrasi penulis akan mendapatkan pusat izin penerapan dari

Direktur Akper Dharma Wacana Metro, Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Ganjar Agung dan bebas administrasi

2. Prosedur teknis

a. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penerapan.

b. Melakukan informent consent pada subyek (terlampir)

c. Melakukan pengkajian

Pengkajian dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan yang diderita atau dialami subyek. Pada tahap ini, penulis

melakukan pengkajian secara tanya jawab (anamnesis) baik secara


31

langsung maupun tidak langsung antara penulis dengan keluarga

subyek dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan masalah

ruam popok.

d. Membuat rencana tindakan (planning action)

Selanjutnya penulis menyusun rencana tindakan/intervensi untuk

memecahkan masalah. Dalam hal ini, rencana tindakan yang akan

dilakukan adalah memberikan intervensi keperawatan dengan

menggunakan minyak zaitun (olive oil) yang dilakukan selama 5 hari

sebanyak 2 kali.

e. Melakukan tindakan (taking action)

Tindakan atau intervensi yang dilakukan dirancang untuk

membantu mengurangi derajat ruam anak yang mengalami ruam

popok dengan melakukan pemberian minyak zaitun (olive oil), dengan

didampingi pembimbing institusi dan klinik (SOP terlamppir)

Pelaksanaan pemberian minyak zaitun (olive oil) dilakukan 5 hari

sebanyak 2 kali sehari, dilakukan pada anak yang mengalami ruam

popok dan dilakukan selama 10-15 menit.

f. Melakukan evaluasi (evaluating action)

Setelah masa implementasi (taking action), selanjutnya penulis

melakukan evaluasi derajat ruam pada anak yang mengalami ruam

popok sesudah pemberian minyak zaitun (olive oil) selama 5 hari

intervensi dan mencatat dalam lembar observasi.


32

G. Analisa Data

Menurut Notoadmojo (2012) urutan analisa data adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan data

Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan/implementasi, dan evaluasi.

2. Klasifikasi data

Data dari hasil wawancara dikelompokkan menjadi data subyektif dan

obyektif dengan menggunakan pemberian minyak zaitun (olive oil) dan

menggunakan DDGS (Diaper Dermatitis Grading Scale), kemudian

dikelompokkan sesuai masalah keperawatan dan dibuat intervensi

keperawatan. Penulis mendokumentasikan hasil sebelum dan sesudah

dilakukan penerapan.

3. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, menggunakan diagram dan teks naratif,

kemudian akan dibahas hasil sebelum dan sesudah dilakukan penerapan,

kemudian dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu.

H. Etika Penerapan KTI

Karya Tulis Ilmiah Menurut Notoadmodjo (2012) ada beberapa prinsip

etika yang perlu diperhatiakan dalam penerapan antara lain :


33

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect For Human Dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penerapan untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penerapan

tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada

subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat dan

martabat subjek penerapan, peneliti seyogianya mempersiapkan formulir

persetujuan subjek (inform concent) yang mencakup:

a) Penjelasan manfaat penerapan.

b) Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan

c) Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan

subjek berkaitan dengan prosedur penerapan.

d) Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek penerapan.

e) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi

yang diberikan oleh responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penerapan (Respect For

Privacy And Confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang

berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain.

Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai


34

identitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti seyogianya cukup

menggunakan coding sabagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (Respect For Justice An

Inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

penerapan perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,

yakni dengan menjelaskan prosedur penerapan. Prinsip keadilan ini

menjamin bahwa semua subjek penerapan memperoleh perlakuan dan

keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis, dan

sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing

Harms And Benefits)

Sebuah penerapan hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penerapan pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penerapan harus

dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres,

maupun kematian subjek penerapan.


35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penerapan

1. Gambaran Umum Lokasi Penerapan

Penerapan ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ganjar Agung

Kota Metro. Puskesmas Ganjar Agung telah mengalami perbaikan dan

menambah bangunannya pada tahun 2016. Luas bangunan sekarang

71,5 m2, yang sebelumnya luas bangunan hanya 56,7 m 2. Bangunan berdiri

di tanah seluas 525,4 m2, bangunan lama berdiri dan beroperasi pada tahun

2005. Gedung Puskesmas Ganjar Agung terletak di jalan Jendral

Soedirman No. 2 Kelurahan Ganjar Agung, Kecamatan Metro Barat, jarak

tempuh dari Pusat Kota Metro ± 3 km dan dari Kota Provinsi Lampung ±

45 km (Profil Puskesmas Ganjar Agung Kota Metro, 2021).

Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis Puskesmas Ganjar

Agung Kota Metro pada tahun 2021 terjadi sebanyak 110 angka kelahiran

dan pada tahun 2022 periode Januari sampai Maret terjadi sebanyak 19

angka kelahiran. Sedangkan angka kelahiran di Puskesmas Ganjar Asri

Kota Metro pada tahun 2021 sebanyak 150 angka kelahiran dan pada

tahun 2022 periode Januari sampai dengan Maret sebanyak 19 angka

kelahiran (Rekam Medis Puskesmas Ganjar Agung dan Ganjar Asri,

2022).

35
36

2. Karakteristik Gambaran Pasien Penerapan

Tabel 4.1
Karakteristik gambaran pasien penerapan sebelum pemberian minyak
zaitun (olive oil).
Identitas Subyek An.A Subyek An.S
Nama Subyek An.A An. S
Umur 7 bulan 1 bulan
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Agama Islam Islam
Alamat Metro Metro
Tanggal Pengkajian 3 Juli 2022 4 Juli 2022
Tanggal Penerapan 3 Juli 2022 4-6 Juli 2022
Hasil Pengkajian Tampak kulit bersih, kulit tampak kemerahan jelas dalam
tampak sedikit kekeringan area yang lebih besar sebesar
yang ringan, tidak ada eritema 20% dan ada papula (benjolan
(kemerahan), dan tidak ada kecil) tunggal di beberapa area
papula (benjolan kecil) 15% dengan 2-3 pustula
(benjolan).
Riwayat alergi dan mengalami
ruam saat menggunakan
popok Goo.n dan saat ini
menggunakan mamypoko

a. Subyek Penerapan An.A

Penerapan yang pertama dilakukan pada bayi An.A, ber usia 7

bulan, jenis kelamin Laki-laki, agama Islam dan tempat tinggal di

Metro. Pelaksanaan karya tulis ilmiah ini dilaksanakan pada tanggal 3

Juli 2022.

Pemeriksaan menggunakan lembar DDGS (Diaper Dermatitis

Grading Scale) mendapatkan hasil tampak kulit bersih, kulit tampak

sedikit kekeringan yang ringan, tidak ada eritema (kemerahan), dan

tidak ada papula (benjolan kecil), didapatkan skor ruam popok 0.

b. Subyek Penerapan An.S

Penerapan yang kedua ini dilakukan pada bayi An.S, ber usia 1

bulan, jenis kelamin Perempuan, agama Islam dan tempat tinggal di


37

Metro. Pelaksanaan karya tulis ilmiah ini dilaksanakan pada tanggal 4

Juli 2022 sampai 6 Juli 2022 terhadap pasien yang mengalami

masalah ruam popok.

Pemeriksaan menggunakan lembar DDGS (Diaper Dermatitis

Grading Scale) mendapatkan hasil tampak kemerahan jelas dalam

area yang lebih besar sebesar 20% dan ada papula (benjolan kecil)

tunggal di beberapa area 15% dengan 2-3 pustula (benjolan)

didapatkan skor ruam popok 0.

1. Pemaparan Fokus Penerapan

a. Subyek Penerapan An.A

Pengambilan data yang pertama pada penerapan ini dilakukan pada

An.A yang berumur 7 bulan, An.A berisiko mengalami masalah ruam

popok, tampak kulit bersih, kulit tampak sedikit kekeringan yang

ringan, tidak ada eritema (kemerahan), dan tidak ada papula (benjolan

kecil) dengan skor DDGS 0 atau tidak terjadi. Salah satu tindakan

untuk mencegah risiko terjadinya ruam popok adalah pemberian

minyak zaitun (olive oil).

