Anda di halaman 1dari 88

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)


PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LABORATORIUM DI PT ARTADA NUSA ANALITIKA

TAHUN 2022

OLEH:
ARDIANSYAH
NPM: 205059035

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA
2022
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)


PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LABORATORIUM DI PT ARTADA NUSA ANALITIKA

TAHUN 2022

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan


di Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1)
Peminatan Keselamatan & Kesehatan kerja

OLEH:
ARDIANSYAH
NPM: 205059035

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan PKM (Praktik Kesehatan Masyarakat) ini telah disetujui oleh


pembimbing materi dan pembimbing lapangan :

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Tri Astuti, S.T Dr. Hadi Siswanto, SKM, MPH


NIDN 9900980048

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Sri Widodo, SE, M.Kes


NIDN 0309107303

ii
IDENTITAS MAHASISWA

Nama : Ardiansyah

NPM : 205059035

Program studi/Peminatan : Kesehatan Masyarakat/Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 18 Mei 1995

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Harimau 3 Blok H. 85 RT.009/RW.017,

Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun

Selatan,Bekasi, 17510.

No. Hp : 0822 1312 8816

Email : Ardimardita18@gmail.com

Nama Institusi PKM : PT ARTADA NUSA ANALITIKA

Alamat Intitusi : RT.003/RW.017, Jaka Setia, Kec. Bekasi Sel,

Kota Bekasi, Jawa Barat 17148

Bekasi, 25 November 2022

Ardiansyah

iii
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt. Atas limpahan

rahmat, ridho, dan karunia-Nya laporan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM)

dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada

Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi umat.

Sehubungan dengan adanya Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM),

mahasiswa diharapkan dapat terjun langsung untuk melihat fenomena di lapangan.

Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan di PT Artada Nusa

Analitika meliputi kegiatan pengamatan mengenai kegiatan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium Lingkungan dan Hygiene industri.

Kegiatan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) diharapkan mampu membuat

mahasiswa terjun ke dunia kerja secara langsung dan memperoleh pengalaman.

Harapannya, dalam jangka panjang mahasiswa bisa terjun ke dalam dunia kerja

secara profesional.

Laporan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) ini disusun sebagai bentuk

pertanggung jawaban tertulis atas terlaksananya kegiatan. Durasi kegiatan Praktik

Kesehatan Masyarakat (PKM) kurang lebih 25 hari mulai 24 Oktober 2022

sampai dengan 25 November 2022. Selama periode Praktik Kesehatan

Masyarakat (PKM), aktivitas yang dilakukan mahasiswa adalah terjun langsung di

lapangan di bawah pengawasan pihak perusahaan. Kegiatan Praktik Kesehatan

iv
Masyarakat (PKM) merupakan tahapan yang harus dijalani mahasiswa program

pendidikan.

Kelancaran kegiatan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu:

1. Prof. Dr. Tri budi Wahyuni Rahardjo, MS, selaku Rektor Universitas Respati

Indonesia.

2. Zainal Abidin, MSc, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Respati Indonesia.

3. Sri Widodo, S.E., M.Kes sebagai Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Indonesia.

4. Dr. Hadi Siswanto, SKM, MPH sebagai Pembimbing Praktik Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Indonesia.

5. Evi Nopiyanti SKM., M.Kes sebagai Pembimbing Praktik Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Indonesia.

6. Arif wijaya selaku Direktur PT Artada Nusa Analitika yang telah memberikan

izin dan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan PKM (Praktik

Kesehatan Masyarakat)

7. Tri Astuti selaku selaku pembimbing lapangan sekaligus Komisaris PT Artada

Nusa Analitika yang telah memberikan izin dan bimbingan kepada penulis

dalam melaksanakan PKM (Praktik Kesehatan Masyarakat)

v
8. Dani Agus Setiawan selaku Manajer Teknis PT Artada Nusa Analitika yang

telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan PKM

(Praktik Kesehatan Masyarakat)

9. Novi Andriani Selaku QHSE PT Artada Nusa Analitika yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan PKM (Praktik

Kesehatan Masyarakat).

10. Seluruh staf dan pekerja PT Artada Nusa Analitika yang telah membantu

dalam melaksanakan kegiatan PKM (Praktik Kesehatan Masyarakat).

11. Istri, Anak dan Orang Tua yang ikut serta mengarahkan dan mendukung

penulis.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini.

Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk

menyempurnakan hal tersebut.Akhir kata, besar harapan saya dalam hasil yang

proposal ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya

peneliti.

Bekasi , 25 November 2022

Hormat Saya,

Ardiansyah

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii


IDENTITAS MAHASISWA ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 5
1.2.1 Tujuan Umum ............................................................................. 5
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 5
1.3 Manfaat ................................................................................................... 6
1.3.1 Bagi Mahasiswa .......................................................................... 6
1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ............................... 6
1.3.3 Bagi Perusahaan/Instansi Magang/PKM .................................... 7
BAB II RENCANA KEGIATAN
2.1 Waktu Pelaksanaan ................................................................................ 8
2.2 Lokasi Pelaksanaan Praktik Kesehatan Masyarakat .............................. 8
2.3 Metode Pelaksanaan ............................................................................... 9
2.3.1 Learning by Doing ...................................................................... 9
2.3.2 Wawancara ................................................................................. 9
2.3.3 Observasi .................................................................................... 9
2.3.4 Studi Dokumentasi ..................................................................... 10
BAB III HASIL PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT
3.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 12
3.1.1 Sejarah Perusahaan ..................................................................... 12
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 13
3.1.3 Struktur Organisasi PT Artada Nusa Analitika .......................... 14
3.1.4 Ruang Lingkup PT Artada Nusa Analitika................................. 14

vii
3.2 Kegiatan PKM ........................................................................................ 16
3.2.1 Man ............................................................................................. 16
3.2.2 Money ......................................................................................... 16
3.2.3 Method ........................................................................................ 17
3.2.4 Material ...................................................................................... 17
3.2.5 Machine....................................................................................... 18
3.3 Kebijakan MK3L (Mutu, Keselamatan dan Kesehata Kerja, Serta
Lingkungan............................................................................................. 18
3.4 Program K3 di Laboratorium PT Artada Nusa Analitika....................... 19
3.4.1 Manajemen K3 Kerja di Laboratorium....................................... 19
3.4.2 Monotoring K3 Laboratorium..................................................... 20
3.4.3 Safety Talk .................................................................................. 21
3.4.4 Peraturan Umum Bekerja di Laboratorium................................. 21
3.4.5 Pedoman Teknis K3 Laboratorium ............................................ 22
3.4.6 Fasilitas K3 di Laboratorium....................................................... 27
3.4.7 Penyimpanan Bahan Kimia......................................................... 36
3.4.8 Pengelolahan Limbah B3............................................................ 37
3.4.9 Penanganan Tumpahan Bahan B3 .............................................. 38
3.4.10 Safety Sign .................................................................................. 41
3.5 Hasil Kegiatan PKM .............................................................................. 43
3.5.1 Learning by Doing....................................................................... 43
3.5.2 Wawancara ................................................................................. 51
3.5.3 Observasi .................................................................................... 53
3.5.4 Studi Dokumentasi ..................................................................... 54
3.6 Identifikasi Masalah pada Program K3 Laboratorium PT Artada Nusa
Analitika.................................................................................................. 55
3.6.1 Inspeksi Suhu dan Kelembapan................................................... 55
3.6.2 Inspeksi Exsaust Fan .................................................................. 56
3.7 Pembahasan Masalah pada Program K3 Laboratorium PT Artada Nusa
Analitika.................................................................................................. 57
3.7.1 Inspeksi Suhu dan Kelembapan................................................... 57

viii
3.7.2 Inspeksi Exsaust Fan................................................................... 57
3.8 Alternatif Pemecahan Masalah pada Program K3 Laboratorium PT Artada
Nusa Analitika......................................................................................... 58
3.8.1 Alternatif dari Permasalahan Inspeksi Suhu dan Kelembapan.... 58
3.8.2 Alternatif dari Permasalahan Pada Inspeksi Exsaust Fan........... 60
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 61
4.2 Saran ....................................................................................................... 62
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Praktik (Bulan Oktober – November 2022) ......... 11
Tabel 3.1 Deskripsi ranking label bahaya........................................................ 23
Tabel 3.2 Karakteristik Bahan dan Simbol Bahaya K3.................................... 25
Tabel 3.3 Alat Pelindung Diri Laboratorium................................................... 31
Tabel 3.4 Pengolongan dan Jenis Kebakaran................................................... 34
Tabel 3.5 Penyimpanan bahan kimia secara umum......................................... 36

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lokasi PKM................................................................................. 8
Gambar 3.1 Logo PT Artada Nusa Analitika ................................................. 13
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Artada Nusa Analitika........................... 14
Gambar 3.3 Monitoring Laboratorium............................................................ 21
Gambar 3.4 Contoh Bentuk Praktis MSDS..................................................... 23
Gambar 3.5 Simbol Klasifikasi National Fire Protection Association .......... 23
Gambar 3.6 Sensor Emergency Alarm............................................................ 25
Gambar 3.7 Safety Shower.............................................................................. 27
Gambar 3.8 Bak Cuci...................................................................................... 28
Gambar 3.9 Lemari Asam............................................................................... 29
Gambar 3.10 Eye Wash..................................................................................... 30
Gambar 3.11 klasifikasi Alat Pemadam Api Ringan........................................ 34
Gambar 3.12 Arah Jalur Evakuasi..................................................................... 35
Gambar 3.13 Kotak P3K................................................................................... 36
Gambar 3.14 Tahapan membersihkan Tumpahan Bahan Kimia...................... 40
Gambar 3.15 Standar Rambu Bahaya............................................................... 41
Gambar 3.16 Meating Pagi................................................................................ 44
Gambar 3.17 Kegiatan inspeksi APAR............................................................. 46
Gambar 3.18 Kegiatan inspeksi Safety Shower dan Eye Wash......................... 47
Gambar 3.19 Kegiatan Inspeksi Lemari Asam................................................. 48
Gambar 3.20 Kegiatan inspeksi Suhu dan Kelembapan................................... 48
Gambar 3.21 Penyimpanan Limbah B3 Cair.................................................... 50
Gambar 3.22 Temapat Penampungan Sementara Limbah B3 Cair................... 51
Gambar 3.23 Kegiatan patrol Safety Shower..................................................... 54
Gambar 3.24 Dokumen hasil Inspeksi APAR................................................... 54
Gambar 3.25 Inspeksi Suhu dan Kelembapan................................................... 55
Gambar 3.26 Inspeksi Exsaust Fan................................................................... 56
Gambar 3.27 Safety Sign Tutup Pintu Kembali................................................ 59

