P27220018037
JURUSAN KEPERAWATAN
PROPOSAL
P27220018037
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
PROPOSAL
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan program
P27220018037
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P27220018037
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan Karya Tulis ini hasil
ii
NIP : 19880920 201403 1 002 NIM : P27220018037
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Siska Ayu Fitria Novita Sari NIM : P27220018037 dengan
judul “ Upaya Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Pada Pasien
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Siska Ayu Fitria Novita Sari NIM P27220018037 dengan
judul “Upaya Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Pada Pasien
Hipertensi” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 8 Desember
2020
Dewan Penguji
Mengetahui
Widodo,MN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat,
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “ Upaya Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman Pada Pasien
Hipertensi”
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Surakarta.
v
segera menyusun studi kasus, sosok pembimbing yang penyayang serta
4. Addi Mardi Harnanto, M.N selaku penguji yang telah banyak mengarahkan dan
bermanfaat.
6. Kedua orang tua saya Bapak Padmadi dan Ibu Retna, terimakasih yang selalu
7. Teman, sahabat dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
selesaikan pendidikan ini dengan lancar. Semoga studi kasus ini bermanfaat untuk
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................x
DAFTAR TABEL........................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................6
C. Tujuan.......................................................................................................................6
1. Tujuan Umum................................................................................................6
2. Tujuan Khusus................................................................................................6
vii
A. Konsep Dasar............................................................................................................8
1. Pengertian Hipertensi.....................................................................................8
2. Etiologi...........................................................................................................8
3. Klasifikasi Hipertensi...................................................................................11
4. Patofisiologi.................................................................................................12
5. Manifestasi Klinis........................................................................................15
6. Pemeriksaan Penunjang................................................................................15
7. Terapi...........................................................................................................16
8. Diagnosis Banding.......................................................................................18
9. Penatalaksanaan...........................................................................................18
10. Komplikasi...................................................................................................19
2. Pengertian Nyeri...........................................................................................21
4. Etiologi.........................................................................................................24
5. Fisiologi Nyeri..............................................................................................26
7. Stimulus nyeri..............................................................................................29
vii
a. Pengkajian....................................................................................................32
2. Diagnosa Keperawatan.................................................................................33
3. Intervensi Keperawatan................................................................................34
4. Implementasi................................................................................................40
5. Evaluasi........................................................................................................40
D. Definisi Operasional...............................................................................................43
F. Pengumpulan Data..................................................................................................52
G. Analisis Data...........................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
vii
meningkatnya usia. Hal ini disebabkan karena tekanan arterial yang
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta,
serta adanya proses degeneratif (Tukan, 2018).
Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi dimana pasien dapat
mengalami mortalitas yang cukup tinggi dan morbiditas yang memerlukan
penanganan serius (Ananda, 2019). Hipertensi merupakan suatu keadaan
tekanan systole ˃ 140 mmHg dan tekanan diastole ˃ 90 mmHg dimana
tekanan tersebut mengalami kenaikan yang melebihi batas normal
(Murtiono, 2020). Tekanan darah yang selalu tinggi dan tidak diobati atau
dicegah sejak dini, sangat berisiko menyebabkan penyakit degeneratif
seperti retinopati, penebalan dinding jantung, kerusakan ginjal, jantung
koroner, pecahnya pembuluh darah, stroke, bahkan dapat menyebabkan
kematian mendadak. Hipertensi tidak pandang bulu siapa saja dapat
mengalaminya, penyakit ini umumnya dialami oleh orang dewasa, namun
anak-anak juga dapat mengalami hipertensi misalnya karena kondisi
bawaan terkait dengan ketidakmampuan tubuhnya menghasilkan nitrogen
vii
2
1. Manfaat keilmuan
hipertensi.
2. Manfaat aplikatif
a. Diharapkan dalam pembuatan laporan ini dapat memberikan
gambaran tentang tindakan keperawatan apa yang lakukan pada klien
yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan
nyaman khususnya pada pasien hipertensi.
b. Diharapkan dalam pembuatan laporan ini akan memberikan masukan
kepada rumah sakit, agar dalam memberikan tindakan keperawatan
yang tepat terhadap pasien yang mengalami gangguan pemenuhan
rasa aman dan nyaman khususnya pada pasien hipertensi.
c. Diharapkan dalam pembuatan laporan ini akan menjadi masukan
bagi akademis dalam rangka merumuskan tindakan keperawatan
yang berkaitan dengan kondisi klien yang mengalami gangguan
pemenuhan rasa aman dan nyaman khususnya pada pasien
hipertensi.
d. Diharapkan dalam pembuatan laporan ini bermanfaat bagi
masyarakat mampu melakukan perawatan dirumah terhadap pasien
yang mengalami pemenuhan rasa aman dan nyaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Hipertensi.
Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh darah yang
bersirkulasi ke dinding arteri tubuh, pembuluh darah utama dalam tubuh.
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi. Tekanan darah ditulis
sebagai dua angka. Angka pertama (sistolik) mewakili tekanan di pembuluh
darah saat jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua (diastolik)
mewakili tekanan di pembuluh saat jantung beristirahat di antara detak
jantung.Hipertensi didiagnose jika, ketika diukur pada dua hari yang
berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari tersebut adalah
≥140 mmHg dan / atau pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua hari
tersebut adalah ≥90 mmHg (WHO, 2019)
2. Etiologi
Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi
sekunder.(Udjianti, 2013)
a. Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi
melalui mekanisme Renin-aldosteron-mediated volume expansion.
Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah normal kembali
setelah beberapa bulan.
b. Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal.
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskuler herhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri
besar secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri
renal pada klien dengan hipertensi disebabkan aterosklerosis atau
fibrous displasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit
8
parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, dan perubahan
struktur, serta fungsi ginjal.
c. Gangguan endokrin
Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Adrenal-mediated hypertension disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol,dan katekolamin.Pada
aldosteronisme primer, kelebihan aldosteron menyebabkan hipertensi dan
hipokalemin. Aldosteronisme primer biasanya timbul dari benign
adenoma korteks adrenal. Pheochromocytomus pada medula adrenal yang
paling umum dan meningkatkan sekresi kaekolamin yang berlebihn. Pada
Sindrom Cushing’s, kelebihan glukokortikoid yang dieksresi dari korteks
adrenal. Sindrom Cushing’s mungkin disebabkan oleh hiperplasi
adrenokortikal atau adenoma adrenokortikal.
d. Coartctation aorta
Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi bebrapa
tingkat pada aota torasik atau aorta abdominal. Penyempitan menghambat
aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan
tekanan darah diatas area kontriksi.
e. Neurogenik, tumor otak,enchepalitis, dan gangguan psikiatrik.
f. Kehamilan.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
(Oktavianus;Dewi, 2014):
a. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan bertambahnya usia. Ini sering
disebabkan oleh perubahan alamiah didalam tubuh yang mempengaruhi
jantung, pembuluh darah dan hormone. Hipertensi pada yang berusia (35
tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri coroner dan kematian
premature (Tambayaong, dalam (Oktavianus;Dewi, 2014).
b. Jenis kelamin
Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dari pada wanita, namun
pada usia pertengahan dan lebih tua. Insiden pada wanita akan meningkat
sehingga pada usia diatas 65 tahun. Imsiden pada wanita lebih tinggi
(Tambayaong, dalam (Oktavianus;Dewi, 2014)
c. Obesitas
Adalah ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dengan kebutuhan
energi yang disimpan dalam bentuk lemah (jaringan subkutan tirai unsur
organ vital jantung, paru, dan hati) yang menyebabkan jaringan lemah
inaktif sehingga beban kerja jantung meningkat. Obesitas tidak
didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20 % atau lebih dari
berat badan ideal. Akibat dari obesitas, para penederita cenderung
menderita penyakit kardiovaskuler. Hipertensi dan diabetes mellitus
(Notoatmodjo, dalam (Oktavianus;Dewi, 2014)
d. Riwayat keluarga
Yang menjunjung adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor
resiko yang paling kuat bagi seorang untuk mengidap hipertensi dimasa
yang akan datang. Tekanan darah kerabat dewasa tinggi pertama
(orangtua saudara kandung) yang dikoreksi terhadap umur dan jenis
kelamin tampak ada pada semua tingkat tekanan darah (Padmawinata,
(Oktavianus;Dewi, 2014)
e. Merokok
Departemen of Health and Human Services menyatakan bahwasetiap
batang rokok setiap :4000 unsur kima, diantaranya tar, nikotin gas Co,N2,
ammonia dan asetal dehida serta unsur-unsur karsinonger. Nikotin
penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung, saraf otak dan
bagian tubuh lainnya akan bekerja tidak normal. Nikotin tidak
merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah,
denyut nadi, dan tekanan kontraksi otot jantung, selain itu meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung dan dapat menyebabkan gangguan irama
jantung (Wijayakusuma, dalam (Oktavianus;Dewi, 2014).