Penerapan pemberian minyak zaitun (olive oil) dilakukan selama 1

hari di wilayah kelurahan Ganjar Agung pada tanggal 3 Juli 2022,

penulis melakukan intervensi yaitu pemberian minyak zaitun (olive

oil). Sebelum melakukan penerapan penulis menanyakan kesediaan,

memberikan edukasi tentang tujuan, manfaat, dan proses pelaksanaan

pemberian minyak zaitun (olive oil) kepada ibu dari An.A. Setelah
38

setuju ibu dari An.A menandatangani surat persetujuan atau informed

concent. Selanjutnya An.A diberikan penerapan pemberian minyak

zaitun (olive oil), dengan lama waktu penerapan 10-15 menit,

dilakukan dalam waktu 1 hari di beri sebanyak 2 kali pada pagi dan

sore hari sebanyak 3 tetes. Pemberian minyak zaitun (olive oil) ini

dilakukan selama 1 hari berturut-turut.

b. Subyek Penerapan An.S

Pengambilan data yang kedua pada penerapan ini dilakukan pada

An.S yang berumur 1 bulan, An.S mengalami masalah ruam popok,

tampak kemerahan jelas dalam area yang lebih besar sebesar 20% dan

ada papula (benjolan kecil) tunggal di beberapa area 15% dengan 2-3

pustula (benjolan). dengan skor DDGS 2,0 atau derajat sedang. Salah

satu tindakan untuk menguragi derajat ruam popok adalah pemberian

minyak zaitun (olive oil).

Penerapan pemberian minyak zaitun (olive oil) dilakukan selama 5

hari di wilayah kelurahan Ganjar Agung pada tanggal 4 Juli 2022

sampai 6 Juli 2022, penulis melakukan intervensi yaitu pemberian

minyak zaitun (olive oil). Sebelum melakukan penerapan penulis

menanyakan kesediaan, memberikan edukasi tentang tujuan, manfaat,

dan proses pelaksanaan pemberian minyak zaitun (olive oil) kepada

ibu dari An.S. Setelah setuju ibu dari An.S menandatangani surat

persetujuan atau informed concent. Selanjutnya An.S diberikan

penerapan pemberian minyak zaitun (olive oil), dengan lama waktu


39

penerapan 10-15 menit, dilakukan dalam waktu 5 hari di beri

sebanyak 2 kali pada pagi hari dan sore hari. Pemberian minyak zaitun

(olive oil) ini dilakukan selama 5 hari berturut-turut. Penggantian

popok atau diapers dilakukan selama 4 jam sekali.

Adapun hasil evaluasi pengukuran derajat ruam popok baik

sebelum maupun sesudah pemberian minyak zaitun (olive oil) dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2
Derajat ruam popok sebelum dan sesudah pemberian minyak zaitun
(olive oil).
Penerapan Subyek An.A Subyek An.S
Skor DDGS Sebelum Dilakukan Penerapan 0 2,0
Pagi 0 2,0
Hari Ke 1
Sore 0 2,0
Pagi Tidak dilakukan 1,5
Hari Ke 2
Sore Tidak dilakukan 1,5
Skor DDGS
Pagi Tidak dilakukan 1,5
Setelah dilakukan Hari Ke 3
Sore Tidak dilakukan 1,0
Penerapan
Pagi Tidak dilakukan 1,0
Hari Ke 4
Sore Tidak dilakukan 0,5
Pagi Tidak dilakukan 0,5
Hari Ke 5
Sore Tidak dilakukan 0
Berdasarkan tabel 4.2 bahwa didapatkan skala kedua subyek

berbeda, pada sebelum pemberian minyak zaitun (olive oil) skor ruam

popok An.A yaitu 0 (tidak terjadi), setelah dilakukan penerapan selama 1

hari, pemberian minyak zaitun (olive oil) dapat menurunkan risiko

terjadinya ruam popok pada An.A yaitu skor ruam popok tetap 0 (tidak

terjadi ruam popok). Pada An.S sebelum pemberian minyak zaitun (olive
40

oil) skor ruam popok An.S yaitu 2,0 (derajat sedang), setelah dilakukan

penerapan selama 5 hari berturut-turut, pemberian minyak zaitun (olive

oil) dapat menurunkan ruam popok yang dialami oleh An.S yaitu derajat

ruam popok menjadi 0 (tidak terjadi ruam popok) pada hari ke-5.

B. Pembahasan

Bayi adalah masa yang sangat penting untuk kehidupan di masa

mendatang. Kemampuan dalam merawat bayi sangat berkaitan erat dengan

kehidupan di masa mendatang. Masa bayi juga dikenal dengan masa

neonatus, bayi sangat rentan dengan masalah kulit, kecelakaan dan masalah

fisik. Masalah fisik bayi baru lahir disebut dengan diaper dermatitis, yang

menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit (Kusumaningrum, 2015).