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Praktik Kesehatan Masyarakat


Lampiran 2 Surat Keterangan Praktik Kerja Lapangan
Lampiran 3 Form Inspeksi Suhu Dan Kelembapan
Lampiran 4 Form Ispeksi APAR
Lampiran 5 Form Inspeksi Safety Shower dan Eye Wash
Lampiran 6 Form Lemari Asam
Lampiran 7 Form Pencataan Limbah
Lampiran 8 Jadwal Kegiatan Bimbingan Lapangan
Lampiran 9 Jadwal Kegiatan Dosen Pembimbing
Lampiran 10 Peta Jalur Evakuasi PT Artada Nusa Analitika

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan Kerja diatur dalam UU 1 tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja adalah Undang-Undang yang mengatur tentang keselamatan kerja dalam

segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam

air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum

Republik Indonesia. Ruang lingkup bagi berlakunya undang-undang ini jelas

ditentukan oleh 3 unsur yaitu tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu

usaha, adanya tenaga kerja yang bekerja disana, adanya bahaya di tempat

kerja itu.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan komponen yang

melindungi pekerja di perusahaan saat menjalankan pekerjaannya.

Pelaksanaan K3 juga didukung dengan penciptaan lingkungan yang sesuai

dengan standar kesehatan pekerja. Komponen perlindungan yang kedua

adalah perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh

perusahaan. K3 bertujuan mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan kerja.

Penerapan K3 dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan

pencegahan penyakit akibat menjalankan pekerjaaan. Konsep K3 dan

implementasi yang dijalankan merupakan investasi dalam jangka panjang

untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan dimasa yang akan

datang.

1
Lingkungan kerja adalah lingkungan tempat melakukan berbagai macam

kegiatan yang terkait dengan produktivitas kinerja perusahaan, salah satunya

adalah laboratorium. Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan

analisa bahan baku dan produk baik setengah jadi maupun prooduk akhir

dengan menggunakan bahan kimia alat gelas dan peralatan analisa serta

terjadinya proses reaksi kimia yang menggunakan berbagai macam jenis

bahan kimia yang sangat berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan kerja

karyawannya. Bekerja di laboratorium tak akan lepas dari kemungkinan

bahaya dari berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di dalamnya.

Karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya di

laboratorium. Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka serta

kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian ataupun

kecelakaan di laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu

mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.

Penerapan K3 di Laboratorium adalah salah satu bentuk   upaya untuk

menciptakan tempat  kerja  yang  aman,  sehat,  bebas dari pencemaran 

lingkungan,  sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja

dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi

dan produktivitas kerja. Karyawan yang bekerja di laboratorium lingkungan

memiliki resiko yang lebih berbahaya karena potensi terpapar dari bahan

kimia baik dalam bentuk gas, cair, powder maupun suspense pekat . Adapun

upaya menekan kecelakaan yang dilakukan oleh PT Artada Nusa Analitika

menerapkan pemberlakuan disiplin keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

2
tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) kepada karyawan secara benar

dan konsekuen. Pentingnya APD ini telah ditetapkan di dalam Undang undang

Nomor 1 Tahun 1970 yaitu kewajiban penyediaan alat pelindung diri oleh

pengurus dan kewajiban menggunakan alat pelindung diri secara tepat dan

benar oleh pekerja.

Pekerja di laboratorium wajib mematuhi ketentuan yang sudah ditetapkan

pemerintah dan perusahaan untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya

potensi resiko bahaya saat bekerja di lingkungan laboratorium. Karena

kelalaian akibat tidak menggunakan APD bisa menyebabkan penyakit akibat

kerja, kecelakaan bahkan sampai kematian. Oleh karena itu, semua jenis

kecelakaan kerja dapat terjadi apabila tidak ditunjang dengan perilaku

karyawan untuk mematuhi ketentuan yang sudah ditetapkan perusahaan.

Perilaku karyawan yang baik dan positif maka bisa meminimalisir terjadinya

potensi bahaya kerja dan perilaku karyawan buruk dan negatif maka akan

mengakibatkan terjadinya angka kecelakaan kerja.

Laboratorium Lingkungan adalah laboratorium yang mempunyai sertifikat

akreditasi laboratorium pengujian parameter kualitas lingkungan dan

pengambilan contoh uji sesuai peraturan serta mempunyai identitas registrasi

yang memiliki fungsi mendukung pengelolaan lingkungan hidup.

Laboratorium Pengujian yang melakukan Pengujian Parameter Kualitas

Lingkungan sebagaimana dimaksud untuk menjadi Laboratorium Lingkungan

harus mendapatkan: ISO (International Organization for Standardization)

3
adalah federasi badan standar nasional di seluruh dunia. ISO adalah organisasi

nonpemerintah yang terdiri dari badan standar dari lebih dari 160 negara,

dengan satu badan standar yang mewakili masing-masing negara anggota.

Standar manajemen ISO merupakan serangkaian kerangka kerja yang

membantu dalam menjalankan bisnis secara efektif. sementara sertifikasi ISO

memberi organisasi menjadi kredibilitas. Untuk itu penerapan ISO harus

dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan bisnis Penerapan manajemen

mutu yang baik dan benar pada laboratorium juga diharapkan mampu

menghadapi perubahan yang semakin cepat di era globalisasi seta dapat

memenuhi kebutuhan pelanggan.

PT Artada Nusa Analitika merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

laboratorium penyedia jasa analisis dan konsultan di berbagai jenis industri,

sehingga sangat membutuhkan penerapan Sistem Manajemen Mutu untuk

dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis. Perlu adanya Business

Process Mapping yang menjelaskan alur dari proses bisnis yang dijalankan.

Untuk mendukung bisnis agar dapat memiliki keunggulan bersaing maka PT

Artada Nusa Analitika sudah menerapkan standar sistem manajemen mutu

laboratorium ISO 17025-2017 dan sistem manajemen pelayanan pelanggan

yang efektif dan berkesinambungan namun tetap mengutamakan aspek

kesehatan dan keselamatan kerja (K3). PT Artada Nusa Analitika juga

menerapkan Pedoman Teknis K3 untuk Akreditasi Laboratorium Lingkungan

yang terlampir pada Peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan No 23

Tahun 2020 tentang Laboratorium Lingkungan Ini menunjukkan komitmen

4
perusahaan untuk dapat memenuhi persyaratan pelanggan dan kepuasan

pelanggan agar membangun kepercayaan yang bisa didapat dengan

memperhatikan kualitas mutu perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menjadikan PT Artada

Nusa Analitika sebagai tempat pelaksanaan Praktik Kesehatan Masyarakat

(PKM) untuk mengetahui kegiatan K3 di PT Artada Nusa Analitika.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk Mendapatkan pengalaman dan mendalami ilmu penerapan

program Kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelaksanaan kegiatan

laboratorium penguji lingkungan di PT Artada Nusa Analitika.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari kegiatan PKM ini sebagai berikut :

1. Mengetahui kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di

PT Artada Nusa Analitika.

2. Mengetahui Pelaksanan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja

di PT Artada Nusa Analitika

3. Mengetahui permasalahan yang terjadi dilapangan terkait kegiatan

keselamatan dan kesehatan kerja di PT Artada Nusa Analitika.

4. Dapat Melakukan identifikasi masalah keselamatan dan kesehatan

kerja di PT Artada Nusa Analitika.

5
5. Mengetahui alternatif pemecahan masalah upaya-upaya apa saja

yang efektif untuk menjaga keselamatan kerja karyawan dan

mencegah terjadinya kecelakan kerja di PT Artada Nusa Analitika

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa

1 Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman terkait

dengan upaya pencegahan kecelakaan kerja di laboratorium PT

Artada Nusa Analitika.

2 Mendapatkan keterampilan praktis tentang pelaksanan penerapan

upaya pencegahan kecelakaan kerja di laboratorium sesuai aspek

kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di PT Artada Nusa

Analitika.

3 Mendapatkan pengalaman dan menambah pengetahuan di bidang

kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat dipelajari di

lingkungan kerja.

1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

1. Meningkatkan kerjasama dan membangun kerjasama dengan

instansi terkait.

2. Pembaharuan pengetahuan dan literasi universitas melalui laporan

yang diberikan.

3. Meningkatkan sebuah hubungan yang erat antara instansi dengan

perguruan tinggi terkait keberlanjutan proses belajar mengajar

khususnya dalam bidang kesehatan.

6
1.3.3 Bagi Perusahaan/Instansi Magang/PKM

1. Terjalinnya kerjasama yang menguntungkan dan bermanfaat

dengan pihak institusi pendidikan dalam kaitannya meningkatkan

Praktik Kesehatan Masyarakat dengan Universitas Respati

Indonesia.

2. Laporan PKM dapat menjadi referensi dan masukan terhadap

program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium.

3. Pembaharuan dalam program K3 berupa saran dan masukan bagi

instansi terkait.

7
BAB II

RENCANA KEGIATAN

2.1 Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktek ini dilaksanakan selama 25 hari kerja terhitung sejak tanggal

24 Oktober s/d 25 November 2022 dari pukul 09.00 s/d 17.00 WIB.

2.2 Lokasi Pelaksanaan Praktik Kesehatan Masyarakat

Tempat pelaksanan PKM di PT Artada Nusa Analitika yang beralamat di

RT.003/RW.017, Jaka Setia, Kec. Bekasi Sel., Kota Bekasi, Jawa Barat

17148.

