PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
1
2020SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P17079
Nyaman
benar- benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
1
Istantia Putri Werdani
NIM. P17079
MOTTO
2
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
DALAM KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN
Oleh :
ISTANTIA PUTRI WERDANI
NIM. P17079
Menyetujui,
Pembimbing
1
NIK. 201889190KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Infark Miokard Akut (IMA) dalam
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
terhormat :
2. Nabi Muhammad SAW selaku suri tauladan dan menjadi tolak ukur saya
dalam berkehidupan
Husada Surakarta
4. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi D3
1
6. Mutiara Dewi Listiyanawati, S.Kep., M.Si.Med., selaku dosen
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN......................................................ii
HALAMAN MOTTO.........................................................................................iii
2
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI .................................................v
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................vi
KATA PENGANTAR........................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR TABELxi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xii
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.................................................................................Latar Belakang1
1.2............................................................................Rumusan Masalah4
1.3..............................................................................Tujuan Penulisan4
1.4............................................................................Manfaat Penulisan5
3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
5
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
Lampiran 8. Lembar KonsultasiBAB I
PENDAHULUAN
salah satunya Infark Miokard Akut (IMA) (Pratiwi, 2012). IMA adalah
oksigen otot jantung. Penyebab IMA yang paling banyak adalah trombosis
sehubungan dengan plak ateroma yang pecah dan ruptur (Prasetyo, 2014).
Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 sebesar
penyebab kedua terbesar adalah IMA (WHO, 2012). Di ASEAN salah satu
dengan ST-Elevasi saat ini meningkat dari 25% ke 40% (Kemenkes RI,
2013). Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 pada usia
berdasarkan jenis kelamin yang didiagnosis dokter atau gejala lebih tinggi
pada perempuan yaitu 0,5% dan 1,5%, sedangkan pada laki-laki adalah 0,4%
dan 1,3%. Prevalensi IMA tertinggi berada di Nusa Tenggara Timur (4,4%)
1
2
yang disebabkan oleh iskemia yang berlangsung selama kurang lebih 30-
gangguan karena adanya trombosis (plak ateroma) pada arteri koroner. Plak
(Price&Wilson, 2016).
Nyeri akut merupakan permasalahan utama pada pasien IMA. Nyeri
merupakan suatu rasa sensorik tidak nyaman yang sifatnya subjektif dan
kerusakan. Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi setelah cedera akut,
penyakit atau intervensi bedah, dan dimulai sangat cepat dengan intensitas
ringan sampai berat dalam waktu yang singkat atau kurang dari 6 bulan
dilakukan oleh pasien IMA yaitu aktivitas, diet, bowel training, sedasi (Idrus,
2014).
Hasil peneltian yang dilakukan Khoshnood (2018), pada 160 pasien yang
dengan data dari hasil observasi dan wawancara, didapatkan hasil nilai
merelaksasikan tubuh dan sistem saraf yang terkait dengan rasa nyeri.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
studi kasus dengan judul “Asuhan keperawatan pada pasien Infark Miokard
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien IMA
Salatiga
2. Penulis mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien
Salatiga
3. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien IMA
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Pasien
Membantu pasien yang mengalami penyakit infark miokard akut melalui
2. Institusi pendidikan
Menambah referensi untuk intitusi pendidikan, teruatama pengetahuan
mengatasi nyeri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oleh 3 faktor:
1) Faktor pembuluh darah:
a) Aterosklerosis
Suatu keaadan yang ditandai dengan hilangnya elstisitas dari
b) Spasme
Gangguan muskuloskeletal (otot dan tulang) yang dapat
menimbulkan nyeri
c) Arteritis
Salah satu penyakit langka yang merupakan peradangan
6
7
b) Stenosis aorta
Gangguan pada pembukaan katup aorta jantung yang tidak
yang cukup
b) Hipoksemia
Rendahnya kadar oksigen dalam darah, khususnya di arteri
c) Polisitemia
Jenis kanker langka darah yang terjadi ketika sumsum tulang
atau sesuatu
3) Makan yang banyak
Terpenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi yang seimbang
4) Hipertiroidisme
Istilah medis untuk kondisi dimana kadar lipid atau lemak dalam
normal.