3. Klasifikasi Hipertensi
4. Patofisiologi
Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
vaskontriksi spasme
Nyeri
Kepala pembuluh arteri
darah
ginjal
sistemik koroner blood flow darah
Resiko perfusi
vasokontriksi iskemia miokard merangsang
serebral tidak efektif
afterload aldosteron
retensi Na
Risiko cedera
Nyeri
dada
edema
Penurunan
fatigue Curah
jantung
Kelebihan
Intoleransi aktiviitas
Volume cairan
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang dapat muncul akibat hipertensi menurut Elizabeth J.
Corwin ialah bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami
hipertensi bertahun-tahun. Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa
nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah
akibat peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur akibat
kerusakan retina, ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan
saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) karena peningkatan
aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen akibat
peningkatan tekanan kapiler. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat
menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi
sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan
tajam penglihatan. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis,
mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan
mata berkunang- kunang (Nuraini, 2015)
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (Oktavianus;Dewi, 2014)
1. Hematokrit
Pada penderita hipertensi kadar hematokrit dalam darah meningkat seiring
dengan meningkatnya kadar natrium dalam darah. Pemeriksaan
hematokrit diperlukan untuk mengetahui perkembangan pengobatan
hipertensi.
2. Kalium serum
Peningkatan kadar kalium serum dapat meningkatkan hipertensi.
3. Kreatinin serum
Hasil dari pemeriksaan ini adalah kadar kreatinin dalam darah meningkat
sehingga berdampak pada fungsi ginjal.
4. Urinalisa
Menganalisis adanya darah, protein, glukosa, meningkatnya disfungsi ginjal
dan adanya diabetes.
5. Elektrokardiogram
Pembesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali dapat dideteksi dengan
pemeriksaan ini. Dapat juga menggambarkan apakah hipertensi telah lama
berlangsung.
7. Terapi
1. Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi (Oktavianus;Dewi, 2014) :
a. Diet menurut (Nisa, n.d.)
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
9. Penatalaksanaan
1. Mengurangi asupan garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari)
2. Makan lebih banyak buah dan sayuran
3. Aktif secara fisik secara teratur
4. Menghindari penggunaan tembakau
5. Mengurangi konsumsi alkohol
6. Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
7. Menghilangkan / mengurangi lemak trans dalam makanan
Pengelolaan
8. Mengurangi dan mengelola stres mental
i. Cek tekanan darah secara rutin
j. Mengobati tekanan darah tinggi
10. Komplikasi
Di antara komplikasi lainnya, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius
pada jantung. Tekanan yang berlebihan dapat mengeraskan arteri, menurunkan
aliran darah dan oksigen ke jantung. Tekanan yang meningkat dan aliran darah
yang berkurang ini dapat menyebabkan: Nyeri dada, disebut juga angina.
Serangan jantung, yang terjadi ketika suplai darah ke jantung tersumbat dan sel
otot jantung mati karena kekurangan oksigen. Semakin lama aliran darah
tersumbat, semakin besar kerusakan jantung. Gagal jantung, yang terjadi ketika
jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke organ vital tubuh
lainnya. Detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan kematian
mendadak. Hipertensi juga bisa pecah atau menyumbat arteri yang memasok
darah dan oksigen ke otak, menyebabkan stroke. Selain itu, hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan ginjal yang berujung pada gagal ginjal (WHO, 2019)
dipenuhi,yaitu :
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan aktualisasi
diri Kebutuhan harga
diri Kebutuhan cinta
dan dicintai
Kebutuhan keselamatan dan keamanan
a. Kebutuhan fisiologis
2. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanya pada orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah
pendapart beberapa ahli rnengenai pengertian nyeri:
1. Wolf Weifsel Feurst, mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan
menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan
ketegangan.
Pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan dengan melihat adanya riwayat
nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi, intensitas, kualitas dan waktu serangan
terjadinya nyeri. Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik PQRST:
P (Pemacu) : merupakan faktor yang menyebabkan berat ringannya nyeri
Pengukuran nyeri dapat menggunakan beberapa skala, salah satu alat untuk
mengukur tingkat keparahan nyeri yaitu Skala Deskriptif Verbal
a. Menggunakan Skala Deskriptif Verbal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tida Nyeri Nyer Nyer
i
k Ringan i Bera
nyer Bera t
i Nyeri Sedang t Tida
Terk k
ontr terk
ol ontr
Skala ini merupakan sebuah garis yang didalamnya terdapat ol
beberapa kalimat pendeskripsian yang tersusun dalam jarak
yang sama sepanjang garis. Pada alat ukur ini, diurutkan dari
tidak ada nyeri sampai nyeri paling hebat. Perawat meminta
pada klien menunjukkan skala tersebut. Penilaian skala nyeri
0-10 dapat dilihat pada penjelasan berikut.
4. Etiologi
Menurut (Lukman dan Ningsih, n.d.) penyebab nyeri dibagi menjadi 6
kriteria seperti berikut:
a. Termik,disebabkan oleh perbedaan suhu yang ekstrem.
b. Kimia, disebabkan oleh bahan/ zat kimia.
c. Mekanika, disebabkan oleh trauma fisik/ mekanik
d. Elektrik, disebabkan oleh aliran listrik
e. Psikogenik, nyeri tanpa diketahuiadanya kelainan fisik, bersifat
psikologis.
f. Neurologik, disebabkan oleh kerusakan jaringan saraf.
Faktor yang mempengaruhi nyeri
Faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain (Mubarak, 2011)
a. Etnik dan nilai budaya
Latak belakang etnik dan budaya merupakan faktor yang
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri. Dalam hal
ini, anak-anak cenderung kurang mampu mengungkapkan nyeri
yang mereka rasakan dibandingkan orang dewasa. Di sisi lain,
prevalensi nyeri pada individu lansia lebih tinggi karena penyakit
akut dan kronis yang mereka derita.
b. Lingkungan dan individu pendukung
Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi,
pencahayaan, dan aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut
dapat memperberat nyeri.
c. Pengalaman nyeri sebelumnya
Individu yang pernah mengalami nyeri atau menyaksikan
penderitaan orang terdekat saat nyeri cendrung merasa terancam
dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi dibandingkan individu
yang belum pernah mengalaminya.
1. Nyeri superfisia
yakni rasa nyeri yang muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa
2. Nyeri visceral
Rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri di rongga
abdomen, kranium, toraks
3. Nyeri alih
Nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari jaringan penyebab
nyeri.
4. Nyeri sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medula spinalis, batang otak, dan
talamus.
5. Nyeri psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya. Dengan kata lain, nyeri
yang timbul akibat pikiran si penderita sendiri.
Bentuk nyeri
Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan kronis:
a. Nyeri akut
Biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Gejalanya mendadak, dan
biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui dan ditandai dengan
peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan
persepsi nyeri.
b. Nyeri kronis
Berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri diketahui atau tidak. Nyeri
cenderung hilang timbul dan biasanya tidak dapat disembuhkan. Dampak nyeri
ini antara lain penderita menjadi mudah tersinggung dan sering mengalami
insomnia.Akibatnya kurang perhatian, sering merasa putus asa.
5. Fisiologi Nyeri
0 = tidak nyeri
1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
4.8
7. Stimulus nyeri.
jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor. Ada 4 teori yang
Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola
informasi sensoris. Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya suatu
Pola aksi potensial untuk nyeri berbeda dengan pola untuk rasa
sentuhan.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi pada pasien hipertensi menurut (SIKI, 2018) dan Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) adalah sebagai
berikut:
No Diagnosis Tujuan dan Intervensi
. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan tindakan Observation (O) :
dengan agen keperawatan - Identifikasi skala
pencedera selama ...x24jam nyeri
fisiologis diharapkan nyeri Nursing (N) :
hilang atau - Berikan teknik non
berkurang dengan farmakologi
kriteria hasil : relaksasi napas
- Mampu dalam
menggunaka - Fasilitasi istirahat
n teknik non dan tidur
farmakologi Education (E) :
untuk - Jelaskan strategi
mengurangi meredakan nyeri
nyeri - Anjurkan
- Mampu menggunakan
mengontrol analgetik secara
nyeri tepat
- Melaporkan Colaboration (C) :
bahwa nyeri - Kolaborasi
berkurang pemberian
dengan analgetik,jika perlu.
menggunaka
n manajemen
nyeri
- Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang
- Tanda-tanda
vial dalam
batas normal
(tekanan
darah
140/90mmH
g heart rate
60-
100x/menit,
respirasi rate
16-
24x/menit,
suhu 36-
o
37,5 C).