Ruam popok adalah peradangan pada kulit bayi di area yang tertutup

popok, dan umumnya terjadi pada bokong. Kulit yang mengalami ruam ini

akan tampak kemerahan. Ruam popok biasanya terjadi karena reaksi kulit

setelah terus menerus bersentuhan dengan urine dan tinja. Ruam popok dapat

diartikan sebagai infeksi kulit karena paparan urin dan kotoran yang

berkepanjangan ditambah dengan tekanan atau gesekan popok yang bersifat

diapers (Maryunani, 2011).

Penyebab ruam popok adalah jamur dan bakteri. Ruam popok adalah

gangguan pada kulit yang diakibatkan oleh popok sekali pakai pada area

bokong dan kemaluan. Tanda timbulnya ruam popok yaitu terjadi kemerahan

pada area kulit yang tertutup popok karena adanya urine dan feses yang
41

tertimbun terlalu lama. Hal tersebut membuat kulit lembap dan adanya

gesekan juga menjadi penyebab ruam popok (Setianingsih & Hasanah, 2017).

Minyak zaitun adalah minyak yang dapat menjaga integritas kulit,

menjaga hidrasi kulit dalam batas yang wajar, tidak terlalu lembab dan tidak

terlalu kering (kulit yang rusak seperti psoriasis, eksim). Minyak zaitun dapat

menghilangkan ruam terutama pada pantat bayi atau pada anak yang

mengalami kulit kemerahan. Banyak pakar yang menyatakan bahwa minyak

zaitun digunakan untuk mengatasi ruam di negeri – negeri yang memproduksi

minyak zaitun separti Umria, Italia (Magdalena, 2013).

Minyak zaitun bermanfaat untuk menjaga kulit agar tetap lembap

karena bersifat dingin. Banyak kandungan senyawa dalam minyak zaitun,

diantaranya adalah squalene, sterol, fenol, pigmen, tokoferol, dan vitamin E.

Senyawa kandungan minyak zaitun tersebut dapat menyembuhkan sel-sel

kulit yang rusak. Berfungsi sebagai antioksidan penetral radikal bebas,

menyembuhkan ruam merah pada kulit, menjaga kulit tetap lembap, dan

mencegah iritasi kulit (Apriyanti, 2012).

Kandungan vitamin E dan asam lemak yang ada pada minyak zaitun

dapat digunakan untuk merawat kulit guna mencegah kejadian kerusakan

kulit (Andriani, Fatmawati dan Fajriyah, 2015). Memberikan olesan minyak

zaitun dapat merawat kulit sebagai usaha untuk mencegah kulit yang rusak,

dikarenakan kandungan yang ada pada minyak zaitun berupa lemak asam,

vitamin E yang bermanfaat untuk anti oksidan alami dan membantu menjaga

struktur sel dan membrane sel sebagai akibat kerusakan karena radikal bebas.
42

Vitamin E berfungsi sebagai pelindung dari kerusakan bagi sel darah merah

yang berperan dalam pengangkutan oksigen untuk semua jaringan tubuh.

Vitamin E bermanfaat untuk mempersingkat luka agar cepat sembuh,

mencegah proses penuaan dini, menjaga kulit tetap lembab dan menambah

elastisitas kulit (Andriani, Fatmawati dan Fajriyah, 2015).

Penerapan yang dilakukan penulis selama 5 hari terlihat adanya

penurunan skor ruam popok dan penurunan risiko terjadinya ruam popok

setelah dilakukan pemberian minyak zaitun (olive oil), terbukti bahwa pada

An.S sebelum pemberian minyak zaitun (olive oil) skor ruam popok An.S

yaitu 2,0 (derajat sedang), setelah dilakukan penerapan selama 5 hari

berturut-turut, pemberian minyak zaitun (olive oil) dapat menurunkan ruam

popok yang dialami oleh An.S yaitu derajat ruam popok menjadi 0 (tidak

terjadi ruam popok) pada hari ke-5.