Gambar 1.1 Lokasi PKM (sumber: google map)


2.3 Metode Pelaksanaan

Metode pada pelaksanaan Praktik Kesehatan Masyarakat ini antara laian:

2.3.1 Learning by Doing

Belajar dan mengaplikasikan ilmu sesuai tujuan dan latar belakang

diadakannya Praktek Kesehatan Masyarakat, Melaksanakan tugas

yang diberikan di tempat Praktek Kesehatan Masyarakat untuk

meningkatkan Kerjasama dan meningkatkan pengetahuan tentang

pelaksanaan K3 Laboratorium yang ada di Perusahaan. Belajar dan

mengaplikasikan ilmu secara bersamaan dan dapat

mengaplikasikan teori yang telah didapatkan selama di

perkuliahan.

2.3.2 Wawancara

Penulis melakukan wawancara dan diskusi baik dengan

pembimbing lapangan serta karyawan yang bekerja di PT Artada Nusa

Analitika. Untuk mendapatkan data serta gambaran program K3

laboratorium di PT Artada Nusa Analitika

2.3.3 Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung mengenai pelaksanaan

program K3 di Laboratorium di PT Artada Nusa Analitika sejauh mana

dan kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan

dan melihat potensi resiko dan bahaya yang ada di lapangan tempat

kerja.
2.3.4 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kegiatan mengumpulkan dokumen

dan bukti akurat dari pencatatan sumber informasi khusus data

perusahaan, seperti profil perusahaan, visi dan misi, struktur

organisasi, SPO di PT Artada Nusa Analitika.

10
Tabel 2.1
Jadwal Kegiatan Praktik (Bulan Oktober – November 2022)

Waktu

Desember
Oktober 2022 November 2022 Metode
2022
No. Jenis Kegiatan  
 
Tanggal
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 4
24
24 25 26 27 28 1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 14 15 16 17 18 21 22 23 25 26

1. Pengajuan Proposal                                                 Observasi

2. Orientasi                                                 Observasi
Mempelajari gambaran umum, Kebijakan,
3.                                                 Learning by doing
K3L Perusahaan

4. Melaksanakan Safety Talk                                                 Learning by doing

Monitoring suhu dan kelembaban


5.                                                 Observasi, checklist
Laboratorium
6. Pemantauan Teknis K3 Laboratoriuml                                                 Observasi

7. Konsultasi dengan pembimbing                                                 Learning by doing

8. Konsultasi dengan pembimbing Lapangan                                                 Learning by doing


Evaluasi kegiatan PKM dan membuat
9. laporan akhir Learning by doing

10 Sidang Laporan PKM Learning by doing

11
10
BAB III

HASIL PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Artada Nusa Analitika berdiri pada tanggal 12 Mei 2020

berdasarkan AKTA Notaris SAHRAWATI S.H, S.E, M.kn, No.13. PT

Artada Nusa Analitika merupakan laboratorium penyedia jasa analisa

dan konsultasi di berbagai jenis industri. Seiring dengan

perkembangan kebutuhan dunia usaha, PT Artada Nusa Analitika

melakukan langkah-langkah kreatif dan inovatif untuk mendukung

kompetensi personil laboratorium. PT Artada Nusa Analitika mampu

bersaing dengan laboratorium jasa lainnya secara profesional. PT

Artada Nusa Analitika berkomitmen untuk menjalankan laboratorium

sesuai dengan standar sistem manajemen mutu laboratorium ISO

17025:2017 dan sistem manajemen pelayanan pelanggan yang efektif

dan berkesinambungan namun tetap mengutamakan aspek Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3) dan manajemen lingkungan hidup di area

sekitar perusahaan sesuai dengan regulasi nasional dan maupun

internasional. PT Artada Nusa Analitika didukung oleh tenaga ahli

yang kompeten di bidangnya, berpengalaman dan handal,

menggunakan metode standar yang mengacu pada skala nasional

maupun internasional, serta memiliki fasilitas laboratorium dan

instrumentasi yang lengkap dan memadai.

13
PT Artada Nusa Analitika berharap dengan keberadaan kami

dapat membantu pelanggan memenuhi persyaratan dan peraturan

perundangan di bidang lingkungan, K3 dan persyaratan produk yang

dihasilkan, serta membantu Quality Assurance (QA) dan Quality

Control (QC) terhadap produk dan jasa yang dihasilkan.

Gambar 3.1 Logo PT Artada Nusa Analitika

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

Menjadi Laboratorium independent yang memiliki integritas

sebagi patner analisa untuk pelanggan yang berkualitas dan

terpercaya.

2. Misi

a. Kepuasan pelanggan dengan mengutamakan keramahan,

keakuratan hasil analisa dan kepercayaan.

b. Mendukung sistem kerja yang stabil, efisien dan professional.

c. Menyediakan tenaga ahli yang berkompeten dan professional.

14
3.1.3 Struktur Organisasi PT Artada Nusa Analitika

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Artada Nusa Analitika

3.1.4 Ruang Lingkup PT Artada Nusa Analitika

PT Artada Nusa Analitka memiliki ruang lingkup laboratorium

penyedia jasa analisa dan konsultasi di berbagai jenis industri denagn

rincian sebagai berikut :

Monitorig Lingkungan Kerja sudah diatur dalam “Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan nomor 05 tahun 2018” untuk menjamin kesehatan

dan keselamatan pekerja. Sehingga sebaiknya pelaku usaha dan

pekerja dapat menjamin dan menjaga kualitas lingkungan kerja agar

tetap baik dan sehat.

15
1. Monitoring Industrial Hygiene (Lingkungan Kerja) meliputi :

a. Faktor Fisika :

Suhu, Velocity, Kelembaban, Kebisingan, Getaran, Radiasi

Elektromaknetik, Pencahayan, Iklim Kerja

b. Faktor Kimia :

Kualitas udara dalam ruangan : Formaldehide (HCHO),

CO2, CO, NO2, O3, Total Volatile Organic Compounds

(TVOC)

c. Faktor Biologi :

Bakteri dan jamur

d. Faktor Ergonomi

e. Faktor Psikologi

2. Monitoring Lingkungan

a. Udara Ambien

b. Emisi Sumber Bergerak

c. Emisi Sumber Tidak Bergerak

d. Kebisingan

e. Air Limbah Industri

f. Air Limbah Domestik

g. Air Permukaan

h. Air Laut

i. Air Bersih

j. Kualitas Tanah

k. Limbah B3

16
3.2 Kegiatan PKM

Pengorganisasian (Man, Money, Method, Material, Machine)

3.2.1 Man

PT Artada Nusa Analitka memiliki 1 orang tenaga QHSE yaitu Ibu

Novi Andriani S.Kes yang bertanggung jawab terhadap mutu dan

kesehatan keselamatan kerja terkait laboratorium lingkungan. Menurut

peraturan mentri lingkungan hidup dan kehutanan No.23 Tahun 2020

menyebutkan bahwa Laboratorium Pengujian yang melakukan

Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan harus memenuhi ISO 17025

tahun 2017 tenatang persyaratan umum kompetensi laboratorium

lingkunga dan harus mengikuti Pedoman Teknis K3 laboratorium

sebagai pemenuhan untuk akreditasi Laboratorium Lingkungan yang

dilakukan oleh KAN tertuang pada dokumen KAN-G-16.

3.2.2 Money

Sumber dana yang digunakan dalam pelaksanan program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Artada Nusa dikeluarkan

langsung oleh perusahaan sendiri yaitu perusahaan PT Artada Nusa

Analitika, yang dibantu dalam pengurusnya di bagian Finance, saat ini

pembiayaan yang dilakukan cukup untuk menjalankan program

keselamatan kesehatan kerja (K3) di laboratorium. Sedangkan untuk

kebutuhan lainnya di PT Artada Nusa Analitika, seperti pelayanan jasa

monitoring lingkungan dan Hygiene industrial dana tersebut dikelola

oleh commercial anggaran sebagai penanggung jawab bagian project

manager. Proses pembiayaan ini sendiri meliputi seluruh kegiatan

17
yang berada di perusahaan termasuk pengadaan barang, keperluan

logistik dan penggajian/upah.

3.2.3 Method

Penerapan K3 di Laboratorim adalah salah satu bentuk upaya

untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

pencemaran linkungan, sehingga dapat menguranhi atau bebas dari

kecelakana kerja dan penyakit akibat kerja. Dalam kegiatan harian

cross check alat pelindung diri atau (APD) di laboratorim PT Artada

Nusa Analitika diawali dengan pemeriksaan APD yang rutin setiap

pagi pada saat memasuki laboratorium. Pada pelaksanan kegiatan

teknis K3 laboratorium PT Artada Nusa Analitika mengikuti pedoman

sesai dengan Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup dan

kehutanan NO. 23 tahun 2020 dan Komite Akreditasi Nasional yang

bertujuan sebagai pedoman teknis penerapan K3 di Laboratorium.

3.2.4 Material

Material adalah sarana dan prasarana atau fasilitas yang

digunakan untuk menunjang program pengendalian kecelakaan akibat

kerja di PT Artada Nusa Analitika, fasilitas berupa APAR, Spill Kit

Laboratory, Safety Sower, Eye Wash, APD dan P3K yang digunakan

untuk keadaan darurat maupun evakuasi pekerja yang terkena luka

ringan, sedang maupun berat untuk segera ditangani. Kotak P3K yang

berisikan obat-obatan sederhana yang digunakan untuk para pekerja

18
dan tidak lupa terdapat pula kasur untuk pekerja yang sakit atau

sekedar beristirahat.

3.2.5 Machine

Mesin yang digunakan untuk membantu pekerja. Setelah

dilakukan identifikasi potensi pada bahaya banyak ditemukan potensi

bahaya dari berbagai mesin, maka perusahaan menindak lajutinya

dengan mengadakan inspeksi alat sebelum alat beroperasi yang

bertujuan meminimalisir risiko kemungkinan terjadi kepada pekerja.