-
2. Resiko perfusi Setelah dilakukam Edukasi Diet
serebral tidak tindakam Observation (O) :
efektif keperawatan - Identifikasi
berhubungan selama ..x24 jam kemampuan pasien
dengan hipertensi diharapkan dan keluarga
masalah resiko menerima
perfusi serebral informasi
tidak efektif - Identifikasi tingkat
berhubungan pengetahuan saat
dengan hipertensi ini
dapat teratasi - Identifikasi
dengan kriteria persepsi pasien dan
hasil : keluarga tentang
- Tanda-tanda diet yang
vital dalam diprogramkan
batas normal Nursing (N) :
(tekanan - Persiapkan
darah 140/90 materi,media dan
mmHg, heart alat peraga
rate 60- - Jadwalkan waktu
100x/menit, yang tepat untuk
respirasi rate memberikan
16- pendidikan
24x/menit, kesehatan
suhu 36- - Berikan
o kesempatan pasien
375 C)
dan keluarga
bertanya
Education (E) :
- Jelaskan kepatuhan
diet terhadap
kesehatan
- Informasikan
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang
- Anjurkan
mempertahankan
semi fowler (30-45
derajat)20-30 menit
setelah makan.
- Anjurkan
mengganti bahan
makanan sesuai
diet yang yang
diprogramkan.
- Anjurkan
melakukan
olahraga sesuai
toleransi
- Rekomendasikan
resep makanan
yang sesuai dengan
diet, jika perlu.
Colaboration (C) :
- Rujuk ke ahli gizi
dan sertakan
keluarga, jika perlu
44
jantung, stroke, gagal ginjal)
45
46
7. Responden kooperatif
8. Bersedia menjadi subyek penelitian
9. Karakteristik nyeri hipertensi skala 3-7
Kriteria eksklusi
1. Penderita tidak ada ditempat disaat penelitian
2. Menderita gangguan jiwa
3. Hipertensi gravidarium.
47
180 mmHg
Diastol
≥ 110 mmHg.
2. Upaya -Latihan Latihan Lemb
Pemen relaksasi relaksasi ar
uhan napas dalam napas dalam obser
Kebutu - Inspirasi vasi,
han melalui Sphyg
hidung
Rasa mom
selama 3
Aman a
hitungan
Dan dan ditahan nome
Nyama selama 3 ter,
n hitungan Skala
lalu nyeri,
dihembuska Gamb
n secara a
perlahan ekspr
melalui esi
mulut dalam wajah
6 hitungan. ,
- Dilakukan maske
sebanyak 3 r3
kali sehari lapis/f
selama 15 ace
menit
shied,
selama 2
hands
minggu.
- Dilakuka coon
n dengan
posisi
semi
fowler
atau
duduk.
- Posisika
-Akupressur n pasien Lemb
dalam ar
keadaan obser
duduk vasi,
dengan Sphyg
kedua
mom
kaki
a
lurus
kedepan. nome
ter,
- Kaji Skala
keluhan nyeri,
pasien Gamb
dan ukur a
TTV ekspr
pasien esi
wajah
49
- Bersihka ,steto
n telapak skop,
kaki,sela minya
ibu k
jari,leher telon,
,dan tissue
tengkuk basah
pasien
,
dengan
tissue
tissue
basah kering
,hand
- Keringka scoon,
n telapak maske
kaki, sela r3
ibu lapis/f
jari,leher ace
,dan shield
tengkuk
pasien
dengan
tissue
kering
- Tuangka
n minyak
telon ke
tangan
secukupn
ya
- Massage
ringan
kaki, sela
ibu
jari,leher
,dan
tengkuk
pasen
untuk
melemas
kan otot-
otot agar
tidak
kaku.