Hasil penelitian oleh Pontoh, (2013) menunjukkan bahwa sebagian

besar berjumlah 8 anak (72,7%) mengalami perubahan setelah pemberian

minyak zaitun dari sedang menjadi ringan. Hasil uji statistik dengan

menggunakan uji wilcoxson diketahui bahwa besarnya nilai p-value 0,003

lebih kecil dari nilai α = 0,05 (.000 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan H1

diterima, artinya ada pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam

popok pada batita.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Apriza (2016) bahwa sebelum

pemberian minyak zaitun (olive oil) ruam popok pada bayi paling banyak

pada derajat sedang yaitu 10 responden (66.7%) sedangkan sesudah


43

pemberian minyak zaitun (olive oil) ruam popok pada bayi paling banyak

pada derajat ringan yaitu 7 responden (46.6%). Uji t-test dependent

menunjukkan nilai P value =0,000 (≤ 0,05). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh pemberian minyak zaitun (olive oil) terhadap ruam

popok pada bayi di RSUD Bangkinang tahun 2016.

Berdasarkan hasil penerapan diatas, bahwa penerapan yang penulis

lakukan mendapat hasil penurunan skor ruam popok dengan penurunan

sebesar 2,0 dari skor 2,0 – 0. Dimana hasil ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Pontoh (2013) dan Apriza (2016) terdapat

penurunan derajat ruam popok. Hal tersebut terjadi karena secara fisiologis

minyak zaitun mengandung vitamin E dan vitamin K dan fenol yang tinggi.

Fenol mengandung Flavonoid berperan aktif secara biologis sebagai

antioksidan yang sangat kuat (Nurdiantini, Prastiwi dan Nurmaningsari,

2017). Berdasarkan uraian diatas penerapan pemberian minyak zaitun

berhasil dikarenakan ada penurunan skor ruam popok

C. Keterbatasan

Pelaksanaan penerapan ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur,

namun masih terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya adalah:

1. Evaluasi dalam penerapan ini sebatas untuk mengetahui penurunan derajat

ruam yang dialami pasien, tidak untuk mengetahui masalah lain.

2. Penerapan ini merupakan bentuk dari tindakan keperawatan yang berfokus

pada salah satu masalah keperawatan dan untuk menyatakan adanya

penurunan derajat ruam popok pada pasien yang mengalami ruam popok.
44

BAB V

PENUTUP

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penerapan pemberian minyak zaitun (olive oil) untuk

menurunkan derajat ruam popok pada kedua subyek mengalami masalah ruam

popok di wilayah kelurahan Ganjar Agung selama 4 hari penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Teridentifikasi gambaran karakteristik anak yang mempengaruhi ruam

popok adalah faktor usia, jenis kelamin.

2. Derajat ruam popok bayi usia 0-12 bulan pada kedua subyek itu hasilnya

berbeda sebelum dilakukan pemberian minyak zaitun (olive oil) dengan

data skor ruam popok pada An.A yaitu 0 (tidak terjadi) dan An.S yaitu 2,0

(derajat sedang).

3. Derajat ruam popok pada kedua subyek bayi berusia 0-12 bulan dengan

menggunakan lembar penilaian DDGS (Diaper Dermatitis Grading Scale)

didapatkan skor ruam popok 0 (tidak terjadi) setelah dilakukan pemberian

minyak zaitun (olive oil).

E. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran

diatara lain :

1) Bagi Pasien dan Keluarga

Diharapkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga

kesehatan dan melakukan tindakan yang telah diajarkan kepada ibu pasien

44
45

dan diharapkan agar membantu anak selama perawatan dirumah seperti

apa yang telah diajarkan.

2) Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai tempat menempuh ilmu keperawatan diharapkan hasil

penelitian ini dijadikan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya, yang

terkait dengan masalah seperti ruam popok di Instansi Pendidikan.

3) Bagi Penulis selanjutnya

Diharapkan penulis selanjutnya dapat menggunakan atau

memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan

asuhan keperawatan dan penerapan tindakan kepada pasien secara

optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, A., Fatmawati, & Fajriyah, N. N. (2015). Efektivitas Minyak


Zaitun Untuk Pencegahan Kerusakan Kulit Pada Pasien
Kusta. Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(1)

Apriyanti, Maya. (2012). 10 Tanaman Obat Paling Berkhasiat & Paling Dicari.
Purwomartini Kalasan Sleman Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Apriza, A. (2016). Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap


Ruam Popok Pada Bayi Di Rsud Bangkinang Tahun 2016. Jurnal Ners,
1(2).

Bahruddin, A. D. (2019). Hubungan Penggunaan Popok Instan Terhadap Kejadian


Ruam Popok Pada Bayi Di Posyandu Wilayah Kerja Desa Panca Tunggal
Kabupaten Lampung Selatan 2018. Jurnal Kebidanan Malahayati, 5(2),
122–127.