Dan berikut adalah beberapa alat – alat laboratorium yang digunakan

PT Artada Nusa Analitika, diantaranya : Atomic Absorption

Spectrophotometry (AAS), Gas Chromatography (GC),

Spektrofotometer UV-Vis, Timbangan laboratorium, Tanur dan Oven.

3.3 Kebijakan MK3L (Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Serta

Lingkungan)

PT Artada Nusa Analitika memiliki komitmen kuat untuk

memberikan kepuasan kepada Stakeholder (Pelanggan, Karyawan dan

Pemerintah) dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu

Laboratorium, K3, dan Lingkungan. Kami bertekad:

a. Berkomitmen terhadap kompetensi ketidak berpihakkan dan

konsistensi dalam menerapkan dan memelihara sistem manajemen

mutu yang sesuai dengan persyaratan ISO/IEC 17025:2017 dan

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 23 Tahun

2020, persyaratan customer serta standar dan persyaratan peraturan

19
lainnya yang relevan dan meningkatkan efektifitasnya secara

berkelanjutan.

b. Senantiasa independen dan professional dalam menghasilkan data

hasil pengujian analisa yang valid, akurat dan dapat dipercaya.

c. Meningkatkan mutu produk, pelayanan, K3 dan Lingkungan

dengan berkomitmen pada praktek profesional sehingga mampu

mengambil keputusan secara mandiri, objektif dan menjamin

bahwa seluruh personel bebas dari pengaruh tekanan komersial,

Keuangan atau tekanan lain yang dapat mempengaruhi buruknya

kinerja.

d. Meningkatkan kemampuan SDM dalam pendokumentasian,

penerapan dan pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu

Laboratorium, K3 dan Lingkungan.

e. Melibatkan seluruh personel dalam kegiatan pengujian

laboratorium yang memahami dokumentasi mutu dan menerapkan

kebijakan serta prosedur di area kerja.

f. Mencegah Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja dengan

mematuhi dan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) dan Lingkungan.

3.4 Program K3 di Laboratorim PT Artada Nusa Analitika

3.4.1 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium

1. Laboratorium menetapkan kebijakan dan prosedur K3 serta

menjamin komitmen terhadap penerapannya.

20
2. Menetapkan personil yang bertanggungjawab terhadap penerapan

K3.

3. Menetapkan perencanaan pengadaan dan pemeliharaan fasilitas K3,

simulasi kecelakaan kerja dengan periode tertentu, pelatihan K3,

pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga kerja laboratorium secara

rutin dan sebagainya.

4. Melakukan evaluasi penerapan K3.

5. Memelihara rekaman kegiatan K3, antara lain laporan kecelakaan

kerja, hasil evaluasi penerapan dan sebagainya.

3.4.2 Monitoring K3 Laboratorium

Program Monitoring ini adalah program inspeksi yang dibuat oleh

PT Artada Nusa Analitika yang bertujuan untuk mengetahui sampai

sejauh mana implementasi standar K3 yang sudah dilakukan, serta

mencari dan menindaklanjuti hal-hal yang berpotensi mengakibatkan

kecelakaan kerja. Dalam melakukan penerapan Monotoring ini

dilakukan juga pengecekan Apar, Safety shower, Eye wash, lemari

asam Suhu, kelemban, kelengkapan Alat pelindung diri dan penilaian

risiko keadaan atau hazard identification & risk assessment,

pemeriksaan sebelum proses meliputi properti dan fasilitas.

21
Gambar 3.3 Monitoring Laboratorium

3.4.3 Safety Talk

Safety morning talk disebut juga safety talk atau toolbox meeting

yang merupakan pertemuan yang dilakukan rutin antara supervisor

dengan para pekerja atau karyawan untuk membicarakan hal-hal

mengenai K3, entah tentang isu terbaru, regulasi, prosedur kerja, alat

pelindung diri, potensi bahaya dan sebagainya. Bentuk safety talk bisa

berupa short brief terhadap apa yang telah diberikan kepada karyawan.

Mengingatkan kembali atas apa yang harus dilakukan. Dalam

pelaksanaannya juga menginformasikan bahwa setiap apa yang kita

lakukan segalanya berpotensi bahaya, maka sangat penting bagi

pekerja untuk menggunakan APD untuk dapat mengendalikan

kecelakaan kerja.

3.4.4 Peraturan Umum Bekerja di Laboratorium

Laboratorium harus mempunyai peraturan umum bekerja di

laboratorium untuk menghindari kecelakaan kerja. kemudian pekerja

22
laboratorium perlu mengetahui langkah-langkah praktis yang harus

dilakukan dan larangan saat berada di laboratorim.

1. Datang lebih awal untuk memeriksa lokasi dan cara alat bantu

keselamatan kerja.

2. Pekerja laboratorium harus mengetahui jenis bahan kimia dan

peralatan yang akan digunakan dan cara menangulangi bila

terjadi kecelakan karena bahan kimia.

3. Biasakan menutup kran air dan gas, mematikan listrik dan api

serta mencuci tangan dan meninggalkan laboratorium dalam

keadan bersih.

4. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada

laboran yang saling mengawasi.

5. Dilarang makan, minum, tidur dan merokok di laboratorium.

6. Dilarang masak mengunakan peralatan-peralatan laboratorium.

3.4.5 Pedoman Teknis K3 di Laboratorium

1. Informasi dan Komunikasi K3

Laboratorium harus mempunyai sistem informasi dan komunikasi K3

kepada semua personil laboratorium.

a. Infromasi bahaya

Lembar data keamanan bahan bahan kimia (LDKB) atau Material

Safety Data Sheet (MSDS) ataupun dalam bentuk lain yang lebih

praktis seperti poster dari produsen bahan kimia atau label

23
karakteristik bahan, yang berfungsi sebagai informasi acuan untuk

menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya di

laboratorium.

Gambar 3.4 Contoh Bentuk Praktis MSDS

Ranking Bahaya Kesehatan Bahaya Kebakaran Bahaya Reaktivitas


Segera menguap dalam Mudah meledak atau
Penyebab kematian,
keadaan normal dan diledakkan, sensitif
cedera fatal meskipun
4 dapat terbakar secara terhadap panas dan
ada pertolongan.
cepat menarik.
Berakibat serius pada Mudah meledak tetapi
Cair atau padat dapat
3 keterpaan singkat, dinyalakan pada suhu biasa memerlukan penyebab
meskipun ada pertolongan panas dan tumbukan kuat.
Keterpaan intensif dan terus Mudah meledak tetapi
menerus berakibat Perlu sedikit ada pemanasan
memerlukan penyebab panas
2 sebelum bahan dapat dibakar
serius, kecuali ada pertolongan dan tumbukan kuat.
Dapat dibakar tetapi
Penyebab iritasi atau cedera Stabil pada suhu normal,
ringan memerlukan pemanasan tetapi tidak meledak
1
terlebih dahulu
Tidak berbahaya bagi Stabil, tidak reaktif,
Bahan tidak dapat dibakar
kesehatan meskipun kena sama sekali meskipun kena panas atau
0
panas suhu tinggi.
Tabel 3.1 Deskripsi ranking label bahaya

b. National Fire Protection Association (NFPA) mengklasifikasikan

bahan kimia menjadi beberapa jenis Kesehatan (Health Hazard),

24
Mudah terbakar (Flammablility Hazard), Reaktivitas (Reactivity

Hazard), Special hazard.

Gambar 3.5 Simbol Klasifikasi National Fire Protection


Association
NFPA 400: Hazardous Material Code merupakan kode atau standar

untuk penyimpanan, penggunaan, dan penanganan bahan

berbahaya di semua fasilitas . Standar ini mengklasifikasikan

bahan berbahaya dalam 14 kategori, yaitu:

1. Padatan, cairan, atau gas korosif

2. Padatan mudah terbakar

3. Gas mudah terbakar

4. Cairan kriogenik mudah terbakar

5. Cairan kriogenik inert

6. Gas inert

7. Formulasi peroksida organik

8. Oksidator padat atau cair

9. Gas pengoksidasi

25
10. Cairan kriogenik pengoksidasi

11. Padatan, cairan, atau gas piroforik

12. Padatan, cairan, dan gas beracun atau sangat beracun

13. Padatan, cairan, atau gas tidak stabil

14. Padatan atau cairan yang reaktif terhadap air

2. Komunikasi bahaya

a. Memasang sensor bahaya atau alarm di lokasi yang mudah

menimbulkan kebakaran.

Gambar 3.6 Sensor Emergency Alarm

b. Memasang simbol lokasil lokasi tertentu yang berkaitan dengan bahan

kimia beracun dan berbahaya.

No Karakteristik Bahan Simbol

Bahan mudah meledak atau


1
Exsplosive substances

26
Bahan mudah teroksidasi atau Oxidzing
2
substances

3 Bahan mudah menyebabkan korosif

Bahan mudah terbakar atau


4
Flammableb substances

Bahan yang tidak boleh dibuang ke


5
lingkungan

6 Bahanbahan berbahaya beracun

7 Bahaya kesehatan serius

8 Bahaya bagi kesehatan

27
9 Gas di Bawah Tekanan

Tabel 3.2 Karakteristrik Bahan dan Simbol bahaya K3

3.4.6 Fasilitas K3 di laboratorium

1. Safety Shower
Safety shower adalah perangkat yang dirancang untuk mengalirkan

cairan pembilasan dalam volume yang cukup untuk memungkinkan

pengguna mengalirkan air ke seluruh tubuh saat tangan bebas. Alat safety

ini digunakan saat tubuh kita terkena cairan atau zat kimia berbahaya.