- Mulai
melakuk
an
akupresu
r dan
tekan
masing-
50
masing
selama 2
menit
- Siapkan
-Rendam kaki air Lemb
dengan air hangat ar
hangat. maksima obser
l panas
vasi,
40
Sphyg
derajat
Celcius mom
a
- Masukka nome
n air ter,
hangat Skala
kedalam nyeri,
baskom, Gamb
tambahk a
an sedkit ekspr
air esi
dingin wajah
apabia ,steto
terlaalu skop,
panas. basko
m, air
- Masukka panas
n garam
, air
aduk
dingin
hingga
rata ,hand
scoon,
- Masukka maske
n kedua r3
kaki lapis/f
kedalam ace
baskom shield
yang
telah
terisi air
angat
- Biarkan
kaki
direndam
selama
30 menit
- Menyiap
kan air
hangat
-Kompres -
kedalam
hangat. Lemb
51
kom ar
obser
- Membas vasi,
ahi Sphyg
waslap mom
dengan a
air nome
hangat ter,
Skala
- Mendeka
nyeri,
tkan alat-
Gamb
alat ke
sisi klien a
ekspr
- Posisika esi
n klien wajah
senyama ,steto
n skop,
mungkin washl
ap
- Meletakk kering
an ,
perlak/pe perlak
ngalas /peng
alas,
- Membas kom,a
ahi ir
washlap panas
dengan secuk
air
upnya
hangatda
, air
n
letakkan biasa
dileher secuk
pasien. upnya
,
tissue
kering
,hand
scoon,
maske
r3
- Kaki lapis/f
ace
kanan/kiri shield
Senam
hipertensi. maju
bergantian.
Lemb
- Tepuk ar
tangan obser
vasi,
kedepan. Sphyg
mom
52
- Silang jari a
tangan. nome
ter,
- Kuncupkan Skala
jari tangan nyeri,
Gamb
- Tepuk jari a
kelingking. ekspr
esi
- Tepuk jari
wajah
jempol. ,steto
- Tepuk skop,
maske
lengan kiri r3
atas lapis/f
ace
kemudian
shield
lengan
kanan.
- Tepuk nadi
tangan kiri
kemudian
tangan
kanan.
- Salam
kedepan.
- Tangan
lurus
kedepan,
kemudian
remas jari
tangan.
- Tepuk
lengan dan
bahu kiri,
kemudian
kanan.
- Tepuk
perut.
- Tepuk
punggung.
53
- Tepuk paha
depan.
- Tepuk betis
samping
kanan dan
kiri.
- Jongkok
dan berdiri,
tangan lurus
kedepan.
- Jinjit kedua
kaki.
- Pendinginan
.
Studi kasus ini akan dilaksanakan di Dukuh Bendungan Desa Manjung RT 010 RW
003, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Waktu pelaksanaan studi kasus ini
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan
karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2016). Pada
saat pengumpulan data dalam studi kasus ini, peneliti menggunakan prosedur protokol
kesehatan dalam pencegahan COVID. dengan cara: Menggunakan masker sesuai
dengan standard yaitu masker yang memiliki 3 lapis, Menjaga jarak minimal 1 meter
dengan pasien, Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, Memakai
Handscoon dan faceshield bila terjadi kotak fisik dengan klien ketika melakukan
pemeriksaaan fisik
Untuk mengambil data penelitian studi kasus ini ada beberapa teknik pengumpulan
data yaitu :
a. Metode Observasi
Dalam studi kasus ini, penulis melakukan teknik observasi dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung kepada pasien untuk melihat keadaan umum dan
keperawatan. Observasi dalam studi kasus ini mengobservasi vital sign, ekspresi
b. Metode Wawancara
secara langsung dan diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung.
Wawancara kasus ini dilakukan pada pasien yang mengalami Hipertensi tanpa
keluarga yang tinggal dengan pasien setiap hari. Metode wawancara pada
penelitian ini ada 2 sesi. Wawancara pertama dilakukan saat pertemuan pertama
pemenuhan rasa aman dan nyaman. Pertanyaan yang terdapat pada wawancara
saat tekanan darahnya tinggi (sakit kepala, pening, bingung, keletihan, pandangan
setelah melakukan tindakan upaya pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman,
apakah masih merasakan keluhan saat tekanan darahnya tinggi seperti sebelum
c. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada studi kasus ini melalui pengamatan
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan
data pada studi kasus ini berupa narasi yang menjelaskan proses
1. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumen. Dalam kasus ini, dilakukan pemeriksaan
atau catatan medis pasien, rekam medis, hasil laboratorium serta terapi.
2. Instrument studi kasus
a. Format asuhan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah format
pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, dan
57
langsung dengan manusia, maka segi etika harus diperhatikan. Masalah etika
yang meliputi:
1. Informed Concent
Dalam studi kasus ini peneliti memeberikan lembar persetujuan kepada
respnden yang telah memenuhi kriteria dengan tujuan agar responden
menetahui maksud dan tujuan dari penelitian ini.