Jelita, M. V., Asih, S. H. M., & Nurulita, U. (2016). Pengaruh Pemberian Minyak
Zaitun (Olive Oil) Terhadap Derajat Ruam Popok Pada Anak Diare
Pengguna Diapers Usia 0-36 Bulan Di Rsud Ungaran Semarang. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 8(4), 1–10.

Kemenkes Republik Indonesia. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal


Esensial. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Maryunani, (2016).Managemen Kebidanan Terlengkap.Jakarta : Cv.


Trans Info. Media.

Meliyana, E., & Hikmalia, N. (2017). Pengaruh Pemberian Minyak


Zaitun Terhadap Kejadian Ruam Popok Pada Bayi.
Jurnal Ilmiah, 2(1), 10–22.

Merril, L. (2015). Prevevntion, Treatment And Parent


Educational For Dermatitis. Clinical Nursing Education

Nasiri, Morteza & Fayazi, S. Et Al. (2015). The Effect Of Topical


Olive Oil On The Healing Of Foot Ulcer In Patients With
Type 2 Diabetes: A Double- Blind Randomized Clinical
Trial Study In Iran. Journal Of Diabetes And Metabolic
Disorders, 14(1), 1–10.

Notoadmodjo, Dr.Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nurdiantini I, Prastiwi S, Nurmaningsari T. (2017). Perbedaan Efek


Penggunaan Povidone Iodine 10% Dengan Minyak Zaitun
Terhadap Penyembuhan Luka Robek (Lacerated Wound).
Nursing News .(2)1: 511-523.

Nur Maslinda (2021) Pengaruh Minyak Zaitun Terhadap Ruam Popok Pada Bayi,
Jember : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dr. Soebandi

Rahayu, R, D, P (2020) Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Derajat


Ruam Popok Pada Bayi, Banyumas : Politeknik Yakpermas

Setianingsih, Y. A., & Hasanah, I. (2017). Pengaruh Minyak Zaitun


(Olive Oil) Terhadap Penyembuhan Ruam Popok Pada Bayi
Usia 0-12 Bulan Di Desa Sukobanah Kabupaten Sampang
Madura, 1, 22–27.

Sebayang, S. M., & Sembiring, E. (2020). Efektivitas Pemberian Minyak Zaitun


Terhadap Ruam Popok Pada Balita Usia 0-36 Bulan. Indonesian Trust
Health Journal, 3(1), 258–264.

Ullya Dkk (2018). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Ibu


Dalam Pemakaian Disposable Diapers Pada Batita Dengan
Kejadian Ruam Popok. Jurnal Kedokteran Diponegoro.
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018. Universitas Diponegoro

Umaya. (2017). Penerapan Perawatan Luka Dengan Menggunakan


Madu Dan Minyak Zaitun. Ilmu Keperawatan, 1, 1–7.

Utami Er. (2017), Antibiotika, Resistensi, Dan Rasionalitas Terapi.


Fakultas Sains Dan. Tekhnologi Uin Maliki. Malang

Yuriati, P., & Noviandani, R. (2017). Hubungan Pengetahuan Orang


Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper
Rush (Ruam Popok) Di Wilayah Kerja Puskesmas Mekar
Baru Tahun 2017. Jurnal Cakrawala Kesehatan,
Viii(1), 39–47.
LAMPIRAN
LEMBAR PENJELASAN PENERAPAN

Saya adalah Mahasiswa Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro:

Nama : Putri Tri Nurhayati

NIM : 18037

Akan melakukan penerapan yang berjudul Penerapan Pemberian Minyak

Zaitun (Olive Oil) Terhadap Ruam Popok Bayi Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas

Ganjar Agung Metro. Penerapan ini memberikan perlakuan selama 3 hari

sebanyak 2 kali dalam sehari. Manfaat dilakukannya penelitian ini untuk

memberikan hasil positif terhadap masalah nyeri yang saudara alami. Penelitian

ini dilakukan dengan cara memberikan minyak zaitun (Olive Oil) pada area ruam

popok yang anak saudara alami, kemudian dilakukan pengukuran derajat ruam

dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui pengaruh penerapan

yang dilakukan.