Gambar 3.7 Safety Shower

Persyaratan safety shower, antara lain:

a. Memiliki kualitas air sama dengan standar air bersih;

b. Safety shower harus dapat dipastikan beroperasi dan mempunyai

aliran air yang konstan dan memadai;

28
c. Letak safety shower harus mudah dijangkau dari setiap titik di

laboratorium; dapat dijangkau dalam waktu tempuh 10 detik atau

jarak 10-20 kaki dari lokasi berbahaya yang berpotensi

menimbulkan resiko cedera pada pekerja.

d. Perlengkapan darurat ini harus diletakkan di area sendiri, tidak

boleh terhalang benda apapun yang dapat membatasi pergerakan

pekerja yang terpapar zat atau cairan kimia berbahaya.

e. Letakan emergency equipment ini dekat dengan drainase air yang

baik, namun jauh dari benda elektroni

2. Bak Cuci

Laboratorium harus mempunyai bak cuci, selain digunakan untuk

mencuci peralatan gelas laboratorium dapat juga digunakan ketika pekerja

laboratorium terkena bahan kimia pada kulitnya. Limbah sisa pencucian

alat gelas laboratorium ditampung terlebih dahulu untuk dilakukan

penetralan pH air sisa limbah.

Gambar 3.8 Bak Cuci

29
3. Fumehoods atau Lemari Asam

Lemari asam adalah tempat penyimpanan bahan yang bersifat asam

pekat di laboratorium.  Sebuah lemari asam merupakan salah satu jenis

perangkat ventilasi lokal yang dirancang untuk membatasi paparan asap,

uap atau debu berbahaya atau beracun terhadap bahan kimia yang

disimpan di dalamnya. Perlu diketahui, lemari asam disimpan ditempat

terpisah dari bahan bahan umum lainnya. 

Gambar 3.9 Lemari Asam

Persyaratan Fumehoods /cungkup uap atau almari asam, antara lain:

a. Bersih di bagian dalamnya

b. Saluran gas harus tahan panas

c. Pastikan fungsi pintu tipe vertikal tidak mudah jatuh

d. Pada kondisi tertutup semua bagian berfungsi

30
e. Sesuai dengan spesifikasi sifat bahan kimia yang digunakan

(organik atau anorganik).

4. Eye Wash

Eyewash adalah alat safety yang digunakan untuk mengairi dan

menyiram kedua mata secara bersamaan pada kecepatan yang cukup

rendah agar tidak melukai pengguna. Alat ini digunakan saat mata kita

secara tidak sengaja terkena debu atau cairan berbahaya. Karakteristik

dari eyewash sendiri adalah alat dengan air yang dapat menyembur ke atas

saat kran dinyalakan. Letakan alat ini dekat dengan drainase air yang baik,

namun jauh dari benda elektronik. Hal ini untuk menghindari kecelakaan

kerja yang tidak perlu, seperti kesetrum.

Gambar 3.10 Eye Wash

Persyaratan eye wash, antara lain:

a. Eye wash harus dipastikan dapat beroperasi dan

mempunyai aliran

air yang konstan dan memadai.

b. Dapat diatur sehingga tepat dengan posisi mata.

31
c. kualitas air bersih dan wadah air dalam eye wash harus

bersih

5. Perlengkapan Kejra Alat Pelindung Diri

Perlengkapan kerja dipakai sesuai dengan bahan kimia yang

digunakan seperti, baju kerja (jas laboratorium), kaca mata pengaman,

sepatu tertutup, sarung tangan dan masker ketika melaksanakan pengujian.

NO APD GAMBAR FUNGSI


Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi
badan dari percikan bahan kimia berbahaya.

1 lab coat

Safety goggles dibutuhkan ketika bekerja di dalam


laboratorium yang terdapat kemungkinan mata
Safety
2 terkena uap, cipratan, kabut ataupun semprotan dari
Goggles
zat kimia berbahaya yang mungkin bisa menyerang
mata.

Safety Glasses merupakan perlindungan paling


Safety minimum untuk mata ketika bekerja di dalam
3
Glass laboratorium dari benda-benda yang beterbangan.

Fungsi alat ini adalah untuk melindungi organ


pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih
atau menyaring paparan zat atau benda berbahaya,
4 Masker
seperti mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur),
debu, kabut, uap, asap, dan gas kimia tertentu, agar
tidak terhirup dan masuk ke dalam tubuh.

32
Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa
mengeluarkan gas berbahaya. Masker gas umumnya
digunakan untuk keperluan umum, misalnya
Chemical
5 membuat larutan standar. Sementara itu, masker gas
Mask
khusus digunakan saat menggunakan larutan atau
bahan kimia yang memiliki gas berbahaya, misalnya
asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.

Perisai wajah dibutuhkan ketika terdapat potensi


adanya paparan zat kimiawi, benda-benda
berterbangan dan juga sinar UV terhadap wajah kita
Face
6 ketika bekerja. Penggunaan perisai wajah bukan
Shield
merupakan pengganti dari pelindung mata oleh
karena itu akan lebih baik bila pemakaian perisai
wajah disertai dengan pemakaian safety glasses.

Digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya


Sarung
7 tangan dibiasakan bila memegang benda yang berminyak,

kain bagian-bagian mesin atau bahan logam lainnya.

Sarung tangan ini menjaga tangan dari bahaya


Chemical
8 pembakaran asam atau melindungi dari cairan kimia
Gloves
terutama asam pekat

Sarung tangan asbes digunakan terutama untuk

Sarung melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran api.


9 Tangan
Sarung tangan ini digunakan bila setiap memegang
Asbes
benda yang panas

33
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki
dari tertimpa benda berat, keras atau berbenturan
Safety dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam,
10
Shoes terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan
suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya
dan jasad renik, tergelincir.

Tabel 3.3 Alat Pelindung Diri Laboratorium

6. Exhaust-fan

Exhaust-fan berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang

untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar ke

dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa mengatur volume udara

yang akan disirkulasikan pada ruang. Supaya tetap sehat ruang butuh

sirkulasi udara agar selalu ada pergantian udara dalam ruangan dengan

udara segar dari luar luar ruangan .Exhaust-fan disarankan digunakan pada

ruangan tertentu seperti ruang preparasi atau pada ruang penyimpanan

bahan kimia. Untuk laboratorium kimia, Exhaust-Fan berperan penting

dalam menjaga kualitas udara, karena di laboratorium kimia dipenuhi oleh

zat-zat kimia berbahaya bagi kesehatan manusia.

7. Pemadam Kebakaran

Alat pemadam api ringan (APAR) adalah suatu peralatan pemadam

kebakaran yang berisi media pemadam kebakaran yang dikeluarkan

melalui tekanan dari dalam tabung melalui pompa tangan yang tersedia.

34
Alat pemadam kebakaran ini dapat dibawa dan dijinjing serta dapat

dioperasikan oleh satu orang.

Bahan atau media pengisi APAR terbagi atas 3 jenis, yaitu :

a. jenis padat : dry powder chemical

b. jenis cair : foam atau busa

c. jenis gas : CO2 , N2

Cara megguakan alat pemadam kebakaran sebagai berikut :

a. Gunakan dalam bentuk semburan

b. Jangan disemprotkan secara langsung ke sumber kebakaran

c. Segera isi ulang setelah dipakai meskipun belum benarbenar

kosong

Penggunaan APAR disesuaikan bahanbahan penyebab kebakaran

penggolongan jenis kebakaran: Penggolongan jenis kebakaran terbagi atas

beberapa kelas, yaitu kelas A, B, C, dan D.

No Kelas Jenis Kebakaran


1 A Kebakaran karena bahan solid/padat, material organik (kayu, kertas, kain, plastik
dan bahan lain yang sejenis)
2 B Kebakaran karena cairan atau (alkohol, minyak, parafin, dan sebagainya)
3 C Kebakaran karena gas yang mudah terbakar (hidrogen, methane, acetylenen, dan
sebagainya)
4 D Kebakaran karena logam (aluminium, sodium, potasium, magnesium dan
sebagainya)
5 E Kebakaran karena instalasi bertegangan (listrik)
Tabel 3.4 Pengolongan dan Jenis Kebakaran
Sumber PT Merck Indonesia

35
Gambar 3.11 klasifikasi Alat Pemadam Api Ringan
8. Petunjuk arah keluar ruangan laboratorum

Merupakan tanda yang dapat memberikan informasi bagi pekerja

laboratorium untuk keluar ruangan dengan aman dan selamat ketika ada

bahaya. Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik setidaknya

memiliki dua pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia

yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan

kimia yang dapat menimbulkan ledakan bila bereaksi. PT Artada Nusa

Analitika Sudah memiliki standar jalur evakuasi yang baik dengan

memiliki 2 akses pintu keluar dan 2 akses tangga sehingga ketika terjadi

keadaan darurat tidak menyebabkan kepanikan karena terdapat 2 akses

menuju pintu keluar, untuk denah jalur evakuasi PT Artada Nusa Analitika

terlampir di lampiran 10.

36
Gambar 3.12 Arah Jalur Evakuasi

9. Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Laboratorium merupakan tempat kerja yang berpotensi timbul

kecelakaan. Meski kecelakaan kecil dan ringan, tetaplah merupakan

kecelakaan yang bisa jadi menimbulkan efek yang lebih besar. Kecelakaan di

laboratorium medis dapat bermacam-macam penyebabnya seperti larautan

asam atau basa terpercik ke kulit atau mata.

Gambar 3.13 Kotak P3K

3.4.7 Penyimpanan Bahan Kimia

Bahan kimia harus disimpan sesuai dengan karakteristik masing-

masing bahan kimia. Penyimpanan bahan kimia secara umum seperti

pada Tabel 3.5

37
No Karakter Syarat
Penyimpan
Bahan Mudah Terbakar
• Suhu ruangan dingin (< 21°C) dan berventilasi.
1
• Jauhkan dari sumber api dan sumber panas,
• Tersedia alat pemadam kebakaran.
2 Bahan mudah meledak • Suhu ruangan dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari panas api
• Hindarkan dari gesekan/tumbukkan mekanis
3 Bahan oksidator • Suhu ruangan dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari sumber api dan panas
• Jauhkan dari bahan cairan mudah terbakar/educator terutama yang mempunyai
flash point rendah
4 Bahan reaktif terhadap asam • Suhu ruangan dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari sumber api dan panas
• Ruangan penyimpanan perlu didisain disesuaikan dengan bahan reaktif
yang disimpan
5 Bahan reaktif terhadap air • Suhu ruangan dingin, kering dan berventilasi
• Jauhkan dari sumber nyala api/panas
• Ruang penyimpanan harus kedap air
• Sediakan pemadam kebakaran tanpa air
• Penyimpanan harus diatas permukaan tanah

Gas bertekanan
• Tabung gas disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
6
• Diluar ruangan dan tidak terkena langsung sinar matahari atau di dalam ruangan
dengan ventilasi yang baik dan terpisah dari ruang kerja
• Jauhkan dari sumber api atau panas
• Jauhkan dari bahan korosif

7 Bahan beracun • Suhu ruangan dingin dan berventilasi


• Jauhkan dari bahaya kebakaran
• Dipisahkan dari bahanbahan yang mungkin bereaksi
• Sediakan alat pelindung diri, APD (jas laboratorium, masker & gloves)
8 Bahan Korosif • Suhu ruangan dingin dan berventilasi
• Wadah bertutup
• Dipisahkan dari zatzart beracun
• Sediakan alat pelindung diri, APD (jas laboratorium, masker & gloves)

Tabel 3.5 Penyimpanan bahan kimia secara umum

3.4.8 Pengelolahan Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat

dengan B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena

sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun

tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan

38
hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta

kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. definisi ini

tercantum dalam Undang – Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan –

peraturan lain di bawahnya.

Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh

karena itu perlu penanganan khusus :

a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke

lingkungan.

b. Buang pada tempat yang disediakan.

c. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur

d. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang

ditempat khusus.

e. Limbah yang tidak berbahaya (Misal detergen) boleh langsung.

f. dibuang ,dengan pengenceran air yang cukup banyak.

g. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.

h. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan

pada botol dan diberi label yg jelas.

3.4.9 Penanganan Tumpahan B3

Penanganan tumpahan (spill) B3 tidak boleh dilakukan

sembarangan dan membutuhkan keahlian khusus mengingat bahaya

yang ditimbulkannya dapat bervariasi sesuai sifat bahan kimianya

39
sehingga penanganannya jauh lebih sulit dengan peralatan yang

bervariasi pula. Sehingga setiap perusahaan yang menggunakan B3

wajib memahami proses pengendalian tumpahan B3 dengan baik untuk

memastikan karyawan-karyawan perusahaan dapat melakukan

penanganan tumpahan B3 dengan baik, tidak mengalami masalah

kesehatan ketika melakukan penanganan tumpahan B3 (tidak ikut

terpapar tumpahan), serta dapat mencegah meluasnya dampak

tumpahan ke wilayah sekitarnya yang dapat membahayakan

masyarakat maupun lingkungan hidup. Terdapat 8 tahapan untuk

membersihkan tupahan cairan kimia yaitu :

1. Pasang tanda lantai licin

2. Siapkan kantong limbah

3. Gunakan APD

4. Blocking area tumpahan

5. Gunakan Absorbant Pad

6. Gunakan Absorbent Tissue

7. Masukan ke kantong limbah

8. Ikat kantong limbah dan buang pada tempatnya.

40
Gambar 3.14 Tahapan membersihkan Tumpahan Bahan Kimia

41
3.4.10 Safety sign

Safety Sign atau tanda keselamatan merupakan tanda yang

berisikan informasi peringatan tentang keselamatan dan kesehatan di

tempat kerja atau publik. Safety sign memberikan informasi dan

instruksi tentang keselamatan, kesehatan, atau keduanya di tempat

kerja berupa papan tanda, warna, tanda bahaya, sinyal akustik,

komunikasi verbal atau sandi tangan. Jadi safety sign tidak hanya

berupa gambar saja tapi dapat berupa akustik, verbal, dan sandi tangan.

Ini diperlukan dalam tempat kerja dan lingkungan untuk menjaga

keselamatan dan kesehatan orang-orang di suatu tempat. Penerapan

safety sign yang sesuai dengan standar didukung dengan pengetahuan

terhadap safety sign yang baik dari pekerja dapat membuat upaya

pencegahan kecelakaan kerja lebih efektif dan efisien.

Daftar gambar standar rambu-rambu yang digunakan di

laboratorium PT Artada Nusa Analitika , dapat dilihat dari tabel

berikut ini:

Rambu Bahaya

42
43
Gambar 3.15 Standar Rambu Bahaya

3.5 Hasil Kegiatan PKM

3.5.1 Learning by Doing

Learning by doing merupakan aktivitas yang di mana dalam

kegiatan ini kita mengimplementasikan ilmu teori ke dalam semua

aktivitas atau kegiatan yang ada di lingkungan laboratorium selama

melakukan praktik kesehatan masyarakat.

Dalam learning by doing ini penulis mengikuti semua program

K3 yang dilakukan rutin setiap harinya. Dari kegiatan-kegiatan

tersebut, penulis dapat menggambarkan teori dengan yang terjadi di

lapangan. Penulis dapat mengamati banyak hal yang termasuk ke

dalam rangkaian kegiatan sehari-hari yang dilakukan di laboratorium.

Kegiatan yang diikuti oleh penulis di PT Artada Nusa Analitika Tahun

2022 selama magang keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai

berikut :

44
1. Safety talk

Kegiatan safety talk yang dilakukan di PT Artada Nusa

Analitika dilaksanakan rutin setiap pagi. Dilaksanakan di area meeting

di lantai 1, dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09:00 wib. Kegiatan

safety talk penulis rutin lakukan sejak kegiatan PKM. Dimulai sejak

tanggal 24 oktober mengikuti safety talk penulis rutin mulai mengikuti

kegiatan safety talk, penulis mendengarkan para karyawan membahas

mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Mengevaluasi kinerja agar

pekerjaan bisa lebih efektif dan efisien. Dengan rutin mengikuti

kegiataan safety talk pekerjaan dilakukan lebih efektif dan efisien.

Serta dapat mencegah resiko-resiko kecelakaan kerja ataupun penyakit

akibat kerja.

Gambar 3.16 Meating Pagi

Learning by doing pada kegiatan Safety talk ini hasil yang

didapat penulis dengan adanya kegiatan safety talk bisa dijadikan

tempat evaluasi kinerja, dan pencegahan terhadap resiko-resiko yang

timbul untuk menghindari kecelakaan kerja. Dalam pelaksanaannya

akan selalu memberikan informasi bahwa setiap apa yang kita lakukan

segalanya berpotensi memilik bahaya dan resiko, maka sangat penting

bagi pekerja untuk menggunakan APD sesuai dengan jenis pekerjaan

yang dilakukan.

45
2. Inspeksi APAR

PT Artada Nusa Analitika memiliki 4 buah APAR yang

terletak di 3 lantai dimana ditiap lantai terdapat 1 APAR dan 1

APAR diletakan di ruang limbah peyimpanan sementara. Inspeksi

APAR di laboratorium PT Artada Nusa Analitika dilakukan setiap

satu bulan sekali, yang perlu diperhatikan saat melakukan inspeksi

APAR yaitu :

a. Cek tekanan APAR dan pastikan sesuai standar (13-20 bar)

dengan melihat pada jarum penunjuk tekanan untuk

APAR stored pressure. Untuk APAR cartridge, cek rusak atau

tidaknya pengaman cartridge dan penembus tabung

penyimpanan tekanan dalam APAR, karena cukup detail dan

harus membongkar tabung, maka sebaiknya diserahkan ke

teknisi APAR dengan melakukan servis.

b. Periksa keadaan fisik APAR, tabung tidak boleh cacat

termasuk handel, pin dan segel harus selalu dalam keadaan

baik dan terpasangan pada tempatnya.

c. lihat bagian output pada handle APAR dan pastikan tidak

boleh tersumbat, juga hose yang terpasang tidak boleh retak

atau menunjukan tanda-tanda rusak.

d. Memastikan APAR tidak kedaluwarsa dan media dalam

kondisi baik juga dalam volume berat yang semestinya. Jika

APAR sudah kedaluwarsa atau volumenya berkurang karena

sudah digunakan (jika APAR sudah digunakan maka akan

46
terlihat jarum tekanannya turun) atau satu lain hal segera refill.

Khusus untuk APAR powder, tabung bisa dibolak-balik untuk

mengetahui kondisi media masih bagus atau menggumpal.

Gambar 3.17 Kegiatan inspeksi APAR

3. Inspeksi Safety Shower dan Eye Wash

Inspeksi Safety Shower dan Eye Wash di laboratorium PT

Artada Nusa Analitika dilakukan setiap satu bulan sekali, yang

perlu diperhatikan saat melakukan inspeksi yaitu :

a. Kondisi Safety shower secara keseluruhan tidak terjadi

Kerusakan.

b. Kondisi head shower

c. Kondisi hanel shower

d. Kondisi air yang keluar dari head shower

e. Kondisi keseluruhan eye wash tidak terjadi kerusakan

f. Kondisi hanel eye shower

g. Kondisi air yang keluar darieye wash

47
Gambar 3.18 Kegiatan Inspeksi Safety Shower dan Eye
Wash

4. Inspeksi Lemari Asam

Inspeksi Lemari asam di laboratorium PT Artada Nusa

Analitika dilakukan setiap satu bulan sekali, yang perlu

diperhatikan saat melakukan inspeksi yaitu :

a. Lemari asam dalam keadaan bersih, bebas dari debu

b. Pipa saluran gas pada lemari asam harus tahan panas.

c. Fume hood pada lemari asam dapat berfungsi.

d. Pintu lemari asam bertipe vertical dan berfungsi dengan

Baik.

e. Semua bagian dapat berfungsi pada saat keadaan tertuup.

f. Lemari asam sesuai dengan spesifikasi bahan kimia yang

Digunakan.

g. Terdapat sign dan instruksi kerja penggunaan lemari asam.