2. Annominity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak mecantumkan
nama pada lembar pengumpulan data, cukup dengam memberikan inisial
pada masing-masing lembar tersebut.
3. Confidentially (kerahasiaan)
Untuk menjamin kerahasiaan informasi studi kasus peneliti hanya
menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan focus studi saja.
59
4. Ethical Clearence
Ethical clearance yaitu uji kelayakan etik sebagai pernyataan bahwa
rencana kegiatan penelitian yang tergambar dalam protocol telah
dilakukan kajian dan telah memenuhi kaidah etik sehingga layak
dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi subyek
penelitian dari bahaya fisik dan psikis (tertekan penyelesaian), social dan
kosekuansi hukum (dituntut) sebagai akibat turut berpartisipasi dalam
penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengajukan surat izin penelitian
yang sudah disahkan oleh institusi pendidikan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surakarta dan diberikan kepada pihak subyek untuk izin
mengambil kasus. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi langsung, wawancara dan studi
dokumentasi. Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti adalah:
a. Peneliti meminta surat pengantar pengambilan data awal dari institusi
asal peneliti Politeknik Kesehatan Surakarta.
b. Peneliti mengurus surat ijin dari institusi yang ditujukan pada
penelitian.
penelitian.
kerahasiaan data.
penelitian.
Bell, Pharm, Twiggs, Pharm, Bernie . Olin (2015). Hypertension : The Silent Killer :
Updated JNC-8 Guideline. Albama Pharmacy Association.
Juwita (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri
Kepala Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan GSH, 6, 27.
Mancia,Fagard,Narkiewicz,Redon,Zanchetti,Böhm,Christiaens,Cifkova,Backer,Domi
niczak, Anna,Galderisi, Grobbee, Jaarsma, Kirchhof, Kjeldsen, Laurent,
Manolis, Nilsson, Schmieder, Sirnes, Sleight, Peter, Viigimaa, Margus,
Waeber, , Zannad, Burnier, Ambrosioni, Caufield, Coca, Olsen, Tsioufis, Van
De Borne, Zamorano, Achenbach, Baumgartner, , Bax, , Bueno, , Dean, ,
Deaton, Wood,. (2013). 2013 ESH/ESC guidelines for the management of
arterial hypertension: The Task Force for the management of arterial
hypertension of the European Society of Hypertension (ESH) and of the
European Society of Cardiology (ESC). European Heart Journal, 34(28), 2159–
2219. https://doi.org/10.1093/eurheartj/eht151
Erhadestria dan Tjiptaningrum. (2016). Manfaat Jus Mentimun (Cucumis sativus L.)
sebagai Terapi untuk Hipertensi. Majority, 5.
Tukan. (2018). Efektifitas Jus Mentimun Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi. Journal of Borneo Holistic Health, 1, 49.
Udjianti. (2013). Keperawatan Kardiovaskuler (Sally Carolina (ed.); cetakan ke, p.
101). Penerbit Salemba Medika.
INFORMED CONSENT
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh
Siska Ayu Fitria Novita Sari dengan judul ”Upaya Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Saya memutuskan untuk setuju dan ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan untuk
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.
Mengetahui,
_____________________ _____________________
Peneliti
A. PENGKAJIAN
2. Identitas
a. Identitas Pasien
b. Identitas Penanggung Jawab
3. Keluhan Utama
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
b. Riwayat Penyakit Dahulu
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
5. Genogram
6. Pola Fungsional Gordon
a. Pola Pemeliharaan Kesehatan
b. Pola Nutrisi
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktivitas dan Latihan
e. Pola Istirahat dan Tidur
f. Pola Kognitif dan Perseptual
g. Pola Konsep Diri
h. Pola Peran-Hubungan
i. Pola Koping-Toleransi Stres
j. Pola Seksual-Reproduksi
k. Pola Nilai Kepercayaan
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda Vital
c. Pengkajian ABCD
d. Pemeriksaan Head to Toe
8. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
9. Terapi Medis
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. ……………………………………………………………………………...