Saudara berhak menolak berpartisipasi dalam penelitian ini. Segala

informasi yang saudara berikan akan digunakan sepenuhnya hanya dalam

penerapan ini. Penulis sepenuhnya akan menjaga kerahasiaan identitas saudara

dan anak saudara, tidak dipublikasikan dalam bentuk apapun. Jika ada yang belum

jelas, saudara boleh bertanya pada peneliti. Jika saudara sudah memahami

penjelasan ini dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, silahkan saudara

menandatangani lembar persetujuan yang akan dilampirkan.

Penulis

Putri Tri Nurhayati


SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONCENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ..........................................................................

Alamat : ..........................................................................

Setelah mendapatkan penjelasan dari saudara penulis, dengan ini saya

menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi subyek penerapan yang

berjudul :

“PENERAPAN PEMBERIAN MINYAK ZAITUN (OLIVE OIL)


TERHADAP RUAM POPOK BAYI USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS
GANJAR AGUNG METRO”

Saya tidak mempunyai ikatan apapun dengan penulis dan apabila saya

mengundurkan diri dari penulisan ini, saya akan memberitahu sebelumnya.

Keikutsertaan saya dalam penulisan ini tidak dibebani biaya maupun konsekuensi

lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa

paksaan. Saya memahami keikutsertaan ini akan memberikan manfaat dan akan

terjaga kerahasiannya.

Metro,.................................

Responden

........................................
STANDART OPERASIONAL PROCEDURE (SOP)
PEMBERIAN MINYAK ZAITUN
PADA ANAK YANG MENGALAMI RUAM POPOK

I Pengertian Minyak zaitun merupakan minyak yang terbuat dari ekstraksi buah
zaitun, yang memiliki kandungan omega 6 dan asam lemak omega 3.
Namun, asam lemak yang paling banyak terkandung dalam minyak
zaitun adalah asam oleat yang sangat baik bagi tubuh, dan telah lama
diyakini dapat mengurangi peradangan.

II Tujuan 1. Mencegah teradinya ruam popok


2. Memberikan kelembaban dan hidrasi pada kulit
3. Mempercepat pemulihan atau penyembuhan luka
4. Meredakan proses peradangan pada kulit
III Indikasi Anak yang mengalami masalah ruam popok

IV Persiapan 1. Memastikan pasien adalah benar orang.


Perawat 2. Mencuci tangan.

V Persiapan 1. Minyak zaitun atau olive oil


Alat 2. Handscoon
3. Pengalas
VI Persiapan 1. Beri salam, perkenalkan diri anda mengidentifikasi klien dengan
Pasien memeriksa identitas klien secara cermat
2. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,
memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan menjawab
seluruh pertanyaan klien.
3. Mengatur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman
VII Cara Kerja Facial Expression

1. Mencuci tangan
2. Gunakan hanscoon
3. Buka bagian popok
4. Berikan pengalas
5. Identifikasi adanya tanda-tanda resiko dekubitus
6. Berikan minyak zaitun atau olive oil sebanyak 2-3 tetes pada
bagian luka yang mengalami ruam popok
7. Usapkan dengan lembut pada luka
8. Kenakan kembali popok
9. Lepas handscoon dan cuci tangan
1. Rapikan kembali alat yang sudah digunakan.
2. Evaluasi setelah diberikan tindakan.
3. Mencuci tangan.
VIII Hasil Dokumentasi :

1. Catat tindakan yang telah dilakukan.


2. Waktu dan Tanggal Tindakan.
3. Nama Pasien, Usia.
4. Nama Perawat dan Tanda Tangan Perawat.
Pengertian Ruam Popok Tanda dan Gejala Pencegahan
Ruam Popok merupakan iritasi pada kulit 1. Iritasi pada Kulit 1. Gantilah popok segera setelah anak
bayi yang terjadi di daerah bokong. Ini 2. Kulit kemerahan dan lecet kencing
bisa terjadi jika popok basahnya telat 3. Awal ruam biasanya timbul di kelamin, 2. Jangan menggunakan bedak bayi,
diganti, atau popoknya terlalu kasar dan bukan dubur karena dapat menyebabkan masalah
tidak menyerap keringat, infeksi jamur 4. Timbul lepuh-lepuh di area yang pernafasan pada bayi
atau bakteri. terkena popok 3. Hindari selalu membersihkan dengan
5. Beruntutan di daerah kelamin, pantat cara mengusap/menggosok.
Penyebab dan paha
1. Iritasi 6. Bila berlangsung lebih 3 hari, maka Penanganan
2. Kurangnya Hygiene akan terjadi kolonisasi (kulit menjadi
 Gantilah popok yang telah penuh
3. Infeksi Jamur atau bakteri merah dan basah)
sesering mungkin (kurang
4. Alergi bahan popok 7. Mudah terjadi infeksi kuman
dari 4 jam sekali)
5. Jarang ganti popok setelah anak 8. Bayi menjadi sering rewel
 Gunakan air hangat untuk
kencing atau lebih dari 4 jam sekali membersihkan area popok
6. Suhu lingkungan terlalu panas  Gunakan air mengalir,
7. Akibat mencret sehingga membersihkan
8. Reaksi kontak dengan plastik atau dan membilas tanpa tidak
detergen perlu menggosok
 Tepuk hingga kering, jangan
menggosok
 Gunakan Minyak zaitun
Kandungan yang terdapat dalam
minyak zaitun dapat meredakan ruam.
Minyak Zaitun  Bayi dan Balita Sehat Ibu Bahagia
Pengobatan
Minyak zaitun adalah salah satu bahan
alami yang direkomendasikan untuk  Konsultasikan dengan dokter anda,