Faktor predisposisi:
a. Mayor
8
1) Hiperlipidemia
Dimana kadar lipid atau lemak dalam darah meningkat tinggi atau
tidak normal
2) Hipertensi
Kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding
kehidupan sehari-hari
4) Diabetes
Penyakit berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan
dekatnya
4) Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,
kompetitif)
Suatu penyatuan struktur yang multidimensi
5) Stres psikologis berlebihan
Tuntutan terhadap sistem biopsikososial yang menghasilkan
ketegangan, kecemasan.
3. Menifestasi Klinis
Tidak semua serangan mulai secara tiba-tiba disertai nyeri yang
sangat parah seperti yang sering kita lihat pada tayangan televisi atau
sinema. Tanda dan gejala dari serangan jantung tiap orang tidak sama.
(silent heart attack). Akan tetapi pada umumnya serangan IMA ini
Perbedaan dengan nyeri pada angina adalah nyeri pada IMA lebih
itu. Di samping itu, pada angina biasanya nyeri akan hilang dengan
istirahat akan tetapi pada infark tidak. Nyeri dan rasa tertekan pada
perasaan takut. Meskipun IMA memiliki ciri nyeri yang khas yaitu
tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya sedikit. Hal
syok dan oedema pulmonal, ada pula pasien yang baru saja tampak
rasa sakit seperti angina dimana terdapat rasa penekanan yang luar
biasa pada area dada atau perasaan akan datangnya kematian. Bila
b. Sesak nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak
bermakna.
c. Gejala gastrointestinal
Peningkatan aktivitas menyebabkan mual dan muntah, dan
ekstrimitas)
e. Bila diperiksa, pasien sering memperlihatkan wajah pucat
untuk beberapa hari, sampai 102 derajat fahrenheid atau lebih tinggi,
minggu pertama
4. Patofisiologi
IMA terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama
yang mensuplai darah dan oksigen pada jantung). Plak dapat pecah
plak. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa menghambat aliran
tidak ditangani dengan cepat, otot jantung yang rusak akan mulai mati.
juga bisa terjadi pada orang dengan arteri koroner normal (5%).
kasus ini. Spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal, antara
dan paparan suhu dingin yang ekstrim. Spasme bisa terjadi pada
dalam penangananya.
Letak infark ditentukan juga oleh letak sumbatan arteri koroner
yaitu arteri koroner kanan dan kiri. Kemudian arteri koroner kiri
anterior dinding ke arah apeks jantung. Bagian ini menyuplai aliran dua
kiri kearah dinding lateral kiri dan ventrikel kiri. Daerah yang disuplai
jantung.
Bagian jantung yang disuplai meliputi: atrium kanan, ventrikel
ventrikel kiri. Berdasarkan hal di atas maka dapat diketahui jika infark
anterior kiri, sedangkan infark inferior bisa disebabkan oleh lesi pada
subendokardial.
Kerusakan pada seluruh lapisan miokardium disebut infark
dengan dilatasi terbesar pasca infark pada apeks ventrikel kiri yang
multivesel.
d. Infark ventrikel kanan
Infark ventrikel kanan menyebabkan tanda gagal ventrikel kanan
IMA.
f. Takikardia dan fibrilasi ventrikel
Takikardi dan fibrilasi ventrikel dapat terjadi tanpa bahaya aritmia
g. Fibrilasi atrium
h. Aritmia supraventrikular
i. Asistol ventrikel
j. Bradiaritmia dan Blok
k. Komplikasi Mekanik
15
dinding ventrikel.
6. Pemeriksaan penunjang
Penegakan diagnosa serangan jantung berdasarkan gejala, riwayat
saat iskemik terjadi lagi. Pada awal IMA, ST-Elevasi disertai dengan
normal.
c. Coronary angiography
Merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar x pada jantung
diinjeksikan melalui ujung kateter pada aliran darah. Zat kontras itu
tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi
2) Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada hari ke-2 dan ke-3 setelah IMA, menunjukkan
inflamasi
3) Kimia
Mayoritas normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi
4) Oksimetri
Nadi dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru
area nekrosis
9) Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan
serangan jantung
c. Pasien dalam kondisi tirah baring untuk menurunkan kerja
obatan dan nutrisi yang diperlukan. Pada awal serangan pasien tidak
membebani jantung
19
8. Pengobatan farmakologis
a. Obat-obatan trombolitik
Obat-obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali aliran
pertama dan tidak boleh lebih dari 12 jam pasca serangan. Selain itu
d. Obat-obatan antikoagulan
Obat ini mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan
(Asmadi, 2019).