C. INTERVENSI
Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil
D. IMPLEMENTASI
Hari, Jam Diagnosis Implementasi Respon Paraf
tanggal Keperawatan
E. EVALUASI
Hari, tanggal Diagnosis Keperawatan Evaluasi
S:
O:
A:
P:
Lampiran 4
SATUAN ACARA
PENYULUHAN
HIPERTENSI
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
C. Strategi Pembelajaran :
a. Struktur
b. Evaluasi proses
2. Keluarga mampu :
a. Menyebutkan kembali pengertian Hipertensi.
b. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Hipertensi.
c. Menyebutkan kembali DIIT Hipertensi
d. Menyebutkan kembali penanganan Hipertensi dirumah dengan obat
tradisional.
3. Keluarga mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan
benar.
c. Evaluasi hasil
Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil jika :
Lebih dari 75% kelurga mampu menjawab pertanyaan perawat
E. Metode
Ceramah, Diskusi dan tanya jawab
F. Media/ Alat
a. Leaflet
b. Lembar Balik
G. Setting Tempat
Keterangan
: Lembar Balik
: Penyuluh
: Ny. T
: Keluarga Ny. T
MATERI
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi diartikan sebagai peningkatan
tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan
darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi
pembuluh darah perifer dan kardiak output . Sedangkan menurut Smeltzer bahwa
hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg.Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 90 mmHg.
B. Penyebab
1. Tidak di ketahui penyebabnya / keturunan ( Hipertensi primer )
Faktor-faktor resiko :
a. Usia
b. Merokok
c. Kelebihan berat badan atau obesitas
d. Kurang olahraga
e. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras
f. Stres
2. Disebabkan oleh penyakit lain ( hipertensi
sekunder ) Antara lain penyakit :
a. Ginjal
b. Saraf
c. Tumor
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis atau tanda-tanda pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg
b. Leher kaku
c. Kepala pusing hebat
d. Lemah dan lemah
e. Penyempitan pembuluh darah akibat merokok
f. Sulit Tidur
g. Banyak Kencing di malam hari
h. Sulit Bernafas saat beraktivitas
D. DIIT
Makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh di konsumsi pada klien
hipertensi lain, yaitu:
1. Makanan yang boleh dikonsumsi
a. Sumber kalori: beras, tales
b. Protein hewani: daging, ayam
c. Protein nabati: tahu,tempe
d. Lemak: santan kelapa encer
e. Sayuran: bayam,kangkung
f. Buah: timun, belimbing
g. Bumbu: gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih 15
gram perhari.
h. Minuman: coklat encer, juice.
2. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi
a. Makanan banyak mengandung garam : biscuit yang dimasak
dengan garam dapur, sarden ikan teri, telur asin.
b. Makanan banyak mengandung kolesterol: hati, jantung.
c. Makanan banyak mengandung lemak jenuh : sapi, kambing,
keju, kelapa.
d. Makanan yang banyak menimbulkan gas : kool, sawi.
MAKANAN YANG BOLEH DI KONSUMSI
a. Makanan banyak mengandung garam: biscuit yang dimasak dengan garam dapur,
sarden ikan teri, telur asin.
a. Sumber kalori: beras, tales a.Tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg a.Makanan banyak mengandung
b. Leher kaku b. Protein hewani : daging, ayam garam
c. Kepala pusing hebat c. Protein nabati : tahu,tempe b.Makanan banyak mengandung
d. Lemah dan lemah d. Lemak : santan kelapa encer kolesterol :hati&jantung
e. Penyempitan pembuluh darah e. Sayuran: bayam,kangkung c.Makanan banyak mengandung
akibat merokok f.Buah : timun, belimbing lemak jenuh :sapi, kambing, keju,
Lampiran 4
LEMBAR KONSULTASI
NIM : P27220018037
Rendi Editya D,
M.Kep
8. 23 November Bab I, II, III a. Bahasa kurang ilmiah
2020 dan baku
b. Latar belakang
berdasarkan
Rendi Editya D,
EBP/buku/jurnal M.Kep
c. Pathways diperbaiki
d. Konsep askep masih
abstrak dan masih
secara umum
e. Kriteria inklusi dan
eksklusi
9. 1 Desember Bab I, II, III a. Latar belakang
2020 kurang fokus pada
masalah
b. Pengkajian askep Rendi Editya D,
belum dijelaskan
c. Diagnosis M.Kep
keperawatan belum
ditandai dengan
manifestasinya
d. Penambahan lembar
informed consent
dan format askep
10 4 Desember Bab III a. Metode pengumpulan
2021 data dilengkapi lagi
Rendi Editya D,
M.Kep
Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III