48
Gambar 3.19 Kegiatan Inspeksi Lemari Asam

5. Inspeksi Suhu dan Kelembapan

Inspeksi suhu dan kelembapan di laboratorium PT Artada

Nusa Analitika dilakukan setiap hari, yang perlu diperhatikan saat

melakukan inspeksi yaitu :

a. Suhu laboratorium berada di angka 20-25 ℃

b. Kelembapan relative 35-50 %

c. Ventilasi exhaust harus dinyalakan selama 24 jam

Gambar 3.20 Kegiatan inspeksi Suhu dan Kelembapan

49
6. Penanganan Limbah B3

Pemisahan limbah laboratorium sangat berguna untuk

menjaga kesehatan dan keamanan lingkungan. Bahan kimia atau

limbah yang dapat disimpan dalam satu area harus mempunyai

sifat yang sama atau kompatibel. Poin penting yang perlu

diperhatikan dalam penanganan limbah cair B3 Laboratorium

adalah:

a. Lebelisasi untuk semua wadah limbaah

Wadah limbah harus diberikan label “limbah berbahaya”

dengan warna yang mencolok, termasuk pemberian

keterangan terkait nama limbah, tanggal pembuangan

limbah, sifat limbah, dan informasi lainnya. Pastikan label

tidak rusak atau hilang, untuk mencegah terjadinya

pencampuran jenis limbah karena faktor kelalaian

b. Kondisi penutup wadah limbah

Pastikan tutup wadah hanya dibuka pada saat memasukan

limbah ke dalam wadah. Kondisi wadah yang tertutup

secara kuat maupun dibuat longgar karena butuh udara yang

masuk dapat disesuaikan dengan jenis limbah kimia yang

ditangani.

c. Pisahkan jenis limbah kimia

Setiap limbah kimia memiliki karakteristiknya masing-

masing, pisahkan jenis limbah kimia berikut ini berdasarkan

50
sifatnya, Limbah kimia yang bersifat asam dengan basa serta

Limbah kimia yang bersifat asam dengan bahan organik

Gambar 3.21 Penyimpanan Limbah B3 Cair

Pada kegiatan learning by doing inspeksi Penagelolahan

limbah hasil analisa di PT Artada Nusa Analitika sudah berjalan

dengan baik limbah pencucian alat gelas setelah melakukan

kegiatan praktikum ditampung terlebih dahulu dalam wadah, hal

tersebut dilakukan untuk menetralan pH terlebih dahulu jadi tidak

mencemari lingkungan secara langsung kemasyarakat. Hasil

limbah B3 cair disimpan tempat penampungan sementara sebelum

diangkut oleh pihak jasa pengolah limbah B3 yang nantinya limbah

kimia akan diolah sesuai dengan karakteristiknya dan dilakukan

sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.

51
Gambar 3.22 Temapat Penampungan Sementara Limbah B3 Cair

3.5.2 Wawancara

Dalam kegiatan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) program

k3 di PT Artada Nusa Analitika dilakukan wawancara kepada QHSE

Ibu Novi Andriani S.Kes untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

program-program K3 pada laboratorium tersebut.

No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana Secara penerapan K3 di PT Artada Nusa
pelaksanaan Analitika sudah sesuai standar karena kita
penerapan K3 di PT mengacu pada undang iundang nomor 1
Artada Nusa tahun 1970 karena peraturan K3 berasal
Analitika? dari situ. Kemudian kami mengacu pada
ISO/IEC 17025:2017, Permen LHK No.23
tahun 2020 dan Komite Akreditasi
Nasional yaitu Pedoman Teknis K3
Laboratorium.
2. Apa saja yang sudah Pembuatan program K3 , impelemntasi
dilakukan oleh atau peneraapan, evaluasi, realisai dan
QHSE dalam evektifitas dari program K3. Agar memiliki
meningkatkan acuan untuk mengurangi kecelakan kerja

52
pelaksanaan dan kontaminasi limbah ke lingkungan
penerapan K3?
3. Kendala apa saja Sejauh ini belum ada kendala yg berarti
yang dihadapi karena SDM yang sesuai bidang dan sudah
perusahaan dalam memahami K3 itu sendiri, tinggal
menerapkan K3? bagaimana setiap pekerja bersam-sama
dengan perusahaan berkomitmen dalam
melaksanakan penerapan K3.
4. Menurut ibu, apakah Secara system standar Sudah berajalan
penerapan K3 di PT dengan baik. Kita punya rencana lalu
Artada Nusa dilakukan, diperiksa, di evaluasi, lalu bisa
Analitika sudah diketahui kendala nya dimana.
berjalan dengan
baik?
5. Apa harapan ibu Bisa mengembangkan program K3 dari
dalam penerapan K3 ISO/IEC 17025 tahun 2017 menuju SMK3
untuk perusahaan PP 50 tahun 2015. Perusahaan dan pekerja
dalam jangka waktu bersama-sama menerapkan mine-set K3 ini
ke depan? jadi kebutuhan bukan dijadikan beban atau
cost bagi perusahaan.

Dari wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 21 November

2022 didapatkan hasil mengenai penerapan program K3 yang menurut

beliau penerapan tersebut sudah berjalan dengan baik dan sudah sesuai

dengan program yang ditetapkan hal tersebut dapat dilihat dari pekerja

yang sangat disiplin akan penggunaan APD dan sudah mengacu pada

ISO/IEC 17025:2017, Pedoman teknis K3 laboratorium KAN, dan

Permen LHK nomor 23 tahun 2020.

53
3.5.3 Observasi

Observasi merupakan satu dari banyak metode pengumpulan data

dengan langsung mengamati tindakan dan proses individu di lokasi

PKM untuk mengetahui kondisi serta membuktikan kebenaran dari

praktik kesehatan masyarakat yang penulis lakukan. Observasi

kegiatan pengamatan dan pengawasan langsung ke dalam lingkungan

kerja bersama QHSE dengan tujuan untuk mendapatkan informasi

tentang bagaimana penerapan teknis keselamatan dan kesehatan kerja

pada Laboratorium.

Gambar 3.23 kegiatan patrol Safety shower

Observasi lapangan ini penulis lakukan dengan mengikuti

kegiatan mengamati potensi bahaya serta patrol mulai dari inspeksi

suhu dan kelembapan, inspeksi APAR, inspeksi safety shower,

inspeksi eye wash, inspeksi lemasi asam, pengecekan kelengkapan

APD Melalui observasi ini penulis dapat melihat bahwa PT Artada

Nusa Analitika sudah menerapkan pedoman teknis Keselamatan dan

Kesehatan kerja Laboratorium dengan baik.

54
3.5.4 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang saya dapatkan yaitu mengumpulkan

dokumen dan bukti akurat dari pencatatan dari sumber data skunder

yaitu informasi khusus data Keselamatan dan Kesehatan Kerja, seperti

profil perusahaan, visi dan misi, dan struktur organisasi di PT Artada

Nusa Analitika.

Studi Dokumentasi yang didapatkan di PT Artada Nusa Analitika

berupa data primer yaitu inspeksi suhu dan kelembapan, inspeksi

APAR, inspeksi safety shower, inspeksi eye wash, inspeksi lemasi

asam, pengecekan kelengkapan APD. Hasil studi dokumentasi

terlampir yaitu pengecekan APAR yang diketahui pada tanggal 1

November 2022 yang dicek adalah apakah APAR tersebut masih

dalam keadaan baik atau sudah harus diganti isinya.

Gambar 3.24 Dokumen hasil Inspeksi APAR

55
3.6 Identifikasi Masalah pada Program K3 Laboratorium PT Artada Nusa

Analitika

Permasalahan yang ditemukan dalam program learning by doing yang

melibatkan kesehatan dan keselamatan kerja antara lain :

3.6.1 Inspeksi Suhu dan Kelembapan

Kegiatan ini bertujuan untuk memonitoring kondisi laboratorium

apakah parameter suhu dan kelembapan sudah sesuai dengan standar.

Suhu dan kelembaban di laboratorium merupakan suatu besaran yang

penting dan harus terpantau, terkendali, serta terekam data hasil

pengukuran di setiap harinya. Hal itu dilakukan untuk menjaga

terhadap perubahan kondisi akomodasi dan lingkungan khususnya

perubahan suhu dan kelembaban yang terdapat di laboratorium. Pada

saat dilakukan ispeksi ditemukan kondisi suhu dan kelembapan

laboratrorium diluar standar yang sudah ditetapkan yang sudah

ditetapkan yaitu :

a. Suhu laboratorium berada di angka 26.5 ℃

b. Kelembapan relative 54 %

Gambar 3.25 Inspeksi Suhu dan Kelembapan

56
3.6.2 Inspeksi Exsaust Fan

Kegiatan ini bertujuan untuk memonitoring kondisi

laboratorium terkait kondisi Exsaust Fan apakah berfungsi dengan

baik hal tersebut untuk memasitikan adanya sirkulasi udara agar selalu

ada pergantian udara dalam ruangan dengan udara segar dari luar luar

ruangan. Untuk laboratorium kimia, Exhaust Fan harus dalam keadan

selalu menyala karena berperan penting dalam menjaga kualitas udara,

karena di laboratorium kimia dipenuhi oleh zat-zat kimia berbahaya

bagi kesehatan manusia, apalagi kita memasuki era pandemi dimana

virus banyak bertebaran di mana-mana terutama virus covid 19. Pada

saat dilakukan ispeksi ditemukan kondisi Exsaust Fan dalam keadan

tidak menyala.

Gambar 3.26 Inspeksi Exsaust Fan

57
3.7 Pembahasan Masalah pada Program K3 Laboratorium PT Artada Nusa

Analitika

3.7.1 Inspeksi Suhu dan Kelembapan

Dalam kegatan inspeksi ini ditemukan keadaan suhu dan

kelembapan masih dalam standar yang sudah ditetapkan atau masih

dalam kondisi nyaman. Suhu dan kelembapan sangat berpengaruh

terhadap perubahan kondisi akomodasi dan lingkungan laboratorium.