“RUAM POPOK”
membantu proses penyembuhan luka bila:
dermatitis 1. Melepuh dan terdapat nanah
2. Tidak hilang pada waktu 48-72 hari
3. Menjadi lebih berat

Manfaat Minyak Zaitun


minyak zaitun memiliki manfat yang lain
yaitu dapat mempercepat pembekun
darah, mengurangi peradangan dan
mempercepat pertumbuhan granulasi.
Gangguan ini banyak menyerang bayi
Cara Pemberian Minyak Zaitun
berumur kurang dari 15 bulan,
 Buka bagian popok terutama pada kisaran 8-10 bulan.
 Identifikasi adanya tanda resiko
dekubitus (luka pada area popok)
 Bersihkan menggunakan kassa dengan
air hangat
 Berikan minyak zaitun atau olive oil
Oleh :
sebanyak 2-3 tetes pada bagian luka
yang mengalami ruam popok Putri Tri Nurhayati
 Usapkan dengan lembut pada luka
 Kenakan kembali popok yang baru AKADEMI KEPERAWATAN
DHARMA WACANA METRO
TAHUN 2022
LEMBAR OBSERVASI

DIAPER DERMATITIS GRADING SCORE (DDGS)

Nama : ..........................................

Jenis Kelamin : ..........................................

Umur : ..........................................

Diagnosa : ..........................................

Alamat : ..........................................

Deskripsi Skor Derajat


Kulit bersih (kekeringan yang ringan/ atau tunggal
papula, tidak ada eritema)
Merah muda samar dalam area kecil(<2%), ada satu
papula dan / atau sedikit kekeringan
merah muda samar dalam area kecil (2% -10%) atau
kemerahan yang jelas dalam area kecil (<2%) dan / atau
papula yang tersebar dan / atau sedikit kering
Merah muda samar dalam area yang lebih luas(10%)
atau kemerahan yang jelas dalam area kecil (2% -10%)
atau kemerahan sangat intens dalam area yang kecil
(<2%) dan / atau papula yang tersebar (<10% ) dan /
atau kekeringan sedang
Kemerahan jelas dalam area yang lebih besar (10%-
50%) atau kemerahan sangat intens dalamarea yang
sangat kecil(<2%) dan / atau ada papula tunggal di
beberapa area (10-50%) dengan 0-5 pustula, ada sedikit
deskuamasi atau edema
Kemerahan yang jelas dalam area yang sangat luas(>
50%) atau kemerahan sangat intens dalam area kecil
(2% -10%) tanpa edema dan / atau area yang lebih besar
(> 50%) atau beberapa papula dan / atau pustula; ada
deskuamasi sedang dan / atau edema
Kemerahan sangat intens dalam area yang lebih luas
(>10%) dan / atau deskuamasi berat, edema, erosi dan
ulserasi: ada sekumpulan papula di area yang luas atau
banyak bisul / vesikel
LEMBAR REKAP PENERAPAN PEMBERIAN MINYAK ZAITUN
(OLIVE OIL) TERHADAP RUAM POPOK BAYI USIA 0-12 BULAN
DI PUSKESMAS GANJAR AGUNG METRO

Skor DDGS Skor DDGS setelah dilakukan penerapan


sebelum Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
No Responden
dilakukan
penerapan Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore

Anda mungkin juga menyukai