Pengkajian pada pasien IMA menurut Judha & Rahil (2011),
sesak nafas, tidak selera makan (anoreksia), mual dan muntah, mulut
sirkulasi.
2) B2 (Blood)
Pada kondisi uremia berat, tindakan auskultasi perawat akan
(CRT) kurang dari 3 detik, palpitasi, nyeri dada atau angina dan
5) B5 (Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia, diare sekunder,
kebutuhan.
6) B6 (Bone)
Didapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri
letargi
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan adanya
nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Idnentifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
8) Monito keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
9) Monitor efek samping penggunaan analgetik
26
Terapeutik :
nyeri
Kolaborasi :
basah)
c) Monitor tekanan darah
d) Monitor saturasi oksigen
e) Monitor intake input
f) Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
g) Monitor saturasi oksigen
h) Monitor keluhan nyeri dada
i) Monitor EKG 12 sadapan
j) Monitor aritmia
k) Monitor fungsi alat pacu jantung
l) Periksa tekanan darah dan alat pacu jantung
m) Periksa tekanan darah dan tekanan nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
n) Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan
Terapeutik :
nyaman
b) Gunakan terapi relaksasi.
c) Berikan diet jantung yang sesuai
d) Gunakan stocking elastis
e) Fasilotasi pasien memodifikasi gaya hidup
28
oksigen >94%
Edukasi :
haarian
e) Ajarkan mengukur intake utput harian
Kolaborasi :
oksigen
Terapeutik :
mobilitas pasien
Edukasi :
a). Ajarkan penggunaan oksigen di rumah
Kolaborasi :
a) Kolaborasi penentuan dosis oksigen
b) Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur
4. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan merupakan pengelolaan atau
kebutuhan aman dan nyaman pada pasien (Judha & Rahil, 2011).
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik
orang berbeda dalam hal skala ataupu tingkatannya, dan hanya orang
sampai berat disertai oleh rasa cemas dan keinginan kuat untuk
mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini
31
2. Teori nyeri
a. Teori Intensitas (The Intensity Theory)
Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap
lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya
dari satu bulan. Salah satu nyeri akut yang terjadi adalah nyeri
sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini sering tidak
garis tersebut dan nilai yang didapat ialah jarak dalam mm atau cm dari
tanda di sebelah kiri skala sampai tanda yang dibuat.VAS adalah skala
dinilai dengan kata tidak nyeri di ujung kiri dan sangat nyeri di ujung
kanan. Dinilai tidak ada nyeri apabila nilai VAS 0-5mm, nyeri ringan
nyeri berat. VAS sudah terbukti merupakan skala linear yang diterapkan
pemberinya.
2. Indikasi
Secara fisiologis, tubuh mengkonsumsi oksigen sebanyak 115-
dalam waktu 3-4 menit apabila pasien tidak bernafas atau tidak
oleh tubuh agar tetap seimbang melalui sistem respirasi dan sistem
“hutang” oksigen.
Indikasi klinis secara umum untuk pemberian terapi oksigen
akibat:
a. Gagal nafas akibat sumbatan jalan napas, depresi pusat
keracunan sianida
d. Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen, seperti
nitrogen oksida
3. Tujuan
Seperti halnya terapi secara umum, terdapat tujuan dari pemberian
hemoglobin
4. Jenis
a. Oksigen melalui nasal kanul
Pemberian oksigen pada pasien yang memerlukan oksigen secara
atau minum
2) Indikasi
Pasien yang bernafas spontan tetapi membutuhkan alat bantu
3) Prinsip
a) Nasal kanul untuk mengalirkan oksigen dengan aliran
(Asmadi, 2019).
c) Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi
pasien
2) Selang oksigen
3) Tabung oksigen dengan manometernya
4) Humidifier
5) Steril water (aquadest)/ air matang/air mineral
6) Flowmeter (pengukur aliran)
7) Plester
8) Gunting plester
b. Persiapan pasien
1) Memberikan salam dan memperkenalkan diri
2) Menempatkan pasien/keluarga dalam kondisi nyaman dan
kondusif
3) Mengonfirmasikan tujuan dan prosedur pemberian terapi
oksigenasi
4) Menjelaskan tujuan dan proses pemberian terapi oksigenasi
Cara pemasangan:
dahulu
5) Pasang botol humidifier
6) Sambung selang masker oksigen dengan humidifier
7) Buka aliran flowmeter untuk mengecek aliran oksigen
8) Atur aliran oksigen sesuai indikasi
9) Pasang alat terapi oksigen pada pasien
10) Amati respon pasien
11) Pasang plester untuk fiksasi
12) Rapikan pasien dan alat-alat
13) Dokumentasikan prosedur dan respon pasien
40
41
Kontraktilitis Turun
Nyeri Akut
COP Turun
Resiko penurunan
curah jantung
Risiko perfusi
jaringan miokart
Sumber: Price & Wilson (2006),tidak efektif (2013)
Andarmoyo
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Studi kasus adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit
tunggal. Unit tunggal disini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk
(Notoatmodjo, 2010).
Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan
aman nyaman.
atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran studi kasus (Arikunto, 2016).
Subjek dalam studi kasus ini adalah 1 pasien dengan diagnosa medis dan
Fokus studi kasus pada asuhan keperawatan pasien yang mengalami IMA
dalam mengatasi nyeri di ruang IGD RSUD Salatiga, maka penulis hanya
43
44
yang akan digunakan dalam studi kasus secara operasional sehingga akhirnya
2013).
ke dalam tubuh melalui alat bantu sehingga kadar oksigen di dalam tubuh
tercukupi dan fungsi organ berjalan dengan lancar. Pada tingkat sel,
3.5.1. Tempat
Tempat penelitian adalah lokasi yang digunakan oleh peneliti untuk
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam studi kasus ini
penyakit kelurga, dll.) sumber data dari pasien, keluarga, atau perawat
dan bone.
auskultasi.
3.8.3. Studi dokumentasi
Pengumpulan data dapat diambil dari hasil pemeriksaan diagnostik dan
dilakukan dengan berbagai bentuk. Data yang sudah terkumpul dan telah
diolah akan disajikan dan dibahas dalam bentuk tabel, gambar, bagan maupun
teks naratif (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini akan dijabarkan dalam bentuk
balik antara orang sebagai peneliti dan orang sebagai yang diteliti. Oleh sebab
itu harus diperhatikan hubungan antara kedua belah pihak ini secara etika atau
biasa disebut etika studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Prinsip etika studi kasus
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan studi
ukur, dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data serta
hasil studi kasus yang akan disajikan (Hidayat, 2018). Untuk menjaga
kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis tidak
inisial.
3.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan (confidentiality) merupakan masalah etika dengan
oleh peneliti.
3.8.4 Otonomi
Otonomi merupakan sesuatu hal yang berkaitan dengan hak seseorang
adil pada semua orang dan tidak memihak atau tidak pilih kasih antar
Black, JM & Hawks, JH. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta:
Salemba Patria
Farissa, PI. 2012. Komplikasi pada pasien infark miokard akut st-elevasi (STEMI)
yang mendapat maupun tidak mendapat terapi reperfusi. Semarang.
Universitas Diponegoro. Skripsi.
Hidayat, AA. 2014. Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika
Judha, M & Rahil, HN. 2011. Sistem Persarafan Dalam Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
TERAPI OKSIGENASI
Pengertian:
1. Persiapan alat:
a. Nasal kanul/masker sederhana/masker NRM, sesuai ukuran
pasien
b. Selang oksigen
c. Tabung oksigen dengan manometernya
d. Humidifier
e. Water steril (aquadest)/air matang/air mineral
f. FlowQ1meter (pengukur aliran)
g. Plester
h. Gunting plester
2. Persiapan pasien:
a. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
b. Menempatkan pasien dalam kondisi nyaman dan kondusif
c. Mengkonfirmasikan tujuan dan prosedur pemberian terapi
oksigenasi
d. Menjelaskan tujuan dan proses pemberian terapi oksigenasi pada
keluarga pasien
e. Menilai kesiapan pasien
f. Petugas menyiapkan inform consent untuk ditandatangani
Prosedur:
Lampiran 5
1. Identitas (biodata)
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
2. Masalah yang ditemukan
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
___________________________________________________________
3. Tindakan yang sudah dilaksanakan
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
4. Masalah yang sudah teratasi
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
___________________________________________________________
5. Masalah yang belum teratasi
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
___________________________________________________________
____________________________________________________________
6. Kondisi pasien saat dioperkan
a. Status kesadaran :_____________________________
b. Status respirasi
:_____________________________
c. Status sirkulasi
:_____________________________
d. Status nutrisi dan cairan :_____________________________
e. Status perkemihan :_____________________________
7. Rencana selanjutnya
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Surakarta, _________________
( ) ( )
Lampiran 7
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Nyaman”.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Responden
( )
Lampiran 8
NAMA MAHASISWA :
NIM :
JUDUL KTI :
PENGUJI
Lampiran 9
Metode Pengkajan :
I. BIODATA
A. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal Masuk RS :
Diagnosa Medis :
No. Registrasi :
Dokter :
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Hubungan dengan Klien :
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama :
Keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Lama Keluhan :
Timbul Keluhan :
Faktor Pencetus :
Faktor yang Memperberat :
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya dan respon pasien
terhadap tindakan :
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
a.Penyakit yang pernah dialami
Kanak-kanak :
Kecelakaan :
Pernahdirawat :
Operasi :
b. Alergi :
c.Imunisasi :
d. Kebiasaan :
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Genogram :
Keterangan :
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan :
asing pada jalan napas (bekas muntah, darah, sekret yang tertahan),
adanya edema pada mulut, faring, laring, disfagia, suara stridor, gurgling
adanyanafascupinghidung, saturasioksigen.