Mengapa pemantauan suhu dan kelembapan menjadi penting di

laboratorium selain lingkungan bebas debu, suhu dan kelembaban

adalah parameter penting yang perlu dikontrol di laboratorium hal ini

berkontribusi pada reproduktifitas hasil analisis. beberapa hal yang

dipengaruhi oleh perubahan suhu dan kelembaban :

Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan

kehutanan nomor 23 tahun 2020 tentang Laboratorium Lingkungan,

setiap laboratorium harus memiliki ruangan yang memenuhi

persyaratan sesuai peruntuknnya ruang laboratorium yang bebas debu

dengan meja bebas getar dengan suhu ruang 20 ℃ ± 3℃ dan

kelembapan 35%-50% serta disarankan mengunakan pintu ganda.

3.7.2 Inspeksi Exsaust fan

Dalam kegatan inspeksi ini ditemukan kondisi Inspeksi exsaust

fan dalam keadaan tidak menyala. Hal tersebut tentu sangat

berpengaruh terhadap untuk mengendalikan kondisi lingkungan kerja

dengan menyuplay aliran udara bersih, ke area ruang tempat kerja

58
guna menghilangkan kontaminan, atau proses pertukaran udara

dengan cara pengeluaran udara terkontaminasi dari ruang tempat

kerja, melalui saluran buang, dan pemasukan udara segar melalui

saluran masuk. Pemerintah juga menegaskan melalui Peraturan Mentri

Tenaga Kerja Permen. No. 05/Men/2018 tentaang Kebutuhan Udara

pada pasal 40 no 3 suhu ruangan yang nyaman harus dipertankan

dengan ketentuan Suhu kering 23 0


C – 26 0
C dengan kelembaban

35% - 50 %. Salah satu sarana yang harus tersedia di dalam

laboratorium adalah adanya ventilasi exhaust Fan, fungsinya seperti

jendela dan pintu untuk mengatur sirkulasi udara, hanya saja jendela

dan pintu kurang efektif dalam mengontrol kualitas udara. Untuk

laboratorium kimia, exhaust Fan berperan penting dalam menjaga

kualitas udara, karena di laboratorium kimia dipenuhi oleh zat-zat

kimia berbahaya bagi kesehatan manusia, apalagi kita memasuki era

pandemi dimana virus banyak bertebaran di mana-mana terutama

virus covid 19.

3.8 Alternatif Pemecahan Masalah

3.8.1 Alternatif dari Permasalahan Inspeksi Suhu dan Kelembapan

Pada Program K3 Laboratorium PT Artada Nusa Analitika

Kegiatan inspeksi suhu dan kelembapan sudah dilakukan setiap

hari oleh PT Artda Nusa Analitika untuk memonitoring suhu dan

kelembapan laboratorium apakah sudah sesuai dengan standar. Pada

59
saat dilakukan pengecekan ditemukan kondisi suhu berada di bawah

standar yang ditetapkan. Suhu dan kelembaban di laboratorium

merupakan suatu besaran yang penting dan harus terpantau,

terkendali, serta terekam data hasil pengukuran di setiap harinya. 

Pemantauan rutin yang biasa dilakukan saat ini adalah

pemantauan langsung oleh operator dengan cara memasuki

laboratorium untuk membaca alat ukur suhu dan kelembaban yang

ada di dalamnya. keluar masuknya operator dapat mempengaruhi nilai

pengukuran suhu dan kelembaban sehingga kondisi lingkungan dari

luar merupakan gangguan yang menjadi salah satu faktor kesalahan

hasil pengukuran. Alternative dari pemecahan masalah ini adalah

dengan memberikan peringatan kepada operator untuk menutup pintu

kembali saat keluar atau masuk laboratorium dan memberi simbol

pintu harap di tutup kembali.

Gambar 3.27 Safety Sign Tutup Pintu Kembali

60
3.8.2 Alternatif dari Permasalahan Inspeksi Exsaust fan Pada Program

K3 Laboratorium PT Artada Nusa Analitika

Kegiatan inspeksi exsaust fan sudah dilakukan setiap hari oleh

PT Artda Nusa Analitika hal ini dilakukan karena juga berpengaruh

terhadap suhu dan kelembapan udara di laboratorium karena fungsi

dari exsaust fan untuk menyuplay aliran udara bersih. Pada saat

dilakukan pengecekan ditemukan kondisi exsaust fan dalam keadaan

tidak menyala jika laboratorium tidak mempunyai system ventilasi

yang baik maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan

kesehatan.

Alternative dari pemecahan masalah ini exsaust fan harus

dalam keadan selau menyala baik adanya aktifitas dilaboratorium atau

tidak untuk menjaga kelembaban ruangan dan mengindari debu di

laboratorium dan juga AC harus dalam keadaan menyala ketika ada

aktifitas di laboratorium karena AC juga bagian dari pertukaran udara.

Salah satu cara lain pengkondisian udara yaitu dengan pemasangan

exhaust fan. Exhaust fan dirakit dan dipasang dengan menggunakan

temperatur control. Pada saat temperatur udara di bawah suhu

settingan yang diinginkan penghuni, maka exhaust fan tidak beroprasi.

Saat temperatur di atas suhu settingan, maka exhaust fan berputar. 

61
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan di PT

Artada Nusa Analitika, tentang penerapan program K3 pada Laboratorium,

maka penulis menarik kesimpulan :

1. Perusahaan sudah melaksanakan dan menerapkan aturan terkait Pedoman

Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium sesuai dengan

badan Akreditasi Komite Nasional tetapi ditemukan beberapa masalah

antara lain suhu dan kelembapan diluar standar yang ditetapkan dan

kondisi exsaust fan tidak menyala.

2. Proses penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di

Laboratrorium PT Artada Nusa Analitika sudah berjalan dengan efektif

dan sudah dilakukan evaluasi terkait bahaya dan resiko yang ada di

laboratorium.

3. Beberapa masalah yang ditemukan kondisi exsaust fan yang tidak menyala

tetapi suhu dan kelembapan laboratorium masih dalam standar kondisi

nyaman yang ditetapkan.

62
4.2 Saran

Saran untuk PT Artada Nusa Analitika Persada sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan mengevaluasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan

kerja laboratorium yang sudah berjalan agar selalu sesaui dengan pedoman

yang sudah ditetapkan pemerintah.

2. Meningkatan pengawasan pada prasarana terkait kelembapan dan suhu

ruang karena dalam laboratorium terdapat Instrument atau peralatan yang

sangat peka terhadap suhu maka suhu ruang harus terkontrol demikian

juga kelembapan apabila terlalu lembab akan menjadikan komponen

elektonik bias mengalami bad contact.

3. Memperhitungkan kembali ventilasi udara dari exsaust fan harus selalu

dalam keadaan menyala dan AC juga berfungsi dengan baik

mengkondisikan suhu ruang dan untuk mendapatkan suhu optimal dalam

laboratorium diperhitungkan untuk 20 m2 memerlukan 1 PK AC.

63
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Anwar. Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian &


Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025: 2017. Gramedia Pustaka Utama,
2018.

Indonesia, Republik, and Presiden Republik Indonesia. Undang Undang No. 1


Tahun 1970 Tentang: Keselamatan Kerja. Sekretariat Negara:
Jakarta (1970).

Jumaila, Syafrina Idha, and Sarah Maulida. Pemantauan suhu dan kelembaban di
laboratorium kalibrasi tekanan dan volume berbasis web secara real
time. Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi ITB (2017): 9-19.

Kemenakertrans RI. 2014. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26


Tahun 2014 Tentang Penyelengaraan Penilaian penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Kementerian
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi RI.
Kosim, Muhamad Engkos, Rini Siskayanti, and Wenny Rusanti. Panduan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Lating, Zulfikar. Perspektif Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Pekerja
Laboratorium. Penerbit NEM, 2021.

Nasional, Badan Standardisasi. Persyaratan umum kompetensi laboratorium


pengujian dan laboratorium kalibrasi. BSN, Jakarta (2000).

Rahmantiyoko, Agus, et al. Keselamatan dan Keamanan Kerja


Laboratorium. IPTEK Journal of Proceedings Series 4 (2019): 36-38.

Ridasta, Bagus Anggoro. Penilaian Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia.  HIGEIA (Journal of Public
Health Research and Development) 4.1 (2020): 64-75.
Sa'Roni, Afif. Penerapan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat
Kerja. HIGEIA (Journal of Public Health Research and
Development) 4.Special 1 (2020): 247-261.

Suharto, Faizal Riza. Bekerja dengan Bahan Kimia Melalui Manajemen Bahan
Kimia dan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Laboratorium Kimia. Jurnal Info Kesehatan 11.2 (2013): 441-451.

Syakbania, Dinda Nur, and Anik Setyo Wahyuningsih. Program Keselamatan


dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia.  HIGEIA (Journal of Public
Health Research and Development) 1.2 (2017): 49-57.

Styaningsih, Novi. Bab 4 Undang–Undang dan Organisasi Keselamatan Kerja.


Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (2022): 46.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7

LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
JADWAL KEGIATAN DOSEN PEMBIMBING

PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT (PKM)


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Indonesia

Kegiatan yang Tanda Tangan Pembimbing Materi


Tanggal
Dilakukan
Peneganalan diri dan
konsultasi menegenai
18.10.2022
kegiatan PKM yang Dr. Hadi Siswanto, SKM, MPH
akan dilakukan

Konsultasi mengenai
30.10.2022
judul laporan
Dr. Hadi Siswanto, SKM, MPH

Konsultasi progres
11.12.2022
laporan
Dr. Hadi Siswanto, SKM, MPH

Konsultasi hasil
19.12.2022
Laporan
Dr. Hadi Siswanto, SKM, MPH
Saran

LAMPIRAN 10
PETA JALUR EVAKUASI PT ARTADA NUSA ANALITIKA

Anda mungkin juga menyukai