2. Blood :
Kaji heart rate, tekanan darah, kekuatan nadi, capillary refill time, akral,
suhu tubuh, warna kulit, kelembaban kulit, perdarahan eksternal jika ada.
3. Brain :
Berisi pengkajian kesadaran dengan GCS atau AVPU, ukuran dan reaksi
pupil.
4. Blader :
Pola miksi pasien, penggunaan kateter urin.
5. Bowel :
Pola defiaksi pasien, penggunaan alat bantu untuk defikasi.
6. Bone :
Fungsi muskuloskeletal pasien
TD :
Nadi
- Frekuensi :
- Irama :
- Kekuatan/isi :
Respirasi
- Frekuensi :
- Irama :
Suhu :
2. Kepala :
Bentuk kepala :
Kulitkepala :
Rambut :
Muka :
a. Mata :
- Palbebra :
- Konjungtiva :
- Sclera :
- Pupil :
- Diameter ka/ki:
- Reflekterhadapcahaya :
b. Hidung :
c. Mulut :
d. Gigi :
e. Telinga :
3. Leher :
Ada tidaknya deviasi trakea, nilai JVP, pemasangan trakeostomi, dll
4. Dada :
a. Paru-paru : b. Jantung :
Inspeksi : Inspeksi :
Palpasi : Palpasi :
Perkusi : Perkusi :
Auskultasi : Auskultasi :
5. Abdomen :
Inspeksi :
Auskultasi :
Perkusi :
Palpasi :
6. Genetalia :
7. Rektum :
8. Ekstremitas :
Atas
: Bawah :
KekuatanOtotka/ki : KekuatanOtotka/ki :
ROM ka/ki : ROM ka/ki :
CapilaryRefill Time ka/ki : CapilaryRefill Time :
ka/ki
Perubahan bentuktulang : Perubahan bentuktulang :
Perabaanakral : Perabaanakral :
9. Balance Cairan
Perbandingan intake dan output cairan pada pasien
Nilai Keterangan
Tgl/jam JenisPemeriksaan Hasil Satuan
Normal Hasil
VI. TERAPI
Tanggal/jam:
JenisTerapi Dosis Golongan&Kandungan Fungsi&Farmakodinamik
Cairan IV :
ObatPeroral :
Obat Parenteral:
ObatTopikal:
Nama : No. CM :
Umur : DiagnosaMedis :
Hari/Tanggal/ Jam Data Fokus Problem Etiologi
1. ……………………………………………………
2. ……………………………………………………
3. ……………………………………………………
Nama : No. CM :
Umur : DiagnosaMedis
:
Tujuan dan Kriteria Tanda
No Diagnosa Intervensi
Hasil Tangan/Nama
Berdasarkan NOC Berdasarkan NIC
Nama : No. CM :
Umur : DiagnosaMedis :
Tanda
No Respon
Hari/Tanggal/ Jam Implementasi Tangan/Nam
Diagnosa Klien
a
Nama : No. CM :
Umur : DiagnosaMedis :
No
Hari/Tanggal/ Tanda
Diagnos Evaluasi
Jam Tangan/Nama
a
S:
O:
A:
P: